BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Meningkatkan Hasil Belajar Sifat-Sifat Cahaya dengan Metode Inquiri pada Kelas V Semester II SDN Sumogawe O4

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil penelitian

  Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan di kelas

  V SDN Sumogawe 04 Kec. Getasan Kab. Semarang ini dilakukan dalam 2 siklus yang pada masing-masing siklus terdapat 3 langkah meliputi planing (perencanaan), acting and observation (tindakan dan observasi), serta reflecting (refleksi). Uraian dan penjabaran dari masing

  • – masing langkah adalah sebagai berikut.

4.1.1. Pelaksanaan Penelitian

4.1.1.1. Pelaksanaan Siklus I a. Perencanaan

  Berdasarkan data yang telah diperoleh dari hasil observasi dan hasil belajar pra siklus. Maka diperlukan adanya sebuah perbaikan pembejaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Metode pembelajaran yang dipilih untuk meningkatkan hasil belajar adalah metode inkuiri. Sebelum melakukan pelaksanaan pembelajaran, maka diperlukan adanya persiapan /perencanaan. Tahap persiapan/perencanaan yang dilakukan oleh peneliti antara lain:

  1. Menganalisis materi yang akan diajarkan kepada siswa berdasarkan kompetensi dasar dan standar kompetensi, analisis ini dilakukan dengan guru kelas.

  2. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri.

  3. Menyiapkan media pembelajaran yang akan digunakan.

  4. Menyusun dan menyiapkan lembar observasi guru dan siswa.

  5. Menyiapkan soal evaluasi untuk mendapatkan data hasil belajar siswa siklus I.

  Setelah menyusun rencana kegiatan, maka peneliti akan melaksanakan tindakan perbaikan Siklus I yang dijadwalkan pada table berikut:

  

Tabel 12

Jadwal Pelaksanaan Siklus I

  Pertemuan Jam Hari,Tanggal Keterangan

  Ke- Pelajaran

  1 Selasa,

  2 Pelaksanaan pembelajaran

  23 Mei 2017

  2 Rabu,

  2 Pelaksanaan pembelajaran dan

  24 Mei 2017 evaluasi b.

   Pelaksanaan

  Tahap pelaksanaan tindakan pada Siklus I adalah pelaksanaan pembelajaran dari bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun sebelumnya. Pelaksanaan tindakan dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan dan pada pertemuan terakhir akan dilaksanakan evaluasi untuk mengetahui hasil belajar siswa.

  Pertemuan 1

  • Pada kegiatan awal pembelajaran guru membuka pelajaran menyapa siswa dan menanyakan kabar mereka. Kemudian guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa. Guru melakukan presensi untuk mengecek kehadiran siswa, dan pada Siklus I pertemuan 1 ini semua siswa hadir tidak ada yang berhalangan atau ijin. Setelah melakukan presensi, guru melakukan apersepsi melalui bertannya jawab dengan siswa. Pertanyaan yang diajukan oleh guru adalah yang berkaitan dengan materi, misalnya “anak-anak pernahkah kalian melihat cahaya?”, “cahaya apa saja yang pernah kalian lihat?” pada tahap ini siswa masih terlihat malu-malu untuk menjawab, hanya beberapa siswa saja yang aktif menjawab pertanyaan dari guru. Setelah dirasa cukup, kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu tentang sifat-sifat cahaya.

  Kegiatan inti dimulai dengan guru memperlihatkan sebuah gambar kepada ruangan dengan pencahayaan. Siswa diminta untuk mengamati gambar tersebut. Sambil siswa mengamati gambar, guru bertanya kepada siswa untuk memancing pengetahuan siswa. Setelah siswa mengamati gambar dan mendengarkan penjelasan dari guru, kemudian siswa dibagi menjadi beberapa kelompok. Pembagian kelompok dilakukan dengan cara berhitung dan setiap kelompok beranggotakan 5 orang. Setelah semua siswa berkumpul dalam kelompok, guru menyajikan sebuah gambar/fenomena untuk dianalisis oleh masing-masing kelompok. Setiap kelompok diminta untuk membuat rumusan masalah dari fenomena yang disajikan guru. Siswa diberi kesempatan untuk berpikir, merumuskan hipotesis dan menyampaikannya untuk didiskusikan bersama dalam kelompok. Setiap kelompok mengamati dan membaca bagaimana sifat cahaya dapat merambat lurus pada buku paket. Siswa diberi kesempatan mengumpulkan bukti bersama kelompoknya dengan melakukan pengamatan. Siswa bersama kelompoknya diberi kesempatan berdiskusi untuk melakukan percobaan sifat cahaya dapat merambat lurus (langkah-langkah percobaan tercantum dalam LKS).

