PERAN WANITA KARIER DALAM MEMBANGUN KELUARGA SAKINAH . (Ditinjau dari Segi Pendidikan Islam) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I Dalam Ilmu Tarbiyah
PERAN WANITA KARIER DALAM MEMBANGUN
KELUARGA SAKINAH
. (Ditinjau dari Segi Pendidikan Islam)
S K R I P S I
Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I
Dalam Ilmu Tarbiyah
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) SALATIGA
2
6
D E P A R T E M E N A G A M A Rl S E K O L A H T IN G G I A G A M A IS L A M N E G E R I ( S T A IN ) S A L A T IG A Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721
Website :
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.
Apabila di kemudian hari temyata terdapat materi atau pikiran-pikiran orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup mempertanggung jawabkan kembali keaslian skripsi ini di hadapan sidang munaqosah skripsi.
Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi.
Salatiga, 14 Pebruari 2006 Penulis,
M A R Y A T 1 NIM : 111 01 063
D E P A R T E M E N A G A M A Rl S E K O L A H T I N G G I A G A M A IS L A M N E G E R I (S T A IN ) S A L A T IG A
JL Stadion 03 Telp. (0298) 323706,323433 Salatiga 50721 Website :
Dra. Hj. Lilik Sriyanti, M.Si STAIN SALATIGA
Jl. Stadion No. 03 Salatiga
NOTA PEMBIMBING
Lamp : 3 eksemplar Ha : Naskah skripsi a.n. Maryati
Kepada Yth. Kepala STAIN Salatiga D i- Salatiga
Assaiamu'alaikum, wr, w>b
Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudari: Nama : MARYATI NIM : 111 01 063 Jurusan : Tarbiyah Program : Pendidikan Agama Islam Judul : PERAN WANITA KARIER DALAM MEMBANGUN
KELUARGA SAKINAH (Ditinjau dari Segi Pendidikan Islam)
Telah dapat diajukan dalam sidang munaqosah skripsi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga.
Demikian atas perhatiannya diucapkan terima kasih.
Wassaiamu'alaikum, wr, wb
Salatiga, 14 Februari 2006 NIP. 150 245 903
D E P A R T E M E N A G A M A Rl S E K O L A H T I N G G I A G A M A IS L A M N E G E R I (S T A IN ) S A L A T IG A J l Station 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721
Website :
P E N G E S A H A N
Skripsi Saudari : MARYATI dengan Nomor Induk Mahasiswa : 111 01 063 yang berjudul : “PERAN WANITA KARIER DALAM MEMBANGUN
KELUARGA SAKINAH (Ditinjau dari Segi Pcndidikan Islam)”.
Telah dimunaqasahkan dalam sidang panitia ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga pada hari : Selasa, 28 Februari 2006 M yang bertepatan dengan tanggal 29 Muharam 1427 H dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dalam Ilmu Tarbiyah.
28 Februari 2006 M Salatiga, -----------------------------
29 Muharam 1427 H MOTTO
- • Dengan logika kita bisa berjalan dengan kesabaran kita bisa berhasil • Melakukan sesuatu bukan karena-Nya adalah kesia-siaan. Melakukan sesuatu karena nafsu adalah kehinaan
• Barang siapa merasa puas dengan yang sedikit (sederhana), maka
ringanlah baginya segala kesulitan (pepatah)
PERSEMBAHAN
Shripsi inipenutis persem6ahhgn untuki■
1. I6urufa tercinta, terhgsih, tersayang yang seCaCu mem6im6ing,
mendo'ahgn dan mem6erihan segaCanya 6ai£ moraC maupun sprituaC Sagi ^etancaran stuuyfqi, semoga f ltta f senantiasa meridhoinya.2
. (Buat hapaffu yan gjau h disana, yang tahjpemah mengisi hari-hariku.
3
. (Buat Kakef^dan (Henef^yang setaCu menyayangi dan mendo'ahgn daCam
setiap tanghghhu
4. (Buat Omku yang tetah mem otifasi dan mencurahhan segaCafihiran dan
tenaga untufjhetancaran datum a£u menuntut itinu5. (Buat adi^adik&u (Ufarmanto, giyarto, (Kofi, (Hisa) yang setaCu
memhuat ahu tertaw a ftarena heCucuan dan kenahaCan merekg6. (Buat yang d ifa ti a"yang setaCu menemani datum setiap Cangkahku
dan dengan penuh k,esa6aran mem6erikgn pengarahan dan m otifasi datum keCancaran study akhir ini.
7 . (Buat mantan 'Host I jo" (jAnis, JltuC, JAtin, Lie-6ie, (Dee-yand, Zayuky,
jq Jftnie, (His-(Hos)yang tetah memotifasi danVCfe, Zhiezah, (HuruC, <14#2
mendo'akgn datum penyusunan tug as akhir ini, thantjyou very much.
8. (Buat semua penghuni 'Host %asuari 117" (Tiqoh, Liena, JLtun,
(panjang, LieCies, Peza, (Mha' (Dwi, (M6a' (D euj (M6a' <Fiza)yang tetah mendo 'akan dan menjadi tem pat persinggafanku, Tdianfyou aCC9. (Buat keCuarga 6esar '(DOT.COtM" (Ketik^ (Mas J lre f (Mas gondrong,
(Mas JL tie) yang menjadi tem pat pengetikan shripsi ini, thank-you very much
KATA PENGANTAR
jJ' ^
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Rabb yang Maha Rahman dan Rahim yang telah mengangkat manusia dengan berbagai keistimewaan. Dan dengan hanya petunjuk serta tuntunan-Nya, penulis mempunyai kemampuan dan kemauan sehingga penulisan skripsi ini bisa terselesaikan.
