POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK TERHADAP PENYIMPANGAN MORALITAS SISWA STUDI KASUS DI SMK SARASWATI DAN SMK DIPONEGORO SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2013-2014

  

POLA PENANGANAN GURU PAI DAN BK

TERHADAP PENYIMPANGAN MORALITAS SISWA

STUDI KASUS DI SMK SARASWATI

DAN SMK DIPONEGORO SALATIGA

TAHUN PELAJARAN 2013-2014

  

oleh

AHMAD MAS’UDI

NIM. M1.11.025

Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan

untuk gelar Magister Pendidikan Islam

PROGRAM PASCASARJANA

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2015 ii

iii

iv

  

ABSTRAK

  Perkembangan moralitas siswa menjadi topik pembahasan utama dalam dunia pendidikan, sangat disayangkan betapa semakin menipisnya penanaman konsep kejujuran dan pembentukan karakter pada anak didik. Guru merupakan ujung dari keberhasilan pendidikan. Bimbingan Konseling dan mata pelajaran Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu bagian dalam upaya pembentukan moral para siswa. Dalam hal ini, guru berperan dalam mengembangkan serta membantu siwa dalam membentuk karakter yang baik sehingga tidak terjadi penyimpangan moralitas siswa. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui bentuk-bentuk penyimpangan moralitas siswa, faktor pendukung dan penghambat guru dalam membina siswa, pelaksanaan guru BK dan PAI dalam membina siswa, dan bentuk perubahan sikap serta moral siswa.

  Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Lokasi penelitian di Sekolah Menengah Kejuruan Saraswati dan Sekolah Menengah Kejuruan Diponegoro Salatiga. Subjek penelitian ini adalah fenomena perilaku menyimpang yang dilakukan oleh siswa-siswa di Sekolah Menengah Kejuruan Saraswati dan Sekolah Menengah Kejuruan Diponegoro Salatiga.

  Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Bentuk-bentuk penyimpangan siswa- siswi SMK Saraswati dan SMK Diponegoro Salatiga ialah membolos, merokok, berkata kotor, berani sama guru ketika dinasehati, perkelahian antar teman, mabuk- mabukan, tawuran yang disebabkan karena faktor balas dendam, dan tindak asusila seperti ciuman, gandengan tangan, dan pelukan. Penanganan guru BK dan guru PAI adalah dengan membina melalui pelajaran dikelas secara klasikal, namun jika ada siswa yang kurang bisa menerima dilakukan pembinaan secara mandiri setelah pulang sekolah. Pola yang dilakukan guru BK dan guru PAI menggunakan dua pola yaitu dengan pola preventif dan represif. v

  

ABSTRACT

  Student morality development becomes the main topic of discussion in educational field. Unfortunately, the embedding of honesty concept and character development to the student has decreased. Teacher becomes the determiners for the success of education. Counseling and Islamic education subject become one of the effort to develop students' morality. In this case, teacher has a role in order to help students develope their character well, so there will be no moral deviation of the students. The aim of this research is to know the students moral deviation forms, the proponent and inhibitor factor of teacher in fostering students, the implementation of counseling teacher and Islamic education in order to foster the students and to see the form of students' attitude and morality changing.

  Research method used in this research is a case study method. Research location took place in SMK Diponegoro and SMK Saraswati in Salatiga. Subject of the research is the phenomenom of attitude deviation carried out by the students in SMK Saraswati and SMK Diponegoro Salatiga.

  The result of this research show that the forms of deviations done by students in SMK Saraswati and SMK Diponegoro are skip the class, smoking, swearing, againt the teachers' adulces, fighting, drunk, engage in gang fighting caused by revenge and immoral acts such as kissing, holding hands, hungging with their girl friend or boyfriend. Counceling teacher and Islamic religious education teachers handle those problems by doing advising through the lesson in class classically, but if there are students who are unable to receive it, the advising will be done individually after school. Counseling teacher and PAI teacher used two system, preventive and repressive system. vi

  

PRAKATA

  Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan nikmat dan hidayah- Nya sehingga tesis ini dapat diselesaikan oleh penulis. Tesis ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Islam pada Program Pasca Sarjana Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

  Penyusunan Tesis ini tidak lepas dari berbagai pihak yang telah membantu berupa bimbingan, saran maupun informasi yang sangat bermanfaat. Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :

  1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Ketua Institut Agama Islam Negeri Salatiga yang telah memberi kesempatan kepad penulis dalam menempuh studi di Program Pasca Sarjana Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

  2. Bapak selaku Direktur Program Pasca Sarjana Institut Agama Islam Negeri Salatiga beserta staf-stafnya yang telah memberikan kesempatan dan menyediakan fasilitas kepada penulis dalam menempuh studi di Program Magister Pendidikan Islam.

  3. Bapak Dr. H. M. Zulfa, M.Ag. selaku pembimbing I yang telah memberi arahan, bimbingan, motivasi, dan petunjuk dalam penyusunan tesis. vii 4.

