REPRESENTASI “SEKSUALITAS” PADA LIRIK LAGU ” LAGU GITUAN ” (Studi Semiologi Tentang Representasi “Seksualitas” Pada Lirik Lagu ” Lagu Gituan ” Yang dipopulerkan Oleh Grup Rap KungPow Chickens Dalam Album ”Alit Da Baong”).

REPRESENTASI “SEKSUALITAS” PADA LIRIK LAGU
” LAGU GITUAN ”
(Studi Semiologi Tentang Representasi “Seksualitas” Pada Lirik Lagu
” Lagu Gituan ” Yang dipopuler kan Oleh Grup Rap KungPow Chickens Dalam Album ”Alit
Da Baong ”).

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Per syaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana
Program Studi Ilmu Komunikasi Pada FISIP UPN “VETERAN”
J awa Timur

Disusun Oleh :
Ni Made Ayu Puspajayanti
NPM : 0643010007
YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN” J AWA TIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
2011
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas segala
rahmat,

hidayah

dan

karunia-Nya

kepada

penulis

sehingga

dapat


menyelesaikan Skripsi dengan judul REPRESENTASI “SEKSUALITAS”
PADA LIRIK LAGU “LAGU GITUAN” YANG DIPOPULERKAN
OLEH GRUP RAP KUNGPOW CHICKENS DALAM ALBUM “ALIT
DA BAONG” (studi semiologi repr esentasi “seksualitas” pada lirik lagu
“Lagu Gituan” yang dipopulerkan oleh grup Rap KungPow Chickens,
dalam album “Alit Da Baong”).
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini banyak terdapat
kekurangan, hal ini disebabkan sangat terbatasnya ilmu dan kurangnya
pengalaman penulis dalam penyusunan skripsi. Meskipun demikian, dalam
penyusunan skripsi ini penulis telah mendapatkan bimbingan Drs. Saifuddin
Zuhri, Msi. Oleh karena itu pada kesempatan ini pula penulis ingin
mengucapkan terima kasih pada pihak-pihak yang membantu dalam
menyelesaikan skripsi ini, diantaranya :
1. ALLAH SWT yang telah mendengarkan semua doa-ku.
2. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “VETERAN” Jawa Timur.
3. Ibu Dra. Ec. Hj. Suparwati, Msi, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial
Dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa
Timur.


i
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4. Bapak Juwito, S.Sos, selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas
Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “
Veteran “ Jawa Timur.
5. Bapak Drs. Saifuddin Zuhri,Msi selaku dosen pembimbing sakaligus
sekertaris Jurusan Program Studi Ilmu sosial dan Ilmu Politik
Universitas Pembangunan Nasioanal ”Veteran” Jawa Timur.
6. Kedua Orangtuaku terima kasih atas doanya serta dorongannya baik
berupa moril maupun materiil.
7. Suamiku tercinta “Sigit”, terima kasih atas semua suportnya.
8. Sahabat-sahabat terbaikku yang tidak bisa aku sebutin semuanya,
terima kasih atas bantuannya.

Demikian atas segala bantuan, baik moril maupun materiil yang telah
diberikan, semoga ALLAH SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan
hidayahNYA. Penulis menyadari bahwa ini semua masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran yang sangat membangun.


Surabaya, Mei 2011

Penulis

ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI
Halaman

HALAMAN J UDUL
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR .....................................................................................

i

DAFTAR ISI ....................................................................................................


iii

ABSTRAK .......................................................................................................

vi

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................

1

1.1 Latar Belakang Masalah …………………………………………..

1

1.2 Perumusan Masalah .......................................................................

8

1.3 Tujuan dan manfaat Penelitian …………………………………..


8

1.3.1 Tujuan Penelitian …………………………………………..

8

1.3.2 Manfaat penelitian ...............................................................

9

BAB II KAJ IAN PUSTAKA ..........................................................................

10

2.1 Landasan Teori ……………………………………………………. 10
2.1.1 Komunikasi Verbal …………………………………….......

10

2.1.2 Representasi ………………………………………………..


11

2.1.3 Pengertian Seksualitas ……………………………….…….

12

iii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.1.4 Perilaku Seksual ……………………………………………

14

2.1.5 Musik dan Lirik Lagu .........................................................

18


2.1.6 Lirik Lagu dalam kajian semiotik ......................................

21

2.1.7 Makna Dalam Kata ….. ......................................................

23

2.1.8 Dinamika Remaja …...........................................................

24

2.1.9 Konsep Immoral ……... .......................................................

26

2.1.10 Teori Semiologi Dan Mitologi Roland Barthes ….……… 30
2.2 Kerangka Berfikir ...........................................................................

36


BAB III METODE PENELITIAN .................................................................

39

3.1 Metode Penelitian ..........................................................................

39

3.2 kerangka Konseptual .....................................................................

40

3.2.1 Unit Analisis ……………………………………………….. 42
3.2.2 Korpus Penelitian …………………………………………..

42

3.3 Teknik Pengumpulan Data ………………………………………… 44
3.4 Teknik Analisis Data ………………………………….…………… 45


BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..........................................................

47

4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian dan Penyajian ………..…… 47
4.2 Lirik Lagu “Lagu Gituan” Menurut Semiologi Roland Barthes...

50

4.3 Penyajian Data dan Pemaknaan Data …………………………….. 52
4.3.1 Penyajian Data …………………………………………….. 52
iv

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.3.2 Pemaknaan Lirik Lagu “Lagu Gituan” ………………….

56


4.4 Analisis dan Interpr estasi Data ……………………………………

58

4.5 Representasi Keseluruhan Lirik Lagu “Lagu Gituan” ……..…… 102

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...........................................................

107

5.1 Kesimpulan …………………………………………….…………… 107
5.2 Saran ………………..………………………………….…………… 108

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................

109

LAMPIRAN ....................................................................................................... 111

v

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ABSTRAK

NI MADE AYU PUSPAJ AYANTI. (0643010007). REPRESENTASI SEKSUALITAS”
PADA LIRIK LAGU “LAGU GITUAN” (Studi Semiologi Tentang Representasi
“Seksualitas” Pada Lirik Lagu “Lagu Gituan” Yang Dipopuler kan oleh Grup Rap Kung
Pow Chickens Dalam Album “Alit Da Baong”)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui “Representasi Seksualitas” dalam lirik lagu “LAGU GITUAN”
yang dibawakan oleh grup rap KungPow Chickens pada album “Alit Da Baong”.
Penelitian ini menggunakan analisis Roland Barthes, dimaknai dengan menggunakan lima macam kode
menurut Barthes, yaitu kode hermeunitik, kode semik, kode simbolik, kode proaretik dan kode kultural
untuk pemaknaan sebuah tanda. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif.
Hasil dari penelitian ini adalah berbicara tentang realita yang terjadi pada remaja saat ini yaitu perilaku
seks bebas. Masalah ini merupakan masalah yang sensitif yang menyangkut masalah-masalah segi-segi
moral, etika dalam masyarakat dan aturan-aturan dalam agama. Lagu Lagu Gituan pasti menimbulkan
banyak kontroversi dalam masyarakat. Dan dalam hal ini sikap yang ditimbulkan masyarakat merupakan
sikap negative
Kata kunci : Lirik Lagu Gituan, Semiologi Barthes

