DESKRIPSI TINGKAT PENERIMAAN DIRI SISWA-SISWI KELAS X DAN XI SMAK SANG TIMUR YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 20092010 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
DESKRIPSI TINGKAT PENERIMAAN DIRI SISWA-SISWI
KELAS X DAN XI SMAK SANG TIMUR YOGYAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2009/2010 DAN IMPLIKASINYA
TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh:
Rose Endah Cahyaningrum
NIM: 051114023
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
DESKRIPSI TINGKAT PENERIMAAN DIRI SISWA-SISWI
KELAS X DAN XI SMAK SANG TIMUR YOGYAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2009/2010 DAN IMPLIKASINYA
TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh:
Rose Endah Cahyaningrum
NIM: 051114023
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
Motto dan Persembahan
Hidup adalah proses belajar dan berjuang tanpa batas
Gagal, bangkit lagi...,
Jatuh, berdiri lagi...
Kalah, bangun lagi....
Jangan pernah menyia-nyiakan hari ini
karena dengan menyia-nyiakan hari ini
sama dengan menyia-nyiakan masa depanmu
Berikan yang terbaik di hari ini
maka kamu akan mendapat yang terbaik pula untuk masa depan mu
Skripsi ini ku persembahkan untuk:
Bapak Bambang Sutamaji dan Ibu Sriatun yang selama ini telah mendidik saya
dan membesarkan saya. Dhany Wahyu sejati dan Ririe Wienda Ayu Bernastie,
kakak dan adik ku yang selalu mendoakanku, sahabat-sahabatku di BK’05, anak-anak SMAK Sang Timur Yogyakarta dan semua pihak yang telah memberiku
semangat dan dukungan.
ABSTRAK
DESKRIPSI TINGKAT PENERIMAAN DIRI SISWA-SISWI
KELAS X DAN XI SMA K SANG TIMUR YOGYAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2009-2010 DAN IMPLIKASINYA
TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL
Rose Endah Cahyaningrum
Universitas Sanata Dharma, 2010
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tingkat penerimaan diri
siswa-siswi Kelas X dan XI SMAK Sang Timur Yogyakarta tahun pelajaran
2009/2010. Pertanyaan yang diajukan dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimanakah
tingkat penerimaan diri siswa-siswi kelas X dan XI SMAK Sang Timur Yogyakarta
tahun pelajaran 2009/2010? (2) Topik bimbingan klasikal apakah yang sesuai untuk
meningkatkan penerimaan diri siswa-siswi kelas X dan XI SMAK Sang Timur
Yogyakarta tahun pelajaran 2009/2010? Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode survei. Alatpengumpul data yang digunakan adalah kuesioner penerimaan diri yang disusun
sendiri oleh penulis dan dikonsultasikan dengan dosen pembimbing dan guru
Bimbingan dan Konseling SMAK Sang Timur Yogyakarta. Subjek penelitian ini
adalah seluruh siswa-siswi kelas X dan XI SMAK Sang Timur Yogyakarta tahun
pelajaran 2009/2010. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 5,7% siswa memiliki penerimaan diri
sangat tinggi, 38,6% siswa memiliki penerimaan diri tinggi, 48,6 % siswa memiliki
penerimaan diri cukup, 7,1% siswa memiliki penerimaan diri rendah,dan tidak ada
siswa yang memiliki penerimaan diri sangat rendah. Dengan demikian secara umum
penerimaan diri siswa-siswi kelas X dan XI SMAK Sang Timur Yogyakarta
tergolong dalam kategori cukup. Artinya siwa-siswi tersebut memiliki penilaian diri
yang belum stabil sehingga kadang-kadang menilai diri baik, kadang-kadang menilai
diri buruk. Penilaian diri yang belum stabil ini mempengaruhi penerimaan diri
mereka.Berdasarkan hasil penelitian tersebut disusunlah topik-topik bimbingan
klasikal untuk meningkatkan penerimaan diri siswa-siswi kelas X dan XI SMAK
Sang Timur Yogyakarta tahun pelajaran 2009/2010. Topik-topik bimbingan tersebut
adalah “Membuka Diri”, “Percaya Diri”, “Mengerti dan Menerima Diri Apa
Adanya”, “Saran dan Kritik dapat Membangun Kepribadianku”, “Siapakah Aku?”,
dan “Realisasi Pelajar yang Bertanggung Jawab”.
