Slide PMK 190_PMK.05_2012 presentasi

(1)

Peraturan Menteri Keuangan

Nomor 190/PMK.05/2012

tentang

TATA CARA PEMBAYARAN DALAM

RANGKA PELAKSANAAN ANGGARAN

PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK

INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

I

NTEGRITAS

PROFESIONALISME

SINERGI

PELAYANAN

KESEMPURNAAN

I

NTEGRITAS

PROFESIONALISME

SINERGI

PELAYANAN

KESEMPURNAAN


(2)

KPA menyampaikan surat keputusan penetapan PPK

dan/atau PPSPM kepada Kepala KPPN selaku Kuasa

BUN beserta spesimen tanda tangan PPSPM dan

cap/stempel Satker;

Dalam

hal

PPK

atau

PPSPM

dipindahtugaskan/pensiun/

diberhentikan

dari

jabatannya/berhalangan

sementara,

KPA

menetapkan PPK atau PPSPM pengganti dengan

surat keputusan dan berlaku sejak serah terima

jabatan.

PPK dan PPSPM yang penunjukannya berakhir

bertanggungjawab untuk menyelesaikan seluruh

administrasi keuangan.

Penetapan PPK dan PPSPM tidak terikat periode

tahun anggaran, dalam hal tidak terdapat

penggantian PPK dan/atau PPSPM, maka pada awal

tahun anggaran, KPA menyampaikan pemberitahuan

kepada Kepala KPPN.

KPA menyampaikan surat keputusan penetapan PPK

dan/atau PPSPM kepada Kepala KPPN selaku Kuasa

BUN beserta spesimen tanda tangan PPSPM dan

cap/stempel Satker;

Dalam

hal

PPK

atau

PPSPM

dipindahtugaskan/pensiun/

diberhentikan

dari

jabatannya/berhalangan

sementara,

KPA

menetapkan PPK atau PPSPM pengganti dengan

surat keputusan dan berlaku sejak serah terima

jabatan.

PPK dan PPSPM yang penunjukannya berakhir

bertanggungjawab untuk menyelesaikan seluruh

administrasi keuangan.

Penetapan PPK dan PPSPM tidak terikat periode

tahun anggaran, dalam hal tidak terdapat

penggantian PPK dan/atau PPSPM, maka pada awal

tahun anggaran, KPA menyampaikan pemberitahuan

kepada Kepala KPPN.

Penetapan PPK dan PPSPM oleh

KPA

Penetapan PPK dan PPSPM oleh

KPA


(3)

1. menyusun rencana pelaksanaan kegiatan dan rencana penarikan dana berdasarkan DIPA;

–menyusun jadwal waktu pelaksanaan kegiatan termasuk rencana penarikan dananya;

–menyusun perhitungan kebutuhan UP/TUP sebagai dasar pembuatan SPP-UP/TUP

–mengusulkan revisi POK/DIPA kepada KPA

2. menerbitkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa

3. membuat, menandatangani dan melaksanakan perjanjian/kontrak dengan Penyedia Barang/Jasa

4. melaksanakan kegiatan swakelola

5. memberitahukan kepada Kuasa BUN atas perjanjian/ kontrak yang dilakukannya

6. mengendalikan pelaksanaan perjanjian/kontrak;

7. menguji dan menandatangani surat bukti mengenai hak tagih kepada negara

–menguji kebenaran materiil dan keabsahan surat-surat bukti mengenai hak tagih kepada negara; dan/atau

–menguji kebenaran dan keabsahan dokumen/surat keputusan yang menjadi persyaratan/kelengkapan pembayaran belanja pegawai

1. menyusun rencana pelaksanaan kegiatan dan rencana penarikan dana berdasarkan DIPA;

–menyusun jadwal waktu pelaksanaan kegiatan termasuk rencana penarikan dananya;

–menyusun perhitungan kebutuhan UP/TUP sebagai dasar pembuatan SPP-UP/TUP

–mengusulkan revisi POK/DIPA kepada KPA

2. menerbitkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa

3. membuat, menandatangani dan melaksanakan perjanjian/kontrak dengan Penyedia Barang/Jasa

4. melaksanakan kegiatan swakelola

5. memberitahukan kepada Kuasa BUN atas perjanjian/ kontrak yang dilakukannya

6. mengendalikan pelaksanaan perjanjian/kontrak;

7. menguji dan menandatangani surat bukti mengenai hak tagih kepada negara

–menguji kebenaran materiil dan keabsahan surat-surat bukti mengenai hak tagih kepada negara; dan/atau

–menguji kebenaran dan keabsahan dokumen/surat keputusan yang menjadi persyaratan/kelengkapan pembayaran belanja pegawai

Tugas dan Wewenang PPK

Tugas dan Wewenang PPK


(4)

8. membuat dan menandatangani SPP

9. melaporkan pelaksanaan/penyelesaian kegiatan kepada KPA

pelaksanaan kegiatan

penyelesaian kegiatan

penyelesaian tagihan kepada negara

10.menyerahkan hasil pekerjaan pelaksanaan kegiatan kepada KPA dengan Berita Acara Penyerahan

11.menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen pelaksanaan kegiatan 12.melaksanakan tugas dan wewenang lainnya yang berkaitan dengan tindakan

yang mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja negara sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

menetapkan rencana pelaksanaan pengadaan barang/jasa;

memastikan telah terpenuhinya kewajiban pembayaran kepada negara oleh

pihak yang mempunyai hak tagih kepada negara;

mengajukan permintaan pembayaran atas tagihan berdasarkan prestasi

kegiatan;

memastikan ketepatan jangka waktu penyelesaian tagihan kepada negara; danmenetapkan besaran uang muka yang akan dibayarkan kepada penyedia

barang/jasa.

8. membuat dan menandatangani SPP

9. melaporkan pelaksanaan/penyelesaian kegiatan kepada KPA

pelaksanaan kegiatanpenyelesaian kegiatan

penyelesaian tagihan kepada negara

10.menyerahkan hasil pekerjaan pelaksanaan kegiatan kepada KPA dengan Berita Acara Penyerahan

11.menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen pelaksanaan kegiatan 12.melaksanakan tugas dan wewenang lainnya yang berkaitan dengan tindakan

yang mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja negara sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

menetapkan rencana pelaksanaan pengadaan barang/jasa;

memastikan telah terpenuhinya kewajiban pembayaran kepada negara oleh

pihak yang mempunyai hak tagih kepada negara;

mengajukan permintaan pembayaran atas tagihan berdasarkan prestasi

kegiatan;

memastikan ketepatan jangka waktu penyelesaian tagihan kepada negara; danmenetapkan besaran uang muka yang akan dibayarkan kepada penyedia

barang/jasa.

Tugas dan Wewenang PPK

Tugas dan Wewenang PPK


(5)

a. kelengkapan dokumen tagihan b. kebenaran perhitungan tagihan

c. kebenaran data pihak yang berhak menerima pembayaran atas beban APBN

d. kesesuaian spesifikasi teknis dan volume barang/jasa

sebagaimana yang tercantum dalam perjanjian/kontrak dengan barang/jasa yang diserahkan oleh penyedia barang/jasa

e. kesesuaian spesifikasi teknis dan volume barang/jasa

sebagaimana yang tercantum pada dokumen serah terima barang/jasa dengan dokumen perjanjian/kontrak

f. ketepatan jangka waktu penyelesaian pekerjaan sebagaimana yang tercantum pada dokumen serah terima barang/jasa dengan dokumen perjanjian/kontrakengenai hak tagih kepada negara; dan g. ketepatan jangka waktu penyelesaian pekerjaan sebagaimana

yang tercantum pada dokumen serah terima barang/jasa dengan dokumen perjanjian/kontrak

a. kelengkapan dokumen tagihan b. kebenaran perhitungan tagihan

c. kebenaran data pihak yang berhak menerima pembayaran atas beban APBN

d. kesesuaian spesifikasi teknis dan volume barang/jasa

sebagaimana yang tercantum dalam perjanjian/kontrak dengan barang/jasa yang diserahkan oleh penyedia barang/jasa

e. kesesuaian spesifikasi teknis dan volume barang/jasa

sebagaimana yang tercantum pada dokumen serah terima barang/jasa dengan dokumen perjanjian/kontrak

f. ketepatan jangka waktu penyelesaian pekerjaan sebagaimana yang tercantum pada dokumen serah terima barang/jasa dengan dokumen perjanjian/kontrakengenai hak tagih kepada negara; dan g. ketepatan jangka waktu penyelesaian pekerjaan sebagaimana

yang tercantum pada dokumen serah terima barang/jasa dengan dokumen perjanjian/kontrak

Dalam menerbitkan SPP, PPK melakukan

pengujian yang meliputi:

Dalam menerbitkan SPP, PPK melakukan

pengujian yang meliputi:


(6)

Menteri/Ketua Lembaga menetapkan Bendahara Pengeluaran;

Penetapan Bendahara Pengeluaran dapat didelegasikan kepada

Kepala satker

Pengangkatan Bendahara Pengeluaran tidak terikat periode

tahun anggaran.