Sholawat dan salam penulis haturkan kepada Uswatun Khasanah Nabi Muhammad SAW, semoga beliau senantiasa dirahmati Allah SWT. Amin
Sebagai insan yang lemah, penulis menyadari bahwa tugas penulisan ini bukanlah merupakan tugas yang ringan, tetapi merupakan tugas yang berat. Akhimya dengan berbekal kekuatan serta kemauan dan bantuan dari berbagai pihak, maka terselesaikanlah skripsi yang sederhanan ini dengan judul PERAN WANITA KARIER DALAM MEMBANGUN KELUARGA SAKINAH
(Ditinjau dari Segi Pendidikan Islam). Dengan terbentuknya skripsi ini, penulis ucapkan terima kasih yang tiada taranya kepada :
1. Bapak Drs. Badwan, M.Ag selaku Ketua STAIN Salatiga.
2. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Ketua Jurusan Tarbiyah.
3. Drs. Miftahuddin, M.Ag selaku Ketua Progdi PAI.
4. Dra. Hj. Lilik Sriyanti, M.Si, selaku pembimbing yang senantiasa sabar
- memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis.
5. Bapak Ibu Dosen STAIN Salatiga yang telah memberikan wawasan ilmu dan pengetahuan.
6. Karyawan-Karyawati STAIN Salatiga.
7. Bapak Ibu Staf Perpustakaan STAIN Salatiga yang telah menyediakan
4 4 8. @a yang selalu sabar memberikan pengarahan dan pengertiannya dari awal sampai skripsi ini terselesaikan.
9. Kawan-Kawanku PAI angkatan 01.
10. Semua Mantan "Kost Ijo" (Anies, Atul, Atin, Lie-Bie, Dee-yand, Zayuks, Ulfah, Zhiezah, Nurul, Wi2x, Anie, Nis-Nos) yang telah memberikan motifasi dan do'a, thank you very much.
11. Semua penghuni kos "Kasuari 117" (Tiqoh, Liena, Atun, Panjang, Lielies, Reza, Mba' Dwi, Mba' Dewi, Mba' Fiza) yang telah memberikan do'a serta tempat persinggahanku, thank you all.
12. Keluarga besar "(DOT.COM" (Kelik, Mas Alie, Mas Arif, Mas Gondrong) yang menjadi tempat dalam pengetikan skripsi ini, thank you very much.
Atas segala hal tersebut, penulis hanya bisa berdo'a, semoga Allah SWT mencatatnya sebagai amal sholeh yang akan mendapat balasan yang berlipat ganda. Amin.
Akhimya penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan atau bahkan jauh dari kesempumaan. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun untuk kesempumaan skripsi ini akan penulis terima dengan rasa senang hati dan terbuka. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis pribadi dan bagi pembaca pada umumnya.
Amin - amin yarobbal ’alamin
Salatiga, I If jeb 2006 Penulis
M a r y a t i
111 01 063
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
2. Ciri-Ciri Keluarga Sakinah
22 3. Menuju Keluarga Sakinah.
26 BAB III PENDIDIKAN ISLAM
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam merupakan agama samawi yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW, dan turun di tanah Arab dalam keadaan yang sangat rusak moralnya
serta jauh dari peradaban manusia yang dikehendaki oleh Allah. Islam datang bagai angin surga yang mau mencoba mengembalikan harkat dan martabat manusia yang telah sekian lama hilang di tanah Arab.
Apabila kita hendak menelaah perkembangan kedudukan wanita, baik di dalam maupun di luar keluarga atau pun di rumah tangga, kita harus menyadari bahwa kedudukan itu hanya merupakan salah satu unsur saja dari kebudayaan yang disandang oleh suatu masyarakat. Untuk dapat melaksanakan peranan dalam masyarakat dengan sebaik-baiknya dalam arti tanpa mengabaikan peranannya dalam rumah tangga, hendaknya kaum wanita memiliki kemauan, kemampuan, kesadaran serta tanggung jawab akan pentingnya melaksanakan pembangunan dalam rangka meningkatkan mutu kehidupan.
Terkadang banyak pertanyaan apakah Islam membolehkan wanita untuk keluar rumah bekeija di yayasan-yayasan, bursa-bursa dagang, kantor, pabrik, serta industri yang bercampur dengan kaum laki-laki? Islam tidak mengharamkan dan tidak mencegah para wanita untuk sibuk pada pekerjaan
2
pekeijaan yang sesuai dengan kepribadian dan kemampuannya.1 Pekeijaan
/
wanita yang paling penting adalah mendidik anak sesuai dengan ajaran agama dan ilmu. Ini tidak berarti melarang kaum wanita melakukan pekeijaan pekeijaan sosial di luar rumah, dan Islam juga tidak membatasi jenis pekeijaan tertentu yang harus dipilih oleh seseorang wanita. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surat An-Nisa’ ayat 32 yang berbunyi:
\^k\ jiys
”Bagi orang laki laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya.1
2 Pada dasamya wanita-wanita juga mempunyai jiwa kemandiriannya, sehingga tidak ada larangan bagi wanita atau ibu untuk berkarier di luar rumah, agar jelas motivasinya dan pekeijaan itu tidak sampai mengabaikan kesejahteraan anak dan keluarganya.
