J U R U S A N T A R B IY A H P R O G R A M S T U D I P E N D ID IK A N A G A M A IS L A M S E K O L A H T IN G G I A G A M A IS L A M N E G E R I (ST A IN ) S A L A T IG A

  

PENGARUH PUASA RAMADHAN TERHADAP

KESALEHAN SOSIAL MAHASISWA PROGRAM

STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) STAIN

SALATIGA ANGKATAN TAHUN 2 0 0 4

  

S K R I P S I

D ia ju k a n U n tu k M e m e n u h i K e w a jib a n d a n M e le n g k a p i S y a r a t

G u n a M e m p e ro le h G e la r S a rja n a S tr a ta I

  

D alam Ilm u T a rb iy a h

J U R U S A N T A R B IY A H

P R O G R A M S T U D I P E N D ID IK A N A G A M A IS L A M

  

S E K O L A H T IN G G I A G A M A IS L A M N E G E R I (ST A IN )

S A L A T IG A

  D E P A R T E M E N A G A M A RI S E K O L A H T IN G G I A G A M A IS L A M N E G E R I (S T A IN ) S A L A T IG A

  .//. Stadion 03 Tc/p. (0298) 323706 , 323433 Sa/atif’a 3072/ Websile : li-m ail: adiiiiitisiiasi(<<)slainsalalitia.ac.id

  

DEKLARASI

  Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis o’eh orang lain atau pernah diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.

  Apabila di kemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup mempertanggung jawabkan kembali keaslian skripsi ini di hadapan sidang munaqosah skripsi.

  Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi.

  Salatiga, 01 September 2008 Penulis,

  Zam roni NIM. 111 04 010

  D E P A R T E M E N A G A M A RI S E K O L A H T IN G G I A G A M A IS L A M N E G E R I (S T A IN ) S A L A T IG A

  J l Stadion 03 Telp. (0298) 323700. 323433 Salatiga 50721 Wcbsitc : w\v\v.slainsalatiga.ac.id E -nril : administrasi t/ stainsalalign.ac.id

  

P E N G E S A H A N

  Skripsi Saudara : ZAMRONI dengan Nomor Induk Mahasiswa : 111 04 010 yang berjudul : "PENGARUH PUASA RAMADHAN TERHADAP

  

KESALEHAN SOSIAL MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

AGAMA ISLAM (PAI) STAIN SALATIGA ANGKATAN TAHUN 2004”,

  Telah dirr.unaqasahkan dalam sidang panitia ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga pada hari: Selasa, 16 September 2008 yang bertepatan dengan tanggal 16 Ramadhan 1429 H dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dalam Ilmu Tarbiyah.

  16 September 2008 M Salatiga. ------------------------------------------

  16 Ramadhan 1420 H Panitia l ijian

  Pembimbing

  Yedi Efredi, M .Ag

  NIP. 150 318 023

  D E P A R T E M E N A G A M A RI S E K O L A H T IN G G I A G A M A IS L A M N E G E R I (S T A IN ) S A L A T IG A

  JL Stadion 03 Tetp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721 Wcbsile : www.siainsakiliua.ac.id E-mail : adminislrasi(?/lslainsala(iga.ac.id

  YEDI EFRIADI, M.Ag DOSEN STAIN SALATIGA

  NOTA PEMBIMBING

  Lamp : 3 eksemplar Hal : Naskah skripsi

  Saudara Zam roni Kepada Yth. Ketua STAIN Salatiga di Salatiga

  Assalamu'alaikum. Wr. Wb.

  Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara : Nama : ZAMRONI

  NIM : 111 04 010 Jurusan / Progdi

  : TARBIYAH / PAI Judul : PENGARUH PUASA RAMADHAN TERHADAP

  KESALEHAN SOSIAL MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA

  ISLAM (PAI) STAIN SALATIGA ANGKATAN TAHUN 2004

  Dengan ini kami mohon skripsi Saudara tersebut di atas supaya segera dimunaqosyahkan. Demikian agar menjadi perhatian.

  Wassalamu 'alaikum, wr, wb

  Salatiga, 30 Agustus 2008 Pembimbing /

  Y E D fE F R IA D L M .Ag

  

H a i orang-orang yang 6eriman, sesunggufinya se6akagian 6esar dari

orang-orang afim ^Yahudi dan rafii6-ra(ii6 Nasrani 6enar-6enar

.

memagan fiarta orang dengan jaCan 6atiCdan mereda mengkaCang-

kaCangi dari jalan A Flak. (Dan orang-orang yang menyimpan emas

dan pem adan tidak^menafkgkkgnnya pada jalan AFFaFi, maka

6eritakukgnFak kepada mereka, siksa yang pedifi.

  (QS- A tH a u k a k : 34)

  

I’KKStiMBAHAN

Skripsi ini penulis persem6ahpan untup: 1. (Bapapjl6unda tercinta, tercinta, tersayang yang seCaCu

mem6im6ing, mendo'apan dan mem6eripgn segalanya 6ai^moraC

maupun spritual6agi pelancaran study pu, semoga JAllah senantiasa meridfoinyc 2. (Buat temanpu yang telah memberipan dupungan dan motivasi terutama !Mutaqin dan N u r %'adin.

  3. Semua teman-temanpu angpatan 2004 4. (Buat peluarga 6esar 'f

  DOT. CO^M"yang menjadi tempat pengetipan spripsi ini, thanpyou very much

  

KATA PENGANTAR

  Assalamu'alaikum wr. wb Dengan mengucapkan rasa syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan kenikmatan yang telah dilimpahkan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul "PENGARUH PUASA

RAMADHAN TERHADAP KESALEHAN SOSIAL MAHASISWA

  PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) STAIN SALATIGA ANGKATAN TAHUN’ 2004".

  Mengingat kemampuan penulis masih belum sempurna, maka di dalam penyusunan skripsi ini mungkin akan ditemui banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis"dengan rendah hati dan tangan terbuka menerima masukan dan saran- saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

  Adapun yang menjadi tujuan penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam dalam Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga.