Surat Penetapan BP disampaikan kepada PPSPM dan PPK, serta

kepada Kepala KPPN dalam rangka penyampaian Laporan

Pertanggungjawaban (LPJ)

Bendahara Pengeluaran tidak dapat dirangkap oleh KPA, PPK

atau PPSPM.

Dalam hal tidak terdapat pergantian Bendahara Pengeluaran,

penetapan Bendahara Pengeluaran tahun anggaran yang lalu

masih tetap berlaku

Dalam hal Bendahara Pengeluaran dipindahtugaskan/

pensiun/diberhentikan dari jabatannya/berhalangan sementara,

Menteri/Pimpinan Lembaga atau kepala Satker menetapkan

pejabat pengganti sebagai Bendahara Pengeluaran.

Bendahara Pengeluaran yang dipindahtugaskan/

pensiun/diberhentikan dari jabatannya/berhalangan sementara

bertanggungjawab untuk menyelesaikan seluruh administrasi

keuangan;

Menteri/Ketua Lembaga menetapkan Bendahara Pengeluaran;

Penetapan Bendahara Pengeluaran dapat didelegasikan kepada

Kepala satker

Pengangkatan Bendahara Pengeluaran tidak terikat periode

tahun anggaran.

Surat Penetapan BP disampaikan kepada PPSPM dan PPK, serta

kepada Kepala KPPN dalam rangka penyampaian Laporan

Pertanggungjawaban (LPJ)

Bendahara Pengeluaran tidak dapat dirangkap oleh KPA, PPK

atau PPSPM.

Dalam hal tidak terdapat pergantian Bendahara Pengeluaran,

penetapan Bendahara Pengeluaran tahun anggaran yang lalu

masih tetap berlaku

Dalam hal Bendahara Pengeluaran dipindahtugaskan/

pensiun/diberhentikan dari jabatannya/berhalangan sementara,

Menteri/Pimpinan Lembaga atau kepala Satker menetapkan

pejabat pengganti sebagai Bendahara Pengeluaran.

Bendahara Pengeluaran yang dipindahtugaskan/

pensiun/diberhentikan dari jabatannya/berhalangan sementara

bertanggungjawab untuk menyelesaikan seluruh administrasi

keuangan;

BENDAHARA PENGELUARAN

BENDAHARA PENGELUARAN


(7)

Bendahara Pengeluaran

melaksanakan tugas kebendaharaan

atas uang/surat surat berharga yang

berada dalam pengelolaannya yang

meliputi:

Bendahara Pengeluaran

melaksanakan tugas kebendaharaan

atas uang/surat surat berharga yang

berada dalam pengelolaannya yang

meliputi:

2.Uang/surat berharga yang bukan berasal

dari UP, dan bukan berasal dari

Pembayaran LS yang bersumber dari

APBN

- Potongan Pajak yang belum disetor

2.Uang/surat berharga yang bukan berasal

dari UP, dan bukan berasal dari

Pembayaran LS yang bersumber dari

APBN

- Potongan Pajak yang belum disetor

1.Uang/surat berharga yang berasal dari

UP dan Pembayaran LS melalui

Bendahara Pengeluaran

1.Uang/surat berharga yang berasal dari

UP dan Pembayaran LS melalui


(8)

Pelaksanaan tugas kebendaharaan Bendahara Pengeluaran meliputi:

1. menerima, menyimpan, menatausahakan, dan membukukan uang/surat berharga dalam pengelolaannya

2. melakukan pengujian dan pembayaran berdasarkan perintah PPK

3. meneliti kelengkapan perintah pembayaran yang diterbitkan oleh PPK yaitu:

a. pemeriksaan kebenaran atas hak tagih, meliputi: pihak yang ditunjuk untuk menerima pembayaran, nilai tagihan yang harus dibayar, jadwal waktu pembayaran, dan

menguji ketersediaan dana yang bersangkutan.

b. pemeriksaan kesesuaian pencapaian keluaran antara spesifikasi teknis yang

disebutkan dalam penerimaan barang/jasa dan spesifikasi teknis yang disebutkan dalam dokumen perjanjian/kontrak; dan

c. pemeriksaan dan pengujian ketepatan penggunaan kode mata anggaran pengeluaran (akun 6 digit).

4. menolak perintah pembayaran apabila tidak memenuhi persyaratan untuk dibayarkan 5. melakukan pemotongan/pemungutan penerimaan negara dari pembayaran yang

dilakukannya

6. menyetorkan pemotongan/pemungutan kewajiban kepada negara ke kas negara 7. mengelola rekening tempat penyimpanan UP

8. menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) kepada Kepala KPPN selaku kuasa BUN


(9)

PENYELESAIAN TAGIHAN

NEGARA


(10)

Pelaksanaan kegiatan dan penggunaan

anggaran

pada

DIPA

yang

mengakibatkan

pengeluaran

negara,

dilakukan

melalui

pembuatan

komitmen.

Pembuatan komitmen dilakukan dalam

bentuk:

Perjanjian/kontrak untuk pengadaan

barang/jasa; dan/atau

Penetapan keputusan

Pelaksanaan kegiatan dan penggunaan

anggaran

pada

DIPA

yang

mengakibatkan

pengeluaran

negara,

dilakukan

melalui

pembuatan

komitmen.

Pembuatan komitmen dilakukan dalam

bentuk:

Perjanjian/kontrak untuk pengadaan

barang/jasa; dan/atau

Penetapan keputusan

PEMBUATAN KOMITMEN

PEMBUATAN KOMITMEN


(11)

PENERBITAN SURAT

PERMINTAAN


(12)

Penerbitan SPP LS :

Penerbitan SPP LS :

Belanja Pegawai

Belanja Pegawai

Langganan Daya dan Jasa

Langganan Daya dan Jasa

Perjalanan Dinas

Perjalanan Dinas

Pengadaan Tanah

Pengadaan Tanah

Honorarium


(13)

SPP LS HONORARIUM

SPP LS HONORARIUM

Dilengkapi dengan:

1. Surat Keputusan yang terdapat pernyataan bahwa

biaya yang timbul akibat penerbitan surat

keputusan dimaksud dibebankan pada DIPA;

2. Daftar nominatif penerima honorarium yang

memuat paling sedikit nama orang, besaran

honorarium, dan nomor rekening masing-masing

penerima honorarium yang ditandatangani oleh

KPA/PPK dan Bendahara Pengeluaran;

3. SSP PPh Pasal 21 yang ditandatangani oleh

Bendahara Pengeluaran.

Dilengkapi dengan:

1. Surat Keputusan yang terdapat pernyataan bahwa

biaya yang timbul akibat penerbitan surat

keputusan dimaksud dibebankan pada DIPA;

2. Daftar nominatif penerima honorarium yang

memuat paling sedikit nama orang, besaran

honorarium, dan nomor rekening masing-masing

penerima honorarium yang ditandatangani oleh

KPA/PPK dan Bendahara Pengeluaran;

3. SSP PPh Pasal 21 yang ditandatangani oleh

Bendahara Pengeluaran.

SPP LS LANGGANAN DAYA

DAN JASA

SPP LS LANGGANAN DAYA

DAN JASA

Dilengkapi dengan dokumen pendukung

berupa surat tagihan penggunaan daya dan

jasa yang sah.

Dilengkapi dengan dokumen pendukung

berupa surat tagihan penggunaan daya dan

jasa yang sah.


(14)

SPP LS PERJALANAN DINAS

SPP LS PERJALANAN DINAS

Dilengkapi dengan:

1. perjalanan dinas jabatan yang sudah dilaksanakan,

dilampiri:

a. Daftar nominatif perjalanan dinas; dan

b. Dokumen pertanggungjawaban biaya perjalanan dinas

jabatan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri

Keuangan mengenai perjalanan dinas dalam negeri bagi

pejabat negara, pegawai negeri, dan pegawai tidak tetap.

2. perjalanan dinas jabatan yang belum dilaksanakan,

dilampiri daftar nominatif perjalanan dinas.