Islam telah menjadikan rumah tangga sebagai biduk untuk berlayar dengan asma Allah yang akan melewati jalur dan kebiasaan, yakni melewati panasnya gelombang kehidupan yang bergelora. Dengan ketinggian jalan iman mereka tidak akan tenggelam, bahkan mengantarkanya ke puncak kemuliaan, membawa am an ah dan membawa misi, sehingga mengeluarkan
1 Abdur-Rasul, Abdul Hasan Al- Ghaffar, Wanita Islam dan Gaya Hidnp Modern, Cipta Hidayah, 1993, him. 195
3
mereka dari kesempitan dunia dan membimbingnya menuju alam akhirat yang penuhdengan keadilan.3 Karena itulah hams ada peraturan dan undang undang yang menjelaskan kepada manusia bagaimana menciptakan kehidupan perkawinan pada jalan yang lums dan dengan dasar yang kuat, dengan alasan itu pula, Islam mengatur hubungan dan memberikan batasan-batasan, menjelaskan hak dan kewajiban agar bahtera hidup berlayar dengan tenang dan damai, rumah tangga beijalan tidak sia-sia dan kehidupan yang dipenuhi dengan ridho-Nya.
Sesuai dengan firman Allah SWT surat Ar- Rum ayat 21 yang berbunyi: ’’Diantara tanda-tanda kekuasan Allah ialah dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cendemng dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikannya diantara kamu rasa kasihdan sayang. Sesungguhnya yang demikian itu benar-benar terdapat tanda- tanda bagi kaum yang berfikir.4
Kini wanita sudah banyak memegang peranan penting di luar rumah tangga, dan semakin hari tampaknya akan semakin bertambah dan semakin meluas. Tetapi kemudian bersamaan dengan itu, masalah-masalah pun timbul dalam bentuk bam, temtama menyangkut hubungan keluarga.
Allah menugaskan orang tua sebagai penyelamat keluarga, pembina kader-kader pemimpin dimasa datang. Kenakalan moral yang teijadi di
3 Abdul Hamid Kisyik, Bimbingan Islam untuk Mencapai Keluarga Sakinah, Al-Bayan, 1995, him. 8
4 kalangan anak saat ini, dikarenakan tanggung jawab orang tua kurang dikelola dengan baik, kadang-kadang terlalu diberi kebebasan, tidak jarang pula diberikan support negatif seperti kekayaan, kekuasaan, kemanjaan yang ditinjau dari segi pendidikan tidak akan kita temukan dalilnya.3 Pengaruh ini mengakibatkan merosotnya nilai-nilai agama dan menurunnya pengaruh orang tua terhadap anaknya.
Fungsi ideologis pendidikan adalah menyadari bahwa pendidikan merupakan salah satu fungsi pokok rumah tangga. Karena itu suami istri perlu memiliki pengertian yang mendalam tentang sebab-sebab utama kehancuran rumah tangga. Seorang istri terpelajar akan membawa semua masalah secara terbuka dengan mengadakan diskusi ringan dengan suaminya. Orang awam yang pendidikannva kurang memadai atau kurang memiliki pendidikan agama akan kehilangan alasan bagaimana menyelesaikan problema yang berkepanjangan dalam keluarganya, sedang bekal menyelesaikannya tidak dimiliki. Wajarlah kalau perceraian itu lebih banyak teijadi di kalangan awam, dan agak langka terjadi di kalangan orang yang berpendidikan. Dengan demikian maka pendidikan agama sangatlah penting untuk membangun keluarga sakinah dan agar tidak teijadi perceraian.5 6
Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas. Maka penulis ingm untuk membahasnya yang akan dituangkan dalam skripsi dengan judul :
PERAN WANITA KARIER DALAM MEMBANGUN KELUARGA
SAKINAH (Ditinjau dari Segi Pendidikan Islam)5 B. Penegasan Istilah
Untuk mempermudah dan mempeijelas serta menghindari dari kesalahan terhadap maksud yang berdapat pada judul di atas maka terlebih dahulu perlu dijelaskan mengenai pembahasan masalah dan arti kata dalam rangkaian kalimat judul diatas :
1. Wanita Karier Dalam Kamus Bahasa Indonesia disebutkan bahwa wanita sebagai perempuan dewasa, 7 dan karier mempunyai dua arti pertama sebagai pengembangan dan kemajuan dalam kehidupan, pekerjaan, jabatan dan sebagainya. Pengertian kedua adalah pekeijaan yang memberikan harapan untuk maju. 8
Jadi wanita karier adalah seorang wanita yang mengerjakan kegiatan secara teratur atau berkesinambungan dalam jangka waktu tertentu dengan tujuan yang jelas untuk menghasilkan atau mendapatkan sesuatu dalam bentuk benda atau uang.
Dalam skripsi ini penulis akan mengulas bagaimana wanita karier yang bekerja di sektor publik dalam membangun keluarga sakinah menurut pendidikan Islam.
7 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia , Balai
6
2. Keluarga sakinah adalah sebuah keluarga yang di dalamnya penuh dengan kedamaian, ketentraman dan kebahagiaan.
3. Pendidikan Islam Segala usaha untuk mengembangkan fitrah manusia dan 2 sumberdaya insani menuju terbentuknya insan kamil sesuai dengan norm
Islam.9
C. Pokok Masalah Perumusan masalah dalam penelitian skripsi ini dibatasi pada masalah-masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana sosok wanita karier ?
2. Bagaimana konsep keluarga sakinah0
3. Bagaimana peran wanita karier dalam membangun keluarga sakinah di tinjau dari segi pendidikan Islam ?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan merupakan salah satu motivasi suatu perbuatan. karena senap sesuatu yang dikerjakan tidak sunyi dan tujuan. Termasuk usaha penulisan skripsi yang akan penulis susun ini mempunyai tujuan yang hendak dicapa:
Adapun tujuan penulisan skripsi ini adalah : 1. Untuk mengetahui sosok wanita karier.