  Bapak Munajat, Ph.D. selaku pembimbing II yang telah dengan sabar, kritis, dan teliti mengarahkan penulis sehingga tesis ini dapat diselesaikan.

  5. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Agama Islam Program Pasca Sarjana Institut Agama Islam Negeri Salatiga yang telah memberikan bekal ilmu yang bermanfaat khususnya dalam penyusunan tesis ini.

  6. Bapak Drs. Daryanto selaku kepala SMK Saraswati Salatiga beserta para guru dan staf, yang telah memberikan kesempatan dan kelonggaran waktunya untuk memberikan informasi dan data pendukung lainnya dalam penyusunan tesis ini sehingga berjalan dengan lancar.

  7. Bapak Drs. Joko Anis Suwantoro, M.Pd.I selaku kepala SMK Diponegoro Salatiga beserta para guru dan staf, yang telah berkenan memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian.

  8. Alm. Bapak H. Nur Ihsan, Alm. Bapak Drs. Rifa‟i, Ibu Hj. Romimah, dan Ibu Sri Widayati selaku orang tua yang senantiasa memberi dukungan dan doanya sehingga tesis ini dapat diselesaikan.

  9. Istri, Kakak, dan anaku Taqiyya yang saya sayangi, yang telah memberi motivasi dan dorongannya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.

  10. Teman-teman mahasiswa angkatan pertama 2011-2012 Program Pasca Sarjana Institut Agama Islam Negeri Salatiga yang telah memberikan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini. viii Penulis berharap semoga semua sumbangsih pemikiran dan motivasinya mendapatkan balasan yang lebih dari Allah SWT. Dan semua amal ibadahnya diterima disisiNya dan kelak kita semua dikumpulkan kembali olehNya di surga. Penulis juga menyadari bahwa hasil karya ilmiah berupa tesis ini masih belum sempurna, oleh sebab itu saran dan kritik yang bersifat membangun dari para pembaca kami harapkan. Semoga tesis ini dapat berguna bagi pengembangan ilmu, khususnya pada bidang Pendidikan Agama Islam.

  Salatiga, 23 Februari 2015 Penulis Ahmad Mas‟udi NIM. M1.11.025 ix

  MOTTO

  Artinya: “Dan tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik- baiknya. Jika salah satu seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kep ada kepada keduanya perkataan „ah’ dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, 'Wahai Tuhanku, sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah menyayangi aku di waktu kecil'.” (QS. Al-Isra : 23-24) x

  

PERSEMBAHAN

  Untuk : Orangtuaku yang selalu aku cintai dan hormati almarhum Bapak H. Nur Ikhsan, Ibu Hj. Romimah, almarhum Bapak Drs. Rifai, dan Ibu Sri Widayati.

  Semoga mereka senantiasa dirahmati Allah SWT, diampuni semua dosa-dosanya, dimudahkan semua urusannya dan diberi keberkahan dalam hidupnya.

  Istriku Santi Widyastuti, S.ST. yang selalu mendorong dan mendampingi dengan tulus semua aktifitasku agar selalu mendapatkan hasil terbaik. Mutiara hatiku, Injakhi Taqiyya Tasyakkuro Sa‟ida yang selalu kurindukan dan kusayangi.

  Saudaraku Nurul Fadilah, Subhan, Muhammad Kharisul Qowim, Ifka Nur Azizah, Lukmanul Hakim, Burhan Shahalla, Fadiel Furqon Naziel, yang telah mensupportku sehingga semua langkah dan semangat terus ada untuk menyelesaikan tugasku ini.

  Semua teman-teman di Pasca Sarjana Institut Agama Islam Negeri Salatiga yang senantiasa memberikan masukan dan dukungan agar semua dapat selesai secara bersama-sama. xi

  DAFTAR

   ISI

  HALAMAN JUDUL ……………………………………………………… i HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………….. ii HALAMAN PERNYATAAN …………………………………………….. iii

  ABSTRAK ………………………………………………………….……… iv PRAKATA ………………………………………………………………… vi MOTTO …………………………………………………………………… ix PERSEMBAHAN …………………………………………………………. x DAFTAR ISI ………………………………………………………………. xi DAFTAR TABEL ………………………………………………………….. xiv

  DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………. xv DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………. xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang …………………………………………………..

  1 B. Rumusan dan Batasan Masalah ………………………………….

  4 C. Signifikansi Penelitian ……………………………………………

  6 D. Kajian Pustaka ………………………………………………...…

  8 E. Sistematika Penulisan Tesis ……………………………………...… 11

  BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Agama Islam ……………………………...……...….

  13

  xii B.

