PEMBINAAN JIWA KORPS, KODE ETIK, POLA DAN MODE PEMBERIAN CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL - Repository IPDN

  PEMBINAAN

JIWA KORPS, KODE ETIK,

POLA DAN MODE

PEMBERIAN CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL PEMBINAAN

  

JIWA KORPS, KODE ETIK,

POLA DAN MODE

PEMBERIAN CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL FERNANDES SIMANGUNSONG

  SELAMAT DATANG PESERTA SEMINAR PEMERINTAHAN DALAM MEMAHAMI UU NO 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA (ASN) SE-KABUPATEN PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT

  

Kesepakatan

Bersama

  Selamat… Pagi! Semangat… Pagi! PESERTA BIMTEK Luar…..Biasa Salam Kita Biodata Narasumber

  • Nama : Dr. Fernandes Simangunsong, S.STP, S.AP, M.Si
  • Lahir : Jambi, 4 Maret 1977
  • NIP : 19770304 1995 11 1 001
  • Jabatan : Dosen Fungsional (Lektor Kepala)
  • Pangkat : Pembina Tk. I (IV/b)
  • Instansi : Kampus IPDN Jatinangor • Alamat : Komp. Singgasana Pradana Jl. Karangkamulyan No.2 A Cibaduyut-Bandung
  • Email/HP:– 08122445916
  • Website :

  (GURU BESAR UNIVERSITAS PITTS BURGH, USA) WILLIAM N. DUNN

ANALISA KEBIJAKAN PUBLIK (PUBLIC POLICY ANALYSIS)

  MENJADI ILMU SOSIAL TERAPAN, YAITU :

  ILMU YANG MEMPELAJARI HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DG TINDAKAN. ILMU YG MEMPELAJARI MENGENAI DAN DIDALAM PROSES KEBIJAKSANAAN

  ILMU INI BERUSAHA MERANGKUM ILMU-ILMU (KHUSUSNYA) SEPERTI :

  1. EKONOMI

  4. ADMINISTRASI NEGARA

  2. POLITIK

  5. MATEMATIKA

  3. PSIKOLOGI

  6. FILSAFAH DAN ETIKA

PP NO. 42/2004

  TENTANG DIATUR DALAM TAP MPR VI TAHUN 2001, DAN

  PEMBINAAN

PASAL 30 UU NO. 43/1999 JIWA KORPS DAN TENTANG PERUBAHAN ATAS UU NO. 8/1974 KODE ETIK PNS TENTANG POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN

  ARAH PEMBINAAN APARATUR (Pidato Presiden 1 Agustus 2002) ARAH KEBIJAKAN NETRAL PROFESIONAL SEJAHTERA AKUNTABEL LANGKAH STRATEGIS

  

1. KLASIFIKASI JABATAN

  

2. STANDAR KOMPETENSI

  3. SISTEM MANAJEMEN KEPEGAWAIAN

  P a s a l 3 0 U U N o . 4 3 Ta h u n 1 9 9 9 p e r u b a h a n a t a s U U N o . 8 Ta h u n 1 9 7 4

  (1) Pembinaan jiwa korps, kode etik, dan peraturan disiplin Pegawai Negeri Sipil tidak boleh bertentangan dengan Pasal 27 ayat (1) dan Pasal 28 Undang-undang Dasar 1945. (2) Pembinaan jiwa korps, kode etik, dan peraturan disiplin sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

  U U N o . 4 3 Ta h u n 1 9 9 9 P a s a l 2 9 Dengan tidak mengurangi ketentuan dalam peraturan Perundang-undangan pidana, maka untuk menjamin tata tertib dan kelancaran pelaksanaan tugas, diadakan peraturan disiplin Pegawai Negeri Sipil .

  

Moral dan Etika

Etika secara harafiah berasal dari bahasa Yunani

“ETHOS” yang berarti Kebiasaan dalam bahasa Latin

sama dengan Mos (Mores) yang menjadi kata moral

bahasa Arab disebut ahlak sedangkan dalam Bahasa

  

Indonesia disebut Kesusilaan atau

Budi Pekerti, Sopan Santun.

  Kamus Besar Bahasa Indonesia

  • Etik : - Kumpulan asa atau nilai yang berkenaan dengan akhlak
    • Nilai mengenai benar dan salah, yang dianut suatu golongan atau masyarakat

  • Etika : - Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk
    • Hak dan kewajiban moral

  The Liang Gie

  1. Etika merupakan nilai-nilai hidup dan hukum-hukum yang mengatur tingkah laku manusia

  2. Moral adalah karakter dan sifat-sifat individu yang khusus dari luar ketaatan pada peraturan

  3. Etika berkenaan dengan moralitas yang mengandung pertimbangan-pertimbangan yang jauh lebih tinggi tentang kebenaran dan keharusan yang mempunyai sanksi-sanksi hukum

  Kattsoff “Etika berkenaan dengan sistem dari prinsip- prinsip moral tentang

baik dan buruk dari tindakan atau

perilaku manusia dalam kehidupan

sosial”.

