View of FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA PENURUNAN JUMLAH KUNJUNGAN PESERTA PROGRAM PENGELOLAAN PENYAKIT KRONIS (PROLANIS) DI PUSKESMAS MINASA UPA KOTA MAKASSAR

FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA PENURUNAN JUMLAH KUNJUNGAN PESERTA PROGRAM PENGELOLAAN PENYAKIT KRONIS (PROLANIS) DI PUSKESMAS MINASA UPA KOTA MAKASSAR

  1

  2

  3 Abdullah , Elly L, Sjattar , Abdul Rahman Kadir

  1 Mahasiswa Konsentrasi Manajemen, Program Studi Magister Ilmu Keperawatan, Fakultas Keperawatan, UNHAS

  2 Dosen, PSMIK Fakultas Keperawatan, UNHAS

  3 Dosen, PSMIK Fakultas Keperawatan, UNHAS

  (Alamat Korespondensi: abdullah8987@gmail.com/ 085399088102)

  ABSTRAK

  Prolanis adalah suatu sistem pelayanan kesehatan dan pendekatan proaktif yang dilaksanakan secara terintegrasi yang melibatkan Peserta, fasiltas kesehatan dan BPJS Kesehatan dalam rangka pemeliharaan kesehatan bagi peserta BPJS kesehatan yang menderita penyakit kronis untuk mencapai kualitas hidup yang optimal dengan biaya pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor penyebab terjadinya penurunan jumlah kunjungan peserta prolanis. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional. Subjek penelitian adalah 51 peserta prolanis yang diperoleh dengan menggunakan purposive sampling. Hasil analisis bivariat menggunakan Uji Person correlation, menunjukkan ada hubungan signifikan antara keterjangkauan akses pelayanan dengan penurunan jumlah kunjungan peserta prolanis dengan nilai p 0.000, ada hubungan signifikan antara dukungan keluarga dengan penurunan jumlah kunjungan peserta prolanis dengan nilai p 0.000, dan ada hubungan signifikan antara peran petugas kesehatan dengan penurunan jumlah kunjungan peserta prolanis dengan nilai p 0.000. Hasil penelitan menunjukkan bahwa peserta prolanis yang tidak rutin berkunjung dan melakukan kegiatan prolanis, maka akan memicuh terjadinya komplikasi bagi penderita resiko tinggi, sehingga tidak dapat memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan yang lebih baik.

  Kata Kunci : Keterjangkauan Akses,Dukungan Keluarga, Peran Petugas Kesehatan dan Penurunan Jumlah Kunjungan, PENDAHULUAN Amerika atau sekitar 51,7 % telah mengalami

  Sistem pelayanan kesehatan dengan setidaknya 1 (satu) penyakit kronis, dan hampir pendekatan proaktif yang dilaksanakan secara 1/3 atau sekitar 31,5 % memiliki beberapa terintegrasi melibatkan peserta BPJS (Badan penyakit kronis. Dan prevalensi kondisi kronis Penyelenggara Jaminan Kesehatan) dan meningkat dramatis pada usia 45 sampai fasilitas kesehatan untuk menangani masalah dengan 64 tahun. Adapun penyakit kronis yang penyakit kronis seperti Hipertensi dan Diabetes tebanyak adalah Hipertensi (26,7 %) dan melitus adalah Program layanan penyakit Diabetes Melitus (21,9% )(Gerteis et al., 2014). kronis (Prolanis). Hal ini bertujuan mencapai Menurut Fauzia et al., (2016), faktor kualitas hidup yang optimal bagi penderita yang berhubungan dengan kepatuhan edukasi penyakit kronis diabetes melitus tipe 2 dan meliputi sikap, pengetahuan, dukungan hipertensi, serta mencegah timbulnya keluarga dan dukungan tenaga medis. Hasil komplikasi penyakit. Aktifitas Prolanis meliputi penelitian di Puskesmas Babat Lamongan aktifitas konsultasi dan edukasi, home visit, menunjukkan bahwa mayoritas responden aktifitas klub dan pemantauan status memiliki kadar glukosa darah yang tidak stabil. kesehatan (BPJS. 2015). Menurut Achjar (2014) obesitas menjadi faktor

