Sikap masyarakat Yogyakarta terhadap perilaku bullying di sekolah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK
Sikap Masyarakat Yogyakarta terhadap
Perilaku Bullying di Lingkungan Sekolah
Justinus Parlindungan Sihombing
Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2010

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sikap masyarakat Yogyakarta terhadap
perilaku bullying di lingkungan sekolah. Bullying adalah fenomena pemaparan aksi-aksi negatif
berupa aksi-aksi fisik, verbal atau aksi tidak langsung yang bertujuan untuk menimbulkan cedera
fisik atau rasa tidak nyaman terhadap seseorang atau suatu kelompok, berulang kali dan dalam
jangka waktu tertentu, dari satu atau lebih siswa (Olweus, Limber & Mihalic dalam Spade, 2007).
Subjek penelitian adalah orang–orang yang tinggal dan menetap di Yogyakarta, berusia antara 1464 tahun. Penelitian dilakukan dengan menggunakan skala sikap terhadap bullying di lingkungan
sekolah. Sampel diperoleh dengan teknik purposive sampling dengan subjek keseluruhan sebanyak
101 orang dan menggunakan metode analisis data statistis deskriptif. Uji realibilitas dengan teknik
Cronbach Alpha yang menghasilkan koefisien realibilitas sebesar 0,929. Berdasarkan analisis data
dapat disimpulkan bahwa secara umun subjek dalam penelitian ini memiliki sikap dengan arah
negative terhadap perilaku bullying di lingkungan sekolah. Hal ini terlihat dari hasil mean empirik

yang lebih kecil dibandingkan mean teoritik (70,743 > 75). Secara umum, uji t (dengan
signifikansi 0,05) pada penelitian ini menunjukkan angka sebesar -3,386 yang berarti bahwa secara
signifikan ada perbedaan antara mean empirik dan mean teoritik (p – 0,000 < 0,01). Hasil analisa
uji t (dengan signifikansi 0,05) menunjukkan bahwa skor beda mean aspek bullying hubungan
dalam skala penelitian memiliki nilai beda mean yang paling rendah dibandingkan skor beda mean
aspek bullying yang lainnya, hal ini berarti aspek bullying hubungan memiliki intensitas sikap
arah negatif yang paling lemah dibandingkan aspek-aspek bullying yang lainnya (beda skor mean
bullying fisik = -1,69307; beda skor mean bullying verbal = -1,49505; beda skor mean bullying
non-verbal = -0,79703; beda skor mean bullying hubungan = -0,27228).

Kata kunci : Bullying, lingkungan sekolah, sikap, dan masyarakat Yogyakarta.

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT
Yogyakarta People Attitude toward School Bullying
Justinus Parlindungan Sihombing
Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2010

The research aimed to assess the attitude of people in Yogyakarta toward school bullying.
Bullying is the repeated exposure, over time, to negative actions from one or more other students.
Negative actions can include physical, verbal or indirect actions that are intended to inflict injury
or discomfort upon another (Olweus, Limber & Mihalic in Spade, 2007). The subjects in this
research are people, in the age 14-64 years old, and currently living in the Jogjakarta province
region. The research sample is 101 people, and was selected using the purposive sampling
technique. The research used the attitude toward school bullying scale. The analysis technique
used to assess research data was the descriptive statistic technique. To test the reliability, this
research used the Alpha Cronbach technique, and produced a reliability coefficient of 0,929. In
general, the t-test yielded -3,386, this showed significant difference between the theoretical mean
and the empirical mean (p – 0,000 < 0,01). T-test (0.05 significance). Relational bullying aspect
yield the lowest mean difference scores compared to the rest of bullying aspects (physical bullying
aspect, -1,69307; verbal bullying aspect, -1,49505; non-verbal bullying aspect, -0,79703; and
relational bullying aspect -0,27228).
Keywords: bullying, school, attitude, and Yogyakarta people.

viii


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

SIKAP MASYARAKAT YOGYAKARTA
TERHADAP PERILAKU BULLYING
DI LINGKUNGAN SEKOLAH

Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi

Disusun oleh :
Justinus Parlindungan Sihombing
NIM : 019114155

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA

2010

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN MOTTO

Aku hendak bersyukur kepadaMu dengan segenap hatiku,
dihadapan para allah aku akan bermazmur bagiMu.
Aku hendak sujud kearah baitMu yang kudus dan memuji namaMu,
oleh karena kasihMu dan oleh karena setiaMu;
sebab Kaubuat namaMu dan janjiMu melebihi segala sesuatu.
Pada hari aku berseru, Engkaupun menjawab aku,

Engkau menambahkan kekuatan dalam jiwaku.
Semua raja di bumi akan bersyukur kepadaMu, ya TUHAN,
sebab mereka mendengar janji dari mulutMu;
mereka akan menyanyi tentang jalan-jalan TUHAN,
sebab besar kemulian TUHAN.
TUHAN itu tinggi, namun Ia mengindahkan orang yang hina,
dan mengenal orang yang sombong dari jauh.
Jika aku berada dalam kesesakan, Engkau mempertahankan hidupku;
terhadap amarah musuhku Engkau mengulurkan tanganMu,
dan tangan kananMu menyelamatkan aku.
TUHAN akan menyelesaikannya bagiku!
Ya TUHAN, kasih setiaMu untuk selama-lamanya; janganlah Kau
tinggalkan perbuatan tanganMu!

Mazmur 138:1-8

iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


HALAMAN PERSEMBAHAN

Aku persembahkan skripsi ini kepada Allah Bapa di surga, semoga
setiap nafas dan langkah ku memuliakan namaMu …..

Kepada Bapa dan Mama, terima kasih karena telah memperlihatkan
arti cinta kasih yang sejati ……..

Kepada kakak, abang, dan adek-adek ku, terima kasih atas pengertian
dan dukungan kalian selama ini ….

Kepada Monalisa ku, senyumanmu sudah cukup untuk menerangi
hari-hariku, berjalanlah bersamaku hingga akhir………..