  Pada saat melakukan percobaan siswa terlihat sangat antusias. Siswa melakukan percobaan dengan cermat untuk menjawab rasa ingin tahu mereka. Akan tetapi ada juga siswa yang menjadikan alat percobaan sebagai mainan, dan guru menegur apabila hal tersebut terjadi. Setiap kelompok membuat kesimpulan dari percobaan yang dilakukan. Setelah semua kelompok selesai membuat kesimpulan dari hasil diskusi mereka, Setiap kelompok ditunjuk maju ke depan kelas untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Kelompok yang lain yang tidak maju diminta untuk menanggapi hasil presentasi kelompok yang sedang mempresentasikan hasil diskusinya. Setelah selesai, guru meluruskan pemahaman yang masih kurang dikuasai oleh siswa.

  Pada kegiatan akhir pembelajaran, guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran yang sudah dipelajari. Guru bertanya jawab dengan siswa tentang kesulitan apa saja yang mereka dapatkan selama proses pembelajaran. Kemudian guru menutup pembelajaran dengan berdoa bersama. Dari lembar observasi siswa pertemuan pertama siklus I diperoleh catatan dari observer bahwa siswa tidak pembelajaran siswa kurang mampu menyimpulkan pembelajaran yang sudah dilakukan. Sedangkan catatan dari lembar observasi guru antara lain siswa banyak yang tidak aktif dalam bertanya jawab, guru belum menyampikan tujuan di awal pembelajaran, kurangnya persiapan diri pada guru sehingga pembelajaran kurang komunikatif. Pada pertemuan ini guru juga kurang dapat menguasai kelas sehingga pada tahap diskusi kelas terkadang menjadi gaduh.

  Pertemuan 2

  • Pertemuan kedua dilaksanakan dengan melanjutkan materi pada pertemuan pertama dan pendalaman materi yang telah dilaksanakan. pada kegiatan awal pembelajaran guru membuka pelajaran dengan menyapa siswa dan berdoa bersama. Setelah berdoa guru menanyakan kabar siswa dan memberikan motivasi kepada siswa. Guru juga mengajak siswa untuk bernyanyi menyanyikan lagu “balonku” agar siswa lebih bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. Guru melakukan kegiatan apresepsi dengan melakukan tanya jawab dengan siswa tentang hal-hal yang berkaitan dengan materi “pernahkah kamu bercermin?” “bagaimana bayangan yang tampak pada cermin tersebut?”. Setelah melakukan kegiatan apresepsi, guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

  Pada tahap inti guru memulainya dengan menunjukkan sebuah gambar orang yang sedang bercermin kepada siswa untuk diamati. siswa mengamati gambar dan guru memberikan pertanyaan untuk memancing pengetahuan siswa. Kemudian guru menunjukkan gambar yang lain yaitu cermin cekung dan siswa mengamati sambil menjawab pertanyaan dari guru. Dari pengamatan gambar, guru menjelaskan materi tentang sifat-sifat cahaya kepada siswa. Kemudian siswa diminta untuk membuat kelompok berdasarkan arahan dari guru. Siswa ditunjukkan cermin cembung dan cermin cekung oleh guru. Siswa ditanya oleh guru “mengapa ketika kita bercermin pada sendok bentuk kita akan berbeda dengan bentuk kita yang asli? Mengapa bisa seperti itu

  ?”. Siswa ditanya guru dan siswa menjawab pertanyaan dari guru . “Apa yang kalian lihat di dalam cermin datar, cermin cekung, dan cermin cembung? Apakah bentuk bayangan setiap membuat rumusan masalah dari gambar yang telah ditunjukkan guru. Siswa diberi kesempatan untuk merumuskan hipotesis. Setiap kelompok mengamati dan membaca bagaimana sifat cahaya dapat merambat lurus pada buku paket. Siswa diberi kesempatan mengumpulkan bukti bersama kelompoknya dengan melakukan pengamatan. siswa bersama kelompoknya diberi kesempatan untuk berdiskusi guna melakukan percobaan sifat cahaya dapat dipantulkan (langkah- langkah percobaan tercantum dalam LKS). Bersama kelompok siswa melakukan percobaan tentang sifat cahaya dapat dipantulkan, setiap anggota kelompok harus mengemukakan pendapatnya. Setiap kelompok membuat kesimpulan dari percobaan yang dilakukan. Setelah semua kelompok selesai membuat kesimpulan dari hasil diskusi, Setiap kelompok secara bergantian maju ke depan kelas untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Kelompok yang lain diminta untuk menanggapi hasil presentasi kelompok yang sedang mempresentasikan hasil diskusinya. Setelah semua kelompok mempresentasikan hasil diskusinya, siswa diminta kembali untuk mengerjakan lembar evaluasi secara individu. Guru membimbing siswa dalam mengerjakan lembar evaluasi.