  Amerika Serikat sendiri menghabiskan resiko pada ketidakstabilan gula darah. Selain lebih dari 5 dolar untuk merawat kesehatan itu menurut Waspadji dalam Ngaisyah (2015) penduduk yang memiliki satu atau lebih kondisi ketidaksabilan gula darah dipengaruhi oleh penyakit kronis. Data menunjukkan bahwa pola makan. Sedangkan Menurut Zulkarnain pada tahun 2010 lebih dari setengah penduduk

  382

  (2015) aktivitas fisik menjadi faktor yang agar data yang sudah dimasukkan dapat menyebabkan kestabilan gula darah. dianalisis.

  Program pengelolaan Penyakit kronis (Prolanis) seperti penyakit jantung, stroke,

  4. Cleaning kanker, penyakit pernapasan kronis dan Tahap terakhir adalah melakukan diabetes merupakan penyebab utama pembersihan data dengan mengecek kematian di dunia, yang mewakili 60 % dari kembali apakah terdapat kesalahan atau seluruh kematian. Data WHO menunjukkan tidak dalam pemasukan data ke computer. bahwa dari 35 juta orang yang meninggal akibat penyakit kronis pada tahun 2005, Analisis Data sebagian berada di bawah umur 70 tahun dan

  1. Analisis Univariabel berjenis kelamin perempuan (Kokic, 2014). Analisis Univariat dilakukan pada karakteristik responden untuk mengetahui

BAHAN DAN METODE

  gambaran masing-masing variabel yang

  Lokasi, Populasi, dan Sampel dipaparkan dalam tabel distribusi Penelitian ini menggunakan metode frekuensi.

  deskriptif analitik dengan menggunakan

  2. Analisis Bivariabel pendekatan cross sectional dengan maksud Analisis Bivariat dilakukan untuk untuk membuktikan ada atau tidaknya mengetahui hubungan antara variabel hubungan secara statistik terhadap faktor independen dengan variabel dependen. penyebab penurunan jumlah kunjungan Untuk menguji hipotesis yang telah peserta prolanis di puskesmas minasa upa diajukan, Dilakukan uji data untuk Makassar. mengetahui ada tidaknya hubungan yang

  Penelitian ini dilakukan di puskesmas signifikan antara variabel Indevenden dan minasa upa Makassar, Populasi dalam Variabel Devenden. Uji hipotesis ini penelitian ini adalah peserta prolanis yang dilakukan dengan menggunaan uji sudah terdaftar di puskesmas minasa upa correlation. Makassar sebanyak 60 orang. Pemilihan reponden pada puskesmas berdasarkan HASIL PENELITIAN tekhnik purposive sampling. Adapun jumlah

  1. Analisis Univariabel sampel pada penelitian ini adalah 51 Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden responden. Adapun kriteria inklusi dan eklusi Berdasarkan Umur di Puskesmas Minas dari penelitian ini adalah sebagai berikut Upa Makassar Juni 2017 a. Kriteria inklusi :

  Umur n %

  1. Peserta prolanis Hipertensi dan DM ≤ 65

  22

  43.2

  2. Peserta prolanis yang sudah terdaftar di > 65

  29

  56.8 puskesmas minasa upa makassar Total 51 100,0

  b. Kriteria eksklusi :

  1. Peserta prolanis yang tidak menderita Dari tabel diatas menunjukkan hipertensi dan DM bahwa dari 51 responden, sebagian kecil

  2. Peserta prolanis yang menolak sebagai berumur ≤ 65 tahun yaitu 22 orang responden

  (43,2%), kemudian > 65 tahun sebanyak 29 orang (56,8%).