ABSTRACT

This study aims to determine the "Representation of Sexuality" in the lyrics of the song "LAGU
GITUAN" sung by rap group Kungpow Chickens on the album "Da Alit Baong".
This study uses analysis of Roland Barthes, interpreted by using five kinds of code according
to Barthes, namely hermeunitik code, code semik, symbolic code, the
code
proaretik
and
cultural codes of meaning for a sign.
The method used
is descriptive qualitative method.
The results of this research is to talk about the reality that occurs in adolescents currently provide free
sex. This issue is a sensitive issue concerning the problems of moral aspects, ethics in society and the
rules of religion. LAGU GITUAN must give rise to much controversy in the community. And in
this attitude
of the
community posed a
negative attitude
Key words: Lyrics LAGU GITUAN, semiology Barthes

vi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah
Dewasa ini, masalah kebebasan seks di Indonesia semakin meningkat. Kondisi

tersebut tidak lepas kaitannya dengan semakin membanjirnya arus informasi yang
banyak mengupas masalah seksualitas dan diperoleh melalui media yang berupa
televisi, film, video, surat kabar, radio, majalah, tabloid, buku buku, internet dan
sebagainya. Keterbukaan media massa dalam mengupas masalah seksualitas tersebut
dapat diterima dengan mudah oleh masyarakat khususnya kaum dewasa bahkan
remaja, sehingga individu selalu berupaya untuk mencari informasi mengenai materi
seksual. Keadaan tersebut ternyata tidak diimbangi dengan pendidikan seksual yang
tepat, hal ini juga didukung dengan kondisi sosial budaya yang sebagian besar
masyarakatnya masih menganggap masalah seksualitas sebagai hal yang tabu untuk
diperbincangkan.
Ahli psikolog, Elizabeth B Hurlock mengatakan, bagi remaja dorongan untuk
melakukan hubungan seks datang dari tekanan-tekanan sosial, terutama dari minat
remaja pada seks dan keingintahuannya tentang seks. Karena meningkatnya minat
pada seks remaja selalu mencari pelbagai sumber informasi yang mungkin dapat
diperoleh tentang seks.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

1

2

Banyak kejadian yang yang didengar dan dilihat tentang pengaruh budaya
asing, salah satunya adalah pornografi. Film, buku, dan motel, dampaknya besar,
Antara lain dalam memilih konsumsi tontonan di TV yang masih berat dengan
tayangan film barat dengan budaya dan gaya hidup yang berbeda. Kehidupan dunia
barat yang digambarkan dalam film ataupun video.
Pada masa remaja, seseorang akan mengalami perubahan fisik, psikis, dan
pematangan fungsi seksual. Mereka juga kerap diliputi tingginya egoisme, hingga
cenderung mementingkan nafsu dan rasa keingintahuan, termasuk dalam urusan seks.
Menurut Rena, edukasi dan penyuluhan seks dan reproduksi ini sangat penting bagi
para remaja. ”Tapi jangan sampai bersifat vulgar, sehingga tidak menambah rasa
keingintahuan dan mendorong remaja untuk melakukannya”.
Kehidupan remaja di Indonesia saat ini memang menjadi fenomena tersendiri.
Banyak kegiatan yang dilakukan para remaja seperti menjadi budaya tersendiri yang
mungkin tidak semua pihak mengerti. Kebudayaan asing yang masuk ke Indonesia
sepertinya menjadi faktor nomor satu yang mempengaruhi kehidupan remaja
sekarang. Coba kita lihat kehidupan remaja sekarang, sekilas terkesan glamor yang
cenderung konsumtif. Kebiasaan ini mungkin terjadi karena alasan “sedang tren”,
“biar dibilang gaul” dsb. Kelompok konsumen yang kebanyakan saat ini adalah
remaja, atas dasar asumsi bahwa kelompok remaja banyak menaruh perhatian
terhadap kegiatan periklanan. Satu iklan komersil bisa menjadi suatu tren tersendiri
bagi kalangan mereka. Dalam kesempatan inilah penulis mencoba mengungkapkan
beberapa trend remaja yang cenderung negative.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

Musik merupakan hasil budaya manusia menarik diantara banyak budaya
manusia yang lain, di katakan menarik karena musik memegang peranan yang sangat
banyak di berbagai bidang. Seperti jika di lihat dari sisi psikologinya, musik kerap
menjadi sarana pemenuhan kebutuhan manusia dalam hasrat akan seni dan berkreasi.
Dari sisi sosial musik dapat di sebut sebagai cermin tatanan sosial yang ada dalam
masyarakat saat musik itu di ciptakan. Dan dari segi ekonomipun musik telah
bergerak pesat menjadi suatu komoditi yang sangat menguntungkan.
Lagu merupakan sebuah domain budaya populer dimana kita dapat dengan
mudah menemukan banyak contoh kongkret tentang kekuasaan budaya yang di
jalankan ( James lull dalam sobur 2003:147). Lirik dan musik dalam lagu merupakan
media penyampaian pesan dalam bentuk simbolisasi tanda. Lagu merupakan kegiatan
komunikasi,karena di dalamnya terdapat proses penyampaian pesan dari sisi si
pencipta lagu kepada khalayak pendengarnya. Pesan yang terkandung dalam sebuah
lagu merupakan hasil pikiran ataupun perasaan dari si pencipta lagu sebagai orang
yang mengirim pesan. Konsep pesan ini dapat berupa ungkapan-ungkapan dari
perasaan senang, sedih atau marah, juga dapat berupa pendapat seperti pujian atau
bahkan kritikan akan suatu hal sehingga dapat memancing kesadaran dari masyarakat.
Pesan yang disampaikan oleh seorang pencipta lagu lewat lagunya itu tentu
tidak akan berasal dari luar diri si pencipta lagu, Dalam artian bahwa pesan tersebut
bersumber dari pola pikirnya serta dari frame of reference dan field of experience
yang terbentuk dari hasil lingkungan sosial sekitarnya. Penelitian ini berangkat dari
asumsi bahwa komunikasi adalah suatu interaksi sosial melalui pesan-pesan.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

