MANAJEMEN PEMBELAJARAN PONDOK PESANTREN TAHFIDZUL QUR’AN AL MUNTAHA KELURAHAN CEBONGAN KECAMATAN ARGOMULYO KOTA SALATIGA TAHUN 2016 SKRIPSI

  

MANAJEMEN PEMBELAJARAN

PONDOK PESANTREN TAHFIDZUL QUR’AN AL MUNTAHA

  

KELURAHAN CEBONGAN KECAMATAN ARGOMULYO

KOTA SALATIGA TAHUN 2016

SKRIPSI

Disusun Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd)

  

Oleh :

MILATUR RODIYAH

NIM: 111-12-184

  

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2016

  

MOTTO

ْ مُكُرْيَخ ُهَمَّلَعَو َنآْرُقْلاَ مَّلَعَت ْهَم

  

Orang yang paling baik diantara kalian adalah seseorang

yang belajar al- Qur’an dan mengajarkannya “.

  

(HR.Bukhori)

  

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirobbil ’alamin dengan rahmat dan hidayah Allah SWT

  skripsi ini telah selesai. Skripsi ini saya persembahkan kepada: 1.

  Ibu Siti Puji Astutik dan Bapak Puryadi yang senantiasa memberikan nasehat dan telah mendidikku dari kecil sampai menikmati kuliah S1 di IAIN Salatiga ini, serta tidak lelah mendoakan tanpa henti untuk menjadi pribadi yang bermanfaat untuk sesama.

  2. Adik-adiku tersayang Atsiilah Khoirun Nisa‟ dan Muhammad Bachrul Ulum yang selalu memberikan semangat untuk terus menjadi pribadi yang tangguh.

  3. Ibu Nyai Hj. Siti Zulaicho AH selaku pengasuh pondok pesantren tahfidzul

  Qur’an al-muntaha yang saya hormati dan selalu saya harapkan ridho dan berkah ilmunya.

  4. Mas Ali Wachid Murtadlo yang selalu memberikan doa”, semangat, motivasi dan kasih sayang yang tiada henti.

  5. Aidul, putrek, one, bu kum, mak jannah, sopi, dek hurun, apip, mb pitri, mb faizah, sukenul, mafa dan seluruh sahabatku PPTQ al-Muntaha yang selalu membersamai dalam setiap langkah.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan banyak rahmat dan hidayah-Nya, sehingga bisa menikmati indahnya Islam di dunia ini. Sholawat serta salam selalu tercurahkan pada junjungan Nabi Agung Muhammad SAW yang telah membimbing manusia dari zaman kegelapan hingga zaman yang terang benderang dan yang selalu dinantikan syafaatnya di hari kiamat kelak. Segala syukur penulis panjatkan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi dengan judul

  “MANAJEMEN

  PEMBELAJARAN PONDOK PESANTREN TAHFIDZUL QUR’AN AL-

MUNTAHA KELURAHAN CEBONGAN KECAMATAN ARGOMULYO

KOTA SALATIGA TAHUN 2016

  

  Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar S1 Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Jurusan Pendidikan Agama Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari bahwa masih banyak sekali kekurangan di dalamnya. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak penulis tidak akan bisa menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada : 1.

  Bapak Dr. H. Rahmat Haryadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga 2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan 3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. selaku ketua jurusan Pendidikan Agama Islam

  4. Bapak Fatchurrohman, M.Pd. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah mencurahkan pikiran, tenaga, dan pengorbanan waktunya dalam upaya membimbing penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

  5. Bapak Yedi Efriadi, M.Ag. selaku pembimbing akademik.

  6. Seluruh dosen dan karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak membantu selama kuliah hingga menyelesaikan skripsi ini.

  7. Pengasuh, ustadzah, dan santri PPTQ al-Muntaha Salatiga yang telah memberikan ijin serta membantu penulis dalam melakukan penelitian di pondok pesantren tersebut.

  8. Bapak, ibu, keluarga, dan seluruh pihak yang selalu mendorong dan memberikan motivasi dalam menyelesaikan kuliah di IAIN Salatiga.

  9. Keluarga Ma‟had Putri IAIN Salatiga, PAI E, Keluarga PPL SMP Muhammadiyah Suruh dan Kelompok KKN posko 25 yang telah memberikanku pengalaman hidup yang luar biasa.

  Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi semua orang pada umumnya. Saran dan kritik yang membangun sangat diperlukan dalam kesempurnaan skripsi ini.

  Salatiga, 1 September 2016 Penulis

  Milatur Rodiyah NIM. 111-12-184

  

ABSTRAK

Rodiyah, Milatur. 2016.

  “Manajemen Pembelajaran Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an al-Muntaha Kelurahan Argomulyo Kecamatan Cebongan Kota Salatiga ” Pembimbing: Fatchurrohman, M.Pd.

  Kata kunci: Manajemen Pembelajaran, Pondok Pesantren, Tahfidzul Qur’an

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan manajemen pembelajaran pondok pesantren

  tahfidzul Qur’an al-Muntaha Kelurahan

  Argomulyo Kecamatan Cebongan Kota Salatiga. Pertanyaan yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah: 1) Bagaimana manajemen pembelajaran pondok pesantren

  tahfidzul Qur’an al-Muntaha. 2) Problematika yang dihadapi dalam

  manajemen pembelajaran pondok pesantren tahfidzul Qur’an al-Muntaha.

  Penelitian ini menggunakan pendekatan lapangan (field research) dengan metode kualitatif. Teknik pengumpulan data adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Subyek penelitian adalah santri, ustadzah, pengasuh, dan pengelola pondok pesantren.

