DESKRIPSI AKTUALISASI DIRI SISWA-SISWA KELAS XI SMK MIKAEL SOLO TAHUN PELAJARAN 20092010 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL
DESKRIPSI AKTUALISASI DIRI SISWA-SISWA KELAS XI SMK MIKAEL SOLO TAHUN PELAJARAN 2009/2010 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL Disusun Oleh: Meida Ardiana Putri NIM: 051114021 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2010
PERSEMBAHAN
“Sabar terhadap rencana Tuhan adalah pengharapan.
Sabar terhadap diri sendiri adalah iman.
Sabar terhadap sesama itulah kasih.
Terkadang hidup memberi 100 alasan untuk menangis
Tapi...Tuhan memberi 1000 alasan untuk tersenyum tiap hari dengan kasih dan
suka cita-Nya.” Kasih itu sederhana Sesederhana kita saat mampu
Tersenyum walaupun kita menderita Sesederhana saat kita mampu Memberi maaf walaupun kita terluka
Karya yang sederhana ini saya persembahkan kepada orang-orang yang terkasih,
yaitu:1. Bapak Sardi dan Ibu Yustina Yuli Wartini Yang telah membesarkan, mendidik dan merawat saya dengan cinta kasih yang luar biasa sampai saat ini. Terima kasih atas pengorbanan dan ketulusan cinta yang bapak dan ibu berikan serta doa yang tak pernah putus untuk saya.
2. Prigata Ardian Saputra dan Prita Dewi Ardian Tari terima kasih atas dukungan kalian serta perhatian yang kalian berikan. Kalian adalah adik- adik yang luar biasa tak pernah jemu untuk mendoakan saya dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Bapak Pollo Haryoko dan Ibu Yulia serta Stefani Sera Marcellina. Terima kasih atas bantuan yang diberikan dalam mendukung pembuatan skripsi ini hingga selesai.
4. Susteran FcJ Soropadan. Terima kasih atas semua bantuan, perhatian dan
ABSTRAK
DESKRIPSI AKTUALISASI DIRI SISWA-SISWA KELAS XI
SMK MIKAEL SOLO TAHUN PELAJARAN 2009/2010
DAN IMPLIKASINYA TERHADAP TOPIK-TOPIK BIMBINGAN
KLASIKAL
Meida Ardiana Putri
Universitas Sanata Dharma, 2010
Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang aktualisasi diri siswa-siswa kelas XI SMK Mikael Solo tahun pelajaran 2009/2010 dan implikasinya terhadap topik-topik bimbingan klasikal. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode survei. Subyek penelitian adalah para siswa kelas XI SMK Mikael Solo tahun pelajaran 2009/2010. Jumlah subyek penelitian adalah 147 orang.
Instrumen penelitian berbentuk kuesioner yang disusun sendiri oleh penulis dan dikonsultasikan dengan dosen dan guru BK SMK Mikael Solo. Kuesioner yang disusun terdiri dari 44 item berdasarkan 5 aspek-aspek aktualisasi diri menurut Carl Rogers, yaitu: (1) keterbukaan pada pengalaman, (2) kehidupan eksistensial, (3) kepercayaan terhadap organisme orang sendiri, (4) perasaan bebas, (5) kreatifitas, spontanitas, dan humor. Pengukuran validitas menggunakan judgement ahli dan pengukuran reliabilitas menggunakan program SPSS dan teknik analisis data yang digunakan adalah kategori aktualisasi diri berdasarkan Penilaian Acuan Patokan (PAP) tipe I. Kategori aktualisasi diri digolongkan menjadi lima, yaitu: “Sangat Tinggi”, “Tinggi”, “Cukup”, “Rendah”, “Sangat Rendah”.
Hasil penelitian secara umum menunjukkan bahwa aktualisasi diri siswa-siswa kelas XI SMK Mikael Solo tahun pelajaran 2009/2010 tergolong dalam kategori tinggi. Diketahui siswa yang memiliki aktualisasi diri “sangat tinggi” 17 orang (12%), “tinggi” 81 orang (55%), “cukup” 43 orang (29%), “rendah” 6 orang (4%), dan tidak ada siswa yang memiliki aktualisasi diri yang sangat rendah. Sedangkan hasil penelitian berdasarkan tiap aspeknya menunjukkan bahwa ada 1 aspek dengan jumlah total skor tertinggi dan ada 2 aspek yang memiliki jumlah skor total terendah. Aspek tertinggi memiliki jumlah skor total 547, yaitu aspek perasaan bebas dan 2 aspek terendah memiliki jumlah skor total 376 dan 370, yaitu aspek kepercayaan terhadap organisme orang sendiri dan kreatifitas, spontanitas, humor.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut disusunlah topik-topik bimbingan klasikal untuk meningkatkan aktualisasi diri siswa-siswa kelas XI SMK Mikael Solo tahun pelajaran 2009/2010. Topik-topik bimbingan tersebut adalah “Aku dan Diriku”, “Aku Percaya Diri”, “Kerjasama”, “Aku dan Dirinya”, “Bagaimana Perasaanku hari ini?”, “Bakatku”, “Aku dan Kamu unik”, “Diriku itu?”, dan “Kreativitas”.