Komunikasi sebagai proses penyampaian pesan dapat dikatakan komunikatif (
komunikasi yang efektif ) apabila para peserta komunikasi dapat memahami makna
dari pesan yang dikomunikasikan. Hal ini mengacu pada pemikiran bahwa suatu
pesan dalam bentuk sistem tanda merupakan hasil penurunan makna dari si pembuat
pesan.
Sebagai salah satu fungsi komunikasi yaitu komunikasi ekspresif, musik juga
dapat mengekspresikan perasaan , kesadaran dan bahkan pandangan hidup manusia
melalui liriknya. ( Mulyana,2005:22 ).
Pemaknaan bahasa pada kegiatan pembuatan hasil karya lirik lagu pada sebuah
karya seni musik berbeda pada kegiatan yang lain, seperti pada pemakaian seharihari. Perbedaan ini terlihat dari kalimat yang dibuat tersebut kareana didalamnya
menganduung makna yang tersembunyi yang dapat dipersepsikan oleh khalayak
sebagai sebuah maksud dari lirik lagu tersebut. Maka dari itu pada kata-kata
merupakan suatu jalinan asosiasi, pikiran yang berkaitan serta perasaan yang
melengkapi konsep yang diterapkan.
Dalam penulisan lagu-lagu komersial, konsep sex sells memang tidak dianggap
remeh, sehingga ekspresi seksual pun menjadi salah satu elemen jualan penting yang
dimasukkan oleh produser (pencipta lagu) supaya lagu-lagunya laris dipasaran.
Sebagai strategi, ini merupakan hal yang wajar. Pesoalan akan timbul bilamana si
pencipta lagu tidak bisa mengukur seberapa banyak bumbu seks harus ditakar dalam

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

karya cipta si pencipta lagu. Antara masuk kategori seni atau kategori pornografi.
(www.indonesiaindonesia.com/sexdalamlagu.htm).
Penggunaan ide seks, bersifat tasteful atau beselera. Unsur-unsur yang bisa
dimasukkan antar lain : tindakan atau aksi, kondisi seksual seperti orgasme, gairah,
hornyness, attraction, sugesti feromone (bau-bauan), reaksi tubuh, segesti suasana,
dan lain-lain. Ide seks yang berselera tinggi, umumnya tampil dalam bentuk sugestif,
multi interpretativ. Bisa dikatakan sebagai seksual, dan bisa saja tidak.
(www.indonesiaindonesia.com/sexdalamlagu.htm).
Seksualitas adalah segala sesuatu yang menyangkut dan sikap berkaitan dengan
perilaku seksual maupun orientasi seksual. Kata seksualitas berasal dari kata dasar
“seks”, yang berasal dari bahasa Inggris yang artinya adalah hubungan intim dan
mesra dalam kaitannya dengan bermacam-macam hubungan antar pria dan wanita.
Seks bukanlah sesuatu yang menakutkan karena seks merupakan karunia dari Tuhan,
secara alamiah dorongan seksual ini memang harus terjadi untuk menyalurkan kasih
sayang antara dua insan, sebagai fungsi mempertahankan keturunan, dan seks dapat
dikatakan sebagai kenikmatan bagi setiap orang, asal dilakukan dalam konteks yang
sebenarnya yaitu ikatan pernikahan.
Pergaulan yang salah menyebabkan seseorang dapat terjerumus dalam sebuah
pergaulan bebas yang menjurus ke seks bebas dan didukung dengan kurangnya
pengawasan dari orang tua, sehingga tidak ada wawasan yang benar untuk

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

membimbingnya. Pergaulan dini yang dimulai dari kehidupan yang tanpa
pengawasan langsung dari orang tua dapat mendorong hal seks bebas itu terjadi.
Perkembangan di dunia modern bahkan di sebut-sebut sebagai pemicu utama
pergaulan bebas sehingga berdampak pada seks bebas yang selama ini terjadi.
Dampak yang terjadi apabila seseorang telah mengenal seks bisa jadi juga menjadi
pemicu merosotnya prestasi di dunia pendidikan.
Menurut si pencipta lagu tersebut yaitu kang Andi yang termasuk vokalis
Kungpow Chickens, yang saya hubungi sendiri melalui telephone mengatakan
seksualitas itu sendiri adalah hal yang sangat luar biasa, seks itu bagaikan obat
dimana ketika seorang lelaki merasa jenuh atau jerah dengan pekerjaannya maka
lelaki tersebut dapat melakukan hubungan kemudian baru lelaki tersebut bisa tidur
dengan nyaman. Inspirasi lagu tersebut sendiri diambil dari lingkungan sekitar
berdasarkan pergaulan remaja saat ini yang secara tidak langsung sebagai pelaku
seks. Tetapi dengan pengetahuan yang kurang maka bisa berdampak buruk, misalnya
seseorang tersebut bisa ketagihan dengan seks yang mungkin berdampak hamil diluar
nikah. Lewat lagu ini pencipta lagu ingin memberi peringatan dengan menyindir para
pelaku seks dan melalui lagu ini si pencipta juga memberi himbauan untuk tetap
aman disaat melakukan seks. Menurut sang pencipta, banyak orang salah
mengartikan makna isi dari lirik lagu ini.
Menurut pengamatan peneliti, seks telah dianggap sebagian orang sebagai
sesuatu yang tidak sakral lagi. Ada banyak bukti yang dapat kita saksikan di tengah-

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

tengah masyarakat. Misalnya,kasus kawin cerai, “kumpul kebo”, lokalisasi dan
beberapa fenomena lain. Dalam kehidupan sehari-hari sering kita jumpai para remaja
yang bergaul secara bebas antara laki-laki dan perempuan tanpa batasan-batasan, hal
ini karena saat ini banyak sekali fasilitas yang mendukung untuk dapat melakukan
aktifitas pergaulan bebas tersebut, misalnya saja : rumah kost, club malam, café
music, diskotik, bahkan tempat karaoke pun kadang disalah gunakan bagi mereka
untuk ajang pergaulan bebas. Entah sejak kapan budaya tentang kegadisan berubah.
Dulu, kegadisan merupakan sesuatu yang sangat mahal. Tak jarang untuk
mempertahankannya, seorang remaja putri lebih memilih mati daripada dinodai
sebelum saatnya, yaitu nikah. Kini, hal keperawanan nampaknya tak penting lagi.
Album pertama “Alit Da Baong” dan album kedua “Chickens Strike Back “
serta album ke tiga ”Smell Like Fish Taste Like Chickens”dengan tagline yang sama
“Dengan Bimbingan Mamah Papah” ini mengkritisi tentang realitas sosial yang
tampak menutupi dan kurang memperhatikan isu masa depan anak negeri, terutama
masalah sex education. Bukan karena kebebasan dalam menghadapi pesatnya
kemajuan teknologi, media-media yang bebas dan berhamburan sekarang ini,
melainkan karena memang kurangnya pendidikan secara formal dari orang tua dan
kurangnya memahami sex education yang sebenarnya. Namun respon masyarakat,
merasa tidak sesuai dengan moral bangsa, dengan adat timur, merusak generasi muda,
dan sebagainya. Masyarakat tidak menyadari jika generasi muda yang sudah banyak
seperti

itu.

