t pkn 1006995 chapter3

(1)

Sawaludin, 2012

Implementasi Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Pendekatan Tematik

: Studi Kasus di Sekolah Dasar Alam Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 87 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini akan dipaparkan mengenai metodologi penelitian yang mencakup lokasi dan subjek penelitian, pendekatan dan metode penelitian, definisi oprasional, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analsis data, keabsahan temuan penelitian serta tahap-tahap pelakasanaan penelitian di lapangan.

A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Adapun yang menjadi lokasi penelitian ini adalah Sekolah Dasar Alam Bandung yang terletak di Jl. Dago Pojok Kp. Tanggulan No, 115 Bandung, dikarenakan dengan alasan bahwa di sekolah Dasar Alam Bandung pembelajaran tematik diterapkan dari kelas I s.d. V dan sebagian mata pelajaran inti yang diamanahkan oleh Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional diterapkan secara terintegrasi/keterpaduan di dalam mata pelajaran.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah semuan komponen sekolah yang terkait dalam proses pembelajaran di Sekolah yang dapat dijadikan sumber dalam mencari data yang menunjang dalam penelitian ini, yaitu meliputi: ketua yayasan, kepala sekolah, guru kelas, dan beberapa siswa.


(2)

Sawaludin, 2012

Implementasi Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Pendekatan Tematik

: Studi Kasus di Sekolah Dasar Alam Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 88 B. Pendekatan dan Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Digunakannya pendekatan kualitatif karena dalam penelitian ini, dilakukan terhadap aktivitas sejumlah kelompok manusia yang sedang berlangsung dalam proses kegiatan pendidikan. Bogdan dan Biklen (1982:3) menjelaskan bahwa: “dalam bidang pendidikan, penelitian kualitatif sering disebut penelitian naturalistik, karena penelitian ini sering berada di tempat dimana peristiwa-peristiwa yang menarik perhatian terjadi secara alamiah. Atas dasar itu, maka penelitian ini dapat digolongkan kedalam penelitian kualitatif-naturalistik. Penelitian kualitatif-naturalistik, peneliti memperlakukan dirinya sebagai instrumen utama (human instrumen) yaitu, bergerak dari hal-hal yang spesifik, dan dari tahapan yang satu ke tahap berikutnya, serta memadukannya sedemikian rupa sehingga pada akhirnya dapat ditemukan kesimpulan-kesimpulan. Sejalan dengan itu, Creswell (2010:261) mangatakan bahwa dalam penelitian kualitatif peneliti adalah instrumen kunci (researcher as key

instrumennt) yang mengumpulkan sendiri data melalui dokumentasi, observasi

dan wawancara dengan partisipan.

Kecendrungan peneliti memilih pendekatan ini, karena masalah yang diteliti sedang berlangsung dalam proses kegiatan pendidikan, yaitu kegiatan pembelajaran PKn yang diintegrasikan di mata pelajaran sosial. Dari penelitian ini diharapkan dapat dikumpulkan data sebanyak mungkin dengan tidak mengesampingkan keakuratan data yang diperoleh. Alasan lainnya mengapa


(3)

Sawaludin, 2012

Implementasi Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Pendekatan Tematik

: Studi Kasus di Sekolah Dasar Alam Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 89 peneliti memilih pendekatan kualitatif-naturalistik adalah disebabkan data yang

akan diperoleh dari penelitian ini di lapangan lebih banyak menyangkut perbuatan dan ungkapan kata-kata dari responden yang sedapat mungkin bersifat alami, tanpa adanya rekayasa serta pengaruh dari luar. Sebagaimana Moleong (2006:3) mengatakan bahwa “penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data kualitatif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari perilaku orang-orang yang diamati”.

2. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus atau penelitian kasus (case study). Case study adalah penelitian tentang status penelitian yang berkenaan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas (Maxfield dalam Nazir, 2005:57). Selanjutnya, Nasution (1996:55), mengatakan studi kasus atau case study adalah untuk penelitian yang mendalam tentang suatu aspek lingkungan sosial termasuk manusia di dalamnya. Case study dapat dilakukan terhadap seseorang individu, kelompok atau suatu golongan manusia, lingkungan hidup manusia atau lembaga sosial. Selanjutnya, K.Yin (2002 :18) mengatakan bahwa “studi kasus adalah suatu inkuiri empiris yang menyelidiki fenomena di dalam konteks kehidupan nyata bilamana, batas-batas antara fenomena dan konteks tidak tampak dengan tegas, dan dimana multisumber bukti dimanfaatkan”.

Sebagai suatu metode kualitatif, studi kasus mempunyai beberapa keuntungan. Lincoln dan Guba (1985:137) mengemukakan bahwa keistimewaan studi kasus meliputi hal-hal berikut :


(4)

Sawaludin, 2012

Implementasi Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Pendekatan Tematik

: Studi Kasus di Sekolah Dasar Alam Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 90 a. Studi kasus merupakan sarana utama bagi penelitian emik, yakni menyajikan

pandangan subjek yang diteliti.

b. Studi kasus menyajikan uraian menyeluruh yang mirip dengan apa yang dialami pembaca dalam kehidupan sehari-hari.

c. Studi kasus merupakan sarana efektif untuk menunjukkan hubungan antara peneliti dan informan.

d. Studi kasus memungkinkan pembaca untuk menemukan konsistensi internal yang tidak hanya merupakan konsistensi gaya dan konsistensi faktual tetapi juga keterpercayaan (trustworthisness).

e. Studi kasus memberikan uraian tebal yang diperlukan bagi penilaian atau transferabilitas.

f. Studi kasus terbuka bagi penilaian atas konteks yang turut berperan bagi pemaknaan atas fenomena dalam konteks tersebut.