  50 C. Lokasi Penelitian ………………………………………………..

  85 E. Pola penanganan guru PAI dan BK ………………………………

  76 D. Pelaksanaan pembinaan PAI oleh guru dan BK ……….………..

  65 C. Faktor Pendorong dan Penghambat ………………………………

  57 B. Bentuk-bentuk penyimpangan siswa …………………..…...……

  Gambaran Umum Lokasi Penelitian ……………………...…….

  54 BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN A.

  51 F. Tehnik Analisis Data …………………………………………….

  51 E. Prosedur Pengumpulan Data ……………………………….……

  50 D. Sumber Data …………………………………………………….

  49 B. Subjek penelitian ………………………………………….……..

  Dasar-Dasar Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam …..…….....

  BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ………………………………….

  Peranan BK untuk menanggulangi penyimpangan moralitas siswa … 47

  39 I. Peranan PAI untuk menanggulangi penyimpangan moralitas siswa ... 44 J.

  36 H. Pola Penanganan Perilaku Menyimpang ………………………...

  34 G. Metode Penanganan Perilaku Menyimpang …………………..…

  28 F. Pendekatan Penanganan Perilaku Menyimpang ……….……..…

  23 E. Penyimpangan Moralitas Siswa ……………………….……..…

  1 9 D. Peranan Guru Pendidikan Agama Islam dan Guru BK ……........

  16 C. Tujuan Pendidikan Agama Islam …………………...……..…......

  95

  xiii F.

  Bentuk perubahan sikap dan moral siswa …………………….… 104

  BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ……………………………………………………….....

  109 B. Saran ………………………………………………………………. 111 DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………..

  112 LAMPIRAN

  ………………………………………………………………… 116 BIOGRAFI P

  ENULIS ………………………………………………….…… 129 xiv

  

DAFTAR TABEL

Tabel

  Halaman 3.1.

  58 Data siswa SMK Diponegoro Salatiga ……………………..…...

  3.2.

  59 Data siswa SMK Saraswati Salatiga ………………………........

  4.1. Data perilaku menyimpang di SMK Saraswati Salatiga

  67 …………

4.2. Data perilaku menyimpang di SMK Diponegoro Salatiga ………. 70

  xv

  

DAFTAR GAMBAR

Gambar

  Halaman

  4.1. Prasarana Sekolah ……………………………………………….. 61

  4.2. Pelaksanaan pembinaan oleh guru PAI

  90 …………………………..

  4.3.

  94 Penanganan Guru BK ………………………………………….…

  4.4. Penangana n Guru PAI …………………………………………….. 97

  4.5. Pola Penanganan Guru BK ………………………………………... 97 xvi

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran Halaman 1.

  Lembar Penilaian Siswa …………………………………………..

  116 2. Berita Acara Ujian Proposal ………………………………………

  117 3. Permohonan Izin Penelitian ………………………………………..

  118 4. Permohonan Izin Penelitian ……………………………………….

  119 5. Surat Keterangan telah melakukan penelitian ……………………..

  120 6. Lembar bimbingan Tesis …………………………………………..

  122 7. Lembar persetujuan pembimbing ……………………………….…

  127 8. Berita Acara Ujian Tesis …………………………………………..

  128

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan moralitas siswa menjadi topik pembahasan utama dalam

  dunia pendidikan, sangat disayangkan betapa semakin menipisnya penanaman konsep kejujuran dan pembentukan karakter pada anak didik.

  Merebaknya isu-isu yang terjadi dikalangan siswa seperti penggunaan narkotika, narkoba, tawuran antar siswa, pornografi, perkosaan, perjudian, pelacuran, penipuan, pengguguran kandungan, pembunuhan, dan lain-lain. Hal itu telah menjadi masalah sosial yang sampai saat ini belum dapat diatasi secara tuntas dan dampak yang ditimbulkan dari perilaku

  1 tersebut ialah terus berkembangnya kenakalan dikalangan siswa.

  Kehidupan remaja saat ini dihadapkan pada berbagai masalah yang komplek dan perlu mendapatkan perhatian serius, diantaranya semakin menurunnya tatakrama kehidupan sosial dan etika moral dalam praktik

  2

  kehidupan baik di rumah, sekolah, maupun lingkungan sekitarnya. Perilaku tersebut berdampak terhadap timbulnya berbagai perbuatan negatif dan amoral lainnya pada kalangan remaja seperti pencurian, perjudian, tindak asusila, tawuran, pemakaian narkoba, dan seterusnya. 1 2 C. Asri Budiningsih, Pembelajaran Moral, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004, 1.

  

TB. Aat Syafaat, dkk., Peranan Pendidikan Agama Islam Dalam Mencegah Kenakalan

Jakarta: Rajawali Pers, 2008, 1.

  Remaja,

  2 Ditinjau dari aspek sosiologis, anak remaja dituntut secara moral memiliki rasa solidaritas sosial yang tebal sehingga mereka merasa ikut memiliki kehidupan sosial dan ikut bertanggung jawab atas keamanan, ketertiban,

  3 ketentraman, dan kedamaian dalam kelangsungan hidup kelompok sosialnya.

