BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Penalaran Matematika - MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA KELAS VIII G SMP NEGERI 3 SOKARAJA MELALUI DISCOVERY LEARNING DENGAN STRATEGI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) - repository perpustakaan

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Penalaran Matematika Penalaran menurut Ihsan (2010:116) merupakan suatu proses berpikir dalam menarik suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan yang benar. Sementara Surisumatri (1999:42) berpendapat bahwa penalaran adalah proses berpikir dalam menarik suatu kesimpulan berupa pengetahuan. Penalaran dijelaskan oleh Keraf (Sadiq, 2004:2) sebagai proses

  berpikir yang berusaha menghubungkan-menghubungkan fakta-fakta atau evidensi-evidensi yang diketahui menuju kepada suatu kesimpulan. Secara lebih lanjut Sadiq mendefinisikan penalaran merupakan suatu proses atau suatu aktivitas berpikir dalam rangka membuat suatu pernyataan baru yang benar berdasarkan pada beberapa pernyataan yang kebenarannya telah dibuktikan dan diasumsikan sebelumnya (Wardhani, 2008:11).

  Departemen Pendidikan Nasional dalam Peraturan Dikdasmen No. 506/C/PP/2004 (Wardhani, 2008:14) diuraikan bahwa indikator siswa memiliki kemampuan penalaran sebagai hasil belajar matematika yaitu : 1) Mengajukan dugaan 2) Melakukan manipulasi matematika 3) Menarik kesimpulan, menyusun bukti, memberikan alasan/ bukti terhadap kebenaran solusi 4) Menarik kesimpulan suatu pernyataan

  5) Memeriksa kesahihan suatu argumen 6) Menemukan pola atau sifat dari gejala matematis untuk membuat generalisasi

  Menurut NCTM (2000) standar penalaran meliputi : 1) Mengenal penalaran sebagai aspek mendasar matematika 2) Membuat dan menyelidiki dugaan matematika 3) Mengembangkan dan mengevaluasi argumen matematika 4) Memilih dan menggunakan berbagai tipe penalaran

  Menurut Permendikbud Nomor 58 tahun 2014 tentang aktifitas yang dinilai di dalam penalaran matematika siswa meliputi : 1) Mengajukan dugaan 2) Menarik kesimpulan dari suatu pernyataan 3) Memberikan alternatif bagi suatu argumen 4) Menemukan pola pada suatu gejala

  Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa penalaran adalah kemampuan siswa untuk merumuskan kesimpulan atau pernyataan baru berdasarkan pada beberapa pernyataan yang kebenarannya telah dibuktikan atau diasumsikan sebelumnnya. Berdasarkan uraian-uraian di atas tentang indikator-indikator kemampuan penalaran matematis, maka diperoleh kesimpulan tentang indikator kemampuan penalaran matematis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

  1) Kemampuan mengajukan dugaan Adalah kemampuan memikirkan atau merumuskan suatu kebenaran sebelum dilakukan analisis

  2) Kemampuan melakukan manipulasi matematika Adalah kemampuan melakukan proses rekayasa matematika, untuk memudahkan suatu perhitungan

  3) Menarik kesimpulan, menyusun bukti, memberikan alasan atau bukti terhadap kebenaran solusi Adalah kemampuan memberikan penguatan pada suatu pernyataan yang sudah diketahui kebenarannya

  4) Kemampuan memeriksa kesahihan suatu argumen Adalah kemampuan yang menghendaki siswa agar mampu menyelidiki tentang kebenaran dari suatu pernyataan yang ada

  5) Kemampuan menemukan pola atau sifat dari gejala matematis untuk membuat generalisasi Adalah kemampuan siswa dalam menemukan pola atau cara dari suatu pernyataan yang ada, sehingga dapat mengembangkannya kedalam kalimat matematika B.

   Discovery Learning Discovery Learning merupakan suatu pembelajaran dimana dalam

  proses belajar mengajar guru memperkenalkan siswa-siswanya menemukan sendiri informasi yang secara tradisional biasa diberitahukan atau diceramahkan saja (Suryosubroto, 2009:178). Lebih lanjut Syah (2010:243) menjelaskan bahwa dalam pembelajaran ini guru memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk mendapatkan item/materi yang belum disampaikan.