(http://www.acehforum.or.id/kungpow-chickenss-album-

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

t2458.html?s=7ecb3b5d21a9f23a89a5e53d746c8d9f& diakses pada 25 april 2011
pukul 09.45 wib).
Dari fenomena yang telah diuraikan di atas, penulis tertarik untuk mengkaji
lirik lagu “LAGU GITUAN” yang dibawakan oleh grup rap “KungPow Chickens”.
Sehingga penelitian ini berupaya lebih menitikberatkan pada “Representasi
Seksualitas” dalam lirik lagu “LAGU GITUAN” pada “Album Alit Da Baong”.
1.2

Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut maka permasalahan yang

akan di teliti dirumuskan sebagai berikut : “Bagaimanakah representasi seksualitas
dalam lirik lagu “LAGU GITUAN” yang dibawakan oleh grup rap KungPow
Chickens pada “Album Alit Da Baong?”.

1.3

Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui “Representasi Seksualitas” dalam lirik lagu “LAGU
GITUAN” yang dibawakan oleh grup rap KungPow Chickens pada album “Alit Da
Baong”

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

1.3.2 Manfaat Penelitian
1.

Secara Teoritis

Untuk menambah literatur penelitian kualitatif ilmu komunikasi khususnya analisis
metode semiologi Roland Barthes

pada lirik lagu “LAGU GITUAN” yang

dibawakan oleh grup rap KungPow Chickens pada album “ Alit Da Baong”
2.

Secara Praktis

Membantu pembaca dan penikmat musik dalam memahami lirik lagu “LAGU
GITUAN” pada album “ Alit Da Baong” yang dibawakan grup rap Kungpow
Chickens.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
KAJ IAN PUSTAKA

2.1

Landasan Teor i

2.1.1 Komunikasi Verbal
Komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari kata
latin communis yang berarti “sama” adalah istilah yang paling sering disebut
sebagai asal usul komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata latin lainnya
yang mirip. Komunikasi menyatakan bahwa suatu pikiran , suatu makna, atau
pesan dianut secara sama.
Komunikasi adalah proses simbolik, yakni penggunaan lambang-lambang
yang di beri makna. Lambang atau simbol adalah sesuatu yang di gunakan untuk
menunjuk atau mewakili sesuatu yang lainnya berdasarkan kesepakatan
bersama. Tetapi, lambang pada dasarnya tidak mempunyai makna. Kitalah yang
memberi makna pada suatu lambang. Tidak ada hubungan alami atau pasti
antara lambang dengan apa yang di lambangkan , jadi hubungan antara lambang
dengan apa yang di lambangkan bersifat seni barang atau makna suka (
Mulyana, 1999:80). Pesan yang dikomunikasikan pada dasarnya terdiri dari dua
aspek, yaitu aspek isi pesan (the content of the message) dan aspek lambang
(simbol), konhkretnya isi pesan adalah pikiran atau perasaan dan lambang adalah
bahasa (Effendy,2000:30). Bahasa verbal adalah sarana utama untuk
menyatakan pikiran, perasaan dan maksud kita.

10

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

2.1.2 Repr esentasi
Representasi adalah salah satu praktek penting yang memproduksi
kebudayaan. Kebudayaan merupakan konsep yang sangat luas, kebudayaan
menyangkut

pengalaman.

Seseorang

yang

dikatakan

berasal

dari

kebudayaan yang sama, berbicara dalam ” bahasa ” yang sama dan saling
berbagi konsep - konsep yang sama.
Konsep lama mengenai representasi didasarkan pada premis bahwa
ada sebuah gap representasi yang menjelaskan perbedaan antara makna
yang diberikan oleh representasi yang menjelaskan perbedaan antara makna
yang

diberikan

oleh

representasi

dan

arti

beda

yang

sebenarnya

digambarkan.
Bahasa adalah medium yang menjadi perantara kita dalam memahami
sesuatu, memproduksi dan mengubah makna. Bahasa mampu melakukan
semua ini karena ia beroperasi sebagai sistem representasi lewat bahasa (
simbol – simbol

dalam

tanda

tertulis,

lisan,

atau

gambar ),

kita

mengungkapkan pikiran, konsep dan ide - ide tentang sesuatu, makna
sesuatu hal yang tergantung dari cerita kita mempresentasikannya. Dengan
mengamati

kata

-

kata

dan

image

yang

kita

gunakan

dalam

mempresentasikan sesuatu atau bisa terlihat jelas nilai - nilai yang kita
berikan pada sesuatu.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

Ada dua proses representasi. Yang pertama, representasi tentang
mental, yaitu konsep

tentang ”sesuatu ” yang ada di kepala masing -

masing ( peta konseptual ). Representasi mental ini masih berbentuk suatu
yang abstrak. Kedua ” bahasa ”, yang berperan penting dalam proses
kontruksi makna. Konsep abstrak yang ada di dalam kepala kita harus
diterjemahkan

dalam

” bahasa ”

yang

lazim,

supaya

kita

dapat

menghubungkan konsep dan ide tentang sesuatu dengan tanda dan simbol
- simbol tertentu.
Proses pertama memungkinkan kita untuk memaknai dunia dengan
mengkonstruksi seperangkat rantai korespondensi antara sesuatu dengan
sistem

” peta konseptual ”

kita.

Dalam

proses

yang

kedua,

kita

mengkontruksi seperangkat rantai korespondensi antara ” peta konseptual ”,
dan bahasa atau simbol yang berfungsi mempresentasikan konsep - konsep
kita tentang sesuatu. Relasi antara ” sesuatu ”, dan bahasa / simbol adalah
jantung dari produksi makna lewat bahasa. Proses yang menggabungkan
ketiga elemen ini bersama - sama itulah yang kita namakan dengan
representasi.
Konsep representasi bisa berubah - ubah. Selalu ada pemaknaan baru
dan pandangan baru dalam representasi yang sudah pernah ada. Intinya
adalah makna dalam sesuatu di dunia ini, ia selalu dikonstruksikan,
diproduksi melalui proses representasi.
Dalam penelitian ini representasi menunjuk pada pemaknaan tanda tanda yang terdapat pada lirik lagu ” lagu gituan ” yang mengacu pada
pemasalahan seksualitas .

