REVIEW RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR- JANGKA MEMENENGAH KOTA KUPANG TAHUN 2016-2020

REVIEW RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTURJANGKA MEMENENGAH KOTA KUPANG
TAHUN 2016-2020

5.1.

ARAHAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA KUPANG

S
5.1.1.

esuai dengan amanat UU No.26 Tahun 2007, RTRW Kabupaten/Kota ditetapkan
oleh Peraturan Daerah Kabupaten/Kota. Adapun arahan dalam RTRW antara lain
sebagai berikut :

Penetapan Kawasan Strategis
Penetapan kawasan strategis di Kota Kupang berdasarkan kriteria yang ada lebih kepada kepentingan ekonomi dan lingkungan.
Untuk kawasan strategis yang penetapanya berdasarkan aspek ekonomi terutama di lihat dari
adanya aglomerasi berbagai kegiatan ekonomi yang memiliki potensi ekonomi cepat tumbuh dan
merupakan sektor unggulan yang dapat menggerakan pertumbuhan ekonomi kota. :
Sedangkan kawasan strategis yang penetapannya didasarkan pada aspek lingkungan, terutama
terkait dengan penyediaan sumberdaya air dan aspek ekonomi karena dapat menggerakan

pertumbuhan ekonomi kota .
Adapun arahan lokasi dan kebijakan pengembangan kawasan strategis di Kota Kupang dan
orientasi lokasi pengembangan Kawasan Strategis Kota Kupang dalam wilayah kotanya dapat
dilihat pada tabel dan gambar berikut :

RPI2-JM

KOTA KUPANG

Page : V - 1

REVIEW RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTURJANGKA MEMENENGAH KOTA KUPANG
TAHUN 2016-2020

Tabel : 5.1.PENETAPAN DAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN
KAWASAN STRATEGIS KOTA KUPANG
No

1.


2.

3.

Nilai Strategis
Kawasan

Kepentingan Ekonomi

Kepentingan Ekonomi
dan Lingkungan

Kepentingan Lingkungan
hidup dan Sumberdaya
air

Rincian Nilai Strategis

Lokasi Kawasan


Kebijakan Pengembangan

 Potensi ekonomi cepat tumbuh.
 Sektor unggulan yang dapat
menggerakan pertumbuhan
ekonomi.
 Dukungan jaringan prasarana
dan fasilitas penunjang kegiatan
ekonomi

 Kawasan Kota Lama
Kelurahan LLBK dan
Solor






 Potensi ekonomi cepat tumbuh.

 Sektor unggulan yang dapat
menggerakan pertumbuhan
ekonomi.
 Dukungan jaringan prasarana
dan fasilitas penunjang kegiatan
ekonomi

 Kawasan Pantai Pasir
Panjang dan Kelapa
Lima

 Reorientasi Bangunan
 Penataan kawasan
 Pembangunan jalan tepi
pantai sebagai pembatas
(barrier).
 Penghijuan sempadan pantai

 Potensi ekonomi cepat tumbuh.
 Sektor unggulan yang dapat

menggerakan pertumbuhan
ekonomi.
 Dukungan jaringan prasarana
dan fasilitas penunjang kegiatan
ekonomi

 Kawasan Wisata dan
Pelabuhan Rakyat
Namosain

 Pengembangan pelabuhan
dengan konsep Ecoport
 Penataan kawasan pariwisata
dan permukiman

Reklamasi Pantai
Reorientasi bangunan
Penataan kawasan
Penghijuan sempadan pantai


 Potensi ekonomi cepat tumbuh.
 Kawasan Pelabuhan
Tenau
 Sektor unggulan yang dapat
menggerakan pertumbuhan
ekonomi.
 Kawasan Industri dan
Pergudangan Alak
 Dukungan jaringan prasarana
dan fasilitas penunjang kegiatan
ekonomi
 Pintu gerbang ekspor-import bagi
pulau Timor

 Penataan kawasan Industri
dan pergudangan.
 Penyediaan sarana dan
prasarana pendu-kung
 Sertifikasi Sistem
Manajemen Kesela-matan

dan Kesehatan Kerja (SMK3)
pelabuhan
 Pengembangan fasilitas dan
areal pelabuhan.

 Potensi ekonomi cepat tumbuh.
 Kawasan Pantai Oesapa
dan Lasiana
 Sektor unggulan yang dapat
menggerakan pertumbuhan
ekonomi.
 Dukungan jaringan prasarana
dan fasilitas penunjang kegiatan
ekonomi
 Tempat perlindungan sumberdaya
alam hayati
 Perlindungan keseimbangan iklim
mikro

 Perlindungan

terhadap
kawasan hutan bakau dan
hutan lontar
 Penanaman tanaman bakau
dan lontar
 Pengamanan hutan bakau
dan hutan lontar
dari
pemanfaatan
kegiatan
permukiman.
 Penataan kawasan pariwisata
pantai Lasiana.

 Perlindungan
keseimbangan  Kawasan Pengemsumberdaya air
bangan Bendungan
Kolhua dan kawasan
 Perlindungan sumberdaya alam
hulunya

hayati

 Pembangunan badan bendungan Kolhua
 Pengamanan kawasan genangan bendungan
 Pengamanan dan penghijuan
kawasan hulu sebagai kawasan resapan air

 Perlindungan
keseimbangan  Kawasan Resapan Air
sumberdaya air
Kelurahan Fatukoa dan
Kelurahan Naioni
 Perlindungan sumberdaya alam
hayati

 Penghijauan kembali kawasan
hutan rakyat.
 Pengaturan
pemanfaatan
antara kawasan hutan rakyat

dengan
kawasan
pertambangan.
 Pembatasan pengembangan
areal konsesipertambangan
dan penghijauan kembali
setelah
masa
konsesi
pertambangan seslesai.

Sumber : RTRW Kota Kupang 2009

RPI2-JM

KOTA KUPANG

Page : V - 2

REVIEW RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTURJANGKA MEMENENGAH KOTA KUPANG

TAHUN 2016-2020

Gambar 5.1. Peta Peta Orientasi Kawasan Strategisl Kota Kupang

RPI2-JM

KOTA KUPANG

Page : V - 3

REVIEW RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTURJANGKA MEMENENGAH KOTA KUPANG
TAHUN 2016-2020

5.1.2.

Pengembangan Pola Ruang
Pengembangan Pola Ruang Kota Kupang mencakup Kawasan Lindung dan kawasan Budidaya. Didalam
pengembangan pola ruang ini termuat didalamnya pola ruang terkait Bidang Cipta Karya.

A.

Kawasan Lindung
Kawasan lindung meliputi kawasan hutan lindung, kawasan yang memberikan perlindungan terhadap
kawasan bawahannya, kawasan perlindungan setempat, kawasan suaka alam dan cagar budaya,
kawasan rawan bencana, dan kawasan lindung lainnya
Secara umum arahan pengembangan kawasan lindung dilakukan dengan mengembangkan kawasan
lindung minimal menjadi 20 % dari luas lahan kota, memanfaatkan kawasan budidaya yang dapat
berfungsi lindung, dan mengendalikan pemanfaatan sumber daya alam dan buatan pada kawasan
lindung.
Kawasan lindung yang dapat dikembangkan di wilayah Kota Kupang

Sesuai Permen PU No.

17/PRT/M/2009 antara lain terdiri dari :
a.
b.
c.
d.

Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan di bawahannya, yaitu kawasan resapan air.
Kawasan perlindungan setempat, antara lain : kawasan sempadan pantai, sempadan sungai, kawasan sekitar danau atau waduk, kawasan sekitar mata air.
Kawasan suaka alam dan cagar budaya, yaitu berupa taman wisata alam, kawasan pantai berhutan
bakau/mangrove, kawasan suaka alam laut dan perairan lainnya.
Kawasan rawan bencana alam, yakni : kawasan rawan tanah longsor dan kawasan rawan banjir.

