HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI INTERNAL DAN SIKAP TERHADAP SUPERVISI AKADEMIK DENGAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DI SMA NEGERI 4 MEDAN.

DAFfARISI
Halaman
ABSTRACf -····--····---·---···-····........................................................ .
ABSTRAK•••••- ••~ -

· · -·

· ··

· ·.

..

.. .

..

.. ..

.


. . .

ii

KATA PENGANTAR ................................................................_...................

iii

DA.FfAR lSI ·······- ·-·-··-·····-···-················-···········-- ·······-······························
DAFTAR TABEL ............................................................................ - ···--

v
vii

DA.FfAR GAMBAR .....................................................................................

ix

DA.FfAR LAMPIRAN · -........................................................................_


I

BAD I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .............................................................................
B. ldentifikasi Masalah .....................................................................

9

C. Pembatasan Masalah.....................................................................

10

D. Rumusan M.asalah ........................................................................

11

E. Tujuan Penelit.ian ..........................................................................


11

F. Manfaat Penelitian .........................•..............................................

12

BAB D KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERFIKIR, DAN
PENGA.JUAN HIPOTESIS
A. Kajian Pustaka..............................................................................

13

1. Hakikat Kompensasi Profesional Guru ...................................

13

2. Hakikat Sikap terhadap Supervisi Akademik...........................

24


3. Hakikat Motifasi Internal .......................... ..............................

36

4. Penelitian yang Relefan............................................................

44

B. Kerangka Berfikir .........................................................................

46

C. Pengajuan Hipotesis Penelitian ....................................................

50

BAB ID METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................


51

B. Metodologi Penelitian...................................................................

51

C. Populasi dan Sarnpel.....................................................................

52

v

G. Teknik Analisis Data ............................................................ .

59

H. Hipotesis Statistik ................................................................. .

62


.

BAD IV BASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Penelitian ....................................................... .

t.

64

Data Motivasi Internal .......................................................

64

2. Data Sikap Terhadap Supervisi .........................................

65

3. Data Kompetensi Profesional Guru.................................. .


67

B. Uji Persyaratan Analisa Data ................................................. .

68

1. Pengujian Nonnalisaso Data .............................................

68

2. Pengujian Homogenitas Varians .......................................

70

3. Pengujian Linieritas dan Keberartian
Koefisien Arab Regresi .....................................................

70

C. Pengujian Hipotesis Penelitian.................................................


72

1. Hubungan Motivasi Internal Dengan
Kompetensi Profesional Guru...........................................

72

2. Hubungan Sikap Terbadap Supervisi
Kompetensi Profesional Guru...........................................

73

3. Hubungan Antar Motivasi Internal dan Sikap Terhadap
Supervisi Bersama-Sama Terbadap Kompetensi
Pro:fusional Guru ....... .. ... .................................. .............. ...

74

D. Pembahasan Hasil Penelitian .................................. ................


78

E. Keterbatasan Penelitian ...........................................................

88

BAD V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan...................................................................................

90

B. Implikasi ........ .... .... ........................ ....... .. .. .... .......... ...... ...... .....

9l

C. Saran ......................................................................................... 96

AKA······-·········-·-··-............_.._.......--·--·-·················· 99


DAFTAR PUST

LAMPIRA.N-LAMPIRAN........---··--_....._.... ________ ••_.........- - .....

vi

I 02

DAFTAR TABEL
Halam/Ill

Tabel3.1

Kisi-Kisi lnstrumen Motivasi Internal ...............................•........

Tabel3.2.

Kisi-Kisi Instrwnen Sikap Guru .................................................

54


Tabel3.3.

Kisi-Kisi Instrumen Kompetensi Profesional Guru ............ .......

56

Tabel4.1

Daftar Distribusi Frekuensi Skor Motivasi Internal ...................

64

Tabel4.2

Daftar Distribusi Frekuensi Skor Sikap Terhadap Supervisi......

. 66

Tabel4.3

Daftar Distribusi Frekuensi Skor Kompetensi
Profesional Guru ....................................:...................................

67

Tabel4.4

Ranglruman Uji Nonnalitas .......................................................

69

Tabel 4.5

Rangkuman Uji Homogenitas.....................................................

70

Tabel4.6

Analisa Varians Untuk Pengujian Signifikansi dan

55

Linearitas Regresi ......................................................................
Tabel4. 7

Analisa Varians UntuJc Pengujian Signifikansi
dan Linearitas Regresi .......................................................... :.....

Tabel4.&

72

Rangkuman Hubungan Antara Motivasi Internal
Dengan Kompetensi Profesional Guru ..................................... ..

Tabel 4.9

71

73

Rangkuman Hubungan Antara Sikap Terhadap
Supervisi terhadap Kompetensi Profesional Guru......................

74

Tabel4.10

Analisa Varians Untuk Regresi Linear Ganda ........................... ·

75

Tabel 4.11

Rangkuman Analisis Korelasi Parsial Antara
Variabel Bebas Dengan Variabel Terikat ...................................

77

vii

Tabel4.12 Sumbenpn Bfektif (SE) dill Surnbangn W f (SR.)

