HUBUNGAN INTENSITAS PENGGUNAAN GADGET TERHADAP KEDISIPLINAN MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN AL-MUNTAHA CEBONGAN SALATIGA TAHUN 2015

  HUBUNGAN INTENSITAS PENGGUNAAN GADGET TERHADAP KEDISIPLINAN MENGHAFAL AL- QUR’AN DI PONDOK PESANTREN AL-MUNTAHA CEBONGAN SALATIGA TAHUN 2015

SKRIPSI

  

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh :

AFIF FATIMATUZ ZAHRO

  

111-12-105

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2016

  HUBUNGAN INTENSITAS PENGGUNAAN GADGET TERHADAP KEDISIPLINAN MENGHAFAL AL- QUR’AN DI PONDOK PESANTREN AL-MUNTAHA CEBONGAN SALATIGA TAHUN 2015

SKRIPSI

  

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh :

AFIF FATIMATUZ ZAHRO

  

111-12-105

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2016

  MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO ساَّنِل ْمُهُعَفْنَأ ِساَّنلا ُرْيَخ

  Sebaik-baik manusia diantaramu adalah yang paling banyak memberi manfaat bagi orang lain. (HR. Bukhari Muslim) PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada: 1.

  Bapak (Makmun) Ibu (Mianah) Mamak (Mardiyah) sebagai wujud baktiku padanya, yang senantiasa mencurahkan kasih sayang dan doanya untukku, semoga beliau diberikan panjang umur dan kesehatan.

  2. Saudara-saudaraku (dek nail, iin) yang selalu mendukungku dan memberiku semangat.

  3. Pakde Rahman, om Ridwan, bulek titik yang telah membantu memfasilitasi kebutuhan kuliah dan selalu mendoakanku.

  4. Abang Abdul Mutholib yang selalu mendukungku dan setia menemaniku, menyemangatiku dan mendoakanku.

  5. Ibu Nyai Hj. Siti Zulaikho selaku pengasuh PPTQ Al-Muntaha yang selalu mendoakanku.

  6. Sahabat-sahabat seperjuangan di PPTQ Al-Muntaha (Qmput, Cemil, Yu Sit, Dek Opik, Mak enj, Mbk Mpit, Mafa, Maslahah). Teteap dalam semanagat nafas perjuanagan

  7. Keluarga kecil di PPTQ Al-Muntaha (Kak Kenul, Dek Curun, Okta, Hana, Afni, Ncus). Yang telah menemani suka duka, tetap dalam semangat napas perjuangan

  8. Santri Tahfidz di PPTQ Al-Muntaha yang telah memperlancar dalam penulisan skripsi ini

  9. Teman-teman seperjuangan angkatan 2012 IAIN Salatiga.

  10. Semua pihak yang telah memabantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, baik secara langsung maupu tidak langsung.

KATA PENGANTAR

  

ميحرلا نمحرلا الله مسب

  Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Tak lupa sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada nabi muhammad saw.

  Merupakan kebahagiaan bagi penulis yang telah menyelesaikan skripsi dengan judul “HUBUNGAN INTENSITAS PENGGUNAAN GADGET TERHADAP KEDISIPLINAN MENGHAFAL AL-QURAN DI PONDOK PESANTREN AL- MUNTAHA CEBONGAN SALATIGA TAHUN 2015”.

  Sebagai manusia yang serba kekurangan, penulis sadar bahwa skripsi ini merupakan tugas yang tidak mudah dan tidak akan terlaksana tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

  1. Bapak Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga 2.

  Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

  IAIN Salatiga 3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. selaku ketua jurusan Pendidikan Agama Islam yang telah memberikan kesempatan serta saran yang membangun kepada penulis 4. Bapak M. Hafidz, M.Ag. selaku pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

  5. Ibu Peni Susapti M.Si. selaku pembimbing akademik penulis yang dengan kesabarannya, membimbing penulis dari waktu ke waktu

  6. Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu, semangat, dan inspirasinya kepada penulis.

  

ABSTRAK

Zahro, Afif Fatimatuz. 2016.

  “Hubungan Intensitas Penggunaan Gadget terhadap Kedisiplinan Menghafal al- Qur‟an di Pondok Pesantren al- Muntaha Cebongan Salatiga Tahun 2015

  . Skripsi Fakultas Tarbiyah dan

  Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing : Muh Hafidz, M. Ag Kata Kunci :Hubungan Intensitas, Penggunaan Gadget, Kedisiplinan

  Menghafal al- Qur’an.

  Gadget merupakan alat yang sangat berkembang pada saat ini, yang dapat igunakan untuk berkomunikasi, mencari informasi, media belajar ataupun media hiburan. Pondok pesantren Al-Muntaha merupakan pondok pesantren modern yang santri boleh menggunakan gadget. Dengan begitu santri menggunakan gadget untuk menunjang hafalannya atau untuk hiburan saja.

  Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1). Intensitas pengunaan gadget di Pondok Pesantren Al-Muntaha Cebongan Salatiga Tahun 2015. 2). Tingkat kedisiplinan menghafal Al-

  Qur’an di Pondok Pesantren Al- Muntaha Cebongan Salatiga Tahun 2015. 3). Adakah hubungan intensitas penggunaan gadget terhadap kedisiplinan menghafal Al-

  Qur’an di Pondok Pesantren Al-Muntaha Cebongan Salatiga Tahun 2015. Metode Penelitian yang digunakan penelitian kuantitatif, menggunakan metode penggumpulan data berupa angket dan metode dokumentasi, menggunakan analisis prosentase dan product moment.