Arahan pengembangan bagi kawasan lindung pada katagori kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya dilakukan dengan mempertahankan dan merevitalisasi kawasan-kawasan
resapan air atau kawasan yang berfungsi hidrologis untuk menjamin ketersediaan sumber daya air dan
kesuburan tanah serta melindungi kawasan dari bahaya longsor dan erosi.
Sedangkan untuk kawasan perlindungan setempat, arahan pengembanganya adalah:
a.

Melestarikan dan melindungi kawasan lindung yang ditetapkan dari alih fungsi.

b.

Mengembangkan kawasan yang potensial sebagai RTH sebagai pengaman prasarana yaitu pada
garis sempadan sungai, dan jalur tegangan tinggi.

c.

Intensifikasi dan ekstensifikasi RTH

d.

Mempertahankan fungsi dan menata RTH yang ada dan mengendalikan alih fungsi ke fungsi lain
serta mengembalikan fungsi RTH yang telah beralih fungsi.

Arahan pengembangan kawasan suaka alam adalah menyelamatkan keutuhan potensi keanekaragaman
hayati, baik potensi fisik wilayahnya (habitat), potensi sumberdaya kehidupan serta keanekaragaman
sumber genetikanya. Sedangkan khusus untuk pengembangan kawasan cagar budaya diarahkan
dengan cara :
a.
b.
c.

RPI2-JM

Melestarikan dan melindungi kawasan lindung yang ditetapkan dari alih fungsi.
Melestarikan bangunan tua, bangunan bernilai sejarah dan/atau bernilai arsitektur tinggi, serta
potensi sosial budaya masyarakat yang memiliki nilai sejarah.
Melestarikan karakter perumahan lama yang prestisius.

KOTA KUPANG

Page : V - 4

REVIEW RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTURJANGKA MEMENENGAH KOTA KUPANG
TAHUN 2016-2020

Kawasan rawan bencana terletak di :
1.
2.
3.

Kawasan rawan gelombang pasang dan rawan abrasi diprioritaskan di tepian pantai Utara kota
Kupang
Kawasan rawan tanah longsor di prioritaskan di pinggiran sungai Liliba, sungai Dendeng (Kali
Kupang), sungai Oesapa, sungai Merdeka
Kawasan rawan banjir di prioritaskan di sekitar Kelurahan Fatufeto Kecamatan Alak, Kelurahan
Naikolan, Kelurahan Fenfui di Kecamatan Maulafa, Kelurahan Lasiana, Kel. Oesapa, Kel.
Oesapa Selatan di Kecamatan Kelapa Lima, Dan Kelurahan Naikoten II di Kecamatan Oebobo

Penetapan kawasan lindung dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Kupang ini bertujuan untuk
mencegah berbagai kegiatan yang dapat mengganggu kelestarian lingkungan di dalam maupun di
sekitar kawasan lindung. Adapun Jenis, dan kriteria kawasan lindung di kota Kupang dapat di lihat
pada tabel berikut ini :
Tabel : 5.2.KLASIFIKASI, KRITERIA DAN TUJUAN PERLINDUNGAN KAWASAN LINDUNG
Klasifikasi
Kawasan Lindung

Kriteria

Tujuan Perlindungan

 Kawasan hutan dengan faktor-faktor
lereng lapangan, jenis tanah, dan
curah hujan yang melebihi nilai skor
175, dan atau
 Kawsan kawasan hutan yang
mempunyai lereng lapangan 40%
atau lebih dan atau
 Kawasan hutan dengan ketinggian
2.000 m atau lebih di atas
permukaan air laut

Mencegah terjadinya erosi,
bencana banjir, sedimentasi
dan menjaga fungsi hidrologi
tanah
untuk
menjamin
ketersediaan unsur hara tanah,
air tanah dan air permukaan

Lokasi

Kawasan Hutan Lindung
Kawasan Hutan Lindung

-

Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya
Kawasan resapan air

 Kawasan dengan curah hujan yang
tinggi.
 Struktur
tanah yang mudah
meresapkan air
 Bentuk geomorfologi yang mampu
meresapkan air hujan secara besarbesaran.

Mencegah terjadinya erosi,
bencana banjir, sedimentasi
dan menjaga fungsi hidrologik
tanah
untuk
menjamin
ketersediaan unsur hara tanah,
air tanah dan air permukaan

Kawasan resapan air utama kota terletak di Kel.
Fatukoa & Kel. Naioni
Kawasan resapan lainnya berpa RTH & lainnya
tersebar di 4 kecamatan yang ada di Kota
Kupang

Melindungi wilayah pantai dari
usikan kegiatan yang mengganggu kelestarian fungsi
pantai
Melindungi
sungai
dari
kegiatan manusia yang dapat
mengganggu dan merusak
kualitas air sungai, kondisi fisik
dan dasar sungai serta
pengamanan aliran sungai

Seluruh garis pantai Kota Kupang yang berada
di wilayah Kec. Alak dan Kec. Kelapa Lima

Melindungi danau/waduk dari
kegiatan budidaya yang dapat
mengganggu kelestarian fungi
danau/waduk
Melindungi mata air dari
kegiatan budidaya yang dapat
mengganggu kelestarian fungi
mata air

Rencana Bendungan Kolhua di Kel. Kolhua Kec.
Maulafa
Embung tersebar di Kec. Alak, Maulafa, & Kec.
Kelapa Lima,
Tersebar di Kec. Oebobo, Maulafa dan Kec. Alak

Kawasan perlindungan setempat
Sempadan Pantai

Sempadan sungai

Kawasan Sekitar Danau/Waduk

Kawasan Sekitar Mata
Air

daratan sepanjang tepian yang lebarnya
proposional dengan bentuk dan kondisi
fisik minimal 100 m dari titik pasang
tertinggi ke arah darat
 Minimal 10 meter hingga 15 meter
dari tepi kiri - kanan sungai yang
berada di kawasan permukiman
(terbangun) yang diperkirakan cukup
untuk dibangun jalan inspeksi
 Minimal 100 meter dari tepi kiri kanan sungai besar dan 50 meter
dari tepi kiri - kanan anak sungai
yang berada di luar permukiman /
kegiatan perkotaan.
 Untuk
Sungai
di
kawasan
permukiman berupa sempadan
sungai yang diperkirakan
Daratan sekeliling tepian yang lebarnya
proposional dengan bentuk dan kondisi
fisik danau/waduk antara 50 – 100 m
dari titik pasang tertinggi ke arah darat
Minimal radius 200 m di sekitar mata air

Sungai Liliba, sungai Dendeng / Kali Kupang,
sungai Merdeka, sungai Alak, sungai Oesapa,
sungai Oesapa Kecil, dll

Kawasan Suaka Alam dan Cagar Budaya

Cagar Alam

RPI2-JM

KOTA KUPANG

 Memiliki
keanekaragaman jenis
tumbuhan dan satwa serta tipe
ekosistemnya
 Memiliki formasi biota tertentu dan
atau unit-unit penyusun
 Mempunyai kondisi alam, tertentu

Melindungi keanekaragaman
biota, tipe ekosistem, gejala
dan keunikan alam bagi
kepentingan ilmu pengetahuan
dan
pembangunan
pada
umumnya

-

Page : V - 5

REVIEW RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTURJANGKA MEMENENGAH KOTA KUPANG
TAHUN 2016-2020

Klasifikasi
Kawasan Lindung

Suaka Margasatwa

Hutan Wisata

Pantai Berhutan Bakau

Kawasan Suaka Alam
Laut dan Perairan
Lainnya

Taman Wisata Alam

Kriteria
agar menunjang pengelolaan yang
efektif
dengan
daerah-daerah
penyangga yang cukup luas
 Mempunyai ciri khas dan dapat
merupakan satu-satunya contoh
disuatu daerah serta keberadaanya
memerlukan konservasi
 Tempat hidup dan berkembangnya
suatu jenis satwa yang perlu dikonservasi
 Memiliki keanekaragaman dan populasi yang tinggi
 Merupakan tempat dan kehidupan
bagi jenis satwa migran tertentu
 Mempunyai luasan yang cukup
sebagai habitat jenis satwa yang
bersangkutan
 Memiliki keadaan yang menarik dan
indah baik secara alami maupun buatan
 Memenuhi kebutuhan manusia akan
rekreasi dan olahraga serta terletak
dekat
pusat-pusat
permukiman
penduduk
 Mengandung satwa buru yang dapat
dikembang
biakan
sehingga
memungkinkan perburuan secara
teratur dengan mengutamakan segi
rekreasi, olahraga dan kelestarian
satwa
Minimal 130 kali nilai rata-rata perbedaan air pasang tertinggi dan terendah
tahunan diukur dari garis air surut
terendah ke arah darat
Kawasan berupa perairan laut, perairan
darat, wilayah pesisir, muara sungai,
gugusan karang dan atol yang
mempunyai ciri khas berupa keragaman
dan/atau keunikan ekosistem
Kawasan berhutan dan bervegetasi
tetap, memiliki flora dan fauna yang
beraneka ragam, memiliki arsitektur
bentang alam yang baik dan memiliki
akses yang baik untuk keperluan wisata