3. Daftar nominatif sebagaimana dimaksud pada angka 1 dan

angka 2 ditandatangani oleh PPK yang memuat paling

kurang informasi mengenai pihak yang melaksanakan

perjalanan dinas (nama, pangkat/golongan), tujuan, tanggal

keberangkatan, lama perjalanan dinas, dan biaya yang

diperlukan untuk masing-masing pejabat.

4. perjalanan dinas pindah, dilampiri dengan Dokumen

pertanggungjawaban biaya perjalanan dinas pindah

sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan

mengenai perjalanan dinas dalam negeri bagi pejabat

negara, pegawai negeri, dan pegawai tidak tetap.

Dilengkapi dengan:

1. perjalanan dinas jabatan yang sudah dilaksanakan,

dilampiri:

a. Daftar nominatif perjalanan dinas; dan

b. Dokumen pertanggungjawaban biaya perjalanan dinas

jabatan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri

Keuangan mengenai perjalanan dinas dalam negeri bagi

pejabat negara, pegawai negeri, dan pegawai tidak tetap.

2. perjalanan dinas jabatan yang belum dilaksanakan,

dilampiri daftar nominatif perjalanan dinas.

3. Daftar nominatif sebagaimana dimaksud pada angka 1 dan

angka 2 ditandatangani oleh PPK yang memuat paling

kurang informasi mengenai pihak yang melaksanakan

perjalanan dinas (nama, pangkat/golongan), tujuan, tanggal

keberangkatan, lama perjalanan dinas, dan biaya yang

diperlukan untuk masing-masing pejabat.

4. perjalanan dinas pindah, dilampiri dengan Dokumen

pertanggungjawaban biaya perjalanan dinas pindah

sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan

mengenai perjalanan dinas dalam negeri bagi pejabat

negara, pegawai negeri, dan pegawai tidak tetap.


(15)

SPP LS PENGADAAN TANAH

SPP LS PENGADAAN TANAH

Dilengkapi dengan:

1. Daftar nominatif penerima pembayaran uang ganti kerugian yang memuat paling sedikit nama masing-masing penerima, besaran uang dan nomor rekening masing-masing penerima;

2. foto copy bukti kepemilikan tanah; 3. bukti pembayaran/kuitansi;

4. Surat Pemberitahuan Pajak Terutang Pajak Bumi dan Bangunan (SPPT PBB) tahun transaksi;

5. Pernyataan dari penjual bahwa tanah tersebut tidak dalam sengketa dan tidak sedang dalam agunan;

6. Pernyataan dari Pengadilan Negeri yang wilayah hukumnya meliputi lokasi tanah yang disengketakan bahwa Pengadilan Negeri tersebut dapat menerima uang penitipan ganti kerugian, dalam hal tanah sengketa;

7. Surat Direktur Jenderal Perbendaharaan atau pejabat yang ditunjuk yang menyatakan bahwa rekening Pengadilan Negeri yang

menampung uang titipan tersebut merupakan Rekening Pemerintah Lainnya, dalam hal tanah sengketa;

8. Berita acara pelepasan hak atas tanah atau penyerahan tanah; 9. SSP PPh final atas pelepasan hak;

10.Surat pelepasan hak adat (bila diperlukan); dan

11.Dokumen-dokumen lainnya sebagaimana dipersyaratkan dalam peraturan perundang-undangan mengenai pengadaan tanah. Dilengkapi dengan:

1. Daftar nominatif penerima pembayaran uang ganti kerugian yang memuat paling sedikit nama masing-masing penerima, besaran uang dan nomor rekening masing-masing penerima;

2. foto copy bukti kepemilikan tanah; 3. bukti pembayaran/kuitansi;

4. Surat Pemberitahuan Pajak Terutang Pajak Bumi dan Bangunan (SPPT PBB) tahun transaksi;

5. Pernyataan dari penjual bahwa tanah tersebut tidak dalam sengketa dan tidak sedang dalam agunan;

6. Pernyataan dari Pengadilan Negeri yang wilayah hukumnya meliputi lokasi tanah yang disengketakan bahwa Pengadilan Negeri tersebut dapat menerima uang penitipan ganti kerugian, dalam hal tanah sengketa;

7. Surat Direktur Jenderal Perbendaharaan atau pejabat yang ditunjuk yang menyatakan bahwa rekening Pengadilan Negeri yang

menampung uang titipan tersebut merupakan Rekening Pemerintah Lainnya, dalam hal tanah sengketa;

8. Berita acara pelepasan hak atas tanah atau penyerahan tanah; 9. SSP PPh final atas pelepasan hak;

10.Surat pelepasan hak adat (bila diperlukan); dan

11.Dokumen-dokumen lainnya sebagaimana dipersyaratkan dalam peraturan perundang-undangan mengenai pengadaan tanah.


(16)

SPP-LS untuk pembayaran belanja pegawai diterbitkan oleh PPK dan disampaikan kepada PPSPM paling lambat 4 (empat) hari kerja setelah dokumen pendukung diterima secara lengkap dan benar.

SPP-LS untuk pembayaran belanja pegawai diterbitkan oleh PPK dan disampaikan kepada PPSPM paling lambat 4 (empat) hari kerja setelah dokumen pendukung diterima secara lengkap dan benar.

SPP-LS untuk pembayaran gaji induk/bulanan diterbitkan oleh PPK dan disampaikan kepada PPSPM paling lambat tanggal 5 sebelum bulan pembayaran.

SPP-LS untuk pembayaran gaji induk/bulanan diterbitkan oleh PPK dan disampaikan kepada PPSPM paling lambat tanggal 5 sebelum bulan pembayaran.

Dalam hal tanggal 5 sebagaimana dimaksud pada ayat (5) merupakan hari libur atau hari yang dinyatakan libur, penyampaian SPP-LS kepada PPSPM dilakukan paling lambat pada hari kerja sebelum tanggal 5.

Dalam hal tanggal 5 sebagaimana dimaksud pada ayat (5) merupakan hari libur atau hari yang dinyatakan libur, penyampaian SPP-LS kepada PPSPM dilakukan paling lambat pada hari kerja sebelum tanggal 5.

SPP-LS untuk pembayaran non belanja pegawai diterbitkan oleh PPK dan disampaikan kepada PPSPM paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah dokumen pendukung diterima secara lengkap dan benar dari penerima hak.

SPP-LS untuk pembayaran non belanja pegawai diterbitkan oleh PPK dan disampaikan kepada PPSPM paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah dokumen pendukung diterima secara lengkap dan benar dari penerima hak.


(17)

MEKANISME PEMBAYARAN

DENGAN UP DAN TUP


(18)

1. UP digunakan untuk keperluan membiayai kegiatan

operasional sehari-hari Satker dan membiayai

pengeluaran yang tidak dapat dilakukan melalui

mekanisme Pembayaran LS.

2. UP merupakan uang muka kerja dari Kuasa BUN kepada

Bendahara Pengeluaran yang dapat dimintakan

penggantiannya (revolving).

3. Pembayaran dengan UP yang dapat dilakukan oleh

Bendahara Pengeluaran/BPP kepada 1 (satu) penerima/

penyedia barang/jasa paling banyak sebesar

Rp.50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) kecuali untuk

pembayaran honorarium dan perjalanan dinas.

4. Pada setiap akhir hari kerja, uang tunai yang

berasal dari UP yang ada pada Kas Bendahara

Pengeluaran/BPP paling banyak sebesar

Rp.50.000.000,- (lima puluh juta rupiah).

UANG PERSEDIAAN (UP)


(19)

5. UP dapat diberikan untuk pengeluaran-pengeluaran:

Belanja Barang;

Belanja Modal; dan

Belanja Lain-lain.

6. Bendahara Pengeluaran melakukan penggantian

(

revolving

) UP yang telah digunakan sepanjang dana

yang dapat dibayarkan dengan UP masih tersedia dalam

DIPA.

7. Penggantian UP sebagaimana dimaksud pada ayat (7)

dilakukan apabila UP telah dipergunakan paling sedikit

50% (lima puluh persen).

8. Setiap BPP mengajukan penggantian UP melalui

Bendahara Pengeluaran, apabila UP yang dikelolanya

telah dipergunakan paling sedikit 50% (lima puluh

persen).

UANG PERSEDIAAN (UP)


(20)

PENGAWASAN UP OLEH KPPN

PENGAWASAN UP OLEH KPPN

Kepala

KPPN

menyampaikan

surat

pemberitahuan kepada KPA, 2 (dua) bulan

sejak SP2D-UP diterbitkan belum dilakukan

pengajuan penggantian UP.

Kepala

KPPN

menyampaikan

surat

pemberitahuan kepada KPA, 2 (dua) bulan

sejak SP2D-UP diterbitkan belum dilakukan

pengajuan penggantian UP.