  Hasil dari pengujian hipotesis penelitian menunjukkan bahwa:1) IntensitasPenggunaan Gadget menunjukkan hasil sebagai berikut : Skor A dengan kategori sangat intens berjumlah 9 responden dengan prosentase 29,03 %,Skor B dengan kategori intens berjumlah 17 responden dengan prosentase 54,84%, Skor C dengan kategori cukup intens berjumlah 5 responden dengan prosentase 16,13 %. 2) Kedisiplinan Menghafal al-Quran menunjukkan hasil sebagai berikut :Skor A dengan nilai kategori sangat baik berjumlah 22 responden dengan prosentase 70,97 %, Skor B dengan nilai kategori baik berjumlah 5 responden dengan prosentase 16,13 %, Skor C dengan nilai kategori cukup baik 4 responden dengan prosentase 12,90 %. 3) Tidak ada hubungan yang signifikan antara Intensitas Penggunaan Gadget terhadap Kedisiplinan Menghafal al-Quran dari hasil penghitungan menunjukkan 0,049, artinya berdasarkan tabel r product

  

moment lebih besar atau sama dengan r tabel pada N = 31 pada taraf

  signifikasi adalah 0,456. Dan yang diperoleh adalah 0,049, lebih kecil dari r tabel yang berarti lebih kecil dari r tabel. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan negatif yang signifikan antara Intensitas Penggunaan Gadget terhadap Kedisiplinan Menghafal al-Quran di Pondok Pesantren al-Muntaha Kelurahan Argomulyo Kecamatan Cebongan Kota Salatiga. Sehingga hipotetis ditolak.

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN SAMPUL .................................................................................. i HALAMAN BERLOGO ............................................................................... ii HALAMAN JUDUL ...................................................................................... iii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................ iv HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ v HALAMAN PENGESAHAN KEASLIAN TULISAN................................. vi HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................ vii KATA PENGANTAR ................................................................................... ix ASBTRAK ..................................................................................................... xi DAFTAR ISI .................................................................................................. xii DAFTAR TABEL .......................................................................................... xv DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvi

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .....................................................................

  1 B. Rumusan Masalah ..............................................................................

  4 C. Tujuan Penelitian ...............................................................................

  4 D. Hipotesis .............................................................................................

  5

  E.

  5 Manfaat Penelitian .............................................................................

  F.

  6 Definisi Operasional...........................................................................

  G.

  9 Metode Penelitian...............................................................................

  H.

  15 Sistematika Penulisan ........................................................................

  BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Intensitas Penggunaan Gadget 1.

  17 Pengertian Intensitas Penggunaan Gadget ...................................

  2.

  18 Fasilitas dalam Gadget .................................................................

  3.

  19 Tujuan Penggunakan Gadget .......................................................

  4.

  19 Manfaaat dan Dampak Menggunakan Gadget .............................

  5.

  21 Waktu Menggunakan Gadget .......................................................

  B.

  Kedisiplinan Menghafal al-Quran 1.

  22 Pengertian Kedisiplinan ...............................................................

  2.

  26 Fungsi disiplin ..............................................................................

  3.

  32 Faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin ..................................

  4.

  34 Bentuk-bentuk kedisiplinan menghafal al-Quran ........................

  5.

  40 Syarat-syarat menghafal al-Quran................................................

  C.

  Hubungan Intensitas Penggunaan Gadget Terhadap Kedisiplinan Menghafal al-Quran ......................................................

  42 BAB III HASIL PENELITIAN A.

  48 Gambaran Umum Lokasi Penelitian dan Subyjek Penelitian ............

  B.

  53 Penyajian Data ...................................................................................

  BAB VI ANALISIS DATA A. Analisis Pertama.................................................................................

  58 B. Analisis Kedua ...................................................................................

  65 BAB V PENUTUP A.

  Kesimpulan ........................................................................................

  70 B. Saran ...................................................................................................

  71 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP DOKUMENTASI

  

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Variabel, Indikator, dan Butir soal angket .....................................

  13 Tabel 3.1 Daftar nama responden pondok al-Muntaha ...............................

  53 Tabel 3.2 Jawaban angket penggunaan gadget ...........................................

  55 Tabel 3.3 Jawaban angket kedisiplinan menghafal al-Quran......................

  56 Tabel 4.1 Distribusi frekuensi jawaban penggunaan gadget .......................

  59 Tabel 4.2 Jawaban angket penggunaan gadget ...........................................

  59 Tabel 4.3 Prosentase penggunaan gadget ...................................................

  61 Tabel 4.4 Distribusi frekuensi jawaban kedisiplinan menghafal al-Quran .

  63

Tabel 4.5 Daftar nilai kedisiplinan menghafal al-Quran .............................

  63 Tabel 4.6 Prosentase kedisiplinan menghafal al-Quran ..............................

  65 Tabel 4.7 Product moment ..........................................................................

  67 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Angket Penggunaan Gadget Lampiran 2 Angket Kedisiplinan Menghafal al-Quran Lampiran 3 Nota Pembimbing Lampiran 3 Surat Pengantar Lembaga Lampiran 4 Surat Keterangan Penelitian Lampiran 5 Lembar Konsultasi Lampiran 6 Lembar SKK Lampiran 7 Daftar Riwayat Hidup Penulis Lampiran 8 Dokumentasi

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam era global sekarang ini, teknologi sangat berpengaruh dalam

  kehidupan sehari-hari. Salah satunya yang semakin berkembang saat ini adalah media elektronik. Berbagai macam media elektronik diantaranya adalah telivisi, komputer, handhpone, radio, dan mesin fotokopi. Media elektronik tersebut diciptakan untuk mempermudah kegiatan sehari-hari serta memperoleh berbagai media informasi.

  Media yang sangat berpengaruh pada masa sekarang ini adalah gadget, karena dengan gadget dapat digunakan sebagai alat komunikasi, memperoleh informasi, media belajar serta media hiburan. Gadget merupakan alat komunikasi yang sangat membantu sebagai sarana informasi (Hidayat, 2012:197).

  Kemajuan teknologi yang semakin canggih pada masa sekarang ini membuat gadget dengan berbagai jenis dan fitur yang menarik seperti BBM, Instagram, Facebook, Watshap dll. Gadget yang dahulu merupakan barang mewah dan hanya dimiliki oleh orang-orang dengan tingkat ekonomi ke atas, sekarang setiap orang dapat memilikinya sampai pada masyarakat kelas bawah mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, hampir diseluruh lapisan masyarakat telah menggunakan gadget.

