IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR BARU CILEGON - FISIP Untirta Repository

IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH
KOTA CILEGON NO.7 TAHUN 2012
TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PASAR
DI PASAR BARU CILEGON
SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada Konsentrasi Kebijakan Publik
Program Studi Ilmu Administrasi Negara

Disusun Oleh:
Rizki Hidayat
NIM 6661091082

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
SERANG, MARET 2016

ABSTRAK
Rizki Hidayat, 6661091082. 2016. Implementasi Peraturan Daerah
Kota Cilegon No.7 Tahun 2012 tentang Retribusi Pelayanan Pasar di

Pasar Baru Cilegon. Program Studi Ilmu Administrasi Negara,
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa. Dosen Pembimbing I: Rahmawati, M.Si, Dosen
Pembimbing II: Anis Fuad, M.Si.
Retribusi Pelayanan Pasar adalah salah satu retribusi daerah yang
potensial di Kota Cilegon. Jumlah penerimaan retribusi pasar yang
semakin tinggai dari tahun ke tahun memiliki potensi untuk
dikembangkan. Akan tetapi sejak diberlakukannya peraturan ini yaitu pada
Mei 2012, realisasi penerimaan retribusi pasar tidak pernah pernah
mencapai targetnya. Disamping itu kurang optimalnya pengawasan dari
pihak UPTD Pasar Baru Cilegon membuat kelalaian seperti oknum
kolektor yang jarang memberi karcis kepada pedagang ketika membayar
retribusi seolah olah menjadi hal yang lumrah. Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis implementasi dari Peraturan Daerah No.7 Tahun 2012
tentang Retribusi Pelayanan Pasar di Pasar Baru Cilegon. Dalam penelitian
ini menggunakan teori implementasi kebijakan dari Van Meter dan Van
Horn, yaitu: 1.)Ukuran dan Tujuan, 2) Sumberdaya, 3) Karakteristik Agen
Pelaksana, 4) Sikap Kecenderungan Pelaksana, 5) Komunikasi antar
organisasi, 6) Lingkungan Eksternal. Penelitian inimenggunakan metode
pengumpulan data melalui wawancara,observasi dan studi dokumentasi.

Penelitian ini menggunakan Metode penelitian deskriptif kualitatif dengan
metode analisis data menggunakan model Miles dan Huberman. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa faktor yang paling besar mempengaruhi
kurang optimalnya pemungutan retribusi pelayanan pasar adalah
kurangnya kesadaran dari wajib retribusi.

Kata Kunci: Implementasi, Retribusi, Pelayanan Pasar

i

ABSTRACT

Rizki Hidayat, 6661091082. 2016. Implementation of the Cilegon Law
No. 7 Year 2012 Concerning Market Service Retribution in Baru
Market Cilegon. Study of Public Administration, Faculty of Social
and Political Sciences, University of Sultan Ageng Tirtayasa. 1st
Advisor: Rahmawati, M.Si, 2nd Advisor: Anis Fuad, M.Si.
The One of an important in the development of local government is a local
finance factor. One sources of local owned revenue is Market Service
Retribution. Market Service Retribution is the one of local retribution has

good potency of local owned revenue. The City Of Cilegon as an industry
City has good potency of Market service retribution. The objective of this
research is to find out the implementation of Market Service Retribution in
Baru Market Cilegon. In this research, using the theory of policy
implementation of Van Meter and Van Horn, namely: 1) Standard and
Objective, 2) Resources, 3) Characteristics of the Implementing Agency,
4) Disposition of implementer, 5) Inter-Organization Communication
enforcement activities, 6) External Environment. This study used
descriptive qualitative research approach method. The data collection
techniques are interviews, observations and documentation study. The data
analysis employs interactive analysis of Miles and Huberman method. The
results of the researched shows that the Implementation of The Cilegon
Law No. 7 Year 2012 Concerning Market Service Retribution in Baru
Market Cilegon has been less optimum. The biggest factor affecting
market service retribution in Baru Market Cilegon never able to reach its
target is the lack of awareness of a compulsory retribution.

Keywords: Implementation, Retribution, Market Services

ii


Motto
“Segala Puji Bagi Rabb Semesta Alam”

iii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT., karena berkat
rahmat dan karunianya penulis dapat menyelesaikan proposal ini tepat pada
waktunya. Sholawat teriring salam tercurahkan kepada junjungan kita yakni, Al
Ma’shum Nabi Muhammad SAW sebagai pembawa petunjuk bagi seluruh umat
manusia.
Skripsi ini diajukan guna memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar
Sarjana pada Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dengan judul: “Implementasi
Peraturan Daerah Kota Cilegon No.7 Tahun 2012 tentang Retribusi Pelayanan
Pasar di Pasar Baru Cilegon”.
Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh

dari sempurna. Akan tetapi,dalam proses penyusunannya penulis usahakan dengan
sebaik-baiknya. Penulis juga mengharapkan kritik dan saran yang dapat
membangun guna perbaikan skripsi di masa yang akan datang.
Banyak sekali kendala dan hambatan yang penulis rasakan dalam setiap
melakukan penelitian. Dalam penyusunan skripsi ini penulis tidak akan berhasil
dan selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak. Namun dengan do’a dari kedua
orang tua yang selalu dipanjatkan kepada penulis serta kasih sayang yang mereka
berikan sehingga akhirnya penulis termotivasi untuk menyelesaikan penyusunan
skripsi ini.
Penulis ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
segala kegiatan yang telah dilaksanakan seperti program kerja kegiatan dan
pembuatan proposal

ini. . Oleh karena itu pada kesempatan ini peneliti

mengucapkan terima kasih kepada :
1. Yth. Bapak Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat., M.Pd., Rektor Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa

i


2. Yth. Bapak Dr. Agus Sjafari., M.Si., Dekan FISIP Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa
3. Yth. Ibu Rahmawati., M.Si., Wakil Dekan I FISIP Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa
4. Yth. Ibu Iman Mukhroman. S.Ikom., M.Ikom., Wakil Dekan II Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa
5. Yth. Bapak Kandung Sapto Nugroho, S.Sos., M.Si., Wakil Dekan III
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
6. Yth. Ibu Listiyaningsih,S.Sos. M.Si., Ketua Jurusan Program Studi Ilmu
Administrasi Negara FISIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
7. Yth. Bapak Riswanda, S.Sos., M.PA., P.hD

Sekretaris Jurusan Program

Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
8. Yth.Ibu Rahmawati,, M.Si, pembimbing I dalam penyusunan skripsi ini.
Terimakasih atas arahan dan pembelajaran selama proses penyusunan
skripsi
9. Yth. Bapak Anis Fuad, M.Si, pembimbing II dalam penyusunan skripsi ini.