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA


Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya sebuah karya ilmiah.

yogyakarta, 26 Maret 2010

Penulis,

Justinus Parlindungan Sihombing

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK
Sikap Masyarakat Yogyakarta terhadap
Perilaku Bullying di Lingkungan Sekolah
Justinus Parlindungan Sihombing
Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2010

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sikap masyarakat Yogyakarta terhadap
perilaku bullying di lingkungan sekolah. Bullying adalah fenomena pemaparan aksi-aksi negatif
berupa aksi-aksi fisik, verbal atau aksi tidak langsung yang bertujuan untuk menimbulkan cedera
fisik atau rasa tidak nyaman terhadap seseorang atau suatu kelompok, berulang kali dan dalam
jangka waktu tertentu, dari satu atau lebih siswa (Olweus, Limber & Mihalic dalam Spade, 2007).
Subjek penelitian adalah orang–orang yang tinggal dan menetap di Yogyakarta, berusia antara 1464 tahun. Penelitian dilakukan dengan menggunakan skala sikap terhadap bullying di lingkungan
sekolah. Sampel diperoleh dengan teknik purposive sampling dengan subjek keseluruhan sebanyak
101 orang dan menggunakan metode analisis data statistis deskriptif. Uji realibilitas dengan teknik
Cronbach Alpha yang menghasilkan koefisien realibilitas sebesar 0,929. Berdasarkan analisis data
dapat disimpulkan bahwa secara umun subjek dalam penelitian ini memiliki sikap dengan arah
negative terhadap perilaku bullying di lingkungan sekolah. Hal ini terlihat dari hasil mean empirik
yang lebih kecil dibandingkan mean teoritik (70,743 > 75). Secara umum, uji t (dengan
signifikansi 0,05) pada penelitian ini menunjukkan angka sebesar -3,386 yang berarti bahwa secara
signifikan ada perbedaan antara mean empirik dan mean teoritik (p – 0,000 < 0,01). Hasil analisa
uji t (dengan signifikansi 0,05) menunjukkan bahwa skor beda mean aspek bullying hubungan
dalam skala penelitian memiliki nilai beda mean yang paling rendah dibandingkan skor beda mean
aspek bullying yang lainnya, hal ini berarti aspek bullying hubungan memiliki intensitas sikap
arah negatif yang paling lemah dibandingkan aspek-aspek bullying yang lainnya (beda skor mean

bullying fisik = -1,69307; beda skor mean bullying verbal = -1,49505; beda skor mean bullying
non-verbal = -0,79703; beda skor mean bullying hubungan = -0,27228).

Kata kunci : Bullying, lingkungan sekolah, sikap, dan masyarakat Yogyakarta.

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT
Yogyakarta People Attitude toward School Bullying
Justinus Parlindungan Sihombing
Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2010

The research aimed to assess the attitude of people in Yogyakarta toward school bullying.
Bullying is the repeated exposure, over time, to negative actions from one or more other students.
Negative actions can include physical, verbal or indirect actions that are intended to inflict injury
or discomfort upon another (Olweus, Limber & Mihalic in Spade, 2007). The subjects in this

research are people, in the age 14-64 years old, and currently living in the Jogjakarta province
region. The research sample is 101 people, and was selected using the purposive sampling
technique. The research used the attitude toward school bullying scale. The analysis technique
used to assess research data was the descriptive statistic technique. To test the reliability, this
research used the Alpha Cronbach technique, and produced a reliability coefficient of 0,929. In
general, the t-test yielded -3,386, this showed significant difference between the theoretical mean
and the empirical mean (p – 0,000 < 0,01). T-test (0.05 significance). Relational bullying aspect
yield the lowest mean difference scores compared to the rest of bullying aspects (physical bullying
aspect, -1,69307; verbal bullying aspect, -1,49505; non-verbal bullying aspect, -0,79703; and
relational bullying aspect -0,27228).
Keywords: bullying, school, attitude, and Yogyakarta people.

viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini, mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama

: Justinus Parlindungan Sihombing

Nomor Mahasiswa

: 019114155

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
“Sikap Masyarakat Yogyakarta Terhadap Perilaku Bullying di Lingkungan
Sekolah”
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata
Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendestribusikannya secara terbatas,
dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu meminta ijin saya maupun memberikan royalty kepada saya selama
tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 26 Maret 2010
Pemberi pernyataan,

(Justinus Parlindungan Sihombing)

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis persembahkan kepada Allah Bapa di Surga atas segala
kasih sayang dan rahmat yang telah dilimpahkan-Nya sehingga penulis mampu
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Sikap Masyarakat Yogyakarta terhadap
Perilaku Bullying di Lingkungan Sekolah” ini dengan baik.
Banyak hal yang telah dilalui dalam proses penyelesaian penulisan skripsi
ini hingga akhirnya siap untuk diujikan, dan banyak pihak yang telah membantu
penulis dalam perjalanan proses tersebut. Oleh sebab itu, untuk menghargai semua
pihak yang telah terlibat secara langsung dan tidak langsung, perkenankan penulis
untuk mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Ibu Dr. Ch. Siwi Handayani selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas
Sanata Dharma, atas bimbingan dan petunjuk.
2. Ibu Silvya CMYM., M.si., selaku Kepala Program Studi Psikologi Universitas
Sanata Dharma atas dorongan semangat, dukungan, nasehat-nasehat dan
terutama kepercayaannya terhadap diri penulis. Terima kasih bu.
3. Ibu Dr. Tjipto Susana, M.Si. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
membimbing dengan penuh kesabaran, membantu melalui tahap demi tahap,
memberi petunjuk dan saran yang sangat berguna demi selesainya penelitian
ini, memberikan pelajaran hidup serta mengajarkan pola berpikir yang lebih
baik.
4. Bapak P. Eddy Suhartanto M.Si. sebagai Dosen Pembimbing Akademik, dan
dosen penguji pertama atas bimbingan, dan petunjuk hingga saat ini.