  Pondok pesantren adalah suatu lembaga pendidikan agama islam yang tumbuh serta diakui oleh masyarakat sekitar, dengan sistem asrama dimana santri-santri yang sepenuhnya barada dibawah leadership seorang atau beberapa kiyai dengan ciri khas dengan kharismatis serta independen dalam segala hal (Arifin, 1995:240).

  Pondok pesantren terbagi menjadi dua yaitu pondok pesantren tradisional dan nontradisional (medern). Pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam ada yang masih bersifat nonfomal dengan corak tradisional. Dan adapula yang bersifat formal dengan corak modern dalam metode dan sistem (Sasono, 1998:125). Dipondok pesantren tradisional (salaf) hampir tidak ada santri yang membawa media komunikasi, apalagi jika pesantren tersebut mayoritas santrinya hanya nyantri saja dan tidak sambil sekolah.

  Sedangkan di pondok modern yang santrinya tidak hanya nyantri saja tetapi juga sekolah (SD, SMP, SMA, Perguruan Tinggi) kemungkinan santri diperbolehkan membawa gadget. Pondok pesantren al-Muntaha Cebongan Salatiga merupakan pondok pesantren modern yang mana santri tidak hanya nyantri saja akan tetapi santri juga bersekolah dengan begitu santria diperbolehkan membawa gadget untuk mempermudah kegiatan pembelajarannya di sekolah dan di pesantren.

  Disiplin ilmu yang dipelajari di pondok pesantren bermacam-macam. Ada yang pondok pesantren yang khusus mengaji al-Quran yang biasa disebut pesantren Tahfidz, seperti pondok pesantren al-Muntaha yang mayoritas santrinya menghafalkan al-Quran, masing-masing mempunyai kualitas dan kadar hafalan yang berbeda. Ada yang baik dan ada yang kurang baik hafalannya. Kualitas hafalan santri dapat dilihat dari tingkat bacaan, kefasihan dan kelancaran bacaan al-Quran.

  Untuk mendapatakan kualitas hafalan al-Quran banyak cara yang bisa dilakukan pada zaman sekarang ini. Salah satunya dengan memanfaatkan kemajua teknologi, diantara menggunakan media gadget. Gadget memiliki berbagai fitur dan desain yang menarik serta bisa dikses dimana saja dan kapan saja ketika kita butuhkan. Disadari atau tidak, teknologi telah merubah pemikiran dan gaya hidup seseorang. Gadget memiliki kelebihan dan kekurangan dalam menghafal al-Quran. Kelebihan gadget dalam menghafal al-Quran diantaranya yakni dapat digunakan untuk membuka al-Quran digital sebagai media membuka ayat-ayat al-Quran sehingga dapat membacanya kapan saja dibutuhkan, dan juga dapat digunakan untuk mendengarkan ayat-ayat al-Quran agar dapat mengingat ayat yang telah dihafal serta mempelajari makhrojnya. Sedangkan kekurangan gadget dalam menghafal al-

  Quran diantaranya adalah mengurangi waktu bermuroja’ah dan membuat hafalan baru, mengganggu konsentrasi menghafal, menurunkan kualitas hafalan, dan menciptakan sifat malas.

  Orang yang menghafal al-Quran lebih cenderung membutuhkan waktu yang lebih banya k untuk muroja’ah atau mengulang-ngulang hafalannya.

  Sedangkan orang yang memegang atau menggunakan gadget hatinya akan cenderung berkeinginan untuk menggunakan aplikasi yang ada didalamnya, sehingga akan menyita banyak waktu serta konsentrasi dan bahkan akan mengurangi jumlah waktu kegiatan aktifitasnya yang diantaranya adalah menghafal al-Quran(Ash-Shiddieqy, 2009:78).

  Dari latar belakang masalah tersebut peneliti akan meneliti tentang

  “HUBUNGAN INTENSITAS PENGGUNAAN GADGET TERHADAP KEDISIPLINAN MENGHAFAL AL-QURAN DI PONDOK PESANTREN AL-MUNTAHA CEBONGAN SALATIGA TAHUN 2015.

B. Rumusan Masalah 1.

  Bagaiman Intensitas Penggunaan Gadget di Pondok Pesantren Al- Muntaha Cebongan Salatiga Tahun 2015? 2. Bagaimana tingkat kedisiplinanan Menghafal Al-Quran di Pondok

  Pesantren Al-Muntaha Cebongan Salatiga Tahun 2015? 3. Adakah hubungan intensitas penggunaan gadget terhadap kedisiplinan menghafal Al-Quran di pondok pesantren Al-Muntaha Cebongan

  Salatiga Tahun 2015? C.

   Tujuan Penelitian

  Adapun tujuan penelitian yang akan penulis capai sesuai dengan rumusan masalah diatas adalah sebagai berikut:

  1. Untuk mengetahui bagaimana intensitas pengunaan gadget di Pondok Pesantren Al-Muntaha Cebongan Salatiga Tahun 2015.

  2. Untuk mengetahui bagaimana tingkat kedisiplinan menghafal Al-Quran di Pondok Pesantren Al-Muntaha Cebongan Salatiga Tahun 2015.

  3. Untuk mengetahui adakah hubungan intensitas penggunaan gadget terhadap kedisiplinan menghafal Al-Quran di Pondok Pesantren Al- Muntaha Cebongan Salatiga Tahun 2015.

  D. Hipotetis Penelitian

  Hipotesis merupakansuatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.

  (Arikunto, 2010:110) Jadi dapat penulis simpulkan hipotetis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya masih perlu diuji terus secara empiris.

  Adapun hipotetis dalam penelitian ini adalah: ada hubungan intensitas penggunaan gadget terhadap kedisiplinan menghafal Al-Quran di pondok pesantren Al-Muntaha Cebongan Salatiga Tahun 2015.

