PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS MATERI PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA.

(1)

Sugara, Robi P. 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS MATERI PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA PADA

PEMBELAJARAN IPS MATERI PERSIAPAN KEMERDEKAAN

INDONESIA

(Penelitian Tindakan Kelas V B Sekolah Dasar Negeri 07 Cibogo Tahun Ajaran 2013/2014)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh Robi Panji Sugara

1003494

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG


(2)

Sugara, Robi P. 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS MATERI PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(3)

Sugara, Robi P. 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS MATERI PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Halaman Hak Cipta

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA PADA

PEMBELAJARAN IPS MATERI PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA

Oleh Robi Panji Sugara

Universitas Pendidikan Indonesia, 2014

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Robi Panji Sugara 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(4)

Sugara, Robi P. 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS MATERI PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ROBI PANJI SUGARA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA PADA

PEMBELAJARAN IPS MATERI PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA

disetujui dan disahkan oleh pembimbing:

Pembimbing I

Drs. Faqih Samlawi, MA NIP. 19600408 199803 1 001

Pembimbing II

Arie Rakhmat Riyadi, M. Pd. NIP. 19820426 201012 1 005

Diketahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Pendidikan Indonesia

Drs. Nana Djumhana, M. Pd. NIP. 19590508 198403 1 002


(5)

Sugara, Robi P. 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS MATERI PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA PADA

PEMBELAJARAN IPS MATERI PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA

Oleh

Robi Panji Sugara

Penelitian ini dilatarbelakangi karena beberapa permasalahan siswa dalam berkomunikasi di kelas. Hal ini didasarkan pada observasi awal, yang terjadi pembelajaran satu arah sehingga, pemahaman tentang konsep pembelajaran IPS kurang begitu dikuasai dan kurang respon dari siswa terhadap pembelajaran IPS. Salah satu upaya yang dilakukan yaitu dengan meningkatkan kemampuan komunikasi dengan penerapan model pembelajaran talking stick. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah: (1) mengungkapakan perencanaan pembelajaran IPS materi persiapan kemerdekaan dengan penerapan model pembelajaran talking stick untuk meningkatkan kemampuan komunikasi, (2) mengungkapkan pelaksanaan pembelajaran IPS materi persiapan kemerdekaan dengan penerapan model pembelajaran talking stick untuk meningkatkan kemampuan komunikasi, dan (3) mengungkapkan peningkatan kemampuan komunikasi dengan penerapan model pembelajaran talking stick pada pembelajaran IPS materi persiapan kemerdekaan. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang diadaptasi dari model Kemmis dan Mc. Taggart. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahapan. Setiap tahapan terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus. Hasil penelitian diperoleh hasil peningkatan kemampuan komunikasi siswa, siklus I sebsear 70,99 % dan siklus II mengalami peningkatan menjadi 87,35 %. Dari data tersebut menunjukkan ada peningkatan kemampuan komunikasi setelah dilakukan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran talking stick. Selain itu, dengan menerapkan model pembelajaran talking stick di materi persiapan kemerdekaan siswa lebih aktif di kelas. Simpulan dari penelitian ini Perencanaan pembelajaran pada materi persiapan kemerdekaan Indonesia untuk meningkatkan kemampuan komunikasi dengan penerapan model pembelajaran talking stick dilaksanakan dengan dua siklus. Perencanaan pembelajaran diawali dengan membuat RPP serta instrumen penilaian. Secara umum pelaksanaan pembelajaran berjalan dengan lancar. Kemampuan komunikasi siswa mengalami peningkatan setelah mendapatkan pembelajaran dengan model talking stick. Berdasarkan temuan tersebut, disarankan guru menggunakan model talking stick pada pembelajaran IPS untuk meningkatkan kemampuan komunikasi.


(6)

Sugara, Robi P. 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS MATERI PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kata kunci: Model Talking Stick, Kemampuan Komunikasi, Persiapan Kemerdekaan Indonesia


(7)

Sugara, Robi P. 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS MATERI PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ... Error! Bookmark not defined. ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined. UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI ... vi DAFTAR TABEL ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR GAMBAR ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR LAMPIRAN ... Error! Bookmark not defined. BAB IPENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined.

A. Latar Belakang Masalah ... Error! Bookmark not defined. B. Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined. C. Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. D. Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined. E. Hipotesis Penelitian ... Error! Bookmark not defined. F. Definisi Oprasional ... Error! Bookmark not defined.

BAB IIPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS MATERI PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA ... Error! Bookmark not defined.

A. Pembelajaran IPS ... Error! Bookmark not defined. B. Kemampuan Komunikasi ... Error! Bookmark not defined. C. Model Pembelajaran Kooperatif ... Error! Bookmark not defined. D. Materi Perjuangan Mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia... Error!

Bookmark not defined.

E. Penelitian yang Relevan ... Error! Bookmark not defined. F. Hubungan Penerapan Model Pembelajaran Talking Stick Untuk

Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Siswa Pada Pembelajaran IPS Materi Persiapan Kemerdekaan Indonesia . Error! Bookmark not defined.


(8)

Sugara, Robi P. 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS MATERI PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

A. Metode Penelitian... Error! Bookmark not defined. B. Model Penelitian ... Error! Bookmark not defined. C. Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian ... Error! Bookmark not defined. D. Prosedur Penelitian... Error! Bookmark not defined. E. Instrumen Penelitain... Error! Bookmark not defined. F. Pengolahan dan Analisis Data ... Error! Bookmark not defined.

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .. Error! Bookmark not defined.

A. Deskripsi Awal Penelitian ... Error! Bookmark not defined. B. Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined. C. Pembahasan Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.6

BAB VSIMPULAN DAN REKOMENDASI .... Error! Bookmark not defined.

A. Simpulan ... Error! Bookmark not defined. B. Rekomendasi ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.

LAMPIRAN………...87


(9)

Sugara, Robi P. 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS MATERI PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ilmu pengetahuan sosial yang kemudian disebut IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi geografi, sejarah, sosiologi dan ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik disarankan untuk dapat menjadi warga Negara Indonesia yang demokratis dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar (SKKD) mata pelajaran IPS sebagaimana yang termuat dalam peraturan mentri pendidikan nasional Republik Indonesia (Permendiknas RI) nomor 22 tahun 2006, mata pelajaran IPS dalam sistem pendidikan di Indonesia diberikan untuk peserta didik mulai jenjang Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI), SMP, MTs, SMA, MA dan SMK.

Tantangan yang berat akan dihadapi siswa di masa mendatang. Kehidupan masyarakat global mengalami perubahan setiap saat. Oleh karena itu, mata pelajaran IPS harus dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis. Berdasarkan analisis tersebut, pembelajaran IPS hendaknya mengacu pada pengembangan potensi siswa secara optimal melalui pembekalan dan kesempatan siswa untuk belajar. Menurut Sapriya (2008, hlm. 35) “Pembelajaran merupakan upaya untuk mendewasakan seseorang anak manusia. Salah satu ciri seseorang yang dewasa adalah mereka yang mampu berkomunikasi dengan orang lain dengan baik”. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan komunikasi merupakan aspek yang penting dari


(10)

Sugara, Robi P. 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS MATERI PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pendekatan pembelajaran IPS khususnya dalam inkuiri sosial. Dalam proses pembelajaran di kelas guru harus mengoptimalkan kemampuan komunikasi siswa.


(11)

2

Menurut Sardiman (2012, hlm.7) “Kegiatan belajar mengajar mengandung arti interaksi dari berbagai komponen seperti guru, siswa, bahan ajar dan sarana lain yang digunakan pada saat kegiatan berlangsung”. Interaksi akan selalu berkaitan dengan istilah komunikasi atau hubungan. Kegiatan komunikasi bagi diri manusia merupakan bagian hakiki dalam kehidupannya. Komunikasi dalam proses pembelajaran itu penting sekali, bukan hanya guru yang menyampaikan materi di kelas tetapi siswa juga banyak berperan aktif dalam pembelajaran.

