PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PELAJARAN IPA MATERI BAGIAN-BAGIAN TUMBUHAN DAN FUNGSINYA MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING LEARNING) PADA SISWA KELAS IV SD ISLAM SAINS TEKNOLOGI (SD IST) AT-TAQWA KECAMATAN GETASAN KABUPATEN SEMARANG
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PELAJARAN IPA
MATERI BAGIAN-BAGIAN TUMBUHAN DAN FUNGSINYA
MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL
(CONTEXTUAL TEACHING LEARNING) PADA SISWA KELAS IV
SD ISLAM SAINS TEKNOLOGI (SD IST) AT-TAQWA
KECAMATAN GETASAN KABUPATEN SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2015/2016
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh
MURYONO
NIM. 11511038
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2016
i
ii
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PELAJARAN IPA
MATERI BAGIAN-BAGIAN TUMBUHAN DAN FUNGSINYA
MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL
(CONTEXTUAL TEACHING LEARNING) PADA SISWA KELAS IV
SD ISLAM SAINS TEKNOLOGI (SD IST) AT-TAQWA
KECAMATAN GETASAN KABUPATEN SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2015/2016
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh
MURYONO
NIM. 11511038
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2016
iii
KEMENTERIAN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706,323433 Salatiga 50721
Website : www.iainsalatiga.ac.id email : administrasi@iainsalatiga.ac.id
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi Saudara :
Nama
: Muryono
NIM
: 115 11 038
Fakultas
: Tarbiyah
Jurusan
: Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Judul
:
“PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PELAJARAN IPA
MATERI
MELALUI
BAGIAN-BAGIAN
TUMBUHAN
PENDEKATAN
DAN
KONTEKSTUAL
FUNGSINYA
(CONTEXTUAL
TEACHING LEARNING) PADA SISWA KELAS IV SD ISLAM SAINS
TEKNOLOGI (SD IST) AT-TAQWA KECAMATAN GETASAN
KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2015/2016”
Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.
Salatiga, 14 Januari 2016
Dosen Pembimbing
Peni Susapti, M.Si
NIP.1970040 320000 3 002
iv
KEMENTERIAN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706,323433 Salatiga 50721
Website : www.iainsalatiga.ac.id email : administrasi@iainsalatiga.ac.id
SKRIPSI
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PELAJARAN IPA
MATERI BAGIAN-BAGIAN TUMBUHAN DAN FUNGSINYA
MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL
(CONTEXTUAL TEACHING LEARNING) PADA SISWA KELAS IV
SD ISLAM SAINS TEKNOLOGI (SD IST) AT-TAQWA
KECAMATAN GETASAN KABUPATEN SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2015/2016
DI SUSUN OLEH :
MURYONO
NIM : 11511038
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 30 Januari
2016 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana SI
Pendidikan Islam
Susunan panitia penguji
Ketua penguji
: Suwardi, M.Pd.
Sekretaris Penguji : Peni Susapti, M.Si.
Penguji I
: Achmad Maimun, M.Ag.
Penguji II
: Wahidin, M.Pd.
v
vi
MOTTO
ﺧﯿﺮ اﻟﻨﺎ س اﻧﻔﻌﮭﻢ ﻟﻠﻨﺎس
”Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain”
(HR. Thabrani)
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada:
Ibuku (Ngatini) dan Bapakku (Sapuan) sebagai wujud baktiku padanya, yang
senantiasa mencurahkan kasih sayang dan doanya.
Kakakku (Murwanto, Sugiyanti, Rahoyo, Nur Fauziah) yang selalu
mendukung dan memberi semangat.
Adik sepupuku Sri Mulyaningsih dan Faqih yang selalu menghiburku.
Keluarga besarku yang selalu mendukung dan mendoakanku.
Sahabat – sahabatku yang tidak bisa ku sebut satu persatu
Sahabat seperjuangan ku Ipin dan Towi yang selalu di hati.
Teman-teman PGMI B angkatan 2011
vii
KATA PENGANTAR
ﺑﺴﻢ ﷲ اﻟﺮﺣﻤﻦ اﻟﺮﺣﯿﻢ
Alhamdulillahi rabbil’alamin penulis ucapkan sebagai rasa syukur
kehadirat Allah SWT atas segala nikmat yang tak terhitung dan rahmat-Nya yang
tiada henti. Sholawat serta salam senantiasa terlimpahkan kepada junjungan kita,
Nabi Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan
judul Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Pelajaran IPA Materi Bagian-bagian
Tumbuhan dan Fungsinya melalui Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching
Learning) Pada Siswa Kelas IV SD Islam Sains Teknologi (IST) At-Taqwa
Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2015/2016.
Penulisan skripsi ini tidak akan dapat terselesaikan tanpa bantuan dari
berbagai pihak yang telah berkenan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.
Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang tulus kepada:
1.
Bapak Dr. Rahmat Haryadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga
2.
Bapak Suwardi, M.Pd selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga
3.
Ibu Peni Susapti, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah serta Pembimbing yang telah
mengarahkan, membimbing,
memberikan petunjuk, memberi motivasi dan meluangkan waktunya dalam
penulisan skripsi ini.
4.
Bapak dan Ibu dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu, bagian
akademik dan staf perpustakaan yang telah memberikan layanan serta
bantuan kepada penulis.
viii
5.
Bapak dan Ibu tercinta yang telah mengasuh, mendidik, membimbing serta
memotivasi kepada penulis, baik moral maupun spiritual.
6.
Bapak Muh Khaeroni, S.Pd.I selaku Kepala Sekolah SD Islam Sains
Teknologi (IST) At-Taqwa beserta guru-guru yang telah memberikan
dukungan pada penulis dalam melakukan penelitian.
7.
Siswa-siswi kelas IV SD Islam Sains Teknologi (IST) At-Taqwa yang telah
mendukung dan membantu penulis dalam melakukan penelitian.
8.
Teman–teman PGMI B 2011 yang selalu bersama dalam suka dan duka.
9.
Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini,
yang tidak dapat penulis sebutkan, semoga segala bantuan yang telah
diberikan mendapat balasan dan ridho dari Allah SWT serta tercatat dalam
bentuk amalan ibadah. Amin.
Skripsi ini masih jauh dari sempurna, maka penulis mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dan semoga hasil penelitian ini
bermanfaat bagi penulis dan pembaca bagi umumnya.
Salatiga, 14 Januari 2016
Penulis
Muryono
ix
ABSTRAK
Muryono. 2016. Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Pelajaran IPA Materi
Bagian-bagian Tumbuhan dan Fungsinya melalui Pendekatan
Kontekstual (Contextual Teaching Learning) Pada Siswa Kelas IV SD
Islam Sains Teknologi (SDIST) At-Taqwa Kecamatan Getasan
Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2015/2016. Skripsi Jurusan
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga Pembimbing : Peni
Susapti, M.Si
Kata Kunci : Prestasi Belajar IPA, Bagian-bagian Tumbuhan dan Fungsinya,
Pendekatan Kontekstual (Contektual Teaching Learning).
Penelitian ini digunakan untuk menjawab permasalahan yaitu apakah
penerapan pendekatan kontekstual (contextual teaching learning ) dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa pelajaran IPA materi Bagian-bagian
Tumbuhan dan Fungsinya pada siswa kelas IV SD Islam Sains Teknologi (SD
IST) At-Taqwa Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang tahun pelajaran2015–
2016. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar
siswa pada pelajaran IPA materi bagian-bagian tumbuhan dan fungsinya
menggunakan pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching Learning) kelas IV
SD Islam Sains Teknologi (SD IST) At-Taqwa Kecamatan Getasan Kabupaten
Semarang tahun pelajaran2015–2016
Berdasarkan permasalahan diatas, maka peneliti menggunakan Jenis
penelitian tindakan kelas dengan langkah perencanaan, pelaksanaan, observasi,
dan refleksi yang dilaksanakan dengan tiga siklus. Model pembelajaran yang
diterapkan adalah Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching Learning),
pendekatan ini mengarahkan pemahaman siswa pada kenyataaan bahwa IPA
sangat dekat dengan kehidupan mereka, sehingga belajar IPA menjadi lebih
bermanfaat dan bermakna.
Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan Pendekatan Kontekstual
(Contextual Teaching Learning) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas
IV pada bagian-bagian tumbuhan dan fungsinya. Keberhasilan penelitian ini dapat
ditunjukan melalui tes yang telah diperoleh. Pada siklus I siswa yang tuntas
sebanyak 3 siswa atau 37,5% dengan rata-rata kelas 43,12, siklus II yang tuntas
sebanyak 5 siswa atau 62,5% dan rata-rata kelasnya 71,25 dan siklus III prestasi
siswa meningkat, 100% tuntas dengan nilai rata-rata kelas 89,37.
x
DAFTAR ISI
SAMPUL ............................................................................................
I
LEMBAR BERLOGO ........................................................................ Ii
JUDUL ................................................................................................ Iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING .....................................................
Iv
PENGESAHAN KELULUSAN ........................................................
V
PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................
Vi
MOTTO ..............................................................................................
Vii
PERSEMBAHAN ..............................................................................
Vii
KATA PENGANTAR .......................................................................
Viii
ABSTRAK .........................................................................................
X
DAFTAR ISI ......................................................................................
Xi
DAFTAR TABEL ..............................................................................
Xiv
DAFTAR GAMBAR .........................................................................
Xv
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................
Xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................. 1
B. Rumusan Masalah ..........................................................
5
C. Tujuan Penelitian ............................................................
5
D. Hipotesis Tindakan ......................................................... 5
E. Manfaat Penelitian ........................................................... 6
F. Definisi Operasional .........................................................
7
G. Metodologi Peneltian .......................................................
9
H. Sistematika Penulisan .......................................................
14
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Prestasi Belajar ................................................................
16
1. Belajar ........................................................................
16
2. Prestasi Belajar ...........................................................
20
B. Mata Pelajaran IPA ........................................................... 23
1. Pengertian IPA ...........................................................
23
2. Tujuan, Ruang Lingkup, Standar Kompetensi dan
24
Kompetensi Dasar pengajaran IPA bagi siswa............
xi
C. Pendekatan kontekstual (Contextual Teaching Learning)
28
1. Konsep Contextual Teaching Learning (CTL)...........
28
29
2. Dasar Teori Model Pembelajaran Contextual
Teaching Learning (CTL)............................................
3. Karakteristik Contextual Teaching Learning (CTL)...
30
4. Komponen Contextual Teaching Learning (CTL)......
31
37
5. Langkah-langkah Pembelajaran Contextual
Teaching Learning (CTL)...........................................
6. Manfaat Pembelajaran Contextual Teaching
Learning (CTL) bagi Siswa.........................................
37
7. Hakikat Pembelajaran Kontekstual.............................
38
D. Tinjauan Materi Bagian-bagian Tumbuhan dan 39
Fungsinya.........................................................................
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum SD Islam Sains Teknologi (IST) At- 43
Taqwa....................................................................................
B. Subyek
Penelitian
dan
Karakteristik
Obyek 45
Penelitian.............................................................................
C. Pelaksanaan Penelitian........................................................
1. Diskripsi Pelaksanaan Siklus I...................................
45
46
2. Diskripsi Pelaksanaan Siklus II ................................. 49
3. Diskripsi Pelaksanaan Siklus III ...............................
53
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ...............................................................
57
1. Analisis Kegiatan Siklus I...........................................
57
2. Analisis Kegiatan Siklus II ........................................
62
3. Analisis Kegiatan Siklus III ........................................ 67
B. Pembahasan ..................................................................... 72
1. Siklus I......................................................................... 72
2. Siklus II.......................................................................
72
3. Siklus III......................................................................
73
C. Faktor pendukung dan faktor penghambat...................... 76
xii
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................... 78
B. Saran ................................................................................ 78
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................
LAMPIRAN .....................................................................................
xiii
80
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1
SK dan KD IPA Kelas IV Semester I.............................
26
Tabel 3.1
Daftar Guru SD Islam Sains Teknologi At-Taqwa........
44
Tabel 3.2
Daftar Nama Siswa Kelas IV SD Islam Sains
Teknologi At-Taqwa.....................................................
45
Tabel 4.1
Hasil Nilai Pre Test Siklus I...........................................
58
Tabel 4.1
Hasil Nilai Pos Test Siklus I...........................................
59
Tabel 4.3
Lembar Pengamatan Guru Siklus I................................
60
Tabel 4.4
Lembar Pengamatan Siswa Siklus I...............................
61
Tabel 4.5
Hasil Nilai Pre Test Siklus II..........................................
63
Tabel 4.6
Hasil Nilai Pos Test Siklus II.........................................
64
Tabel 4.7
Lembar Pengamatan Guru Siklus II...............................
65
Tabel 4.8
Lembar Pengamatan Siswa Siklus II..............................