  Selama penulisan skripsi ini penulis banyak mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, maka bersamaan dengan selesainya skripsi ini perkenankanlah penulis menghanturkan rasa terima kasih terutama kepada yang terhorm at:

  1. Drs. Imam Sutomo, M.Ag selaku Ketua STAIN Salatiga.

  2. Drs. Fathurrahman. M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam.

  3. Yedi Effiadi, M.Ag selaku dosen pembimbing dalam penulisan skripsi ini yang telah memberikan bimbingan dengan penuh perhatian dan kesabaran.

  4. Bapak dan Ibu Dosen yang dengan tulus mendidik dan memberikan jasanya dalam menuntut ilmu di STAIN Salatiga.

  5. Bapak, Ibu terkasih yang selalu mendoakanku

  6. PakDe di DOT.COM yang telah membantu menyelesaikan tulisan skripsi saya.

  7. Buat temanku yang telah memberikan dukungan dan motivasi terutama o Mutaqin dan Nur Yadin.

  8. Semua teman-teman angkatan 2004 yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

  9. Teman-teman HMI Akhirnya penulis hanya dapat berdoa kepada Allah SWT, semoga semua amal baik dan bantuan yang lelah diberikan kepada penulis senantiasa mendapat balasamyang berlipat ganda dan selalu mendapatkan hidayah serta ridho dari-Nya.

  Amin.

  Wassalamu'alaikum wr. wb Salatiga, 01 September 2008 Penulis

  Zamroni

  NIM : 111 04 010

  

D A F T A R ISI

  

  

  

  

  BAB I PENDAHULUAN

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  DAFTAR ISI

  

  

  

  BAB I PENDAHULUAN

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  DAFTAR TABEL

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

   %

  B A B I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

  Islam adalah agama yang tidak menuntut terhadap pemeluknya untuk berbakti kepada Allah SWT semata, melainkan juga berhubungan antar sesama makhluk. Islam merupakan agama yang paling komprehensif sehingga Dalam Islam terhadap ajaran yang sangat fundamental, yaitu, rukun Islam dengan jumlah lima butir salah satunya adalah puasa Ramadhan terletak pada Surat Al Baqarah ayat 183 : Artinya : "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa

  sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. Dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan, maka sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya membayar fid ya h ,: memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik 1

  sudah tidak ada keraguan terhadapnya, maka disebut ya'lu wala yu'ld alayh

  2 baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jik a kamu mengetahui”.

  (Q.S. Al Baqarah : 183-184)2 Sehingga ayat tersebut di atas hanya dikhususkan kepada mu'min, yang nantinya dapat membentuk jiwa yang takwa, As'ad Al Khatib membagi tingkatan-tingkatan dalam agama Islam diantar any a yaitu 1) Iman, 2) Islam, 3) Ikhsan, dan 4) Muttaqin,3 orang yang takwa sebagaimana dijelaskan dalam surat Al-Baqarah ayat 1-4 yaitu 1) iman terhadap yang ghaib, 2) mendirikan sholat, 3) menafkahkan sebagian rezekinya, 4) beriman pada kitab-kitab yang dahulu, dan 5) beriman kepada hari kiamat.4 5 Selain item-item yang telah dijelaskan dalam surah al-Baqarah, masih dilengkapi dalam surat Ali-Imran. Disana dijelaskan bahwa orang-orang yang bertakwa adalah berani berderma baik lapang maupun sempit, menahan amarah dan memaafkan kesalahan orang lain.3

  Manusia adalah “elektronik” canggih ciptaan Allah, sehingga apapun ketetapan yang dibuatnya mesti baik untuk manusia, puasa Ramadhan yang terdiri dari 2 kata, yaitu puasa dengan makna bertahan dan Ramadhan bermakna memanggang, maka hal itu berfungsi untuk service setiap tahunnya agar kembali “mengkilap” dan penuh energi. Dengan penuh kesadaran bahwa manusia mempunyai 2 kutub sifat yang saling berlawanan, Jalaludin Rumi mengilustrasikan dalam syairnya, bahwa manusia mempunyai potensi hewan dan potensi malaikat,6 makan, minum, senggama, tidur, serta rasa ingin

  2 Holly Quran

  3 As'ad Al Khatib, Allahu Akbar, Etos Jihad Kaum Sufi, Serambi, Jakarta, 2003, him. 13

  4 Lihat Surah Al Baqarah ayat 1 - 4

  3

  menang sendiri merupakan sifat alamiah manusia yang tidak ada bedanya dengan hewan. Untuk menumbuhkan sifat kemalaikatan, maka perlu adanya laku spiritual, salah satunya puasa Ramadhan, namun pada kenyataannya, meskipun orang Islam sudah banyak melakukan puasa Ramadhan tetapi tidak sedikit yang masih melakukan kemungkaran dan jauh dari nilai-nilai kemanusiaan. Sehingga fenomena yang terjadi, puasa Ramadhan hanya dijadikan ritual tahunan belaka dan tidak ada roh kesalehan yang melekat pada sanubari orang Islam.

  Hal tersebut, penulis maksudkan untuk melihat mahasiswa PAI STAIN angkatan tahun 2004 dalam melaksanakan puasa Ramadhan apakah sudah sesuai dengan ayat Al-Qur'an surat Al-Baqarah ayat 183-184 yang tujuan jntinya membentuk manusia yang bertaqwa.