2. Untuk mengetahui bagaimana konsep keluarga sakinah.
3. Untuk mengetahui peran wanita karier dalam membangun keluarga sakinah di tinjau dari segi pendidikan Islam
7 E. Kerangka Teoritik
Di dalam rumah tangga, Islam mengajarkan empat prinsip yaitu persamaan martabat dan kedudukan sebagai hamba Allah SWT, prinsip saling isi dan melengkapi, prinsip menciptakan hubungan yang harmonis, dan prinsip wama keagamaan dan dalam keluarga. 10 1
1 Adapun dalam menyiapkan generasi penerus yang lebih tangguh untuk menjalani hidup di masa datang, orang tua mempunyai kewajiban agar mengupayakan ; pendidikan bagi anak anak, menjaga kesehatan, disiplin serta menanamkan ketaqwaan kepada Allah.
Allah SWT sangat menyayangi umat manusia, memberikan arahan yang tepat, supaya sebuah keluarga menurunkan generasi yang tangguh dan menjadi keluarga yang sakinah. Sebagaimana firman Allah surat An-Nisa’ ay at 9 yang Artinya adalah
> s ' *+
(A :
dan hendaklah takut kepada Allah, orang orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatirkan terhadap [kesejahteraan] mereka. Oleh sebab itu mereka bertaqwa kepada Allah, dan hendaklah mereka mengucapkanperkataan yang benar. (An Nisa 9)
11
( ft
I > > 0
10 Direktorat Penerangan Agama Islam, Meningkcitkan Kualitas Hidup Umat, Direktorat Penerangan Agama Islam, 1991, him. 26
11 Departemen Agama RI, Ai-Q ur’an dan Terjemahnya, Departemen Agama RI„ Jakarta,
8 Pada dasamya wanita-wanita juga mempunyai jiwa kemandirian,
sehingga tidak ada larangan bagi wanita atau ibu untuk berkarier di luar rumah, asal jelas motivasinya dan pekeijaan itu tidak sampai mengabaikan kesejahteraan anak dan keluarganya. Jadi wanita karier bukanlah wanita yang egois yang hanya berfikir untuk kepentinga pribadi dan tidak mau tahu dengan kepentingan suami atau kepentingan bersama demi kelestarian rumah tangga, dan kebahagiaan rumah tangga terletak pada saling pengertian antar suami istri bukan pada kekayaan dan berlimpahnya uang atau kemewahan hidup duniawi.12 Menuiut pendapat dan teori penulis bahwa di dalam membangun keluarga sakinah bagi wanita karier memanglah bukan pekerjaan yang mudah, wanita yang mempunyai karier tersebut haruslah dapat membagi waktu antara menjadi wanita karier dan menjadi ibu rumah tangga bagi keluarganya. Dalam menekuni kariemya tersebut tidak boleh mengabaikan kewajiban-kewajibannya dalam keluarga. Dari teori di atas penulis ingin mengetahui peran wanita karier dalam membangun keluarga sakinah lebih dalam lagi, sehingga mengambil judul skripsi : PERAN WANITA KARIER DALAM MEMBANGUN KELUARGA SAKINAH (Ditinjau dari Segi Pendidikan Islam).
9 G. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Adapun metode penelitian yang dipakai dalam skripsi ini berbentuk kepustakaan (library research) penelitian kepustakaan dilakukan karena sumber-sumber data baik yang utama {primary
research)
maupun pendukung {secondary research) adalah teks-teks. 13
2. Metode Pengumpulan Data
Metode yang dipakai untuk mengumpulkan data dalam skripsi ini adalah metode dokumentasi yaitu mencari variabel yang berupa catatan transkrip, buku, surat kabar, majalah, dan agenda dan sebagainya. 14 Dalam skripsi ini penulis mengambil dari buku dan majalah yang berkaitan dengan tema penelitian ini.
3. Metode Analisis Data.
Dalam menganalisa data, penulis menggunakan alur pikiran induktif. Yang dimaksud induktif yaitu suatu pola pikiran yang dimulai dari kaidah-kaidah yang bersifat khusus dari permasalahan yang ada untuk kemudian ditarik kesimpulan yang bersifat umum. 15
lj Muh. Nasir, Metodologi Penelitian , Jakarta, ghalia Indonesia, 1998, him. 58
14 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta. 1996, him. 234
10 H. Sistematika Penulisan
BAB 1 : PENDAHULUAN Yang berisi tentang latar belakang masalah, penegasan istilah, pokok masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, sistematika penulisan.
BAB II : WANITA KARIER DAN KELUARGA SAKINAH A. Wanita Karier
1. Pengertian wanita karier
2. Ciri-ciri wanita karier
3. Kedudukan wanita
4. Peran wanita karier
a. Sebagai pemimpin pemerintahan (kepala negara)
b. Peran wanita dalam politik
c. Peran wanita dalam pekeijaan
d. Peran wanita dalam keluarga 5. Faktor pendukung wanita untuk bekeija.
B. Keluarga Sakinah
1. Pengertian keluarga sakinah
2. Ciri-ciri keluarga sakinah
3. Menuj u kel uarga saki nah
BAB III : PENDIDIKAN ISLAM Pengertian pendidikan Islam, dasar pendidikan Islam, tujuan pendidikan Islam, tanggung jawab pendidikan dalam Islam.
BAB IV : WANITA KARIER DAL AM MEMBANGUN KELUARGA SAKINAH (Ditinjau dari Segi Pendidikan Islam) A. Wanita Karier dalam Islam B. Langkah-langkah Wanita Berkarier C. Sisi Positif dan Negatif Wanita Karier BAB V : PENUTUP Yang berisi tentang: A. Kesimpulan B. Saran-saran
BAB II WANITA KARIER DAN KELUARGA SAKINAH A. Wanita Karier
1. Pengertian Wanita Karier ;?,u
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa wanita diartikan sebagai perempuan dewasa, 1 sedangkan karier mempunyai dua arti, pertama sebagai pengembangan dan kemajuan dalam kehidupan, dan pekeijaan, jabatan dan lain sebagainya.