  Setelah selesai, pada kegiatan penutup guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran yang telah dilakukan. Siswa diminta untuk menyampaikan kesulitan yang mereka dapatkan. Guru memberikan reward kepada siswa yang antusias dalam kegiatan pembelajaran. Guru memotifasi siswa untuk selalu rajin belajar, serta menutup pembelajaran dengan berdoa bersama. Dari hasil pertemuan kedua Siklus I diperoleh beberapa catatan antara lain siswa masih belum berani untuk mengemukakan pendapat, siswa juga masih kurang mampu menyimpulkan materi pembelajaran, guru kurang mampu menarik perhatian siswa dalam mengawali pembelajaran, guru tidak membimbing siswa dalam berdiskusi kelompok sehingga siswa kurang dapat mempresentasikan hasilnya.

c. Observasi

  Observasi dilakukan untuk melihat kinerja guru dalam memberikan materi pembelajaran. Berdasarkan observasi pada pertemuan pertama Siklus I, lembar pada guru sehingga pembelajaran kurang maksimal, (2) Tujuan pembelajaran tidak disampaikan terlebih dahulu, (3) Guru kurang menarik dalam menyampaikan materi pembelajaran sehingga banyak siswa yang tidak memperhatikan. Sedangkan pada lembar observasi siswa diperoleh catatan sebagai berikut (1) siswa tidak berani bertanya dan mengemukakan pendapat pada awal pembelajaran, (2) siswa tidak mampu menyimpulkan materi yang telah dipelajari bersama guru.

  Hasil Pertemuan 2 Siklus I, catatan yang diperoleh dari observer pada lembar observasi guru antara lain (1) Guru kurang mampu menarik perhatian siswa dalam mengawali pembelajaran, (2) guru tidak membimbing siswa dalam berdiskusi kelompok sehingga siswa kurang dapat memahami tugasnya. Sedangkan pada lembar observasi siswa, observer mencatat 2 hal diantaranya (1) Siswa tidak berani dalam mengemukakan pendapat, (2) Siswa kurang mampu dalam menyimpulkan pembelajaran.

d. Refleksi

  Data hasil belajar siswa yang didapat dari pengerjaan soal evaluasi, siswa masih belum begitu dapat menguasai materi dengan baik. Ini ditunjukkan dari hasil evaluasi 29 siswa, hanya terdapat 20 siswa (69%) yang nilainya sudah tuntas diatas KKM, sedangkan 9 siswa (31%) nilainya masih berada dibawah KKM. Pada indikator keterlaksanaan kegiatan siswa yang diperoleh dari lembar observasi masih banyak kegiatan yang belum terlaksana diantaranya: siswa belum berani bertanya jawab dengan guru, siswa belum berani mengemukakan pendapatnya pada saat mendapat pertanyaan dari guru, siswa belum mampu menyimpulkan materi yang telah dipelajari.

  Dari cacatan observer pada lembar observasi guru dan siswa diperoleh beberapa masalah penyebab belum berhasilnya penelitian pada siklus ini antara lain: 1.

  Persiapan yang dilakukan guru kurang maksimal sehingga masih banyak kekurangan dalam proses pembelajaran.

  3. Siswa masih belum berani bertanya ataupun menyampaikan pendapat.

  4. Siswa tidak dibimbing oleh guru dalam berdiskusi kelompok sehingga banyak siswa yang mengalami kebingungan dalam mengerjakan.

  5. Guru kurang mampu mengkondisikan kelas sehingga pada saat diskusi kelompok kelas menjadi gaduh. Berdasarkan beberapa masalah diatas, maka dilakukan perbaikan pembelajaran pada Siklus II yang diantaranya dengan cara:

  1. Melakukan persiapan dengan baik agar pembelajaran yang berlangsung dapat maksimal.

  2. Memberikan motovasi kepada siswa untuk siswa lebih aktif lagi dalam mengikuti pelajaran agar hasil yang dicapai bisa lebih baik.

  3. Memacu siswa untuk berani bertanya dan mengemukakan pendapat agar guru tahu tentang hal-hal yang belum dikuasai oleh siswa.

  4. Guru akan membimbing siswa dalam menemukan masalah, berdiskusi memecahkan masalah, maupun presentasi hasil diskusi.

  5. Berkonsultasi dengan guru kelas cara mengkondisikan kelas agar pembelajaran berlangsung dengan lancar. Hasil refleksi ini akan dijadikan sebagai acuan untuk diperbaiki pada Siklus II agar pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan mencapai hasil yang maksimal.

4.1.1.2. Pelaksanaan Siklus II

  Hasil pelaksanaan Siklus I yang telah dilakukan belum menunjukkan ketercapaian indikator kerja, maka penelitian dilanjutkan dengan melakukan Siklus II. Pelaksanaan siklus II masih akan dilaksanakan dalam 3 tahap, yaitu perencanaan, tindakan dan observasi serta refleksi. Dalam pelaksanaan tindakan dan observasi masing-masing dilakukan dalam 2 kali pertemuan dengan menggunakan metode inkuiri. Siklus II dilaksanakan dengan memperhatikan hasil refleksi serta memperbaiki kelemahan yang terjadi pada siklus I.

a. Perencanaan

  Hari,Tanggal Jam

  30 Mei 2017

  2 Rabu,

  2 Pelaksanaan pembelajaran

  30 Mei 2017

  1 Selasa,

  Pelajaran Keterangan

  Metode pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran inkuiri. Tahap perencanaan siklus II yang dilakukan oleh peneliti diantaranya adalah: 1.