66
Tabel 4.9
Hasil Nilai Pre Test Siklus III........................................
68
Tabel 4.10
Hasil Nilai Pos Test Siklus III........................................
69
Tabel 4.11
Lembar Pengamatan Guru Siklus III..............................
70
Tabel 4.12
Lembar Pengamatan Siswa Siklus III............................
71
Tabel 4.13
Rekapitulasi Presentase Ketuntasan Siklus I, II, III.......
74
Tabel 4.14
Rekapitulasi Pengamatan Siswa Siklus I, II, III.............
75
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1
Siklus Penelitian........................................................... 10
Gambar 4.1
Grafik Rekapitulasi Ketuntasan Siklus I, II, III...........
Gambar 4.2
Grafik Rekapitulasi Nilai Rata-rata Kelas Siklus I,II,
dan III........................................................................... 75
Gambar 4.3
Grafik Rekapitulasi Pengamatan Siswa Siklus I, II,
dan III.......................................................................... 76
xv
74
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah usaha manusia dalam memahami
alam semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran, serta
menggunakan
prosedur
dan
dijelaskan
dengan
penalaran
sehingga
mendapatkan suatu kesimpulan. Seorang ahli sejarah Lord Bullock,
menganggap IPA sebagai suatu kebudayaan modern. Baginya IPA merupakan
suatu proses terbuka sehingga imaginasi, hipotesis, kritik, dan kontroversi
berperan penting di dalamnya. Kemudian Bullock juga memandang IPA
sebagai suatu studi yang banyak berkaitan dengan manusia dan masyarakat,
suatu studi yang memerlukan imaginasi, perasaan, pengamatan, dan juga
analisis (Depag RI, 2002 : 2).
Pada jenjang pendidikan SD, IPA diharapkan dapat mengembangkan
kemampuan peserta didik di bidang pengetahuan alam karena ini merupakan
kunci keberhasilan untuk menghadapi kehidupan yang nyata dan siswa
mampu menghadapi masalah-masalah alam yang ada dalam kehidupanya.
Pengetahuan Alam diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga dapat
membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih
mendalam tentang alam sekitar (Standar Kompetensi SD/MI 2004:205-206).
Berdasarkan
penjabaran
di
atas,
apabila
pembelajaran
IPA
dilaksanakan dengan sungguh-sungguh dan sesuai dengan tujuanya maka
akan lebih masuk dalam jiwa peserta didik. Dalam hal ini peran guru sebagai
1
pengembang
ilmu sangat
besar
untuk
memilih dan melaksanakan
pembelajaran yang tepat dan efisien bagi peserta didik. Pembelajaran yang
baik dapat di tunjang dengan dari suasana pembelajaran yang kondusif serta
hubungan komunikasi antara guru, siswa dapat berjalan dengan baik
(Daryanto, 2013 : 2). Peserta didik akan lebih mudah dalam memahami
konsep tentang IPA, karena pembelajaran diarahkan sesuai dengan keadaan
lingkungan sekitarnya dengan pembelajaran yang aktif, menarik, dan
menyenangkan bagi siswa.
Pembelajaran yang seperti ini akan menumbuhkan semangat bagi siswa
dan memotivasi siswa untuk belajar. Kondisi pembelajaran seperti ini yang
akan meningkatkan prestasi siswa, karena selain mereka mendengarkan teoriteori dari guru, mereka juga bisa melihat gambaran dari materi yang
disampaikan oleh guru. Peningkatan pemahaman materi yang seperti ini
tentunya juga akan menambah prestasi bagi siswa. Pemahaman siswa
terhadap materi merupakan keberhasilan dalam pelaksanaan pembelajaran.
Hal ini membuktikan kesesuaian antara materi pembelajaran, tujuan, dan
metode yang dilakukan dalam penyampaian materi.
Namun kenyataanya tujuan dari pembelajaran belum tercapai. Seperti
halnya yang terjadi di SD Islam Sains Teknologi ( SD IST ) At-Taqwa
Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang. Pelajaran IPA yang sangat
menarik ini tidak membuat prestasi siswa semakin meningkat. Karena adanya
penggunaan metode yang kurang menarik minat sisiwa dalam belajar IPA
kususnya pada materi bagian-bagian tumbuhan dan fungsinya. Berdasarkan
2
hasil wawancara peneliti dengan salah satu guru IPA kelas IV di SD IST
tersebut menyatakan bahwa sebagian besar dari siswanya mengalami
kesulitan dalam memahami materi dan prestasi yang masih kurang pada
materi bagian-bagian tumbuhan dan fungsinya. Padahal materi ini secara teori
atau konsepnya dapat di amati secara langsung dalam kehidupan sehari – hari
dengan cara yang sangat sederhana dan mudah didapat. Apabila kaidah
pembelajaran yang efektif itu dapat dilakukan oleh semua guru di SD, maka
sudah pasti akan menghasilkan hasil yang memuaskan.
Berdasarkan hasil survey ternyata ditemukan berbagai kendala dalam
pembelajaran IPA, antara lain guru masih menggunakan metode yang kurang
menarik dalam mengajarkan materi IPA yaitu dengan menggunakan metode
ceramah atau hanya sekedar transfer ilmu. Akibatnya kebanyakan dari siswa
merasa jenuh dan tidak mendengarkan penjelasan dari guru. Sehingga siswa
mengalami kesulitan dalam memahami materi karena mereka hanya belajar
dengan mendengarkan tanpa ada tindakan yang lain. Padahal materi IPA
berkaitan langsung dengan kehidupan alam sebenarnya. Kurangnya
kemampuan guru dalam mendesain pembelajaran menjadi lebih menarik dan
efektif dengan fasilitas yang sederhana dan terbatas. Dari 8 siswa yang
mengikuti pembelajaran, hanya 1 siswa yang prestasinya baik.
Berdasarkan berbagai kendala yang ada seperti di tuliskan diatas,
penulis mencoba untuk memberikan solusi yaitu pembelajaran yang
mengajak siswa untuk terjun langsung dalam kehidupan nyata. Penggunaan
metode yang tepat dan sesuai dengan materi akan sesuai dengan tujuan
3
pembelajaran. Sebaliknya penggunaan metode yang tidak tepat atau tidak
sesuai maka tujuan pembelajaran tidak akan tercapai. Selain metode yang
digunakan harus tepat juga di iringi dengan pendekatan – pendekatan yang
mendukung pembelajaran. Pendekatan pembelajaran ini akan memberikan
kemudahan kepada siswa dalam memahami dan menyerap materi
pembelajaran. Oleh karena itu penulis menawarkan penggunaan pendekatan
kontekstual (contextual teaching learning ) dalam pembelajaran IPA materi
bagian-bagian tumbuhan dan fungsinya agar siswa lebih mudah dalam
memahami materi tersebut sehingga prestasi siswa bisa meningkat.
Pendekatan kontekstual (contextual teaching learning ) merupakan
konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan
dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan
antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapanya dalam kehidupan
mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat (Abdul, 2014 : 228).
Pembelajaran semacam ini memungkinkan siswa belajar tidak hanya di dalam
kelas namun proses pembelajaran bisa berlangsung di tempat lain seperti
lingkungan sekolah, masyarakat, keluarga, peristiwa-peristiwa yang pernah
terjadi atau dimana saja selama tersedia sumber belajar di tempat tersebut.
Pendekatan ini sangat efektif untuk diterapkan karena memberi pengalaman
langsung kepada siswa tentang materi yang sedang di pelajari.
Berdasarkan latar belakang pernasalahan di atas, maka penulis tertarik
untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “ PENINGKATAN
PREATASI BELAJAR SISWA PELAJARAN IPA MATERI BAGIAN-
4
BAGIAN TUMBUHAN DAN FUNGSINYA MELALUI PENDEKATAN
KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING LEARNING) PADA SISWA
KELAS IV SD ISLAM SAINS TEKNOLOGI (SD IST) AT-TAQWA
KECAMATAN
GETASAN
KABUPATEN
SEMARANG
TAHUN
PELAJARAN 2015-2016”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat di rumuskan
permasalahan yang menjadi bahan penelitian, yaitu : apakah penerapan
pendekatan kontekstual (contextual teaching learning ) dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa pelajaran IPA materi Bagian-bagian Tumbuhan dan
Fungsinya kelas IV SD Islam Sains Teknologi (SD IST) At-Taqwa
Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang tahun pelajaran2015–2016 ?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penelitian tindakan kelas ini adalah : untuk
mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah di terapkan pendekatan
kontekstual (contextual teaching learning ) pada pelajaran IPA materi
Bagian-bagian Tumbuhan dan Fungsinya kelas IV SD Islam Sains Teknologi
(SD IST) At-Taqwa Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang tahun
pelajaran 2015 - 2016.
D. Hipotesis Tindakan
Hipotesis merupakan dugaan sementara yang bakal terjadi jika suatu
tindakan dilakukan. Sementara itu hipotesis menurut Arikunto (2007: 76)
adalah suatu tindakan yang menunjuk pada suatu gerak kegiatan yang sengaja
5
dilakukan dengan tujuan tertentu. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut
dapat diartikan bahwa hipotesis merupakan jawaban sementara dalam suatu
penelitian yang harus di uji kebenaranya, oleh karena itu jawaban sementara
ini mungkin benar dan mungakin salah.
Oleh karenanya, dalam penelitian ini dapat di rumuskan hipotesis
sebagai berikut : penerapan pendekatan kontekstual (contextual teaching
learning ) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pelajaran IPA materi
Bagian-bagian Tumbuhan dan Fungsinya kelas IV SD Islam Sains Teknologi
(SD IST) At-Taqwa Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang tahun 2015 2016.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian tindakan kelas ini adalah :
1. Manfaat teoritis
Penerapan pendekatan kontekstual (contextual teaching learning )
dalam pelajaran IPA yang dilakukan dengan sungguh-sungguh dan
maksimal akan memperoleh hasil yang memuaskan. Selain dapat
disampaikan secara teori, IPA juga mengarahkan agar peserta didik dapat
terjun langsung kelapangan (praktik), sehingga materi yang disampaikan
dapat dipahami secara mendalam oleh siswa dan sesuai dengan tujuan
pembelajaran, khususnya pada materi Bagian-bagian Tumbuhan dan
Fungsinya.
6
2.
Manfaat praktis
a. Bagi siswa
Membantu
menumbuhkan
semangat
belajar
siswa
dan
peningkatan prestasi yang diawali dengan rasa senang dengan
pelajaran IPA sehingga pelajaran akan lebih mudah untuk dipahami
siswa, serta dapat menumbuhkan sikap cinta akan alam sekitar
dengan ikut andil dalam melestarikan lingkungan sekitarnya.
b. Bagi guru
Penelitian ini dapat dipertimbangkan dalam proses belajar
mengajar sebagai upaya untuk meningkatkan pemahaman siswa dan
mengajak siswa untuk selalu aktif dalam kelas, kreatif dalam dalam
menyelesaikan persoalan pelajaran dan memunculkan ide yang
inovatif.
c. Bagi sekolah
Membantu meningkatkan kualitas pendidikan sekolah karena
adanya guru yang mampu mengembangkan metode pembelajaran
dengan tepat sesuai materi pembelajaran.
F. Devinisi Oprasional
Agar tidak terjadi kesalah pahaman dalam persepsi atau judul, maka
penulis memberikan gambaran sekaligus memperjelas pengertian dan
pemahaman istilah-istilah yang ada dalam judul :
7
1.
Peningkatan
Secara etimologi kata peningkatan berasal dari kata tingkat
mendapat imbuhan pe-an. Sedangkan arti kata tingkat adalah lapis dari
sesuatu yang bersusun atau berlenggek-lenggek seperti lantai yang
berketinggian, lenggek rumah, tutupan pada tangga. Tingkat dapat pula
diartikan untuk menunjukan jenjang atau kelas. Berdasarkan pengertianpengertian di atas dapat ditegaskan bahwa maksud kata peningkatkan
adalah upaya untuk mambuat lebih tinggi dalam hal pencapaian tujuan
yang dalam hal ini adalah tujuan proses pembelajaran.
2.
Prestasi belajar
Prestasi belajar adalah proses belajar yang dialami siswa dan
menghasilkan perubahan dalam bidang pengetahuan, pemahaman,
penerapan, analisis dalam menyelesaikan suatu hal (Arifin, 1990 : 3).
3.
Pendekatan kontekstual
Merupakan strategi pembelajaran yang menekankan pada proses
keterlibatan peserta didik secara penuh untuk dapat menemukan
hubungan antara materi yang dipelajari dengan realitas kehidupan nyata,
sehingga mendorong peserta didik untuk menerapkanya dalam kehidupan
sehari-hari (Suryadi, 2013 : 81).
4.