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

2.1.3 Pengertian Seksualitas
Seksualitas adalah segala sesuatu yang menyangkut dan sikap berkaitan
dengan perilaku seksual maupun orientasi seksual. Kata seksualitas berasal dari
kata dasar “seks”, yang bersal dari bahasa inggris yang artinya adalah hubungan
INTIM, saat ini seks bukan sesuatu hal yang tabu untuk diperbincangkan,
bahkan pada saat, zaman, keadaan, waktu, dan juga revolusi pola piker manusia
tak jarang seks di jadikan sebagai gaya hidup (life style).
Dr ever (dalam Jersild, 1978), menyatakan seks suatu perbedaan yang
mendasar berhubungan dengan reproduksi, dalam satu jenis yang mambagi jenis
ini menjadi dua bagian yaitu jantan dan betina yang mana sesuai dengan sperma
(jantan) dan sel telur (betina) yang diproduksi. Schuster dan Ashburn (1980)
menyatakan bahwa pengertian yang mendekati adalah berkaitan dengan konsep
seksualitas yang melibatkan karakteristik dan perilaku merupakan perilaku
seksual dengan kecenderungan pada interaksi heteroseksual. Seksualitas
melibatkan secara total dari sikap-sikap, nilai-nilai, tujuan-tujuan dan perilaku
individu yang didasari atau ditentukan jenis kelaminnya. Hal ini menunjukkan
bahwa konsep seksualitas seseorang atau individu dipengaruhi oleh banyak
aspek dalam kehidupan, termasuk didalamnya prioritas, aspirasi, pilihan kontak
sosial, hubungan interpersonal, self evaluation, ekspresi emosi, perasaan, karir
dan persahabatan.
Hubungan seksual adalah suatu keadaan fisiologik yang menimbulkan
kepuasan fisik, dimana keadaan ini merupakan respon dari bentuk perilaku
seksual yang berupa ciuman, pelukan, dan percumbuan (Jersild, 1978). Miller

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

(1990) berpendapat bahwa terdapat empat tingkatan hubungan fisik dalam
bercumbuan, dimana hal ini merupakan rencana alamiah untuk meningkatkan
gairah seksual bagi persiapan hubungan seksual yaitu : berpegangan tangan,
saling memeluk (tangan di luar baju), berciuman, saling membelai atau meraba
(dengan

tangan

di

dalam

baju

yang

lain).

http://dwiyuni.wordpress.com/2009/02/13/pengertian-seksualitas/
Seksualitas mencakup aspek biologis, psikologis, sosial, emosional, dan
dimensi spiritual dari kehidupan kita. Seksualitas dimulai diri sendiri, hubungan
kita dengan diri kita sendiri dan meluas ke hubungan kita dengan orang lain.
Hubungan kita dengan diri kita sendiri termasuk bagaimana kita merasakan
tentang diri kita sebagai manusia, sebagai makhluk seksual, sebagai laki-laki dan
perempuan, dan bagaimana kita merasa tentang tubuh kita dan bagaimana kita
merasakan aktivitas dan per ilaku seksual.

2.1.4 Per ilaku Seksual
Perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat
seksual, baik dengan lawan jenis maupun sesama jenis. Bentuk-bentuk tingkah
laku ini dapat beraneka ragam, mulai dari perasaan tertarik hingga tingkah laku
berkencan dan senggama. Obyek seksual dapat berupa orang, baik sejenis
maupun lawan jenis, orang dalam khayalan atau diri sendiri. Sebagian tingkah
laku ini memang tidak memiliki dampak, terutama bila tidak menimbulkan
dampak fisik bagi orang yang bersangkutan atau lingkungan sosial. Tetapi
sebagian perilaku seksual (yang dilakukan sebelum waktunya) justru dapat

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

memiliki dampak psikologis yang sangat serius, seperti rasa bersalah, depresi,
marah, dan agresi.
Perilaku seksual menurut Sarwono (2010:174) adalah segala tingkah laku
yang didorong oleh hasrat seksual, baik dengan lawan jenis maupun sesama jenis.
Bentuk-bentuk tingkah laku ini dapat beraneka ragam, mulai dari perasaan tertarik
hingga tingkah laku berkencan, bercumbu dan senggama. Objek seksualnya bisa
berupa orang lain, orang dalam khayalan atau diri sendiri.
Nevid, dkk., 1995 (dalam Amalia, 2007:28) mendefinisikan perilaku seks
sebagai

semua

jenis

aktifitas

fisik

yang

menggunakan

tubuh

untuk

mengekspresikan perasaan erotis atau perasaan afeksi. Sedangkan perilaku seks
pra nikah sendiri adalah aktifitas seksual dengan pasangan sebelum menikah pada
usia remaja (Cavendish, 2009:663)
Beberapa tahapan-tahapan dari perilaku seksual yang biasanya dilakukan,
dimana tahapan selanjutnya adalah lebih berat sifatnya dan semakin mengarah
pada perilaku seksual. Tahapan-tahapan tersebut adalah (London; 1978 dalam
Amalia,2007:29):
1. Awakening and eksploration
Rangsangan terhadap diri sendiri dengan cara berfantasi, menonton film,
dan membaca buku-buku porno.
2. Autosexuality:Masturbation
Perilaku merangsang diri sendiri dengan melakukan masturbasi untuk
mendapatkan kepuasan seksual.
3. Heterosexuality:kissing and necking

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

Saling merangsang dengan pasangannya, tetapi tidak mengarah ke daerah
sensitif pasangannya, hanya sebatas cium bibir dan leher pasangannya.
4. Heterosexuality
a. Light petting : perilaku saling menempelkan anggota tubuh dan masih dalam
keadaan memakai pakaian.
b. Heavy petting : perilaku saling menggesek-gesekkan alat kelamin dan dalam
keadaan tidak memakai pakaian untuk mencapai kepuasan. Tahap ini adalah awal
terjadinya hubungan seks.
5. Heterosexuality : Copulaation
Perilaku melakukan hubungan seksual dengan melibatkan organ seksual
masing-masing. Remaja merupakan individu yang sedang mengalami masa
peralihan, yang dari segi kematangan biologis, seksual sedang berangsur-angsur
memperlihatkan karakteristik seks sekunder sampai mencapai kematangan seks,
dari segi perkembangan kejiiwaan, jiwanya sedang berkembang dari sifat anakanak menjadi dewasa. Dari segi sosial ekonomi ia adalah individu yang beralih
dari ketergantungan, menjadi relative bebas. (WHO, 1974). Mengingat bahwa
usia remaja adalah usia yang sangat aktif termasuk aktif dalam dorongan dan
perilaku seksualnya, adanya pengaruh lingkungan seperti VCD dan buku/majalah
yang bernuansa pornografi, munculnya trend hubungan seks bebas, kurangnya
kortrol dari orang tua dalam menanamkan nilai kehidupan yang religius dan
tersedianya prasarana untuk melakukan tindakan asusila membuat remaja semakin
sulit mengambil keputusan mengenai perilaku seksual yang bertanggung jawab
dan sehat.Kematangan psikoseksual pada remaja perlu diperkuat untuk

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

melindungi dirinya sendiri dari pengaruh lingkungan, yaitu dengan pemberian
pembekalan pengetahuan tentang seksualitas yang sehat dan bertanggung jawab

Sebanyak 47 persen remaja di Kota Bandung mengakui pernah melakukan
hubungan seks pranikah. Hal itu diungkapkan dr. Sugiri Syarief, MPA, Kepala
Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Pusat Sugiri
menyebutkan kejadian yang sama juga dialami remaja Jabodetabek (51 persen),
dan Surabaya (54 persen). seksual pranikah merupakan salah satu dari tiga
masalah besar yang dihadapi remaja terkait penularan HIV/AIDS,” kata Sugiri
pada acara pembukaan grand final lomba “Rap dan Ajang Ngumpul Remaja”
Tingkat

Nasional

di

Bandung,

Jawa

Barat

beberapa

waktu

lalu.