  Kondisi psikologis seperti itu menjadikan remaja kehilangan kontrol dalam melakukan aktifitas kesehariaannya, sehingga berkelanjutan timbul perilaku yang menjadi dominasi lingkungan pergaulannya, seperti lahirnya geng montor, pemerkosaan, perjudian, dan sebagainya.

  Pengaruh arus era globalisasi yang cukup potensial juga membawa sinyal kebebasan tanpa batas dan klaim hak asasi manusia yang mengakibatkan terjadinya penyalahgunaan dan tindakan tidak terpuji. Pendidikan bagi kalangan remaja pada esensinya memiliki tujuan untuk mencerdaskan manusia dengan memperkaya ilmu serta mengembangkan intelektualnya demi menciptakan keseimbangan kehidupannya.

  Proses belajar mengajar yang bermakna, menyenangkan, yang komunikatif dapat menghasilkan penanaman keilmuan serta moralitas yang baik kepada siswa. Sekolah sebagai lembaga pendidikan tidak akan lepas dari tudingan masyarakat jika ada kenakalan remaja atau perilaku negatif lainnya. Peristiwa yang kerap terjadi seakan-akan merupakan kegagalan lembaga pendidikan untuk membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat. Terlebih lagi guru 3 agama dan guru bimbingan konseling selalu menjadi sasaran empuk yang Sudarsono, Kenakalan Remaja, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004, 6.

  3 dituduh gagal membentuk moral siswa. Alhasil, apabila dilihat pengawasan serta bimbingan atas perilaku siswa tidak hanya dibebankan pada guru disekolah semata namun juga terhadap orangtua dan masyarakat.

  Pengaruh sosial dan kultural memainkan peran yang besar dalam pembentukan atau pengondisian tingkah laku kriminal remaja, perilaku tersebut

  4 menunjukkan tanda-tanda tidak ada konformitas terhadap norma-norma sosial.

  Aat Syafaat dkk. menjelaskan bahwa pendidikan agama Islam merupakan usaha dalam upaya membimbing serta mengasuh anak agar kelak dapat memahami,

  5 menghayati, mengamalkan, serta menjadikannya pedoman dalam hidupnya.

  Gejala kemerosotan nilai-nilai akhlak dan moral mulai dan telah meresahkan masyarakat secara luas. Krisis moral yang seringkali dihadapi menyangkut permasalahan penindasan, adu domba, tawuran, mabuk-mabukan, dan kasus-kasus pornografi serta tindak asusila dikehidupan masyarakat kita.

  Maka dari itu diperlukan adanya bimbingan moral yang mencakup sikap dan perilaku dalam proses pendidikan.

  Terbentuknya perilaku menyimpang dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah faktor agama. Faktor ini dapat mempengaruhi pembentukan penyimpangan yaitu ketika kehidupan individu tidak didasari oleh agama yang kuat sehingga kehidupannya menjadi tanpa arah dan tujuan. Perilaku 4 menyimpang siswa pada dasarnya lahir dari ekspresi sikap kenakalan yang

  TB. Aat Syafaat, dkk., Peranan Pendidikan Agama Islam 5 …, 75.

  TB. Aat Syafaat, dkk., Peranan Pendidikan Agama Islam …, 16.

  4 muncul dari kalangannya. Secara fenomenologis gejala kenakalan timbul dalam masa pubertas, dimana jiwa dalam keadaan labil sehingga mudah terseret oleh lingkungan.

  Maka dari itu penulis tertarik untuk mengkaji tentang “Pola Penanganan Guru Pendidikan Agama Islam Dan Guru Bimbingan Konseling Terhadap Penyimpangan Moralitas Siswa” studi kasus di Sekolah Menengah Kejuruan Saraswati dan Sekolah Menengah Kejuruan Diponegoro Salatiga tahun akademik 2013-2014.

B. Rumusan dan Batasan Masalah a.

  Rumusan Masalah Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini ialah: 1. Apa saja bentuk penyimpangan siswa Sekolah Menengah Kejuruan

  Saraswati dan Sekolah Menengah Kejuruan Diponegoro Salatiga? 2. Bagaimana pelaksanaan pembinaan akhlak kepada siswa di Sekolah

  Menengah Kejuruan Saraswati dan Sekolah Menengah Kejuruan Diponegoro Salatiga? 3. Bagaimana pola penanganan Guru Pendidikan Agama Islam dan Guru

  Bimbingan Konseling dalam masalah penyimpangan moralitas siswa di Sekolah Menengah Kejuruan Saraswati dan Sekolah Menengah Kejuruan Diponegoro Salatiga?

  5 4.

  Bagaimanakah perubahan sikap moral siswa setelah mendapatkan penanganan dari guru PAI dan BK ? b.