ABSTRACT
THE DESCRIPTION OF SELF-ACCEPTANCE OF TENTH AND
ELEVENTH GRADERS OF SANG TIMUR CATHOLIC SENIOR HIGH
SCHOOL STUDENTS ACADEMIC YEAR 2009/2010 AND ITS
IMPLICATION TO CLASSICAL GUIDANCE TOPICS
Rose Endah Cahyaningrum
Universitas Sanata Dharma, 2010
This research is aimed to describe the self-acceptance of tenth and eleventh
graders of Sang Timur Catholic Senior High School. There were some problems in
this research (1) What is level self-acceptance of the tenth and eleventh graders of
Sang Timur Catholic Senior High School? (2) What is the most appropriate
guidance topic to develop the self-acceptance of tenth and eleventh graders of Sang
Timur Catholic Senior High School?This research is a descriptive research with survey method. The data is
collected by using the self-acceptance questionnaire wich arranged by the writer and
being consulted by the guidance lecturer ang counselor teacher of Sang Timur
Catholic Senior High School. This research subject is all of the tenth and eleventh
graders of Sang Timur Chatolic Senior High School.The research’s result show students have very high self acceptance is 5,7%,
students have high self-acceptance is 38,6%, students have average self-acceptance
is 48,6%, students have low self-acceptance is 7,1%, and students have very low
self-acceptance is 0%. The self-acceptance of tenth and eleventh graders of Sang
Timur Catholic Senior High School is average. It means the students have unstable
self evaluation, sometimes are able to accept themselves and sometimes refuse the
fact.Based on the research’s result show, the writer arranged classical guidance
topics to increase the self-acceptance of tenth and eleventh graders of Sang Timur
Catholic Senior High School. The topics are, ”Open Up Your Self”, “Confident”,
”Understand and Accept Themselves”, ”Critic and Suggestions Can Build My
Personality”, “Who Am I?”, and “The Realizationof Responsible Student”.KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan atas kelimpahan kasih Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Penulisan skripsi ini tidak
dapat berjalan tanpa bantuan banyak pihak. Penulis merasakan dukungan berupa
sumbangan pikiran maupun saran, dan juga bantuan materiil. Semuanya ini menjadi
dorongan bagi penulis untuk berjuang menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu,
pada kesempatan ini penulis hendak menyampaikan penghargaan dan ucapa
terimakasih yang tulus kepada:
1. Dr. MM. Sri Hastuti, Msi sebagai Kepala Program Studi Bimbingan dan
Konseling yang telah mendukung dengan memberikan izin dalam pembuatan skripsi ini.2. A. Setyandari, S.Pd., S.Psi., Psi.,M.A. sebagai pembimbing yang dengan penuh kerelaan mengoreksi, membimbing, dan mengarahkan penulis dari awal hingga selesainya penulisan skripsi ini.
3. R.H.Dj. Sinurat, M. A. selaku dosen tamu yang ikut memberikan masukan
positif demi penyempurnaan skripsi ini.
4. Br. Triyana, SJ selaku dosen tamu yang juga ikut memberikan masukan positif
demi penyempurnaan skripsi ini.
5. Dra. Th. Retno Hastuti, selaku kepala sekolah SMAK Sang Timur Yogyakarta
yang bersedia memberikan ijin untuk mengadakan penelitian di SMAK Sang Timur Yogyakarta.
6. Ibu MC. Lasmini, BA selaku koordinator BK yang telah memberikan
7. Siswa-siswi kelas X dan XI SMAK Sang Timur Yogyakarta yang telah bersedia membantu penulis selama mengadakan penelitian.
8. Orang tuaku yang telah melahirkanku dan mendidikku dengan cintanya. Kakak
dan adikku, Dhany Wahyu Sejati dan Ririe Winda Ayu Bernastie yang selalu
memberiku semangat untuk segera menyelesaikan skripsi ini.9. Dody Nur Hantoro, terimakasih atas cinta, kesabaran dan semangat untuk menyelesaikan studi ku ini, aku selalu menyayangimu.
10. Sahabat terbaikku Meida Ardiana Putri, kita berjuang bersama, susah senang kita bersama.terimakasih atas dukunganmu untuk menyelesaikan skripsi ini bersama-sama.
11. Teman-teman BK’05 semuanya yang tidak bisa saya sebut satu per satu yang telah mendukungku dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca terutama bagi
mereka yang peduli terhadap perkembangan penerimaan diri para remaja pada umumnya.Yogyakarta,
14 Oktober 2010 Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL Halaman
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ iii HALAMAN PERSEMBAHAN.................................................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA......................................................... v PERNYATAAN PUBLIKASI........................................................................ vi ABSTRAK...................................................................................................... vii ABSTRACT................................................................................................... viii KATA PENGANTAR..................................................................................... ix DAFTAR ISI.................................................................................................. . xi DAFTAR TABEL........................................................................................ xiv DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. xv BAB I. PENDAHULUAN.............................................................................1 A. Latar Belakang............................................................................