Pengertian kedua adalah pekeijaan yang memberikan harapan untuk maju.1
2 Bila kata tersebut diartikan menjadi wanita karier, maka bisa mempunyai makna perempuan dewasa dalam kegiatan profesi yang dilandasi dengan pendidikan. Beberapa pekerjaan yang dilakukan wanita karier diantaranya adalah pegawai kantor, dokter, dosen, guru, seniman, dan sebagainya. Profesi-profesi ini tidak dilarang dalam Islam.
Meskipun demikian, ada juga beberapa profesi yang benar- benar diharamkan Islam bagi umatnya, karena terbukti mendatangkan madlaratbagi aqidah, akhlak, kehormatan, juga terhadap pilar-pilar peradaban masyarakat. Artinya, di samping dilarang, juga tidak boleh melakukan kegiatan produksi yang mengarah kepada kezaliman dan
1 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI., Kamus Besar Bahasa Indonesia , Balai
13
keharaman.Beberapa profesi yang dilarang adalah: prostitusi, pomografl, pomoaksi, seni perusak aqidah dan sebagainya.
2. Ciri-ciri Wanita Karier
Dari berbagai prestasi yang dicapai wanita karier nyata bahwa wanita karier, ini mempunyai tingkat energi yang tinggi dan pada umumnya menikmati kesehatan yang baik.
Adapun ciri-ciri yang nampak konsisten ialah :
a. Ketetapan hati
b. Dorongan yang kuat untuk mencapai kemajuan
c. Keuletan Dalam penelitian Carp (1991) berdasarkan wawancara dan observasi terhadap sejumlah wanita karier menjelaskan keberhasilan mereka sebagai luck, suatu keberuntungan karena berada di tempat yang tepat dan bertemu dengan orang-orang yang tepat, hal mana adalah penting untuk memulai suatu bidang atau pekeijaan.3
3. Kedudukan Wanita
Ajar an agama Islam dengan tegas memberi tempat terhormat kepada wanita. Sebelum Islam pemah teijadi suatu era yang dikenal sejarah sebagai Zaman Jahiliyah. Pada zaman itu, berbagai agama dan peradaban yang ada tidak memberi tempat yang mulia dan terhormat
H. M. Atho Mudzhar, dkk., Wanita dalam Masyarakat Indonesia Akses Pemberdayaan
14
bagi wanita. Bisa dikatakan bahwa sebelum Islam hak-hak wanita hampir tidak ada.
Islam adalah agama yang menempatkan wanita sebagai makhluk yang tidak berbeda dengan laki-laki dalam hakekat kemanusiaannya. tidak ada perbedaan yang mendasar yang mengakibatkan dominasi peran oleh salah satu pihak. Akan tetapi dalam hal tertentu kedudukan wanita tidak harus selalu sama dengan kaum pria. Ini bukan berarti karena Islam kurang memberi penghargaan terhadap wanita. tetapi kodrat wanita yang menghendaki demikian.
Islam datang ke dunia mengembalikan kehormatan. harga din. dan hak-hak kaum wanita pada setiap masa hidupnya. mulai dan masa kanak-kanak, remaja, dewasa, tatkala menjadi seorang istri. hingga masa seorang wanita menjadi nenek. Bahkan Islam mengangkat derajat wanita ke tingkat kemuliaan yang sangat istimewa.4 *
4. Peran Wanita Karier
Sebagai seorang muslim, pria mempunyai tugas dan tanggung jawab atas keluarga, masyarakat maupun bangsa. Wanita mempunyai tugas dan tanggung jawab seperti halnya pria. yang dalam tugas dan tanggung jawab ini sebenamya bisa juga diartikan sebagai peran wanita. Hakekat dari peran itu sendiri adalah perwujudan dari niai vans timbul dari pikiran dan perasaan seseorang.
15 Secara khusus tidaklah mungkin untuk menyebutkan peran wanita kesemuanya, karena banyak sekali cakupan dari peran tersebut.
Dari sekian banyak peran wanita adalah sebagai berikut:
a. Sebagai pemimpin pemerintahan (kepala negara) Dalam Al-Qur’an tidak terdapat ayat bahwa wanita tidak boleh menjadi pemimpin pemerintahan atau negara.5
Adanya tanggung jawab membina masyarakat, dengan sendirinya wanita mempunyai kepemimpinan dalam pemerintahan dan kenegaraan agar dapat membangun masyarakat yang baik. 6
Tanpa ada seperti ini wanita tidak dapat memberikan pengabdiannya secara penuh untuk membangun masyarakat dan bemegara, tetapi dalam urusan keluarga juga menjadi tanggungjawab • Di sinilah kaum wanita harus menjadi pelaku utama dalam membina kelak melahirkan masyarakat yang baik.
b. Peran wanita dalam politik Dalam Islam, kaum perempuan memperoleh berbagai hak sebagaimana halnya kaum laki-laki, jadi perempuan dalam bidang politik ini merupakan sebuah hal yang wajar dilakukannya.
