PEMBINAAN ANAK JALANAN DI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS (UPTD) KAMPUNG ANAK NEGERI KOTA SURABAYA.

PEMBINAAN ANAK J ALANAN DI UNIT PELAKSANA TEKNIS
DINAS (UPTD) KAMPUNG ANAK NEGERI
KOTA SURABAYA

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana
Ilmu Administrasi Negara Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

Oleh:
MOKHAMAD AFIFUDIN
NPM. 0941010049

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
SURABAYA
2014

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

PEMBINAAN ANAK J ALANAN DI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS
(UPTD) KAMPUNG ANAK NEGERI
KOTA SURABAYA

Disusun Oleh :
MOKHAMAD AFIFUDIN
NPM. 0941010049

Telah Disetujui Untuk Mengikuti Ujian Skripsi.

Pembimbing

Dra. Susi Hardjati, M. AP
NIP.196702101993032001

Mengetahui
DEKAN


Dra. Ec. Suparwati, Msi
NIP.195507181983022001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

PEMBINAAN ANAK J ALANAN DI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS
(UPTD) KAMPUNG ANAK NEGERI
KOTA SURABAYA

Disusun Oleh :
MOKHAMAD AFIFUDIN
NPM. 0941010049
Telah Dipertahankan Dihadapan dan Diterima Oleh Tim Penguji Skripsi
J urusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur
Pada Tanggal 10 J uli 2014
Menyetujui
PEMBIMBING


TIM PENGUJ I
1.

Dra. Susi Hardjati, M.AP
NIP.196702101993032001

Dr s. Pudjoadi, M.Si
NIP. 195105101973031001
2.

Dra. Susi Hardjati, M.AP
NIP. 196702101993032001
3.

Tukiman, S.Sos, M.Si
NIP. 196103231989031001
Mengetahui
DEKAN

Dra. Ec. Hj. Suparwati. MSi

NIP.195507181983022001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

PEMBINAAN ANAK J ALANAN DI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS
(UPTD) KAMPUNG ANAK NEGERI
KOTA SURABAYA

Nama Mahasiswa

: Mokhamad Afifudin

NPM

: 0941010049

Program Studi

: Ilmu Administrasi Negara


Fakultas

: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Menyatakan Bahwa Skripsi Ini Telah Direvisi dan Disahkan
Pada Tanggal 17 J uli 2014

PENGUJ I I

PENGUJ I II

PENGUJ I III

Dra. Pudjoadi, M.Si
NIP. 195105101973031001

Dra. Susi Hardjati, M.AP
NIP. 196702101993032001


Tukiman. S.Sos, M.Si
NIP. 196103231989031001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang maha Esa atas berkat
dan rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Skripsi yang berjudul
“PEMBINAAN ANAK J ALANAN DI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS (UPTD)
KAMPUNG ANAK NEGERI KOTA SURABAYA”.
.Penulis menyadari bahwa di dalam penyusunan Skripsi ini masih terdapat beberapa
kekurangan-kekurangan.Selesainya kegiatan hingga penulisan Skripsi ini tidak terlepas dari
adanya arahan dan bimbingan dari Ibu Dosen Pembimbing , Ibu Dra.Susi Hardjati, M.AP
yang dengan segala perhatian, bimbingan, arahan yang bermanfaat, dan rela meluangkan
waktunya untuk penulis.Terimakasih yang tak terhingga penulis sampaikan.
Pada kesempatan ini penulis juga menyampaikan banyak terimakasih yang setinggitingginya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaika penulisan
Skripsi ini, diantaranya :
1. Bapak Prof. DR. Ir. Teguh Sudarto MP ,Rektor Universitas Pembangunan Nasional

“veteran “ JawaTimur.
2. Ibu Dra.Hj.Suparwati. Msi selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UPN
“veteran” JawaTimur.
3. Bapak DR. Lukman Arif .MSi selaku Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Negara
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, UPN “veteran” JawaTimur
4. Ibu Dra. Susi Hardjati. MAP selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Administrasi
Negara.

iv
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP UPN Jatim yang
sudah memberikan Ilmu yang sungguh bermanfaat
6. Bapak Harsono selaku Kepala UPTD Kampung Anak Negeri
7. Bapak Samsul Ketua Pembina dan pembimbing di UPTD Kampung Anak Negeri
8. Kedua Orang Tua dan Keluarga penulis yang senantiasa mengiringi penulis dengan
Doa-doa dan dukungan serta teman-teman Jurusan Ilmu Administrasi Negara
angkatan 2009 ( Themo,Batak,Dimas,Topik,Endog,Septian,Don-don dll.) dan temanteman yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang membantu penulis dan
memberikan semangat untuk menyelesaikan Skripsi ini.

Akhirnya penulis berharap semoga Skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak. Segala
saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi kebaikan dan
kesempurnaan Skripsi ini.

Surabaya, 18 Juli 2014

Mokhamad Afifudin

v
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJ UAN..........................................................

i

LEMBAR PENGESAHAHAN.....................................................


ii

LEMBAR REVISI..........................................................................

iii

KATA PENGANTAR.....................................................................

iv

DAFTAR ISI....................................................................................

vi

DAFTAR TABEL............................................................................

x

DAFTAR GAMBAR.......................................................................


xi

ABSTRAKSI………………………………………………………

xii

BAB I : PENDAHULUAN……………………………………….

1

1.1. Latar Belakang..............................................................

1

1.2. Perumusan Masalah.......................................................

7

1.3. Tujuan Penelitian...........................................................


8

1.4. Manfaat Penelitian.........................................................

8

BAB II : KAJ IAN PUSTAKA…………………………………....

9

2.1 Penelitian Terdahulu.....................................................

9

2.2 Landasan Teori.............................................................

12

2.2.1 Pengertian Kesejahteraan Sosial.............................

12

2.2.2 Pembinaan...............................................................

16

vi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.2.1 Pengertian Pembinaan...................................

16

2.2.2.2 Tujuan Pembinaan..........................................

17

2.2.2.3 Manfaat Pembinaan........................................

18

2.2.2.4 Metode Pembinaan.........................................

19

2.2.2.5 Bentuk Pembinaan..........................................

19

2.2.3 Pemberdayaan...........................................................

22

2.2.3.1 Pengertian Pemberdayaan...............................

22

2.2.3.2 Tujuan Pemberdayaan.....................................

25

2.2.3.3 Prinsi-Prinsip Pemberdayaan..........................

26

2.2.3.4 Strategi Pemberdayaan………........................

27

2.2.3.5 Keterampilan salah satu faktor
pemberdayaan anak jalanan.............................
2.2.4 Anak Jalanan..............................................................