Menurut Sardiman (2012, hlm.7) “Komunikasi itu sendiri sudah mengandung pengertian–pengertian memberitahukan dan menyebarkan berita, pengetahuan, pikiran–pikiran, nilai–nilai dengan maksud untuk menggugah partisipasi agar hal–hal yang diberitahukan untuk menjadi milik bersama”.

Mengingat IPS mempunyai peranan yang sangat strategis, sehingga upaya tersebut menjadi sangat penting, karena tantangan kehidupan yang akan datang semakin berat dan semakin kompleks. Untuk itu diperlukan sumber daya manusia yang handal. Hal yang menjadi hambatan selama ini dalam pembelajaraan pengetahuan sosial disebabkan oleh kurang dikemasnya pembelajaran pengetahuan sosial dengan metode yang menarik, menantang dan menyenangkan. Para guru sering kali menyampaikan materi pengetahuan sosial dengan metode konvensional seperti ceramah dan cenderung satu arah, sehingga pembelajaran pengetahuan sosial cenderung membosankan dan kurang menarik minat siswa yang pada giliranya proses pembelajran yang kaku dan prestasi belajar siswa yang kurang memuaskan. Di sisi lain juga ada kecenderungan bahwa aktivitas siswa dalam proses pembelajaran sosial masih rendah.

Berdasarkan hasil observasi di kelas VB SDN 07 Cibogo mengalami kesulitan untuk melakukan komunikasi dalam kegiatan pembelajaran IPS. Hal ini dapat dilihat dari:

1. Proses pembelajaran IPS masih konvensional seperti ceramah dan cenderung satu arah, guru menjelaskan dan siswa mendengarkan.

2. Kurangnya komunikasi siswa dengan guru di dalam kelas sehingga pemahaman tentang konsep pembelajaran IPS kurang begitu di kuasai.


(12)

3

3. Sedikit siswa yang berbicara untuk menyampaikan pendapatnya tentang materi yang sedang di bahas oleh guru. Sehingga, kurang respon dari siswa terhadap pembelajaran IPS.

Dari jumlah dua puluh tujuh (27) siswa, hanya beberapa siswa yang dikategorikan memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik. Kurangnya kemampuan siswa dalam berkomunikasi menyebabkan kegiatan pembelajaran menjadi kurang menarik karena siswa menjadi pasif saat pembelajaran berlangsung.

Berdasarkan hasil observasi, diketahui pula bahwa penyebab salah satunya dipengaruhi oleh kurangnya komunikasi siswa dalam pembelajaran IPS. Sampai saat ini siswa masih menganggap bahwa mempelajari IPS hanya dengan menghapal, akibatnya siswa merasa enggan dan malas untuk mempelajarinya. Penyebab lainnya adalah guru hanya menyampaikan materi, tanpa memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran. Dalam hal ini ada usaha yang ingin dilakukan untuk memecahkan permasalahan tersebut, bagaimana menciptakan proses pembelajaran IPS yang menyenangkan dan memberikan dampak positif terhadap proses pembelajaran dan hasil belajar siswa.

Oleh Karena itu untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi siswa maka diperlukan suatu cara atau metode dalam penyampaian materinya. Dalam hal ini penulis mengajukan penggunaan model pembelajaran talking stick untuk digunakan dalam meningkatkan kemampuan berkomunikasi dalam pelajaran IPS tentang persiapan kemerdekaan Indonesia. Model pembelajaran ini dirasa tepat karena dapat meningkatkan kemampuan berkomunikasi. Peserta didik pun akan ditekankan untuk menjadi lebih giat dalam belajar. Dalam pembelajaran pun peserta didik akan menjadi lebih termotivasi dan tidak jenuh. Model pembelajaran talking stick dapat memotivasi siswa untuk mengoptimalkan kemampuan berkomunikasi di kelas, dengan model ini siswa terpaksa harus berbicara dan mempersiapkan apa yang akan di sampaikan.

Menurut Rahman (2007, hlm.56) “Model pembelajaran talking stick adalah salah satu model pembelajaran yang menciptakan lingkungan belajar di


(13)

4

kelas V yang efektif, inovatif, siswa menjadi aktif, dan pembelajaran berjalan menyenangkan”.

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut maka dalam penelitian ini mengambil judul “Penerapan Model Pembelajaran Talking Stick Untuk

Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Siswa Pada Pembelajaran IPS

Materi Persiapan Kemerdekaan Indonesia”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah di uraikan di atas, secara umum permasalahan yang akan di teliti adalah “bagaimana penerapan model pembelajaran talking stick dalam meningkatkan kemampuan komunikasi siswa pada materi persiapan kemerdekaan Indonesia?”

Untuk menjawab pertanyaan itu, dibuat beberapa pertanyaan penelitian yang mengarahkan pada jawaban terhadap permasalahan utama penelitian tersebut.

1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran IPS materi persiapan kemerdekaan dengan penerapan model pembelajaran talking stick untuk meningkatkan kemampuan komunikasi siswa di kelas VB SDN 07 Cibogo Kec. Lembang? 2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran IPS materi persiapan kemerdekaan

dengan penerapan model pembelajaran talking stick untuk meningkatkan kemampuan komunikasi siswa di kelas VB SDN 07 Cibogo Kec. Lembang? 3. Bagaimanakah peningkatan kemampuan komunikasi dengan penerapan model

pembelajaran talking stick pada pembelajaran IPS materi persiapan kemerdekaan di kelas VB SDN 07 Cibogo Kec. Lembang?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah ditentukan, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini secara umum adalah untuk mengetahui penerapan model pembelajaran talking stick pada pembelajaran IPS materi persiapan kemerdekaan Indonesia untuk meningkatkan kemampuan komunikasi siswa dikelas. Untuk mengetahui:


(14)

5

1. Perencanaan pembelajaran IPS materi persiapan kemerdekaan dengan penerapan model pembelajaran talking stick untuk meningkatkan kemampuan komunikasi siswa di kelas VB SDN 07 Cibogo Kec. Lembang.

2. Pelaksanaan pembelajaran IPS materi persiapan kemerdekaan dengan penerapan model pembelajaran talking stick untuk meningkatkan kemampuan komunikasi siswa di kelas VB SDN 07 Cibogo Kec. Lembang.

3. Peningkatan kemampuan komunikasi dengan penerapan model pembelajaran talking stick pada pembelajaran IPS materi persiapan kemerdekaan di kelas VB SDN 07 Cibogo Kec. Lembang.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat dalam dua kerangka berikut.

1. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan akan memperkuat teori yang sudah ada tentang tentang model pembelajaran talking stick yang dapat meningkatkan kemampuan komunikasi pada materi persiapan kemerdekaan Indonesia untuk siswa kelas V. Model pembelajaran talking stick dapat dijadikan sebagai dasar dalam pengembangan penelitian tindakan kelas dan dapat dijadikan upaya bersama antara sekolah, guru dan peneliti yang lain untuk memperbaiki proses pembelajaran secara menyeluruh khususnya yang diarahkan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi siswa di kelas, serta sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya.