  Temuan penelitian menunjukkan bahwa 1) manajemen pembelajaran

  

tahfidzul Qur’an di pondok pesantren al-Muntaha terdiri dari perencanaan,

  pengorganisasian pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, pengawasan pembelajaran, dan pengevaluasian. Perencanaan pembelajaran terdiri dari proses penentuan tujuan, metode atau cara yang ditempuh dalam pembelajaran tahfidzul

  

Qur’an, menentukan materi pembelajaran dan menentukan sistem penilaian

  pembelajaran yang dilakukan. Proses pengorganisasian pembelajaran terdiri dari sarana dan prasarana yang menunjang pembelajaran, pengelolaan pendidik dan peserta didik/santri, materi, serta waktu pelaksanaan pembelajaran. Selanjutnya, proses pelaksanaan pembelajaran meliputi pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode sorogan, bandongan dan metode pemberian hukuman, sedangkan media yang digunakan berupa media cetak dan media elektronik seperti kitab al-

  Qur‟an dan Terakhir adalah pengawasan serta evaluasi pembelajaran. Pengawasan terhadap pembelajaran dilakukan oleh penanggung jawab pembelajaran

  tahfidzul Qur’an yaitu pengasuh/asatidz pondok. Sedangkan

  evaluasi secara formal tidak ada, tetapi lebih ditekankan secara praktis dan lisan yang dilakukan setiap saat. 2) Problematika terkait pembelajaran

  tahfidzul Qur’an

  terdiri dari problematika pengelola, pengurus, dan santri. Problematika terkait pengelola yaitu masih minimnya jumlah guru/ustadz sedangkan santri kurang disiplin sehingga ketika kegiatan pembelajaran berlangsung mengakibatkan pembelajaran kurang berjalan lancar. Problematika selanjutnya datang dari pengurus yaitu sikap pengurus yang kurang tegas dalam menjalankan tugas serta kesulitan dalam mengawasi atau mengatur santri. Hal ini dikarenakan pengurus merupakan bagian dari santri yang juga mengikuti kegiatan pembelajaran. Kemudian problematika juga datang dari santri yaitu adanya gadget yang mereka gunakan justru menghambat hafalan mereka karena santri lebih fokus bermain gadget.

  DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i HALAMAN BERLOGO ................................................................................. ii HALAMAN NOTA PEMBIMBING ............................................................... iii HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ...................................................... v MOTTO ........................................................................................................... vi PERSEMBAHAN ............................................................................................ vii KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii ABSTRAK ....................................................................................................... xi DAFTAR ISI .................................................................................................... xi DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiv

  BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1 A. Latar Belakang .............................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ......................................................................... 4 C. Tujuan Penelitian........................................................................... 5 D. Manfaat Penelitian......................................................................... 5 E. Penegasan Istilah ........................................................................... 6 F. Metode Penelitian .......................................................................... 7 G. Sistematika Penulisan .................................................................... 14 BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................... 16 A. Manajemen Pembelajaran .............................................................. 16 B. Pondok Pesantren ........................................................................... 25

  C.

  Tahfidzul Qur‟an ............................................................................ 31

  BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN ......................... 38 A. Paparan Data Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an al-Muntaha Cebongan Argomulyo Salatiga .................................. 37 B.

  Temuan Penelitian ......................................................................... 45 1.

  Manajemen Pembelajaran Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an al-Muntaha .................................................................. 45 2. Problematika Manajemen Pembelajaran Pondok

  Pesantren Tahfidzul Qur‟an al-Muntaha ................................. 59

  BAB IV PEMBAHASAN ................................................................................ 63 A. Manajemen Pembelajaran Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an al-Muntaha ........................................................................ 63 B. Problematika Manajemen Pembelajaran Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an al-Muntaha........................................................ .74 BAB V PENUTUP ........................................................................................... .79 A. Kesimpulan.................................................................................... .79 B. Saran .............................................................................................. .80 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... .83 RIWAYAT HIDUP PENULIS ........................................................................ .84 LAMPIRAN-LAMPIRAN ...............................................................................

  DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Harian Santri ......................................................... 44Tabel 3.2 Kegiatan Ekstrakurikuler Santri ....................................................... 45

DAFTAR LAMPIRAN 1.

  Daftar SKK 2. Nota Pembimbing Skripsi 3. Surat Permohonan Izin Melakukan Penelitian 4. Surat Keterangan Melakukan Penelitian 5. Lembar Konsultasi 6. Instrumen Pengumpulan Data 7. Kode Penelitian 8. Hasil Wawancara 9. Daftar Santri 10.

  Daftar Pengajar 11. Daftar Prestasi Santri 12. Dokumentasi

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al- Qur‟an kitab yang sangat mengagumkan bagi orang-orang yang

  mau menggunakan akal dan mata hati untuk memikirkan dan merenungkannya. Hifzhi al-

  Qur’an adalah menghafal al-Qur‟an sesuai

  dengan urutan yang terdapat dalam mushaf Utsmani mulai dari surat al- Fatihah hingga surat al-Nas dengan maksud beribadah, menjaga dan memelihara kalam Allah (Munjahid, 2007:74). Di dalam diri setiap muslim terdapat hasrat yang kuat untuk menghafal al-

  Qur‟anul karim. Al- Qur‟an adalah kitab suci agama islam yang abadi, petunjuk bagi seluruh umat manusia. Barang siapa yang mengamalkannya, maka ia akan mendapat pahala; barang siapa menyuruh padanya, maka ia telah ditunjuki pada jalan yang lurus; barang siapa yang berpegang teguh padanya, maka ia telah berpegang tali yang kuat yang tidak akan pernah terpecah-pecah ; dan barang siapa yang berpaling darinya dan mencari petunjuk selainnya, maka ia telah sangat sesat (Badwilan, 2009:264). Diantara cara Allah menjaga kemurnian al-Quran adalah dia menjadikan sebagian dari hamba- Nya menjadi para penghafal al-Quran.