Dalam kesempatan tersebut, Sugiri sempat menyebutkan data di Daerah
Istimewa Yogyakarta (DIY) mengenai seks bebas pranikah malah lebih
memprihatinkan. Dari 1.660 mahasiswi di Yogyakarta, 97,05 persen sudah hilang
keperawanannya saat kuliah. Di antara mahasiswi tersebut, 98 orang mengaku
pernah melakukan aborsi. “Angka itu diketahui dari hasil penelitian tempat kos
mahasiswa yang dilakukan Lembaga Studi Cinta dan Kemanusiaan serta Pusat
Penelitian

Bisnis

dan

Humaniora

(LSCK

Pusbih),”

ujar

Sugiri.

Selain hubungan seksual pranikah, kasus HIV/AIDS juga bisa disebabkan
penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja. Berdasarkan data BNN (Badan
Narkotika Nasional) tahun 2004, sebanyak 78 persen dari 3,2 juta jiwa orang yang
ketagihan

narkoba

adalah

remaja.

Sedangkan berdasarkan data Depkes 2009, dari 17.699 kasus AIDS, sebanyak
50,07 persen di antaranya remaja. “Ketiga masalah tersebut akan mengurangi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

kesempatan remaja mempraktikan perilaku hidup sehat sebagaimana mestinya,”
kata Sugiri. Sugiri menjelaskan, berbagai upaya pencegahan HIV/AIDS telah
diprogramkan oleh BKKBN yang terintegrasi dalam program KB nasional. Antara
lain, pencegahan HIV dengan promosi peningkatan pemakaian kondom dual
proteksi, yaitu sebagai alat KB sekaligus berfungsi mencegah penularan infeksi
menular seks, termasuk HIV/AIDS.(http://jatim.bkkbn.go.id) (minggu 10 juli
2011, 10.38 wib)

Diperkirakan dalam tiap tahun di Indonesia, ada 2,4 juta jiwa yang
melakukan aborsi. Ironisnya 800 ribu diantaranya adalah masih berusia remaja.
Setidaknya itulah data yang dikeluarkan oleh Badan Koordinasi Keluarga
Berencana Nasional (BKKBN) 2010 ini. Lebih lanjut lagi, BKKBN juga memiliki
data yang mencenangkan, yakni ada 51 persen remaja di Jabodetabek telah
melakukan hubungan seks pranikah.“Artinya dari 100 orang remaja, 51 orang
sudah tidak perawan,” jelas Sugiri Syarief, Kepala BKKBN.

2.1.5 Musik dan Lir ik Lagu
Musik adalah bunyi yang diterima oleh individu dan berbeda-beda
berdasarkan sejarah, lokasi, budaya dan selera seseorang. Definisi sejati tentang
musik juga adalah bunyi yang dianggap enak oleh pendengarnya dan segala
bunyi yang dihasilkan secara sengaja oleh seseorang atau kumpulan dan
disajikan sebagai musik.Musik menurut Aristoteles mempunyai kemampuan
mendamaikan hati yang gundah, mempunyai terapi rekreatif dan menumbuhkan
jiwa patriotisme. ( http://www.wattpad.com/120966-pengertian-musik# diakses
pada 1 Mei 2011 pukul 21.56 WIB )

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

Musik dapat di artikan sebagai ungkapan perasaan yang di tuangkan dalam
bentuk bunyi-bunyian atau suara. Ungkapan yang di keluarkan melalui suara
musik disebut vokal, sedangkan ungkapan yang di keluarkan melalui bunyi alat
musik di sebut instrumental. ( Subagyo, 2004 :3 )
Musik dapat dikatakan sebagai bahasa dunia, dapat juga dikatakan sebagai
media ekspresi diri masyarakat dan musik mampu menyatukan dan menyentuh
banyak kalangan elemen masyarakat, baik itu kalangan bawah hingga sampai ke
lapisan yang paling atas.
Musik merupakan bagian tak terpisahkan dalam semua sendi kehidupan
kita. Apapun dan bagaimanapun suasana hati kita, musik senantiasa menjadi
kebutuhan.Musik senantiasa hadir dimanapun dan kapanpun dengan melalui
berbagai macam media komunikasi elektronik, diantaranya melalui radio, tape
recordeer, compact disk, internet ataupun melalui sarana lain seperti konser
musik , pesta dan lain sebagainya.
Suka Hardjana mengungkapkan ciri musik sebenarnya adalah musik orang
kebanyakan ( common people ),

komersil,

merupakan

hiburan dan

pengaruhkebudayaan barat. Menurut Van Zoest “Musik pop adalah gejala yang
paling penting di zaman ini, seringkali muatan isi dari musik tersebut adalah
perasaan dasar manusia, perasaan dasar itu adalah asmara, pesona cinta rasa
kecewa dan sebagainya” dan “Dalam musik orang meneriaki dan menangisi
segala sesuatu” ( Sobur,2004:145-146 )
Musik telah menjadi bagian hidup bahkan bagi sebagian orang musik
menjadi spirit untuk melakukan aktivitas. Musik dapat mengubah orang sedih
menjadi senang dan frustasi menjadi semangat. Menurut Stratton emosi positif