  Dengan latar belakang di atas, maka penulis mengajukan judul skripsi :

  ’’PENGARUH PUASA RAMADHAN TERHADAP KESALEHAN SOSIAL MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) STAIN SALATIGA ANGKATAN TAHUN 2004” . p . Penegasan Istilah

  Untuk menghindari kesimpang siuran atau ketidakjelasan pada judul skripsi ini, maka penulis perlu menjelaskan item-item kalimat / kata sebagai berikut :

  4

1. Pengaruh

  em p a th y ,

  Pada dasarnya pengaruh itu sama dengan sikap yang berarti: suatu kecenderungan untuk merasakan sesuatu yang dilakukan orang lain andai ia dalam situasi orang lain tersebut.7

2. Puasa Ramadhan

  Kata puasa Ramadhan berasal dari 2 kata (kata majemuk) yaitu puasa dan Ramadhan, untuk memperjelas mengenai ungkapan kalimat tersebut, maka perlu dikupas satu persatu. Kata puasa sebenarnya bukan asli bahasa Arab dan bukan dari bahasa Indonesia, melainkan berasal dari bahasa Jawa Kawi asli, yaitu puasa yang diinterpretasikan sebagai menahan diri, kemudian diserap ke dalam bahasa Sansekerta menjadi puasa. Dalam hal ini puasa bermakna hal tidak makan, tidak minum, mengekang agar diri tidak makan, minum dan berbuat sesuatu terutama berkaitan dengan agama.8 9 Arti yang sepadan dengan puasa dalam bahasa Arab ditemui dengan kata ( ^ J yang berarti puasa atau menahan d iri.°

  Berikutnya penulis menjelaskan mengenai makna Ramadhan berasal dari bahasa Arab yaitu l j J yang apabila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia berarti menjadi sangat panas.10

  7 Abu Ahmad, Psikologi Umum, PT. Bina Ilmu, Surabaya, 1983, him. 70

  8 Emzulfajri, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Ratu Aprilia Senja Di fa Publisher, tt., him. 675

  9 Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia, Yayasan Penyelenggara Penterjemah /

  5 Kata tersebut apabila dijadikan nama bulan atau bulan-bulan berubah

  menjadi diULia* j £ jL ia x j . 11 Sehingga puasa Ramadhan dalam bahasa Arab yaitu j

  Ulama' Fiqih menjelaskan puasa Ramadhan yaitu tidak makan tidak minum dan hal-hal yang membatalkan puasa sejak terbit fajar sampai terbenamnya matahari yang dilaksanakan di bulan Ramadhan.12 Yusuf Qardhowi menjelaskan puasa Ramadhan adalah kewajiban yang sakral dan ibadah Islam yang bersifat syiar yang besar juga salah satu rukun Islam yang praktis lima, yang menjadi pilar agama.13

3. Kesalehan Sosial

  Kesalehan sosial merupakan kalimat majemuk, yang apabila dipisahkan menjadi kata kesalehan dan sosial. Kesalehan berasal dari Bahasa Arab ^ ^ ^ Jika diartikan ke dalam Bahasa

  Indonesia bermakna, baik tidak rusak.14 1 Karena kata tersebut sudah

  5 mengalami penetrasi ke dalam bahasa Indonesia menjadi kata kesalehan dalam kamus ditemui arti yaitu kepatuhan dalam beribadah. Sosial dalam

  Kamus Bahasa Indonesia

  bermakna berkenaan dengan khalayak, berkenaan dengan masyarakat, berkenaan dengan umat, suka menolong dan memperhatikan orang lain.13 Sehingga kesalehan sosial adalah suka " Ibid.

  12 Slamet Abidin, Fiqh Ibadah untuk IAIN, STAIN, dan PTAIS, CV. Pustaka Setia, Bandung, 1998, him. 241

13 Yusuf Qordawi, Fiqih Puasa, Era Intermedia, Pajang Solo, 2007, him. 112

  6

  berbuat baik atau taat berbakti kepada masyarakat dengan jalan suka menolong.

C. Rumusan Masalah

  Dari latar belakang masalah tersebut di atas, maka penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana kualitas puasa Ramadhan mahasiswa Program Studi

  Pendidikan Agama Islam (PAI) STAIN Salatiga Angkatan Tahun 2004?

  2. Bagaimana sikap sosial mahasiswa progam studi Pendidikan Agama Islam (PAI) STAIN Salatiga Angkatan tahun 2004?

  3. Bagaimana pengaruh puasa Ramadhan terhadap kesalehan sosial?

D. Tujuan Penelitian

  Dari permasalahan tersebut, penulis dapat merumuskan tujuan penelitian yang sesuai dengan pokok masalah di atas antara lain:

  1. Untuk mengetahui kualitas puasa Ramadhan mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) STAIN Salatiga Angkatan Tahun 2004.

  2. Untuk mengetahui sikap sosial mahasiswa progam studi Pendidikan Agama Islam (PAI) STAIN Salatiga Angkatan tahun 2004.

  3. Untuk mengetahui pengaruh puasa Ramadhan terhadap kesalehan sosial mahasiswa program studi Pendidikan Agama Islam (PAI) STAIN salatiga Angkatan tahun 2004.

  7 E. Hipotesis

  Hipotesis adalah suatu jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.16 Berdasarkan pengamatan sementara dapat peneliti ambil hipotesis sebagai berikut "Adanya pengaruh positif puasa Ramadhan terhadap kesalehan sosial mahasiswa program studi Pendidikan Agama Islam (PAI) STAIN Salatiga Angkatan tahun 2004".

F. Metode Penelitian

  Untuk mendapatkan informasi yang valid dan dapat dipertanggung jawabkan dalam penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan metode sebagai berikut:

1. Populasi dan Sampel

  Populasi adalah "keseluruhan subjek penelitian".17 Sedangkan sampel adalah “sebagian atau wakil populasi yang akan diteliti” .18 Dalam hal ini Suharsimi Arikunto dalam bentuk sampling berpendapat apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semuanya. Sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subyeknya lebih besar dapat diambil antara 10 % sampai 15 % atau 20 % sampai 25 % atau lebih. 19

  16 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta, 1998, him. 57

17 Ibid., him. 115

  8 Sedangkan populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan

  jumlah mahasiswa STAIN Salatiga program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) angkatan tahun 2004 kelas A dan B sebanyak 55 mahasiswa, karena jumlah populasi kurang dari 100, maka dalam penelitian ini menarik dari data keseluruhan jumlah populasi yaitu sebanyak 55 mahasiswa.

