PENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) SISWA KELAS V SD NEGERI 3 TEMPEL REJO KEDONDONG KABUPATEN PESAWARAN TAHUN 2012/ 2013

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Matematika merupakan mata pelajaran yang diajarkan mulai dari jenjang SD sampai dengan perguruan tinggi. Alasan penting matematika untuk dipelajari karena begitu banyak kegunaannya. Suwangsih (2006: 9) menyebutkan kegunaan matematika yaitu: (1) matematika sebagai pelayanan ilmu yang lain, (2) matematika digunakan manusia untuk memecahkan masalahnya dalam kehidupan sehari-hari.

Kebanyakan konsep matematika dibangun dari konsep sebelumnya. Apabila konsep sebelumnya tidak dikuasai, akan sulit atau tidak mungkin mempelajari konsep berikutnya; para siswa yang tidak bisa mengurangkan atau mengalikan tidak akan menguasai hitungan yang lebih rumit, siswa yang tidak memahami konsep bilangan pecahan, tidak akan mampu memahami apa itu bilangan desimal, dan seterusnya (Slavin, 2009:16).


(2)

Pembelajaran matematika hendaknya disesuaikan dengan kompetensi anak. Materi pembelajaran matematika diajarkan secara bertahap yaitu mulai dari konsep-konsep yang sederhana, menuju konsep-konsep yang lebih sulit, selain itu pembelajaran matematika dimulai dari yang kongkret, ke semi kongkret dan akhirnya kepada yang abstrak (Suwangsih, 2006: 25). Setiap konsep yang abstrak yang baru dipahami siswa perlu segera diberi penguatan, agar mengendap dan bertahan lama dalam memori siswa. Sehingga, akan melekat pada pola pikir atau tindakannya (Herumawan, 2007: 2).

Berdasarkan hasil observasi bidang studi matematika kelas V SDN 3 Tempel Rejo Pesawaran, mengenai hasil belajar siswa yang dicapai masih rendah atau di bawah kriteria ketuntasan minimum (KKM) yang telah ditentukan oleh guru yaitu 5,00 sebanyak 6 siswa telah tuntas dengan persentase 40% sedangkan 9 siswa belum tuntas dengan persentase 60%.

Sebagian siswa mengatakan bahwa pembelajaran matematika dianggap sebagai pembelajaran yang menakutkan. Kekurangpahaman dan rasa takut yang dimiliki siswa selalu ditutupi dengan keseganan maupun ketakutan siswa pada guru yang mengajar. Selain itu, bagi siswa yang lambat dalam menerima pelajaran merasa bahwa pembelajaran yang disampaikan oleh guru terlalu cepat, sebaliknya siswa yang cepat menerima pelajaran merasa bahwa pelajaran yang dilakukan guru terlalu lambat. Siswa yang lambat dalam belajar akan bingung sedangkan siswa yang cepat dalam belajar akan merasa bosan. Hal ini dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.


(3)

Untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan model pembelajaran yang cocok, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas V SDN 3 Tempel Rejo Pesawaran. Salah satu model pembelajaran yang cocok adalah model kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI).

Model ini memunculkan kerja sama antarsiswa dari semua tingkatan untuk bekerja sama menjalin tujuan. Siswa yang pandai diberi kesempatan untuk menghabiskan waktunya dengan cara membantu siswa yang kurang pandai. Sebaliknya siswa yang kurang pandai akan bertambah pemahamannya karena mendapat bimbingan dari temannya yang lebih pandai (Suwangsih, 2006:159). Hal ini akan membuat siswa yang segan atau takut pada guru untuk menanyakan materi yang kurang dimengerti kepada temannya sendiri yang lebih pandai tanpa ada rasa segan atau takut.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka diperlukan penelitian tentang hasil belajar matematika melalui model kooperatif tipe TAI siswa kelas V SDN 3 Tempel Rejo Pesawaran. Diharapkan dengan menggunakan model kooperatif tipe TAI, hasil belajar matematika siswa kelas V SDN 3 Tempel Rejo Pesawaran dapat meningkat, serta siswa tidak lagi takut dengan pelajaran matematika karena jika ada kesulitan dalam materi dapat menanyakan langsung pada teman yang lebih pandai.


(4)

Berdasarkan latar belakang di atas perlu diidentifikasi permasalahan yang ada, yaitu sebagai berikut:

1. Rendahnya hasil belajar siswa kelas V SDN 3 Tempel Rejo Pesawaran hanya 7 siswa (46, 67%) dari 15 siswa yang mencapai nilai KKM (5,00).

2. Kurang menariknya metode pembelajaran yang digunakan oleh guru.

3. Kurangnya minat belajar matematika siswa kelas V SDN 3 Tempel Rejo Pesawaran.

4. Pada saat pembelajaran siswa kurang berinteraksi dengan guru.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Apakah model kooperatif tipe TAI dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas V SDN 3 Tempel Rejo Pesawaran?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk: 1. Meningkatkan hasil belajar matematika tentang operasi hitung bilangan bulat

melalui model kooperatif tipe TAI siswa kelas V SDN 3 Tempel Rejo Pesawaran.


(5)

2. Meningkatkan mutu pembelajaran matematika tentang operasi hitung bilangan bulat melalui model kooperatif tipe TAI siswa kelas V SDN 3 Tempel Rejo Pesawaran.

1.4. Manfaat Penelitian

Berdasarkan uraian di atas, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara positif dalam kegiatan pembelajaran matematika tentang Operasi Hitung Bilangan Bulat. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

a. Bagi Siswa

Dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika kelas V SDN 3 Tempel Rejo Pesawaran

b. Bagi Guru

Sebagai bahan masukan dalam meningkatkan pengetahuan dan kemampuan guru bahwa model kooperatif tipe TAI merupakan salah satu model pembelajaran yang efektif dan menyenangkan siswa, sehingga dapat diterapkan dalam pembelajaran di sekolah khususnya pada pelajaran matematika

c. Bagi Sekolah

Sebagai bahan masukan guna meningkatkan mutu dan kwalitas pendidikan melalui model kooperatif tipe TAI khususnya pada mata pelajaran matematika.


(6)

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian hanya terbatas pada mata pelajaran matematika yaitu materi operasi hitung bilangan bulat untuk siswa kelas V di SDN 3 Tempel Rejo Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran tahun 2012/ 2013.


(7)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Hasil Belajar

Belajar merupakan usaha-usaha yang dilakukan oleh subjek didik (siswa, pelajar) sebagai bagian dari kegiatan dalam melaksanakan tugas-tugas perkembangannya. Hasil belajar yang diharapkan tentunya akan terwujud sebagai hasil atau usaha-usaha yang dilakukan oleh objek didik melalui cara-cara yang baik (Syarifudin, dkk. 2006: 90).