  Pengolahan Data

  1. Editing Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden

  Pada tahap ini, peneliti memeriksa data Berdasarkan Jenis Kelamin di Puskesmas yang telah terkumpul, apakah pada Minas Upa Makassar Juni 2017 kuesioner yang telah diisi oleh responden

  Jenis Kelamin n % terdapat kesalahan pengisian dan Laki – Laki

  26

  50.9 kekurangan pengisian. Perempuan

  25

  49.1

  2. Coding Total 51 100,0

  Jika sudah diperiksa kelengkapan jawaban, tahap selanjutnya adalah Dari tabel diatas menunjukkan pemberian kode pada setiap pernyataan bahwa dari 51 responden, adapun yang sesuai denganm petunjuk pengkodean. berjenis kelamin laki-laki sebanyak 26

  3. Entry orang (50,9%) sedangkan yang berjenis

  Setelah semua kuesioner terisi penuh dan kelamin perempuan 25 orang (49,1%). benar serta sudah melewati pengkodean, maka selanjutnya adalah memproses data

  383

  384

  Akses Penurunan Jumlah Kunjungan Total

  Peran Petugas Kesehatan n %

  Baik

  25

  49.1 Kurang Baik

  26

  50.9 Total 51 100,0 Dari tabel diatas menunjukkan bahwa dari 51 responden yang memiliki peran petugas kesehatan baik 25 orang (49.1%) dan yang memiliki peran petugas kesehatan kurang baik 26 orang (50.9%).

  2. Analisis Bivariabel Tabel 7 Hubungan Keterjangkauan Akses Kepelayanan Kesehatan Terhadap penurunan jumlah kunjungan peserta prolanis di Puskesmas minasa upa Makassar Juni 2017

  Baik Kurang Baik n % n % n % Baik 19 37,3 0 0,0 19 37,3 Kurang Baik 6 11,8 26 51,0 32 62,7

  26

  Total 25 49,0 26 51,0 51 100,0 p = 0,000, r = 0,723

  Dari tabel diatas menunjukkan bahwa hasil penelitian diketahui nilai p-

  value dari keterjangkauan akses

  pelayanan yaitu = 0.000 dimana nilai p yang dihasilkan lebih kecil dari tingkat signifikansi (nilai alpha) yang ditetapkan dalam penelitian ini yaitu 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara akses dengan penurunan jumlah kunjungan peserta prolanis di puskesmas minasa upa Makassar. Selanjutnya, diketahui nilai korelasi (nilai r) = 0.723, berkisar dari 0 sampai dengan 1 dan disertai arah korelasi positif maka hubungan kedua variabel adalah linear positif, yang artinya semakin meningkat akses maka semakin tinggi penurunan jumlah kunjungan peserta prolanis Selain itu, nilai r berada pada 0,6 - < 0,8 yang artinya keeratan hubungan antara kedua variabel adalah kuat. Tabel 8 Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap penurunan jumlah kunjungan peserta prolanis di Puskesmas minasa upa Makassar Juni 2017

  Dukungan Keluarga Penurunan Jumlah Kunjungan

  Total Baik Kurang Baik n % n % n % Baik 23 45,1 0 0,0 23 45,1

  Kurang Baik 2 3,9 26 51,0 28 54,9 Total 25 49,0 26 51,0 51 100,0 p = 0,000, r = 0,734

  50.9 Total 51 100,0 Dari tabel diatas menunjukkan bahwa dari 51 responden memiliki dukungan keluarga baik 25 orang (49.1%) dan yang memiliki dukungan keluaraga kurang baik 26 orang(50.9%). Tabel 6. Distribusi Peran Petugas Kesehatan Terhadap Penurunan Jumlah Kunjungan Peserta Prolanis di Puskesmas Minas Upa Makassar Juni 2017

  49.1 Kurang Baik

  Tabel 3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan di Puskesmas Minas Upa Makassar Juni 2017

  58.8

  Pendidikan n % SMP SMA DIPLOMA

  STRATA I (S1)