x

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5. Bapak C. Siswa Widyatmoko, S.Psi. sebagai dosen penguji kedua, terima
kasih telah memberikan masukan dan kritik untuk memperbaiki skripsi ini.
6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Psikologi yang sudah membimbingku selama
proses perkuliahan dan di luar proses perkuliahaan.
7. Mas Gandung, Bu Nanik selaku sekretariat Fakultas Psikologi, dan khususnya
Pak Gie yang selalu memberi senyum dan siap membantu.
8. Mas Muji dan Mas Doni yang membantu pelaksanaan ujian skripsiku dan
membantu selama perkuliahaan dan praktikum.
9. Bapa dan Mama atas keringat dan kasih sayang yang mereka berikan. Terima
kasih telah menunjukkan arti cinta kasih sejati dan nilai kerja keras. Semoga
aku telah dapat membuat kalian bangga seperti aku bangga memiliki kalian
sebagai orangtua ku.
10. Saudaraku Ka Siska, Ka Deta, Bang Sian, Ka Tina, Dek Mega dan Dek
sudung. Terima kasih karena kalian telah menerima aku apa adanya dan segala
pengorbanan, dukungan serta kasih sayang yang telah kalian curahkan.
11. Glorya Monalisa Napitu. Melalui dirimu Tuhan telah menunjukkan bahwa dia
ada dan Dia mengasihiku. Aku berharap kau mau berjalan bersamaku hingga
akhir.
12. Keluarga besar Sihombing dan Siringo-ringo. Keluarga Tulang Kalimantan
dan Tulang guru di Sipultak serta lae-laeku dan pariban-paribanku. Terima
kasih atas nasehat dan dukungan kalian selama ini.
13. “My brother and sister in arm”, Oyi, Uli, Angga, Lasro, dan Rini, perjuangan
bersama kalian tidak akan ku lupakan.
14. Teman-teman alumni angkatan 2001 terima kasih atas persahabatan dan
pertemanan yang telah kalian berikan dan tunjukkan.

xi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15. Teman-teman Patria-ku, Angga, Bro, Henry, Dhedhe, Seoul, Mula, Burung,
Bendhot, Gaby, Hooh, Ditho, Kadek, Ridho, Agung, Yosie, Dadiet, Aji, Felix,
dan Rio. terima kasih atas persahabatan kalian. Terima kasih telah tertawa dan
menangis bersama-sama.
16. Mas Gundul, Mas Lilik dan teman-teman di Samudra dan Saleho, terima kasih
atas semua pelajaran hidup dan pelajaran mancingnya.
17. Pantai Gesing, pantai Pagak, dan semua daerah pantai selatan serta laut
selatan. Terima kasih telah memberikan kesegaran baru ketika kepalaku telah
penuh dengan kepenatan.
18. Semua pihak yang tidak bisa aku sebutkan satu persatu yang sudah
mendukungku selalu hingga selesainya skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini banyak kekurangan dan
jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritikan yang membangun sangat
penulis harapkan demi kesempurnaan karya selanjutnya.
Akhirnya penulis berharap kiranya skripsi ini dapat memberikan
kontribusi untuk semua pihak yang berkepentingan. Terima kasih.

Yogyakarta, 26 Maret 2010
Penulis

Justinus Parlindungan Sihombing

xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

Halaman Judul …………...….......………………………….........................

i

Halaman Persetujuan Pembimbing ….........................................................

ii

Halaman Pengesahan ................................................................................

iii

Motto .....................................................................................................

iv

Halaman Persembahan ..............................................................................

v

Pernyataan Keaslian Karya ........................................................................

vi

Abstrak ...................................................................................................

vii

Abstract ..................................................................................................

viii

Halaman Persetujuan ................................................................................

ix

Kata Pengantar .......................................................................................

x

Daftar Isi ...............................................................................................

xiii

Daftar Tabel ...........................................................................................

xvi

Daftar Gambar .........................................................................................

xvii

Daftar Lampiran........................................................................................

xviii

BAB I

1

: PENDAHULUAN ...................................................................

A. Latar Belakang .......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................... 8
C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 9
D. Manfaat Penelitian .................................................................... 9

xiii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II : LANDASAN TEORI ........................................................................... 10
A. Bullying ………………….............................................................. 10
1. Definisi Bullying …………………........................................... 10
2. Jenis-Jenis Bullying .................................................................. 12
B. Sikap ………………………….......................................................... 17
1. Pengertian Sikap ….................................................................. 17
2. Karakteristik Sikap ….............................................................. 19
3. Komponen Sikap ……………................................................. 21
4. Ciri-ciri Sikap ….……………................................................. 21
5. Pembentukan dan Perubahan Sikap ………………………….. 22
6. Fungsi Sikap ............................................................................ 26
7. pengukuran Sikap ……………................................................ 28
C. Masyarakat Yogyakarta .................................................................. 31
1. Daerah Yogyakarta ………….................................................. 31
2. Definisi Masyarakat Yogyakarta ............................................. 32
3. Budaya Masyarakat Yogyakarta ................................................ 32
D. Pelajar dan sekolah ………………………………………….......... 33
E. Sikap Masyarakat Yogyakarta terhadap Perilaku Bullying di
Lingkungan Sekolah ………………………………………………. 34
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN ........................................................... 36
A. Jenis Penelitian …........................................................................... 36
B. Definisi Operasional ………………………………………………. 36
1. Bullying ………………………………………………………. 36

xiv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Sikap ………………………………………………………….. 38
C. Sikap terhadap Bullying …………………………………………… 39
D. Subjek Penelitian ………………………………………………….. 39
E. Metode Pengambilan Data ………………………………………… 40
F. Uji Validitas dan Reliabilitas ………………………………………. 43
1. Uji Validitas …………………………………………………... 43
2. Seleksi Aitem …………………………………………………. 44
3. Uji Reliabilitas ………………………………………………... 46
G. Metode Analisis Data………………………………………………. 47
BAB IV : HASIL dan Analisa DATA ……………………………………………. 50
A. Orientasi Kancah …………………………………………………... 50
B. Pelaksanaan Penelitian …………………………………………….. 51
C. Hasil Penelitian ……………………………………………………. 51
1. Uji Normalitas ………………………………………………… 51
2. Analisa Deskriptif Data Penelitian ……………………………. 52
3. Kategorisasi Sikap Masyarakat Yogyakarta terhadap Perilaku
Bullying di Lingkungan Sekolah ……………………………... 54
4. Analisa Data pada Setiap Aspek Bullying ……………………. 55
D. Pembahasan …........................................................................ 56
BAB V : KESIMPULAN dan SARAN ………………………………………….. 63
A. Kesimpulan ………………………………………………………... 63
B. Saran ……………………………………………………………….. 63
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………….66

xv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

TABEL 1. Nilai/skor berdasarkan kategori jawaban ……………………………… 41
TABEL 2. Jumlah aitem dan prosentase aitem skala (sebelum diuji kesahihannya)

42

TABEL 3. Uji coba penyebaran random nomer aitem skala (sebelum diuji
kesahihannya) …………………………………………………………..

42

TABEL 4. Penyebaran aitem skala (setelah diuji kesahihan aitem-aitemnya) ……

45

TABEL 5. Norma kategori jenjang skala …………………………………………... 48
TABEL 6. Komposisi subjek berdasarkan daerah asal ……………………………..