Variabel Bebu Terbadap Variabel Tcribt.......- -......._.....

viii

77

DAFfAR GAMBAR
HaJaman

Gambar

2.1 K.onsep skematik R.ooscnberg & Hovland ..........................

28

Gambar

3.1 Konstelasi HubunganAntarVariabel BebUdan Terikat ....

52

Gambar

4.1 Histogram Skor Motivasi Internal ........................................

65

Gambar

4.2 Histogram Skor Sikap Terbadap Supervisi ..........................

Gambar

4.3 Histogram Skor Kompetensi Profesional Gwu ...................

ix

66
68

BABI

PENDABULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar yang dengan sengaja dirancang
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan bertujuan untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Salah satu usaha untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia ialah melalui proses
pembelajaran di sekolah.
Dalam usaha meningkatkan kualitas sumber daya pendidikan, guru
merupakan komponen sumber daya manusia yang barus dibina dan
dikembangkan terus-menerus. Pembentukan profesi guru dilaksanakan
melalui program pendidikan pra-jabatan maupun program dalam jabatan.
Tidak semua guru yang dididik di lembaga pendidikan terlatih dengan
baik dan kualified. Potensi sumber daya guru itu perlu terus bertumbuh
dan berkembang agar dapat melakukan fungsinya secara potensial. Selain
itu pengaruh perubahan yang serba cepat mendorong guru-guru untuk
terus-menerus belajar menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta mobilitas masyarakat.
Masyarakat mempercayai, mengakui dan menyerahkan kepada
guru untuk mendidik tunas-tunas muda dan membantu mengembangkan
potensinya secara professional. Kepercayaan, keyakinan, dan penerimaan
ini merupakan substansi dari pengakuan masyarakat terhadap profesi

1

guru. Implikasi dari pengakuan tersebut mensyaratkan guru barus
memiliki kualitas yang memadai. Tidak hanya pada tataran normatif saja
namun

mampu

mengembangkan kompetensi

kompetensi personal, professional, maupun

yang

dimiliki,

baik

kemasyarakatan dalam

selubung aktualisasi kebijakan pendidikan.
Hal tersebut dikarenakan guru merupakan penentu keberhasilan
pendidikan

melalui

kinerjanya

pada

tataran

institusional

dan

eksperiensial, sehingga upaya meningkatkan mutu pendidikan harus
dimulai dari aspek "guru,

dan tenaga kependidikan lainnya yang

menyangkut kualitas keprofesionalannya maupun kesejahteraan dalam
satu manajemen pendidikan yang professional.
Dalam era reformasi dewasa ini bangsa Indonesia semakin sadar
akan pentingnya peningkatan kepedulian seluruh lapisan masyarakat
menata kembali Negara dan Bangsa ini berdasarkan Pancasila dan UUD
1945 . Dalam hal tersebut sangatlah dibutuhkan sumber daya manusia
yang cerdas, jujur dan terampil dan profesional dalam ilmu pengetahuan,
teknologi , dan manajemen. Perolehan sumber daya manusia yang
diharapkan dan didambakan pada abad ke- 21 ini menjadi tantangan baru
bagi dunia pendidikan (Supranata, 2004 : 1).
Dunia pendidikan mempunyai peranan yang penting dalam
mengupayakan peningkatan sumber daya manusia, yang mampu menjadi

..

penerus dan pelaksanaan

pembangunan di segala bidang. Ini sesuai

dengan amanat UUD 1945, babwa untuk mencerdaskan kehidupan bangsa

2

pemerintah mengusahakan dan melaksanakan satu sistem Pendidikan
Nasional.
Di abad sekarang ini, yaitu era globalisasi dimana semuanya
serba digital, akses informasi sangat cepat dan persaingan hidup semakin
ketat, semua bangsa berusaha untuk meningkatkan sumber daya manusia.
Hanya sumber daya unggul dapat bersaing dan mempertahankan diri dari
dampak

persaingan

global

yang

ketat.

Termasuk

sumber

daya

pendidikan. Yang termasuk dalam sumber daya pendidikan yaitu
ketenagaan, dana dan sarana dan prasarana.
Sahertian (2000 : 3) menyebutkan ada dua metafora untuk
menggambarkan pentingnya pengembangan sumber daya guru. Pertama,
jabatan guru diumpamakan dengan sumber air. Sumber air itu harus terus
menerus bertambah, agar sungai itu dapat mengalirkan air terus-menerus.
Bila tidak, maka sumber air itu akan kering. Demikianlah hila seorang
guru tidak pernah membaca informasi yang baru, tidak menambah ilmu
pengetahuan tentang apa yang diajarkan, maka ia tidak mungkin memberi
ilmu dan pengetahuan dengan cara yang lebih menyegarkan kepada
peserta didik. Kedua, jabatan guru diumpamakan dengan sebatang pohon
buah-buahan. Pohon itu tidak akan berbuah lebat, hila akar induk pohon
tidak menyerap zat-zat makanan yang berguna bagi pertumbuhan pohon
itu. Begitu juga dengan jabatan guru yang perlu bertumbuh dan
berkembang. Baik itu pertumbuhan pribadi guru maupun pertumbuhan
profesi guru. Setiap guru perlu menyadari bahwa pertumbuhan dan

3

pengembangan profesi merupakan suatu keharusan untuk menghasilkan
output pendidikan berkualitas. Itulah sebabnya guru perlu belajar terus
menerus, membaca informasi terbaru dan mengembangkan ide-ide kreatif
dalam pembelajaran agar suasana belajar mengajar menggairahkan dan
menyenangkan baik bagi guru apalagi bagi peserta didik.
Peningkatan sumber daya guru bisa dilaksanakan dengan bantuan
supervisor, yaitu orang ataupun instansi yang melaksanakan kegiatan
supervisi terhadap guru. Perlunya bantuan supervisi terhadap guru
berakar mendalam dalam kehidupan masyarakat. Swearingen (2009,
http ://khaliq ida. blogspot. com) mengungkapkan Jatar belakang perlunya