  6

  30

  12

  3

  11.7

  23.5 5,9

  25

  Total 51 100,0 Dari tabel diatas menunjukkan bahwa dari 51 responden, memiliki jenjang pendidikan menengah pertama (SMP) 6 orang (11.7%) berpendidikan menegah ke atas (SMA) 30 orang (58.8%), Diploma 12 orang (23.5%) dan yang berpendidikan perguruan tinggi strata satu (S.1) 3 orang (5.9%). Tabel 4. Distribusi Keterjangkauan Akses Pelayanan Terhadap Penurunan Jumlah Kunjungan Peserta Prolanis di Puskesmas Minas Upa Makassar Juni 2017

  Katerjangkauan n % Baik

  24

  47.1 Kurang Baik

  27

  52.9 Total 51 100,0 Dari tabel diatas menunjukkan bahwa dari 51 responden, memiliki akses baik 24 orang (47.1%) dan yang memiliki akses kurang baik 27 orang (52.9%). Tabel 5. Distribusi Dukungan Keluarga Terhadap Penurunan Jumlah Kunjungan Peserta Prolanis di Puskesmas Minas Upa Makassar Juni 2017

  Dukungan Keluarga n % Baik

  Dari tabel diatas menunjukkan bahwa hasil penelitian diketahui nilai Nilai

  • < 0,8 yang artinya keeratan hubungan antara kedua variabel adalah kuat. Tabel 9 Hubungan peran petugas kesehatan Terhadap penurunan jumlah kunjungan peserta prolanis di Puskesmas minasa upa Makassar Juni 2017

  yaitu 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara peran petugas kesehatan dengan penurunan jumlah kunjungan peserta prolanis di puskesmas minasa upa Makassar. Selanjutnya, diketahui nilai korelasi (nilai r) = 0.809, berkisar dari 0 sampai dengan 1dan disertai arah korelasi positif maka hubungan kedua variabel adalah linear positif, yang artinya semakin meningkat peran petugas kesehatan maka semakin tinggi penurunan jumlah kunjungan peserta prolanis. Selain itu, nilai r berada pada 0,8

  Berdasarkan hasil analisa univariat didapatkan bahwa dari 51 responden memiliki dukungan keluarga baik 25 orang (49.1%) dan yang memiliki dukungan keluaraga kurang baik 26 orang(50.9%). Kemudian hasil analisa bivariat didapatkan bahwa hasil penelitian diketahui nilai Nilai

  2. Hubungan dukungan keluarga dengan penurunan jumlah kunjungan peserta prolanis

  Ada beberapa hasil menunjukkan bahwa alat transportasi yang digunakan berhubungan secara statistik dengan kelengkapan imunisasi baduta, walau secara substansi masih lemah karena OR=1,15; 95% CI (1,09-1,39). Dapat diinterpretasikan bahwa akses transportasi kategori “sulit” berisiko 1,15 kali untuk imunisasi tidak lengkap dibandingkan dengan responden dengan alat transportasi yang “mudah”. Tetapi sebenarnya secara substansi dengan OR hanya ,15; tidak banyak memberikan pengaruh yang significant dengan kelengkapan imunisasi baduta. Transportasi sangat penting dalam mendukung akses masyarakat ke pelayanan kesehatan. Idealnya jangkauan masyarakat terhadap sarana pelayanan kesehatan haruslah mudah mungkin sehingga masyarakat bisa memperoleh pelayanan kesehatan yang diinginkannya. (Hapsari, 2013) .

  signifikansi (nilai alpha) yang ditetapkan dalam penelitian ini yaitu 0,05. Pemanfaatan pelayanan kesehatan di tingkat puskesmas memiliki beberapa faktor yang mempengaruhinya, yakni faktor konsumen berupa: pendidikan, mata pencaharian, pengetahuan dan persepsi pasien; faktor organisasi berupa: ketersediaan sumber daya, keterjangkauan lokasi layanan, dan akses sosial; serta faktor pemberi layanan diantaranya: perilaku petugas kesehatan (Dever, 1984).

  p yang dihasilkan lebih kecil dari tingkat

  Berdasarkan hasil analisa univariat didapatkan bahwa dari 51 responden, memiliki akses baik 24 orang (47.1%) dan yang memiliki akses kurang baik 27 orang (52.9%). Kemudian hasil analisa bivariat didapatkan bahwa hasil penelitian diketahui nilai p- value dari keterjangkauan akses pelayanan yaitu = 0.000 dimana nilai

