POLA KOMUNIKASI ANTARA ORANG TUA DENGAN ANAK AUTIS KOTA SURABAYA ( Studi Deskriptif Kualitatif Pola Komunikasi Antara Orang Tua dengan Anak Autis di Surabaya ).

POLA KOMUNIKASI ANTARA ORANG TUA DENGAN ANAK AUTIS KOTA
SURABAYA

( Studi Deskr iptif Kualitatif Pola Komunikasi Antara Orang Tua dengan
Anak Autis di Sur abaya )

SKRIPSI

Oleh :
PRITA INTAN RAHAYU
NPM. 0643010078

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL“VETERAN”J ATIM
FAKULTAS ILMU POLITIK DAN ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

2011

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


1

POLA KOMUNIKASI ANTARAORANG TUA DENGAN ANAK AUTIS
DISURABAYA
(Studi deskriptif kualitatif pola komunikasi antara orang tua dan anak autis di
Surabaya)
Oleh:
PRITA INTAN RAHAYU
Npm.0643010078
Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh tim penguji skripsi
Jurusan ilmu komunikasi fakultas ilmu sosial dan ilmu politik
Universitas pembangunan nasional “Veteran” Jawa Timur
Pada tanggal 20 April 2012

Pembimbing Utama

Tim Penguji
Ketua

Dra. Diana Amelia, Msi


J uwito. Ssos. Msi

Nip.196309071991032001

Npt.367049500361
Seketar is

Dr s. Kusnar to, Msi
Nip.19580801198402100
Anggota

Dr a. Her lina Sukmawati, Msi
Nip 196412251993092001
DEKAN

Dr a. Ec. Hj. Supar wati, Msi
NIP. 1995507181983023001
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


ABSTRAKSI

Pr ita intan rahayu, Pola komunikasi antara orang tua dengan anak autis di
Surabaya (studi kualitatif pola komunikasi antara orang tua dengan anak autis.
Autis merupakan gangguan pervasife yang terjadi pada anak pada 2,5
tahun-17 tahun usia perkembangan anak .untuk mengatasi kasus tersebut maka
orang tua harus mendampingi anak ketika belajar dan bermain .Tujuan peneliti ini
adalah untuk mengetahui pola komunikasi antara orang tua dengan anak autis di
Surabaya
Komunikasi interpersonal merupakan pengiriman pesan –pesan dari
seseorang dan diterima oleh orang lain atau sekolompok orang dengan efek dan
umpan balik langsung .komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan
kata-kata baik lisan maupun tertulis kata-kata autis adalah suatu kondisi mengenai
seseorang sejak lahir ataupun saat massa balita yang membuat dirinya tidak
dapat membentuk hubungan sosial atau komunikasi yang normal. Pola
komunikasi adalah sebagai bentuk atau pola hubungan dua orang yaitu orang tua
dengan anak .
Metode penelitian dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian
kualitatif dengan dept interview dengan informan sebanyak 2 orang atau lebih.

Berdasarkan hasil analisis data ,didapatkan bahwa pola komunikasi yang
terjadi antara orang tua dengan anak autis adalah pola yang dilakukan secara tatap
muka saling berhadapan langsung kemudian mencari kontak mata terlebih dahulu.
setelah ada kontak baru pesan atau materi dilakukan dengan singkat,
menggunakan nada yang tegas dank eras dan nada yang manis (melihat kondisi
anak terlebih dahulu)

vii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ABSTRACTION
Autisme Prita intan rahayu communication pattern between parent with
child of autism in Surabaya (quantitative study of commnications pattern between
parents with child of autisme).
represents trouble of pervasive that happened at age child growth of child
2.5-17 years old.to overcome that casehence parents have to consort child when
learning and playing at.Target of this rearch is to know communications pattern
between parents with child of autisme in Surabaya.
Communication of interpersonal represent delivery of messages of

someone and accepted by others or a group of people with directs feeback and
effect. Commnications of ferbal is communications using words of either oral and
also written,words of autism is a condition recognize some one from the day
borne andalso moment a priod of under five year(balita)making one self cannot
from sosial relation or normal commnications communications pattern is as from
or relation pattern two people that is parents with child
Research method in this research use research method qualitative with in
dept interview with informant counted 2 peole or more
Pursuant to result of data analysis got by commnications pattern that
happened between parent with child of autis is conducted pattern that happened
between parents with child of autism is conducted pattern looked in the face each
other and direcvis a vis,then look for eye contacbeforehand.after there is new

vii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

contac of items or message conducted briefly,using hard and coherent tone and
sweet tone (see the condition of child beforehand)


viii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT atas limpahan segala berkah dan rahmatNya, sehingga penulis mampu menyelesaikan

skripsi dengan judul “Pola

Komunikasi Antara orang Tua Dengan Anak Autis di Surabaya”.
Mengenai laporan skripsi ini, maka penyusunan didasarkan skripsi ini
dapat terselesaikan berkat bantuan bimbingan dan dorongan dari ibu Dra. Diana
Amalia, MSi Dosen pembimbing skripsi Pada kesempatan ini, tidak lupa penulis
juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Prof Dr Ir. Teguh Soedarto,Mp,Selaku Rektor UPN ”Veteran”Jawa Timur
2. Ibu Dra. Hj. Suparwati, Dekan Fakultas Ilmu Soisal dan Ilmu Politik
Universitas


Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Bapak Juwito, S.Sos, MSi, Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur.
4. Dosen Pengajar jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Pembangunan “Veteran” Jawa Timur..
5. Mama, Papa Kakak tercinta makasih atas do’a, dukungan dan semangatnya.
6. Teman-Teman sahabat makasih ya doanya
7. Teman-Temanku terbaik ku indra.ami dan smua angkatan 2006 kalian adalah
teman, sahabat dan penghibur yang selalu menemaniku.
8. Temen-temenku ovi selalu menyemangati aq

iii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dan masih

banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi kesempurnaan penyusunan skripsi ini. Semoga laporan
ini dapat berguna bagi penulis khususnya bagi pembaca. Terima Kasih.

Surabaya,

Penulis

iv

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI
HALAMAN J UDUL .............................................................................

i

HALAMAN PERSETUJ UAN .............................................................


ii

HALAMAN PENGESAHAN ...............................................................

iii

KATA PENGANTAR ...........................................................................

iii

DAFTAR ISI .........................................................................................

v

DAFTAR LAMPIRAN .........................................................................

vi

ABTRAKSI ...........................................................................................


vii

BAB I PENDAHULUAN
1.1.1 Latar Belakang ...........................................................................

