GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA WANITA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG.

(1)

Syaefudin. 2014

GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA WANITA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA WANITA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Keperawatan Program Studi D3 Keperawatan

Oleh

Oleh Syaefudin NIM 1105587

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAH RAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Syaefudin. 2014

GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA WANITA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA WANITA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG

Oleh Syaefudin

Sebuah karya tulis ilmiah yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Diploma pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Syaefudin

Universitas Pendidikan Indonesia Juni 2014


(3)

Syaefudin. 2014

GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA WANITA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Karya Tulis Ilmiah ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.

HALAMAN PENGESAHAN KARYA TULIS ILMIAH SYAEFUDIN

GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA WANITA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG

disetujui dan disahkan oleh pembimbing :

Pembimbing I

Suci Tuty Putri, S.Kep.,Ners.,M.Kep NIP. 198406042012122001

Pembimbing II

Afianti Sulastri, S.Si,Apt NIP. 198007282010122002


(4)

Syaefudin. 2014

GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA WANITA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Mengetahui,

Ketua Prodi D3 Keperawatan

Iman Imanudin, M.Pd NIP. 197508102001121001

SYAEFUDIN

GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA WANITA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG

Disetujui dan disahkan oleh penguji :

Penguji I

Iman Imanudin, M.Pd NIP. 197508102001121001

Penguji II

Suci Tuty Putri, S.Kep.,Ners.,M.Kep NIP. 198406042012122001


(5)

Syaefudin. 2014

GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA WANITA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penguji III

Afianti Sulastri, S.Si,Apt NIP. 198007282010122002


(6)

Syaefudin. 2014

GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA WANITA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Pada saat ini, jumlah lansia diseluruh dunia diperkirakan lebih dari 629 juta jiwa. Tahun 2005 di Indonesia penduduk lansia berjumlah 18.283.107. Hal ini tentunya akan memengaruhi kualitas hidup lansia. Kualitas hidup merupakan persepsi seseorang mengenai kehidupanya yang ditinjau dari empat domain yang meliputi domain fisik, domain psikologis, domain hubungan sosial dan domain lingkungan. Selain ditinjau dari perbedaan jumlah dan angka harapan hidupnya, lansia pria dan wanita juga memiliki perbedaan pada tingkat kualitas hidupnya. Berbagai upaya pemerintah dalam upaya penyelenggaraan kesehatan untuk mengoptimalkan kualitas hidup lansia salah satunya dengan adanya panti-panti, baik itu panti yang dikelola pemerintah maupun panti yang dikelola swasta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kualitas hidup pada wanita lanjut usia di PSTW Budi Pertiwi Bandung.

Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif dengan metode penelitian

cross sectional. Pengumpulan data menggunakan kuesioner WHOQoL-BREF.

Sampel yang diambil adalah total sampling berjumlah 28 orang.

Dari hasil penelitian didapatkan bahwa rata-rata kualitas hidup wanita lanjut usia di PSTW Budi Pertiwi Bandung berada dalam kategori cukup dengan skor rata-rata 60,62 %. Adapun persepsi kualitas hidup menunjukan sebagian besar wanita lansia menjawab biasa-biasa saja (57,1 %) sebanyak 16 responden, sedangkan persepsi kepuasan kesehatan menunjukan hampir setengahnya wanita lansia menjawab biasa-biasa saja (42,9 %) sebanyak 12 responden. Hasil penelitian ini dapat dikembangkan untuk penelitian selanjutnya terkait hubungan penyakit dengan kualitas hidup pada lanjut usia.


(7)

Syaefudin. 2014

GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA WANITA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

PERNYATAAN... ... i

ABSTRAK... ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 5

C. Rumusan Masalah Penelitian ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7

A. Konsep Lansia ... 7

1. Pengertian Lansia ... 7

2. Batasan Lansia... 8

3. Perubahan-perubahan yang Terjadi pada Lansia ... 8

a. Perubahan fisik ... 8

b. Perubahan mental ... 10

c. Perubahan psikososial ... 10

d. Perubahan psikologis... 10

4. Permasalahan yang Terjadi pada Lansia ... 11

B. Kualitas Hidup ... 16

1. Defenisi Kualitas Hidup ... 16

2. Komponen Kualitas Hidup ... 17

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Hidup ... 22

a. Gender atau Jenis Kelamin ... 22

b. Usia... 22

c. Pendidikan ... 22

d. Pekerjaan ... 23

e. Status Pernikahan ... 23

f. Penghasilan... 23

g. Hubungan dengan Orang Lain ... 23

h. Standar Referensi ... 23

C. Panti Sosial Tresna Wredha ... 24

D. Kerangka Pemikiran ... 25


(8)

Syaefudin. 2014

GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA WANITA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

A. Metode dan Desain Penelitian ... 27

B. Populasi dan Sampel ... 27

C. Definisi Operasional ... 28

D. Instrumen Penelitian ... 28

E. Pengumpulan Data ... 29

F. Prosedur Penelitian ... 30

G. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data ... 31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... ... 34

A. Hasil Penelitian.... ... 34

1. Karakteristik Demografi Responden.. ... 34

2. Persepsi Kualitas Hidup Wanita Lansia.. ... 35

3. Persepsi Kepuasan Kesehatan Wanita Lansia... 35

4. Kualitas Hidup Wanita Lansia di Panti Sosial Tresna Wredha Budi Pertiwi Bandung.. ... 36

5. Kualitas Hidup Wanita Lansia di Panti Sosial Tresna Wredha Berdasarkan Usia, Pendidikan Terakhir, Status Perkawinan, dan Masalah Kesehatan Sekarang.. ... 36

B. Pembahasan Hasil Analisa Data.. ... 39

1. Karakteristik Responden.. ... 39

2. Persepsi Kualitas Hidup Lansia.. ... 40

3. Persepsi Kepuasan Kesehatan Wanita Lansia... 40

4. Kualitas Hidup Wanita Lansia di Panti Sosial Tresna Wredha Budi Pertiwi Bandung.. ... 40

5. Kualitas Hidup Wanita Lansia di Panti Sosial Tresna Wredha Berdasarkan Usia, Pendidikan Terakhir, Status Perkawinan, dan Masalah Kesehatan Sekarang.. ... 41