50

TABEL 7. Uji normalitas …………………………………………………………… 52
TABEL 8. Deskripsi data penelitian ………………………………………………... 53
TABEL 9. Uji (t) mean empirik dan mean teoritis …………………………………. 54
TABEL 10. Kategori skor total subjek ……………………………………………….. 55
TABEL 11. Deskripsi data tiap aspek bullying ………………………………………. 56

xvi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.

Skema Sikap Masyarakat Yogyakarta terhadap Perilaku Bullying
di Lingkungan Sekolah ......................................................................

xvii

35

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A. Tabulasi uji coba ………………………………………………..

71

LAMPIRAN B. Tabulasi penelitian ……………………………………………...

81

LAMPIRAN C. Deskripsi data penelitian ………………………………………..

91

LAMPIRAN D. Uji normalitas & analisa statistik deskriptif …………………....

102

LAMPIRAN E. Skala uji coba …..……………………………………………….

107

LAMPIRAN F. Skala penelitian …………………………………………………

111

xviii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
UU Nomor 23 Tahun 2003 tentang Perlindungan Anak dan Konvensi
Hak Anak yang diratifikasi melalui Kepres 36 Tahun 1996 menyatakan
bahwa hak anak untuk mendapatkan rasa aman di lingkungan sekolah dijamin
oleh negara. Namun hingga saat ini masih terdapat banyak berita di media
massa mengenai kasus-kasus kekerasan terhadap anak di dalam lingkungan
sekolah. Data dari Komisi Nasional Perlindungan Anak Indonesia (KPAI),
yang diperoleh melalui hotline service dan pengaduan ke KPAI,
memperlihatkan bahwa pada tahun 2007 dilaporkan 555 kasus kekerasan
terhadap anak. Contoh kasus terbaru adalah kasus pengeroyokan terhadap
Ade Fauzan salah satu murid kelas 1 SMA 82 oleh kakak-kakak kelasnya
(Saputra, 2009).
Kekerasan di lingkungan sekolah dikenal dengan istilah bullying.
Bullying bisa dilakukan baik oleh individu maupun kelompok, teman sebaya
bahkan oleh pihak orang dewasa misalnya para guru. Kasus bullying di
lingkungan sekolah bisa terjadi pada semua tingkatan sekolah, mulai dari TK
hingga SLTA, bentuknya bisa berupa pengucilan, pelecehan, pemalakan,
intimidasi, ejekan, gosip, fitnah, serta kekerasan fisik atau mental secara luas
(Etikawati, 2008).

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2

PACER Center (organisasi bertujuan meningkatkan kualitas hidup
anak dengan keterbatasan) menyatakan bahwa di Amerika Serikat setiap
tahunnya terdapat 3,2 juta anak yang menjadi korban bullying, dan lebih dari
160.000 anak membolos setiap hari karena trauma dengan teror yang
diterimanya di sekolah. Mereka juga menemukan bahwa makin muda umur
anak, biasanya bullying lebih ke arah fisik dan semakin bertambah usia,
perilaku bullying semakin ke arah verbal dan psikologis (“Lindungi Anak”,
2008).
Mellor (“Kekerasan di Sekolah”, 2008; “Hati-hati Bullying”, 2008)
dari Antibullying Network University of Edinburgh menyatakan bullying
terjadi ketika seseorang merasa teraniaya oleh tindakan orang lain, baik
berupa verbal, fisik, maupun mental dan orang tersebut takut bila perilaku
tersebut akan terjadi lagi, dan biasanya para pelaku mencontoh situasi serupa
di lingkungannya. Argiati (“Awas Bullying” 2008), menyatakan bahwa
korban menerima perlakuan bullying karena takut, mereka tidak mau melapor
kepada guru karena kuatir akan berakibat lebih buruk,". Argiati (“Awas
Bullying”

2008)

juga

menyatakan

bahwa

tindakan

bullying

dapat

mengakibatkan konsentrasi siswa berkurang, kehilangan kepercayaan diri,
stres dan sakit hati, trauma berkepanjangan, membalas bullying, merasa tidak
berguna, berbohong, berperilaku kasar, dendam, dan takut ke sekolah. Contoh
efek mematikan dari bullying terhadap anak adalah kasus Linda (15), seorang
siswa kelas II SLTPN di Jakarta yang ditemukan gantung diri di kamar
tidurnya pada bulan Juni 2006 (Hartiningsih, 2009). Orang-orang terdekat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3

Linda menyatakan bahwa Linda mengalami depresi akibat diejek temantemannya karena ia pernah tidak naik kelas.
Di Bantar Gebang, Juli 2005, Fifi Kusrini (13) gantung diri di kamar
mandi (Hartiningsih, 2009). Kata sang ayah, putrinya merasa malu karena
diejek teman sekolahnya sebagai anak tukang bubur. Haryana (“Bullying,
Normalkah?” 2009) dari Yayasan Semai Jiwa Amini (Sejiwa) menyatakan
bahwa terdapat sekitar 30 kasus bunuh diri dan percobaan bunuh diri di
kalangan anak dan remaja berusia 6 sampai 15 tahun yang dilaporkan dalam
media massa pada tahun 2002-2005.
Etikawati (2008) menyatakan proses perkembangan anak menjadi
remaja pelaku agresi dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu biologis,
psikologis dan sosial-kultural. Wenar & Kerig (dalam Etikawati, 2008)
menyatakan bahwa tingkat agresi tinggi pada anak-anak dapat merupakan
hasil dari abnormalitas neurologis.
Secara psikologis, anak agresif menunjukkan kontrol diri dan
ketrampilan sosial yang rendah; kemampuan pengambilan perspektif rendah,
empati terhadap orang lain kurang berkembang, dan salah dalam mengartikan
sinyal atau tanda-tanda sosial, anak tersebut memiliki keyakinan bahwa agresi
merupakan cara pemecahan masalah yang tepat dan efektif. Anak-anak yang
mengembangkan perilaku agresif biasanya tumbuh dalam pengasuhan yang
tidak kondusif; anak mengalami kelekatan tidak aman dengan pengasuh
terdekatnya, orangtua menerapkan disiplin terlalu keras ataupun terlalu
longgar, dan biasanya ditemukan masalah psikologis pada orangtua; konflik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4