1 B. Perumusan Masalah....................................................................
4 C. Tujuan Penelitian........................................................................
5 D. Manfaat Penelitian......................................................................
5 E. Definisi Operasional......................................................................
5 BAB II. KAJIAN PUSTAKA...........................................................................
7 A. Penerimaan Diri..............................................................................
7
1. Pengertian Penerimaan Diri.......................................................
7
2. Unsur-Unsur Penerimaan Diri...................................................
8
3. Cara Menentukan Penerimaan Orang Lain................................
13
4. Dampak Penerimaan Diri...........................................................
14 B. Remaja.............................................................................................
16
1. Pengertian Remaja......................................................................
16
2. Karakteristik Masa Remaja.........................................................
16
3. TugasPerkembangan Remaja .....................................................
20 C. Remaja dan Penerimaan Diri...........................................................
21 D. Bimbingan Klasikal........................................................................
22
1. Pengertian Bimbbingan Klasikal................................................
22
2. Tujuan Bimbingan......................................................................
23 E. Peranan Bimbingan.........................................................................
24 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN.........................................................
25 A. Jenis Penelitian...............................................................................
25 B. Subjek Penelitian.............................................................................
25 C. Instrumen Penelitian........................................................................
26
1. Jenis Alat ukur............................................................................
26
2. Format Pernyataan......................................................................
29
3. Penentuan Skor...........................................................................
29
4. Validitas..................................................................................... 30
5. Reliabilitas ..................................................................................
32 D. Prosedur Pengumpulan Data.............................................................
34 E. Teknik Analisa Data..........................................................................
36
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN....................................
38 A. Hasil penelitian.................................................................................. 38
B. Pembahasan.......................................................................................
39 BAB V. TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL YANG RELEVAN DENGAN DESKRIPSI PENERIMAAN DIRI SISWA-SISWI SMAK SANG TIMUR
TAHUN AJARAN 2009/2010........................................................................... 45
BAB VI. PENUTUP............................................................................................49 A. Kesimpulan.......................................................................................
49 B. Saran-saran........................................................................................
49 DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 51 LAMPIRAN.......................................................................................................... 53
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Rincian Siswa-Siswi Kelas X dan XI................................... 26
Tabel 2 : Kisi-Kisi Kuesioner Penerimaan Diri................................... 27
Tabel 3 : Rincian Item yang Gugur..................................................... 31
Tabel 4 : Daftar Korelasi Reliabilitas................................................... 33
Tabel 5 : Jadwal Kegiatan Penelitian .................................................. 35
Tabel 6 : Daftar Klasifikasi Penerimaan Diri berdasarkan PAP tipe 1.. 37
Tabel 7 : Usulan Topik-topik Bimbingan Klasikal .............................. 46
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Kuesioner Penerimaan Diri......................................................... 53
Lampiran 2 : Tabulasi Data Penelitian.............................................................. 57
Lampiran 3 : Hasil Analisis Uji Validitas Item................................................. 65
Lampiran 4 : Hasil Penghitungan Reliabilitas Kuesioner.................................. 67
Lampiran 5 : Surat Ijin Penelitian.....................................................................70 Lampiran 6 : Surat Permohonan Validasi Kuesioner........................................ 71
BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini akan dipaparkan Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, dan Definisi Operasional. A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa transisi atau peralihan dari masa anak-anak
menuju masa dewasa. Menurut Gunarsa (2004:196) usia remaja yaitu antara 13
tahun hingga 20 tahun. Pada masa ini remaja mengalami serangkaian perubahan
dan perkembangan baik dari dalam diri maupun dari luar diri remaja. Menurut
Hurlock (1980:207) ada empat perubahan pada masa remaja, yaitu meningginya
emosi yang intensitasnya tergantung pada perubahan tingkat perubahan fisik,
perubahan tubuh, minat, dan peran yang diharapkan oleh kelompok sosial yang
bagi remaja sulit untuk dihadapi. Sebenarnya pada masa anak-anak mereka pun
mengalami perubahan dan perkembangan, hanya saja perubahan yang terjadi pada
masa remaja bertambah pada psikoseksualitas dan emosionalitas yang
mempengaruhi perilaku remaja.Sebetulnya remaja tidak mempunyai tempat yang jelas. Mereka sudah tidak
termasuk anak-anak tetapi juga belum masuk golongan orang dewasa. Remaja ada
diantara anak-anak dan orang dewasa. Oleh karena itu remaja mengalami krisis
identitas. Ketika remaja menghadapi kebingungan Erikson (dalam Nurihsan:109)
mengatakan bahwa remaja tersebut sedang mengalami krisis identitas. Faktanya,
remaja bertanya tentang “siapakah saya?”. Mereka akan terus mencari tahu
tentang dirinya dengan cara bergaul dan mecoba hal-hal yang baru. Pada masa ini
remaja mudah dipengaruhi oleh lingkungan sosial mereka. Pengaruh tersebut bisa
positif bisa juga negatif, tergantung norma yang dikembangkan oleh lingkungan
sosial mereka. Apabila norma yang dikembangkan bertentangan dengan aturan
yang ada maka pengaruh yang diberikan kepada remaja negatif, tetapi jika norma
yang dikembangkan sesuai dengan aturan yang ada maka pengaruh yang
diberikan kepada remaja adalah positif.Pada masa ini sebenarnya remaja diharapkan mampu mengintegrasikan
suatu perasaan konsistensi dalam hidup mereka, serta menemukan identitas peran
mereka. Identitas peran ini sebenarnya gabungan dari motivasi, nilai, kemampuan
dan gaya remaja. Remaja yang merasa gagal atau tidak mampu memenuhi
identitas peran yang dibebankan, mereka akan memilih jalan pengembangan
identitas yang negatif. Terlebih bagi mereka yang merasa diabaikan oleh
komunitasnya mampu melakukan tindakan anarkis dengan berkelahi atau
menggunakan obat dan alkohol. Mereka menganggap perilaku itu lebih baik
daripada mereka ditolak oleh lingkungannya yang tidak mengakui keberadaannya
sebagai remaja.Sulitnya remaja menerima diri dapat menjadi hambatan dalam usaha
pemenuhan diri sehingga memungkinkan remaja mengalami kesulitan
berkembang menjadi manusia yang penuh. Pemenuhan diri pada dasarnya
merupakan proses menjadi diri sendiri sekaligus mengembangkan sifat serta
potensinya yang unik. Proses ini menjadi tidak mudah terutama bagi remaja yang
sering mengalami konflik penerimaan diri.Penerimaan diri menjadi hal yang penting bagi seorang remaja yang sedang
mengalami krisis identitas. Penerimaan diri menjadi dasar bagi remaja untuk
menyesuiakan diri dengan perubahan yang ada. Penerimaan diri juga dapat
membantu remaja untuk melihat kelebihan dan kekurangan yang mereka miliki.
Menemukan bahwa dirinya adalah unik dan berharga membuat remaja tidak perlu
takut menghapi setiap perubahan yang ada. Kesadaran mengetahui jalan yang
akan ditempuh dan keyakinan batin tentang pengakuan dirinya membuat remaja
merasa aman dengan dirinya dan merasa bahwa ia bermakna. Makna dari periode
ini sebenarnya usaha remaja untuk menyiapkan diri menjadi orang dewasa yang
diakui dan diterima masyarakat. Banyaknya remaja yang mengalami kesulitan
dalam penerimaan diri mendorong peneliti untuk mengadakan penelitian
mengenai penerimaan diri remaja. Remaja yang dipilih oleh peneliti adalah siswa- siswi kelas X dan XI SMAK Sang Timur Yogyakarta.Sekolah mengadakan berbagai kegiatan supaya siswa mencapai
perkembangan yang utuh dan optimal. Salah satu kegiatan yang diadakan oleh
sekolah adalah kegiatan bimbingan pribadi dan sosial. Kegiatan bimbingan
pribadi dan sosial ini merupakan suatu kegiatan bimbingan dimana siswa dibantu
menghadapi keadaan batinnya sendiri dan mengatasi berbagai pergumulan dalam
batinnya sendiri mengatur diri sendiri di bidang kerohanian, perawatan jasmani,
dan pengisisan waktu luang ( Winkel, 2004:118).Kegiatan bimbingan pribadi sosial memilki fungsi preventif dan fungsi developmental. Fungsi preventif yaitu membantu anak mengatasi persoalan yang memungkinakann menjurus ke penyimpangan perkembangan mental, sedangkan
fungsi developmental yaitu anak sebagai pribadi yang sudah mencapai
perkembangan baik keseimbangan emosi maupun keserasian kepribadian, agar
menjadi satu kesatuan kepribadian yang kuat (Gunarsa, 2002:33). Melalui ke duafungsi tersebut diharapkan siswa memiliki pengetahuan baru yang dapat
memperbaiki pola pikir yang lebih obyektif tentang dirinya sendiri dan mampu
menerima keadaan dirinya sendiri. Tujuan dari pelayanan bimbingan adalah
supaya individu mampu mengatur kehidupannya sendiri, menjamin
perkembangan dirinya seoptimal mungkin, mewujudkan semua potensi yang baikpada dirinya dan menyelesaikan tugas perkembangan yang dihadapi dalam
kehidupan ini dengan memuaskan (Winkel, 2004:65).B. Rumusan Masalah 1.