Dari pendapat di atas di gambarkan bahwa metode studi kasus lebih menekankan pada suatu kasus, adapun kasus yang dimaksud dalam penelitian ini adalah implementasi pembelajaran PKn melalui pendekatan tematik di Sekolah Dasar Alam Bandung. Kasus tersebut dibatasi salam konteks pembelajaran PKn yang diintegrasikan dalam mata pelajaran sosial melalui pendekatan pembelajaran tematik. Penggunaan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus diharapkan mampu mengungkap aspek-aspek yang diteliti.

Penggunaan pendekatan kualitatif dengan studi kasus dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui kondisi yang obyektif dan mendalam tentang fokus penelitian. Pendekatan studi kasus dipilih karena permasalahan yang


(5)

Sawaludin, 2012

Implementasi Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Pendekatan Tematik

: Studi Kasus di Sekolah Dasar Alam Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 91 dijadikan fokus penelitian ini hanya terjadi di Sekolah Dasar Alam Bandung.

Adapun gejala tertentu yang khas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Pembelajaran tematik diterapkan dari kelas 1 (satu) sampai dengan kelas 5

(lima);

b. Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan diintegrasikan di mata pelajaran sosial melalui pendekatan tematik;

c. Sekolah Dasar Alam Bandung menggunakan tiga kurikulum khas yaitu Kurikulum akhlak meliputi keimanan, ibadah, Al-Quran, sikap hidup dan interaksi dengan alam. Kurikulum sikap ilmiah dan Falsafah Ilmu Pengetahuan meliputi bahasa, sains, daya pikir, daya kreasi, dan seni. Kurikulum leadership meliputi, outward bound, pendidikan jasmani, kewirausahaan, dan sosial kemasyarakatan.

Sesuai dengan hal tersebut diharapkan bahwa penelitian yang akan dilakukan oleh penulis bisa secara komprehensif mengungkapkan fakta-fakta, sehingga untuk bisa mengungkap fakta-fakta tentang proses pembelajaran PKn yang diintegrasikan dalam mata pelajaran sosial melalui tematik, baik di dalam kelas maupun di luar kelas.

C. Definisi Operasional

Dalam penelitian ini terdapat beberapa istilah yang sering digunakan, dan untuk itu agar menghindari terjadi salah tafsir, maka perlu diberikan definisi operasional terhadap istilah-istilah tersebut.


(6)

Sawaludin, 2012

Implementasi Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Pendekatan Tematik

: Studi Kasus di Sekolah Dasar Alam Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 92 1. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

a. Pembelajaran

Pembelajaran adalah merupakan kegiatan yang dilakukan guru dan siswa dalam proses belajar mengajar. Kegiatan guru adalah kegiatan-kegiatan yan bersifat pengajaran dan kegiatan siswa adalah kegiatan-kegiatan yang bersifat belajar. Komalasari (2011:3-4) mendefinisikan pembelajaran sebagai suatu sistem atau proses membelajarkan subjek/pembelajar yang direncanakan atau didesain, dilaksanakan, dan dievaluasi secara sistematis agar subjek didik/pembelajar dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efesien.

Dari uraian di atas, maka penulis dapat simpulkan bahwa pembelajaran yang dimaksud dalam penelitian ini adalah proses yang mengandung serangkaian kegiatan guru dan siswa atas dasar timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Interaksi yang terjadi dalam pembelajaran mempunyai arti yang sangat luas, bukan sekedar hubungan antara guru dan siswa, melainkan berupa interaksi edukatif berupa penanaman sikap dan nilai dalam rangka membentuk kepribadian siswa secara utuh.

b. Pendidikan Kewarganegaraan

Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD NRI 1945 (Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah). Menurut Kalidjernih, (2010:130) pendidikan


(7)

Sawaludin, 2012

Implementasi Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Pendekatan Tematik

: Studi Kasus di Sekolah Dasar Alam Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 93 kewaraganegaraan merupakan pendidikan pengembangan

karakteristik-karakteristik seorang warga negara melalui pengejaran tentang peraturan-peraturan dan institusi masyarakat negara. Selanjutnya, ada empat aspek yang lazim menjadi perhatian utama pendidikan ini yaitu hak dan kewajiban, tanggung-jawab, partisipasi dan identitas dalam relasi negara-warga negara dan warga negara dan warga negara.

2. Pendekatan Tematik

Pendekatan pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang pengembangannya dimulai dengan menentukan topik tertentu sebagai tema atau topik sentral, setelah tema ditetapkan maka selanjutnya tema itu dijadikan dasar untuk menentukan dasar sub-sub tema dari bidang studi lain yang terkait (Fogarty, 1991:17). Sejalan dengan itu Depdiknas (2007:5) menyatakan: “...pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa”.