ABSTRACT
THE DESCRIPTION OF SELF ACTUALIZATION OF GRADE XI
STUDENTS
IN SMK MIKAEL SOLO IN 2009/2010A ACADEMIC YEAR
AND ITS IMPLICATION TO CLASICAL GUIDANCE TOPICS
Meida Ardiana Putri
Universitas Sanata Dharma, 2010
The goal of this research is to get a view about self -actualization of grade eleven students in SMK Michael (St. Michael Vocational School) in 2009/2010 academic year and its implication to class room guidance topics. This is a descriptive research using survey method. The subjects of this research are grade eleven students of SMK. St. Michael Solo in 2009/2010 academic year.. There are 147 research subjects.
The research tool is in a form of questionnaire composed by the researcher and consulted with lecture and the guidance counselor in SMK St. Michael Solo. The questionnaire consists of forty four items based on five self-actualization aspects by Carl Rogers, namely: (1) openness to experiences, (2) existential life, (3) self confidence (4) indifference, (5) creativity, spontaneity, dan humor. Validity and reliability were accessed by using SSPS program. Data analysis technique used here was self actualization category based on PAP type. There are five categories of self actualization, namely: “Very high”, “High”, “Average”, “Low”, “Very Low”.
The research result in general shows that self- actualization of grade XI students in SMK St. Michael Solo in 2009/2010 academic is considered as HIGH. There are 17 students with “very high” self actualization, 81 students (55%) with “high‟ self actualization, 43 students with “average‟ salf-actualization, 6 students with “low” self actualization, and there are no students with “very low” self actualization. The research result based on each aspect shows that there is one aspect with highest total score and two aspect with lowest total score. The highest aspect, that has total score 547, is indifferent aspect and two lowest aspects that has score 376 and 370 are self confidence and creativity, spontaneity, and humor.
Based on the result, the research has set some classical guidance topics to improve students self actualization. Those guidance topics are “Me and Myself”, Work with other”, “I‟m confident”, “Me and Other”, How‟s my Feeling Today?” “My Talent” „You and I are unique”, “Who am I?”and “Creativity”
KATA PENGANTAR
Syukur penulis haturkan kepada Tuhan sumber cinta kasih dan
pengharapan yang telah melimpahkan rahmatnya selama penyusunan hingga
terselesaikannya skripsi ini. Skripsi ini disusun berkat bantuan, dukungan, dan
perhatian dari berbagai pihak yang memberikan masukan-masukan yang berharga
bagi penulis.oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:1. Dr. MM. Sri Hastuti, M.si sebagai Kepala Program Studi Bimbingan dan Konseling yang telah mendukung dengan memberikan izin dalam pembuatan skripsi ini.
2. A. Setyandari, S.Pd.,S.Psi.,Psi.,M.A sebagai pembimbing yang senantiasa memberikan petunjuk dengan sabar untuk membimbing dan mengarahkan dalam penyusunan skripsi ini.
3. Keluarga besar SMK Mikael Solo, Rm. Tibortius. Agus Sriyono, SJ., M.A. selaku kepala sekolah, Fr. Mahatma, SJ., selaku sub pamong, Paulus Widyawan W, S.S., selaku koordinator BK yang telah memberikan ijin tempat untuk melaksanakan penelitian ini.
4. Ibu Made dan Bapak Margono selaku guru BK yang membantu menyebarkan kuesioner sehingga penelitian ini berjalan dengan lancar.
5. Siswa-siswa kelas XI SMK Mikael Solo tahun pelajaran 2009/2010 atas bantuan dan kerjasamanya yang sangat baik saat pelaksanaan penelitian sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
6. Kedua orang tua saya yang senantiasa dengan sabar mendampingi dan terima kasih atas penghiburannya disaat kejenuhan membuat skripsi ini. Terima kasih atas segala doa dari keluarga.
7. Keluarga besar Jumadi Joyo Sumarto, Budhe Milah dan Pakde Suhar,
Budhe Riah dan Pakde Trimo, serta Bulek Yekti dan Oom Happy yang selalu senantiasa membantu baik material maupun spiritual dalam menyelesaikan skripsi ini. Para sepupu Mas Hari, Mbak Sari, Mas Antok, Mas Yudo, Mas Tinus, dan Dek Zita terima kasih atas dukungan yang diberikan serta perhatiannya.8. Para suster-suster FCJ; Sr. Margaret, Sr. Clare, Sr. Irene, Sr. Inez, Sr.
Hartini, Sr. Dewi, dan Sr. Herlina yang selalu membimbing, mendampingi, dan senantiasa membantu untuk menyelesaikan skripsi ini.