supervisi berakar mendalam dalam kebutuhan masyarakat, yaitu: (1)
Latar Belakang Kultural, bahwa pendidikan berakar dari budaya arif
lokal setempat. Sejak dini pengalaman belajar dan kegiatan belajarmengajar harus daingkat dari isi kebudayaan yang hidup di masyarakat
itu. Sekolah bertugas untuk mengkoordinasi semua usaha dalam rangka
mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang dicita-citakan. (2) Latar
Belakang Filosofis, bahwa suatu sistem pendidikan yang berhasil guna
dan berdaya guna hila ia berakar mendalam pada nilai-nilai filosofis
pandangan hidup suatu bangsa. (3) Latar Belakang Psikologi, bahwa
secara psikologis supervisi itu berakar mendalam pada pengalaman
manusia. Tugas supervisi ialah menciptakan suasana sekolah yang penuh
kehangatan sehingga setiap orang dapat menjadi dirinya sendiri.
(4) Latar

Belakang

Sosial,

seorang supervisor

4

dalam

melakukan

tanggung jawabnya harus mampu mengembangkan potensi kreativitas
dari orang yang dibina melalui cara mengikutsertakan orang lain untuk
berpartisipasi

bersama.

Supervisi

harus

bersumber pada

kondisi

masyarakat. (S) Latar Belakang Sosiologi, bahwa secara sosiologis
perubahan masyarakat punya dampak terhadap tata nilai. Supervisor
bertugas menukar ide dan pengalaman tentang mensikapi perubahan tata
nilai dalam masyarakat secara arif dan bijaksana. (6) Latar Belakang
Pertumbuhan Jabatan, bahwa supervisi bertugas meme1ihara, merawat
dan menstimulasi pertumbuhan jabatan guru. Dibarapkan guru menjadi
semakin professional dalam mengemban amanat jabatannya dan dapat
meningkatkan posisi tawar guru d i masyarakat dan pemerintah, bahwa
guru punya peranan utama dalam pembentukan harkat dan martabat
manusia.
Terkait dengan era globalisasi pada awal tahun 2003 Asean Free
Trade Area (AFTA) yang telah dimulai dan implikasi

utamanya

dibutuhkannya sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas guna
berkompetisi di era global, dan permintaan pelayanan jasa tak hanya
terbatas pada wilayah lokal, dengan artian para pengguna jasa lebih
membutuhkan SDM yang berkualitas baik dari dalam maupun dari luar
negeri.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka diperlukan adanya
SDM yang handal dan dapat menghadapi tantangan, menciptakan serta
mengisi peluang, karena berdasarkan pengalaman salah satu penyebab

5

terjadinya krisis ekonomi adalah rendahnya kualitas SDM. Oleh karena
itu, diperlukan strategi pengembangan SDM Indonesia dalam menghadapi
tantangan dan peluang global, dan salah satu upaya untuk meningkatkan
SDM itu adalah pendidikan.
Kenyataan yang dihadapi, secara umum kualitas SDM Indonesia
masih rendah. Indikator rendahnya kualitas SDM di Indonesia ditandai
dengan laporan The World Economic Forum, Swedia tahun 2000 yang
dikutip dari Supranata (2004 : 2) menyatakan bahwa Indonesia memiliki
daya saing yang rendah, yaitu menduduki urutan ke 37 dari 57 negara yang
disurvei. Selanjutnya berdasarkan Japoran dari UNDP tentang Human

Development Index manusia Indonesia tahun 1995 sampai dengan 2005,
indonesia memiliki peringkat yang sangat memprihatinkan. Hal ini dapat
kita linat seperti Tabel 1.1 di bawah ini:
Tabel 1.1 Rangking Indonesia berdasarkan HOI dibandingkan dengan
beberapa negara tahun 1995 - 2005
Negara
Thailand
Malaysia
Phil_!pina
Indonesia
Cina
·vietnam

1995
58

59
100
104

77

Ill

120

Tahun
2003
74
58
85
112
104
109

2000
76
61

J

109
99
108

2004
76
59
83
111
94
112

2005
73
61
84
110
85

108

Sumber: UNDP 1995,2000,2003,2004,2005

Berdasarkan dengan basil pengamatan langsung kondisi di SMA
Negeri 4 Medan, bahwa terjadi penurunan prestasi belajar siswa dari
tahun ke tahun. Hal tersebut dapat dilihat dari pencapaian basil Ujian

6

Nasional Tahun ajaran 2007/2008 untuk kelompok IPA, terdapat 60%
siswa memperoleh nilai kategori rendah, nilai terendah 61 ,41 dan 40%
siswa memperoleh nilai kategori tinggi, nilai tertinggi 84,63. Untuk
kelompok IPS, 65% siswa memperoleh nilai kategori rendah, nilai
terendah 64,55dan 35% siswa memperoleh nilai kategori tinggi, nilai
tertinggi 83,59. Selanjutnya, basil

Ujian Nasional Tahun ajaran

2008/2009 untuk kelompok IPA, terdapat 63% siswa memperoleh nilai
kategori rendah, nilai terendah 61,00 dan 37% siswa memperoleh nilai
kategori tinggi, nilai tertinggi 83,22 . Untuk kelompok IPS, 66% siswa
memperoleh nilai kategori rendah, nilai terendah 62,71 dan 34% siswa
memperoleh nilai kategori tinggi, nilai tertinggi 81 ,75.
Peran

pendidikan

merupakan

kunci

utama

keberhasilan

pembangunan bangsa, dan sejalan dengan ini maka kualitas masingmasing guru sebagai tenaga pendidik harus dioptimalkan. Guru berkualitas
yang dibutuhkan dalam era pembangunan ialah mereka yang mampu dan
siap berperan secara profesional dalam dua lingkungan besar yaitu sekolah
dan masyarakat. Guru merupakan salah satu sasaran dan dituding sebagai
penyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia, termasuk di SMA
Negeri 4 Medan tersebut seperti yang telah di sebutkan di atas.
Guru

menempati

tempat

terpenting

dalam

rangka

upaya

pendidikan memenuhi kebutuhan tenaga pembangunan nasional yang
relevan. Diknas (2004 : 2) menyebutkan bahwa guru merupakan factor
yang paling dominan, karena di tangan gurulah keberhasilan pembelajaran