28
31

2.2.4.1 Pengertian Anak Jalanan..................................

31

2.2.4.2 Karakteristik Anak Jalanan..............................

31

2.2.4.3 Faktor Penyebab Timbul dan
Tumbuhnya Gejala Anak Jalanan………...….
2.2.4.4 Proses Terjadinya Anak Jalanan......................
2.2.5 Kerangka Berfikir.......................................................

37
39
41

BAB III : METODE PENELITIAN……………………………….

43

3.1. Jenis Penelitian................................................................

43

vii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3.2. Lokasi Penelitian.............................................................

44

3.3. Fokus Penelitian..............................................................

44

3.4. Sumber Data...................................................................

47

3.5. Pengumpulan Data..........................................................

49

3.6. Teknik Analisis Data.......................................................

50

3.7. Keabsahan Data...............................................................

53

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN…………………………

57

4.1. Gambaran Obyek Penelitian……………………………

57

4.1.1. Gambaran Umum Kantor UPTD………………..….

57

4.1.2. Visi dan Misi…………………………………..……

58

4.1.3. Struktur Organisasi…………………………..……..

59

4.1.4. Komposisi Pegawai………………………...……….

62

4.1.5. Fasilitas Pendukung Dalam Pembinaan…..………...

64

4.1.6. Program Pelayanan di UPTD…………...…………..

65

4.2. Hasil Penelitian……………………………….…………

66

4.2.1. Pembinaan Kepribadian…………………………….

68

a) Bimbingan Mental Spiritual………………………...

68

b) Bimbingan Sosial…………………………………...

72

c) Bimbingan Jasmani…………………………………

76

4.2.2. Pembinaan Kemandirian……………………………

80

a) Bimbingan Keterampilan…………………………...

80

viii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

b) Bimbingan Kognitif………………………………..

84

4.3. Pembahasan…………………………………………….

88

4.3.1. Pembinaan Kepribadian……………………………...

88

4.3.2. Pembinaan Kemandirian……………………………..

92

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN…………………………..

96

5.1. Kesimpulan…………………………………………….

96

5.2. Saran…………………………………………………...

98

DAFTAR PUSTAKA

ix

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ABSTRAKSI

MOKHAMAD AFIFUDIN. PEMBINAAN ANAK J ALANAN DI UNIT
PELAKSANA TEKNIS DINAS (UPTD) KAMPUNG ANAK NEGRI KOTA
SURABAYA.
Pertumbuhan jumlah anak jalanan merupakan salah satu dampak negatif
pembangunan, khususnya pembangunan perkotaan seiring dengan pertumbuhan
jumlah penduduk yang kian hari kian bertambah sehingga menimbulkan jumlah
angka kriminalitas juga ikut bertambah. Banyaknya anak-anak yang terlantar di
jalanan, baik itu sebagai pengamen, pedagang asongan, pengemis, dan lainnya adalah
salah satu bukti masih buruknya kondisi sosial ekonomi bangsa kita. Anak jalanan
adalah fenomena nyata bagian dari kehidupan, fenomena nyata yang menimbulkan
permasalahan sosial yang komplek. Keberadaan anak jalanan diabaikan dan tidak
dianggap ada oleh sebagian besar masyarakat, terutama masyarakat awam. sebagian
besar dari mereka adalah anak yang berusia dibawah 18 tahun atau anak yang masih
aktif dan masih labil, sehingga memerlukan bimbingan yang lebih dari lingkungan
sekitarnya. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan, menganalisis dan
menginterpretasikan tentang Pembinaan anak jalanan di Unit Pelaksana Teknis Dinas
(UPTD) Kampung Anak Negeri Kota Surabaya.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Fokus penelitian adalah
pembinaan kepribadian yang meliputi bimbingan mental spiritual, bimbingan sosial,
bimbingan Jasmani dan Pembinaan Kemandirian yang meliputi bimbingan
keterampilan, bimbingan kognitif. Metode yang digunakan adalah deskriptif
kualitatif dengan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara observasi dan
wawancara. Analisa data dalam Penelitian ini dengan menggunakan model interaktif.
Dari hasil penelitian dan pembahasan menghasilkan kesimpulan yaitu
Pembinaan anak jalanan di Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Kampung Anak
Negeri Kota Surabaya dilakukan dengan pembinaan kepribadian yang meliputi
bimbingan mental spiritual, bimbingan sosial, bimbingan Jasmani. Sedangkan
Pembinaan Kemandirian yang meliputi bimbingan keterampilan, bimbingan kognitif
yang mampu meningkatkan kesejahteraan anak jalanan beserta keluarganya setelah
keluar.
Kata Kunci : kesejahteraan sosial, pembinaan dan anak jalanan

xii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara yang berkembang, yang secara
berkelanjutan melakukan pembangunan, baik fisik maupun mental untuk
mencapai tujuan negara yang tertuang dalam Undang-Undang Dasar 1945
yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa. Agar tujuan Negara dapat terlaksana dibutuhkan sumber
daya manusia yang mampu melaksanakannya dengan baik, sehingga perlu
dipersiapkan sejak dini.
Tantangan besar dalam membangun karakteristik bangsa Indonesia
dalam rangka mencapai tujuan negara, dalam Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Pasal 34 ayat 1 ditegaskan bahwa “ fakir miskin dan anak
terlantar dipelihara oleh Negara”. Dampak positif dan negatif tampaknya
semakin sulit dihindari dalam pembangunan, sehingga selalu diperlukan
suatu usaha untuk lebih mengembangkan dampak positif pembangunan serta
mengurangi dan mengantisipasi dampak negatifnya.
Pertumbuhan jumlah anak jalanan merupakan salah satu dampak
negatif pembangunan, khususnya pembangunan perkotaan seiring dengan
pertumbuhan jumlah penduduk yang kian hari kian bertambah sehingga
menimbulkan jumlah angka kriminalitas juga ikut bertambah. Keberhasilan

1
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

percepatan

pembangunan

di

wilayah

perkotaan

dan

sebaliknya

keterlambatan pembangunan di wilayah pedesaan mengundang arus migrasi
desa ke kota yang antara lain mengakibatkan jumlah penduduk kian
melonjak.