  Batasan Masalah Pendidikan agama memiliki dimensi yang dominan dalam upaya pengarahan, bimbingan, dan pencegahan terhadap sikap dan perilaku siswa dalam kesehariannya terutama di lingkungan sekolah. Tujuan dilakukan bimbingan terhadap siswa yang mengalami masalah moralitas ialah untuk membentuk siswa yang berperilaku baik, sopan, santun dalam bicara dan bergaul, serta jujur atas semua tingkah laku kesehariannya.

  Untuk memperoleh pemahaman tentang persoalan yang berkaitan dengan kasus penyimpangan moralitas siswa, maka perlu dilakukan penelitian mengenai pola-pola penanganan yang dilakukan guru Pendidikan Agama Islam dan guru Bimbingan Konseling dalam penyimpangan moralitas siswa di Sekolah Menengah Kejuruan Saraswati dan Sekolah Menengah Kejuruan Diponegoro Salatiga.

  Adapun lokasi penelitiannya akan dilakukan di Sekolah Menengah Kejuruan Saraswati dan Sekolah Menengah Kejuruan Diponegoro Salatiga.

  Lokasi tersebut dipilih karena keberadaan sekolahan tersebut memiliki latar belakang yang bervarian dan cukup layak untuk melakukan kajian dan penelitian dalam beberapa aspek pembelajarannya. Penelitian ini diharapkan memberikan hasil yang dapat memberikan ilustrasi konkrit mengenai permasalahan penyimpangan moralitas siswa pada era modern ini.

  6 C.

  Untuk mencari pola-pola yang tepat bagi Guru PAI dan BK dalam menghadapi arus era modernisme.

  Memudahkan penyelesaian mengenai proses penanganan terhadap kejiwaan siswa yang menggalami masalah seperti pemakaian narkoba, pergaulan bebas, tawuran, dan sebagaianya.

  b.

  Memudahkan Guru PAI dan BK dalam mencari alternatif penyelesaian dalam penanganan penyimpangan moralitas siswa.

  Adapun manfaat dari penelitian ini ialah a.

  Untuk merumuskan konsep dasar dalam menangani kasus penyimpangan moralitas siswa.

  e.

  d.

   Signifikansi Penelitian 1.

  Untuk mengetahui beberapa pola yang telah diterapkan guru PAI dan BK dalam menangani kasus moralitas siswa.

  c.

  Untuk mengetahui kendala-kendala yang telah dialami guru PAI dan BK dalam mengatasi masalah moralitas siswa.

  b.

  Untuk mengetahui bentuk-bentuk penyimpangan moralitas di Sekolah Menengah Kejuruan Saraswati dan Sekolah Menengah Kejuruan Diponegoro Salatiga.

  Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini ialah : a.

2. Manfaat Penelitian

  7 c.

  Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman akan pentingnya Pendidikan Agama Islam serta bimbingan konseling bagi siswa, terutama bagi mereka yang mengalami masalah dengan perilakunya seperti penyalahgunaan narkoba, tindak asusila, berkelahi di sekolah, membolos dan tawuran.

  d.

  Memberikan khazanah keilmuan dalam penerapan penanganan kasus- kasus siswa secara dini yaitu dengan cara bimbingan konseling, wawancara persoalan siswa yang dihadapi, kemudian mendeteksi kasus secara lebih tepat sesuai tahapan yang akan dicapai.

3. Kontribusi Penelitian

  Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk : a.

  Untuk memperkaya dan melengkapi kajian teoritik maupun praktis dalam bidang ilmu pembelajaran pendidikan Agama Islam, sebagai upaya dalam meningkatkan kualitas pembelajaran yaitu dengan cara pendekatan pembelajaran deduktif dan induktif.

  b.

  Sebagai bahan pertimbangan bagi tenaga pendidik khususnya PAI dan BK dalam menentukan dan memilih pendekatan pembelajaran serta penindakan perilaku siswa.

  c.

  Untuk meningkatkan kualitas program pengajaran melalui pendekatan pembelajaran dan pemilihan pola pembinaan terhadap perilaku

  8 menyimpang siswa yang selanjutnya diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar siswa.

  d.

  Sebagai landasan empirik atau kerangka acuan. Dari hal ini dapat diketahui beberapa bentuk pola penanganan dan langkah-langkah penyelesaian terhadap perilaku menyimpang siswa.

  e.

  Untuk dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi penentu kebijakan dalam upaya meningkatkan kualitas moral siswa melalui proses belajar dan kegiatan keagamaan agar dapat menjadikan siswa berakhlak mulia.

  f.

  Sebagai sumbangan pemikiran bagi pemecah masalah dalam peningkatan hasil belajar PAI, serta dalam upaya meningkatkan kualitas lulusan.