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

meningkat setelah mendengarkan musik . Tidak masalah dengan jenis musik
baik rock, pop, rock lembut, oldies, klasik atau musik masa kini juga tidak
masalah apakah musik dimainkan selama aktivitas seperti mengendarai mobil
atau berdandan. (http://clubbing.kapanlagi.com/archive/index.php/t-3356.html
Salah satu hal yang penting dari musik adalah lagu. Sebuah lagu yang
dinyanyikan, biasanya terdiri dari tiga komponen yang saling melengkapi dan
saling bergantung. Komponen tersebut antara lain terdiri dari paduan alat musik
atau instrumen, suara atau vokal dari si penyanyi adalah sebagai tubuh
sedangkan lirik lagu adalah jiwa atau nyawa dari penggambaran musik itu
sendiri. Lirik adalah karya sastra (puisi) yang berisi curahan perasaan pribadi
atau susunan kata sebuah nyanyian.Melalui lirik lagu , pencipta lagu
menyampaikan pesan yang merupakan pengekspresian terhadap dirinya, baik itu
bahagia maupun sedih,terhadap fenomena-fenomena yang terjadi di sekitarnya,
dimana ia berinteraksi di dalamnya. Lirik lagu menjadi sarana tau media
komunikasi yang beredar dalam masyarakat. Lirik lagu dijadikan sebagai sarana
untuk sosialisasi terhadap suatu sikap atau nilai.
Lewat lirik lagu si pencipta berusaha menyampaikan apa yang ingin di
ungkapkannya. Pesan yang disampaikan oleh seorang pencipta lagu tentunya
tidak berasal dari luar diri si pencipta tersebut, dalam artian bahwa pesan
tersebut bersumber pada pola pikirnya serta kerangka acuan ( frame of reference
) dan pengalaman ( field of experience ) sebagai hasil interaksi dengan
lingkungan sosial di sekitarnya dan ingin memberi peringatan dengan menyindir
para pelaku seks dan melalui lagu ini si pencipta juga memberi himbauan untuk
tetap aman disaat melakukan seks..

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

Lirik lagu indonesia pada akhirnya berusaha meninggalkan kebiasaan
mengadaptasi lirik-lirik dari luar negeri, mulai tercipta lirik-lirik popuker yang
menyentil (menyindir) fenomena sosial yang sering terjadi di sekitar sang
pencipta lagu tersebut. Walaupun tidak di sangkal bahwa sebagian besar lirik
lagu yang ada dan di gemari saat ini masih sekitar cinta.
Suatu gejala yang timbul di abad ini adalah makin menjamurnya aliran
musik baru, salah satunya adalah Rap. Musik rap adalah bagian dari gaya hidup
hip-hop.Musik hip-hop punya ciri yang khas berupa beat yang kuat dan
dibumbui dengan lirik-lirik yang mengalir dengan enak karena kata-katanya
rhyming seperti puisi. Satu hal yang menarik, dalam grup rap terbagi MC dan
DJ. MC ini tugasnya ‘ngomong’ diantara lagu-lagu yang diputar DJ atau bikin
komentar-komentar dan ocehannya mengalir dan menyatu dengan musiknya.
Grup rap pada umumnya bisa berjumlah dua sampai tujuh orang dilihat
dari kebutuhan bermusik dan visi para pemain terhadap musik yang dimainkan,
grup rap Kungpow Chickens adalah salah satu grup rap di Indonesia yang selalu
memunculkan lirik lagu menyentil fenomena kehidupan remaja saat ini.

2.1.6 Lirik Lagu dalam Kajian Semiotik
Dalam ilmu komunikasi , pendekatan yang menjelaskan tentang
penggunaan lambang –lambang dalam pesan komunikasi adalah pendekatan
semiotik. Yaitu ilmu yang mempelajari sistem tanda. Pendekatan semiotik, pada
perkembangannya di gunakan untuk penelitian sistem tanda dalam berbagai
bidang studi kegiatan manusia seperti musik, periklanan, arsitektur dan retorika
dapat dikaji dengan menggunakan pendekatan ini.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

Lirik lagu merupakan salah satu bentuk komunikasi lisan (yang bisa di
tulis dan di dokumentasikan). Makna yang terkandung bisa eksplisit atau
implisit tergantung dari tujuan pola pikir penciptanya. Ia dapat merupakan suatu
bentuk respon dari kejadian yang ada, sehingga dalam lirik lagu dapat berisi
ungkapan-ungkapan baik pujian maupun kritik sosial.
Untuk memahami sebuah lirik lagu berarti harus memahami maknanya,
baik yang eksplisit maupun yang implisit. Lirik lagu pada hakekatnya adalah
suatu karya seni yang menggunakan suatu bahasa medium dan juga suatu bentuk
pengungkapan pendapat dari pencipta lirik lagu kedalam lambang-lambang.
Lagu

merupakan sebuah domain budaya populer dimana kita dapat

dengan mudah menemukan banyak contoh kongkret tentang kekuasaan budaya
yang di jalankan ( James lull dalam sobur 2003:147). Sistem tanda musik adalah
auditif,

namun

untuk

mencapai

pendengarnya,

pencipta

musik

mempersembahkan kreasinya dengan perantara pemain musik dalam bentuk
sistem tanda. Dalam membuat lirik lagu, pengarang harus bergantung pada
seperangkat kode-kode yang menentukan makna ungkapan yang di gunakan
untuk menjadikannya sangat komunikatif atau menarik untuk di simak. Sang
pencipta lagu harus berasumsi bahwa teks lagu harus sama dengan kode yang
dimilikinya. Kode dalam hal ini adalah kebudayaan yang saling mempengaruhi
satu sama lain. Kode adalah perasaan, ide, harapan sang pencipta lagu, ilusi dan
sebagainya (Pilliang, 2003:168)
Penelitian tentang lirik lagu merupakan penelitian tentang makna isi pesan
dari lirik lagu tersebut. Dimana lirik lagu merupakan suatu produk yang salah
satu sumbernya adalah dalam situasi sosial masyarakat dan si pencipta lagu

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

berada di dalamnya, kemudian merefleksikannya dalam sistem tanda berupa lirik
lagu.
Refleksi tersebut dapat berupa ekspresi pandangan , citra (image), dan
perasaan si pencipta sebagai bagian dari anggota masyarakat, bahkan lebih jauh
lagi ekspresi tersebut merefleksikan nilai-nilai, norma-norma atau ideologi yang
ada dalam suatu masyarakat.
Proses penciptaan lagu oleh si pencipta dapat di ilhami oleh berbagai
masalah atau kejadian di sekitar pencipta. Apalagi sebuah lirik lagu adalah
produk

seni

yang

memerlukan

penghayatan

dalam

membuat

dan

membawakannya. Ungkapan dalam lirik lagu akan menjadi nyata, dalam artian
ungkapan yang mewakili ungkapan masyarakat umum, ketika lirik lagu tersebut
memuat permasalahan yang memang si anggap sebagai masalah oleh
masyarakat.