suami-istri, depresi, bersikap antisosial, dan melakukan tindak kekerasan pada
anggota keluarganya (Etikawati, 2008).
Faktor pubertas dan krisis identitas yang normal terjadi dalam proses
perkembangan remaja juga meningkatkan dorongan perilaku kekerasan.
Selama proses mencari identitas dan ingin eksis, biasanya remaja lalu gemar
membentuk geng, jika orientasi geng menyimpang, hal ini kemudian
menimbulkan banyak masalah. Remaja menjadi pelaku bullying dapat
disebabkan oleh rasa balas dendam atas perlakuan penolakan dan kekerasan
yang pernah dialami sebelumnya (misalnya saat di SD atau SMP). Secara
langsung maupun tidak langsung masyarakat turut berpengaruh terhadap
munculnya perilaku (Etikawati, 2008).
Etikawati (2008) menyatakan secara sosiokultural bullying dipandang
sebagai wujud rasa frustrasi akibat tekanan hidup dan hasil imitasi dari
lingkungan orang dewasa. Tanpa sadar, lingkungan memberikan referensi
kepada remaja bahwa kekerasan bisa menjadi sebuah cara pemecahan
masalah. Misalnya saja tindakan premanisme yang sehari-hari dapat dilihat
di sekitar mereka dan juga aksi kekerasan dari kelompok-kelompok massa,
seperti perilaku kekerasan antar polisi dengan kelompok mahasiswa pada Mei
1998. Belum lagi tontotan-tontonan kekerasan yang disuguhkan melalui
media visual, seperti film-film aksi dan kartun yang memperlihatkan adegan
kekerasan, misalnya “Tom and Jerry”. Walaupun tak kasat mata, budaya
feodal dan senioritas pun turut memberikan atmosfer dominasi dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5

menumbuhkan perilaku menindas, misalnya ritual perploncoan yang masih
marak dalam sekolah-sekolah di Indonesia (Etikawati, 2008).
Muchtar (“Hati-hati Bullying” 2008), menyatakan bahwa bullying
biasanya terjadi di dalam Masa Orientasi Siswa (MOS), perubahan pengurus
lama dengan yang baru baik OSIS maupun kegiatan ekstrakurikuler, kegiatan
ekskul Paskibra, pemandu sorak atau latihan dasar kepemimpinan. Muchtar
(“Hati-hati Bullying”, 2008) menyatakan bahwa biasanya alumni menjadi
pendorongnya, bentuknya bisa berupa permintaan kakak kelas yang sering
menekan perasaan atau bahkan menyiksa fisik agar adik kelasnya
memperoleh tanda tangan serta terjadinya pelecehan atau tindakan yang
mempermalukan, menyinggung dan mengintimidasi.
Dalam kenyataannya, kasus bullying yang dilakukan oleh siswa
SMP/SMU tidak terlepas dari pengaruh “pewarisan ideologi” dari para
lulusan atau alumni sekolah tersebut. Faktor ini juga sangat berpengaruh
terhadap pewarisan tradisi siapa “kawan” dan siapa “lawan” dalam tawuran.
Media massa juga memberikan edukasi yang antisosial, khususnya dalam
sejumlah sinetron atau film remaja yang berisi “kebencian” hanya karena
alasan kelompok kaya atau miskin, kelompok cantik atau jelek, kelompok
gaul atau cupu. Meskipun sinetron atau film hanyalah fiksi, namun secara
tidak langsung memberikan model bagi usia anak untuk berperilaku.
Ironisnya, kecenderungan ini juga terjadi untuk kelompok usia anak sekolah
dasar (Sulhin, 2008).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6

Dari tiga kota pelaksanaan survei mengenai gambaran bullying di
sekolah yang dilakukan oleh Juwita (“Kekerasan di Sekolah”, 2008)
menunjukkan bahwa Yogyakarta mencatat angka tertinggi dibanding Jakarta
dan Surabaya. Ditemukan kasus bullying di 70,65 persen SMP dan SMU di
Yogyakarta. Juwita (“Kekerasan di Sekolah”, 2008) mengatakan tingginya
kasus bullying di Yogyakarta belum diketahui sebabnya. Anehnya, dalam
penelitian yang sama Juwita (“Kekerasan di Sekolah”, 2008) juga
menemukan sekolah dengan tingkat bullying terendah, terutama di daerah
pinggiran Yogyakarta. Juwita (“Kekerasan di Sekolah”, 2008) menyatakan ia
merasa heran karena wilayah Jawa Tengah, dalam hal ini daerah Yogyakarta,
dikenal dengan karakter pribadi yang halus.
Yogyakarta merupakan suatu kawasan dengan lanskap masyarakat
yang plural dan juga pluralis. Plural dalam arti kenyataan masyarakat
Yogyakarta tersusun dari berbagai etnis dan golongan, dan pluralis karena
budaya saling menghormati, tenggang rasa, tepa salira, dan inklusif tetap kuat
(Fakih, 2009).
Pluralitas Yogyakarta, tak dapat dielak, amat didukung oleh potensi
besar

di

bidang

pendidikan

dan

pariwisatanya.

Yogyakarta

telah

menunjukkan diri sebagai salah satu kota yang mengembangkan secara pesat
fasilitas dan kualitas pendidikannya. Hal ini tentu menjadi harga tawar yang
sangat menarik untuk warga lain. Buktinya, dari tahun ke tahun, distribusi
masyarakat luar ke Yogyakarta menunjukkan angka yang signifikan (Fakih, ,
2009).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7

Santoso (2009) menyatakan bahwa sebagai kota pendidikan
Yogyakarta banyak kedatangan penduduk dari luar daerah untuk belajar.
Kondisi ini kemudian memunculkan pemukiman baru, komunitas baru, kelas
baru dengan sifat ciri yang baru pula. Golongan masyarakat terdidik baru
yang jumlahnya tidak sedikit ini cukup mewarnai dan menjadi ikon bagi
Yogyakarta.