Menurut Sudjana (dalam Kunandar, 2010: 276) hasil belajar adalah suatu akibat dari proses dengan menggunakan alat pengukuran, yaitu berupa tes yang disusun secara terencana, bentuk tes tertulis, tes lisan maupun tes perbuatan. Menurut Abdurrahman (2003: 37) mengatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.

Hamalik (2001: 183) mengemukakan bahwa perbedaan hasil belajar dikalangan para siswa disebabkan oleh berbagai alternatif faktor-faktor, antara lain faktor


(8)

kematangan akibat dari kemajuan umur kronologis, latar belakang pribadi masing-masing, sikap dan bakat terhadap suatu bidang pelajaran yang diberikan.

Salah satu cara untuk melihat hasil belajar siswa adalah dengan memberi tes. Arikunto (2001: 57) berpendapat bahwa: “Nilai yang diperoleh waktu ulangan bukanlah menggambarkan partisipasi, tetapi menggambarkan hasil belajar”. Menurut Gagne (1986) yang dikutip oleh Dimyati dan Mudjiono (2002), bahwa: “Hasil belajar yang diperoleh seseorang setelah belajar berupa keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai berasal dari interaksi pebelajar dengan lingkungan. Interaksi itu menimbulkan proses kognitif dan psikomotor yang dilakukan oleh pebelajar”.

2.2. Pengertian Matematika

Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada sekolah dasar. Kata matematika berasal dari bahasa Latin mathematika yang mulanya diambil dari perkataan Yunani mathematike yang berarti mempelajari. Perkataan itu mempunyai asal kata mathema yang berarti pengetahuan atau ilmu. Kata mathematika berhubungan pula dengan kata lainnya yang hampir sama, yaitu mathein atau mathenein yang artinya belajar (berpikir). Jadi berdasarkan asal katanya, maka matematika berarti ilmu pengetahuan yang didapat dari berpikir (Suwangsih, 2006: 3).


(9)

Menurut Ruseffendi (dalam Herumawan, 2008: 1) mengatakan bahwa matematika adalah bahasa simbol; ilmu deduktif yang tidak menerima pembuktian secara induktif, ilmu tentang pola keteraturan, dan struktur yang terorganisasi, mulai dari unsur yang tidak didefinisasikan keunsur yang didefinisasikan, keaksioma dan akhirnya dalil.

Hal ini sejalan dengan pendapat Subarinah (2006: 1) yang mengatakan bahwa matematika merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari struktur yang abstrak dan pola hubungan yang ada di dalamnya. Ini berarti bahwa matematika pada hakekatnya adalah belajar konsep, struktur konsep, dan mencari hubungan antar konsep dan strukturnya. Ciri khas matematika yang deduktif aksiomatis ini harus diketahui oleh guru sehingga mereka dapat membelajarkan matematika dengan tepat, mulai dari konsep-konsep sederhana sampai yang kompleks.

Menurut Johnson dan James (dalam Suwangsih, 2006: 4) matematika adalah pola berpikir, pola mengorganisasikan, pembuktian yang logis. Matematika itu adalah bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas dan akurat representasinya dengan simbol dan padat, lebih berupa bahasa symbol mengenai ide daripada mengenai bunyi. Matematika adalah pengetahuan terstruktur yang terorganisasi, sifat-sifat dalam teori dibuat secara deduktif berdasarkan kepada unsure yang tidak terdefinisikan, aksioma, sifat atau teori yang telah dibuktikan kebenarannya adalah ilmu tentang keteraturan pola atau ide, dan matematika itu adalah suatu seni, keindahannya terdapat pada keterurutan dan keharmonisannya.


(10)

2.3. Model Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI)

TAI merupakan suatu model kooperatif yang menitikberatkan pada proses belajar dalam kelompok, proses belajar dalam kelompok membantu siswa dalam menentukan dan membangun sendiri pemahaman tentang materi pelajaran (Heru Wahyudi dalam Http:// Model Pembelajaran TAI.Com).

Dalam TAI, siswa secara individu belajar dan menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan dalam jumlah-jumlah tertentu, selanjutnya siswa yang memiliki kemampuan unggul diminta untuk memeriksa jawaban yang dibuat anggota lainnya disertai memberikan layanan kepada anggota kelompoknya apabila menemui kesulitan, sehingga soal-soal yang diberikan dapat terjawab semuanya (Suwangsih, 2006:164).

Model TAI memiliki beberapa ciri khas diantaranya yaitu: 1) setiap siswa secara individual mempelajari materi pembelajaran yang sudah dipersiapkan oleh guru; 2) hasil belajar individual dibawa ke kelompok-kelompok untuk didiskusikan dan dibahas oleh anggota kelompok; 3) semua anggota kelompok bertanggung jawab atas keseluruhan jawaban sebagai tanggung jawab bersama; 4) menitikberatkan pada keaktivan siswa (Heru Wahyudi dalam Http:// Model Pembelajaran TAI.Com).

Menurut Slavin (2009: 195- 200) model kooperatif tipe TAI, memiliki 8 (delapan) komponen yaitu:


(11)

1. Team (Teams). Para siswa dalam TAI dibagi ke dalam tim-tim yang beranggotakan 4 sampai 5 orang seperti STAD dan TGT.

2. Tes Penempatan (Placement Test). Para siswa diberikan tes pra program dalam bidang operasi matematika pada permulaan pelaksanaan program. Mereka ditempatkan pada tingkat yang sesuai dalam program individual berdasarkan kinerja mereka dalam tes ini. Hal ini bertujuan mengetahui kelemahan siswa pada bidang tertentu.

3. Materi-Materi Kurikulum (Curriculum Materials). Untuk sebagian besar dari pengajaran matematika mereka, para siswa bekerja pada materi-materi kurikulum individual yang mencakup penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, angka, pecahan, desimal, rasio, persen, statistik, dan aljabar. 4. Belajar Kelompok (Team Study). Tahapan tindakan belajar yang harus

dilaksanakan oleh kelompok dan guru memberikan bantuan secara individu kepada siswa yang membutuhkan bantuan secara individual kepada siswa yang membutuhkannya.

5. Skor Tim dan Rekognisi Tim (Team Scores and Team Recognition). Pada tiap akhir minggu, guru menghitung jumlah skor tim. Skor ini didasarkan pada jumlah rata-rata unit yang bisa dicakupioleh tiap anggota tim dan jumlah tes-tes unit yang berhasil diselesaikan dengan akurat. Kriterianya dibangun dari kinerja tim. Kriteria yang tinggi ditetapkan bagi sebuah tim super, kriteria sedang menjadi tim sangat baik, dan kriteria minimum untuk menjadi tim baik. Tim-tim yang memenuhi kriteria menjadi tim super atau tim sangat baik menerima sertifikat yang menarik.