  1. Hubungan Keterjangkauan Akses Pelayanan dengan penurunan jumlah kunjungan peserta prolanis

  PEMBAHASAN

  alpha) yang ditetapkan dalam penelitian ini

  yaitu = 0.000 dimana nilai p yang dihasilkan lebih kecil dari tingkat signifikansi (nilai

  p- value dari peran petugas kesehatan

  Dari tabel diatas menunjukkan bahwa hasil penelitian diketahui nilai Nilai

  Kurang Baik 1 2,0 26 51,0 27 52,9 Total 25 49,0 26 51,0 51 100,0 p = 0,000, r = 0,809

  Total Baik Kurang Baik n % n % n % Baik 24 47,1 0 0,0 24 47,1

  Peran Petugas Penurunan Jumlah Kunjungan

  0.000 dimana nilai p yang dihasilkan lebih kecil dari tingkat signifikansi (nilai alpha) yang ditetapkan dalam penelitian ini yaitu 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara dukungan keluaraga dengan penurunan jumlah kunjungan peserta prolanis di puskesmas minasa upa Makassar. Selanjutnya, diketahui nilai korelasi (nilai r) = 0.734, berkisar dari 0 sampai dengan 1 dan disertai arah korelasi positif maka hubungan kedua variabel adalah linear positif, yang artinya semakin meningkat dukungan keluarga maka semakin tinggi penurunan jumlah kunjungan peserta prolanis. Selain itu, nilai r berada pada 0,6

  • – 1,00 yang artinya keeratan hubungan antara kedua variabel adalah sangat kuat.

  385 p-value dari dukungan keluarga yaitu =

  p-value dari dukungan keluarga yaitu =

  386

  0.000 dimana nilai p yang dihasilkan lebih kecil dari tingkat signifikansi (nilai alpha) yang ditetapkan dalam penelitian ini yaitu 0,05. Hasil ini juga didukung oleh penelitian dari Eko Haryono (2009) yang menyatakan bahwa dukungan keluarga memiliki hubungan terhadap kepatuhan diit pasien DM di wilayah kerja Puskesmas Godean I Sleman Yogyakarta. Hasil ini diperkuat dengan uji. Hubungan antara dukungan keluarga dan kepatuhan menurut Pratiwi (2009) secara umum dapat disimpulkan bahwa orang – orang yang merasa menerima motivasi, perhatian dan pertolongan yang dibutuhkan dari seseorang atau kelompok orang biasanya cenderung lebih mudah mengikuti nasehat medis dari pada pasien yang kurang merasa mendapat dukungan keluarga. Hal ini memperkuat bahwa dukungan keluarga berpengaruh terhadap ketepatan jadwal makan penderita DM walaupun para penderita tersebut dari jenis pekerjaan yang berbeda ketaatan untuk menepati jadual makan menjadi prioritas utama yang harus dilakukan.

  Hasil penelitian dukungan keluarga menurut Gottlieb (1983) dalam Zainudin (2002) merupakan sumber informasi verbal, sasaran, bantuan yang nyata atau tingkah laku yang diberikan oleh orang-orang yang akrab dengan subjek didalam lingkungan sosialnya atau yang berupa kehadiran dan hal yang dapat memberikan keuntungan emosional atau pengaruh pada tingkah laku penerimaannya. Dalam hal ini orang yang merasa memperoleh dukungan sosial, secara emosional merasa lega diperhatikan, mendapat saran atau kesan yang menyenangkan pada dirinya.