Kota

pelajar,

kota

pendidikan

adalah

predikat

yang

disandangnya.
Heterogenitas masyarakat Yogyakarta serta konsekuensi dari kota
pendidikan, yakni kecepatan perkembangan teknologi terutama teknologi
informasi dan derasnya informasi yang mengalir masuk secara langsung dan
tidak langsung telah membentuk sendi-sendi kehidupan sosial budaya
masyarakat Yogyakarta dan memberikan sumbangan pengaruh terhadap
kenyataan bullying yang ditunjukkan oleh penelitian Juwita. Masalah timbul
ketika berbagai pengaruh tersebut diterima oleh generasi muda yang belum
memiliki pegangan budaya. Pada saat ini terdapat kesenjangan antara
generasi muda Yogyakarta dengan generasi sebelumnya, akibat terhentinya
pola pewarisan budaya. Pola pewarisan budaya ini terhenti karena adanya
kesenjangan penguasaan informasi dengan teknologinya. Golongan tua yang
masih memegang teguh tradisi budaya lama kurang dapat mengikuti
perkembangan teknologi informasi dan isinya. Dilain pihak generasi sekarang
demikian cepat menangkap segala sesuatu yang baru tanpa dibarengi adanya
sarana penyaring yang memang tidak dipersiapkan sebelumnya. Kondisi ini
menimbulkan komunikasi yang kurang harmonis antara generasi tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8

Generasi baru ini kemudian melahirkan generasi yang asing dengan
budayanya sendiri. Sebagai misal bahasa jawa halus kini semakin asing
(Santoso, 2009).
Azwar (2005) menyatakan bahwa pengalaman pribadi, pengaruh
faktor emosional, pengaruh orang lain yang dianggap penting (significant
other), pengaruh kebudayaan, media massa, dan lembaga pendidikan atau
lembaga agama merupakan faktor penting yang mempengaruhi pembentukan
dan perubahan sikap individu dan masyarakat. Situasi ini memancing rasa
ingin-tahu dan menimbulkan pertanyaan dalam pikiran penulis: pada saat ini
bagaimana sikap masyarakat Yogyakarta terhadap kenyataan perilaku
bullying di lingkungan sekolah?.
Penulis berharap dengan mengetahui sikap masyarakat Yogyakarta
mengenai bullying di lingkungan sekolah, diharapkan akan dapat membantu
para peneliti ilmu sosial dan psikologi yang tertarik dengan tema bullying
dalam memahami bagaimana masyarakat umum terutama masyarakat
Yogyakarta bersikap terhadap perilaku bullying di lingkungan sekolah. Hasil
penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan insight dan inspirasi bagi
pihak-pihak yang ingin mengatasi kekerasan dalam lingkungan sekolah.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian sebelumnya, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut: bagaimana sikap masyarakat
Yogyakarta mengenai perilaku bullying di lingkungan sekolah?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9

C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
Memperoleh gambaran sikap masyarakat Yogyakarta mengenai perilaku
bullying di lingkungan sekolah dengan menggunakan skala sikap.

D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang akan didapat dari hasil penelitian ini adalah:
1. Manfaat Teoretis
a. Dapat digunakan sebagai bahan referensi serta dapat menambah
wawasan dan pengetahuan untuk penelitian selanjutnya, dan
diharapkan bisa mendorong peneliti lain untuk mengembangkan
penelitian lebih lanjut, terutama mengenai tema yang berhubungan
dengan bullying di lingkungan sekolah.
b. Memberikan pengetahuan mengenai sikap masyarakat dalam
memandang perilku bullying di lingkungan sekolah.
2. Manfaat Praktis
Memberikan panduan mengenai sikap masyarakat bagi petugas
lapangan program-program anti bullying di lingkungan sekolah dalam
melakukan pendekatan terhadap masyarakat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Bullying
1. Definisi Bullying
Konsep bullying dalam penelitian ini berpusat pada hasil penelitian
Dan Olweus, seorang peneliti yang berasal dari Norwegia, yang pada awal
tahun 1970-an memunculkan konsep bullying sebagai salah satu subgroup
dari agresi (Olweus, dalam Spade, 2007). Olweus (dalam Spade, 2007),
memulainya dengan meneliti hirarki dominasi dan menemukan pola-pola
hubungan sosial paralel dengan konsep perilaku pelaku bullying. Ia
menemukan bahwa kecenderungan agresif pelaku bullying sering kali
merupakan perilaku agresif pengganti terhadap subjek korban yang tidak
bersalah, serupa dengan konsep kambing hitam.
Olweus (dalam Spade, 2007) juga menemukan bahwa terdapat
karakteristik-karakteristik kepribadian yang relatif stabil dari tiap-tiap
individu (misalnya, genetis, hubungan dengan orangtua, dan pengalaman
masa kanak-kanak) yang dapat digunakan untuk menentukan pola-pola
reaksi situasional yang tipikal terjadi dan pola-pola kepribadian. Siswasiswa dengan karakteristik-karakteristik tertentu (fisik dan psikologis)
memiliki kecenderungan untuk menjadi pelaku ataupun korban bullying.

10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11

Stephenson dan Smith (dalam Oliver & Candappa, 2003),
mendefinisikan bullying sebagai sebuah interaksi dimana seorang individu
atau kelompok yang lebih dominan secara sengaja menyebabkan
penderitaan pada individu atau kelompok yang kurang dominan. Pearce
(dalam Oliver & Candappa, 2003), mendefinisikan perilaku bullying
sebagai bagian dari kontinuum perilaku agresif dan anti-sosial.
Pengalaman kekerasan dan agresi yang sebelumnya juga memiliki
peran penting terhadap reaksi seseorang dalam situasi konflik, bahkan
terhadap subgrup seperti kelompok saksi. Di lingkungan sekolah, faktor
lain yang mempengaruhi reaksi seseorang adalah: iklim kelompok, ukuran
dan komposisi kelas, pola pengajaran guru, dan karakteristik kepribadian
guru. Berdasarkan hasil penelitian mereka, Olweus, Limber, dan Mihalic
(dalam Spade, 2007) menyatakan bahwa bullying adalah pemaparan
terhadap aksi-aksi negatif, berulang kali dan dalam jangka waktu tertentu,
dari satu atau lebih siswa. Aksi-aksi negatif dapat berupa aksi-aksi fisik,
verbal atau aksi tidak langsung yang bertujuan untuk menimbulkan cedera
fisik atau rasa tidak nyaman terhadap pihak lain (Olweus, Limber &
Mihalic dalam Spade, 2007).
Pelaku bullying didefinisikan sebagai seorang yang sengaja
mencoba menimbulkan cedera fisik atau rasa tidak nyaman terhadap orang
lain, dan melakukan aksi-aksi agresif yang bersifat negatif sesuai dengan
karakteristik tipikal pelaku bullying (Olweus, dalam Spade, 2007). Olweus
juga menyatakan bahwa bullying, pada dasarnya adalah fenomena