Terimakasih atas arahan dan pembelajaran selama proses penyusunan
skripsi.
10. Semua Dosen dan Staff Prodi Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang membekali
penulis dengan ilmu pengetahuan selama perkuliahan
11. Yth. Bapak Muhibin Hasan, S.Ip Kepala Sub Bagian TU UPTD Pasar
Baru Cilegon
12. Staff dan Kolektor UPTD Pasar Baru Cilegon. Terimakasih atas
informasinya
13. Para Pedagang di Pasar Baru Cilegon. Terimakasih atas informasinya
14. Yth. Bapak Didi, S.Ip Kepala Seksi Pembinaan Pasar Disperindagkop
Kota Cilegon
15. Staff Disperindakop Kota Cilegon. Terimakasih atas informasinya.
16. Yth. Bapak Hendra Pradipta, S.Spt
Pengendalian DPPKD Kota Cilegon.

ii

Kepala Seksi Perencanaan dan


17. Yth. Ibu Puji Wahyuningsih, S.H Kepala Seksi Akuntansi Penerimaan
DPPKD Kota Cilegon.
18. Kedua Orang Tua ku yang sabar dan terus memberikan motivasi dan doa
untuk ku.
19. Kakak kakak dan keponakan ku, terima kasih atas motivasi dan
dukungannya.
20. Teman teman ANE 2009 baik Reguler maupun Non Reguler, khususnya
kelas C . Terimakasih atas kenangan, diskusi, dan perhatian kepada
penulis.

Cilegon, 20 Januari 2016

Rizki Hidayat
NIM.666109108

iii

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
PERNYATAAN ORISINALITAS

LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
MOTTO HIDUP
ABSTRAK
ABSTRACT
KATA PENGANTAR ............................................................................................ i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL................................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR ..............................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah ............................................................................12
1.3 Batasan Masalah..................................................................................12
1.4 Rumusan Masalah ...............................................................................13
1.5 Tujuan Penelitian.................................................................................13
1.6 Manfaat Penelitian...............................................................................13
1.7 Sistematika Penulisan ..........................................................................14
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN ASUMSI DASAR
2.1 Tinjauan Pustaka .................................................................................16

2.1.1 Pengertian Kebijakan ..............................................................17
2.1.2 Pengertian Publik ....................................................................19
2.1.3 Pengertian Kebijakan Publik ...................................................22
2.1.4 Implementasi Kebijakan Publik ..............................................27
2.1.5 Model Implementasi Kebijakan Model Van Meter
dan Van Horn ..........................................................................29

iv

2.1.6 Model Implementasi Kebijakan Model Merilee S.
Grindle .....................................................................................31
2.1.7 Faktor Penentu Pelaksana Kebijakan .....................................32
2.1.8 Faktor Penentu Penolakan atau Penundaan Kebijakan ...........33
2.1.9 Konsep Retribusi .....................................................................34
2.1.10 Objek Retribusi........................................................................35
2.1.11 Perhitungan Retribusi ..............................................................48
2.1.12 Retribusi Daerah ......................................................................51
2.2 Deskripsi Kebijakan ............................................................................52
2.2.1 Peraturan Daerah Kota Cilegon No. 7 Tahun 2012
tentang Retribusi Pelayanan Pasar ..........................................52

2.3 Penelitian Terdahulu ...........................................................................54
2.4 Kerangka Berpikir ...............................................................................55
2.5 Asumsi Penelitian................................................................................57
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metodologi Penelitian .........................................................................58
3.2 Instrumen Penelitian ...........................................................................59
3.3 Sumber Informan.................................................................................61
3.4 Alur Penelitian.....................................................................................64
3.5 Teknik Pengumpulan Data ..................................................................65
3.6 Teknik Analisis Data ...........................................................................68
3.7 Keabsahan Data ...................................................................................71
3.8 Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................72
BAB IV Deskripsi Penelitian
4.1 Deskripsi Objek Penelitian ..................................................................74
4.1.1 Deskripsi Wilayah Kota Cilegon .............................................74
4.1.2

Gambaran Umum Pasar Baru Cilegon ....................................75

4.1.3

Gambaran Umum Dinas Perindustrian Perdagangan dan
Koperasi Kota Cilegon ............................................................79

v

4.1.3.1 Struktur Organisasi Disperindagkop Kota Cilegon .....79
4.1.3.1 Visi dan Misi Disperidagkop Kota Cilegon ................80
4.1.4 Gambaran Umum UPTD Pasar Cilegon .................................81
4.1.4.1 Struktur Organisasi UPTD Pasar Baru Cilegon ..........81
4.1.4.2 Visi Misi UPTD Pasar Baru Cilegon .........................82
4.2 Deskripsi Data ......................................................................................82
4.2.1 Deskripsi Data Penelitian ...............................................82
4.2.2 Informan Data Penelitian ...............................................86
4.3 Kode Hasil Wawancara ........................................................................88
4.4 Deskripsi Hasil Penelitian ...................................................................89
4.5 Pembahasan .......................................................................................116
BAB V Penutup
5.1. Kesimpulan .......................................................................................125
5.2 Saran..................................................................................................126
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Rincian Pendapatan Asli Daerah Kota Cilegon ....................................4
Tabel 1.2 Pasar yang ada di Kota Cilegon ............................................................6
Tabel 1.3 Retribusi Pelayanan Pasar di Kota Cilegon...........................................9
Tabel 1.4 Retribusi Pelayanan Pasar di Pasar Baru Cilegon ...............................10
Tabel 2.1 Tempat Kegiatan Dagang/Usaha Dalam Lingkungan Pasar ...............53
Tabel 3.1 Sumber Informan.................................................................................62
Tabel 3.2 Pedoman wawancara ...........................................................................66
Tabel 3.3 Jadwal Penelitian .................................................................................73
Tabel 4.1 Fasilitas Sarana Kios,Los dan Auwning/Tenda Pasar Baru Cilegon .77
Tabel 4.2 Kode Wawancara ................................................................................88
Tabel 4.3 Rata rata realisasi retribusi pelayanan pasar perhari di Pasar Baru dan
Berdasarkan kategori ramai dan sepi .....................................................................92
Tabel 4.4 Rekapitulasi karcis retribusi pelayanan pasar di pasar baru ................93
Tabel 4.5 Profil Kolektor Retribusi Pelayanan Pasar ..........................................98
Tabel 4.5 Temuan Penelitian.............................................................................122

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Siklus Skematik Kebijakan Publik .....................................................25
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir ..............................................................................57
Gambar 3.1 Siklus Proses Analisis Data ................................................................69
Gambar 4.1 Pintu Masuk Depan Pasar Baru Cilegon ............................................76
Gambar 4.2 Strukutur UPTD Pasar Baru Cilegon .................................................81
Gambar 4.3 Salah Satu Sosialisasi Wajib Retribusi...............................................96
Gambar 4.4 Koordinasi Antara Disperindagkop dan DPPKD .............................111
Gmbar. 4.5 Spanduk Kampanye salah satu Calon Pilkada Cilegon ....................114