1

1.1.2 Perumusan Masalah ....................................................................

4

1.1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................

4

BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Landasan Teori .................................................................................

5


2.1.1 Pengertian Komunikasi Interpersonal .....................................

5

2.1.2 Pengertian Pola Komunikasi ...................................................

8

2.1.3 Pengertian Teori Atribusi ........................................................

10

2.1.5 Pengertian Keluarga ................................................................

11

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.1.6.1 Komunikasi Orang Tua dengan Anak ......................... .

15

2.1.6.2 Kualitas Komunikasi Interpersonal orang tua dan anak

17

2.7 Anak-anak .........................................................................................

20

2.8 Pengertian Autis ...............................................................................

20

2.8.1 Faktor –faktor terjadi autis .....................................................

21

2.8.2 Macam –macam autis ..............................................................

23

2.2 Kerangka Berfikir .............................................................................

24

BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan operasional konsep .........................................................

26

3.2 Subyek Penelitian dan Informan Penelitian .......................................

31

3.3 Teknik Pengumpulan Data ...............................................................

32

3.4 Teknik Analisa Data .........................................................................

34

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran umum obyek peneliti .......................................................

35

4.1.1. Gambaran Umum Kota Surabaya ...........................................

35

4.1.2. Gambaran Umum Pola Komunikasi Orang Tua Dengan Anak
Autis ................................................................................................

36

4.2 Penyajian Data .................................................................................

37

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.2.1 Informan 1 ..............................................................................

38

4.2.1.1 Keluarga Bapak Ferry ................................................

38

4.2.1.2. Bryan (Anak Autis 1) .................................................

40

4.2.2. Informan 2 .............................................................................

40

4.2.2.1. Keluarga Ibu Ratna .....................................................

40

4.2.2.2. Tridansyah (Anak Autis 2) .........................................

42

4.2.3 Informan 3 ..............................................................................

43

4.2.3.1 Keluarga Bapak Supriyo .............................................

43

4.2.3.2. Elizabeth Erni (Anak Autis 3) ....................................

44

4.2.4 Informan 4 ..............................................................................

45

4.2.4.1 Keluarga Bapak Ari ....................................................

45

4.2.4.2 Muhammad Shandi (Anak Autis 4) .............................

46

Analisis Data ..................................................................................

47

4.3.1 Pola komunikasi keluarga pada anak autis ...........................

47

4.4 Pembahasan ......................................................................................

59

4.3

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan .......................................................................................

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

63

5.2 Saran ................................................................................................

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

63

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Sudah merupakan kodrat bahwa manusia diciptakan ada berbagai
macam bentuk manusia di dunia ini merupakan kodrat alam yang
sesungguhnya. Menurut psikologi perkembangan manusia mengalami tiga
bentuk dari lahir dari umur 0-2 tahun masa bicaranya anak berumur 2.5 tahun
sampai 12 tahun.
Masa progretif merupakan masa dimana anak akan tumbuh besar dan
secara mengalami perkembangan

fisik atau psikilis semua mengalami

perubahan. perubahan sifat dan cara bicaranya mengalami keterlambatan
bicara dan keterlambatan untuk berfikir dan mempunyai kelebihan tersendiri
dari keadaan ini perhatikan dan bimbingan yang terarah sangat diperlukan
pembelajaran yang optimal.
Anak merupakan aset keluarga yang harus diasuh dan diajari kelak
untuk masa depan bangsa dan Negara ini sehingga diperlukan bimbingan
pengawasan yang baik serta ketat untuk menghasilkan generasi-generasi
penerus yang bermoral baik, berwawasan jauh serta paham akan fungsinya
sebagai generasi penerus.
Sebelum anak - anak tiba ketangan pendidik atau guru disekolah,
keluarga merupakan tempat pertama kali anak belajar. peranan dan fungsi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

1

2

orang tua berpengaruh besar terhadap kepribadian dan perkembangan dan
tabiat anak.
Oleh karena itu ,jadi tanggung jawab kita bersama untuk
mengusahakan dan membelajari supaya anak bisa belajar sendiri dan perlu
wawasan dari orang tua untuk mengajari, pemenuhan kesejahteraan rohaniah
dan jasmani anak yang sesuai dengan kepentingan sangat disadari dengan
pengawasan dari orang tuanya, anak autis disebabkan karena orang tuanya
sibuk kerja dan kurang adanya pengawasan dari orang tua, kerugian disini
disebabkan karena anak menjadi terlambat berfikir dan kurang pergaulan.
Lingkungan dimulai dari masa anak yang masih di dalam rahim ibu,
lingkungan bermain lingkungan sekolah dan lingkungan tempat tinggal
,lingkungan rahim ibu merupakan salah satu jenis lingkungan yang patut
diketahui oleh para orang tua, agar dapat memanfaatkan dalam penjagaan
preventif terhadap calon keturunan agar dapat lahir sehat dan selamat.
Lingkungan keluarga merupakan bentuk yang paling sederhana disini
peranan orang tua dalam membentuk pribadi anak besar sekali karena orang
tua lah yang membelajari anak supaya bisa berbicara dan memberi gizi yang
cukup
Komunikasi merupakan suatu kegiatan yang tak dapat dihindari dari
kehidupan kita sehari hari komunikasi merupakan hal yang penting dalam
berbagai pola komunikasi manusia sebagai mukluk sosial artinya dalam hidup
saling berdampingan satu

sama lainnya. saling membutuhkan. hubungan

antara manusia akan tercipta melalui komunikasi naik komunikasi verbal

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

(bahasa)maupun komunikasi verbal, komunikasi non verbal (symbol, gambar,
atau peranan ,media komunikasi
Dalam lingkungan keluarga komunikasi merupakan suatu hal penting
dimana komunikasi berfungsi sebagai media penjebatan dalam hubungan
antara keluarga. komunikasi berasal dari bahasa latin (communication)dan
perkataan ini bersumber dari comunis yang artinya sama makna yang sama
makna mengenai suatu hal (effendi:2002:3).
Komunikasi keluarga berlangsung secara timbal balik dan silih
berganti, bisa dari orang tua ke anak atau anak ke orang tua dalam
komunikasi orang tua bertanggung jawab untuk mendidik anak, maka
komunikasi yang terjadi dalam orangtua bernilai mengajari, ada sejumlah
orang tua yang diwariskan orang tua pada anak (bahri,2004:37).
Terdapat dua faktor yang dapat membentuk kepribadian anak yaitu
faktor internal berasal dari orang tua sendiri seperti konflik –konflik yang
terjadi dalam lingkungan keluarga dan faktor eksternal yang berasal

dari

lingkungan keluarga.
Orang tua cenderung menghindari dan kurang mengasihi perhatian
dan tanggung jawab. Mereka untuk memberikan perhatian yang serius
terhadap persoalan sehari-hari apakah konflik dengan teman maupun konflik
dengan guru di sekolah.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

