BAB vii - DOCRPIJM 439ee4eb9c BAB VIIBAB 7 Air Minum

BAB vii

  7.1. Gambaran Umum

  Pembangunan prasarana dan sarana penyediaan air minum di Kabupaten Merangin telah dimulai sejak tahun 1980/1981 dengan sumber dana APBN Departemen PU melalui Proyek Peningkatan Sarana Air Bersih Jambi. Pada saat itu Kabupaten Merangin masih menjadi bagian dari Kabupaten Daerah Tingkat II Sarolangun Bangko, sebelum akhirnya dimekarkan menjadi Kabupaten Merangin dan Kabupaten Sarolangun pada Tahun 2000. Untuk memanfaatkan pembangunan sarana penyediaan air minum tersebut dibentuklah Badan Pengelola Air Minum (BPAM) Kabupaten Daerah Tingkat II Sarolangun Bangko dengan Surat Keputusan Direktur Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum Nomor : 161/KPTS/CK/IV/1984 tanggal 23 Agustus dan beroperasi sejak bulan Agustus 1984.

  Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 31/KPTS/1993 tertanggal 25 Januari 1993 ditetapkan penyerahan pengelolaan prasarana dan sarana air bersih Kabupaten Daerah Tingkat II Sarolangun Bangko kepada Bapak Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jambi, yang selanjutnya diteruskan kepada Bupati Kepala Daerah Tingkat

  II Sarolangun Bangko untuk dikelola dalam status Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Daerah Tingkat II Sarolangun Bangko yang dilaksanakan pada tanggal 18 Pebruari 1993 dengan nama PDAM Tirta Buana Kabupaten Daerah Tingkat II Sarolangun Bangko yang berkantor pusat di Bangko.

  Dengan adanya pemekaran wilayah Kabupaten Sarolangun Bangko menjadi Kabupaten Merangin dan Sarolangun, maka PDAM Tirta Buana Kabupaten Dati II Sarolangun Bangko menjadi PDAM Tirta Buana Kabupaten Merangin. Kemudian sesuai dengan Surat Keputusan Bupati Merangin Nomor : 80 Tahun 2001 tanggal 31 Maret 2001 tentang Penyerahan sebagian aset PDAM Tirta Buana Kabupaten Merangin yang berada di Sarolangun kepada Pemerintah Kabupaten Sarolangun, maka aset yang berada di Kabupaten Sarolangun menjadi milik Pemerintah Kabupaten Sarolangun dan dalam pengelolaannya menjadi tanggung jawab masing-masing. PDAM Tirta Buana Kabupaten Merangin adalah Perusahaan Milik Pemerintah Daerah Kabupaten Merangin sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor : 3 Tahun 1991 tentang Pendirian Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Buana Kabupaten Sarolangun Bangko yang berkantor induk di Bangko (Kabupaten Merangin).

  Sistem penyediaan air bersih di Kabupaten Merangin terdiri dari sistem perpipaan dan sistem non perpipaan. Sistem perpipaan dikelola oleh BPAB sedangkan sistem non perpipaan dikelola oleh masyarakat. Sistem penyediaan air bersih yang dikelola oleh BPAB memanfaatkan sumber air baku yang berasal dari air permukaan (sungai) dan air tanah (sumur bor).

  7.2. Gambaran Kondisi Pelayanan Air Minum

  7.2.1. Gambaran Umum Sistem Penyediaan dan Pengelolaan

  Penyediaan air minum bagi penduduk yang sehat dan menyehatkan, pada dasarnya sudah menjadi kebutuhan yang mendesak untuk dilakukan. Hal ini diakibatkan oleh pemenuhan kebutuhan air minum yang mayoritas masih mengandalkan pada sumber air yang ada, bahkan tidak memenuhi unsur kesehatan. Sebagai akibatnya, masih sering terjadi berbagai penyakit yang disebabkan sumber air minum ini. Oleh karena itu, dalam upaya memperbaiki penyediaan air bersih ini perlu dilakukan dengan segera. Terlebih-lebih cakupan penggunaan air bersih di Kabupaten Merangin baru mencapai 13 persen, menjadikan upaya penyediaan ini sebagai grand strategy yang bersifat mendesak.

  Penyediaan air bersih di Kabupaten Merangin, sampai saat ini masih terdiri dari sistem perpipaan dan sistem non perpipaan. Sistem perpipaan pada awalnya dikelola oleh BPAB sedangkan sistem non perpipaan dikelola oleh masyarakat. Sistem penyediaan air bersih yang dikelola oleh BPAB memanfaatkan sumber air baku yang berasal dari air permukaan (sungai) dan air tanah dalam (sumur bor). Namun itu semua juga belum mampu memenuhi kebutuhan yang diharapkan pemerintah daerah. Hal ini disebabkan terjadinya ketidakseimbangan dalam penyediaan air bersih dengan jumlah penduduk yang terus tumbuh dengan cepat.

  Berdasarkan data kependudukan Kabupaten Merangin tahun 2007, jumlah penduduk sebanyak 283.425 jiwa. Apabila dibandingkan dengan jumlah penduduk tahun sebelumnya, maka rata-rata proyeksi pertumbuhan pertahun sebesar 1,3 % dari 281.735 jiwa pada tahun 2006. Dari jumlah tersebut, penduduk yang telah memperoleh pelayanan air bersih juga terus mengalami peningkatan. Hal ini dicerminkan dari cakupan pelayanan yang terus mengalami peningkatan pula, yaitu dari 11,48 % pada tahun 2006 menjadi 13,33 % pada tahun 2007.

  Seiring denggan peningkatan cakupan pelayanan tersebut, pelayanan air bersih di Kabupaten Merangin masih dilakukan oleh 7 unit instalasi, dengan sistem pompanisasi dan gravitasi dalam memberikan pelayanan kebutuhan air bersih masyarakat. Sedangkan dalam memberikan pelayanan yang memanfaatkan sumber air permukaan, dapat digambarkan sebagai berikut :

Tabel 7.1 Kappasitas Terpasang Distribusi Air Bersih PDAM Tirta Buana Kabupaten Merangin No. Lokasi Sumber Kapasitas (Ltr/Dtk Ket. Terps. Prod.