  E. Manfaat Penelitian 1.

  Teoritis Dalam penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada pondok pesantren Tahfidzul Al-Quran yang modern, yang intensitas santrinya menggunakan gadget dalam kedisiplinannya untuk menghafal Al-Quran. Agar santri tidak terlena dan bisa membagi waktu dengan baik anatara bermain gadget dan menghafal Al-Quran.

2. Praktis

  Jika ternyata ada pengaruh, hal ini berarti bagi lembaga pondok pesantren tahfidzul Qur’an yang modern khususnya di pondok pesantren Al-Muntaha Cebongan Salatiga tentang dampak intensitas penggunaan gadget terhadap kedisiplinan menghafal Al-Quran, bagaimanapun gadget banyak negatifnya, karena tanpa disadari manusia terlena dengan kecanggihan gadget.

  Dan untuk mengingatkan para penghafal Al-Quran untuk tetap berada di jalannya, dalam artian fokus dengan hafalan tanpa harus terlena dengan semua fasilitas yang di sediakan karena itu hanyalah merupakan ujian.

F. Definisi Operasioanal

  Untuk menghindari salah tafsir dan agar mendapatkan kejelasan tentang judul penelitian diatas, kiranya penulis perlu memberikan batasan dan penjelasan mengenai istilah yang terdapat dalam judul diatas yaitu: 1.

  Hubungan Intensitas penggunaan Gadget Intensitas, Kata intensitas berasal dari bahasa inggris yaitu intense yang berarti semangat, giat (Echols, 1993:326) Intensitas adalah keadaan tingkatan atau ukuran intensnya (Departemen Pendidikan Nasional, 2001:438)

  Intensitas menurut (Poerwadarminto, 1978:437) ialah ukuran kekuatan keadaan tingkatan sesorang. Tolak ukur yang kemudian menjadi kebiasaan-kebiasaan sesorang dalam melaksanakan suatu kegiatan. Dalam aspek-aspek tertentu intensitas seseorang dapat bernilai positif dan negatif.

  Handphone atau gadget adalah peranti (alat) untuk komunikasi lisan atau jarak jauh, yang terdiri dari komponen pemancar dan penerima pada tiap peranti masing-masing dipihak komunikator dan dipihak komunikan (Alex, 1994: 630-631) sedangkan handphone atau gadge adalah perangkat telekomunikasi elektronik yang mempunyai kemampuan dasar yang sama telephone konvesional saluran tetap, namun dapat dibawa kemana-mana dan tidak perlu disambungkan dengan jaringan telephone menggunakan kabel.

  Dengan begitu dapat ditarik kesimpulan yang dimaksud dengan intensitas penggunaan gadget yaitu tingkat keseringan seseorang dalam menggunakan serta memanfaatkan media gadget dalam menunjang dan memenuhi aktivitas kesehariannya agar lebih fleksibel, efesien, dan berkualitas.

2. Kedisiplinan Menghafal Al-Quran

  Disiplin berasal dari kata latin Discere yang berarti belajar. Dari kata ini timbul kata Disiplin yang berarti pengajaran atau pelatihan.

  Disiplin merupakan titik pusat dalam pendidikan, tanpa disiplin tidak akan ada kesempatan anatara pengajar dan santri dan hasil pelajaran pun berkurang.

  Kedisiplinan berasal dari kata disiplin. Disiplin adalah tunduk dan mengikuti peraturan tertentu dan menjahui larangan tertentu (Rohani, 2004:134).

  Disiplin diartikan dengan tata tertib dan ketaatan atau kepatuhan terhadap peraturan atau tata tertib (Wiyanti, 2013:159).

  Dan menurut peneliti kedisiplinan adalah kemampuan dari seorang guru untuk menanamkan kedisiplinan baik kepada diri sendiri maupun kepada santri (Asmani, 2009:94).

  Jadi disiplin adalah kepatuhan seseorang dalam mengikuti peraturan atau tata tertib karena didorong adanya kesadaran yang ada pada kata hatinya.

  Menghafal adalah dapat mengingat sesuatu dengan mudah dan mengucapkannya di luar kepala, telah masuk dalam ingatan yang berhubungan dengan pelajaran (Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, 2007:341).

  Al-Quran adalah kalam Allah yang bernialai mu’jizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dengan perantara malaikat Jibril (Mustamir, 2007:7).

  Sedangkan Menghafal Al-Quran adalah suatu perbuatan membaca, melafalkan secara teru menerus sehingga menjadi hafal dan menjadi kebiasaan serta menyimpan hafalan Al-Quran di dalam dada atau hati.

  Berdasarkan definisi di atas yang di maksud kedisiplinan menghafal Al-Quran yaitu tingkat kesungguhan dan keseringan dalam menghafal Al-Quran.

G. Metode Penelitian

  Metode penelitian adalah ajaran mengenai metode-metode yang digunakan dalam proses penelitian (Kartono, 1990:20). Metode penelitian merupakan pisau bedah untuk mengetahui permasalahan yang diajukan dalam penelitian (Maslikhah, 2013:318). Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan metodologi yang akan penulis jabarkan seperti dibawah ini: 1.

  Pendekatan dan Rancanagan Penelitian Penelitian berjudul hubungan intensitas penggunaan gadget terhadap kedisiplinan menghafal al-Quran Cebongan Salatiga Tahun

  2015 ini menggunakan pendekatan kuantitatif korelasional, artinya peneliti mengumpulkan data dengan mengadakan survei lapangan kemudian dicari hubungan antar variabel. Dilihat dari jenisnya, penelitian yang peneliti angkat termasuk jenis penelitian korelasional yang sifatnya melukiskan hubungan yang terdapat antara variabel bebas berupa intensitas penggunaan gadget (X) dengan variabel terikat yaitu kedisiplinan menghafal al-Quran (Y).