D. Kajian Pustaka

  Dalam kajian pustaka ini, penulis akan mendeskripsikan beberapa penelitian yang ada relevansinya dengan judul tesis “Pola Penanganan Guru PAI dan

  Guru BK Terhadap Penyimpangan Moralitas Siswa” ini. Beberapa penelitian itu antara lain: Penelitian yang dilakukan oleh Warsiyah tentang “Pengaruh Tingkat

  Keimanan, Prokrastinasi Akademik dan Sikap terhadap Menyontek pada Perilaku Menyontek Mahasiswa Fak ultas Tarbiyah IAIN Walisongo”. Dalam penelitian ini menyimpulkan bahwa Tingkat Keimanan secara empiris memiliki

  9 pengaruh langsung negatif sedangkan Prokrastinasi Akademik secara empiris memiliki pengaruh langsung positif yang signifikan pada Sikap terhadap menyontek. Akan tetapi, tingkat keimanan dan prokrastinasi akademik tidak memiliki pengaruh langsung pada sikap terhadap menyontek. Meskipun demikian, tingkat keimanan dan prokrastinasi akademik secara tidak langsung (melalui Sikap terhadap menyontek) memiliki pengaruh yang signifikan pada

  6 perilaku menyontek.

  Penelitian yang dilakukan oleh Nur Ainiyah pembentukan karakter melalui pendidikan agama Islam. Penelitian ini menyimpulkan bahwa penanaman karakter pada anak sejak dini berarti ikut mempersiapkan generasi bangsa yang berkarakter, mereka adalah calon generasi bangsa yang diharapkan mampu memimpin bangsa dan menjadikan negara yang berperadaban, menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa dengan akhlak dan budi pekerti yang baik serta menjadi generasi yang berilmu pengetahuan tinggi dan menghiasi dirinya dengan iman dan taqwa. Oleh karena itu pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di sekolah sebagai salah satu upaya pembentukan karakter siswa sangatlah penting. Pembentukan karakter anak akan lebih baik jika muncul dari kesadaran keberagamaan bukan hanya karena sekedar berdasarkan prilaku yang

  7 6 membudaya dalam masyarakat.

  Warsiyah, “Pengaruh Tingkat Keimanan, Prokrastinasi Akademik dan Sikap terhadap Menyontek pada Perilaku Menyontek Mahasiswa Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo”,TESIS, IAIN (2013): 45-60.

  Walisongo Semarang 7 Nur Ainiyah.

  “Pembentukan Karakter Melalui Pendidikan Agama Islam”. Jurnal Al-Ulum. Volume 13 nomor 1, Juni, Semarang (2013): 25-38.

  10 Penelitian yang dilakukan Inge Pudji Astuti tentang peran guru dalam mengembangkan karakter siswa. Penelitian ini menyimpulkan bahwa usia TK merupakan masa yang tepat untuk menumbuh kembangkan pendidikan karakter anak. Lima cara yang dapat dilakukan sekolah dalam menumbuhkembangkan karakter best pada anak TK, ialah: teladan, fun, peka, cerita, dan doa. Bagaikan lima jari: (1) jempol mengingatkan kita untuk selalu berperan sebagai teladan bagi anak, (2) jari telunjuk mengingatkan kita pada acara “Jari-jari” yang ceria (fun), (3) jari tengah yang tertinggi mengingatkan kita untuk selalu peka melihat situasi sikap positif peserta didik, (4) jari manis mengingatkan kita untuk memberikan hal-hal yang manis melalui cerita atau dongeng pada anak, dan (5) jari kelingking mengingatkan kita: meski kecil, tapi kuat kuasanya, kuasa doa. Kelima cara ini sebaiknya dilakukan secara berkesinambungan dan terintegrasi dalam kegiatan di sekolah sehari-hari. Kerja sama orang tua, guru, kepala sekolah, dan yayasan harus terus dikembangkan untuk menumbuh kembangkan karakter best pada

  8 anak.

  Dari beberapa penelitian di atas, belum ada penelitian yang mengambil topik yang berkaitan dengan Pola Penanganan Guru PAI dan BK terhadap Penyimpangan Moralitas Siswa. Maka peneliti bermahsud untuk melakukan

8 Inge Pudjiastuti.

  “Peran Guru Dalam Menumbuhkembangkan Karakter Best” Jurnal Pendidikan . Nomor 12. Jakarta (2013): 13-22.

  Penabur

  11 penelitian lebih lanjut terhadap beberapa permasalahan yang terkait dengan judul peneliti tersebut.

E. Sistematika Penulisan

  Untuk memudahkan pembahasan dan pemahaman yang jelas dalam membaca, peneliti susun sistematika penulisan tesis ini secara garis besar sebagai berikut.

  Di dalam penulisan tesis diawali dengan halaman judul, halaman persetujuan, halaman pengesahan, halaman pernyataan, abstrak, prakata, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran.

  Dalam pembahasan tesis, penulis membagi dalam bagian-bagian, tiap bagian tediri bab-bab dan setiap bab terdiri dari sub-sub bab yang saling berhubungan dalam kerangka satu kesatuan yang logis dan sistematis.

