Pengaruh Orientasi Kewirausahaan Terhadap Keunggulan Bersaing Berkelanjutan pada UMKM

(1)

SKRIPSI

PENGARUH ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN TERHADAP KEUNGGULAN BERSAING BERKELANJUTAN

PADA UMKM

(Studi Kasus Pada UMKM Bidang Kuliner Khas Medan di Jalan Mojopahit)

OLEH

FADIYAH 110502210

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

ABSTRAK

PENGARUH ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN

TERHADAP KEUNGGULAN BERSAING BERKELANJUTAN UMKM

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh orientasi kewirausahaan dan lingkungan bisnis eksternalterhadap keunggulan bersaing berkelanjutan UMKM di bidang kuliner di kawasan Jalan Mojopohit Medan. Jenis penelitian ini adalah penelitian asosiatif dan jenis data yang dikumpulkan adalah data primer. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh populasi UMKM yang bergerak di bidang kuliner khas Medan di kawasan Jalan Mojopahit dengan menggunakan teknik sampling jenuh. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dengannilai signifikansi 10%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parial orientasi kewirausahaan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keunggulan bersaing berkelanjutan sebuah UMKM di kawasan Jalan Mojopohit Medan. Nilai R2 adalah 0,845 menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara orientasi kewirausahaan terhadap keunggulan bersaingberkelanjutan UMKM sebesar 84,5 %. Sedangkan sisanya sebesar15,5% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini seperti, strategi bisnis, modal usaha, lokasi usaha dan lain-lain.


(3)

ABSTRACT

THE EFFECT OF ENTREPRENEURIAL ORIENTATION ON THE SUSTAINABLE COMPETITIVE ADVANTAGE OF SME’S

The aims of this study is to analyze the effect of entrepreneurial orientation on sustainable competitive advantage of SME’s in Medan’s special culinary sector around JalanMojopahit Medan.This research is associative research. The research sample is the entire population of SME in Medan’s sepecial culinary sector by using saturated sampling technique. The hypotheses in this research is tested by using simple regression analysis with significance value of 10%. The results showedthat partially, entrepreneurial orientation had positive and significant effect to SME’s suistanable competitive advantage. R2 is 0,845 it means that entrepreneurial orientation contributes 84,5% in explaining suistanable competitive advantage of SME, while 15,5% is explained by other factors like business strategy, business capital, business location, and etc.


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas berkatnya yang berlimpah kepada penulis sehimgga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Departemen Manajemen pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dengan judul "Pengaruh Orientasi Kewirausahaan Terhadap Keunggulan Bersaing Berkelanjutan pada UMKM".

Selama penyusunan skripsi ini, penulis telah banyak mendapat banyak bantuan, bimbingan, motivasi, saran, kritik dan doa dari berbagai pihak. Skripsi ini peneliti persembahkan untuk Abah tercinta H. M. Nasir Ba'awad dan Mama tercinta Hj. Wardah Al-Amudi yang tidak pernah berhenti untuk memberikan semangat, motivasi, nasehat, doa dan mencukupi segala kebutuhan materi dan non materi dalam proses pembuatan skripsi ini. kepada abang-abang dan kakak-kakak saya Faris, Afaf, Husni Mubarak, dan Mumtazzima yang selalu memberikan dukungan. penulis juga ingin menyampaikan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Azhar Maksum, ME.c, Ak, CA, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME, selaku Ketua Departemen Manajemen dan Ibu Dra. Marhayanie, MSi, ME, selaku Sekertaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, MSi, selaku Ketua Program Studi Manajemen dan Ibu Dra. Friska sipayung, MSi selaku Sekertaris Program


(5)

Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Yasmin Chairunisa Muchtar, SP, MBA, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktunya dalam memberikan bimbingan, arahan, saran, dan masukan selama penulisan skripsi ini.

5. Ibu Frida Ramadini, SE, MM, selaku Dosen Pembanding I yang turut meluangkan waktu dalam memberikan kritik, arahan, saran, dan masukan untuk penyempurnaan skripsi ini.

6. Seluruh Dosen dan Pegawai Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara untuk segala jasa-jasanya selama masa perkuliahan. 7. Kepada Pelaku Usaha Oleh-Oleh Khas Kota Medan sebagai tempat

penelitian yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian.

8. Kepada ponakan tersayang Nadha Asseweth yang membantu dan mendukung penulis.

9. Kepada Belleza,Yaumil, Anggie, Riri, Beby, Giffany, Farah, Lydia, Raja, Azmi, Iqbal dan seluruh teman-teman di S1 Manajemen 2011 khususnya Grup D yang selalu membantu dan mendukung.

Penulis mengucapkan terima kasih dan semoga segala kebaikan yang telah diberikan kepada penulis dibalas oleh Allah SWT.

Medan, Oktober 2015 Penulis,


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK... . i

ABSTRACT... . ii

KATA PENGANTAR ... . iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang... 1

1.2 Perumusan Masalah... 6

1.3 Tujuan Penelitian... 6

1.4 Manfaat Penelitian... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1Landasan Teori... . 8

2.1.1 Kewirausahaan... 8

2.1.2 Orientasi Kewirausahaan... 10

2.1.3 Keunggulan Bersaing Berkelanjutan... 14

2.1.4 Pengertian Usaha Mikro Kecil Menengah... 17

2.2 Penelian Terdahulu... 19

2.3 Kerangka Konseptual... 22

2.4 Hipotesis... 23

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian... 24

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian... 24

3.2.1 Lokasi Penelitian... 24

3.2.2 Waktu Penelitian... 24

3.3 Batasan Operasional... 24

3.4 Definisi Operasional Variabel... 26

3.5 Skala Pengukuran Variabel... 29

3.6 Populasi dan Sampel Penelitian... 30

3.6.1 Populasi... 30

3.6.2 Sampel... 30

3.7 Jenis Data... 31


(7)

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas... 32

3.9.1 Uji Validitas... 33

3.9.2 Uji Reliabilitas... 33

3.10 Teknik Analisis Data... 34

3.10.1 Metode Analisis Deskriptif... 34

3.10.1.1 Uji Normalitas... 34

3.10.1.2 Uji Heterokedostistas... 35

3.10.2 Metode Analisis Regresi Linier Sederhana... 35

3.10.2.1 Uji Signifikan Parsial... 36

3.10.2.2 Koefisien Determinasi... 37

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Kota Medan... 38

4.2 Analisis Deskriptif... 39

4.3 Karakteristik Responden... 40

4.3.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia... 40

4.3.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Usaha.. 41

4.3.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan... 41

4.3.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Usaha Kuliner... 42

4.4 Deskriptif Variabel... 42

4.5 Hasil Uji Asumsi Klasik... 52

4.5.1 Uji Normalitas... 52

4.5.1.1 Hasil Uji Normalitas dengan Histogram... 52

4.5.1.2 Hasil Uji Normalitas dengan Normal P-P of Regression Standarizied Residual... 53

4.5.1.3 Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogorv- Smirnov Test... 54

4.5.2 Uji Heterokedastisitas... 55

4.6 Analisis Regresi Linier Sederhana... 56

4.6.1 Koefisien Determinasi... 57

4.6.2 Uji Parsial... 58

4.7 Pembahasan... 59

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan... 61

5.2 Saran... 61

DAFTAR PUSTAKA... 63


(8)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

2.1 Penelitian Terdahulu... 19

3.1 Operasionalisasi Variabel... 26

4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia... 40

4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Usaha... 41

4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan... 41

4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Usaha Kuliner... 42

4.5 Frekuensi Jawaban Resonden Terhadap Variabel Orientasi Kewirausahaan... 43

4.6 Frekuensi Jawaban Resonden Terhadap Variabel Keunggulan Bersaing Berkelanjutan... 48

4.7 Uji Kolmogorv-Smirnov Test... 54

4.8 Analisis Regresi Sederhana... 56

4.9 Uji Koefisien Determinan... 57


(9)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual... 23 3.1 Instrument Skala Semantic-differensial... 29 4.1 Uji Normalitas dengan Histogram... 53 4.2 Uji Normalitas dengan Normal P-P of Regression

Standarizied Residual... 54 4.3 Scatterplot... 55


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

1 Kuesioner... 66

2 Hasil Uji Validitas dan Realibilitas... 69

3 Distribusi Jawaban Responden... 71

4 Uji Normalitas dengan Histogram... 72

5 Uji Normalitas dengan Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual... 73

6 Uji Heteroskedastisitas... 74

7 Uji Kolmogorov Smirnov... 75

8 Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana... 76

9 Uji Koefisien Determinan... 77


(11)

ABSTRAK

PENGARUH ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN

TERHADAP KEUNGGULAN BERSAING BERKELANJUTAN UMKM

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh orientasi kewirausahaan dan lingkungan bisnis eksternalterhadap keunggulan bersaing berkelanjutan UMKM di bidang kuliner di kawasan Jalan Mojopohit Medan. Jenis penelitian ini adalah penelitian asosiatif dan jenis data yang dikumpulkan adalah data primer. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh populasi UMKM yang bergerak di bidang kuliner khas Medan di kawasan Jalan Mojopahit dengan menggunakan teknik sampling jenuh. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dengannilai signifikansi 10%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parial orientasi kewirausahaan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keunggulan bersaing berkelanjutan sebuah UMKM di kawasan Jalan Mojopohit Medan. Nilai R2 adalah 0,845 menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara orientasi kewirausahaan terhadap keunggulan bersaingberkelanjutan UMKM sebesar 84,5 %. Sedangkan sisanya sebesar15,5% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini seperti, strategi bisnis, modal usaha, lokasi usaha dan lain-lain.


(12)

ABSTRACT

THE EFFECT OF ENTREPRENEURIAL ORIENTATION ON THE SUSTAINABLE COMPETITIVE ADVANTAGE OF SME’S

The aims of this study is to analyze the effect of entrepreneurial orientation on sustainable competitive advantage of SME’s in Medan’s special culinary sector around JalanMojopahit Medan.This research is associative research. The research sample is the entire population of SME in Medan’s sepecial culinary sector by using saturated sampling technique. The hypotheses in this research is tested by using simple regression analysis with significance value of 10%. The results showedthat partially, entrepreneurial orientation had positive and significant effect to SME’s suistanable competitive advantage. R2 is 0,845 it means that entrepreneurial orientation contributes 84,5% in explaining suistanable competitive advantage of SME, while 15,5% is explained by other factors like business strategy, business capital, business location, and etc.