  4. Unit IKK Pasar Masurai Kecamatan Lembah Masurai Air

  5 - Belum Berfungsi Sumber : PDAM Tirta Buana Kabupaten Merangin Tahun 2008

  9. Unit IKK Sungai Kapas Kecamatan Bangko Air Permukaan

  2,5 - Tidak Berfungsi (Rusak Berat)

  8. Unit IKK Pulau Rengas Kecamatan Bangko Barat Air Permukaan

  5 - Tidak Berfungsi (Rusak Berat)

  7. Unit IKK Margoyoso Kecamatan Margo Tabir Air Permukaan

  10 - Tidak Berfungsi (Rusak Berat)

  6. Unit IKK Pamenang Kecamatan Pemenang Air Permukaan

  10 Berfungsi Baik

  10

  5. Unit IKK Rantau Panjang Kecamatan Tabir Air Permukaan

  5 Berfungsi Baik

  5

  Permukaan

  2,5 2,5 Berfungsi Baik

  1. Induk Bangko: a.RPD (Bangko Tinggi) Kecamatan Bangko Air

  (Rusak Berat) d.Pulau Rayo Kecamatan Bangko Air

  Permukaan

  60

  60 Berfungsi Baik b.SSF (Waskita Karya) Kecamatan Bangko Air

  Permukaan

  20

  20 Berfungsi Baik c.Sumur Bor II Kecamatan Bangko Sumur dalam 20 - Tidak Berfungsi

  Permukaan 10 - Tidak Berfungsi (Rusak Berat) e.Boster Bukit Keramat

  3. Unit IKK Muara Madras Kecamatan Jangkat Air Permukaan

  Kecamatan Bangko Air Permukaan 5 - Belum

  Berfungsi

  2. Unit IKK Sungai Manau Kecamatan Pangkalan Jambu Air

  Permukaan

  10

  10 Berfungsi Baik

  Dari jumlah instalasi air bersih yang ada, secara nyata yang telah berproduksi baru sebabanyak 6 ( enam ) unit dari 13 unit yang ada. Tentu saja jumlah ini belum mampu memenuhi kebutuhan yang diminta masyarakat. Disisi lain, dari jumlah tersebut jumlah Water Meter induk yang ada saat ini baru sebanyak 4 unit yang dipergunakan untuk mendistribusikan air ke pelanggan. Jumlah ini baru ada di Bangko dan Rantau Panjang. Sedangkan yang lainnya belum ada sama sekali, karena aitu untuk proses produksinya tidak menggunakan Water Meter induk. Water Meter induk yang ada saat ini kondisinya kurang baik dikarenakan umur ekonominya telah habis, sehingga tidak akurat lagi dalam penghitungannya.

  Sedangkan berdasarkan aspek teknis, Dari seluruh sistem yang ada saat ini, kapasitas terpasang baru sebesar 155 Ltr/Dtk. Namun demikian jumlah kapasitas yang dapat dioperasikan untuk melayani pelanggan baru sebesar 107,5 Ltr/Dtk/. Selisih antara kapasitas terpasang dengan kapasitas yang dioperasikan (Idle Capacity) sebesar 47,5 Ltr/Dtk. Terjadinya Idle Capacity disebabkan adanya bangunan instalasi yang rusak dan tiidak berfungsi lagi. Sebagai implikasinya maka terjadi penurunan distribusi kepada masyarakat. Untuk mengatasi hal ini, maka dalam pelaksanaan distribusi dilakukan secara bergiliran, sehingga dengan pengaturan ini masyarakat mampu terlayani secara optimal.

  Pemberian pelayanan air bersih, dilakukan dengan mendasarkan waktu pelayanan dan mempertimbanggkan waktu operasional mesin. Sampai saat ini, waktu beroperasinya pelayanan kepada pelanggan dissuaikan dengan waktu produksi. Ini dilakukan dalam upaya pemerataan distribusi, agar sasaran pelanggan semuanya dapat menikmatinya. Waktu produksi yang ditetapkan sehari adalah 15 jam. Dengan waktu operasi ini diperkirakan mampu memproduksi air bersih yang dibutuhkan pelanggan.

  3 Jumlah produksi air minum pada tahun 2006 sebesar 1.875.212 M ,

  sedangkan pada tahun 2007 mengalami peningkatan sebesar 12,5 %

  3

  menjadi 2.139.645 M . Dari jumlah produksi tersebut, air yang didistribusikan ke pelanggan mengalami peningkatan sebesar 6,56 %

  3

  3

  yaitu dari 1.788.927 M pada tahun 2006 menjadi 1.906.268 M pada tahun 2007. Untuk lebih lengkapnya, dapat dilihat pada Tabel 7.2 berikut ini :

Tabel 7.2 Data Produksi dan Distribusi Air Minum PDAM Tirta Buana Kabupaten Merangin Tahun 2006 dan Tahun 2007

  

No. Uraian 2006 2007

  1. Kapasitas Terpasang (Ltr/Dtk) 155,00 155,00

  2. Kapasitas dioperasikan (Ltr/Dtk) 102,5, 107,50

  3. Kapasitas Menganggur/Idle Capacity (Ltr/Dtk) 52,5, 47,50

  4. Operasi Produksi (Jam) 18,00 18,00

  5. Operasi Distribusi (Jam) 12,00 12,00

  6. Jumlah Produksi Air 1.875.212,00 2.056.470,00

  

3

  7. Jumlah aAr didistribusikan (ooo M /Tahun) 1.788.927,00 1.906.268,00 Sumber : PDAM Tirta Buana Kabupaten Merangin Tahun 2008

  Dalam melaksanakan operasional pelayanan air bersih, juga harus memperhatikan aspek manajemen. Salah satu manajemen yang perlu diperhatikan dalam penanganan air bersih ini adalah tingkat kehilanggan air pada waktu distribusi. Kebocoran yang terjadi sebagai akibat sambungan yang tidak baik, kebocoran pipa distribusi dan pencurian oleh orang yang tidak bertanggungjawab, telah menjadikan kehilangan air minum yang cukup signifikan. Tingkat kehilangan air pada tahun 2007 mengalami peningkatan sebesar 40 % dari tahun sebelumnya (536.678,00

  3

3 M ) menjadi 705.319,16 M yang diakibatkan kebocoran teknis dan

  kebocoran non teknis. Sebagai akibat terjadinya kebocoran ini, menjadikan perusahaan mengalami kerugian secara berkesinambungan. Oleh karena itu, upaya penanggulangan kebocoran ini akan terus dilakukan agar mampu mengurangi kerugian perusahaan.