Ilmu Pengetahuan Alam
Pengetahuan Alam merupakan cara mencari tahu tentang alam
secara sistematis untuk menguasai pengetahuan, konsep-konsep, prinsip-
8
prinsip, proses penemuan, dan memiliki sikap ilmiah (Departemen
Agama RI, 2004 : 205).
G. Metodologi Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menerapkan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK). Menurut Arikunto (2007 : 58) Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) adalah penelitian tindakan (action research) yang dilakukan
dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya.
Penerapan PTK dalam penelitian ini didasarkan pada temuan problem
dalam bentuk problem pembelajaran yaitu tingkat pemahaman siswa
terhadap mata pelajaran IPA rendah.
2. Langkah-langkah penelitian
Arikunto (2007 : 74) mengemukakan bahwa tahap-tahap dalam
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdiri dari empat tahapan penting,
yaitu meliputi: planning (rencana), action (tindakan), observation
(pengamatan), dan reflection (refleksi). Adapun skema dan penjelasan
untuk masing-masing tahapan, sebagai berikut:
9
Gambar 1.1 Siklus Penelitian (Arikunto 2007 : 74)
Permasalahan
Siklus I
Perencanaan
tindakan I
Pelaksanaan
tindakan I
Refleksi I
Pengamatan/
pengumpulan
data I
Perencanaan
tindakan II
Pelaksanaan
tindakan II
Permasalahan baru
hasil refleksi I
Siklus II
Refleksi II
Pengamatan/
pengumpulan
data II
Dilanjutkan ke siklus
berikutnya
Apabila masalah belum
terselesaikan
10
a. Perencanaan (planing)
1) Pelaksanaan pre tes dilakukan untuk mengetahui pengetahuan
siswa. Sejauh mana siswa itu mengerti dan memahami tentang
bahan pelajaran yang akan di ajarkan.
2) Pembuatan rencana pembelajaran.
3) Menyiapkan sumber belajar.
4) Membuat lembar observasi untuk melihat bagaimana situasi
pembelajaran.
5) Merancang alat evaluasi untuk pos tes.
b. Tindakan (acting)
Mengacu pada rencana pembelajaran.
c. Pengamatan (observing)
Melaksanakan pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran yang
disusun.
d. Refleksi (reflecting)
1) Melakukan evaluasi tindakan.
2) Mengadakan pertemuan dengan guru kelas untuk membahas hasil
evaluasi.
3) Memperbaiki atau merevisi pelaksanaan tindakan sesuai hasil
evaluasi untuk siklus berikutya.
11
3. Lokasi, waktu, subyek penelitian
a. Lokasi penelitan
1) Tempat penelitian
: SD ISLAM SAINS TEKNOLOGI (SD
IST) AT-TAQWA
2) Mata pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
3) Materi pokok
: Bagian-bagian Tumbuhan dan Fungsinya
4) Kelas/semester
: IV
b. Waktu penelitian
Penelitian dilkukan pada pertengahan semester I tahun ajaran
2015 – 2016
Siklus I dilaksanakan pada tanggal 16 September 2015
Sikus II dilaksanakan pada tanggal 23 September 2015
Siklus III dilaksanakan pada tanggal 2 Oktober 2015
c. Subyek penelitian
Peserta didik kelas IV SD Islam Sains Teknologi (SD IST) At-Taqwa
dengan jumlah 8 siswa yang terdiri dari 1 siswa laki-laki dan 7 siswa
perempuan, dan guru mata pelajaran IPA kelas IV.
4. Instrumen penelitian
a. Lembar observasi untuk guru
Kegiatan observasi berfungsi untuk mendokumentasikan pengaruh
tindakan yang terkait bersama prosesnya (Rasimen, 2011 :133).
12
b. Silabus
Pengaturan pembelajaran yang disusun secara sistematis untuk
mencapai penguasaan kompetesi dasar.
c. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Merupakan rencana yang menggambarkan prosedur pembelajaran
untuk mencapai kompetensi yang ditetapkan dalam standar isi.
d. Lembar Tes
Tes dilakukan untuk mengetahui data mengenai pemahaman siswa
terhadap materi yang telah disampaikan.
5. Tehnik pengumpulan data
a. Test
Test di berikan kepada siswa pada setiap siklus, untuk mengetahui
perkembangan dan kemajuan peserta didik dalam setiap tahapan yang
di lakukan.
b. Dokumentasi
Metode atau teknik dokumenter adalah teknik pengumpulan data dan
informasi melalui pencarian dan penemuan bukti-bukti. Instrumen
yang akan di kumpulkan adalah RPP, data nilai sebelum penerapan
model siklus pembelajaran, dan foto sebagai bukti bahwa dilakukanya
penelitian.
c. Observasi
Melakukan pengamatan terhadap guru dan siswa. Observasi
merupakan suatu cara untuk melaksanakan evaluasi dengan model
13
pengamatan dan pencatatan sistematis, logis dan rasio mengenai
fenomena-fenomena yang diselidiki. (Arifin, 1990:40)
6. Analisis data
Hasil belajar siswa dianalisis dengan membandingkan antara nilai
sebelum penelitian dengan nilai setelah dilakukan penelitian. Jika nilai
siswa masih di bawah 65 maka sebaiknya dikatakan belum tuntas, dan
untuk nilai lebih dari 65 maka bisa di katakan tuntas.
Adapun rumus presentase ketuntasan klasikal sebagai berikut:
P=
x 100 %
Keterangan:
P = Persentase
= Jumlah siswa yang tuntas belajar
= Jumlah semua siswa
H. Sistematika Penulisan
1. Bagian awal
Sampul, Lembar berlogo, Judul, Persetujuan pembimbing, Pengesahan
kelulusan, Pernyataan keaslian tulisan, Motto, Halaman persembahan,
Kata pengantar, Abstrak, Daftar isi, Daftar tabel, Daftar gambar, dan
Daftar lampiran.
2. Bagian inti
a. BAB I : Pendahuluan, bagian pendahuluan ini berisi beberapa bagian,
yaitu latar belakang masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan,
14
manfaat hasil penelitian, definisi operasional , metodelogi penelitian,
dan sistematika penulisan.
b. BAB II : Kajian Pustak, pada bab ini dibahas tentang teori-teori yang
berhubungan dengan peningkatan prestasi belajar Siswa Pelajaran
IPA Materi Bagian-bagian Tumbuhan dan Fungsinya Melalui
Pendekatan kontekstual (contextual teaching learning ) Pada Siswa
kelas IV SD/MI.
c. BAB III : Pelaksanaan Penelitian, pada bab ini berisi tentang
gambaran umum SD IST At-Taqwa, keadaan peserta didik SD IST
At-Taqwa, visi dan misi SD IST At-Taqwa, subjek penelitian, objek
penelitian, deskripsi pelaksanaan siklus I (Rencana, Pelaksanaan,
Pengumpulan data/pengamatan, Refleksi), (Deskripsi pelaksanaan
siklus II (Rencana, Pelaksanaan, Pengumpulan data/pengamatan,
Refleksi).
d. BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan, pada bab ini berisi
tentang hasil penelitian tiap siklus sesuai dengan urutan tujuan
penelitian.
e. BAB V : Penutup, pada bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran.
3. Bagian akhir
Pada bagian ini terdiri dari daftar pustaka, lampiran-lampiran, dan
riwayat hidup penulis.
15
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Prestasi Belajar
1. Belajar
a. Pengertian Belajar
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, belajar berarti berusaha
memperoleh kepandaian atau ilmu. Definisi ini memiliki pengertian
bahwa belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai kepandaian
atau ilmu. Di sini, usaha untuk mencapai kepandaian atau ilmu
merupakan
usaha
manusia
untuk
memenuhi
kebutuhannya
mendapatkan ilmu atau kepandaian yang belum dicapai sebelumnya
(Baharuddin, 2008 : 13)
Belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam
diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang
baru berkat pengalaman dan latihan (Hamalik, 1983 : 21). Belajar
adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman individu dalam
interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif,
dan psikomotor (Djamarah, 2011 : 13).
Menurut Cronbach dalam bukunya Educational Psychology
mengemukakan “learning is shown by a change in behavior as a
result of experience” menurutnya belajar yang baik harus ditempuh
dengan mengalami secara langsung (Sriyanti, 2011 : 16).
16
Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa
dalam
belajar
mengandung
tiga
pokok,
yaitu:
1)
belajar
mengakibatkan perubahan kemampuan atau perilaku, 2) perubahan
kemampuan atau perilaku yang terjadi bersifat relatif menetap, 3)
perilaku tersebut disebabkan karena hasil adanya latihan atau
pengalaman.
b. Ciri-ciri belajar
Jika hakikat belajar adalah perubahan tingkah laku, maka ada
beberapa perubahan tertentu yang dimasukkan ke dalam ciri-ciri
belajar, antara lain yaitu:
1) Perubahan yang terjadi secara sadar, individu yang belajar akan
menyadari terjadinya perubahan itu atau sekurang-kurangnya
individu merasakan telah terjadi adanya suatu perubahan dalam
dirinya.
2) Perubahan dalam belajar bersifat fungsional, suatu perubahan yang
terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya, dan akan
berguna bagi kehidupan ataupun proses belajar berikutnya.
3) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif, perubahanperubahan itu selalu bertambah dan tertuju untuk memperoleh
suatu yang lebih baik dari sebelumnya.
4) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara, tingkah laku
yang terjadi setelah belajar akan bersifat menetap.
17
5) Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah, perubahan tingkah
laku itu terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai dan terarah
pada perubahan tingkah laku yang benar-benar disadari.
6) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku, jika seseorang
belajar sesuatu, sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahan
tingkah
laku
secara
menyeluruh
dalam
sikap
kebiasaan,
keterampilan, dan pengetahuan (Djamarah, 2011 : 15).
c. Prinsip-prinsip belajar
Prinsip-prinsip belajar menurut Slameto (1987 : 29) adalah
sebagai berikut :
1) Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan partisipasi aktif,
meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan
instruksional.
2) Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki sruktur,
penyajian yang sederhana, sehingga siswa mudah menangkap
pengertiannya.
3) Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi yang
kuat pada siswa untuk mencapai tujuan instruksional.
4) Belajar itu proses kontinyu, maka harus tahap demi tahap menurut
perkembangannya.
5) Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi dan
discovery.
18
6) Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai
dengan tujuan instruksional yang harus dicapainnya.
7) Belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga siswa dapat
belajar dengan tenang.
8) Belajar perlu lingkungan yang menantang dimana anak dapat
mengembangkan kemampuannya bereksplorasi dan belajar dengan
efektif.
9) Belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkungannya.
10) Belajar adalah proses kontiguitas (hubungan antara pengertian
yang satu dengan pengertian yang lain) ehingga mendapatkan
pengertian yang diharapkan.
11) Repetisi, dalam proses belajar perlu ulangan berkali-kali agar
pengertian/ ketrampilan/ sikapitu mendalam pada siswa.
d. Tujuan Belajar
Robert M. Gagne dalam buku pedoman guru IPA (Depag RI
2002 : 57) mengelompokkan kondisi-kondisi belajar sesuai dengan
tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam belajar. Berdasarkan beberapa
tujuan dalam belajar ada lima kemampuan yang secara nyata dapat
dicapai melalui proses belajar, yaitu:
1) Ketrampilan intelektual(merupakan hasil belajar terpenting dari
sistem belajar skolastik).
2) Strategi kognitif secara luas, termasuk kemampuan memecahkan
masalah yang meliputi aspek adaptasi, asimilasi, akomodasi.
19
3) Informasi verbal, pengetahuan dalam arti informasi dan fakta.
4) Ketrampilan motorik yang diperoleh di sekolah, misalnya
mengetik, menulis, menggambar, mengukur, dan sebagainya.
5) Memiliki sikap atau nilai, merupakan hasil belajaryang bersifat
emosi pribadi, misalnya berbuat baik terhadap orang lain,
menghargai
pendapat
orang
lain,
percaya
diri,
mandiri,
mempunyai inisiatif, memiliki jati diri, dan yang lebih penting
merasa terintegritas dengan lingkunganya.
2. Prestasi belajar
a.
Pengertian prestasi belajar
Menurut Arifin (1990 : 2) prestasi belajar berasal dari bahasa
belanda yaitu prestatie. Kemudian dalam bahasa indonesia menjadi
“prestasi” yang berarti “hasil usaha” istilah “prestasi belajar”
(achievment) berbeda dengan hasil belajar (learning outcome).
Prestasi yang dimaksudkan adalah kemampuan, keterampilan, dan
sikap seseorang dalam menyelesaikan suatu hal.