Tujuan Perlindungan

Lokasi

Melindungi kelestarian suatu
jenis
satwa
bagi
ilmu
pengetahuan
dan
pembangunan pada umumnya
-

Pengembangan
pendidikan,
rekreasi dan pariwisata serta
meningkatkan kualitas lingkungan sekitarnya dan perlindungan dari pencemaran

Hutan Kota Fatukoa di Kel. Fatukoa Kec.
Maulafa

Melindungi pantai dari usikan
kegiatan yang mengganggu
kelestarian fungsi pantai

Hutan bakau di tepian pantai Kel. Oesapa Barat
& Oesapa Kec. Kelapa Lima

Melindungi keanekaragaman
biota, tipe ekosistem, gejala
dan keunikan alam bagi
kepentingan plasma nuftah,
ilmu
pengetahuan
dan
pembangunan pada umumnya
Pengembangan
pendidikan,
rekreasi dan pariwisata serta
meningkatkan kualitas lingkungan sekitarnya dan perlindungan dari pencemaran

Taman Wisata Alam Laut Teluk Kupang

Bumi Perkemahan Pramuka Manutapen

Taman Wisata Alam Gua Moyet di Kel. Alak dan
Kel. Kelapa Lima

Kawasan Rawan Bencana





Kawasan Rawan
Tanah Longsor,
Kawasan Rawan
Gelombang Pasang,
Kawasan Rawan
Abrasi
Kawasan Rawan
Banjir

Rawan akan bencana letusan gunung
berapi, gempa bumi dan tanah longsor

Melindungi
manusia
dan
kegiatannya dari bencana yang
disebabkan oleh alam maupun
secara tidak langsung oleh
perbuatan manusia

1.

Kawasan rawan gelombang pasang dan
rawan abrasi diprioritaskan di tepian pantai
Utara kota Kupang

2.

Kawasan rawan longsor di prioritaskan di
pinggiran sungai Kali Liliba, Kali Dendeng,
Noel Biknoi, Nono Ukitau, dan Noel Matani

3.

Kawasan rawan banjir di prioritaskan di
sekitar
Kel. Fatufeto Kec. Alak, Kel.
Naikolan, Kel. Fenfui di Kec. Maulafa, Kel.
Lasiana, Kel. Oesapa, Kel. Oesapa Selatan
di Kec. Kelapa Lima, & Kel. Naikoten II di
Kec. Oebobo

Sumber : Keppres No. 57 Tahun 1989; Keppres No. 32 Tahun 1990; dan RTRW Kota Kupang 2009

B. Kawasan Budidaya
Kawasan budidaya yang berkaitan dengan bidang Ke-Ciptakarya-an terdiri atas :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
(a)

RPI2-JM

Kawasan Permukiman
Kawasan Pariwisata;
Kawasan Ruang Terbuka Non Hijau
Kawasan Pertanian
Kawasan Peruntukan bagi kegiatan Informal
Kawasan Ruang Evakuasi Bencana
Rencana kawasan Permukiman terdiri atas :

KOTA KUPANG

Page : V - 6

REVIEW RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTURJANGKA MEMENENGAH KOTA KUPANG
TAHUN 2016-2020



Pengembangan perumahan di BWK I, BWK II, BWK III, BWK IV, BWK V, BWK VI
dan BWK VII, yaitu :
1. arahan pengembangan perumahan di BWK I antara:
a). perumahan kepadatan tinggi antara 40 – 60 unit/Ha luas lahan 923,800 Ha;
b). perumahan kepadatan sedang antara 20 – 40 unit/Ha luas lahan 28,177 Ha
2. arahan pengembangan perumahan di BWK II antara:
a) perumahan kepadatan tinggi antara 40 – 60 unit/Ha luas lahan 334,503 Ha;
b) perumahan kepadatan sedang antara 20 – 40 unit/Ha luas lahan 254,084 Ha
c) Perumahan kepadatan rendah antara 0 – 20 unit rumah/Ha luas lahan 142,618
Ha.
3. arahan pengembangan perumahan di BWK III antara:
a) perumahan kepadatan sedang antara 20 – 40 unit/Ha luas lahan 1.079,009 Ha
b) perumahan kepadatan rendah antara 0 – 20 unit rumah/Ha luas lahan 32,982 Ha.
4. arahan pengembangan perumahan di BWK IV antara:
a) perumahan kepadatan sedang antara 20 – 40 unit/Ha luas lahan 1.471,503 Ha
b) perumahan kepadatan rendah antara 0 – 20 unit rumah/Ha luas lahan 1.397,882
Ha.
5. arahan pengembangan perumahan di BWK V antara:
a). perumahan kepadatan sedang antara 20 – 40 unit/Ha luas lahan 807,133 Ha
b). perumahan kepadatan rendah antara 0 – 20 unit rumah/Ha luas lahan 142,618 Ha.
6. arahan pengembangan perumahan di BWK VI antara:
a). perumahan kepadatan sedang antara 20 – 40 unit/Ha luas lahan 168,180 Ha
b). perumahan kepadatan rendah antara 0 – 20 unit rumah/Ha luas lahan 619,118 Ha.
7. arahan pengembangan perumahan di BWK VII antara:
a) perumahan kepadatan tinggi antara 40 – 60 unit/Ha luas lahan 11,661 Ha;
(Komplek BTN Kolhua)
b) perumahan kepadatan sedang antara 20 – 40 unit/Ha luas lahan 241,602 Ha
c) perumahan kepadatan rendah antara 0 – 20 unit rumah/Ha luas lahan 409,470 Ha.



Pembangunan/Revitalisasi Kawasan Kumuh di BWK I Kelurahan Fatubesi, Kelurahan
Naikoten I, Kelurahan Kuanino, Kelurahan Airmata, Kelurahan Fatululi dan BWK III
Kelurahan Oesapa;



Pembangunan Rusunawa di BWK I di Kelurahan Fatubesi, Bonipoi, Air Mata, Solor, BWK
III, Kelurahan Penfui Kelurahan Oesapa;



Pembangunan Rusunami di Kelurahan Kelapa Lima, Kelurahan Naikoten I, dan secara
bertahap akan dikembangkan di kelurahan lain;



Pengembangan Kawasan Siap Bangun dan Lingkungan Siap Bangun di Kelurahan Belo,
Kelurahan Sikumana, Kelurahan Manulai II, Kelurahan Fatukoa, Kelurahan Kolhua,
Kelurahan Naimata, Kelurahan Lasiana, dan Kelurahan Liliba;



Pembangunan rumah kebun atau agropolitan di BWK VI Kelurahan Fatukoa, Kelurahan
Naioni, dan di BWK VII Kelurahan Belo dan Kelurahan Kolhua;



Setiap rumah diwajibkan mempunyai sarana pengelolaan limbah yang dihasilkan dari rumah
tangga berupa septic tank individu maupun komunal.