  Adapun sistematika pembahasan sebagai berikut: a.

  BAB I Pendahuluan Berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, batasan masalah, signifikansi penelitian, kajian pustaka, dan sistematika penulisan.

  b.

  BAB II Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka berisi tentang hakikat pendidikan agama islam, peranan guru PAI dan BK dalam penanganan penyimpangan moralitas,

  12 faktor penyebab penyimpangan moralitas, jenis penyimpangan, dampak penyimpangan, pola pendekatan, dan metode serta tehnik penanganannya.

  c.

  BAB III Metode Penelitian Menguraikan tentang pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, sumber data penelitian, tehnik pengumpulan data, dan tehnik analisis data.

  d.

  BAB IV Hasil Penelitian Dan Analisis Berisi tentang pelaporan hasil penelitian dan analisis data. Hasil penenlitian menyajikan hasil dari wawancara dengan responden, deskripsi lokasi penelitian, hasil observasi dan hasil pengumpulan data dari dokumentasi. Analisis data menguraikan hasil penelitian tersebut dengan kaitannya konsep-konsep yang ada di dalam kajian pustaka yang di gunakan sehingga memperoleh informasi yang bisa menjawab permasalahan dalam penelitian ini.

  e.

BAB V Penutup Membahas simpulan dan saran. Kemudian diikuti dengan daftar pustaka, lampiran-lampiran, dan biografi peneliti.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Agama Islam Menurut kamus Bahasa Indonesia kata pendidikan berasal dari kata

  didik dan mendapat imbuhan pe dan akhiran an, maka kata ini mempunyai arti

  proses atau cara atau perbuatan mendidik. Secara bahasa definisi pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang

  9 dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.

  Menurut kamus bahasa Arab, pendidikan diterjemahkan ke dalam kata tarbiyah

  10 dengan kata kerjanya rabba yang berarti mengasuh, mendidik, memelihara.

  Menurut UU No. 20 tahun 2003adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta 11

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

  Dalam sistem pendidikan tersebut diartikan sebagai proses pembelajaran bagi individu untuk mencapai pengetahuan serta pemahaman yang lebih tinggi dan optimal. Pengetahuan tersebut diperoleh secara formal yang 9 kemudian dapat memiliki implikasi terhadap siswa agar dapat memiliki pola

  Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2007, 263. 10 Atabik Ali Ahmad Zuhdi Muhdhor, Kamus Bahasa Arab Kontemporer, Yogyakarta: Multi Karya Grafika, 2003, 454. 11 Anwar Arifin, Memahami Paradigma Baru Pendidikan Nasional Dalam Undang-undang Jakarta: Dirjen Kelembagaan Agama Islam, 2003, 34.

  SisDiknas,

  14 pikir dan perilaku sesuai dengan pendidikan yang telah diperolehnya melalui kegiatan pembelajarannya.

  Menurut Zakiah Daradjat, Pendidikan Agama Islam (PAI) ialah bimbingan

  dan asuhan terhadap anak didik agar dapat memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam yang telah diyakininya secara menyeluruh, serta menjadikan ajaran agama Islam sebagai suatu pandangan hidupnya demi keselamatan dan kesejateraan hidup di dunia

  12 maupun di akhirat.

  Menurut Ahmad D. Marimba, Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah bimbingan jasmani, rohani berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam yang memiliki nilai-nilai agama Islam, memilih dan memutuskan serta berbuat berdasarkan nilai-nilai Islam, dan bertanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai

13 Islam.

  Menurut Hasan Langgulung Pendidikan Islam ialah menyiapkan generasi muda untuk memegang peranan-peranan tertentu dalam masyarakat pada masa yang akan datang, peranan ini berkaitan erat dengan kelanjutan hidup masyarakat sendiri, memindahkan nilai-nilai yang bertujuan memelihara keutuhan dan kesatuan masyarakat yang menjadi syarat mutlak bagi kelanjutan hidup (surviral) suatu masyarakat dan peradaban. Dengan kata lain, tanpa nilai- nilai keutuhan (integrity) dan kesatuan(integration) suatu masyarakat, maka

  12 13 Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1996, 25.

  Ahmad D. Marimba, Pengantar Filasafat Pendidikan Islam, Bandung: Al- Ma‟arif, 1962, 23.

  15 kelanjutan hidup tersebut tidak akan dapat terpelihara dengan baik yang

  14 akhirnya akan berkesudahan dengan kehancuran masyarakat itu sendiri.

  Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Q.S. Al-Qashash ayat 77: Artinya : Dan carilah pada apa yang dianugerahkan Allah SWT kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah kepada orang lain sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai

  15 orang-orang yang berbuat kerusakan. (QS. Al Qashash : 77).

  Ayat tersebut memiliki makna bahwa manusia adalah makhluk utuh yang terdiri atas jasmani, akal, dan rohani sebagai potensi pokok manusia.