1.2 Per umusan Masalah
Berdasarkan latar belakang Masalah Tersebut diatas diidentifikasikan
permasalahan sebagai berikut : pola komunikasi antara orang tua dengan anak
autis di kota Surabaya.

1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian ini adalah mengetahui bagaimana pola komunikasi
antara orang tua yang mempunyai anak autis di Surabaya,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1
2.1.1

Landasan Teor i
Penger tian komunikasi Inter per sonal
Muhammad

(1995:158)

mengemukakan

bahwa

komunikasi interpersonal merupakan proses yang terjadi

sebenarnya
didalam diri

sendiri sebenarnya di dalam diri seseorang manusia terdapat komponen
suatu komunikasi seperti

sumber, pesan, saluran ,penerimaan dan

balikkan.
Di dalam komunikasi interpersonal hanya satu orang yang akan
terlibat .pesan mulai dan terakhir di dalam individu masing-masing.
Komunikasi interpersonal mempengaruhi komunikasi hubungan dengan
orang lain. suatu pesan yang telah dikomunikasikan akan bermula dari diri
orang tersebut.
Effendy

mengemukakan

pada

hakekatnya

komunikasi

interpersonal adalah komunikasi antar seseorang komunikator yaitu
penyampaian pesan dengan komunikan yaitu penerima pesan menurut
efffendy bahwa jenis komunikasi yang paling efektif untuk mengubah
suatu sikap pendapat dan perilaku seseorang manusia. ciri unik yang lain
adalah bahwa komunikasi interpersonal juga menuntut adanya tindakan
yang saling memberi dan menerima antar pelaku yang terlibat didalam
komunikasi. Dengan kata lain para pelaku yang terlibat dalam proses

5

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

komunikasi antar pribadi tersebut saling bertukar suatu informasi, pikiran
dan gagasan (sandjaja,1993:117).
Sedangkan Menurut Jhosep a. DeVito Didalam bukunya” the
interpersonal

communication,

book”(Devito

1989:4)sebagai

proses

pengiriman dan penerimaan pesan antar dua orang tua diantara
sekelompok kecil orang dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik
seketika.
Berdasarkan

definisi De Vito itu komunikasi interpersonal

berlangsung antar dua anak yang sedang bermain seperti anak yang sedang
berbicara kepada orang tuanya misalnya cara berbicaranya lambat dan cara
menangkap daya pikirnya terlalu lambat.
Pentingnya komunikasi interpersonal adalah karena proses
memungkinkan berlangsung Secara dialogis. Dialog adalah bentuk
komunikasi antar pribadi yang menunjukkan adanya suatu interaksi
.Mereka yang telah terlibat dalam komunikasi bentuk ini berfungsi ganda,
masing –masing menjadi pembicaraan dan pendengar secara bergantian
.dalam proses komunikasi dialogis nampaknya ada suatu upaya dari para
anak yang mengalami gangguan berbicara.
Di situlah anak akan terjadi saling menghormati bukan hanya
status social melainkan didasarkan pada anggapan bahwa masing- masing
adalah manusia yang wajib berhak pantas dan wajar untuk dihargai dan
dihormati sebagai sosok manusia. dibanding dengan bentuk komunikasi
lainnya. komunikasi antar pribadi nilai paling ampuh dalam kegiatan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

mengubah suatu sikap kepercayaan, opini dan perilaku komunikan. alasan
dikarenakan komunikasi ini berlangsung tatap muka oleh karena itu terjadi
kontak pribadi (personal Contac) yaitu pribadi komunikator menyentuh
pribadi komunikan ketika menyampaikan sesuatu pesan umpan balik
berlangsung seketika(immediate feed back) mengetahui pada saat
tanggapan komunikan terhadap pesan yang dilontarkan ,pada ekspresi
wajah dan gaya berbicara apabila umpan balik positif artinya tanggapan itu
menyenangkan kita akan terus mempertahankan gaya komunikasi
sebaliknya jika tanggapan komunikan negative maka harus mengubah
gaya komunikasi sampai komunikasi tersebut berhasil.
Oleh karena itu, keampuhan dalam mengubah sikap kepercayaan
opini dan perilaku komunikan itulah maka bentuk komunikasi antar
pribadi komunikan itulah maka bentuk komunikasi antar sering kali
digunakan untuk melontarkan komunikasi persuasive yakni suatu teknik
komunikasi secara psikologis manusiawi yang sifatnya halus luas berupa
ajakan bujukan rayuan.
Dengan demikian setiap pelaku komunikasi akan melakukan
tempat tindakan yaitu membentuk ,menyampaikan ,menerima dan
mengelola pesan dan keempat tindakan tersebut seharusnya berlangsung
secara berurutan, dimana membentuk pesan diartikan sebagai pencipta ide
atau gagasan suatu tujuan tertentu.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