  Disisi lain, kerugian perusahaan ini juga disebabkan oleh tarif dasar air minum. Taris dasar air munum PDAM Tirta Buana dalam melayani masyarakat, masih mendasarkan pada ketetapan pemerintah daerah. Dalam Surat Keputusan Bupati Merangin Nomor 540 tanggal

  29 Desember 2003, telah ditetapkan bahwa tarif dasar air minum sebesar

  3 Rp. 1.400,-/ M . Besarnyya tarif tersebut berlaku efektif sejak tanggal 5

  Januari 2004 dan sampai saat ini belum dilakukan perubahan. Sementara itu, terhadap barang-barang lainnya terus mengalami peningkatan, sehingga telah menjadikan beban perusahaan yang begitu besar.

  Disisi lain, dalam menunjang operasional perusahaan juga masih dibebanu hutang yang begitu besar. Sementara itu, jangka waktu penagihan piutang PDAM Tirta Buana Kabupaten Merangin selama 2 tahun terakhir mengalami penurunan yaitu dari 75 hari ( 2006 ) menjadi 65 hari (2007). Sbagai akibatnya, telah menurunkan kredibilitas perusahaan, yang selanjutnya berimplikasi pada penurunan kinerja perusahaan. Gambatran terhadap manejemen teknis lainnya dapat digambarkan sebagai berikut : a. Rasio karyawan PDAM Tirta Buana Kabupaten Merangin per 1000 pelanggan selama 2 tahun terakhir mengalami peningkatan. Pada tahun 2006, rasio karyawannya 1000/14 orang dan pada tahun 2007 mengalami peningkatan menjadi 1000/13 orang. Hal ini disebabkan karena meningkatnya jumlah pelanggan (Sambungan Rumah).

  b. Jumlah pelanggan air minum PDAM Tirta Buana Kabupaten Merangin pada tahun 2007 mengalami peningkatan sebesar 9,01 % yaitu dari 5.138 SR pada tahun 2006 menjadi 5.601 SR pada tahun 2007. Hal ini disebabkan karena adanya penambahan pelanggan melalui program sambungan murah.

  c. Pada tahun 2007, jumlah pelanggan yang Water Meternya tidak berfungsi sebanyak 3.360 SR. Rusaknya Water Meter ini disebabkan karena faktor umur dan kwalitas Water Meter yang ada kurang baik.

  3

d. Jumlah penjualan air mengalami peningkatan dari 1.075.783 M pada

  3

  tahun 2006 menjadi 1.139.654 M pada tahun 2007. Penjualan air kepada pelanggan yang terbanyak adalah jenis pelanggan Rumah Tangga/Niaga/Industri yaitu sebesar 95,5 % dari jumlah air terjual.

  e. Cakupan pelayanan pada tahun 2007 sebesar 11,86 % dari jumlah penduduk yang ada di Kabupaten Merangin. Rendahnya cakupan pelayanan disebabkan karena rendahnya kapasitas yang ada dan banyaknya pemukiman masyarakat di perdesaan yang belum terjangkau oleh jaringan PDAM Tirta Buana Kabupaten Merangin. Untuk lebih lengkapnya tentang data jumlah pelanggan dan penjualan air menurut golongan pelanggan dapat dilihat pada Table 4.3 berikut ini :

Tabel 7.3. Data Jumlah Pelanggan dan Penjualan Air Menurut Golongan Pelanggan

  

No. Uraian 2006 2007

  3

  1. Jumlah Kehilanggan Air (000 M /Tahun) 713.144 766.615

  2. Tarif Air Minum :

  3

  a. Tarif Dasar (Rp./M ) 1.400 1.400

  b. Nomor dan Tanggal Keputusan 540 540

  5

  • c. Berlaku Efektif Per Tanggal

  3. Jangka Waktu Penagihan Piutang (Hari)

  75

  65

  4. Jumlah Karyawan Per 1000 Pelanggan (Orang) 14/1000 13/1000 5. a.Jumlah Pelanggan (Unit) :

  • Sosial dan Hidran Umum 111 111
  • Rumah Tangga 4.509 4.935
  • Instansi Pemerintah 166 175
  • Niaga

  343 377

  • Industri

  3

  3

  • Khusus
  • Lain –lain

  b. Jumlah Pelanggan Water Meter Tidak Berfungsi 980 600 (Unit)

  3

  6. Jumlah Air Terjual (000 M /Tahun) :

  • Sosial

  47.490 45.206

  • Rumah Tangga 839.107 902.507
  • Instansi Pemerintah 144.482 126.255
  • Niaga

  71.370 89.806

  • Industri

  2.294 1.082

  • Khusus
  • Lain –lain

  1.040 2.610 Sumber : PDAM Tirta Buana Kabupaten Merangin Tahun 2008 Aspek keuangan dalam pengelolaan PDAM, hampir diseluruh Indonesia mengalami berbagai permasalahan. Permasalahan- permasalahan, baik yang menyangkut biaya tetap maupun biaya komplementer senantiasa terjadi setiap waktu. Hal yang menyangkut biaya tetap, berkaitan dengan gaji pegawai yang selama ini tidak disesuaikan antara besarnya jumlah pegawai dengan income yang diperoleh dari kegiatan operasional pelayanan. Dengan besarnya biaya gaji, maka untuk biaya operasional senantiasa mengalami kekurangan atau defisit. Sebagai akibatnya, apabila terjadi defisit secara berlanjut maka dapat mengakibatkan gulung tikarnya perusahaan, sebagai akibat pay back yang didapat tidak selaras dengan pengeluarannya.

  Berbagai permasalahan yang dihadapi oleh PDAM, secara umum dapat digambarkan sebagai berikut : a. Pendapatan penjualan air dan pendapatan lain–lain meningkat 10 % dari sebesar Rp. 3.469.308.708,- pada tahun 2006 menjadi

  Rp. 3.860.814.550,64 pada tahun 2007. Peningkatan pendapatan ini disebabkan karena meningkatnya jumlah pelanggan.

b. Untuk biaya operasional, mengalami peningkatan sebesar 14 % dari Rp. 2.235.466.664,- pada tahun 2006 menjadi Rp.