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pedoman Wawancara
Lampiran 2 MatriksWawancara Sebelum dan Sesudah Reduksi Data
Lampiran 3 Surat Ijin Penelitian
Lampiran 4 Catatan Bimbingan
Lampiran 5 Dokumen Dokumen Pendukung

ix

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Perjalanan sistem desentralisasi di Indonesia jika dirunut sepanjang
sejarah perjalanan bangsa ini cukup panjang dan berliku. Perubahan politik di
tahun 1990-an menjadi titik balik perjalanan bangsa Indonesia yang
membawa beberapa dampak positif. Perubahan tersebut diantaranya
mengubah tata hubungan antara pemerintah pusat dan daerah ke arah yang
lebih demokratis dengan memperbanyak

porsi desentralisasi. Dengan

perubahan sistem pemerintahan tersebut, otomatis berbagai institusi
pendukung sistem yang selama ini bersifat sentralistik juga mengalami
perubahan. Seiring dengan perubahan Undang-Undang Dasar Negara
Indonesia Tahun 1945, kebijakan tentang Pemerintahan Daerah mengalami
perubahan yang cukup mendasar. Perubahan dilatarbelakangi oleh kehendak
untuk menampung semangat otonomi daerah dalam memperjuangkan
kesejahteraan masyarakat daerah.
Otonomi daerah memang bisa membawa dampak positif di daerah
dalam kewenangan daerah untuk mengatur diri sendiri. Kewenangan ini
menjadi sebuah impian karena pada negara tertentu sistem pemerintahan
sentralistik cenderung menempatkan daerah sebagai pelaku pembangunan
yang tidak begitu berperan penting atau sebagai pelaku figuran. Perubahan
pola hubungan yang terjadi antara pusat dan daerah sejak diberlakukannya

2

otonomi daerah memberikan implikasi yang cukup signifikan, antara lain
dalam pengelolaan keuangan yang dilakukan oleh daerah otonom akibat
dijalankannya desentralisasi. Kebijakan desentralisasi tersebut membuka
peluang bagi pemerintah daerah untuk memaksimalkan pendapatan asli
daerah.
Upaya dalam rangka mengoptimalkan pendapatan asli daerah untuk
memaksimalkan pendapatan asli daerah ini, pemerintah daerah berupaya
keras untuk mencari sumber sumber pendapatan asli daerah yang telah
dipungut selama ini. Berdasarkan Undang Undang Nomor 33 Tahun 2004
tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan

Pemerintah

Daerah Pasal 157 menyebutkan bahwa sumber sumber pendapatan daerah
adalah:
1. Pendapatan Asli Daerah (PAD)
2. Dana Perimbangan.
3. Lain lain pendapatan daerah yang sah
Pendapatan Asli Daerah menurut Undang Undang Nomor 33 Tahun
2004 Pasal 157 point a, yaitu :
1. Pajak Daerah
2. Retribusi Daerah,
3. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang .dipisahkan; dan
4.

Lain-lain PAD yang sah.

3

Pendapatan Asli Daerah menjadi faktor yang sangat penting dalam
meuwujudkan kemandirian daerah, dimana PAD akan menjadi sumber dana
dari daerah sendiri.
Sebagai alternatif sumber penerimaan yang mungkin dipungut oleh
daerah, Undang- Undang tentang Pemerintah Daerah dan perimbangan
keuangan antara pusat dan daerah menetapkan pajak dan retribusi daerah
sebagai salah satu sumber penerimaan yang berasal dari dalam daerah dan
dapat dikembangkan sesuai dengan kondisi masing masing daerah.
Retribusi daerah merupakan salah satu sumber pendapatan daerah,
yang diharapkan dapat membantu pembiayaan daerah dalam melaksanakan
otonominya, yaitu mampu mengatur dan merawat rumah tangganya sendiri
disamping pendapatan yang berasal dari pemerintah berupa subsidi atau pun
bantuan. Sumber retribusi daerah tersebut diharapkan menjadi sumber
pembiayaan penyelenggaraan pemerintah, dan pembangunan daerah untuk
meningkatkan pemerataan kesejahteraan rakyat.
Kemampuan retribusi daerah yang dimiliki setiap daerah berbeda beda
. Oleh karena itu perolehan retribusi daerah diarahkan untuk meningkatkan
Pendapatkan Asli Daerah (PAD), yang digunakan untuk menyelenggarakan
otonomi daerah, yang secara konseptual diharapkan memiliki kemampuan
dan akuntabilitas. Tuntunan kemampuan nyata ini diharapkan bersumber dari
kemampuan mengelola penerimaan rertribusi daerah melalui upaya upaya
yang dapat dilakukan sehingga terrjadi peningkatan dari waktu ke waktu.

4

Peraturan pemerintah Nomor 28 tahun 2009 tentang Pajak dan
Retribusi Daerah Pasal 1 No.64 mengatakan, retribusi dikelola oleh
pemerintah daerah Kabupaten/ Kota sesuai dengan objek-objek retribusi
daerah yang telah ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan. Dimana
objek objek retribusi yaitu Retribusi Jasa Umum, Jasa Usaha, dan Jasa
Perizinan Tertentu.
Salah satu objek retribusi yang dikelola daerah, termasuk juga oleh
pemerintah daerah Kota Cilegon yaitu Retribusi jasa umum, salah satunya
yaitu Retribusi Pasar, sebagaimana terdapat dalam Peraturan Daerah Kota
Cilegon Nomor 7 Tahun 2012 tentang Retribusi Pelayanan Pasar. Retribusi
pelayanan pasar sendiri merupakan salah satu bagian dari PAD (Pendapatan
Asli Daerah) Kota Cilegon. Berikut ini akan dipaparkan rincian Pendapatan
Asli Daerah Kota Cilegon.
Tabel. 1.1 Rincian Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Cilegon
KETERANGAN
Pendapatan
Asli
Daerah
a. Pajak Daerah
b. Retribusi Daerah

2012

2013

2014

334.018.043.000

249.981.425.324

467.945.449.677

147.686.642.561

177.144.972.228

340.323.435.803

11.021.838.384

25.464.239.480

14.377.625.039

11.141.337.962

12.337.091.175

78.193.038.379

100.907.297.660

c. Hasil Pengolahan
Kekayaan Daerah 7.290.722.884
Dipisahkan
d. Lain-lain
Pendapatan Asli 168.018.839.609
Daerah yang Sah
Sumber: DPPKD Kota Cilegon

Cilegon merupakan salah satu bagian dari daerah otonom. Cilegon
disebut juga Kota Industri, karena banyak Industri yang berada di sana.