2.1.2

Penger tian Pola Komunikasi
Pola komunikasi adalah gambaran yang sederhana dari proses
komunikasi yang memperlihatkan kaitan antara suatu komponen
komunikasi yang memperlihatkan kaitan antara suatu komponen yang
lainnya (Tarmujdi,1998:27).
Sedangkan komunikasi adalah peristiwa social yaitu peristiwa yang
terjadi ketika manusia yang lain ilmu komunikasi apabila dipublikasikan
secara benar akan mampu mencegah dan menghilangkan konflik pribadi,
antar kelompok, antar suku antar bangsa dan antar ras membina persatuan
dan kesatuan umat manusia penghuni bumi.(Effendy 1993:27).
Dari pengertian di atas maka dapat ditarik suatu pola komunikasi
menkaitkan dua komponen yaitu gambaran atau rencana yang meliputi
langkah-langkah pada suatu aktivitas dengan komponen yang merupakan
bagian penting di atas terjadi hubungan antar organisasi atau pun juga
manusia.
Dengan begitu gagal atau berhasilnya sebuah komunikasi antara
orang tua dengan anak suatu pola komunikasi yang diterapkan orang tua
dengan anak menurut Yusuf (2001:51-52):
a. Author itar ian (cenderung bersikap bermusuhan )
Dalam pola hubungan ini sikap acceptance orang Tua rendah
memperhatikan,

suka

menghukum

secara

fisik

(mengharuskan

/memerintah anak untuk melakukan sesuatu tanpa kompromi ).
b. Per missive(cenderung berperilaku bebas )

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

Dalam hal ini sikap acceptance orang tua lebih tinggi, namun
control rendahnya memberi kebebasan kepada anakku untuk menyatakan
keinginan. sedangkan anak yang mempunyai sikap implusif serta agresif,
sukanya bermain dengan dunianya sendiri, tidak jelas arah kehidupannya
dalam mempunyai prestasi yang rendah.
c. Author itative (cenderung terhindar dari kegelisahan )
Dalam hal ini sikap acceptance antara orang tua yang mempunyai
anak autis bersikap responsive terhadap kebutuhan anak mendorong anak
untuk

menyatakan

pendapatnya

atau

pertanyaannya.

memberikan

penjelasan tentang dampak perbuatan yang baik ataupun yang buruk
sedangkan anak yang bersifat bersahabat memiliki rasa percaya diri (self
control)bersikap sopan mau bekerjasama memiliki rasa ingin tahu yang
tinggi mempunyai tujuan dan arah hidup yang jelas dan berorientasi
terhadap prestasi.
Suatu proses komunikasi berjalan dengan baik jika antara
komunikator dengan komunikan ada rasa percaya terbuka dan sportif
untuk

saling

menghargai

dan

menerima

satu

dengan

lainnya

(Rahmat2002:129).Adapun sikap yang dapat mendukung kelancaran
dalam berkomunikasi dengan anak adalah:
a.

Bersedia mendengarkan sehingga anak-anak lebih tau dan
berani membagi perasaan sesering mungkin sampai perasaan
dan permasalahan yang mendalam dan mendasar.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

b.

Menggunakan empati untuk pandangan-pandangan yang
berbeda dengan menunjukkan perhatian melalui syarat-isyarat
verbal ataupun non verbal saat komunikasi sedang berlangsung.

c.

Memberikan

suatu

kebebasan

dan

dorongan

yang

sepenuhnya terhadap anak untuk mengutarakan pikiran dan
perasaan serta kebebasan untuk menunjukkan reaksi serta
tingkahlaku tertentu sehingga anak dapat menanggapi secara
positif tanpa adanya unsur pasan.
Effendy (1993:27) mengemukakan bahwa komunikasi adalah
pertanyaan manusia yang dinyatakan itu adalah pikiran dan perasaan dari
seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai alat
penyatuannya .Komunikasi pada dasarnya terjadi dalam konteks
kehidupan kejadian-kejadian komunikasi sangat diamati dalam ilmu
komunikasi yang luas dan konteks karena hal ini menyangkut berbagai
aspek sosial, budaya, ekonomi dan politik.
2.1.3

Teor i Atribusi
Teori atribusi ini telah diperkenalkan oleh Haider tepatnya pada
tahun 1958 dengan melalui buku yang berjudul the psychology
interpersonal relations mengemukakan bahwa, jika anda melihat prilaku
orang lain maka anda juga harus melihat sebab dan tindakan seseorang,
dengan demikian anda sebagai pihak yang memulai komunikasi harus
mempunyai kemampuan untuk memprediksi perilaku yang tampak di

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

depan anda, Haider sendiri menguapkan ada dua jenis atribusi yaitu
atribusi kausalitas dan atribusi kejujuran.
Dapat diumpamakan apabila anda mengamati tingkah laku
seseorang pertamakali yang harus anda tentukan terlebih dahulu adalah
apa yang sebenarnya menyebabkan perilaku tersebut terjadi apakah itu
disebabkan oleh faktor situasional atau faktor personal dalam teori atribusi
lazim hal tersebut dapat dikatakan sebagai kualitas eksternal dan internal
pada intinya sebenarnya

hanya mempertanyakan tingkah orang

dipengaruhi oleh faktor situasional atau faktor personal maka hal tersebut
dapat dikatakan sebagai atribusi kualitas.
Dimaksud dengan atribusi kejujuran yang dimana telah dikutip
Rahmad (1988) mengemukakan bahwa ketika seseorang memperlihatkan
aksi kejujuran maka ada dua hal harus diamati sejauh manakah pernyataan
orang tersebut menyimpang dari pendapat umum dan sejauh mana orang
itu memperoleh keuntungan.

2.1.4

Penger tian keluar ga
Menurut sigelman dan Shaffer(dalam Yusuf 2001:36)bahwa
keluarga merupakan unit paling kecil yang bersifat universal artinya
terdapat pada setiap masyarakat di dunia atau system social yang terbentuk
dalam sistim sosial yang besar. ada dua macam keluarga yaitu keluarga
inti adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu. anak-anak yang belum
dewasa atau belum menikah pada ayah, ibu anak

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

Menurut Yusuf (2004:37) dari sudut pandang sosiologis, keluarga dapat
diklasifikasikan ke dalam fungsi-fungsi sebagai berikut:
1. Fungsi Biologis
Keluarga dipandang sebagai perantara social yang memberi
legilitas dan kesempatan bagi anggota keluarganya untuk memenuhi
kebutuhan dasar biologisnya. kebutuhan itu meliputi sandang, papan
hubungan

seksual

antara

suami

istri

dan

reproduksi

atau

pengembangan keturunan.
Hal tersebut sejalan dengan yang dikatakan oleh godondan
glasser (dalam furman,1990:217)bahwa hubungan antara orang tua
dengan anak autis di dukung karena adanya komunikasi yang terbuka
jujur dan demokratis.
2. Fungsi ekonomis
Ayah sebagai kepala rumah tangga mempunyai kewajiban
untuk menafkai anggota keluarga (istri dan anak-anaknya ).
3. Fungsi pendidikan
Keluarga merupakan lingkungan pendidikan pertama dan
utama bagi sang anak.
Menurut UU No 22 tahun 1989 bab IV pasal 10 ayat 44
“Pendidikan keluarga merupakan bagian dari jalur pendidikan
luar sekolah yang diselenggarakan dalam keluarga dan yang
memberikan keyakinan agama”