Bagaimanakah tingkat penerimaan diri siswa-siswi kelas X dan XI SMAK Sang Timur tahun pelajaran 2009/2010?
2. Topik Bimbingan klasikal apakah yang sesuai untuk meningkatkan
penerimaan diri siswa-siswi SMAK Sang Timur Yogyakarta tahun pelajaran
2009/2010?C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mendeskripsikan tingkat penerimaan diri siswa-siswi kelas X dan XI SMAK Sang Timur Yogyakarta tahun pelajaran 2009/2010.
2. Untuk mengetahui usulan topik-topik bimbingan klasikal yang sesuai untuk meningkatkan penerimaan diri siswa-siswi SMAK Sang Timur Yogyakarta tahun pelajaran 2009/2010.
D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat: 1. Bagi guru BK: Peneliti dapat memberikan informasi yang berguna bagi program BK dalam meningkatkan penerimaan diri para siswa dan siswi.
2. Bagi para siswa-siswi: Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi para siswa-siswi dalam membantu meningkatkan penerimaan diri.
3. Bagi peneliti lain: Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagi sumber inspirasi dan data apabila kelak ingin mengembangkan penelitian
E. Definisi Operasional
1. Penerimaan Diri Penerimaan diri adalah sikap individu untuk dapat menerima diri apa adanya, merasa nyaman dengan dirinya, tidak menyalahkan diri atas keterbatasan yang dimilikinya, mampu menerima pujian dan celaan secara objektif, memiliki keyakiann dalam menghadapi persoalan, menganggap diri berharaga sehingga mampu bersosialisasi dengan sesamanya.Dalam penelitian ini penerimaan diri diukur dengan menggunakan kuesioner penerimaan diri.
2. Siswa dan Siswi Kelas X dan XI SMAK Sang Timur Yogyakarta Tahun Pelajaran 2009/2010.
Siswa-siswi yang terdaftar aktif di SMAK Sang Timur Yogyakarta pada kelas X dan XI tahun pelajaran 2009/2010.
3. Bimbingan Klasikal Bimbingan klasikal adalah proses bimbingan yang diikuti oleh seluruh siswa dan dilakukan pada jam pelajaran yang telah ditentukan di kelas.
BAB II KAJIAN PUSTAKA Bab ini berisi tentang beberapa hal yang berhubungan dengan topik
penelitian yaitu Penerimaan Diri, Remaja, Remaja dan Penerimaan Diri, serta
Bimbingan Klasikal Penerimaan Diri1. Pengertian Penerimaan Diri
Penerimaan diri adalah kesadaran seseorang untuk memahami dan
menerima diri sebagaimana adanya. Seseorang yang menerima dirinya berarti
orang tersebut mengenali dimana dan bagaimana dirinya saat ini dan memiliki
keinginan untuk terus mengembangkan dirinya. Sartain (dalam Handayani,
1997:9). Sedangkan Rubin (dalam Rohmah, 1997:32),menyatakan bahwa
penerimaan diri adalah sikap yang mencerminkan rasa senang sehubungan dengan
kenyataan diri sendiri. Sikap tersebut merupakan perwujudan dari kepuasan
terhadap kualitas kemampuan diri yang nyata.Chaplin(1999:120) menyatakan bahwa penerimaan diri adalah sikap yang
pada dasarnya merasa puas dengan dirinya sendiri, kualitas dan bakat serta
pengetahuan dan keterbatasan-keterbatasan yang mereka miliki. Berbeda dengan
Hurlock (dalam Rohmah,1997:32) menyatakan bahwa penerimaan diri akan
menentukan sejauh mana keberhasilan idividu dalam membentuk tingkah laku
yang sesuai dengan nilai-nilai sosial yang melingkupi kehidupannya.Penerimaan diri adalah kesediaan individu untuk menerima diri, yang
mencakup keadaan fisik, sosial dan aktualisasi diri. Penerimaan diri mencakup
sikap percaya, yakin terhadap dri sendiri (Indah, 2002:2). Sependapat dengan
Indah, Sutadipura (1984:83) menyatakan bahwa penerimaan diri adalah sikap
yang tidak menunjukkan penyesalannya atas kehadirannya di dunia ini, menerima
hidupnya dengan gembira, bersikap positif, menghargai dan mensyukuri diri.Berdasarkan pendapat dari beberapa tokoh diatas penerimaan diri
merupakan sikap individu untuk dapat menerima diri apa adanya, merasa nyaman
dengan dirinya, tidak menyalahkan diri atas keterbatasan yang dimilikinya,
mampu menerima pujian dan celaan secara objektif, memiliki keyakiann dalam
menghadapi persoalan, menganggap diri berharaga sehingga mampu
bersosialisasi dengan sesamanya.2. Unsur-Unsur Penerimaan Diri
Sheerer Cronbach (Sutadipura, 1984:35) menjelaskan lebih lanjut mengenai unsur-unsur penerimaan diri yaitu:
a. Individu mempunyai keyakinan akan kemampuannya untuk menghadapi
persoalan.