(12)

6. Kelompok Pengajaran (Teaching Group). Setiap hari guru memberikan pengajaran selama sekitar 10 – 15 menit kepada 2 atau 3 kelompok kecil siswa yang terdiri dari siswa-siswa dari tim berbeda yang tingkat pencapaian kurikulumnya sama. Inti dari kegiatan ini yaitu pemberian materi secara singkat dari guru menjelang pemberian tugas kelompok.

7. Tes Fakta (Fact Test). Seminggu dua kali, para siswa diminta mengerjakan tes-tes fakta selama 3 menit (biasanya fakta-fakta perkalian atau pembagian). Para siswa tersebut diberikan lembar- lembar fakta untuk dipelajari di rumah untuk menghadapi tes-tes ini.

8. Unit Seluruh Kelas (Whole-Class Units). Pada akhir tiap-tiap minggu, guru menghentikan program individual dan menghabiskan satu minggu mengajari seluruh kelas kemampuan semacam geometri, ukuran, serangkaian latihan, dan strategi penyelesaian masalah.

Unsur-unsur yang perlu diperhatikan dalam Team Assisted Individualization,Robert E. Slavin (dalam Kurniati 2007:25) adalah sebagai berikut.

1. Team (kelompok) Peserta didik dikelompokkan dalam kelompok-kelompok yang terdiri dari 4 sampai 5 orang peserta didik dengan kemampuan yang berbeda.

2. Tes Penempatan Peserta didik diberi tes di awal pertemuan, kemudian peserta didik ditempatkan sesuai dengan nilai yang didapatkan dalam tes, sehingga didapatkan anggota yang heterogen (memiliki kemampuan berbeda) dalam kelompok.


(13)

3. Langkah-langkah Pembelajaran.

1) Diawali dengan pengenalan konsep oleh guru dalam mengajar secara kelompok (diskusi singkat) dan memberikan langkah-langkah cara menyelesaikan masalah atau soal.

2) Pemberian tes keterampilan yang terdiri dari 10 soal.

3) Pemberian tes formatif yang terdiri dari dua paket soal, tes formatif A dan tes formatif B, masing-masing terdiri dari 8 soal.

4) Pemberian tes keseluruhan yang terdiri dari 10 soal.

5) Pembahasan untuk tes keterampilan, tes formatif, dan tes keseluruhan. 4. Belajar Kelompok Berdasarkan tes penempatan, guru mengajarkan pelajaran

pertama, kemudian peserta didik bekerja pada kelompok mereka masing-masing. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.

1) Peserta didik berpasangan atau bertiga dengan anggota kelompok mereka. 2) Peserta didik diberi LKS pempelajaran yang disiapkan guru untuk bahan

diskusi sebagai pemahaman konsep materi yang akan dipelajari. Peserta didik diberi kesempatan bertanya pada teman sekelompok atau guru untuk minta bantuan jika mengalami kesulitan. Selanjutnya dimulai dengan tes pertama yaitu tes keterampilan.

3) Masing-masing peserta didik dengan kemampuannya sendiri mengerjakan 3 soal tes keterampilan yang pertama, bila sudah selesai, peserta didik boleh melanjutkan 3 soal berikutnya. Begitu sudah selesai baru melanjutkan 4 soal terakhir. Peserta didik yang mengalami kesulitan bisa meminta bantuan pada teman sekelompoknya sebelum meminta bantuan guru.


(14)

4) Apabila sudah bisa menyelesaikan soal tes keterampilan dengan benar, peserta didik bisa melanjutkan mengerjakan tes formatif A yang terdiri dari 8 soal. Dalam tes ini peserta didik juga bekerja sendiri-sendiri dulu sampai selesai. Jika peserta didik dapat mengerjakan 6 soal dengan benar, maka peserta didik tersebut bisa mengambil soal tes keseluruhan. Jika peserta didik tidak bisa menjawab 6 soal dengan benar, guru merespon dan menampung semua masalah yang dimiliki peserta didik. Guru boleh menyuruh peserta didik untuk bekerja kembali pada nomor-nomor soal tes keterampilan dan kemudian mengambil soal tes formatif B, yaitu 8 soal kedua yang isi dan tingkat kesulitannya sebanding dengan tes formatif A. Selanjutnya peserta didik boleh melanjutkan ke tes keseluruhan. Peserta didik tidak boleh mengambil soal tes keseluruhan sebelum dia bisa menyelesaikan tes formatif dengan kelompoknya.

5) Peserta didik kemudian mengikuti tes keseluruhan. Tes ini merupakan tes terakhir dalam model pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization (TAI), yang terdiri dari 10 soal. Di sini peserta didik juga bekerja secara individu dulu sampai selesai. Setelah selesai baru bisa berdiskusi dengan kelompoknya. Setelah tes keseluruhan ini selesai kemudian dilakukan pembahasan dan penilaian bersama antara guru dan peserta didik.

6) Penilaian kelompok

Pada akhir pertemuan, guru menghitung nilai dari masing-masing kelompok. Nilai ini berdasarkan pada jumlah rata-rata dari anggota masing-masing kelompok dan ketelitian dari tes keseluruhan. Kriteria


(15)

pemberian predikat berdasarkan kemampuan kelompok. Kelompok dengan kemampuan bagus diberi predikat Super Team, kelompok dengan kemampuan sedang diberi predikat Great Team, kelompok dengan kemampuan kurang diberi predikatGood Team. Pemberian predikat ini bertujuan untuk memotivasi dan memberi semangat kepada masing-masing kelompokagar pada pada pembelajaran selanjutnya mau berusaha untuk melakukan yang lebih baik lagi.

7) Mengajar kelompok

Setiap pertemuan guru mengajar 10 sampai 15 menit untuk dua atau tiga kelompok yang mempunyai nilai yang sama. Guru menggunakan konsep belajar yang diprogramkan atau direncanakan sebelumnya. Tujuannya adalah untuk memperkenalkan konsep utama pada peserta didik. Pembelajaran dibuat untuk membantu peserta didik agar mengerti dan memahami hubungan antara matematika yang mereka pelajari dengan masalah kehidupan nyata. Ketika guru sedang mengajardalam suatu kelompok, peserta didik lain melanjutkan bekerja dalam kelompok mereka sendiri dengan kemampuan individu masing-masing.