5

Dalam perkembangannya Kota Administratif Cilegon telah memperlihatkan
kemajuan yang pesat di berbagai bidang baik bidang fisik, sosial maupun
ekonomi. Hal ini tidak saja memberikan dampak berupa kebutuhan
peningkatan

pelayanan

di

bidang pemerintahan,

pembangunan

dan

kemasyarakatan, tetapi juga memberikan gambaran mengenai perlunya
dukungan kemampuan dan potensi wilayah untuk menyelenggarakan otonomi
daerah. Dengan ditetapkannya dan disahkannya UU No. 15 tahun 1999
tanggal 27 April 1999 tentang pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II
Depok dan Kotamadya Daerah Tingkat II Cilegon, status Kota Administratif
Cilegon berubah menjadi Kotamadya.
Kota Cilegon merupakan daerah yang strategis dan potensial di
Provinsi Banten, antara lain Kota Cilegon merupakan pintu masuk pulau jawa
dari sebelah barat.. Kota ini memiliki wilayah strategis yang berhubungan
langsung dengan selat sunda, dan
Merak. Dalam menjalankan
penyelanggara

pemerintahan,

terhubung dengan jalan tol Jakarta -

fungsi otonomi daerahnya, yaitu
melayani

masyarakat

dan

sebagai

membangun

infrastruktur yang berkewajiban membangun sarana dan prasarana guna
menunjang perekonominan salah satunya adalah membangun pasar
tradisional dan berbagai pusat perdagangan.
Kegiatan perdagangan di Kota Cilegon dicirikan dengan adanya
perdagangan tradisional dan modern. Perdagangan tradisional umumnya
berupa perdagangan pada pasar-pasar tradisional yang banyak tersebar di
Kota Cilegon.

6

Pemerintah Kota Cilegon membangun

dan mengelola pasar

tradisional melalui dana Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD ) ,
yaitu ; Pasar Baru Cilegon dan Pasar Hewan di Kecamatan Jombang, Pasar
Blok F di Kecamatan Cilegon dan Pasar Baru Merak di Kecamatan Pulo
Merak. Adapun pasar tradisional yang dibangun dari swadaya masyarakat
Cilegon antara lain yaitu; Pasar Bunder di Kelurahan Tegal Bunder
Kecamatan Purwakarta, Pasar Lebak Gede Kelurahan Lebak Gede
Kecamatan Pulo Merak, Pasar Wisata Cigading Kelurahan Tegal Ratu serta
Pasar Kubang Sari Kelurahan Kubang Sari Kecamatan Ciwandan. Berikut
tabel Pasar Tradisional dan Modern di Kota Cilegon.
Tabel.1.2 Pasar Tradisional & Modern di Cilegon
No
1
1

Lokasi Pasar
2
Cilegon

2

Cibeber

3

Ciwandan

4

Pulomerak

5

Jombang

6

Grogol

7

Citangkil

8

Purwakarta

Jenis Pasar
3
Pasar Tradisional
Pasar Modern
Pasar Tradisional
Pasar Modern

Jumlah
4
1
8
7

Pasar Tradisional
Pasar Wisata
Pasar Modern
Pasar Tradisional
Pasar Modern
Pasar Tradisional
Pasar Modern

1
1
2
1
8
1
20

Pasar Tradisional
Pasar Modern
Pasar Tradisional
Pasar Modern
Pasar Tradisional
Pasar Modern

5
4
1
7

Sumber: UPTD Pasar Baru Cilegon

Keterangan
5
Blok F
Indomaret, Alfamart, Alfamidi
Giant, Alfamart, Indomaret,
Alfamidi
Pasar Cigading
Pasar Cigading
Indomaret
Pasar Merak
Indomaret, Alfamart
Pasar Baru (Kranggot)
Ramayana,
Alfamart,
Indomaret, Metromart
Alfamart, Indomaret
Alfamart,Indomaret,Alfamidi
Pasar Tegal Bunder
Bintang,
Hypermart,
Superindo, EDI Toserba,
Indomaret

7

Kegiatan perdagangan modern lokasinya lebih terkonsentrasi di
sekitar pusat Kota Cilegon, berupa pasar-pasar swalayan skala besar dan juga
mall. Pasar Baru Cilegon adalah pasar yang terluas yang berada di Kota
Cilegon. Pasar Baru Cilegon lokasi sebelumnya berada di Kelurahan
Jombang , sekitar 100 Meter dari gedung Matahari Plaza yang lama, kini
berpindah lokasi ke Jalan Kranggot Kelurahan Sukmajaya sekitar 50 Meter di
belakang Mall Ramayana Robinson. Di lokasi sebelumnya Pasar Kota
Cilegon tumpah ruah , tidak tertata rapi dan kadang kadang menyebabkan
kemacetan. Lalu lintas kendaraan pada lokasi yang sebelumnya pun tidak
sesuai dengan lebar jalan yang menyempit karena trorotarnya dipakai
berjualan. Berbeda dengan lokasi yang sekarang yang berada di Jalan
Kranggot, Pasar Baru Cilegon kini mulai tertata rapi.
Berdasarkan data dari UPTD Kota Cilegon Pasar Baru Cilegon
sebagai asset Pemerintah Kota Cilegon mempunyai sarana dan prasarana
sebagai berikut;
1. 678 unit Kios
2. 288 unit Los
3. 1472 unit Auning (tenda)
4. 4 unit toilet umum
5. 2 unit lahan parkir
6. Tempat Ibadah dan Sub Terminal Angkutan Umum
Berbicara tentang pasar kota, tentu ada retribusi pasar sebagai
pemasukan bagi Pemerintah Daerah.

Retribusi pasar adalah salah satu

8

sumber pendapatan asli daerah. Cilegon mempunyai peraturan daerah
tersendiri untuk retribusi pasar ini yaitu, Perda No. 7 Tahun 2012 Tentang
Retribusi Pelayanan Pasar. Dalam Bab 1 Pasal 1 poin 18, perda tersebut
berbunyi ;
“ Retribusi Pasar selanjutnya disebut Retribusi adalah pembayaran
atas penyediaan fasilitas pasar tradisional/ sederhana yang berupa
halaman / pelataran, los dan/ atau kios yang dikelola Pemerintah
Daerah dan khusus disediakan untuk pedagang”.
Jika dilihat dari definisi retribusi pelayanan pasar diatas, maka
retribusi pelayanan pasar ini hanya dipungut pada pasar tradisional saja.
Adapun menurut Peraturan Mentri Perdagangan Republik Indonesia
No.70/M-Dag/Per/12/2013 tentang Pedoman Penataan dan Pembinaan Pasar
Tradisional, Pusat Pembenjalaan dan Toko Modern Pasal 1 Poin 3 yang
dimaksud pasar tradisional adalah:
“Pasar Tradisional adalah pasar yang dibangun dan dikelola oleh
pemerintah, Swasta, Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha
Milik Daerah termasuk kerjasama dengan swasta dengan tempat usaha
berupa Toko, Kios, Los dan tenda yang dimiliki oleh pedagang kecil
dan menengah, swadaya masyarakat atau koperasi dengan usaha kecil,
modal kecil dan dengan proses jual beli barang dagangan melalui
tawar menawar”.
Salah satu sumber pemasukan dari retribusi daerah di Kota Cilegon
adalah retribusi pelayanan pasar. berikut ini adalah tabel target dan realisasi
retribusi pelayanan pasar di Kota Cilegon.