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

4. Fungsi Sosialis
Keluarga merupakan bagian atau penyamaan bagi masyarakat
masa depan dan lingkungan keluarga merupakan faktor penentu yang
sangat mempengaruhi kualitas generasi yang akan datang.
5. Fungsi Perlindungan
Keluarga merupakan bagian atau penyamaan bagi masyarakat
masa depan dan lingkungan keluarga merupakan faktor penentu sangat
mempengaruhi kualitas generasi yang akan dating.
6. Fungsi Rekreatif
Untuk melaksanakan fungsi ini, keluarga harus diciptakan
sebagai lingkungan yang memberikan kenyamanan, keceriaan,
kehangatan dan penuh semangat bagi para anggota.
7. Fungsi Agama
Keluarga berguna sebagai nilai agama pada sang anak agar
dapat mereka memiliki pedoman hidup yang benar. keluarga wajib
mengajar membimbing serta membiasakan anggota untuk mempelajari
dan mengamalkan ajaran agama yang di anutnya.
Dan apabila suatu keluarga tidak mampu menerapkan fungsi –
fungsi seperti yang di atas, maka keluarga tersebut akan mengalami
stagnasi atau difusi yang pada akhirnya akan merusak kekokohan
kontelansi keluarga ,khususnya terhadap perkembangan kepribadian anak.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

Dalam kamus besar bahasa Indonesia pengertian orang tua adalah
ayah dan ibu kandung. sedangkan pengertian orang tua Menurut Wright
(1991;12) orang tua itu sendiri telah dibagi tiga macam yaitu:
a. Orang tua kandung
Orang tua kandung adalah ayah dan ibu yang mempunyai
hubungan sedarah secara biologis (yang melahirkan).
b. Orang tua angkat
Pria dan wanita yang bukan kandung tetapi dianggap sebagai
orang tua sendiri berdasarkan ketentuan hukum atau adat yang berlaku.
c. Orang tua asuh
Orang

membiayai

hidup

seseorang

yang

bukan

anak

kandungnya tetapi atas dasar kemanusiaan.

Dari pengertian di atas maka dapat di simpulkan orang tua adalah
anak pria dan anak wanita yang dianggap mempunyai hubungan atau
ikatan dara maupun sosial yang mampu mendidik, merawat, membiayai
serta membimbing. hidup orang lain yang dianggap anak secara
berkesinambungan atau berkelanjutan.
Perawatan orang tua yang penuh kasih sayang dan pendidikan
tentang nilai -nilai kehidupan baik agama ataupun sosial budaya yang
diberikan merupakan faktor konduktif untuk mempersiapkan sang anak
menjadi pribadi dan anggota masyarakat yang sehat.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

Orang tua juga sangat berpengaruh bagi perkembangan emosi dari
anak-anak remaja mereka peran serta orang tua sangat mendukung atas
segala hal aktivitas anak. Orang tua juga berfungsi yaitu memberikan serta
mengajarkan tentang nilai sosial.
Norma agama, pengetahuan, sikap dan harapan terhadap anakanak. Dengan komunikasi yang efektif maka beberapa hal tersebut dapat
diterima dan dipahami oleh para anak. Hal tersebut senada dengan
pertanyaan tubs moss (dalam Rakhmad 2002:13) yaitu komunikasi yang
efektif akan menimbulkan hubungan dan pengertian yang makin baik
antara anak- anak.

2.1.6.1 Komunikasi Orang Tua dengan Anak
Beberapa studi Berkaitan dengan hubungan antara orang tua dan
anak pada mulanya diasumsikan bahwa proses pengaruh tidak bersikap
langsung dalam keluarga. Asumsi tersebut memandang anak sebagai
pasangan atau bersosiasi yaitu menunggu pembentukan proses yang
dilakukan oleh orang tua menurut hartup (1978)dan Susanti (2006:21).
Perilaku anak dapat mentilamusi, mendorong memotivasi dan
bahkan memberikan reward pada tindakan orang tua. baik pada masa
pembentukan suasana sosial maupun masa orientasi pencerminan balikkan
perilaku telah dipadukan dengan pandangan lain yaitu suatu pandangan
yang menyatakan orang tua dan anak secara simultan dan bersama -sama

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

saling berpengaruh menyatakan bahwa setiap anggota keluarga berperan
serta dalam stimuli perilaku lainnya(cappella,1987).
Adapun perilaku yang di rancang untuk mendapatkan apa yang
diharapkan oleh orang tua dinamakan pesan control pesan-pesan ini
meliputi perilaku paksaan, induksi dan tidak memberikan kasih sayang,
paksaan, induksi dan tidak memberikan kasih sayang. Paksaan berfokus
pada alasan –alasan eksternal misalnya anak harus menurut kepada orang
tua. Contoh pesan seperti adalah hukuman fisik penerapan rangsang
terhadap paksaan dan memberi materi-materi yang dibutuhkan atau bentuk
ancaman.
Sebagian besar masalah komunikasi masa anak-anak dengan orang
tua berfokus pada usaha orang tua untuk mengendalikan perilaku anak
mereka anak menyalakan orang tua tidak signifikan di sebanding dengan
penyebab faktor lain karena orang tua mereka pesan pembangkit semangat
berfokus pada alasan- alasan internal bahwa anak harus sesuai dengan
orang tua bisa saja memberikan contoh akibat perilaku anak terhadap
orang lain.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