Adapun karakteristik atau ciri-ciri pembelajaran terpadu menurut Karli dan Margaretha (Indrawati, 2009:22-23), yaitu:

a. Holistik, suatu gejala dan fenomena yang menjadi pusat perhatian dalam pembelajaran terpadu/tematik diamati dan dikaji dari beberapa bidang kajian sekaligus, tidak dari sudut pandang yang berkotak-kotak.

b. Bermakna, pengkajian suatu fenomena dari berbagai macam aspek seperti yang dijelaskan di atas, memungkinkan terbentuknya semacam


(8)

antarkonsep-Sawaludin, 2012

Implementasi Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Pendekatan Tematik

: Studi Kasus di Sekolah Dasar Alam Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 94 konsep yang berhubungan yang disebut skemata. Hal ini akan berdampak

pada kebermaknaan dari materi yang dipelajari.

c. Autentik, pembelaran terpadu/tematik memungkinkan siswa memahami secara langsung prinsip dan konsep yang ingin dipelajarinya melalui kegiatan belajar secara langsung. Mereka memahami dari hasil belajarnya sendiri, bukan sekedar pemberitahuan guru. Informasi dan pengetahuan yang diperoleh sifatnya menjadi lebih autentik.

d. Aktif, pembelajaran terpadu/tematik menekankan keaktifan siswa dalam pembelajaran baik secara fisik, mental, intelektual, maupun emosional guna tercapainya hasil belajar yang optimal dengan mempertimbangkan hasrat, minat, dan kemampuan siswa sehingga mereka termotivasi untuk terus menerus belajar.

3. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan melalui Pendekatan Tematik

Pembelajaran PKn melalui pendekatan tematik merupakan pembelajaran yang pengorganisasian materi PKn menggunakan pendekatan terintegrasi (terpadu) dalam beberapa mata pelajaran yang terkait dengan tema-tema umum, dengan fokus model pebelajaran yang berorientasi pada pengalaman (experience

oriented) dengan memanfaatkan pola pengorganisasian lingkungan yang meluas

(expending environment/ community approach) (Rahmat, dkk, 2009:6). Biasanya

pembelajaran jenis ini dilakukan pada jenjang Sekolah Dasar kelas rendah (lower


(9)

Sawaludin, 2012

Implementasi Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Pendekatan Tematik

: Studi Kasus di Sekolah Dasar Alam Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 95 Adapun dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan pembelajaran PKn

melalui pendekatan tematik adalah pembelajaran yang berorientasi pada pengorganisasian materi PKn yang dikemas dalam mata pelajaran sosial yang menggunakan tema-tema umum, dan sub tema yang diterapakan dari kelas 1 s.d. kelas 5.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri, artinya peneliti yang terjun langsung ke lapangan untuk mencari informasi yang berhubungan dengan fokus penelitian melalui observasi, wawancara, studi dokumentasi, studi literatur dan catatan lapangan (field notes). Hal ini sesuai dengan pendapat Creswell (2010: 261) yang mengatakan bahwa dalam penelitian kualitatif, peneliti berperan sebagai instrument kunci (researcher as key

instrument) mengumpulkan data melalui dokumentasi, observasi perilaku atau

wawancara. Human Instrument ini dibangun atas dasar pengetahuan dan menggunakan metode yang sesuai dengan tuntutan penelitian. Hal tersebut sesuai dengan ciri-ciri penelitian kualitatif sebagaimana dikemukakan oleh Bogdan dan Biklen (1922:33-36) yaitu:

Riset kualitatif mempunyai latar alami karena yang merupakan alat penting adalah adanya sumber data yang langsung dari perisetnya. Riset kualitatif itu bersifat deskriptif. Periset kualitatif lebih memperhatikan proses ketimbang hasil atau produk semata. Periset kualitatif cenderung menganalisis datanya secara induktif. Makna merupakan soal essensial untuk ancangan kualitatif.


(10)

Sawaludin, 2012

Implementasi Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Pendekatan Tematik

: Studi Kasus di Sekolah Dasar Alam Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 96 Berdasarkan uraian di atas, maka dalam penelitian ini peneliti

menggunakan pendekatan antar manusia, artinya selama proses penelitian penulis akan lebih banyak mengadakan kontak dengan orang-orang di sekitar lokasi penelitian yaitu kepala sekolah, ketua yayasan, guru kelas, dan siswa-siswi di Sekolah Dasar Alam Bandung. Dengan demikian penulis lebih leluasa mencari informasi dan data yang terperinci tentang berbagai hal yang diperlukan untuk kepentingan penelitian.