  2.608.007.274,- pada tahun 2007.

  c. Saldo kas mengalami peningkatan sebesar 9 % dari Rp. 341.590.233,- pada tahun 2006 menjadi Rp. 375.539.389,- pada tahun 2007. Hal ini disebabkan karena adanya penambahan pelanggan (Sambungan baru).

  d. Posisi pinjaman sampai dengan Cut –Off Date berdasarkan hasil rekonsiliasi pada tanggal 13 Mei tahun 2008 dapat dilihat pada Tabel 7.4 berikut ini :

Tabel 7.4. Posisi Pinjaman PDAM Tirta Buana

  II. Arus Kas dari Aktivitas Investasi ( 231.005.065) (6.030.309.309 )

  I. Arus Kas dari Aktivitas Operasi 891.329.272 894.388.637

  IV. Pendapatan Lain-lain 93.463.348 140.164.897 Biaya Lain-lain 34.914.580 30.129.922 Jumlah 58.548.768 17.034.975 Laba (Rugi) (2.264.438.916) (2.281.517.715)

  III. Biaya Umum dan Administrasi 3.498.280.960 3.684.394.968 Laba (Rugi) (2.322.987.684) (2.391.552.690)

  II. Biaya Langsung Usaha 2.200.552.084 2.406.018.462 Laba (Rugi) 1.175.293.276 1.292.842.278

Tabel 7.5 Kondisi Keuangan PDAM Tirta Buana Kabupaten Merangin Tahun 2006 dan 2007 Uraian 2006 (Rp.) 2007 (Rp.)

  e. Kondisi keuangan selama 2 tahun (2006-2007) terakhir selengkapanya dapat dilihat pada Table 4.5 berikut ini :

  Sumber : PDAM Tirta Buana Kabupaten Merangin Tahun 2008

  Jumlah 13.552.109.706,33

  6. Denda Pokok 753.008.873,26 - 753.008.873,25 167.223.693,47 920.232.566,73

  5. Denda Bunga 2.676.362.024,02 - 2.676.362.024,02 594.331.209,70 3.270.693.233,70

  4. Biaya Komitmen 5.254.783,31 5.254.783.31 - - -

  3. Jasa Bank

  2. Bunga 4.885.246.684,98 - 4.885.246.684,98 376.579.672,85 5.261.826.357.83

  1. Pokok 3.806.546.295,06 - 3.806.546.295,06 292.811.253,43 4.099.357.548,06

  

Kabupaten Merangin Tahun 2008

N o. Uraian Kewajiban Pembayar- an Yang Mau Dibayar Belum Jatuh Tempo Hak Tagih Pemerintah

A. Laba/Rugi

I. Pendapatan (Air, Non Air) 3.375.845.360 3.698.860.740

B. Arus Kas

  III. Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan (476.672.501) (5.179.869.828 )

  IV. Kenaikan (Penurunan) Kas dan set. 183.651.706 33.949.156

  V. Saldo Awal Kas Periode 157.938.527 341.590.233

  VI. Saldo Kas Periode akhir 341.590.233 375.539.389

C. Neraca

  I. Kas Bank 341.590.233 375.539.389

  II. Jumlah Aktiva Lancar 934.377.178 1.016.764.859

  III. Jumlah Aktiva Tetap 6.908.421.927 12.095.694.329

  IV. Jumlah Aktiva Lain-lain 79.870.984 58.583.956 Jumlah Aktiva 7.922.670.089 13.171.043.144

  V. Jumlah Kewajiban Jangka 7.373.369.301 12.723.390.243 Pendek

  VI. Kewajiban lain-lain 59.307.850 59.307.850

  VII. Kewajiban Jangka Panjang 2.635.301.286 2.049.678.774

  VIII Ekuitas (5.145.308.348) (1.661.333.723) .

   Jumlah Pasiva 7.922.670.089 13.171.043.144 Sumber : PDAM Tirta Buana Kabupaten Merangin Tahun 2008

  

7.2.2. Permasalahan, Penyebab Masalah dan Rencana Tindak

Perbaikan Pelayanan Air Minum

  Dalam penyediaan air minum, secara umum juga dijumpai berbagai permasalahan. Dengan permasalahan tersebut menjjadikan upaya pengembangan dalam penyediaan pelayanan air bersih ini menjadi tidak dapat tumbuh dan berkembang secara baik tanpa adanya dukungan dari pemerintah. Permasalahan utama, penyebab masalah yang dihadapi PDAM selaku perusahaan pelayanan air minum berikut dengan rencana tindak perbaikan perlu diiambil, agar perusahaan tersebut mampu berjalan dengan baik dalam melayani masyarakat. Berbagai permasalahan tersebut adalah sebagai berikut :

a. Aspek Teknis :

  Dalam menjalankan tugasnya memberikan pelayanan kepada masyarakat, permasalahan mendasar yang dihadapi menyangkut berbagai aspek. Permasalahan aspek teknis yang dihadapi adalah sebagai berikut : a. Masalah Kapasitas:

  PDAM Tirta Buana Kabupaten Merangin sampai saat ini dirasakan belum dapat memuaskan/melayani sepenuhnya masyarakat dibidang penyediaan pelayanan sarana dan prarana air minum khususnya di wilayah perkotaan sehingga banyak pelanggan yang tidak mendapatkan air dan tidak dapat melayani permintaan calon pelanggan yang mangajukan pemasangan sambungan baru. Penyebabnya adalah kapasitas yang tersedia masih kurang, kondisi topografi daerah pelayanan dikategorikan berbukit-bukit, adanya instalasi dengan kapasitas 20 Ltr/Dtl dimanfaatkan menjadi 30 Ltr/Dtl sehingga air yang didistribusikan tidak maksimal dan tingginya biaya pemeliharaan. Rencana tindak perbaikannya adalah mengusulkan kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Merangin untuk membangun Instalasi baru sesuai dengan Kapasitas yang dibutuhkan.

  b. Masalah Unit Air Baku :  Kecilnya debit air yang ada sehingga pada waktu musim kemarau menjadi kering khususnya pada instalasi SSF (Waskita

  Cathmen Karya). Salah satu penyebabnya adalah lahan pada Area (Daerah Tangkapan) sudah banyak yang beralih fungsi menjadi daerah pemukiman. Rencana tindak perbaikan PDAM adalah sebagai berikut:

1. Mengusulkan kepada Pemerintah Daerah Kabupaten

  Merangin untuk membangun instalasi baru sesuai dengan lokasi sumber air baku dan kapasitas produksi yang dibutuhkan.

  2. Mengambil air baku ke sungai terdekat dengan cara memompanya langsung ke IPA SSF Waskita Karya.

  3. Mengusulkan kepada Pemerintah Daerah Daerah Kabupaten Merangin melalui Dinas/Instansi terkait untuk melakukan reboisasi (penghijauan) disepanjang DAS (Daerah Aliran Sungai). ➢ Banyaknya endapan lumpur pada sumur intake yang menyebabkan kekeruhan air dari sungai semakin tinggi (NTU meningkat). Rencana tindak perbaikannya yaitu dengan memasang pompa penghisap Lumpur.