1 (satu) bulan sejak disampaikan surat

pemberitahuan, belum dilakukan pengajuan

penggantian UP, Kepala KPPN memotong UP

sebesar 25% (dua puluh lima persen).

1 (satu) bulan sejak disampaikan surat

pemberitahuan, belum dilakukan pengajuan

penggantian UP, Kepala KPPN memotong UP

sebesar 25% (dua puluh lima persen).

Pemotongan dana UP dilakukan dengan cara:

memperhitungkan potongan UP dlm SPM

dan/atau

menyetorkan ke Kas Negara.

Pemotongan dana UP dilakukan dengan cara:

memperhitungkan potongan UP dlm SPM

dan/atau

menyetorkan ke Kas Negara.

Ilustrasi :

UP: 100 Juta 10 Januari

UP: 100 Juta 10 Januari

S.D 10 Maret belum ajukan

GUP

S.D 10 Maret belum ajukan GUP Kepala KPPN menyampaika n Surat Kepala KPPN menyampaika n Surat

S.D 10 April belum ajukan

GUP UP dipotong 25%

S.D 10 April belum ajukan GUP UP dipotong 25% Pemotongan pada SPM GUP atau disetor Pemotongan pada SPM GUP atau disetor Setelah dipotong/dise tor UP, pengajuan GUP berikutnya diawasi Setelah dipotong/dise tor UP, pengajuan GUP berikutnya diawasi

S.D 10 Mei belum ajukan

GUP UP dipotong

50%

S.D 10 Mei belum ajukan

GUP UP dipotong

50%

1 (satu) bulan berikutnya jika belum

dilakukan pengajuan penggantian UP, Kepala

KPPN memotong UP sebesar 50% (lima

puluh persen).

1 (satu) bulan berikutnya jika belum

dilakukan pengajuan penggantian UP, Kepala

KPPN memotong UP sebesar 50% (lima

puluh persen).


(21)

1. Persetujuan TUP dilakukan oleh Kepala KPPN (nilai berapapun) dengan disertai:

– Rincian Rencana Pengguna TUP; dan – Surat Pernyataan dari KPA bahwa TUP:

digunakan dan dipertanggungjawabkan paling lama 1 (satu)

bulan sejak tanggal SP2D diterbitkan; dan

tidak digunakan untuk kegiatan yang harus dilaksanakan

dengan pembayaran LS.

2. KPA dapat mengajukan permintaan TUP untuk kebutuhan melebihi waktu 1 (satu) bulan dengan pertimbangan kegiatan yang akan dilaksanakan memerlukan waktu melebihi 1 (satu) bulan.

KETENTUAN TUP


(22)

4. TUP harus dipertanggungjawabkan dalam waktu 1

(satu) bulan dan dapat dilakukan secara bertahap.

5. Sisa TUP yang tidak habis digunakan harus disetor ke

Kas Negara paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah

batas waktu pengajuan pertanggungjawaban TUP.

(SPM-PTUP)

6. Kepala

KPPN

dapat

menyetujui

permohonan

perpanjangan pertanggungjawaban TUP melampaui 1

(satu) bulan, dengan pertimbangan:

KPA harus mempertanggungjawabkan TUP yang telah

dipergunakan; dan

KPA menyampaikan pernyataan kesanggupan untuk

mempertanggungjawabkan sisa TUP tidak lebih dari 1

(satu) bulan berikutnya.

KETENTUAN TUP .... (2)


(23)

PENERBITAN SPP-GUP

PENERBITAN SPP-GUP

PPK menerbitkan SPP-GUP untuk pengisian kembali UP.

Penerbitan SPP-GUP dilengkapi dengan dokumen

pendukung sebagai berikut:

a. Daftar Rincian Permintaan Pembayaran;

b. Bukti pengeluaran;

c. SSP yang telah dikonfirmasi KPPN; dan

d. faktur pajak (jika ada)

SPP-GUP disampaikan kepada PPSPM paling lambat

5 (lima) hari kerja setelah bukti-bukti

pendukung diterima secara lengkap dan benar.

PPK menerbitkan SPP-GUP untuk pengisian kembali UP.

Penerbitan SPP-GUP dilengkapi dengan dokumen

pendukung sebagai berikut:

a. Daftar Rincian Permintaan Pembayaran;

b. Bukti pengeluaran;

c. SSP yang telah dikonfirmasi KPPN; dan

d. faktur pajak (jika ada)

SPP-GUP disampaikan kepada PPSPM paling lambat

5 (lima) hari kerja setelah bukti-bukti

pendukung diterima secara lengkap dan benar.


(24)

PENERBITAN SPP-GUP

NIHIL

PENERBITAN SPP-GUP

NIHIL

Dokumen pendukung SPP-GUP Nihil sama

dengan SPP-GUP

Penerbitan SPP-GUP Nihil dilakukan dalam hal:

sisa dana pada DIPA yang dapat dibayarkan

dengan UP minimal sama dengan besaran

UP yang diberikan;

sebagai pertanggungjawaban UP yang

dilakukan pada akhir tahun anggaran; atau

UP tidak diperlukan lagi.

Dokumen pendukung SPP-GUP Nihil sama

dengan SPP-GUP

Penerbitan SPP-GUP Nihil dilakukan dalam hal:

sisa dana pada DIPA yang dapat dibayarkan

dengan UP minimal sama dengan besaran

UP yang diberikan;

sebagai pertanggungjawaban UP yang

dilakukan pada akhir tahun anggaran; atau


(25)

PENERBITAN SPP-TUP

PENERBITAN SPP-TUP

PPK menerbitkan SPP-TUP dan dilengkapi dengan

dokumen meliputi:

a. Rincian penggunaan dana yang ditandatangani

oleh KPA/PPK dan Bendahara Pengeluaran;

b. Surat Pernyataan dari KPA/PPK yang menyatakan

bahwa

TUP

digunakan

dan

dipertanggungjawabkan paling lama 1 (satu)

bulan sejak tanggal SP2D diterbitkan dan tidak

digunakan

untuk

kegiatan

yang

harus

dilaksanakan dengan pembayaran LS;

c. Surat permohonan TUP yang telah memperoleh

persetujuan TUP dari Kepala KPPN.

SPP TUP diterbitkan oleh PPK dan disampaikan

kepada PPSPM paling lambat 2 (dua) hari kerja

setelah diterimanya persetujuan TUP dan Kepala

KPPN

PPK menerbitkan SPP-TUP dan dilengkapi dengan

dokumen meliputi:

a. Rincian penggunaan dana yang ditandatangani

oleh KPA/PPK dan Bendahara Pengeluaran;

b. Surat Pernyataan dari KPA/PPK yang menyatakan

bahwa

TUP

digunakan

dan

dipertanggungjawabkan paling lama 1 (satu)

bulan sejak tanggal SP2D diterbitkan dan tidak

digunakan

untuk

kegiatan

yang

harus

dilaksanakan dengan pembayaran LS;

c. Surat permohonan TUP yang telah memperoleh

persetujuan TUP dari Kepala KPPN.

SPP TUP diterbitkan oleh PPK dan disampaikan

kepada PPSPM paling lambat 2 (dua) hari kerja

setelah diterimanya persetujuan TUP dan Kepala

KPPN


(26)

PPK menerbitkan SPP-PTUP sebagai pengesahan/

pertanggungjawaban atas TUP

Dokumen pendukung penerbitan SPP-PTUP:

a. Daftar rincian penerimaan pembayaran;

b. Bukti pengeluaran:

Kuitansi/bukti pembelian yang telah disahkan

PPK beserta fatur pajak dan SSP; dan

Nota/bukti penerimaan barang/jasa atau

dokumen pendukung lainnya yang diperlukan

yang telah disahkan PPK

c. SSP yang telah dikonfirmasi KPPN.

SPP-PTUP disampaikan kepada PPSPM paling lambat

5 (lima) hari kerja sebelum batas akhir

pertanggungjawaban TUP.

PPK menerbitkan SPP-PTUP sebagai pengesahan/

pertanggungjawaban atas TUP

Dokumen pendukung penerbitan SPP-PTUP:

a. Daftar rincian penerimaan pembayaran;

b. Bukti pengeluaran:

Kuitansi/bukti pembelian yang telah disahkan

PPK beserta fatur pajak dan SSP; dan

Nota/bukti penerimaan barang/jasa atau

dokumen pendukung lainnya yang diperlukan

yang telah disahkan PPK

c. SSP yang telah dikonfirmasi KPPN.

SPP-PTUP disampaikan kepada PPSPM paling lambat

5 (lima) hari kerja sebelum batas akhir

pertanggungjawaban TUP.