9

Tabel 1.3 Target & Realisasi Retribusi Pelayanan Pasar di Kota Cilegon
No.

Tahun

Target

Realisasi

Persentase

1.

2012

Rp.300.096.000

Rp. 151.212.100 50,38%

2.

2013

Rp.279.100.000

Rp. 258.147.000 92,4%

3.

2014

Rp.365.064.000

Rp. 356.578.500

97,6 %

Sumber: Diolah dari DPPKD Kota Cilegon
Tabel diatas memaparkan total target dan realisasi retribusi pelayanan
pasar di seluruh pasar yang ada di Kota Cilegon. Lebih mengerucut lagi akan
dipaparkan tabel target dan realisasi retribusi pelayanan pasar di Pasar Baru
Cilegon, selaku pasar terluas di Kota Cilegon.
Tabel 1.4 Target & Realiasasi Retribusi Pelayanan Pasar
di Pasar Baru Cilegon
No. Tahun

Target

Realisasi

Persentase

1.

2012

Rp.167.176.000

Rp. 68.532.500

40,9%

2.

2013

Rp.162.000.000

Rp.152.920.000

94,39%

3.

2014

Rp.249.120.000

Rp.213.752.500

96,62%

Sumber: Diolah dari UPTD Pasar Baru Cilegon
Tabel di atas mendeskripsikan bahwa retribusi pelayanan pasar di
Pasar Baru Cilegon belum pernah mencapai realiasasi target sampai 100%,
hal ini menarik mengingat Pasar Baru Cilegon adalah Pusat Pasar terbesar di
Kota Cilegon. Namun, walaupun belum pernah mencapai target 100 %,
pemasukan retribusi pelayanan pasar di Pasar Baru terus meningkat tiap
tahunnya.

10

Retribusi pelayanan pasar pada dasarnya

untuk mereka yang wajib

retribusi, tujuan nya agar Pemerintah Kota Cilegon menerima pendapatan
daerah seperti nanti akan dijelaskan dalam salah satu sub bab dalam
penelitian ini. Retribusi pelayanan pasar disesuaikan dengan kriteria tertentu
yang dimaksudkan agar pengembalian retribusi ini tepat sasaran dan tidak
memberatkan pedagang.
Perda retribusi pelayanan pasar memerlukan petunjuk teknis, selain
petunjuk pelaksanaan. Dalam rangka melaksanakan ketentuan dalam pasal
13, Pasal 15 Peraturan Daerah Kota Cilegon No.7 Tahun 2012

maka

Walikota Cilegon memandang perlu menetapkan Peraturan Walikota Cilegon
No.18 Tahun 2012 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah No.7
Tahun 2012 tentang Retribusi Pelayanan Pasar. Pada halaman berikut akan
dipaparkan tabel karcis pemungutan retribusi pelayanan pasar sesuai dengan
Peraturan Walikota Cilegon No.18 Tahun 2012.
Tabel 1.5 Tabel Karcis Pemungutan Retribusi Pelayanan Pasar
WARNA
KARCIS
Merah
Muda

NOMINAL
KARCIS
Rp.500,-

2.

Kuning

Rp.750,-

3.

Hijau

Rp.1000,-

4

Biru

Rp.2000,-

5.

Putih

Rp.2.500,-

No.
1.

WAJIB RETRIBUSI
-Los Semi Permanen uk.4 m² s/d 6 m²
-Pelataran/Emprakan
-Pedagang kambing/domba
-Kios/toko semi permanen uk. 4 m² s/d 6

-Los permanen uk. 4 m² s/d 6 m²
-Los semi permanen uk.> 6 m² s/d 12 m²
-Kios/toko permanen uk.4 m² s/d 6 m²
-Los Permanen uk.> 6 m² s/d 12 m²
-Kios/toko semi permanen uk.> 6 m² s/d
12 m²
-Pedagang sapi/kerbau
-Kios/toko permanen uk.> 6m²s/d 12 m²

Sumber: Peraturan Walikota Cilegon No.18 Tahun 2012

11

Dinas yang menangani retribusi pelayanan pasar di Pasar Baru adalah
Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Kota
Cilegon. Disperindagkop Kota Cilegon mempunyai bagian khusus pasar,
yaitu Seksi Pembinaan Pasar yang menaungi seluruh pasar di Cilegon.
Petugas yang memungut retribusi pelayanan pasar di Pasar Baru merupakan
pegawai dari Disperindagkop Kota Cilegon. Pelaksanaan pemungutan
retribusi pelayanan pasar pun harus sesuai dengan tabel karcis diatas, akan
tetapi jika melihat kondisi di lapangan tentu diperlukan observasi, wawancara
maupun kajian untuk menyimpulkan.
Pada observasi awal seorang pedagang mengakui bahwa penarikan
retribusi pelayanan pasar di Pasar Baru sering tidak diberi karcis. Padahal
adanya karcis

amat penting selain sebagai alat bukti pembayaran juga

sebagai alat pencegahan terjadinya kecurangan dalam pemungutan retribusi.
Menurut pengakuan Tilah (19 Tahun) yang seorang pedagang pakaian
mengatakan kadang- kadang petugas salaran (kolektor) tidak memberi karcis
retribusi pelayanan pasar.
Belum optimalnya pengawasan dari Disperindagkop ( Dinas
Perindustrian Perdagangan dan Koperasi) Kota Cilegon membuat kelalaian
seperti petugas yang tidak memberi karcis seolah hal yang lumrah, padahal
tidak diberinya karcis bisa membuka peluang pungutan liar retribusi
pelayanan pasar. Bahkan menurut seorang pedagang sembako Hj. Nana (46
Tahun)

mengakui tidak memperhatikan apakah diberi karcis retribusi

pelayanan pasar atau tidak.

12

Dari uraian latarbelakang diatas, maka peneliti merasa tertarik untuk
meneliti lebih

lanjut

tentang retribusi Pasar Kota Cilegon, dengan

mengambil judul “Implementasi Peraturan Daerah Kota Cilegon No.7
Tahun 2012 tentang Retribusi Pelayanan Pasar di Pasar Baru Cilegon”.
1.2 Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah merupakan proses mengenali dan membuat
asumsi asumsi berdasarkan observasi maupun studi pendahuluan pada lokus
penelitian yang diarahkan pada upaya untuk mengidentifikasi dan membatasi
ruang lingkup faktor faktor yang mungkin diteliti.
Berdasarkan observasi awal yang dilakukan oleh peneliti maka
identifikasi masalah berkaitan, yaitu:
1.