  ➢ Permukaan air pada intake turun pada musim kemarau yang diseebabkan rendahnya debit sungai pada saat musim kemarau.

  Rencana tindak perbaikannya adalah dengan cara membangun bendungan untuk menaikkan permukaan air agar permukaan air menjadi normal. ➢ Sering rusaknya pompa intake dan tidak adanya pompa cadangan yang disebabkan umur pompa intake sudah tua dan tidak adanya dana untuk membeli pompa baru dan pompa cadangan. Rencana tindak perbaikannya adalah dengan melakukan penggantian pompa baru dan pembelian pompa cadangan.

c. Masalah Unit Produksi :

  ➢ Kwalitas air hasil produksi yang masih rendah yang disebabkan belum berfungsinya secara maksimal sebagian Instalasi Pengolahan Air (IPA) dalam memproses air baku menjadi air bersih. Rencana tindak perbaikannya adalah dengan merencanakan (membuat Desain Engineering Detail) dan merenovasi IPA tersebut khususnya IPA SSF Waskita Karya.

  ➢ Pompa Dozing Kimia sudah tidak berfungsi lagi, penyebabnya adalah Pompa Dozing Kimia yang sudah rusak. Rencana tindak perbaikannya adalah dengan melakukan penggantian baru Pompa Dozing Kimia. ➢ Sering rusaknya Pompa akibat umur pompa yang sudah tua dan perawatan yang kurang baik serta tidak adanya pompa cadangan. Rencana tindak perbaikannya adalah dengan melakukan penggantian pompa baru dan pembelian pompa cadangan serta meningkatkan fungsi staf dibagian perawatan. ➢ Sering rusaknya Valve pengatur pengurasan yang disebabkan umur Valve sudah tua. Rencana tindak perbaikannya adalah dengan melakukan penggantian Valve pengatur pengurasan yang baru. ➢ Water Meter induk tidak berfungsi dan rusak yang disebabkan umur ekonomis Water Meter sudah habis dan tingginya tekanan air. Rencana tindak perbaikannya adalah dengan cara

  Water Meter induk baru dan melakukan penggantian pemasangan alat khusus untuk menstabilkan aliran tekanan. ➢ Terganggunya pelayanan air kepada pelanggan yang disebabkan sering matinya PLN secara bergiliran. Rencana tindak perbaikannya adalah dengan cara mengusulkan kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Merangin untuk melakukan pengadaan mesin Gen-Set sesuai dengan kapasitas yang dibutuhkan. ➢ Tingginya tingkat kehilangan air pada bangunan IPA yang disebabkankurang optimalnya fungsi IPA dan seringnya dilakukan pengurasan. Rencana tindak perbaikannya adalah dengan cara penggantian sebagian peralatan IPA seperti shelter, bahan material dan rehabilitasi bangunan filter.

  ➢ Tidak adanya rumah jaga untuk petugas operator di lokasi IPA.

  Rencana tindak perbaikannya adalah dengan cara pembangunan rumah jaga untuk petugas operator di lokasi IPA. ➢ Tidak dapat menentukan komposisi campuran bahan kimia

  (tawas dan kaporit) yan g disebabkan belum adanya peralatan dan perlengkapan labor serta personil yang ahli dibidangnya. Rencana tindak perbaikan adalah dengan cara membangun fasilitas labor dan perlengkapannya serta merekrut tenaga teknis yang dibutuhkan sesuai dengan bidang dan kompetensinya. ➢ Sering matinya pompa secara mendadak pada sebagian IPA yang disebabkan adanya gangguan kelistrikan dari PLN.

  Rencana tindak perbaikannya adalah dengan cara menambah daya lisrik sesuai kebutuhan spesifikasi pompa. ➢ Tidak terukurnya tekanan pompa pada pipa distribusi, yang presure gauge (alat pengukur disebabkan tidak berfungsinya tekanan). Rencana tindak perbaikan adalah dengan cara melakukan penggantian presure gauge (alat pengukur tekanan) yang baru. ➢ Peralatan dan perlengkapan perbaikan yang ada tidak dapat difungsikan dengan baik lagi yang disebabkan belum mempunyai adanya bengkel khusus untuk perbaikan peralatan dan perlengkapan. Rencana tindak perbaikannya adalah dengan cara membuat bangunan bengkel, lengkap dengan peralatan dan perlengkapan serta merekrut personil teknis sesuai dengan kompetensinya.

d. Masalah Unit Distribusi :

  ➢ Seringnya terjadi pipa pecah sehingga banyak terjadi kehilangan air yang mengakibatkan terganggunya pelayanan. Penyebabnya adalah umur pipa yang sudah tua dan tidak sempurnanya pemasangan pipa. Rencana tindak perbaikannya adalah dengan cara penggantian pipa baru secara bertahap sesuai dengan spesifikasi/standar yang berlaku. ➢ Seringnya terjadi kebocoran pada Valve yang disebabkan umur

  Valve yang sudah tua dan sering dioperasikan sehingga banyak yang mengalami kerusakkan.Rencana tindak perbaikannya adalah dengan cara penggantian dan perbaikan Valve. ➢ Sulitnya mencari sistim jaringan perpipaan yang ada sehingga kesulitan untuk melakukan penggantian/perbaikan yang disebabkan belum adanaya gambar purna laksana (As Built Drawing). Rencana tindak perbaikannya adalah dengan cara menata kembali dengan membuat peta secara lengkap dengan kondisi yang ada di lapangan saat ini dan memasang patok rambu –rambu tanda posisi jaringan pipa. ➢ Banyaknya pelanggan yang mengeluh karena banyaknya angin yang keluar lebih dahulu sebelum air mengalir. Hal ini disebabkan kurangnya pemasangan Air Valve, kondisi daerah pelayanan yang berbukit –bukit dan pengoperasian pompa tidak dilakukan 24 jam penuh per hari. Rencana tindak perbaikannya

  Air Valve pada adalah dengan cara menambah pemasangan tempat –tempat tertentu yang dibutuhkan di lapangan dan meningkatkan jam operasi pompa menjadi 24 jam penuh per hari. ➢ Seringnya air tidak mengalir terutama pada lokasi yang jaraknya jauh dari pompa distribusi. Hal ini disebabkan kurangnya tekanan air pada jaringan pipa di lokasi pelanggan yang jauh dari pompa distribusi (kecil dari 0,5 atm). Rencana tindak perbaikannya adalah dengan cara membangun bangunan Boster untuk menambah tekanan air, melakukan penambahan jaringan pipa dengan dia meter pipa yang lebih besar dan menambah kapasitas pompa serta mencari penyebab-penyebab lainnya.

  b. Masalah Aspek Manajemen :

  a. Aspek Sumber Daya Manusia (SDM) : Kualitas Sumber Daya Manusia yang ada saat ini masih rendah dimana PDAM Tirta Buana Kabupaten Merangin baru mempunyai karyawan sebanyak 73 orang dengan latar belakang pendidikan : ➢ S1 14 orang yang terdiri dari S1 Teknis 5 orang dan S1 Non Teknis 9.