  Membaca al- Qur‟an termasuk ibadah yang paling utama yang dijadikan sebagai upaya untuk mendekatkan diri kepada Allah, sebagaimana dalam firman-Nya:

                  

  “sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah, mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian dari rezeki yang kami anugrahkan kepadanya secara diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi.

  ” (QS. Faathir [35]: 29). Untuk menyukseskan program program tahfidz suatu lembaga harus memiliki manajemen yang baik. Manajemen dapat diartikan sebagai sebuah proses khas, yang terdiri dari tindakan-tindakan; perencanaan, pengorganisasian, penggiatan, dan juga pengawasan. Ini semua juga dilakukan untuk menentukan atau mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia, dan juga sumber- sumber lainnya (Sunarto, 2005:71). Perencanaan merupakan bagian awal yang terpenting dari suatu kerja. Perencanaan merupakan fungsi pemulaan dalam manajemen (Suparlan, 2014:43). Memang menyelenggarakan pembelajaran menghafal al-

  Qur‟an bukanlah persoalan mudah, melainkan dibutuhkan pemikiran dan analisis mendalam dari hal perencanaan, metode, alat dan sarana prasarana, target hafalan, evaluasi hafalan dan sebagainya. Oleh karena itu dibutuhkan pula manajemen pembelajaran al- Qur‟an yang tepat dan betul-betul dapat memahami kondisi anak. Manajemen pembelajaran menghafal al-

  Qur‟an yang terdiri dari bagaimana bentuk perencanaa, pelaksanaan dan evaluasi yang dilakukan.

  Gairah umat islam dalam Al-Qur ‟an jika diperhatikan dewasa ini semakin meningkat. Banyak lembaga yang mengunggulkan program tahfidz dengan lahirnya banyak lembaga tahsin dan tahfidz atau bahkan di lembaga-lembaga pendidikan formal. Tumbuhnya lembaga-lembaga keal- Qur‟anan, baik kecil maupun besar, baik swasta maupun memiliki keterkaitan dengan pemerintah setempat. Bahkan, statistiknya menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan. Begitu saja, di sekolah- sekolah umum unggulan yang berbasis islam (biasanya menggunakan istilah “Islam Terpadu”, seperti SDIT), menggunakan tahfidz (hafalan al- Qur

  ‟an), sebagai salah satu program unggulan dan menjadi core kompetensinya. Salatiga sendiri ada beberapa lembaga program tahfidz diantaranya, SD tahfidz An-nida, rumah tahfidz, pondok pesantren tahfidzul quran al-Muntaha. Tentu saja, ini merupakan suatu perkembangan yang positif, terutama dalam upaya memelihara otentisitas al-Quran.

  Pesantren atau pondok adalah lembaga yang bisa dikatakan merupakan wujud proses wajar perkembangan sistem pendidikan nasional.

  Dari segi historis pesantren tidak hanya identik dengan makna keislaman, tetapi juga mengandung makna keaslian indonesia (Madjid, 1997:3). Salah satunya pondok pesantren al-Muntaha. Ini merupakan sebuah pondok pesantren khusus putri yang memiliki takhassus pada bidang hafalan al- Qur

  ‟an, dengan corak pesantren semi tradisional-modern. Semua santri dikonsentrasikan untuk menghafal, namun bagi yang belum sanggup membaca al-Qur

  ‟an dengan baik dan benar diperkenankan juga mengaji al-Qur ‟an bin-nazhar. Pesantren ini tidak memberi batasan waktu dan usia bagi para santri, terbuka bagi mahasiswi, pelajar tingkat SD hingga Perguruan Tinggi, maupun santri yang hanya ingin berkonsentrasi belajar mondok saja. Sudah banyak sekali prestasi yang diraih oleh santri maupun alumni pondok pesantren al-Muntaha. Antara lomba MTQ juara I, MHQ juara I, Syarhil Qur‟an juara II, Kaligrafi Juara 1, English Debate juara II, Pidato bahasa inggris juara I, Stand up comedy juara harapan II dan Cipta puisi juara II.

  Sebagai salah satu pondok tahfidz di Salatiga, Pondok Pesantren al Muntaha telah melahirkan banyak santri yang berhasil menghafal al Qur‟an dengan baik. Keberhasilan ini tentu didorong oleh sistem manajemen pondok yang baik. Dari latar belakang inilah peneliti bermaksud mengadakan penelitian dengan judul

  “MANAJEMEN PEMBELAJARAN PONDOK PESANTREN TAHFIDZUL QUR’AN AL-MUNTAHA KELURAHAN CEBONGAN KECAMATAN ARGOMULYO KOTA SALATIGA TAHUN 2016” B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang diatas peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana manajemen pembelajaran pondok pesantren tahfidzul

  Qur‟an al-Muntaha Kel Cebongan Kec. Argomulyo Kota Salatiga Tahun 2016?

  2. Apa problematika manajemen pembelajaran pondok pesantren tahfidzul Qur‟an al-Muntaha Kel Cebongan Kec Argomulyo Salatiga Tahun 2016? C.

   Tujuan Penelitian

  Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

  1. Untuk mengetahui manajemen pembelajaran pondok pesantren tahfidzul Qur‟an al-Muntaha Kel Cebongan Kec. Argomulyo Kota Salatiga Tahun 2016.