  3. Hubungan peran petugas kesehatan dengan penurunan jumlah kunjungan peserta prolanis

  Berdasarkan hasil analisa univariat didapatkan bahwa dari 51 responden yang memiliki peran petugas kesehatan baik 25 orang (49.1%) dan yang memiliki peran petugas kesehatan kurang baik 26 orang (50.9%). Kemudian hasil analisa bivariat didapatkan bahwa hasil penelitian diketahui nilai Nilai p- value dari peran petugas kesehatan yaitu = 0.000 dimana nilai p yang dihasilkan lebih kecil dari tingkat signifikansi (nilai alpha) yang ditetapkan dalam penelitian ini yaitu 0,05. Hasil penelitian terkait dengan peran petugas kesehatan dari Rauf dkk (2013) menunjukkan bahwa perilaku petugas terhadap pasien menjadi salah satu faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan antenatal care di Puskemas Minasa Upa Kota Makasar. Penelitian dari Pratiwi (2012) menyatakan bahwa akses ke lokasi pelayanan kesehatan dengan minat pemanfaatan puskesmas oleh peserta Jaminan Kesehatan Berbasis Masyarakat (JKBM) di Kabupaten Karangasem dan Kabupaten Badung Provinsi Bali tidak terdapat hubungan karena ketersediaan transportasi yang lancar dan murah menjadi faktor yang memudahkan masyarakat ntuk menjangkau Puskesmas.

  Hasil penelitian dalam hal ini peran pelayanan kesehatan yaitu menunjuk pada tingkat kesempurnaan penampilan pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk, tata cara penyelenggaraannya sesuai dengan standar dan kode etik profesi yang telah ditetapkan Azwar (2010:21)

  KESIMPULAN

  Berdasarkan hasil penelitian diketahui ada hubungan positif dan signifikan antara keterjangkauan akses pelayanan, dukungan keluarga dan peran petugas kesehatan terhadap penurunan jumlah kunjungan peserta prolanis di puskesmas minasa upa Makassar. hal ini dapat meningkatakan kualitas pelayanan kesehatan dan memberikan motivasi kepada semua masyarakat serta melibatakan mayasrakat aktif disetiap program-program kesehatan guna menngkatkan kualiatas kesehatan yang lebih baik khususnya pada program pengelolaan penyakit kronis (Prolanis) yang dilaksanakan di puskesmas minasa ua Makassar.

  SARAN

  Dapat berperan aktif dan merespon program-program kesehatan yang ada di puskesmas mnasa upa Makassar sebagai sarana untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan khusunya pada penderita penyakit kronis salah satunya seperti hipetensi san diabetes mellitus.

DAFTAR PUSTAKA

  387

  Achjar, A. H. (2014). Hubungan obesitas dengan kadar gula darah sewaktu pada usia dewasa awal di wilayah kerja puskesmas 1 abang tahun 2014. Jakarta: Jurnal Keperawatan Jiwa komunitas dan manajemen vol.1(2).

  Azwar, Azrul, 2010. Pengantar Administrasi Kesehatan. Binarupa Aksara. Jakarta. BPJS, 2015. Peraturan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Nomor 2 Tahun 2015.Retrieved,fromhttp://www.bpjskesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/b9d1ef673a2f3a95d15cdd361fd00

  798.pdf Dever, A, 1984. Epidemiology of Health Services Utilization. Aspen system Corporation, Rockville, Maryland Fauzia Y, Sari E, dan Artini B. 2016. Gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan diet penderita diabetes melitus di wilayah Puskesmas Pakis Surabaya. STIKES William Both Gerteis J. et al, 2014. Multiple Chronic Conditions Chartbook. AHRQ Pub, 140038, 2–

  6.Retrievedfrom,https://www.ahrq.gov/sites/default/files/wysiwyg/professionals/prevention-chronic- care/decision/mcc/mccchartbook.pdf Gottlieb, B.H, 1983. Sosial Support Strategies (Guidelines for Mental Health Practice), Sage Publications Inc., California. Haryono. Eko, 2009. Lampiran. Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Kepatuhan Diet Pada Pasien Diabetes Mellitus. Diakses juni 2013. http://dedikvery.blogspot.com/2011/12/ hubungan-peran-keluarga- dalam.html Hapsari, D, 2013. Pengaruh Akses Ke Fasilitas Kesehatan Terhadap Kelengkapan Immunisasi Balita, Analysis Riskesdas. Kokic, M, 2014. Chronic diseases and health promotion. Retrieved February 16, 2017, from http://www.who.int/chp/en/ Ngaisyah, D, 2015. Hubungan pola makan dengan tingkat gula darah anggota DPRD Provinsi Kalimantan Timur.