  ➢ D3 3 Orang yang terdiri dari D3 teknis 2 orang D3 Non Teknis 1 orang. ➢ SLTA 54 Orang. ➢ SLTP 1 Orang. ➢ SD 1 Orang. Hal ini disebabkan karena PDAM Tirta Buana Kabupaten Merangin belum mampu untuk mengirimkan dan membiayai karyawan untuk melanjutkan pendidikan sesuai dengan yang dibutuhkan. Rencana tindak perbaikannya adalah dengan cara setiap tahunnya mengirim pegawai untuk mengikuti pelatihan air minum bidang Manajemen dan bidang teknis, memberikan kesempatan kepada karyawan untuk melanjutkan pendidikan dibidang air minum dan melakukan study banding ke PDAM yang lebih maju.

  b. Masalah Kepegawaian : Tata cara penerimaan pegawai yang belum mengikuti aturan yang disebabkannya adanya titipan pegawai dari pejabat yang berwenang. Rencana tindak perbaikannya adalah dengan cara sistem penerimaan pegawai harus dilakukan sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku. c . Masalah Kehilangan Air (NRW) :

  Tingginya tingkat kehilangan air pada sistem jaringan pipa distribusi yang sampai ke tingkat pelanggan yang disebabkan : ➢ Air yang didistribusikan belum dapat diukur dengan baik dan akurat karena Water Meter Induk tidak berfungsi (rusak). ➢ Banyak Water Meter pelanggan yang tidak bisa dibaca dan rusak.

  ➢ Banyaknya pencurian air pada jaringan pipa Sambungan Rumah (SR) oleh pelanggan. ➢ Adanya pelanggan yang mengganjal jarum Water Meter yang menyebabkan Water Meter tidak berfungsi.

  ➢ Adanya sambungan gelap (Ilegal Conection). ➢ Adanya pelanggan yang membalik Water Meter pada saat air mengalir sehingga menyebabkan Water Meter berjalan mundur.

  ➢ Kurang cermatnya petugas dalam pembacaan meter. ➢ Terjadinya kesalahan dalam pengolahan data (Input ke rekening pelanggan).

  Rencana tindak perbaikannya adalah dengan cara penggantian Water Meter Induk di seluruh unit IPA, penggantian Water Meter pelanggan setiap tahun dengan target 1.500 Unit/Tahun, membentuk tim terpadu untuk melakukan razia terhadap setiap Water Meter pelanggan secara periodik, melakukan pembinaan pembaca Water Meter serta melakukan perputaran wilayah pembacaannya, meningkatkan kontrol/pengawasan oleh atasan langsung dan mengecek sample hasil pembacaan Water Meter, menindak lanjuti segera pengaduan tentang kebocoran air baik pada jaringan pipa distribusi maupun pada jaringan pipa Sambungan Rumah pelanggan, mendidik/melatih para pembaca Water Meter agar lebih teliti dan cermat dalam membaca Water cross chek Meter, menyediakan staf khusus untuk melakukan terhadap data-data yang sudah diolah.

d. Pengelolaan Aset :

  Pengelolaan aset (Aset tetap) belum berjalan dengan baik yang disebabkan masih banyak aktiva tetap yang belum ditetapkan statusnya sehingga menyebabkan kesulitan dalam menginventarisir aset PDAM. Rencana tindak perbaikannya adalah dengan cara membentuk tim manajemen aset untuk melakukan inventarisir semua aset perusahaan agar aset-aset tersebut dapat dikelola dengan baik dan mengusahakan aktiva tetap dapat ditetapkan statusnya.

c. Aspek Keuangan :

  PDAM Tirta Buana Kabupaten Merangin saat ini masih mempunyai beban dan masalah di bidang keuangan yang meliputi : a. Hutang Jangka Panjang :

  Sampai saat ini PDAM Tirta Buana Kabupaten Merangin masih mengalami kesulitan dalam pembayaran hutang jangka panjang karena jumlah saldo kas yang tidak mencukupi untuk melakukan angsuran pembayaran. Rencana tindak perbaikannya adalah dengan cara mengajukan permohonan Kepada Departemen Keuangan Republik Indonesia dalam hal ini Menteri Keuangan untuk dapat melakukan penghapusan hutang khususnya hutang non pokok.

  b. Masalah Piutang Air :

  Piutang Air PDAM Tirta Buana Kabupaten Merangin, sampai saat ini sebagian besar telah berumur diatas 2 tahun yang dihitung mulai tahun 1984. Hal ini disebabkan belum diajukannya kepada Badan Pengawas untuk pengahapusan piutang air yang telah berumur lebih dari 2 tahun. Rencana tindak perbaikannya adalah dengan cara mengajukan permohonan kepada Badan Pengawas untuk dilakukan penghapusan namun tetap dicatat secara extra comptable dan menggerakkan tim penagihan untuk melakukan penagihan piutang rekening air yang berumur di bawah 2 tahun ke pelanggan secara langsung.

  c. Masalah Tarif Air : Sampai saat ini tarif yang berlaku di PDAM Tirta Buana Kabupaten Merangin masih jauh dibawah biaya produksi dan belum mencapai Full Cost Recovery (FCR). Hal ini disebabkan sulitnya melakukan proses kenaikan tarif yang telah ditetapkan dengan Surat Keputusan Bupati. Rencana tindak perbaikannya adalah dengan cara mengajukan permohonan penyesuaian tarif air sesuai dengan Permendagri Nomor 23 tahun 2006 Kepada Bupati melalui Badan

  Full Pengawas sesuai dengan harga pokok produksi dengan target Cost Recovery (FCR) di tahun 2013.

  d. Masalah Pelaporan Pembuatan pelaporan PDAM Tirta Buana saat ini masih menggunakan sistem manual. Hal ini disebabkan masih kurangnya peralatan komputer yang ada serta belum adanya sistem program pelaporan. Rencana tindak perbaikannya adalah dengan cara mengajukan program pengadaan komputer serta melakukan ekerjasama dengan BPKP untuk memakai sistim komputerisasi pelaporan yakni Sistem Informasi Akuntansi (SIAK).