  2. Lokasi dan waktu penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di pondok pesantren Al-Muntaha

  Argomulyo, Cebongan, Salatiga dan penelitian akan dilaksanakan mulai pada tanggal 12 April 2016 sampai selesei mendapatkan data.

  3. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulnnya (Sugiyono, 2010:61). Populasi dalam penelitian ini adalah para santri yang menghafal Al-Quran di pondok pesantren Al-Muntaha Cebongan Salatiga Tahun 2015, yang berjumlah 31 santri. Rancangan penelitian non eksperimen.

  4. Metode Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah suatu yang sangat penting di dalam pelaksanaan suatu pendidikan. Teknik pengumpulan data adalah yang dipakai untuk mengungkapkan data yang diperlukan dalam penelitian agar mendapat data yang relevan dan sesuai kebutuhan.

  Dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang tepat maka akan mendapatkan data yang relevan dan akan menghasilkan penelitian yang berkualitas baik.

  Metode yang digunakan dalam pengumpulan data mengenai Intensitas Penggunaan Gadget dan kedisiplinan Menghafal al-Quran penulis menggunakan beberapa metode antara lain: a.

  Metode Angket Menurut Sukardi (2009:76) yaitu beberapa macam pertanyaan yang berhubungan erat dengan masalah penelitian yang hendak dipecahkan, disusun, dan disebarkan kepada responden untuk memperoleh informasi di lapangan.

  Metode Angket digunakan untuk memperoleh informasi tentang intensitas penggunaan gadget serta kedisiplinan menghafal Al-Quran di pondok pesantren Al-Muntaha Cebongan Salatiga Tahun 2015.

  b.

  Metode Dokumentasi Dengan metode dokumentasi peneliti dimungkinkan memperoleh informasi dari bermacam-macam sumber tertulis atau dokumen yang ada pada responden atau tempat dimana responden bertempat tinggal atau melakukan kegiatan sehari-harinaya (Sukardi, 2009:81).

  Metode ini digunakan untuk memperkuat data yang telah diperoleh setelah melakukan metode observasi tak langsung, serta untuk memperoleh data mengenai gambaran umum tentang intensitas penggunaan gadget dan kedisiplinan menghafal Al-Quran di pondok pesantren Al-Muntaha Cebongan Salatiga Tahun 2015.

5. Instrumen Penelitian

  Instrumen pengumpulan data penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah (Suharsini, 2010:203).

  Ada dua instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu instrumen intensitas penggunaan gadget dan kedisiplinan menghafal Al-Quran tahun 2015. Kedua instrumen tersebut disusun penulis dibatasi dengan indikator-indikator yang dijabarkan melalui angket, seperti penulis susun dibawah ini: a.

  Variabel Independent (X) Intensitas penggunaan gadget dengan indikator: 1)

  Tujuan penggunaan gadget (Warsita, 2008:49) 2)

  Waktu penggunaan gadget (Abrar, 2003:146) 3)

  Pemanfaatan gadget (Liliweri, 2011:851) b. Variabel Dependent (Y) kedisiplinan Menghafal Al-Quran dengan indikator:

  1) Stategi dalam menghafalAl-Quran (Wafa, 2013:81)

  2) Memantapkan hafalan dalam ingatan (Wafa, 2013:84)

  3) Minat dalam diri kita (Hafidz, 1994:77)

  4) Muroja’ah (Wafa, 2013:85)

  5) Motivasi yang tinggi (Wafa, 2013:150)

  Dari pejelasannn mnegeai idikator-idikator pada variabnel itesitas penggunaan gadget (X

  1 ), dan kedisiplinan menghafal al-Quran (X 2 ), selanjutnya digunakan sebagai acuan dalam penyusunan butir-butir pertanyaan pada angket sebagaimana terdapat pada tabel berikut ini.

  Tabel 1 Variabel, Indikator, dan butir soal Angket

  Variabel Indikator Butir soal Angket

  Intensitas

  1. Soal no. 1,2,3,4,5 Aktif bermain gadget penggunaan dan 6 gadget (X

  Pemanfaatan gadget 7,8,9,10,11,12, dan 13

  1 ) 2. Soal no.

  3. Soal no. 14 dan Durasi menggunakan gadget

  15 Kedisiplinan 1. Strategi dalam menghafal al-Quran Soal no. 1 dan 2

  Menghafal al-

  2. Soal no. 3,4,5,6, Memantapkan hafalan dalam

  Quran ((X 2 ) ingatan dan 7

  3. Soal no. 8,9,10, Minat dalam diri kita dan 11

  4. Soal no. 12 Muroja’ah 5. Soal no.

  Motivasi yang tinggi 13,14,dan 15 6.

  Analisis Data Setelah data terkumpul maka langsung selanjutnya yang harus ditempuh yaitu analisis data. Analisis data ini dimaksudkan untuk mengetahui permasalahan-permasalahan dalam penelitian yang kemudian dapat diinformasikan lebih lanjut sebagai hasil penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya atau kevalidtannya.

  Dalam menganalisis data yang diperoleh, penulis menggunakan dua macam tekhnik sebagai berikut: a.

  Analisis Deskriptif Data yang terkumpul mula-mula disusun, dijelaskan, kemudian di analisis pendahuluan. Dalam hal ini penulis menggunakan berbagai macam metode untuk mendapatkan semua data yang dibutuhkan. Selanjutnya mengklasifikasi dan menganalisis sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas situasi objek yang penulis teliti.

  Setelah data terkumpul, maka diberi kriteria dan diberi tabulasi dalam bentuk tabel prosentase. Untuk menganalisis ini, penulis menggunakan rumus :

  P = x 100%

  Keterangan: P =Prosentase N =Jumlah Populasi F =Frekuensi (Sugiyono, 2010:228) 100% : Bilangan Konstanta

  Rumus diatas digunakan untuk menjawab rumusan masalah latar belakang intensitas penggunaan gadget dan kedisiplinan menghafal Al-Quran.

  b.