(13)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Indonesia kini tengah bersiap menghadapi persaingan pasar yang sangat ketat. Selain bersaing dengan produk lokal dan harus bersaingan dengan produk-produk luar negeri. Indonesia telah menandatangani beberapa perjanjian perdagangan bebas seperti AFTA (Asean Free Trade Area), kemuadia ACFTA (Asean-China Free TradeArea) dan MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) yang diimplementasikan penuh pada tahun 2015. Tujuan dan manfaat dari perjanjian-perjanjian tersebut antara lain (1) peluang pasar yang semakin luas, (2) meningkatkan stabilitas perekonomian dikawasan Asia, dan (3) membentuk kawasan ekonomi yang kuat (http://tarif.depkeu.go.id)

Dalam beberapa kondisi, perekonomian Indonesia mengalami tantangan dalam menghadapi AFTA,ACFTA, dan MEA. Pemberlakuan perjanjian-perjanjian tersebut pada akhir 2015 menjadi sebuah realita yang harus dihadapi oleh berbagai sektor industri, ditengah perbandingan kebutuhan pasar dengan tenaga kerja industri yang terjadi saat ini. Ekonomi nasional saat ini banyak didorong oleh kontribusi industri kreatif dengan melibatkan banyak generasi muda yang memiliki kreatifitas dan inovasi yang berorientasi pada Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah, jumlah Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) hingga kini telah mencapai 55,2 juta yang tersebar diseluruh Indonesia (http://majalahukm.com).


(14)

Dalam perekonomian indonesia, Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) merupakan kelompok usaha yang memiliki jumlah paling besar. Selain itu kelompok ini terbukti bertahan terhadap berbagai macam goncangan ekonomi. Tahun 1998 pada dasarnya UMKM bertahan terhadap arus krisis moneter karena 4 faktor yaitu: (1) sebagian UMKM menghasilkan barang-barang konsumsi (consumer goods), khususnya yang tidak tahan lama, (2) mayoritas UMKM lebih mengandalkan pada non-banking financing dalam aspek pendanaan usaha, (3) pada umumnya UMKM melakukan spesialisasi produk yang ketat, dalam arti hanya memproduksi barang atau jasa tertentu saja, dan (4) terbentuknya UMKM baru sebagai akibat dari banyaknya pemutusan hubungan kerja disektor formal (http://nationalgeografic.co.id).

Namun, pada saat diberlakukan AFTA (Asean Free Trade Area), ACFTA (Asean-China Free Trade Area) dan MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN), UKM belum tentu dapat bertahan dari arus globalisasi yang sangat menekankan persaingan dalam masalah kuliatas dan harga. Globalisasi dapat dengan sangat membuat UMKM tidak mampu bertahan dan akhirnya hancur.

Mengingat masih seringnya ditemukan banyak UMKM tidak bisa bertahan hidup hal ini diduga karena banyaknya pelaku UMKM yang belum menciptakan keunggulan bersaing berkelanjutan (sustainable competitive advantage) agar dapat menjaga kelangsungan hidupnya dalam persaingan global dunia bisnis dan belum memiliki jiwa kewirausahaan karena banyaknya pelaku UMKM yang hanya menjadikan sebagai pekerjaan sampingan, selain menjadi PNS (Pegawai Negeri Sipil) dan pengawai swasta (Isa, 2013). Jiwa kewirausahaan yang harus


(15)

dimiliki pelaku usaha adalah penuh percaya diri, memiliki inisiatif, memilki motif berprestasi, memilki jiwa kepemimpinan, berani mengambil risiko (Suryana, 2003: 3).

Keunggulan bersaing yang berkelanjutan (sustainable competitive advantage) bukan menjadi tujuan akhir tetapi sebagai alat untuk mencapai tujuan suatu usaha. Jika UMKM tidak mempunyai keunggulan bersaing yang berkelanjutan maka UMKM tidak mempunyai tujuan, kalau tidak mempunyai tujuan maka UMKM akan runtuh dan akan berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia.

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia memilki peran strategis dan memiliki peran strategis dan memilki kontribusi besar dalam menggerakkan kegiatan ekonomi masyarakat dan menjadi tumpuan sumber pendapatan sebagian masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraannya. Per akhir tahun 2012, jumlah UMKM di Indonesia 56,53 juta unit dengan kontribusi terhadap produk domestik bruto 59,08 persen. Kontribusi UMKM terhadap penyerapan tenaga kerja sekitar 97,16 persen atau 107 juta orang (http://waspada.co.id).

Kota Medan adalah ibukota provinsi terbesar ke tiga terbesar di Indonesia. Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) termasuk dalam kelompok usaha ekonomi yang penting dalam perekonomian dan termasuk dalam prioritas dalam program kerja pembangunan ekonomi di Kota Medan. Pertumbuhan perdagangan dikota Medan cukup tinggi. Pencapaian kinerja pembinaan UMKM di kota Medan pada tahun 2010 sebesar 222.000 usaha dan 224.000 unit pada tahun 2013 dari


(16)

pemantauan yang dilakukan ada kecenderungan peningkatan UMKM pada setiap tahunnya (http://pemkomedan.go.id).

Jumlah UMKM yang semakin besar tumbuh dari tahun ketahun di kota Medan, belum sepenuhnya dapat bertahan dan bersaing berkelanjutan. Dapat dilihat pada tahun 2010 pertumbuhan UMKM sebesar 222.000 dalam kurun waktu bertahun-tahun ada UMKM yang sudah membuka cabang, ada yang tidak mampu bertahan, dan ada juga yang tumbuh baru (www.medanbisnisdaily.com).

Terdapat kurang lebih 40% UMKM dikota Medan yang bergerak dibidang kuliner (www.medanbisnisdaily.com). Pagan adalah salah satu kebutuhan dasar manusia. Maka tidak heran banyak kita jumpai berbagai UMKM yang bergerak dibidang kuliner. Walaupun belum jelas berapa jumlah pastinya namun, dapat dipastikan berkontribusi cukup besar mengurangi penggangguran dan dapat membantu perekonomian.

Kota Medan pada bulan April 2015 mencatat sekitar 17.445 kunjungan wisatawan mancaranegera yang berkunjung ke Sumatera Utara (www.medanmagazine.com). Para wisatawan yang datang ke Sumatera Utara biasanya tidak lupa mencari tempat kunjungan untuk berwisata dan pastinya mencari kuliner khas kota Medan untuk dibawa sebagai oleh-oleh. Banyaknya wisatawan lokal dan internasional yang berkunjung ke kota Medanini menjadi tangkapan besar bagi pelaku UMKM yang bergerak dibidang kuliner khas Medan. Salah satu kawasan yang menjadi pusat penjualan Kuliner khas Medan adalah jalan Mojopahit, seperti yang kita tahu kawasan tersebut telah menjadi tempat yang wajib dikunjungi bila ke Kota Medan. Tidak hanya para wisatawan


(17)

yang datang untuk membeli kuliner khas Kota Medan di jalan Mojopahit, tapi pada hari-hari tertentu seperti Hari Raya Lebaran, Natal, Tahun Baru, dan hari besar lainnya banyak masyarakat kota Medan membeli Kuliner Khas Kota Medan sebagai makanan wajib ada di hari yang istimewa.

Banyak sekali pelaku usaha yang bergerak dibidang kuliner , oleh sebab itu wirausaha harus mampu bersaing dan mengungguli persaingan secara berkelanjutan agar dapat dikenal, bertahan dan mengembangkan usahanya.Pengetahuan seorang wirausaha terhadap orientasi kewirausahaan tidak menutup kemungkinan akan mendukung keunggulan bersaing berkelanjutan terhadap suatu usaha. UMKM perlu bertindak dengan berorientasi pada kewirausahaan agar pelaku UMKM tahu bawa pasar terus berkembang, persaingan semakin tinggi, dan konsumen terus menginginkan produk dan jasa yang dapat memenuhi kebutuhan.

Suatu organisasi tidak dapat mengetahui alternatif produk apa yang pelanggan sukai sehingga organisasi menghadapi ketidakpastian (Frishammar & Horte, 2007). Dalam menghadapi ketidakpastian wirausaha dituntut untuk mampu melakukan tindakan seperti inovatif, proaktif, risk taking, keagresifan bersaing (competitive aggressiveness), dan otonomi (autonomy) untuk memperkuat usahanya. Tidakan tersebut terdapat dalam orientasi kewirausahaan.

Orientasi kewirausahaan adalah sebagai kecenderungan individu untuk melakukan inovatif, proaktif, risk taking, keagresifan bersaing (competitive aggresiveness) dan otonomi (autonomy) untuk memulai atau mengelola suatu usaha. Inovatif merupakan persepsi dan aktivitas-aktivitas bisnis yang baru dan


(18)

unik. Proaktif adalah berusaha mencari peluang baru. Risk Taking merupakan seorang yang berorientasi pada peluang dalam ketidak pastian dalam pengambilan keputusan (Knight, 2000). Keagresifan bersaing (competitive aggressiveness) upaya-upaya yang dilakukan perusahaan untuk mengungguli pesaing. Otonomi (autonomy) bekerja secara mandiri, membuat keputusan dan mengambil tindakan untuk memajukan konsep bisnis (Lumpkin dan Dess, 1996).

Dari beberapa permasalahan diatas akhirnya mendorong penulis untuk melakukan penelitian mengenai, “ Pengaruh Orientasi Kewirausahaan dan Kompetensi Kewirausahaan Terhadap Keunggulan Bersaing Berkelanjutan (Studi pada UMKM di Bidang Kuliner Khas Kota Medan) dimana penulis ingin mengetahui seberapa besar pengaruh orientasi kewirausahaan dan kompetensi kewirausaah terhadap keunggulan bersaing berkelanjutan.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas maka penulis dalam melakukan penelitian ini merumuskan masalah sebagai berikut : “Apakah Orientasi Kewirausahaan Berpengaruh Terhadap Keunggulan Bersaing Berkelanjutan pada UMKM di Bidang Kuliner di Kota Medan?”

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

Untuk mengetahui pengaruh Orientasi Kewirausahaan terhadap Keunggulan Bersaing Berkelanjutan pada UMKM di Bidang Kuliner di Kota Medan.


(19)

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi Peneliti

Dapat menjadi tambahan dan memperluas wawasan peneliti khususnya dalam bidang kewirausahaan.

2. Bagi Mahasiswa

Memberi manfaat untuk memperluas gambaran atau menjadi studi penunjang dalam penelitian selanjutnya.

3. Bagi Pelaku Bisnis Khususnya UMKM

Sebagai sumber informasi untuk menjadi pertimbangan dalam berwirausaha dan sebagai bahan masukan kepada para pelaku usaha UMKM yang ingin memperbaiki kinerja dan mengembangkan bisnisnya.

4. Bagi Masyarakat Luas

Sebagai sumber informasi tentang pengaruh orientasi kewirausahaan terhadap keunggulan bersaing berkelanjutan pada UMKM di Kota Medan.


(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori

2.1.1 Kewiraushaan

Kewirausahaan merupakan sikap dan perilaku wirausaha (Sudjana, 2004). Wirausaha ialah orang yang inovatif, antisipatif, inisiatif, pengambil risiko, dan berorientasi laba. Menurut Zimmerer dan Scarborough (2005) wirausahawan adalah orang yang menciptakan bisnis baru dengan mengambil risiko dan ketidakpastian demi mencapai keuntungan dan pertumbuhan dengan cara mengidentifikasi peluang dan menggabungkan sumber daya yang diperlukan untuk mendirikannya. Dalam hubungan dengan bisnis, wirausaha adalah pengusaha, tetapi tidak semua pengusaha adalah wirausaha. Wirausaha adalah prionir dalam bisnis, inovator, penanggung risiko, yang memiliki visi kedepan, dan keunggulan dalam berprestasi dibidang usaha.