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12

“ketidak-seimbangan kekuatan” atau hubungan kekuasaan asimetris,
artinya pihak korban atau siswa yang menjalani pengalaman negatif
tersebut mengalami kesulitan dalam mempertahankan dirinya sendiri
(Olweus, dalam Spade, 2007). Oleh karena itu bullying adalah perilaku
agresi proaktif yang umumnya terjadi dan berulang tanpa alasan jelas atau
tanpa diprovokasi oleh pihak korban (Olweus, dalam Spade, 2007).
Berdasarkan paparan sebelumnya definisi bullying dalam penelitian
ini adalah fenomena pemaparan aksi-aksi negatif berupa aksi-aksi fisik,
verbal atau aksi tidak langsung yang bertujuan untuk menimbulkan cedera
fisik atau rasa tidak nyaman terhadap seseorang atau suatu kelompok,
berulang kali dan dalam jangka waktu tertentu, dari satu atau lebih siswa
(Olweus, Limber & Mihalic dalam Spade, 2007).

2. Jenis-jenis bullying
Para partisipan dalam penelitian Espelage (dalam Spade, 2007)
mendefinisikan bullying sebagai perilaku agresi baik fisik dan verbal dan
berupa: ancaman, manipulasi, menyebarkan berita bohong, merusak
barang milik korban, mengambil barang milik korban, balas dendam atau
tindak perlawanan, mencari kekuatan. Espelage (dalam Spade, 2007), juga
menemukan bahwa para partisipan dapat membedakan antara perilaku
bullying dengan perilaku bercanda.
Khosropour dan Walsh (dalam Spade, 2007), menemukan bahwa
para siswa memilih menggunakan kata “teasing” dibandingkan kata

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13

bullying kecuali kalau permasalahannya menjadi bersifat fisik. Namun
Dennis dan Satcher (dalam Spade, 2007), menemukan bahwa agresi verbal
seperti nama panggilan adalah bentuk bullying yang paling umum terjadi.
Etikawati (2008) menyatakan Sebenarnya bullying tidak hanya
meliputi kekerasan fisik, seperti memukul, menjambak, menampar,
ataupun memalak, tetapi juga dapat berbentuk kekerasan verbal, seperti
memaki, mengejek, menggosip, dan berbentuk kekerasan psikologis,
seperti mengintimidasi, mengucilkan, mendiskriminasikan. Berdasarkan
sebuah survei terhadap perlakuan bullying, sebagian besar korban
melaporkan bahwa mereka menerima perlakuan pelecehan secara
psikologis (diremehkan). Kekerasan secara fisik, seperti didorong, dipukul,
dan ditempeleng lebih umum di kalangan remaja pria.
Argiati (“Awas Bullying” 2008) mengatakan, bullying terjadi dalam
bermacam bentuk. Hasil penelitian yang dilakukanya pada bulan Mei
sampai Oktober lalu dengan sampel 113 siswa di dua SMA negeri dan
swasta di Kota Yogyakarta menunjukkan, bullying fisik yang paling tinggi
adalah ditendang atau didorong dengan tingkat persentase 75,22 persen.
Disusul kemudian hukuman push up atau berlari (71,68 persen), dipukul
(46,02 persen), dijegal atau diinjak kaki (34,51 persen), dijambak atau
ditampar (23,9 persen), dilempar dengan barang (23,01 persen), diludahi
(22,12 persen), ditolak (15,93 persen), dipalak/dikompas (30,97 persen).
Sedangkan bullying psikologis tertinggi adalah difitnah atau digosipkan
(92,99 persen), dipermalukan di depan umum (79,65 persen), dihina atau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14

dicaci (44,25 persen), dituduh (38,05 persen), disoraki (38,05 persen), dan
diancam (33,62 persen).
Riauskina, Djuwita, dan Soesetio (2005) mengelompokkan perilaku
bullying ke dalam 5 kategori:
a.

Kontak fisik langsung (memukul, mendorong, menggigit,
menjambak, menendang, mengunci seseorang dalam ruangan,
mencubit, mencakar, juga termasuk memeras dan merusak
barang-barang yang dimiliki orang lain)

b.

Kontak

verbal

memberi

langsung

panggilan

(mengancam,

nama

mempermalukan,

(name-calling),

sarkasme,

merendahkan (put-downs), mencela/mengejek, mengintimidasi,
memaki, menyebarkan gosip)
c.

Perilaku

non-verbal

menjulurkan

lidah,

langsung
menampilkan

(melihat
ekspresi

dengan

sinis,

muka

yang

merendahkan, mengejek, atau mengancam; biasanya disertai oleh
bullying fisik atau verbal).
d.

Perilaku non-verbal tidak langsung (mendiamkan seseorang,
memanipulasi persahabatan sehingga menjadi retak, sengaja
mengucilkan atau mengabaikan, mengirimkan surat kaleng).

e.

Pelecehan seksual (kadang dikategorikan perilaku agresi fisik
atau verbal).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15

Nansel, Overpeck, Pilla, Ruan, Simmons-Morton, dan Scheidt.
(dalam Spade, 2007), mendaftar lima tipe perilaku bullying, yaitu:
a. Mengejek agama atau ras
b. Mengejek penampilan atau cara berbicara
c. Memukul, menampar atau mendorong
d. Target gosip, rumor atau kabar bohong
e. Target komentar-komentar dan gaya tubuh dengan konteks
seksual.
Totten dan Quigley (2003) mengkategorikan perilaku bullying
sebagai berikut:
a. Bullying secara langsung adalah serangan terbuka terhadap
korban. Serangan ini bisa bersifat fisik, verbal, rasial, ataupun
seksual:
i.

Serangan fisik: gerak tubuh mengancam, memukul,
menendang, mendorong, menahan, mencekik;

ii.

Serangan verbal atau pelecehan terus-menerus:
memberi
provokasi,

nama

panggilan,

kata-kata

kata-kata

merendahkan,

ancaman,
mengejek,

pelecehan seksual, pelecehan rasial, ejekan-ejekan
bersifat homofobik.
b. Bullying secara tidak langsung bersifat lebih halus dan sukar
untuk dideteksi. Hal ini mencakup bentuk-bentuk agresi nonfisik yang bertujuan untuk mengontrol situasi sosial:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16

i.

Isolasi sosial, pengucilan yang disengaja, penolakan,
hubungan pertemanan yang manipulatif;

ii.