Pertumbuhan

jumlah

penduduk

mengakibatkan

sulitnya

permukiman dan pekerjaan di wilayah perkotaan saat ini.
Akibat situasi krisis ekonomi dan urbanisasi berlebih di kota –kota
besar, salah satu masalah sosial yang membutuhkan pemecahan segera adalah
perkembangan

jumlah

anak

jalanan

yang

belakangan

ini

makin

mencemaskan. Diberbagai kota besar nyaris disetiap perempatan atau lampu
merah dengan mudah disaksikan jumlah anak jalanan terus tumbuh dan
berkembang.(Sevi, 2010, hal. 1)
Anak jalanan adalah fenomena nyata bagian dari kehidupan.
Fenomena nyata yang menimbulkan permasalahan sosial yang komplek.
Keberadaan anak jalanan diabaikan dan tidak dianggap ada oleh sebagian
besar masyarakat, terutama masyarakat awam. Anak jalanan memang dalam
kehidupan masyarakat selalu identik dengan anak-anak yang anarkis atau
tidak memiliki aturan, karena sebagian besar dari mereka adalah anak yang
berusia dibawah 18 tahun atau anak yang masih aktif dan masih labil,
sehingga memerlukan bimbingan yang lebih dari lingkungan sekitarnya.
Kehadiran anak jalanan tidak terlepas dari keberadaan

kota-kota besar.

Faktor yang sangat signifikan terhadap peningkatan jumlah anak jalanan
adalah kemiskinan.( Etriana,2013, hal. 189)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

Menurut kementrian sosial anak jalanan adalah anak yang berusia 5-18
tahun yang menghabiskan sebagian besar waktunya untuk mencari nafkah
dan berkeliaran di jalanan maupun tempat-tempat umum.
Nugroho dalam Etriana (2013, hal. 191) menyatakan bahwa anak jalan
merupakan aktifitas sekelompok anak yang terpaksa mencari nafkah di
jalanan karena kondisi ekonomi orangtua yang miskin. Sedangkan menurut
Supartono (2004 :10 ) Umumnya anak jalanan bekerja sebagai pengamen,
pengangsong , pemulung, tidak jarang mereka mengalami kecelakaan lalu
lintas, pemerasan, kadang-kadang mereka harus menyetorkan uang jika ingin
makan pada bosnya.
Fenomena anak jalanan di Kota Surabaya, maksud dari anak jalanan
itu sendiri ialah anak-anak yang hidupnya habis dijalan. Anak-anak jalanan di
Kota Surabaya sebenarnya tidak ada yang murni, maksudnya anak-anak
jalanan di Kota Surabaya masih mempunyai orang tua dan tempat tinggal,
tetapi yang jelas mereka orang-orang yang tidak mampu. Mereka biasanya
berjualan koran, atau berdagang asongan. itu dikarenakan untuk membantu
kebutuhan hidup keluarganya. (Sumber: Dinas Sosial Kota Surabaya, 2014)
Berdasarkan Dinas Sosial jumlah anak jalanan Jawa Timur pada tahun
2009 mencapai 5.394 jiwa, pada tahun 2010 mencapai sekitar 5.322 dan
ditahun 2011 mencapai penurunan sekitar 677. Pada tahun 2011 ini tercatat
penurunan sekitar 4.901 jiwa, pada tahun 2012 mencapai mengalami
penurunan 675 jadi kalau dilihat dari pendataan dinas sosial tiap tahunnya
mengalami penurunan. Anak jalanan disini ditampung untuk mendapatkan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

bekal ketrampilan, pengasuhan dan pendidikan yang lebih layak.( dinas
sosial). Table berikut menjelaskan jumlah anak jalanan yang berada di Kota
Surabaya
Tabel 1.1
J umlah Anak J alanan di Kota Surabaya
No

Tahun

1
2011
2
2012
3
2013
Sumber: Dinas Sosial Kota Surabaya, 2014

J umlah
45
94
114

Dilihat dari data di atas menunjukkan jumlah anak jalanan dari tahun
ke tahun mengalami peningkatan setiap tahunnya. Sehingga Dinas Sosial
harus terus melakukan upaya untuk menekan jumlah anak jalanan dan
memberikan pembinaan agar anak tidak lagi turun ke jalanan. Perubahan
jumlah anak jalanan tidak lepas dari meningkatnya jumlah urbanisasi
masyarakat desa menuju ke perkotaan. Hal itu menjadi permasalahan bagi
Pemerintah Kota Surabaya, terlebih lagi bagi Dinas Sosial Kota untuk
menyelesaikan permasalahan anak jalanan. Selain mengganggu ketertiban di
tempat-tempat umum, keberadaan mereka kadang juga meresahkan
masyarakat. Hal itu karena stigma atau pandangan negatif sebagian
masyarakat mengenai anak jalanan.
Sejumlah kajian menyebutkan munculnya masalah anak jalanan sangat
terkait dengan faktor kemiskinan, selain itu akibat ketidak harmonisan
keluarga dan juga adanya kemalasan dan kurang bertanggung jawab orang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

tua terhadap keluarga (Sanituti, suara merdeka, 2012). Hal itulah yang
memicu timbulnya anak jalanan dimana kepala keluarga tidak mampu
memenuhi kebutuhan keluarganya yang kemudian memunculkan fenomena
anak jalanan untuk membantu pemenuhan hidup dirinya dan keluarganya.
Hak-hak asasi anak terlantar dan anak jalanan, pada hakekatnya
sama dengan hak-hak asasi manusia pada umumnya, seperti tercantum
dalam UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, dan Keputusan
Presiden RI No. 36 Tahun 1990 tentang Pengesahan Convention on the
Right of the Child (Konvensi tentang hak-hak anak). Di Indonesia, untuk
mewujudkan hak-hak anak telah dikeluarkan UU No.4 tahun 1979 tentang
Kesejahteraan Anak dan UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan
Anak. UU tersebut menjelaskan bahwa anak berhak untuk tumbuh kembang
secara wajar serta memperoleh perawatan, pelayanan, asuhan dan
perlindungan yang bertujuan untuk mewujudkan kesejahteraan anak.
Berkaitan dengan undang-undang di atas maka pembinaan perlu
dilakukan untuk memberikan keterampilan kepada anak jalanan supaya
mereka tidak berkeliaran di jalan lagi dan agar setelah pembinaan
keterampilan itu selesai mereka bisa membuka usaha sendiri dan tentunya
dengan modal usaha dari pemerintah khususnya dari Dinas Sosial. Secara
umum pembinaan itu sendiri disebut sebagai sebuah perbaikan terhadap pola
kehidupan yang direncanakan untuk mengasah bakat yang telah dimiliki.
Pembinaan ialah merupakan usaha yang dilakukan dengan sadar,
berencana,