Menurut Meredith wirausaha adalah individu yang berorientasi kepada tindakan dan bermotivasi tinggi tinggi yang mengambil risiko dalam mengejar tujuannya. Untuk menjadi seorang wirausaha yang sukses, pola sikap, perilaku, dan pandangan mampu menghasilkan gagasan cemerlang dan mewujudkan dalam usaha yang nyata. Mereka yang tidak memilki kepercayaan diri, tidak memilki gagasan baru, tidak dapat memanfaatkan peluang yang ada serta hanya memandang sukses dan kejayaan yang telah lalu, tidak memiliki peluang untuk menjadi wirausaha yang berhasil (Widjajanta dkk, 2007:94). Ini berarti


(21)

kewirausahaan merupakan sikap dan perilaku orang yang inovatif, antisipatif, inisiatif, mengambil resiko dan berorientasi laba.

Winarto (2004) menjelaskan kewirausahaan merupakan suatu proses melakukan sesuatu yang baru dan berbeda dengan tujuan menciptakan kesejahteraan bagi individu dan memberi nilai tambah pada masyarakat.Menurut Mulyasa (2011: 189) kewirausahaan merujuk pada sifat, watak, dan karakteristik yang melekat pada setiap indivu yang memilki kemauan keras untuk mewujudkan dan mengembangkan gagasan kreatif dan inovatif dalam setiap kegiatan yang produktif. Pengertian ini memberikan arti bahwa setiap orang bisa memiliki karakter kewirausahaan asalkan ia mau bekerja keras serta berpikir kreatif dan inovatif.

Kewirausahaan adalah proses dinamis dari visi, perubahan dan penciptaan yang mensyaratkan aplikasi energi dan semangat terhadap penciptaan dan implementasi dari ide baru dan solusi kreatif (Kuratko,2009:21). Tidak semua orang memiliki kapabilitas kewirausahaan. Hanya orang yang memiliki jiwa kewirausahaan dapat mendirikan dan mengelola usaha secara profesional (Echdar, 2013:19).Menurut Suryana (2006: 3) ciri-ciri orang yang mempunyai jiwa kewirausahaan adalah:

1. Penuh percaya diri, indikatornya adalah penuh keyakinan, optimis, berkomitmen, disiplin, dan bertanggung jawab

2. Memilki inisiatif, indikatornya adalah penuh energi, cekatan dalam bertindak, dan aktif


(22)

3. Memilki motif berprestasi, indikatornya terdiri atas orientasi pada hasil dan wawsan kedepan

4. Memilki jiwa kepemimpinan, indikatornya adalah berani tampil beda, dapat dipercaya, dan tangguh dalam bertindak, dan

5. Berani menggambil risiko dengan penuh perhitungan.

Kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Kreatifitas (creativity) adalah kemampuan mengembang ide dan cara-cara baru dalam memecahkan masalah dan menemukan peluang. Inovasi (innovation) adalah kemampuan menerapkan kreativitas dalam rangka memecahkan masalah dan menemukan peluang (doing new things) (Suryana, 2006: 2).

2.1.2 Orientasi Kewirausahaan

Orientasi kewirausahaan disebut-sebut sebagai spearhead (pelopor) untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi perusahaan berkelanjutan, berdaya saing tinggi, berperan dalam pencapaian kesuksesan, meningkatkan kinerja usaha, dan pendekatan baru dalam pembaruan kinerja (Suryanita, 2006).

Seorang pemilik atau pengelola usaha harus menentukan usaha apa yang akan dilakukan, dimana usaha akan dilakukan, kapan modal digunakan, bagaimana pembelanjaan dilakukan, dan siapa saja yang terkait dengan usaha tersebut termasuk karyawan dan konsumen yang menjadi sasaran . Pada proses kewirausahaan dibutuhkan orientasi kewirausahaan karena orientasi kewirausahaan menentukan arah gerak usaha yang telah dirintis (Knight, 2000:14).Porter (2008) mendefinisikan orientasi kewirausahaan sebagai


(23)

strategi benefit perusahaan untuk dapat berkompetisi secara lebih efektif di dalam market place yang sama.

Orientasi Kewirausahaan merupakan suatu fenomena organisasi yang mencerminkan kemampuan manajerial mereka, sebagaimana perusahaan memulai untuk berinisiatif dan mengubah tindakan kompetitif mereka sehingga dapat menguntungkan bisnis yang dijalaninya (Avlontis & Salavou, 2007).Orientasi kewirausahaan menciptakan keterampilan komplek, tak berwujud, tak diucapkan, yang memungkinkan perusahaan menghasilkan gagasan baru untuk penciptaan produk baru, inovatif, dan memiliki keberanian untuk menghadapi risiko (Frishammar dan Horte 2007; Becherer dan Maurer, 1997).

Menurut Miller (1983) orientasi kewirausahaan merupakan suatu orientasi untuk berusaha menjadi yang pertama dalam inovasi produk pasar, berani mengambil risiko dan melakukan tindakan proaktif untuk mengalahkan pesaing. Peranan orientasi kewirausahaan adalah metode, praktik, dan pengambilan keputusan manajer dalam berwirausaha dan sebagai orientasi strategis perusahaan untuk bersaing. Orientasi kewirausahaan terbagi dalam lima dimensi (Lumpkin dan Dess, 1996), yaitu :

1. Inovatif

Inovatif mencerminkan kecenderungan seorang entrepreneur untuk memunculkan dan merealisasikan ide–ide baru, mencoba cara – cara baru yang berbeda dari yang ada sebelumnya serta antusiasme untuk mengadopsi ide–ide baru atau metode baru untuk bisnis mereka, lalu


(24)

menerapkan inovasi tersebut dalam operasional bisnis mereka (Lumpkin & Dess, 2001; Wiklund & Shepherd, 2005).

2. Proaktif

Sikap Proaktif seorang pengusaha mencerminkan proses dalam mencari peluang baru yang muncul dengan mengembangkan, memperkenalkan, serta membuat perbaikan terhadap produk ataupun jasa yang dipasarkannya (Lumpkin & Dess, 2001; Kobia & Sikalich, 2010; Kreiser et al, 2002). Sikap Proaktif juga menyangkut sebagaimana pentingnya inisiatif dalam proses kewirausahaan. Dalam usaha menjadi sebuah bisnis yang Proaktif, di perlukan beberapa faktor penunjang sebagai indikator, bahwa bisnis tersebut telah memiliki dimensi Proaktif dalam Orientasi Kewirausahaan.

3. Risk Taking

Risk Taking atau pengambilan resiko merupakan suatu tindakan seorang entrepreneur yang memiliki kesediaan atau kemauan untuk memanfaatkan sumber daya yang dimiliki untuk dapat menjalankan suatu pekerjaan walaupun tanpa adanya kepastian hasil yang akan didapat. (Lumpkin & Dess, 2001; Kobia & Sikalich, 2010).

4. Keagresifan bersaing (Competitive Aggressiveness)

Keagresifan bersaing adalah harapan-harapan dari perusahaan untuk menantang dan mengungguli pesaing dan ditandai oleh sikap atau tanggapan atau respon agresif terhadap tindakan-tindakan pesaing dalam


(25)

upaya menetrasi pasar dan memperbaiki posisi dipasar (Lumpkin dan Dess, 1996).

5. Otonomi (Autonomy)

Otonomi merupakan kegiatan independent individual (mandiri) atau tim dalam menjabarkan ide-ide atau visi, membuat keputusan dan mengambil tindakan yang bertujuan untuk memajukan konsep bisnis dan membawanya pada penyelesaian. Secara umum otonomi berarti kemampuan berinisiatif dalam mengeksploitasi peluang (Lumpkin dan Dess, 1996).

Pada literatur lain, sebuah model orientasi kewirausahaan yang diambil dari faktor psikologi dipresentasikan oleh Lee dan Tsang (dalam Sinarasri, 2013). Faktor psikologi yang dimaksud adalah:

1. Need for Achievement (Kebutuhan Berprestasi)

Kebutuhan berprestasi adalah faktor psikologi yang kuat memicu seseorang melakukan aktivitas sepanjang tujuannya belum tercapai (Lee dan Tsang, 2000). Need for Achievement mengacu pada dorongan yang kuat pada seseorang untuk mencapai suatu keberhasilan. Individu yang memilki Need for Achievement yang tinggi umumnya selalu ingin menghadapi tantangan baru. Individu dengan kebutuhan ini akan cenderung lebih mengejar prestasi pribadi dibandingkan reward terhadap keberhasilan. Ciri-ciri seseorang yang memiliki Need for Achievement adalah berusaha melakukan sesuatu dengan kreatif dan inovatif dan menggambil tanggung jawab pribadi atas perbuatannya.


(26)

2. Internal locus of control (Keyakinan Diri)

Internal locus of control merupakan keyakinan bahwa keberhasilan itu adalah karena usaha dari diri sendiri. Individu yang mempunyai internal locus of control menunjukkan motivasi yang lebih besar, menyukai hal-hal yang bersifat kompetitif, suka bekerja keras, merasa dikejar waktu dan ingin selalu berusaha lebih baik dari kondisi sebelumnya, sehingga mengarah pada pencapaian pretasi yang lebih tinggi (Falikhatun,2003). 3. Self Reliance (Kepercayaan Diri)

Kepercayaan diri adaah modal utama gerakan. Tanpa kepercayaan diri suatu gerakkan akan kehilangan daya hidup dan dinamikanya.

4. Extroversion (Keterbukaan)

Kecenderungan orang untuk bersosialisasi, suka berteman, suka berbicara, aktif, dan memilki interaksi sosial yang tinggi.

Berbagai literatur diatas sangat menekankan bahwa seorang wirausaha yang memiliki orientasi kewirausahaan yang baik yang akan memperbaiki sistem-sistem mereka hingga produktif.

2.1.3 Keunggulan Bersaing Berkelanjutan

Keunggulan bersaing merupakan strategi keuntungan dari perusahaan yang melakukan kerjasama untuk berkompetisi lebih efektif dalam pasar. Strategi yang didesain bertujuan untuk mencapai keunggulan bersaing yang terus menerus agar perusahaan dapat terus menjadi pemimpin pasar (Prakosa,2005:53).


(27)

Perusahaan mengalami keunggulan bersaing ketika tindakan-tindakan dalam suatu industri atau pasar menciptakan nilai ekonomi dan ketika beberapa perusahaan yang bersaing terlibat dalam tindakan serupa (Barney,2010:9). Keunggulan bersaing dianggap sebagai keuntungan dibanding kompetitor yang diperoleh dengan menawarkan nilai lebih pada konsumen dibanding penawaran kompetitor (Kotler et al., 2005:461).