  Menurut Roestiyah (2012:20) Discovery Learning adalah proses mental dimana siswa mampu mengasimilasikan suatu konsep atau prinsip.

  Proses mental yang dimaksud antara lain mengamati, merencana, mengerti, menggolongkan-golongkan, membuat dugaan, mengukur, membuat kesimpulan, dan sebagainya. Menurut Sani (2014) Discovery Learning merupakan pembelajaran yang menemukan konsep melalui serangkaian data atau informasi yang diperoleh melalui pengamatan atau percobaan. Dalam menggunakan model penemuan terbimbing, peran guru adalah : menyatakan persoalan, kemudian membimbing siswa untuk menemukan penyelesaian dari persoalan itu dengan perintah-perintah atau dengan lembar kerja.

  Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan Discovery Learning merupakan model pembelajaran yang melibatkan siswa dalam sebuah proses pembelajaran melalui berdiskusi, pengamatan, dan mencoba sehingga siswa dapat menemukan penyelesaian dari permasalahan dengan guru sebagai pembimbing.

  Suryosubroto (2009:185) menjelaskan bahwa Discovery Learning dalam pembelajaran memiliki kelebihan dan kelemahan yaitu : a. Kelebihan Discovery Learning , diantaranya :

  1) Membantu siswa mengembangkan atau memperbanyak persediaan dan penguasaan ketrampilan dan proses kognitif siswa, jika siswa itu dilibatkan terus dalam proses belajar. 2) Pengetahuan yang diperoleh dari strategi ini sifatnya sangat pribadi dan mungkin merupakan pengetahuan yang sangat kukuh.

  3) Strategi penemuan membangkitkan gairah pada siswa, misalnya siswa merasakan jerih payah penyelidikannya, menemukan keberhasilan dan kadang-kadang gagal. 4) Metode ini memberi kesempatan pada siswa untuk bergerak maju sesuai dengan kemampuannya sendiri.

  5) Strategi ini berpusat pada anak, sehingga memberi kesempatan kepada mereka dan guru berpartisipasi sebagai sesama dalam mengecek ide.

  b. Kelemahan Discovery Learning , diantaranya : 1) Metode ini kurang efektif untuk mengajar kelas besar.

  2) Harapan yang ditumpahkan pada strategi ini mungkin mengecewakan guru dan siswa yang sudah biasa dengan perencanaan dan pembelajaran secara tradisional. Menurut Syah (2010:243) terdapat 6 langkah yang harus dilakukan agar Discovery Learning dapat berjalan dengan baik yaitu sebagai berikut: a. Simulation (Memberikan rangsangan)

  Langkah pertama siswa dihadapkan pada sesuatu yang menimbulkan kebingungannya, agar timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri.

  Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk menyediakan kondisi interaksi belajar membantu siswa mengeksplorasi bahan. b. Problem statement (Mengidentifikasi masalah) Langkah kedua adalah guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi masalah yang relevan dengan bahan pengajaran, kemudian dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan masalah).

  c. Data collection (Mengumpulkan data) Langkah ketiga adalah memberikan bukti mengenai benar atau tidaknya hipotesis. Pada langkah ini siswa diberi kesempatan untuk mengumpulkan (collection) berbagai informasi yang relevan, membaca literatur, mengamati objek, wawancara dengan nara sumber, melakukan uji coba sendiri dan sebagainya.

  d. Data processing (Mengolah data) Langkah keempat yaitu siswa mengolah, mengklasifikasikan kemudian menafsirkan semua data yang telah diperoleh melalui wawancara, observasi, hasil bacaan, dan sebagainya.

  e. Verification (Membuktikan) Pada langkah kelima siswa melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi dengan temuan alternatif, dihubungkan dengan hasil menngolah data.

  f. Generalization (Menarik kesimpulan) Langkah terakhir yaitu proses menarik sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama.

C. Strategi Team Assisted Individualization (TAI)

  Team Assisted Individualization (TAI) merupakan sebuah strategi pembelajaran dengan tipe kooperatif yang dikembangkan oleh Robet E.