2.1.7 Makna Dalam Kata
Istilah makna ( meaning

) merupakan kata dan istilah yang

membingungkan. Untuk menjelaskan istilah makna, harus dilihat dari segi kata,
kalimat dan apa yang dibutuhkan oleh pembicara untuk berkomunikasi. Secara
luas makna dapat di artikan sebagai pengertian yang diberikan kepada sesuatu
bentuk kebahasaan. Secara luas makna dapat diartikan sebagai pengertian yang
diberikan kepada sesuatu kebahsaan. Istilah makna meskipun membingungkan
sebenarnya lebih dekat dengan kata. Sering kita berkata , apa artinya kata ini,
apa artinya kalimat itu. ( pateda 2001:79)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24

Bagi orang awam untuk memahami makna tertentu, ia dapat mencari di
kamus terdapat makna kata yang disebut leksikal. Dalam kehidupan sehari-hari
orang sulit menerapkan makna yang terdapat di dalam kamus, sebab makna
sebuah kata sering bergeser jika berada dalam satuan kalimat.
Kata merupakan momen kebahasaan yang bersama-sama dalam kalimat
menyampaikan pesan dalam suatu komunikasi secara teknis, kata adalah satuan
ujarann yang berdiri sendiri yang terdapat dalam kalimat, dapat di pisahkan,
dapat di tukar, dapat di pindahkan dan mempunyai makna serta digunakan untuk
berkomunikasi. Makna dalam kata yang di maksud disini berbentuk yang sudah
dapat di perhitungkan sebagai kata atau dapat disebut sebagai makna leksikal
yang terdapat didalam kamus ( Pateda, 2001:34 )

2.1.8 Dinamika Remaja
Istilah remaja berasal dari kata latin adolescese (kata bendanya
adolescentia yang berarti remaja) yang berarti “tumbuh” atau “tumbuh menjadi
dewasa”. Seperti di pergunakan saat ini, mempunyai arti yang lebih luas
mencakup kematangan mental, emosional, sosial dan fisik. Mengenai remaja
diungkapkan oleh Piaget mengatakan :
“Secara psikologis masa remaja adalah usia dimana individu
berintegrasi dengan masyarakat desa, usia dimana anak tidak merasa
di bawah orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam
tingkatan yang sama, sekurang-kurangnya berada dalam tingkatan
yang sama, sekurang-kurangnya dalam masalah hak (Piaget dalam
Hurlock, 1980:206)”

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

25

Awal masa remaja berlangsung kira-kira dari 13 tahun sampai 16 tahun
atau 17 tahun, dan masa akhir remaja bermula dari usia 16 tahun atau 17 tahun
sampai 18 tahun, yaitu usia matang secara hukum. Dimana awal masa remaja
biasanya di sebut sebagai “usia belasan”, kadang-kadang bahkan “usia belasan
yang tidak menyenangkan” (Hurlock,1980:206)
WHO (World Health Organiztion) pada tahun 1974 mendefinisikan remaja
dengan lebih konseptual dengan adanya tiga kriteria, yaitu :
1. Kriteria biologik, dengan ciri individu mulai berkembang saat pertama kali
menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya samapai saat mencapai
kematangan seksual.
2. Remaja sebagai individu mengalami perkembangan psikologik dan pola
identifikasi dari kanak kanak menjadi dewasa
3. Kriteria sosial ekonomi, terjadi peralihan dari ketergantungan sosial ekonomi
yang penuh kepada keadaan yang relatif lebih mandiri (Sarlito, 2004: 9)

Masa remaja adalah masa untuk menguji kemampuan individu dalam
melakukan perannya dan untuk mengembangkan ketrampilan-ketrampilannya
dalam peran yang cocok. Sebagian dari kapasitas itu terletak pada perubahanperubahan fisik , tetapi bagian yang lebih besar terletak pada penyesuaian diri
secara psikologis yang di capai. Perubahan – perubahan psikologis tersebut
diantaranya : emosi yang tak stabil, perasaan kosong, masalah otonomi dan
disiplin, mementingkan dirinya sendiri, canggung bergaul dan gerak kaku, citacita

tinggi,

membentuk

kelompok

dan

budaya

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

kelompok,

hubungan

26

heteroseksual, dan memiliki keinginan besar untuk eksplorasi (Semiun,2006 :
304)

2.1.9 Konsep Immor al
Nilai adalah suatu bagian dari kebudayaan. Suatu tindakan dianggap sah
artinya secara moral dapat di terima kalau harmonis dengan nilai-nilai yang di
sepakati dan di junjung oleh masyarakat. Didalam masyarakat yang terus
berkembang, nilai senantiasa akan ikut berubah. Pergeseran nilai dalam banyak
hal juga akan mempengaruhi folkways dan mores.( Bagong, 2004: 55)
Di p

Dokumen yang terkait

REPRESENTASI SEKSUALITAS PADA LIRIK LAGU ” PALING SUKA 69 ” KARYA JULIA PEREZ (Studi Semiologi Tentang Representasi Seksualitas Pada Lirik Lagu ”Paling Suka 69” Karya Julia Perez).

1 7 101

REPRESENTASI KASIH SAYANG DALAM LIRIK LAGU (Studi Semiotika tentang Representasi Kasih Sayang dalam Lirik Lagu “Ibu” yang dipopulerkan oleh Sulis).

1 6 124

REPRESENTASI “SEKSUALITAS” PADA LIRIK LAGU “CINTA SATU MALAM” (Studi Semiologi Tentang Representasi “Seksualitas” Pada Lirik Lagu “Cinta Satu Malam” Oleh Melinda).

1 9 99

PEMAKNAAN LIRIK LAGU M.I.L.F ( studi semiotik pemaknaan lirik lagu M.I.L.F yang dipopulerkan grup rap Kungpow Chickens dalam album “ Smell Like Fish Taste Like Chickens”).

0 19 102

REPRESENTASI CINTA DAMAI DALAM LIRIK LAGU ” PERDAMAIAN ’’ (Studi Semiologi Representasi Dalam Lirik Lagu ’’ Perdamaian ’’ Oleh Band GIGI).

0 5 64

REPRESENTASI KASIH SAYANG DALAM LIRIK LAGU (Studi Semiotika tentang Representasi Kasih Sayang dalam Lirik Lagu “Ibu” yang dipopulerkan oleh Sulis)

0 0 21

REPRESENTASI “SEKSUALITAS” PADA LIRIK LAGU “CINTA SATU MALAM” (Studi Semiologi Tentang Representasi “Seksualitas” Pada Lirik Lagu “Cinta Satu Malam” Oleh Melinda)

0 0 22

REPRESENTASI “SEKSUALITAS” PADA LIRIK LAGU ” LAGU GITUAN ” (Studi Semiologi Tentang Representasi “Seksualitas” Pada Lirik Lagu ” Lagu Gituan ” Yang dipopulerkan Oleh Grup Rap KungPow Chickens Dalam Album ”Alit Da Baong”).

0 1 16

REPRESENTASI SEKSUALITAS PADA LIRIK LAGU ” PALING SUKA 69 ” KARYA JULIA PEREZ (Studi Semiologi Tentang Representasi Seksualitas Pada Lirik Lagu ”Paling Suka 69” Karya Julia Perez)

0 0 20

REPRESENTASI SEKSUALITAS PADA LIRIK LAGU ” PALING SUKA 69 ” KARYA JULIA PEREZ (Studi Semiologi Tentang Representasi Seksualitas Pada Lirik Lagu ”Paling Suka 69” Karya Julia Perez)

0 1 81