  2. Untuk mengetahui problematika dalam manajemen pembelajaran pondok pesantren tahfidzul Qur‟an al-Muntaha Kel Cebongan Kec.

  Argomulyo Kota Salatiga Tahun 2016.

D. Manfaat Penelitian

  Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang jelas dan diharapkan dapat memberikan manfaat secara praktis maupun teoritis, antara lain : a.

  Manfaat teoritis Memberikan sumbangan pemikiran terhadap wacana pendidikan agama Islam khususnya di bidang pendidikan tahfidzul qur‟an.

  b.

  Manfaat Praktis 1.

  Bagi Pondok Pesantren: untuk memberi gambaran sistem manajemen pondok pesantren yang baik guna melahirkan para hafidz al Qur‟an.

  2. Bagi Masyarakat: untuk memberi pengetahuan mengenai pondok pesantren yang memiliki sistem manajemen yang unggul.

  3. Bagi Peneliti: untuk menambah pengetahuan mengenai manajemen pondok pesantren tahfidzul qur‟an.

E. Penegasan Istilah 1.

  Manajemen pembelajaran Manajemen pembelajaran terdiri dari dua kata, yaitu manajemen dan pembelajaran. Istilah pembelajaran (instruction) bermakna sebagai upaya untuk membelajarkan seseorang atau kelompok orang melalui berbagai upaya (effort) dan berbagai strategi, metode, dan pendekatan kearah pencapaian tujuan yang telah direncanakan (Majid, 2012:109). Sedangkan menurut George R. Terry Manajemen adalah suatu proses khas yang terdiri atas tindakan- tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengendalian untuk menentukan serta mencapai tujuan melalui pemanfaatan SDM dan sumber daya lainnya (Sunarto, 2005:71).

  Sedangkan menurut Mary Parker Follet , telah mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.

  Definisi ini bermakna bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk secara sinergi mencapai tujuan organisasi (Suparlan, 2014:41).

2. Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an

  Pesantren atau pondok adalah lembaga yang bisa dikatakan merupakan wujud proses wajar perkembangan sistem pendidikan nasional. Dari segi historis pesantren tidak hanya identik dengan makna keislaman, tetapi juga mengandung makna keaslian Indonesia (indigenous). Lembaga pendidikan yang sudah ada sejak dulu (madjid, 1997:3).

  Sedangkan tahfidz atau menghafal merupakan bahasa indonesia yang berarti menerima, mengingat, menyimpan dan memproduksi kembali tanggapan-tanggapan yang diperoleh melalui pengamatan. Sedangkan menurut istilah hifzhi al-

  Qur‟an adalah menghafal al- Qur‟an sesuai dengan urutan yang terdapat dalam mushaf Utsmani mulai dari surat al-Fatihah hingga surat al-Nash dengan maksud beribadah, memelihara kalam Allah (Munjahid, 2007:74). Kita akan mengetahui berbagai anugrah dan keistimewaan agung yang diperoleh para penghafalnya (Syinqithi, 2011:4). Jadi pondok pesantren tahfidzul Qur‟an merupakan suatu lembaga yang khusus pada bidang hafalan al- Qur‟an.

F. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

  Pendeketan dan jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif, Menurut Moleong (2008:6) penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.

  Sedangkan menurut Bogdan dan Tylor dalam Meoleong (2009:4). Metode Kualitatif adalah sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data secara deskriptif yang berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Data yang diperoleh dalam penelitian ini tidak berupa angka-angka tetapi data yang terkumpul berbentuk kata-kata lisan yang mencakup laporan dan foto-foto. Jadi hasil penelitian ini adalah berupa deskripsi atau gambaran manajemen pembelajaran pondok pesantren tahfidzul Qur‟an al-Muntaha Kota Salatiga Tahun 2016.

  2. Kehadiran Peneliti

  Peneliti hadir secara langsung pada obyek penelitian dalam rangka pengumpulan data yang dilaksanakan peneliti tinggal di obyek penelitian, sehingga peneliti terlibat secara langsung dan aktif dalam rangka pengumpulan data.

  3. Lokasi Lokasi pesantren Jl. Soekarno-Hatta no 39, Kel. Cebongan, Kec.

  Argomulyo, Kota salatiga. Terletak di tepi jalan utama Solo-Semarang, sangat strategis dan mudah transportasi. Fasilitas pendukung yang ada diantaranya Masjid, Laudry, dan Rumah Makan Barokah.

4. Sumber Data

  Pada tahap ini, peneliti berusaha mencari dan mengumpulkan berbagai sumber data yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti. Dalam penelitian ini terdapat data utama (primer) dan data pendukung (skunder).

  a.

  Data Primer Sumber data primer adalah data dalam bentuk verbal atau kata-kata yang diucapkan secara lisan, gerak-gerik atau perilaku yang dilakukan oleh subjek yang dapat dipercaya (Arikunto, 2010:22). Adapun yang terlibat secara langsung sebagai sumber data primer berasal dari santri, pengurus pondok, ustadz ustadzah pondok, dan pengasuh Pondok Pesantren al-Muntaha Salatiga.

  b.

  Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh dari dokumen- dokumen grafis (tabel, catatan, notulen rapat, SMS, dan lain-lain), foto-foto, film, rekaman video, dan benda-benda yang dapat memperkaya data primer (Arikunto, 200:20). Peneliti menggunakan data sekunder ini untuk memperkuat dan melengkapi informasi yang telah dikumpulkan melalui wawancara.

  Adapun sumber data sekunder yang digunakan adalah buku-buku yang terkait dengan manajemen pembelajaran, arsip-arsip, dokumen, catatan dan laporan Pondok Pesantren al-Muntaha.