2. Manfaat praktis

Hasil penelitian ini dasarnya memiliki dua produk, yaitu: (1) model talking stick yang dapat digunakan dalam meningkatkan kemampuan komunikasi siswa; dan (2) data deskriptif tentang kemampuan komunikasi siswa pada sekolah yang menjadi tempat penelitian. Diharapkan kedua hal ini dapat bermanfaat pada beberapa konteks kepentingan berikut.

a) Bagi siswa, diharapkan hasil penelitian dapat menumbuhkan keaktifan & interaksi saat pembelajaran serta dapat memberikan motivasi belajar dan


(15)

6

mudah memahami materi pembelajaran IPS sehingga berdampak pada meningkatnya kemampuan komunikasi siswa serta hasil belajar siswa.

b) Bagi guru, diharapkan sebagai bahan masukan dalam memilih model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa serta kondisi lingkungan belajar, selain itu juga pentingnya memilih dan menggunakan strategi pembelajran di kelas agar lebih aktif, menarik dan efisien sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

c) Bagi sekolah, bisa menjadi bahan masukan untuk meningkatkan penerapan dan pengembangan penelitian kelas bagi terciptanya pendidik yang bermutu dan professional. Serta, memberikan gagasan baru dalam pembelajaran di kelas V SD untuk meningktkan hasil belajar siswa.

E. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan teori pembelajaran yang telah dipaparkan, maka untuk hipotesis tindakan pada penelitian ini adalah “model pembelajaran talking stick dapat meningkatkan kemampuan komunikasi siswa pada materi persiapan kemerdekaan Indonesia”.

F. Definisi Oprasional

Variabel utama penelitian ini adalah penerapan model talking stick untuk meningkatkan kemampuan komunikasi siswa kelas V SD.

Untuk menghindari kesalahpahaman dalam memahami masalah penelitian, maka istilah-istilah dalam judul penelitian ini dijelaskan masing-masing batasannya secara operasional dalam uraian berikut.

1. Pengertian Pembelajaran Talking Stick

Model pembelajaran talking stick adalah model pembelajaran bermain tongkat, yaitu pembelajaran yang dirancang untuk mengukur tingkat penguasaan materi pelajaran oleh murid dengan menggunakan media tongkat.

Model pembelajran talking stick mengharuskan siswa dapat bekerja sama satu sama lain. Model tipe ini menggunakan tongkat sebagai media dalam pembelajarannya, tongkat yang sudah tersedia di ruangan di kelilingkan oleh


(16)

7

siswa dan ketika tongkat berhenti di setiap siswa, maka siswa tersebut harus menjawab pertanyaan yang telah di sediakan oleh guru.

2. Pengertian Komunikasi

Komunikasi adalah proses penyamapaian ide atau gagasan yang dimiliki kepada orang atau sekitar guna menyampaikan informasi agar mendapat respon dari penerima dan memberikan umpan balik terhadap pemberi informasi. Jadi komunikasi dalam penerapan model pembelajaran talking stick pada pembelajaran IPS adalah komunikasi dalam hal ini merupakan proses siswa untuk menyampaikan ide atau gagasannya dengan cara: (a) membaca; (b) menjawab; (c) menulis; dan (d) mendengarkan kepada penerima untuk mendapaykan timbal balik atau respon dari penerima.

Dalam proses pembelajaan untuk mengetahui kemampuan komunikasi siswa di kelas dalam pembelajaran maka kita dapat mengadaptasi indikator dari komunikasi secara umum dengan indikator komunikasi yang di padukan dalam model pembelajaran di kelas. Setelah dianalisis dapat dirumuskan indikator komunikasi secara khusus sesuai dengan model seperti pada uraian berikut.

a) Membaca bahan ajar dengan seksama. b) Menjawab pertanyaan yang diajukan.

c) Menggunkan pembendarahan kata yang terus meningkat dalam bentuk tulisan. d) Mendengarkan dengan seksama.


(17)

Sugara, Robi P. 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS MATERI PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian termasuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang diadaptasi dari model Kemmis dan Taggart (1998). Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu bentuk bagian yang bersifat reflektif atas tindakan guru yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan guna memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran. Penelitian ini terdiri atas siklus yang berdaur mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan perefleksian yang bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran.

B. Model Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan rancangan model siklus Kemmis Taggart (Arikunto, dkk. 2011, hlm.16). Langkah-langkah penelitian yang ditempuh pada setiap siklus dijelaskan secara rinci sebagai berikut:

1. Perencanaan (planning)

Perencanaan ini diawali refleksi awal dilaksanakan untuk memecahkan masalah yang akan ditetapkan. Hal-hal yang direncanakan diantaranya terkait dengan pendekatan pembelajaran, metode pembelajaran, teknik atau strategi pembelajaran, media dan peralatan belajar materi pembelajaran, dan penilaian belajar. Perencanaan dalam hal ini hampir sama dengan perencanaan operasional dalam pembelajaran yang disebut RPP.

2. Pelaksanaan (acting)

Rencana yang disusun dicobakan sesuai dengan langkah yang telah dibuat, yaitu proses pembelajaran menggunakan talking stick dengan materi persiapan kemerdekaan sebagai model dalam pembelajarannya.

3. Observasi (observing)

Observasi dilakukan untuk mengenali, merekam, dan mendokumentasikan setiap indikator dari proses dan hasil yang dicapai, baik yang ditimbulkan oleh


(18)

Sugara, Robi P. 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS MATERI PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tindakan rencana maupun akibat sampingan. Observasi dapat dilakukan sendiri oleh peneliti atau kolaborator yang memang diberi tugas untuk hal itu. Fungsi diadakan observasi yaitu untuk mengetahui kesesuaian pelaksanaan tindakan dengan rencana tindakan yang telah disusun sebelumnya dan untuk mengetahui seberapa jauh pelaksanaan tindakan yang sedang berlangsung dapat diharapkan menghasilkan perubahan ke arah yang diinginkan. Yang terpenting dari kegiatan pengamatan adalah dapat mengenali sejak dini apakah tindakan yang dilakukan mengarah kepada terjadinya perubahan proses pembelajaran sesuai yang diharapkan.

4. Refleksi (reflecting)

Refleksi mencakup kegiatan analisis, interpretasi, dan evaluasi yang diperoleh saat melakukan kegiatan observasi. Data yang terkumpul saat observasi secepatnya dianalisis dan diinterpretasi untuk mencari penyelesaiannya yang efektif pada kegiatan pembentukan bicara selanjutnya pada tahap berikutnya.

Langkah-langkah penelitian yang ditempuh apabila digambarkan adalah sebagai berikut :


(19)

27

Observasi

Gambar 3.1

Alur penelitian tindakan kelas adaptasi model Kemmis dan Taggart (Arikunto, dkk. 2011, hlm.16 )

C. Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di SDN 07 Cibogo yang terletak di desa Cibogo kecamatan Lembang kabupaten Bandung Barat. Dalam penilitian ini penulis mengambil lokasi di SDN 07 Cibogo dengan pertimbangan jarak tempat tinggal sementara (kos) dengan tempat penelitian cukup dekat dan mengefektifkan waktu serta dana yang tersedia, sehingga memudahkan dalam mencari data, peluang waktu yang luas dan subjek penelitian yang sangat sesuai dengan profesi penulis.

Perencanaan

Refleksi Siklus I

Pelaksanaan Observasi

Perencanaan

Refleksi II

Pelaksanaan Observasi


(20)

28

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan April s/d Mei 2014 selama kurang lebih dua bulan, dan agar tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar maka penelitian ini dilaksanakan secara bersamaan dengan kegiatan pembelajaran.

3. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VB Semester II SDN 07 Cibogo tahun pelajaran 2013/2014 sebanyak 27 orang terdiri atas 16 orang laki-laki dan 11 orang perempuan.

D. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang dilaksanakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah dalam bentuk pengkajian siklus yang terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Rencana pelaksanaannya terdiri dari dua siklus dilakukan sesuai dengan perubahan yang akan dicapai. Hal ini dilakukan untuk melihat sejauh mana kemampuan berkomunikasi yang telah dicapai siswa. Langkah-langkah yang peneliti laksanakan sebagai berikut.