  Paul R. Leonard Lt. Governor of Ohio

  “Ethics must come first. Without it,

there is little or no respect for elected

officials. Without respect, there is no credibility. Without credibility leadership is impossible……”

  Infrastruktur Etika (OECD, 1996)

  Infrastruktur Etika (OECD, 1996)

  

Alice Rivlin*

“The integrity of politicians

and public servants is a critical ingredient in democratic society. ”

  • *Director of the Office of Management and

    Budget, United States; Chair of the OECD/PUMA Ministerial Symposium on

I. TAP MPR NOMOR VI/MPR/ 2001 (TGL. 9 NOV’ 2001)

  PENERAPAN ETIKA KEHIDUPAN BERBANGSA PENERAPAN ETIKA KEHIDUPAN BERBANGSA

  1.UNTUK MEWUJUDKAN CITA-CITA LUHUR BANGSA

  INDONESIA YG TERCANTUM DALAM PEMBUKAAN UUD ’45

  2.DEWASA INI MENGALAMI KEMUNDURAN YG TURUT MENYEBABKAN TERJADINYA KRISIS MULTI DIMENSI

  3.DALAM RANGKA MENYELAMATKAN, MENINGKATKAN MUTU KEHIDUPAN BERBANGSA & BERNEGARA

  ETIKA SOSIAL & BUDAYA ETIKA LINGKUNGAN

  ETIKA ETIKA PENEGAK HUKUM ETIKA EKONOMI

  & BISNIS ETIKA POLITIK & PEMERINTAHAN MERUPAKAN RUMUSAN YG BERSUMBER

  DARI AJARAN AGAMA, KHUSUSNYA YG BERSIFAT UNIVERSAL, & NILAI-NILAI LUHUR BUDAYA BANGSA YG TERCERMIN DALAM PANCASILA SEBAGAI ACUAN

  DASAR DALAM BERFIKIR, BERSIKAP & BERTINGKAH LAKU DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA

  1

  2

  3

  4

6 ETIKA KEHIDUPAN BERBANGSA

  5

1. ETIKA SOSIAL & BUDAYA BERTOLAK DARI RASA KEMANUASIAAN YG MENDALAM DG MENAMPILKAN KEMBALI SIKAP JUJUR, SALING PEDULI, SALING MEMAHAMI, SALING MENGHARGAI, SALING MENCINTAI, SALING MENOLONG DIANTARA SESAMA MANUSIA OLEH KARENA ITU PERLU MENUMBUHKEMBANGKAN KEMBALI BUDAYA MALU , YAKNI : MALU BERBUAT KESALAHAN & SEMUA YG BERTENTANGAN DG MORAL AGAMA & NILAI-NILAI LUHUR BUDAYA BANGSA. SEHINGGA PERLU DITUMBUHKAN BUDAYA KETELADANAN YG HARUS DIWUJUDKAN DALAM PERILAKU PARA PEMIMPIN.

  Key Word :

2. ETIKA POLITIK & PEMERINTAHAN

  UNTUK MEWUJUDKAN PEMERINTAHAN YG BERSIH, EFESIEN & EFEKTIF SERTA MENUMBUHKAN SUASANA POLITIK YG DEMOKRATIS BERCIRIKAN KETERBUKAAN, RASA TG. JAWAB, TANGGAP TERHADAP ASPIRASI BAWAHAN, MENGHARGAI PERBEDAAN, JUJUR DALAM PERSAINGAN, KESEDIAAN UNTUK MENERIMA PENDAPAT YG LEBIH BENAR SERTA MENJUNJUNG TINGGI HAM. DALAM ETIKA PEMERINTAHAN MENGAMANATKAN AGAR PENYELENGGARA NEGARA MEMILIKI RASA KEPEDULIAN TINGGI DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KEPADA PUBLIK, SIAP MUNDUR APABILA DIRINYA TELAH MELANGGAR KAIDAH & SISTEM NILAI ATAUPUN DIANGGAP TIDAK MAMPU MEMENUHI AMANAH. SEHINGGA ETIKA POLITIK & PEMERINTAHAN MAMPU MENCIPTAKAN SUASANA HARMONIS YG MENGANDUNG MISI UNTUK BERSIKAP JUJUR, AMANAH, SPORTIF, SIAP MELAYANI, BERJIWA BESAR, MEMILIKI KETELADANAN, RENDAH HATI, & SIAP MUNDUR DARI JABATAN PUBLIK.

  

SEHINGGA SIKAP PERILAKU POLITIK YG TOLERAN TIDAK BERPURA-

PURA, TIDAK AROGAN, JAUH DARI SIKAP MUNAFIK, SERTA TIDAK Key Word : MELAKUKAN KEBOHONGAN PUBLIK.