9. Bapak Pollo Haryoko dan Ibu Yulianingsih yang sangat murah hati selalu
membantu saya untuk menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih atas perhatian dan doa yang bapak dan ibu berikan.
10. Adik saya yang terkasih Stefani Sera Marcellina yang senantiasa
mendukung dan mendampingi saya menyelesaikan skripsi ini. Sahabat- sahabat saya Selvister Lucky dan Yohanes Sapto Prabowo untuk kebersamaan, perhatian dan dukungan disaat pembuatan skripsi ini.
11. Sahabat tercinta saya Rose Endah Cahyaningrum yang senantiasa
menemani dan bekerjasama dalam menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih atas penguatan yang selalu diberikan dan cinta kasih yang dicurahkan dengan berjuang bersama menyelesaikan skripsi ini.
12. Maria Nainggolan yang sudah dengan sabar membantu memasukan data-
data penelitian dan menemani untuk mengolah data.
13. Saudara-saudara saya ifo, Bu Magda, Pak Gun, Dian, Mbak Anna, Mbak
Ayu, Mas Adven, Kak Sepri, Rm. Koko, Kak Sanggo, dan Ika yang selalu memberikan dukungan, doa dan perhatian untuk menyelesaikan skripsi ini.
14. Teman saya Unyit dan Mas Bayu yang selalu membantu untuk
menyelesaikan skripsi ini dengan memberi referensi buku dan memberi saran terhadap skripsi ini.
15. Wichan yang selalu bersedia direpotin di saat genting dengan boleh
ngeprint gratis dan meminta kertas gratis.
16. Teman-teman Bk angkatan 2005 yang senantiasa memberikan dukungan
dan persahabatan.DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN.......................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING................................................ iii
HALAMAN PERSEMBAHAN........................................................................ iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA............................................................ v
PENYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI................................................ vi
ABSTRAK........................................................................................................ vii
ABSTRACT ........................................................................................................ viii
KATA PENGANTAR....................................................................................... ix
DAFTAR ISI..................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL............................................................................................. xv
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xvi
BAB I. PENDAHULUAN................................................................................1 A. Latar Belakang......................................................................................
1 B. Perumusan Masalah............................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian................................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian................................................................................. 6
E. Definisi Operasional.............................................................................. 6 BAB II. KAJIAN PUSTAKA...........................................................................
8 A. Aktualisasi Diri.....................................................................................
8
1. Pengertian aktualisasi diri ...............................................................
8
3. Aspek-aspek aktualisasi diri............................................................. 13 4. 3 hal yang mempengaruhi aktualisasi diri........................................ 16 B. Remaja.................................................................................................. 18
28
BAB V. TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL YANG RELEVAN
36 B. Pembahasan......................................................................................... 36
36 A. Hasil penelitian...................................................................................
34 BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...............................
33 E. Teknik Analisa Data...........................................................................
32 D. Prosedur Pengumpulan Data...............................................................
4. Validitas.......................................................................................... 29
5. Reliabilitas......................................................................................
28
3. Penentuan Skor...............................................................................
1. Pengertian remaja............................................................................. 18
25
2. Format Pernyataan..........................................................................
25
1. Jenis Alat ukur................................................................................
24 C. Instrumen Penelitian...........................................................................
24 A. Jenis Penelitian.................................................................................... 24 B. Subjek Penelitian................................................................................
C. Bimbingan dan Konseling SMK Mikael Solo...................................... 22 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN......................................................
3. Ciri-ciri masa remaja........................................................................ 20
2. Tugas perkembangan remaja............................................................ 19
48
KELAS XI SMK MIKAEL SOLO TAHUN PELAJARAN 2009/2010.....................................................................................
BAB VI. PENUTUP.......................................................................................
53 A. Kesimpulan.........................................................................................
55 B. Saran-saran..........................................................................................
55 DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................
58 LAMPIRAN....................................................................................................
61
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Rincian siswa-siswa kelas XI.....................................................25 Tabel 2 : Kisi-kisi kuesioner......................................................................
26 Tabel 3 : Rincian item gugur.....................................................................
30 Tabel 4 : Daftar korelasi reliabilitas..........................................................
31 Tabel 5 : Jadwal kegiatan penelitian.........................................................
32 Tabel 6 : Daftar klasifikasi........................................................................
33 Tabel 7 : Rekapitulasi butir terendah ........................................................
34
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Kuesioner.............................................................................54 Lampiran 2 : Nama profesional judgement...............................................