  Analisi Product Moment Setelah data terkumpul langkah selanjutnya adalah analisis data untuk mendapatkan kesimpulan data dalam penelitian.

  Untuk mencari ada tidaknya intensitas penggunaan gadget terhadap kedisiplinan menghafal Al-Quran. Penulis menggunakan korelasi product moment dengan rumus sebagai berikut:

  ( ) ( )

  −

  = 2 2 ( ) ( )

  2

  2

  } { } { − −

  Keterangan: rxy = koefisien korelasi antara X dan Y X = variabel pengaruh Y = variabel terpengaruh N = jumlah responden

  Digunakan untuk menjawab rumusan masalah. Adakah intensitas penggunaan gedget terhadap kedisiplinan menghafal Al- Quran.

H. Sistematika Penelitian

  Dalam memberikan gambaran umum mengenai isi penelitian skripsi ini, perlu dikemukakan garis besar pembahsan melalui sistematika skripsi.

  Adapun skripsi ini disusun dengan sistematika sebagai berikut: Yang pertama. Pendahuluan, meliputi : judul, abstrak, pernyataan, nota pembimbing, kata pengantar, motto, persembahan, daftar isi, daftar lampiran.

  Yang kedua. Bagian isi, meliputi: Bab I Pendahuluan, berisi : Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Definisi Operasional, dan Metode Penelitian.

  Yang ketiga. Bab II Kajian Pustaka, berisi : 1)

  Intensitas Penggunaan Gadget, meliputi pengertian intensitas penggunaan gadget, fasilitas penggunaan gadget, tujuan penggunaan gadget, manfaat dan dampak menggunakan gadget, waktu menggunakan gadget.

  2) Kedisiplinan Menghafal Al-Quran, meliputi pengertian disiplin, pengertian menghafal Al-Quran, fungsi disiplin, macam-macam disiplin, faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin, bentuk-bentuk kedisiplinan, syarat-syarat menghafal al-Quran dan tahap-tahap hafalan.

  3) Hubungan Intensitas penggunaan gadget terhadap kedisipliana menghafal al-Quran

  Yang keempat. Bab III Hasil Penelitian, meliputi : Gambaran Umum Lokasi, Subjek Penelitian dan Penyajian Data.

  Yang kelima. Bab IV analisis data penelitian 1)

  Analisis Deskriptif 2)

  Pengujian Hipotesis Yang keenam. Bab V Penutup, meliputi : Kesimpulan dan Saran.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Intensitas Penggunaan Gadget 1. Pengertian Intensitas Penggunaan Gadget Intensitas berarti kemampuan/kekuatan/gigih tidaknya kehebatan

  (Alex, 1994:255). Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, intensitas merupakan keadaan tingkatan atau ukuran intensitasnya (Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, 2007:556). Yakni banyaknya, seringnya, atau tingkat kesungguhannya dalam melakukan suatu usaha.

  Kata penggunaan berasal dari kata guna mendapat imbuhan peng- dan akhiran

  • –an yang berarti menggunakan (alat/perkakas), mengambil manfaatnya, melakukan sesuatu dengan tidak boleh menggunakan kekerasa (Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008:466).

  Gadget/ Telephone adalah peranti (alat) untuk komunikasi lisan jarak jauh, yang terdiri dari komponen pemancar dan penerima pada tiap peranti masing-masing di pihak komunikator dan di pihak komunikan (Alex, 1994:630-631). Sedangkan Gadget atau Telephone genggam adalah perangkat telekomunikasi elektronik yang mempunyai kemampuan dasar yang sama dengan telephone konvensional saluran tetap, namun dapat dibawa ke mana-mana dan tidak perlu disambungkan dengan jaringan telephone menggunakan kabel.

  Jadi intensitas menggunakan gadget adalah tingkat keseringan seseorang dalam menggunakan serta memanfaatkan media gadget dalam menunjang dan memenuhi aktivitas kesehariannya agar lebih fleksibel, efesien, dan berkualitas.

2. Fasilitas dalam Gadget

  Kehadiran gadget yang awalnya ditunjukkan untuk kepentingan bisnis, perlahan mulai bergeser ke arah gaya hidup. Terbukti dengan ditanamkannya fitur-fitur hiburan seperti memutar file multimedia (audio/video), internet, BBM, Facebook, Line. Disamping berfungsi sebagai alat komunikasi yang personal, gadget juga berpotensi sebagai sarana bisnis yang efektif. Menurut Rina Fiati dalam buku Akses Internet Via Ponsel, ponsel sangat bervariasi tergantung pada modelnya, yang seiring dengan perkembangan teknologi mempunyai fungsi-fungsi antara lain: Penyimpanan informasi, Pembuatan daftar pekerjaan atau perencanaan kerja, Alat perhitungan (kalkulator), Pengiriman atau penerimaan e-mail, Permainan (games), Integrasi ke peralatan lain seperti PDA, MP3, Chatingan dan Browsing internet, Video (Fiati, 2005: 18).

  Seiring berkembangnya zaman yang semakin maju, di dalam gadget terdapat fitur/ fasilitas yang menarik seperti; MP3/MP4 yang berisikan musik maupun murattal, Video musik dan juga Al-Quran digial yang dapat dijadikan sebagai media penunjang dalam pendidikan ataupun menghafal al-Quran. Jadi gadget bukan saja sebagai alat komunikasi tetapi juga kegiatan yang bersifat fun (bersenang-senang) dan kegiatan yang bersifat knowledge (pendidikan).

  3. Tujuan Penggunakan Gadget Ada berbagai tujuan seseorang menggunakan gadget. Diantaranya sebagai sarana untuk memudahkan komunikasi jarak jauh dengan orang lain baik antar kota ataupun mancanegara, dan juga sebagai media informasi, selain itu juga meningkatkan mutu pembelajaran, efektivitas, serta efesien (Warsita, 2008:49).