5 Drs. Muhammad Tholib,
17 Alasan Membenarkan Wanita Menjadi Pemimpin dan
16 Menurut pandangan mayoritas besar ahli fiqh konservatif selama ini, Peran politik dalam arti ‘amar ma’ruf nahi mungkar, laki-laki dan perempuan memang diakui memiliki hak dan kewajiban yang sama.7
Secara garis besar dalam membicarakan keberadaan, hak- hak politik kaum perempuan ada tiga pendapat yang berkembang, pertama, pendapat konservatif yang mengatakan bahwa Islam, apalagi fiqh sejak kemunculannya di Makkah dan Madinah tidak pemah memperkenankan perempuan untuk teijun ke dalam ruang politik. Kedua, pendapat liberal progresif yang menyatakan bahwa Islam sejak awal telah memperkenalkan konsep keterlibatan perempuan dalam bidang politik. Ketiga, pendapat apologetis yang menyatakan bahwa ada bagian wilayah politik tertentu yang bisa dimasuki perempuan dan ada bagian wilayah tertentu yang sama sekali tidak boleh dijamah oleh perempun. Menurut kelompok ini, yang menjadi wilayah politik perempuan adalah menjadi ibu.8
Peranan wanita dalam politik tidaklah bisa dipisahkan, harus diingat bahwa keikutsertaan kaum wanita dalam aktifitas- aktifitas politik sangatlah penting, bagaimanapun kaum wanita beijumlah hampir separuh jumlah populasi setiap negara. Dan dapat mengubah nasib sebuah masyarakat menjadi lebih baik atau
7 K. H. Husein Muhammad, Iicph Perempuan , LKiS, Yogyakarta, 2001, him 141
K Syafiq Hasyim, Hal-Hal Yang Tak Terpikirkan Tentang Isu-Isu Keperempuan dalam Islam , Mizan, Bandung, 2001, him 19017 lebih jelek, tergantung pada sejauh mana kesadaran dan partisipasinya politik mereka, lembaran-lembaran sejarah mencatat peristiwa seperti ini mulai pada masa Nabi Muhammad SAW.
Partisipasi aktif mereka dalam berbagai gerakan politik adalah sebagai pelajaran dan sekaligus yang menjadi dorongan untuk identitas mereka yang hilang.
c. Peran wanita dalam pekeijaan Adanya kesempatan yang luas terhadap potensi yang ada pada wanita tidak cukup menutup kemungkinan untuk meninggalkan hak-haknya terhadap keluarga dan masyarakat.
Telah kita ketahui, Islam tidak mewajibkan kepada kaum perempuan untuk hanya berdinm diri di rumah dan hanya berkutat dengan pekeijaan-pekerjaan domestik. Islam sangat menghargai usaha manusia, sekaligus sangat membenci umatnya yang menyukai jadi penganggur.9
Pekerjaan yang sekarang tidak semua terdapat pada masa Nabi. Namun sebagian ulama menyimpulkan bahwa Islam membenarkan perempuan aktif dalam berbagai kegiatan atau bekerja dalam berbagai bidang di dalam maupun di luar rumahnya secara mandiri atau bersama orang lain selama pekerjaan tersebut dilakukan dalam suasana terhormat, sopan serta dapat memelihara
9 A. Choliq Mi’roj, Muslimah Berkarier Telaah Fiqh dan Realitas, Qudsi Media,
18 agamanya dan dapat pula menghilangkan dampak negatif
t
pekeijaan tersebut terhadap diri dan lingkungannya. Atau dengan perkataan lain, yaitu perempuan mempunyai hak untuk bekeija selama ia membutuhkannya atau pekeijaan itu membutuhkannya dan selama norma-norma agama dan susila tetap terpelihara. 10 d. Peran wanita dalam keluarga
Wanita selain berkedudukan sebagai ibu rumah tangga yang bertanggung jawab langsung terhadap perkembangan anak juga tidak lepas dari kedudukannya sebagai seorang istri, yang mana harus menjaga dan menciptakan keharmonisan terhadap keluarganya.
Wanita sebagai istri tidak hanya sebagai teman hidup bagi suami, tetapi juga sebagai pengatur rumah tangga. Sebagai ibu dari anak-anak, sebagai tempat menyampaikan isi hati dan sebagai penentram hati suaminya. Sehingga tercipta suasana yang selaras, serasi yang ditandai adanya persetujuan dan kerjasama yang baik antara suami-istri dalam lingkup publik maupun domestik.
5. Faktor Pendukung Wanita untuk Bekerja
Tak dapat dipungkiri lagi, dari tahun ke tahun semakin banyak wanita yang berperan ganda. Tetapi semua itu tidak lepas dan adanya motivasi ataupun faktor-faktor yang kemudian mendorong wanita untuk
19 memutuskan bekeija di sektor publik ataukah di sektor domestik, diantara faktor yang mendorong wanita untuk bekeija adalah faktor ekonomi, yang mana merupakan faktor utama guna mempertahankan kelangsungan hidup atau meningkatkan taraf hidup keluarga. Walaupun mencari nafkah adalah kewajiban seorang suami, tapi bekeija bagi perempuan yang menjadi istri dalam rumah tangga adalah dalam rangka saling membantu, terutama saling menghidupi anak ketika salah satu meninggal dunia lebih dahulu. 11
Disamping faktor ekonomi setiap individu ingin melakukan pengembangan diri dan melakukan aktualisasi diri. Hal ini tidak hanya berlaku bagi laki-laki, tetapi juga perempuan. Seorang perempuan juga ingin memiliki hak otonom untuk mendapatkan ruang gerak untuk aktualisasi dan mengembangkan diri. Keinginan ini bukan hanya untuk mendapatkan reward tetapi untuk ikut mengamalkan ilmu yang ia peroleh dan ikut serta mengembangkan peradaban manusia serta ikut beramal sal eh.1
1 Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa wanita mempunyai beberapa kelebihan dan karakteristik, maka wanita diharapkan lebih tanggap terhadap persoalan yang menggejala di dalam masyarakat.