59 Lampiran 3 : Correlations..........................................................................
60 Lampiran 4 : Hasil analisis validitas..........................................................
61 Lampiran 5 : Tabulasi data........................................................................
63 Lampiran 6 : Surat judgement ahli............................................................
67 Lampiran 7 : Surat penelitian....................................................................
68 Lampiran 8 : Data siswa............................................................................
69
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memiliki kepribadian yang sehat merupakan harapan semua orang. Kepribadian yang sehat merupakan cara seseorang untuk memahami dan
mengenali dirinya sendiri sesuai dengan keadaan dan realita yang ada
(Alwisol, 2006:317). Menurut Alwisol (2006:322) kunci utama untuk
memiliki kepribadian yang sehat adalah memahami keadaan diri sendiri.
Kepribadian yang sehat dimiliki orang yang rasional dan sadar tidak dikontrol
oleh masa lampu (Schultz, 1991:43). Rogers mengemukakan cara
memandang dirinya sesuai dengan masa sekarang atau keadaan dirinya yang
sekarang bagi kepribadian yang sehat jauh lebih penting dari pada masa
lampau. Pengalaman masa lampau hanya membantu seseorang untuk
memandang dirinya pada masa sekarang (Schultz, 1991:43). Rogers percaya
bahwa apa yang ada pada realita sekarang merupakan kepribadian yang unik
bagi setiap orang (Schultz, 1991:44).Rogers mengemukakan bahwa kepribadian yang sehat bukan
merupakan suatu keadaan dari yang ada, melainkan suatu proses, yaitu suatu
arah bukan tujuan (Schultz, 1991:50). Sebuah proses, membentuk kepribadian
yang sehat, yaitu melalui rentangan-rentangan waktu dalam menjalani
kehidupan. Dengan demikian melalui proses seseorang dapat berkembang dan
kepribadian yang sehat yaitu seseorang yang mengalami perkembangan dan
pertumbuhan. Perkembangan dan pertumbuhan tiap orang akan tampak, salah
satunya jika orang tersebut mengalami proses pemenuhan diri. Dalam proses
ini orang yang bersangkutan akan menggunakan semua bakat atau potensi diri
untuk sesuatu yang bermanfaat. Dorongan akan kebutuhan pemenuhan diri itu
sendiri ada pada diri setiap orang sejak lahir (Schultz, 1991:45).Menurut Rogers, proses pemenuhan diri bukan merupakan suatu
kondisi yang selesai atau statis tapi berlangsung terus-menerus
(Schultz:1991:50). Proses yang terus menerus ini dimulai dengan tahap awal
yaitu penerimaan diri. Penerimaan diri merupakan kemampuan seseorang
untuk memandang dirinya apa adanya sesuai dengan realita (Robert,
1991:11). Kemampuan seseorang untuk memahami kelemahan dan kelebihan
dirinya sendiri. Sering terjadi, tahap awal ini tidak dilalui dengan baik
sehingga proses pemenuhan dirinya juga kurang optimal.Masa remaja merupakan masa transisi perkembangan antara
masa kanak-kanak dan masa dewasa (Olds, 2001:40). Transisi perkembangan
pada masa remaja berarti sebagian perkembangan kanak-kanak masih dialami
namun sebagian kematangan masa dewasa sudah dicapai (Hurlock, 1990:58).
Erikson (2001:129) mengemukakan bahwa masa remaja merupakan masa
pencarian identitas diri. Pencarian identitas merupakan proses untuk
mencapai pemenuhan diri. Proses tersebut berada dalam masa transisi ini.Namun, mengalami transisi dari usia kanak-kanak menuju usia dewasa
Remaja mulai diharapkan untuk mampu memenuhi kebutuhannya sendiri
tanpa terus bergantung dengan orang lain (Drajat, 959:34). Dalam tahap
perkembangan remaja, mereka diharapkan berani untuk bertanggung jawab
mengembangkan potensinya sehingga bermakna bagi orang lain. Remaja
yang sedang mengusahakan pemenuhan diri adalah orang yang bebas untuk
mengembangkan seluruh potensinya menjadi manusia yang berkembang
seutuhnya, tidak hanya dalam hubungannya dengan diri sendiri, namun
sesama dan Tuhan serta mencakup berbagai segi, intelektualitas, moralitas,
sosial maupun religiositas Sulitnya remaja menerima diri dapat menjadi hambatan dalam usahapemenuhan diri sehingga memungkinkan remaja mengalami kesulitan untuk
berkembang menjadi manusia yang penuh. Pemenuhan diri itu sendiri pada
dasarnya merupakan proses menjadi diri sendiri sekaligus mengembangkan
sifat-sifat serta potensi-potensi psikologisnya yang unik. Proses pemenuhan
diri yang kemudian lebih dikenal dengan aktualisasi diri merupakan
perkembangan untuk menemukan jati diri dan tumbuhnya potensi yang ada
atau terpendam (Moi, 2003:5). Proses ini menjadi tidak mudah terutama bagi
kaum remaja yang sering mengalami konflik penerimaan diri. Kebutuhan
untuk diterima dan dinilai positif oleh orang lain merupakan kebutuhan yang
besar dalam diri remaja (Boeree, 2004:323). Remaja yang mengalami hal
tersebut sulit untuk mengenali potensinya sehingga akan sulit pula untuk
pemenuhan dirinya. Dalam hal ini, dukungan dari lingkungan dimana remaja
yang sudah dewasa akan memberi pengaruh dalam proses pemenuhan
dirinya. Latar belakang tersebut mendorong peneliti untuk mengadakan
penelitian mengenai proses pemenuhan diri yang dialami oleh anak remaja.