Individu memiliki kepercayaan diri dan lebih memusatkan perhatian kepada
keberhasilan akan kemampuan dirinya dalam menyelesaikan masalah.
b. Individu menganggap dirinya berharga sebagai seorang manusia dan sederajat
dengan orang lain.
Individu ini memiliki keyakinan bahwa ia merasa sama dengan orang lain
yang memiliki kelebihan dan kekurangan dan merasa berguna bagi orang lain
sehingga ia tidak memiliki rasa rendah diri.c. Individu merasa nyaman dengan dirinya sehingga dapat menyesuaikan diri dengan baik dan tidak ada harapan untuk ditolak oleh orang lain.
d.
Individu memiliki orientasi keluar dirinya sehingga dapat bersosialisasi dan
menolong sesamanya. Individu tidak malu atau hanya memperhatikan dirinya
sendiri tetapi juga peduli terhadap kebutuhan orang lain.e.
Individu berani memikul tanggung jawab terhadap perilakunya.
Ini berarti individu memiliki keberanian untuk menghadapi dan menyelesaikan segala resiko yang timbul akibat perilakunya.
f.
Individu dapat menerima pujian atau celaan secara objektif.
Individu mau dengan terbuka menerima pujian, saran dan kritikan dari orang
lain untuk pengembangan kepribadiannya lebih lanjut.g.
Individu tidak menyalahkan diri atas keterbatasan yang dimilikinya ataupun
mengingkari kelebihannya.Individu memandang diri apa adanya dan bukan seperti apa yang diinginkannya. Individu juga dapat mengkompensasikan keterbatasannya
dengan memperbaiki dan meningkatkan karakter dirinya yang dianggap kuat
sehingga pengelolaan potensi dan keterbatasan dirinya dapat berjalan dengan
baik tanpa harus melarikan diri dari kenyataan yang ada.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Diri
Banyak faktor yang mempengaruhi penerimaan diri. Hurlock (1974:434) mengemukakan ada sembilan faktor yang mempengaruhi penerimaan diri, yaitu: a.
Adanya pemahaman tentang diri sendiri Pemahaman diri adalah persepsi tentang diri yang didasarkan pada
kenyataan, kebenaran dan kejujuran. Pemahaman diri akan beriringan dengan
penerimaan diri. Individu yang memahami dirinya dengan baik akan mempunyai
penerimaan diri yang baik pula, demikian sebaliknya Pemahaman diri adalah kesadaran individu akan kelebihan dankekurangan yang dimilikinya. Individu diharapkan dapat mengenali siapa dirinya
yang sebenarnya. Pengenalan diri individu mengandung pemahaman akan
perbedaan tentang diri yang ingin dimiliki dengan diri yang sebenarnya.b.
Adanya harapan yang realistik Individu yang memiliki harapan yang relistik akan memberikan sumbangan
yang besar pada kepuasan diri. Harapan individu akan menjadi realistik bila
harapan itu dibuat atas kemauannya sendiri dan orang tersebut memiliki
pemahaman diri akan kelebihan dan kekurangan yang ada pada dirinya dengan
cukup baik.c.