  Pertemuan Ke-

  Tabel 13 Jadwal Pelaksanaan Siklus II

  6. Berkonsultasi dengan guru kelas cara menguasai siswa dan mengkondisikan kelas yang baik agar pembelajaran dapat berlangsung secara maksimal. Berikut adalah jadwal pelaksanaan siklus II:

  5. Menyusun soal evaluasi.

  4. Menyusun dan menyiapkan lembar observasi guru juga siswa.

  3. Menyiapkan media yang mudah dipahami oleh siswa.

  2. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan menggunakan metode untuk 2 kali pertemuan.

  Menganalisa materi dari kompetensi dasar dan standar kompetensi yang akan digunakan, analisis ini dilakukan dengan meminta masukan pada guru kelas.

  2 Pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi

b. Pelaksanaan

  • Pertemuan 1

  Pada kegiatan awal pembelajaran guru membuka pelajaran dengan menyapa siswa dan menanyakan kabar mereka. Kemudian guru mengajak siswa presensi untuk mengecek kehadiran siswa dilanjutkan dengan menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu tentang macam-macam serta kegunaan alat optic. Sebelum masuk pada pembelajaran inti, guru mengajak siswa untuk menyanyikan lagu “bintang kejora” agar siswa lebih bersemangat dalam menerima pembelajaran.

  Memasuki pembelajaran inti, guru bertanya jawab dengan siswa untuk memancing pengetahuan siswa serta masuk ke dalam materi.

  “anak-anak pernahkaah kalian mendengar alat optik?”. “apakah alat optik itu?”. “anak-anak apa yang kalian ketahui alat-alat optik?. Kemudian guru menyampaikan materi tentang alat-alat optik. Siswa memperhatikan penjelasan guru mengenai alat-alat optic. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dengan cara berhitung kelompok beranggotakan 5 siswa. Siswa diminta untuk duduk bersama dengan kelompoknya untuk berdiskusi. Siswa dengan kelompoknya dibagi lembar kerja siswa. Siswa bersama kelompoknya diberi kesempatan untuk berdiskusi dan mengerjakan lembar kerja siswa. Guru membimbing siswa dalam berdiskusi menemukan serta memecahkan masalah agar setiap siswa berani dan mampu untuk mengemukakan pendapatnya. Setelah diskusi selesai, setiap kelompok ditunjuk untuk maju mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas, sementara kelompok yang lain menanggapi. Bersama siswa, guru melakukan tanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman dan memberikan penguatan.

  Pada kegiatan penutup Guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran yang sudah dipelajari hari ini. Siswa diminta untuk menyampaikan kesulitan yang mereka dapatkan atau rasakan. Lalu guru menutup pembelajaran dengan doa. Dari lembar observasi guru dan siswa diperoleh catatan bahwa 1) Waktu terlalu banyak digunakan untuk penjelasan materi dan diskusi sehingga siswa tidak mengerjakan lembar evaluasi. Pada tahap ini siswa memang belum mengerjakan soal evaluasi karena pengerjaan soal evaluasi akan dilaksanakan pada pertemuan II. 2) Guru kurang memberikan bimbingan secara menyeluruh kepada siswa dalam berdiskusi. 3) Persiapan sudah baik sehingga siswa lebih aktif dalam mengikuti pelajaran dan penjelasan dari guru.

  • Pertemuan kedua Siklus II dilaksanakan dengan melanjutkan materi dari pertemuan pertama. pada kegiatan awal pembelajaran guru membuka pelajaran dengan menyapa siswa dan menanyakan kabar mereka. Guru mengajak siswa untuk berdoa menurut agama dan keyakinan masing-masing. Kemudian guru melakukan presensi untuk mengecek kehadiran siswa. Dan tidak lupa guru menyampikan tujuan pembelajaran.

  Pertemuan 2

  Sebelum masuk ke materi, guru melakukan apersepsi melalui Tanya jawab dengan siswa. Lalu masuk pada kegiatan inti diawali dengan Guru menunjukkan kepada siswa tentang contoh alat-alat optic. Pada awal pembelajaran siswa diarahkan untuk menjawab pertanyaan dari guru.

  “anak-anak belajar apakah kita kemarin?”. “apa saja yang termasuk alat optik?”. “taukah kalian kegunaan dari atal-alat optik tersebut? ”. Guru menyampaikan materi tentang kegunaan alat optic. Siswa memperhatikan penjelasan guru mengenai materi yang disampaikan guru. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dengan cara berhitung dan membuat kelompok setiap kelompok beranggotakan 5 siswa. Siswa diminta untuk duduk bersama dengan kelompoknya untuk berdiskusi. Guru membagikan lembar kerja siswa. Siswa bersama kelompoknya diberi kesempatan untuk berdiskusi menemukan masalah dari lembar kerja mereka serta memecahkan masalah yang mereka dapatkan. Guru membimbong siswa dalam berdiskusi agar diskusi dapat berjalan dengan lancar dan siswa berani mengemukakan pendapatnya dalam kelompok untuk menyelesaikan masalah yang mereka hadapi. Setelah diskusi selesai, Setiap kelompok ditunjuk maju ke depan kelas untuk mempresentasikan hasil diskusinya secara percaya diri. Kelompok yang lain menanggapi hasil presentasi. Setelah semua kelompok mempresentasikan hasil diskusinya, guru membagikan soal evaluasi untuk dikerjakan. Siswa mengerjakan soal evaluasi dengan sungguh-sungguh dan diminta bertanya kepada guru tentang soal yang belum mereka mengerti.