PENERBITAN

SPP-PTUP

PENERBITAN

SPP-PTUP


(27)

PENGUJIAN SPP DAN

PENERBITAN SURAT

PERINTAH MEMBAYAR


(28)

a. Kelengkapan dokumen pendukung SPP;

b. Kesesuaian penanda tangan SPP dengan spesimen tanda tangan PPK; c. kebenaran pengisian format SPP;

d. kesesuaian kode BAS pada SPP dengan DIPA/POK/Rencana Kerja Anggaran Satker;

e. Ketersediaan pagu sesuai BAS pada SPP dengan DIPA/POK/Rencana kerja anggaran satker;

f. Kebenaran formal dokumen/surat keputusan yang menjadi persyaratan /kelengkapan pembayaran belanja pegawai;

g. Kebenaran formal dokumen/surat bukti yang menjadi persyaratan/ kelengkapan sehubungan dengan pengadaan barang/jasa;

h. Kebenaran pihak yang berhak menerima pembayaran pada SPP sehubungan dengan perjanjian/kontrak/surat keputusan;

i. Kebenaran perhitungan tagihan serta kewajiban di bidang perpajakan dari pihak yang mempunyai hak tagih;

j. Kepastian telah terpenuhinya kewajiban pembayaran kepada negara oleh pihak yang mempunyai hak tagih kepada negara; dan

k. Kesesuaian prestasi pekerjaan dengan ketentuan pembayaran dalam perjanjian kontrak.

PENGUJIAN SPP OLEH

PPSPM

PENGUJIAN SPP OLEH

PPSPM


(29)

PENERBITAN SPM OLEH PPSPM

PENERBITAN SPM OLEH PPSPM

1. Jangka waktu penerbitan:

SPP-UP/TUP diselesaikan paling lambat 2 (dua) hari

kerja;

SPP-GUP diselesaikan paling lambat 4 (empat) hari

kerja;

SPP-PTUP diselesaikan paling lambat 3 (tiga) hari

kerja; dan

SPP-LS diselesaikan paling lambat 5 (lima) hari

kerja.

2. Dalam hal PPSPM menolak/mengembalikan SPP karena

dokumen pendukung tagihan tidak lengkap dan benar,

maka PPSPM harus menyatakan secara tertulis alasan

penolakan/pengembalian tersebut paling lambat 2

(dua) hari kerja setelah diterimanya SPP.

3. Seluruh bukti pengeluaran sebagai dasar

pengujian dan penerbitan SPM disimpan oleh

PPSPM, menjadi bahan pemeriksaan bagi aparat

pemeriksa internal dan eksternal.

1. Jangka waktu penerbitan:

SPP-UP/TUP diselesaikan paling lambat 2 (dua) hari

kerja;

SPP-GUP diselesaikan paling lambat 4 (empat) hari

kerja;

SPP-PTUP diselesaikan paling lambat 3 (tiga) hari

kerja; dan

SPP-LS diselesaikan paling lambat 5 (lima) hari

kerja.

2. Dalam hal PPSPM menolak/mengembalikan SPP karena

dokumen pendukung tagihan tidak lengkap dan benar,

maka PPSPM harus menyatakan secara tertulis alasan

penolakan/pengembalian tersebut paling lambat 2

(dua) hari kerja setelah diterimanya SPP.

3. Seluruh bukti pengeluaran sebagai dasar

pengujian dan penerbitan SPM disimpan oleh

PPSPM, menjadi bahan pemeriksaan bagi aparat

pemeriksa internal dan eksternal.


(30)

5. Penerbitan SPM oleh PPSPM dilakukan melalui

sistem aplikasi yang disediakan oleh Direktorat

Jenderal Perbendaharaan.

6. SPM yang diterbitkan melalui sistem aplikasi SPM

tersebut memuat

Personal Identification Number

(PIN) PPSPM sebagai tanda tangan elektronik pada

ADK SPM dari penerbit SPM yang sah.

7. Dalam penerbitan SPM melalui sistem aplikasi,

PPSPM bertanggung jawab atas:

a. keamanan data pada aplikasi SPM;

b. kebenaran SPM dan kesesuaian antara data

pada SPM dengan data pada ADK SPM; dan

c. penggunaan

Personal Identification Number

(PIN) pada ADK SPM.

PENERBITAN SPM OLEH PPSPM ... (2)


(31)

1. PPSPM menyampaikan SPM dalam rangkap 2 (dua) beserta ADK

SPM kepada KPPN.

2. Penyampaian SPM-UP, SPM-TUP, dan SPM-LS diatur sebagai

berikut:

a. SPM-UP dilampiri surat pernyataan dari KPA yang dibuat sesuai

format;

b. SPM-TUP dilampiri surat persetujuan pemberian TUP dari Kepala

KPPN; atau

c. SPM-LS dilampiri Surat Setoran Pajak (SSP) dan/atau bukti setor

lainnya, dan/atau daftar nominatif untuk yang lebih dari 1 (satu)

penerima.

3. Penyampaian SPM atas beban pinjaman/hibah luar negeri,

disamping mengacu pada angka 1 dan 2 juga disertai dengan

Faktur Pajak.

4. Khusus untuk penyampaian SPM-LS dalam rangka pembayaran

jaminan uang muka atas perjanjian/kontrak, juga dilampiri dengan:

d. Asli surat jaminan uang muka;

e. Asli surat kuasa bematerai cukup dari PPK kepada Kepala KPPN

untuk mencairkan jaminan uang muka; dan

f.

Asli konfirmasi tertulis dari pimpinan penerbit jaminan uang

muka sesuai Peraturan Presiden mengenai pengadaan

barang/jasa pemerintah.

PENYAMPAIAN SPM KEPADA

KPPN

PENYAMPAIAN SPM KEPADA

KPPN


(32)

5.

PPSPM menyampaikan SPM kepada KPPN

paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah SPM

diterbitkan.

6.

SPM-LS

untuk

pembayaran

gaji

induk

disampaikan kepada KPPN paling lambat tanggal

15 sebelum bulan pembayaran. Dalam hal

tanggal 15 merupakan hari libur atau hari yang

dinyatakan libur, maka penyampaian SPM-LS

untuk pembayaran gaji induk kepada KPPN

dilakukan paling lambat 1 (satu) hari kerja

sebelum tanggal 15, kecuali untuk Satker yang

kondisi geografis dan transportasinya sulit,

dengan memperhitungkan waktu yang dapat

dipertanggungjawabkan.

PENYAMPAIAN SPM KEPADA

KPPN

PENYAMPAIAN SPM KEPADA

KPPN


(33)

(34)

KPPN menerbitkan SP2D setelah penelitian dan

pengujian telah memenuhi syarat.

KPPN menerbitkan SP2D setelah penelitian dan

pengujian telah memenuhi syarat.

Dalam hal hasil penelitian dan pengujian tidak

memenuhi syarat, Kepala KPPN mengembalikan SPM

beserta dokumen pendukung secara tertulis.

Dalam hal hasil penelitian dan pengujian tidak

memenuhi syarat, Kepala KPPN mengembalikan SPM

beserta dokumen pendukung secara tertulis.

KPPN tidak dapat menerbitkan SP2D apabila Satker

belum mengirimkan:

a. Data perjanjian/kontrak beserta ADK untuk

pembayaran melalui SPM-LS kepada pihak ketiga;

atau

b. Daftar perubahan data pegawai beserta ADK

KPPN tidak dapat menerbitkan SP2D apabila Satker

belum mengirimkan:

a. Data perjanjian/kontrak beserta ADK untuk

pembayaran melalui SPM-LS kepada pihak ketiga;

atau


(35)

Sekian dan terima kasih

Ditjen Perbendahara

an


(36)

SPP-LS

UNTUK

PEMBAYARAN


(37)

PROSES BISNIS PENCAIRAN

BELANJA PEGAWAI

(BAGI SATKER YANG TELAH MELAKUKAN PENGALIHAN

PENGELOLAAN ADMINSTRASI BELANJA PEGAWAI)

PROSES BISNIS PENCAIRAN

BELANJA PEGAWAI

(BAGI SATKER YANG TELAH MELAKUKAN PENGALIHAN

PENGELOLAAN ADMINSTRASI BELANJA PEGAWAI)


(38)

PPAB

P

melakukan pencatatan data kepegawaian secara

elektronik dan/atau manual secara tertib, teratur, dan

berkesinambungan

melakukan

penatausahaan

dokumen

pendukung

kepegawaian dalam dosir setiap pegawai secara tertib

dan teratur

memproses pembuatan Daftar Gaji induk, dan

pembuatan Daftar Permintaan Perhitungan Belanja

Pegawai lainnya

memproses pembuatan Surat Keterangan Penghentian

Pembayaran (SKPP)

menyampaikan Daftar Permintaan Belanja Pegawai,

ADK Perubahan Data Pegawai, ADK Belanja Pegawai,

Daftar Perubahan Data Pegawai, dan dokumen

pendukungnya kepada PPK

mencetak

Kartu

Pengawasan

Belanja

Pegawai

Perorangan setiap awal tahun dan/atau apabila

diperlukan; dan tugas-tugas lain yang berhubungan

dengan belanja pegawai


(39)

PROSES BISNIS PPK - PPABP

PROSES BISNIS PPK - PPABP

1. PPK:

memerintahkan PPABP untuk merekam dokumen sumber

kepegawaian sebagai dasar perubahan data pegawai.

