POLA KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN ANAK PEMAIN GAME ONLINE DotA DI SURABAYA ( Studi Deskriptif Kualitatif Pola Komunikasi Orang Tua dengan Anak Pemain Game Online DotA di Surabaya ).

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN ANAK PEMAIN GAME
ONLINE DotA DI SURABAYA
( Studi Deskriptif Kualitatif Pola Komunikasi Orang Tua dengan Anak Pemain
Game Online DotA di Surabaya )

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Per syaratan Memperoleh Gelar Sarjana
Pada Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP UPN “Veteran” J awa Timur

Oleh:
NUGRAHANTO RAMADHAN
NPM : 0943010153

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
2013

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN ANAK PEMAIN GAME
ONLINE DotA DI SURABAYA
(Studi Deskripti Kualitatif Pola Komunikasi Or ang Tua dengan AnakPemain
Game Online DotA di Surabaya)
Disusun Oleh :
NUGRAHANTO RAMADHAN
NPM : 0943010153
Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Ilmu
Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan
“Veteran” J awa Timur
Pada tanggal 19 J uli 2013
Pembimbing Utama

Tim Penguji
1. Ketua

Ir. H. DIDIEK TRANGGONO, Msi.
NIP. 1 95812 251990 011 001


Ir. H. DIDIEK TRANGGONO, MSi.
NIP. 1 95812 251990 011 001
2. Sekretaris

Dra. DYVA CLARETTA, MSi.
NPT. 3 6601 94 00251
3. Anggota
Dra. HERLINA SUKSMAWATI, MSi.
NIP. 1 96412 251993 092 001
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Dra. Ec. Hj. SUPARWATI, MSi.
NIP. 1 95507 181983 022 001

iii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur kehadirat Allah S.W.T., karena atas segala limpahan RahmatNya dan dengan sekian banyak kendala yang dihadapi akhirnya penulis dapat
menyelesaikan laporan Skripsi yang berjudul Pola Komunikasi Orang Tua dengan
Anak Pemain Game Online DotA di Surabaya.
Rasa hormat dan ucapan terima kasih yang mendalam atas bantuan dari
berbagai pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan Skripsi ini.
Dalam kesempatan kali ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Ibu Dra. Hj. Suparwati, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik, UPN “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Ir. H. Didiek Tranggono, Msi. Selaku dosen pembimbing laporan
Skripsi, terima kasih atas kesabaran, tanggung jawab, dorongan, motivasi,
bimbingan serta pengarahan yang telah diberikan selama proses
pembuatan laporan Skripsi ini dari awal hingga akhir, sehingga penulis
dapat menyelesaikan laporan Skripsi ini sebagaimana mestinya.
3. Bapak Juwito, S.Sos., M.Si, Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi.
4. Ibu tercinta Harini Widyastuti, terima kasih atas segala kasih sayang
untuk memotivasi, membimbing, mendorong, menginspirasi penulis
dalam menyelesaikan laporan Skripsi ini. Segala bentuk curahan perhatian


iv
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

mu lah yang selalu membuat penulis tenang dalam segala kondisi. Kau
akan selalu menjadi Ibu yang terbaik bagi penulis.
5. Papa tercinta Gatot Edy Soegiyanto, terima kasih atas segala dukungan
yang telah diberikan bagi penulis setiap harinya yang tanpa hentihentinya. Kau akan selalu menjadi pahlawan dan Ayah terhebat bagi
penulis.
6. Langendika Titiswari. Thank you for every little things you have put me
through, for every single words you said, for everything you have done.
There are so many words to say. But the point is, you mean everything.
Thank you for being there whenever i was. Let us be together for now and
always be.
7. Sonny Aditya Darma, selaku sahabat penulis mulai dari kecil sebelum
mulai sekolah 20 tahun yang lalu hingga beranjak dewasa seperti
sekarang, terima kasih atas dukungan dan semangat yang diberikan.
Semoga kita sukses dan selalu menjadi sahabat yang utuh sampai
kapanpun.

8. Eko Setiono, selaku sahabat penulis serta rekan mahasiswa se-angkatan,
terima kasih atas dukungan dan doa, serta motivasi yang telah diberikan
pada penulis selama mengalami masa-masa berat.
9. Rendy Sutansyah, selaku sahabat penulis juga yang selalu memberikan
motivasi tiada hentinya, serta menginspirasi sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan skripsi ini secepat mungkin dan secara
bertanggung jawab.

v
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10. Teman – teman mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2009
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UPN “Veteran” Jawa Timur,
khususnya “Koprals Family”, terima kasih atas dukungan semangat dan
kerjasama yang telah diberikan. Susah dan senang kita telah lalui bersama
selama di bangku perkuliahan ini. Semoga kita selalu diberikan
kesuksesan bersama-sama.
Penulis menyadari bahwa laporan Skripsi


ini masih jauh dari

kesempurnaan karena segala keterbatasan yang ada. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat diperlukan penulis agar laporan Skripsi ini
menjadi lebih sempurna. Terakhir penulis harapkan agar laporan Skripsi ini dapat
berguna sebagai salah satu fasilitas dari bahan informasi bagi penulis lain maupun
pembaca.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Surabaya, 22 Juli 2013

Penulis

vi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI


Halaman
HALAMAN J UDUL

................................................................

i

PERSETUJ UAN SKRIPSI ................................................................

ii

PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................

iii

KATA PENGANTAR

................................................................

iv


DAFTAR ISI

............................................................................

vii

DAFTAR TABEL

............................................................................

x

DAFTAR GAMBAR ............................................................................

xi

DAFTAR LAMPIRAN

................................................................


xii

ABSTRAKSI ........................................................................................

xiii

BAB I PENDAHULUAN

1

................................................................

1.1

Latar Belakang

....................................................

1


1.2

Rumusan Masalah

....................................................

10

1.3

Tujuan Penelitian

....................................................

10

1.4

Manfaat Penelitian


....................................................

10

....................................................

11

....................................................

11

BAB II KAJ IAN PUSTAKA
2.1

Landasan Teori

2.1.1 Penelitian terdahulu
2.2

Komunikasi

........................................

11

................................................................

14

2.2.1 Komunikasi Interpersonal

............................

2.2.2 Proses Komunikasi Interpersonal

................