  Slavin (Shoimin, 2016:200). Terjemahan bebas dari TAI sendiri adalah bantuan individual dalam kelompok (BidaK) dengan karakteristik bahwa tanggung jawab belajar adalah pada siswa. Oleh karena itu, siswa harus membangun pengetahuan tidak menerima bentuk jadi dari guru. Pola komunikasi guru-siswa adalah negosiasi dan bukan imposisi-intruksi (Suyatno, 2009:57).

  Suyatno (2009:57) mengemukakan TAI merupakan pembelajaran yang menggabungkan pembelajaran kooperatif dengan pembelajaran individual dimana tanggung jawab belajar ada pada siswa, sehingga siswa harus membangun pengetahuannya sendiri. Sementara Slavin (2005:189) berpendapat TAI dirancang sebagai usaha untuk membentuk pembelajaran individual untuk menyelesaikan masalah dengan membuat siswa bekerja dalam kelompok pembelajaran pembelajaran kooperatif.

  Menurut Slavin (2009) TAI memiliki dasar pemikiran untuk mengadaptasi pengajaran terhadap perbedaan individual berkaitan dengan kemampuan siswa maupun pencapaian prestasi siswa. Perbedaan individualisasi pengajaran tersebut yaitu siswa memasuki kelas dengan pengetahuan, kemampuan, dan motivasi yang sangat beragam.

  Dalam strategi TAI diterapkan bimbingan antar teman. Siswa yang mempunyai kemampuan akademik tinggi akan bertanggung jawab terhadap siswa yang mempunyai kemampuan akademik kurang. Dengan hal itu maka siswa yang mempunyai kemampuan akademik tinggi dapat mengembangkan kemampuan dan keterampilannya, sedangkan siswa yang mempunyai kemampuan akademik kurang dapat terbantu dalam menyelesaikan permasalahan yang ia hadapi. Siswa dituntut dapat mengelola dan memeriksa secara rutin, saling membantu antara siswa yang satu dengan yang lain dalam menyelesaikan permasalahan dan siswa saling memberi dorongan untuk maju.

  Berdasarkan pengertian para ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Team Assisted Individualization merupakan pembelajaran individual yang bekerja dalam kelompok kooperatif dengan menerapkan bimbingan antar teman dimana siswa yang pandai dapat membantu dan memberi dorongan terhadap siswa yang kurang pandai.

  Menurut Slavin (Suyatno, 2009:58) sintak strategi pembelajaran BidaK adalah : 1) Buat kelompok heterogen dan berikan bahan ajar berupa modul.

  2) Siswa belajar kelompok dengan dibantu oleh siswa pandai anggota kelompok secara individual, saling tukar jawaban, saling berbagi sehingga terjadi diskusi. 3) Penghargaan kelompok dan refleksi secara tes formatif.

  Menurut Shoimin (2014:200) TAI memiliki delapan komponen, kedelapan komponen tersebut adalah :

  1) Placement Test Pada langkah ini guru memberi tes awal (pre-test) kepada siswa. Cara ini bisa digantikan dengan mencermati rata-rata nilai harian atau nilai pada bab sebelumnya yang diperoleh siswa sehingga guru dapat mengetahui kekurangan siswa pada bidang tertentu.

  2) Teams Langkah ini cukup penting dalam penerapan model pembelajaran kooperatif TAI. Pada tahap ini guru membentuk kelompok-kelompok yang bersifat heterogen yang terdiri dari 4-5 siswa. 3) Teaching Group

  Guru memberikan materi secara singkat menjelang pemberian tugas kelompok.

  4) Student Creative Pada langkah ini guru perlu menekankan dan menciptakan persepsi bahwa keberhasilan setiap siswa (individu) ditentukan oleh keberhasian kelompoknya. 5) Team Study

  Pada langkah ini siswa akan belajar bersama dengan mengerjakan tugas- tugas dari LKK yang diberikan dalam kelompoknya. Pada tahapan ini guru juga memberikan bantuan secara individual kepada siswa yang membutuhkan dengan dibantu siswa-siswa yang memiliki kemampuan akdemis bagus dalam kelompok tersebut yang berperan sebagai peer tutoring (tuntor sebaya).