E. Teknik Pengumpulan Data

Proses pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti melalui lima teknik pengumpulan data, yaitu: observasi, wawancara, studi dokumentasi, studi literatur dan catatan lapangan (field notes). Sesuai dengan peranan peneliti sebagai alat penelitian yang utama, maka peneliti dalam hal ini bertindak sebagai pengamatan

(observer) dan sekaligus sebagai pewawancara (interviewer) semua informan. Hal

ini, sesuai pendapat Denzin dan Lincoln, (2009:495) bahwa teknik pengumpulan data pada penelitian kualitatif adalah teknik observasi secara partisipatif, wawancara, dokumentasi, dan literature. Di pihak lain, Moleong (2006:157) memasukkan catatan lapangan (fieldnote) sebagai teknik pengumpulan data. Oleh

karena itu, peneliti dalam penelitian ini menggunakan lima teknik pengumpulan data sebagaimana disebutkan di atas. Kelima teknik ini diharapkan bisa saling melengkapi dalam memperoleh data yang diperlukan. Penjelasan dari beberapa teknik tersebut akan diuraikan sebagai berikut:


(11)

Sawaludin, 2012

Implementasi Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Pendekatan Tematik

: Studi Kasus di Sekolah Dasar Alam Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 97 1. Observasi

Observasi yang dilakukan peneliti adalah untuk mendapatkan gambaran tentang bagaimana proses pembelajaran PKn yang diintegrasikan dalam mata pelajaran sosial melalui pendekatan tematik. Teknik observasi yang dilakukan oleh peneliti adalah teknik observasi langsung non partisipatoris. Artinya, peneliti bertindak langsung sebagai pengamat dalam proses pembelajaran di dalam kelas maupun di luar kelas, tanpa terlibat secara aktif dalam berbagai kegiatan sehingga tidak mempengaruhi kealamian dari segala sesuatu yang terjadi di lokasi dalam proses pembelajaran tersebut. Dalam pengamatan ini, peneliti merekam dan mencatat aktivitas-aktivitas apa saja yang dilakukan oleh subjek penelitian.

2. Wawancara

Peneliti menggunakan teknik wawancara dengan maksud untuk mendapatkan informasi komitmen sekolah dalam merealisasikan pembelajaran PKn dalam mata pelajaran sosial, pemahaman guru tentang PKn yang diintegrasikan, cara melakukan perencanaan, proses pembelajaran, penilaian, pendukung, kendala yang dihadapi, dan cara mengahadapi kendala pembelajaran PKn yang diintegrasikan dalam mata pelajaran sosial melalui pendekatan tematik. Wawancara dilakukan secara langsung (face to face) antara peneliti dengan para informan secara dialogis, tanya jawab, dan diskusi. Teknik wawancara yang digunakan adalah wawancara tidak terstruktur (unstructured). Sesuai dengan bentuk wawancara ini, peneliti tidak terikat secara ketat pada pedoman wawancara. Pelaksanaannya bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja


(12)

Sawaludin, 2012

Implementasi Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Pendekatan Tematik

: Studi Kasus di Sekolah Dasar Alam Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 98 selama berhubungan dengan fenomena dan fokus penelitian. Tipe wawancara

yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara secara luas dan mendalam.

3. Studi Dokumentasi

Dalam penelitian ini, studi dokumentasi diperlukan untuk memperoleh data-data yang relevan dengan fokus penelitian, seperti catatan dan dokumen ataupun arsip-arsip lain yang dipandang perlu untuk membantu analisis, terutama yang berhubungan dengan lesson plan, weekly plan, dinamic plan, dan undang-undang yang terkait dengan sistem perencanaan dan sistem penilaian. Hal ini sesuai dengan pendapatnya Arikunto (2006:132), bahwa teknik dokumentasi adalah untuk mencari data mengenai hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat dan sebagainya.

4. Studi Literatur

Studi literatur, yaitu alat pengumpul data untuk mengungkapkan berbagai teori yang relevan dengan permasalahan yang sedang dihadapi atau diteliti sebagai bahan pembahasan hasil penelitian. Studi ini dilakukan dengan cara membaca, mempelajari dan mengkaji literatur-literatur yang berhubungan dengan pendidikan kewarganegaraan dan konsep-konsep pendekatan tematik. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh data teoritis yang dapat mendukung kebenaran data yang diperoleh melalui penelitian dan menunjang pada kenyataan yang berlaku pada penelitian.


(13)

Sawaludin, 2012

Implementasi Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Pendekatan Tematik

: Studi Kasus di Sekolah Dasar Alam Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 99 Catatan lapangan adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat,

dialami, dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif (Bogdan dan Biklen, 1982:74). Dalam penelitian ini, catatan lapangan digunakan seperlunya apabila peneliti melihat dan mendengar suatu kejadian yang unik dan menarik dalam setting penelitian yang tidak bisa terekam oleh empat teknik pengumpulan data di atas. Catatan itu berupa coretan-coretan singkat yang berisi kata-kata kunci atau pokok-pokok pembicaraan atau pengamatan di Sekolah Dasar Alam Bandung.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah analisis data dari Miles dan Huberman (1992:16-18), yaitu terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu : Reduksi data, penyajian data/display data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Analisis data kualitatif merupakan upaya yang berlanjut, berulang dan terus menerus. Masalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan merupakan rangkaian kegiatan analisis yang saling susul menyusul.

Pengumpulan Data

Kesimpulan:

penarikan/verifikas i Reduksi

data

Penyajian data


(14)

Sawaludin, 2012

Implementasi Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Pendekatan Tematik

: Studi Kasus di Sekolah Dasar Alam Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 100 Bagan 3.1 Komponen-komponen Analisis Data

(Miles dan Huberman, 1992:20)

Bagan tersebut dapat dijelaskan bahwa tiga jenis kegiatan utama pengumpulan data (reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan/verifikasi) merupakan proses siklus interaktif. Peneliti harus siap bergerak di antara empat sumbu kumparan itu selama pengumpulan data, selanjutnya bergerak bolak balik di antara kegiatan reduksi, penyajian, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.