Prestasi belajar merupakan suatu masalah yang bersifat
perenial dalam sejarah kehidupan manusia, karena sepanjang rentang
kehidupannya manusia selalu mengejar prestasi menurut bidang dan
kemampuan masing-masing. Prestasi belajar adalah hasil pencapaian
maksimal menurut kemampuan anak didik pada waktu tertentu
terhadap sesuatu yang dikerjakan, dipelajari, dan diterapkandan
prestasi belajar disebut juga nilai kemampuan hasil belajar anak yang
20
digunakan untuk mengetahui sejauh mana penguasaan anak terhadap
materi yang diberikan untuk mengetahui tingkat kecerdasan
seseorang.
b.
Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
menurut Semiawan (2008 : 11) adalah:
1) Pemenuhan kebutuhan Psikologis
Secara umum diketahui bahwa dalam perkembangan anak
perlu dipenuhi berbagai kebutuhan yaitu kebutuhan primer,
pangan, sandang, dan perumahan serta kasih sayang, perhatian,
penghargaan terhadap dirinya dan peluang mengaktualisasikan
dirinya.
2) Intelegensi, emosi, dan motivasi
Prestasi belajar bukan saja dipengaruhi oleh kemampuan
intelektual yang bersifat kognitif, tetapi juga dipengaruhi oleh
faktor-faktor nonkognitif seperti emosi, motivasi, kepribadian serta
berbagai pengaruh lingkungan.
3) Pengembangan kreativitas
Setiap anak dilahirkan dengan bakat yang merupakan potensi
kemampuan (inherent component of ability) yang berbeda-beda
dan terwujud karena interaksi yang dinamis antara keunikan
individu dan pengaruh lingkungan.
21
Berdasarkan penjabaran di atas dapat di simpulkan bahwa
prestasi belajara di pengaruhi oleh perubahan respon terhadap tun
tutan lingkungan yang mencakup perkembangan baru, terhadap
situasi baru. Selain itu unsur yang lain adalah alat bantu belajar,
proses pembelajaran, pendekatan, kondisi siswa, motivasi dan bahan
atau materi belajar.
c.
Fungsi prestasi belajar
Prestasi belajar semakin terasa penting untuk dipermasalahkan,
karena mempunyai beberapa fungsi utama (Arifin, 1990 : 3) yaitu :
1) Prestasi
belajar
sebagai
indikator
kualitas
dan
kuantitas
pengetahuan yang telah dikuasai anak didik.
2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. Para
ahli psikologi biasanya menyebut hal ini sebagai tendensi
keingintahuan (couriosty) dan merupakan kebutuhan umun pada
manusia, termasuk kebutuhan anak didik dalam suatu program
pendidikan.
3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan.
Prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi anak didik dalam
meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan berperan
sebagai umpan balik (feed back) dalam meningkatkan mutu
pendidikan.
4) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu
institusi pendidikan. Indikator intern dan ekstern dalam arti bahwa
22
prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat produktivitas
suatu institusi pendidikan. Asumsinya adalah bahwa kurikulum
yang digunakan relevan dengan kebutuhan masyarakat dan anak
didik.
Berdasarkan ursian diatas dapat diketahui bahwa kata prestasi
banyak digunakan dalam berbagai bidang dan kegiatan, antara lain
dalam kesenian, olahraga, dan pendidikan. Prestasi belajar dalam
pendidikan memilki fungsi utama sebagai lambang pemuas. Selain
itu prestasi belajar dapat dijadikan pendorong anak didik untuk lebih
semangat dalam belajar dan sebagai indikator suatu institusi
pendidikan bahwa kurikulum yang digunakan relevan dengan
kebutuhan peserta didik.
B. Mata Pelajaran IPA
1. Pengertian IPA
IPA adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui
pengamatan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur dan
dijelaskan dengan penalaran sehingga mendapatkan suatu kesimpulan.
Seorang ahli sejarah Lord Bullock, menganggap IPA sebagai suatu
kebudayaan modern. Baginya IPA merupakan suatu proses terbuka
sehingga imaginasi, hipotesis, kritik, dan kontroversi berperan penting di
dalamnya. Kemudian Bullock juga memandang IPA sebagai suatu studi
yang banyak berkaitan dengan manusia dan masyarakat, suatu studi yang
memerlukan imaginasi, perasaan, pengamatan, dan juga analisis (Depag
23
RI, 2002 : 2). Menurut Kusnin (2007 : III), Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA) adalah suatu ilmu yang teratur (sistematis) yang dapat diuji dan
dibuktikan kebenaranya.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang mempelajari alam
semesta yang dapat diterapkan dalam kehidupan nyata. Pengetahuan
Alam bukan hanya wahana untuk mencari tahu tentang alam secara
sistematis untuk menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep, prinsipprinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan, dan memiliki
sikap ilmiah. Pendidikan Pengetahuan Alam menekankan pada
pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi dan
mampu memahami alam sekitar serta diarahkan untuk mencari tahu dan
berbuat sehingga dapat membantu memperoleh pemahaman yang lebih
mendalam tentang alam sekitar (Standar Kompetensi MI, 2004 : 205).
2. Tujuan, Ruang Lingkup, Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
pengajaran IPA bagi siswa
a. Tujuan
Adapun tujuan pengajaran IPA bagi siswa (Depag RI 2004 : 206)
antara lain:
1) Menanamkan pengetahuan dan konsep Pengetahuan Alam yang
bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.
2) Menanamkan rasa ingin tahu dan sikap positif terhadap
Pengetahuan Alam.
24
3) Mengembangkan ketrampilan proses untuk menyelidiki alam
sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.
4) Ikut serta dalam memelihara,
menjaga dan melestarikan
lingkungan.
5) Mengembangkan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling
mempengaruhi antara Pengetahuan Alam, lingkungan, dan
masyarakat.
6) Menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu
ciptaan Allah SWT.
b. Ruang Lingkup
Ruang Lingkup mata pelajaran IPA meliputi aspek-aspek
sebagai berikut:
1) Makhluk hidup dan proses kehidupannya, yaitu manusia, hewan,
tumbuhan, dan interaksinya.
2) Materi, sifat-sifat, dan kegunaannya meliputi: udara, air, tanah,
dan batuan.
3) Listrik dan magnet, energi dan panas, gaya, pesawat sederhana,
cahaya, bunyi, tata surya, bumi, dan benda-benda langit lainnya.
4) Kesehatan, makanan, penyakit, dan pencegahannya.
5) Sumber daya alam, kegunaan, pemeliharaan, dan pelestariannya
(Depag, 2002 : 254).
25
c. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Adapun Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata
pelajaran IPA kelas IV semester 1 di SD IST At-Taqwa sebagai
berikut :
Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran
IPA Kelas IV Semester 1
Standar Kompetensi
Makhluk
Hidup
Kompetensi Dasar
dan
Proses Kehidupan
1. Memahami
hubungan 1.1 Mendeskripsikan hubungan antara
antara struktur organ
struktur kerangka tubuh manusia
tubuh manusia dengan
dengan fungsinya
fungsinya,
serta 1.2 Menerapkan
pemeliharaannya
cara
memelihara
kesehatan kerangka tubuh
1.3 Mendeskripsikan hubungan antara
struktur
panca
indera
dengan
fungsinya
1.4 Menerapkan
cara
memelihara
kesehatan panca Indera
2. Memahami
hubungan 2.1 Menjelaskan
hubungan
antara
antara struktur bagian
struktur akar tumbuhan dengan
tumbuhan
fungsinya
dengan
2.2 Menjelaskan
fungsinya
26
hubungan
antara
struktur batang tumbuhan dengan
fungsinya
2.3 Menjelaskan
hubungan
antara
struktur daun tumbuhan dengan
fungsinya
2.4 Menjelaskan
hubungan
antara
bunga dengan fungsinya
3. Menggolongkan hewan, 3.1 Mengidentifikasi
berdasarkan
jenis
jenis
makanan
hewan
3.2 Menggolongkan
makanannya
hewan
berdasarkan jenis makanannya
4. Memahami daur hidup 4.1 Mendeskripsikan
daur
hidup
beragam jenis makhluk
beberapa hewan di lingkungan
hidup
sekitar, misalnya kecoa, nyamuk,
kupu-kupu, kucing
4.2 Memahami daur hidup beragam
jenis makhluk hidup.
5. Memahami
hubungan 5.1 Mengidentifikasi
beberapa
jenis
sesama makhluk hidup
hubungan khas (simbiosis) dan
dan
hubungan “makan dan dimakan”
antara
hidup
makhluk
dengan
Lingkungannya
antar
makhluk
hidup
(rantai
makanan)
5.2 Mendeskripsikan hubungan antara
27
makhluk
hidup
dengan
lingkungannya
Benda dan Sifatnya
6. Memahami
sifat
dan
wujud
beragam 6.1 Mengidentifikasi
perubahan
benda
berbagai
penggunaan
serta
wujud
padat, cair, dan gas memiliki sifat
tertentu
cara 6.2 Mendeskripsikan
benda
berdasarkan sifatnya
benda
terjadinya
perubahan wujud cair padat
cair;
cair
gas
cair;
padatgas.
6.3 Menjelaskan hubungan antara sifat
bahan dengan kegunaannya
C. Pendekatan Kontekstual (contextual teaching learning)
1. Konsep contextual teaching learning (CTL)
Pendekatan kontekstual (contextual teaching learning ) merupakan
konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang di
ajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat
hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapanya
dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat
(Abdul, 2014 : 228). Landasan filosofis CTL adalah konstuktivisme,
yaitu filosofi belajar yang menekankan bahwa belajar tidak hanya
28
sekedar
menghafal,
tetapi
merekonstruksikan
atau
membangun
pengetahuan dan keterampilan baru lewat fakta-fakta atau proposisi yang
mereka alami dalam kehidupannya (Muslich, 2008 : 41).
Pendekatan pembelajaran yang sesuai adalah pembelajaran yang
berorientasi pada siswa. Hal ini sesuai dengan pendekatan pembelajaran
kontekstual yang mendominasikan siswa agar berperan aktif selama
proses pembelajaran berlangsung dan guru hanya sebagai fasilitator.
Proses pembelajaran yang efektif
seperti ini bertujuan agar terjadi
perubahan pada peserta didik baik dalam aspek pengetahuan, sikap,
perilaku, maupun ketrampilan.
Proses pembelajaran yang aktif siswa tidak hanya sekedar
menerima informasi, tetapi otak juga berperan penting membantu
melaksanakan refleksi baik secara eksternal maupun secara internal.
Pembelajaran yang pasif atau tidak hidup akan menghambat informasi
yang diterima siswa, karena proses pembelajaran siswa tanpa adanya
rasa ingin tahu, umpan balik, dan daya tarik hasil yang akan diperoleh.
Siswa dituntut untuk aktif mencari tahu, sehingga potensi yang dimiliki
bisa terlibat secara optimal dalam pembelajaran dan akan mendapatkan
hasil yang sesuai.
2. Dasar Teori Model Pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL)
Penerapan CTL dalam proses pembelajaran menekankan pada tiga
hal (Suyadi, 2013 : 82) yaitu :
29
a. CTL menekankan pada proses keterlibatan peserta didik untuk
menemukan materi pelajaran. Proses belajar dalam konteks CTL
tidak mengharapkan agar peserta didik hanya menerima pelajaran,
tetapi proses mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran
tersebut.
b. CTL mendorong agar peserta didik dapat menemukan hubungan
antara materi yang dipelajari dengan kehidupan nyata. Artinya
peserta didik dituntut
dapat
menangkap
hubungan antara
pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata.
c. CTL mendorong peserta didik untuk dapat menerapkan dalam
kehidupan sehari-hari. Peserta didik dapat memahami materi yang
dipelajari, tetapi lebih pada aktualisasi dan kontekstualisasi materi
pelajaran dalam kehidupan sehari-hari.
3. Karakteristik Contextual Teaching Learning (CTL)
Menurut Hamruni (2011 : 137) terdapat lima karakteristik penting
dalam proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan CTL yaitu :
a. Dalam
CTL,
pembelajaran
merupakan
proses
pengaktifan
pengetahuan yang sudah ada (activing knowledge). Sesuatu yang
akan dipelajari tidak terlepas dari pengetahuan yang sudah
dipelajari. Dengan demikian pengetahuan yang akan diperoleh
peserta didik adalah pengetahuan yang utuh dan berkaitan satu
sama lain.