15
16

2.2.3 Faktor yang Menumbuhkan Hubungan
Interpersonal dalam Komunikasi Interpersonal..............

19

2.2.4 Komunikasi Antar Pribadi Sebagai Proses
Transaksional ....................................................
2.2.5 Tujuan Komunikasi Interpersonal

20

................

21

2.3

Pola Komunikasi

....................................................

23

2.4

Pengertian Keluarga ....................................................

26

2.4.1 Peranan dan Fungsi Keluarga ............................

27

vii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.4.2 Komunikasi Keluarga ........................................

29

2.4.3 Kualitas Komunikasi Interpersonal Keluarga ....

32

2.4.4 Aspek Kualitas Komunikasi Interpersonal
Dalam Keluarga..................................................

35

Pengertian Orang Tua ....................................................

38

2.5.1 Kriteria Orang Tua Efektif

............................

38

Pengertian Anak ............................................................

39

2.6.1 Peran Anak

....................................................

40

2.6.2 Karakteristik Anak Usia Sekolah Dasar.............

41

2.6.3 Efek Hubungan Keluarga

............................

42

Game Online ................................................................

43

2.7.1 Tipe Game Online Berdasarkan Jenis ................

45

2.7.2 Kecanduan Game Online

............................

48

....................................................

49

BAB III METODE PENELITIAN ....................................................

53

2.5

2.6

2.7

2.8

Kerangka Berfikir

3.1

Jenis Penelitian

.....................................................

53

3.2

Subjek dan Objek Penelitian .........................................

58

3.3

Lokasi Penelitian

59

3.4

Metode Pengumpulan Data

.........................................

60

3.5

Metode Analisis Data .....................................................

61

.....................................................

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1

.........................................

62

Gambaran Objek Penelitian .........................................

62

4.1.1 Gambaran Objek Penelitian .............................

62

4.1.2 Penyajian Data

.........................................

65

4.2

Identitas Informan

.....................................................

65

4.3

Analisis Data .................................................................

71

4.3.1 Pola Komunikasi Orang Tua dengan Anak
Pecandu Game Online.........................................

71

4.3.1.1 Acceptance Orang Tua Mengenai Pengetahuan
Terhadap Anak yang Bermain Game Online .....
4.3.1.2 Controlling Orang Tua Terhadap Anak yang

viii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

71

Merupakan Pecandu Game Online

.................

80

4.3.1.3 Impact yang Diketahui Orang Tua Mengenai
Seringnya Bermain Game Online
4.4

4.5

.................

90

Pola Komunikasi Authoritarian, Permissive dan
Authoritative .................................................................

98

Pembahasan

102

.................................................................

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

.........................................

104

5.1

Kesimpulan

.................................................................

104

5.2

Saran .............................................................................

106

DAFTAR PUSTAKA

.................................................................

108

LAMPIRAN .........................................................................................

110

ix
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR TABEL

Tabel 2.5

Pola Komunikasi Orang Tua dengan Anak ...................

x
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

25

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.4.1 Proses Komunikasi Interpersonal

...............................

xi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

Interview Guide Anak.........................................

110

LAMPIRAN 2

Interview Guide Orang Tua.................................

112

LAMPIRAN 3

Hasil Wawancara.................................................

114

LAMPIRAN 4

Dokumentasi Wawancara....................................

140

xii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ABSTRAKSI
NUGRAHANTO RAMADHAN, POLA KOMUNIKASI ORANG TUA
DENGAN ANAK PEMAIN GAME ONLINE DotA DI SURABAYA (STUDI
DESKKRIPTIF KUALITATIF POLA KOMUNIKASI ORANG TUA
DENGAN ANAK PEMAIN GAME ONLINE DotA DI SURABAYA)

Penelitian ini didasarkan pada fenomena pola komunikasi antara orang tua
dengan anak pecandu game online. Pola komunikasi itu sendiri merupakan suatu
gambaran yang sederhana dari proses komunikasi yang memperlihatkan kaitan
antara satu komponen komunikasi dengan komponen lainnya. Sebagian besar
orang tua beranggapan bahwa dengan anak bermain game online akan berdampak
negatif karena kecanduan, tetapi ada pula yang beranggapan bahwa dengan anak
bermain game online justru akan memotivasi anak mereka dalam proses belajar.
Pada kenyataannya banyak terdapat tempat penyewaan game online yang memang
mayoritas penggunanya adalah anak-anak usia sekolah dasar. Pola komunikasi
diperlukan untuk menganalisa bagaimana gambaran komunikasi yang terjadi
antara orang tua dengan anak yang candu dalam bermain game online.
Pola komunikasi yang digunakan sebagai acuan dalam menganalisa adalah
pola komunikasi authoritarian, permissive dan authoritative. Ketiga pola
komunikasi ini memiliki karakteristik yang berbeda-beda sesuai dengan
bagaimana cara orang tua dalam mendidik anak.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif
dengan disertai in-depth interview (wawancara mendalam) dalam mengumpulkan
data yang diperlukan untuk penelitian.
Hasil dari penelitian ini diperoleh melalui analisis dari rekap hasil
wawancara mendalam dengan setiap informan. Ditunjukan bahwa memang setiap
orang tua memiliki cara mereka sendiri dalam mendidik anaknya khususnya
dalam bermain. Diperoleh dari 5 informan, 2 diantaranya bersikap otoriter, 1
bersikap permissive (membebaskan), dan 2 bersikap authoritative yang cenderung
demokratis dengan anak.

Kata kunci : Pola komunikasi, pemain game online.
xiii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ABSTRACT
NUGRAHANTO
RAMADHAN,
COMMUNICATION
PATTERN
BETWEEN PARENTS WITH DotA ONLINE GAMING CHILDREN
PLAYER
IN
SURABAYA
(QUALITATIVE
DESCRIPTIVE
COMMUNICATION PATTERN STUDY BETWEEN PARENTS WITH
DotA ONLINE GAMING CHILDREN PLAYER IN SURABAYA)
This research based on communication pattern between parents with
addictive online gaming phenomenon. Communication pattern itself is a simple
imaging of a communication process with the another components. Mostly
parents consider that with the children play online gaming will cause a negative
effect because of the addiction, but there’s some who consider that with the
children play online gaming is exactly motivates their children on their studying.
The truth is so many online gaming places to rent which exactly the most users
are elementary school-aged. Communication pattern is needed to analyze the
imaging of communication that occurs between parents and the children that plays
online gaming.
Communication patterns which used as a reference for analyzing are
authoritarian communication pattern, permissive, and authoritative. These three
communication patterns have their own characteristic differences as how the
parents educate their children.
The method which is used on this research is qualitative descriptive with
an in-depth interview to collect all the datas which are needed on this research.
The results of this research is achieved from the in-depth interview records
with each informans. It shows that each of every parents have their own way to
educate their children especially on playing. Gained from each five informans,
two of them are authoritarily behave, one of them is permissive (set free), and two
of them are authoritative behavior which inclinely demoratic whith their children.