  4. Manfaaat dan Dampak Menggunakan Gadget Manfaat dari intensitas penggunaan gadget diantaranya: menciptakan suatu masyarakat yang lebih informed yang dapat membuat respon manusia terhadap peristiwa, meningkatnya multi tugas, harga lebih murah, dan memperbesar spesialisasi dalam pekerjaan (Liliweri, 2011:851). Denagn adanya teknologi baru yang lebih canggih seperti sekarang ini, manusia dapat memanfaatkan waktu dan tempat seefesien mungkin dalam menjalankan aktifitasnya.

  Menurut Santoso (2009: 1-2) menyatakan bahwa mulai dari pebisnis, pejabat sampai siswa SMU tampaknya sudah atau ingin memiliki gadget dengan alasan berbeda, tidak peduli itu sesuai kebutuhan atau tidak. Pengguna gadget khususnya santri memiliki dan menggunakan gadget bukan dikarenakan kebutuhan primer tapi lebih cenderung untuk mengikuti trend dan status sosial yang mungkin hanya ikut-ikutan.

  Menurut Santoso (2009: 2) juga menyatakan bahwa banyaknya keuntungan non teknis yang bisa dibantah mulai dari kemudahan pemakaian, pernyataan status sosial, akses cepat, hingga penghemata biaya pengganti SMS dan chattinga. Akan tetapi itu semua relatif, tergantung penilaian subyektif setiap pengguna.

  Sebagaimana santri sekaligus mahasiswa yang ketika di kampus ada jam kosong atau sedang istirahat dapat memanfaatkan fitur yang ada untuk mengkaji hafalannya, dan ketika di dalam pondok setelah kegiatan mengaji selesei dapat mengerjakan tugas di sela-sela waktu senggangnya, sehingga walaupun berada di dalam pesantren tetapi tetap mendapat informasi yang aktual.

  Mahasiswa ataupun santri harus pandai menyiasati diri, cerdas memanfaatkan berbagai kesempatan di tengah- tengah “kesibukan” untuk belajar. Maka bisa sambil belajar, mau tidur juga bisa belajar dulu.

  Ternyata untuk menyiasati diri, mahasiswa perlu memahami dirinya sendiri, memahami berbagai potensi dalam diri mengenali berbagai strategi untuk belajar.

  Disamping mempunyai pengaruh positif, media teknologi informasi yang mempunyai dampak negatif (Liliweri, 2011:852) diantaranya: Polusi udara, Demam teknisisme membuat hidup kita tidak lengkap sehingga penggunaannya ketergantungan terhadap gadget yang bisa menimbulkan adanya sifat malas, Bentuk baru hiburan misalnya internet, BBM, Facebook, Line, Peningkatan peluang beberapa penyakit, diantaranya ketidakaturan makan (kegemukan), Pemisahan sosial (Liliweri, 2011:852). Kemudaha dalam berinteraksi menggunakan gadget membuat sesorang tidak harus bertatap muka dengan orang lain, akan tetapi cukup dengan via telephone sehingga lebih sering memisahkan diri daripada berbaur dengan orang lain.

5. Waktu Menggunakan Gadget Waktu menggunakan gadget sebaiknya di atur sebaik mungkin.

  Yaitu waktu yang digunakan bukanlah yang biasa digunaka untuk kegiatan ang lain, sehingga antara satu aktifitas dengan aktifitas yang lainnya tidak saling terganggu, agar terjadi keseimbangan antara kegiatan.

  Menurut Horrigan (2000), terdapat dua hal mendasar yang harus diamati untuk mengetahui intensitas penggunaan gadget seseorang, yakni frekuensi internet yang sering digunakan dan lama menggunakan tiap kali mengakses internet yang dilakukan oleh pengguna internet.

  Sedangkan waktu penggunaan gadget, menurut SWA-Mark Plus & Co (Abrar, 2003) berdasarkan temuannya pada 1.100 orang pengguna internet, menggolongkan tipe-tipe pengguna internet berdasarkan lama waktu yang digunakan (Abrar, 2003: 145). Ialah sebagai berikut: 1)

  Pengguna berat (heavy users), yaitu individu yang menggunakan internet selama lebih dari 40 jam perbulan.

  2) Pengguna sedang (medium users), yaitu individu yang menggunakan internet 10-40 jam perbulan.

  3) Pengguna ringan (light users), yaitu individu yang menggunakan internet tidak lebih dari 10 jam perbulan.

  Jadi waktu menggunakan gadget adalah lamanya waktu luang yang dapat dimanfaatkan agar tidak terbuang sia-sia, seperti pada waktu jam kosong ketika kegiatan yang lain sedang tidak berlangsung sehingga dapat memanfaatkan semaksimal mungkin.

B. Kedisiplinan Menghafal Al-Quran 1.

  Pengertian Kedisiplinan Menghafal Al-Qr’an Kedisiplinan menurut Poerwadarminto adalah ketaatan pada peraturan dan tata tertib (Poerwadarminto, 1991:254). Kedisiplinan berasal dari kata dasar disiplin. Disiplin berasal dari bahasa latin “disiplina” yang menunjuk pada kegiatan belajar mengajar. Dalam istilah bahsa inggris yakni, discipline, berarti tertib, tata atau mengendalikan tingkah laku, peng uasaan diri, kendali diri (Tu’u, 2004:30)

  Sedangkan menurut istilah disiplin adalah suatu keadaan tata tertib dimana orang-orang yang tergabung dalam suatu organisasi tunduk pada peraturan-peraturan yang telah ada dengan rasa senang hati ( Imron, 2011:172).

  Disiplin dapat dipahami sebagai suatu tata tertib yang dapat mengatur tatanan kehidupan pribadi dan kelompok. Tata tertib itu buatan manusia sebagai pembuat dan pelaku. Sedangkan disiplin timbul dari dalam jiwa karena adanya dorongan untuk menaati tata tertib tersebut (Djamarah, 2002: 12).