2. Variabel Penelitian

  Dalam penelitian ini ada 2 variabel yang menjadi obyek penelitian, y a itu :

a. Puasa Ramadhan

  Adapun indikator dari puasa Ramadhan adalah sebagai b erik u t: 1) Semakin tenang hidupnya.

  2) Aktif melaksanakan puasa Ramadhan 3) Melaksanakan amalan utama yang lainnya.

  4) Semakin meningkatnya sikap sabar dalam menghadapi hidup

b. Kesalehan Sosial

  Untuk mengukur variabel kesalehan sosial mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) Angkatan tahun 2004, penulis batasi dengan indikator sebagai berikut:

  1) Memaafkan kesalahan orang lain 2) Berderma baik lapang maupun susah

  3) Menahan amarah 4) Berbicara sopan dengan orang lain

  9

  5) Kasih sayang sesama teman

  3. Teknik Pengumpulan Data Dalam penulisan ini peneliti menggunakan beberapa metode untuk pengumpulan data antara lain :

a. Metode Observasi

  Metode observasi merupakan penyelidikan yang dijalankan secara sistematis dan sengaja diadakan dengan menggunakan alat indera (terutama mata) terhadap kejadian-kejadian yang langsung ditangkap, metode observasi bisa diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan dengan sistematika fenomena yang diselidiki.20 Metode ini digunakan untuk mengadakan pengamatan secara langsung yang bersifat fisik mengenai situasi umum STAIN Salatiga meliputi letak geografis, sarana dan prasarana serta dimaksudkan untuk mengetahui sikap kesalehan sosial mahasiswa PAI STAIN salatiga angkatan tahun 2004.

b. Metode Angket

  Metode angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui.21

  Adapun angket yang digunakan dalam penelitian ini penulis berikan kepada mahasiswa program studi Pendidikan Agama Islam

  20 Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Balai Pustaka, Jakarta, 1987, him. 137

  10

  (PAI) angkatan tahun 2004 STAIN Salatiga, hal ini untuk mengetahui pengaruh puasa Ramadhan terhadap kesalehan sosial

c. Metode Dokumentasi

  Metode dokumentasi berasal dari kata "dokumen" yang artinya barang-barang tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya.22 Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang struktur organisasi, kurikulum, daftar dosen, karyawan, mahasiswa serta dokumentasi yang dibutuhkan.

4. Teknik Analisa Data

  Dalam menganalisa data yang ada, penulis menempuh langkah- langkah sebagai b erik u t:

a. Analisis Pendahuluan Analisis pendahuluan merupakan tahap pengolahan data.

  Analisis ini menggunakan prosentase sebagai berikut:

  P = —

  x!00%

  N

  K eterangan: P = Prosentase perolehan F = Frekuensi N = Jumlah total responden

  11

  b. Analisis Uji Hipotesis Dalam analisis ini penulis menggunakan analisis koefisiensi korelasi product moment dengan menggunakan rumusan sebagai b erik u t:

  Y ^ X Y -

N

Lxy

  X*2-

  < x * ) :

  N

  X ^ 2 -

  ( L y y N

  Keterangan : rxy = Koefisiensi antara variabel x dan y xy = Product dari x kali y

  N = Jumlah responden E = Sigma (jumlah)

  c. Analisis Lanjut Analisis lanjut merupakan jawaban atas diterima/ ditolak tidaknya hipotesis yang dipergunakan atau menunjukkan signifikan atau tidaknya terhadap hipotesis tersebut.

G. Sistematika Penulisan Skripsi

  Skripsi ini merupakan kesatuan dari bab yang tersusun dari bab yang tidak terpisahkan. Sebelum masuk bab pertama diawali dengan preliminaris yang berisi halaman, nota pembimbing, halaman pengesahan, halaman motto, kata pengantar, daftar isi.

  12 BAB I : PENDAHULUAN;

  Meliputi latar belakang masalah, penegasan istilah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis, metode penelitian dan sistematika penulisan skripsi.

  BAB II : LANDASAN TEORI Dalam bab kedua ini dijelaskan tentang hal-hal yang berkaitan dengan puasa, yang meliputi makna puasa, syarat dan rukun puasa, hal-hal yang mengurangi nilai puasa, kesempurnaan puasa, macam- macam puasa dan hikmah puasa. Di Samping itu juga dibahas hal- hal yang berkaitan dengan kesalehan sosial meliputi pengertian kesalehan sosial, ciri-ciri kesalehan sosial, penerapan kesalehan sosial juga dibahas hubungan antara puasa Ramadhan dengan kesalehan sosial.

  BAB III : LAPORAN HASIL PENELITIAN Laporan hasil penelitian berisikan seluruh hasil penelitian yang meliputi gambaran umum Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga yang mencakup tinjauan historis, letak geografis, sarana dan prasarana dan struktur organisasi dan juga tentang data responden yang berisikan hasil angket mahasiswa STAIN Salatiga Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) Agkatan tahun 2004.

BAB IV : ANALISA DATA Pada bab ini dibahas tentang pengolahan data dan interpretasi data. BAB V : PENUTUP Pada bab ini berisikan tentang kesimpulan saran-saran dan

  

BAB

n

LAND ASAN TEORI

A. Puasa Ramadhan

1. Makna puasa

  Pada umumnya puasa dalam agama-agama terdahulu dilakukan sebagai tanda berkabung, kemalangan dan duka cita.1 2 Maksudnya bahwa mereka akan berpuasa ketika menerima musibah hal ini tampak misalnya pada agama Yahudi di mana Nabi Daud menjalankan puasa tujuh hari ketika anaknya masih kecil yang sakit seperti termaktub dalam kitab 11,

  12, 16, 18. Juga dalam kitab Samuel 1:31-13 puasa disebut sebagai tanda

  • > berkabung.