7

dapat dicapai. Kualitas mengajar guru secara langsung maupun tidak
langsung dapat mempengaruhi kualitas pembelajaran pada umumnya.
Berdasarkan pengamatan langsung penulis di lapangan. bahwa
kondisi guru cukup menghawatirkan. Motivasi mengajar guru rendah, guru
mengajar hanya melepaskan tanggung jawabnya sebagai guru tanpa
memikirkan bagaimana basil belajar yang akan dicapai siswa. Selanjutnya,
bahwa guru memiliki sikap yang acuh tak acuh dengan dilakukannya
supervisi terhadap kinerjanya. Hal ini sangat berpengaruh terhadap
profesionalismenya sebagai tenaga pendidik.
Peran strategis guru tersebut di atas menuntut pembinaan dan
pengembangan terus menerus dalam menghadapi perkembangan teknologi
dan informasi yang mengglobal dewasa ini. Upaya meningkatkan
kemampuan profesional guru memerlukan pembinaan yang terus menerus
melalui supervisi atau pengawasan. Pelaksanaan pengawasan yang
ditekankan pada proses pembelajaran. Supervisi pembelajaran perlu
diarahkan

pada upaya-upaya yang sifatnya memberikan kesempatan

kepada guru-guru untuk berkembang secara profesional, sehingga mereka
lebih mampu melaksanakan tugas pokoknya, yaitu memperbaiki dan
meningkatkan basil pembelajaran.
Salah satu alasan pentingnya dilakukan supervisi pembelajaran
bahwa supervisi

pembelajaran merupakan salah satu cara upaya

meningkatkan kualitas dan kemampuan guru. Kemampuan guru ditinjau
dari aspek kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran. Hal ini sangat

8

penting, sebab kemampuan guru mengelola pembelajaran dengan baik,
akan sangat berpengaruh terhadap proses dan pencapaian basil belajar oleh
siswa (Diknas, 2004 : 3 ).
Supervisi menjadi kontrol bagi guru dalam tugas mengajar dan
mendidik siswa. Salah satu tujuan supervisi adalah perbaikan proses
pembelajaran oleh guru. Dengan dilakukannya supervisi, maka guru
merasa diawasi dalam pelaksanaan tugasnya. Hal tersebut dapat
menimbulkan motivasi dalam diri guru untuk melaksanakan tugas lebih
baik sesuai dengan peraturan yang berlaku bagi seorang guru. Motivasi
merupakan sejumlah proses, yang bersifat internal, atau eksternal bagi
seorang individu, yang menyebabkan timbulnya sikap antusiasme dan
persistensi, dalam hal melaksanakan kegiatan- kegiatan tertentu.
Dalam pelaksanaannya di lapangan, terjadi kontroversi terhadap
pelaksanaan supervisi ini. Sebagian guru menyikapi positif terhadap
pelaksanaan supervisi demi kepentingan perbaikan proses pembelajaran.
Di samping itu pula, sebagian guru menyikapi negatif terhadap pelaksaan
supervisi tersebut, dengan berbagai macam. ragam alasan.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti merasa tertarik untuk
mengkaji hubungan motivasi internal dan sikap terhadap supervisi
dengan kemampuan profesional guru.
B. ldentifikasi Masalah

Pada bagian Jatar belakang telah dikemukakan beberapa hal yang
berkenaan dengan rancangan penelitian ini, dari gambaran tersebut dapat

9

diidentifikasi beberapa hal yang menjadi masalah. Di antara faktor-faktor
yang dapat diidentifikasi mempengaruhi kompetensi profesional guru
diantaranya adalah:

Bagaimanakah tingkat kemampuan guru SMAN 4

Medan dalam melaksanakan pembelajaran? Mengapa terjadi penurunan
basil belajar siswa SMAN 4 dari tahun ke tahun? Apakah terjadi
penurunan kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran? Apakah
guru-guru

tidak

pernah

disupervisi?

Apakah

kegiatan

supervisi

pembelajaran tidak pernah dilakukan di SMAN 4 Medan? Jika dilakukan,
apakah setiap guru mendapat giliran untuk disupervisi? Apakah ada
umpan batik bagi guru, jika supervisi dilakukan oleh pengawas sekolah
atau kepala sekolah? Bagimanakah guru menyikapi pelaksanaan supervisi
ini? Apakah guru menyikapi perlu dilakukan supervisi pembelajharan?
Apakah guru menyikapi tidak perlu dilakukannya supervisi pembela
jaran? Apakah dengan dilakukannya supervisi akan meningkatkan
motivasi guru dalarn rnelaksanakan pernbelajaran? Apakah dengan
dilaksanakannya supervisi akan meningkatkan kemampuan professional
guru? Apakah ada hubungan pelaksanaan supervisi dengan kemampuan
professional
pembelajaran

guru?

Apakah

meningkatkan

ada hubungan pelaksanaan
motivasi

internal

guru?

supervisi

Apakah

ada

hubunganya Peningkatan motivasi internal guru dengan kemampuan
professional guru?