terarah,

teratur

untuk

meningkatkan

pengetahuan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

dan

6

keterampilan

seseorang

dengan

tindakan

bimbingan,

pengarahan,

pengawasan untuk mencapai tujuan yang diharapkan (Depdiknas, 2002).
Thoha (2002:7) mengemukakan pengertian pembinaan adalah
suatu tindakan, proses, hasil atau pernyataan menjadi lebih baik. Dalam hal
ini menunjukkan adanya kemajuan, peningkatan, pertumbuhan, evaluasi
atas berbagai kemungkinan, perkembangan atau atas peningkatan sesuatu.
Dalam mengatasi masalah yang dihadapi anak-anak tersebut, merupakan
tugas sebagaimana yang dikembangkan oleh pemerintah tentang pembinaan
dan

kesejahteraan

anak

dalam

menjamin

pertumbuhan

dan

perkembangannya dengan wajar baik jasmani, rohani maupun sosialnya.
Upaya ini tidak sekejap, dimana anak jalanan hanya dianggap
sebagai obyek yang mudah di “ sapu “ dan mudah dibersihkan dari jalanan,
tetapi perlu ditangani secara tuntas lintas sektor secara terpadu dan
berkesinambungan dan tidak hanya terfokus kepada anak jalanannya saja
tetapi juga kepada keluarga dan masyarakat.
Pemerintah Kota Surabaya melalui Dinas Sosial memiliki peran aktif
dalam membina anak jalanan. Dengan dikelurkannya Peraturan Walikota
Surabaya Nomor 61 Tahun 2012 Tentang Organisasi Unit Pelaksana Teknis
Dinas Kampung Anak Negeri Pada Dinas Sosial Kota Surabaya. Dimana
Pembinaan tersebut dilakukan di Lingkungan Pondok Sosial (Liponsos)
UPTD Kampung Anak Negeri Kota Surabaya. Pondok Sosial ini sebagai
tempat pelayanan kesejahteraan sosial khusus anak jalanan,anak nakal dan
anak terlantar di wilayah Surabaya. Tugas yang dilakukan Dinas Sosial

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

(Dinsos) tidak cukup merazia dan menekan jumlah anak jalanan, namun
juga apa dan bagaimana langkah selanjutnya yang bermanfaat bagi anakanak itu agar mereka tidak lagi turun ke jalanan untuk kembali mencari
uang. Pembinaan terhadap anak jalanan yang dilakukan di UPTD Kampung
Anak Negeri dimaksudkan untuk membina dan memperbaiki perilaku anak
jalanan yang lebih baik dan positif. Selain itu pembinaan tersebut
memberikan bekal keterampilan sesuai dengan bakat kepada anak jalanan
agar mereka bisa kembali ke masyarakat dan tidak turun ke jalanan lagi.
Oleh karena itu, terdapat beberapa kegiatan yang menjadi Program Pondok
Sosial dalam menangani anak jalanan, yaitu :
1) bimbingan mental spiritual
2) bimbingan jasmani,
3) bimbingan sosial,
4) bimbingan minat/keterampilan,
5) bimbingan kognitif.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis berkeinginan
untuk melakukan penelitian dan penulisan proposal dengan judul ”
Pembinaan Anak J alanan di Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
Kampung Anak Negeri Kota Surabaya”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka didapat rumusan masalah
yang akan dikaji yaitu : “Bagaimana Pembinaan Anak Jalanan di UPTD
Kampung Anak Negeri Kota Surabaya?”

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas , maka tujuan penelitian yang
akan dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : “Untuk mengetahui
Pembinaan Anak Jalanan di UPTD Kampung Anak Negeri Kota Surabaya”.
1.4 Manfaat Penelitian
1.

Bagi Peneliti
Sebagai syarat memperoleh gelar sarjana pada program studi Ilmu
Administrasi Negara/Publik FISIP UPN “Veteran” Jawa Timur.

2.

Bagi Instansi
Sebagai bahan Evaluasi terhadap temuan-temuan yang ada pada proses
penelitian sehingga dapat memperbaiki implementasi dari program yang
ada.

3.

Bagi Universitas
Untuk menambah refrensi dan literatur pada perpustakaan yang dapat
digunakan sebagai kajian untuk penelitian yang sejenis khususnya pada
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
KAJ IAN PUSTAKA
2.1

Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh pihak lain yang dapat
dipakai sebagai bahan masukan serta bahan pengkajian yang terkait dengan
penelitian ini, yaitu:
1. Sylfia Rizzana, Moch. Saleh Soeaidy, Minto Hadi, Jurnal Administrasi
Publik (JAP), Vol.1 No.3, h 174-182 “Analisis Kebijakan Perlindungan
Anak Jalanan dalam rangka Pengentasan dari Segala Bentuk
Eksploitasi”.

Tujuan

penelitian

ini

adalah

untuk

menganalisis

implementasi kebijakan perlindungan anak jalanan di Kota Malang,
menganalisis dampak implementasi kebijakan perlindungan anak jalanan
di Kota Malang, dan menganalisis upaya alternatif dalam mengatasi
hambatan dari implementasi kebijakan perlindungan anak jalanan di
Kota Malang. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif
dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan
Implementasi Kebijakan perlindungan anak jalanan di Kota Malang
dinilai belum cukup berhasil, hal ini dapat dilihat dari pelaksanaan
program-program pananganan terhadap anak jalanan. Selain itu juga
pada program pemberian bantuan (stimulant) pada anak jalanan, dimana
bantuan yang diberikan seringkali tidak dimanfaatkan sebagaimana
mestinya. Hal ini dapat dilihat dari peran para aktor pelaksana yang