BAB V SIMPULAN DAN SARAN... ... 44

A.Simpulan.. ... 44

B.Saran.. ... 45

DAFTAR PUSTAKA ... 46 LAMPIRAN


(9)

Syaefudin. 2014

GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA WANITA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1. Kerangka Pemikiran... ... 26 Bagan 3.1. Desain Penelitian... ... ... 28


(10)

Syaefudin. 2014

GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA WANITA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Surat perijinan LAMPIRAN 2 Kuesioner Penelitian LAMPIRAN 3 Lembar Bimbingan LAMPIRAN 4 Data dan Distribusi Skor LAMPIRAN 5 Jadwal Pelaksanaan Penelitian


(11)

Syaefudin. 2014

GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA WANITA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Kisi-kisi Pertanyaan Dalam Kuesioner... ... ... 30 Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi dan Prosentase Berdasarkan Data Demografi Responden di Panti Sosial Tresna Wredha Budi Pertiwi Bandung... .. ... 35 Tabel 4.2. Persepsi Kualitas Hidup Wanita Lansia di Panti Sosial Tresna Wredha Budi Pertiwi Bandung... ... ... 36 Tabel 4.3. Persepsi Kepuasan Kesehatan Wanita Lansia di Panti Sosial Tresna Wredha Budi Pertiwi Bandung... ... ... 37 Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Dan Prosentase Kualitas Hidup Wanita Lansia di Panti Sosial Tresna Wredha Budi Pertiwi Bandung... 37 Tabel 4.5. Kualitas Hidup Wanita Lansia di Panti Sosial Tresna Wredha Budi Pertiwi Bandung... ... ... 38 Tabel 4.6. Kualitas Hidup Wanita Lansia di Panti Sosial Tresna Wredha Budi Pertiwi Bandung Berdasarkan Usia... ... ... 38 Tabel 4.7. Kualitas Hidup Wanita Lansia di Panti Sosial Tresna Wredha Budi Pertiwi Bandung Berdasarkan Pendidikan Terakhir... ... 39 Tabel 4.8. Kualitas Hidup Wanita Lansia di Panti Sosial Tresna Wredha Budi Pertiwi Bandung Berdasarkan Status Perkawinan... ... 39 Tabel 4.9. Kualitas Hidup Wanita Lansia di Panti Sosial Tresna Wredha Budi Pertiwi Bandung Berdasarkan Masalah Kesehatan Sekarang... 40


(12)

1

Syaefudin. 2014

GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA WANITA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Kesehatan merupakan aset yang paling berharga bagi manusia, karena dengan sehat manusia bisa terus menjalankan aktivitas kehidupan tanpa mengalami masalah. Sehat bukan semata-mata sehat fisik saja, namun juga sehat psikis juga. Hidup sehat merupakan dambaan bagi semua orang, namun apa yang terjadi jika suatu fungsi dari tubuh mengalami gangguan. Pemenuhan kesehatan baik fisik ataupun psikologi merupakan kebutuhan pokok manusia. Dewasa ini, penyakit degenaratif khususnya bagi lansia mempunyai tingkat mortilitas yang cukup tinggi serta mempengaruhi kualitas hidup yang akhirnya berpengaruh pada aspek kesehatan.

Pada saat ini, jumlah lansia diseluruh dunia diperkirakan lebih dari 629 juta jiwa itu artinya satu dari 10 orang berusia lebih dari 60 tahun, dan pada tahun 2025, lansia akan mencapai 1,2 milyar. Di negara maju, pertambahan populasi atau penduduk lanjut usia telah diantisipasi sejak awal abad ke-20. Tidak heran bila masyarakat di Negara maju sudah lebih siap menghadapi pertambahan populasi lanjut usia dengan aneka tantanganya. Namun, saat ini, negara berkembang pun mulai menghadapi masalah yang sama. Fenomena ini jelas mendatangkan sejumlah konsekuensi, antara lain timbulnya masalah fisik, mental, sosial, serta kebutuhan pelayanan kesehatan dan keperawatan, terutama kelainan degeneratif (Nugroho, 2008, hlm.1).

Menurut perkiraan Biro Pusat Statistik, pada tahun 2005 di Indonesia, terdapat 18.283.107 penduduk lanjut usia. Jumlah ini akan melonjak hingga kurang lebih 29 juta orang lanjut usia pada tahun 2020 (11,34% dari total penduduk) (Nugroho, 2008, hlm.2-3).


(13)

2

Syaefudin. 2014

GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA WANITA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Peningkatan populasi lansia tentunya akan diikuti dengan peningkatan risiko untuk menderita berbagai penyakit seperti diabetes melitus, penyakit jantung koroner, osteoartritis, penyakit muskuloskeletal, dan penyakit paru. Penyakit seperti ini tidak lepas dari proses degeneratif yang dialami oleh lansia. Lansia yang mengalami perubahan baik fisik, biologis dan psikologis akan mempengaruhi kualitas hidupnya.

Pada tahun 2000, di Amerika Serikat diperkirakan 57 juta penduduk menderita berbagai penyakit kronis dan akan meningkat menjadi 81 juta lansia pada tahun 2020. Sekitar 50-80% lansia yang berusia ≥65 tahun akan menderita lebih dari satu penyakit kronis. Hal ini berkaitan dengan semakin tinggi usia maka banyak masalah kesehatan yang dialami (Nugroho, 2008, hlm.7).

Dalam perjalanan hidup manusia, proses menua merupakan hal yang wajar dan akan dialami oleh semua orang. Proses penuaan merupakan proses fisiologis yang pasti dialami individu dan proses ini akan diikuti oleh penurunan fungsi fisik, psikososial dan spiritual (Nugroho, 2008, hlm.5). Perubahan dari segi biologis pada wanita lansia identik dengan gejala menopause, antara lain ketidaknyamanan seperti rasa kaku dan linu yang dapat terjadi secara tiba-tiba di sekujur tubuh, misalnya pada kepala, leher dan dada bagian atas. Kadang-kadang rasa kaku ini dapat diikuti dengan rasa panas atau dingin, pening, kelelahan, berdebar-debar, dan emosi yang mudah berubah-rubah (Bandiyah, 2009, hlm.49).