  6) Fact Test Guru memberikan tes-tes kecil berdasarkan fakta yang diperoleh siswa, misalnya dengan memberikan kuis, dan sebagainya.

  7) Team Score and Team Recognition Guru memberikan skor pada hasil kerja kelompok dan memberikan “gelar” penghargaan terhadap kelompok yang berhasil secara cemerlang dan kelompok yang dipandang kurang berhasil dalam menyelesaikan tugas. Misalnya dengan menyebut mereka sebagai “kelompok OK”, “kelompok LUAR BIASA”, dan sebagainya.

  8) Whole-Class Units Langkah terakhir guru menyajikan kembali materi di akhir bab dengan stategi pemecahan masalah untuk seluruh siswa dikelasnya.

  Adapun menurut Slavin (2005:195) sintak pembelajaran TAI yang mencakup tahap-tahap konkret dalam melaksanakan program tersebut adalah: 1) Tim, dalam TAI siswa dibagi ke dalam tim-tim yang beranggotakan 4-5 siswa.

  2) Tes penempatan, siswa diberikan pretest. Mereka ditempatkan pada tingkat yang sesuai dalam program individual berdasarkan kinerja mereka pada tes ini. 3) Materi, siswa mempelajari materi yang pelajaran yang akan didiskusikan. 4) Belajar kelompok, siswa melakukan belajar kelompok bersama rekan- rekan dalam satu tim.

  5) Skor dan rekognisi, hasil kerja siswa di nilai di akhir pengajaran, dan setiap tim yang memenuhi kriteria sebagai “tim superharus memperoleh penghargaan dari guru.

  6) Kelompok pengejaran, guru memberikan pengajaran kepada setiap kelompok tentang materi yang sudah didiskusikan.

  7) Tes fakta, guru meminta siswa untuk mengerjakan tes-tes untuk membuktikan kemampuan mereka yang sebenar-benarnya.

  Berdasarkan uraian-uraian di atas tentang tahap-tahap pembelajaran TAI, maka diperoleh kesimpulan tentang tahap-tahap pembelajaran TAI yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Placement test yaitu guru mencermati rata-rata nilai ulangan harian siswa pada materi sebelumnya.

  2) Teams yaitu guru akan mengelompokan siswa yang terdiri dari 4-5 siswa dalam 1 kelompok berdasarkan nilai rata-rata ulangan harian sebelumnya, agar dalam satu kelompok terdapat siswa yang berkemampuan tinggi dan berkemampuan rendah.

  3) Student creative yaitu guru memberikan motivasi bahwa keberhasilan setiap siswa ditentukan oleh keberhasian kelompoknya.

  4) Teams study yaitu guru memberikan LKK dan guru akan memberikan bantuan secara individual dengan dibantu siswa yang memiliki kemampuan akademis bagus dalam kelompok tersebut. 5) Fact test yaitu guru memberikan kuis singkat yang dikerjakan secara individu.

  6) Teams score and recognition yaitu guru akan memberikan penghargaan pada kelompok yang kinerjanya bagus. 7) Whole class unityaitu guru akan memberikan kesimpulan dari materi yang telah dipelajari.

  Kelebihan dan kekurangan pembelajaran Team Assisted

  Individualization menurut Shoimin (2016:202) antara lain :

  a. Kelebihan pembelajaran Team Assisted Individualization adalah : 1) Siswa yang lemah dapat terbantu dalam menyelesaikan masalahnya 2) Siswa yang pandai dapat mengembangkan kemampuan dan keterampilannya pada saat diskusi berlangsung 3) Adanya tanggung jawab dalam kelompok dalam menyelesaikan permasalahan 4) Mengurangi kecemasan 5) Siswa diajarkan bekerja sama dalam suatu kelompok

  b. Kelemahan pembelajaran Team Assisted Individualization adalah : 1) Tidak adanya persaingan antar kelompok 2) Memerlukan periode lama 3) Bila kerja sama tidak dapat dilaksanakan dengan baik, yang akan bekerja hanyalah beberapa murid yang pintar dan yang aktif saja

  D.