3. ETIKA EKONOMI & BISNIS

  DIMAKSUDKAN AGAR PRINSIP & PERILAKU EKONOMI & BISNIS, BAIK OLEH PERORANGAN, INSTITUSI MAUPUN PENGAMBIL KEPUTUSAN DALAM BIDANG EKONOMI DAPAT MELAHIRKAN KONDISI & REALITAS EKONOMI YG BERCIRIKAN PERSAINGAN YG JUJUR, BERKEADILAN, MENDORONG BERKEMBANGNYA ETOS KERJA EKONOMI, DAYA TAHAN EKONOMI & KEMAMPUAN BERSAING & TERCIPTANYA SUASANA KONDUSIF UNTUK PEMBERDAYAAN EKONOMI YG BERPIHAK KEPADA RAKYAT KECIL MELALUI KEBIJAKAN SECARA BERKESINAMBUNGAN Key Word :

4. ETIKA PENEGAK HUKUM YG BERKEADILAN DIMAKSUDKAN UNTUK MENUMBUHKAN KESADARAN TERTIB SOSIAL, KETENANGAN & KETERATURAN HIDUP BERSAMA HANYA DAPAT DIWUJUDKAN DG TAAT KEPADA HUKUM & SELURUH PERATURAN. SEHINGGA TERJADI PENEGAKKAN HUKUM SECARA ADIL , PERLAKUAN YG SAMA & TIDAK DISKRIMINATIF & MENGHINDAR-KAN PENGGUNAAN HUKUM YG SALAH SEBAGAI ALAT KEKUASAAN & BENTUK MANIPULASI HUKUM LAINNYA

  Key Word : MENCARI

5. ETIKA KEILMUAN

  UNTUK MENJUNJUNG TINGGI NILAI-NILAI KEMANUSIAAN, IPTEK YG MAMPU MENJAGA HARKAT & MARTABATNYA BERPIHAK KEPADA KEBENARAN UNTUK MENCAPAI KEMASLAHATAN & KEMAJUAN SESUAI DENGAN NILAI-NILAI AGAMA & BUDAYA. ETIKA INI DIWUJUDKAN UNTUK MENCIPTAKAN KARSA, CIPTA YG TERCERMIN DALAM PERILAKU KREATIF, & KARYA

  INOVATIF, DAN KOMUNIKATIF DALAM KEGIATAN MEMBACA, BELAJAR, MENELITI, MENULIS, BERKARYA SERTA MENCIPTAKAN IKLIM KONDUSIF BAGI PENGEMBANGAN IPTEK. SEHINGGA TERCIPTA BUDAYA KERJA KERAS DG MENGHARGAI & MEMANFAATKAN WAKTU, DISIPLIN SERTA MENEPATI JANJI & KOMITMEN DIRI.

  Key Word :

6. ETIKA LINGKUNGAN MENEGASKAN PENTINGNYA KESADARAN MENGHARGAI & HIDUP SERTA PENATAAN MELESTARIKAN LINGKUNGAN TATA RUANG SECARA BERKELANJUTAN & BERTANGGUNG JAWAB.

  Key Word : MAKSUD ETIKA KEHIDUPAN BERBANGSA UNTUK MEMBANTU MEMBERIKAN PENYADARAN TTG ARTI PENTING TEGAKNYA ETIKA & MORAL DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA.

  TUJUAN UNTUK ACUAN DASAR MENINGKATKAN KUALITAS MANUSIA YG BERIMAN, BERTAKWA, & BERAKHLAK MULIA SERTA BERKEPRIBADIAN INDONESIA DALAM POKOK-POKOK ETIKA

  DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA MENGEDEPANKAN KEJUJURAN, AMANAH, TELADAN SPORTIFITAS, DISIPLIN, ETOS

  KERJA, KEMANDIRIAN, SIKAP TOLERANSI, RASA MALU, TANGGUNG JAWAB, MENJAGA

  KEHORMATAN, SERTA MARTABAT DIRI SEBAGAI WARGA BANGSA.

II. PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 42 TAHUN 2004 TENTANG PEMBINAAN JIWA KORPS DAN KODE ETIK PNS

  PP 42 Tahun 2004

JIWA KORPS PNS

  • RASA KESATUAN & PERSATUAN, KEBERSAMAAN, KERJA SAMA,

    TG. JAWAB, DEDIKASI, DISIPLIN, KREATIVITAS, KEBANGGAAN &

    RASA MEMILIKI ORGANISASI PNS DALAM NKRI

KODE ETIK PNS

  • PEDOMAN SIKAP, TINGKAH LAKU, & PERBUATAN PNS DIDALAM

    MELAKSANAKAN TUGASNYA & PERGAULAN HIDUP SEHARI-HARI

MAJELIS KEHORMATAN KODE ETIK PNS (MAJELIS KODE ETIK)

  • LEMBAGA NON STRUKTURAL PADA INSTANSI PEMERINTAH YG

    BERTUGAS MELAKUKAN PENEGAKAN PELAKSANAAN SERTA

    MENYELESAIKAN PELANGGARAN ETIK YG DILAKUKAN OLEH PNS

KETIGA UNSUR KOMPETEN SECARA LANGSUNG

  MEMPENGARUHI PERILAKU ( BEHAVIOR) SESEORANG PEGAWAI DALAM PELAKSANAAN SUATU TUGASNYA ( TASK)

UNSUR-UNSUR KOMPETENSI

  SIKAP/KUALITAS PRIBADI (AFFECTIVE DOMAIN) Cipta/Fikir/Knowledge Rasa / Zikir Usaha/Ichtiar/Karsa/Skill

  

SAPTA PRASETYA

KORPS PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA

  

1. Kami Anggota KORPRI adalah Warga Negara Kesatuan Republik Indonesia setia

kepala Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

  2. Kami Anggota KORPRI adalah Pejuang Bangsa, taat kepada Negara dan Pemerintah Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945.