2.3.1. Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization ( TAI)

Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI

1) Siswa yang lemah dapat terbantu dalam menyelesaikan masalah 2) Siswa diajarkan bagaimana bekerjasama dalam suatu kelompok


(16)

3) Siswa yang pandai dapat mengembangkan kemampuan dalam keterampilannya

4) Adanya rasa tanggung jawab dalam kelompok dalam menyelesaikan masalah 5) Menghemat presentasi guru sehingga waktu pembelajaran lebih efektif

2.3.2 Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI

Adapun kelemahan model pembelajaran ini adalah:

1) Siswa yang kurang pandai secara tidak langsung akan menggantung pada siswa yang pandai

2) Tidak ada persaingan antarkelompok

3) Tidak semua materi dapat diterapkan pada metode ini

4) Pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru kurang baik maka proses pembelajarannya juga berjalan kurang baik.

5) Adanya anggota kelompok yang pasif dan tidak mau berusaha serta hanya mengandalkan teman sekelompoknya.

2.4. Hasil Penelitian Yang Relevan

Penelitian ini merujuk pada penelitian yang dilakukan oleh Fetty Yudha Winata Sekti dengan judul penelitian “Upaya Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Matematika Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted Individualization) Pada Siswa Kelas XI Ilmu Alam di SMA Brawijaya Smart School Malang” pada bulan Februari sampai Mei 2010.


(17)

Penelitian ini terdiri dari dua tahap yaitu tahap pra tindakan dan tahap tindakan. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI Ilmu Alam SMA Brawijaya Smart School Malang tahun ajaran 2009/ 2010 sebanyak 19 siswa. Penelitian ini terdiri dari siklus I dan siklus II. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe TAI dapat meningkatkan hasil belajar dan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika.

Peningkatan ini ditunjukkan dengan rata-rata nilai kuis sebelum tindakan adalah 69,92 menjadi 78,68 pada siklus I dan 85,84 pada siklus II. Sedangkan pada motivasi siswa terjadi peningkatan yang ditunjukkan dengan rata- rata skor motivasi awal siswa adalah 2,94 yaitu dalam kategori baik menjadi 3,12 dalam kategori sangat baik. Sehingga pembelajaran kooperatif tipe TAI ini layak dikembangkan dalam pembelajaran matematika.

2.5. Kerangka Pikir

Penggunaan model pembelajaran yang tidak bervariatif dalam pembelajaran matematika membuat siswa merasa bosan dan enggan dalam belajar matematika, sehingga hasil belajar matematika cenderung rendah. Penggunaan model kooperatif tipe TAI dapat menjadi alternatif pemecahan masalah dalam meningkatkan belajar matematika kelas v.


(18)

Dengan demikian, gambaran pola pemecahannya melalui tahapan sebagai berikut.

Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian

2.6. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir tersebut di atas dirumuskan hipotesis tindakan oleh peneliti sebagai berikut :

“Penggunaan model kooperatif tipe TAI dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas V SDN 3 Tempel Rejo Pesawaran”.

KONDISI AWAL TINDAKAN KONDISI AKHIR Guru/ peneliti:

Belum menggunakan model kooperatif tipe TAI

Siswa/ yang diteliti : Hasil belajar pada pelajaran matematika rendah

Menggunakan model kooperatif tipe TAI

Siklus I

Menggunakan model kooperatif tipe TAI yang didemonstrasikan guru, siswa memperhatikan

Siklus II

Menggunakan model kooperatif tipe TAI yang didemonstrasikan guru, siswa mengikuti

Diduga melalui penggunaan model kooperatif tipe TAI dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pelajaran matematika


(19)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: 1. Penggunaan model kooperatif tipe TAI dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, hal ini dapat dibuktikan dengan adanya meningkatnya persentase aktivitas belajar siswa sebesar 51,43% pada siklus I menjadi 68,57% pada siklus II.

2. Penggunaan model kooperatif tipe TAI dapat meningkatkan hasil belajar siswa, hal ini dapat ditunjukkan dengan nilai rata-rata hasil belajar siswa yang meningkat dari 57,33 pada siklus I menjadi 66,67 pada siklus II.

5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan pada penelitian ini, maka penulis memberikan saran kepada:

- Siswa

Siswa diharapkan mengikuti dengan seksama pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe TAI karena dapat meningkatkan hasil belajar


(20)

- Guru

Rekan-rekan guru hendaknya dapat menggunakan model kooperatif tipe TAI dalam pembelajaran matematika karena model kooperatif tipe TAI merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa - Sekolah

Kepada pihak sekolah agar menerapkan pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe TAI sehingga proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien.


(21)

Abdurrahman, Mulyono. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Rineka Cipta. Jakarta.

Andayani, dkk. 2009. Pemantapan Kemampuan Profesional. Universitas Terbuka. Depdiknas. Jakarta.

Aqip, Zainal dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SD, SLB, & TK. Yrama Widya. Bandung.

Arikunto, Suharsimi. 1998. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta.

Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta. Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta.

Herumawan. 2008. Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. PT. Remaja Rosdakrya. Bandung.

Kunandar. 2010. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Kurniati, Ana. 2007. Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Peserta Didik Kelas VIII SMP N 1 Ngadirejo Temanggung. Skripsi (tidak diterbitkan). Semarang: Univesitas Negeri Semarang. Diakses tanggal 22 Oktober 2012 @ 14.00 WIB.

Purwanto, Ngalim. 2008. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Rosda Karya. Bandung.

Slavin, Robert, E. 2009. Cooperative Learning Teori, Riset, dan Praktek. Nusa Media. Bandung.

Sekti, Fetty Yudha Winata. 2010. Upaya Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Matematika Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted Individualization) Pada Siswa Kelas XI Ilmu Alam di SMA Brawijaya Smart School Malang. Diakses tanggal 29 April 2012 @ 11.00 WIB.

Subarinah, Sri. 2006. Inovasi Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar. Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat Ketenagaan. Jakarta.


(22)

Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Konsep Landasan dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kencana Prenada Media Group. Surabaya.

Wahyudi, Heru. 2010. Model Pembelajaran TAI. Http:// Model Pembelajaran TAI. Com/ Diakses tanggal 22 Maret 2012 @ 12.30 WIB.


(23)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Setting Penelitian

1. Waktu penelitian

Kegiatan ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2012/ 2013, dimulai dari tahap persiapan hingga penyusunan laporan hasil penelitian. 2. Tempat penelitian

Tempat penelitian ini dilaksanakan di SDN 3 Tempel Rejo Kecamatan Kedondong Pesawaran.

3.2. Subjek Penelitian

Adapun subjek penelitian adalah guru/ peneliti, teman sejawat ( guru bidang studi matematika kelas V SDN 3 Tempel Rejo) dan siswa kelas V SDN 3 Tempel Rejo Pesawaran dengan jumlah siswa 15 anak yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 6 siswa perempuan.