  Islam membawa makna/ konsep baru tentang puasa. Puasa bukan pertanda duka cita, kemalangan atau berkabung dan bukan pula untuk peredam kemurkaan Tuhan serta memohon kasih sayang-Nya.3 Puasa dalam Islam mempunyai makna yang mulia. Puasa dijalankan sebagai suatu ibadah kepada Allah untuk mencapai derajat muttaqin yaitu mencapai derajat rohani yang tinggi. Puasa dalam Islam Merupakan arena tertinggi bagi jasmani, akhlak dan rohani manusia. Makna ini agak berbeda dengan makna kifarat yang disebutkan dalam Al-Qur'an.

  Bagi orang yang melakukan puasa dengan ikhlas tentu mereka dapat dikatakan telah membuktikan imannya kepada Allah. Karena iman

  1 Proyek Pembinaan Prasarana Perguruan Tinggi Agama/ LAIN, Ilmu Fiqh, Cet. Ke-2, Jakarta, 1983, him. 278

  14

  itu bukan hanya diucapkan dengan lidah tetapi juga harus diikrarkan dalam

  qalbu

  kemudian dalam perbuatan.4 Maka seseorang yang seperti itu ialah seseorang yang memiliki integritas. Pada dasarnya kehidupan adalah nama lain bagi "peperangan" antara desakan-desakan hawa nafsu saja yang selalu menang sebagaimana yang diduga oleh kebanyakan manusia.5 Tetapi bisa juga kalah ketika kita bentengi diri kita dengan iman. Keimanan inilah yang mendorongnya untuk menentang hawa nafsu kita, terutama nafsu seksual yang sudah kita ketahui bahwa nafsu tersebut adalah senjata setan yang paling ampuh untuk menundukkan manusia, sehingga para psikolog menganggap bahwa ia adalah penggerak utama semua perilaku manusia.

  Puasa berpengaruh mematahkan gelora syahwat ini dan mengangkat tinggi nalurinya, khususnya jika terus menerus melakukan puasa dengan mengharap ridha dari Allah, karena itu Rasulullah SAW memerintahkan puasa kepada pemuda yang belum mampu menikah, hingga Allah melimpahkan karunia-Nya.6

  Semua orang mengetahui bahwa menahan diri dari makanan dalam beberapa hari itu adalah berguna bagi kesehatan, karena manusia telah berlebih-lebihan di dalam makan dan minuman, sehingga mereka diserang penyakit-penyakit baik badan maupun mental. Itulah sebenarnya makna yang terkandung dalam puasa jika kita mau meresapi dengan sungguh- sungguh.

4 Nasrudin Razak, Dienul Islam, PT Al-Ma’arif, Bandung, 1996, hlm.204

  15 Sebagaimana arti puasa dalam bahasa Arab “shaumun” artinya

  menahan diri dari segala sesuatu, maka berdasarkan dari asal katanya, nabi telah meletakkan nilai-nilai yang sebenarnya tentang puasa. Beliau bersabda : “Bukanlah puasa itu sekedar menahan diri dari segala perbuatan kotor dan keji”. Dari hadis nabi tersebut dapat kita ambil sebuah pelajaran bahwa sebenarnya puasa itu mengandung makna yang luas yaitu selalu menjaga hubungan dengan baik dengan Allah yaitu melaksanakan perintah Allah yang berupa ajaran-ajararan yang wajib maupun sunah, dan juga menjalin hubungan baik dengan sesama yaitu menjaga hawa nafsu kita, serta menahan dari perkataan yang menyakitkan orang lain dan mencaci maki.

2. Syarat dan Rukun Puasa

  Bahwa setiap manusia beragama Islam wajib hukumnya melaksanakan puasa Ramadhan sesuai dengan nash Al-Qur'an dan hadist Nabi SAW.

  a. Syarat wajib puasa

  a. Islam

  b. Baligh (umur 15 tahun keatas ) atau ada tanda yang lain, anak-anak tidak wajib berpuasa c. Berakal (orang gila tidak wajib berpuasa)

  d. Mampu (artinya bahwa kuat berpuasa) Empat syarat tersebut perlu dikaji yaitu ukuran baligh bagi seseorang ada empat hal: pertama, keluar mani baik dengan mimpi

  16

  maupun dengan yang lainya, kedua, tumbuhnya bulu di sekitar kemaluan, ketiga, genap usia 15 tahun bagi laki-laki, yang keempat, sudah haid bagi wanita, maka wajib baginya berpuasa walaupun ia haid sebelum 10 tahun.7

  Sedangkan syarat sahnya puasa ada 4:

1) Islam (puasa tidak sah dilakukan orang kafir)

  2) Mumayiz yaitu orang dapat membedakan yang baik dan yang buruk 3) Suci dari haid dan nifas 4) Waktu yang layak untuk berpuasa.8

  b. Rukun puasa

  a. Niat Yang dimaksud niat di sini adalah, berniat melaksanakan ibadah demi melaksanakan perintah Allah dan taqorrub kepada-

  Nya.

  Sebagian orang terkadang menahan diri dari kegiatan makan dan minum dari fajar hingga magrib, bahkan lebih dari itu, akan tetapi untuk tujuan olahraga, mengurangi berat badan, atau semisalnya. Sebagian ada juga yang mogok makan untuk menuntut sesuatu hal yang mengancam akan bunuh diri secara perlahan, sebagaimana banyak dilakukan oleh para penghuni penjara dan demonstran.

7 Sulaiman Rasyid, Fiqih Islam, Cet ke-4, Sinar Bulan Baru Algensindo, Bandung, him.

  17 Semua itu bukanlah puasa yang sya r’i, karena haus dan lapar

  yang mereka alami tidak diniatkan untuk meraih ridha Allah dan untuk mendapatkan pahala-Nya. Allah SWT tidak menerima ibadah, kecuali dengan disertai niat.