  3. Kami Anggota KORPRI adalah unsur Aparatur Negara, Abdi Negara, dan Abdi

Masyarakat yang selalu mengutamakan kepentingan Negara dan Masyarakat

daripada kepentingan pribadi atau golongan.

  4. Kami Anggota KORPRI menjunjung tinggi Kehormatan Bangsa dan Negara, bersikap jujur, bersemangat, bertanggung jawab serta menghindarkan diri dari perbuatan tercela.

  5. Kami Anggota KORPRI senantiasa mengutamakan pelayanan kepada

masyarakat, berdisiplin serta memegang teguh Rahasia Negara dan Rahasia

Jabatan.

  6. Kami Anggota KORPRI mengutamakan Persatuan dan Kesatuan Bangsa, Kesejahteraan Masyarakat serta Kesetiakawanan KORPRI.

  7. Kami Anggota KORPRI senantiasa bekerja keras serta berusaha meningkatkan

  

PANCA PRASETYA

KORPS PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA

KAMI ANGGOTA KORPS PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA, ADALAH INSAN

YANG BERIMAN, DAN BERTAQWA KEPADA TUHAN YANG MAHA ESA,

BERJANJI :

  1. SETIA DAN TAAT KEPADA NEGARA KESATUAN, DAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA, YANG BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG-UNDANG DASAR 1945.

  2. MENJUNJUNG TINGGI KEHORMATAN BANGSA DAN NEGARA, SERTA MEMEGANG TEGUH RAHASIA JABATAN DAN RAHASIA NEGARA

  3. MENGUTAMAKAN KEPENTINGAN NEGARA DAN MASYARAKAT, DIATAS KEPENTINGAN PRIBADI DAN GOLONGAN.

  4. MEMELIHARA PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA, SERTA KESETIAKAWANAN KORPS PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA.

  5. MENEGAKKAN KEJUJURAN, KEADILAN DAN DISIPLIN, SERTA MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN, DAN PROFESIONALISME.

NILAI-NILAI DASAR BAGI PNS

  • Ketakwaan Kepada Tuhan YME;
  • Kesetiaan dan Ketaatan Kepada Pancasila dan UUD 1945;
  • Semangat nasionalisme;
  • Mengutamakan kepentingan Negara diatas kepentingan pribadi atau golongan;
  • Ketaatan terhadap hukum dan peraturan perundang- undangan;
  • Penghormatan terhadap HAM;
  • Tidak diskriminatif;
  • Profesionalisme, netralitas, dan bermoral tinggi;
  • Semangat jiwa korps.

  KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL (Ps.7 PP42/2004)

  Dalam pelaksanaan tugas kedinasan dan kehidupan sehari-hari setiap PNS wajib bersikap dan berpedoman pada etika dalam bernegara, dalam penyelenggaraan Pemerintahan, dalam berorganisasi, dalam bermasyarakat, serta terhadap diri sendiri dan sesama PNS yang diatur dalam Peraturan Pemerintah ini.

  Etika dalam bernegara (Ps.8)

  • Etika dalam berorganisasi (Ps.9)
  • Etika dalam bermasyarakat (Ps.10)
  • Etika terhadap diri sendiri (Ps.11)
  • >Etika terhadap sesama PNS (Ps.12)

HUBUNGAN ANTAR KODE ETIK

  ETIKA SESAM A PNS ETIKA BEROR GANIS ASI ETIKA BERM ASYAR AKAT ETIKA BERNE GARA ETIKA DIRI SENDI RI ETIKA DALAM BERNEGARA 1. MELAKSANAKAN SEPENUHNYA PANCASILA & UUD 1945.

  2. MENGANGKAT HARKAT & MARTABAT BANGSA & NEGARA.

  3. MENJADI PEREKAT & PEMERSATU BANGSA DALAM NKRI.

  

4. MENTAATI SEMUA PER-UU-AN YG BERLAKU DALAM

MELAKSANAKAN TUGAS.

  

5. AKUNTABEL DLM MELAKSANAKAN TUGAS PENYELENG-

GARAAN PEMERINTAHAN YG BERSIH & BERWIBAWA.

  

6. TANGGAP, TERBUKA, JUJUR, & AKURAT, SERTA TEPAT

WAKTU DLM MELAKSANAKAN SETIAP KEBIJAKAN & PROGRAM PEMERINTAH.

  

7. MENGGUNAKAN ATAU MEMANFAATKAN SEMUA SUMBER

DAYA NEGARA SECARA EFESIEN & EFEKTIF.