  Pada tahap akhir pembelajaran, Siswa diminta untuk menyampaikan kesulitan yang mereka dapatkan atau rasakan kemudian menyimpulkan

  

paling antusias dalam kegiatan pembelajaran . Guru memotifasi siswa untuk selalu rajin

belajar.

  Lalu guru menutup pelajaran dengan berdoa bersama. Dari lembar observasi diperoleh beberapa catatan antara lain: pembelajaran sudah berjalan dengan baik, siswa sudah tekun dalam mengukuti pembelajaran.

  c. Observasi Setelah pelaksanaan siklus II hasil yang diperoleh sudah cukup bagus.

  Pada pertemuan pertama siklus II lembar observasi guru diperoleh catatan: (1) persiapan sudah baik sehingga anak lebih aktif dalam mengikuti pelajaran dan penjelasan dari guru, (2) Guru kurang membimbing siswa dalam berdiskusi. Sedangkan pada lembar observasi siswa hanya diperoleh satu cacatan dari observer yaitu: waktu terlalu banyak untuk penjelasan dan berdiskusi sehingga siswa tidak mengerjakan soal-soal evaluasi. Pada pertemuan pertama memang siswa tidak ada kegiatan mengerjakan lembar evaluasi karena pengerjaan lembar evaluasi dilakukan pada akhir siklus II.

  Pada pertemuan 2 siklus II ini observer hanya memberikan sedikit catatan untuk peneliti. Pada lembar observasi guru diperoleh catatan bahwa pembelajaran sudah berlangsung dengan baik sedangnkan pada lembar observasi siswa observer menuliskan bahwa siswa sudah tekun dalam mengikuti pelajaran. Proses pembelajaran yang ada di kelas pun sudah terjadi pembelajaran yang aktif, menyenangkan serta komunikatif. Indikator ketercapaian kegiatan siswa sudah tercapai semua, mulai dari persiapan siswa untuk mengikuti pembelajaran hingga kegiatan akhir siswa menyimpulkan pembelajaran sudah berjalan dengan lancar. Keberanian siswa untuk bertanya kepada guru dan juga menyampaikan pendapat pun sudah meningkat dibandingkan dengan siklus I.

  d. Refleksi

  Refleksi dilakukan oleh guru setelah semua data Siklus II Baik berupa data hasi evaluasi maupun data hasil observasi oleh guru kelas selama 2 pertemuan terkumpul. Dari data hasil evaluasi, siswa mengalami peningkatan hasil belajar. belum tuntas diatas KKM, sedangkan 27 siswa (93%) nilainya sudah berada diatas KKM. Sedangkan dari data lembar observasi pada siklus II pembelajaran yang berlangsung sudah baik. Siswa juga sudah aktif dan berani mengungkapkan pendapat maupun pertanyaan.guru juga sudah bisa mengkondisikan kelas dengan baik sehinga pembelajaran dapat berlangsung secara maksimal.

4.1.2. Deskripsi Data Hasil Penelitian

  Data hasil belajar siswa yang diperoleh dari hasil tes evaluasi tiap akhir siklus, maka hasil belajar siswa akan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekwensi. Menurut Sugiyono (2013:46) untuk membuat tabel distribusi frekwensi dapat dilakukan dengan tiga langkah yaitu pertama menghitung jumlah interval kelas, lalu menghitung rentang data dan yang terakhir adalah menghitung panjang kelas. Untuk menghitung jumlah kelas digunakan rumus strunges yaitu: K=1+3.3 log n. dimana K adalah jumlah interval kelas, n adalah jumlah data observasi, dan log adalah logaritma. untuk mengitung rentang data dilakukan dengan rumus: nilai max – nilai min + 1. Setelah diketahui rentang data maka dicari panjang kelas dengan cara membagi rentang data dengan jumlah kelas. Berikut hasil perhitungan dan penyajian distribusi frekwensi tiap siklus.

a. Siklus I

  Berdasarkan rumus dari Sugiyono (2013:46) tersebut jika nilai tertinggi pada siklus I adalah 95 dan nilai terendah adalah 40. Sementara Jumlah data observasi adalah 29 siswa. Maka perhitungannya: K = 1+3.3 log n