5. Teknik Pengumpulan Data

  Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah :

  a. Observasi Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian

  (Asmani, 2011:23). Metode observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan yang digunakan dengan mengadakan pengamatan fenomena-fenomena yang dijadikan pengamatan. Adapun cara yang digunakan adalah mengadakan pengamatan langsung di pondok pesantren al-Muntaha dengan cara melihat dan pengindraan lainnya. Observasi secara langsung mempunyai maksud untuk mengamati dan melihat langsung kegiatan- kegiatan manajemen yang dilakukan. Dalam observasi ini yang menjadi objeknya antara lain aktifitas kegiatan pembelajaran sehari-hari yang di lakukan oleh pengasuh dan dewan asatidz.

  b.

  Wawancara Wawancara adalah suatu cara menggali data. Hal ini harus dilakukan secara mendalam untuk mendapatkan data yang detail dan valid (Asmani, 2011:122). Kegiatan penelitian ini akan dilaksanakan dengan wawancara terbuka dan terstruktur karena informan atau narasumber mengetahui bahwa mereka sedang diwawancarai, penelitian sudah menetapkan dan menyimpan pertanyaan-pertanyaan yang tersusun secara sistematis. Dalam penelitian ini metode wawancara digunakan sebagai metode pengumpulan data dalam pembelajaran pesantren dan bagaimana peran masing- masing dewan pengasuh, asatidz, pengurus serta santri dalam menerapkan dan mengorganisir sistem pembelajaran pondok pesantren tahfidzul Qur‟an.

  c.

  Dokumentasi Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal- hal atau variable yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, agenda dan sebagainya (Arikunto, 2002:148). Dokumentasi dalam penelitian ini di perlukan untuk memperkuat data-data yang diperoleh dari lapangan yaitu dengan cara mengumpulkan data yang berupa catatan tertulis dari Pondok Pesantren al-Muntaha.

6. Analisis Data

  Analisis data digunakan awal penelitian hingga akhir pengumpulan data yang bersifat terbuka dan induktif, sehingga tidak menutup kemungkinan akan terjadi reduksi data, perbaikan dan ferifikasi atas data yang diperole hal ini dimaksudkan untuk lebih mempermudah pemahaman dan kejelasan.

  Menurut Moleong (2008:280) analisis data adalah proses mengorganisasaikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.

7. Pengecekan Keabsahan Data

  Menurut Moleong (2008:324) ada empat kriteria yang digunakan yaitu: kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability), ketergantungan (dependability), dan kepastian (confirmability).

  Pada penelitian ini, peneliti memakai kriteria kepercayaan (credibility). Kriteria kepercayaan ini berfungsi untuk melakukan penelaahan data secara akurat agar tingkat kepercayaan penemuan dapat dicapai. Peneliti memperpanjang penelitian dengan melakukan observasi secara terus menerus sampai data yang dibutuhkan cukup.

  Kemudian peneliti menggunakan teknik triangulasi data yaitu teknik pemerikasaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain (Moleong, 2008:330). Pada teknik ini peneliti melakukan triangulasi dengan terknik yaitu dengan jalan membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara dan triangulasi dengan sumber yaitu dengan cara membandingkan data hasil wawancara antar narasumber terkait serta membandingkan data hasil dokumentasi antar dokumen.

8. Tahap-Tahap Penelitian

  Pelaksanaan penelitian terdiri dari empat tahap yaitu: tahap sebelum ke lapangan, tahap pekerjaan lapangan, tahap analisis data, dan tahap penulisan laporan yang ditempuh sebagai berikut: a.

  Tahap Sebelum ke lapangan Tahap ini meliputi kegiatan penentuan fokus, penyesuaian paradigma teori, penjajakan alat peneliti, permohonan izin kepada subyek yang diteliti, dan konsultasi fokus penelitian.

  b.

  Tahap Pekerja Lapangan Tahap ini meliputi pengumpulan bahan-bahan yang berkaitan dengan peran pembelajaran pesantren tahfidzul Qur‟an al-Muntaha. Data ini diperoleh dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi.

  c.

  Tahap Analisis Data Menurut Miles dan huberman yang dikutip Sugiono (2007:337) aktivitas dalam analisis data yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. 1)

  Mereduksi atau merangkum data, memiliki hal-hal pokok, menfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya serta membuang yang tidak perlu. 2)

  Penyajian data dalam uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, dan sejenisnya naratif.

  3) Penarikan kesimpulan berupa penemuan baru yang belum pernah ada.

  d.

  Tahap Penulisan Laporan Tahap penulisan laporan adalah tahap penyusunan data-data hasil temuan penelitian secara sistematis. Dalam penulisan laporan penelitian ini tentunya mencakup semua kegiatan penelitian mulai dari tahap awal penelitian sampai tahap akhir yaitu tahap penarikan kesimpulan. Setelah itu melakukan konsultasi hasil penelitian dengan dosen pembimbing untuk mendapatkan perbaikan, saran- saran demi kesempurnaan skripsi yang kemudian ditindaklanjuti hasil bimbingan tersebut dengan penulis skripsi yang sempurna.

G. Sistematika Penulisan

  Dalam penelitian ini, penulis menyusun kedalam 5 (lima) bab yang rinciannya adalah sebagai berikut: BAB I: PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

  BAB II: KAJIAN PUSTAKA. Membahas secara tuntas judul yang ada sesui dengan teori yang mendukungnya. Yaitu pengertian manajemen pembelajaran dan pondok pesantren tahfidzul Qur‟an.