Reduksi data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mengelompokkan data sesuai dengan aspek-aspek permasalahan penelitian, seperti mengelompokkan data-data yang sama dari berbagai data yang didapatkan dari responden yang berbeda, menyederhanakan dan memberi tema sesuai dengan item pertanyaan penelitian. Reduksi data ini dilakukan untuk menajamkan dan mengorganisasikan data lapangan yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi, studi dokumentasi, studi leteratur dan catatan lapangan, dengan demikian kesimpulannya dapat diverifikasi untuk dijadikan temuan penelitian terhadap masalah yang diteliti.

Data yang telah direduksi kemudian disajikan atau ditampilkan (display) dalam bentuk deskripsi sesuai dengan aspek-aspek penelitian. Penyajian data ini dimaksudkan untuk memudahkan peneliti menafsirkan data dan menarik kesimpulan. Sesuai dengan aspek-aspek penelitian ini, maka data atau informasi yang diperoleh dari lapangan disajikan secara berturut-turut mengenai keadaan


(15)

Sawaludin, 2012

Implementasi Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Pendekatan Tematik

: Studi Kasus di Sekolah Dasar Alam Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 101 faktual tentang implementasi pendidikan kewaraganegaraan melalui pendekatan

tematik di SD Alam Bandung.

Proses terakhir adalah pengambilan kesimpulan/verifikasi (conclussion/

verification), yang diawali dengan pengambilan kesimpulan sementara atau

tentatif, namun seiring dengan bertambahnya data maka harus dilakukan verifikasi data dengan cara mempelajari kembali data yang telah ada. Setelah itu, melakukan verifikasi data dengan cara meminta pertimbangan dari guru-guru lain, atau dengan cara membandingkan data yang diperoleh dari sumber-sumber tertentu dengan sumber-sumber lain. Baru kemudian, peneliti menarik kesimpulan akhir untuk mengungkap temuan-temuan penelitian ini.

G. Keabsahana Temuan Penelitian

Dasar keabsahan (trustworthisness) adalah jawaban atas pertanyaan, bagaimana peneliti dapat meyakinkan audiens bahwa temuan penelitian memiliki nilai dan kegunaan: argumen apa yang dikemukakan oleh peneliti, kriteria apa yang digunakan dalam penelitian, pertanyaan apa yang dijawab melalui penelitian tersebut. Secara umum, untuk memeriksa keabsahan data dalam penelitian kualitatif, peneliti menggunakan kriteria truth value, applicability

consistency, dan netrality yang sering disebut juga disebut dengan istilah-istilah

credibility, transferability, dependability, dan confirinbility (Lincoln dan Guba,

1985:290). Keempat kriteria ini merupakan atribut-atribut yang membedakan penelitian kualitatif berturut-turut dengan validitas internal, validitas eksternal,


(16)

Sawaludin, 2012

Implementasi Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Pendekatan Tematik

: Studi Kasus di Sekolah Dasar Alam Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 102 reliabilitas, dan objektivitas dalam tradisi atau paradigma penelitian positivistik

(Nasution, 1988:105).

Uraian-uraian di bawah ini dijelaskan lebih jauh tentang pengujian keabsahan temuan penelitian.

1. Kepercayaan (credibility)

Kredibitas dalam penelitian ini dimaksudkan untuk meningkatkan derajat kepercayaan. Kredibilitas ini dilakukan dengan cara : peneliti lama di lapangan yaitu dari bulan Februari sampai dengan bulan Mie 2012, mentriangulasi, yaitu pemeriksaan keabsahan data dengan cara mengecek atau membandingkan data melalui pemanfaatan sumber-sumber lain; peer debriefing (pembicaraan dengan kolega, termasuk pembicaraan dengan rekan-rekan kuliah yang tidak memiliki kepentingan langsung dengan penelitian yang dilakukan peneliti), dan melakukan

member-check dengan membawa kembali laporan akhir atau deskripsi-deskripsi

atau tema-tema spesifik ke hadapan partisipan untuk mengecek apakah mereka merasa bahwa laporan/deskripsi/tema tersebut sudah akurat.

2. Ketertalian (Transferabilitas)

Suatu temuan peneliti naturalistik berpeluang untuk diterapkan pada konteks lain apabila ada kesamaan karakteristik antara setting penelitian dengan setting penerapan. Lincoln dan Guba (1985:316) menerangkan:

The naturalist cannot specify the exsternal validity of an inquiry, he or she can provide only the thick the description necessary to enable some one interested in making a transfer to reach a conclusion about whether transfer can be conteplated as a possibility.


(17)

Sawaludin, 2012

Implementasi Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Pendekatan Tematik

: Studi Kasus di Sekolah Dasar Alam Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 103 Ini berarti bahwa dalam konteks transferabilitas, permasalahan dalam

kemampuan terapan adalah permasalahan bersama antara peneliti dengan pemakai. Dalam hal ini, tugas peneliti adalah mendeskripsikan setting penelitian secara utuh, menyeluruh, lengkap, mendalam dan rinci. Sedangkan tugas pemakai adalah menerapkannya jika terhadap kesamaan antara setting penelitian dengan setting penerapan.