10

C. Pembatasn Masaiah
Berdasarkan latar belakang perrnasalahan yang telah diidentifikasi
di atas, dapat dilihat demikian banyaknya masalah yang muncul dan
berpengaruh terbadap pencapaian kornpetensi profesional guru kbususnya
di SMA Negeri 4 Medan. Pada kesempatan ini penulis membatasi pada
aspek motivasi internal, sikap guru terhadap pelaksanaan supervisi
akademik (kepala sekolah) dan kompetensi professional guru.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan yang diungkapkan pada latar belakang,
identifikasi masalah dan pembatasan masalah, masalah penelitian ini
dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah terdapat hubungan positif yang signifikan motivasi internal
dengan kompetensi profesional guru?
2. Apakah terdapat hubungan positif yang signifikan supervisi akademik
dengan kompetensi profesional guru?
3. Apakah terdapat hubungan positif yang signifikan motivasi internal
dan sikap terhadap supervisi akademik secara bersama-sama dengan
kompetensi profesional guru?.

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan :
1. Hubungan yang

positif motivasi

professional guru.
11

internal

dengan kompetensi

2. Hubungan yang positif supervisi akademik dengan kompetensi
profesional guru.
3. Hubungan yang positif motivasi internal dan sikap terhadap supervisi
akademik dengan kompetensi profesional guru.

F. Manfaat Penelitian

Secara teoretis penelitian ini diharapkan memberikan manfaat
sebagai sumbangan pemikiran dan bahan acuan bagi guru, khususnya
guru di SMA Negeri 4 Medan. Disamping itu, basil penelitian ini dapat
memperkaya khasanah ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang
Administrasi Pendidikan, tentang motivasi internal, sikap terhadap
supervisi

akademik

dan

kompetensi

professional

guru.

Dengan

mengetahui persentase kekuatan hubungan antara variabel · dalam
penelitian ini, diharapkan penelitian ini menjadi bahan masukan bagi
para guru untuk meningkatkan kompetensi profesional dalam mengajar.
Bagi peneliti selanjutnya, basil penelitian ini dapat dijadikan informasi
untuk

menli~

i

variabel yang sejenis dengan

penlita~

ini. Selanjutnya

bagi kepala sekolah bahwa perlu supervisi guna mengatasi segala
permasalahan yang dihadapi oleh siswa selama mengikuti pendidikan di
sekolah dalam hal ini berkaitan dengan kompetensi profesional guru
dalam melaksanakan proses belajar mengajar.

12

BABV

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan analisis data dan pengujian hipotesis yang telah diuraikan
pada bab sebelumnya, maka dapat diambil simpulan dalam penelitian ini,
yaitu :
1. Terdapat hubungan positif yang signifikan antara motivasi internal
dengan kompetensi profesional guru SMA Negeri 4 Medan. Artinya
semakin tinggi motivasi internal guru, maka akan semakin meningkatkan
kompetensi profesional guru.
2. Terdapat hubungan positif yang signifikan antara sikap guru terbadap
supervisi akademik dengan kompetensi profesional guru SMA Negeri 4
Medan. Artinya semakin positif sikap seorang guru terhadap supervisi
akademik, maka kompetensi profesional guru tersebut juga akan semakin
tinggi.
3 . Terdapat hubungan positif yang signifikan antara motivasi internal dan
sikap terhadap supervisi pembelajaran secara bersama-sama dengan
kompetensi profesional guru SMA Negeri 4 Medan. Artinya semakin
tinggi motivasi internal dan semakin positif sikap guru terhadap supervisi

90

akademik secara bersama-sama, maka kompetensi profesional guru juga
akan semakin meningkat.
4 . Pada pengujian koefisien korelasi parsial, diperole bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara sikap

guru terhadap supervisi

pembelajaran dan kompetensi profesional guru SMA Negeri 4 Medan,
jika variabel motivasi internal dikontrol. Serta terdapat hubungan yang
signifikan antara motivasi internal dengan kompetensi profesional guru
SMA Negeri 4 Medan jika sikap guru terhadap supervisi akademik
dikontrol.
B. Implikasi

Berdasarkan simpulan yang telah diuraikan di atas, maka implikasi
dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Upaya Meningkatkan Kompetensi Profesional melalui Peningkatan
Motivasi Internal

Motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong
keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna
mencapai suatu tujuan. Jadi motivasi bukanlah sesuatu yang dapat diamati,
tetapi merupakan hal yang dapat disimpulkan adanya karena sesuatu perilaku
yang tampak. Motivasi merupakan masalah yang kompleks dalam organisasi
karena kebutuhan dan keinginan setiap anggota organisasi adalah berbeda beda dan berkembang atas dasar proses belajar yang berbeda pula.

91

Motivasi dapat ditimbulkan baik oleh faktor internal maupun ekstemal
tergantung dari mana suatu keg{atan dimulai. Kebutuhan dan keinginan yang
ada di dalam diri seseorang merupakan motivasi internal. Begitu juga dalam
suatu organisasi, setiap individu akan mempunyai kebutuhan dan keingian
yang berbeda dan unik Sedangkan motivasi ekstemal menjelaskan kekuatan kekuatan yang ada di dalam individu yang dipengaruhi faktor - faktor intern.
Untuk itu, teori motivasi ekstemal tidak mengabaikan teori motivasi internal,
tetapi justru men'gembangkannya ..
Menyikapi perkembangan zaman, faktor motivasi memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap peningkatan kompetensi professional guru. Guru
yang mampu meningkatkan motivasi melaksanakan akan lebih mampu
melaksanakan tugas pembelajaran yang lebih baik dibandingkan dengan guru
yang tidak mampu meningkatkan motivasi melaksanakan tugasnya.
Beberapa hal yang dapat meningkatkan motivasi internal adalah: (l)
Memperbaiki pola pikir, guru harus yakin kepada dirinya bahwa dia adalah
sebagai manusia yang flesibel dan senantiasa berkembang. Jika hal ini
disadari oleh guru maka dia akan lebih mudah melakukan perubaban dalam
dirinya. Jika hal ini sudah disadari, maka guru akan mudab mengubah pola
pikimya dengan cara mempelajari informasi, menghadapi hal-hal yang
negatif, terpuruk dalam kegagalan, dan menerima keadaan yang senantiasa
berubah-ubah;(2) Empati. Memposisikan diri pada tempat orang lain memang
tidak mudab, na.mun perlu jika kita memiliki rasa kasih kepada orang lain .