Bebas dari hambatan lingkungan Hambatan dari lingkungan seperti norma yang ditetapkan lingkungan
bertentangan dengan aturan yang ada dan hidup dalam suasana subsmisif (nrima)
dan sensitif (perasa) menjadikan individu sulit untuk dapat mengenali potensi
dirinya dan menerima dirinya. Sebaliknya apabila lingkungan mendukung
individu untuk mencapai keberhasilan sesuai dengan kemampuannya maka
kepuasan diri akan tercapai. Selanjutnya hal ini akan menimbulkan harapan yang
realistik d.Sikap-sikap anggota masyarakat yang menyenangkan Sikap anggota masyarakat akan membentuk sikap individu yang selanjutnya
individu akan mendapatkan pengalaman akan sikap lingkungan yang
menyenangkan sehingga diharapkan individu mempunyai penerimaan diri yang
baike. Tidak adanya tekanan emosional yang berat Tanpa kemunculan tekanan emosi yang berat individu dimungkinkan untuk
melakukan yang terbaik bagi dirinya dan menjadikannya bersikap yang
berorientasi pada dirinya maupun orang lain. Kondisi ini memunculkan evaluasi
dari lingkungan sosial yang menyenangkan sebagai dasar dari evaluasi dan
penerimaan diri yang baik.Individu yang mengalami gangguan emosi yang berat memiliki rasa takut
yang dibesar-besarkan dan cenderung menentukan tingkat aspirasi yang tinggi
atau rendah tetapi sifatnya tidak realistis, sedangkan individu yang memiliki
penyesuaian emosi dengan baik dapat memelihara keseimbangan antara harapan
dan realitas sehingga individu akan bercita-cita lebih realistis yang akan
membantu individu dapat menerima diri (Gunarsa, 1986:210)f. Pengaruh keberhasilan yang dialami baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
Keberhasilan yang dialami individu akan dapat menimbulkan penerimaan
diri dan sebaliknya kegagalan yang dialami individu akan dapat mengakibatkan
adanya penolakan diri. Individu yang sangat puas terhadap keberhasilannya akan
bangga, tertarik pada hal-hal dan orang lain di luar dirinya serta bersikap ramah.
Keberhasilan juga akan menimbulkan kepuasan. Ada tiga (3) faktor yang
menentukan kepuasan individu karena keberhasilan, yaitu: bagaimana sikap orang
yang berarti baginya, nilai bagi dirinya terhadap kegiatan tersebut, reputasinya
yang berhubungan dengan kegiatan tersebut. Sedangkan kegagalan yang tidak
mau diakuinya, membuat individu tidak akan mengakui keterbatasan dirinya dan
ia yakin keberhasilannya terhalang oleh seseorang (menyalahkan orang lain atas
kegagalan yang dialaminya) sehingga akan menghambat penerimaan dirinya
(Gunarsa, 1986:258).g.
Identifikasi dengan orang yang memiliki penyesuaian diri yang baik Individu yang melakukan identifikasi terhadap orang-orang yang
mempunyai penyesuaian diri yang baik akan membuatnya berkeinginan untuk
mengembangkan sikap-sikap yang positif dalam kehidupan dan berperilaku yang
memberikan penilaian diri yang dapat diterima. Selanjutnya hal ini akan
menimbulkan penerimaan diri yang baik pula.h. Adanya perspektif diri yang luas Individu yang dapat melihat dirinya sendiri sebagaimana orang lain melihat akan membawa pada terbentuknya penerimaan diri. i.
Konsep diri yang stabil Individu yang memiliki konsep diri yang stabil, berarti dapat melihat dirinya
sendiri dengan cara yang sama pada hamper setiap saat. Konsep diri yang stabil
akan menjadikan individu dapat menunjukkan penerimaan diri. Konsep diri yang
tidak stabil kadang-kadang baik, kadang-kadang tidak, akan gagal dalam
memberikan gambaran diri individu secara baik dan jelas.4. Cara menentukan diri kita dapat diterima orang lain Ada beberapa cara dimana kita dapat menentukan diri kita untuk dapat diterima oleh orang lain. Menurut Supratiknya (1995:87) ada 5 cara, yaitu: a.
Reflected Self-Acceptance Jika orang lain menyukai diri kita maka kita akan cenderung untuk menyukai diri kita juga.
b.
Basic Self-Acceptance Perasaan yakin bahwa dirinya tetap dicintai dan diakui oleh orang lain
walaupun ia tidak mencapai patokan yang diciptakan oleh orang lain terhadap
dirinya.c.
Conditional Self-Acceptance Penerimaan diri yang berdasarkan pada seberapa baik seseorang memenuhi tuntutan dan harapan orang lain terhadapnya.
d.
Self Evaluation Penilaian individu tentang seberapa positifnya berbagai atribut yang
dimilikinya dibandingkan dengan berbagai atribut yang dimiliki oleh orang lain
yang sebaya dengannya.e.
Real Ideal Comparation
Derajat kesesuaian antara pandangan seseorang mengenai diri yang
sebenarnya dan diri yang diciptakan yang membentuk rasa berharga terhadap
dirinya sendiri.5. Dampak penerimaan diri
Hurlock (1974:436) menjelaskan bahwa semakin baik seseorang dapat
menerima dirinya maka akan semakin baik pula penyesuaian diri dan sosialnya.
Ada dua kategori dampak dari penerimaan diri yaitu: a.