Remaja yang dipilih oleh peneliti adalah siswa-siswa kelas XI yang
bersekolah di SMK Mikael Solo. Selain itu peneliti juga memiliki asumsi
terhadap siswa-siswa SMK bahwa aktualisasi diri mereka adalah rendah.
Banyaknya waktu yang digunakan untuk berinteraksi dengan mesin daripada
manusia ini yang menimbulkan peneliti memiliki asumsi seperti diatas.Salah satu tujuan layanan bimbingan dan konseling di sekolah adalah
membantu perkembangan siswa secara optimal. Cirinya antara lain membantu
siswa supaya dapat mengenali keadaan diri sendiri serta mengarahkan siswa
untuk mampu menerima dirinya sehingga akhirnya dapat mengoptimalkan
potensi diri mereka. Sesuai dengan ide pokok yang dikemukakan dalam teori
Rogers bahwa seorang konselor dibutuhkan bagi orang yang
mengaktualisasikan diri yaitu orang yang memiliki kemampuan untuk
mengerti diri sendiri dan menangani masalah-masalah dalam dirinya sendiri.
Konselor berperan menciptakan kondisi agar mempermudah seseorang
mencapai aktualisasi diri. Dengan demikian, dalam proses ini peranan
bimbingan konseling akan membantu individu untuk mengambil keputusan
dan berani bertanggung jawab akan resiko yang dihadapinya nanti. Guru
pembimbing mengarahkan siswa remaja untuk memiliki kepribadian yang
sehat sehingga mereka tumbuh dan berkembang dengan baik. Maka peran
Melalui penelitian ini, peneliti juga terpanggil untuk membantu siswa-
siswa SMK Mikael dengan cara mensosialisasikan pentingnya menjadi
remaja yang berkepribadian sehat melalui proses aktualisasikan diri.
Sosialisasi ini akan dilakukan melalui pengarahan dan pemberian bimbingan
klasikal dengan topik-topik bimbingan yang sesuai dan bermanfaat bagi
siswa. Dengan sosialisasi ini, diharapkan hambatan siswa dalam proses
penerimaan dan pengembangan dirinya akan semakin berkurang sehingga
para siswa mampu mencapai pemenuhan diri secara optimal. Harapan dari
penelitian ini memaksimalkan potensi diri siswa-siswa SMK Mikael sehingga
mereka akan terbantu dan terarahkan untuk menjadi pribadi yang unggul
dalam 3C, competence, conscience, dan compassion, sesuai dengan visi misi
sekolah. Maka sangat penting bagi siswa-siswa SMK Mikael Solo untuk
mengaktualisasikan dirinya dengan demikian mereka akan menjadi pribadi
yang unggul memiliki nilai-nilai yang lebih dari dirinya.B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah aktualisasi diri siswa-siswa remaja kelas XI SMK
Mikhael Solo tahun pelajaran 2009/2010 menurut Carl Rogers?
2. Topik-topik bimbingan klasikal manakah yang sesuai untuk siswa- siswa kelas XI SMK Mikhael Solo tahun pelajaran 2009/2010 untuk
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui aktualisasi diri siswa-siswa kelas XI SMK Mikhael Solo tahun pelajaran 2009/2010 menurut Carl Rogers.
2. Memberikan usulan tentang topik-topik bimbingan klasikal yang cocok untuk meningkatkan aktualisasi diri siswa-siswa kelas XI SMK Mikhael Solo tahun pelajaran 2009/2010.
D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan guru pembimbing untuk mendapatkan informasi tentang aktualisasi diri siswa-siswa kelas XI di SMK Mikael Solo serta mendapatkan informasi topik-topik yang sesuai untuk mengarahkan siswa menuju aktualisasi diri.
E. Definisi Operasional
1. Aktualisasi diri adalah tingkat sejauh mana dimiliki sifat-sifat atau ciri-ciri kepribadian seperti yang dimaksudkan dalam item yang digunakan.
2. Siswa-siswa kelas XI SMK Mikael Solo tahun pelajaran 2009/2010 adalah siswa-siswa yang terdaftar sebagai siswa kelas XI SMK Mikael Solo pada tahun pelajaran 2009/2010.