1. Refleksi awal

Sebelum dilakukannya tindakan, peneliti mengamati proses pembelajaran dalam kelas. Hasil dari pengamatan, peneliti mendiagnosa bahwa siswa kelas VB SDN 07 Cibogo memiliki kesulitan dalam berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan. Hal ini dilihat dari sedikit siswa yang berbicara untuk menyampaikan pendapatnya tentang materi yang sedang di bahas oleh guru. Sehingga, kurang respon dari siswa terhadap pembelajaran IPS.

Hasil dari analisis selama mengikuti pembelajaran di kelas V B anak cenderung pasif dan tidak banyak yang berbicara memberikan pendapatnya. Tidak hanya itu saja, yang menjadi penyebab rendahnya kemampuan berkomunikasi siswa yaitu proses pembelajaran yang kurang membangkitkan motivasi siswa untuk mampu berkomunikasi di kelas dan pembelajaran yang cenderung membosankan.

2. Perencanaan tindakan

Atas dasar masalah dan penyebabnya, dalam pelaksanaan tindakannya akan menerapkan model talking stick. Sebelum melakukan tidakan dengan


(21)

29

menerapkan model talking stick, peneliti menyususn rancangan program tindakan pembelajaran IPS pada materi persiapan kemerdekaan. Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam perencanaan tindakan adalah:

a. Mendiskusikan dengan guru kelas mengenai langkah-langkah, strategi dalam pembelajaran, serta media yang akan digunakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

b. Menyesuaikan rancangan penelitian dengan pokok bahasan yang akan disampaikan.

c. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pemebelajaran (RPP).

d. Mempersiapkam media dan kata-kata kunci yang akan digunakan untuk mengaplikasikan model talking stick.

e. Mempersiapkan perangkat-perangkat pembelajaran yang perlu disiapkan dan dikembangkan, yaitu lembaran evaluasi dan instrumen lain yang mendukung kepada kriteria kemampuan berkomunikasi.

f. Menyusun alat observasi yang digunakan untuk mengamati guru dan siswa selama pembelajaran berlangsung.

g. Mempersiapkan alat-alat untuk dokumentasi kegiatan pembelajaran. h. Melaksanakan diskusi dengan mitra peneliti.

3. Pelaksanaan tindakan

Pada tahap ini, pelaksanaan tindakan dilakukan langsung oleh penulis sendiri sebagai peneliti sekaligus yang mempraktikkan tindakan dalam pembelajaran di kelas. Dalam tahap ini, peneliti berkalaborasi dengan guru wali kelas V B Sekolah Dasar Negeri 7 Cibogo yang berperan sebagai observer. Oleh karena itu, peneliti melakukan tindakan dengan menerapkan model talking stick dalam pembelajan IPS materi persiapan kemerdekaan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi. Sedangkan observer mengamati proses pembelajaran IPS materi persiapan kemerdekaan dengan penerapan model talking stick.

Pelaksanaan tindakan dalam pembelajaran IPS materi persiapan kemerdekaan dengan menerapkan model talking stick dilakukan dua siklus. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini yaitu melaksanakan rencana pembelajaran yang telah direncakan sebelumnya, yaitu sebagai berikut:


(22)

30

a. Siklus I 1) Perencanaan

(a) Mendiskusikan dengan guru tentang langkah-langkah, metode, dan media yang akan digunakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran

(b) Menyesuaikan rancangan penelitian dengan pokok bahasan (c) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

(d) Mempersiapkan media yang akan digunakan untuk mengaplikasikan model talking stick.

(e) Mempersiapkan perangkat-perangkat pembelajaran yang perlu disiapkan dan dikembangkan, yaitu: lembaran-lembaran evaluasi dan instrumen lain berikut kriteria penilaian dan kunci jawaban yang akan disiapkan dan dikembangkan. (f) Mempersiapkan alat-alat untuk dokumentasi kegiatan pembelajaran.

2) Tindakan

(a) Guru menyiapkan sebuah tongkat

(b) Siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok kecil.

(c) Guru menyiapkan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberikan kesempatan untuk siswa membaca dan mempelajari materi pelajaran.

(d) Siswa berdiskusi membahas masalah yang terdapat di dalam bahan bacaan. (e) Setelah siswa selesai membaca bahan bacaan dan mempelajari isinya, guru

mempersilahkan siswa untuk menutup bacaan.

(f) Guru mengambil tongkat dan memberikannya kepada salah satu siswa, setelah itu guru memberi pertanyaan dan siswa yang memgang tongkat tersebut harus menjawabnya. Demikian seterusnya sehingga sampai sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap pernyataan dari guru.

(g) Siswa kembali ke tempat duduknya masing–masing. (h) Guru memberikan tes untuk siswa.

(i) Siswa diberikan waktu 20 menit untuk menjawab pertanyaan–pertanyaan. (j) Setelah selesai siswa mengumpulkan hasil pekerjaannya.

3) Observasi, melakukan observasi serta pengolahan data. Observasi dilakukan


(23)

31

4) Refleksi, bersama-sama dengan observer menganalis dan merefleksi

pelaksanaan hasil tindakan siklus I. Pelaksanaan analisis terhadap siklus I dilakukan untuk memperoleh gambaran secara kualitatif dan kuantitatif dari proses pelaksanaan tindakan. Hasil analisis dijadikan acuan untuk membuat perencanaan tindakan dalam siklus selanjutnya.

b. Siklus II 1) Perencanaan

(a) Mendiskusikan dengan guru tentang langkah-langkah, metode, dan media yang akan digunakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

(b) Menyesuaikan rancangan penelitian dengan pokok bahasan. (c) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

(d) Mempersiapkan media yang akan digunakan untuk mengaplikasikan model talking stick.

(e) Mempersiapkan perangkat-perangkat pembelajaran yang perlu disiapkan dan dikembangkan, yaitu: lembaran-lembaran evaluasi dan instrumen lain berikut kriteria penilaian dan kunci jawaban yang akan disiapkan dan dikembangkan. (f) Mempersiapkan alat-alat untuk dokumentasi kegiatan pembelajaran.

2) Tindakan

(a) Guru menyiapkan sebuah tongkat

(b) Siswa di bentuk menjadi beberapa kelompok kecil.

(c) Guru menyiapkan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberikan kesempatan untuk siswa membaca dan mempelajari materi pelajaran.

(d) Siswa berdiskusi membahas masalah yang terdapat di dalam bahan bacaan. (e) Setelah siswa selesai membaca bahan bacaan dan mempelajari isinya, guru

mempersilahkan siswa untuk menutup bacaan.

(f) Guru mengambil tongkat dan memberikannya kepada salah satu siswa, setelah itu guru memberi pertanyaan dan siswa yang memgang tongkat tersebut harus menjawabnya. Demikian seterusnya sehingga sampai sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap pernyataan dari guru.

(g) Siswa kembali ke tempat duduknya masing–masing. (h) Guru memberikan tes untuk siswa.


(24)

32

(i) Siswa diberikan waktu 20 menit untuk menjawab pertanyaan–pertanyaan. (j) Setelah selesai siswa mengumpulkan hasil pekerjaannya.

3) Observasi, melakukan observasi serta pengolahan data. Observasi dilakukan

oleh observer dan pelaksanaannya bersama dengan pelaksanaan tindakan. 4) Refleksi, bersama-sama dengan observer menganalis dan merefleksi

pelaksanaan hasil tindakan siklus II. Pelaksanaan analisis terhadap siklus II dilakukan untuk memperoleh gambaran secara kualitatif dan kuantitatif dari proses pelaksanaan tindakan. Hasil analisis dijadikan acuan peningkatan kemampuan komunikasi siswa.