  Allah SWT berfirman dalam surat Al- Bayinah: 5.

  “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allan dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus ”

  (Al-Bayinah: 5)9

  b. Menahan diri dari hal yang membatalkan sejak terbit fajar sampai terbenam matahari.10

3. Hal-Hal Yang Mengurangi Nilai Puasa

  Di samping ketentuan yang menyebutkan hal-hal yang dapat membatalkan puasa, tetapi mengurangi nilai puasa yaitu: a. Bila meninggalkan hal-hal yang sunah dan dianjurkan untuk dilaksanakan oleh seseorang yang menjalankan puasa b. Bila mata, mulut, telinga, tangan dan kaki tidak dikekang untuk melihat, mendengar dan mengambil atau berjalan kepada hal-hal yang kurang baik

  c. Bila hati tidak sepenuhnya tertuju kepada Allah SWT dalam menjalankan ibadah puasa.11 Maka tidak ada artinya puasa seseorang

  9 Departemen Agama RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, Toha Putra, Semarang, Edisi Baru Refisi Terjemah, 1989, him. 1084

  18 yang mengarahkan maksud dan pengarahannya kepada selain Allah.

  Tidak ada pula arti puasa bagi orang yang menceritakan kesalahan, mengupayakan fitnah dan tipu daya serta memerangi Allah dan Rasul- Nya di dalam lingkungan kaum mukminin.

4. Kesempurnaan Puasa

  Dapat dikategorikan menjadi 3 tingkatan yaitu:

  a. Puasa Umum Puasa umum adalah menahan perut dan kemaluan dari segala sesuatu yang mengurangi nilai puasa dan yang membatalkan puasa b. Puasa Khusus

  Puasa khusus adalah menahan pandangan, penglihatan, lidah, tangan, dan kaki dari dosa-dosa.

  c. Puasa Khususul Khusus Puasa ini adalah puasanya hati dari cita-cita yang rendah dan fikiran- fikiran duniawi, dan mencegah hati dari apa yang selain Allah SWT secara keseluruhan.12

  Dari ketiga tingkatan tersebut di atas maka nilai kesempurnaan puasa juga akan berbeda-beda dengan tingkatan yang lain. Dalam pembahasan ini penulis hanya akan membahas puasa khususul khusus

  Kesempurnaan puasa ini ada 4 hal di antaranya:

  a. Memejamkan dan menahan mata dari melebarkan pandangan kepada segala sesuatu yang tercela dan dibenci Allah SWT.

  19

  b. Memelihara lidah dari berbicara tanpa arah, dusta, menggunjing, mengumpat, berkata buruk, permusuhan dan pertengkaran dan melazimkan diam dan sibuk dengan mengingat Allah yang maha suci dan membaca kitab Al-Qur'an.

  c. Menahan pendengaran dari mendengarkan segala sesuatu yang makruh, karena segala sesuatu yang haram diucapkan adalah haram pula didengarkan. Oleh karena itu Allah menyamakan orang yang mencari pendengaran dengan pemakan barang haram.

  d. Menahan seluruh anggota badan baik kaki maupun tangan dari dosa- dosa dan makruh. Dan menahan perut dari segala yang subhat pada waktu berbuka puasa, maka tidak ada artinya jika puasa itu mencegah dari makanan yang halal kemudian berbuka dengan barang yang haram.13

5. Macam-Macam Puasa

  Macam-macam puasa diantaranya:

a. Puasa Wajib

  Puasa ini terdiri dari 3 macam yaitu: 1) Puasa yang diwajibkan karena waktu tertentu, yakni puasa pada bulan Ramadhan

2) Puasa yang disebabkan karena suatu sebab (I ’llat) yaitu puasa kafarat.

  20

  3) Puasa yang diwajibkan karena seseorang mewajibkan puasa kepada dirinya sendiri yakni puasa nadzar

b. Puasa Haram „

  Tidak semua puasa terpuji dan dituntut dalam Islam. Puasa adalah ibadah dan ibadah tidak bisa diterima sesuai dengan ketetapan syariat. Apapun yang dilarang syariat, bukanlah ibadah, tetapi maksiat. Ini jika pelarangannya bersifat larangan yang tegas. Jika larangan itu tidak tegas sifatnya, maka pengamalannya bersifat makruh/ haram.

  Sedangkan sesuatu yang tidak disyariatkan dan tidak diperintahkan, maka ia bukanlah ibadah, bahkan ia adalah b id ’ah.{4 Puasa jenis ini adalah:

  1) Puasa sunah (nafilah) seorang perempuan yang tanpa ijin suaminya.

  2) Puasa pada hari yang diragukan Yaitu puasa pada hari ketiga puluh bulan sya’ban

  3) Puasa pada hari raya dan hari tasyrik Seperti; puasa dua hari raya: Idul Fitri, yakni hari pertama bulan Syawal dan Idul Adha, yakni hari kesepuluh bulan dzulhijah, hari tasyrik yaitu hari ke-11,12 dan 13 dari bulan dzulhijah

  4) Puasa wanita yang sedang haid atau nifas hukumnya haram dan tidak sah 1

  4

  21

  c. Puasa Makruh (dahr) Maksudnya dari puasa dahr adalah puasa terus menerus tanpa sela.15 Seperti puasa yang dikhususkan pada hari Jum’at atau Sabtu saja.

  d. Puasa sunah Misal: puasa Senin Kamis, puasa 6 hari di bulan Syawal, puasa hari Arafah, puasa Daud (puasa sehari dan berbuka sehari) dan lain-lain.16

6. Hikmah puasa

  Puasa menjanjikan para pelakunya satu posisi yang istimewa dengan sebutan muttaqin. Gelar ini hanya Allah yang berhak memberi, akan tetapi bagi mereka yang berhasil meraihnya. Tingkah laku positif yang tercermin dalam sikap dasar dan hubungan manusia kesehariannya.

  Ada beberapa indikasi bahwa puasa mempersiapkan manusia yang berkualitas.