3. Bimbingan klasikal adalah bimbingan yang diberikan pada siswa dengan jumlah lebih dari satu orang yang sifatnya preventif dan
cara, misalnya dibentuk kelompok diskusi, diberikan bimbingan
dengan topik tertentu dalam satu kesatuan kelas (Winkel, 1997:136)
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Aktualisasi Diri
1. Pengertian Aktualisasi Diri Aktualisasi diri merupakan proses untuk mewujudkan kepribadian, kemampuan, serta potensi unik seseorang agar terus bertumbuh serta berkembang. Aktualisasi diri dimulai dengan menerima diri apa adanya serta mampu menjadi bijaksana (Vallet,1991:16). Rogers mengatakan bahwa aktualisasi diri bukanlah suatu keadaan yang ada melainkan suatu proses yang berlangsung terus; tidak pernah selesai atau statis (Schultz,1991:50). Rogers mengartikan aktualisasi diri sebagai motivasi yang menyatu dalam hidup manusia, yang bertujuan mengembangkan seluruh potensinya sebaik mungkin (Boeree, 2004:318).
Orang yang memiliki kepribadian yang sehat salah satu caranya adalah mampu untuk mengaktualisasi diri yaitu semakin berkembang menjadi pribadi yang matang dengan memiliki kemampuan-kemampuan yang bertambah dan mencapai pemenuhan diri (Supratiknya, 1995:11).
Dengan mengaktualisasi diri akan menghindarkan seseorang dari gangguan neurosis sebab seseorang yang mengaktualisasikan diri akan memanfaatkan dan menggunakan bakat serta potensinya semaksimal mungkin sehingga akan mengalami perasaan-perasaan yang bahagia bagi
mengaktualisasikan diri setiap saat akan mengalami perasaan puas dan
bahagia (Schultz, 1991:50).Menurut Rogers orang yang beraktualisasi diri merupakan orang
yang berfungsi sepenuhnya. Dalam arti orang yang mampu menyelaraskan
pengalaman, kesadaran diri dan komunikasi (Lindzey,1993:128). Teori
Rogers menekan pada pengalaman individu dalam mencapai tingkat
pemenuhan diri. Dengan demikian semua pengalaman yang ada akan
melibatkan diri secara penuh dalam perkembangan hidupnya.Aktualisasi diri menurut Rogers adalah proses menjadi diri sendiri
dan mengembangkan sifat-sifat serta potensi-potensi psikologisnya yang
unik (Schultz, 1991:46). Untuk mencapai proses aktualisasi diri perlu
memiliki kemauan untuk merubah diri dari waktu ke waktu secara
bertanggung jawab dan memiliki motivasi yang jelas (Moi, 2004:15).
Terkadang seseorang mencapai proses aktualisasi bergantung pada
kebutuhan cinta yang didapatkan. Rogers menyebut kebutuhan cinta
tersebut dengan Positive regard (penghargaan positif). Positive regard
(penghargaan positif) merupakan suatu kebutuhan yang memaksa dimiliki
oleh semua manusia; pada setiap orang terdorong untuk mencari positive
regard . Saat seseorang tidak mendapatkan penghargaan yang positif maka
mereka akan mengalami kekecewaan dan akan mengorbankan aktualisasi
diri (Schultz, 1991:47). Keadaan ini dipicu karena adanya keadaan yang
dikondisikan sehingga dapat menyebabkan orang bekerja keras untuk
Kepribadian yang sehat merupakan penerimaan atau “penghargaan
positif tanpa syarat” (Schultz, 1991:49). Kecenderungan orang akan
memberikan penghargaan ketika kita berusaha patuh dan menunjukkan
kebaikan bukan karena memang kita memerlukan itu. Syarat-syarat itu
yang mengikat kita untuk berusaha mendapatkan penilaian dari orang lain
dan bukan karena aktualisasi yang ada dalam diri kita (Boeree,2004:324).
Adanya keseimbangan diri ideal dengan diri riil menurut Rogers
(Boeree,2004:325) akan menjauhkan kita dari neurosis dan pertahanan diri
serta mudah untuk mengaktualisasikan diri. Dalam mengaktualisasikan
diri kita harus terbebas dari sikap pertahanan diri. Sebab dengan
pertahanan diri kita akan menolak kenangan atau pengalaman-pengalaman
buruk yang ada dalam diri kita. Rogers (Boeree,2004:325)
mengungkapkan bahwa pertahanan diri adalah persepsi dari pengalaman
atau kenangan yang buruk.Alasan orang menolak untuk mengingat pengalaman buruk adalah
karena mereka merasa berada dalam situasi terancam. Misalnya, seorang
siswa yang merasa terancam oleh nilai ujian yang jelek akan menuduh cara
guru mengajar yang jelek atau soal-soalnya yang tidak sesuai. Siswa
tersebut memiliki persepsi bahwa nilai yang jelek akan dijauhi oleh teman-
teman. Persepsi ini yang membuat keadaa dirinya menjadi terancam,
sehingga ia melakukan pertahanan diri dengan melemparkan kesalahan
pada orang lain. Tanpa melihat realita yang terjadi bahwa ia dapat belajar
Memisahkan diri ideal dan diri riil akan menimbulkan rasa cemas.