Penyebaran rumor, penyebaran kabar bohong yang
menjelek-jelekan, gerak tubuh yang melecehkan,
mendiamkan dengan sengaja.

Berdasarkan beberapa kategorisasi bullying yang telah diuraikan
sebelumnya, penelitian ini memakai kategorisasi bullying sebagai berikut:
a. Bullying fisik
i.

Mencuri, menyembunyikan, atau merusak benda
milik orang lain

ii.

Memukul,

menendang,

mendorong,

menjambak,

menampar, menjegal atau menginjak kaki, melempar
dengan barang, atau meludahi
iii.

Memaksa orang lain melakukan hal-hal yang tidak ia
inginkan seperti: memalak/mengompas, atau memberi
hukuman seperti push-up atau berlari

b. Bullying verbal
i.

Memberi nama panggilan

ii.

Mengejek, atau menghina

iii.

Mengancam

iv.

Memaki

v.

Menuduh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17

vi.

menyoraki

c. Bullying non-verbal biasanya disertai dengan bullying fisik atau
verbal
i.

melihat dengan sinis, atau melotot

ii.

Menjulurkan lidah,

iii.

Menampilkan ekspresi muka yang merendahkan,

d. Bullying hubungan
i.

Menolak untuk berkomunikasi

ii.

Menyebarkan kabar bohong atau gosip

iii.

Membuat orang lain merasa ditolak atau dikucilkan

iv.

Mempermalukan di depan umum

B. Sikap
1. Pengertian Sikap
Terdapat perbedaan pendapat di antara para ahli mengenai definisi
sikap. Masing-masing memberikan definisi dengan batasan-batasan yang
berbeda. Pada umumnya puluhan definisi tersebut secara umum masuk
kedalam salah satu tiga kerangka pemikiran.
Kerangka pemikiran pertama diwakili oleh Thurstone, Likert, dan
Osgood (dalam Azwar, 2005). Menurut mereka sikap adalah suatu bentuk
evaluasi atau reaksi perasaan. Thurstone (dalam Azwar, 2005)
menyatakan bahwa sikap adalah derajat afek positif atau afek negatif
terhadap suatu objek-objek psikologis. Afeksi positif yang dimaksud

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18

adalah afeksi senang, sedangkan afeksi negatif yang dimaksud adalah
afeksi yang tidak menyenangkan. Paradigma pertama memandang bahwa
sikap hanya terdiri atas komponen afektif.
Paradigma kedua diwakili oleh Allport, Chave, Bogardus, LaPierre,
dan Mead (Azwar, 2005). Sikap didefinisikan sebagai semacam
kecenderungan potensial untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan caracara tertentu (Azwar, 2005). Allport (dalam Jahoda, Marie, & Warren,
1966; White, 1982; dalam Mar’at, 1982; dalam Sears, 1988) mengatakan
bahwa sikap adalah keadaan mental dan saraf dari kesiapan yang diatur
melalui pengalaman yang memberikan pengaruh dinamis atau terarah
terhadap respon individu pada semua objek dan situasi yang berkaitan
dengannya. LaPierre (dalam Azwar, 2005) mendefinisikan sikap sebagai
suatu pola perilaku, tendensi atau kesiapan antisipatif, predisposisi untuk
menyesuaikan diri dalam situasi sosial, atau secara sederhana sikap
adalah respon terhadap stimuli sosial yang telah terkondisikan.
Paradigma

kedua

ini

memiliki pandangan

bahwa sikap

hanya

mengandung komponen konatif.
Tokoh-tokoh ilmuwan yang mendukung paradigma ketiga adalah
Secord, Beckman, Breckler, Katz, Stotland, dan Rajecki (Azwar, 2005).
Paradigma ketiga berorientasi pada skema triadik. Sikap didefinisikan
sebagai konstelasi komponen-komponen kognitif, afektif, dan konatif
yang saling berinteraksi dalam memahami, merasakan, dan berperilaku
terhadap suatu objek. Krech dan Crutchfield (dalam Marie, Jahoda, &

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19

Warren, 1966) mengatakan bahwa sikap adalah organisasi yang bersifat
menetap dari proses motivasional, emosional, perseptual, dan kognitif
mengenai beberapa aspek dari dunia individu.
Terdapat banyak definisi dari sikap, hal ini dikarenakan sikap
merupakan masalah yang penting dan menarik banyak perhatian para
ahli psikologi khususnya psikologi sosial. Bahkan ada ahli yang
berpendapat bahwa psikologi sosial menempatkan sikap sebagai problem
sentralnya (Crutchfield, dalam Walgito, 1990).
Berdasarkan beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa
sikap adalah suatu kumpulan pendapat dan keyakinan (kognitif)
seseorang mengenai objek yang relatif menetap, yang disertai perasaan
tertentu (afektif), dan memberikan dasar bagi kecenderungan berperilaku
atau merespon objek tersebut dengan cara yang khusus (konatif).

2. Karakteristik sikap
Sax (dalam Azwar,1988) mengemukakan beberapa karakteristik
sikap, yaitu:
a. Arah. Suatu sikap menunjukkan apakah seseorang setuju atau tidak
setuju, mendukung atau tidak mendukung, memihak atau tidak
memihak terhadap suatu objek sikap. Seseorang dengan sikap
mendukung terhadap suatu objek memiliki arah yang positif terhadap
objek tersebut. Sebaliknya seseorang dengan sikap tidak setuju atau
menolak suatu objek memiliki arah yang negatif terhadap objek

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20

tersebut.
b. Intensitas. Kekuatan sikap pada tiap orang belum tentu sama. Dua
orang yang memiliki sikap positif terhadap suatu objek kemungkinan
berbeda dalam intensitas sikap positifnya. Begitu juga sebaliknya,
sikap negatif terhadap suatu objek juga memiliki derajat kekuatan sikap
yang bertingkat.
c. Keluasan. Keluasan merujuk pada luas tidaknya cakupan aspek objek
sikap. Seseorang dikatakan memiliki sikap mendukung terhadap suatu
objek secara menyeluruh jika ia bersikap positif terhadap seluruh atau
sebagian besar aspek dari objek sikap. Seseorang dikatakan memiliki
sikap mendukung yang sempit jika ia hanya memiliki sikap positif
terbatas pada sebagian kecil aspek objek sikap. Hal ini berlaku juga
pada sikap negatif.
d. Konsistensi. Konsistensi ditunjukk