30
b. Pembelajaran yang kontekstual adalah pembelajaran yang dapat
menambah pemgetahuan baru (acquiring knowledge). Pengetahuan
tersebut didapat secara deduktif. Artinya, pembelajaran dimulai
dari mempelajari secara keseluruhan, kemudian memperhatikan
secara detail.
c. Pemahaman pengetahian (understanding knowledge). Artinya,
pengetahuan yang diperoleh bukan untuk dihafal, tetapi untuk
dipahami,
dikaitkan dengan realitas
kehidupan sehari-hari,
dipraktikkan dan dibiasakan.
d. Mempraktikkan
pengetahuan
dan
pengalaman
(applayinh
knowledge). Artinya, pengetahuan dan pengalaman yang telah
diperoleh harus dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari,
sehingga tampak ada perubahan pada perilaku peserta didik.
e. M
MATERI BAGIAN-BAGIAN TUMBUHAN DAN FUNGSINYA
MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL
(CONTEXTUAL TEACHING LEARNING) PADA SISWA KELAS IV
SD ISLAM SAINS TEKNOLOGI (SD IST) AT-TAQWA
KECAMATAN GETASAN KABUPATEN SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2015/2016
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh
MURYONO
NIM. 11511038
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2016
i
ii
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PELAJARAN IPA
MATERI BAGIAN-BAGIAN TUMBUHAN DAN FUNGSINYA
MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL
(CONTEXTUAL TEACHING LEARNING) PADA SISWA KELAS IV
SD ISLAM SAINS TEKNOLOGI (SD IST) AT-TAQWA
KECAMATAN GETASAN KABUPATEN SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2015/2016
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh
MURYONO
NIM. 11511038
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2016
iii
KEMENTERIAN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706,323433 Salatiga 50721
Website : www.iainsalatiga.ac.id email : administrasi@iainsalatiga.ac.id
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi Saudara :
Nama
: Muryono
NIM
: 115 11 038
Fakultas
: Tarbiyah
Jurusan
: Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Judul
:
“PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PELAJARAN IPA
MATERI
MELALUI
BAGIAN-BAGIAN
TUMBUHAN
PENDEKATAN
DAN
KONTEKSTUAL
FUNGSINYA
(CONTEXTUAL
TEACHING LEARNING) PADA SISWA KELAS IV SD ISLAM SAINS
TEKNOLOGI (SD IST) AT-TAQWA KECAMATAN GETASAN
KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2015/2016”
Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.
Salatiga, 14 Januari 2016
Dosen Pembimbing
Peni Susapti, M.Si
NIP.1970040 320000 3 002
iv
KEMENTERIAN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706,323433 Salatiga 50721
Website : www.iainsalatiga.ac.id email : administrasi@iainsalatiga.ac.id
SKRIPSI
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PELAJARAN IPA
MATERI BAGIAN-BAGIAN TUMBUHAN DAN FUNGSINYA
MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL
(CONTEXTUAL TEACHING LEARNING) PADA SISWA KELAS IV
SD ISLAM SAINS TEKNOLOGI (SD IST) AT-TAQWA
KECAMATAN GETASAN KABUPATEN SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2015/2016
DI SUSUN OLEH :
MURYONO
NIM : 11511038
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 30 Januari
2016 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana SI
Pendidikan Islam
Susunan panitia penguji
Ketua penguji
: Suwardi, M.Pd.
Sekretaris Penguji : Peni Susapti, M.Si.
Penguji I
: Achmad Maimun, M.Ag.
Penguji II
: Wahidin, M.Pd.
v
vi
MOTTO
ﺧﯿﺮ اﻟﻨﺎ س اﻧﻔﻌﮭﻢ ﻟﻠﻨﺎس
”Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain”
(HR. Thabrani)
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada:
Ibuku (Ngatini) dan Bapakku (Sapuan) sebagai wujud baktiku padanya, yang
senantiasa mencurahkan kasih sayang dan doanya.
Kakakku (Murwanto, Sugiyanti, Rahoyo, Nur Fauziah) yang selalu
mendukung dan memberi semangat.
Adik sepupuku Sri Mulyaningsih dan Faqih yang selalu menghiburku.
Keluarga besarku yang selalu mendukung dan mendoakanku.
Sahabat – sahabatku yang tidak bisa ku sebut satu persatu
Sahabat seperjuangan ku Ipin dan Towi yang selalu di hati.
Teman-teman PGMI B angkatan 2011
vii
KATA PENGANTAR
ﺑﺴﻢ ﷲ اﻟﺮﺣﻤﻦ اﻟﺮﺣﯿﻢ
Alhamdulillahi rabbil’alamin penulis ucapkan sebagai rasa syukur
kehadirat Allah SWT atas segala nikmat yang tak terhitung dan rahmat-Nya yang
tiada henti. Sholawat serta salam senantiasa terlimpahkan kepada junjungan kita,
Nabi Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan
judul Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Pelajaran IPA Materi Bagian-bagian
Tumbuhan dan Fungsinya melalui Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching
Learning) Pada Siswa Kelas IV SD Islam Sains Teknologi (IST) At-Taqwa
Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2015/2016.
Penulisan skripsi ini tidak akan dapat terselesaikan tanpa bantuan dari
berbagai pihak yang telah berkenan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.
Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang tulus kepada:
1.
Bapak Dr. Rahmat Haryadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga
2.
Bapak Suwardi, M.Pd selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga
3.
Ibu Peni Susapti, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah serta Pembimbing yang telah
mengarahkan, membimbing,
memberikan petunjuk, memberi motivasi dan meluangkan waktunya dalam
penulisan skripsi ini.
4.
Bapak dan Ibu dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu, bagian
akademik dan staf perpustakaan yang telah memberikan layanan serta
bantuan kepada penulis.
viii
5.
Bapak dan Ibu tercinta yang telah mengasuh, mendidik, membimbing serta
memotivasi kepada penulis, baik moral maupun spiritual.
6.
Bapak Muh Khaeroni, S.Pd.I selaku Kepala Sekolah SD Islam Sains
Teknologi (IST) At-Taqwa beserta guru-guru yang telah memberikan
dukungan pada penulis dalam melakukan penelitian.
7.
Siswa-siswi kelas IV SD Islam Sains Teknologi (IST) At-Taqwa yang telah
mendukung dan membantu penulis dalam melakukan penelitian.
8.
Teman–teman PGMI B 2011 yang selalu bersama dalam suka dan duka.
9.
Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini,
yang tidak dapat penulis sebutkan, semoga segala bantuan yang telah
diberikan mendapat balasan dan ridho dari Allah SWT serta tercatat dalam
bentuk amalan ibadah. Amin.
Skripsi ini masih jauh dari sempurna, maka penulis mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dan semoga hasil penelitian ini
bermanfaat bagi penulis dan pembaca bagi umumnya.
Salatiga, 14 Januari 2016
Penulis
Muryono
ix
ABSTRAK
Muryono. 2016. Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Pelajaran IPA Materi
Bagian-bagian Tumbuhan dan Fungsinya melalui Pendekatan
Kontekstual (Contextual Teaching Learning) Pada Siswa Kelas IV SD
Islam Sains Teknologi (SDIST) At-Taqwa Kecamatan Getasan
Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2015/2016. Skripsi Jurusan
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga Pembimbing : Peni
Susapti, M.Si
Kata Kunci : Prestasi Belajar IPA, Bagian-bagian Tumbuhan dan Fungsinya,
Pendekatan Kontekstual (Contektual Teaching Learning).
Penelitian ini digunakan untuk menjawab permasalahan yaitu apakah
penerapan pendekatan kontekstual (contextual teaching learning ) dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa pelajaran IPA materi Bagian-bagian
Tumbuhan dan Fungsinya pada siswa kelas IV SD Islam Sains Teknologi (SD
IST) At-Taqwa Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang tahun pelajaran2015–
2016. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar
siswa pada pelajaran IPA materi bagian-bagian tumbuhan dan fungsinya
menggunakan pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching Learning) kelas IV
SD Islam Sains Teknologi (SD IST) At-Taqwa Kecamatan Getasan Kabupaten
Semarang tahun pelajaran2015–2016
Berdasarkan permasalahan diatas, maka peneliti menggunakan Jenis
penelitian tindakan kelas dengan langkah perencanaan, pelaksanaan, observasi,
dan refleksi yang dilaksanakan dengan tiga siklus. Model pembelajaran yang
diterapkan adalah Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching Learning),
pendekatan ini mengarahkan pemahaman siswa pada kenyataaan bahwa IPA
sangat dekat dengan kehidupan mereka, sehingga belajar IPA menjadi lebih
bermanfaat dan bermakna.
Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan Pendekatan Kontekstual
(Contextual Teaching Learning) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas
IV pada bagian-bagian tumbuhan dan fungsinya. Keberhasilan penelitian ini dapat
ditunjukan melalui tes yang telah diperoleh. Pada siklus I siswa yang tuntas
sebanyak 3 siswa atau 37,5% dengan rata-rata kelas 43,12, siklus II yang tuntas
sebanyak 5 siswa atau 62,5% dan rata-rata kelasnya 71,25 dan siklus III prestasi
siswa meningkat, 100% tuntas dengan nilai rata-rata kelas 89,37.
x
DAFTAR ISI
SAMPUL ............................................................................................
I
LEMBAR BERLOGO ........................................................................ Ii
JUDUL ................................................................................................ Iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING .....................................................
Iv
PENGESAHAN KELULUSAN ........................................................
V
PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................
Vi
MOTTO ..............................................................................................
Vii
PERSEMBAHAN ..............................................................................
Vii
KATA PENGANTAR .......................................................................
Viii
ABSTRAK .........................................................................................
X
DAFTAR ISI ......................................................................................
Xi
DAFTAR TABEL ..............................................................................
Xiv
DAFTAR GAMBAR .........................................................................
Xv
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................
Xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................. 1
B. Rumusan Masalah ..........................................................
5
C. Tujuan Penelitian ............................................................
5
D. Hipotesis Tindakan ......................................................... 5
E. Manfaat Penelitian ........................................................... 6
F. Definisi Operasional .........................................................
7
G. Metodologi Peneltian .......................................................
9
H. Sistematika Penulisan .......................................................
14
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Prestasi Belajar ................................................................
16
1. Belajar ........................................................................
16
2. Prestasi Belajar ...........................................................
20
B. Mata Pelajaran IPA ........................................................... 23
1. Pengertian IPA ...........................................................
23
2. Tujuan, Ruang Lingkup, Standar Kompetensi dan
24
Kompetensi Dasar pengajaran IPA bagi siswa............
xi
C. Pendekatan kontekstual (Contextual Teaching Learning)
28
1. Konsep Contextual Teaching Learning (CTL)...........
28
29
2. Dasar Teori Model Pembelajaran Contextual
Teaching Learning (CTL)............................................
3. Karakteristik Contextual Teaching Learning (CTL)...
30
4. Komponen Contextual Teaching Learning (CTL)......
31
37
5. Langkah-langkah Pembelajaran Contextual
Teaching Learning (CTL)...........................................
6. Manfaat Pembelajaran Contextual Teaching
Learning (CTL) bagi Siswa.........................................
37
7. Hakikat Pembelajaran Kontekstual.............................
38
D. Tinjauan Materi Bagian-bagian Tumbuhan dan 39
Fungsinya.........................................................................
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum SD Islam Sains Teknologi (IST) At- 43
Taqwa....................................................................................
B. Subyek
Penelitian
dan
Karakteristik
Obyek 45
Penelitian.............................................................................
C. Pelaksanaan Penelitian........................................................
1. Diskripsi Pelaksanaan Siklus I...................................
45
46
2. Diskripsi Pelaksanaan Siklus II ................................. 49
3. Diskripsi Pelaksanaan Siklus III ...............................
53
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ...............................................................
57
1. Analisis Kegiatan Siklus I...........................................
57
2. Analisis Kegiatan Siklus II ........................................
62
3. Analisis Kegiatan Siklus III ........................................ 67
B. Pembahasan ..................................................................... 72
1. Siklus I......................................................................... 72
2. Siklus II.......................................................................
72
3. Siklus III......................................................................
73
C. Faktor pendukung dan faktor penghambat...................... 76
xii
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................... 78
B. Saran ................................................................................ 78
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................
LAMPIRAN .....................................................................................
xiii
80
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1
SK dan KD IPA Kelas IV Semester I.............................
26
Tabel 3.1
Daftar Guru SD Islam Sains Teknologi At-Taqwa........
44
Tabel 3.2
Daftar Nama Siswa Kelas IV SD Islam Sains
Teknologi At-Taqwa.....................................................
45
Tabel 4.1
Hasil Nilai Pre Test Siklus I...........................................
58
Tabel 4.1
Hasil Nilai Pos Test Siklus I...........................................
59
Tabel 4.3
Lembar Pengamatan Guru Siklus I................................
60
Tabel 4.4
Lembar Pengamatan Siswa Siklus I...............................
61
Tabel 4.5
Hasil Nilai Pre Test Siklus II..........................................
63
Tabel 4.6
Hasil Nilai Pos Test Siklus II.........................................
64
Tabel 4.7
Lembar Pengamatan Guru Siklus II...............................
65
Tabel 4.8
Lembar Pengamatan Siswa Siklus II..............................
66
Tabel 4.9
Hasil Nilai Pre Test Siklus III........................................
68
Tabel 4.10
Hasil Nilai Pos Test Siklus III........................................