4. Observasi

Observasi adalah suatu teknik mengumpulan data dengan cara mengamati setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya dengan alat obseervasi tentang hal-hal yang akan diamati atau diteliti. (Sanjaya, 2010, hlm.86).

Mengacu dari pengertian di atas, observasi dilakukan untuk mengetahui kesesuaian rencana dengan aplikasinya pada saat berlangsungnya proses belajar serta mengetahui seberapa jauh proses yang telah dilakukan menuju sasaran yang diharapkan. Pada penelitian kali ini observasi melibatkan 3 orang karena melihat situasi dilapangan dan jumlah siswa di kelas.

5. Refleksi

Menurut Sanjaya (2010, hlm.80), refleksi adalah melihat berbagai kekurangan yang dilakukan guru selama tindakan.

Dari pengertian di atas, maka refleksi dilakukan untuk mengevaluasi kekurangan dalam proses belajar dan mengajar pada setiap siklus. Sehingga kekurangan pada siklus sebelumnya dapat diperbaiki pada siklus selanjutnya.

Indikator keberhasilan dalam komunikasi menurut Bungin (2009, hlm.57) “ada tiga unsur penting yang selalu hadir dalam setiap komunikasi, yaitu sumber informasi (reciver), saluran (media), dan penerima informasi (audience).”

E. Instrumen Penelitain

Untuk dapat memperoleh kebenaran objektif dalam pengumpulan data, maka diperlukan adanya instrumen yang tepat agar masalah yang diteliti dapat terefleksikan dengan baik. Pengumpulan data pada penelitian ini ada dua macam,


(25)

33

yaitu deskriptif dan kulitatif. Data deskriptif berupa hasil penilaian yang terjadi dilapangan berupa hasil pengamatan langsung dengan dibantu observer, sedangkan data kualitatif berupa informasi tentang penerapan model pembelajaran talking stick serta kemapuan berkomunikasi siswa di kelas. Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut:

1. Rencana Pelaksanan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran merupakan hal pokok yang menjadi acuan dalam pelaksanaan proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, perencanaan pembelajaran sangat penting untuk dirumuskan dengan tepat. Instrumen penilaian untuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Tabel 3.1

Kriteria penilaian rencana pelaksanaan pembelajaran

No Aspek Indikator Nilai Indikator Penilaian

1

Rumusan Tujuan Pembelajaran

(Umum)

a. Rumusan tujuan

menggambarkan pencapaian standar kompetensi/kompetensi dasar 1, 2, 3, dan 4

1 jika item tidak ada

b. Rumusan tujuan

menggambarkan pencapaian aspek kognitif

2 jika item yang ada hanya 50% dari item yang tersedia

c. Rumusan tujuan

menggambarkan pencapaian aspek afektif

3 jika item yang ada hanya 75% dari item yang tersedia d. Rumusan tujuan

menggambarkan pencapaian aspek psikomotor

4 jika item yang ada lebih dari 75% dari item yang tersedia

2 Penjabaran

Indikator (Kriteria

a. Indikator dirumuskan

berdasarkan aspek kompetensi

1, 2, 3,

1 jika item tidak ada


(26)

34

Kinerja) (kognitif, psikomotor, afektif) dan 4

b. Indikator dirumuskan

menggunakan kata operasional (dapat diukur berupa hasil)

2 jika item yang ada hanya 50% dari item yang tersedia c. Indikator dirumuskan

menggambarkan pencapaian sasaran aspek kompetensi

3 jika item yang ada hanya 75% dari item yang tersedia d. Indikator dirumuskan relevan

dengan sasaran standar kompetensi

4 jika item yang ada lebih dari 75% dari item yang tersedia

3

Materi Pembelajaran

a. Materi ajar disusun mengacu kepada indikator

1, 2, 3, dan

4

1 jika item tidak ada

b. Materi ajar disusun secara sistematis

2 jika item yang ada hanya 50% dari item yang tersedia c. Materi ajar disusun sesuai

dengan pencapaian kompetensi

3 jika item yang ada hanya 75% dari item yang tersedia d. Materi ajar dirancang

proporsional untuk satu standar kompetensi/kompetensi dasar

4 jika item yang ada lebih dari 75% dari item yang tersedia 4 Langkah-langkah Pembelajaran Talking Stick (Skenario)

a. Guru menyiapkan sebuah tongkat

1, 2, 3, dan

4

1 jika item tidak ada

b. Siswa di bentuk menjadi beberapa kelompok kecil.

2 jika item yang ada hanya 50% dari item yang tersedia c. Guru menyiapkan materi pokok

yang akan dipelajari, kemudian memberikan kesempatan untuk

siswa membaca dan

mempelajari materi pelajaran.

3 jika item yang ada hanya 75% dari item yang tersedia


(27)

35

d. Siswa berdiskusi membahas masalah yang terdapat di dalam bahan bacaan.

4 jika item yang ada lebih dari 75% dari item yang tersedia e. Setelah siswa selesai membaca

bahan bacaan dan mempelajari isisnya, guru mempersilahkan siswa untuk menutup bacaan. f. Guru mengambil tongkat dan memberikannya kepada salah satu siswa, setelah itu guru memberi pertanyaan dan siswa yang memgang tongkat tersebut harus menjawabnya. Demikian seterusnya sehingga sampai sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap pernyataan dari guru

5 Media

Pembelajaran

a. Media disesuaikan dengan tuntutan standar kompetensi

1, 2, 3, dan

4

1 jika item tidak ada

b. Media disesuaikan relevan dengan sasaran indikator

2 jika item yang ada hanya 50% dari item yang tersedia c. Media disesuaikan dengan

kondisi kelas

3 jika item yang ada hanya 75% dari item yang tersedia d. Media disiapkan untuk

mendukung perkembangan potensi siswa

4 jika item yang ada lebih dari 75% dari item yang tersedia

6 Evaluasi

a. Mencantumkan bentuk dan jenis evaluasi

1, 2, 3, dan

4

1 jika item tidak ada

b. Butir soal relevan dengan indikator

2 jika item yang ada hanya 50% dari item yang tersedia


(28)

36

c. Butir soal menggambarkan tuntutan standar kompetensi

3 jika item yang ada hanya 75% dari item yang tersedia d. Butir soal sesuai dengan

tuntutan waktu secara proporsional

4 jika item yang ada lebih dari 75% dari item yang tersedia

2. Observasi

Observasi adalah suatu teknik mengumpulan data dengan cara mengamati setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya dengan alat obseervasi tentang hal-hal yang akan diamati atau diteliti. (Sanjaya, 2010, hlm.86)

Mengacu dari pengertian di atas, maka observasi digunakan untuk mengamati kinerja guru dan aktivitas komunikasi yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran IPS materi persiapan kemerdekaan. Untuk lembar observasi aktivitas guru dapat dilihat dibawah ini.

a) Aktivitas Guru

Tabel 3.2

Kisi-kisi pedoman observasi aktivitas guru terhadap penerapan model talking stick untuk meningkatkan kemampuan komunikasi pada pembelajaran IPS materi

persiapan kemerdekaan

No. Aktivitas Guru

1.

Kegiatan Pendahuluan a. Memberikan apersepsi.

b. Menyampaikan tujuan pembelajaran. c. Menyiapkan media dan alat peraga.

2.

Kegiatan Inti

a. Menyiapkan tongkat. b. Menyiapkan materi ajar. c. Mengelompokkan siswa.


(29)

37

d. Memberikan tongkat dan membuat pertanyaan untuk siswa.

3.