  

Perbedaan Discovery Learning dengan Discovery Learningdengan

Strategi Team Assisted Individualization (TAI) Discovery Learning merupakan model pembelajaran yang

  melibatkan siswa dalam sebuah proses pembelajaran melalui berdiskusi, pengamatan, dan mencoba sehingga siswa dapat menemukan penyelesaian dari permasalahan dengan guru sebagai pembimbing. Dalam pelaksanaan diskusi kelompok terkadang beberapa siswa kurang terlibat aktif, sehingga dibutuhkan alternatif dalam pelaksanaan diskusi kelompok yaitu dengan menggunakan strategi TAI. Tipe ini mengkombinasikan keunggulan pembelajaran individual dan pembelajaran kooperatif. Tipe ini juga dirancang untuk mengatasi kesulitan belajar siswa secara individual.

  Penerapan Discovery Learning dengan strategi TAI memiliki dasar pemikiran yaitu siswa dapat memaksimalkan kemampuan individu yang dimiliki di mana setiap siswa memiliki pengetahuan, keterampilan, kemampuan dan motivasi yang beragam dengan cara pembentukan kelompok. Pembagian kelompok akan dibentuk dari nilai ulangan harian sebelumnya. Setiap kelompok mempunyai siswa yang mempunyai kemampuan akademis tinggi sampai rendah. Guru akan memberikan persepsi bahwa keberhasilan individu ditentukan dari keberhasilan kelompoknya, sehingga siswa yang berkemampuan akademis tinggi akan memberi bimbingan kepada anggotanya yang mengalami kesulitan agar kelompoknya berhasil dan setiap anggotanya juga mendapatkan keberhasilan. Guru juga akan memberikan bantuan secara individual kepada siswa yang membutuhkan. Kelompok yang kinerjanya bagus diskusi akan diberikan penghargaan oleh guru.

  Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat diuraikan langkah- langkah model Discovery Learning dengan strategi TAI sebagai berikut :

  Tabel 2.1: Langkah – Langkah Discovery Learning dengan

Discovery Learningdengan strategi TAI

  4. Guru memberikan informasi tentang rencana aktivitas pembelajaran yang akan ditempuh yaitu dengan pembelajaran Discovery

  Elaborasi Problem statement (Mengidentifikasi masalah)

  1. Guru menyajikan permasalahan yang berkaitan dengan materi pembelajaran.

  Eksplorasi Stimulation (Pemberian rangsangan)

  2. Kegiatan Inti

  2. Guru menyajikan sebuah permasalahan yang berkaitan dengan materi pembelajaran kemudian memberikan pertanyaan yang berkaitan dengan permasalahan tersebut.

  1. Guru mengingatkan kembali materi yang sudah dipelajari.

  Eksplorasi Stimulation (Pemberian rangsangan)

  2. Kegiatan Inti

  Learning .

  3. Apersepsi, guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada materi yang akan dipelajari.

  

Kegiatan Guru Kegiatan Guru

  2. Guru meminta siswa untuk menyiapkan peralatan belajar dan menanyakan kesiapan belajar.

  1. Guru masuk ke ruang kelas dan mengucapkan salam. Kemudian meminta ketua kelas untuk memimpin doa sebelum pembelajaran dimulai dilanjutkan mengecek kehadiran siswa.

  1. Kegiatan Awal

  TAI.

  Discovery Learning dengan strategi

  4. Guru memberikan informasi tentang rencana aktivitas pembelajaran yang akan ditempuh yaitu dengan pembelajaran

  3. Apersepsi, guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada materi yang akan dipelajari.

  2. Guru meminta siswa untuk menyiapkan peralatan belajar dan menanyakan kesiapan belajar.

  1. Guru masuk ke ruang kelas dan mengucapkan salam. Kemudian meminta ketua kelas untuk memimpin doa sebelum pembelajaran dimulai dilanjutkan mengecek kehadiran siswa.

  1. Kegiatan Awal

  2. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 4 siswa.