Derajat keteralihan atau transferability ini identik dengan validitas eksternal dalam tradisi penelitian kuantitatif. Transferability yang tinggi dalam penelitian kualitatif dapat dicapai dengan menyajikan deskripsi yang relatif banyak, karena metode ini tidak dapat menetapkan validitas eksternal dalam arti yang tepat. Dalam hal ini, peneliti mencoba mendeskripsikan informasi atau data penelitian secara luas dan mendalam tentang implementasi pembelajaran PKn melalui pendekatan tematik yang ada di Sekolah Dasar Alam Bandung.

3. Kebergantungan/Keterandalan (Dependability)

Dependability merupakan substitusi istilah reliabilitas dalam penelitian

yang non-kualitatif (Moleong, 2006:325). Pengujian produk adalah pengujian data, temuan-temuan, interpretasi-interpretasi, rekomdendasi-rekomendasi dan pembuktian kebenarannya bahwa hal itu di dukung oleh data yang diperoleh langsung dari lapangan. Keterandalan dalam penelitian ini identik dengan validitas internal dalam tradisi penelitian kuantitatif. Dalam hal penelitian ini melakukan uji dependability dengan cara menggunakan catatan-catatan lapangan tentang seluruh proses dan hasil penelitian.


(18)

Sawaludin, 2012

Implementasi Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Pendekatan Tematik

: Studi Kasus di Sekolah Dasar Alam Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 104 Lincoln dan Guba, (1985:515) menyebutkan bahwa teknik utama

menentukan penegasan atau konfirmabilitas adalah melalui audit trial (baik proses maupun produk). Teknik yang lain yaitu triangulasi dan membuat jurnal reperatif sendiri. Dengan audit trial, peneliti dapat mendeteksi catatan-catatan di lapangan sehingga dapat ditelusuri kembali, peneliti juga dapat melakukan triangulasi dengan dosen pembimbing agar diperoleh penafsiran yang akurat.

H. Tahap-Tahap Pelaksanaan Penelitian di Lapangan

Dalam setiap proses penelitian kualitatif batas antara satu tahapan dengan tahapan berikutnya sulit dinyatakan secara tegas. Hal itu sejalan dengan sifat

”emergent” dari penelitian kualitatif yaitu sifat yang senantiasa mengalami

perubahan sepanjang penelitian dilaksanakan. Mengenai tahap penelitian, yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi tahap-tahap penelitian sebagai berikut. 1. Tahap Persiapan

Tahap persiapan atau penelitian, meliputi tahap penelitian pendahuluan dan tahap penyusunan proposal penelitian, seminar proposal penelitian dan pengurusan surat ijin penelitian pendahuluan untuk melihat permasalahan yang ada di lapangan yaitu melakukan pengamatan terhadap kegiatan pembelajaran di kelas dalam rangka implementasi pembelajaran yang berbasis tematik di Sekolah Dasar Alam Bandung. Berdasarkan hasil pengamatan dan hasil kajian beberapa literatur, maka peneliti menetapkan permasalahan yang berkaitan dengan implementasi pembelajaran PKn yang diintegrasikan dalam mata pelajaran sosial melalui pendekatan tematik. Selanjutnya permasalahan tersebut dikembangkan


(19)

Sawaludin, 2012

Implementasi Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Pendekatan Tematik

: Studi Kasus di Sekolah Dasar Alam Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 105 melalui pengumpulan bahan-bahan referensi yang berkaitan dengan permasalahan

tersebut. Kamudian, melaksanakan bimbingan intensif, mengurus perijinan, dan menyiapkan kelengkapan kegiatan penelitian lapangan.

2. Tahap Pekerjaan Lapangan

Tahap ini diawali dengan mengantarkan surat perijinan penelitian ke lokasi penelitian sekaligus survey awal tahap penelitian untuk memperoleh gambaran yang sesuai dengan fokus kajian penelitian. Setelah itu, peneliti mempelajari latar lokasi (setting) subjek yang diteliti, melakukan pengamatan, wawancara, membuat catatan lapangan, mengambil pola kejadian secara langsung, dan mengumpulkan berbagai dokumen yang relevan.

3. Tahap Pengolahan dan Analisis Data

Tahap ini terdiri dari kegiatan-kegiatan menafsirkan data dan menguji keabsahan temuan penelitian kemudian mencari dan merumuskan tema, membuat deskripsi dan analisis data yang diperoleh melalui pengamatan, wawancara, dokumentasi, dan studi leteratur.

4. Tahap Penyajian Laporan Hasil Penelitian

Tahap ini berbentuk kegiatan pengetikan naskah laporan, penyuntingan, penyusunan naskah akhir, pengesahan pembimbing, penggandaan dan pencetakan naskah jadi, penyerahan naskah kepada Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia dan siap untuk diujisidangkan dihadapan penguji dan pembimbing.