Keunggulan bersaing diharapkan mampu untuk mencapai laba sesuai rencana, meningkatkan pangsa pasar, meningkatkan kepuasan pelanggan, serta melanjutkan kelangsungan hidup suatu usaha (Saiman,2014:128).Untuk mempertahakan kelangsungan hidupnya dari situasi persaingan yang tidak dinginkan seperti berikut ini :

1. Banyaknya usaha yang bersaing

2. Ukuran serupa dari usaha yang bersaing

3. Kapabilitas yang serupa dari usaha yang bersaing 4. Penurunan permintaan produk industri

5. Turunnya harga produk/ jasa di industri

6. Ketika konsumen dapat beralih merek dengan mudah 7. Ketika hambatan untuk meninggalkan pasar tinggi 8. Ketika hambatan untuk memasuki pasar rendah

9. Ketika biaya tetap tinggi di antara perusahaan yang bersaing 10.Saat produk dapat dihancurkan

11.Ketika saingan memiliki kelebihan kapasitas 12.Ketika permintaan konsumen turun

13.Ketika saingan memiliki kelebihan persediaan 14.Ketika saingan menjual produk / jasa serupa, dan


(28)

Untuk kelangsungan keberadaannya, keunggulan bersaing perusahaan tersebut juga harus berkelanjutan (sustainable) karena pada dasarnya perusahaan ingin melanggengkan keberadaannya. Keunggulan bersaing berkelanjutan merupakan strategi perusahaan untuk mencapai tujuan akhirnya, untuk mengasilkan keuntungan (profit) tinggi. Artinya, keunggulan bersaing berkelanjutan bukanlah akhir, tetapi merupakan sarana untuk mencapai tujuan akhir perusahaan.

Keunggulan bersaing berkelanjutan didefinisikan sebagai suatu keadaan atau kemampuan yang memungkinkan secara berkelanjutan usaha kecil sektor perdagangan untuk dapat menghasilkan tingkat penjualan dan laba yang lebih tinggi dibandingkan pesaingnya. Menurut Day & Wensley (1988) keunggulan bersaing berkelanjutan merupakan bentuk-bentuk strategi untuk membantu perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya.

Perusahaan dikatakan memiliki keunggulan bersaing berkelanjutan jika perusahaan tersebut mampu menciptakan nilai yang tidak dimiliki kompetitor dan perusahaan-perusahaan lain tidak mampu meniru kelebihan strategi ini. Keunggulan bersaing berkelanjutan diukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan berdasarkan pendapat Barney (1991) yang terdiri dari:

1. Nilai-nilai dari perusahaan yang langka 2. Imitability, sulit ditiru

3. Durability, yaitu daya tahan perusahaan terhadap persaingan 4. Transferability, yaitu tingkat kemudahaan untuk menyalurkan.


(29)

2.1.4 Pengertian Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

Badan Pusat Statistik (BPS) mengelompokkan UMKM berdasarkan jumlah tenaga kerja. Usaha yang memiliki 1-4 orang tenaga kerja dikelompokkan sebagai usaha mikro, 5-19 orang tenaga kerja sebagai usaha kecil 20-99 orang tenaga kerja sebagai usaha menengah dan bila mencapai 100 orang tenaga kerja atau lebihh digolongkan sebagai usaha besar (Wismiarsi, 2008:6).

Sementara menurut Kementrian Koperasi dan UKM menyebutkan, bahwa usaha kecil adalah milik Warga Negara Indonesia baik perorangan maupun berbadan hukum yang memiliki kekayaan bersih sebanyak-banyaknya Rp. 200.000.000 dan mempunyai omzet atau nilai output penjualan paling banyak Rp. 1.000.000.000 dan usaha tersebut berdiri sendiri.

1. Karakteristik Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)

Karakteristik yang melekat pada UMKM merupakan kelebihan dan kekurangan UMKM itu sendiri.beberapa kelebihan dan kekurangan UMKM itu sendiri. Beberapa kelebihan yang dimiliki UMKM adalah sebagai berikut:

1. Daya Tahan

Motivasi pengusaha kecil sangat kuat dalam mepertahunkan kelangsungan usahanya karena usaha tersebut merupakan satu-satunya sumper penghasilan keluarga.Oleh karena itu pengusaha kecil sangat adaptif dalam menghadapi perubahan situasi dalam lingkungan usaha.

2. Padat Karya

Pada umumnya UMKM yang ada di Indonesia merupakan usaha yang bersifat padat karya. Dalam proses produksinya, usaha kecil lebih


(30)

memanfaatkan kemampuan tenaga kerja yang dimiliki dari pada penggunaan mesin-mesin sebagai alat produksi.

3. Keahlian Khusus

UMKM di Indonesia banyak membuat produk sederhana yang membutuhkan keahlian khusus namun tidak terlalu membutuhkan pendidikan formal.Keahlian khusus tersebut biasanya dimiliki secara turun-menurun.Selain itu, produk yang dihasilkan UMKM di Indonesia mumpanyai kandungan teknologi yang sederhana dan murah.

4. Jenis Produk

Produk yang dihasilkan UMKM di Indonesia pada umumnya bernuansa kultur ,yang pada dasarnya merupakan keahlian tersendiri dari masyarakat di masing-masing daerah. Contohnya seperti kerajinan tangan dari bambu atau rotan, dan ukir-ukiran kayu.

5. Keterkaitan Dengan Sektor Pertanian

UMKM di Indonesia pada umumnya masih bersifat agricultural based karena banyak komoditas pertanian yang dapat diolah dalam skali kecil tanpa harus mengakibatkan biaya produksi yang tinggi.

6. Permodalan

Pada umumnya, pengusaha kecil menggatungkan diri pada uang (tabungan) sendiri atau dana pinjaman dari sumber-sumber informal untuk kebutuhan modal kerja (Tambunan, 2002:166). Kelemahan-kelemahan UMKM tercermin pada kendala-kendala yang dihadapi oleh usaha tersebut. Kendala yang umumnya dialami oleh UMKM adalah adanya


(31)

keterbatasan modal, kesulitan dalam pemasaran dan penyediaan bahan baku, pengetahuan yang minim tentang dunia bisnis, keterbatasan penguasaan teknologi, kualitas SDM (pendidikan formal) yang rendah, manajemen keuangan yang belum baik, tidak adanya pembagian tugas yang jelas serta sering mengandalkan anggoa keluarha sebagai pekerja tidak dibayar (Tambunan,2002:169).

2. Krieteria UMKM

Adapun kriteria UMKM menurut Kementrian Koperasi dan UKM berdasarkan aset dan omset adalah sebagai berikut:

- Usaha Mikro memiliki aset maksimal Rp. 50 juta dan omset maksimal Rp. 300 juta per tahun.

- Usaha Kecil memiliki aset maksimal > Rp. 50 juta-Rp. 500 juta dan omset maksimal > Rp. 300 juta-Rp. 2,5 Milyar per tahun.

- Usaha Menengah memiliki aset maksimal > Rp. 500 juta- Rp. 10 Milyar dan omset maksimal > Rp 2,5 Milyar- Rp. 50 Milyar per tahun. 2.2 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Nama Peneliti dan Tahun Penelitian Judul Penelitian Variabel Penelitian Teknik Analisis Hasil Penelitian Cynthia Vanessa Djodjobo dan Hendra N. Tawas (2014) Pengaruh Orientasi Kewirausahaan , Inovasi Produk dan Keunggulan Bersaing terhadap 1. Orientasi kewirausahaan 2. Inovasi Produk 3. Keunggulan Bersaing 4. Kinerja Pemasaran Analisis Jalur Orientasi kewirausahaa n dan inovasi produk secara simultan berpengaruh positif terhadap


(32)

Kinerja Pemasaran Usaha Nasi Kuning di Kota Manado keunggulan bersaing pada usaha nasi kuning di Manado Azlin Shafina Arsyad, et al (2014)

The Impact of Entrepreneuria l Orientation

on Business Performance:

A Study of Technology- Based SMEs in

Malaysia

1. Orientasi Kewirausahaan 2. Kinerja Bisnis

Analisis Deskriptif

Dimensi orientasi kewirausahaa n : inovasi, proaktif, pengambilan risiko dan agresifitas kompetitif yang berpengaruh pada kinerja bisnis Muzakar Isa (2013) Analisis Kompetensi Kewirausahaan , Orientasi Kewirausahaan

, dan Kinerja Industri Mebel 1. Kompetensi Kewirausahaan 2. Orientasi Kewirausahaan 3. Kinerja Confirmat ory Factor Analysis (CFA) Orientasi kewirausahaa n berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja,dan variabel orientasi kewirausahaa n terbukti memediasi hubungan antara kompetensi kewirausahaa n dan kinerja usaha mebel di Klaten Arasy Alimudin (2011) Pengaruh Orientasi Wirausaha Terhadap Keunggulan Bersaing Berkelanjutan dan Kinerja 1. Orientasi Wirausaha 2. Keunggulan Bersaing Berkelanjutan 3. Kinerja Pemasaran Analisa Cross Tab dan Analisis Jalur Orientasi Wirausaha berpengaruh signifikan terhadap keunggulan Bersaing Berkelanjuta


(33)

Pemasaran Usaha Kecil Sektor Perdagangan di Kota Surabaya n Sdan Kinerja Pemasaran Usaha Kecil Sektor Perdagangan di Surabaya Perminas Pangeran (2011) Pengaruh Orientasi Kewirausahaan dan Kinerja Keuangan Terhadap Pengembangan Produk Baru Usaha Mikro dan Kecil 1. Orientasi Kewirausahaan 2. Kinerja Keuangan 3. Pengembangan Produk Baru Analisis Regresi Berganda Keproaktifan dan Pengambilan Resiko berpengaruh terhadap kinerja pengembanga n produk baru dan mengindikasi kan adanya peningkatan kecepatan pengembanga n produk baru. Rudi Hartono Soegianto, Enny Noegraheni (2011) Analisis Pengaruh Modal Sosial dan Orientasi Kewirausahaan Terhadap Kinerja Kewirausahaan Pada PT. Mentari Esa Cipta

1. Modal Sosial 2. Orientasi Kewirausahaan 3. Kinerja Perusahaan Analasis deskriptif dan Analisis Kuantitatif Modal sosial dan orientasi kewirausahaa n memilki pengaruh secara simultan dan signifikan terhadap kinerja kewirausahaa n Andreas Rauch, Johan Wiklund, and G.T Lumpkin (2004) Entrepreneuria l Orientation and Business Performance : an Assessment of Past Research and 1. Orientasi Kewirausahaan 2. Kinerja Bisnis

Meta Analysis

Orientasi kewirausahaa n dan kinerja bisnis

memilki pengaruh positif dan


(34)

Suggestions for the Future

cukup besar.

2.3 Kerangka Konseptual

Menurut Alimudin (2011) orientasi kewirausahaan menempati posisi strategis dalam mengembangkan keunggulan bersaing berkelanjutan usaha kecil sektor perdagangan (consumer goods) menjadi lebih baik, perlunya pemilik usaha kecil sektor perdagangan untuk berkomitmen terhadap inovatif, proaktif, risk taking.