Keywords : Communication pattern, online gaming player.

xiv
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang Masalah
Komunikasi merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dari

kehidupan manusia. Sejak pertama dilahirkan, manusia sudah melakukan kegiatan
komunikasi. Manusia adalah makhluk sosial, artinya manusia itu hidup dengan
manusia lainnya satu dengan yang lain saling membutuhkan. Untuk tetap
melangsungkan kehidupannya, manusia perlu berhubungan dengan manusia
lainnya. Hubungan antar manusia akan tercipta melalui komunikasi, baik
komunikasi verbal (bahasa) maupun noverbal (simbol, bahasa tubuh maupun
gambar). Istilah komunikasi atau dalam bahasa inggris Communication berasal
dari kata latin communication dan bersumber dari kata communis yang berarti
sama. Sama disini maksudnya adalah sama makna mengenai suatu hal
(Effendy,2002:3). Judy C. Person dan Paul E. Nelson mengemukakan bahwa
komunikasi mempunyai dua fungsi umum. Pertama untuk kelangsungan hidup
diri sendiri yang meliputi : keselamatan fisik, meningkatkan kesadaran pribadi,
menampilkan diri kita sendiri pada orang lain dan mencapai ambisi pribadi.
Kedua untuk melangsungkan hidup masyarakat, tepatnya untuk memperbaiki
hubungan sosial dan mengembangkan keberadaan suatu masyarakat (Dedy
Mulyana, 2002:45).
Komunikasi itu sendiri merupakan hal mendasar yang selalu menjadi
tumpuan bagi setiap orang dalam berinteraksi satu sama lain baik antar individu
maupun dengan kelompok. Terlebih lagi komunikasi dalam keluarga yang selalu

1
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

terjalin antara orang tua dan anak, merupakan salah satu faktor penting dalam
menentukan perkembangan anak itu sendiri. Komunikasi interpersonal/antar
pribadi didefinisikan Devito sebagai proses pengiriman pesan-pesan antara dua
orang atau diantara sekelompok kecil orang-orang, dengan disertai beberapa efek
dan umpan balik seketika (Suranto, 2011:04). Disamping itu, pentingnya
komunikasi dalam kehidupan juga mendorong berkembangnya teknologi
informasi sehingga komunikasi massa juga terlibat dalam mempengaruhi
komunikasi antar individu atau kelompok yang bersangkutan. Komunikasi massa
adalah komunikasi melalui media massa, baik melalui media cetak maupun
elektronik. Tetapi seiring perkembangan zaman di era sekarang, komunikasi
melalui media massa lebih sering menggunakan media elektronik, khususnya
internet yang merupakan hasil dari teknologi modern (Hidayat, 2007:04).
Disamping itu juga menyebabkan tuntutan manusia terhadap kebutuhan informasi
juga semakin tinggi. Hal tersebut menyebabkan kemajuan yang cukup signifikan
dalam bidang teknologi informasi. Kemajuan di bidang teknologi informasi ini
membuat seakan batas dan jarak yang menghambat antar wilayah nasional
maupun internasional menjadi semakin pudar. Artinya seluruh masyarakat dengan
teknologi dalam kaitannya internet, dapat dengan mudah kapan saja dan dimana
saja mengakses berbagai bentuk informasi dari berbagai belahan dunia lain, tanpa
harus berada langsung di tempat tersebut.
Secara harfiah, internet (interconnection-networking) merupakan sebuah
jaringan komputer global yang terdiri dari jutaan komputer yang terhubung
dengan menggunakan protocol yang sama dan berbagi informasi secara bersama

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

(Supriyanto, 2005:336). Pengertian lain menyebutkan bahwa, internet merupakan
jaringan komputer yang dapat menghubungkan suatu komputer atau jaringan
komputer dengan jaringan komputer lain, sehingga dapat terhubung dan
berkomunikasi satu sama lain, yang merupakan bentuk konvergensi dari beberapa
teknologi penting terdahulu, seperti komputer, televisi, radio dan telepon (Bungin,
2006: 135). Memasuki era sekarang, internet yang awalnya berfungsi sebagai
pusat kebutuhan informasi seluruh dunia sekarang telah menjadi media
komunikasi bagi para user-nya. Sebagai contoh, masyarakat dapat mengirimkan
pesan ke individu lain di saat waktu itu juga walaupun berbeda wilayah dan
negara sekalipun menggunakan fasilitas e-mail. Selain itu fasilitas tele-conference
yang memungkinkan tiap individu bertatap muka dan berkomunikasi secara
langsung walaupun berbeda wilayah menggunakan perangkat webcam. Internet
dianggap sebagai sarana memudahkan pertukaran informasi, tetapi karena
perkembangan teknologi yang seakan tanpa batas dan selalu menimbulkan hal-hal
baru dalam bidangnya, sekarang mulai bermunculan akibat pertemuan komunikasi
dan interaksi dengan teknologi komputer.
Salah satunya adalah multi-user games (game banyak pengguna) atau yang
lebih dikenal dengan istilah game online (Fidler, 2003:56). Adams & Rollings
(2007) mendefinisikan game online sebagai permainan/games yang dapat diakses
oleh banyak pemain, dimana mesin-mesin yang digunakan penggunanya
dihubungkan oleh suatu jaringan menggunakan internet. Sedangkan Shiddiqy
(2009)