Selain itu terdapat masalah yang umum dialami lansia diantaranya perubahan sistem imun yang cenderung menurun, perubahan sistem integumen yang menyebabkan kulit mudah rusak karena kering dan gatal-gatal, perubahan elastisitas arteri pada sistem kardiovaskular yang dapat memperberat kerja jantung, penurunan kemampuan metabolisme oleh hati dan ginjal serta penurunan kemampuan penglihatan dan pendengaran (Bandiyah, 2009, hlm.7).

Penurunan fungsi fisik tersebut biasanya ditandai dengan ketidakmampuan lansia untuk beraktivitas atau melakukan kegiatan yang tergolong berat. Perubahan fisik


(14)

3

Syaefudin. 2014

GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA WANITA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang cenderung mengalami penurunan tersebut menimbulkan berbagai gangguan, sehingga mempengaruhi kesehatan, serta akan berdampak pada kualitas hidup lansia. Beberapa gejala psikologis yang menonjol pada wanita lansia adalah mudah tersinggung, sukar tidur, kesepian, tegang, cemas dan depresi.

WHO (dalam Fitria, 2011), mendefinisikan kualitas hidup sebagai persepsi individu terhadap kehidupannya di masyarakat dalam konteks budaya dan sistem nilai yang ada yang terkait dengan tujuan, harapan, standar, dan juga perhatian. Kualitas hidup dalam hal ini merupakan suatu konsep yang sangat luas yang dipengaruhi kondisi fisik individu, psikologis, tingkat kemandirian, serta hubungan individu dengan lingkungan.

Kualitas hidup lansia dapat dilihat dari aspek fisik, psikologis, sosial, dan lingkungan. Jika beberapa aspek tersebut mengalami perubahan, maka akan akan berdampak pada kualitas hidup lansia.

Kualitas hidup individu tersebut biasanya dapat dinilai dari kondisi fisiknya, psikologis, hubungan sosial dan lingkungannya WHOQOL Grup (dalam Sekarwiri, 2008). Beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas hidup yaitu jenis kelamin, usia, pendidikan, pekerjaan, status pernikahan, penghasilan, hubungan dengan orang lain dan standar referensi (Nofitri, 2009).

Selain ditinjau dari perbedaan jumlah dan angka harapan hidupnya, lansia pria dan wanita juga memiliki perbedaan pada tingkat kualitas hidupnya (Nugroho dalam Chairani, 2013). Dragomirecka & Selepova (dalam Setyoadi, 2010) dalam studinya mengungkapkan bahwa kualitas hidup pria lansia lebih tinggi dari pada wanita lansia. Pada pria lansia dilaporkan secara signifikan bahwa pria lansia memiliki kepuasan yang lebih positif dalam beberapa aspek yaitu hubungan personal, dukungan keluarga, keadaan ekonomi, pelayanan sosial, kondisi kehidupan dan kesehatan. Wanita lansia memiliki nilai yang lebih negatif dalam hal kesepian, ekonomi yang rendah dan kekhawatiran terhadap masa depan. Perbedaan gender tersebut ternyata memberikan


(15)

4

Syaefudin. 2014

GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA WANITA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

konstribusi yang nyata dalam kualitas hidup lansia. Perlu adanya suatu upaya peningkatan kualitas hidup terhadap lansia, terutama wanita lansia mengingat usia harapan hidup yang lebih tinggi serta jumlah wanita lansia yang lebih banyak. Meningkatnya jumlah lansia tentu tidak lepas dari proses penuaan beserta masalahnya.

Selain akibat dari masalah diatas, pemilihan pelayanan bagi lansia juga masih kontroversial di Indonesia. Budaya masyarakat Indonesia terkait lansia masih kental, yaitu penghargaan kepada orang tua dalam segala bentuknya merupakan nilai yang tinggi dan sebagai kewajiban kelompok generasi yang lebih muda (Suryadi dalam Chairani, 2013), sehingga sebagian masyarakat Indonesia memilih untuk merawat lansia di komunitas dan sebagian lagi ada yang merawat di panti. Panti yang dianggap sebagai tempat bagi lansia yang hanya memberikan beban, tidak mampu secara ekonomi serta tidak memiliki keluarga, tidak sesuai dengan kebudayaan masyarakat Indonesia. Namun saat ini terjadi pergeseran paradigma, penghuni panti tidak saja lansia yang terlantar sosio-ekonomi melainkan lansia masih memiliki keluarga, mampu secara ekonomi dan dengan sukarela ingin bergabung dengan lansia lainnya.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di Panti Sosial Tresna Wredha Budi Pertiwi Bandung, didapatkan bahwa lansia yang ada di PSTW berjumlah 28 jiwa. Dari hasil wawancara dengan beberapa pengurus di panti didapatkan data bahwa pada tahun 2013 tercatat jumlah penghuni panti sebanyak 33 jiwa. Sedangkan jumlah penduduk lansia yang pada tahun 2014 berjumlah 28 orang. Itu artinya, bahwa selama setahun terakhir terdapat beberapa orang lansia yang sudah meninggal ataupun karena hal lainya. Hal ini menandakan bahwa kualitas hidup lansia di PSTW Budi Pertiwi Bandung masih perlu ditangani, yang jika tidak diikuti pelayanan yang tepat dan penanganan yang tepat dikhawatirkan akan menambah buruk kualitas hidup lansia khususnya wanita lanjut usia yang ada di PSTW.

Berkaitan dengan hal tersebut maka peneliti berkeinginan untuk meneliti kualitas hidup pada lanjut usia khususnya lansia wanita. Oleh sebab itu peneliti berkeinginan


(16)

5

Syaefudin. 2014

GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA WANITA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

untuk mengembangkan penelitian dengan judul “Gambaran Kualitas Hidup pada Wanita Lanjut Usia di Panti Sosial Tresna Wredha Budi Pertiwi Bandung”.