Menurut Metekohy (2013) orientasi kewirausahaan dalam hal sikap inovatif, proaktif pengambilan resiko dapat meningkatkan daya saing usaha kecil dan mikro. Orientasi kewirausahaan berpengaruh langsung, positif, dan signifikan terhadap keunggulan bersaing berkelanjutan (Reswanda, 2011).

Menurut Yulius dan Kusumadmo (2012) membukti bahwa intensitas inovasi organisasi berpengaruh positif terhadap keunggulan bersaing berkelanjutan. Sesuai dengan penelitian Weerawardena (2003) peningkatan pada intensitas inovasi pada UKM kerajinan gerabah dan kulit dapat meningkatkan keunggulan bersaing yang berkelanjutan dalam usahanya. Selain itu, hasil hasil penelitian Djodjobo dan Tawas (2014) berlawanan dengan hasil penelitian diatas dimana orientasi kewirausahaan berpengaruh positif dan tidak signifikan dikarenakan pengelola usaha belum sepenuhnya memahami bagaimana cara menggunakan tahapan atau proses orientasi kewirausahaan.

Rusman (2008) upaya UKM dalam membangun keunggulan bersaing pada UKM sektor pertambangan batubara di Kabupaten Tapin Kalimantan Selatan


(35)

menemukan bahwa untuk membangun keunggulan bersaing berkelanjutan perusahaan perlu menerapkan strategi yang tepat secara konsisten dan berkesinambungan dan menciptakan strategi yang sukar ditiru.

Pada intinya seorang wirausahawan apabila menerapkanorientasi kewirausahaan, maka wirausahawan tersebutmengarahkan untuk dapat meraih tujuan yaitu keunggulan bersaing berkelanjutan. Karena orientasi kewirausahaan memilki hubungan positif dan signifikan terhadap keungulan bersaing berkelanjutan.

Berdasarkan teori yang telah diuraikan sebelumnya, penelitian ini akan membahas mengenai pengaruh orientasi kewirausahaan terhadap keunggulan bersaing berkelanjutan pada Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Kota Medan. Melihat teori dan penjelasan tersebut, maka dibentuklah kerangka konseptual yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual 2.4 Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual yang telah diuraikan sebelumnya, maka hipotesis yang di kemukakan oleh peneliti adalah: Orientasi Kewirausahaan Berpengaruh Positif dan Signifikan Terhadap Keunggulan Bersaing Berkelanjutan pada UMKM.

Orientasi Kewirausahaan

Keunggulan Bersaing Berkelanjutaning


(36)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian pada penelitian ini adalah penelitian asosiatif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono, 2012:11).Adapun variabel yang dihubungkan dalam penelitian ini adalah orientasi kewirausahaan (X) dan keunggulan bersaing berkelanjutan pada UMKM (Y).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di kawasan Jalan Mojopahit Kecamatan Medan Petisah.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini direncakanan akan dilaksanakan sejak bulan Agustus2015 sampai dengan bulan September 2015.

3.3 Batasan Operasional

Untuk menghindari kesimpangsiuran dalam membahas dan menganalisis permasalahan, maka penelitian ini dibatasi pada pengaruh orientasi kewirausahaan terhadap keunggulan bersaing berkelanjutan pada UMKM dan dalam hal ini UMKM yang bergerak di bidang kuliner oleh-oleh khas kota Medan di Jalan Mojopahit.

Adapun variabel dalam penelitian ini adalah:


(37)

Orientasi kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya mencari peluang menuju kesuksesan. Ukuran yang digunakan untuk mengukur orientasi kewirausahaan berdasarkan dimensi yang dikembangkan oleh Lumpkin dan Dess (1996) lee dan Tsang (dalam Sinarasri, 2013), yaitu :

1. Inovatif 2. Proaktif 3. Risk Taking

4. Keagresifan Bersaing (Competitive Aggressiveness) 5. Otonomi (Autonomy)

6. Need for Achievement (Kebutuhan Berprestasi) 7. Internal Locus of Control (Keyakinan Diri)

b. Variabel Dependent (Y), yaitu Keunggulan Bersaing Berkelanjutan pada UMKM (Y)

Keunggulan Bersaing Berkelanjutan adalah suatu sarana atau strategi perusahaan untuk mencapai tujuan akhir perusahaan. Ukuran yang digunakan untuk mengukur keunggulan bersaing berkelanjutan berdasarkan dimensi yang dikembangkan oleh Barney (1991), yaitu :

1. Nilai-nilai dari Perusahaan yang Langka 2. Sulit di Tiru

3. Daya Tahan Perusahaan terhadap Persaingan 4. Tingkat Kemudahan untuk Menyalurkan


(38)

3.4 Definisi Operasionalisasi Variabel

Dalam penelitian ini variabel-variabel yang dioperasionalkan adalah semua variabel yang termasuk dalam hipotesis yang telah dirumuskan. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan memudahkan pelaksanaan penelitian, maka perlu defenisi variabel-variabel yang akan diteliti sebagai berikut :

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Defenisi Dimensi Indikator Skala Ukur

Orientasi Kewirausahaan ( X) Kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya mencari peluang menuju kesuksesan

1. Inovatif 1. Mencari ide-ide baru tentang produk 2. Mencari

ide-ide baru dalam memasarkan produk 3. Mencari

ide-ide baru tentang proses dalam menghasilka n produk Semantic Defferensial

2. Proaktif 1. Mengidentifi kasi peluang yang akan datang pada bisnis yang dijalankan 2. Mampu menyusun tindakan strategis pada bisnis yang dijalankan 3. Risk Taking 1. Mengambil

risiko agar dapat mencapai profit yang tinggi


(39)

2. Menerima risiko kerugian finansial 4. Keagresifan Bersaing 1. Mempunyai taktik baru 2. Mengidentifi kasi pesaing 3. Berusaha menjadi terbaik 5. Otonomi

(Autonomy)

1. bertanggung jawab atas semua keputusan 2. Mencari solusi atas kendala organisasi 3. mempunyai kendali 6. Need for

Achievement

1. Suka pada tantangan 2. Terus bekerja

sampai tujuan yang diinginkan tercapai 7. Internal locus of control 1. Pencapaian saat ini hasil kerja keras Keunggulan Bersaing Berkelanjutan (Y) Suatu sarana atau strategi perusahaan untuk mencapai tujuan akhir perusahaan 1. Nilai-nilai perusahaan yang langka 1. Mempunyai keunikan produk 2. Tidak mudah

dijumpai 3. Mempunyai merek yang dikenal 4. Produk usaha mempunyai nilai tambah Semantic Deferensial

2. Sulit di Tiru 1. Dapat ditiru dengan biaya yang besar


(40)

2. Dapat ditiru dengan waktu yang panjang 3. Mempunyai produk dengan mutu yang baik 3. Daya tahan

perusahaan terhadap persaingan 1. Memilki keunggulan lebih dari pesaing 2. Tidak mudah

digantikan 3. Memberikan ancaman kepada perusahaan yang sejenis 4. Tingkat kemudahan menyalurkan 1. Berinteraksi langsung dengan konsumen 2. Penyerahan produk lebih cepat 3. Mempunyai saluran ditribusi lebih lancar

Sumber: Elia dan Bambang (2015), Supranoto (2009), dan Mahmud (2011) 3.5 Skala Pengukuran Variabel

Variabel dalam penelitian ini adalah orientasi kewirausahaan (X) dan keunggulan bersaing berkelanjutan pada UMKM (Y) yang diukur dengan Semantic Defferensial.

Semantic-differensial adalah skala yang menggunakan dua buah nilai ekstrim dan subjek diminta untuk menentukan responsnya diantara dua nilai tersebut di ruang yang disediakan yang disebut dengan ruang semantik (Jogiyanto,


(41)

2004: 67).Skala pengukuran yang berbentuk semantic defferensial dikembangkan oleh Osgood.Skala ini juga digunakan untuk mengukur sikap atau karakteristik tertentu yang dipunyai seseorang, hanya bentuknya tidak pilihan ganda maupun checklist, tetapi terseusun secara satu garis kontinum (Sugiyono, 2009:140).Dalam penelitian ini, responden dapat memberi jawaban, pada rentang jawab yang positif sampai dengan negative.

Kriteria pengukurannya adalah sebagai berikut:

Setuju __ __ __ __ __ __ Tidak setuju 1 2 3 4 5 6

Pintar __ __ __ __ __ __ Naif 1 2 3 4 5 6

Besar __ __ __ __ __ __ Kecil 1 2 3 4 5 6

Sumber : Jogiyanto, 2004 :67 Gambar 3.1

Instrument Skala Semantic-differensial 3.6 Populasi dan Sampel Penelitian

3.6.1 Populasi

Menurut Kuncoro (2003:103), Populasi adalah sekelompok elemen yang lengkap yang biasanya berupa orang, objek, transaksi atau kejadian dimana kita tertarik untuk mempelajarinya atau objek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah UMKM yang bergerak di bidang kuliner oleh-oleh khas kota Medan di kawasan jalan Mojopahit yang berjumlah 42 UMKM, yang terdiri dari usaha


(42)

kuliner bika ambon, bika ubi, lapis legit, pancake durian, manisan jambu, dan risol.

3.6.2 Sampel

Dalam penelitian ini teknik penentuan sampel yang digunakan peneliti adalah sampling jenuh.Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel, atau peneliti yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana anggota populasi dijadikan sampel (Sugiyono,2005). Berdasarkan penjelasan tersebut, yang menjadi sampel penelitian ini adalah 42 UMKM yang bergerak di bidang kuliner khas kota Medan di jalan Mojopahit.

Jenis Data

Data adalah hasil pencatatan penulis, baik yang berupa fakta ataupun angka.Data adalah segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun informasi, sedangkan informasi adalah hasil pengolahan data yang dipakai untuk suatu keperluan (Marzuki, 2005:55).

Penelitian ini menggunakan dua jenis sumber data, yakni : a. Data Primer

Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden terpilih pada lokasi penelitian.Data primer diperoleh dengan memberikan daftar pertanyaan / kuesioner kepada UMKM yang bergerak di bidang kuliner oleh-oleh khas Kota Medan di Jalan Mojopahit Medan.


(43)

b. Data Sekunder

Data Sekunder adalah data yang diperoleh melalui studi dokumentasi dengan mempelajari berbagai tulisan melalui buku, jurnal, dan majalah dan situs internet untuk mendukung penelitian.Melalui tinjauan pustaka dapat dibangun landasan teori yang sesuai dengan permasalahan atau kerangka konseptual penelitian misalnya buku referensi (baik buku wajib perkuliahan maupun buku-buku umum), jurnal-jurnal penelitian, yang berkaitan dengan pembahasan penelitian untuk mencari teori-teori dan prinsip-prinsip yang dapat diterapkan dalam penelitian ini.

Metode Pengumpulan Data a. Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.

b. Studi Dokumentasi

Dilakukan dengan cara mengumpulkan dan mempelajari data-data yang diperoleh dari berbagai macam buku, jurnal dan informasi dari internet yang berhubungan dengan faktor-faktor yang menghambat produktivitas berwirausaha pada wanita wirausaha.