69
Tabel 4.11
Lembar Pengamatan Guru Siklus III..............................
70
Tabel 4.12
Lembar Pengamatan Siswa Siklus III............................
71
Tabel 4.13
Rekapitulasi Presentase Ketuntasan Siklus I, II, III.......
74
Tabel 4.14
Rekapitulasi Pengamatan Siswa Siklus I, II, III.............
75
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1
Siklus Penelitian........................................................... 10
Gambar 4.1
Grafik Rekapitulasi Ketuntasan Siklus I, II, III...........
Gambar 4.2
Grafik Rekapitulasi Nilai Rata-rata Kelas Siklus I,II,
dan III........................................................................... 75
Gambar 4.3
Grafik Rekapitulasi Pengamatan Siswa Siklus I, II,
dan III.......................................................................... 76
xv
74
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah usaha manusia dalam memahami
alam semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran, serta
menggunakan
prosedur
dan
dijelaskan
dengan
penalaran
sehingga
mendapatkan suatu kesimpulan. Seorang ahli sejarah Lord Bullock,
menganggap IPA sebagai suatu kebudayaan modern. Baginya IPA merupakan
suatu proses terbuka sehingga imaginasi, hipotesis, kritik, dan kontroversi
berperan penting di dalamnya. Kemudian Bullock juga memandang IPA
sebagai suatu studi yang banyak berkaitan dengan manusia dan masyarakat,
suatu studi yang memerlukan imaginasi, perasaan, pengamatan, dan juga
analisis (Depag RI, 2002 : 2).
Pada jenjang pendidikan SD, IPA diharapkan dapat mengembangkan
kemampuan peserta didik di bidang pengetahuan alam karena ini merupakan
kunci keberhasilan untuk menghadapi kehidupan yang nyata dan siswa
mampu menghadapi masalah-masalah alam yang ada dalam kehidupanya.
Pengetahuan Alam diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga dapat
membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih
mendalam tentang alam sekitar (Standar Kompetensi SD/MI 2004:205-206).
Berdasarkan
penjabaran
di
atas,
apabila
pembelajaran
IPA
dilaksanakan dengan sungguh-sungguh dan sesuai dengan tujuanya maka
akan lebih masuk dalam jiwa peserta didik. Dalam hal ini peran guru sebagai
1
pengembang
ilmu sangat
besar
untuk
memilih dan melaksanakan
pembelajaran yang tepat dan efisien bagi peserta didik. Pembelajaran yang
baik dapat di tunjang dengan dari suasana pembelajaran yang kondusif serta
hubungan komunikasi antara guru, siswa dapat berjalan dengan baik
(Daryanto, 2013 : 2). Peserta didik akan lebih mudah dalam memahami
konsep tentang IPA, karena pembelajaran diarahkan sesuai dengan keadaan
lingkungan sekitarnya dengan pembelajaran yang aktif, menarik, dan
menyenangkan bagi siswa.
Pembelajaran yang seperti ini akan menumbuhkan semangat bagi siswa
dan memotivasi siswa untuk belajar. Kondisi pembelajaran seperti ini yang
akan meningkatkan prestasi siswa, karena selain mereka mendengarkan teoriteori dari guru, mereka juga bisa melihat gambaran dari materi yang
disampaikan oleh guru. Peningkatan pemahaman materi yang seperti ini
tentunya juga akan menambah prestasi bagi siswa. Pemahaman siswa
terhadap materi merupakan keberhasilan dalam pelaksanaan pembelajaran.
Hal ini membuktikan kesesuaian antara materi pembelajaran, tujuan, dan
metode yang dilakukan dalam penyampaian materi.
Namun kenyataanya tujuan dari pembelajaran belum tercapai. Seperti
halnya yang terjadi di SD Islam Sains Teknologi ( SD IST ) At-Taqwa
Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang. Pelajaran IPA yang sangat
menarik ini tidak membuat prestasi siswa semakin meningkat. Karena adanya
penggunaan metode yang kurang menarik minat sisiwa dalam belajar IPA
kususnya pada materi bagian-bagian tumbuhan dan fungsinya. Berdasarkan
2
hasil wawancara peneliti dengan salah satu guru IPA kelas IV di SD IST
tersebut menyatakan bahwa sebagian besar dari siswanya mengalami
kesulitan dalam memahami materi dan prestasi yang masih kurang pada
materi bagian-bagian tumbuhan dan fungsinya. Padahal materi ini secara teori
atau konsepnya dapat di amati secara langsung dalam kehidupan sehari – hari
dengan cara yang sangat sederhana dan mudah didapat. Apabila kaidah
pembelajaran yang efektif itu dapat dilakukan oleh semua guru di SD, maka
sudah pasti akan menghasilkan hasil yang memuaskan.
Berdasarkan hasil survey ternyata ditemukan berbagai kendala dalam
pembelajaran IPA, antara lain guru masih menggunakan metode yang kurang
menarik dalam mengajarkan materi IPA yaitu dengan menggunakan metode
ceramah atau hanya sekedar transfer ilmu. Akibatnya kebanyakan dari siswa
merasa jenuh dan tidak mendengarkan penjelasan dari guru. Sehingga siswa
mengalami kesulitan dalam memahami materi karena mereka hanya belajar
dengan mendengarkan tanpa ada tindakan yang lain. Padahal materi IPA
berkaitan langsung dengan kehidupan alam sebenarnya. Kurangnya
kemampuan guru dalam mendesain pembelajaran menjadi lebih menarik dan
efektif dengan fasilitas yang sederhana dan terbatas. Dari 8 siswa yang
mengikuti pembelajaran, hanya 1 siswa yang prestasinya baik.
Berdasarkan berbagai kendala yang ada seperti di tuliskan diatas,
penulis mencoba untuk memberikan solusi yaitu pembelajaran yang
mengajak siswa untuk terjun langsung dalam kehidupan nyata. Penggunaan
metode yang tepat dan sesuai dengan materi akan sesuai dengan tujuan
3
pembelajaran. Sebaliknya penggunaan metode yang tidak tepat atau tidak
sesuai maka tujuan pembelajaran tidak akan tercapai. Selain metode yang
digunakan harus tepat juga di iringi dengan pendekatan – pendekatan yang
mendukung pembelajaran. Pendekatan pembelajaran ini akan memberikan
kemudahan kepada siswa dalam memahami dan menyerap materi
pembelajaran. Oleh karena itu penulis menawarkan penggunaan pendekatan
kontekstual (contextual teaching learning ) dalam pembelajaran IPA materi
bagian-bagian tumbuhan dan fungsinya agar siswa lebih mudah dalam
memahami materi tersebut sehingga prestasi siswa bisa meningkat.
Pendekatan kontekstual (contextual teaching learning ) merupakan
konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan
dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan
antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapanya dalam kehidupan
mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat (Abdul, 2014 : 228).
Pembelajaran semacam ini memungkinkan siswa belajar tidak hanya di dalam
kelas namun proses pembelajaran bisa berlangsung di tempat lain seperti
lingkungan sekolah, masyarakat, keluarga, peristiwa-peristiwa yang pernah
terjadi atau dimana saja selama tersedia sumber belajar di tempat tersebut.
Pendekatan ini sangat efektif untuk diterapkan karena memberi pengalaman
langsung kepada siswa tentang materi yang sedang di pelajari.
Berdasarkan latar belakang pernasalahan di atas, maka penulis tertarik
untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “ PENINGKATAN
PREATASI BELAJAR SISWA PELAJARAN IPA MATERI BAGIAN-
4
BAGIAN TUMBUHAN DAN FUNGSINYA MELALUI PENDEKATAN
KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING LEARNING) PADA SISWA
KELAS IV SD ISLAM SAINS TEKNOLOGI (SD IST) AT-TAQWA
KECAMATAN
GETASAN
KABUPATEN
SEMARANG
TAHUN
PELAJARAN 2015-2016”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat di rumuskan
permasalahan yang menjadi bahan penelitian, yaitu : apakah penerapan
pendekatan kontekstual (contextual teaching learning ) dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa pelajaran IPA materi Bagian-bagian Tumbuhan dan
Fungsinya kelas IV SD Islam Sains Teknologi (SD IST) At-Taqwa
Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang tahun pelajaran2015–2016 ?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penelitian tindakan kelas ini adalah : untuk
mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah di terapkan pendekatan
kontekstual (contextual teaching learning ) pada pelajaran IPA materi
Bagian-bagian Tumbuhan dan Fungsinya kelas IV SD Islam Sains Teknologi
(SD IST) At-Taqwa Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang tahun
pelajaran 2015 - 2016.
D. Hipotesis Tindakan
Hipotesis merupakan dugaan sementara yang bakal terjadi jika suatu
tindakan dilakukan. Sementara itu hipotesis menurut Arikunto (2007: 76)
adalah suatu tindakan yang menunjuk pada suatu gerak kegiatan yang sengaja
5
dilakukan dengan tujuan tertentu. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut
dapat diartikan bahwa hipotesis merupakan jawaban sementara dalam suatu
penelitian yang harus di uji kebenaranya, oleh karena itu jawaban sementara
ini mungkin benar dan mungakin salah.
Oleh karenanya, dalam penelitian ini dapat di rumuskan hipotesis
sebagai berikut : penerapan pendekatan kontekstual (contextual teaching
learning ) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pelajaran IPA materi
Bagian-bagian Tumbuhan dan Fungsinya kelas IV SD Islam Sains Teknologi
(SD IST) At-Taqwa Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang tahun 2015 2016.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian tindakan kelas ini adalah :
1. Manfaat teoritis
Penerapan pendekatan kontekstual (contextual teaching learning )
dalam pelajaran IPA yang dilakukan dengan sungguh-sungguh dan
maksimal akan memperoleh hasil yang memuaskan. Selain dapat
disampaikan secara teori, IPA juga mengarahkan agar peserta didik dapat
terjun langsung kelapangan (praktik), sehingga materi yang disampaikan
dapat dipahami secara mendalam oleh siswa dan sesuai dengan tujuan
pembelajaran, khususnya pada materi Bagian-bagian Tumbuhan dan
Fungsinya.
6
2.
Manfaat praktis
a. Bagi siswa
Membantu
menumbuhkan
semangat
belajar
siswa
dan
peningkatan prestasi yang diawali dengan rasa senang dengan
pelajaran IPA sehingga pelajaran akan lebih mudah untuk dipahami
siswa, serta dapat menumbuhkan sikap cinta akan alam sekitar
dengan ikut andil dalam melestarikan lingkungan sekitarnya.
b. Bagi guru
Penelitian ini dapat dipertimbangkan dalam proses belajar
mengajar sebagai upaya untuk meningkatkan pemahaman siswa dan
mengajak siswa untuk selalu aktif dalam kelas, kreatif dalam dalam
menyelesaikan persoalan pelajaran dan memunculkan ide yang
inovatif.
c. Bagi sekolah
Membantu meningkatkan kualitas pendidikan sekolah karena
adanya guru yang mampu mengembangkan metode pembelajaran
dengan tepat sesuai materi pembelajaran.
F. Devinisi Oprasional
Agar tidak terjadi kesalah pahaman dalam persepsi atau judul, maka
penulis memberikan gambaran sekaligus memperjelas pengertian dan
pemahaman istilah-istilah yang ada dalam judul :
7
1.
Peningkatan
Secara etimologi kata peningkatan berasal dari kata tingkat
mendapat imbuhan pe-an. Sedangkan arti kata tingkat adalah lapis dari
sesuatu yang bersusun atau berlenggek-lenggek seperti lantai yang
berketinggian, lenggek rumah, tutupan pada tangga. Tingkat dapat pula
diartikan untuk menunjukan jenjang atau kelas. Berdasarkan pengertianpengertian di atas dapat ditegaskan bahwa maksud kata peningkatkan
adalah upaya untuk mambuat lebih tinggi dalam hal pencapaian tujuan
yang dalam hal ini adalah tujuan proses pembelajaran.
2.
Prestasi belajar
Prestasi belajar adalah proses belajar yang dialami siswa dan
menghasilkan perubahan dalam bidang pengetahuan, pemahaman,
penerapan, analisis dalam menyelesaikan suatu hal (Arifin, 1990 : 3).
3.
Pendekatan kontekstual
Merupakan strategi pembelajaran yang menekankan pada proses
keterlibatan peserta didik secara penuh untuk dapat menemukan
hubungan antara materi yang dipelajari dengan realitas kehidupan nyata,
sehingga mendorong peserta didik untuk menerapkanya dalam kehidupan
sehari-hari (Suryadi, 2013 : 81).
4.
Ilmu Pengetahuan Alam
Pengetahuan Alam merupakan cara mencari tahu tentang alam
secara sistematis untuk menguasai pengetahuan, konsep-konsep, prinsip-
8
prinsip, proses penemuan, dan memiliki sikap ilmiah (Departemen
Agama RI, 2004 : 205).