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Pengaruh yang menyeluruh terhadap kehidupan lansia akibat pelayanan yang didapatkan oleh lansia, tentunya akan memengaruhi kesehatan biologis, psikologis, sosial, dan lingkungan. Dampak yang menyeluruh tersebut akan memengaruhi kualitas hidup lansia. Adanya perbedaan kualitas hidup antar jenis kelamin menjadikan dasar penelitian ini difokuskan pada lansia wanita yang berada di panti, dengan pertimbangan jumlah lansia wanita yang lebih tinggi dibandingkan lansia pria.

C. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas, maka peneliti mengangkat rumusan masalah mengenai “Bagaimana kualitas hidup wanita lansia di PSTW Budi Pertiwi Bandung berdasarkan Usia, Pendidikan terakhir, Status perkawinan, dan Masalah kesehatan sekarang? ”

D. Tujuan Penelitian


(17)

6

Syaefudin. 2014

GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA WANITA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Mengetahui karakteristik wanita lansia di PSTW Budi Pertiwi Bandung berdasarkan Usia, Pendidikan Terakhir, Status Perkawinan, Masalah Kesehatan Sekarang.

2. Mengetahui gambaran kualitas hidup wanita lansia di PSTW Budi Pertiwi Bandung berdasarkan Usia, Pendidikan terakhir, Status perkawinan, dan Masalah kesehatan sekarang.

E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu keperawatan terutama di bidang gerontology mengenai gambaran kualitas hidup pada lansia yang berada di panti serta dapat dijadikan sebagai acuan untuk membuat intervensi asuhan keperawatan kepada lansia.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi PSTW Budi Pertiwi Bandung

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam memperkaya dan memperluas pengetahuan dalam pengelolaan lansia khususnya yang tinggal di Panti Wredha.

b. Bagi Pendidikan Keperawatan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi dalam membuat rencana asuhan keperawatan pada lansia dan sebagai masukan untuk penelitian lebih lanjut berkaitan dengan kualitas hidup lansia.


(18)

7

Syaefudin. 2014

GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA WANITA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Bagi Institusi

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi bagi penelitian selanjutnya terkait dengan hubungan penyakit dengan kualitas hidup pada lansia yang tinggal di panti.

d. Bagi Tenaga Kesehatan

Hasil penelitian ini bagi tenaga kesehatan diharapkan dapat dijadikan sebagai pedoman dalam menentukan intervensi serta tindakan yang tepat dalam meningkatkan kesehatan lansia.


(19)

26

Syaefudin. 2014

GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA WANITA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian sebagai tempat melakukan kegiatan penelitian guna memperoleh data yang berasal dari responden. Lokasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Panti Sosial Tresna Wredha Budi Pertiwi jalan Sancang No.2 Kelurahan Burangrang Kecamatan Lengkong Bandung 40262 Jawa Barat - Indonesia.

2. Subjek Penelitian

a. Populasi

Menurut Arikunto (2010, hlm.173), populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitianya merupakan penelitian populasi.

Berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan bahwa populasi adalah karakteristik dari seluruh unit yang akan diteliti. Dalam penelitian ini, populasi dalam penelitian adalah seluruh lansia di PSTW yang berjumlah 28 orang.

b. Sampel

Menurut Arikunto (2010, hlm.174), sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Arikunto memberikan anjuran bahwa dalam pengambilan sampel, apabila jumlah subyek kurang dari 100 orang lebih baik jumlah tersebut diambil semua, sehingga penelitiannya menjadi penelitian populasi, selanjutnya apabila jumlah subyek besar atau lebih


(20)

27

Syaefudin. 2014

GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA WANITA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dari 100 orang maka dapat diambil antara 10% -15% atau 20% - 25% atau lebih.

Dalam penelitian ini tekhnik yang digunakan adalah pengambilan sampel total sampling yaitu pengambilan seluruh populasi yang ada di PSTW Budi Pertiwi Bandung yang berjumlah 28 orang.

B. Desain Penelitian

Menurut Nursalam (2013, hlm.157) Rancangan atau rancangan penelitian adalah sesuatu yang sangat penting dalam penelitian, memungkinkan pengontrolan maksimal beberapa faktor yang dapat memengaruhi akurasi suatu hasil. Istilah rancangan penelitian digunakan dalam dua hal; pertama, rancangan penelitian merupakan suatu strategi penelitian dalam mengidentifikasi permasalahan sebelum perencanaan akhir pengumpulan data; dan kedua, rancangan penelitian digunakan untuk mendefinisikan struktur penelitian yang akan dilaksanakan.

Desain penelitian yang digunakan merupakan penelitian deskriptif melalui metode ini peneliti ingin mengidentifikasi kualitas hidup lansia yang tinggal di PSTW Budi Pertiwi Bandung. Adapun desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah, sebagai berikut :

Bagan 3.1. Desain Penelitian Kualitas hidup

lansia

Domain kualitas hidup: 1. Domain fisik 2. Domain psikologis 3. Domain hubungan

sosial

4. Domain lingkungan (WHO, 2004)


(21)

28

Syaefudin. 2014

GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA WANITA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu C. Metode Penelitian

Berdasarkan fokus masalah dan tujuan penelitian yang telah dirumuskan, jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang bersifat Cross Sectional yaitu jenis penelitian yang menekankan waktu pengukuran/ observasi data variabel hanya satu kali pada satu saat, jadi tidak ada tindak lanjut. Tentunya tidak semua subjek penelitian harus diobservasi pada hari atau waktu yang sama, akan tetapi baik variabel independen maupun variabel dependen dinilai hanya satu kali saja (Nursalam, 2008).

D. Definisi Operasional

Kualitas hidup lansia adalah tingkat dimana seseorang menikmati hal-hal penting yang mungkin terjadi dalam hidupnya. Menurut WHO (2004) kualitas hidup meliputi empat domain yaitu :

1. Domain fisik yang terdiri dari nyeri dan ketidaknyamanan, tenaga dan lelah, tidur dan istirahat.

2. Domain psikologis yang terdiri dari perasaan positif, berfikir, belajar, ingatan dan konsentrasi, harga diri, gambaran diri dan penampilan, perasaan negatif. 3. Domain hubungan sosial yang terdiri dari hubungan perorangan, dukungan

sosial, aktivitas seksual.