(1)

Sawaludin, 2012

Implementasi Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Pendekatan Tematik : Studi Kasus di Sekolah Dasar Alam Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 100

Bagan 3.1 Komponen-komponen Analisis Data

(Miles dan Huberman, 1992:20)

Bagan tersebut dapat dijelaskan bahwa tiga jenis kegiatan utama pengumpulan data (reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan/verifikasi) merupakan proses siklus interaktif. Peneliti harus siap bergerak di antara empat sumbu kumparan itu selama pengumpulan data, selanjutnya bergerak bolak balik di antara kegiatan reduksi, penyajian, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.

Reduksi data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mengelompokkan data sesuai dengan aspek-aspek permasalahan penelitian, seperti mengelompokkan data-data yang sama dari berbagai data yang didapatkan dari responden yang berbeda, menyederhanakan dan memberi tema sesuai dengan item pertanyaan penelitian. Reduksi data ini dilakukan untuk menajamkan dan mengorganisasikan data lapangan yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi, studi dokumentasi, studi leteratur dan catatan lapangan, dengan demikian kesimpulannya dapat diverifikasi untuk dijadikan temuan penelitian terhadap masalah yang diteliti.

Data yang telah direduksi kemudian disajikan atau ditampilkan (display) dalam bentuk deskripsi sesuai dengan aspek-aspek penelitian. Penyajian data ini dimaksudkan untuk memudahkan peneliti menafsirkan data dan menarik kesimpulan. Sesuai dengan aspek-aspek penelitian ini, maka data atau informasi yang diperoleh dari lapangan disajikan secara berturut-turut mengenai keadaan


(2)

Sawaludin, 2012

Implementasi Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Pendekatan Tematik : Studi Kasus di Sekolah Dasar Alam Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 101 faktual tentang implementasi pendidikan kewaraganegaraan melalui pendekatan

tematik di SD Alam Bandung.

Proses terakhir adalah pengambilan kesimpulan/verifikasi (conclussion/

verification), yang diawali dengan pengambilan kesimpulan sementara atau

tentatif, namun seiring dengan bertambahnya data maka harus dilakukan verifikasi data dengan cara mempelajari kembali data yang telah ada. Setelah itu, melakukan verifikasi data dengan cara meminta pertimbangan dari guru-guru lain, atau dengan cara membandingkan data yang diperoleh dari sumber-sumber tertentu dengan sumber-sumber lain. Baru kemudian, peneliti menarik kesimpulan akhir untuk mengungkap temuan-temuan penelitian ini.

G. Keabsahana Temuan Penelitian

Dasar keabsahan (trustworthisness) adalah jawaban atas pertanyaan, bagaimana peneliti dapat meyakinkan audiens bahwa temuan penelitian memiliki nilai dan kegunaan: argumen apa yang dikemukakan oleh peneliti, kriteria apa yang digunakan dalam penelitian, pertanyaan apa yang dijawab melalui penelitian tersebut. Secara umum, untuk memeriksa keabsahan data dalam penelitian kualitatif, peneliti menggunakan kriteria truth value, applicability

consistency, dan netrality yang sering disebut juga disebut dengan istilah-istilah

credibility, transferability, dependability, dan confirinbility (Lincoln dan Guba,

1985:290). Keempat kriteria ini merupakan atribut-atribut yang membedakan penelitian kualitatif berturut-turut dengan validitas internal, validitas eksternal,


(3)

Sawaludin, 2012

Implementasi Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Pendekatan Tematik : Studi Kasus di Sekolah Dasar Alam Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 102 reliabilitas, dan objektivitas dalam tradisi atau paradigma penelitian positivistik

(Nasution, 1988:105).

Uraian-uraian di bawah ini dijelaskan lebih jauh tentang pengujian keabsahan temuan penelitian.

1. Kepercayaan (credibility)

Kredibitas dalam penelitian ini dimaksudkan untuk meningkatkan derajat kepercayaan. Kredibilitas ini dilakukan dengan cara : peneliti lama di lapangan yaitu dari bulan Februari sampai dengan bulan Mie 2012, mentriangulasi, yaitu pemeriksaan keabsahan data dengan cara mengecek atau membandingkan data melalui pemanfaatan sumber-sumber lain; peer debriefing (pembicaraan dengan kolega, termasuk pembicaraan dengan rekan-rekan kuliah yang tidak memiliki kepentingan langsung dengan penelitian yang dilakukan peneliti), dan melakukan

member-check dengan membawa kembali laporan akhir atau deskripsi-deskripsi

atau tema-tema spesifik ke hadapan partisipan untuk mengecek apakah mereka merasa bahwa laporan/deskripsi/tema tersebut sudah akurat.

2. Ketertalian (Transferabilitas)

Suatu temuan peneliti naturalistik berpeluang untuk diterapkan pada konteks lain apabila ada kesamaan karakteristik antara setting penelitian dengan setting penerapan. Lincoln dan Guba (1985:316) menerangkan:

The naturalist cannot specify the exsternal validity of an inquiry, he or she can provide only the thick the description necessary to enable some one interested in making a transfer to reach a conclusion about whether transfer can be conteplated as a possibility.