  Elaborasi Problem statement

  3. Guru memberikan LKK

  (Mengidentifikasi masalah) sesuai dengan materi

  3. Guru membagi siswa yang akan dipelajari pada menjadi beberapa setiap kelompok. kelompok yang terdiri

  Data collection

  dari 4 siswa. Pembagian (Mengumpulkan data) kelompok ini berdasarkan

  4. Guru berkeliling nilai ulangan harian siswa mengamati siswa sebelumnya. (Placement mengerjakan LKK

  

Test and Teams) Data processing (

  4. Guru menekankan dan Mengolah data) menciptakan persepsi

  5. Guru memerintahkan bahwa keberhasilan siswa siswa mengumpulkan (individu) ditentukan oleh dan mencatat informasi keberhasilan yang diperoleh. kelompoknya dalam Verification menyelesaikan LKK (Membuktikan) dengan cara saling

  6. Guru menunjuk berdiskusi. (Student kelompok untuk mempresentasikan/

  Creative)

  5. Guru memberikan LKK mengkomunikasikan sesuai dengan materi yang hasil diskusi. akan dipelajari pada setiap

  7. Guru memberi kelompok. (Team study) kesempatan kepada siswa lain untuk

  Data collection (Mengumpulkan data) bertanya atau lain

  6. Guru memberikan memberikan tanggapan kebebasan kepada siswa hasil diskusi yang untuk mencari informasi sedang dipresentasikan. sebanyak mungkin dari

  Konfirmasi

  buku siswa atau dari Generalization (Menarik pengalaman yang dimiliki kesimpulan) siswa.

  8. Guru memberikan 7. Guru mengawasi jalannya kesimpulan. diskusi kelompok dalam membahas penyelesaian LKK yang diberikan.

  (Team Study)

  8. Guru memberikan bantuan individual yang dibantu oleh siswa berkemampuan tinggi untuk membantu siswa yang berkemampuan rendah dalam kelompoknya.

  (Team Study) Data processing ( Mengolah data)

  9. Guru memerintahkan siswa mencatat informasi yang diperoleh.

  Verification (Membuktikan)

  10. Guru menunjuk kelompok untuk mempresentasikan/ mengkomunikasikan hasil diskusi.

  11. Guru memberi kesempatan kepada siswa lain untuk bertanya atau lain memberikan tanggapan hasil diskusi yang sedang dipresentasikan.

  12. Guru memberikan kuis untuk dikerjakan secara individual.(Fast Test)

  Konfirmasi Generalization (Menarik kesimpulan)

  13. Guru memberikan kesimpulan. (Whole Class

  Unit)

  14. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok kinerjanya bagus. (Teams Score and

  Team Recognition)

  3. Kegiatan Akhir

  1. Guru memberikan

  3.1 Siswa menyimak informasi informasi mengenai yang telah diberikan guru. pembelajaran untuk pertemuan yang akan datang.

  2. Guru meminta siswa 3.2 Siswa berdoa. berdoa yang dipimpin ketua kelas.

  3. Guru mengucapkan salam 3.3 Siswa menjawab salam.

  E.

  

Discovery Learning dengan Strategi TAI untuk Meningkatkan

Kemampuan Penalaran Matematis

  Langkah-langkah Discovery Learning untuk meningkatkan kemampuan penalaran matematis sesuai dengan indikator penalaran tersaji dengan skema sebagai berikut :

  Dari uraian di atas terlihat bahwa ada terdapat langkah-langkah dalam pembelajaran Discovery Learning yang tidak dapat mengukur indikator penalaran. Sehingga diperlukan strategi pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan penalaran matematis siswa.

  Langkah-langkah Discovery Learning dengan strategi TAI untuk meningkatkan kemampuan penalaran matematis sesuai dengan indikator penalaran tersaji dengan skema sebagai berikut :

  Discovery Learning Simulation Problem Statmen Data Collection Data Processing Verification Generalisasi

  Indikator Penalaran

  Mengajukan dugaan Melakukan manipulasi Menarik kesimpulan, menyusun bukti, memberi alasan atau bukti terhadap kebenaran solusi Memeriksa kesahihan suatu argumen

  Menemukan pola atau sifat dari gejala matematis untuk membuat generalisasi

Tabel 2.2 : Hubungan Indikator Kemampuan Penalaran Matematis dengan Discovery Learningdengan strategi Team Assisted

  Individualization (TAI) Model Pembelajaran Discovery Learningdengan strategi Team Assisted

  Individualization (TAI) Indikator Fase Langkah Kegiatan Guru Kemampuan Penalaran

  1 Stimulation Mengingatkan kembali

  1. Mengajukan (Pemberian materi, menyajikan dugaan rangsangan) permasalahan, dan memberikan pernyataan dengan permasalahan.