(24)

3.3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:

1. Tes yang dilakukan dengan cara memberikan lembar soal berbentuk isian pada siswa guna mengetahui hasil belajar siswa setelah diterapkannya model kooperatif tipe TAI pada pembelajaran matematika kelas V SDN 3 Tempel Rejo Pesawaran. Jumlah soal adalah 5 soal dengan kriteria penskoran sebagai berikut:

- Skor 0 jika langkah pengerjaan dan hasil salah

- Skor 1 jika langkah pengerjaan benar dan hasil salah atau sebaliknya - Skor 2 jika langkah pengerjaan dan hasil benar

Skor maksimal yang diperoleh jika semua soal dikerjakan secara benar adalah 10.

2. Observasi dengan menggunakan lembar pengamatan untuk mengetahui kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran matematika dan aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung. Pada lembar observasi kinerja guru terdapat 27 aspek yang dinilai. Dalam pemberian skor digunakan dua kriteria yaitu ya (nilai 1) dan tidak (nilai 0) dengan skor maksimal 27. Pada lembar observasi aktivitas siswa terdapat 3 aspek yang dinilai. Dalam pemberian skor digunakan tiga kriteria yaitu skor 0 (jika aspek sama sekali tidak dilakukan, skor 1 (jika aspek dilakukan 1 – 5 kali), dan skor 2 (jika aspek dilakukan lebih dari 5 kali).


(25)

3.4. Validasi Alat Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan validitas content/ isi. Tes yang diberikan sesuai dengan kurikulum, tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, dan materi yang diajarkan. Tes ini untuk mengukur kemampuan pemahaman siswa dalam pelajaran matematika tentang operasi hitung bilangan bulat.

3.5. Analisis Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik analisis data secara kuantitatif untuk menganalisis data yang menunjukkan hasil belajar siswa dalam hubungannya dengan penguasaan materi yang diajarkan guru.

a. Nilai individual menggunakan rumus: R

S = X 100 N

Keterangan:

S = nilai yang dicari/diharapkan

R = jumlah skor dari item atau soal yang dijawab N = skor maksimum dari tes

100 = bilangan tetap


(26)

b. Untuk menentukan ketuntasan belajar siswa, peneliti menggunakan dua kriteria yaitu tuntas dengan rentang nilai 51-100 dan tidak tuntas dengan rentang nilai 0-50.

Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar siswa, digunakan rumus sebagai berikut:

 siswa yang tuntas belajar P = x 100%

 siswa

(sumber: adopsi Aqib, dkk. 2009: 41)

c. Persentase aktivitas belajar siswa diperoleh dengan rumus sebagai berikut:

NP =

M x 100%

Keterangan :

NP : nilai persen yang dicari atau diharapkan R : jumlah siswa yang aktif

SM : jumlah siswa

100% : bilangan tetap


(27)

Untuk menentukan keaktivan kelas, peneliti menggunakan lima kategori yaitu sangat tinggi dengan rentang persentase 81% - 100%, tinggi dengan rentang persentase 61% - 80%, sedang dengan rentang persentase 41% - 60%, rendah dengan rentang persentase 21% - 40%, dan sangat rendah dengan rentang persentase 0% - 20%.

d. Analisis kinerja guru diperoleh dengan rumus :

NP =

M x 100% Keterangan:

NP : nilai persen yang dicari atau diharapkan R : skor mentah yang diperoleh guru

SM : skor maksimum ideal tes yang bersangkutan 100% : bilangan tetap

Diadaptasi dari Purwanto (2008: 102)

Untuk menentukan nilai kinerja guru selama proses pembelajaran, peneliti menggunakan lembar pengamatan yang diadaptasi dari IPKG yang digunakan pada PKM S1 PGSD Dalam Jabatan 2011/ 2012. Peneliti menggunakan dua kriteria yaitu jika aspek yang diamati dilaksanakan (ya) oleh guru memperoleh skor 1 dan jika tidak dilaksanakan (tidak) maka nilainya 0. Sedangkan untuk menentukan kategori kinerja guru berdasarkan persentase yang diperoleh,


(28)

peneliti menggunakan lima kriteria yaitu sangat tinggi (81-100), tinggi (61-80), sedang (41-60), rendah (21-40), dan sangat rendah (0-20).

3.6. Indikator Keberhasilan

Penelitian ini menghendaki adanya peningkatan hasil belajar siswa dalam pelajaran matematika melalui penggunaan model kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI). Hasil belajar meningkat bila > 65% siswa mencapai KKM yang telah ditetapkan oleh guru.

3.7. Prosedur Penelitian

Prosedur yang digunakan berbentuk siklus. Siklus ini tidak hanya berlangsung satu kali tetapi beberapa kali hingga tujuan pembelajarannya dapat tercapai. Dalam penelitian ini, tindakan diawali dengan perencanaan tindakan (planning), penerapan tindakan, mengobservasi dan mengevaluasi proses dan hasil tindakan, dan melakukan refleksi. Adapun siklus tersebut antara lain:

Siklus I

1. Tahap Perencanaan (planning)

Pada tahap ini peneliti membuat rencana pembelajaran untuk mencapai hasil belajar yang diinginkan. Dalam siklus pertama, peneliti mempersiapkan proses pembelajaran matematika melalui model kooperatif tipe TAI dengan langkah-langkah sebagai berikut:


(29)

a. Menetapkan materi pelajaran, yaitu materi kelas V sesuai dengan kurikulum KTSP yang berlaku saat ini di SDN 3 Tempel Rejo Pesawaran b. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

e. Menyiapkan media yang akan digunakan dalam proses pembelajaran f. Menyiapkan instrument yang digunakan dalam siklus PTK ( lembar

observasi untuk melihat aktivitas siswa dan guru selama pembelajaran berlangsung )

g. Menyusun alat evaluasi pembelajaran

2. Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe TAI meliputi beberapa tahap yaitu:

a. Kegiatan awal

1) Guru mengecek kesiapan siswa dalam memulai pembelajaran 2) Guru menyampaikan kepada siswa tentang tujuan pembelajaran

3) Guru menyampaikan apersepsi dengan mengaitkan materi yang akan dipelajari dengan kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan operasi hitung bilangan bulat

b. Kegiatan inti

1) Guru memberikan penjelasan tentang materi pembelajaran

2) Guru memberikan kesempatan bertanya kepada siswa tentang materi yang telah dijelaskan


(30)

3) Guru membentuk beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 5 sampai 6 orang siswa dengan kemampuan yang berbeda-beda menurut tingkat kemampuan akademik (tinggi, sedang, dan rendah)

4) Setiap siswa menyelesaikan tugas berupa soal-soal yang berkaitan dengan materi yang sudah disediakan oleh guru secara individual. Guru mengamati kerja setiap siswa dan memberikan bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan seperlunya