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dan reliabilitas dilakukan untuk menguji apakah suatu kuesioner layak digunakan sebagai instrument penelitian. Validitas menunjukkan seberapa nyata suatu pengujian dapat mengukur apa yang seharusnya diukur.


(44)

Skala pengukuran dikatakan valid jika skala tersebut digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Reliabilitas digunakan untuk mengukur akurasi dan konsistensi dari pengukuranya yaitu instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama menghasilkan data yang sama. Reliabilitas menunjukkan akurasi dan konsistensi dari pengukuranya (Situmorang dan Lutfi, 2011:76). Uji validitas dan Reliabilitas akan dilakukan pada 30 responden yang terdiri dari UMKM yang bergerak di bidang kuliner oleh-oleh khas kota Medan yang ada di sekitaran kawasan Jalan Kruing, Jalan Sekip, Jalan Serdang, Jalan Wahid Hasyim dan Jalan SM.Rajayang karakteristiknya sama dengan responden, namun merupakan diluar responden.

3.9.1 Uji Validitas

Menurut Situmorang dan Lufti (2011:76), validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur.Suatu pengukuran instrumen pengukuran dikatakan valid jika instrumen tersebut dapat mengukur construct sesuai dengan tujuan dan harapan peneliti. Uji validitas dilakukan dengan membandingkan nilai correlated item total correlation atau disebut dengan rhitung pada setiap butir pertanyaan terhadap nilai rtabel. Sunyoto (2009: 72) menyatakan sebagai berikut:

1. Jika rhitung positif dan rhitung rtabel , maka butir pertanyaan pada setiap variabel penelitian dinyatakan valid, dan

jika rhitung negatif atau rhitung rtabel , maka butir pertanyaan pada setiap variabel penelitian dinyatakan tidak valid.


(45)

2. Nilai rtabel dengan responden awal berjumlah 30 orang dan alpha 10% adalah 0,361.

3.9.2 Uji Reliabilitas

Situmorang dan Lufti (2011:79), Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat pengukur dipakai dua kali – untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka alat pengukur tersebut reliabel. Reliabilitas menunjukkan akurasi dan konsistensi dari pengukurannya. Dikatakan konsisten jika beberapa pengukuran terhadap subjek yang sama diperoleh hasil yang tidak berbeda. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa butir pertanyaan disebut reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan bersifat konsisten dari waktu ke waktu.

Penelitian ini menggunakan one shot dimana kuesioner diberikan hanya sekali saja kepada responden dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain untuk mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan.

Pengukuran reliabilitasnya menggunakan uji statistik Cronbach Alpha. Menurut Sunyoto (2009: 68) suatu konstruk dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha >0,60.

3.10 Teknik Analisis Data.

3.10.1 Metode Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif merupakan metode yang digunakan dengan melakukan pengumpulan data dan penganalisaan data yang diperoleh sehingga


(46)

dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diteliti.

3.10.1.1Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah data dalam sebuah model berdistribusi mengikuti/mendekati distribusi normal atau tidak. Jika data tidak berdistribusi normal, maka hasil analisis akan menjadi bias. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan grafik histogram, Normal P-P Plot of Regression Standarizied Residual, dan pendekatan Kolmogrov - Smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikan 10% maka nilai Asymp. Sig (2-tailed) di atas nilai signifikan 10% artinya variabel residual berdistribusi normal (Situmorang dan Lufti, 2011:107). Dengan kata lain data berdistribusi normal, jika nilai sig (signifikansi) > 0,01 dan data berdistribusi tidak normal, jika nilai sig (signifikansi) < 0,01.

3.10.1.2 Uji Heteroskedostisitas

Uji Heteroskedostisitas dipakai untuk menguji sama atau tidaknya varians dari resual observasi yang satu dengan observasi yang lain. Jika residualnya mempunyai varian yang sama maka disebut terjadi heteroskedostisitas dan sebaliknya jika variansnya tidak sama atau berbeda maka dikatakan tidak terjadi heteroskedostisitas. Persamaan yang baik adalah tidak terjadi heteroskedostisitas.

Pada penelitian ini uji heteroskedastisitas dilakukan dengan Uji Glejser dimana dapat dilihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Dasar pengambilan keputusan (Situmorang dan Lufti, 2011:119) :


(47)

- Tidak terjadi heteroskedostisitas, jika nilai signifikansi > 0,05. - Terjadi heteroskedostisitas, jika nilai signifikansi lebih < 0,05 3.10.2 Metode Analisis Regresi Linear Sederhana

Mengacu pada tujuan dan hipotesis penelian, model analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier sederhana. Penggunaan analisis ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat, yaitu antara Orientasi Kewirausahaan (X) terhadap Keunggulan Bersaing Berkelanjutan (Y) dengan menggunakan persamaan regresi linier sederhana dengan rumus sebagai berikut (Idrus, 2009: 178) :

Y= a + bX Keterangan :

Y : Variabel Keunggulan Bersaing Berkelanjutan b : Koefisien Regresi b

X : Variabel Orientasi Kewirausahaan a : Koefisien Regresi a

dalam melakukan analisis regresi linear sederhana penulis menggunakan bantuan komputer dengan program SPSS 17.0 for windows.

3.10.2.1 Uji Signifikan Parsial (Uji t)

Untuk menguji pengaruh variable Orientasi Kewirausahaan secara parsial dalam Keunggulan Bersaing Berkelanjutan pada UMKM, digunakan uji statistik t (t test) dimana nilai thitung dibandingkan dengan nilai ttabel. Jika thitung > ttabel maka Ho ditolak dan Ha diterima dan sebaliknya jika thitung < ttabel maka Ho diterima dan Ha ditolak. Nilai ttabelyang digunakan adalah nilai dengan tingkat


(48)

kepercayaan 90% atau alpha = 0.01 dan df = 30 maka diperoleh nilai ttabel = 1,697.

1. Tidak terdapat pengaruh antara Orientasi Kewirausahaan secara simultan atau serempak dalam Keunggulan Bersaing Berkelanjutan pada UMKM ;

2. Terdapat pengaruh antara Orientasi Kewirausahaan secara simultan atau serempak dalam Keunggulan Bersaing Berkelanjutan pada UMKM

Ha = Variabel bebas yang terdiri dari Orientasi Kewirausahaanterdapat pengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat yaitu Keunggulan Bersaing Berkelanjutan pada UMKM.

Ho = Variabel bebas yang terdiri dari Orientasi Kewirausahaan tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat yaitu Keunggulan Bersaing Berkelanjutan

3.10.2.2 Koefisien Determinasi (R2)

Pengujian dengan menggunakan uji koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa besar pengaruh variabel bebas.Uji koefisien determinasi (R2) adalah dengan presentasi pengkuadratan nilai koefisien yang ditemukan.Koefisien determinan (R2) berkisar antara 0 (nol) sampai dengan 1 (satu), (0<R2 < 1). Hal ini berati R2 semakin besar (mendekati satu), maka dapat dikatakan penfaruh variabel bebas orientasi kewirausahaan (X) adalah besar terhadap keunggulan bersaing berkelanjutan pada UMKM (Y). Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan variabel bebas yang


(49)

diteliti terhadap variabel terikat. Sebaliknya jika R2 semakin mengecil (mendekati nol) maka dapat dikatakan pengaruh variabel bebas (X) adalah besar terhadap variabel terikat (Y) semakin kecil. Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat.


(50)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran umum Kota Medan

Kota Medan adalah ibu kota Provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Kota ini merupakan kota metropolitan terbesar di luar Pulau Jawa dan kota terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya. Kota Medan merupakan pintu gerbang wilayah Indonesia bagian barat. Perkembangan Kota Medan tidak terlepas dari dimensi historis , ekonomi, dan karakteristik Kota Medan itu sendiri, sebagai kota yang mengemban fungsi yang luas dan besar. Realitasnya Kota Medan kini berfungsi :

1. Sebagai pusat pemerintahan daerah, baik pemerintahan Propinsi Sumatera Utara, maupun Kota Medan, sebagai tempat kedudukan perwakilan/konsulat negara-negara sahabat, serta wilayah kedudukan berbagai perwakilan perusahaan bisnis, keuangan di Sumatera Utara. 2. Sebagai pusat pelayanan kebutuhan sosial, ekonomi masyarakat

Sumatera Utara seperti : rumah sakit, perguruan tinggi, stasiun TVRI, RRI, dan lain-lain, termasuk berbagai fasilitas yang dikembangkan swasta, khususnya pusat perdagangan.

3. Sebagai pusat pertumbuhan ekonomi, perdagangan, keuangan, dan jasa secara regional dan internasional.

4. Sebagai pintu gerbang regional dan internasional serta kepariwisataan untuk kawasan Indonesia bagian barat.


(51)

Kota Medan memiliki luas 26.510 hektar (265,10 km²) atau 3,6% dari keseluruhan wilayah Sumatera Utara. Dengan demikian, dibandingkan dengan kota/kabupaten lainya, Medan memiliki luas wilayah yang relatif kecil dengan jumlah penduduk yang relatif besar. Secara geografis kota Medan terletak pada 3° 30' – 3° 43' Lintang Utara dan 98° 35' - 98° 44' Bujur Timur. Untuk itu topografi kota Medan cenderung miring ke utara dan berada pada ketinggian 2,5 - 37,5 meter di atas permukaan laut.

Medan sebagai kota kuliner memiliki aneka makanan khas yang hanya ada di Kota Medan. Ada berbagai jenis makanan khas dari Kota Medan, mulai dari cemilan hingga makanan berat. Salah satu contoh pusat penjualan makanan khas Kota Medan adalah Jalan Mojopahit. Jalan Mojopahit adalah jalan yang terletak di Kecamatan Medan Petisah. Di sepanjang jalan ini terdapat banyak penjual makanan khas Medan yang sering menjadi oleh-oleh dari Medan. Begitu banyak makanan khas Kota Medan sehingga orang yang berkunjung ke Medan lebih memilih membawa oleh-oleh berupa makanan daripada barang lain.

4.2 Analisis Deskriptif

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah daftar pernyataan. Jumlah pernyataan seluruhnya adalah 16 butir untuk variabel X dan 13 butir untuk variabel Y, jadi total seluruh pernyataan adalah sebanyak 29 butir. Sebagaimana tujuan penulisan ini, daftar pernyataan disebarkan kepada responden berisikan pernyataan mengenai Orientasi Kewirausahaan(X), terhadap Keunggulan bersaing berkelanjutan (Y). Responden dalam penelitian ini adalah


(52)

42 UMKM yang bergerak di bidang kuliner khas Medan yang terletak di jalan Mojopahit kota Medan.

4.3 Karakteristik Responden

Analisis data dilakukan dalam dua kelompok, yaitu analisis responden dan analisis pengaruh Orientasi Kewirausahaan terhadap Keunggulan bersaing berkelanjutan. Data yang dijadikan dasar perhitungan adalah data pada saat penelitian dillakukan yaitu pada bulan Agustus 2015 - September 2015.