  Pertama

  , puasa mempertebal kedekatan diri kepada Allah, kekhusukan dalam rangka meraih keridhaannya ini didasarkan pada niat tulus sehingga setiap perilakunya, mencerminkan cinta kepada Allah.

  Kedua

  , puasa mampu mengatasi nafsu besar sekaligus menempatkannya pada posisi yang sesuai dengan petunjuk agama. Penyair muslim terkenal di abad pertengahan penulis Nadzam Burdah, mendendangkan bagaimana cara mengendalikan nafsu: “Nafsu itu bagaikan bayi jika engkau menyusu ibunya, dia akan menyusu ibunya sampai entah kapan. Akan tetapi, jika engkau disiplin memberhentikanya (nyapih-jawa), dia pun berhenti juga”.

  22 Ketiga

  , puasa mendorong pelakunya untuk bersikap kasih sayang terhadap sesama yang dibuktikan dengan darma bakti sosial. Tatkala ia lapar ingatlah dia pada kaum lemah, sehingga waktu ia makan tidak berlebih-lebihan, keempat, puasa mengandung ajaran persamaan, ia tidak membedakan antara orang kaya dan orang miskin, pejabat dengan kaum awam, semuanya harus tunduk pada peraturan yang universal, yang membedakan mereka hanya kadar iman dan taqwanya kepada Allah SWT.

  Kelima, puasa mengajarkan disiplin yang luar biasa karena

  melibatkan lahir batin. Jiwa raga terlatih sedemikian rupa sehingga orang ikhlas berpuasa mampu mengemban tugas-tugas berat. Keenam, puasa menambah kekebalan seseorang terhadap penyakit organ-organ tubuh yang bekerja selama setahun membutuhkan istirahat. Ketujuh, puasa bukan menggambarkan manusia sengsara, melainkan manusia mencapai kebahagiaan yang hakiki, perang terhebat adalah melawan hawa nafsu.

  Melalui puasa seseorang akan terlatih untuk alternatif terbaik antara emosional dan intelektual.17

B. Kesalehan Sosial

1. Pengertian

  Kesalehan sosial merupakan gabungan dari dua kata yaitu kesalehan dan sosial untuk lebih jelasnya peneliti uraikan satu per satu.

  23 Kesalehan merupakan kata serapan dari bahasa Arab yaitu saleh. Dalam

  Al-Qur’an kata saleh disebut sebayak 180 kali.18 Saleh dalam kamus bahasa Indonesia mempunyai arti yaitu taat dan bersungguh-sungguh dalam menjalankan amal ibadah, suci dan beriman.19

  Sementara kesalehan berarti kepatuhan dalam beribadah.20 Sosial dalam kamus sosiologi ditulis sosial mempunyai arti yang biasanya digunakan dengan referensi pada hubungan seorang individu dengan yang lainnya. Dari jenis yang sama atau, pada sejumlah individu yang membentuk lebih banyak atau lebih sedikit kelompok-kelompok yang terorganisir, juga tentang kecenderungan-kecenderungan yang berhubungan dengan yang lainnya.21 2 K.H Ahmad Dahlan dalam ijtihadnya memberikan penjelasan

  2 bahwa tauhid meliputi dua aspek yaitu; (1) Persaudaraan berdasar ketunggalan aqidah dan syariah. (2) Persaudaraan kemanusiaan walaupun beda agama misalnya. Jadi di sini ditentukan bahwa orang yang beriman harus mampu berbuat baik dengan sesama manusia (kesalehan sosial).

  Pada era orde baru dirumuskan tri kerukunan umat beragama yang meliputi: a Kerukunan intern umat beragama b Kerukunan antar umat beragama

  18 Abu Zahra’ An-Nadji, Al-Q ur’an dan Rahasia Angka-Angka, Pustaka Hidayah, cet.

  VII,2001, him. 79

  19 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, him. 725

  20 Ibid. 725

  21 Hartini, G. Sapoetra, Kamus Sosiologi dan Kependudukan, Bumi Aksara Jakarta, 1992, him. 382

  24 c Kerukunan antar negara.

  Amin Rais merumuskan bahwa tauhid mengandung pelajaran moral {moral lesson). Tingkat pertama yaitu “tauhid” berarti keberanian untuk mengatakan “tidak” terhadap setiap hal yang batil dan tidak benar. Tingkat kedua, “tauhid” berarti memiliki keyakinan kepada Allah SWT. Tingkat ketiga “tauhid” berarti mendeklarasikan diri tentang kehidupan yang dituntun oleh Al-Qur’an. Tingkat keempat “tauhid” berarti menerjemahkan keyakinan ke-Esa-an Allah SWT dan petunjuk-Nya.

  Dalam Al-Qur’an wujud sikap budaya untuk mengembangkan amal saleh. Tingkat terakhir tingkat kelima “tauhid” dari “tercela” di dasarkan pada para meter Allah SWT, tentu saja menurut Al-Qur'an dan As-Sunah yang sahih.23

  Puasa Ramadhan merupakan indikator keimanan, dalam puasa Ramadhan tersebut berisi berbagai pelajaran, salah satunya yaitu mengingat kepada orang kaya betapa lemahnya kaum tertindas (proletan).

  Sehingga di sini Allah menuntut kepada m uallaf agar mampu untuk menumbuhkan kesalehan sosial, baik ke dalam dan keluar agamanya.

  Sehingga dapat disimpulkan bahwa kesalehan sosial adalah di mana manusia mampu berhubungan baik dengan sesamanya tanpa mengenal batasan herarki dan status sosial.