Kegiatan Akhir

a. Siswa diajukan pertanyaan mengenai pembelajaran hari ini oleh guru mengenai pembelajaran yang telah dilaksanakan.

b. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan.

b) Aktifitas Siswa dalam Pembelajaran

Tabel 3.3

Kisi-kisi pedoman kriteria kemampuan komunikasi dengan penerapan model talking stick pada pembelajaran IPS materi persiapan kemerdekaan Indonesia

No Asepek Indikator Nilai kriteria Indikator penilaian

1 Membaca

A. Membaca dari sumber lain

3 Baik Membaca dari beberapa sumber.

2 Cukup Membaca dari satu sumber. 1 Kurang Tidak membaca.

B. Membaca dengan ekstensif

3 Baik Membaca dan mencatanya. 2 Cukup Mambaca saja.

1 Kurang Tidak membaca.

2 Menjawab

A. Menjawab dengan relevan

3 Baik Menjawab dengan lantang dan sesuai dengan materi. 2 Cukup Jawaban terbata – bata dan

sesuai dengan materi. 1 Kurang Tidak menjawab. B. Memberikan

tanggapan 3 Baik

Tanggapan sesuai dengan yang dibicarakan.

2 Cukup Tanggapan tidak sesuai dengan ynag dibicarakan. 1 Kurang Tidak menangapi.

3 Menulis

A. Menulis dengan runtut

3 Baik Tulisan sesuai pertanyaan dan EYD.

2 Cukup Tulisan sesuai pertanyaan tetapi tidak sesuai EYD. 1 Kurang Tidak ada tulisan. B. Menguraikan dengan

bahasa yang jelas dan

3 Baik Jumlah tulisan 50-100 kata. 2 Cukup Jumlah tulisan dibawah 50


(30)

38

luas kata.

1 Kurang Tidak ada tulisan.

4 Mendengarkan

A. Menghargai pendapat

orang lain 3 Baik

Mendengarkan pembicaraan orang lain dan tidak rebut. 2 Cukup Mendengarakan pembicaraan

orang lain tapi rebut. 1 Kurang Tidak mendengarkan dan

rebut. B. Merespon tanggapan

orang lain 3 Baik

Memberikan tanggapan dan tidak menyalahkan pendapat orang lain.

2 Cukup

Memberikan tanggapan tetapi menyalahkan pendapat orang lain.

1 Kurang Tidak merespon.

3. Catatan Lapangan

Catatan tulisan tentang apa yang didengar, dialami dan dipikirkan dalam rangka mengumpulkan data. Catatan lapangan digunakan untuk mencatat hal–hal yang terjadi selama proses pembelajaran di kelas berlangsung ketika peneliti melakukan observasi serta kendala–kendala yang dihadapi oleh siswa maupun guru. Catatan lapangan dalam penelitian ini berisi deskripsi atau paparan tentang latar kelas dan aktivitas pembelajaran dari awal sampai akhir kegiatan pembelajaran, sesuai dengan pendapat Sugiyono (2011, hlm.245) “dalam penelitian kualitatif, anlisis data lebih difokuskan selama proses di lapangan bersamaan dengan pengumpulan data”. Catatan terutama tentang interaksi belajar mengajar baik guru maupun siswa. Ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam mendeskripsikan catatan lapangan seperti table berikut ini.

4. Jurnal Siswa

Jurnal siswa merupakan catatan yang dibuat oleh siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Instrumen jurnal siswa digunakan untuk mengukur kemampuan menulis siswa. Sebagai mana diungkapkan oleh Jacob bahwa salah satu aspek yang dapat mengukur kemapuan komunikasi siswa adalah menulis. Oleh karena itu, jurnal siswa digunakan pada saat siswa sedang berdiskusi dan itu digunakan sebagai penilaian individu dalam kemampuan menulis karena bias


(31)

39

terlihat sejauh mana kemampuan menulis siswa yang merupakan salah satu aspek yang diamati dalam berkomunikasi. Untuk mengukur kemampuan menulis maka digunakan jurnal siswa. Jurnal siswa yang digunakan dalam penelitian memuat tentang kesan–kesan selama proses pembelajaran IPS dengan menggunakan model talking stick.

F. Pengolahan dan Analisis Data

Prosedur analisis dari data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Analisis Kualitatif

Data kualitatif diperoleh melalui lembar observasi guru, catatan lapangan dan jurnal siswa. Lembar observasi guru digunakan untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan guru saat pembelajaran berlangsung. Catatan lapangan digunakan untuk mengetahui proses pembelajaran yang berlangsung dikelas dan aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran. Sedangkan jurnal siswa digunakan untuk mengetahui kemampuan menulis siswa dan merupakan salah satu indikator kemampuan komunikasi siswa.

Dari hasil observasi guru, catatan lapangan dan jurnal siswa dirangkum dan di interpretasikan untuk mennetukan kesesuaian antara pembelajaran yang dilakuakan pembelajaran yang seharusnya terjadi.

2. Analisis Kuantitatif

Untuk mengolah data kuantitatif, peneliti menggunkan statistik sederhana sebagai berikut, yaitu:

a) Penilaian aktivitas guru

Peneliti memperoleh data mengenai aktivitas guru dalam pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran talking stick untuk meningkatkan kemampuan komunikasi siswa pada pembelajaran IPS materi persiapan kemerdekaan Indonesia. Dari lembar observasi yang terlaksana dapat di hitung menggunakan rumus persentase yang di adaptasi dari Santoso (2005, hlm.57) dan penganalisisan yang dilakukan dengan menggunakan rambu-rambu analisis sebagai berikut:


(32)

40

� =�� ×

Keterangan:

P = Persentasi

f = Jumlah yang memenuhi kategori n = Jumlah keseluruhan

100 = Bilangan konstanta

b) Penilaian kemampuan komunikasi

Penilaian kemampuan komunikasi siswa dibuat sebagai bahan acuan ketika pelakasanaan observasi dilakukan untuk memperoleh data berkaitan dengan kemampuan komunikasi siswa. Penilaian ini juga berguna agar para observer melangsungkan pengamatan sesuai dengan pedoman yang berlaku, sehingga data yang didatap objektif.

(1) Menentukan persentasi

Untuk menentukan persentase menggunakan rumus persentase yang di adaptasi dari Santoso (2005, hlm.57) dan total skor maksimal yang dapat diperoleh siswa adalah 24. Penganalisisan yang dilakukan dengan menggunakan rambu-rambu analisis sebagai berikut:

� =�� ×

Keterangan:

P = Persentasi

f = Jumlah yang memenuhi kategori n = Jumlah keseluruhan

100 = Bilangan konstanta (2) Menentukan kategori

Untuk menentukan profil digunakan rumus percentile 25, 50, 75, selebihnya dibatasi kategori rendah, sedang dan tinggi (Anastasi, 1997, hlm.172) perhitungan menggunkan spss, dan diadaptasi untuk kemampuan komunikasi menjadi mahir, cukup mahir dan kurang mahir.


(33)

41

Tabel 3.4

Percentile kemampuan komunikasi siswa

Skor Kategori

≥ 20 Mahir

≥ 16 < 19 Cukup Mahir

≤ 15 Kurang Mahir

(3) Menentukan rata-rata

Untuk menghitung rata-rata dapat dihitung dengan menggunkan rumus:

� =Ʃ�Ʃ�

Keterangan: M = nilai rata-rata

Ʃx = jumlah semua nilai siswa Ʃn = jumlah siswa


(34)

Sugara, Robi P. 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS MATERI PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

Berdasarkan hasil penelitian, analisisi, refleksi dan pembahasan mengenai penerapan model pembelajaran talking stick untuk meningkatkan kemampuan komunikasi dalam materi persiapan kemerdekaan Indonesia, maka dapat dikemukakan simpulan dan saran yang terkait penelitian ini.