2.1.6.2 Kualitas Komunikasi Interper sonal Orang Tua Dan Anak
Komunikasi yang efektif perlu di bangun dan dikembangkan
antara orang tua dengan anak

beberapa faktor penting untuk jelas

tidaknya informasi yang dikomunikasikan dalam keluarga sehingga dapat
mengarahkan pada komunikasi yang efektif yaitu.
1) Konsisten
Informasi yang disampaikan secara konsisten akan dapat dipercaya dan
relative lebih jelas disbanding informasi yang selalu berubah. ketidak
konsistenan yang membuat anak bingung dalam menafsirkan informasi
tersebut (Yatim dan Irwanto 1991:85).
2) Ketegasan
Ketegasan tidak berarti otoriter. Ketegasan membantu meyakinkan
anak dan anggota keluarga yang lain bahwa komunikator benar-benar
meyakini nilai atau sikapnya bila orang tua ingin ditiru oleh anaknya
maka ketegasan akan memberikan jaminan bahwa mengharapkan anak
berperilaku sesuai yang di harapkan(yatim dan irwanto,1991:85).
3) Percaya
Faktor adalah yang paling penting karena percaya menentukan
efektifitas bagi komunikasi, meningkatkan komunikasi interpersonal
karena membuka saluran komunikasi memperjelas pengiriman dan
penerimaan informasi serta memperluas peluang komunikan untuk
mencapai tujuan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

Ada 3 faktor yang berhubungan dengan sikap percaya (rahmat,2002:131)
diantara nya yaitu:
a. Menerima
Yang dimaksud dengan menerima adalah di mana kemampuan dalam
berhubungan dengan orang lain tanpa menilai dan tanpa berusaha
mengendalikan /menata sikap yang terlibat orang lain sebagai individu
yang patut dihargai tetapi tidak berarti mempunyai semua perilaku dari
orang

lain

ataupun

rela

menanggung

akibat-akibat

perilaku

(rahmat,2002:132).
b. Empati
Empati dianggap memahami orang lain dengan mengambangkan diri
dari kejadian yang menimpa orang lain, melihat seperti itu seseorang akan
merasakan

dan

melihat

yang

telah

dirasakan

orang

tersebut.(rahkmat:2002:132)

c. Kejujuran
Manusia tidak akan menaruh kepercayaan kepada seseorang yang tidak
jujur ataupun yang sering menyembunyikan pikiran dan pendapatnya
kejujuran dapat mengakibatkan perilaku seseorang dapat diduga. hal ini
mendorong untuk percaya satu dengan yang lain nya (Rahkmat:2002:133).
4) Sikap sportif
Adalah

sikap

yang

mengurangi

sikap

defensinsif

didalam

berkomunikasi .sifat defensive akan mengakibatkan suatu komunikasi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

interpersonal akan gagal hal ini dikarenakan banyak nya melindungi
diri dari ancaman yang ditanggapinya dalam situasi komunikasi dari
pada pesan dari orang lain (Rahkmat 2002:133)
Perilaku yang menimbulkan iklim sifat defensive dan sportif antara
lain adalah :
A. Deskriptif
Artinya adalah penyampaian suatu perasaan atau persepsi tanpa
nilai hubungan antara orang tua sang anak bersifat horizontal dan
sederajad (Rahkmad 2002:134).
B. Orientasi masalah
Artinya

mengkomunikasikan

dapat

bekerja

sama

mencari

permasalahan dengan tidak mendikte suatu pemecahan justru melainkan
mengajak orang bersama-sama untuk menetapkan suatu tujuan dan
memutuskan bagaimana cara untuk mencapainya.
C. Spontanitas
Artinya sifat jujur yang dianggap tidak menyelimuti motif yang
terpendam (rahmat 2002:135).
D. Persamaan
Suatu sikap yang memperlakukan orang lain secara horizontal dan
demokratis yang artinya tidak mempertegas suatu perbedaan tidak
menggurui melainkan berbincang pada tingkat

yang

mengkomunikasikan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

sama

dan

20

E. Profesionalisme
Suatu kesediaan untuk meninjau ulang kembali akan pendapat
seseorang (rahmat 2002:135).
2.7 Anak-Anak
Fase anak merupakan suatu segmen perkembangan individu yang
sangat penting diawali dengan matang organ fisik sehingga mampu
memproduksi selain itu anak merupakan perkembangan sikap tergantung.
Banyak mengatakan masa anak adalah masa-masa yang indah tetapi
banyak pula masa anak adalah masa yang kurangnya kasih sayang.

2.8 Pengertian autis
Autis adalah merupakan salah satu gangguan pikiran yang ditandai
dengan perasaan yang sedih sering bermain pada dunianya sendiri tidak
mengetahui karena dia mempunyai sifat yang malas belajar.
Sedangkan menurut Istilah autisme dikemukakan oleh Dr Leo Kanner
pada 1943. Ada banyak definisi yang diungkapkan para ahli. Chaplin
menyebutkan: “Autisme merupakan cara berpikir yang dikendalikan oleh
kebutuhan personal atau oleh diri sendiri, menanggapi dunia berdasarkan
penglihatan dan harapan sendiri, dan menolak realitas, keasyikan ekstrem
dengan pikiran dan fantasi sendiri”. Dari kesimpulan tim yang dipimpin oleh
Profesor Kristina Aldridge, ada tiga ciri fisik yang ditemukan pada anak-anak
dengan autisme, yaitu :
1. Memiliki wajah yang lebih lebar, termasuk mata yang lebih besar.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

2. Bagian tengah wajahnya lebih pendek, termasuk pipi dan hidung.
3. Memiliki mulut dan philtrum, area antara hidung dan bibir, yang
lebih luas
2.8.1

Faktor –faktor Penyebab Ter jadi Autis
Ada banyak sekali faktor-faktor yang menyebabkan terjadi autis
pada anak, Berbagai tekanan –tekanan dan tuntunan hidup ada lima yaitu:
1. Genetik
Ada bukti kuat

yang menyatakan perubahan dalam

gen

berkontribusi pada terjadinya autisme. Menurut National Institute of
Health, keluarga yang memiliki satu anak autisme memiliki peluang 1-20
kali lebih besar untuk melahirkan anak yang juga autisme.
Penelitian pada anak kembar menemukan, jika salah satu anak autis,
kembarannya kemungkinan besar memiliki gangguan yang sama.
Secara umum para ahli mengidentifikasi 20 gen yang menyebabkan
gangguan spektrum autisme. Gen tersebut berperan penting dalam
perkembangan

otak,

pertumbuhan

otak,

dan

cara

sel-sel

otak

berkomunikasi.
2. Pestisida
Paparan pestisida yang tinggi juga dihubungkan dengan terjadinya
autisme. Beberapa riset menemukan, pestisida akan mengganggu fungsi
gen di sistem saraf pusat. Menurut Dr Alice Mao, profesor psikiatri, zat
kimia dalam pestisida berdampak pada mereka yang punya bakat autisme.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

3. Obat-obatan
Bayi yang terpapar obat-obatan tertentu ketika dalam kandungan
memiliki risiko lebih besar mengalami autisme. Obat-obatan tersebut
termasuk valproic dan thalidomide. Thalidomide adalah obat generasi
lama yang dipakai untuk mengatasi gejala mual dan muntah selama
kehamilan, kecemasan, serta insomnia.
Obat thalidomide sendiri di Amerika sudah dilarang beredar karena
banyaknya laporan bayi yang lahir cacat. Namun, obat ini kini diresahkan
untuk mengatasi gangguan kulit dan terapi kanker. Sementara itu, valproic
acid adalah obat yang dipakai untuk penderita gangguan mood dan bipolar
disorder.
4. Usia or ang tua
Makin tua usia orang tua saat memiliki anak, makin tinggi risiko si anak
menderita

autisme.