  25

2. Ciri-ciri kesalehan sosial

  Islam yang sesungguhnya adalah agama yang hendak menegaskan bahwa Islam agama pembebasan dalam pengertian yang sebenar-benarnya sejak kelahirannya, Islam datang untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, terlemahkan al-mustadllafun dan dizalimi oleh sistem sosial yang tidak adil. Islam adalah agama pembebasan, dalam arti bahwa keseluruhan ajaran yang dimuatnya ditetapkan untuk melahirkan suatu pembebasan, oleh dan untuk pribadi-pribadi yang memeluknya.24 Agama Islam nabi-nabi sebelumnya sama sebagaimana tercantum dalam Q.S Asy-

  Syu'ara : 13

  • x

  / / z' / / / / / / z' " £ £ } y y y y

  i j* ' 'y ? b V !****' o' y y s y y y y

  5 '• & y

   4 z' z' z' ^ z ' /

4 J v » 4 t

  “Dia telah mensyari'atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama)-Nya orang yang kembali (kepada-Nya) ”25

24 Abad Badruzaman, Kiri Islam Hassan Hanafi Menggugat Kemapanan Agama dan

  26 Jelas dan gamblang Islam adalah agama yang selaras dengan fitrah

  manusia sebagaimana yang tertulis dalam Q.S Ar-Rum : 30 & ' j j i \ S S S * S S / / / s / *

  jJnn 4si s > \L^ 4'jis ( r i ' / \ p \ a s i A iil

  

“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah;

(tetaplah atas) fitra h Allah yang Telah menciptakan manusia menurut

fitra h itu. tidak ada perubahan pada fitra h Allah. (Itulah) agama yang

lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui” 26

  Dalam berbagai kisah telah banyak diungkap bahwa Islam adalah pembebas dari kaum terlantar. Sebagai contoh, musa membebaskan kaumnya dari cengkraman raja diktator yaitu Fira’un, begitu juga Ibrahim. Kemudian di sini akan dibahas bagaimana ciri-ciri orang yang saleh secara sosial dan baik. Di bawah ini peneliti uraikan satu demi satu

a. Memaafkan kesalahan orang lain

  Manusia yang baik adalah manusia yang mampu menjadikan dua hubungan yaitu kepada Allah dan sesama makhluk. Sehingga di sini ditekankan bahwa manusia yang baik bukan saja dekat kepada sang Khalik, namun juga mampu berhubungan dengan sesama.

  Dalam keseharian hidup manusia pasti selalu berdekatan dengan baik dan buruk. Lalu bagaimana orang yang baik itu? Apakah orang tersebut tidak pernah bersentuhan dengan kesalahan? Pastinya orang yang baik adalah orang yang pernah melakukan salah dan

  27

  menyadari kesalahan kemudian meminta maaf, dan apabila ada orang yang minta maaf segera dimaafkan,

b. Berderma baik lapang maupun sempit

  Sebagai seorang muslim maka hendaknya selalu berderma baik kala lapang maupun sempit. Dalam konsep Islam dirumuskan di antaranya ada istilah zakat, sedekah, dan infak. Sebelum menjelaskan hal ini penulis mengutip hadis Nabi sebagai berikut: Artinya : "Diriwayatkan dari Abu Hurairah r. a dari Nabi SAW. Beliau

  bersabda

  “Barang siapa yang menghilangkan dari orang

Dokumen yang terkait

E F E K T I V I T A S A B U S E K A M D A N Z E O L I T S E R T A P E N G U R A N G A N P U P U K N P K T E R H A D A P P R O D U K S I G A N D U M I N D O N E S I A P A D A ME D I A P A S I R A N

0 3 14

E N G A R U H M O D E L P E M B E L A JA R A N P R O B L E M B A S E D L E A R N IN G D A N M E D IA A N IM A S I G A M B A R T E R H A D A P A K T IV IT A S D A N H A S IL B E L A JA R S IS WA

0 8 19

E N I N G K A T A N H A S I L B E L A J A R M E N U L I S K A L I M A T E F E K T I F D A L A M P A R A G R A F A R G U M E N T A S I M E L A L U I K E G I A T A N P E E R C O R R E C T I O N P A D A S I S W A K E L A S X 1 S M A N E G E R I R A M B I P U

0 2 17

E V A L U A S I P E L A K S A N A A N P E N D I S T R I B U S I A N P R O G R A M B E R A S M I S K I N ( R A S K I N ) T A H U N 2 0 1 1 D I D E S A G E N T E N G K U L O N K E C A M A T A N G E N T E N G K A B U P A T E N B A N Y U W A N G I

0 9 21

E V A L U A S I T E R H A D A P P E L A K S A N A A N R U JU K A N B E R JE N JA N G K A S U S K E G A WA T D A R U T A N M A T E R N A L D A N N E O N A T A L P A D A P R O G R A M JA M P E R S A L D I P U S K E S M A S K E N C O N G T A H U N 2012

0 2 19

I D E N T I F I K A S I P E N G A R U H L O K A S I U S A H A T E R H A D A P T I N G K A T K E B E R H A S I L A N U S A H A M I N I M A R K E T W A R A L A B A D I K A B U P A T E N J E M B E R D E N G A N S I S T E M I N F O R M A S I G E O G R A F I S

0 3 19

I M PL E M E N T A S I S PE K T R U M R E S PO N S G E M PA PA D A N G PA D A G E D U N G L A B O R M I C R O T E A C H I N G U N I V E R S I T A S N E G E R I PA D A N G D E N G A N M E T O D E A N A L I S I S S PE K T R U M R E S PO N S

0 4 10

I N V E S T A S I B I D A N G E N E R G I M I N Y A K D A N G A S B U M I P E R U S A H A A N M U L T I N A S I O N A L P E T R O C H I N A D I I N D O N E S I A

0 4 16

R E S P O N TA N A M A N C A B E M E R A H T E R H A D A P P U P U K N K M A J E M U K YA N G D I A P L I K A S I K A N S E C A R A L A N G S U N G M E L A L U I TA N A M A N

0 0 10

P E L A K S A N A A N F U N G S I S E R IK A T B U R U H T E R H A D A P B U R U H D A N P E N G U S A H A D I L IN G K U N G A N P E R U S A H A A N

0 0 86