menjelaskan

bahwa

game

online

itu

sendiri

adalah

sebuah

permainan/games yang dimainkan antara dua orang atau lebih dalam suatu

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

jaringan internet maupun Local Area Network. Di dalam game online setiap
penggunanya dapat saling berinteraksi dan berkomunikasi secara virtual. Mereka
dapat saling berkomunikasi di saat yang bersamaan ketika mereka bermain. Game
online terhubungkan dengan internet secara global, penggunanya dapat bersaing
dan juga berkomunikasi dengan orang lain dalam satu jaringan server tertentu
walaupun mereka berbeda wilayah, bahkan lingkup internasional sekalipun.
Seiring dengan maraknya kehadiran game online di Indonesia khususnya
di kota Surabaya ini, membuat adanya kesenangan tersendiri bagi kalangan
pengguna game terutama game online itu sendiri. Bermain game online tentu
memiliki sisi positif dan negatif tersendiri pula bagi penggunanya khususnya
dalam kaitan ini adalah usia anak-anak. Dari segi positif, dapat melatih pola pikir
anak, melatih reflek anak, serta dapat dijadikan ajang untuk transaksi
mendapatkan uang dengan cara mengikuti event atau menjual item-item (barangbarang) ataupun karakter di dalam game online tertentu. Dampak negatifnya,
game online dapat menjadi candu (adiksi), dan para penggunanya yang adiktif
dapat melupakan hal yang semestinya dilakukan. Pada anak usia yang belum
memiliki penghasilan sendiri, mereka berani mengambil atau mencuri uang untuk
memuaskan hasrat mereka bermain. Selain itu, mereka lebih mementingkan
bermain game online daripada menjalani aktivitas sekolah. Mereka juga tergolong
kurang dalam bersosialisasi karena lebih sering berhadapan dengan game online
yang merupakan dunia maya, jadi mereka terbawa dan hanyut dalam dunia game
online.
( forum.kompas.com/kesehatan/234693-dampak-game-online-pada-anak.html )

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

Peneliti beranggapan sesuai dengan Elizabeth Hurlock dalam bukunya
Psikologi Perkembangan (1980:173) bahwa usia anak-anak khususnya dalam
periode akhir masa kanak-kanak memiliki kecenderungan minat bermain yang
sangat tinggi. Anak-anak dalam kategori usia 7 hingga 14 tahun ini

mulai

mencari dan memiliki identitas diri, tapi dengan penyesuaian bersama kelompok
yang dimiliki. Khususnya dalam bermain dan bagaimana mereka berkomunikasi.
Peneliti menetapkan anak laki-laki pengguna game online usia 7 hingga 14 tahun
dengan intensitas sekali bermain game online Defence of The Ancients (DotA)
lebih dari 2 jam sebagai subjek informan penelitian. Game online membuat anak
menjadi cenderung sensitif dan agresif. Dikatakan bahwa game online sangat
memicu stimulus kesenangan dalam otak yang membuat seorang anak menjadi
adiktif (ketagihan). Bila tidak bermain game online, mereka akan cenderung
gelisah ingin bermain game online (Jawa Pos, 4 Juni 2013). Kota Surabaya
menjadi salah satu lokasi yang dipenuhi dengan tempat penyedia penyewaan
game online yang banyak, baik itu yang independen maupun menjadi satu dengan
warnet yang ada, khususnya di kawasan Siwalankerto. Di lokasi tersebut sangat
banyak berderet terdapat penyewaan jasa game online. Hanya dengan Rp 2.500,anak-anak dapat bermain game online dalam 1 jam lamanya. Hal tersebut menjadi
faktor utama bagi anak-anak yang ingin selalu menikmati bermain game online
setiap saat.
Media game online sangat dapat mempengaruhi kepribadian anak-anak.
Anak lebih cenderung candu terhadap game online, menganggap bahwa game
online adalah kebutuhan hariannya dan cenderung bersifat tertutup dengan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

lingkungan sekitar karena kurangnya bersosialisasi, terutama dengan keluarga.
Sebenarnya suasana atau iklim keluarga sangat penting bagi kepribadian anak.
Terlebih dari intensitas berkomunikasi antar anggota keluarga. Seorang anak yang
dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang harmonis dan agamis; dalam arti,
orang tua memberikan curahan kasih sayang, perhatian serta bimbingan dalam
kehidupan berkomunikasi dalam keluarga, maka perkembangan kepribadian anak
tersebut cenderung positif. Adapun anak yang dikembangkan dalam lingkungan
keluarga yang jarang berkomunikasi bahkan broken home, kurang harmonis,
orang tua bersikap keras, kurang memperhatikan nilai-nilai agama dalam
keluarga, maka perkembangan kepribadiannya cenderung akan mengalami
distorsi atau mengalami kelainan dalam penyesuaian dirinya (maladjusment)
(Yusuf, 2010: 128).
Komunikasi di dalam keluarga dapat terjadi secara vertikal maupun
horizontal. Dari dua jenis komunikasi ini berlangsung silih berganti melalui
komunikasi antar orang tua seperti ayah dan ibu, komunikasi orang tua, ayah, ibu
dengan anak. Dalam hal mengakrabkan keluarga, komunikasi yang harmonis
perlu dibangun secara timbal balik dan silih berganti antara orang tua dan anak
dalam berkeluarga (Djamarah, 2004: 4). Sedangkan pola komunikasi adalah suatu
gambaran yang sederhana dari proses komunikasi yang memperlihatkan kaitan
antara satu komponen komunikasi dengan komponen lainnya (Soejanto, 2001:
27). Pola komunikasi diartikan sebagai bentuk atau pola hubungan dua orang atau
lebih dalam proses pengiriman cara yang tepat sehingga pesan yang dimaksud
dapat dipahami. Dari pengertian di atas maka pola komunikasi merupakan bentuk

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

atau pola hubungan antara dua orang atau lebih dalam proses mengkaitkan dua
komponen yaitu gambaran atau rencana yang menjadi langkah-langkah pada suatu
aktifitas dengan komponen-komponen yang merupakan bagian penting atas
terjadinya hubungan antar organisasi ataupun juga manusia.
Menurut Dariyo (2004: 97), terdapat tiga pola komunikasi hubungan orang
tua dengan anak. Pola komunikasi yang pertama adalah Authoritarian (ParentOriented). Ciri-ciri dari pola komunikasi ini, menekankan pada segala aturan
orang tua harus ditaati oleh anak. Orang tua bertindak semena-mena semaunya
sendiri, tanpa dapat dikontrol oleh anak sekalipun. Anak harus benar-benar
menurut tidak diperkenankan membantah terhadap apa yang telah diperintahkan
oleh orang tua. Dalam hal ini, anak seolah-olah menjadi “robot”, sehingga kurang
inisiatif, mudah merasa takut, tidak percaya diri, mudah cemas, rendah diri,
minder dalam pergaulan; tetapi di sisi lain anak bisa memberontak, nakal, bahakn
melarikan diri dari apa yang dihadapi. Dari segi positifnya, anak akan cenderung
menjadi pribadi yang disiplin mentaati aturan. Akan tetapi bisa jadi ia hanya
menunjukan disiplin di hadapan orang tua saja. Jadi anak juga cenderung
memiliki kedisiplinan yang semu (Dariyo, 2004: 97).
Pola komunikasi yang kedua adalah pola komunikasi Permissive
(Children-Centered). Sifat pola komunikasi ini, yakni segala aturan dan ketetapan
keluarga ada di tangan anak. Segala yang diinginkan oleh anak selalu
diperbolehkan oleh orang tua. Dengan kata lain orang tua menuruti segala
kemauan anak. Anak bertindak cenderung semena-mena, tanpa pengawasan orang
tua. Ia bebas melakukan apa saja yang diinginkan. Dari sisi negatif, anak kurang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