Penelitian

yang

dipublikasikan

tahun

2010

menemukan, perempuan usia 40 tahun memiliki risiko 50 persen memiliki
anak autisme dibandingkan dengan perempuan berusia 20-29 tahun.
"Memang belum diketahui dengan pasti hubungan usia orangtua
dengan autisme. Namun, hal ini diduga karena terjadinya faktor
mutasi gen," kata Alycia Halladay, Direktur Riset Studi
Lingkungan Autisme Speaks.
5. Per kembangan otak
Area tertentu di otak, termasuk serebal korteks dan cerebellum yang
bertanggung jawab pada konsentrasi, pergerakan dan pengaturan mood,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

berkaitan dengan autisme. Ketidakseimbangan neurotransmiter, seperti
dopamin dan serotonin, di otak juga dihubungkan dengan autisme.
Sumber : Live Science

2.8.2

Macam –macam Anak autis
1 Anak Autis Ringan
Anak yang mengalami autisnya ringan masih memberikan
tanggapan atau respon pada rangsangan misalnya ia menoleh jika
dipanggil atau menatap sebentar kea rah si pemanggil namun tentu saja
tidak seperti anak normal ia akan asik pada dunianya sendiri.
2 Anak Autis yang Sedang
Anak autis sedang ini gejala yang ditunjukkan oleh anak adalah
ia akan memberikan tanggapan atau respon pada rasangan atau
stimulus sensoris kuat misalnya jika kita memaksa dan mengarahkan
kepala untuk menatap mata kita maka ia akan menatap mata kita.
Namun jika pegangan tangan kita lepaskan dari kepala maka ia
otomatis akan melepaskan perhatian dari kita atau jika kita keraskan
suara maka ia akan memberikan respon kita
3 Anak Autis yang Berat
Anak autis ini tergolong terparah dari yang diatas Anak diatas
anak tidak akan memberikan respon atau tanggapan apapun terhadap
stimulus sensoris yang anda berikan pada anak akan diam saja seakan
anak tidak mendengar, merasa, melihat apapun

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24

2.2 Ker angka Berpikir
Anak-anak di Surabaya pada saat ini adalah akibat dampak keburukan
hubungan antara orang tua dengan anak pada intinya lemahnya dan
kurangnya komunikasi interpersonal efektif antara orang tua dengan anak
dimana anak -anak memalukan bimbingan dan kasih sayang dari orang
tuanya.
Dalam hal ini peneliti terjun langsung dan ikut merasakan betapa
tertekannya anak bila terjadi konflik mereka mengalami autis fungsi utama
orang tua adalah hal ini sebagai tempat untuk memberikan pengajaran
tentang nilai-nilai sosial norma-norma pada anak-anak mereka agar lebih
terarah didalam bermain.
Pada

gangguan perilaku terjadi pada lingkup anak kekurangan

kemampuan anak dalam mengontrol diri dan emosi sehingga mereka terlihat
canggung atau cenderung bersikap semaunya yang tidak sesuai dengan
norma atau aturan yang ada pada lingkungan umum. Seperti mengeplakngepeplak tangan ketika kita merasa senang atau gembira bersifat agresif
(menyerang orang lain )self injury (menyakiti diri dengan membenturkan
kepala ke dinding mencubit dan menggigit pada dirinya sendiri.
Pada kondisi perilaku seperti ini dapat dikatakan bahwa anak
memiliki tingkat temperature yang tinggi, sehingga anak menjadi berperilaku
tidak normal pada lingkungan
Adanya gangguan preventif pada usia perkembangan tersebut sangat
berpengaruh pada kemampuan anak dalam mengikuti sekolah regular. pada

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

25

kasus tersebut maka dalam waktu akhir ini khusus di Surabaya telah berdiri
beberapa lembaga pendidikan non formal khususnya menangani anak autis.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Dalam penelitian ini penulis mengunakan metode deskriptif kualitatif
peneliti ini mencoba menjabarkan tentang pola komunikasi yang dilakukan
orang tua dengan anak autis disurabaya.Tipe penelitian ini yang digunakan
adalah tipe penelitian deskriptif dan mengunakan analisis kualitatif .dalam
pelaksanaan peneliti ini terjadi secara alami, apa adanya dalam situasi normal
dan tidak manipulasi baik kondisi maupun keaadan obyek yang sedang
diteliti.
Tipe penelitian deskriptif adalah. Jenis penelitian yang memberikan
yang perlakuan terhadap obyek yang diliti (kountur,2003:53) Metode ini
merupakan suatu metode yang berupaya

untuk memberikan gambaran

tentang suatu fenomena tertentu secara terperinci, yang pada akhirnya
diperoleh pemahaman yang lebih jelas tentang fenomena yang sedang diteliti.
Penelitian kulitatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan
sedalam

dalamnya

melalui

pengmpulan

data.penelitian

ini

tidak

mengutamakan besarnya populasi atasampling.jika data yang terkumpul
sudah mendalam dan bisa menjelaskan fenomena yang diteliti maka tidak
perlu mencari sampiling
Karakteristik penelitian kualitatif adalah sebagai berikut ini:
1. Mempunyai latar alami /pada konteks dan suatu keutuhan dan penelitian
sebagai alat

(instrumen).

26

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

27

2. Bersifat deskriptif.
3. Lebih memperhatikan proses dari pada produk semata.
4. Makna merupakan soal yang esensial.
Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
deskriptif

kualitatif.