  = 1+3.3 log 29 = 1+3.3 x 1.5 = 1+ 4.95 = 5.95 atau 6 Range = nilai max

  • – nilai min + 1 = 95
  • – 40 + 1 = 56

  Panjang kelas = Range dibagi K 56/6 = 9.3 atau 9

  Hasil perhitungan tersebut diperoleh panjang kelas adalah 9. Setelah diketahui panjang kelas maka dibuat tabel distribusi frekwensi hasil belajar IPA siswa yang disajikan pada tabel 15 berikut:

  Tabel 14 Distribusi frekwensi hasil belajar IPA siswa

  Kelas V SDN Sumogawe 04 Semester 2 Tahun ajaran 2016/2017 Siklus I

  No Interval Frekwensi Persentase

  1 1 3%

  ≥ 94

  2 85 – 93 2 7%

  3

  76 2 7%

  • – 84

  4

  67 9 31%

  • – 75

  5

  58 6 21%

  • – 66

  6

  49 7 24%

  • – 57

  7 40 – 48 2 7% Jumlah 29 100% b.

   Siklus II

  Data pada Siklus II juga akan disajikan menggunakan tabel distribusi frekwensi yang dihitung menggunakan tiga langkah yaitu menghitung jumlah interval kelas, menghitung rentang data dan terakhir menghitung panjang kelas. Nilai tertinggi pada siklus II adalah 98 dan nilai terendah adalah 50. Jumlah data

  • – 50 + 1 = 49

  6

  13

  45

  5

  66

  7

  23

  58

  4

  2

  7

  7 50 – 57

  2

  7 Jumlah 29 100%

  Teknik analilis data pada penelitian ini akan menggunakan dua tahapan

  74

  10

  1

  K = 1+3.3 log n = 1+3.3 log 29 = 1+3.3 x 1,5 = 1+ 4.95 = 5.95 atau 6

  82

  3

  3

  1

  2 90 – 97

  3

  3

  1 ≥ 98

  Siklus II No Interval Frekwensi Persentase

  Distribusi frekwensi hasil belajar IPA siswa Kelas V SDN Sumogawe 04 Semester 2 Tahun ajaran 2016/2017

  Dari hasil perhitungan tersebut diperoleh panjang kelas adalah 8. Setelah diketahui panjang kelas maka dibuat tabel distribusi frekwensi yang disajikan pada tabel 16 berikut: Tabel 15.

  Panjang kelas = Range dibagi K 49/6 = 8,2 atau 8

  Range = nilai max – nilai min + 1 = 98

  • – 89
  • – 81
  • – 73
  • – 65

4.1.3. Analis Data

  hasil belajar IPA siswa kelas V SDN Sumogawe 04 Kec. Getasan tahun ajaran 2016/2017 semseter 2.

4.1.3.1. Analisis Ketuntasan

  Analisis ketuntasan tiap siklus dalam tabel ketuntasan diolah dengan membandingkan presentase skor perolehan hasil belajar siswa dengan skor KKM pada mata pelajaran IPA. Ketuntasan hasil belajar siswa siklus I dapat dilihat pada tabel berikut:

  Tabel 16 Analisis ketuntasan hasil belajar IPA Siswa kelas V

  SDN Sumogawe 04 Kec. Getasan Semester 2 tahun ajaran 2016/2017 Siklus I

  

No Kriteria Frekuensi Presentase

  1 Tuntas 20 69%

  2 Tidak tuntas 9 31%

  3 Jumlah 29 100% Nilai rata-rata kelas

  65.66 Nilai Tertinggi

  95 Nilai Terendah

  40 Dari tabel tersebut dapat dilihat ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I mencapai 69% dari keseluruhan siswa dengan 20 siswa tuntas dari jumlah 29 siswa. Dengan Kriteria Ketuntasan Minimal adalah 60, sebanyak 9 siswa (31%) masih mendapatkan nilai dibawah KKM atau belum tuntas. Nilai tertinggi pada siklus I berada pada skor 95 dan nilai terendah dengan skor 40. Sedangkan nilai rata-rata kelas dari keseluruhan siswa adalah 65,66. Tabel 17 jika disajikan dalam bentuk diagram adalah sebagai berikut: Tidak tuntas; 31 Tuntas; 69

  Gambar 3. Diagram ketuntasan hasil belajar IPA Siswa kelas V SDN Sumogawe 04 Siklus I

  Peningkatan hasil belajar terjadi pada siklus II. Data hasil belajar IPA siswa kelas V SDN Sumogawe 04 Kec. Getasan Tahun ajaran 2016/2017 Semester 2 disajikan pada tabel berikut:

  Tabel 17 Analisis ketuntasan hasil belajar IPA Siswa kelas V

  SDN Sumogawe 04 Kec. Getasan Semester 2 tahun ajaran 2016/2017 Siklus II

  