Setiap rumah diwajibkan menanam pohon pelindung (ruang terbuka individu) minimal satu
pohon pelindung;



RPI2-JM

Koefisien dasar bangunan di tiap-tiap Bagian Wilayah Kota (BWK) sebagai berikut:

KOTA KUPANG

Page : V - 7

REVIEW RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTURJANGKA MEMENENGAH KOTA KUPANG
TAHUN 2016-2020

 kawasan pemukiman kepadatan rendah, 1 lantai, KLB 0,3, KDB 0,3, maksimal 20 M;
 kawasan pemukiman kepadatan sedang, 2 lantai, KLB 1, KDB 0,4 – 0,5, maks. 40 M;
 kawasan pemukiman kepadatan tinggi, 3 lantai, KLB 1,5, KDB 0,5 – 0,6, maks. 60 M.


Perlu disiapkan data base perumahan permukiman;



Harus dibuatkan Rencana Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan dan Permukiman
Daerah (RP4D) Kota Kupang;



Harus dibuatkan SK Walikota tentang Kelompok Kerja (POKJANIS) tentang pemantauan
pelaksanaan pengembangan dan Pembangunan Perumahan di wilayah Kota Kupang;



Perlu disiapkan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan pada kawasan-kawasan yang
dianggap perkembangan sangat cepat;dan



Pengaturan permukiman yang lebih rinci diatur pada Rencana Pembangunan dan
Pengembangan Perumahan Permukiman (RP4D).

(b) Kawasan Pariwisata
Kawasan pariwisata terdiri atas pariwisata budaya, pariwisata alam, dan pariwisata buatan.

Rencana kawasan pariwisata alam meliputi :
a. di sepanjang pantai Teluk Kupang mulai dari pantai Tenau sampai Lasiana, tetapi ada spotspot untuk kegiatan pelabuhan sempadan pantai, hutan mangrouve, campuran, permukiman,
reklamasi pantai dan lokasi untuk konservasi kawasan pesisir;
b. taman Wisata Alam Teluk Kupang di pesisir Kota Kupang;
c. kawasan Goa Monyet Tenau di Kelurahan Alak;
d. kawasan Goa Monyet Sasando di Kelurahan Kelapa Lima;
e. kawasan wisata penelitian Taman Hutan Kali Kupang di Kelurahan Fatukoa;
f. kawasan wisata perkemahan Hutan Bumi Perkemahan Pramuka Manutapen di Kelurahan
Manutapen dan Kelurahan Batuplat;
g. rencana pengembangan wisata Air Nunut Opan sebagai Air Lobang di Kelurahan Naioni.
h. rencana pengembangan wisata kawasan perkemahan Loti di Kelurahan Naioni.
i. rencana pengembangan wisata Gua Walet / Kelelawar di Kelurahan Naioni.
j. rencana pengembangan wisata Taman rekreasi di Kelurahan Naioni.
k. rencana pengembangan wisata untuk Hutan Kota sebagai Hutan penelitian dan pendidikan di
Kelurahan Fatukoa.
Rencana kawasan pariwisata buatan meliputi Kawasan Wisata Bendungan Kolhua di BWK VII
Kelurahan Kolhua, Kawasan Wisata Bendung Kali Kaca di BWK I Kelurahan Fontein, kawasan
pusat perbelanjaan modern di BWK I kelurahan Oebufu, dan Taman Rekreasi Subasuka di BWK
II Kelurahan Kelapa Lima.

Rencana kawasan pariwisata budaya meliputi :
a.
b.

kawasan Kampung Solor dan pantai Pasir Panjang di Kecamatan Kelapa Lima;dan
pengembangan sentra wisata kuliner dan sektor informal di kawasan rencana lahan
reklamasi Kota Lama Kecamatan Kelapa Lima yang diatur dengan aturan tersendiri.

Harus dibuatkan Rencana Induk Pariwisata Wilayah Kota Kupang.
(c) Kawasan Ruang Terbuka Non Hijau
Kawasan Ruang Terbuka Non Hijau meliputi :
a.
b.
RPI2-JM

lapangan olah raga; dan
lapangan terbuka dan plaza, untuk berbagai jenis kegiatan

KOTA KUPANG

Page : V - 8

REVIEW RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTURJANGKA MEMENENGAH KOTA KUPANG
TAHUN 2016-2020

(1)

Rencana kawasan ruang terbuka non hijau dalam bentuk lapangan olah raga meliputi :
a.

penempatan fasilitas lapangan olah raga di pusat lingkungan dan pusat BWK,
kecuali untuk fasilitas dengan tingkat pelayanan kota dapat ditempatkan pada
kawasan khusus fasilitas olah raga;

b.

penempatan jenis fasilitas olah raga pada setiap BWK Kota Kupang disesuaikan
dengan jenis jangkauan pelayanan pusat kegiatannya, yaitu pusat lingkungan
dengan jenis lapangan bola volley/tenis/basket/bulutangkis; pusat BWK dengan
jenis lapangan sepak bola; dan untuk pelayanan kota dengan stadion olah raga
terbuka yang memuat lapangan sepak bola, lintasan atletik dan tribun penonton
yang dialokasikan di BWK I;

c.

lapangan olah raga eksisting dengan jangkauan pelayanan kota dan BWK, yaitu :
Lapangan Sitarda di Kelurahan Lasiana, Lapangan Merdeka di Kelurahan Oeba,
lapangan sepak bola di Kelurahan Manulai II, lapangan olah raga Kampus Universitas Cendana di Kelurahan Lasiana, Stadion Oepoi di Kelurahan Oebufu,
dan Lapangan Golf Penfui di Kelurahan Penfui; dan

d.

pengembangan fasilitas olah raga baru diarahkan pada masing-masing BWK Kota Kupang sesuai struktur ruang dan daya jangkau pelayanan.

(2)

Rencana kawasan ruang terbuka non hijau dalam bentuk lapangan terbuka dan plasa
meliputi :
a.

lapangan terbuka eksisting, terdiri atas lapangan upacara kawasan pemerintahan
provinsi di Kelurahan Oebobo;

b.

plasa eksisting, terdiri atas lapangan upacara kawasan pemerintahan Kota
Kupang di halaman kantor Walikota Kupang Kelurahan Kelapa Lima, lokasi
pameran terbuka Fatululi di Kelurahan Fatululi, Halaman pada Flobamora Mal,
Lapangan Polda, Rumah Jabatan depan Kantor Gubernur, Plaza pantai Tedy’s
di Kelurahan Lai Lai Besi Kopan, plaza di Kelurahan Pasir Panjang, serta di Kelurahan Kelapa Lima; dan

c.

rencana fasilitas plaza baru diarahkan pada lahan reklamasi Kawasan Pantai Kota Lama di Kecamatan Kota Lama.

d.

Rencana pengembangan wisata Sungai Liliba.

(d)Kawasan Pertanian
Rencana kawasan pertanian meliputi :
a.

pertanian lahan basah beririgasi teknis di BWK VII seluas 10,879 Ha, BWK V seluas
34,599 Ha, BWK IV seluas 101,025, BWK III seluas 2,279 Ha, dan di BWK I seluas
100,199 Ha;

b.

pertanian lahan kering, tadah hujan di BWK V seluas 67,678; dan

c.

perkebunan, berbentuk perkebunan rakyat terletak di BWK VI dan BWK VII Kelurahan
Naioni, Kelurahan Belo, Kelurahan Kolhua Kelurahan Naimata, dan Kelurahan Fatukoa
direncanakan sebagai kawasan agropolitan.

RPI2-JM

KOTA KUPANG

Page : V - 9

REVIEW RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTURJANGKA MEMENENGAH KOTA KUPANG
TAHUN 2016-2020

(e) Kawasan Peruntukan bagi kegiatan Informal
 Kawasan peruntukan bagi kegiatan sektor informal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42
Ayat (3) huruf i terdiri atas kawasan kegiatan informal di ruang tetap dan kawasan kegiatan
informal di ruang temporer.
 Rencana kawasan kegiatan informal di ruang tetap meliputi lahan reklamasi Kota Lama, Kelurahan Pasir Panjang, Taman Alun-alun Kota Kelurahan Kelapa Lima, dan Kelurahan
Oebufu;
 Rencana kawasan kegiatan informal di ruang temporer meliputi Lapangan Pasir Panjang Kelurahan Pasir Panjang, Ruang Milik Jalan (Rumija) Jalan W.J. Lalamentik dengan waktu
penyelenggaraan pukul 18.00 sampai dengan 23.00 WITA;
 Penempatan sektor informal perkotaan ini perlu diatur dengan Peraturan Walikota; dan
 Harus dibuatkan master plan kawasan pengembangan sektor informaldi wilayah Kota
kupang.
(f) Kawasan Ruang Evakuasi Bencana
Kawasan ruang evakuasi bencana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 Ayat (3) huruf g memanfaatkan kawasan terbuka, meliputi :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

C.

taman Nostalgia;
stadion Oepoi;
lapangan Komplek Perumahan dan RSAL di Kelurahan Alak;
lapangan kampus Universitas Nusa Cendana di Kelurahan Lasiana;
lokasi rencana pusat olah raga baru di Kelurahan Fatukoa;
Lokasi bumi perkemahan; dan
Lokasi Lapangan Olah Raga di Kawasan Pendidikan Sekolah Unggulan Fatukoa.