5) Dengan membawa hasil penyelesaian soal-soal yang telah dikerjakan siswa secara individual, siswa menuju ke kelompok belajar sesuai dengan kelompok yang telah diinformasikan guru

6) Siswa mendiskusikan hasil pekerjaannya dengan teman satu kelompok dengan cara saling memeriksa, mengoreksi, dan memberikan masukan, kemudian guru mengamati kerja kelompok siswa dan memberikan bantuan kepada siswa yang membutuhkan

7) Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi yang telah diselesaikan dengan teman sekelompoknya sedangkan guru mengarahkan siswa

8) Untuk mengetahui pemahaman siswa tentang materi, guru memberikan soal yang dikerjakan setiap siswa secara individual hasil pekerjaan siswa dikumpulkan sebagai nilai individual.

c. Kegiatan akhir

Guru bersama siswa menyimpulakan materi yang telah dipelajari, sekaligus menindak lanjuti dengan membagi lembar kerja siswa untuk


(31)

mengukur tingkat keberhasilan siswa terhadap materi pelajaran yang telah dilaksanakan.

3. Observasi

Selama proses pembelajaran dari kegiatan awal sampai kegiatan akhir diamati oleh observer ( guru kelas V ) dengan lembar observasi mengenai aktivitas belajar siswa serta observasi kinerja guru selama proses pembelajaran berlangsung.

4. Refleksi

Hal-hal yang dilakukan dalam kegiatan refleksi adalah membahas sesuatu yang terjadi dalam siklus pertama yang dilakukan oleh peneliti baik itu kelebihan ataupun kekurangan selama proses pembelajaran berlangsung. Kelemahan atau kekurangan yang terjadi pada proses pembelajaran, maka akan dilakukan perbaikan pada perencanaan tindakan untuk siklus kedua. Sedangkan kelebihan atau kebaikan pada siklus pertama perlu dipertahankan untuk siklus selanjutnya dan dapat dijadikan contoh dalam melaksanakan pembelajaran yang akan datang.

Siklus II

1. Tahap Perencanaan (planning)

Pada tahap ini peneliti membuat rencana pembelajaran untuk mencapai hasil belajar yang diinginkan. Dalam siklus pertama, peneliti mempersiapkan proses


(32)

pembelajaran matematika melalui model kooperatif tipe TAI dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menetapkan materi pelajaran, yaitu materi kelas V sesuai dengan kurikulum KTSP yang berlaku saat ini di SDN 3 Tempel Rejo Pesawaran b. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

c. Menyiapkan media yang akan digunakan dalam proses pembelajaran d. Menyiapkan instrument yang digunakan dalam siklus PTK ( lembar

observasi untuk melihat aktivitas siswa dan guru selama pembelajaran berlangsung )

e. Menyusun alat evaluasi pembelajaran

2. Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe TAI meliputi beberapa tahap yaitu:

a. Kegiatan awal

1) Guru mengecek kesiapan siswa dalam memulai pembelajaran 2) Guru menyampaikan kepada siswa tentang tujuan pembelajaran

3) Guru menyampaikan apersepsi dengan mengingatkan kembali kepada siswa tentang materi yang telah lalu

4) Guru memotivasi siswa untuk belajar mengaitkan materi yang akan dipelajari dengan materi yang telah lalu

b. Kegiatan inti


(33)

2) Guru memberikan kesempatan bertanya pada siswa tentang materi yang telah dijelaskan

3) Guru membentuk beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 5 orang siswa dengan kemampuan yang berbeda-beda menurut tingkat kemampuan akademik (tinggi, sedang, dan rendah)

4) Setiap siswa menyelesaikan tugas berupa soal-soal yang berkaitan dengan materi yang sudah disediakan oleh guru secara individual. Guru mengamati kerja setiap siswa dan memberikan bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan seperlunya

5) Dengan membawa hasil penyelesaian soal-soal yang telah dikerjakan siswa secara individual, siswa menuju ke kelompok belajar sesuai dengan kelompok yang telah diinformasikan guru

6) Siswa mendiskusikan hasil pekerjaannya dengan teman satu kelompok dengan cara saling memeriksa, mengoreksi, dan memberikan masukan, kemudian guru mengamati kerja kelompok siswa dan memberikan bantuan kepada siswa yang membutuhkan

7) Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi yang telah diselesaikan dengan teman sekelompoknya sedangkan guru mengarahkan siswa

8) Untuk mengetahui pemahaman siswa tentang materi, guru memberikan soal yang dikerjakan setiap siswa secara individual hasil pekerjaan siswa dikumpulkan sebagai nilai individual.


(34)

c. Kegiatan akhir

1) Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari

2) Menindak lanjuti dengan membagi lembar kerja siswa untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa terhadap materi pelajaran yang telah dilaksanakan

3. Observasi

Selama proses pembelajaran dari kegiatan awal sampai kegiatan akhir diamati oleh observer ( guru kelas V ) dengan lembar observasi mengenai aktivitas belajar siswa serta observasi kinerja guru selama proses pembelajaran berlangsung.

4. Refleksi

Hal-hal yang dilakukan dalam kegiatan refleksi adalah membahas sesuatu yang terjadi dalam siklus kedua yang dilakukan oleh peneliti baik itu kelebihan ataupun kekurangan selama proses pembelajaran berlangsung.


(35)

KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) SISWA KELAS V SD NEGERI 3 TEMPEL REJO KEDONDONG

KABUPATEN PESAWARAN TAHUN 2012/ 2013 Oleh

RATNA NINGSIH

Masalah dalam penelitian ini adalah hasil belajar matematika siswa rendah. Tujuan penelitian adalah meningkatkan hasil belajar dan mutu pembelajaran matematika tentang operasi hitung bilangan bulat melalui model kooperatif tipe TAI siswa kelas V SD Negeri 3 Tempel Rejo. Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2012/ 2013 di SDN 3 Tempel Rejo Kedondong Kab. Pesawaran. Adapun subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 3 Tempel Rejo yang berjumlah 15 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan tes dan observasi. Penelitian ini terdiri dari dua siklus; yang masing-masing terdiri dari tahap-tahap; perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.

Hasil penelitian menunjukkan peningkatan hasil belajar matematika melalui model kooperatif tipe TAI pada siswa kelas V SD Negeri 3 Tempel Rejo yang ditunjukkan data dari siklus I sebagai berikut; siswa yang belum tuntas 6 orang (40%) dan 9 orang (60%) yang telah mencapai ketuntasan belajar. Dari siklus I ke siklus II terjadi peningkatan hasil belajar 9,34 atau (13,33%), siswa yang belum tuntas 4 orang (26,67%), dan 11 orang (73,33%) yang telah mencapai ketuntasan belajar. Kesimpulan penelitian ini terdapat peningkatan hasil belajar matematika melalui model kooperatif tipe TAI pada siswa kelas V SDN 3 Tempel Rejo Kedondong tahun pelajaran 2012/ 2013. Saran penulis adalah siswa, guru, dan sekolah dapat mengikuti dan menggunakan model kooperatif tipe TAI agar hasil belajar dan mutu pembelajaran dapat meningkat.