4. Domain lingkungan yang terdiri dari keamanan fisik, lingkungan rumah, sumber penghasilan, kesehatan dan perhatian sosial, kesempatan untuk


(22)

29

Syaefudin. 2014

GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA WANITA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memperoleh informasi baru, partisipasi dalam kesempatan berekreasi dan waktu luang, lingkungan fisik dan transportasi.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dibuat dalam bentuk kuesioner yang diadopsi dari Word Health Organization Quality Of Life (WHOQOL)–BREF. Pada bagian awal dari instrumen penelitian ini terdapat data demografi lansia yang meliputi umur, jenis kelamin, agama, suku bangsa, pendidikan terakhir, pekerjaan sebelumnya, status perkawinan, dan masalah kesehatan yang dialami. Dilanjutkan dengan kuesioner kualitas hidup dari WHOQOL–BREF yaitu pengukuran yang menggunakan 26 item pertanyaan. Dimana alat ukur ini mengunakan empat dimensi yaitu fisik, psikologis, lingkungan dan sosial. Semua pertanyaan berdasarkan pada skala likert lima poin (1-5) dan empat macam pilihan jawaban. Untuk pertanyaan nomor 1 dan 2 tentang kualitas hidup secara menyeluruh dan kesehatan secara umum, sedangkan untuk pertanyaan yang lainya merupakan pertanyaan dari masing-masing domain (WHO, 2004).

Tabel 3.1. Kisi-kisi Pertanyaan Dalam Kuesioner

WHOQOL-BREF Pertanyaan Nomor Jumlah Butir

Domain fisik 3,4,10,15,16,17 dan 18 7

Domain psikologis 5,6,7,11,19 dan 26 6

Domain hubungan sosial 20,21 dan 22 3

Domain lingkungan 8,9,12,13,14, 23,24 dan 25 8

F. Uji Validitas dan Reliabilitas

Alat ukur WHOQOL-BREF merupakan alat ukur yang valid (r = 0,89 -0,95) dan reliable (R= 0,66-0,87) (Sekarwiri, 2008). Berdasarkan hasil uji yang dilakukan oleh Sekarwiri (2008) yang dilakukan pada penduduk dewasa di Jakarta pada April 2008


(23)

30

Syaefudin. 2014

GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA WANITA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang membuktikan bahwa instrumen WHOQOL–BREF merupakan instrumen yang valid dan reliabel untuk mengukur kualitas hidup.

G. Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu penelitian (Arikunto, 2010). Langkah-langkah dalam pengumpulan data bergantung pada rancangan penelitian dan tekhnik instrumen yang digunakan (Notoatmodjo, 2010). Penulis menggunakan teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner. Kuesioner merupakan alat ukur yang digunakan dengan beberapa pertanyaan. Kuesioner yang digunakan oleh penulis untuk meneliti lansia yaitu kuesioner WHOQOL-BREF. Dengan metode pertanyaan tanya jawab yang akan diajukan oleh peneliti kepada responden.

Dalam teknik pengumpulan data ini, peneliti menekankan waktu pengukuran/ observasi data variabel hanya satu kali pada satu saat. Pada jenis ini, variabel dinilai secara simultan pada suatu saat, jadi tidak ada tindak lanjut.

H. Prosedur Pelaksanaan Peneilitan

Langkah – langkah penelitian berguna untuk mempermudah dalam menyelesaikan penelitian adalah sebagai berikut :

1. Tahap Persiapan

Menentukan masalah, rumusan masalah, studi kepustakaan, studi pendahuluan, penyusunan proposal penelitian dan instrumen, permohonan izin penelitian kepada Prodi D3 Keperawatan UPI dan izin pengambilan data kepada Panti Sosial Tresna Wredha Budi Pertiwi Bandung.


(24)

31

Syaefudin. 2014

GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA WANITA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kontrak waktu dengan para responden, menjelaskan maksud dan tujuan diadakannya penelitian, izin persetujuan penelitian dari para responden, pembagian kuesioner, pengumpulan kuesioner, pegecekan kelengkapan lembar jawaban responden.

3. Pengolahan dan Analisa Data

a. Pengolahan data hasil tes. b. Menganalisis data. c. Membuat kesimpulan.

I. Tekhnik Pengolahan dan Analisis Data 1. Tekhnik Pengolahan Data

Analisa data menurut Notoatmodjo (2010 : 176) dilakukan setelah kuesioner dikumpulkan oleh peneliti dengan cara:

a. Editing yaitu upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang

diperoleh atau dikumpulkan, sehingga dapat dipastikan bahwa responden telah mengisi semua kuesioner.

b. Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap

data yang terdiri atas beberapa kategori, yaitu untuk pertanyaan dari setiap domain sehinggga memudahkan peneliti dalam melakukan tabulasi dan analisa data.


(25)

32

Syaefudin. 2014

GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA WANITA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Entry merupakan kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan ke

dalam master tabel atau database komputer, yaitu dengan menggunakan bantuan sistem computer.

d. Cleaning adalah mengecek kembali data yang sudah dientri apakah ada

kesalahan atau tidak.

2. Teknik Analisis Data

Dalam menentukan hasil ukur digunakan rumus : P = x/(y) x 100 %

Keterangan : P = Prosentase

x = Jumlah jawaban yang benar y = Jumlah seluruh jawaban

Hasil diprosentasikan dengan cara pemberian skor dan diinterpretasikan dengan menggunakan kriteria sebagai berikut :

76 – 100 % = Kualitas hidup baik 56 – 75 % = Kualitas hidup cukup < 56 % = Kualitas hidup kurang (Nursalam, 2011).