A. Simpulan

Secara umum penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kemampuan komunikasi siswa kelas V B SDN 07 Cibogo dapat meningkat dengan penerapan model pembelajaran talking stick. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa simpulan yang diperoleh sebagai berikut:

1. Perencanaan pembelajaran pada materi persiapan kemerdekaan Indonesia untuk meningkatkan kemampuan komunikasi dengan penerapan model pembelajaran talking stick dilaksanakan dengan dua siklus. Perencanaan pembelajaran diawali dengan membuat RPP serta instrumen penilaian. Sistematika yang tertulis pada RPP sama seperti RPP pada umumnya. RPP dalam penelitian ini meliputi Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, indikator, tujuan, materi pembelajaran, metode pembelajaran, langkah pembelajaran, sumber belajar, serta penilaian/evaluasi. RPP dalam penelitian tindakan ini merupakan penerapan model pembelajaran talking stick yang menekankan aktivitas siswa untuk aktif dalam pembelajaran. Sehingga langkah – langkah dalam RPP sama seperti langkah – langkah pada model pembelajaran talking stick.

2. Pembelajaran yang dilakukan berpusat pada siswa. Iklim pembelajaran di kelas meningkat menjadi lebih baik karena siswa mengalami suasana yang kondusif selama proses pembelajaran. Dengan menerapkan model talking stick guru dapat lebih mudah dalam mengelola kelas, dan siswa pun lebih mudah memahami materi dan mengerjakan tugas dengan belajar secara


(35)

Sugara, Robi P. 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS MATERI PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kelompok. Yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan pembelajaran adalah manajemen waktu.

3. Kemampuan komunikasi siswa mengalami peningkatan setelah mendapatkan pembelajaran dengan model talking stick. Hal ini dapat dilihat dari dari hasil observasi yang dilakukan observer yang mengalami peningkatan di setiap siklusnya.

B. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka beberapa rekomendasi yang diberikan sebagai berikut:

1. Bagi guru SD, penerapan model pembelajaran talking stick dapat dijadikan model alternatif dalam upaya meningkatkan kemampuan komunikasi siswa di kelas. Dengan menerapkan model talking stick, guru dapat meningkatkan aktivitas siswa secara optimal di kelas. Tetapi perlu diperhatikan waktu selama proses pembelajaran.

2. Bagi peneliti, pelaksanaan penelitian berjalan dengan lancar akan tetapi ada beberapa hambatan diantaranya waktu yang kurang untuk melakukan penelitian sehingga kurang optimal dalam pelaksanaanya. Maka dari itu, penelitian selanjutnya harus jauh lebih baik dengan memperhatikan waktu pelaksanaan penelitian agar dapat mendapatkan hasil yang optimal.


(36)

Sugara, Robi P. 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS MATERI PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Anaastasi, A dan Urbina, S. (1997) Psychological testing 7th editional. New Jersey: Prentice Hall.

Arikunto, S. dkk. (2011) Penelitian tindakan kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara. Asyari, dan Mintarti, Sri. (2012) IPS aktif. Jakarta: Erlangga.

Bungin, Burhan (2009) Sosiologi komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Departemen Pendidikan Nasional. (2008) Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa (Edisi Keempat). Jakarta: Gramedia.

Depatemen Pendidikan Nasional. (2009) Bahan 02 Pendidikan dan Pelatihan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas.

Dewi, P. (2011) Penerapan pendekatan komunikatif dalam rangka meningkatkan kemampuan berbicara pada siswa kelas IV SDN Sukamukti 2 Kab. Bandung. Skripsi, Universitas Pendidikan Indonesia. Tidak diterbitkan.

Gunawan, R. (2011) Pendidikan IPS filosofi, konsep dan aplikasi. Bandung: alfabeta.

Komala, L. (2009) Ilmu komunikasi: perspektif, proses dan konteks. Bandung: Widya Padjajaran.

Kusnandar, D. (2014) Pengembangan keterampilan komunikatif antar siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif teknik two stay two stray (TSTS) dalam pembelajaran IPS. Skripsi, Universitas Pendidikan Indonesia. Tidak diterbitkan.

Maryana, Hema. (2012) Penggunaan metode diskusi untuk meningkatkan kemampuan komunikasi dalam pembelajaran ips siswa kelas IV di SDN Mekarwangi Lecamatan Lembang. Skripsi, Universitas Pendidikan Indonesia. Tidak diterbitkan.

Mulyana, D. (2012) Ilmu komunikasi suatu pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Nasution, S. (2011) Berbagai pendekatan dalam proses belajar dan mengajar. Bandung: PT Bumi Aksara.


(37)

86

Rahman. (2009) Model mengajar dan bahan pembelajaran. Bandung: Alpaprint Jatinagor.

Ruhimat, T. dkk. (2009) Kurikulum dan pembelajaran. Bandung: Jurusan Kurtekpen FIP UPI.

Sanjaya, W. (2010) Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Predana Media Group

Sapriya. (2008) Pendidikan IPS. Bandung: Laboratorium PKN UPI.

Santoso, A. (2014) Teori belajar dan pembelajaran di SD. Jakarta: Kencana Sardiman. (2012) Interaksi dan motivasi belajar mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sukmawati, D. (2013) Penerapan model concept sentence untuk meningkatkan hasil belajar menulis karangan narasi siswa kelas iv sekolah dasar negeri 2 cibodas kabupaten bandung barat. Skripsi, Universitas Pendidikan Indonesia. Tidak diterbitkan.

Suprijono, A. (2011) Cooperative teori dan aplikasi paikem. Yogjakarta: Pustaka Pelajar.

Wulandari, R. (2013) Efektivitas penggunaan model pembelajaran talking stick untuk meningkatkan kemampuan merespon siswa pada materi peredaran darah manusia. Skripsi, Universitas Pasundan. Tidak diterbitkan.


(1)

40

� =�� ×

Keterangan:

P = Persentasi

f = Jumlah yang memenuhi kategori n = Jumlah keseluruhan

100 = Bilangan konstanta

b) Penilaian kemampuan komunikasi

Penilaian kemampuan komunikasi siswa dibuat sebagai bahan acuan ketika pelakasanaan observasi dilakukan untuk memperoleh data berkaitan dengan kemampuan komunikasi siswa. Penilaian ini juga berguna agar para observer melangsungkan pengamatan sesuai dengan pedoman yang berlaku, sehingga data yang didatap objektif.

(1) Menentukan persentasi

Untuk menentukan persentase menggunakan rumus persentase yang di adaptasi dari Santoso (2005, hlm.57) dan total skor maksimal yang dapat diperoleh siswa adalah 24. Penganalisisan yang dilakukan dengan menggunakan rambu-rambu analisis sebagai berikut:

� =�� ×

Keterangan:

P = Persentasi

f = Jumlah yang memenuhi kategori n = Jumlah keseluruhan

100 = Bilangan konstanta (2) Menentukan kategori

Untuk menentukan profil digunakan rumus percentile 25, 50, 75, selebihnya dibatasi kategori rendah, sedang dan tinggi (Anastasi, 1997, hlm.172) perhitungan menggunkan spss, dan diadaptasi untuk kemampuan komunikasi menjadi mahir, cukup mahir dan kurang mahir.