  

8. TIDAK MEMBERIKAN KESAKSIAN PALSU ATAU KETERANGAN

YG TIDAK BENAR.

ETIKA DALAM BERORGANISASI

  

1. MELAKSANAKAN TUGAS & WEWENANG SESUAI KETENTUAN YG

BERLAKU.

  2. MENJAGA INFORMASI YG BERSIFAT RAHASIA.

  

3. MELAKSANAKAN SETIAP KEBIJAKAN YG DITETAPKAN OLEH

PEJABAT YG BERWENANG.

  

4. MEMBANGUN ETOS KERJA UNTUK MENINGKATKAN KINERJA

ORGANISASI.

  

5. MENJALIN KERJASAMA SECARA KOOPERATIF DGN UNIT KERJA

LAIN YG TERKAIT DLM RANGKA PENCAPAIAN TUJUAN.

  6. MEMILIKI KOMPETENSI DLM PELAKSANAAN TUGAS.

  

7. PATUH & TAAT TERHADAP STANDAR OPERASIONAL & TATA

KERJA

  

8. MENGEMBANGKAN PEMIKIRAN SECARA KREATIF & INVATIF DLM

RANGKA PENINGKATAN KINERJA ORGANISASI.

  9. BERORIENTASI PADA UPAYA PENINGKATAN KUALITAS KERJA.

ETIKA DALAM BERMASYARAKAT 1. MEWUJUDKAN POLA HIDUP SEDERHANA.

  

2. MEMBERIKAN PELAYANAN DGN EMPATI,

HORMAT & SANTUN, TANPA PAMRIH & TANPA UNSUR PEMAKSAAN.

  

3. MEMBERIKAN PELAYANAN SECARA CEPAT,

TEPAT, TERBUKA & ADIL SERTA TIDAK DISKRIMINATIF.

  

4. TANGGAP TERHADAP KEADILAN LINGKUNGAN

MASYARAKAT.

  

5. BERORIENTASI KEPADA PENINGKATAN

KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DLM MELAKSANAKAN TUGAS.

ETIKA TERHADAP DIRI SENDIRI

  

1. JUJUR & TERBUKA SERTA TIDAK MEMBERIKAN

INFORMASI YG TIDAK BENAR.

  

2. BERTINDAK DGN PENUH KESUNGGUHAN & KETULUSAN.

  

3. MENGHINDARI KONFLIK KEPENTINGAN PRIBADI,

KELOMPOK, MAUPUN GOLONGAN.

  

4. BERINISIATIF UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS

PENGETAHUAN KEMAMPUAN, KETERAMPILAN, & SIKAP.

  5. MEMILIKI DAYA JUANG YG TINGGI.

  6. MEMELIHARA KESEHATAN JASMANI & ROHANI.

  7. MENJAGA KEUTUHAN & KEHARMONISAN KELUARGA.

  8. BERPENAMPILAN SEDERHANA, RAPIH, & SOPAN.

ETIKA TERHADAP SESAMA PNS

  

1. SALING MENGHORMATI SESAMA WARGA NEGARA YG

MEMELUK AGAMA/KEPERCAYAAN YG BERLAINAN.

  2. MEMELIHARA RASA PERSATUAN & KESATUAN SESAMA PNS

  

3. SALING MENGHORMATI ANTARA TEMAN SEJAWAT BAIK

SECARA VERTIKAL MAUPUN HORIZONTAL DALAM SUATU UNIT KERJA, INSTANSI, MAUPUN ANTAR INSTANSI.

  4. MENGHARGAI PERBEDAAN PENDAPAT.

  5. MENJUNJUNG TINGGI HARKAT & MARTABAT PNS.

  

6. MENJAGA & MENJALIN KERJA SAMA YG KOOPERATIF

SESAMA PNS.

  

7. BERHIMPUN DLM SATU WADAH KORPS PEGAWAI REPUBLIK

  INDONESIA YG MENJAMIN TERWUJUDNYA SOLIDARITAS & SOLIDARITAS SEMUA PNS DLM MEMPERJUANGKAN HAK- HAKNYA.

  13/14 PPK

ORG. PROF. DI LUAR PNS MENETAPKAN KOD-ET INST MSG

2 MENETAPKAN KOD-ET MSG

  2 BERDASARKAN KARAKTERISTIK MSG

  2 TIDAK BOLEH BERTENTANGAN

2 INST/ORG PROF MSG

  15

PNS YANG MELANGGAR KOD-ET

1. SANKSI MORAL (TERTULIS OLEH PPK) JENIS PELANGGARAN KOD-ET (SESUAI DGN Ps.8,9,10,11,12)

  TERTUTUP TERBUKA

  16

2. DIKENAKAN TINDAKAN ADMINISTRATIF (SESUAI DGN PP.30/1980) ATAS REKOMENDASI DARI MAJELIS KOD-ET

  17

PPK MEMBENTUK MAJELIS KOD-ET

  18

  1. KETUA / ANGGOTA

  2. SEKRETARIS / ANGGOTA

  3. SEKURANG-KURANGNYA 3 ORANG ANGGOTA

  4. BOLEH LEBIH DARI 5 ASALKAN BERJUMLAH GANJIL

  5. JABATAN / PANGKAT TIDAK BOLEH LEBIH RENDAH DARI YG PELANGGAR KOD-ET

  19 MAJELIS KOD-ET MENGAMBIL KEP. :

  1. SETELAH MEMERIKSA

  2. SETELAH MEMBERI KESEMPATAN UNTUK MEMBELA DIRI

  3. SECARA MUSYAWARAH/MUFAKAT (FUTTING)

  4. BERSIFAT FINAL

  20 WAJIB MENYAMPAIKAN KEP. HSL SIDANG KPD PEJABAT YBW UNTUK

  