Alasan

digunakan

metode

deskriptif

kualitatif

berdasarkan beberapa pertimbangan pertama. Menyesuaikan metode ini
menyajikan secara langsung hakekat peneliti yang diteliti ketiga metode ini
lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan pengaruh terhadap polapola dan nilai yang dihadapi (meleong,1955:5).
Pendekatan kualitatif sifatnya fenemologi untuk memahami arti
peristiwa dan kaitan-kaitan terhadap orang-orang biasa dalam situasi tertentu
realitas sosial. memberikan tekanan terbuka tentang kehidupan sosial. Dalam
ini studi deskriptif digunakan untuk mengindentifikasi pola komunikasi ibu
rumah tangga kepada anak autis.
Dalam penelitian ini kedudukan peneliti sebagai instrument penelitian
dan sebagai instrumen harus mencakup segi responsive, dapat menyesuaikan
diri menekankan kebutuhan mendasarkan diri atas pengetahuan, memproses
data secepatnya dan memanfaatkan kesempatan untuk mengklarifikasi dan
mengikhtisarkan serta memanfaatkan kesempatan mencari respon yang baik
dan lazim(Moleong2002:121).
Peneliti dalam penelitian ini merupakan instrumen kunci. kualitatif
merupakan instrumen kunci. Peneliti kualitatif merupakan penelitian yang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

28

menggunakan pengamatan berperan serta didefinisikan dengan wawancara
secara mendalam (Moleong:2002:17).
Pengertian pola komunikasi dalam penelitian

ini adalah bantu

hubungan dalam proses pengiriman pesan antara orang tua dengan anak autis
.pola yang digunakan dalam penelitian ini adalah uthorian (cenderung
bermusuhan

),permissive(cenderung berperilaku

babas)dan

authorative

(cenderung terhindar kegelisahan)penjelasan dari ketiga pola tersebut :
A. Authotarian (cenderung bersikap bermusuhan)
Dalam pola hubungan ini sikap acceptance orang tua rendah namun
control tinggi luka menghukum secara fisik bersikap mengkomando
(mengharuskan

/memerintah

anak

melakukan

sesuatu

tanpa

kompromi)bersikap kaku (keras)cenderung emosional dan bersikap
menolak.
Sedangkan dipihak anak kecil yang terkena

autis (anak

berkebutuhan khusus)sering mempunyai sifat yang bermain pda dunianya
sendiri tidak mempunyai rasa takut.
B. Permissive(Cenderung Berperilaku Bebas)
Dalam hal ini sikap acceptance orang tua lebih tinggi ,namun
control rendah member kebebasan pada anaknya untuk menyatakan
keinginan sedangkan anak yang mempunyai sikap imlusif serta agresif
suka bermain pada dunianya sendiri.tidak jelas arah kehidupan dalam
prestasinya yang rendah.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

29

C. Authorative (cenderung terhindar dari kegelisahan)
Setiap penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian deskriptif dengan jenis data kualitatif. Peneliti deskriptif adalah
penelitian yang sistematis melukiskan fakta atau karakteristik populasi
tertentu secara faktual dan cermat. Penelitian deskriptif adalah akumulasi
data-data dasar yang disajikan dengan cara deskriptif semata-mata dan
tidak menerangkan saling berhubungan, menguji hipotensi atau membuat
ramalan. Sehingga dengan menggunakan peneliti deskriptif kualitatif akan
membuka interpretasi secara subyektif. dalam konteks ini deskriptif
digunakan untuk mengidentifikasi pola komunikasi orang tua dengan anak
autis.
Pengertian pola komunikasi dalam penelitian ini adalah bentuk
hubungan antara orang tua dengan anak autis dalam proses pengiriman
dan penerimaan pesan dengan cara yang tepat sehingga dapat dipahami
.Pola komunikasi yang terjadi antara orang tua dengan anak autis. Autis
melibatkan hubungan secara interpersonal yang merupakan suatu proses
pengiriman dan penerimaan pesan dari seseorang kepada orang lain
dengan beberapa efek umpan balik. komunikasi antara orangtua dengan
anak autis secara interpersonal ini dapat diwujudkan dan dikembangkan
dengan cara melakukan kontak antara anak autis dan orang tua,
keterlibatan yang merupakan

Dokumen yang terkait

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN ANAK HIPERAKTIF (Studi DeskriptifKualitatif Pola Komunikasi Orang Tua Dengan Anak Hiperaktif di Surabaya).

0 0 95

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN ANAK PEMAIN GAME ONLINE DotA DI SURABAYA ( Studi Deskriptif Kualitatif Pola Komunikasi Orang Tua dengan Anak Pemain Game Online DotA di Surabaya ).

0 1 122

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN ANAK (Studi Deskriptif Kualitatif Pola Komunikasi Orang Tua dengan Anak yang Pengemis).

0 1 99

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN ANAK (Studi Deskriptif Kualitatif Pola Komunikasi Orang Tua dengan Anak yang Pengemis).

0 2 95

POLA KOMUNIKASI ANTARA ORANG TUA DENGAN ANAK KOMUNITAS PUNK di KOTA CIREBON (Studi Deskriptif Pola Komunikasi Antara Orang Tua Dengan Anak Yang Mengikuti Komunitas Punk).

2 3 90

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN ANAK PEROKOK AKTIF DI SURABAYA (Studi Deskriptif Kualitatif pada Pola Komunikasi Orang Tua dengan Anak Perokok Aktif di Surabaya).

13 35 84

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN ANAK PEROKOK AKTIF DI SURABAYA (Studi Deskriptif Kualitatif pada Pola Komunikasi Orang Tua dengan Anak Perokok Aktif di Surabaya)

0 0 21

POLA KOMUNIKASI ANTARA ORANG TUA DENGAN ANAK AUTIS KOTA SURABAYA ( Studi Deskriptif Kualitatif Pola Komunikasi Antara Orang Tua dengan Anak Autis di Surabaya )

0 0 15

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN ANAK PEMAIN GAME ONLINE DotA DI SURABAYA ( Studi Deskriptif Kualitatif Pola Komunikasi Orang Tua dengan Anak Pemain Game Online DotA di Surabaya )

0 0 23

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN ANAK HIPERAKTIF (Studi DeskriptifKualitatif Pola Komunikasi Orang Tua Dengan Anak Hiperaktif di Surabaya)

0 0 14