(36)

SISWA KELAS V SD NEGERI 3 TEMPEL REJO KEDONDONG KABUPATEN PESAWARAN TAHUN 2012/ 2013

Oleh RATNA NINGSIH

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2012


(37)

RIWAYAT HIDUP

Ratna Ningsih dilahirkan di Metro pada tanggal 06 Mei 1987 merupakan anak pertama dari dua bersaudara pasangan Bapak Ahmad Subandi (Alm) dan Ibu Rakinah. Pendidikan sekolah dasar diselesaikan pada tahun 1999 di Sekolah Dasar Xaverius Metro. Setelah itu penulis melanjutkan sekolah di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Metro dan selesai pada tahun 2002 kemudian penulis melanjutkan studi pada sebuah sekolah negeri yakni Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Metro dan selesai pada tahun 2005.

Setelah itu penulis memiliki kesempatan untuk melanjutkan pendidikan di Universitas Lampung Cabang Metro dengan mengambil Program Study Diploma II PGSD dan dapat diselesaikan pada tahun 2007. Pada tahun 2009, penulis berhasil lulus tes penerimaan Pegawai Negeri Sipil untuk formasi tahun 2008. Sekarang penulis mengajar disebuah sekolah dasar negeri di Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran yakni Sekolah Dasar Negeri 3 Tempel Rejo.


(38)

iv

Gambar Halaman

1. Kerangka Pikir Penelitian ………. 18

2. Perkembangan Aktivitas Belajar Siswa ……… 48

3. Perkembangan Kinerja Guru ………. 49


(39)

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul ……… i

Abstrak ……… ii

Lembar Persetujuan ………... iii

Mengesahkan ……….. iv

Motto ………. v

Riwayat Hidup ……… vi

Halaman Pernyataan ……….. vii

Halaman Persembahan ……….. viii

Kata Pengantar ………... ix

Daftar Isi ……….. xi

Daftar Tabel ……… xiii

Daftar Gambar ………... xiv

Daftar Lampiran ……… xv

BAB I PENDAHULUAN ……….. 1

1.1 Latar Belakang ……….. 1

1.2 Rumusan Masalah ……… 4

1.3 Tujuan Penelitian ………. 4

1.4 Manfaat Penelitian ……… 5

1.5 Ruang Lingkup Penelitian ……… 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ……….. 7

2.1 Hasil Belajar ……….. 7

2.2 Pengertian Matematika ………. 8

2.3 Model Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) ………... 10

2.3.1 Kelebihan Model Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) ……… 15

2.3.2 Kelemahan Model Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) ………. 16

2.4 Hasil Penelitian yang Relevan ……….. 16

2.5 Kerangka Pikir ……….. 17


(40)

ii

3.3 Teknik Pengumpulan Data ……….. 20

3.4 Validasi Alat Penelitian ……… 21

3.5 Analisis Data ……….. 21

3.6 Indikator Keberhasilan ……… 24

3.7 Prosedur Penelitian ……….. 24

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ……….. 31

4.1 Gambaran Setting Penelitian ………... 31

4.2 Hasil Penelitian Persiklus ………. 31

4.3 Pembahasan ………... 47

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……….. 52

5.1 Kesimpulan ……… 52

5.2 Saran ……….. 52 DAFTAR PUSTAKA


(41)

v Lampiran

1. RPP Siklus I

2. Lembar hasil belajar pada siklus I

3. Lembar pengamatan aktivitas siswa pada siklus I 4. Lembar pengamatan aktivitas guru pada siklus I 5. RPP Siklus II

6. Lembar hasil belajar pada siklus II

7. Lembar pengamatan aktivitas siswa pada siklus II 8. Lembar pengamatan aktivitas guru pada siklus II 9. Surat izin penelitian

10.Surat keterangan penelitian

11.Surat kesediaan sebagai teman sejawat 12.Surat pernyataan teman sejawat 13.Subjek penelitian


(42)

iii

Tabel Halaman

1. Perkembangan Aktivitas Belajar Siswa ……… 47

2. Perkembangan Kinerja Guru ………. 49


(43)

MOTTO

“ Sehari selembar benang lama-lama menjadi kain”

Perbuatan orang yang sabar dan tekun lama-lama berhasil jua. (Peribahasa)

“Berjalan sampai ke atas, berlayar sampai ke pulau”

Segala sesuatu harus dapat diselesaikan, jangan sampai terbengkalai. (Peribahasa)


(44)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur kehadirat Alloh SWT karena taufik dan hidayah-Nya, serta usaha yang penulis lakukan, maka penulisan skripsi ini dapat diselesaikan.

Skripsi ini berisi tentang “Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) Siswa Kelas V SD Negeri 3Tempel Rejo Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2012/ 2013”.

Dalam penyelesaian skripsi ini penulis banyak menerima bantuan dan bimbingan yang sangat berharga dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. Sugeng, M. Si, Rektor Universitas Lampung

2. Dr. Hi. Bujang Rahman, M. Si, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penyusunan skripsi

3. Dr. H. Darsono, M. Pd. selaku Ketua Program Studi yang telah memberikan kemudahan kepada penulis

4. Dr. Lilik Sabdaningtyas, M. Pd. Selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing dan mengarahkan penulis saat penyusunan skripsi ini dengan arif dan bijaksana

5. Dra. Fitria Akhyar, M. Pd. Selaku Dosen Pembahas yang telah dengan bijaksana membimbing penulis

6. Bapak dan Ibu Dosen serta staf FKIP Universitas Lampung


(45)

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini banyak kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar bermanfaat dalam pembuatan laporan yang akan datang. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya dan penulis khususnya.

Pesawaran, September 2012 Penulis


(46)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Penguji : Dra. Fitria Akhyar, M.Pd. ……….

Penguji

Bukan Pembimbing : Dr. Lilik Sabdaningtyas, M.Pd. ……….

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. H. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003


(47)

HALAMAN PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Ratna Ningsih NPM : 1013109132

Judul Skripsi : Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) Siswa Kelas V SD Negeri 3 Tempel Rejo Kedondong Kabupaten Pesawaran Tahun 2012/2013.

Menyatakan bahwa penelitian ini adalah merupakan karya saya sendiri dan menurut sepengetahuan saya tidak berisi tentang materi yang pernah diduplikasikan atau ditulis oleh orang lain.

Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi ini yang saya kutip dari hasil karya orang lain telah ditulis sumbernya secara jelas sesuai norma dan kaidah penulisan karya ilmiah.

Demikian pernyataan ini saya buat berdasarkan kondisi yang sebenar-benarnya.

Pesawaran, Oktober 2012 Yang membuat pernyataan


(48)

PERSEMBAHAN

Bapakku tercinta Ahmad Subandi (Alm) dan Ibuku tersayang Rakinah, yang senantiasa mendoakan,

merawat, menjaga dan menyayangi. Terimakasih atas bimbingan, kasih saying, kesabaran, dan pengorbanan yang tulus.

Suamiku (Taufiq Gustadiki) dan buah hati (Tamam Husain Alfarizi) tersayang. Terimakasih atas doa

dan motivasi yang kalian berikan selama ini.

Hj. Sutarti, S.Pd. ibu mertua ku yang menyayangiku, selalu mendoakan untuk keberhasilanku,

Saudara-saudaraku (Santi, Andi, Rani, Iis, Roni, Martini) yang selalu mendukungku dan

mendoakanku

Sahabat-sahabat tersayang, seperjuangan yang tak jenuh-jenuhnya memberikan dorongan dan

motivasi


(49)

INDIVIDUALIZATION (TAI) SISWA KELAS V SD NEGERI

3 TEMPEL REJO KEDONDONG KABUPATEN

PESAWARAN TAHUN 2012/ 2013

Nama Mahasiswa :

Ratna Ningsih

No.Pokok Mahasiswa : 1013109132

Program Studi : S1 PGSD SKGJ

Jurusan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan, Pembimbing,

Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd. Dr. Lilik Sabdaningtyas, M.Pd. NIP19510507 198203 1 002 NIP 19561005 198303 2 002


(1)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur kehadirat Alloh SWT karena taufik dan hidayah-Nya, serta usaha yang penulis lakukan, maka penulisan skripsi ini dapat diselesaikan.

Skripsi ini berisi tentang “Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) Siswa Kelas V SD Negeri 3Tempel Rejo Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2012/ 2013”.

Dalam penyelesaian skripsi ini penulis banyak menerima bantuan dan bimbingan yang sangat berharga dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. Sugeng, M. Si, Rektor Universitas Lampung

2. Dr. Hi. Bujang Rahman, M. Si, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penyusunan skripsi

3. Dr. H. Darsono, M. Pd. selaku Ketua Program Studi yang telah memberikan kemudahan kepada penulis

4. Dr. Lilik Sabdaningtyas, M. Pd. Selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing dan mengarahkan penulis saat penyusunan skripsi ini dengan arif dan bijaksana

5. Dra. Fitria Akhyar, M. Pd. Selaku Dosen Pembahas yang telah dengan bijaksana membimbing penulis

6. Bapak dan Ibu Dosen serta staf FKIP Universitas Lampung


(2)

8. Teman sejawat di SD Negeri 3 Tempel Rejo yang telah banyak memberikan bantuan dan dorongan semangat.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini banyak kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar bermanfaat dalam pembuatan laporan yang akan datang. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya dan penulis khususnya.

Pesawaran, September 2012 Penulis


(3)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Penguji : Dra. Fitria Akhyar, M.Pd. ……….

Penguji

Bukan Pembimbing : Dr. Lilik Sabdaningtyas, M.Pd. ……….

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. H. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003


(4)

HALAMAN PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Ratna Ningsih

NPM : 1013109132

Judul Skripsi : Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) Siswa Kelas V SD Negeri 3 Tempel Rejo Kedondong Kabupaten Pesawaran Tahun 2012/2013.

Menyatakan bahwa penelitian ini adalah merupakan karya saya sendiri dan menurut sepengetahuan saya tidak berisi tentang materi yang pernah diduplikasikan atau ditulis oleh orang lain.

Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi ini yang saya kutip dari hasil karya orang lain telah ditulis sumbernya secara jelas sesuai norma dan kaidah penulisan karya ilmiah.

Demikian pernyataan ini saya buat berdasarkan kondisi yang sebenar-benarnya.

Pesawaran, Oktober 2012 Yang membuat pernyataan


(5)

PERSEMBAHAN

Bapakku tercinta Ahmad Subandi (Alm) dan Ibuku tersayang Rakinah, yang senantiasa mendoakan, merawat, menjaga dan menyayangi. Terimakasih atas bimbingan, kasih saying, kesabaran, dan pengorbanan yang tulus.

Suamiku (Taufiq Gustadiki) dan buah hati (Tamam Husain Alfarizi) tersayang. Terimakasih atas doa dan motivasi yang kalian berikan selama ini.

Hj. Sutarti, S.Pd. ibu mertua ku yang menyayangiku, selalu mendoakan untuk keberhasilanku,

Saudara-saudaraku (Santi, Andi, Rani, Iis, Roni, Martini) yang selalu mendukungku dan mendoakanku

Sahabat-sahabat tersayang, seperjuangan yang tak jenuh-jenuhnya memberikan dorongan dan motivasi


(6)

Judul Skripsi : PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) SISWA KELAS V SD NEGERI 3 TEMPEL REJO KEDONDONG KABUPATEN PESAWARAN TAHUN 2012/ 2013

Nama Mahasiswa :

Ratna Ningsih

No.Pokok Mahasiswa : 1013109132

Program Studi : S1 PGSD SKGJ

Jurusan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan, Pembimbing,

Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd. Dr. Lilik Sabdaningtyas, M.Pd. NIP 19510507 198203 1 002 NIP 19561005 198303 2 002


Dokumen yang terkait

ANALISIS STRATEGI BELAJAR MENGAJAR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PELAJARAN MATEMATIKA SDN CANDIPARI I PORONG

0 6 19

KEEFEKTIFAN MODEL TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD GUGUS KRESNO KECAMATAN JATI KUDUS

0 32 327

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) PADA MATA PELAJARAN PKn KELAS VA SDN 10 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 14 55

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) SISWA KELAS V SD NEGERI 3 TEMPEL REJO KEDONDONG KABUPATEN PESAWARAN TAHUN 2012/ 2013

0 14 49

PENINGKATAN KEMAMPUAN ANALISIS IPA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE TPS PADA SISWA KELAS V DI SD NEGERI 2 KEDONDONG KECAMATAN KEDONDONG KABUPATEN PESAWARAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 8 25

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION SISWA KELAS V SDN 1 SUMBERAGUNG LAMPUNG TIMUR TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 9 58

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI)

0 6 88

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH

0 0 6

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP N 3 UJUNG BATU

0 0 6

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION MATERI PECAHAN SISWA KELAS IV SD 2 TUMPANGKRASAK KUDUS

0 0 22