Responden dalam penelitian ini adalah 42 UMKM yang bergerak di bidang kuliner khas Medan yang terletak di jalan Mojopahit kota Medan. Hal-hal yang dianalisis dari responden adalah data pribadi responden yang terdiri dari usia, lama usaha, tingkat pendidikan terakhir, dan jenis usaha yang dijalankan. 4.3.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Tabel 4.1

Karakteristrik Responden Berdasarkan Usia

Usia Jumlah

Nominal Persentase

20-35 tahun 11 orang 26,2%

36-50 tahun 23 orang 54,8%

>51 tahun 8 orang 19,0%

Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data diolah)

Usia mayoritas responden berada di kategori usia 36-50 tahun yang mencapai 54,76 % atau sebanyak 23 orang, sisanya berusia 20-35 sebesar 31% atau sebanyak 11 orang, dan yang terakhir di atas 51 tahun sebesar 19 % atau sebanyak 8 orang. Hal ini berarti mayoritas usia responden adalah 36-50 tahun. Karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat pada tabel 4.1.


(53)

4.3.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Usaha Tabel 4.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Usaha Lama Usaha

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 2-5 tahun 12 28.6 28.6 28.6

6-10 tahun 14 33.3 33.3 61.9

>10 tahun 16 38.1 38.1 100.0

Total 42 100.0 100.0 Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (data diolah)

Lama usaha responden merupakan UMKM yang telah memiliki usaha lebih dari 10 tahun atau sebesar 38,1% yaitu sebanyak 16 unit usaha, selanjutnya adalah usaha yang telah berdiri antara 6-10 tahun sebesar 33,3% atau sebanyak 14 unit usaha, dan yang terakhir adalah usaha yang telah berdiri 2-5 tahun sebesar 28,6% atau sebanyak 12 usaha. Hal ini berarti mayoritas lama usaha responden adalah lebih dari 10 tahun. Karakteristik responden berdasarkan lamanya usaha berdiri dapat dilihat pada tabel 4.2.

4.3.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tabel 4.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tingkat Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid SD,SMP 9 21.4 21.4 21.4

SMA/SMK 21 50.0 50.0 71.4

S1 sederajat 12 28.6 28.6 100.0


(54)

Tingkat pendidikan responden tertinggi merupakan tamatan SMA / SMK dengan persentase 50% atau sebanyak 21 orang. Sisanya tamatan S1 atau sederajatnya sebesar 28,6 % atau sebanyak 12 orang, lalu yang terakhir SD, SMP sebesar 21,4 %. Hal ini berarti mayoritas responden adalah tamatan SMU/SMK. Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel 4.3.

4.3.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Usaha Kuliner Tabel 4.4

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Usaha Kuliner Jenis Usaha Kuliner

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid MK 13 31.0 31.0 31.0

MB 29 69.0 69.0 100.0

Total 42 100.0 100.0 Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (data diolah)

Berdasarkan jenis usaha kuliner dengan persentase 69% atau sebanyak 29 usaha menjual makanan berat dan sisanya 31% atau sebanyak 13 usaha menjual makanan kecil. hali ini berarti mayoritas jenis usaha responden adalah UMKM kuliner khas Medan yang berkarakteristik makan berat (MB). Karakteristik jenis usaha dapat dilihat pada tabel 4.4.

4.4 Deskriptif Variabel

Responden dari penelitian ini adalah pemilik usaha UMKM yang bergerak di bidang kuliner khas Kota Medan. Terdapat 29 butir pernyataan: 16 butir pernyataan untuk variabel Orientasi Kewirausahaan (X) dan 13 butir pernyataan


(55)

untuk variabel Keunggulan Bersaing Berkelanjutan (Y). Kuisioner disebarkan kepada 42UMKM sampel. Berikut distribusi jawaban responden terhadap variabel X dan Y:

1. Orientasi Kewirausahaan (X)

Tanggapan responden mengenai Orientasi Kewirausahaan: Tabel 4.5

Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Variabel Orientasi Kewirausahaan

Item Pernyataan

1 2 3 4 5 6

F % F % F % F % F % F %

1 0 0 0 0 1 2,3 3 7,1 5 11,9 33 78,5

2 0 0 0 0 0 0 3 7,1 10 23,8 29 69

3 0 0 0 0 0 0 6 14,2 10 23,8 24 57,1 4 1 2,3 1 2,3 0 0 4 9,5 17 40,4 19 45,2 5 1 2,3 2 4,6 3 7,1 7 16,7 12 28,57 17 40,4 6 1 9,5 0 0 0 0 6 14,2 10 23,8 22 52,3 7 7 16,7 2 4,6 2 4,6 5 11,9 12 28,5 15 35,7 8 2 4,6 0 0 1 7,1 0 0 13 30,9 26 61,9

9 0 0 0 0 0 0 8 19 14 33,3 19 45,2

10 6 14,2 0 0 0 0 8 19 14 33,3 13 30,9 11 1 2,3 2 4,6 5 11,9 8 19 10 23,8 15 35,7 12 8 19 0 0 0 0 5 11,9 19 45,2 10 23,8 13 0 0 1 2,3 2 4,6 8 19 10 23,8 21 50 14 0 0 0 0 2 4,6 5 11,9 14 33,3 21 50 15 6 14,2 6 14,2 8 19 9 21,4 6 14,2 6 14,2 16 4 4,6 4 4,6 5 11,9 9 21,4 9 21,4 11 26,1 Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (data diolah)

Berdasarkan Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa :

a. Terdapat 33 (78,5%) responden setuju pada tingkat angka 6, lalu 5 (11,9%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 5, lalu 3 (7,1%)responden menyatakan setuju pada tingkat angka 4, dan 1 (2,3%) responden menyatakan tidak setuju pada tingkat angka 3 dengan pernyataan tersebut. Hal ini berarti


(56)

mayoritas responden setuju bahwa menciptakan produk baru dari ide-ide baru akan memajukan usaha yang saya jalankan.

b. Terdapat 29 (69%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 6, lalu sebanyak 10 (23,8%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 5, selanjutnya 3 (7,1%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 4. Hal ini berarti mayoritas responden setuju bahwa memasarkan produk dengan cara-cara baru akan memajukan usaha yang saya jalankan.

c. Terdapat 24 (57,1%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 6, lalu 10 (23,8%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 5, selanjutnya 6 (14,2%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 4. Hal ini berarti mayoritas responden setuju bahwa mencari ide-ide baru tentang proses dalam menghasilkan produk akan memajukan usaha saya.

d. Terdapat 19 (45,2%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 6 ,lalu 17 (40,4%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 5, lalu 4 (9,5%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 4, selanjutnya 1 (2,3%) responden menyatakan tidak setuju di tingkat angka 2, dan 1 (2,3%) responden menyatakan tidak setuju di tingkat angka 1 dengan pernyataan tersebut. Hal ini berarti mayoritas responden setuju bahwa saya dapat membaca peluang pada bisnis yang saya jalankan.

e. Terdapat 17 (40,4%) responden menyatakan setuju pada tingkat angka 6, kemudian 12 (28,57%) responden menyatakan setuju di tingkat 5, selanjutnya 7 (16,7%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 4, lalu ada 3 (7,1%) responden menyatakan tidak setuju di tingkat angka 3, selanjutnya ada 2


(57)

(4,6%) responden menyatakan tidak setuju di tingkat angka 2, dan 1 (2,3%) responden menyatakan tidak setuju di tingkat angka 1 dengan pernyataan tersebut. Hal ini berarti mayoritas responden setuju bahwa saya mampu untuk menyusun tindakan strategis pada bisnis yang dijalankan.

f. Terdapat 22 (52,3%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 6, kemudian 10 (23,8%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 5, lalu ada 6 (14,2%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 4, dan 1 (9,5%) responden menyatakan tidak setuju di tingkat angka 1 dengan pernyataan tersebut. Hal ini berarti mayoritas responden setuju bahwa untuk menghasilkan laba yang tinggi, saya berani menanggung risiko yang saya ambil.

g. Terdapat 26 (61,9%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 6,kemudian 13 (30,9%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 5, lalu 5 (11,9%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 4, selanjutnya 1 (7,1%) responden menyatakan tidak setuju di tingkat angka 2, lalu 2 (4,6%) responden menyatakan tidak setuju di tingkat angka 1. Hal ini berarti mayoritas responden setuju bahwa dalam menjalankan usaha, saya akan menerima risiko seperti kerugian finansial.

h. Terdapat 26 (61,9%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 6,kemudian 13 (30,9%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 5, lalu 5 (11,9%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 4, lalu 1 (7,1%) responden mengatakan tidak setuju pada tingkat angka 3, dan 2 (4,6%) reponden mengatakan tidak setuju pada tingkat angka 1. Hal ini berarti


(58)

mayoritas responden setuju bahwa dalam menjalankan usaha, saya berani mencoba hal-hal baru bagi perusahaan namun telah dianalisa.

i. Terdapat 19 (45,2%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 6 ,lalu 14 (33,3%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 5, selanjutnya 8 (19%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 4. Hal ini berarti mayoritas responden setuju bahwa dalam menjalankan usaha, saya harus mengetahui siapa pesaing saya.

j. Terdapat 13 (30,9%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 6 ,lalu t 14 (33,3%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 5, selanjutnya 8 (19%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 4, lalu 6 (14,2%) responden menyatakan tidak setuju di tingkat angka 1. Hal ini berarti mayoritas responden setuju bahwa bahwa saya selalu berusaha untuk menjadi yang terbaik.

k.Terdapat 15 (35,7%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 6 ,kemudian 10 (23,8%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 5, lalu 8 (19%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 4, selanjutnya 5 (11,9%) responden menyatakan tidak setuju di tingkat angka 3, berikutnya 2 (4,6%) responden menyatakan tidak setuju di tingkat angka 2, dan 1 (2,3%) responden menyatakan tidak setuju di tingkat angka 1 dengan pernyataan tersebut. Hal ini berarti menunjukkan mayoritas responden setuju bahwa saya bertanggung jawab atas semua kegiatan pada bisnis saya.

l.Terdapat 10 (23,8%) responden setuju di tingkat angka 6 bahwa ,kemudian 19 (45,2%) responden menyatakan setuju di angka 5, selanjutnya 5 (11,9%)


(59)

responden menyatakan setuju diangka 4, dan 8 (19%) responden menyatakan tidak setuju di tingkat angka 1 dengan pernyataan tersebut. Hal ini berarti mayoritas responden setuju bahwa jika terdapat masalah saya mampu mencari solusi.

m. Terdapat 21 (50%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 6 ,kemudian 10 (23,8%) responden menyatakan setuju di tingkar angka 5, lalu 8 (19%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 4, berikutnya 2 (4,6%) responden menyatakan tidak setuju di tingkat angka 3, selanjutnya 1 (2,3%) responden menyatakan tidak setuju di tingkat angka 1. Hal ini berarti mayoritas responden setuju bahwa saya mempunyai kendali penuh dalam menjalankan bisnis ini.

