ACFTA dan Strategi Bersaing UMKM.

---

.
CD 2
17
18
OJan

--

--

Pikiran Rakyat
o Selasa 0 Rabu 0 Kamis 0 Jumat

Senin
3
19

OPeb


4

5
20

8

6
21

Mar OApr

7
22

8
23

9


o Me/ OJun

10
24

11
25

OJu/

o Sabtu
12

26

0

13
27


0 Ags OSep

Minggu

14
28

OOId

15
29

16
30

ONov

31

ODes


ACFTA dan Strategi Bersaing UMKM

M

ULAI banyak bersandarnya
kapal Cina di pelabuhanpelabuhan Indonesia pascapemberlakukan ACFfA (ASEANChina Free Trade Area) tak pelak
membuatgalau para pelaku usaha Indonesia. Pada bulan pertama pemberlakuan ACFfA, yakni Januari 2010,
Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta
mencatat kenaikan drastis. Dibandingkan dengan periode sarna tahun
lalu, kedatangan kapal Cina
meningkat dari 19 kapal menjadi 31
kapal atau naik 63 persen.
Bila diukur dari kuantitas peti kemas, kenaikannya 89persen yakni
dari 8.423 peti kemas menjadi 12.359
peti kemas. Di Kawasan Timur Indonesia, meski bemominallebih kecil
dibandingkan dengan Pelabuhan Tanjung Priok, Pelabuhan Soekamo-Hatta
Makassar mencatat angka spektakuler yakni meningkat 433 persen
dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Arus impor dari Cina mendominasi 44 persen volume impor
pelabuhan

~ itu. (Bisnis Indonesia,
-12/2/2010).
Dalarn situasi seperti
ini, penetapan strategi
yang tepat dari para
pelaku UMKM agar dapat terus bertahan dan
bersaing menjadi sangat penting.
Menyusun strategi
bukan hanya kebutuhan perusahaan besar tetapi juga bagi
Usaha MOOoKecil dan
Menengah (UMKM).
Penyusunan strategi
agar dapat bertahan bagi UMKM
harns melalui empat fase yakni analisis lingkungan, formulasi stra.tegi, implementasi strategi dan pengendalian.
Terdapat tiga aliran konseptual dalarn
mengembangkan strategi yakni strategi diferensiasi, strategi kepemimpinan
biaya, dan strategi respons (Heizer &
Render; Porter). Strategi ini kemudian diturunkan pada aspek-aspek
manajerial yakni operasi /produksi,
pemasaran,

SDM.
--keuangan dan........--

UMKM, dalarn
menetapkan strategi,
harns menyesuaikan
dengan karakteristik
produk yang dihasilkan.
Dituntut kemarnpuan
untuk memilih strategi
yang akan diterapkan.
Strategi diferensiasi
menekankan pada keunikan. Untuk perusahaan penghasil barang,
keunikan bisa berasal
dari bentuk fisik barang
atau pelayanan kepada
konsumen. Sementara itu, bagi perusahaan penghasiljasa, keunikan dapat ditarnpilkan dalarn pelayanan
yang diberikan pada saat konsumen
menikmati jasa.
Strategi ini dipercaya dapat melahirkan konsumen loyal sehingga dapat

menjarnin kontinuitas usaha. Strategi
kepemimpinan biaya, sangat tepat di~
gunakan bila konsumen yang dituju
sangat sensitif terhadap harga. Strategi ini tidak berarti produk yang dihasilkan tidak berkualitas. Pada
umumnya, strategi ini diterapkan keti-.
ka skala produksi beIjumlah massal.
Strategi respons, yaitu bagaimana
UMKM cepat merespons terhadap kebutuhan konsumen. Strategi ini relevan dengan situasi saat ini, bahwa kecepatan menjadi salah satu preferensi
utama konsumen dalarn memilih produk.
Penetapan ketiga strategi untuk dapat bertahan dan bersaing tentunya
harus terintegrasi dengan target-target
dengan memperhatikan kelemahankelemahan pada aspek-aspek manajerial. Tentunya, ini tidak terlepas dari
peran pemerintah, sejauh mana pemerintah mampu mengenali berbagai
hambatan yang dihadapi UMKM dan
memberikan solusi, agar strategi yang
dipilih dapat dijalankan. Terlepas dari
strategi apa pun yang dipilih untuk
memajukan usaha, kunci pentingnya
ialah konsistensi dalarn mengeksekusi
strategi itu. (Budi Harsanto, dosen

Fakultas Ekonomi Unpad, anggota
ISEI Komisariat Unpad)***

Kliping Humas Unpad 2010