  BAB III: PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN. Berisi Gambaran Umum Pondok Pesantren al-Muntaha Cebongan Argomulyo Salatiga Tahun 2016 yang meliputi sejarah singkat pesantren, visi dan misi, letak geografis, profil pondok, struktur kepengurusan, sumber dana, daftar santri, jadwal pelajaran, jadwal kegiatan harian, struktur organisasi, tata tertib pondok.

  BAB IV: PEMBAHASAN. Meliputi manajemen pembelajaran pondok pesantren, problematika yang dihadapi pondok pesantren tahfidzul Qur‟an al-Muntaha.

  BAB V: PENUTUP. Meliputi kesimpulan dan saran.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Manajemen Pembelajaran 1. Pengertian Manajemen Pembelajaran Manajemen pembelajaran terdiri dari dua kata, yaitu

  manajemen dan pembelajaran. Secara bahasa (etimologi) manajemen berasal dari kata kerja “to manage” yang berarti mengatur (Hasibuan, 2007:1).

  Adapun menurut istilah (terminologi) terdapat banyak pendapat mengenai pengertian manajemen salah satunya menurut George R.

  Terry manajemen adalah suatu proses khas yang terdiri atas tindakan- tindakan yang dicapai melalui perencanaan, pengorganisasian, pergerakan, dan pengendalian untuk menentukan serta mencapai tujuan melalui pemanfaatan SDM dan sumber daya lainnya (Hasibuan, 2007:3).

  Selanjutnya, mengenai pembelajaran berasal dari kata “instruction” yang berarti “pengajaran”. Pembelajaran pada hakikatnya adalah suatu proses interaksi antara anak dengan anak, anak dengan sumber belajar, dan anak dengan pendidikan (Mansur, 2007:163).

  Menurut Undang-undang Ri No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem pendidikan. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

  Dari beberapa pengertian diatas dapat dikatakan bahwa manajemen pembelajaran merupakan usaha untuk mengelola pembelajaran yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran guna mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.

2. Fungsi-fungsi Manajemen Pembelajaran

  Dalam kegiatan manajemen pembelajaran ini terdapat fungsi manajemen yang harus dilaksanakan. Diantaranya yaitu perencanaan pembelajaran, pengorganisasian pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan pengawasan pembelajaran yang juga meliputi kegiatan evaluasi pembelajaran.

  a.

  Perencanaan Pembelajaran Perencanaan pembelajaran adalah aktivitas pengambilan suatu keputusan mengenai sasaran dan tujuan pembelajaran, strategi dan metode yang harus dilakukan, siapa pelaksana tugas untuk mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.

  Dalam pengertian lain perencanaan pembelajaran diartikan sebagai proses penyusunan materi pelajaran, penggunaan media, penggunaan pendekatan dan metode, dan penilaian dalam suatu alokasi waktu yang akan dilaksanakan pada masa tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan (Majid, 2008:17). b.

  Pengorganisasian Pembelajaran Pengorganisasian pembelajaran adalah keseluruhan proses pengelompokan pendidikan, peserta didik, materi dan sumber belajar serta sarana prasarana dan media belajar sehingga tercipta suatu proses pembelajaran yang dapat berjalan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan pengorganisasian ini akan ditentukan materi materi pelajaran beserta siapa pengajarnya dan untuk siapa materi itu diberikan, bagaimana cara menyampaikan, serta kapan pelajaran itu akan diberikan.

  Menentukan materi pembelajar berarti melakukan kegiatan pengelolaan materi pembelajaran, hal ini harus memperhatikan prinsip keragaman anak, tujuan moral (kognitif, emosional, dan kinetik) dan aspek psikologis lain (Maimun dan Fitri, 2010:108).

  Dengan demikian pelajaran yang akan diajarkan dapat ditambah sesuai dengan kebutuhan pondok pesantren guna menunjang tercapainya target program pondok yang sedang dikembangkan. Usman mendefinisikan pengorganisasian merupakan penyusunan struktur organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi, sumber daya yang dimilikinya, dan lingkungan yang melingkupinya (Usman, 2010: 146).

  Pengorganisasian pembelajaran menurut Syaiful Sagala (2010:143) meliputi beberapa aspek :

  1) Menyediakan fasilitas, perlengkapan dan personel yang diperlukan untuk penyusunan kerangka yang efisien dalam melaksanakan rencana-rencana melalui suatu proses penetapan pelaksanaan pembelajaran yang diperlukan untuk menyelesaikannya.

  2) Mengelompokkan komponen pembelajaran dalam struktur sekolah secara teratur.

  3) Membentuk struktur wewenang dan mekanisme koordinasi pembelajaran.

  4) Merumuskan dan menetapkan metode dan prosedur pembelajaran.

  c.

  Pelaksanaan Pembelajaran Di dalam kegiatan pelaksanaan pembelajaran ini, seorang pendidik melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar sesuai panduan yang telah dirancang dengan memanfaatkan dan menggunakan unsur-unsur belajar seperti, materi/bahan ajar, sumber belajar, media belajar, strategi, dan metode belajar sehingga peserta didik mau dan bisa belajar dengan senang dan sungguh-sungguh guna mencapai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai sesuai rencana.

  Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan seorang guru harus memiliki keterampilan dalam penyampaian materi pelajaran dan mampu menggunakan metode mengajar secara tepat. Oleh karena itu penguasaan terhadap metode pembelajaran baik metode konvensional maupun inkonvensional merupakan hal yang urgen. Metode adalah cara yang digunakan untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien (Suwardi, 2007:61). Jadi metode pembelajaran adalah cara yang diguna-kan untuk mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.