Pola Ruang terkait Bidang Cipta Karya
(1)

Kawasan RTH ditentukan sebesar 30 (tiga puluh) persen yang terdiri dari 20 % RTH publik dan
10 %RTH privat terdiri atas:
a.

(2)

taman lingkungan; taman kota;hutan kota;jalur hijau;kawasan bentang alam;taman pemakaman;
b. Kawasan yang dapat dikembangkan sebagai RTH Jalur Hijau jalan adalah penempatan tanaman antara 20–30% dari ruang milik jalan (rumija) sesuai dengan kelas jalan; dan
c. Kawasan yang dapat dikembangkan sebagai RTH ruang pejalan kaki adalah ruang yang disediakan bagi pejalan kaki pada kiri-kanan jalan atau di dalam taman.
Rencana taman lingkungan diarahkan tersebar di setiap BWK Kota Kupang untuk memenuhi
kebutuhan RTH Kota Kupang sebesar 30 persen;

(3)

Rencana taman kota terdiri atas:
a.

(4)

pengembangan taman kota eksisting di kawasan Bundaran PU BWK II Jalan El Tari II dan
taman Monumen Sasando di BWK II Jalan Kartini; dan
b. Pembangunan taman kota baru di lahan Reklamasi kawasan pusat Kota Lama di BWK I
sekitar kawasan pusat Kota Baru kelurahan Kelapa Lima, Taman Publik Kota serta Taman
Nostalgia di BWK II Jl. Eltari Kelurahan Kelapa Lima.
Rencana hutan kota terdiri atas :
a.

b.

RPI2-JM

pengembangan hutan kota eksisting Taman Hutan Kali Kupang di BWK VI Kelurahan
Fatukoa, Naioni dan Hutan Bumi Perkemahan Pramuka Manutapen di BWK I Kelurahan
Manutapen dan BWK IV Kelurahan Batuplat; dan
pembangunan baru hutan kota pada kawasan resapan air rencana Bendungan Kolhua di
Kelurahan Kolhua di BWK VI dan BWK VII.

KOTA KUPANG

Page : V - 10

REVIEW RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTURJANGKA MEMENENGAH KOTA KUPANG
TAHUN 2016-2020

(5)

Rencana jalur hijau terdiri atas :
a.

(6)

pengembangan jalur hijau eksisting di sepanjang jalan El Tari I, El Tari II, El Tari III serta
di jalur 40 atau; dan
b. pengembangan jalur hijau baru di kawasan industri di BWK IV Kelurahan Alak.
Rencana kawasan bentang alam terdiri atas :
a.

b.

(7)

pengembangan kawasan eksisting Punggung Sasando BWK II Kelurahan Oesapa Barat dan
kelurahan Kelapa Lima dan tegalan di lembah sungai dan lereng tebing Sungai Liliba,
Sungai Kali Kaca dan Sungai Bimoku; dan
pengembangan lereng perbukitan di sisi jalan Timor Raya Kelurahan Oesapa dan lereng
perbukitan di sisi jalan menuju Pelabuhan Tenau di Kelurahan Alak serta di BWK VI dan
BWK VII.

Perlu dilakukan kajian terhadap Ruang Terbuka Hijau (RTH) di setiap Bagian Wilayah Kota
(BWK) Kota Kupang.

Selanjutnya gambaran lebih jelas menyangkut rencana penggunaan lahan Kota Kupang dalam proporsi
masing-masing jenis guna lahan dan Peta Rencana Pola Ruang Tahun 2030 disajikan pada tabel dan
Gambar dibawah ini :
Tabel 5.3.RENCANA POLA PENGGUNAAN RUANG KOTA KUPANG TAHUN 2030
NO
A

B

JENIS PENGGUNAAN
KAWASAN LINDUNG :
1.
Hutan Raya Kota
2.
Hutan Bakau
3.
Kawasan Resapan Air Hutan Kali Kupang
4.
Kawasan Resapan Air Bendungan Kolhua
5.
Kawasan Resapan Air Naioni
6.
Kawasan Terbuka Hijau
7.
Sempadan Pantai/ Sungai
KAWASAN BUDIDAYA :
1.
Perumahan Kepadatan Tinggi
2.
Perumahan Kepadatan Sedang
3.
Perumahan Kepadatan Rendah
4.
Kesehatan
5.
Pendidikan
6.
Peribadatan
7.
Pemerintahan
8.
Militer & Kepolisian
9.
Rumah Tahanan
10.
Sport Centre / Stadion Olahraga
11.
Kawasan Perdagangan
12.
Kawasan Industri Berat
13.
Kawasan Industri Ringan
14.
Kawasan Pergudangan
15.
Kawasan Campuran (Jasa , Perdagangan & Perkantoran)
16.
Kawasan Pariwisata
17.
Sawah
18.
Pertanian Lahan Kering
19.
Rencana Bendung Kolhua
20.
Tambak / Garam
21.
Hutan Bumi Perkemahan Pramuka Manutapen
22.
Terminal
23.
Kawasan Pelabuhan Laut
24.,
PPI
25.
Kawasan Ecoport
26.
Kawasan Bandara
27.
Run Way
28.
Kawasan Reklamasi
29.
TPA
30.
TPU
31.
Pertambangan
TOTAL PENGGUNAAN RUANG

LUAS (HA)
3.744,88
112,95
54,09
443,00
931,62
1.594,25
365,70
243,27
12.825,04
1.767,26
3.323,16
3.567,62
21,37
226,48
17,05
216,83
89,03
24,65
17,09
303,48
711,91
339,05
81,57
408,48
134,25
514,17
59,34
82,15
9,23
247,23
5,48
87,54
3,61
6,56
474,67
13,60
17,01
7,27
17,56
30,36
16.569,92

PROSENTASE
(%)
22,60
0,68
0,33
2,67
5,62
9,62
2,21
1,47
77,40
10,67
20,06
21,53
0,13
1,37
0,10
1,31
0,54
0,15
0,10
1,83
4,30
2,05
0,49
2,47
0,81
3,10
0,36
0,50
0,06
1,49
0,03
0,53
0,02
0,04
2,86
0,08
0,10
0,04
0,11
0,18
100,00

Sumber : RTRW Kota Kupang 2009\

RPI2-JM

KOTA KUPANG

Page : V - 11

REVIEW RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTURJANGKA MEMENENGAH KOTA KUPANG
TAHUN 2016-2020

Gambar 5.2.
Peta Pola Ruang Kota Kupang

5.1.3.

Arahan Struktur Ruang
Arahan struktur ruang pada RTRW Kota Kupang yang dimaksud adalah yang terkait dengan Bidang Cipta
karya, meliputi :
-

Rencana Sistim Pusat Pelayanan Kota
Rencana Sistem Prasarana Kota : Sistem jaringan air minum, sistem pengelolaan air limbah, sistem
pengelolaan persampahan dan sistem drainase,

A.