No Kriteria Frekuensi Presentase

  1 Tuntas 27 93%

  2 Tidak tuntas 2 7%

  3 Jumlah 29 100% Nilai rata-rata kelas

  74.76 Nilai Tertinggi

  98 Nilai Terendah

  50 Tabel tersebut menunjukkan tingkat ketuntasan siswa pada siklus II. Pada siklus II siswa yang nilainya berada di atas KKM atau sudah tuntas mencapai jumlah 27 siswa (93%) dari jumlah 29 siswa. Sedangkan siswa yang belum tuntas dengan nilai masih dibawah KKM hanya terdapat 2 siswa atau 7% saja dari jumlah keseluruhan siswa. Nilai tertinggi pada siklus II ini mencapai skor 98 sedangkan nilai terendah berada pada skor 50. Nilai rata-rata kelas meningkat dari siklus I hanya 65,66 pada siklus II ini menjadi 74,76. Data table 18 tersebut disajikan dalam bentuk diagram sebagai berikut:

  Tidak tuntas; 7 Tuntas; 93

  Gambar 4. Diagram ketuntasan hasil belajar IPA Siswa kelas V SDN Sumogawe 04 Siklus II

4.1.3.2. Analisis Komparatif

  Analisis komparatif mengolah data dengan membandingkan data hasil belajar siswa dari pra siklus, siklus I sampai siklus II. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menggunakan metode inkuiri pada mata pelajaran IPA menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa. Peningkatan tersebut dapat dilihat pada perbandingan nilai pra siklus, siklus 1 dan siklus 2 tabel 17 berikut:

  Tabel 18 Perbandingan hasil belajar siswa pra siklus, siklus 1 dan siklus 2

  Pra siklus Siklus 1 Siklus 2 No Kriteria

  Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase

  1 Tuntas 10 34% 20 69% 27 93%

  2 Tidak 19 66% 9 31% 2 7% tuntas Jumlah 29 100% 29 100% 29 100% Skor tertinggi

  90

  95

  98 Skor terendah

  44

  40

  50 Rata-rata 60,34 65,66 74,76 Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat adanya peningkatan jumlah ketuntasan hasil belajar siswa. Yang semula pada pra siklus sebelum diadakannya tindakan perbaikan pembelajaran, ketuntasan siswa hanya mencapai 34%, setelah pembelajaran menggunakan metode inkuiri hasil belajar meningkat menjadi 69%. Kemudian setelah tindakan dilakukan dalam 2 siklus hasil belajar siswa meningkat lagi mencapai 93% dari jumlah keseluruhan siswa. Dari 2 siklus yang telah dilaksanakan, tingkat ketuntasan hasil belajar sudah mencapai indikator kerja yaitu >80% siswa memperoleh nilai diatas Kriteria Ketuntasan Minimal. Jadi penelitian ini sudah berhasil dalam 2 siklus dan tidak perlu dilanjutkan ke siklus III. Grafik peningkatan hasil belajar siswa tiap siklus disajikan dalam gambar berikut:

  10

  20

  Tertinggi Terendah

  50 n il ai

  40

  44

  98

  95

  90

  90 100 Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2

  80

  70

  60

  50

  40

  30

  10

  20

  90 100 Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2

  30

  40

  50

  60

  70

  80

  34

  Gambar 5. Diagram perbandingan ketuntasan dan ketidaktuntasan hasil belajar Selain pada presentase ketuntasan, peningkatan juga terjadi pada pencapaian nilai tertinggi yang diperoleh siswa. Pada pra siklus skor tertinggi hanya mencapai angka 90, meningkat pada siklus I mencapai skor 95, dan pada siklus II pencapaian skor tertinggi mencapai angka 98. Perbandingan perolehan skor tertinggi dan terendah tiap siklus disajikan dalam gambar berikut:

  69

  93

  66

  31

  7 p e rsen tase

  Tuntas Tidak tuntas

  Gambar 6. Diagram perbandingan skor tertinggi dan skor terendah tiap siklus

  Pembelajaran yang menggunakan metode inkuiri juga berdampak pada perolehan nilai rata-rata kelas. Nilai rata-rata kelas menunjukkan adanya peningkatan tiap siklus. Hal ini berarti perolehan skor masing-masing individu dalam kelas juga mengalami peningkatan.

  80 74,76 65,66

  70 60,34

  60

  50 i la

  40 ni

  Rata-rata

  30

  20

10 Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2

  Gambar 7. Diagram peningkatan nilai rata-rata kelas

4.2. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

  Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan di kelas V SDN Sumowono 04 bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata

  pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam menggunakan metode inkuiri hasilnya sangat memuaskan. Berdasarkan hasil analisis data dari pra siklus, siklus I hingga ke siklus II hasil belajar siswa mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Hasil belajar sebelum dilakukan tindakan atau pada pra siklus menunjukkan siswa yang tuntas hanya sebanyak 10 anak dengan presentase 34% kemudian dilaksanakan siklus 1 ketuntasan siswa meningkat mencapai 20 anak atau 69%. Akan tetapi hasil yang diperoleh pada siklus 1 belum memenuhi target sesuai dengan indikator kerja yang telah dibuat yaitu ketuntasan belajar mencapai 80% atau lebih dari kelas secara penuh dan juga masih kurang persiapan dalam mengajar. Guru juga belum bisa mengkondisikan kelas secara maksimal. Jadi siswa terkadang masih kebingungan dengan masalah yang ia hadapi, kurangnya bimbingan dari guru pada tahap proses penyelesaian masalahpun menjadi salah satu factor yang mempengaruhi kurangnya tingkat pemahaman oleh siswa. Pada siklus I ini siswa juga belum menunjukkan keberaniannya untuk menyampaikan pendapat ataupun mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas.