G. Metodologi Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menerapkan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK). Menurut Arikunto (2007 : 58) Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) adalah penelitian tindakan (action research) yang dilakukan
dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya.
Penerapan PTK dalam penelitian ini didasarkan pada temuan problem
dalam bentuk problem pembelajaran yaitu tingkat pemahaman siswa
terhadap mata pelajaran IPA rendah.
2. Langkah-langkah penelitian
Arikunto (2007 : 74) mengemukakan bahwa tahap-tahap dalam
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdiri dari empat tahapan penting,
yaitu meliputi: planning (rencana), action (tindakan), observation
(pengamatan), dan reflection (refleksi). Adapun skema dan penjelasan
untuk masing-masing tahapan, sebagai berikut:
9
Gambar 1.1 Siklus Penelitian (Arikunto 2007 : 74)
Permasalahan
Siklus I
Perencanaan
tindakan I
Pelaksanaan
tindakan I
Refleksi I
Pengamatan/
pengumpulan
data I
Perencanaan
tindakan II
Pelaksanaan
tindakan II
Permasalahan baru
hasil refleksi I
Siklus II
Refleksi II
Pengamatan/
pengumpulan
data II
Dilanjutkan ke siklus
berikutnya
Apabila masalah belum
terselesaikan
10
a. Perencanaan (planing)
1) Pelaksanaan pre tes dilakukan untuk mengetahui pengetahuan
siswa. Sejauh mana siswa itu mengerti dan memahami tentang
bahan pelajaran yang akan di ajarkan.
2) Pembuatan rencana pembelajaran.
3) Menyiapkan sumber belajar.
4) Membuat lembar observasi untuk melihat bagaimana situasi
pembelajaran.
5) Merancang alat evaluasi untuk pos tes.
b. Tindakan (acting)
Mengacu pada rencana pembelajaran.
c. Pengamatan (observing)
Melaksanakan pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran yang
disusun.
d. Refleksi (reflecting)
1) Melakukan evaluasi tindakan.
2) Mengadakan pertemuan dengan guru kelas untuk membahas hasil
evaluasi.
3) Memperbaiki atau merevisi pelaksanaan tindakan sesuai hasil
evaluasi untuk siklus berikutya.
11
3. Lokasi, waktu, subyek penelitian
a. Lokasi penelitan
1) Tempat penelitian
: SD ISLAM SAINS TEKNOLOGI (SD
IST) AT-TAQWA
2) Mata pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
3) Materi pokok
: Bagian-bagian Tumbuhan dan Fungsinya
4) Kelas/semester
: IV
b. Waktu penelitian
Penelitian dilkukan pada pertengahan semester I tahun ajaran
2015 – 2016
Siklus I dilaksanakan pada tanggal 16 September 2015
Sikus II dilaksanakan pada tanggal 23 September 2015
Siklus III dilaksanakan pada tanggal 2 Oktober 2015
c. Subyek penelitian
Peserta didik kelas IV SD Islam Sains Teknologi (SD IST) At-Taqwa
dengan jumlah 8 siswa yang terdiri dari 1 siswa laki-laki dan 7 siswa
perempuan, dan guru mata pelajaran IPA kelas IV.
4. Instrumen penelitian
a. Lembar observasi untuk guru
Kegiatan observasi berfungsi untuk mendokumentasikan pengaruh
tindakan yang terkait bersama prosesnya (Rasimen, 2011 :133).
12
b. Silabus
Pengaturan pembelajaran yang disusun secara sistematis untuk
mencapai penguasaan kompetesi dasar.
c. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Merupakan rencana yang menggambarkan prosedur pembelajaran
untuk mencapai kompetensi yang ditetapkan dalam standar isi.
d. Lembar Tes
Tes dilakukan untuk mengetahui data mengenai pemahaman siswa
terhadap materi yang telah disampaikan.
5. Tehnik pengumpulan data
a. Test
Test di berikan kepada siswa pada setiap siklus, untuk mengetahui
perkembangan dan kemajuan peserta didik dalam setiap tahapan yang
di lakukan.
b. Dokumentasi
Metode atau teknik dokumenter adalah teknik pengumpulan data dan
informasi melalui pencarian dan penemuan bukti-bukti. Instrumen
yang akan di kumpulkan adalah RPP, data nilai sebelum penerapan
model siklus pembelajaran, dan foto sebagai bukti bahwa dilakukanya
penelitian.
c. Observasi
Melakukan pengamatan terhadap guru dan siswa. Observasi
merupakan suatu cara untuk melaksanakan evaluasi dengan model
13
pengamatan dan pencatatan sistematis, logis dan rasio mengenai
fenomena-fenomena yang diselidiki. (Arifin, 1990:40)
6. Analisis data
Hasil belajar siswa dianalisis dengan membandingkan antara nilai
sebelum penelitian dengan nilai setelah dilakukan penelitian. Jika nilai
siswa masih di bawah 65 maka sebaiknya dikatakan belum tuntas, dan
untuk nilai lebih dari 65 maka bisa di katakan tuntas.
Adapun rumus presentase ketuntasan klasikal sebagai berikut:
P=
x 100 %
Keterangan:
P = Persentase
= Jumlah siswa yang tuntas belajar
= Jumlah semua siswa
H. Sistematika Penulisan
1. Bagian awal
Sampul, Lembar berlogo, Judul, Persetujuan pembimbing, Pengesahan
kelulusan, Pernyataan keaslian tulisan, Motto, Halaman persembahan,
Kata pengantar, Abstrak, Daftar isi, Daftar tabel, Daftar gambar, dan
Daftar lampiran.
2. Bagian inti
a. BAB I : Pendahuluan, bagian pendahuluan ini berisi beberapa bagian,
yaitu latar belakang masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan,
14
manfaat hasil penelitian, definisi operasional , metodelogi penelitian,
dan sistematika penulisan.
b. BAB II : Kajian Pustak, pada bab ini dibahas tentang teori-teori yang
berhubungan dengan peningkatan prestasi belajar Siswa Pelajaran
IPA Materi Bagian-bagian Tumbuhan dan Fungsinya Melalui
Pendekatan kontekstual (contextual teaching learning ) Pada Siswa
kelas IV SD/MI.
c. BAB III : Pelaksanaan Penelitian, pada bab ini berisi tentang
gambaran umum SD IST At-Taqwa, keadaan peserta didik SD IST
At-Taqwa, visi dan misi SD IST At-Taqwa, subjek penelitian, objek
penelitian, deskripsi pelaksanaan siklus I (Rencana, Pelaksanaan,
Pengumpulan data/pengamatan, Refleksi), (Deskripsi pelaksanaan
siklus II (Rencana, Pelaksanaan, Pengumpulan data/pengamatan,
Refleksi).
d. BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan, pada bab ini berisi
tentang hasil penelitian tiap siklus sesuai dengan urutan tujuan
penelitian.
e. BAB V : Penutup, pada bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran.
3. Bagian akhir
Pada bagian ini terdiri dari daftar pustaka, lampiran-lampiran, dan
riwayat hidup penulis.
15
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Prestasi Belajar
1. Belajar
a. Pengertian Belajar
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, belajar berarti berusaha
memperoleh kepandaian atau ilmu. Definisi ini memiliki pengertian
bahwa belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai kepandaian
atau ilmu. Di sini, usaha untuk mencapai kepandaian atau ilmu
merupakan
usaha
manusia
untuk
memenuhi
kebutuhannya
mendapatkan ilmu atau kepandaian yang belum dicapai sebelumnya
(Baharuddin, 2008 : 13)
Belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam
diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang
baru berkat pengalaman dan latihan (Hamalik, 1983 : 21). Belajar
adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman individu dalam
interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif,
dan psikomotor (Djamarah, 2011 : 13).
Menurut Cronbach dalam bukunya Educational Psychology
mengemukakan “learning is shown by a change in behavior as a
result of experience” menurutnya belajar yang baik harus ditempuh
dengan mengalami secara langsung (Sriyanti, 2011 : 16).
16
Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa
dalam
belajar
mengandung
tiga
pokok,
yaitu:
1)
belajar
mengakibatkan perubahan kemampuan atau perilaku, 2) perubahan
kemampuan atau perilaku yang terjadi bersifat relatif menetap, 3)
perilaku tersebut disebabkan karena hasil adanya latihan atau
pengalaman.
b. Ciri-ciri belajar
Jika hakikat belajar adalah perubahan tingkah laku, maka ada
beberapa perubahan tertentu yang dimasukkan ke dalam ciri-ciri
belajar, antara lain yaitu:
1) Perubahan yang terjadi secara sadar, individu yang belajar akan
menyadari terjadinya perubahan itu atau sekurang-kurangnya
individu merasakan telah terjadi adanya suatu perubahan dalam
dirinya.
2) Perubahan dalam belajar bersifat fungsional, suatu perubahan yang
terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya, dan akan
berguna bagi kehidupan ataupun proses belajar berikutnya.
3) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif, perubahanperubahan itu selalu bertambah dan tertuju untuk memperoleh
suatu yang lebih baik dari sebelumnya.
4) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara, tingkah laku
yang terjadi setelah belajar akan bersifat menetap.
17
5) Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah, perubahan tingkah
laku itu terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai dan terarah
pada perubahan tingkah laku yang benar-benar disadari.
6) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku, jika seseorang
belajar sesuatu, sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahan
tingkah
laku
secara
menyeluruh
dalam
sikap
kebiasaan,
keterampilan, dan pengetahuan (Djamarah, 2011 : 15).
c. Prinsip-prinsip belajar
Prinsip-prinsip belajar menurut Slameto (1987 : 29) adalah
sebagai berikut :
1) Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan partisipasi aktif,
meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan
instruksional.
2) Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki sruktur,
penyajian yang sederhana, sehingga siswa mudah menangkap
pengertiannya.
3) Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi yang
kuat pada siswa untuk mencapai tujuan instruksional.
4) Belajar itu proses kontinyu, maka harus tahap demi tahap menurut
perkembangannya.
5) Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi dan
discovery.
18
6) Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai
dengan tujuan instruksional yang harus dicapainnya.
7) Belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga siswa dapat
belajar dengan tenang.
8) Belajar perlu lingkungan yang menantang dimana anak dapat
mengembangkan kemampuannya bereksplorasi dan belajar dengan
efektif.
9) Belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkungannya.
10) Belajar adalah proses kontiguitas (hubungan antara pengertian
yang satu dengan pengertian yang lain) ehingga mendapatkan
pengertian yang diharapkan.
11) Repetisi, dalam proses belajar perlu ulangan berkali-kali agar
pengertian/ ketrampilan/ sikapitu mendalam pada siswa.
d. Tujuan Belajar
Robert M. Gagne dalam buku pedoman guru IPA (Depag RI
2002 : 57) mengelompokkan kondisi-kondisi belajar sesuai dengan
tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam belajar. Berdasarkan beberapa
tujuan dalam belajar ada lima kemampuan yang secara nyata dapat
dicapai melalui proses belajar, yaitu:
1) Ketrampilan intelektual(merupakan hasil belajar terpenting dari
sistem belajar skolastik).
2) Strategi kognitif secara luas, termasuk kemampuan memecahkan
masalah yang meliputi aspek adaptasi, asimilasi, akomodasi.
19
3) Informasi verbal, pengetahuan dalam arti informasi dan fakta.
4) Ketrampilan motorik yang diperoleh di sekolah, misalnya
mengetik, menulis, menggambar, mengukur, dan sebagainya.
5) Memiliki sikap atau nilai, merupakan hasil belajaryang bersifat
emosi pribadi, misalnya berbuat baik terhadap orang lain,
menghargai
pendapat
orang
lain,
percaya
diri,
mandiri,
mempunyai inisiatif, memiliki jati diri, dan yang lebih penting
merasa terintegritas dengan lingkunganya.
2. Prestasi belajar
a.
Pengertian prestasi belajar
Menurut Arifin (1990 : 2) prestasi belajar berasal dari bahasa
belanda yaitu prestatie. Kemudian dalam bahasa indonesia menjadi
“prestasi” yang berarti “hasil usaha” istilah “prestasi belajar”
(achievment) berbeda dengan hasil belajar (learning outcome).
Prestasi yang dimaksudkan adalah kemampuan, keterampilan, dan
sikap seseorang dalam menyelesaikan suatu hal.
Prestasi belajar merupakan suatu masalah yang bersifat
perenial dalam sejarah kehidupan manusia, karena sepanjang rentang
kehidupannya manusia selalu mengejar prestasi menurut bidang dan
kemampuan masing-masing. Prestasi belajar adalah hasil pencapaian
maksimal menurut kemampuan anak didik pada waktu tertentu
terhadap sesuatu yang dikerjakan, dipelajari, dan diterapkandan
prestasi belajar disebut juga nilai kemampuan hasil belajar anak yang
20
digunakan untuk mengetahui sejauh mana penguasaan anak terhadap
materi yang diberikan untuk mengetahui tingkat kecerdasan
seseorang.
b.
Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
menurut Semiawan (2008 : 11) adalah:
1) Pemenuhan kebutuhan Psikologis
Secara umum diketahui bahwa dalam perkembangan anak
perlu dipenuhi berbagai kebutuhan yaitu kebutuhan primer,
pangan, sandang, dan perumahan serta kasih sayang, perhatian,
penghargaan terhadap dirinya dan peluang mengaktualisasikan
dirinya.
2) Intelegensi, emosi, dan motivasi
Prestasi belajar bukan saja dipengaruhi oleh kemampuan
intelektual yang bersifat kognitif, tetapi juga dipengaruhi oleh
faktor-faktor nonkognitif seperti emosi, motivasi, kepribadian serta
berbagai pengaruh lingkungan.
3) Pengembangan kreativitas
Setiap anak dilahirkan dengan bakat yang merupakan potensi
kemampuan (inherent component of ability) yang berbeda-beda
dan terwujud karena interaksi yang dinamis antara keunikan
individu dan pengaruh lingkungan.
21
Berdasarkan penjabaran di atas dapat di simpulkan bahwa
prestasi belajara di pengaruhi oleh perubahan respon terhadap tun
tutan lingkungan yang mencakup perkembangan baru, terhadap
situasi baru. Selain itu unsur yang lain adalah alat bantu belajar,
proses pembelajaran, pendekatan, kondisi siswa, motivasi dan bahan
atau materi belajar.
c.
Fungsi prestasi belajar
Prestasi belajar semakin terasa penting untuk dipermasalahkan,
karena mempunyai beberapa fungsi utama (Arifin, 1990 : 3) yaitu :
1) Prestasi
belajar
sebagai
indikator
kualitas
dan
kuantitas
pengetahuan yang telah dikuasai anak didik.
2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. Para
ahli psikologi biasanya menyebut hal ini sebagai tendensi
keingintahuan (couriosty) dan merupakan kebutuhan umun pada
manusia, termasuk kebutuhan anak didik dalam suatu program
pendidikan.
3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan.
Prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi anak didik dalam
meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan berperan
sebagai umpan balik (feed back) dalam meningkatkan mutu
pendidikan.
4) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu
institusi pendidikan. Indikator intern dan ekstern dalam arti bahwa
22
prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat produktivitas
suatu institusi pendidikan. Asumsinya adalah bahwa kurikulum
yang digunakan relevan dengan kebutuhan masyarakat dan anak
didik.
Berdasarkan ursian diatas dapat diketahui bahwa kata prestasi
banyak digunakan dalam berbagai bidang dan kegiatan, antara lain
dalam kesenian, olahraga, dan pendidikan. Prestasi belajar dalam
pendidikan memilki fungsi utama sebagai lambang pemuas. Selain
itu prestasi belajar dapat dijadikan pendorong anak didik untuk lebih
semangat dalam belajar dan sebagai indikator suatu institusi
pendidikan bahwa kurikulum yang digunakan relevan dengan
kebutuhan peserta didik.
B. Mata Pelajaran IPA
1. Pengertian IPA
IPA adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui
pengamatan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur dan
dijelaskan dengan penalaran sehingga mendapatkan suatu kesimpulan.
Seorang ahli sejarah Lord Bullock, menganggap IPA sebagai suatu
kebudayaan modern. Baginya IPA merupakan suatu proses terbuka
sehingga imaginasi, hipotesis, kritik, dan kontroversi berperan penting di
dalamnya. Kemudian Bullock juga memandang IPA sebagai suatu studi
yang banyak berkaitan dengan manusia dan masyarakat, suatu studi yang
memerlukan imaginasi, perasaan, pengamatan, dan juga analisis (Depag
23
RI, 2002 : 2). Menurut Kusnin (2007 : III), Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA) adalah suatu ilmu yang teratur (sistematis) yang dapat diuji dan
dibuktikan kebenaranya.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang mempelajari alam
semesta yang dapat diterapkan dalam kehidupan nyata. Pengetahuan
Alam bukan hanya wahana untuk mencari tahu tentang alam secara
sistematis untuk menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep, prinsipprinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan, dan memiliki
sikap ilmiah. Pendidikan Pengetahuan Alam menekankan pada
pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi dan
mampu memahami alam sekitar serta diarahkan untuk mencari tahu dan
berbuat sehingga dapat membantu memperoleh pemahaman yang lebih
mendalam tentang alam sekitar (Standar Kompetensi MI, 2004 : 205).
2. Tujuan, Ruang Lingkup, Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
pengajaran IPA bagi siswa
a. Tujuan
Adapun tujuan pengajaran IPA bagi siswa (Depag RI 2004 : 206)
antara lain:
1) Menanamkan pengetahuan dan konsep Pengetahuan Alam yang
bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.
2) Menanamkan rasa ingin tahu dan sikap positif terhadap
Pengetahuan Alam.
24
3) Mengembangkan ketrampilan proses untuk menyelidiki alam
sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.
4) Ikut serta dalam memelihara,
menjaga dan melestarikan
lingkungan.
5) Mengembangkan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling
mempengaruhi antara Pengetahuan Alam, lingkungan, dan
masyarakat.
6) Menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu
ciptaan Allah SWT.
b. Ruang Lingkup
Ruang Lingkup mata pelajaran IPA meliputi aspek-aspek
sebagai berikut:
1) Makhluk hidup dan proses kehidupannya, yaitu manusia, hewan,
tumbuhan, dan interaksinya.
2) Materi, sifat-sifat, dan kegunaannya meliputi: udara, air, tanah,
dan batuan.
3) Listrik dan magnet, energi dan panas, gaya, pesawat sederhana,
cahaya, bunyi, tata surya, bumi, dan benda-benda langit lainnya.
4) Kesehatan, makanan, penyakit, dan pencegahannya.
5) Sumber daya alam, kegunaan, pemeliharaan, dan pelestariannya
(Depag, 2002 : 254).
25
c. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Adapun Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata
pelajaran IPA kelas IV semester 1 di SD IST At-Taqwa sebagai
berikut :
Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran
IPA Kelas IV Semester 1
Standar Kompetensi
Makhluk
Hidup
Kompetensi Dasar
dan
Proses Kehidupan
1. Memahami
hubungan 1.1 Mendeskripsikan hubungan antara
antara struktur organ
struktur kerangka tubuh manusia
tubuh manusia dengan
dengan fungsinya
fungsinya,
serta 1.2 Menerapkan
pemeliharaannya
cara
memelihara
kesehatan kerangka tubuh
1.3 Mendeskripsikan hubungan antara
struktur
panca
indera
dengan
fungsinya
1.4 Menerapkan
cara
memelihara
kesehatan panca Indera
2. Memahami
hubungan 2.1 Menjelaskan
hubungan
antara
antara struktur bagian
struktur akar tumbuhan dengan
tumbuhan
fungsinya
dengan
2.2 Menjelaskan
fungsinya
26
hubungan
antara
struktur batang tumbuhan dengan
fungsinya
2.3 Menjelaskan
hubungan
antara
struktur daun tumbuhan dengan
fungsinya
2.4 Menjelaskan
hubungan
antara
bunga dengan fungsinya
3. Menggolongkan hewan, 3.1 Mengidentifikasi
berdasarkan
jenis
jenis
makanan
hewan
3.2 Menggolongkan
makanannya
hewan
berdasarkan jenis makanannya
4. Memahami daur hidup 4.1 Mendeskripsikan
daur
hidup
beragam jenis makhluk
beberapa hewan di lingkungan
hidup
sekitar, misalnya kecoa, nyamuk,
kupu-kupu, kucing
4.2 Memahami daur hidup beragam
jenis makhluk hidup.
5. Memahami
hubungan 5.1 Mengidentifikasi
beberapa
jenis
sesama makhluk hidup
hubungan khas (simbiosis) dan
dan
hubungan “makan dan dimakan”
antara
hidup
makhluk
dengan
Lingkungannya
antar
makhluk
hidup
(rantai
makanan)
5.2 Mendeskripsikan hubungan antara
27
makhluk
hidup
dengan
lingkungannya
Benda dan Sifatnya
6. Memahami
sifat
dan
wujud
beragam 6.1 Mengidentifikasi
perubahan
benda
berbagai
penggunaan
serta
wujud
padat, cair, dan gas memiliki sifat
tertentu
cara 6.2 Mendeskripsikan
benda
berdasarkan sifatnya
benda
terjadinya
perubahan wujud cair padat
cair;
cair
gas
cair;
padatgas.
6.3 Menjelaskan hubungan antara sifat
bahan dengan kegunaannya
C. Pendekatan Kontekstual (contextual teaching learning)
1. Konsep contextual teaching learning (CTL)
Pendekatan kontekstual (contextual teaching learning ) merupakan
konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang di
ajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat
hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapanya
dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat
(Abdul, 2014 : 228). Landasan filosofis CTL adalah konstuktivisme,
yaitu filosofi belajar yang menekankan bahwa belajar tidak hanya
28
sekedar
menghafal,
tetapi
merekonstruksikan
atau
membangun
pengetahuan dan keterampilan baru lewat fakta-fakta atau proposisi yang
mereka alami dalam kehidupannya (Muslich, 2008 : 41).
Pendekatan pembelajaran yang sesuai adalah pembelajaran yang
berorientasi pada siswa. Hal ini sesuai dengan pendekatan pembelajaran
kontekstual yang mendominasikan siswa agar berperan aktif selama
proses pembelajaran berlangsung dan guru hanya sebagai fasilitator.
Proses pembelajaran yang efektif
seperti ini bertujuan agar terjadi
perubahan pada peserta didik baik dalam aspek pengetahuan, sikap,
perilaku, maupun ketrampilan.
Proses pembelajaran yang aktif siswa tidak hanya sekedar
menerima informasi, tetapi otak juga berperan penting membantu
melaksanakan refleksi baik secara eksternal maupun secara internal.
Pembelajaran yang pasif atau tidak hidup akan menghambat informasi
yang diterima siswa, karena proses pembelajaran siswa tanpa adanya
rasa ingin tahu, umpan balik, dan daya tarik hasil yang akan diperoleh.
Siswa dituntut untuk aktif mencari tahu, sehingga potensi yang dimiliki
bisa terlibat secara optimal dalam pembelajaran dan akan mendapatkan
hasil yang sesuai.
2. Dasar Teori Model Pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL)
Penerapan CTL dalam proses pembelajaran menekankan pada tiga
hal (Suyadi, 2013 : 82) yaitu :
29
a. CTL menekankan pada proses keterlibatan peserta didik untuk
menemukan materi pelajaran. Proses belajar dalam konteks CTL
tidak mengharapkan agar peserta didik hanya menerima pelajaran,
tetapi proses mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran
tersebut.
b. CTL mendorong agar peserta didik dapat menemukan hubungan
antara materi yang dipelajari dengan kehidupan nyata. Artinya
peserta didik dituntut
dapat
menangkap
hubungan antara
pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata.
c. CTL mendorong peserta didik untuk dapat menerapkan dalam
kehidupan sehari-hari. Peserta didik dapat memahami materi yang
dipelajari, tetapi lebih pada aktualisasi dan kontekstualisasi materi
pelajaran dalam kehidupan sehari-hari.
3. Karakteristik Contextual Teaching Learning (CTL)
Menurut Hamruni (2011 : 137) terdapat lima karakteristik penting
dalam proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan CTL yaitu :
a. Dalam
CTL,
pembelajaran
merupakan
proses
pengaktifan
pengetahuan yang sudah ada (activing knowledge). Sesuatu yang
akan dipelajari tidak terlepas dari pengetahuan yang sudah
dipelajari. Dengan demikian pengetahuan yang akan diperoleh
peserta didik adalah pengetahuan yang utuh dan berkaitan satu
sama lain.
30
b. Pembelajaran yang kontekstual adalah pembelajaran yang dapat
menambah pemgetahuan baru (acquiring knowledge). Pengetahuan
tersebut didapat secara deduktif. Artinya, pembelajaran dimulai
dari mempelajari secara keseluruhan, kemudian memperhatikan
secara detail.
c. Pemahaman pengetahian (understanding knowledge). Artinya,
pengetahuan yang diperoleh bukan untuk dihafal, tetapi untuk
dipahami,
dikaitkan dengan realitas
kehidupan sehari-hari,
dipraktikkan dan dibiasakan.
d. Mempraktikkan
pengetahuan
dan
pengalaman
(applayinh
knowledge). Artinya, pengetahuan dan pengalaman yang telah
diperoleh harus dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari,
sehingga tampak ada perubahan pada perilaku peserta didik.
e. M