Tidak semua penarikan rertribusi pelayanan pasar diberikan karcis
sebagai tanda pembayaran retribusi bagi pengguna jasa. Padahal ada
nya karcis amat penting selain sebagai alat bukti pembayaran juga
sebagai alat pencegahan terjadinya kecurangan dalam pemungutan
retribusi.

2.

Belum optimalnya pengawasan dari pihak dinas terkait, dalam hal ini
Disperindagkop membuat kelalaian tidak memberi karcis retribusi
pelayanan pasar menjadi hal yang lumrah.

1.3 Batasan Masalah
Dalam penelitian ini, peneliti membatasi ruang lingkup penelitian
hanya pada penarikan retribusi pelayanan Pasar di Pasar Baru Cilegon.

13

Penerapan Retribusi yang baik dapat dilihat dari dipatuhinya aturan baik dari
eksekutif maupun target dari kebijakan. Lokus penelitian dibatasi hanya pada
Pasar Baru Cilegon dikarenakan merupakan pasar tradisional terluas yang
ada di Kota Cilegon. Penelitian ini juga menyangkut urusan yang
berhubungan dengan wajib retribusi yang memanfaatkan fasilitas pasar.
1.4 Rumusan Masalah
1. Bagaimana pelaksanaan Implementasi Peraturan Daerah Kota Cilegon
No.7 Tahun 2012 tentang

Retribusi Pelayanan Pasar di Pasar Baru

Cilegon ?
1.5

Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui dan menganalisa bagaimana pelaksanaan Implementasi

Peraturan Daerah Kota Cilegon No.7 Tahun 2012 tentang

Retribusi

Pelayanan Pasar di Pasar Baru Cilegon ?
1.6 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk :
1) Kegunaan Praktis
Bagi Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon, hasil
penelitian diharapkan dapat menjadikan masukan yang bermanfaat guna
meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat dan mengoptimalkan kinerja
pelayanan.

14

Bagi peneliti, diharapkan dapat menambah wawasan keilmuan yang
dipelajari selama mengikuti program perkuliahan di Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Jurusan Ilmu Administrasi Negara.
2) Kegunaan Akademis
Bagi perguruan tinggi, hasil penelitian diharapkan menjadi dokumen
akademik yang berguna untuk dijadikan acuan bagi civitas akademik.
1.7 Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Terdiri dari latar belakang yang menjelaskan ruang lingkup dan
kedudukan masalah yang akan diteliti dalam bentuk deduktif, dari ruang
lingkup yang paling umum hingga mengerucut kepada lingkup yang paling
khusus. Kemudian selanjutnya, identifikasi masalah.
BAB II LANDASAN TEORI
Dalam bab ini akan dijelaskan landasan teori yang akan mendukung
penelitian ini dari metode – metode yang menjadi dasar bagi analisa
permasalahan yang ada dan pemecahan tersebut. Landasan teori ini didapat
dari studi pustaka mengenai hal – hal yang berhubungan dengan penelitian
skripsi ini.
BAB III METODE PENELITIAN
Metode penelitian membahas tentang jenis pendekatan, lokasi penelitian,
tehnik pengumpulan data, tehnik analisis data.

15

BAB IV HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN
Bab ini merupakan pokok pembahasan dari permasalahan yang
diangkat dalam penelitian ini, yang meliputi gambaran umum Kota Cilegon,
Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi, Pelaksanaan Pemungutan
retribusi pasar, hambatan hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan
pemungutan retribusi pasar dan upaya untuk mengatasi hambatan tersebut.
Memperlihatkan metode – metode analisis yang dilakukan selama penelitian
serta hasil dari penelitian – penelitian tersebut.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
Bab ini merupakan bab akhir dari keseluruhan penulisan ini yang berisi
kesimpulan yang merupakan hasil dari kegiatan penelitian mengenai
permasalahan yang diangkat dengan menggunakan metode-metode yang telah
disebutkan. Bab ini juga menyertakan saran-saran yang mungkin diperlukan
bagi penelitian.

16

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN ASUMSI DASAR

2.1 Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka yaitu mengkaji berbagai teori dan konsep konsep
yang relevan dengan permasalahan penelitian. Hasil penting lainnya dari
kajian teori adalah didapatkan kerangka konseptual menurut peneliti, yang
didalamnya tergambar konstruksi dari variabel yang akan diukur, selain itu
dari kajian teori akan diukur, selain itu dari kajian teori akan diturunkan
dalam bentuk kisi kisi instrumen. Untuk meningkatkan kualitas kajian teori,
pembahasannya perlu dikaitkan dengan hasil hasil penelitian terdahulu yang
relevan sebagai acuan penelitian terdahulu yang relevan sebagai acuan
penelitian yang kan dilakukan.
Teori dalam ilmu administrasi mempunyai peran yang sama dengan
disiplin ilmu lainnya seperti matematika, fisika , biologi yang berfungsi untuk
menjelaskan dan panduan dalam penelitian seperti yang diungkapan oleh
Hoy & Miskel:
“ Theory in administration, however has the same role as theory in
physics, chemistry, or biology: that providing general explanation
and guiding research”, (Teori dalam administrasi memiliki
kegunaan yang sama seperti dalam ilmu fisika, kimia atau biologi:
Yaitu sebagai penjelasan yang bersifat umum dan sebagai
pedoman penelitian). (Hoy & Miskel dalam Sugiyono: 2008:55).
Dari pendapat diatas bisa disimpulkan bahwa kegunaan teori adalah
sebagai berikut:

17

a. Teori itu berdasarkan konsep asumsi dan generalisasi yang logis.
b. Berfungsi untuk mengungkapakan, menjelaskan dan memprediksi
perilaku yang memiliki keteraturan.
c. Sebagai stimulant dan panduan untuk mengembangkan pengetahuan.
2.1.1

Pengertian Kebijakan
Kebijakan adalah rangkaian konsep dan asas yang menjadi garis dan dasar

rencana dalam pelaksanaan pekerjaan, kepemimpinan, serta bertindak ( tentang
perintah, organisasi, dan sebagainya), (di dapat dari

http://badanbahasa.

kemdikbud.go.id /kbbi/bijak, diakses pada tanggal 8 Juli 2015 Jam 11:50 WIB).
Wachab dalam bukunya Analisis Kebijaksanaan; Dari Formulasi Ke
Implementasi

Kebijaksanaan

Negara

(2005:1)

masih

mengunakan

kata

kebijaksanaan untuk penyebutan kebijakan. Menurut Wachab (2005:3) makna
kebijaksanaan yang sesuai adalah yang sejalan dengan pandangan Prof. Heinz
Eulau dan Kenneth Prewitt bahwa kebijaksanaan adalah ,
“a standing decision characterized by behavioral consistency and
repetitiveness on the part of both those who make abide by it”.
(Kebijakan mempunyai karakteristik yang konsisten dan
berkelanjutan yang mana keduanya dibuat untuk ditaati).
Masih dalam Wachab (2005:3), Carl Friedrich mengatakan bahwa
kebijaksanaan adalah suatu tindakan yang mengarah pada tujuan yang
diusulkan oleh seseorang, kelompok atau pemerintah dalam lingkungan
tertentu sehubungan dengan adanya hambatan hambatan tertentu seraya
mencari peluang peluang untuk mencapai tujuan atau mewujudkan sasaran
yang diinginkan.