Rasa cemas yang semakin meningkat akhirnya akan membuat seseorang
melakukan berbagai macam cara untuk bertahan. Dengan demikian akan
menyulitkan seseorang untuk mengaktualisasikan diri. Aktualisasi diri
merupakan suatu proses yang sukar dan kadang-kadang menyakitkan
(Schultz,1991:50). Aktualisasi diri merupakan suatu ujian terhadap semua
kemampuan seseorang untuk berani ada pada dirinya sendiri. Maka proses
aktualisasi terkadang merupakan hal yang menyakitkan sebab kita terjun
langsung pada pengalaman hidup kita secara mendalam meski pengalaman
yang pahit sekalipun. Mereka tidak bersembunyi dibelakang topeng-
topeng atau kedok dan berpura-pura menjadi sesuatu yang bukan dirinya
sendiri. Orang yang mengaktualisasikan diri setiap saat merasa dirinya
bahagia atau puas dan berarti bagi orang lain (Schultz,1991:51). Selain itu
orang yang mampu mengaktualisasikan dirinya tidak bersikap agresif.Maslow mengungkapkan bahwa orang yang mencapai aktualisasi
diri mampu menguasai segala faktor dalam hidupnya, sehingga dapat
menghindarkan tekanan-tekanan perasaan atau hal-hal yang membawa
frustasi (Koeswara,1986:230). Orang yang mengaktualisasikan diri lebih
menikmati hidup, bukan karena mereka bebas dari kesulitan dan
kesedihan, melainkan karena mereka lebih mampu mengambil manfaat
hidup dan lebih menghargai kehidupan.Maslow juga berpendapat bahwa kebutuhan manusia yang tertinggi
kebutuhan individu untuk mewujudkan dirinya sebagai apa yang ada
dalam kemampuannya atau kebutuhan individu untuk menjadi apa saja
menurut potensi yang dimilikinya (Schultz,1991:90).2. Ciri-ciri orang yang mengaktualisasikan diri Rogers mengemukakan ciri-ciri orang yang mengaktualisasikan diri sebagai berikut (Schultz,1991:51):
a. Terbuka dan fleksibel pada setiap pengalaman yang terjadi dalam hidupnya. Menerima setiap pengalaman yang terjadi dalam hidupnya baik suka maupun duka. Mampu mengambil hikmah dari setiap pengalaman yang terjadi.
b. Tidak bersikap defensif
c. Memiliki emosi yang positif
d. Memiliki kepribadian yang fleksibel dalam bertindak maupun terhadap keputusan e. Merasakan kegembiraan di setiap pengalaman yang dialami
f. Dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan-lingkungan yang baru dan perubahan-perubahannya g. Memiliki keterbukaan pada setiap moment yang ada
h. Berani mengambil keputusan dan menerima resikonya dengan pertimbangan yang dilihat dari berbagai segi pada setiap situasi
i. Memilih dan mengambil tindakan secara bebas tanpa mengalami
j. Percaya diri tidak tergantung pada orang lain dan tidak dikendalikan oleh pengalaman masa lampau k. Spontan dan kreatif dalam melakukan tindakan sesuai respon yang ada tidak dibuat-buat.
3. Aspek-aspek Aktualisasi Diri Rogers (Schultz, 1991:51-55) mengemukakan beberapa aspek atau sifat orang yang mengaktualisasikan diri sebagai berikut:
a. Keterbukaan pada Pengalaman Orang yang mengaktualisasikan diri menerima pengalaman dengan fleksibel sehingga memimbulkan persepsi yang baru. Dengan demikian ia akan mengalami banyak emosional positif maupun negatif sehingga akan terhindar dari sifat defensif. Orang yang mampu terbuka pada pengalaman memiliki persepsi yang positif dan akurat tentang pengalaman yang dialaminya serta perasaannya sendiri (Boeree;2004:328). Keterbukaan merupakan hal yang penting dalam mengaktualisasikan diri. Seseorang yang terbuka pada pengalamannya tidak terhambat oleh syarat-syarat apapun serta mengalami kebebasan terhadap semua perasaannya.
b. Kehidupan Eksistensial Kehidupan eksistensial yaitu kehidupan di sini dan sekarang.