disiplin dengan aturan-aturan sosial yang berlaku. Bila anak mampu
menggunakan kebebasan tersebut secara bertanggung jawab, maka ia akan
menjadi kreatif, mandiri, inisiatif dan mampu mewujudkan aktualisasinya
(Dariyo, 2004: 98). Dalam kaitannya dalam penelitian ini, bila anak setiap
meminta izin pada orang tuanya untuk meminta uang dan bermain game online
selalu dihibahkan, besar kemungkinan anak akan menjadi sangat candu (adiktif)
terhadap game online dan cenderung untuk melupakan kegiatannya di rumah dan
belajar untuk sekolah. Sehingga membuat anak tersebut rendah akan prestasinya,
baik akademis maupun non-akademisnya. Kecuali bila anak tersebut mampu
memanfaatkan secara baik kebebasannya.
Pola komunikasi yang ketiga adalah pola komunikasi Authoritative. Sifat
pola komunikasi ini cenderung demokratis. Artinya kedudukan antara orang tua
dan anak sejajar. Suatu keputusan diambil bersama dengan mempertimbangkan
kedua belah pihak baik orang tua maupun anak. Anak akan diberi kebebasan yang
bertanggung jawab, artinya apa yang dilakukan oleh anak tetap harus dibawah
pengawasan orang tua dan dapat dipertanggungjawabkan secara moral. Orang tua
dan anak tidak dapat berbuat secara semena-mena. Anak diberi kepercayaan dan
dilatih untuk mempertanggungjawabkan segala yang dilakukan. Akibat positif
dari pola komunikasi ini, anak akan menjadi individu yang mempercayai orang
lain, mempertanggungjawabkan tindakannya, tidak munafik dan jujur. Disamping
itu, dampak negatifnya anak akan cenderung merongrong kewibawaan otoritas
orang tua, kalau segala sesuatu harus dipertimbangkan antara anak-orang tua
(Dariyo, 2004: 98). Dalam kaitannya dalam penelitian ini, bila anak meminta izin

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

untuk meminta uang dan bermain game online orang tua mengizinkan tetapi
cenderung membuat persyaratan atau perjanjian, baik itu berupa aturan maupun
secara lisan sebagai batasan bagi anak agar tidak terlalu hanyut dalam bermain
game online. Jadi agar anak lebih mengerti mengenai pengendalian diri (selfcontrol) dan tidak berbuat semena-mena. Orang tua juga mengontrol disamping
mengijinkan anaknya bermain game online.
Sedangkan berdasarkan pengamatan peneliti yang beberapa kali dilakukan
di kawasan tempat penyewaan game online di Siwalankerto, berbagai tempat
penyewaan game online masih dipenuhi dengan anak-anak yang bermain game
online. Apa yang menjadi kesenangan mereka justru juga seakan menjadi
kebutuhan bagi mereka. Bahkan tidak jarang pula peneliti melihat anak-anak yang
bermain game online di sekitar kawasan Siwalankerto mengenakan baju muslim
pada jam-jam Maghrib. Memang sebagian besar tempat penyewaan game online
di kawasan Siwalankerto ini dipenuhi oleh anak-anak yang mayoritas bermain
bersama kelompoknya. Hingga jam sore menjelang Maghrib mereka bermain
beramai-ramai dengan kelompoknya, dan bahkan peneliti terkadang juga melihat
sebagian kecil anak hingga orang tua mereka menyusul ke tempat penyewaan
game online hanya untuk menjemput dan memarah-marahi anak mereka yang
bermain game online.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

1.2

Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian dan penjelasan latar belakang masalah diatas, maka

perumusan masalahnya adalah bagaimanakah pola komunikasi orang tua dan anak
yang bermain game online DotA di kota Surabaya.
1.3

Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian adalah

mendeskripsikan pola komunikasi orang tua dan anak yang bermain game online
DotA di kota Surabaya.
1.4

Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Mampu memberikan kontribusi berkaitan dengan pola komunikasi

interpersonal dalam keluarga. Selain itu bagi orang tua dapat memberikan
gambaran atau upaya keluarga terhadap perilaku anak-anak dalam berkelompok
dan bermain.
2. Manfaat Praktis
Sebagai pedoman atau masukan bagi orang tua tentang cara berkomunikasi
yang baik pada anak lewat pola yang ada, sehingga hubungan dapat berjalan
dengan harmonis dalam keluarga.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
KAJ IAN PUSTAKA

2.1

Landasan Teori

2.1.1 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu pertama yang digunakan oleh peneliti berjudul Pola
Komunikasi dan Perkembangan Emosi Anak, yang ditulis oleh Yuli Setyowati.
Penelitian ini beranggapan bahwa orang tua menjadi basis nilai-nilai bagi anak.
Segala perlakuan setiap anggota keluarga, terutama orang tua, akan “direkam”
oleh anak dan akan mempengaruhi perkembangan dan komunikasi anak yang
lambat laun akan membentuk kepribadiannya. Cukup beralasan bila dikatakan
menjadi orang tua jaman sekarang tidak mudah, masyarakat sendiri sudah
mengalami perubahan dan ada nilai-nilai baru yang kadang sangat berbeda dengan
masa lalu. Budaya berkomunikasi dalam keluarga terkadang dianggap tidak cocok
dengan perubahan yang terjadi. Karena orang tua adalah “produk” dari tipe masa
yang berbeda dengan anaknya. Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji pola
komunikasi yang dilakukan oleh keluarga Jawa dalam kehidupan mereka seharihari, termasuk usaha orang tua dalam mengkomunikasikan pola yang
memungkinkan orang tua menanamkan nilai-nilai yang semestinya pada anak.
Penelitian ini juga beranggapan bahwa keseluruhan proses menanamkan nilai
pada anak bergantung dari penerapan pola komunikasi dalam keluarga. Pola
komunikasi terjalin dari cara orang tua membangun komunikasi dengan anak,
dengan berdasarkan tiga cara orang tua menjalankan perannya, yaitu gaya otoriter,