2. PPABP:

a. merekam seluruh elemen data setiap dokumen sumber

yang berakibat pada perubahan/mutasi data kepegawaian

pada aplikasi GPP;

b. memastikan kebenaran dan keabsahan dokumen sumber

yang direkam ke dalam aplikasi GPP;

c. memproses perhitungan gaji, membuat ADK Perubahan

Data Pegawai, ADK Belanja Pegawai, dan Daftar

Perubahan Data Pegawai ;

d. menyampaikan daftar gaji, ADK Perubahan Data Pegawai,

ADK Belanja Pegawai, Daftar Perubahan Data Pegawai,

dan dokumen pendukungnya kepada Pejabat Pembuat

Komitmen (PPK).

1.

PPK:

memerintahkan PPABP untuk merekam dokumen sumber

kepegawaian sebagai dasar perubahan data pegawai.

2.

PPABP:

a.

merekam seluruh elemen data setiap dokumen sumber

yang berakibat pada perubahan/mutasi data kepegawaian

pada aplikasi GPP;

b.

memastikan kebenaran dan keabsahan dokumen sumber

yang direkam ke dalam aplikasi GPP;

c.

memproses perhitungan gaji, membuat ADK Perubahan

Data Pegawai, ADK Belanja Pegawai, dan Daftar

Perubahan Data Pegawai ;

d.

menyampaikan daftar gaji, ADK Perubahan Data Pegawai,

ADK Belanja Pegawai, Daftar Perubahan Data Pegawai,

dan dokumen pendukungnya kepada Pejabat Pembuat

Komitmen (PPK).


(40)

PROSES BISNIS PPK - PPSPM

PROSES BISNIS PPK - PPSPM

1. PPK:

a. menerbitkan SPP menggunakan aplikasi SPM ;

b. menyampaikan SPP dilengkapi daftar gaji, ADK Perubahan Data Pegawai, ADK Belanja Pegawai, Daftar Perubahan Data Pegawai, dan dokumen pendukungnya termasuk SSP kepada Pejabat Penandatangan SPM(PPSPM).

2. PPSPM menguji:

a. kelengkapan dokumen pendukung SPP

b. kesesuaian penanda tangan SPP dengan spesimen tanda tangan PPK

c. kebenaran pengisian format SPP

d. kesesuaian kode BAS pada SPP dengan DIPA/POK/Rencana Kerja Anggaran Satker

e. ketersediaan pagu sesuai BAS pada SPP dengan DIPA/POK/Rencana Kerja Anggaran Satker

f. kebenaran formal dokumen/surat keputusan yang menjadi persyaratan/kelengkapan pembayaran gaji, dan

g. kebenaran perhitungan gaji serta kewajiban di bidang perpajakan

1.PPK:

a. menerbitkan SPP menggunakan aplikasi SPM ;

b. menyampaikan SPP dilengkapi daftar gaji, ADK Perubahan Data Pegawai, ADK Belanja Pegawai, Daftar Perubahan Data Pegawai, dan dokumen pendukungnya termasuk SSP kepada Pejabat Penandatangan SPM(PPSPM).

2. PPSPM menguji:

a. kelengkapan dokumen pendukung SPP

b. kesesuaian penanda tangan SPP dengan spesimen tanda tangan PPK

c. kebenaran pengisian format SPP

d. kesesuaian kode BAS pada SPP dengan DIPA/POK/Rencana Kerja Anggaran Satker

e. ketersediaan pagu sesuai BAS pada SPP dengan DIPA/POK/Rencana Kerja Anggaran Satker

f. kebenaran formal dokumen/surat keputusan yang menjadi persyaratan/kelengkapan pembayaran gaji, dan


(41)

2. PPSPM :

a. mencetak

dan

menandatangani

Daftar

Perubahan Pegawai;

b. membuat ADK Belanja Pegawai dan ADK

Perubahan Data Pegawai;

c. mencetak dan menandatangani SPM (dalam

rangkap 2);

d. membuat ADK SPM dan memasukkan PIN

PPSPM ke dalam ADK SPM;

e. menandatangani SSP;

f. SPM, ADK SPM, Daftar Perubahan Pegawai,

ADK Perubahan Data Pegawai, dan SSP

disampaikan ke KPPN.

2.

PPSPM :

a.

mencetak

dan

menandatangani

Daftar

Perubahan Pegawai;

b.

membuat ADK Belanja Pegawai dan ADK

Perubahan Data Pegawai;

c.

mencetak dan menandatangani SPM (dalam

rangkap 2);

d.

membuat ADK SPM dan memasukkan PIN

PPSPM ke dalam ADK SPM;

e.

menandatangani SSP;

f.

SPM, ADK SPM, Daftar Perubahan Pegawai,

ADK Perubahan Data Pegawai, dan SSP

disampaikan ke KPPN.

PROSES BISNIS PPSPM - KPPN

PROSES BISNIS PPSPM - KPPN


(42)

I. Pencatatan Perubahan Data Pegawai

Dokumen kepegawaian pada dasarnya adalah komitmen

yang harus dicatat lebih dulu sebelum tagihan diajukan.

II. Pengujian perubahan data pegawai

Proses ini dilakukan untuk memastikan bahwa terdapat

kesesuaian antara Daftar Perubahan Data Pegawai

dengan ADK.

III.Pengujian Perhitungan Belanja Pegawai

Proses ini untuk menguji bahwa setiap perubahan

eleman pada daftar gaji didukung dengan dokumen

kepegawaian yang telah dicatatkan.

IV.Pengujian SPM dengan Perhitungan Belanja Pegawai

Proses ini untuk memastikan bahwa tagihan yang

dituangkan dalam SPM sesuai dengan perhitungan

daftar gaji yang telah dicatatkan.

I.

Pencatatan Perubahan Data Pegawai

Dokumen kepegawaian pada dasarnya adalah komitmen

yang harus dicatat lebih dulu sebelum tagihan diajukan.

II.

Pengujian perubahan data pegawai

Proses ini dilakukan untuk memastikan bahwa terdapat

kesesuaian antara Daftar Perubahan Data Pegawai

dengan ADK.

III.

Pengujian Perhitungan Belanja Pegawai

Proses ini untuk menguji bahwa setiap perubahan

eleman pada daftar gaji didukung dengan dokumen

kepegawaian yang telah dicatatkan.

IV.

Pengujian SPM dengan Perhitungan Belanja Pegawai

Proses ini untuk memastikan bahwa tagihan yang

dituangkan dalam SPM sesuai dengan perhitungan

daftar gaji yang telah dicatatkan.

PENGUJIAN TAGIHAN BELANJA PEGAWAI DI KPPN

PENGUJIAN TAGIHAN BELANJA PEGAWAI DI KPPN


(43)

SATKER

KPPN

ADK BPP ADK SPM

Rekap Daftar Gaji Dokumen Pendukung Daftar Perubahan

Rekon Gaji

DB Gaji

Salah

DB

SP2D

Salah

Aplikasi Gaji

Verifikasi SPM & Cek Rekon Gaji

Benar

Aplikasi SP2D

SP2D

Hapus Data Rekon

Peng ecek

an R ekon

Gaj i

Benar

ALUR PEMBAYARAN BELANJA PEGAWAI

(EXISTING)

ALUR PEMBAYARAN BELANJA PEGAWAI

(EXISTING)


(44)

PPK

PPABP

PP-SPM

ALUR PENGUJIAN GAJI PADA SATKER (TA. 2013)

ALUR PENGUJIAN GAJI PADA SATKER (TA. 2013)

Rekam Perubahan Data Pegawai

1.Proses

Gaji

2.Buat SPP

Buat ADK : • Perubahan Data

Pegawai • ADK Bel.

Pegawai Peng ajua n Cetak Daftar Perubahan

Buat ADK (final) : • Perubahan Data

Pegawai • ADK Bel.