  2 Problem Statmen Membagi siswa dalam

  2. Melakukan (Identifikasi beberapa kelompok manipulasi Masalah) (Placement Test and

  Teams), membagikan

  LKK (Team study), menciptakan persepsi bahwa keberhasilan siswa ditentukan oleh keberhasilan kelompoknya (Student

  Creative) .

  3 Data Collection Mengawasi jalan

  3. Menarik (Pengumpulan diskusi, meminta siswa kesimpulan, Data) untuk saling membantu, menyusun memberikan bantuan bukti, memberi kepada siswa secara alasan atau individual(Team Study) bukti terhadap kebenaran solusi

  4 Data Processing Memberikan kebebasan

  3. Menarik (Pengolangan kepada siswa untuk kesimpulan, Data) mencari informasi dan menyusun mencatat informasi yang bukti, diperoleh memberi alasan atau bukti terhadap kebenaran solusi

  5 Verification Menunjuk kelompok

  4. Memeriksa (Pembuktian) untuk mempresentasikan kesahihan hasil diskusi, memberi suatu argumen kesempatan siswa lain utuk menanggapi hasil

  5. Menemukan diskusi yang sedang pola atau sifat dipresentasikan, dari gejala memberikan kuis untuk matematis dikerjakan secara untuk individu (Fast Test) membuat generalisasi

  6 Generalisasi Memberikan kesimpulan (Menarik (Whole Class Unit), dan Kesimpulan) pemberian penghargaan

  (Team Score and Team Recognition)

F. Materi

  Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap kelas VII tahun ajaran 2016/2017 pada materi teorema pytagoras.

  Standar Kompetensi : 3. Menggunakan Teorema Pytagoras dalam pemecahan masalah.

  Kompetensi Dasar :

  3.1 Menggunakan Teorema Pytagoras untuk menentukan panjang sisi segi tiga siku-siku.

  3.2 Memecahkan masalah pada bangun datar yang berkaitan dengan Teorema Pytagoras.

  Kompetensi dasar tersebut digunakan dalam 3 siklus yang tiap siklusnya terdiri dari 2 pertemuan. Berdasarkan kompetensi dasar tersebut, indikator pembelajaran pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

Tabel 2.3 : Indikator Pembelajaran Siklus Pertemuan Indikator

  1

  3.1.1 Menemukan rumus teorema pytagoras

  1

  3.1.2 Menghitung panjang sisi segitiga siku-

  2 siku jika dua sisi lain diketahui

  3.1.3 Menghitung perbandingan sisi sisi segitiga siku-siku istimewa (salah satu 1 sudutnya 30 , 45 , 60 )

  3.2.1 Menghitung perbandingan sisi-sisi segitiga siku-siku istimewa

  2

  3.2.2 Menghitung panjang diagonal pada

  2 bangun datar, misal persegi, persegi panjang menggunakan teorema 2 pytagoras

  3.2.3 Menghitung panjang sisi pada bangun layang-layang dan belah ketupat dengan menggunkan teorema pytagoras

  3.2.4 Menghitung panjang diagonal pada 1 bangun ruang, misal balok, kubus, limas, 3 dengan menggunakan teorema pytagoras

  3

  3.2.5 Menyelesaikan masalah sehari-hari

  2 dengan menggunakan teorema pytagoras

G. Kerangka Pikir

  Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan bahwa kemampuan penalaran matematis siswa kelas VIII G SMP Negeri 3 Sokaraja masih kurang, untuk mengatasi rendahnya kemampuan penalaran matematis maka peneliti memberi alternatif pembelajaran Discovery Learningdengan startegi

  Team Assisted Individualization (TAI). Pada model pembelajaran Discovery Learning dengan startegi Team Assisted Individualization (TAI), saling

  menghubungkan antara indikator kemampuan penalaran matematis dengan langkah pembelajaran. hubungan langkah model pembelajaran Discovery

