Materi Sejarah Kelas XI Semester II
Setelah mengumpulkan mayat-mayat dan menaikkannya dalam truk, iring-iringan tentara NICA
bergerak ke arah Pangkalpinang. 3 buah truk yang mengangkut mayat-mayat kembali ke arah Mentok.
Mungkin akan dimakamkan di sana. Sore harinya setelah mereka tada, rakyat bersama anggota-anggota
TKR yang tnggal, menjejaki bekas pertempuran mencari rekan-rekan mereka yang gugur.
Setelah dikumpulkan, ternyata sebanyak 12 orang anggota TKR yang jadi korban. 6 orang
diantaranya adalah TKR dari Belinyu, sepert
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Suardi Marsam
Abd. Somad Tolib
Adam Cholik
Salim
Sulaiman Saimin
Abdul Majid
Sedangkan sisanya berasal dari Pangkalpinang, sepert
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Karto Saleh
Kamser
Ali Samid
Samin Semin
Apip Adi
Jamaher
Pertempuran di Kampung Petaling mempunyai sejarah tersendiri yang berhubungan dgn angka
12, yakni
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Belanda tba di Petaling pd KM.12
Diserang oleh pasukan TKR pd jam 12 tengah hari
Perang terjadi pada tgl 12 Februari 1946
Bertepatan dengan Maulid 12 Rabbiul Awal
Anggota TKR sebanyak 12 orang
Dimakamkan tak jauh dari bekas tempat pertempuran di KM.12
Dalam 1 lubang dimakamkan 12 jenazah (SALOME = Satu Lobang Rame-rame)
Di tempat tersebut didirikan Tugu Peringatan yang diberi nama Makam Pahlawan 12 (Maksa
Sumpah =w=)
Tugu Peringatan Makam Pahlawan 12 di KM.12 Petaling, Bangka diresmikan pada 14
Februari 1981 oleh suatu panita yang diketuai oleh Yum’at Yahya seorang Kepala Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Kodya Tk.II Pangkalpinang. Sedangkan jenazah para Pahlawan
12 dipindahkan ke TMP Patma Setya Sungailiat pada bulan November 1973 (Peletakan Batu
pertama tgl 19 Desember 1980).
Demikian sekelumit kisah tragis kejadian di KM.12 Desa Petaling, termasuk salah satu medan
yang seru di daerah Bangka, selain Tj. Berikat.
Masuknya tentara NICA di Ibukota Bangka, Pangkalpinang pada 12 Ferbruari 1946 sekitar jam
16.00. Mereka tdak menemui perlawanan lagi dari pihak pejuang kita karena memang sudah
direncanakan sebelumnya sedapat mungkin pertempuran di dalam kota dihindarkan guna mencegah jgn
sampai banyak korban yang jatuh di kalangan rakyat jelata. Para pemimpin TKR dan Pemerintahan telah
memindahkan pusat pemerintahan daerah Bangka ke daerah Koba (dulu Bangka Selatan) begitu pula
dengan Asrama TKR yang dipimpin oleh Kiswoto sbg Wakil Kapten Munzir.
bergerak ke arah Pangkalpinang. 3 buah truk yang mengangkut mayat-mayat kembali ke arah Mentok.
Mungkin akan dimakamkan di sana. Sore harinya setelah mereka tada, rakyat bersama anggota-anggota
TKR yang tnggal, menjejaki bekas pertempuran mencari rekan-rekan mereka yang gugur.
Setelah dikumpulkan, ternyata sebanyak 12 orang anggota TKR yang jadi korban. 6 orang
diantaranya adalah TKR dari Belinyu, sepert
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Suardi Marsam
Abd. Somad Tolib
Adam Cholik
Salim
Sulaiman Saimin
Abdul Majid
Sedangkan sisanya berasal dari Pangkalpinang, sepert
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Karto Saleh
Kamser
Ali Samid
Samin Semin
Apip Adi
Jamaher
Pertempuran di Kampung Petaling mempunyai sejarah tersendiri yang berhubungan dgn angka
12, yakni
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Belanda tba di Petaling pd KM.12
Diserang oleh pasukan TKR pd jam 12 tengah hari
Perang terjadi pada tgl 12 Februari 1946
Bertepatan dengan Maulid 12 Rabbiul Awal
Anggota TKR sebanyak 12 orang
Dimakamkan tak jauh dari bekas tempat pertempuran di KM.12
Dalam 1 lubang dimakamkan 12 jenazah (SALOME = Satu Lobang Rame-rame)
Di tempat tersebut didirikan Tugu Peringatan yang diberi nama Makam Pahlawan 12 (Maksa
Sumpah =w=)
Tugu Peringatan Makam Pahlawan 12 di KM.12 Petaling, Bangka diresmikan pada 14
Februari 1981 oleh suatu panita yang diketuai oleh Yum’at Yahya seorang Kepala Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Kodya Tk.II Pangkalpinang. Sedangkan jenazah para Pahlawan
12 dipindahkan ke TMP Patma Setya Sungailiat pada bulan November 1973 (Peletakan Batu
pertama tgl 19 Desember 1980).
Demikian sekelumit kisah tragis kejadian di KM.12 Desa Petaling, termasuk salah satu medan
yang seru di daerah Bangka, selain Tj. Berikat.
Masuknya tentara NICA di Ibukota Bangka, Pangkalpinang pada 12 Ferbruari 1946 sekitar jam
16.00. Mereka tdak menemui perlawanan lagi dari pihak pejuang kita karena memang sudah
direncanakan sebelumnya sedapat mungkin pertempuran di dalam kota dihindarkan guna mencegah jgn
sampai banyak korban yang jatuh di kalangan rakyat jelata. Para pemimpin TKR dan Pemerintahan telah
memindahkan pusat pemerintahan daerah Bangka ke daerah Koba (dulu Bangka Selatan) begitu pula
dengan Asrama TKR yang dipimpin oleh Kiswoto sbg Wakil Kapten Munzir.