Rencana Sistem Pelayanan Kota
Pusat pelayanan utama kota saat ini berada di sekitar kawasan Pusat Kota Lama dan Pusat Kota Baru
serta kawasan sekitar Pusat Pemerintahan Provinsi. Sedangkan untuk kearah luar pusat pelayanan kota

RPI2-JM

KOTA KUPANG

Page : V - 12

REVIEW RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTURJANGKA MEMENENGAH KOTA KUPANG
TAHUN 2016-2020

cenderung tumbuh mengikuti struktur jaringan jalan. Sementara itu penyebaran permukiman
berkembang secara sporadis tanpa adanya pola yang jelas.
Konsep pengembangan sistem pelayanan kota diarahkan sebagai berikut :
-

Pusat Pelayanan Utama Kota Kawasan Perkantoran Gubernur NTT
Pusat Pelayanan Utama Kota Lama
Pusat Pelayanan Utama Kota Kawasan Kota Baru
Sub Pusat Pelayanan Kota ( Pusat BWK )
Pusat Pelayanan Lingkungan (Sub Pusat BWK)

Uraian tentang Sistem Pelayanan Kota disajikan dalam bentuk tabel berikut ini :
Tabel : 5.4.RENCANA SISTIM PELAYANAN WILAYAH KOTA KUPANG
No

Orde Pusat

1.

Pusat Pelayanan Utama Kota (Pusat
Primer)

2.

Pusat Pelayanan Utama Kota
(Pusat Primer )

3.

Pusat Pelayanan Utama Kota (Pusat
Primer)

4.

Sub Pusat Pelayanan Kota (Pusat
Sekunder )

Lokasi
Pusat Pemerintahan
Provinsi NTT, di sekitar Kel.
Oebobo, Kel.Fatululi & Kel.
Oebufu Kec. Oebobo.
Pusat Kota Lama, di sekitar
Kel. LLBK dan Kel.Solor
Kecamatan Kelapa Lima
Pusat Kota Baru, di
kelurahan Kelapa Lima
BWK I : persimpangan Jl.El
Tari I dan Jl.Suharto kel.
Naikoten I
BWK II : pasar Oebobo
sekitar Jl.R.W Monginsidi dan
Jl.Veteran
BWK III : persimpangan
Jl.Timor Raya dan Jl.Adi
Sucipto
BWK IV : sekitar kawasan
perkantoran kecamatan Alak
BWK V : sekitar perumahan
Lopo Indah (Kolhua)
Kel.Maulafa
BWK VI : di wilayah
Kelurahan Naioni
BWK VII : sekitar terminal
Belo jalan menuju Baun

5.

Pusat Pelayanan Lingkungan (Pusat
Tersier)

Tersebar di setiap unit
lingkungan pada setiap BWK .
Tiap unit lingkungan memiliki
pusat lingkungan sebagai
pusat aktivitas dari lingkungan
tersebut.

Fungsi

Orientasi

Pusat pelayanan pemerintahan
provinsi NTT, perdagangan dan
jasa, konservasi.
Pusat perdagangan dan jasa,
rekreasi bahari, rekreasi kuliner.
Pusat pelayanan pemerintahan kota
Kupang, pendidikan, perdagangan
dan jasa, taman kota
Pengembangan perdagangan dan
jasa, dan fasilitas peribadatan
Pengembangan perdagangan dan
jasa, tempat pameran dan
permukiman
Pengembangan perdagangan dan
jasa, peribadatan dan permukiman
Pengembangan terminal lokal,
perdagangan, pemerintahan
kecamatan dan permukiman
Pengembangan perdagangan,
peribadatan, kesehatan dan
permukiman
Pengembangan pendidikan,
perdagangan, dan permukiman
terbatas.
Pengembangan terminal kota,
perdagangan dan permukiman
terbatas.

Pusat Kota

Pusat Kota

Pusat Kota

Pusat Kota

Pusat Kota

Pusat Kota

Pusat Kota
Pusat Lingkungan
berorientasi pada
setiap pusat BWK

Sumber : RTRW Kota Kupang 2009

B.

Rencana Sistem Prasarana Kota

B.1.

Sistem Jaringan Air Minum

Pengembangan sistem penyediaan air minum meliputi :
a.
b.
RPI2-JM

Pembangunan Bendungan Kolhua di BWK VII sebagai sumber air bersih untuk wilayah Kota
Kupang dan sekitarnya;
Peningkatan jaringan penyediaan air minum melalui mata air Oepura di Kelurahan Oepura, mata

KOTA KUPANG

Page : V - 13

REVIEW RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTURJANGKA MEMENENGAH KOTA KUPANG
TAHUN 2016-2020

c.
d.

e.
f.
g.

B.2.

air Amnesi di Kelurahan Bakunase, dan mata air Air Sagu di Kelurahan Batuplat;
Penambahan lokasi sumur bor di setiap BWK Kota Kupang;
Peningkatan kapasitas air baku Instalasi Pengolahan Air Minum di Kelurahan Oepura, Kelurahan
Kelapa Lima, Kelurahan Kolhua, Kelurahan Bakunase, dan Kelurahan Batuplat menjadi 150
L/detik;
Pembangunan Instalasi Pengolahan Air Minum di BWK VII Kelurahan Kolhua ;
Pengembangan jaringan perpipaan di wilayah Kecamatan Oebobo, Kecamatan Kelapa Lima,
Kecamatan Alak dan Kecamatan Maulafa;
Pengembangan jaringan bukan perpipaan meliputi sumur dangkal, sumur pompa tangan, bak
penampungan air hujan, terminal air, mobil tangki air, instalasi air kemasan atau pembangunan
perlindungan mata air diatur lebih lanjut oleh PDAM/ Badan Layanan Umum Kota Kupang
yang disebarkan ke setiap BWK Kota Kupang; dan pengembangan sistem penyediaan air
minum harus dilakukan studi kelayakan.

Sistem Pengelolaan Air Limbah

Pengembangan sistem pengelolaan air limbah meliputi :

a.

b.
c.
d.
e.
f.
g.

pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah Komunal di pemukiman padat penduduk pada
Kelurahan Kuanino BWK I, Kelurahan Naikoten I BWK I , Kelurahan Namosain BWK IV,
Kelurahan Lasiana BWK III dilaksanakan secara bertahap pada lokasi yang membutuhkan;
pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja di Kelurahan Alak BWK IV;
penyediaan instalasi pengolahan air limbah pada kawasan industri di BWK IV;
peningkatan program Sanitasi dan lingkungan di setiap BWK;
lokasi instalasi pengolahan air limbah harus memperhatikan aspek teknis, lingkungan, sosial
budaya masyarakat setempat, serta dilengkapi dengan zona penyangga, buffer;
pembangunan sumur resapan air diharapkan pada kawasan perumahan dan fasilitas umum di setiap BWK dengan memperhatikan aspek teknis dan lingkungan; dan
harus dibuatkan master plan pengelolaan air limbah.

B.3. Sistem Pengelolaan Persampahan
Pengembangan sistem persampahan meliputi :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.

perbaikan Tempat Pembuangan Sementara dan peningkatan sarana dan prasarana penunjang
persampahan di setiap BWK Kota Kupang;
meningkatkan peran masyarakat dalam pengelolaan sampah melalui sosialisasi 3M (mengurangi,
menggunakan dan mendaur kembali);
pengaturan rute dan peningkatan armada pengangkutan sampah;
peningkatan kualitas Tempat Pembuangan Sementara menjadi Tempat Pengelolaan Sampah
Terpadu di Kota Kupang;
pembuatan master plan manajemen persampahan;
penyediaan tempat penampungan sampah (TPS) sementara di setiap unit lingkungan;
menambah armada pengangkutan sampah dan sumberdaya manusia (SDM);
peningkatan Pengelolaan Tempat Pembuangan Akhir dengan menggunakan metode Tempat
Pembuangan Akhir yang ramah lingkungan yang dialokasikan di BWK IV; dan
Rencana pengembangan sistem penanganan persampahan yang digunakan, adalah :
1. dikelola oleh Pemerintah Kota Kupang
2. Pemerintah Kota Kupang dapat melakukan kerjasama dengan pihak swasta dalam hal
pengelolaan dan penanggulangan masalah sampah
3. pengolahan sampah dilaksanakan dengan teknologi 'ramah lingkungan sesuai dengan
persyaratan teknis.