(2)

41

Tabel 3.4

Percentile kemampuan komunikasi siswa

Skor Kategori

≥ 20 Mahir

≥ 16 < 19 Cukup Mahir

≤ 15 Kurang Mahir

(3) Menentukan rata-rata

Untuk menghitung rata-rata dapat dihitung dengan menggunkan rumus:

� =Ʃ�Ʃ�

Keterangan: M = nilai rata-rata

Ʃx = jumlah semua nilai siswa Ʃn = jumlah siswa


(3)

Sugara, Robi P. 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS MATERI PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

Berdasarkan hasil penelitian, analisisi, refleksi dan pembahasan mengenai penerapan model pembelajaran talking stick untuk meningkatkan kemampuan komunikasi dalam materi persiapan kemerdekaan Indonesia, maka dapat dikemukakan simpulan dan saran yang terkait penelitian ini.

A. Simpulan

Secara umum penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kemampuan komunikasi siswa kelas V B SDN 07 Cibogo dapat meningkat dengan penerapan model pembelajaran talking stick. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa simpulan yang diperoleh sebagai berikut:

1. Perencanaan pembelajaran pada materi persiapan kemerdekaan Indonesia untuk meningkatkan kemampuan komunikasi dengan penerapan model pembelajaran talking stick dilaksanakan dengan dua siklus. Perencanaan pembelajaran diawali dengan membuat RPP serta instrumen penilaian. Sistematika yang tertulis pada RPP sama seperti RPP pada umumnya. RPP dalam penelitian ini meliputi Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, indikator, tujuan, materi pembelajaran, metode pembelajaran, langkah pembelajaran, sumber belajar, serta penilaian/evaluasi. RPP dalam penelitian tindakan ini merupakan penerapan model pembelajaran talking stick yang menekankan aktivitas siswa untuk aktif dalam pembelajaran. Sehingga langkah – langkah dalam RPP sama seperti langkah – langkah pada model pembelajaran talking stick.

2. Pembelajaran yang dilakukan berpusat pada siswa. Iklim pembelajaran di kelas meningkat menjadi lebih baik karena siswa mengalami suasana yang kondusif selama proses pembelajaran. Dengan menerapkan model talking stick guru dapat lebih mudah dalam mengelola kelas, dan siswa pun lebih mudah memahami materi dan mengerjakan tugas dengan belajar secara


(4)

Sugara, Robi P. 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS MATERI PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kelompok. Yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan pembelajaran adalah manajemen waktu.

3. Kemampuan komunikasi siswa mengalami peningkatan setelah mendapatkan pembelajaran dengan model talking stick. Hal ini dapat dilihat dari dari hasil observasi yang dilakukan observer yang mengalami peningkatan di setiap siklusnya.

B. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka beberapa rekomendasi yang diberikan sebagai berikut:

1. Bagi guru SD, penerapan model pembelajaran talking stick dapat dijadikan model alternatif dalam upaya meningkatkan kemampuan komunikasi siswa di kelas. Dengan menerapkan model talking stick, guru dapat meningkatkan aktivitas siswa secara optimal di kelas. Tetapi perlu diperhatikan waktu selama proses pembelajaran.

2. Bagi peneliti, pelaksanaan penelitian berjalan dengan lancar akan tetapi ada beberapa hambatan diantaranya waktu yang kurang untuk melakukan penelitian sehingga kurang optimal dalam pelaksanaanya. Maka dari itu, penelitian selanjutnya harus jauh lebih baik dengan memperhatikan waktu pelaksanaan penelitian agar dapat mendapatkan hasil yang optimal.


(5)

Sugara, Robi P. 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS MATERI PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Anaastasi, A dan Urbina, S. (1997) Psychological testing 7th editional. New Jersey: Prentice Hall.

Arikunto, S. dkk. (2011) Penelitian tindakan kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara. Asyari, dan Mintarti, Sri. (2012) IPS aktif. Jakarta: Erlangga.

Bungin, Burhan (2009) Sosiologi komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Departemen Pendidikan Nasional. (2008) Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa (Edisi Keempat). Jakarta: Gramedia.

Depatemen Pendidikan Nasional. (2009) Bahan 02 Pendidikan dan Pelatihan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas.

Dewi, P. (2011) Penerapan pendekatan komunikatif dalam rangka meningkatkan kemampuan berbicara pada siswa kelas IV SDN Sukamukti 2 Kab. Bandung. Skripsi, Universitas Pendidikan Indonesia. Tidak diterbitkan.

Gunawan, R. (2011) Pendidikan IPS filosofi, konsep dan aplikasi. Bandung: alfabeta.

Komala, L. (2009) Ilmu komunikasi: perspektif, proses dan konteks. Bandung: Widya Padjajaran.

Kusnandar, D. (2014) Pengembangan keterampilan komunikatif antar siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif teknik two stay two stray (TSTS) dalam pembelajaran IPS. Skripsi, Universitas Pendidikan Indonesia. Tidak diterbitkan.

Maryana, Hema. (2012) Penggunaan metode diskusi untuk meningkatkan kemampuan komunikasi dalam pembelajaran ips siswa kelas IV di SDN Mekarwangi Lecamatan Lembang. Skripsi, Universitas Pendidikan Indonesia. Tidak diterbitkan.

Mulyana, D. (2012) Ilmu komunikasi suatu pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Nasution, S. (2011) Berbagai pendekatan dalam proses belajar dan mengajar. Bandung: PT Bumi Aksara.


(6)

86

Rahman. (2009) Model mengajar dan bahan pembelajaran. Bandung: Alpaprint Jatinagor.

Ruhimat, T. dkk. (2009) Kurikulum dan pembelajaran. Bandung: Jurusan Kurtekpen FIP UPI.

Sanjaya, W. (2010) Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Predana Media Group

Sapriya. (2008) Pendidikan IPS. Bandung: Laboratorium PKN UPI.

Santoso, A. (2014) Teori belajar dan pembelajaran di SD. Jakarta: Kencana Sardiman. (2012) Interaksi dan motivasi belajar mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sukmawati, D. (2013) Penerapan model concept sentence untuk meningkatkan hasil belajar menulis karangan narasi siswa kelas iv sekolah dasar negeri 2 cibodas kabupaten bandung barat. Skripsi, Universitas Pendidikan Indonesia. Tidak diterbitkan.

Suprijono, A. (2011) Cooperative teori dan aplikasi paikem. Yogjakarta: Pustaka Pelajar.

Wulandari, R. (2013) Efektivitas penggunaan model pembelajaran talking stick untuk meningkatkan kemampuan merespon siswa pada materi peredaran darah manusia. Skripsi, Universitas Pasundan. Tidak diterbitkan.


Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL TALKING STICK DENGAN MEDIA POWERPOINT UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS III B SDN NGALIYAN 03 KOTA SEMARANG

0 28 259

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK PADA MATERI BANGUN DATAR SEGI EMPAT DI KELAS.

5 12 35

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN TALKING STICK SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN Penerapan Strategi Pembelajaran Talking Stick sebagai upaya Meningkatkan Keaktifan Siswa dalam Proses Pembelajaran Pendidikan Kewa

0 0 15

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TALKING STICK DISERTAI DENGAN CONCEPT MAP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR Penerapan Metode Pembelajaran Talking Stick Disertai Dengan Concept MAP Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Pada Materi Sistem Pencernaan Siswa

0 0 15

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA TENTANG MATERI MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA.

0 4 18

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INDUKTIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA.

0 0 24

PENERAPAN METODE SIMULASI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MATERI PERJUANGAN MEMPERSIAPKAN KEMERDEKAAN INDONESIA.

0 4 34

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MODEL TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK Efektivitas Pembelajaran Model Talking Stick Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Materi Ekosistem Kelas VII D SMP Negeri 3 Kartasura Sukoharjo T

0 3 16

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP TENTANG PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA PADA SISWA SEKOLAH DASAR | Hasan Mahfud | Jurnal Didaktika Dwija Indria (SOLO) 10455 22271 1 PB

0 0 5

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PECAHAN KELAS IV SEMESTER 2 SDN 1 BULUNGCANGKRING

0 0 23