KONDISI MORAL DAN ETIKA

KEPEMIMPINAN SAAT INI

MOCHTAR LUBIS 7 (TUJUH) CIRI MANUSIA INDONESIA :

  • HIPOKRIT , senang berpura-pura; Lain Dimuka lain

  Dibelakang; serta Suka Menyembunyikan Yg Dikehendakinya karena takut mendapat ganjaran yg merugikan dirinya

  • Segan dan Enggan Bertanggung jawab atas

  perbuatan , Keputusan & Pikirannya atau sering mengalihkan tentang suatu kesalahan & kegaga- lan kepada orang lain

  • Berjiwa Feodalis , senang memper-hamba pihak yang

  lemah, senang dipuji, serta takut & tidak suka dikritik

  & senang mengkeramatkan

  • Percaya pada Tahayul

  sesuatu

  • Berjiwa artistik & Sangat Dekat Dengan Alam

  serta kurang

  • Mempunyai watak yg lemah

  mempertahankan keyakinannya sekalipun keyakinannya itu benar,cenderung untuk meniru , cepat cemburu & Dengki

  • Kurang sabar

III. POLA DAN MODE CUTI PNS

DASAR HUKUM

  1. UU 8/1974 = UU 43/1999 POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN,

  2. PP 24/1976 CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL,

  3. KEPUTUSAN BERSAMA 3 MENTERI TENTANG CUTI BERSAMA,

  

PENGERTIAN

CUTI ADALAH KEADAAN TIDAK MASUK

  • KERJA YANG DIIJINKAN DALAM WAKTU TERTENTU

  TUJUAN

PEMBERIAN CUTI ADALAH DALAM

  • RANGKA USAHA UNTUK MENJAMIN KESEGARAN JASMANI DAN ROHANI

  

HUBUNGAN CUTI DENGAN

ETIKA PNS

SEBAGAI WUJUD RASA KEPEDULIAN

  • TINGGI DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KEPADA PUBLIK (ETIKA PEMERINTAHAN - TAP.MPR .VI/1999) MENTAATI SEMUA PER-UU-AN YG BERLAKU
  • DALAM MELAKSANAKAN TUGAS (ETIKA BERNEGARA - PP.42/2004) MENEGAKAN DISIPLIN (PANCA PRASTYA
  • KORPRI)

JENIS-JENIS CUTI

  1. CUTI TAHUNAN,

  2. CUTI BESAR,

  3. CUTI SAKIT,

  4. CUTI BERSALIN,

  5. CUTI KARENA ALASAN PENTING,

  6. CUTI KARENA TUGAS BELAJAR,

  7. CUTI DILUAR TANGGUNGAN NEGARA

A. Cuti Tahunan

1. Hak Cuti Tahunan

  a. Merupakan hak PNS, termasuk CPNS yang telah bekerja secara terus menerus selama 1(satu) tahun.

  b. CPNS hanya berhak atas cuti tahunan, kecuali ditentukan lain oleh pejabat yang berwenang memberikan cuti berdasarkan pertimbangan kemanusiaan.

  c. Selama menjalankan cuti tahunan, PNS/CPNS yang bersangkutan memperoleh TKPKN(*).

  Cuti Tahunan…….

2. Penggunaan Cuti Tahunan

  a. Penggunaan cuti tahunan dapat digabungkan dengan cuti bersama, dengan jumlah paling sedikit menjadi 3 (tiga) hari kerja.

  b. Cuti bersama yang tidak digunakan karena kepentingan dinas dan berdasarkan surat tugas, tetap menjadi hak cuti tahunan PNS.

  Cuti Tahunan…….

3. Penangguhan Cuti Tahunan yang Tersisa

a. Cuti tahunan yang tersisa 6 (enam) hari kerja atau kurang tetap menjadi hak PNS yang bersangkutan.

  b. Cuti tahunan yang tersisa lebih dari 6 (enam) hari kerja harus dimintakan penangguhan oleh PNS/CPNS kepada pejabat yang berwenang memberikan cuti, agar penangguhan dimaksud dapat dilaksanakan tahun berikutnya.

  c. Pejabat yang berwenang memberikan cuti dapat menangguhkan cuti tahunan paling lambat akhir bulan Desember tahun yang berjalan.

  Cuti Tahunan…….