Hasil analisa data akan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan persentase. Adapun data yang ditampilkan adalah tabel distribusi frekuensi dan persentase karakteristik demografi, tabel distribusi frekuensi dan persentase kualitas hidup. Selain itu tabel distribusi kualitas hidup berdasarkan umur, pendidikan terakhir, status pernikahan, dan masalah kesehatan yang dialami. Dalam penelitian ini tabel distribusi dan frekuensi menginformasikan hasil penelitian yang didapat, sedangkan interpretasi tabel menurut Arikunto (2009) sebagai berikut :


(26)

33

Syaefudin. 2014

GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA WANITA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.2. Interpretasi hasil

Skor Interpretasi

100 % Seluruh

76 – 99 % Hampir seluruh

51 – 75 % Sebagian besar

50 % Setengahnya

26 – 49 % Hampir setengahnya

1 – 25 % Sebagian kecil

0 % Tidak satupun

J. Etika Penelitian

1. Menghormati Harkat dan Martabat Manusia (respect for human dignity)

Peneliti perlu mempertimbangkan hak-hak subyek untuk mendapatkan informasi yang terbuka berkaitan dengan jalannya penelitian serta memiliki kebebasan menentukan pilihan dan bebas dari paksaan untuk berpartisipasi dalam kegiatan penelitian (autonomy). Beberapa tindakan yang terkait dengan prinsip menghormati harkat dan martabat manusia, adalah: peneliti mempersiapkan formulir persetujuan subyek (informed consent) yang terdiri dari:

a. Penjelasan manfaat penelitian

b. Persetujuan peneliti dapat menjawab setiap pertanyaan yang diajukan subyek berkaitan dengan prosedur penelitian

c. Jaminan anonimitas dan kerahasiaan

2. Menghormati Privasi dan Kerahasiaan Subyek Penelitian (Respect For

Privacy and Confidentiality)

Setiap manusia memiliki hak-hak dasar individu termasuk privasi dan kebebasan individu. Pada dasarnya penelitian akan memberikan akibat terbukanya informasi individu termasuk informasi yang bersifat pribadi. Sedangkan, tidak semua orang menginginkan informasinya diketahui oleh orang lain, sehingga peneliti perlu memperhatikan hak-hak dasar individu


(27)

34

Syaefudin. 2014

GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA WANITA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tersebut. Dalam aplikasinya, peneliti tidak boleh menampilkan informasi mengenai identitas baik nama maupun alamat asal subyek dalam kuesioner dan alat ukur apapun untuk menjaga anonimitas dan kerahasiaan identitas subyek. Peneliti dapat menggunakan koding (inisial atau identification

number) sebagai pengganti identitas responden.

3. Keadilan dan Inklusivitas (Respect For Justice and Inclusiveness)

Prinsip keadilan memiliki konotasi keterbukaan dan adil. Untuk memenuhi prinsip keterbukaan, penelitian dilakukan secara jujur, hati-hati, profesional, berperikemanusiaan, dan memperhatikan faktor-faktor ketepatan, keseksamaan, kecermatan, intimitas, psikologis serta perasaan religius subyek penelitian.

4. Memperhitungkan Manfaat dan Kerugian yang Ditimbulkan (Balancing

Harms and Benefits)

Peneliti melaksanakan penelitian sesuai dengan prosedur penelitian guna mendapatkan hasil yang bermanfaat semaksimal mungkin bagi subyek penelitian dan dapat digeneralisasikan di tingkat populasi (beneficence). Peneliti meminimalisasi dampak yang merugikan bagi subyek (nonmaleficence). Apabila intervensi penelitian berpotensi mengakibatkan cedera atau stres tambahan maka subyek dikeluarkan dari kegiatan penelitian untuk mencegah terjadinya cedera, kesakitan, stres, maupun kematian subyek penelitian (Jacob, dalam Yayan, 2008).


(28)

44

Syaefudin. 2014

GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA WANITA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Penelitian ini dilakukan terhadap 28 orang responden (wanita lanjut usia) yang berada di Panti Sosial Tresna Wredha Budi Pertiwi Bandung. Hasil penelitian ini menggambarkan bagaimana kualitas hidup lansia yang berada di PSTW tersebut.

A. Simpulan

1. Karakteristik Responden

Sebagian besar usia responden berada pada kelompok umur 60-64 tahun sebanyak 16 orang (57,14%), sehingga lansia masih bisa melakukan aktivitas. Berdasarkan tingkat pendidikan, responden hampir setengahnya berpendidikan SD dan berpendidikan lainya yaitu sebanyak delapan orang (28,57%). Berdasarkan status perkawinan, hampir seluruh responden adalah janda sebanyak 24 orang (85,71%). Berdasarkan masalah kesehatan sekarang yang di alami responden hampir setenganya responden mengalami hipertensi sebanyak 10 orang (35,71%).

2. Gambaran Kualitas Hidup Wanita Lansia di Panti Sosial Tresna Wredha Budi Pertiwi Bandung

Dari hasil penelitian menunjukan bahwa rata-rata kualitas hidup wanita lansia di Panti Sosial Tresna Wredha Budi Pertiwi Bandung berada dalam kategori kualitas hidup cukup dengan skor rata-rata 60,62 %.


(29)

45

Syaefudin. 2014

GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA WANITA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan penulis, ada beberapa saran yang ingin disampaikan oleh penulis terkait dengan kualitas hidup pada wanita lanjut usia. Saran-saran tersebut adalah sebagai berikut:

1. Bagi Panti Sosial Tresna Wredha Budi Pertiwi Bandung

Dari hasil penelitian ini diharapkan akan dapat meningkatkan pengetahuan pihak pengurus panti untuk mempertahankan kualitas hidup lansia yang tinggal di panti tersebut, serta dapat meningkatkan pelayanan terhadap lansia.

2. Bagi Pendidikan Keperawatan

Dari penelitian ini bagi pendidikan keperawatan diharapkan lebih memperbanyak literatur dan penelitian mengenai keperawatan gerontik, karena lansia adalah mahluk holistik dan harus diberikan pelayanan baik biologis, psiokologis, sosial, dan spiritual, agar dapat meningkatkan kualitas hidup para lansia.