18

Definisi lainnya dikemukakan oleh Suharto (2008:3) bahwa:
“Kebijakan (policy) adalah sebuah instrumen pemerintahan, bukan
saja dalam arti government yang hanya menyangkut aparatur
negara, melainkan pula governance yang menyentuh pengelolaan
sumber daya publik. Kebijakan pada inti nya merupakan keputusan
keputusan atau pilihan pilihan tindakan yang secara langsung
mengatur pengelolaan dan pendistribusian sumber daya alam.
Financial dan manusia demi kepentingan publik yakni rakyat
banyak, penduduk masyarakat atau warga negara. Kebijakan
merupakan hasil dari adanya sinergi, kompromi atau bahkan
kompetisi antara berbagai gagasan, teori, ideologi, dan kepentingan
kepentingan yang mewakili sistem politik suatu negara.”
Uraian diatas memberi gambaran pada kita bahwa kebijakan
merupakan

alat yang dipakai digunakan pemerintah tetapi tetap

memperhatikan sumberdaya publik . Dalam Wachab (2005:17) definisi
lainnya juga dikemukakan oleh Laswell dalam Wayne, ia mengatakan :
“Kata kebijakan (Policy) umumnya dipakai untuk menunjukan
pilihan terpenting yang diambil baik dalam kehidupan organisasi
atau privat. Kebijakan bebas dari konotasi yang dicakup dalam kata
politis ( political) yang sering kali diyakini mengandung makna
keberpihakan dan korupsi “.
Menurut Jones dalam Winarno (2002:14) istilah kebijakan digunakan
dalam praktek sehari hari. Namun, digunakan untuk menggantikan
kegiatan atau keputusan yang berbeda. Istilah ini sering dipertukarkan
dengan tujuan, program, keputusan, standar proposal dan grand design.
Secara umum, istilah kebijakan dipergunakan untuk menunjuk perilaku
seorang aktor dalam suatu bidang kegiatan tertentu.
Dengan demikian dari berbagai uraian definisi beberapa di atas,
maka dapat disimpulkan bahwa kebijakan adalah rangkaian konsep yang

19

menjadi acuan, garis besar suatu kelompok maupun pemerintahan terhadap
kepentingan sekelompok orang tertentu atau orang banyak (masyarakat).
2.1.2

Pengertian Publik
Publik merupakan serapan kata dari bahasa inggris,” public” yang bisa

berarti umum, masyarakat atau negara, Syafiie (2006:17). Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia Dalam Jaringan
semua

orang

yang

datang

publik adalah: orang banyak atau umum,
untuk

menonton,

(

di

dapat

dari

http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/kbbi/publik, diakses pada tanggal 8 Juli 2015
pada Jam 11.58 WIB).
Menurut Syafiie (2006:18), publik adalah sejumlah manusia yang memiliki
kesamaan berpikir, perasaan, harapan, sikap dan tindakan yang benar dan baik
berdasarkan nilai nilai norma yang mereka miliki.
Pendapat dari Fredrickson dalam Kencana (2006:17) menjelaskan lima
model formal yang berkaitan dengan kedudukan konsep publik yang umum
digunakan dalam ilmu ilmu sosial untuk dikaji dalam rangka revitalisasi konsep
tersebut, sehingga diharapkan muncul suatu perspektif baru yang menjadi esensi
administrasi publik modern. Kelima perspektif untuk memahami konsep publik
tersebut memuat.
Pertama, yaitu perspektif pluralis. Dalam perspektif ini publik dipandang
sebagai konfigurasi dari berbagai kelompok kepentingan. Pendukung persepektif
ini berpendapat bahwa setiap orang punya kepentingan yang sama akan
bergabung satu sama lain dan membentuk suatu kelompok yang pada nantinya
kelompok kelompok tersebut berinteraksi dan berkompetisi untuk meperjuangkan

20

kepentingan kepentingan individu yang mereka wakili, khususnya dalam konteks
pemerintahan.
Kedua, perspektif pilihan publik. Persepktif ini berakar pada tradisi
pemikiran utilitarian yang sangat menekan pada awal kebahagiaan dan
kepentingan individu. Pandangan utilitarian berpendapat bahwa publik sebagai
konsumen dan pasar. Dengan kata lain perspektif ini mencoba mengaplikasikan
prinsip-prinsip

eknomi

pasar

kedalam

sektor

publik,

sehingga

asumsi

metodeoligis utama dari pandangan ini adalah bahwa tindakan publik harus
dimengerti sebagai tindakan individual yang termotivasi oleh kepentingankepentingan yang berbeda-beda satu sama lainnya.
Ketiga, perspektif legislatif. Sifat pemerintahan yang demokrasi tidak
selalu menggunakan sistem perwakilan secara langsung. Pada kenyataannya,
banyak pemerintah yang demokratis akan tetapi menggunakan sistem perwakilan
secara tidak langsung. Asumsi perspektif ini adalah bahwa setiap pejabat yang
diangkat untuk mewakili kepentingan publik, sehingga mereka melegitimasi
mewujudkan perspektif publik dalam adiministrasi publik. Pejabat- pejabat yang
dianggap sebagai manifestasi tunggal dari perspektif publik. Jelasnya, perspektif
ini tidak bisa untuk mengakomodasi kepentingan kepentingan publik, baik dalam
teori maupun praktik adminitrasi di lapangan.
Keempat, perspektif penyedia lapangan. Apabila konsep pelayanan prima,
maka individu diposisikan sebagai pelanggan. Oleh karenanya perspektif ini
memandang bahwa publik sebagai pelanggan yang harus dilayani. Selain itu,
aparatur pemerintah yang berada paling dekat dengan publik dengan segala

21

keahlian, pendidikan dan pengetahuan diharapkan memberikan yang terbaik untuk
publik. Mempunyai tugas untuk melayani publik yang terdiri atas individuindividu dan kelompok-kelompok.
Kelima, perspektif kewarganegaraan. Reformasi administrasi publik
khususnya di Indonesia dan umumnya di berbagai dunia, ditandai dua tuntutan
penting. Pertama, tuntutan adanya pelayanan publik yang lebih terdidik dan
terseleksi dengan berdasar pada meritokrasi. Kedua, tuntutan agar setiap warga
negara diberi informasi yang cukup agar dapat aktif dalam berbagai kegiatan
publik dan memahami konstitusi secara baik.
Dalam Wicaksono (2006:30), W.F. Baber sebagaimana telah dikutip oleh
Massey dalam bukunya Managing Public Sector : A Comparative Analysis of the
United Kongdom and the United State berpendapat bahwa sektor publik memiliki
10 ciri yang membedakan dengan sektor swasta, diantaranya adalah:
a. Sektor publik lebih lengkap dan mengemban tugas-tugas yang lebih
ambigu.
b. Sektor

publik

lebih

banyak

menghadapi

problem

dalam

mengimplementasikan keputusan-keputusannya.
c. Sektor publik lebih memanfaatkan lebih banyak orang yang
memiliki motivasi yang beragam.
d. Sektor publik cenderung lebih banyak memperhatikan usaha
mempertahankan peluang dan kapasitas.
e. Sektor publik lebih banyak memperhatikan kompensasi atas
kegagalan pasar.