9

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

belum maksimal. Beberapa aktor pelaksana tersebut adalah Dinas Sosial
Kota Malang dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang dalam
penelitian ini diwakili oleh Lembaga Pemberdayaan Anak Jalanan
(LPAJ) Griya Baca. Dinas Sosial yang merupakan Dinas yang baru
terbentuk pada Januari 2013 lalu belum mempunyai kesiapan yang
cukup untuk mengimplementasikan kebijakan ini dengan makasimal.
Selama ini penanganan anak jalanan yang dilakukan oleh Dinas Sosial
cenderung pada upaya pemberdayaan, padahal pada kenyataanya anak
jalanan memerlukan upaya perlindungan yang lebih dari itu. Selain itu,
kerjasama antar akor dalam implementasi kebijakan ini juga belum
berjalan dengan makasimal, seperti halnya antara Dinas Sosial Kota
Malang dan Lembaga Pemberdayaan Anak Jalanan (Griya Baca) di
mana di antara keduanya tidak memiliki hubungan komunikasi yang
baik.
2. Erna Setijaningrum, J. Penelit. Din. Sos. Vol. 7, No. 1, April 2008: 1622 “Analisis Kebijakan Pemkot Surabaya dalam Menangani Anak
Jalanan ”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
karakteristik anak jalanan yang ada di Kota Surabaya. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian ini bersifat deskriptif,
dimana peneliti akan menggambarkan karakteristik anak jalanan yang
ada di kota Surabaya, selanjutnya peneliti akan mencari alternative
kebijakan yang sesuai dalam menangani anak jalanan dan sesuai dengan
karakteristik anak jalanan tersebut. Populasi dalam penelitian ini adalah

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

para pembuat dan pelaksana kebijakan dari Pemkot Surabaya dan anak
jalanan. Data yang digunakan adalah data primer hasil wawancara
mendalam dan observasi serta data skunder yang diperoleh dari laporanlaporan program dan dokumentasi lain yang relevan dengan penelitian.
Analisa data yang dilakukan adalah reduksi data, penyajian data dan
pengambilan kesimpulan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Dinas
Sosial dan 15 Rumah Singgah yang ada di Surabaya hasilnya sangatlah
mengejutkan. Prosentase jumlah anak jalanan jauh lebih banyak bila
dibandingkan dengan jumlah gelandangan dan pengemis. Hasil
pemetaan dan survey anak jalanan juga menunjukkan bahwa hampir
70% anak jalanan melakukan pekerjaan sebagai pengamen, kemudian
pengasong/ pedagang, dan pemulung. Sedangkan kelompok umur yang
paling dominan turun ke jalan adalah usia 15 – 18 tahun, kemudian 10 –
14 tahun. Berdasar pengamatan yang dilakukan di kota Surabaya, anak
jalanan yang berumur dibawah 6 tahun terlihat juga semakin banyak.
Kondisi

tersebut

sebenarnya

merupakan

keadaan

yang

sangat

memprihatinkan, baik dipandang dari sudut perkembangan jiwa anakanak tersebut, dari segi perekonomian, dari segi keamanan, serta
keindahan dan ketertiban kota.
3. Dany Fajar S, 2012. ”DAMPAK PEMBERDAYAAN MELALUI
KETRAMPILAN BATIK MANGROVE BAGI ANAK JALANAN”.
Tujuan

dari penelitian

ini

adalah

untuk

mengetahui

dampak

pemberdayaan melalui ketrampilan batik mangrove bagi anak jalanan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Fokus penelitian ini
adalah dampak ekonomi dan dampak sosial yang diterima anak jalanan.
Dengan sasaran kajian yaitu manfaat pelatihan, sarana dan prasarana
dalam pelatihan, pendapatan dan kesadaran menabung, perubahan cara
pandang masyarakat, dan motivasi untuk maju. Teknik pengumpulan
data dilakukan dengan cara observasi dan wawancara. Analisa data
dalam Penelitian ini dengan menggunakan model interaktif. Keabsahan
data pada penelitian ini meliputi credibility (derajat kepercayaan);
transferability

(keteralihan);

dependability

(ketergantungan);

konfirmability (kepastian). Hasil dari penelitian ini adalah program
pemberdayaan anak jalanan melalui ketrampilan batik mangrove sebagai
program pemberdayaan telah mempunyai dampak positif, karena dari
dampak ekonomi anak jalanan memperoleh manfaat pelatihan, sarana
dan prasarana dalam pelatihan, pendapatan dan kesadaran menabung dan
dari dampak sosial yang berupa perubahan cara pandang masyarakat,
dan motivasi untuk maju. Jadi, pelatihan ketrampilan batik mangrove
bagi anak jalanan sudah cukup baik dan memberikan dampak positif
dalam proses pemberdayaan.
2.2

Landasan Teor i

2.2.1 Penger tian Kesejahter aan Sosial
Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial, baik kita suka atau
tidak, hampir semua yang kita lakukan dalam kehidupan kita berkaitan
dengan orang lain (Jones,2009). Kondisi sejahtera (well-being) biasanya

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

menunjuk pada istilah kesejahteraan sosial sebagai kondisi terpenuhinya
kebutuhan material dan non material. Menurut Midgley (2000: XI)
mendefinisikan kesejateraan sosial sebagai “..a condition or state of human
well being.” Kondisi sejahtera terjadi manakala kehidupan manusiaaman
dan bahagia karena kebutuhan dasar akan gizi, kesehatan, pendidikan,
tempat tinggal, dan pendapatan dapat terpenuhi; serta manakala manusia
memperoleh perlindungan dari resiko-resiko utama yang mengancam
kehidupannya. Agar dapat memahami lebih dalam apa yang dimaksud
dengan kesejahteraan sosial berikut definisi kesejahteraan sosial menurut
para ahli.
Menurut definisinya kesejahteraan sosial dibagi menjadi tiga
kelompok yaitu kesejahteraan sosial sebagai suatu keadaan, kesejahteraan
sosial sebagai suatu kegiatan atau pelayanan dan kesejahteraan sosial
sebagai ilmu (Suud, 2006). Menurut Suharto (2006: 3) kesejahteraan sosial
juga termasuk sebagai suatu proses atau usaha terencana yang dilakukan
oleh perorangan, lembaga-lembaga sosial, masyarakat maupun badan-badan
pemerintah untuk meningkatkan kualitas melalui pemberian pelayanan
sosial dan tunjangan sosial.
Menurut Suparlan dalam Suud (2006: 5), kesejahteraan sosial,
menandakan keadaan sejahterah pada umumnya, yang meliputi keadaan
jasmaniah, rohaniah, dan sosial dan bukan hanya perbaikan dan
pemberantasan keburukan sosial tertentu saja; jadi merupakan suatu keadaan
dan kegiatan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