  Potensi tersebut perlu dikembangkan sesuai dengan bakat yang dimilikinya agar ia memiliki kepribadian yang baik, santun dan berakhlak mulia.

  Pendidikan dapat pula diartikan bimbingan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani peserta didik menuju terbentuknya

  16

  akhlak yang utama. Oleh karena itu, pendidikan dipandang sebagai salah satu

  14 Hasan Langgulung, Beberapa Pemikiran Tentang Pendidikan Islam, Bandung: Al- Ma‟arif, 1980, 38. 15 16 Mushaf Al-Quran, Depok: Neija, 2012, 394.

  

Zuhairini, Metodologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Malang: Universitas Islam

Negeri Malang, 2004, 1.

  16 aspek yang memiliki peranan pokok dalam membentuk generasi muda agar memiliki akhlak yang utama.

  Dari uraian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa Pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan bimbingan yang dilakukan oleh seorang dewasa kepada peserta didik dalam masa pertumbuhan agar ia memiliki kepribadian muslim yang sejati. Pendidikan agama Islam merupakan bagian terpenting yang berkenaan dengan aspek sikap dan nilai-nilai yang antara lain akhlak. Karena pendidikan agama memberikan motivasi hidup dan kehidupan, dan juga merupakan alat pengembangan dan pengendalian diri, maka Pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, mengimani, bertaqwa, berakhlak mulia, mengamalkan ajaran Islam dari sumber utamanya kitab suci Alquran dan Hadis melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman.Untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut, ditentukan oleh kemampuan guru karena faktor pendidik sangat menentukan keberhasilan anak didik dalam upaya menciptakan peserta didik yang diharapkan yang memiliki integritas serta akhlak mulia.

B. Dasar-Dasar Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam

  Dasar pendidikan merupakan masalah yang sangat fundamental dalam pelaksanaan pendidikan, sebab dari dasar pendidikan itu akan menentukan corak misi pendidikan, dan dari tujuan pendidikan akan menentukan kearah mana

  17 peserta didik akan diarahkan atau dibawa. Pendidikan adalah masalah yang sangat penting dalam kehidupan, karena pendidikan itu tidak dapat dipisahkan dari kehidupan baik dalam kehidupan keluarga maupun dalam kehidupan bernegara, sehingga pendidikan dijadikan suatu tola ukur terhadap maju mundurnya suatu bangsa.

1. Dasar Yuridis

  Landasan yuridis dapat diartikan sebagai bentuk peraturan baku yang telah disahkan oleh pemerintah sebagai tempat berpijak atau titik tolak dalam melaksanakan kegiatan - kegiatan tertentu, dalam hal ini kegiatan pendidikan. Landasan tersebut bersumber dari peraturan perundang- undangan yang belaku yang menjadi titik tolak dalam rangka praktik pendidikan dan studi pendidikan.

  Dalam undang-undang RI nomor 20 tahun 2003 Sisdiknas pasal 30 nomor 3 pendidikan keagamaan dapat diselenggarakan pada jalur pendidikan formal, nonformal, dan informal. 17 Dan terdapat pada pasal 12 No 1/a setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya dan diajarkan oleh pendidik yang seagama. 18 Dengan demikian secara yuridis pendidikan adalah dasar atau fondasi

  perundang-undangan yang menjadi pijakan dan pegangan dalam pelaksanaan pendidikan. Dalam hal ini pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi yang ada pada dirinya melalui

  17 Anwar Arifin, Memahami Paradigma Baru Pendidikan Nasional …, 36. 18 Anwar Arifin, Memahami Paradigma Baru Pendidikan Nasional …, 36.

  18 proses pembelajaran dalam rangka mewujudkan serta tercapainya cita-cita hidupnya yang lebih baik.

2. Dasar Naqli

  Dalil Naqli adalah dalil yang bersumber dari Al- Qur'an dan Al- Hadits. Al-

  Qur‟an adalah sumber kebenaran dalam Islam, kebenaran yang sudah tidak dapat diragukan lagi. Sedangkan sunnah Rasulullah SAW yang dijadikan landasan pendidikan agama Islam adalah berupa perkataan, perbuatan atau pengakuan Rasullullah SAW dalam bentuk isyarat.

  Sabda Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh imam Turmudzi:

  Artinya: Menuntut ilmu adalah wajib bagi tiap-tiap orang-orang Islam

  19

  laki-laki dan perempuan. (H.R. Ibn Abdulbari) Dengan demikian dapat dipahami bahwa pendidikan sebagai upaya perbaikan yang meliputi keseluruhan hidup individu termasuk akal, hati dan rohani, jasmani, akhlak, dan tingkah laku. Melalui pendidikan, setiap potensi yang di anugerahkan oleh Allah SWT dapat dioptimalkan dan dimanfaatkan untuk menjalankan fungsi sebagai khalifah di muka bumi.