22

f. Sektor publik lebih banyak melakukan aktivitas yang memiliki
signifikasi simbolik.
g. Sektor publik lebih ketat dalam menjaga standar komitmen dan
legalitas.
h. Sektor publik memiliki peluang yang lebih besar dalam merespon
isu-isu keadilan dan kejujuran.
i. Sektor publik harus beroperasi untuk kepentingan publik.
j. Sektor publik harus mempertahankan dukungan publik minimal di
atas level yang dibutuhkan dalam industri swasta.
Berdasarkan definisi definisi publik di atas, maka dapat
disimpulkan

publik

adalah

sekumpulan

manusia

yang

memiliki

kepentingan, harapan, sikap dan bertindak berdasarkan nilai serta norma
yang mereka buat agar aktif dalam berbagai kegiatan publik.
2.1.3

Pengertian Kebijakan Publik
Dalam literatur ilmu politik kita akan menemukan begitu banyak para ahli

yang mendefinisikan tentang kebijakan publik. Eyestone dalam Wachab (2012:13)
merumuskan dengan singkat bahwa kebijakan publik adalah, “The relationship of
governmental unit to its environment”, (Hubungan yang berlangsung di antara
unit/satuan pemerintah dengan lingkungannya).
Akan tetapi menurut Agustino (2006:41) definisi ini masih terlalu luas
untuk dipahami sehingga artinya menjadi tidak menentu bagi para Scholars
(sarjana) yang mempelajarinya, karena hubungan antara unit pemerintah dengan
lingkungan nya dapat meliputi hampir semua elemen dalam konteks negara.

23

Definisi lainnya tentang kebijakan publik dikemukakan oleh Thomas R.
Dye dalam Wachab (2012:14) mengatakan, “Whatever governments choose to do
or not to do”, ( keputusan pemerintah

untuk melaksanakan atau tidak

melaksanakan hal tertentu).
Senada dengan Thomas R. Dye, Nugroho dalam bukunya “ Kebijakan
Publik: Formulasi Implementasi dan Evaluasi (2004:54)
kebijakan publik

menjelaskan bahwa

adalah hal hal yang diputuskan oleh pemerintah untuk

dikerjakan dan hal hal yang diputuskan pemerintah untuk tidak dikerjakan atau
dibiarkan.
Beberapa konsep kunci kebijakan publik menurut Young dan Quinn dalam
Suharto (2014:44):
a. Tindakan pemerintah yang berwenang. Kebijakan publik adalah
tindakan yang dibuat dan diimplementasikan oleh badan pemerintah
yang mempunyai kewenangan hukum, politis dan finansial untuk
melakukannya.
b. Sebuah reaksi terhadap kebutuhan dan masalah dunia nyata.
Kebijakan publik berupaya merespon masalah atau kebutuhan
kongkrit yang berkembang di masyarakat.
c. Seperangkat tindakan yang berorientasi pada tujuan. Kebijakan
publik biasanya bukanlah sebuah keputusan tunggal, melainkan
terdiri dari beberapa pilihan tindakan atau strategi yang dibuat untuk
mencapai tujuan tertentu demi kepentingan orang banyak.

24

d. Sebuah keputusan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu.
Kebijakan publik pada umumnya merupakan tindakan kolektif untuk
memecahkan masalah sosial. Namun, kebijakan publik bisa juga
dirumuskan berdasarkan keyakinan bahwa masalah sosial akan dapat
dipecahkan oleh kerangka kebijakan yang sudah ada dan karenanya
tidak memerlukan tindakan tertentu.
e. Sebuah justifikasi yang dibuat oleh seorang atau beberapa orang
aktor. Kebijakan publik berisi sebuah pernyataan atau justifikasi
terhadap langkah langkah atau rencana tindakan yang dirumuskan,
bukan sebuah maksud atau janji yang belum dirumuskan dalam
kebijakan publik bisa dibuat oleh beberapa perwakilan lembaga
pemerintah.
Berdasarkan beberapa definisi kebijakan publik diatas dapat
disimpulkan kebijakan publik adalah serangkaian kegiatan dengan pola
ketergantungan yang kompleks yang mempunyai maksud atau tujuan
tertentu dengan berbagai pilihan untuk dilakukan melalui tiga pokok yaitu
formulasi, implementasi dan evaluasi kebijakan dalam rangka menciptakan
kesejahteraan bagi masyarakat. Pada halaman berikut akan dipaparkan
skema kebijakan publik:

25

Perumusan Kebijakan
Publik
Isu/ Masalah Publik

Implementasi
Kebijakan Publik

Output
Outcome
Peumusan Kebijakan
Publik

Gambar 2.1
Siklus Skematik Kebijakan Publik
Sumber: Nugroho (2003:73)
Dari gambar tersebut dapat dijelaskan dalam urutan berikut:
a. Terdapat isu masalah publik disebut isu apabila masalah bersifat
strategis, yakni bersifat mendasar, menyangkut banyak orang atau
bahkan keselamatan bersama biasanya berjangka panjang tidak bisa
diselesaikan isu ini dia angkat sebagai agenda politik untuk
diselesaikan.
b. Isu ini kemudian menggerakan pemerintah untuk merumuskan
kebijakan publik dalam rangka menyelesaikan masalah tersebut.
Rumusan kebijakan ini akan menjadi hukum bagi seluruh negara dan
warganya termasuk pimpinan negara.
c. Setelah dirumuskan kemudian kebijakan publik ini dilaksanakan baik
oleh pemerintah, masyarakat, atau pemerintah bersama-sama dengan
masyarakat.

26

d. Namun dalam proses perumusan, pelaksanaan, dan pasca pelaksanaan
di perlukan tindakan evaluasi sebagai siklus baru sebagai penilaian
apakah kebijakan tersebut sudah dirumuskan dengan bijak dan benar
dan di implentasikan dengan baik dan benar pula.
e. Implementasi kebijakan bermuara kepada output yang dapat berupa
kebijakan itu sendiri maupun manfaat langsung yang dapat dirasakan
oleh pemanfaat.
f. Di dalam rangka jangka panjang kebijakan tersebut menghasilkan
outcome dalam bentuk impact kebijakan yang diharapkan semakin
meningkatkan tujuan yang hendak dicapai dengan kebijakan tersebut.
Men