12
Persoalan-persoalan itu banyak sekali, mulai dari persoalan wanita sendiri sampai yang menyambut masalah-masalah sosial lainnya. Dengan kelebihan yang dimiliki wanita, maka wanita berperan
20
sebagai agent o f social change dengan peran yang pertama dan utama
t
adalah dalam keluarga yang sangat besar, artinya bagi kehidupan manusia di hari esok, wanita diharapkan mampu mengembangkan potensi dirinya bagi masyarakat yang lebih luas. Peran wanita dapat diwujudkan dalam keikutsertaan berkiprah dalam dunia ekonomi, politik dan sosial budaya.
Bekeija bagi perempuan tidak ada masalah, tetapi hams dapat membagi waktu antara keluarga dan bekeija, dan tidak melalaikan tugas utamanya di rumah, mendidik anak, serta menjadi tempat berteduh suami di rumah.
B. Keluarga Sakinah
1. Pengertian Keluarga Sakinah
Kata keluarga sakinah mengandung dua pengertian, yaitu keluarga dan sakinah.
a. Pengertian Keluarga Kata keluarga adalah sekelompok orang yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak atau suami isteri dan anak-anaknya. 13
Menurut pendapat para ahli antara lam sebagai berikut: 1) H. Reading berpendapat bahwa keluarga adalah dua orang atau lebih yang tinggal bersama dan terikat karena darah, perkawinan dan adopsi. 14
13 Dr. Lubis Salam, Menuju Keluarga Sakinah Mawaddah dan Warrahmah. Terbit
21
2) F. J. Brow berpendapat bahwa ditinjau dari sudut pandang sosiologis, keluarga dapat diartikan dua macam, yaitu : a) Dalam arti luas, keluarga meliputi semua pihak yang ada hubungan darah atau keturunan yang dapat dibandingkan dengan clan atau marga.
b) Dalam arti sempit, keluarga meliputi orang tua dan anak. 15 Dari beberapa pendapat tentang keluarga di atas dapat disimpulkan bahwa keluarga itu terdiri dari suami istri dan anak- anak yang lahir dari pemikahan keduanya dan keanggotaan sebuah keluarga tidak hanya meliputi suami istri dan anak tetapi juga termasuk kerabat yang masih ada hubungan darah apakah itu saudara dari suami atau istri.
b. Pengertian Sakinah Sebenamya kata sakinah yang kita artikan dengan dam ai' atau tenang dan tentram adalah semakna dengan sa’adah yang bermakna bahagia, dengan arti keluarga sakinah adalah keluarga yang bahagia, keluarga yang penuh rasa kasih sayang dan memperoleh rahmat Allah. 16
Jadi keluarga sakinah adalah keluarga yang diliputi rasa tenang dan tentram yang didasari iman dan taqwa kepada Allah.
15 Syamsu Yusuf LN, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja , Bandung, 2000,
22 Tegasnya keluarga sakinah ialah suatu rumah tangga yang
penghuninya merasa di dalamnya seperti ikan dalam air. 17 Dari batasan di atas dapat dipahami bahwa membentuk keluarga sakinah membutuhkan proses yang panjang dan pembinaan yang terns menerus. Pemikahan saja belum menjamin untuk membentuk keluarga sakinah.
2. Ciri-ciri Keluarga Sakinah
Adapun ciri-ciri keluarga sakinah, yakni keluarga yang bahagia lahir dan batin adalah : a. Didirikan di atas landasan taqwa, yakni diselenggarakan sesuai dengan perintah Allah.
1) Islam sebagai landasan hidup dalam keluarga. 2) Al-Quran dan sunnah Nabi sebagai pedoman hidup keluarga. 3) Iman dan taqwa sebagai bekal keluarga.
b. Terpenuhinya kebutuhan anggota keluarga baik lahir dan batin, jasmani dan rohani.
Macam-macam kebutuhan menurut A. H. Maslow bahwa kebutuhan orang pada umumnya atau anak pada khususnya sebagai berikut: 1) Kebutuhan jasmani, seperti: makan, tidur dan perlindungan.
2) Kebutuhan keamanan, tiap orang atau anak merasa tidak enak bila keselamatannya terancam.
23
3) Kebutuhan untuk dicintai, tiap orang atau anak selalu r mendambakan cinta kasih, kebahagiaan sejati terletak pada cinta kasih, artinya dapat mencintai dan dicintai.
Dalam arti luas pendidikan ini ditunjukkan dengan adanya gejala bahwa tiap orang akan selalu membutuhkan orang lain.
Begitu juga anak, dan khususnya untuk anak memerlukan cinta kasih orang tuanya.
4) Kebutuhan harga diri, tiap orang atau anak akan merasa terhina apabila kepribadiannya tersinggung. Ia memerlukan penghargaan atas diri dan karya-karyanya, ia juga pendapat- pendapatnya. Termausk kebutuhan ini adalah kebutuhan untuk dibutuhkan atau diperlukan. 5) Kebutuhan menyatakan diri, tiap orang atau anak entah besar entah kecil, selalu memiliki keinginan untuk menyatakan dirinya. Pemyataan diri itu dimaksudkan untuk diakui masyarakat, walaupun pada umumnya kurang disadari.
Kebutuhan ini tercermin dengan adanya kegiatan yang dilakukan baik oleh orang-orang dewasa maupun anak-anak.
Hanya orang-orang yang tidak sehatlah yang suka menganggur, tidak aktif.
24
c. Terpenuhinya hak dan kewajiban bagi masing-masing anggota keluarga.