  Dari beberapa penjelasan tersebut kita mengetahui bahwa disiplin adalah sikap patuh atau tata terhadap peraturan yang merupakan cermin kualitas moral seseorang, disiplin digunakan secara sadar dan dengan cara sengaja.

  Menurut Munjahid (2007:73) hafalan atau menghafal merupakan bahasa Indonesia yang berarti menerima, mengingat, menyimpan dan memproduksi kembali tanggapan-tanggapan yang diperolehnya melalui pengamatan. Menghafal dalam bahasa Arab berasal dari kata-kata

  hafizho, yahfazhu, hifzhon .

  Sedangkan menurut Abdul Aziz (2004:49), menghafal adalah proses mengulang sesuatu, baik dengan membaca atau mendengar.

  Pekerjaan apapun jika sering diulang, pasti menjadi hafal. Penghalang utama menghafal Al-Quran adalah malas, tidak ada kemauan, hilang akal, dan mati hati. Sedangkan banyak atau sedikitnya jumlah hafalan tergantung tekat yang dimiliki. Namun memang setiap manusia memiliki kemampuan yang berbeda dalam mengingat sesuatu yang telah diulang- ulang. Sebagian hafal dengan pengulangan 5 kali, sebagian yang lain akan hafal kalau diulang 20 kali bahkan 30 kali, yang penting akhirnya akan sampai hafal diluar kepala.

  Menghafal merupakan penerjemahan dari bahasa arab Hafadza yang berarti memelihara, menjaga, menghafal (Munawwir, 1999:123).

  Dalam kamus bahasa Indonesia disebutkan bahwa menghafal berasal dari kata hafal yang berarti dapat mengingat diluar kepala, artinya suatu informasi yang masuk kedalam otak dapat disimpan dalam ingatan (Tim penyusun KBI:381).

  Sedangkan pengertian Al-Quran secara estimologi berarti bacaan atau yang dibaca. Kata Al-Quran merupakan bentuk masdar dari kata kerja

  qara‟a. Adapun menurut istilah para ulama Al-Quran adalah

  kalamullah yang diturunkan Allah SWT, kepada Nabi Muhammad saw, disampaikan secara mutawatir, bernilai ibadah bagi umat muslim yang membacanya, dan ditulis dalam mushaf (Amrullah, 2008:1) Al-Quran adalah sumber utama ajaran Islam dan pedoman hidup bagi setiap muslim (Munawar, 2003:1).

  Menurut Mustamir (2007:1) Al-Quran secara estimologi, lafad Al-Quran berasal dari bahasa Arab dari kata

  qara‟a yang berarti

  membaca. Al-Quran adalah isim masdar yang diartikan sebagai isim maf‟ul yang berarti sesuatu yang dibaca.

  Jadi dapat disimpulkan bahwa kedisiplinan menghafal Al-Quran adalah dorongan dari jiwa yang secara sadar dan sengaja untuk menghafal al-Quran dengan mengingat diluar kepala dengan cara membaca berulang-ulang al-Quran agar senantiasa ingat dalam rangka menjaga kemurnian al-Quran.

  Adapun disiplin yang digunakan dalam proses belajar mengajar merupakan langkah awal dalam rangka untuk mewujudkan keberhasilan agar tercapai tujuan pendidikan yang telah diterapkan, serta pertimbanagan-pertimbangan pendidikan yang mengharuskan pendidikan menempuh pola dan bentuk disiplin agar anak bisa terbiasa melakukan pekerjaan dengan baik (Junaedi, 2009:18).

  Dalam Islam kedisiplinan itu sangat penting, sesuai dengan firman Allah SWT, dalam QS. Al- Ashr ayat 1-3:

  





Dokumen yang terkait

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN PERILAKU DISIPLIN PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN

5 21 88

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KEMAMPUAN SOSIALISASI ANAK AUTISME DI YAYASAN PONDOK PESANTREN ABK AL-ACHSANIYYAH KUDUS TAHUN 2017

0 0 7

SKRIPSI HUBUNGAN SANITASI PONDOK PESANTREN DENGAN KEJADIAN ISPA DI PONDOK PESANTREN ASSALAFI AL-FITHRAH SURABAYA

0 1 14

PENGARUH SIKAP OPTIMISME TERHADAP KEDISIPLINAN BELAJAR SANTRI PONDOK PESANTREN AL FALAH SALATIGA TAHUN 2006 - Test Repository

0 0 92

HUBUNGAN INTENSITAS PENGGUNAAN GADGET DENGAN KETERLAMBATAN PERKEMBANGAN PADA ASPEK BICARA DAN BAHASA PADA BALITA DI KELURAHAN TAMBAKREJO SURABAYA

1 2 118

PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI AKTIVITAS KEPRAMUKAAN TERHADAP KEDISIPLINAN SISWA SD BUGEL 0 2 KECAMATAN SIDOREJO KOTA SALATIGA

0 3 106

KORELASI ANTARA INTENSITAS SHALAT TAHAJUD DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL SANTRIWAN SANTRIWATI PONDOK PESANTREN AL HUDA SUSUKAN KAB. SEMARANG TAHUN 2015 - Test Repository

0 0 114

PENGARUH INTENSITAS MEMBACA AL-QUR’AN BERDZIKIR DAN MENJAGA WUDHU TERHADAP PENGENDALIAN EMOSI SANTRI DI PONDOK PESANTRENTARBIYATUL ISLAM (PPTI) AL-FALAH SALATIGA TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 149

PENGARUH INTENSITAS PENGGUNAAN INTERNET DAN PERPUSTAKAAN TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANGKATAN 2012 DI IAIN SALATIGA TAHUN 2015 SKRIPSI

1 5 178

KONTRIBUSI PONDOK PESANTREN TERHADAP PEMBENTUKAN KUALITAS MAHASISWA IAIN SALATIGA (STUDI KASUS PADA PONDOK PESANTREN DI KOTA SALATIGA DAN SEKITARNYA)

0 2 278