  Penggunaan metode belajar mengajar harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran, kemampuan guru, anak didik, materi yang dipelajari, ketersediaan fasilitas atau alat, dan durasi waktu belajar. Diantara jenis-jenis metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam KBM adalah sebagai berikut:

  1. Metode pembiasaan Metode pembiasaan adalah sebuah cara yang dapat dilakukan untuk membiasakan anak didik berfikir, bersikap,dan bertindak sesuai dengan ajaran, norma, dan aturan yang berlaku (Arief, 2002:110).

  2. Metode keteladanan Metode keteladanan adalah cara mengajar yang dilakukan dengan memberikan contoh-contoh yang baik yang dapat dicontoh atau ditiru dari seseorang oleh orang lain (Arief, 2002:117).

  3. Metode pemberian ganjaran

  Metode pembelajaran ini dilakukan dengan cara memberikan ganjaran atau hadiah atas perilaku baik maupun keberhasilan belajar peserta didik sebagai pendorong dan motivasi belajar (Arief, 2002:127).

  4. Metode pemberian hukuman Metode ini merupakan metode pembelajaran yang dilakukan dengan memberikan hukuman atas perilaku tidak baik atau kesalahan peserta didik (Arief, 2002:131).

  5. Metode ceramah Metode ceramah adalah cara penyampaian sebuah materi pelajaran dengan cara penuturan lisan kepada siswa atau khalayak ramai (Arief, 2002:136). Dalam pengertian lain ceramah diartikan sebagai suatu cara penyampaian bahan secara lisan oleh guru di muka kelas (Usman, 2002:34).

  6. Metode tanya jawab Metode tanya jawab yaitu penyampaian pelajaran dengan cara guru mengajukan pertanyaan dan murid menjawab

  (Arief, 2002:140). Pada pendapat lain metode tanya jawab adalah penyampaian pesan pengajaran dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan siswa memberikan jawaban atau sebaliknya siswa diberi kesempatan bertanya dan guru menjawab pertanyaan (Usman, 2002:43).

  7. Metode Sorogan

  Sorogan berasal dari bahasa Jawa (sorog) yang artinya

  menyodorkan (Nasir, 2005:110). Metode sorogan ialah sebuah sistem belajar di mana para murid satu persatu menghadap guru untuk membaca dan menguraikan isi kitab ataupun menyetorkan hafalan (Arief, 2002:150).

  8. Metode bandongan/weton Metode bandongan menurut Zamakhsyari Dhofier dalam Arief (2002:153) adalah metode belajar di mana sekelompok murid (jumlah banyak) mendengarkan seorang guru yang membaca, menerjemahkan, menerangkan, dan sering kali mengulas buku Islam dalam bahasa Arab, kemudian setiap murid memperhatikan bukunya sendiri dan membuat catatan (baik arti maupun keterangan) tentang kata-kata atau buah fikiran yang sulit. Metode bandongan atau sistem weton ini merupakan metode belajar tertua di pondok pesantren menyertai metode sorogan dan tentunya merupakan inti dari pengajaran di suatu pesantren (Nasir, 2005:113).

  9. Metode drill Menurut Rustiyah dalam Arief (2002:174) metode drill adalah suatu teknik yang dapat diartikan dengan suatu cara mengajar di mana siswa melaksanakan latihan-latihan agar memiliki keterampilan ataupun ketangkasan yang lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari.

10. Metode kerja kelompok

  Metode kerja kelompok ialah cara menyajikan materi pelajaran di mana siswa dikelompokkan ke dalam beberapa kelompok tertentu untuk menyelesaikan tugas yang telah ditetapkan dengan cara bersama dan bergotong royong (Arief, 2002:196).

  Selain metode yang tepat efektivitas pembelajaran juga dipengaruhi oleh ketepatan penggunaan media belajar. Media pembelajaran adalah sesuatu hal yang berfungsi sebagai perantara penyampaian pesan atau informasi dalam proses pembelajaran (Suwardi, 2007:76). Diantara media belajar yang dapat digunakan adalah gambar/poster, slides, video, buku teks, modul, dan lain- lain.

  d.

  Pengawasan dan Evaluasi Pengawasan adalah suatu konsep yang luas yang dapat diterapkan pada manusia, benda dan organisasi. Pengawasan dimaksudkan untuk memastikan anggota organisasi melaksanakan apa yang dikehendaki dengan mengumpulkan, menganalisis dan mengevaluasi informasi serta memanfaatkan untuk mengendalikan organisasi (Hasibuan, 2007:197).

  Pengawasan pembelajaran adalah suatu kegiatan untuk memperoleh kepastian apakah pelaksanaan kegiatan pembelajaran telah dilakukan sesuai perencanaan yang telah dibuat atau justru menyimpang dari rencana semula. Dalam melakukan pengawasan pembelajaran ini seorang pemimpin ataupun guru harus mengetahui dan memahami program pembelajaran yang telah direncanakan, sehingga diharapkan tidak ada satupun celah lolos dari pengawasan. Kegiatan pengawasan dalam pembelajaran ini biasanya diikuti dengan evaluasi untuk mengetahui pencapaian tujuan pembelajaran sehingga kemudian dilaksanakan perbaikan pada kegiatan berikutnya.

  Evaluasi menurut National Committee on Evaluation dari UCLA (Stark & Thomas, 1994:12) yang dikutip oleh Widoyoko (2009:4) berarti kegiatan pemilihan, pengumpulan, analisis, dan penyajian informasi yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan serta penyusunan program selanjutnya. Dengan demikian evaluasi pembelajaran adalah kegiatan memilih, mengumpulkan, menganalisis, dan menyajikan informasi mengenai kegiatan pembelajaran untuk digunakan sebagai dasar mengambil keputusan dan menyusun program pembelajaran selanjutnya.