1) Hak-hak suami
a. Wajib bagi sang istri untuk mentaatinya dalam hal yang ma’ruf, yaitu ketaatan yang telah diwajibkan oleh kitab- kitab Allah dan sunnah rasul-Nya.
b. Wajib bagi wanita untuk perhatian dengan rumah tangganya dan menjaga harta suami serta menyiapkan istirahat dan ketenangannya.
c. Seorang wanita seyogyanya menjaga perasaan suaminya dan menjauh dari hal-hal yang menyakitinya dari perkataan, perbuatan atau akhlak yang buruk.
d. Tidak boleh bagi wanita untuk keluar dari rumah kecuali dengan seizin suaminya, dan tidak boleh baginya mengijinkan siapapun untuk masuk kedalam rumah suaminya tanpa ndlo dan ijinnya.
2) Hak-hak istri
a. Diberi nafkah yang baik dan jangan menguranginya dalam hal yang ma’ruf baik makanan, minuman, atau pakaian, supaya membimbingnya kepada apa yang dibutuhkannya untuk mengenal agama dan dunia.
b. Cemburu kepadanya, tidak boleh dipertontonkan dan jangan memperbolehkan kepada si istri untuk berdandan
25
c. Hendaknya berakhlak baik bersama istri, bertukar kata yang lembut, memaafkan dari masalah-masalah yang sepele, menasehatinya dengan lembut dengan menampakkan rasa kasih sayang dan cinta.
d. Sabar dari hal-hal yang tidak disukai dari sang istri, baik dalam muamalah ataupun akhlaqnya yang buruk. Dan berusaha memperbaikinya dan hendaknya jangan lari kepada perceraian kecuali dalam keadaan darurat.
e. Wajib mentaatinya dalam yang ma’ruf, bahwa mentaati serta tidak menyelisihinya juga ramah kepadanya termasuk sebab yang paling besar dari kebahagiaan dan persatuan.
f. Teijalinnya hubungan harmonis antar anggota keluarga dan lingkungan (masyarakat).19 Selain dari pada itu ciri-ciri keluarga sakinah antara lain : a. Menikah demi agama
Orang yang menikah demi agama dijamin oleh Allah rumah tangganya akan mendapatkan sifat sakinah dan penuh berkah.
b. Memiliki semangat kebersamaan secara lkhlas Suami haruslah mempunyai kebersamaan lahir dan batin yang mendalam.
26
c. Menjaga kebersihan aqidah
r
Keluarga yang ingin hidupnya menjadi sakinah wajiblah memiliki aqidah yang bersih agar tidak terombang-ambing oleh berbagai macam kepercayaan yang merusak ketentraman, ketenangan, dan keteguhan hati dalam menghadapi persoalan hidup.
d. Memelihara ibadah Rumah tangga yang sakinah selalu membutuhkan kejemihan hati dan pikiran serta kestabilan emosi dalam menghadapi problem kehidupan sehari-hari.
e. Giat melakukan amar ma’ruf nahi mungkar Mengajak orang berbuat baik dan mencegah melakukan perbuatan- perbuatan yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya.20
Itulah diantara ciri-ciri keluarga sakinah yang secara khusus tidak bisa disebutkan kesemuanya karena banyak sekali cakupannya.
3. Menuju Keluarga Sakinah
Islam membangun fondasi rumah tangga yang sakinah, mengikatnya dengan asas yang kuat dan sangat kokoh sehingga menggapai awan dan bintang-bintang. Jika bintang-bintang adalah perhiasan langit, maka rumah tangga adalah perhiasan sebuah masyarakat. Karena pada rumah tangga ada suatu keindahan, kebanggaan, pertumbuhan yang menyenangkan, kebersamaan, dan
27 orang-orang tercinta sehingga Allah SWT mewariskan bumi beserta isinya.21
Al-Qur’an memberikan petunjuk dalam rangka membina dan menciptakan keluarga sakinah. Dalam hidup keluarga sakinah di dalam Al-Qur’an tujuan perkawinan dijelaskan sesuai dengan firman Allah yang berbunyi:
' >
'
- *< > >> > ' '
/ / / / / / / / .
- » / / / y* X ^ ✓ / /
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-
Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir”. 22 Islam merupakan agama yang diridhoi dan diakui Allah. Oleh karena iu Islam haras dijadikan dasar dan landasan berpijak dalam kehidupan keluarga agar bangunan keluarga kokoh yang tidak mudah tergoncang oleh tipu daya dunia. Konsekuensi nilai ajaran Islam diaplikasikan dan dihidupkan dalam keluarga, baik dalam tutur kata, sikap maupun dalam pengambilan keputusan.
Allah telah menjadikan aturan perkawinan sebagai salah satu sunnah-Nya, dan sebagai salah satu cara menjaga kontinuitas keberadaan makhluk-makhluk-Nya di atas bumi ini baik tetumbuhan,
21 Abi Hamid Kisyik, Bimbingan Islam Untuk M encapai Keluarga Sakinah , A1 Bayyan,
28 binatang, maupun manusia, dengan harapan bahwa hikmah perkawinan
/
dapat mengantar manusia meyakini keesaan-Nya. Oleh karena itu perkawinan juga merupakan salah satu misi yang didakwahkan Nabi dengan landasan ayat-ayat dan mu’kjizat yang mereka peroleh.2
2 Rasulullah SAW memberikan pesan, bahwa dalam rangka memilih calon suami istri diutamakan yang memiliki agama, bahwa agama merupakan prioritas utamanya, bukan harta, kecantikan atau ketunonan Rasulullah SAW merupakan sosok pibadi yang patut diteladan. Beliau mempunyai keluhuran akhlak yang utama, Allah menjelaskan sebagai berikut: s s
23
’’Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”. 24
Tujuan keluarga yang merupakan hikmah dari perkawinan diantaranya adalah sebagai benkut: a. Kelanggengan jenis manusia dengan adanya keturunan dan populasi.
b. Terpeliharanya kehormatan.
29
c. Menentramkan dan menenangkan jiwa karena kebersamaan istri r serta kesenangan kepadanya.