(4)

Sawaludin, 2012

Implementasi Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Pendekatan Tematik : Studi Kasus di Sekolah Dasar Alam Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 103 Ini berarti bahwa dalam konteks transferabilitas, permasalahan dalam

kemampuan terapan adalah permasalahan bersama antara peneliti dengan pemakai. Dalam hal ini, tugas peneliti adalah mendeskripsikan setting penelitian secara utuh, menyeluruh, lengkap, mendalam dan rinci. Sedangkan tugas pemakai adalah menerapkannya jika terhadap kesamaan antara setting penelitian dengan setting penerapan.

Derajat keteralihan atau transferability ini identik dengan validitas eksternal dalam tradisi penelitian kuantitatif. Transferability yang tinggi dalam penelitian kualitatif dapat dicapai dengan menyajikan deskripsi yang relatif banyak, karena metode ini tidak dapat menetapkan validitas eksternal dalam arti yang tepat. Dalam hal ini, peneliti mencoba mendeskripsikan informasi atau data penelitian secara luas dan mendalam tentang implementasi pembelajaran PKn melalui pendekatan tematik yang ada di Sekolah Dasar Alam Bandung.

3. Kebergantungan/Keterandalan (Dependability)

Dependability merupakan substitusi istilah reliabilitas dalam penelitian

yang non-kualitatif (Moleong, 2006:325). Pengujian produk adalah pengujian data, temuan-temuan, interpretasi-interpretasi, rekomdendasi-rekomendasi dan pembuktian kebenarannya bahwa hal itu di dukung oleh data yang diperoleh langsung dari lapangan. Keterandalan dalam penelitian ini identik dengan validitas internal dalam tradisi penelitian kuantitatif. Dalam hal penelitian ini melakukan uji dependability dengan cara menggunakan catatan-catatan lapangan tentang seluruh proses dan hasil penelitian.


(5)

Sawaludin, 2012

Implementasi Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Pendekatan Tematik : Studi Kasus di Sekolah Dasar Alam Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 104 Lincoln dan Guba, (1985:515) menyebutkan bahwa teknik utama

menentukan penegasan atau konfirmabilitas adalah melalui audit trial (baik proses maupun produk). Teknik yang lain yaitu triangulasi dan membuat jurnal reperatif sendiri. Dengan audit trial, peneliti dapat mendeteksi catatan-catatan di lapangan sehingga dapat ditelusuri kembali, peneliti juga dapat melakukan triangulasi dengan dosen pembimbing agar diperoleh penafsiran yang akurat.

H. Tahap-Tahap Pelaksanaan Penelitian di Lapangan

Dalam setiap proses penelitian kualitatif batas antara satu tahapan dengan tahapan berikutnya sulit dinyatakan secara tegas. Hal itu sejalan dengan sifat

”emergent” dari penelitian kualitatif yaitu sifat yang senantiasa mengalami

perubahan sepanjang penelitian dilaksanakan. Mengenai tahap penelitian, yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi tahap-tahap penelitian sebagai berikut. 1. Tahap Persiapan

Tahap persiapan atau penelitian, meliputi tahap penelitian pendahuluan dan tahap penyusunan proposal penelitian, seminar proposal penelitian dan pengurusan surat ijin penelitian pendahuluan untuk melihat permasalahan yang ada di lapangan yaitu melakukan pengamatan terhadap kegiatan pembelajaran di kelas dalam rangka implementasi pembelajaran yang berbasis tematik di Sekolah Dasar Alam Bandung. Berdasarkan hasil pengamatan dan hasil kajian beberapa literatur, maka peneliti menetapkan permasalahan yang berkaitan dengan implementasi pembelajaran PKn yang diintegrasikan dalam mata pelajaran sosial melalui pendekatan tematik. Selanjutnya permasalahan tersebut dikembangkan


(6)

Sawaludin, 2012

Implementasi Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Pendekatan Tematik : Studi Kasus di Sekolah Dasar Alam Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 105 melalui pengumpulan bahan-bahan referensi yang berkaitan dengan permasalahan

tersebut. Kamudian, melaksanakan bimbingan intensif, mengurus perijinan, dan menyiapkan kelengkapan kegiatan penelitian lapangan.

2. Tahap Pekerjaan Lapangan

Tahap ini diawali dengan mengantarkan surat perijinan penelitian ke lokasi penelitian sekaligus survey awal tahap penelitian untuk memperoleh gambaran yang sesuai dengan fokus kajian penelitian. Setelah itu, peneliti mempelajari latar lokasi (setting) subjek yang diteliti, melakukan pengamatan, wawancara, membuat catatan lapangan, mengambil pola kejadian secara langsung, dan mengumpulkan berbagai dokumen yang relevan.

3. Tahap Pengolahan dan Analisis Data

Tahap ini terdiri dari kegiatan-kegiatan menafsirkan data dan menguji keabsahan temuan penelitian kemudian mencari dan merumuskan tema, membuat deskripsi dan analisis data yang diperoleh melalui pengamatan, wawancara, dokumentasi, dan studi leteratur.

4. Tahap Penyajian Laporan Hasil Penelitian

Tahap ini berbentuk kegiatan pengetikan naskah laporan, penyuntingan, penyusunan naskah akhir, pengesahan pembimbing, penggandaan dan pencetakan naskah jadi, penyerahan naskah kepada Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia dan siap untuk diujisidangkan dihadapan penguji dan pembimbing.