4. Penggunaan Cuti Tahunan yang Tersisa

  a. Cuti tahunan yang tersisa yang digabungkan penggunaannya dengan cuti tahunan tahun yang sedang berjalan, dapat diambil untuk paling lama: 1) 18 (delapan belas) hari kerja termasuk cuti tahunan yang sedang berjalan; dan 2) 24 (dua puluh empat) hari kerja termasuk cuti tahunan yang sedang berjalan, apabila cuti tahunan tidak diambil secara penuh dalam beberapa tahun.

  b. Pengajuan permohonan cuti tahunan yang tersisa yang digabungkan penggunaannya dengan cuti tahunan yang sedang berjalan harus mencantumkan jumlah cuti tahunan yang tersisa dari cuti tahunan pada masing-masing tahun yang bersangkutan.

  c. Tanpa adanya persetujuan penangguhan dari pejabat yang berwenang memberikan cuti, lamanya cuti tahunan yang dapat diambil dalam tahun yang sedang berjalan menjadi paling lama 18 hari kerja.

B. Cuti Besar

1. Hak Cuti Besar

a. Merupakan hak PNS yang telah bekerja paling kurang 6 (enam) tahun secara terus menerus.

  b. PNS yang akan/telah menjalani cuti besar tidak berhak lagi atas cuti tahunan dalam tahun yang bersangkutan.

  c. Selama menjalankan cuti besar, PNS yang bersangkutan tidak berhak atas tunjangan jabatan dan tidak memperoleh TKPKN.

  Cuti Besar…..

2. Penggunaan Cuti Besar

  a. PNS perlu merencanakan penggunaan cuti besar sejak awal tahun.

  b. Cuti besar dapat digunakan oleh PNS untuk 1) memenuhi kewajiban agama; 2) persalinan anaknya yang keempat apabila PNS yang bersangkutan mempunyai hak cuti besar menjelang persalinan; atau

  3) keperluan lainnya sesuai pertimbangan pejabat yang berwenang memberikan cuti.

  c. PNS yang telah melaksanakan cuti tahunan dan akan mengambil cuti besar pada tahun yang bersangkutan harus mengembalikan TKPKN yang diterimanya selama

  Cuti Besar…..

  d. PNS yang akan/telah menggunakan cuti besar berhak atas: 1) cuti bersama; 2) cuti tahunan yang tersisa pada tahun sebelum digunakan cuti besar; 3) cuti sakit; 4) cuti bersalin untuk persalinan anaknya yang pertama, kedua, dan ketiga; 5) cuti karena alasan penting.

C. Cuti Sakit

  1. Hak Cuti Sakit merupakan hak PNS dan/atau PNS/CPNS wanita yang mengalami gugur kandungan.

  2. Penggunaan Cuti Sakit

  a. PNS yang menderita sakit lebih dari 2 (dua) hari harus melampirkan surat keterangan dokter dari rumah sakit pemerintah/puskesmas.

  b. PNS yang telah menggunakan cuti sakit untuk jangka waktu paling lama 1 (satu) tahun 6 (enam) bulan dan telah aktif bekerja kembali, berhak atas:

  1) cuti bersama; 2) cuti tahunan pada tahun yang sedang berjalan dan cuti tahunan yang tersisa pada tahun sebelum digunakan cuti sakit; 3) cuti besar; 4) cuti bersalin;

D. Cuti Bersalin

1. Hak Cuti Bersalin

  a. Merupakan hak PNS/CPNS wanita untuk persalinan anaknya yang pertama, kedua, dan ketiga.

  b. Cuti bersalin yang digunakan oleh CPNS wanita untuk persalinan anaknya yang pertama akan mengurangi hak cuti persalinan setelah yang bersangkutan menjadi PNS.

  Cuti Bersalin…..

2. Penggunaan Cuti Bersalin dan Cuti Lain untuk

  Bersalin

  a. PNS yang telah menggunakan cuti bersalin, berhak atas: 1) cuti bersama; 2) cuti tahunan pada tahun yang sedang berjalan dan cuti tahunan yang tersisa pada tahun sebelum digunakan cuti bersalin;

  3) cuti besar; 4) cuti sakit;

  Cuti Bersalin….. b. PNS wanita dapat diberikan cuti besar untuk persalinan anaknya yang keempat, apabila yang bersangkutan mempunyai hak cuti besar menjelang persalinan.

  c. PNS wanita yang akan/telah menggunakan cuti besar untuk persalinan anaknya yang keempat tidak berhak lagi atas cuti tahunannya dalam tahun yang bersangkutan..

  Cuti Bersalin…..

  d. PNS wanita yang akan/telah menggunakan cuti besar tersebut berhak atas: 1) cuti bersama; 2) cuti tahunan yang tersisa pada tahun sebelum digunakan cuti besar; 3) cuti sakit; 4) cuti karena alasan penting.

  e. PNS wanita dapat diberikan cuti di luar tanggungan negara untuk persalinan anaknya yang kelima dan seterusnya.