  Learning dengan startegi Team Assisted Individualization (TAI) terhadap

  indikator kemampuan penalaran matematis siswa tersaji dalam tabel berikut :

  

Tabel 2.4: Hubungan Indikator Kemampuan Penalaran Matematis

dengan Discovery Learningdengan strategi Team Assisted Individualization (TAI)

  Model Pembelajaran Discovery Learningdengan strategi Team Assisted Individualization (TAI)

  Indikator Fase Langkah Kegiatan Guru Kemampuan Penalaran

  1 Stimulation Mengingatkan kembali

  1. Mengajukan (Pemberian materi, menyajikan dugaan rangsangan) permasalahan, dan memberikan pernyataan dengan permasalahan.

  2 Problem Statmen Membagi siswa dalam

  2. Melakukan (Identifikasi beberapa kelompok manipulasi Masalah) (Placement Test and

  Teams), membagikan

  LKK (Team study), menciptakan persepsi bahwa keberhasilan siswa ditentukan oleh keberhasilan kelompoknya (Student

  Creative) .

  3 Data Collection Mengawasi jalan

  3. Menarik (Pengumpulan diskusi, meminta siswa kesimpulan, Data) untuk saling membantu, menyusun memberikan bantuan bukti, memberi kepada siswa secara alasan atau individual(Team Study) bukti terhadap kebenaran solusi

  4 Data Processing Memberikan kebebasan

  3. Menarik (Pengolangan kepada siswa untuk kesimpulan, Data) mencari informasi dan menyusun mencatat informasi yang bukti, diperoleh memberi alasan atau bukti terhadap kebenaran solusi

  5 Verification Menunjuk kelompok

  4. Memeriksa (Pembuktian) untuk mempresentasikan kesahihan hasil diskusi, memberi suatu argumen kesempatan siswa lain utuk menanggapi hasil

  5. Menemukan diskusi yang sedang pola atau sifat dipresentasikan, dari gejala memberikan kuis untuk matematis dikerjakan secara untuk individu (Fast Test) membuat generalisasi

  6 Generalisasi Memberikan kesimpulan (Menarik (Whole Class Unit), dan Kesimpulan) pemberian penghargaan

  (Team Score and Team

Recognition)

  Dengan Discovery Learningdengan strategi Team Assisted

  Individualization (TAI) siswa dapat meningkatkan kemampuan penalaran siswa kelas VIII G SMP Negeri 3 Sokaraja.

H. Hipotesis Tindakan

  Berdasarkan kerangka berpikir diatas maka hipotesis dalam penelitian ini adalah ada peningkatan penalaran matematis siswa melalui Discovery

  Learning dengan strategi Team Assisted Individualization (TAI).

Dokumen yang terkait

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) SISWA KELAS V SD NEGERI 3 TEMPEL REJO KEDONDONG KABUPATEN PESAWARAN TAHUN 2012/ 2013

0 14 49

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO-VISUAL MELALUI MODEL TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) TERHADAP AKTIVITAS DAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA

0 7 63

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI)

0 6 88

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) MELALUI MEDIA VISUAL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN IPS KELAS IVA SD NEGERI 4 METRO UTARA

0 3 84

KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 01 SELAKAU

0 2 13

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA MELALUI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DAN DAMPAKNYA TERHADAP SIKAP SISWA (Ditinjau Dari Level Kemampuan Awal Matematis) - repo unpas

0 0 27

PENERAPAN DISCOVERY LEARNING DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SERTA DAMPAKNYA TERHADAP SELF REGULATED LEARNING SISWA SMP - repo unpas

0 0 19

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) MODIFIKASI PROBLEM BASED LEARNING (PBL)TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL MATEMATIS PESERTA DIDIK KELAS VIII MTs N 1 PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN

0 0 129

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN ADAPTIF MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 BANYUMAS PRINGSEWU - Raden Intan Repository

0 1 108

BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Relevan - PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS BERITA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) PADA SISWA KELAS VIII F SMP NEGERI 3 SOKARAJA TAHUN AJARAN 2012-2013 - repository perpustaka

0 3 25