1.3. Kebutuhan Investasi dan Sumber Pendanaan :

  Dari rencana tindak perusahaan sebagaimana disebutkan diatas, dibutuhkan dana investasi sebesar Rp. 64.086.300.000.- dengan sumber pendanaan berasal dari :

  • PDAM Tirta Buana Kab.Merangin Rp. 1.482.500.000.-milyar
  • APBD Pemerintah Daerah Kabupaten Rp. 8.055.400.000.-milyar
  • APBD Pemerintah Propinsi Rp. 5.068.000.000.-milyar
  • Investasi Pemerintah melalui APBN Rp.49.480.400.000.-milyar

7.2.3. Usulan Penjadwalan Kembali Tunggakan Pokok

  Selain rencana tindak diatas, diusulkan penjadwalan kembali tunggakan hutang pokok untuk memperingan beban pengeluaran kas PDAM Tirta Buana Kabupaten Merangin dapat dilihat pada Tabel 7.6 berikut ini:

Tabel 7.6 Rincian Rencana Penjadwalan dan Angsuran Pinjaman Pokok PDAM Tirta Buana Kabupaten Merangin Periode 2013 s/d 2033

  15 Desember 2028 102.483.938,70 31.

  15 Juni 2025 102.483.938,70 24.

  15 Desember 2025 102.483.938,70 25.

  15 Juni 2026 102.483.938,70 26.

  15 Desember 2026 102.483.938,70 27.

  15 Juni 2027 102.483.938,70 28.

  15 Desember 2027 102.483.938,70 29.

  15 Juni 2028 102.483.938,70 30.

  15 Juni 2029 102.483.938,70 32.

  15 Juni 2024 102.483.938,70 22.

  15 Desember 2029 102.483.938,70 33.

  15 Juni 2030 102.483.938,70 34.

  15 Desember 2030 102.483.938,70 35.

  15 Juni 2031 102.483.938,70 36.

  15 Desember 2031 102.483.938,70 37.

  15 Juni 2032 102.483.938,70 38.

  15 Desember 2032 102.483.938,70 39.

  15 Juni 2033 102.483.938,70 40.

  15 Desember 2024 102.483.938,70 23.

  15 Desember 2023 102.483.938,70 21.

  Sumber : PDAM Tirta Buana Kabupaten Merangin Tahun 2008 No. Tanggal Angsuran Angsuran 1.

  15 Juni 2017 102.483.938,70 7.

  15 Juni 2013 102.483.938,70 2.

  15 Desember 2013 102.483.938,70 3.

  15 Juni 2014 102.483.938,70 4.

  15 Desember 2014 102.483.938,70 5.

  15 Juni 2015 102.483.938,70 6.

  15 Desember 2015 102.483.938,70 7.

  15 Juni 2016 102.483.938,70 8.

  15 Desember 2016 102.483.938,70 9.

  15 Desember 2017 102.483.938,70 11.

  15 Juni 2023 102.483.938,70 20.

  15 Juni 2018 102.483.938,70 12.

  15 Desember 2018 102.483.938,70 13.

  15 Juni 2019 102.483.938,70 14.

  15 Desember 2019 102.483.938,70 15.

  15 Juni 2020 102.483.938,70 16.

  15 Desember 2021 102.483.938,70 17.

  15 Juni 2022 102.483.938,70 18.

  15 Desember 2022 102.483.938,70 19.

  15 Desember 2033 102.483.938,70 Jumlah 4.099.357.548,06

7.2.4. Usulan Penjadwalan Kembali Tunggakan Pokok

  Adapun hasil yang akan dicapai dari rencana tindak perbaikan kinerja PDAM Tirta Buana Kabupaten Merangin tiap tahunnya dapat dilihat pada Tabel 7.7 berikut ini :

Tabel 7.6 Rencana Tindak Kinerja PDAM Tirta Buana Kabupaten Merangin

  Pencapaian Pada Tahun No. Uraian 2007 2008 2009 2010 2011 2012

  1. Proyeksi Kenaikan Tarif 43 50 - 33 -

  25 Full Cost Recovery (%)

  2. Tingkat Kehilangan Air 40,32

  

37

  35

  32

  30

  28 (%)

  3. Cakupan 11,86 13,09 14,53 16,18 18,02 20,06 Pelayanan (%)

  4. Jumlah Pegawai Per 1000

  13

  

12

  11

  10

  9

  8 Pelanggan (Orang)

  5. Jangka Waktu Penagihan

  75

  

65

60 55,00 50,00 45,00 Piutang (Hari)

  6. Rugi/Laba (Rp.000) (2.281.517) (1.437.707) (1.375.060) (885.506) 703.166 1.012.764

7. Investasi

  • 100.000 (Rp.000)

  200.000 350.000 350.000 -

  8. Saldo Kas 446.614 (Rp.000) 375.539 314.209 626.923 797.377 995.372 Sumber : PDAM Tirta Buana Kabupaten Merangin Tahun 2008

  • T.2951
  • 151

  42

  S.S iu la

  SriSembilan Sungailimau Sungaibulian Bukitsubur

  Rantaulimaumanis Ulakmakam Kotaraja Rejosari

  Airbatu Buluran Panjang Tanjung Hilir Lubukbumbun Baru

  Kampungbaruh Bungotanjung Sumberagung Tanjungrejo

  Sukorejo Sidorukun Sidomakmur Tambangbaru

  

Sidolego

Mampun

Kotobaru Seling

  

Kotorayo

Kandang Tunggulbulin Pasarrantaupanjang

  Rantau Panjang

  65

  T em bes i

  34

  Bt.Patahsembilan T.2223 1820

  G.Huluairliki 1668 P.103 1696

  • Bt.Mangkuk
  • S.174 1817
  • 120

  G.Mandiurai 1075

  Bt.Hulusengayo T.2265 747

  • T.2958 978

KECAMATAN SUNGAI MANAU KECAMATAN PAMENANG KECAMATAN BANGKO

  • Bt.Gedang 510 203
  • 255
  • T.2202 672
  • T.2943
  • +

    121

  B.S ep ur ak

  S .D uk u

  S.L ega yo B.