Menurut Segel dan Bruzy (1998:8), “Kesejahteraan sosial adalah
kondisi sejahtera dari suatu masyarakat.Kesejahteraan sosial meliputi
kesehatan,

keadaan

ekonomi,

kebahagiaan,

dan

kualitas

hidup

rakyat”.Sedangkan menurut Midgley (1995:14) Kondisi kesejahteraan sosial
diciptakan atas kompromi tiga elemen. Pertama, sejauh mana masalahmasalah sosial ini diatur, kedua sejauh mana kebutuhan-kebutuhan dipenuhi,
ketiga sejauh mana kesempatan untuk meningkatkan taraf hidup dapat
disediakan
Kesejahteraan sosial menurut Friendlander dalam Suud (2006: 8)
merupakan system yang terorganisir dari pelayanan-pelayanan dan lembagalembaga sosial, yang dimaksudkan untuk membantu individu-individu dan
kelompok-kelompok agar mencapai tingkat hidup dan kesehatan yang
memuaskan dan hubungan-hubungan personal dan sosial yang memberi
kesempatan

kepada

mereka

untuk

memperkembangkan

seluruh

kemampuannya dan untuk meningkatkan kesejahteraannya sesuai dengan
kebutuhan-kebutuhan keluarga dan masyarakatnya.
Menurut Segal dan Brzuzy, yang dikutip dalam suud (2006: 5)
kesejahteraan

sosial

adalah

kondisi

sejahtera

dari

suatu

masyarakat.Kesejahteraan sosial meliputi kesehatan, keadaan ekonomi,
kebahagiaan, dan kualitas hidup rakyat.
Kesejahteraan sosial dapat diukur dari ukuran-ukuran seperti tingat
kehidupan, pemenuhan kebutuhan pokok, kualitas hidup dan pembangunan
manusia (Sen, 2008: 8).Yang paling berhubungan dengan system

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

kesejahteraan sosial bagi para homeless ini adalah seikatsu hogo.pemerintah
memberikan perlindungan hidup (seikatsu hogo) kepada masayarakat
Jepang dan tidak boleh ada diskriminasi, dan orang yang hidup miskin dapat
menuntut pertolongan bantuan dari pemerintah (Kennett dan Iwata, 2003:
63).
Menurut Okumara dalam Takehara (2005: 114) menjabarkan bahwa
ada tujuh karakteristik di dalam kesejahteraan sosial yaitu :
1. Tuntutan ekonomi yang stabil
2. Tuntutan pekerjaan yang layak
3. Tuntutan keluarga yang stabil
4. Tuntutan jaminan kesehatan
5. Tuntutan jaminan pendidikan
6. Tuntutan kesempatan dalam bermasyarakat
7. Tuntutan kesempatan budaya atau rekreasi

Menurut Undang-Undang RI Nomor 4 Tahun 1979 tentang
kesejahteraan anak, bahwa kesejahteraan anak adalah suatu tata
kehidupan dan penghidupan anak yang dapat menjamin pertumbuhan
dan perkembangannya dengan wajar, baik secara rohani, jasmani
maupun sosial.
Sedangkan usaha kesejahteraan anak adalah usaha kesejahteraan
sosial yang ditujukan untuk menjamin terwujudnya kesejahteraan anak
terutama terpenuhinya kebutuhan pokok anak. Selain itu, kesejahteraan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

anak menurut Johnson dan Schwartz (1991 : 167) juga didefinisikan
sebagai: Series of activities and programs through which society
expresses is special concern for children until they are able to care for
themselves. (Bagian dari kegiatan dan program yang mana melalui
pernyataan masyarakat itu sebagai perhatian khusus untuk anak-anak
dan kesejahteraannya untuk mengambil pertanggung jawaban untuk
beberapa anak sampai mereka mampu untuk mandiri).
2.2.2

Pembinaan

2.2.2.1

Penger tian Pembinaan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990 : 134) dijelaskan
bahwa pembinaan adalah usaha, tindakan dan kegiatan yang dilakukan
secara berdaya guna dan berhasil guna untuk mendapatkan sesuatu yang
lebih baik, usaha atau proses yang lebih baik.
Menurut Widjaya (1997) pembinaan adalah suatu proses atau
pengembangan yang mencakup urutan-urutan pengertian, diawali
dengan mendirikan, membutuhkan, memelihara pertumbuhan tersebut
yang

disertai

usaha-usaha

mengembangkannya.

perbaikan,

Pembinaan

tersebut

menyempurnaan
menyangkut

dan

kegiatan

perencanaan, pengembangan, pembiayaan, koordinasi, pelaksanaan dan
pengawasan suatu pekerjaan untuk mencapai tujuan hasil yang
maksimal.
Menurut

Departemen

Sosial

(2004:153)

pembinaan

adalah

serangkaian upaya untuk membimbing, membina, mengarahkan dan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

mengendalikan proses perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan
evaluasi agar tujuan yang ditetapkan berjalan efektif dan efesien.
Menurut Miftah Thoha (2002:7) pengertian pembinaan adalah suatu
tindakan, proses, hasil atau pernyataan menjadi lebih baik. Dalam hal ini
menunjukkan adanya kemajuan, peningkatan, pertumbuhan, evaluasi
atas berbagai kemungkinan, perkembangan atau atas peningkatan
sesuatu.
Pembinaan adalah merupakan usaha yang dilakukan dengan sadar,
berencana, terarah, teratur untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan seseorang dengan tindakan bimbingan, pengarahan,
pengawasan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. (Depdiknas, 2002)

2.2.2.2

Tujuan Pembinaan
Tujuan pembinaan secara umum menurut Moekiyat (1991 : 32)
adalah :
1. Untuk

mengembangkan

keahlian

sehingga

pekerjaan

dapat

diselesaikan dengan cepat dan efektif
2. Untuk mengembangkan pengetahuan sehingga pekerjaan dapat
terselesaikan dengan rasional.
3. Untuk mengembangkan sikap sehingga menimbulkan kemauan
kerja.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