B.4. Sistem Drainase Kota
Pengembangan dan pembangunan sistem drainase meliputi :
RPI2-JM

KOTA KUPANG

Page : V - 14

REVIEW RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTURJANGKA MEMENENGAH KOTA KUPANG
TAHUN 2016-2020

a.
b.

Saluran drainase di setiap BWK Kota Kupang fungsinya menampung limpasan air hujan dan air
limbah rumah tangga setelah melalui proses pengolahan awal.
Sistem pembuangan drainase kota meliputi:
1.

c.

sistem pembuangan air hujan disesuaikan dengan sistem drainase tanah yang ada dan
tingkat peresapan air kedalam penampang/profil tanah, serta arah aliran memanfaatkan
topografi wilayah;
2. sistem pembuangan air hujan meliputi jaringan primer, jaringan sekunder dan jaringan
tersier; dan
3. pemeliharaan kelestarian sungai-sungai sebagai sistem drainase primer.
Rencana jaringan drainase kota, terdiri atas :
1.

2.
3.
4.
d.

drainase primer yaitu Sungai Liliba yang bermuara di Pantai Oesapa, Sungai Kali Kaca yang
bermuara di Pantai Lai Lai Besi Kopan, dan Sungai Merdeka yang bermuara di Pantai
Fatubesi;
drainase sekunder meliputi saluran parit yang tersebar di seluruh wilayah Kota Kupang
yang mengarah pada saluran drainase primer;
drainase tersier meliputi saluran drainase yang berasal dari ruas jalan lokal maupun lingkungan di seluruh Kota Kupang; dan
setiap jaringan jalan di tiap BWK perlu dibuatkan saluran drainase.

Rencana pengembangan sistem drainase di seluruh wilyah Kota Kupang, diprioritaskan pada
kawasan

pengembangan

perumahan,

kawasan

pengembangan

pariwisata,

kawasan

pengembangan pusat pelayanan, jalan kolektor primer dan kolektor sekunder yang terdapat pada
pusat-pusat kegiatan;
e.

Kawasan rawan banjir/genangan berada pada ruas-ruas jalan di Kelurahan Naikoten I,
Kelurahan Naikoten II, Kelurahan Oetete, Kelurahan Kuanino, Kelurahan Oepura, Kelurahan
Oebobo, Kelurahan Air Mata, Kelurahan Oeba, Kelurahan Oebufu, Kelurahan Fatululi,
Kelurahan Kelapa Lima, Kelurahan Oesapa, Kelurahan Fatufeto, Kelurahan Naikolan,
Kelurahan Penfui, Kelurahan Lasiana, Kelurahan Oesapa Selatan dan Kelurahan Oesapa Barat;

f.

Pembangunan daerah resapan di jalur-jalur jalan kolektor dan lokal di seluruh wilayah Kota
Kupang untuk mengatasi permasalahan genangan air;

g.

Normalisasi secara berkala pada saluran drainase primer, sekunder dan tersier yang tersebar di
seluruh BWK Kota Kupang;

h.

Pembangunan dan pengembangan drainase di setiap BWK dikembangkan pada setiap ruas jalan
yang ada maupun rencana jaringan jalan baru; dan.

Perlu dibuatkan master plan drainase di setiap Bagian Wilayah Kota (BWK) Kota Kupang.

RPI2-JM

KOTA KUPANG

Page : V - 15

REVIEW RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTURJANGKA MEMENENGAH KOTA KUPANG
TAHUN 2016-2020

Peta 5.3.
Rencana Struktur Ruang Kota Kupang

5.1.4.

Ketentuan Zonasi
Ketentuan Zonasi dimaksud adalah bagi pembangunan prasarana sarana bidang Cipta Karya. Dalam RTRW
Kota Kupang ketentuan umum peraturan zonasi mencakup kawasan lindung dan kawasan budidaya.
A.

Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Kawasan Lindung
Ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan lindung meliputi :

RPI2-JM

a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

ketentuan umum peraturan zonasi pada kawasan resapan air;
ketentuan umum peraturan zonasi pada kawasan sempadan pantai;
ketentuan umum peraturan zonasi pada kawasan sempadan sungai;
ketentuan umum peraturan zonasi pada kawasan bendungan dan embung;
ketentuan umum peraturan zonasi pada kawasan sekitar mata air;
ketentuan umum peraturan zonasi pada kawasan suaka alam dan cagar budaya;
ketentuan umum peraturan zonasi pada kawasan rawan bencana.

(1)

Ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan resapan air disusun dengan memperhatikan:

KOTA KUPANG

Page : V - 16

REVIEW RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTURJANGKA MEMENENGAH KOTA KUPANG
TAHUN 2016-2020

a. pemanfaatan ruang secara terbatas untuk kegiatan budi daya tidak terbangun yang memiliki
kemampuan tinggi dalam menahan limpasan air hujan; dan
b. penyediaan sumur resapan dan/atau waduk pada lahan terbangun yang sudah ada.
(2)

Ketentuan umum peraturan zonasi pada kawasan sempadan pantai adalah :
a. menetapkan batas sempadan pantai pada setiap segmen pantai melalui studi yang terperinci
pada setiap kawasan pantai;
b. pencegahan kegiatan budidaya di sepanjang pantai yang dapat mengganggu kelestarian fungsi
dan ekosistem pantai;
c. mengendalikan kegiatan di sekitar sempadan pantai;
d. penanggulangan dan pengembalian fungsi lindung pantai yang mengalami kerusakan karena
abrasi;
e. menjadikan kawasan lindung disekitar pantai yang memiliki nilai ekologis sebagai objek wisata
terbatas dan penelitian;
f. sempadan pantai dapat lebih kecil dari 25 (dua puluh lima) meter dari titik pasang air laut tertinggi bagi pantai dengan kondisi fisik stabil setelah dilakukan penelitian oleh instansi teknis
terkait; dan
g. kepemilikan lahan yang berbatasan dengan pantai diwajibkan menyediakan ruang terbuka publik minimal 3 (tiga) meter sepanjang garis pantai untuk jalan pantai.

(3)

Ketentuan umum peraturan zonasi pada kawasan sempadan sungai adalah :
a. sempadan Sungai Liliba direncanakan minimal 15 (lima belas) meter kanan-kiri bantaran tepi
sungai dan/atau area sepanjang Daerah Aliran Sungai yang dibatasi secara fisik dengan jalan;
b. sempadan Sungai Kali Kaca direncanakan minimal 5 (lima) meter kanan-kiri bantaran tepi
sungai dan/atau dibatasi jalan inspeksi 2 meter
c. sempadan Sungai Merdeka direncanakan 2m – 5m kanan-kiri bantaran tepi sungai dan
dibatasi jalan inspeksi 2m;
d. sungai bertanggul di luar pusat kota ditetapkan sekurang-kurangnya 5 (lima) meter di sebelah
luar sepanjang kaki tanggul;
e. sungai bertanggul di dalam pusat kota ditetapkan sekurang-kurangnya 3 (tiga) meter di
sebelah luar sepanjang kaki tanggul;
f. sungai tidak bertanggul di luar pusat kota :
(i) Pada sungai besar ditetapkan sekurang-kurangnya 100 (seratus) meter dihitung dari tepi
sungai pada waktu ditetapkan; dan
(ii) Pada sungai kecil ditetapkan sekurang-kurangnya 50 (lima puluh) meter dihitung dari
tepi sungai pada waktu ditetapkan.
g. sungai tidak bertanggul di dalam pusat kota :
(i) pada sungai yang mempunyai kedalaman kurang dari atau sama dengan 3 (tiga) meter,
garis sempadan ditetapkan sekurang-kurangnya 5 (lima) meter dihitung dari tepi sungai
pada waktu ditetapkan; dan
(ii) pada sungai yang mempunyai kedalaman lebih dari 3 (tiga) meter, garis sempadan
ditetapkan sekurang-kurangnya 20 (dua puluh) meter dari tepi sungai pada waktu
ditetapkan.
h. garis sempadan sungai tidak bertanggul yang berbatasan dengan jalan adalah mengikuti
ketentuan garis sempadan bangunan, dengan ketentuan konstruksi dan penggunaan jalan
harus menjamin bagi kelestarian dan keamanan sungai serta bangunan sungai;
i. untuk sungai yang terpengaruh pasang surut air laut, garis sempadan ditetapkan sekurangkurangnya 20 (dua puluh) meter dari tepi sungai dan berfungsi sebagai jalur hijau;
j. kepemilikan lahan yang berbatasan dengan sungai diwajibkan menyediakan ruang terbuka
publik minimal 3 (tiga) meter sepanjang sungai untuk jalan sungai/pantai dan taman.