  Dengan memperhatikan refleksi dari siklus 1, maka dilakukan perencanaan perbaikan-perbaikan pembelajaran yang akan dilakukan pada siklus II agar penelitian mencapai target yang ditentukan. Setelah dilakukan tindakan perbaikan pembelajaran siklus II, ketuntasan siswa mencapai 93% dan hanya terdapat 2 siswa (7%) saja yang belum tuntas, ini berarti Penelitian Tindakan Kelas dengan menerapkan metode pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan ketuntasan siswa sebanyak 59% dibandingkan hasil belajar sebelum dilakukan tindakan. Hasil yang diperoleh pada siklus II ini telah mencapai target yaitu ketuntasan siswa lebih dari 80%. Hal ini dikarenakan kelebihan pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri pada tingkat keaktifan siswa dalam belajar meningkat, siswa dituntut untuk berfikir menganalisis masalah yang diberikan oleh guru kemudian berdiskusi dengan kelompoknya untuk saling bertukar pikiran maupun bertukar informasi dari pengetahuan masing-masing. Kemudian siswa dituntut untuk berani mempresentasikan hasil pemikiran dan diskusinya di depan kelas, sementara siswa yang lain agar berani menyampaikan pendapatnya. Dalam proses pembelajaran, siswa tidak hanya berperan sebagai penerima pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri. Ini sesuai dengan pendapat Syaiful Sagala (2006:196), yang mengemukakan bahwa metode inkuiri merupakan metode pembelajaran yang berupaya menanamkan dasar-dasar berfikir ilmiah pada diri siswa yang berperan sebagai subjek belajar, sehingga dalam proses pembelajaran ini siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kreativitas dalam memecahkan masalah. Hal inilah yang membuat pembelajaran menggunakan tidak lagi hanya duduk diam mendengarkan tetapi juga dapat mengembangkan pengetahuan yang ia miliki.

  Akan tetapi penggunaan metode inkuiri ini juga memiliki kelemahan, diantaranya adalah pada saat tahap analisa/menemukan masalah siswa masih merasa kesulitan. Siswa masih membutuhkan bimbingan yang lebih dari guru untuk dapat menganalisa, merumuskan masalah dan juga menarik kesimpulan. Hal ini mungkin diakibatkan dari kebiasaan belajar siswa yang pasif dan hanya menerima informasi dari guru, sehingga siswa masih sulit untuk berfikir sendiri. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Sanjaya, (2008: 208) tentang kelemahan dari metode inkuiri salah satunya adalah Metode ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar. Akan tetapi hal ini dapat diatasi dengan guru memberikan bimbingan secara penuh kepada siswa yang merasa kesulitan agar siswa tersebut paham.

  Dari hasil pemaparan, dapat diperoleh kesimpulan bahwa penerapan metode inkuiri untuk meningkatkan hasil belajar siswa dapat dikatakan berhasil. Metode pembelajaran inkuiri menuntut siswa lebih akif dan dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka. Pembelajaran menjadi lebih bermakna. Hal inilah yang menjadikan hasil belajar siswa meningkat.

Dokumen yang terkait

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1. Profil Sekolah - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Kemampuan Guru dalam Membuat Media Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi Melalui In-House Training de

0 1 36

PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MEMBUAT MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI MELALUI IN-HOUSE TRAINING DENGAN PENDEKATAN ANDRAGOGI DI SMP KRISTEN 1 SALATIGA

0 2 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Kemampuan Guru dalam Membuat Media Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi Melalui In-House Training dengan Pendekatan Andragogi di SMP Kristen 1 Salatiga

0 0 31

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Problem Based Learning Siswa Kelas 5 SDN Sidorejo Lor 05 Semester I Tahun 2017/2018

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Problem Based Learning Siswa Kelas 5 SDN Sidorejo Lor 05 Semester I Tahun 2017/2018

0 0 9

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Problem Based Learning Siswa Kelas 5 SDN Sidorejo Lor 05 Semester I Tahun 2017/2018

0 0 13

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran dan Subjek Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Problem Based Learning Siswa Kelas 5 SDN Sidorejo Lor 05 Semester I

0 0 27

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Problem Based Learning Siswa Kelas 5 SDN Sidorejo Lor 05 Semester I Tahun 2017/2018

0 0 32

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Meningkatkan Hasil Belajar Sifat-Sifat Cahaya dengan Metode Inquiri pada Kelas V Semester II SDN Sumogawe O4

0 0 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Meningkatkan Hasil Belajar Sifat-Sifat Cahaya dengan Metode Inquiri pada Kelas V Semester II SDN Sumogawe O4

0 0 13