Menurut Musanef (1986:16) tujuan yang diharapkan dari pembinaan
adalah:
1. Untuk meningkatkan mutu dan ketrampilan serta memupuk
kegairahan

dalam

bekerja

sehingga

berpartisipasi

dalam

melaksanakan secara menyeluruh.
2. Diarahkan pada terwujudnya suatu komposisi pegawai baik dalam
bentuk jumlah maupun mutu yang memadai, serasi dan harmonis
sehingga dapat menhasilkan prestasi kerja yang optimal.
3. Diarahkan

untuk

menjamin

tugas-tugas

pemerintah

dan

pembangunan secara berdaya guna baik sector dalam pemerintah
maupun BUMN atau swasta.
2.2.2.3

Manfaat Pembinaan
Menurut Burhanudin (1993 : 148) manfaat pembinaan adalah:
1. Mengembangkan potensi
2. Sebagai wahana untuk memotivasi karyawan agar mengembangkan
bakat dari kemampuannya.
3. Mengurangi subyektivitas dalam promosi.
4. Memberikan kepastian hari depan.
5. Sebagai

usaha

yang

mendukung

organisasi

dalam

rangka

memperoleh tenaga-tenaga yang cakap dan terampil dalam
melaksanakan program.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

2.2.2.4

Metode Pembinaan
Metode pembinaan anak jalanan adalah sebagai berikut (Dinas
Kesejahteraan Sosial, 1996 : 11)
1. Metode ceramah, dipakai dalam rangka menyampaikan materimateri pembinaan atau pelatihan yang bersifat teori atau informasi
dengan peragaan-peragaan seperlunya untuk memperjelas teori atau
informasi yang diberikan.
2. Metode tanya jawab, dipakai dalam rangka pemahaman dan
penghayatan materi pembinaan atau pelatihan dengan klien secara
aktif untuk menanyakan hal-hal yang dirasa kurang jelas, serta
penceramah memberikan penjelasan ulang.
3. Praktek langsung dilapangan, dipakai dalam rangka penerapan teoriteori atau materi yang telah diperoleh sebelumnya. Pembina atau
pelatih turut serta untuk memberikan pengarahan-pengarahan
seperlunya.

2.2.2.5

Bentuk Pembinaan
Menurut Asmaya (2003) dalam Feriustika menerangkan bahwa pada
dasarnya ada dua macam bentuk pembinaan karakter yaitu diantaranya :
1. Pembinaan kepribadian, yaitu pembinaan yang diarahkan pada
pembinaan mental dan watak agar bertanggung jawab pada diri
sendiri, keluarga dan masyarakat.
2. Pembinaan kemandirian yaitu pembinaan yang diarahkan pada
pembinaan bakat dan keterampilan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

Bentuk pembinaan anak jalanan menurut Dinas Sosial Kota
Surabaya yaitu:
a. Bimbingan mental, untuk proses perbaikan mental dan perubahan
perilaku supaya sesuai dengan nilai,norma,dan peraturan.
b. Bimbingan jasmani, seperti senam, kerja bakti, olah raga yang
dimaksudkan untuk memelihara perkembangan fisik anak-anak
tersebut.
c. Bimbingan Sosial, diarahkan untuk membangun komunikasi dan
berhubungan dengan orang lain melalui kegiatan home visit,
rekreasi, sosialisasi lingkungan sekitar, dan bimbingan hidup
bermasyarakat.
d. Bimbingan

Minat, berupa kegiatan-kegiatan

pembinaan dan

pelatihan sesuai minat dan bakat masing-masing anak. Hal ini
bertujuan meningkatkan keterampilan dan kompetensi anak untuk
bekal hidup dan meningkatkan kemandirian anak.
e. Bimbingan kognitif, bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan
kemampuan intelektual anak. Bimbingan ini diwujudkan dalam
kegiatan bimbingan baca tulis hitung, kejar paket, dan kunjungan ke
perpustakaan.
Menurut

(Engkos-Kosasih

1993:7)

mengemukakan

bahwa

bimbingan fisik dapat memacu pertumbuhan dan perkembangan
jasmani, mental, emosional, dan sosial, memacu aktivitas system
peredaran darah sehingga tubuh seseorang menjadi sehat.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

Menurut Fatchuddin, dkk ( 1980 : 21) mengemukakan pola yang
harus ada dalam pembinaan yaitu :
1. Pola Pembinaan Jasmaniah
Kondisi jasmaniah yang sehat akan mengkondisikan anak dalam
keadaan tubuh segar, kuat, tangkas, terampil. Sehat untuk dapat dan
mampu melaksanakan tugas dan kewajibannya sera mengamalkan
hak-haknya secara konstruktif dan produktif.
2. Pola Pembinaan Budaya dan Agama
Bertujuan untuk membawa remaja kepada suatu sistem yang “pasti”
sesuai dengan tujuan pembangunan dan dasar Negara.
3. Pola Pembinaan Intelek
Pembinaan intelek dimaksudkan agar remaja dapat mengunakan
intelektualitasnya dalam menangani masalah kehidupan yang
dihadapinya.
4. Pola Pembinaan Kerja dan Profesi
Tujuan pembinaan anak dalam hal ini ialah menghilangkan frustasi,
memberikan economic security dan menjadikan remaja calon tenaga
kerja yang bermotivasi, cakap, termapil, kreatif dan bertanggung
jawab.

Menurut Drajat, Zakiah (1976 : 73) ada beberapa aspek yang harus
dibina dalam diri anak, usaha yang harus dilakukan, yaitu :
1. Meningkatkan kepercayaan dalam diri

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

Pertumbuhan jasmanianya yang cepat, tidak stabil dan kurang
serasi, hendaknya dipahami oleh anak sebagai proses pematangan.
2. Menciptakan hubungan baik dengan orang tua
Hubungan baik antara orang tua dengan anak akan membantu
anak, sehingga anak bisa terbuka dengan masalah yang dihadapi.
3. Pendidikan agama
Penidikan agama bagi anak merupakan senjata ampuh untuk
membina anak, agama akan tertanam dan tumbuh dalam diri setiap
anak dan dapat digunakan untuk mengendalikan dorongandorongan serta keinginan-keinginan yang kurang baik.
4. Bimbingan kearah hari depan lebih baik
Dalam hal ini anak diarahkan untuk dapat hidup dan mencari hidup
dengan kekuatan sendiri.
5. Bimbingan hidup bermasyarakat
Setiap anak ingin dirinya berguna dan berharga dalam masyarakat
dan lingkungannya, untuk itu harus dibantu mengembangkan dan
menonjolkan keistimewaannya di berbagai bidang.
2.2.3