  Cuti Bersalin…..

  f. PNS wanita yang telah menggunakan cuti di luar tanggungan negara tersebut, berhak atas: 1) cuti bersama; 2) cuti tahunan pada tahun yang sedang berjalan dan cuti tahunan yang tersisa pada tahun sebelum digunakan cuti di luar tanggungan negara;

  3) cuti besar setelah bekerja kembali paling kurang 6 (enam) tahun secara terus menerus; 4) cuti sakit; 5) cuti karena alasan penting.

E. Cuti Karena Alasan Penting

1. Hak Cuti Karena Alasan Penting a. Merupakan hak PNS.

b. Selama menjalankan cuti karena alasan penting, PNS yang bersangkutan tidak memperoleh TKPKN.

2. Penggunaan Cuti Karena Alasan Penting

  a. Selain karena alasan yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan yang mengatur cuti PNS, PNS juga berhak atas cuti karena alasan penting karena terjadinya kondisi force major, misalnya banjir, tanah longsor, kebakaran, dan

  Cuti Karena Alasan Penting.....

  b. PNS yang telah menggunakan cuti karena alasan penting, berhak atas: 1) cuti bersama; 2) cuti tahunan pada tahun yang sedang berjalan dan cuti tahunan yang tersisa pada tahun sebelum digunakan cuti karena alasan penting;

  3) cuti besar; 4) cuti sakit; 5) cuti bersalin.

F. Hak Cuti bagi PNS yang Sedang Tugas Belajar

  1. PNS yang sedang tugas belajar, berhak atas:

  a. cuti bersama;

  b. cuti bersalin;

  c. cuti besar untuk persalinan anaknya yang keempat apabila yang bersangkutan mempunyai hak cuti besar menjelang persalinan;

  2. PNS yang sedang tugas belajar di dalam negeri atau di luar negeri yang akan menggunakan cuti bersalin dan cuti besar untuk persalinan anaknya yang keempat (apabila yang bersangkutan mempunyai hak cuti besar menjelang persalinan) harus mengajukan permohonan cuti kepada pejabat yang berwenang memberikan cuti melalui Pimpinan Perguruan Tinggi atau Kepala Perwakilan Republik Indonesia di negara

G. Hak Cuti bagi PNS yang Telah Selesai Tugas Belajar

  1. PNS yang telah selesai tugas belajar dan bekerja kembali di lingkungan kerjanya berhak atas: a. cuti bersama;

  b. cuti besar untuk persalinan anaknya yang keempat apabila yang bersangkutan mempunyai hak cuti besar menjelang persalinan; c. cuti sakit;

  d. cuti bersalin; e. cuti karena alasan penting.

  2. PNS yang telah selesai tugas belajar dan bekerja kembali di lingkungan kerja asalnya sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan, berhak atas:

  a. cuti tahunan pada tahun yang sedang berjalan; b. cuti besar.

H. Pengajuan Permohonan Hak Cuti

  1. Permohonan cuti yang akan dijalankan di dalam negeri dan sudah mendapat persetujuan dari pejabat yang berwenang memberikan cuti, harus disampaikan kepada pejabat yang berwenang menetapkan surat izin cuti paling lama 7 (tujuh) hari kerja sebelum tanggal pelaksanaan cuti, kecuali permohonan:

  a. cuti sakit; b. cuti karena alasan penting.

  2. Cuti yang akan dijalankan di luar negeri harus mendapatkan izin dari PPK

  3. Permohonan cuti yang akan dijalankan di luar negeri dan izin ke luar negeri, harus disampaikan kepada PPK paling lambat 14(empat belas) hari kerja sebelum tanggal pelaksanaan cuti, kecuali permohonan:

  a. cuti sakit;

I. Cuti di Luar Tanggungan Negara

  1. PNS yang telah bekerja paling kurang 5 (lima) tahun secara terus-menerus dapat diberikan cuti di luar tanggungan negara karena alasan-alasan pribadi yang penting dan mendesak.

  2. Cuti di luar tanggungan negara dapat diberikan untuk paling lama 3 (tiga) tahun dan dapat diperpanjang paling lama 1 (satu) tahun apabila ada alasan-alasan yang penting untuk memperpanjangnya.

  3. Alasan-alasan pribadi yang penting dan mendesak tersebut dapat dipertimbangkan oleh atasan langsung PNS yang bersangkutan apabila disertai dengan bukti-bukti yang mendukung.

  Cuti di Luar Tanggungan Negara....

  4. PNS yang bekerja kembali di lingkungan kerjanya setelah melaksanakan cuti di luar tanggungan negara tidak berhak atas cuti tahunan yang tersisa dan berhak atas:

  a. cuti bersama;

  b. cuti tahunan pada tahun yang sedang berjalan setelah bekerja kembali paling kurang 3(tiga) bulan; c. cuti besar, yaitu setelah bekerja kembali paling kurang 6

  (enam) tahun secara terusmenerus;

  d. cuti sakit;

  e. cuti bersalin; f. cuti karena alasan penting.

  SEKIAN, TERIMA KASIH … SAMPAI JUMPA DI LAIN KESEMPATAN

  Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh Salam Sejahtera Bagi Kita

  Semua