  Kegiatan evaluasi pembelajaran ini diawali dengan pengukuran hasil belajar, kemudian penilaian, dan setelah dua kegiatan tersebut selesai barulah dilaksanakan evaluasi.

  Sedangkan evaluasi pembelajaran merupakan proses sistematis untuk memperoleh informasi tentang keefektifan proses pembelajaran dalam membantu siswa mencapai tujuan pengajaran secara optimal. Dengan demikian evaluasi hasil belajar menetapkan baik buruknya hasil dari kegiatan pembelajaran. Sedangkan evaluasi pembelajaran menetapkan baik buruknya proses dari kegiatan pembelajaran.

B. Pondok Pesantren 1. Pengertian Pondok Pesantren

  Istilah pondok pesantren berasal dari kata funduk, (bahasa arab) yang berarti rumah penginapan, sedangkan pondok pesantren adalah lembaga keagamaan yang memberikan pendidikan dan pengajaran serta mengembangkan dan menyebarkan agama islam (Nasir, 2005:80). Pendapat lain tentang pesantren adalah suatu lembaga pendidikan islam indonesia yang bersifat “tradisional” untuk mendalami ilmu tentang agama islam dan mengamalkannya sebagai pedoman hidup keseharian (Dauly, 2004:27).

  Pondok pesantren adalah suatu lembaga pendidikan agama islam yang tumbuh serta diakui masyarakat sekitarnya, dengan sistem asrama (pemondokan di dalam komplek) dimana santri menerima pendidikan agama melalui sistem pengajian atau madrasah yang sepenuhnya di bawah kedaulatan kepemimpinan seorang atau beberapa orang kyai (Farida, 2007:8).

  Pesantren adalah lembaga pendidikan tradisional islam untuk mempelajari, memahami, mendalami, menghayati, dan mengamalkan ajaran islam dengan menekankan pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman prilaku sehari-hari (Rofiq, 2005:1).

  Pondok pesantren secara definisi tidak dapat diberikan batasan yang tegas, melainkan makna yang luas tentang pengertian yang memberikan cirri-ciri pondok pesantren, pada zaman dahulu Pondok adalah tempat pendidikan tradisional yang di kelola oleh kyai, bunyai dan ada muridnya melakukan kegiatan pembelajaran untuk mendalami ilmu agama Islam dan ilmu yang lainnya, sampai sekarang pondok pesantren ini berkembang luas mempunyai pengertian yang luas sesuai dengan kebutuhan di era sekarang ini.

2. Macam-macam pesantren

  Seiring dengan perkembangan di masa sekarang, pondok pesantren baik tempat, sistem pengajaran, sistem pengorganisasin yang telah mengalami perubahan. Pesantren di zaman sekarang ada yang sudah tidak memakai kebiasaan-kebaisaan tradisional pada zaman dahulu, akan tetapi pesantren ini mengalami perubahan sesuai dengan berkembangnya zaman dimasa sekarang.

  a.

  Pondok Pesantren Tradisional Pesantren yang tetap mempertahankan pelajarannya dengan kitab-kitab klasik dan tanpa di berikan pengetahuan umum, model pengajarannyapun lazim diterapkan dalam pesantren salafi yaitu dengan metode sorogan dan wetonan (Ghazali, 2003:14).

  b.

  Pondok pesantren Modern

Dokumen yang terkait

STUDI TENTANG PENERAPAN POLA BINA DI PONDOK PESANTREN ILMU AL QUR’AN DI SINGOSARI

0 5 2

PENINGKATAN KECERDASAN IESQ SANTRI MELALUI PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI PONDOK PESANTREN MENARA AL-FATTAH PUTRI MANGUNSARI TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 13

PENINGKATAN KECERDASAN IESQ SANTRI MELALUI PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI PONDOK PESANTREN MENARA AL-FATTAH PUTRI MANGUNSARI TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 41

PENINGKATAN KECERDASAN IESQ SANTRI MELALUI PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI PONDOK PESANTREN MENARA AL-FATTAH PUTRI MANGUNSARI TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 14

PENINGKATAN KECERDASAN IESQ SANTRI MELALUI PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI PONDOK PESANTREN MENARA AL-FATTAH PUTRI MANGUNSARI TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 26

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS BIMBINGAN MEMBACA AL QUR’AN DARI ORANG TUA DENGAN KEMAMPUAN MEMBACA AL QUR’AN ANAK DI KELURAHAN PULUTAN KECAMATAN SIDOREJO KOTA SALATIGA TAHUN 2010 SKRIPSI

0 0 105

KONTRIBUSI PONDOK PESANTREN TERHADAP PEMBENTUKAN KUALITAS MAHASISWA IAIN SALATIGA (STUDI KASUS PADA PONDOK PESANTREN DI KOTA SALATIGA DAN SEKITARNYA)

0 2 278

IMPLEMENTASI MANAJEMEN SEKOLAH BERBASIS PESANTREN STUDI PADA SMK PANCASILA DUSUN KLUMPIT KELURAHAN BLOTONGAN KECAMATAN SIDOREJO KOTA SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2015 - Test Repository

0 0 155

MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL FALAH DUKUH KEC. SIDOMUKTI KOTA SALATIGA 2014 - Test Repository

0 0 164

HUBUNGAN INTENSITAS PENGGUNAAN GADGET TERHADAP KEDISIPLINAN MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN AL-MUNTAHA CEBONGAN SALATIGA TAHUN 2015

1 0 107