11
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

permisif, dan otoritatif. Jenis penelitian ini mengambil metode deskriptif kualitatif
yang mencoba menganalisis bagaimana pola komunikasi keluarga Jawa dalam
perkembangan emosi anak. Disamping itu, teknik yang digunakan untuk
mengumpulkan data adalah teknik wawancara mendalam (in-depth interview) dan
observasi langsung.
Penelitian terdahulu yang kedua ditulis oleh Yuni Retnowati yang berjudul
Pola Komunikasi Orang Tua Tunggal dalam Membentuk Kemandirian Anak.
Perceraian menyebabkan struktur keluarga berubah menjadi tidak lengkap dengan
hilangnya salah satu figur orang tua. Keluarga yang tidak utuh memiliki pengaruh
negatif bagi perkembangan anak, dalam masa perkembangan anak membutuhkan
suasana keluarga yang hangat dan juga penuh kasih sayang. Anak yang di asuh
oleh ibu tunggal kehilangan figur ayah dalam keluarga. Hilangnya figur ayah
akibat perceraian mengakibatkan anak kehilangan tokoh yang menjadi identifikasi
bagi mereka. Komunikasi adalah salah satu faktor yang perlu diperhatikan orang
tua yang menginginkan anaknya mandiri, bagaimana cara ibu tunggal
berkomunikasi dengan anak menentukan apakah tumbuh mandiri atau sebaliknya.
Pola yang menjadi tolok ukur dalam penelitian ini adalah aksi atau hanya satu
arah, interaksi yang memungkinkan pihak ibu dengan anak saling berkomunikasi,
serta transaksi yang memungkinkan keduanya melibatkan unsur lainnya sehingga
menimbulkan dampak tertentu bagi anak. Penelitian ini menggunakan survey
dengan pendekatan kualitatif, yaitu survai yang digunakan dalam penelitian
deskriptif. Kesimpulan hasil dari penelitian ini pola komunikasi lebih berperan
dominan dalam membentuk kemandirian anak melalui penanaman kesadaran anak

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

untuk mandiri, faktor lingkungan yang ada hubungannya dengan kemandirian
adalah keluarga luas, sekolah, teman sebaya, dan media massa.
Dari kedua penelitian terdahulu di atas, peneliti juga melakukan penelitian
yang sedikit banyaknya ada kesamaan yang berjudul Pola Komunikasi Orang Tua
dengan Anak yang Tergolong Pecandu Game Online DotA di Kota Surabaya.
Penelitian yang dilakukan ini menggunakan metode deskripti kualitatif yang
berusaha menganalisis pola komunikasi yang digunakan oleh orang tua dalam
mendidik anaknya yang tergolong pecandu dalam bermain game online dengan
intensitas lebih dari 2 jam dalam sekali bermain. Peneliti menggunakan tolok ukur
pola komunikasi sesuai dalam buku milik Dariyo (2004: 97), mulai dari
authotitarian, permissive, hingga authoritative. Subjek yang digunakan dari
penelitian ini adalah anak-anak dalam periode usia akhir masa kanak-kanak yang
berkisar antara 7 hingga 14 tahun. Penelitian ini didasari karena maraknya game
online yang sekarang dapat dijumpai di berbagai wilayah kota Surabaya. Game
online dapat diakses dan dimainkan kapanpun dan oleh siapapun terutama anakanak. Sedangkan anak-anak memang dikatakan memiliki minat bermain yang
sangat tinggi. Dan tidak bisa dipungkiri bahwa perkembangan teknologi
khususnya game online dapat merubah pribadi anak. Perkembangan anak dalam
segala hal pun tidak bisa lepas dari peran orang tua yang selalu mendidik anak ke
arah yang baik. Disamping itu, lingkungan keluarga merupakan lingkungan
pertama yang membuat anak merasakan segala hal.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

2.2

Komunikasi
Sosiologi menjelaskan komunikasi sebagai sebuah proses memaknai yang

dilakukan oleh seseorang terhadap informasi, sikap, dan perilaku orang lain yang
berbentuk pengetahuan, pembicaraan, gerak-gerik ataupun sikap, perilaku dan
perasaan-perasaan, sehingga seseorang membuat reaksi-reasi terhadap informasi,
sikap, dan perilaku tersebut berdasarkan pengalaman yang pernah dia alami.
Fenomena komunikasi dipengaruhi pula oleh media-media yang digunakan,
sehingga media kadang kala juga ikut mempengaruhi isi informasi dan penafsiran,
bahkan menurut Marshall McLuhan (1999: 7) bahwa media juga adalah pesan itu
sendiri.
Dalam komunikasi ada tiga unsur penting yang selalu hadir dalam setiap
komunikasi, yaitu sumber informasi (receiver), saluran (media), dan penerima
informasi (audience). Sumber informasi adalah seseorang atau institusi yang
memiliki bahan informasi (pemberitaan) untuk disebarkan. Saluran adalah media
yang digunakan untuk kegiatan pemberitaan oleh sumber berita, berupa media
interpersonal yang digunakan secara tatap muka maupun media massa yang
digunakan untuk khalayak umum. Sedangkan audience adalah per orang atau
kelompok dan masyarakat yang menjadi sasaran informasi atau yang menerima
informasi.
Selain tiga unsur diatas, yang terpenting dalam komunikasi adalah
aktivitas memaknakan informasi yang disampaikan oleh sumber informasi dan
pemaknaan yang dibuat oelh audience terhadap informasi yang diterimanya itu.
Pemaknaan kepada informasi bersifat subjektif dan kontekstual. Subjekti artinya

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

masing-masing pihak (sumber informasi dan audience) memiliki kapasitas untuk
memaknakan informasi yang disebarkan atau yang diterimanya berdasarkan pada
apa yang ia rasakan, ia yakini dan ia mengerti serta berdasarkan pada tingkat
pengetahuan kedua belah pihak. Sedangkan kontekstual adalah bahwa pemaknaan
itu berkaitan erat dengan kondisi waktu dan tempat dimana informasi itu ada dan
dimana kedua belah pihak itu berada. Dengan demikian, konteks sosial-budaya
juga ikut mewarnai kedua pihak dalam memaknakan informasi yang disebarkan
dan yang diterima itu. Oleh karena itu, maka sebuah proses komunikasi memiliki
dimensi yang sangat luas dalam pemaknaanya, karena dilakukan oleh subjekobjek yang beragam (Bungin, 2008: 57).