n. Terdapat 21 (50%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 6 ,kemudian 14 (33,3%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 5, lalu 5 (11,9%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 4, selanjutnya 2 (4,6%) responden menyatakan tidak setuju di tingkat angka 3. Hal ini berarti mayoritas responden setuju bahwa Saya menciptakan ide dan membawanya sampai kepada tercapainya tujuan.

o. Terdapat 6 (14,2%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 6, kemudian 6 (14,2%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 5, lalu 9 (21,4%) responden menyatakan ssetuju di tingkat angka 4, selanjutnya 8 (19%) responden menyatakan tidak setuju di tingkat angka 3, lalu 6(14,2%) responden menyatakan tidak setuju di tingkat angka 2, dan 6 (14,2%) responden menyatakan tidak setuju di tingkat angka 1 dengan pernyataan


(1)

menunjukkan bahwa usaha UMKM tersebut selalu membangun dan menjaga hubungan kepada pelanggan maupun mitra bisnis dengan baik sehingga akan meningkatkan pertumbuhan usaha dan laba yang stabil di mana pertumbuhan kedua hal tersebut yang berkelanjutan sebagai pendukung dalam kinerja usaha. Hal ini didukung hasil penelitian bahwa mayoritas responden setuju bahwa pertumbuhan pendapatan dan laba yang berkelanjutan sebagai pendukung dalam kinerja usaha dan membangun hubungan baik dengan mitra bisnis sebagai hal pendukung kemajuan dan perkembangan bisnis yang dijalani.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Penelitian mengenai Pengaruh Orientasi Kewirausahaanterhadap Keunggulan Bersaing Berkelanjutan (Studi Kasus Pada UMKM di bidang kuliner Khas Medan di Jalan Mojopahit) ini menghasilkan kesimpulan sebagai berikut :

1. Nilai R2 adalah 0,707 angka ini menunjukkan bahwa sebesar 70,7% Keunggulan Bersaing Berkelanjutan UMKM dapat dipengaruhi oleh Orientasi Kewirausahaan (X) sedangkan sisanya sebesar 29,3 % dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini seperti, entrepreneurial marketing, strategi bisnis, lingkungan bisnis, dan lain-lain.

2. Berdasarkan uji t atau uji parsial menunjukkan bahwa variabel orientasi kewirausahaan secara individual atau secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap keunggulan bersaing berkelanjutan UMKM. 5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh yang telah ada di dalam penelitian ini maka berikut adalah saran dari peneliti :

1. Peneliti berharap pengetahuan akan Orientasi Kewirausahaanpada diri pemilik UMKM seperti, inovatif, kebutuhan berprestasi, otonomi pada usaha, dan lain-lain dapat ditingkatkan lagi untuk meningkatkan keunggulan bersaing berkelanjutan pada UMKM yang dimilikinya


(3)

2. Para pemilik UMKM diharapkan dalam menghadapi persaingan harus meningkatkan keunggulan bersaing yang berkelanjutan pada usahanya agar mampu bertahan dan tetap dapat tumbuh dan berkembang dalam menghadapi persaingan bisnis.

3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat melanjutkan atau mengembankan penelitian ini pada masa yang akan datang, melalui penelitian yang lebih mendalam tentang bagaimana orientasi kewirausahaandapat berpengaruh terhadap keunggulan bersaing berkelanjutan, karena sebuah UMKM harus memiliki keunggulan bersaing agar dapat tetap bertahan dalam dinamisnya dunia usaha dan dapat terus tumbuh dan berkembang.


(4)

DAFTAR PUSTAKA Buku :

Echdar, S. 2013. Manajemen Entrepreneurship: Kiat Sukses Menjadi Wirausaha,Jogyakarta: Penerbit Andi.

Idrus, Muhammad. 2009. Metode Penelitian Ilmu Sosial: Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif, Cetakkan 13, Jakarta : Erlangga.

Kuncoro, Mudrajat. 2009. Metode Riset Untuk Ekonomi dan Bisnis: Bagaimana Meneliti dan Menulis Tesis, Jakarta: Erlangga.

Saiman, L. 2014. Kewirausahaan (Teori, Praktik, dan Kasus-kasus, Edisi 2,Jakarta: Salemba Empat.

Situmorang, Syafrizal Helmi dan Muslich Lutfi. 2011. Analisis Data Untuk Riset Manajemen Dan Bisnis, Edisi 2, Medan : USU Press.

Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Bisnis, Cetakan 8, Bandung : Penerbit Alfabeta.

Sugiyono.2009. Metode Penelitian Pendidikan, Bandung : Penerbit Alfabeta. Sugiyono.2012.Metodologi Penelitian Bisnis,Cetakan 16, Bandung: Penerbit

Alfabeta.

Suryana. 2006. Kewirausahaan: Pedoman Praktis, Kiat dan Proses Menuju Sukses, Bandung : Penerbit Salemba Empat edisi 3.

Wismiarsi, Tri . 2008. Hambatan Ekspor UKM Indonesia: Penerbit Buku Kompas.

Zimmerer, Thomas W dan Norman M. Scarborough. 2005. Essential of

Entrepreneurship and Small business Management, Edisi 4, United States

of America: Pearson Prentice Hall. Jurnal:

Avlontis, G.J. and Salavou, H.E. 2007. Entrepreneurial orientation of SMEs, Product innovativeness, and performance. Journal of Business Research, Vol 60(5), 566-75.

Barney, J. 1991. Firm Resources ans Sustained Competitive Advantage. Journal of Management. Vol 17 (1): 99-120.

Frishhammar, J. and Horte, S.A. 2007. The Role of Market Orientation and Entrepreneurial Orientation for New Product Development Performance in Manufacturing Firms. Technology Analysis and Stretegic Management,Vol 22(3): 251-266.


(5)

Hartono, Rudi. Soegianto. Noegraheni H, Enny. 2011. Analisis Pengaruh Modal Sosial dan Orientasi Kewirausahaan Terhadap Kinerja Perusahaan pada PT. Mentari Esa Cipta.

,Isa, Muzakar. 2013. Analisis Kompetensi Kewirausahaan, Orientasi Kewirausahaan dan Kinerja Industri Mebel: BENEFIT Jurnal Manajemen dan Bisnis, Vol 17(1), 89-98.

Knight, G.A. 2000. Entrepreneurship and marketing Strategy: The SME Under Globalisation. Journal of International Marketing, Vol 8(2): 12-32.

Kobia, M. & Sikalich,D. 2010. Toward a search for the meaning of entrepreneurship. Journal of European Industrial Training, Vol 34(2): 110-127.

Lee, S.M. & Peterson, S. 2000. Culture entrepreneurial orientation, and global competitiveness. Journal of World Business,Vol 35: 401-416.

Lumpkin, G.T. and Dess, G.G.2001. Linking Two Dimensions of EO to Firm Performance: The Moderating Role of Environment and Industry Life Cycle. Journal Business Venturing,Vol 16(5): 429-451.

Mahmood, R and Hanafi, N. 2013. Entrepreneurial Orientation and Business Performance of Women-Owned Small and Medium Enterprises in Malaysia: Competitive Advantage as a Mediator. International Journal of Business and Social Science, Vol 66(3), 18-32.

Metehoky, Stellamaris. 2013. Pengaruh Strategy Resource-Based dan Orientasi Kewirausahaan terhadap Keunggulan Bersaing Usaha Kecil dan Usaha Mikro ( Studi pada Usaha Jasa Entnis Maluku). Jurnal Aplikasi Manajemen, Vol 2(1),12-20.

Miller, D. 1983. The Correlates of Entrepreneurship in three types of Firms. Management Science, Vol 29(7):770-791.

Pengeran, Perminas. 2011. Orientasi Kewirausahaan dan Kinerja Keuangan Pengembangan Produk Baru Usaha Mikro dan Kecil. JRMB, Vol 6 (2). Prakosa, B. 2005. Pengaruh Orientasi Pasar, Inovasi dan Orientasi Pembelajaran

terhadap Kinerja Perusahaan untuk mencapai Keunggulan Bersaing (Studi Empiris pada Industri Manufaktur di Semarang). Jurnal Studi Manajemen dan Organisasi. Vol 2(1),35-57.

Quantananda, Elia. & Haryadi, Bambang. Pengaruh Orientasi Kewirausahaan pada Perusahaan Makanan dan Minuman di Surabaya. Jurnal AGORA, Vol. 3(1), 706-715.


(6)

Rauch, Andreas. Wiklund, Johan. Lumpkin, G.T. 2004. Entrepreneurial Orientation and Business Performance : an Assessment of Past Research and Suggestions for the Future.

Reswanda. 2011. Pengaruh Orientasi Kewirausahaan terhadap Pembelajaran Organisasi, Keunggulan Daya Saing Berkelanjutan dan Kinerja Pemasaran.

Rusman, Eddy. 2008. Analisis Strategi UKM dalam Membangun Keunggulan Bersaing Berkelanjutan pada Usaha Penunjang di Sektor Pertambagan Batubara (Studi Kasus pada CV. Anugerah Rieski Agung di Kabupaten Tapin Kalimantan Selatan.

Supranoto, Mieke. 2009. Strategi Menciptakan Keunggulan Bersaing Produk Melalui Orientasi Pasar, Inovasi dan Orientasi Kewirausahaan dalam Rangka Meningkatkan Kinerja Pemasaran.

Shafina Arsyad, Azlin.Rasli, Amran . Azura Arsyad, Afiza and Mohd Zain, Zahariah. 2014. The Impact of Entrepreneurial Orientation on Business Performance: A Study of Technology- Based SMEs in Malaysia. Procedia-Social & Behavioral Sciences, 130, 46-53.

Tambunan, Tulus. 2002. Peranan UKM bagi Perekonomian Indonesia dan Prospeknya, No. 07,hlm 3-15.

Vanessa Djodjobo, Cynthia dan N. Tawas, Hendra. 2014. Pengaruh Orientasi Kewirausahaan, Inovasi Produk, dan Keunggulan Bersaing terhadap Kinerja Pemasaran Usaha Nasi Kuning di Kota Manado. Jurnal EMBA, vol 2(3), 1214-1224.

Weerawardena, Jay. 2003. Exploring The Role of Market Learning Capability in Competitive Strategy. European Journal of Marketing. Vol. 37, 407-429. Wiklund, J. And Shepherd, D. 2005. Entrepreneurial Orientation and Small

Business Performance: A Configurational Approach. Journal of Business Venturing.20, 71-91.

Internet :

http://tarif.depkeu.go.id diakses oleh Fadiyah pada tanggal 09 April 2015. http://majalahukm.com diakses oleh Fadiyah paa tanggal 09 April 2015 http://nationalgeografic.co.id diakses oleh Fadiyah pada tanggal 29 April 2015 http://waspada.co.id diakses oleh Fadiyah pada tanggal 05 Mei 2015

http://pemkomedan.go.id diakses oleh Fadiyah pada tanggal 29 April 2015 www.medanbisnisdaily.com diakses oleh Fadiyah pada tanggal 16 April 2015