  Jurnal Medika Respati ; vol. 10(2). Rauf, NI., MY Amir, Balqis, 2013. Faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan antenatal care di Puskesmas Minasa Upa Kota Makasar. Hasil Penelitian. Administrasi Kesehatan dan Kebijakan, FKM

  Unhas. Putri N H K., Isfandiari M A, 2013. Hubungan 4 pilar pengendalian DM tipe 2 dengan rerata kadar gula darah. JBE ; vol. 1(2).

  Pratiwi, AE, 2012. Minat pemanfaatan pelayanan puskesmas bagi peserta program jaminan kesehatan Bali Mandara studi di Kabupaten Karangasem dan Kabupaten Badung. Pusat KPMAK-UGM. Jogjakarta Pratiwi Y, Endang N, 2009. Hubungan Antara Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Diit pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe

2 Rawat Jalan di RSUD dr.SOEDIRAN MANGUNSUMARS.

  http://publikasiilmiah.ums.ac.id:8080/bitstream/handle/123456789/2992/6_HUBUNGAN%20ANTARA%20D UKUNGAN%20KELUARGA.pdf?sequence=1 Zulkarnain, 2015. Pengaruh latihan fisik teratur terhadap kadar glukosa darah dan hubungannya dengan kadar testosteron total pada tikus model diabetes. MKB; Vol 47(1) Hal 16-21.

Dokumen yang terkait

View of PENGARUH PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP PERILAKU KEPATUHAN PERAWAT DALAM PELAKSANAAN UNIVERSAL PRECAUTION DI RUMAH SAKIT UMUM WISATA UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR TAHUN 2017

0 0 5

PENGARUH KUALITAS LAYANAN DAN CITRA TERHADAP KEPUASAN DAN MINAT KEMBALI UNTUK MEMANFAATKAN PELAYANAN DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH HAJI MAKASSAR TAHUN 2017

0 3 5

PENGARUH ASUPAN ZAT GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN PSIKOMOTORIK ANAK USIA 25-60 BULAN PADA YAYASAN AN-NUR KALLA KOTA MAKASSAR

0 0 6

View of PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN DAN MINAT KUNJUNGAN ULANG PASIEN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MANDAI KABUPATEN MAROS TAHUN 2017

0 0 6

PENGARUH EDUKASI MENGGUNAKAN VIDEO TERHADAP PENGETAHUAN TENTANG CEDERA OLARGA, INTENSITAS LATIHAN DAN POLA TIDUR PADA ATLET KLUB BOLA VOLI UNHAS MAKASSAR

0 0 6

View of ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KADAR GULA DARAH PENDERITA DM TIPE II DI RSUD DAYA MAKASSAR TAHUN 2017

0 0 6

PENGARUH BIMBINGAN TEKHNIK MENYUSUI DAN PEMBERIAN MINUMAN LOKAL TERHADAP TINGKAT KEBERHASILAN DALAM MENYUSUI PADA IBU POST PARTUM DI PUSKESMAS KASSI-KASSI MAKASSAR TAHUN 2017

0 0 5

View of ANALISIS PERILAKU MEROKOK SEDANG DAN MEROKOK BERAT MAHASISWA D-III KEPERAWATAN PPNI KENDARI DI SULAWESI TENGGARA

0 0 6

View of PENGARUH DIABETES SELF MANAGEMENT EDUCATION (DSME) TERHADAP KADAR GULA DARAH PASIEN DIABETES TYPE II DI BALAI BESAR LABORATORIUM KESEHATAN MAKASSAR

0 0 7

View of FAKTOR RISIKO TERJADINYA MUAL MUNTAH LAMBAT AKIBAT KEMOTERAPI PADA PASIEN KANKER PAYUDARA

0 0 5