92

Memahami orang lain, memperhatikan mereka, itu berarti kita membutuhkan
waktu untuk mendengarkan sebagai hal ·yang dapat mempererat ikatan
persahabatan dan menunjukkan kesediaan untuk membantu ; 3) Optimisme,
sikap optimis sangat diperlukan dalam usaha membangun motivasi internal.
Sikap optimis melahirkan kepercayaan diri yang dapat digunakan untuk
meraih tujuan dalam mengatur diri. Sikap optimis akan menghilangkan rasa
keraguan·raguan dalam diri yang akhirnya akan memancarkan rasa keyakinan
dalam diri individu.
Ketiga hal tersebut di atas, merupakan faktor yang seluruhnya berasal
dari dalam individu sendiri . Dengan demikian bergantung kepada individu

untuk melakukannya sebagai dasar untuk perubahan ke arab yang lebih baik.
Dalam kaitannya dengan peningkatan kompetensi profesionalnya, maka
apabila guru mampu melaksanakan hal·hal yang tersebut di atas, maka tidak
mustahil guru akan mampu memperbaiki pola pembelajaraonya.

l. Upaya Meningkatkaa
Peningkatan Supervisi

Kompetensi

Profesional

Guru

melalui

Supervisi merupakan bantuan yang diberikan kepada seluruh staf
sekolah untuk mengembangkan situasi belajar mengajar yang lebih baik.
Kegiatan supervisi pembelajaran yang dilaksanakan oleh pengawas sekolah
berupaya untuk ; (1) membangkitkan dan merangsang semangat guru·guru
dalam

menjalankan

tugasnya

terutama

93

dalam

pembelajaran; (2)

mengembangkan kegiatan pembelajaran; dan (3) upaya pembinaan dalam
pembelajaran.
Bila dilihat tujuan dilaksanakannnya supervisi di atas, je1as bahwa
supervisi memiliki tujuan

yang sangat baik, yaitu mengembangkan

kemampuan guru dalam melaksanakan tugas pembelajaran. Artinya dengan
dilaksanakannya supervisi pembelajaran, guru diharapkan akan meningkatkan
kemampuan dan kinerjanya dalam pembelajaran di sekolah. Setelah
dilakukannya supervisi pembelajaran, guru diharapkan akan melengkapi
seluruh administrasi

pembelajarannya,

menggunakan

berbagai

media

pembelajaran yang menarik serta relevan dengan materi pembelajaran dan
guru akan mampu meningkatkan kualitas pembelajarannya. Oleh sebab itu,
kegiatan supervisi memberikan

pengaruh

yang sangat positif bagi

pcningkatan kinerja seorang guru.
Dalam aplikasinya di lapangan, kegiatan supervisi barus
dil~sank

secara: ( 1) sistematis, artinya supervisi dikembangkan dengan perencanaan
yang matang sesuai dengan sasaran yang diiginkan; (2) objektif artinya
supervsi memberikan masukan sesuai dengna aspek yang terdapat dlam
instrumen; (3) rea1istis artinya supervisi didasarkan pada kenyataan yang
sebenarnya yaitu pada keadaan atau hal-hal yang sudah difahami dan
dilakukan oleh para staf sekolah ;(4) antisipatif artinya supervisi diarahkan
untuk mengbadapi kesuloitan-kesulitan yang mungkin akan terjadi ; (5)
konstruktif, artinya supervisi memberikan saran-saran perbaikan kepada yang

94

disupervsi untuk terus berkembang sesuai dengan ketentuan dan aturan yang

.

berlaku ;(6) kreatif artinya supervisi mengembangkan kreativitas dan inisiatif
guru dalam mengembangkan proses belajara mengajar (7) kooperatif artinya
supervisi mengembangkan perasaan kebersamaan untuk menciptakan dan
mengembangkan situasi belajar mengajar yang

lebih

baik ; dan (8)

kekeluargaan artinya supervisi mempertimbangkan saling asah, sating asih,
dan sating asuh serta tut wuri bandayani.
Jika aspek-aspek supervisi tersebut di atas benar-benar dilakukan oleb
supervisor pendidikan maka guru akan mempersepsi bahwa supervisi
pendidikan dilakukan untuk memningkatkan kualitas pembelajarannya.
Sebingga dengan dilakukan supervisi pembelajaran guru akan meniogkatkan
kinerjanya.
Melalui kegiatan supervisi pembelajaran, dinas pendidikan terkait akan
mampu menjaring kemampuan guru dal.am melaksanakan pembelajaran. Dari
temuan yang diperoleh di lapangan maka, dinas pendidikan akan mengambil
langkah-langkah yang dapat memperbaiki kualitas pendidikan di wilayab
kerjanya.
Pemahaman guru terhadap supervisi pembelajaran dapat dilakukan
dengan cara mengikuti kegiatan seminar, diskusi, lokakarya ataupun
simposium yang berkaitan dengan supervisi. Hal yang lebih pentiog lagi
adalah dengan memberikan umpan balik terhadap basil kerja guru, sehingga
guru merasa bahwa pekerjaannya tidak hanya sebatas menyelesaikan togas

95

dan tanggung jawab secara rutin, akan tetapi dituntut kualitas kerja yang
lebih baik.