Pegawai

DB

Gaji

Satke

r

Salah

Kirim ke KPPN Pengujian kesesuaian dengan dokumen pendukung ADK Perubahan Daftar Perubahan ADK Gaji ADK SPM SSP


(45)

Satker

FO-KPPN

ALUR PENGUJIAN GAJI PADA KPPN (TA. 2013)

ALUR PENGUJIAN GAJI PADA KPPN (TA. 2013)

Pengajua n

Salah

ADK Perubahan Daftar Perubahan ADK Gaji ADK SPM SSP

DB

Gaji

Restore ADK Perubahan

Salah

1. Transfer ADK Perubahan

2. Scan Barcode Daftar

Perubahan

1. Transfer ADK SPM 2. Scan Barcode SPM 3. Pengujian kesesuaian

dengan ADK Belanja Pegawai

4. Pengujian PIN PPSPM

5. Pengujian Pagu Restore ADK

Bel. Pegawai

1. Transfer ADK Bel. Pegawai 2. Pengujian dengan ADK Perubahan

Salah

Terima ADK SPM

DB

SP2

D


(46)

PROSES BISNIS PENCAIRAN

BELANJA PEGAWAI

(BAGI SATKER YANG BELUM MELAKUKAN PENGALIHAN

PENGELOLAAN ADMINSTRASI BELANJA PEGAWAI)

PROSES BISNIS PENCAIRAN

BELANJA PEGAWAI

(BAGI SATKER YANG BELUM MELAKUKAN PENGALIHAN

PENGELOLAAN ADMINSTRASI BELANJA PEGAWAI)


(47)

PROSES BISNIS PPK - PPABP

PROSES BISNIS PPK - PPABP

1. PPK:

menyerahkan dokumen kepegawaian kepada

PDG sebagai dasar perubahan daftar gaji bulan

yang akan datang.

2. PPABP:

a. memastikan kebenaran dan keabsahan dokumen

sumber yang direkam ke dalam aplikasi GPP;

b.membuat daftar perubahan pegawai sesuai nomor

urut dalam daftar gaji;

c. memproses perhitungan gaji dan mencetak daftar

gaji;

d.menyampaikan

daftar

gaji

dan

dokumen

pendukungnya

kepada

Pejabat

Pembuat

Komitmen (PPK).

1.

PPK:

menyerahkan dokumen kepegawaian kepada

PDG sebagai dasar perubahan daftar gaji bulan

yang akan datang.

2.

PPABP:

a.

memastikan kebenaran dan keabsahan dokumen

sumber yang direkam ke dalam aplikasi GPP;

b.

membuat daftar perubahan pegawai sesuai nomor

urut dalam daftar gaji;

c.

memproses perhitungan gaji dan mencetak daftar

gaji;

d.

menyampaikan

daftar

gaji

dan

dokumen

pendukungnya

kepada

Pejabat

Pembuat

Komitmen (PPK).


(48)

PROSES BISNIS PPK - PPSPM

PROSES BISNIS PPK - PPSPM

1. PPK:

a. menerbitkan SPP menggunakan aplikasi SPM ;

b. menyampaikan SPP dilengkapi Daftar Gaji, Daftar Perubahan Data Pegawai, dan dokumen pendukungnya termasuk SSP kepada Pejabat Penandatangan SPM(PPSPM).

2. PPSPM menguji:

a. kelengkapan dokumen pendukung SPP

b. kesesuaian penanda tangan SPP dengan spesimen tanda tangan PPK

c. kebenaran pengisian format SPP

d. kesesuaian kode BAS pada SPP dengan DIPA/POK/Rencana Kerja Anggaran Satker

e. ketersediaan pagu sesuai BAS pada SPP dengan DIPA/POK/Rencana Kerja Anggaran Satker

f. kebenaran formal dokumen/surat keputusan yang menjadi persyaratan/kelengkapan pembayaran gaji, dan

g. kebenaran perhitungan gaji serta kewajiban di bidang perpajakan 1.PPK:

a. menerbitkan SPP menggunakan aplikasi SPM ;

b. menyampaikan SPP dilengkapi Daftar Gaji, Daftar Perubahan Data Pegawai, dan dokumen pendukungnya termasuk SSP kepada Pejabat Penandatangan SPM(PPSPM).

2. PPSPM menguji:

a. kelengkapan dokumen pendukung SPP

b. kesesuaian penanda tangan SPP dengan spesimen tanda tangan PPK

c. kebenaran pengisian format SPP

d. kesesuaian kode BAS pada SPP dengan DIPA/POK/Rencana Kerja Anggaran Satker

e. ketersediaan pagu sesuai BAS pada SPP dengan DIPA/POK/Rencana Kerja Anggaran Satker

f. kebenaran formal dokumen/surat keputusan yang menjadi persyaratan/kelengkapan pembayaran gaji, dan


(49)

2. PPSPM :

a. mencetak dan menandatangani SPM (dalam

rangkap 2);

b. membuat ADK SPM dan memasukkan PIN

PPSPM ke dalam ADK SPM;

c. menandatangani SSP;

d. SPM, ADK SPM, Daftar Gaji lengkap (dalam 2

rangkap), Daftar Perubahan Pegawai, dan SSP

disampaikan ke KPPN.

2.

PPSPM :

a.

mencetak dan menandatangani SPM (dalam

rangkap 2);

b.

membuat ADK SPM dan memasukkan PIN

PPSPM ke dalam ADK SPM;

c.

menandatangani SSP;

d.

SPM, ADK SPM, Daftar Gaji lengkap (dalam 2

rangkap), Daftar Perubahan Pegawai, dan SSP

disampaikan ke KPPN.

PROSES BISNIS PPSPM - KPPN

PROSES BISNIS PPSPM - KPPN


(50)

I.

Pengujian perubahan data pegawai

Proses ini dilakukan untuk memastikan bahwa

setiap perubahan data pegawai yang dicantumkan

dalam Daftar Perubahan Data Pegawai telah

didukung dengan dokumen kepegawaian yang sah.

II.

Pengujian Perhitungan Belanja Pegawai

Proses ini untuk menguji kebenaran perhitungan

dalam daftar gaji serta setiap perubahan eleman

pada daftar gaji sesuai dengan dokumen

kepegawaian yang dilampirkan.

III.Pengujian SPM dengan Perhitungan Belanja Pegawai

Proses ini untuk memastikan bahwa tagihan yang

dituangkan dalam SPM sesuai dengan perhitungan

daftar gaji.

I.

Pengujian perubahan data pegawai

Proses ini dilakukan untuk memastikan bahwa

setiap perubahan data pegawai yang dicantumkan

dalam Daftar Perubahan Data Pegawai telah

didukung dengan dokumen kepegawaian yang sah.

II.

Pengujian Perhitungan Belanja Pegawai

Proses ini untuk menguji kebenaran perhitungan

dalam daftar gaji serta setiap perubahan eleman

pada daftar gaji sesuai dengan dokumen

kepegawaian yang dilampirkan.

III.

Pengujian SPM dengan Perhitungan Belanja Pegawai

Proses ini untuk memastikan bahwa tagihan yang

dituangkan dalam SPM sesuai dengan perhitungan

daftar gaji.

PENGUJIAN TAGIHAN BELANJA PEGAWAI DI KPPN

PENGUJIAN TAGIHAN BELANJA PEGAWAI DI KPPN


(51)

1. Satker di lingkungan Kementerian Pertahanan

(TNI)

2. Satker di lingkungan Polri (diberikan batas waktu

sampai dengan bulan Juni 2013)

3. Satker yang membayar Hak Keuangan Pejabat

Negara (tidak menggunakan sebutan gaji),

Pejabat setingkat Menteri (Kepala BPN dsb.),

Wakil Menteri, Komisioner non Pejabat Negara

(KPAI, KPU, Komnas HAM dsb.)

4. Satker Kementerian Luar Negeri untuk gaji PNS

yang ditugaskan pada Perwakilan RI di Luar

Negeri

1.

Satker di lingkungan Kementerian Pertahanan

(TNI)

2.

Satker di lingkungan Polri (diberikan batas waktu

sampai dengan bulan Juni 2013)

3.

Satker yang membayar Hak Keuangan Pejabat

Negara (tidak menggunakan sebutan gaji),

Pejabat setingkat Menteri (Kepala BPN dsb.),

Wakil Menteri, Komisioner non Pejabat Negara

(KPAI, KPU, Komnas HAM dsb.)

4.