3. Bagi Institusi

Hasil penelitian ini dapat dikembangkan untuk penelitian selanjutnya terkait kualitas hidup lansia mengenai hubungan penyakit dengan tingkat kualitas hidup lanjut usia. Agar dapat mengintervensikan tindakan yang tepat untuk mengoptimalkan kualitas hidup lansia.

4. Bagi Tenaga Kesehatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan khususnya bagi tenaga kesehatan agar dapat memberikan pelayanan yang kompeten dan profesional kepada lansia sehingga dapat mengoptimalkan kesehatan serta kualitas hidup lansia.


(30)

46

Syaefudin. 2014

GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA WANITA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. (2009). Dasar-dasar evaluasi pendidikan, Edisi Revisi 2009. Jakarta: Bumi Aksara.

. (2010). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik, Edisi Revisi 2010. Jakarta: Rineka Cipta.

Bandiyah, S. (2009). Lanjut usia dan keperawatan gerontik. Yogjakarta: Nuha Medika.

Chairani. (2013). Kualitas Hidup Wanita Lansia di Kelurahan Pabatu Kecamatan

Padang Hulu Tebing Tinggi. (Skripsi). Fakultas Ilmu Keperawatan,

Universitas Sumatera Utara, Medan.

Efendi. (2013). Keperawatan kesehatan komunitas: Teori dan praktik dalam

keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Fatimah. (2013). Perbedaan Kualitas Hidup Lanjut Usia yang Tinggal di Panti

Jompo dengan yang Tinggal di Rumah di Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2013. (Skripsi). Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Sumatera Utara,

Medan.

Fitria. (2011). Interaksi sosial dan Kualitas hidup Lansia di Panti Wredha UPT

Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan Anak Balita Binjai. (Skripsi). Fakultas Ilmu

Keperawatan, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Kusumawati dan Hartono. (2012). Buku ajar keperawatan jiwa. Jakarta: Salemba Medika.

Nofitri. (2009). Gambaran Kualitas Hidup Penduduk Dewasa pada Lima Wilayah di

Jakarta. (Skripsi). Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia, Jakarta.

Notoatmodjo. (2010). Metodologi penelitian kesehatan. Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta.

Nugroho. (2008). Keperawatan gerontik dan geriatrik. Edisi 3. Jakarta: EGC. Nursalam. (2008). Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu keperawatan:

Pedoman Skripsi, Tesis, dam Instrumen. Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika.

. (2013). Metodologi penelitian ilmu keperawatan: Pendekatan Praktis Edisi

3. Jakarta: Salemba Medika.

Ritonga. (2013). Kualitas Hidup Lansia yang Berkunjung ke Posyandu di Wilayah


(31)

47

Syaefudin. 2014

GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA WANITA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Setyoadi. (2012). Perbedaan Tingkat Kualitas Hidup pada Wanita Lansia di

Komunitas dan Panti. [Online]. Tersedia : http://ejournal.umm.ac.id/index.

php/keperawatan/article/viewFile/621/641_mm_scientific_journal.pdf. (diakses pada tanggal 26 maret 2014)

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman penulisan karya ilmiah. Bandung: UPI PRESS.

Universitas Toronto. (2004). QOL Concept. [Online]. Tersedia : http://www. utoronto.ca/qolconceps. (diakses pada tanggal 26 maret 2014)

Yayan. (2008). Etika Penelitian. [Online]. Tersedia : http://yayanakhyar.wordpress com. (diakses pada tanggal 05 april 2014).


(1)

Syaefudin. 2014

GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA WANITA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.2. Interpretasi hasil

Skor Interpretasi

100 % Seluruh

76 – 99 % Hampir seluruh

51 – 75 % Sebagian besar

50 % Setengahnya

26 – 49 % Hampir setengahnya

1 – 25 % Sebagian kecil

0 % Tidak satupun

J. Etika Penelitian

1. Menghormati Harkat dan Martabat Manusia (respect for human dignity)

Peneliti perlu mempertimbangkan hak-hak subyek untuk mendapatkan informasi yang terbuka berkaitan dengan jalannya penelitian serta memiliki kebebasan menentukan pilihan dan bebas dari paksaan untuk berpartisipasi dalam kegiatan penelitian (autonomy). Beberapa tindakan yang terkait dengan prinsip menghormati harkat dan martabat manusia, adalah: peneliti mempersiapkan formulir persetujuan subyek (informed consent) yang terdiri dari:

a. Penjelasan manfaat penelitian

b. Persetujuan peneliti dapat menjawab setiap pertanyaan yang diajukan subyek berkaitan dengan prosedur penelitian

c. Jaminan anonimitas dan kerahasiaan

2. Menghormati Privasi dan Kerahasiaan Subyek Penelitian (Respect For Privacy and Confidentiality)

Setiap manusia memiliki hak-hak dasar individu termasuk privasi dan kebebasan individu. Pada dasarnya penelitian akan memberikan akibat terbukanya informasi individu termasuk informasi yang bersifat pribadi. Sedangkan, tidak semua orang menginginkan informasinya diketahui oleh orang lain, sehingga peneliti perlu memperhatikan hak-hak dasar individu


(2)

tersebut. Dalam aplikasinya, peneliti tidak boleh menampilkan informasi mengenai identitas baik nama maupun alamat asal subyek dalam kuesioner dan alat ukur apapun untuk menjaga anonimitas dan kerahasiaan identitas subyek. Peneliti dapat menggunakan koding (inisial atau identification number) sebagai pengganti identitas responden.

3. Keadilan dan Inklusivitas (Respect For Justice and Inclusiveness)

Prinsip keadilan memiliki konotasi keterbukaan dan adil. Untuk memenuhi prinsip keterbukaan, penelitian dilakukan secara jujur, hati-hati, profesional, berperikemanusiaan, dan memperhatikan faktor-faktor ketepatan, keseksamaan, kecermatan, intimitas, psikologis serta perasaan religius subyek penelitian.