C. Saran
Berdasarkan simpulan dan implikasi yang telah diuraikan di atas, maka
sebagai saran berkenaan dengan basil penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Saran untuk Dinas Pendidikan
Kepada pejabat Dinas Pendidikan untuk selalu menampung segala
aspirasi dan temuan para pengawas sekolah tentang pelaksanaan tugas
mengajar guru dan menindaklanjuti temuan di lapangan. Selanjutnya agar
Dinas pendidikan sebagai institusi yang membawahi lembaga pendidikan atau
dinas instansi terkait untuk selalu memberikan penataran, lokakarya,
workshop, ataupun

segala jenis kegiatan yang dapat meningkatkan

kompetensi profesional guru. Kompetensi profesional guru merupakan satu
faktor penting yang dapat mempengaruhi kemajuan mutu pendidikan di
indonesia.
2. Saran untuk Pemerintah
Pemerintah Daerah/Kota untuk mengalokasikan dana yang akan
digunakan untuk pelaksanaan pelatihan-pelatihan penataran, lokakarya,
workshop,

ataupun

segala jenis kegiatan yang dapat meningkatkan

kompetensi professional guru.

96

3. Saran untuk Pihak Sekolah
Kepada kepala sekolah, untuk tetap selalu memberikan bimbingan,
araban dalam pengawasan pelaksanaan tugas dan kelengkapan administrasi
mengajar guru. Hal ini perlu dilakukan, demi peningkatan mutu kompetensi
professional guru. Juga perlu dilakukan oleh pejabat kepala sekolah untuk
memberikan kemudahan bagi para guru yang akan mengikuti pendidikan dan
pelatihan yang tujuannya untuk peningkatan kualitas diri.
Kepada para pengawas sekolah, untuk tetap melakukan pengawasan
terhadap pelaksanaan tugas mengajar guru serta memberikan umpan batik dan
menindaklanjuti temuan di lapangan . Selanjutnya bahwa para pengawas perlu
menyesuaikan tentang teknik pembinaan agar dapat memberikan sesuatu yang
lebih mudah diterima oleh guru, hal ini disebabkan karena keadaan para guru
dilapangan memiliki karakteristik dan kemampuan yang berbeda-beda.
4. Saran untuk LPTK
Unimed ataupun LPTK sebagai instansi, lembaga yang menghasilkan
tenaga pendidikan harus mampu menghasilkan guru yang memiliki sikap
profesionalisme yang tinggi terhadap profesi yang digelutinya. Seorang guru
yang memiliki sikap profesionalisme yang positif terhadap profesinya
tentunya akan berkualitas sadar akan tugas dan tanggungjawabnya sebagai
seorang guru.

97

5. Saran untuk Guru

Kepada guru untuk selalu meningkatkan kemampuan profesionalnya
dengan banyak belajar mengikuti perkembangan dunia pendidikan. Selalu
menyikapi positif terhadap supervisi akademik, baik yang dilakukan oleh
pengawas sekolah, kepala sekolah ataupun guru yang dianggap berkompeten
untuk mensupervisi. Karena pada dasarnya supervisi bertujuan untuk
perbaikan.

6 . Saran untuk Peneliti lanjutan
Banyak faktor yang mempengaruhi kompetensi professional guru,
namun mengingat berbagai keterbatasan penelitian maka penelitian ini hanya
mengungkapkan dua faktor yang mempengarubi kompetensi professional
guru, yaitu motivasi internal dan sikap terhadap supervisi akademik.
Selanjutnya untuk mengetahui pengarub yang lebih mendalam dan meluas
kedua faktor tersebut terhadap kompetensi professional dapat dilakukan lagi
penelitian dengan menggunakan metodologi yang lebih lebih baik lagi dan
menggunakan sampel yang lebih banyak agar generalisasi basil penelitian
dapat lebih dipertanggungjawabkan.

98

DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu dan Supriyono, 1991. Psiko/ogi Be/ajar, Jakarta: Raja
Graflndo Persada.
Arikunto, Suharsimi. (2002) Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta:
Bumi Aksara.
Ametembun,
2009.
Arti
Supervisi
Pendidikan.
http:// applikasi.wordpress. com/2008/06/06/ arti-supervisipendidikanl diakses 16 Desember 2009.
Arikunto, S., (2002). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.
Azwar, S. 2004. Sikap Manusia : Teori dan Pengukuranya. Cetakan
Keenam.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Azwar, S.. 1992. Reliabilitas dan Validitas Seri Pengukuran Psikologi.,
Yogyakarta: Sigma Alpha.
Balitbang Depdiknas. 2001. Data Standardisasi Kompetensi Guru.
(http :1/www.depdiknas.go.id.html).
Bomantoro, ( 1988), Hubungan Disiplin Kerja dan Persepsi Guru Mengenai
Supervisi dengan Efektifltas Pengajaran Bahasa Indonesia pada
SMP Negeri Kotamadya Padang, Tesis, Jakarta: PPS IKIP Jakarta.
Dimyati dan Mudjiono. 2002. Be/ajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka
Cipta.
Departemen Pendidikan Nasional. 2004. Pedoman Supervisi Pengajaran.
Jakarta: Dirjen Dikdasmen.
Hakim, Lukmanul. 2008. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Wacana
Prima.
Irwanto, dkk. 1991. Psikologi Umum. Jakarta: Grarnedia Pustaka Utama.
Kaban, Fitri Ekawinarti. 2005. Hubungan Persepsi guru Tentang
Profesionalisme Keguruan dan Iklim Komunikasi dengan Kinerja
Guru MTs se Langkat Hulu. Tesis. Medan: Program Pasca sarjana
Universitas Negeri Medan.