(4)

Ketentuan umum peraturan zonasi pada kawasan bendungan Kolhua dan Embung – Embung
yang ada di setiap Bagian Wilayah Kota adalah :

RPI2-JM

KOTA KUPANG

Page : V - 17

REVIEW RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTURJANGKA MEMENENGAH KOTA KUPANG
TAHUN 2016-2020

a. radius sempadan bendungan dan embung diluar kawasan permukiman adalah 200 (dua ratus)
meter dan radius di dalam kawasan permukiman minimum 25 (dua puluh lima) meter;
b. rehabilitasi vegetasi di sekitar radius sempadan embung atau Bendung Kolhua.
(5)

Ketentuan umum peraturan zonasi pada kawasan sekitar mata air adalah :
a. radius sempadan mata air diluar kawasan permukiman adalah 200 (dua ratus) meter dan
minimum 25 (dua puluh lima) meter untuk di dalam kawasan permukiman;
b. rehabilitasi vegetasi di sekitar radius sempadan mata air.

(6)

Ketentuan umum peraturan zonasi pada kawasan suaka alam dan cagar budaya adalah :
a. tidak diperkenankan terdapat kegiatan pembangunan, kecuali penelitian dan pendidikan serta
aktivitas yang bersifat apresiatif, seperti wisata alam dengan batasan-batasan antara lain tidak
diperkenankan melakukan konstruksi, pemungutan biota dan aktivitas yang bersifat ekstraktif
lainnya;
b. pengelolaan kawasan suaka alam yang terdiri atas hutan wisata, pantai hutan bakau, suaka
alam laut, dan taman wisata alam sesuai dengan tujuan perlindungan, status, dan fungsi
pengembangan kawasan.

(7)

Ketentuan umum peraturan zonasi pada kawasan rawan bencana berikut :
a. membatasi pengembangan kawasan terbangun pada kawasan rawan bencana;
b. pengendalian kegiatan budidaya yang berada pada kawasan rawan bencana; dan
c. pengembangan sistem informasi deteksi dini bencana serta jalur evakuasi.

B.

Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Kawasan Budidaya
Ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan budidaya di setiap BWK Kota Kupang, meliputi :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

ketentuan umum peraturan zonasi pada Zona permukiman, meliputi kepadatan rendah,
kepadatan sedang dan kepadatan tinggi.
ketentuan umum peraturan zonasi pada kawasan campuran yang ada disetiap Bagian Wilayah
Kota (BWK) I, II,III,IV,V,VI, dan VII dalam pemberian izin.
ketentuan umum peraturan zonasi pada Zona pemerintahan, yaitu pemerintahan skala lokal, dan
pemerintahan skala kota.
ketentuan umum peraturan zonasi pada kawasan industri .
ketentuan umum peraturan zonasi pada kawasan pariwisata.
ketentuan umum peraturan zonasi pada kawasan Ruang Terbuka Non Hijau.
ketentuan umum peraturan zonasi pada kawasan pertanian berupa kegiatan budidaya yang
dikendalikan;

(a) ketentuan umum peraturan zonasi pada Zona permukiman
(1)

Ketentuan peraturan zonasi untuk permukiman kepadatan rendah, permukiman kepadatan
sedang dan permukiman kepadatan tinggi meliputi :
a.
b.
c.

RPI2-JM

Diarahkan/diizinkan kegiatan hunian baik hunian tunggal maupun hunian bersama,
baik kepadatan tinggi, kepadatan sedang maupun kepadatan rendah;
Dikendalikan kegiatan pelayanan masyarakat yang tidak sesuai dengan hirarki dan skala pelayanan-nya; dan
Dilarang kegiatan kegiatan yang menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan terutama kegiatan kegiatan yang menimbulkan polusi lingkungan (seperti polusi suara,
udara, air, dsb) yang dapat mengganggu berlangsungnya kegiatan hunian.

(2)

Ketentuan umum intensitas bangunan untuk permukiman kepadatan tinggi, meliputi:

(3)

a.KDB paling tinggi sebesar 70 persen; b. KLB paling tinggi sebesar 3,0 persen; c. KDH
paling rendah sebesar 16 persen; d.GSB dengan ketentuan rumija; e. GSS paling rendah
sesuai ketentuan yang berlaku.
Ketentuan umum intensitas bangunan untuk permukiman kepadatan sedang, meliputi:

KOTA KUPANG

Page : V - 18

REVIEW RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTURJANGKA MEMENENGAH KOTA KUPANG
TAHUN 2016-2020

a. KDB paling tinggi sebesar 60 persen; b. KLB paling tinggi sebesar 1,2; c. KDH paling
rendah sebesar 28 persen; d. GSB dengan ketentuan ½ rumija ; dan e. GSS paling rendah sesuai ketentuan yang berlaku.
(4) Ketentuan umum intensitas bangunan untuk permukiman kepadatan rendah, meliputi:
a. KDB paling tinggi sebesar 40 persen; b. KLB paling tinggi sebesar 0,8; c. KDH paling
rendah sebesar 52 persen; d. GSB dengan ketentuan ½ rumija ; dan e. GSS paling rendah sesuai ketentuan yang berlaku.

(b) ketentuan umum peraturan zonasi pada kawasan campuran
(1)

Ketentuan umum peraturan zonasi pada kawasan campuran meliputi:
a.
b.
c.

(2)

diarahkan untuk penggunaan yang yang saling mendukung antar kegiatan;
diarahkan untuk penggunaan yang menyediakan jasa-jasa khusus yang memberikan
manfaat pada masyarakat luas; dan
dikendalikan untuk jasa pelayanan bisnis, penggunaan yang menyediakan jasa-jasa
perdagangan berupa ruko, pencetakan, fotocopy, fotografi, komunikasi dan kegiatan
lainnya.

Ketentuan umum intensitas bangunan untuk kawasan campuran, dengan kepadatan tinggi
meliputi :
a.
b.
c.
d.
e.

(3)

KDB paling tinggi sebesar 80 persen;
KLB paling rendah sebesar 8,0;
KDH paling rendah sebesar 15 persen;
GSB dengan ketentuan ½ rumija; dan
GSS paling rendah sesuai ketentuan yang berlaku.

Ketentuan umum intensitas bangunan untuk kawasan campuran, dengan kepadatan sedang
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi :

(4)

a.
b.
c.
d.

KDB paling tinggi sebesar 70 persen;
KLB paling tinggi sebesar 6,0;
KDH paling rendah sebesar 25 persen;
GSB dengan ketentuan ½ rumija; dan

e.

GSS paling rendah sesuai ketentuan yang berlaku.

Ketentuan umum intensitas bangunan untuk kawasan campuran, dengan kepadatan rendah
meliputi :
a.
b.
c.
d.
e.

KDB paling tinggi sebesar 60 persen;
KLB paling tinggi sebesar 1,0;
KDH paling rendah sebesar 35 persen;
GSB dengan ketentuan ½ rumija; dan
GSB paling rendah sesuai ketentuan yang berlaku.

(c) Ketentuan umum peraturan zonasi pada kawasan pariwisata.
(1)

Ketentuan umum peraturan zonasi pada kawasan pariwisata adalah sebagai berikut:
a.
b.

c.

RPI2-JM

KOTA KUPANG

untuk kawasan peruntukan pariwisata alam ditujukan untuk menjaga kelestarian alam
yang ada sekaligus untuk menjaga fungsi lingkungan hidup,
untuk kawasan peruntukan pariwisata buatan ditujukan untuk mendukung pengembangan fungsi perdagangan, penelitian dan olahraga air serta menunjang ekonomi
primer kota, dan
untuk kawasan perunt