2.2.1 Komunikasi Interper sonal
Menurut Devito (1989), komunikasi interpersonal adalah penyampaian
pesan oleh satu orang dan penerimaan pesan oleh orang lain atau sekelompok
kecil orang, dengan berbagai bentuk dampaknya dan dengan peluang untuk
memberikan umpan balik segera (Effendy, 2008:30). Sementara Agus M.
Hardjana (2003) mengatakan, komunikasi interpersonal adalah interaksi tatap
muka antar dua atau beberapa orang, di mana pengirim dapat menyampaikan
pesan secara langsung dan penerima pesan dapat menyampaikan pesan secara
langsung dan juga menanggapi secara langsung pula (Suranto, 2011:4).
Pentingnya

situasi

komunikasi

interpersonal

ialah

karena

prosesnya

memungkinkan berlangsung secara dialogis, dimana selalu lebih baik daripada
secara monologis. Monolog menunjukan suatu bentuk komunikasi dimana

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

seseorang berbicara, yang lain hanya mendengarkan jadi tidak timbul suatu
interaksi.
Komunikasi antar pribadi (interpersonal communication) juga diartikan
sebagai komunikasi antara orang – orang secara tatap muka, yang memungkinkan
setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik verbal
maupun nonverbal (Mulyana, 2004: 73). Pada usia akhir masa kanak-kanak,
komunikasi interpersonal antara orang tua dengan anak dianggap sangatlah
penting terhadap terciptanya iklim keluarga yang positif dan harmonis karena
memungkinkan berlangsung secara dialogis dibandingkan dengan bentuk-bentuk
komunikasi lainnya. Komunikasi interpersonal dinilai paling baik dan efektif
dalam hal upaya mengubah sikap, pendapat, atau bahkan perilaku seseorang,
karena sifatnya yang dialogis. Artinya berlangsung melalui sebuah percakapan
langsung. Arus baliknya pun bersifat langsung. Komunikator dalam kaitan ini
adalah orang tua mengetahui berbagai bentuk tanggapan dari komunikan yang
dalam kaitan ini adalah anak secara langsung ketika komunikasi dilancarkan.
Komunikator mengetahui pasti apakah komunikasinya itu bersifat positif atau
negatif, berhasil atau tidak. Bila tidak berhasil, ia dapat meyakinkan komunikan
ketika itu juga karena ia dapat memberi kesempatan kepada komunikan untuk
bertanya yang seluas-luasnya pada komunikator (Effendy, 2008: 8). Disamping
itu, komunikasi keluarga juga sangat berperan penting dalam menciptakan
keluarga yang harmonis, karena hal tersebut merupakan salah satu faktor yang
menjadikan anak lebih betah berada di rumah dibandingkan menghabiskan waktu
berada di luar rumah.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

2.2.2 Proses Komunikasi Interper sonal
Secara sederhana, proses komunikasi interpersonal digambarkan sebagai
proses yang menghubungkan pengirim dengan penerima pesan. Proses tersebut
terdiri dari enam langkah sebagaimana tergambar dalam buku Suranto (2011: 11).

Langkah 1

Langkah 6

Keinginan
berkomunikasi

Umpan balik

Langkah 2

Langkah 3

Langkah 4

Langkah 5

Encoding
komunikator

Pengiriman
pesan

Penerimaan
pesan

Decoding
komunikan

Gambar 2.4.1
Proses Komunikasi Interpersonal

1. Keinginan berkomunikasi. Seorang komunikator mempunyai keinginan
untuk berbagi gagasan dengan orang lain.
2. Encoding komunikator. Merupakan tindakan memformulasikan isi pikiran
atau gagasan ke dalam simbol, kata-kata, dan sebagainya sehingga
komunikator merasa yain dengan pesan yang disusun dan cara
penyampaiannya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

3. Pengiriman pesan. Untuk mengirim pesan pada orang yang dikehendaki,
komunikator memilih saluran komunikasi seperti telepon, sms, e-mail,
chatting, surat ataupun secara tatap muka. Pilihan atas saluran yang
digunakan tersebut bergantung pada karakteristik pesan, lokasi penerima,
media

yang

tersedia,

kebutuhan

kecepatan

penyampaian

pesan,

karakteristik komunikan.
4. Penerimaan pesan. Pesan yang dikirim oleh komunikator telah diterima
oleh komunikan.
5. Decoding komunikan. Merupaka kegiatan internal dalam diri penerima
yang memungkinkan penerima mendapatkan bermacam-macam data
dalam bentuk “mentah”, berupa kata-kata dan simbol yang harus diubah
kedalam pengalaman yang mengandung makna. Dengan kata lain,
decoding adalah proses memahami pesan yang telah diterima oleh
komunikan.
6. Umpan balik. Setelah menerima pesan dan memahaminya, komunikan
memberikan respon atau umpan balik. Dengan umpan balik ini, seorang
komunikator dapat mengevaluasi efektivitas komunikasi yang diberikan.
Umpan balik ini biasanya juga merupakan awal dimulainya suatu siklus
proses komunikasi baru, sehingga proses komunikasi berlangsung secara
berkelanjutan.
Gambar diatas menunjukkan bahwa proses komunikasi interpersonal
berlangsung sebagai sebuah siklus. Artinya umpan balik yang diberikan oleh
komunikan, menjadi bahan bagi komunikator untuk merancang pesan berikutnya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

Proses komunikasi berlangsung secara interaktif timbal balik, sehingga
komunikator dan komunikan dapat saling berbagi peran (Suranto, 2011: 12).