Satker Kementerian Luar Negeri untuk gaji PNS

yang ditugaskan pada Perwakilan RI di Luar

Negeri

KEMENTERIAN/LEMBAGA/SATKER YANG BELUM

MELAKUKAN

PENGALIHAN PENGELOLAAN ADMINISTRASI BELANJA

PEGAWAI

KEMENTERIAN/LEMBAGA/SATKER YANG BELUM

MELAKUKAN

PENGALIHAN PENGELOLAAN ADMINISTRASI BELANJA

PEGAWAI


(52)

SATKER

KPPN

ADK SPM

Daftar Gaji lengkap Dokumen Pendukung Daftar Perubahan

Salah

DB

SP2D

Salah

Verifikasi Daftar Gaji & Dokumen pendukung

Petugas MO

SP2D

Benar

ALUR PEMBAYARAN BELANJA PEGAWAI

(SATKER YANG BELUM PENGALIHAN)

ALUR PEMBAYARAN BELANJA PEGAWAI

(SATKER YANG BELUM PENGALIHAN)

Petugas FO

Verifikasi kelengkap an SPM


(1)

PROSES BISNIS PPK - PPABP

PROSES BISNIS PPK - PPABP

1. PPK:

menyerahkan dokumen kepegawaian kepada

PDG sebagai dasar perubahan daftar gaji bulan yang akan datang.

2. PPABP:

a. memastikan kebenaran dan keabsahan dokumen sumber yang direkam ke dalam aplikasi GPP;

b.membuat daftar perubahan pegawai sesuai nomor urut dalam daftar gaji;

c. memproses perhitungan gaji dan mencetak daftar gaji;

d.menyampaikan daftar gaji dan dokumen pendukungnya kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).

1.PPK:

menyerahkan dokumen kepegawaian kepada

PDG sebagai dasar perubahan daftar gaji bulan yang akan datang.

2. PPABP:

a.memastikan kebenaran dan keabsahan dokumen sumber yang direkam ke dalam aplikasi GPP;

b.membuat daftar perubahan pegawai sesuai nomor urut dalam daftar gaji;

c. memproses perhitungan gaji dan mencetak daftar gaji;

d.menyampaikan daftar gaji dan dokumen pendukungnya kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).


(2)

PROSES BISNIS PPK - PPSPM

PROSES BISNIS PPK - PPSPM

1. PPK:

a. menerbitkan SPP menggunakan aplikasi SPM ;

b. menyampaikan SPP dilengkapi Daftar Gaji, Daftar Perubahan Data Pegawai, dan dokumen pendukungnya termasuk SSP kepada Pejabat Penandatangan SPM(PPSPM).

2. PPSPM menguji:

a. kelengkapan dokumen pendukung SPP

b. kesesuaian penanda tangan SPP dengan spesimen tanda tangan PPK

c. kebenaran pengisian format SPP

d. kesesuaian kode BAS pada SPP dengan DIPA/POK/Rencana Kerja Anggaran Satker

e. ketersediaan pagu sesuai BAS pada SPP dengan DIPA/POK/Rencana Kerja Anggaran Satker

f. kebenaran formal dokumen/surat keputusan yang menjadi persyaratan/kelengkapan pembayaran gaji, dan

g. kebenaran perhitungan gaji serta kewajiban di bidang perpajakan

1.PPK:

a. menerbitkan SPP menggunakan aplikasi SPM ;

b. menyampaikan SPP dilengkapi Daftar Gaji, Daftar Perubahan Data Pegawai, dan dokumen pendukungnya termasuk SSP kepada Pejabat Penandatangan SPM(PPSPM).

2. PPSPM menguji:

a. kelengkapan dokumen pendukung SPP

b. kesesuaian penanda tangan SPP dengan spesimen tanda tangan PPK

c. kebenaran pengisian format SPP

d. kesesuaian kode BAS pada SPP dengan DIPA/POK/Rencana Kerja Anggaran Satker

e. ketersediaan pagu sesuai BAS pada SPP dengan DIPA/POK/Rencana Kerja Anggaran Satker

f. kebenaran formal dokumen/surat keputusan yang menjadi persyaratan/kelengkapan pembayaran gaji, dan


(3)

2. PPSPM :

a. mencetak dan menandatangani SPM (dalam

rangkap 2);

b. membuat ADK SPM dan memasukkan PIN

PPSPM ke dalam ADK SPM;

c. menandatangani SSP;

d. SPM, ADK SPM, Daftar Gaji lengkap (dalam 2

rangkap), Daftar Perubahan Pegawai, dan SSP

disampaikan ke KPPN.

2.

PPSPM :

a.

mencetak dan menandatangani SPM (dalam

rangkap 2);

b.

membuat ADK SPM dan memasukkan PIN

PPSPM ke dalam ADK SPM;

c.

menandatangani SSP;

d.

SPM, ADK SPM, Daftar Gaji lengkap (dalam 2

rangkap), Daftar Perubahan Pegawai, dan SSP

disampaikan ke KPPN.

PROSES BISNIS PPSPM - KPPN

PROSES BISNIS PPSPM - KPPN


(4)

I. Pengujian perubahan data pegawai

Proses ini dilakukan untuk memastikan bahwa setiap perubahan data pegawai yang dicantumkan dalam Daftar Perubahan Data Pegawai telah didukung dengan dokumen kepegawaian yang sah. II. Pengujian Perhitungan Belanja Pegawai

Proses ini untuk menguji kebenaran perhitungan dalam daftar gaji serta setiap perubahan eleman pada daftar gaji sesuai dengan dokumen kepegawaian yang dilampirkan.

III.Pengujian SPM dengan Perhitungan Belanja Pegawai Proses ini untuk memastikan bahwa tagihan yang dituangkan dalam SPM sesuai dengan perhitungan daftar gaji.

I. Pengujian perubahan data pegawai

Proses ini dilakukan untuk memastikan bahwa setiap perubahan data pegawai yang dicantumkan dalam Daftar Perubahan Data Pegawai telah didukung dengan dokumen kepegawaian yang sah.

II. Pengujian Perhitungan Belanja Pegawai

Proses ini untuk menguji kebenaran perhitungan dalam daftar gaji serta setiap perubahan eleman pada daftar gaji sesuai dengan dokumen kepegawaian yang dilampirkan.

III.Pengujian SPM dengan Perhitungan Belanja Pegawai Proses ini untuk memastikan bahwa tagihan yang dituangkan dalam SPM sesuai dengan perhitungan daftar gaji.

PENGUJIAN TAGIHAN BELANJA PEGAWAI DI KPPN PENGUJIAN TAGIHAN BELANJA PEGAWAI DI KPPN


(5)

1. Satker di lingkungan Kementerian Pertahanan

(TNI)

2. Satker di lingkungan Polri (diberikan batas waktu

sampai dengan bulan Juni 2013)

3. Satker yang membayar Hak Keuangan Pejabat

Negara (tidak menggunakan sebutan gaji),

Pejabat setingkat Menteri (Kepala BPN dsb.),

Wakil Menteri, Komisioner non Pejabat Negara

(KPAI, KPU, Komnas HAM dsb.)

4. Satker Kementerian Luar Negeri untuk gaji PNS

yang ditugaskan pada Perwakilan RI di Luar

Negeri

1.

Satker di lingkungan Kementerian Pertahanan

(TNI)

2.

Satker di lingkungan Polri (diberikan batas waktu

sampai dengan bulan Juni 2013)

3.

Satker yang membayar Hak Keuangan Pejabat

Negara (tidak menggunakan sebutan gaji),

Pejabat setingkat Menteri (Kepala BPN dsb.),

Wakil Menteri, Komisioner non Pejabat Negara

(KPAI, KPU, Komnas HAM dsb.)

4.

Satker Kementerian Luar Negeri untuk gaji PNS

yang ditugaskan pada Perwakilan RI di Luar

Negeri

KEMENTERIAN/LEMBAGA/SATKER YANG BELUM

MELAKUKAN

PENGALIHAN PENGELOLAAN ADMINISTRASI BELANJA

PEGAWAI

KEMENTERIAN/LEMBAGA/SATKER YANG BELUM

MELAKUKAN

PENGALIHAN PENGELOLAAN ADMINISTRASI BELANJA

PEGAWAI


(6)

SATKER

KPPN

ADK SPM

Daftar Gaji lengkap Dokumen Pendukung Daftar Perubahan

Salah

DB SP2D Salah

Verifikasi Daftar Gaji & Dokumen pendukung

Petugas MO

SP2D Benar

ALUR PEMBAYARAN BELANJA PEGAWAI (SATKER YANG BELUM PENGALIHAN) ALUR PEMBAYARAN BELANJA PEGAWAI

(SATKER YANG BELUM PENGALIHAN)

Petugas FO

Verifikasi kelengkap an SPM