Pemberdayaan

2.2.3.1

Penger tian Pember dayaan
Dalam buku Huraerah (2011,96), Swift dan Levin mengatakan
pemberdayaan menunjuk pada usaha “realocation of power” melalui
perubahan struktur sosial (Suharto,1997:214). Sedangkan Rappaport
menungkapkan pemberdayaan adalah suatu cara dengan mana rakyat

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

mampu menguasai (berkuasa atas) kehidupannya (Suharto,1997:215).
Selanjutnya Craig dan Mayo (1995:50) mengatakan bahwa konsep
pemberdayaan termasuk dalam pengembangan masyarakat dan terkait
dengan

konsep-konsep:

kemandirian

(self-help),

partisipasi

(participation), jaringan kerja (networking), dan pemerataan (equity).
Pemberdayaan masyarakat, menurut Suzenna Kindervatter dalam
Fahrudin (2012:74) adalah pendidikan non formal dalam membelajarkan
masyarakat sehingga mereka memiliki pemahaman dan mampu
mengendalikan kondisi sosial, ekonomi dan/atau politik dalam upaya
untuk meningkatkan kedudukannya di masyarakat.
Chambers

dalam

Huraerah

(2011:95)

berpendapat

bahwa

pemberdayaan masyarakat adalah sebuah konsep pembangunan ekonomi
yang merangkum nilai – nilai sosial.
Pemberdayaan adalah sebuah proses agar setiap orang menjadi
cukup kuat untuk berpartisipasi dalam berbagai pengontrolan, dan
mempengaruhi,

kejadian-kejadian

serta

lembaga-lembaga

yang

mempengaruhi kehidupannya. Pemberdayaan menekankan bahwa orang
memperoleh keterampilan, pengetahuan, dan kekuasaan yang cukup
untuk mempengaruhi kehidupannya dan kehidupan orang lain yang
menjadi perhatiaannya. (Persons,et al., 1994)
Sardlow dalam Adi (2003:54) melihat berbagai pengertian yang ada
mengenai pemberdayaan masyarakat pada intinya membahas bagaimana
individu, kelompok ataupun komunitas berusaha mengontrol kehidupan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24

mereka sendiri dan mengusahakan untuk membentuk masa depan sesuai
dengan keinginan mereka.
Payne (1997 : 266) mengemukakan bahwa pemberdayaan
(empowerment) pada dasarnya ditujukan untuk :
“To help clients gain power of decision and action over their
own lives by reducing the effect of social or personal blocks to
exercising exiting power, by increasing capacity and self confidence
to use power and by transferring power from the environment to
clients.”
Pengertian pemberdayaan menurut Payne menunjukkan bahwa
agar seseorang bisa berdaya perlu ada pembagian atau pemberian
kekuatan dari lingkungannya. Pembagian kekuatan atau pemberian
kemampuan ini bisa diartikan sebagai saling membagi kekuatan
(power sharing) dari seseorang atau sekelompok orang kepada orang
lain yang tidak berdaya sehingga mereka mempunyai kemampuan
yang

setara.

Dalam

perspektif

pekerjaan

sosial,

pengertian

pemberdayaan ini dapat diartikan sebagai peningkatan kemampuan
dan rasa percaya diri seseorang agar ia dapat melaksanakan tugas dan
fungsinya secara wajar tanpa dihalangi oleh kesenjangan terhadap
lingkungannya.
Dari beberapa definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa
pemberdayaan masyarakat adalah konsep pembangunan ekonomi untuk

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

25

masyarakat melalui penetapan kebijakan, program dan kegiatan yang
sesuai dengan esensi dan prioritas kebutuhan masyarakat.

2.2.3.2

Tujuan Pember dayaan
Menurut Sumodiningrat yang dikutip oleh Onny S. Prijono
(1995:101)

menyatakan

bahwa

pemberdayaan

memiliki

tujuan

kemanuasiaan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat miskin
dengan jalan sebagai berikut:
1) Mengidentifikasi kebutuhan kelompok local atau setempat dengan
tujuan dapat memenuhi kebutuhan tersebut.
2) Merumuskan kegiatan untuk mencapai sasaran.
3) Menyiapkan dana dan kondisi.
4) Memobilisir sumber daya setempat atau dari luar untuk kegiatan
pembangunan setempat.
Menurut Sumodiningrat, seperti yang dikutip oleh Mahmoed
(2004:40) pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat bertujuan
mencapai keberhasilan dalam:
1) Mengurangi jumlah penduduk miskin
2) Mengembangkan usaha peningkatan pendapatan yang dilakukan
oleh penduduk miskin dengan memanfaatkan sumber daya yang
tersedia
3) Meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap upaya peningkatan
kesejahteraan keluarga miskin di lingkungannya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

26

4) Meningkatkan kemandirian kelompok yang ditandai dengan makin
berkembangnya usaha produktif anggota dan kelompok, makin
kuatnya pemodalan kelompok, makin rapinya sistem administrasi
kelompok, serta makin luasnya interaksi kelompok dengan
kelompok lain di dalam masyarakat.
5) Meningkatkan kapasitas dan pemerataan pendapatan yang ditandai
oleh peningkatan keluarga miskin yang mampu memenuhi
kebutuhan pokok dan kenutuhan sosial dasarnya.

2.2.3.3

Pr insip-Pr insip Pemberdayaan
Menurut Suzane Kindervatter (1979) dalam Fahrudin (2012:74)
Terdapat 8 prinsip dalam pemberdayaan masyarakat, yaitu :
1) Dilakukan dalam kelompok – kelompok kecil.
2) Pemberian tanggung jawab terhadap kelompok tersebut
3) Kepemimpinan kelompok dilakukan oleh anggota kelompok
4) Pendidik berperan sebagai fasilitator
5) Proses pemebelajaran dilakukan secara demokratis
6) Kesatuan pemahaman antara kelompok dengan pendidik tentang
upaya pencapaian tujuan
7) Peningkatan status sosial, ekonomi dan kemampuan politik mereka
dalam masyarakat

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

27

8) Dampak bagi kemajuan diri dan masyarakat yang mencakup
pembelajaran orang lain, dan partisipasinya dalam pembangunan
masyarakat.
Menurut Fahrudin (2012 : 56 ) Pendekatan pembelajaran dalam
pemberdayaan masyarakat adalah :
1) Pelatihan

dan

bimbingan

kepekaan

yang

tinggi

terhadap

perkembangan lingkungan sosi