2.2.3 Faktor

yang

Menumbuhkan

Hubungan

Interpersonal

dalam

Komunikasi Interper sonal
Pola-pola komunikasi interpersonal mempunyai efek yang berlainan pada
hubungan interpersonal. Tidak benar bahwa anggapan orang makin sering orang
melakukan komunikasi interpersonal dengan orang lain, semakin baik pula
hubungan mereka. Apa yang menjadi persoalan bukanlah berapa komunikasi
dilakukan, tetapi bagaimana komunikasi itu dilakukan. Adapun faktor – faktor
yang

dapat

menumbuhkan

hubungan

interpersonal

dalam

komunikasi

interpersonal, yaitu :
a)

Percaya (Trust)
Percaya disini merupakan faktor yang paling penting sejauh mana percaya

kepada orang lain dipengaruhi oleh faktor personal dan situsional. Dengan adanya
percaya dapat meningkatkan komunikasi interpersonal karena membuka
hubungan komunikasi, memperjelas pengiriman dan penerimaan informasi.
b)

Sikap Suportif
Sikap suportif adalah sikap yang mengurangi sikap defensive dalam

komunikasi, seseorang bersikap defensive apabila tidak menerima, tidak jujur,
tidak empatis. Dengan sikap defensive komunikasi interpersonal gagal.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

c)

Sikap Terbuka (Open-Mindedness)
Dengan sikap percaya dan sikap suportif, sikap terbuka mendorong

timbulnya saling pengertian, saling menghargai, dan yang paling penting yaitu
saling mengembangkan kualitas hubungan interpersonal. (Rakhmat, 2008: 129)

2.2.4 Komunikasi Antar Pribadi Sebagai Proses Tr ansaksional
Dalam komunikasi antar pribadi dituntut untuk adanya tindakan saling
memberi dan menerima diantara pelaku yang terlibat dalam komunikasi. Dengan
adanya pertukaran ini komunikasi disebut sebagai proses transaksional.
a) Komunikasi Antar Pribadi sebagai Proses
Sebagai suatu proses, komunikasi antar pribadi merupakan rangkaian
tindakan, kejadian dan kegiatan yang terjadi secara terus menerus atau dapat
dikatakan sesuatu yang dinamis. Artinya, segala sesuatu yang tercakup dalam
komunikasi antar pribadi selalu dalam keadaan berubah, yakni para pelaku, pesan
maupun lingkungannya. Proses komunikasi antar pribadi dapat digambarkan
sebagai proses yang sirkuler. Artinya bahwa setiap orang yang terlibat dalam
komunikasi antar pribadi bertindak sebagai pembicara sekaligus pendengar dan
terjadi secara terus menerus.
b) Komponen dalam Komunikasi Antar Pribadi Saling Tergantung
Komponen-komponen dalam komunikasi antar pribadi saling berkaitan
dan bergantung satu dengan yang lain. Setiap komponen komunikasi antar pribadi
mempunyai kaitan baik dengan komponen lain maupun dengan komponen secara
keseluruhan. Oleh karena itu, dalam komunikasi antar pribadi tidak ada pengirim

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

tanpa penerima, tidak ada pesan tanpa pengirim dan tidak ada umpan balik tanpa
penerima. Karena sifat saling bergantung maka perubahan yang terjadi pada suatu
komponen akan menyebabkan perubahan pada komponen lain (Fajar, 2009: 81).

2.2.5 Tujuan Komunikasi Interpersonal
Komunikasi

interpersonal

mempunyai

beberapa

tujuan.

Tujuan

komunikasi ini tidak perlu disadari pada saat terjadinya pertemuan dan juga tidak
perlu dinyatakan. Tujuan itu boleh disadari dan boleh tidak di sadari dan disengaja
atau tidak disengaja. Diantara tujuan-tujuan itu adalah sebagai berikut :
a)

Menemukan Diri Sendiri
Salah satu tujuan komunikasi interpersonal adalah menemukan personal

atau pribadi. Komunikasi interpersonal memberikan kesempatan kepada kita
untuk berbicara tentang apa yang kita sukai atau mengenai diri kita. Melalui
komunikasi kita juga dapat belajar bagaimana kita menghadapi yang lain, apakah
kekuatan dan kelemahan kita dan siapakah yang menyukai dan tidak menyukai
kita dan mengapa.
b)

Menemukan Dunia Luar
Komunikasi interpersonal menjadikan kita dapat memahami lebih banyak

tentang kita dan orang lain yang berkomunikasi dengan kita. Hal ini menjadikan
kita memahami lebih baik lagi dunia luar, dunia objek, kejadian-kejadian dan
orang l

Dokumen yang terkait

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN ANAK HIPERAKTIF (Studi DeskriptifKualitatif Pola Komunikasi Orang Tua Dengan Anak Hiperaktif di Surabaya).

0 0 95

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN ANAK (Studi Deskriptif Kualitatif Pola Komunikasi Orang Tua dengan Anak yang Pengemis).

0 1 99

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN ANAK (Studi Deskriptif Kualitatif Pola Komunikasi Orang Tua dengan Anak yang Pengemis).

0 2 95

POLA KOMUNIKASI ANTARA ORANG TUA DENGAN ANAK AUTIS KOTA SURABAYA ( Studi Deskriptif Kualitatif Pola Komunikasi Antara Orang Tua dengan Anak Autis di Surabaya ).

0 1 76

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN ANAK REMAJA DALAM BERINTERNET SEHAT DI SURABAYA ( Studi Kualitatif Tentang Pola Komunikasi Orang Tua dengan Anak Remaja dalam Berinternet Sehat di Surabaya ).

8 16 112

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN ANAK PEROKOK AKTIF DI SURABAYA (Studi Deskriptif Kualitatif pada Pola Komunikasi Orang Tua dengan Anak Perokok Aktif di Surabaya).

13 35 84

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN ANAK PEROKOK AKTIF DI SURABAYA (Studi Deskriptif Kualitatif pada Pola Komunikasi Orang Tua dengan Anak Perokok Aktif di Surabaya)

0 0 21

POLA KOMUNIKASI ANTARA ORANG TUA DENGAN ANAK AUTIS KOTA SURABAYA ( Studi Deskriptif Kualitatif Pola Komunikasi Antara Orang Tua dengan Anak Autis di Surabaya )

0 0 15

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN ANAK PEMAIN GAME ONLINE DotA DI SURABAYA ( Studi Deskriptif Kualitatif Pola Komunikasi Orang Tua dengan Anak Pemain Game Online DotA di Surabaya )

0 0 23

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN ANAK HIPERAKTIF (Studi DeskriptifKualitatif Pola Komunikasi Orang Tua Dengan Anak Hiperaktif di Surabaya)

0 0 14