Rogers menegaskan bahwa kita tidak hidup di masa lalu atau masa kedua belum terjadi. Masa sekarang adalah satu-satunya realitas yang kita miliki. Ini bukan berarti kita tidak seharusnya mengenang atau belajar dari masa lalu. Bukan pula berarti kita tidak bisa merencanakan atau bahkan berangan-angan tentang masa yang akan datang. Rogers mengartikan bahwa kita seharusnya memandang sesuatu sebagai mana adanya, kenangan dan angan- angan adalah sesuatu yang kita alami disini dan sekarang (Boeree;2004:328). Orang yang mengaktualisasikan diri mengalami keterbukaan terhadap pengalaman hidup yang dialami. Menemukan sesuatu yang baru dan bermakna dari setiap peristiwa yang terjadi serta adanya kecenderunagan untuk berubah. Hidup yang eksistensial yaitu adanya kemampuan untuk menyesuaikan diri sebagai respons atas pengalaman selanjutnya.
c. Kepercayaan Terhadap Organisme Orang Sendiri Kepercayaan terhadap organisme orang sendiri berarti kepercayaan yang diberikan pada diri sendiri untuk bertindak sesuai dengan keputusan sendiri yang dirasakan oleh dirinya benar, sehingga ia dapat mempertimbangkan setiap segi dari suatu situasi dengan sangat baik. Percaya dan yakin pada diri sendiri, melakukan apa yang menurut diri baik menurut Rogers merupakan hal yang harus dipercayai (Boeree;2004:328).
d. Perasaan Bebas
Perasaan bebas berarti mengalami kebebasan tanpa adanya paksaan, tekanan, dan ancaman yang datang dari pihak manapun.
Individu yang merasa bebas memiliki kepercayaan terhadap diri sendiri bahwa masa depannnya tidak tergantung pada peristiwa masa lampau sehingga ia dapat melihat banyak pilihan dalam kehidupannya dan merasa mampu melakukan apa saja yang ingin dilakukannya. Kita akan merasa bebas kalau ada pilihan yang ditawarkan. Rogers mengatakan orang yang mengaktualisasikan diri dapat merasakan kebebasan dan bertanggung jawab atas apa yang jadi pilihannya.
e. Kreatifitas, Spontanitas dan Humor Kreatifitas, spontanitas dan humor merupakan faktor juga untuk membantu individu berfungsi sepenuhnya. Keterbukaan diri terhadap pengalaman dan kepercayaan pada diri sendiri akan mendorong seseorang untuk memiliki kreatifitas dengan ciri-ciri bertingkah laku spontan dan apa adanya. Kreatifitas merupakan suatu sikap atau ungkapan cara bagaimana kita mengamati dan bereaksi terhadap hasil-hasil karya dunia (Schultz, 1991:110).
Spontanitas merupakan sikap yang tidak dibuat-buat atau bersikap wajar. Sedangkan humor merupakan sikap seseorang yang mampu melihat sisi yang membuat dirinya maupun orang lain tersenyum atau tertawa.
Aspek-aspek pengaktualisasian diri pada Rogers merupakan juga sifat-sifat yang diharapkan untuk dimiliki oleh seorang yang sehat. Orang yang mengaktualisasikan diri akan tampak pada perkembangan hidup yang penuh seperti memahami diri, menerima diri sendiri maupun orang lain. Selain itu orang yang mengaktualisasikan diri mampu untuk melawan pengaruh-pengaruh sosial yang akan menimbulkan dampak negatif bagi mereka.
4. Tiga hal yang mempengaruhi aktualisasi diri Menurut Rogers (Boeree,1997;321) ada 3 hal yang mempengaruhi seseorang sulit mengaktualisasikan diri:
a. Perhatian Positif Kondisional Kecenderungan individu untuk menilai diri sendiri sesuai standar yang diberikan oleh orang lain dan bukan karena usaha diri sendiri untuk menilai dirinya sesuai dengan potensi yang ada dalam dirinya. Individu akan memperoleh perhatian positif terhadap diri sendiri setelah mendapatkan perhatian positif dari orang lain tanpa memandang rasa berharga pada dirinya sendiri (Boeree,1997:321). Syarat-syarat yang diberikan masyarakat inilah yang menghambat individu untuk sulit mengaktualisasikan dirinya. Misalnya individu akan memperoleh perhatian dan pujian kalau individu tersebut mampu menunjukkan rasa “patuh” dan “baik”. Maka syarat-syarat perhatian positif dan mereka cenderung akan mengikuti masyarakat dan bukan dari dirinya sendiri. Jadi, hal tersebut yang membuat individu tidak mampu menegaskan rasa berharga pada diri sendiri secara pribadi.
b. Ketidaksebidangan Menurut Rogers dalam diri individu terdapat 2 pertimbangan diri yaitu: diri riil dan diri ideal. Diri riil yaitu individu sebagaimana adanya jika segala sesuatu berjalan dengan baik. Sedangakan diri idela yaitu sesuatu yang tidak riil sesuatu yang tidak akan pernah dicapai dan tidak akan pernah dipenuhi (Boeree,1997;323). Adanya pemisahan antara diri riil dengan diri ideal inilah yang menyebabkan ketidaksebidangan dan terjadi hambatan dengan mengaktualisasikan diri. Ketidaksebidangan inilah yang disebut Rogers sebagai neurosis yaitu ketidakselarasan dengan diri sendiri antara “saya sebagai adanya” dengan “saya sebagaimana seharusnya”.