4. Memperhitungkan Manfaat dan Kerugian yang Ditimbulkan (Balancing Harms and Benefits)

Peneliti melaksanakan penelitian sesuai dengan prosedur penelitian guna mendapatkan hasil yang bermanfaat semaksimal mungkin bagi subyek penelitian dan dapat digeneralisasikan di tingkat populasi (beneficence). Peneliti meminimalisasi dampak yang merugikan bagi subyek (nonmaleficence). Apabila intervensi penelitian berpotensi mengakibatkan cedera atau stres tambahan maka subyek dikeluarkan dari kegiatan penelitian untuk mencegah terjadinya cedera, kesakitan, stres, maupun kematian subyek penelitian (Jacob, dalam Yayan, 2008).


(3)

Syaefudin. 2014

GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA WANITA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Penelitian ini dilakukan terhadap 28 orang responden (wanita lanjut usia) yang berada di Panti Sosial Tresna Wredha Budi Pertiwi Bandung. Hasil penelitian ini menggambarkan bagaimana kualitas hidup lansia yang berada di PSTW tersebut.

A. Simpulan

1. Karakteristik Responden

Sebagian besar usia responden berada pada kelompok umur 60-64 tahun sebanyak 16 orang (57,14%), sehingga lansia masih bisa melakukan aktivitas. Berdasarkan tingkat pendidikan, responden hampir setengahnya berpendidikan SD dan berpendidikan lainya yaitu sebanyak delapan orang (28,57%). Berdasarkan status perkawinan, hampir seluruh responden adalah janda sebanyak 24 orang (85,71%). Berdasarkan masalah kesehatan sekarang yang di alami responden hampir setenganya responden mengalami hipertensi sebanyak 10 orang (35,71%).

2. Gambaran Kualitas Hidup Wanita Lansia di Panti Sosial Tresna Wredha Budi Pertiwi Bandung

Dari hasil penelitian menunjukan bahwa rata-rata kualitas hidup wanita lansia di Panti Sosial Tresna Wredha Budi Pertiwi Bandung berada dalam kategori kualitas hidup cukup dengan skor rata-rata 60,62 %.


(4)

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan penulis, ada beberapa saran yang ingin disampaikan oleh penulis terkait dengan kualitas hidup pada wanita lanjut usia. Saran-saran tersebut adalah sebagai berikut:

1. Bagi Panti Sosial Tresna Wredha Budi Pertiwi Bandung

Dari hasil penelitian ini diharapkan akan dapat meningkatkan pengetahuan pihak pengurus panti untuk mempertahankan kualitas hidup lansia yang tinggal di panti tersebut, serta dapat meningkatkan pelayanan terhadap lansia.

2. Bagi Pendidikan Keperawatan

Dari penelitian ini bagi pendidikan keperawatan diharapkan lebih memperbanyak literatur dan penelitian mengenai keperawatan gerontik, karena lansia adalah mahluk holistik dan harus diberikan pelayanan baik biologis, psiokologis, sosial, dan spiritual, agar dapat meningkatkan kualitas hidup para lansia.

3. Bagi Institusi

Hasil penelitian ini dapat dikembangkan untuk penelitian selanjutnya terkait kualitas hidup lansia mengenai hubungan penyakit dengan tingkat kualitas hidup lanjut usia. Agar dapat mengintervensikan tindakan yang tepat untuk mengoptimalkan kualitas hidup lansia.

4. Bagi Tenaga Kesehatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan khususnya bagi tenaga kesehatan agar dapat memberikan pelayanan yang kompeten dan profesional kepada lansia sehingga dapat mengoptimalkan kesehatan serta kualitas hidup lansia.


(5)

Syaefudin. 2014

GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA WANITA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. (2009). Dasar-dasar evaluasi pendidikan, Edisi Revisi 2009. Jakarta: Bumi Aksara.

. (2010). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik, Edisi Revisi 2010. Jakarta: Rineka Cipta.

Bandiyah, S. (2009). Lanjut usia dan keperawatan gerontik. Yogjakarta: Nuha Medika.

Chairani. (2013). Kualitas Hidup Wanita Lansia di Kelurahan Pabatu Kecamatan Padang Hulu Tebing Tinggi. (Skripsi). Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Efendi. (2013). Keperawatan kesehatan komunitas: Teori dan praktik dalam keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Fatimah. (2013). Perbedaan Kualitas Hidup Lanjut Usia yang Tinggal di Panti Jompo dengan yang Tinggal di Rumah di Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2013. (Skripsi). Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Fitria. (2011). Interaksi sosial dan Kualitas hidup Lansia di Panti Wredha UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan Anak Balita Binjai. (Skripsi). Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Kusumawati dan Hartono. (2012). Buku ajar keperawatan jiwa. Jakarta: Salemba Medika.

Nofitri. (2009). Gambaran Kualitas Hidup Penduduk Dewasa pada Lima Wilayah di Jakarta. (Skripsi). Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia, Jakarta. Notoatmodjo. (2010). Metodologi penelitian kesehatan. Edisi Revisi. Jakarta: Rineka

Cipta.

Nugroho. (2008). Keperawatan gerontik dan geriatrik. Edisi 3. Jakarta: EGC. Nursalam. (2008). Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu keperawatan:

Pedoman Skripsi, Tesis, dam Instrumen. Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika. . (2013). Metodologi penelitian ilmu keperawatan: Pendekatan Praktis Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika.

Ritonga. (2013). Kualitas Hidup Lansia yang Berkunjung ke Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Padangmatinggi Daerah Kota Padangsidimpuan. (Skripsi).


(6)

Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Setyoadi. (2012). Perbedaan Tingkat Kualitas Hidup pada Wanita Lansia di Komunitas dan Panti. [Online]. Tersedia : http://ejournal.umm.ac.id/index. php/keperawatan/article/viewFile/621/641_mm_scientific_journal.pdf. (diakses pada tanggal 26 maret 2014)

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman penulisan karya ilmiah. Bandung: UPI PRESS.

Universitas Toronto. (2004). QOL Concept. [Online]. Tersedia : http://www. utoronto.ca/qolconceps. (diakses pada tanggal 26 maret 2014)

Yayan. (2008). Etika Penelitian. [Online]. Tersedia : http://yayanakhyar.wordpress com. (diakses pada tanggal 05 april 2014).