Dalam penyesuaian diri Orang yang memiliki penyesuaian diri, mampu mengenali kelebihan dan
kekurangannya. Salah satu karakteristik dari orang yang memiliki penyesuaian
diri yang baik adalah lebih mengenali kelebihan dan kekurangannya. Selain itu
juga lebih dapat menerima kritik, dibandingkan dengan orang yang kurang dapat
menerima dirinya. Dengan demikian orang yang memiliki penerimaan diri dapat
mengevaluasi dirinya secara realistik, sehingga dapat menggunakan semua
potensinya secara efektif. Individu yang memiliki anggapan realistik terhadap
dirinya akan bersikap jujur dan tidak berpura-pura.b. Dalam penyesuaian sosial Penerimaan diri biasanya disertai dengan adanya penerimaan dari orang lain.
Orang yang memiliki penerimaan diri akan merasa aman untuk memberikan
perhatiannya kepada orang lain. Dengan demikian orang yang memiliki
penerimaan diri dapat mengadakan penyesuaian sosial yang lebih baik
dibandingkan dengan orang yang merasa rendah diri yang cenderung bersikap self
atau berorientasi pada diri sendiri. orientedPenerimaan diri berkaitan erat dengan konsep diri dan kepribadian yang
positif. Orang yang memiliki penerimaan diri yang baik maka dapat dikatakan
memiliki konsep diri yang baik pula, karena selalu mengacu pada gambaran diri
yang ideal, sehingga indvidu dapat menerima gambaran dirinya yang sesuai
dengan realitas.Sependapat dengan Desmita (Santrock, 2004:165) yang menyatakan bahwa
konsep diri mempunyai hubungan dengan harga diri. Harga diri merupakan
evaluasi individu terhadap dirinya secara positif atau negatif. Evaluasi individu
tersebut terlihat dari penghargaan individu terhadap dirinya. Individu yang
memiliki harga diri positif akan menerima dan menghargai dirinya sendiri dan
tidak menyalahkan dirinya atas kekurangan dirinya. Sebaliknya individu yang
memiliki harga diri negatif merasa dirinya tidak berguna, tidak berharga dan
selalu menyalahkan dirinya tasa ketidak sempurnaan dirinya. Ia cenderung tidak
dapat melakukan setiap tugas dan tidak yakin dengan ide yang dimilikinya.A. Remaja
1. Pengertian Remaja Piaget (Hurlock, 1996:205) mendefinisikan masa remaja merupakan masa
dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa dalam tingkatan hak
yang sama. Gunarsa (1978:17) berpendapat bahwa Masa remaja adalah masa
peralihan dari masa anak-anak menuju masa dewasa. Dan masa remaja
merupakan masa persiapan memasuki masa dewasa.Rifai (1984:1) menambahkan bahwa masa remaja disebut juga masa
physiological learning dan soscial learning. Hal ini berarti bahwa remaja sedang
mengalami proses pematangan fisik dan sosial. Dalam pematangan fisik, remaja
mengalami proses perubahan struktur dan atau fungsi jasmaniah yang mengarah
pada kedewasaan fisik. Sedangkan dalam pematangan sosial, remaja menghadapi
proses belajar mengadakan penyesuaian diri atau adjustment pada kehidupan
sosial orang dewasa secara tepat. Hal ini berarti bahwa remaja harus belajar pola-
pola tingkah laku sosial yang dilakukan orang dewasa dalam lingkungan
kebudayaan pada masyarakat dimana mereka hidup.2. Karakteristik Masa Remaja Menurut Hurlock (1996:207) masa remaja memiliki karakteristik tertentu
yang membedakannya dengan periode sebelum dan sesudahnya. Karakteristik
tersebut di jelaskan sebagai berikut.a. Masa remaja sebagai periode yang penting.
kepentingannya berbeda-beda. Pada periode remaja yang penting adalah karena
akibat fisik dan psikologisnya. Perkembangan fisik dan mental yang sangat cepat,
menimbulkan perlunya penyesuaian mental dan perlunya membentuk sikap, nilai
dan minat baru.b. Masa remaja sebagai periode peralihan.
Pada setiap periode peralihan, status individu tidak jelas dan terdapat
keraguan akan peran yang harus dilakukan. Pada masa tersebut, remaja bukan lagi
seorang anak dan juga bukan seorang dewasa. Status remaja yang tidak jelas ini
juga menguntungkan karena status memberi waktu kepada remaja untuk mencoba
gaya hidup yang berbeda dan menentukan pola perilaku, nilai dan sifat yang
paling sesuai bagi dirinya.c. Masa remaja sebagai periode perubahan.