  S.Ny abu B.L ang kup

  B.A sa ike cil

  S.A m pa r

  B .A sa ibe sa r

  B.M en te na ng

  D.Tinggi B.L an gk up

  D.Depatiempat D.Kecil D.Pauh D.Mabuk

  D.Kumbang A .D ik it

  S .Ny abu

  S .T en ga h

  S .Em pa na ha n

  D.Cermin B.S ep ur ak

  S .M el an ca r

  S .Nil as un gsa ng

  S .S ia u

  S .S ia ut en ga h S .S ia uk ec il

  Bt.Lipai 347

  Bt.Punggungparang

  T.2209 473 Bt.Kabut

  T.2239 496 Bt.Rasau

  51 K A B U P A T E N B U N G O K A B U P A T E N T E B O K A B U P A T E N K E R I N C I K A B U P A T E N S A R O L A N G U N P R O V I N S I B E N G K U L U

KECAMATAN TABIR

RTRW KABUPATEN MERANGIN TAHUN 2006-2016 LEGENDA PETA JARINGAN DISTRIBUSI DAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR BERSIH DI KABUPATEN MERANGIN RPIJM PU/CIPTA KARYA PEMERINTAH KABUPATEN MERANGIN BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH ( BAPPEDA ) Jl. Jenderal Sudirman No. 04 Telp. ( 0746 ) 21288 Fax. 322506 BANGKO PROPINSI RIAU PROPINSI SUMATERA BARAT PROPINSI BENGKULU PROPINSI SUMATERA SELATAN JAMBI Solok Sitiung Sitiung Lb. Mengkuang Peninjau Juncilan Rantau Ikil Pulau Temiang Sp Logpan Rimbo Bujang Sp Sawmil Sp Dusun Jambi Sp Bebako Pintas Betung Bedarah Mersan Sp Sengkati Gedang Sei Bengkal Sp Niam Lubuk Kambing Sei Buluh Suak kandis Sei Benu Labuhan Pering Sei Rimau Sei Lokan Nipah Panjang Kampung laut Sei Saren Tl. Nilau Tl. Ketapang Sei Rambi Tebing Tinggi Merlung Pematang Lumut Sp. Lagan Sp. Tuan Ma. Jambi Kemingking Sp Talang Duku Sei Gelam Pall Sepuluh Tempino Sei . bahar Panerokan Ma. Tembesi Durian Luncuk Lubuk Linggau Napal melintang Manbung Siulak Deras Sanggaran Agung Jujun Lempur Dusun Tuo Ma Maderas Jangkat Muara talang Pekan Gedang Kasilo Kampung Tengah Sei Pinang Sei Salnk Muara Siau Sei Manau Sp. Pulau Rengas Sp. Margoyoso Rantau Panjang Air Hitam Sp. Jelatang Pamenang Pauh Lubuk Nabal Sekayu Sepintu Mandiangin Taman Dewa KABUPATEN KERINCI SAROLANGUN KABUPATEN SAROLANGUN KABUPATEN BATANGHARI MA. BULIAN SENGETI KABUPATEN MUARA JAMBI MA. SABAK KUALA TUNGKAL KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR KABUPATEN ANJUNG JABUNG BARAT KABUPATEN BUNGO KABUPATEN TEBO MA.TEBO MA. BUNGO SEI. PENUH BANGKO KABUPATEN MERANGIN

  • 652
  • 514
  • 680
  • Bt.Gambut

  T.2134 2021 Bt.Atapijuk

  

T.2241

579

T.2221 439

  T.2222 220 Bt.Punjung

  T.2960 178 Bt.Telun

  T.2255 522 T.2941 191

  

T.2942

116

  Bt G Bukit/Gunung dengan ketinggiannya 421

  Ibukota Kabupaten Ibukota Kecamatan Ibukota Desa Batas Provinsi Batas Kabupaten Batas Kecamatan Sungai Danau

  • 528
  • Titik Ketinggian lainnya

  T.2193 791 G.Bungkuk

  T.2241 579 Triangulasi dengan nomor dan angka ketinggiannya P = Primer S = Sekunder T = Tersier Jalan Arteri Primer Jalan Batu Jalan Tanah Jalan Arteri Sekunder

  Kecamatan Tabir = 446 SR Kecamatan Bangko = 3.470 SR Kecamatan Sungai Manau = 754 SR Kecamatan Jangkat = 125 SR

  • 601
  • 451

  • 1013
  • T.2221 382
  • T.2233 475
  • 681

  U Jaringan Distribusi Air Bersih PDAM Unit Pengelolaan air Bersih

  S.168 1578 G.Gerkah

  T.2163 1679 Bt.Tengahteras

  S .L ir ik

  G.Legatinggi T.2235 671 +

  T.2230 390 T.2229 454

  868

  Bt.Telasih T.2226 887

  Bt.Talangbangko T.2232 841

  Bt.Gedang T.2253 906

  Bt.Hululandai T.2253 781

  Bt.Paleh T.2252 1015

  S.170 1808 G.Tongkat

  T.2170 1844 Bt.Besar

  T.2177 896 Bt.Lubukpekak

  T.2234 1959 G.Sedingin

  T.2955 2930 G.Masurai

  S.102 2935 T.2228 1083 +

  T.2183 2460 G.Hulunilau T.2955

  2507 G.Sumbing 1355

  G.Kayuaro Bt.Hulukulus G.Gedang

  T.2172 1966 Bt.Pandanbungsu

  S .S el ua ng

  B.T iar in

  S .T am b un de ra s

  Rantausuli Gedang Tanjungmudo Kotateguh

  Bedengrejo Sumberjaya Pulauraman Badaktekurung

  Rantaupanjang Rantaubidaro Airlago Pasarmuarasiau

  Dusun muarasiau Rantaumacang Tiaro Teluk sikumbang

  Rantaujering Rancan Durianrambun Lubukbirah

  Lubukberingin Kotorami Tanjungberugo Nilodingin

  Kotatapus Beringintinggi Pematangpauh Talangtembago

  Sungaihitam Pulautengah Lubukpungguk

  Lantakseribu Tanjungbenuang Meranti Mampunbaru Sungaikapas

  Muaramanderas Renahalai

  Lubukmantilin Rantau Kermas Tanjungkasri Renahkemumu

  Aurbeduri Danau Telun Palipan

  Tanahabang

  

BANGKO