99

Mar'at,l981. Sikap · Manusia : Perubahan Serta Pengukuran. Cetakan
Pertama, Jakarta: Ghalia Indonesia.
Massofa. 2008. Motivasi dalam Pembelajaran. http://massofa.wordpress.com/
Diakses: 16 desember 2009.
Purba, Nurcahaya. 2006, Hubungan Persepsi Guru Terhadap Supervisi
Pembelajaran dan Kecerdasan Emosional dengan Kinerja Guru
SMA Negeri Kabupaten Langkat. Tesis, Medan: Program
Pascasarjana, Universitas Negeri Medan.
Sears, DO.Feedman,J.L.dan Peplau,LA. 1988. Psikologi Sosial Jilid I.Alih
Bahasa:Michael Andrayanto. Jakarta: Erlangga.
Siagian, Sondang, P. 2004. Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Sibuea, Abdul Muin, 2001, Statistilc II (seri Diktat Kuliah Statistik
Bisnis). Medan: STIE Harapan.
Soemanto, Wasty, 1987. Psilcologi Pendidikan. Jakarta: PT Bina Aksara.
Sudjana, 1983, Telcnilc Ana/isis Regresi dan Korelasi. Bandung: Tarsito
Sudjana, 1992, Metoda Statistilca, Banduog: Tarsito.
Supandi. 1996. Administrasi dan Supervisi
Departemeo Agama Universitas Terbuka.

Pendidikan.

Jakarta:

Supranata S., "Pusat Perbukuan dengao Buku Jelajah Dunia, Upaya
Menstandarkan Pendidikan Nasional"., Buletin. Vol. tO Tahun
2004.
Supriadi, Dedi. 2002. Laporan Akhir Tahun Bidang Pendidikao &
Kebudayaan. .Artikel. Jakarta : Kompas.
Suprihatin, MD. 1989. Administrasi Pendidilcan, Fungsi dan Tanggung
Jawab Kepala Selcolah sebagai Administrator dan Supervisor
Sekolah. Semarang: IKIP Semarang Press
Surya, Mohamad. 2002. Peran Organisasi Guru dalam Meningkatkan Mutu
Pendidikan. Seminar Lolcakarya Internasional. Semarang : IKIP
PGRI.
Suryasubrata.I997. Proses Be/ajar Mengajar di SeJcolah. Jakarta: Rineka
Cipta.

100

Suwardi, S.2009. Hubungan Persepsi Guru Terhadap Supervisi Klinis dan
Bantuan Supervisor Dengan Kinerja Guru Sekolah Menengah Atas
Negeri Di Kabupaten Magelang, Tesis: Program Pascasarjana UNS.
(bttp:llpasca.uns.ac.id/} diakses 13 Desember 2009
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan N asional, Jakarta: Eka Jaya
Usman, Mob Uzer. 2000. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Wales,

Jimmy.
Attitude
http ://en. wikipedia.orglwiki/Attitude (psychology).
Desember 2009

(pshycology).
Diakses: 16

Wardani, IGK. 1996. Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG). Jakarta:
Dirjen Dikti.
Winardi, 1992. Manajemen Prilaku Organisasi. Bandung: PT Citra Aditya
Bakti.
Wuryani, Sri Esti. 2002. Psilcologi Pendidilcan. Jakarta: Gramedia
Widiasarana Indonesia.

101

Dokumen yang terkait

PENGARUH SUPERVISI AKADEMIK, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN, KOMPETENSI PROFESIONAL TERHADAP KINERJA MELALUI MOTIVASI KERJA GURU DI SMP KOTA PEKALONGAN

0 4 35

HUBUNGAN SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA GURU DENGAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU SD DI KECAMATAN KABANJAHE KABUPATEN KARO.

0 2 72

HUBUNGAN SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH, KOMUNIKASI ORGANISASI DAN MOTIVASI KERJA GURU DENGAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU SMP NEGERI DI KECAMATAN PANCUR BATU KABUPATEN DELI SERDANG.

0 3 43

HUBUNGAN PERSEPSI TENTANG SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DAN DISIPLIN KERJA DENGAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU SMP MUHAMMADIYAH DI KOTA MEDAN.

0 3 37

HUBUNGAN SIKAP TENTANG SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA DENGAN DISIPLIN KERJA GURU DI SMP NEGERI KECAMATAN MEDAN KOTA.

0 3 30

HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DAN KOMUNIKASI ORGANISASI DENGAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DI SUB RAYON SMPN 39 KECAMATAN MEDAN MARELAN.

0 1 32

HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN SUPERVISI PEMBELAJARAN OLEH KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA GURU DI SMA NEGERI KOTA MEDAN.

0 0 21

HUBUNGAN PENGEMBANGAN KARIR DAN SUPERVISI AKADEMIK DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI GURU DI SMA NEGERI 15 MEDAN.

0 1 16

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN SIKAP TERHADAP PROFESI GURU DENGAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DI SMA METHODIST MEDAN.

0 1 30

KONTRIBUSI SUPERVISI PENGAJARAN DAN MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU SMA NEGERI DI KABUPATEN CIREBON.

0 0 54