Penalaran dan Kalimat majemuk pada
Nama
: Novarina Fahrisa
NIM
: C1A114076
Fakultas
: Ekonomi dan Bisnis
Jurusan
: Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan
PENALARAN
Penalaran adalah suatu proses berpikir manusia untuk
menghubung-hubungkan data atau fakta yang ada sehingga
sampai pada suatu simpulan. Data yang dapat dipergunakan
dalam pernalaran untuk mencapai satu simpulan ini harus
berbentuk kalimat pernyataan yang disebut proposisi. Proposisi
adalah pernyataan yang lengkap dalam bentuk subjek-predikat
atau term-term yang membentuk kalimat.
Jenis-jenis proposisi
1. Berdasarkan bentuknya
a) Proposisi tunggal. Contoh: Semua petani harus
bekerja keras
b) Proposisi majemuk. Contoh: Semua petani harus
bekerja keras dan hemat
2. Berdasarkan sifatnya
a) Proposisi kategorial. Dalam proposisi ini, hubungan
antara subjek dan predikat terjadi dengan tanpa
syarat. Contoh: Semua bemo beroda tiga.
b) Prosposisi kondisional. Hubungan antara subjek dan
predikat terjadi dengan suatu syarat tertentu. Syarat
itu harus dipenuhi atau diingat sebelum peristiwa
dapat berlangsung. Contoh: Jika air tidak ada,
manusia akan kehausan.
3. Berdasarkan kualitasnya
a) Proposisi positif (afirmatif) adalah proposisi yang
membenarkan adanya persesuaian hubungan antara
subjek dan predikat. Contoh: Semua dokter adalah
orang pintar
b) Proposisi negatif adalah proposisi yang menyatakan
bahwa antara subjek dan predikat tidak mempunyai
hubungan. Contoh: Semua harimau bukanlah singa.
4. Berdasarkan kuantitasnya
a) Proposisi universal (umum) adalah proposisi yang
mana
predikat
proposisi
membenarkan
atau
mengingkari seluruh subjeknya. Contoh: Universal
afirmatif: Semua gajah bukanlah kera. Universal
negatif: Tidak seekor gajah pun adalah kera.
b) Proposisi khusus adalah proposisi yang mana
predikat proposisi hanya membenarkan atau
mengingkari sebagian subjeknya. Contoh: Sebagian
Pulau Jawa adalah Jawa Barat. Tidak semua Pulau
Jawa adalah Jawa Barat.
Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif bertolak dari sebuah konklusi atau
simpulan yang didapat dari satu atau lebih pernyataan yang
lebih umum. Penarikan simpulan(konklusi) secara deduktif
dapat dilakukan secara langsung dan dapat pula dilakukan
secara tak langsung.
1. Simpulan secara langsung ditarik dari satu premis.
Contoh:
a) Semua S adalah P. (premis)
Sebagian P adalah S. (simpulan)
- Semua ikan berdarah dingin.
- Sebagian yang berdarah dingin adalah ikan.
b) Tidak satu pun S adalah P. (premis)
Tidak satu pun P adalah S. (simpulan)
- Tidak seekor nyamuk pun adalah lalat.
- Tidak seekor lalat pun adalah nyamuk.
c) Semua S adalah P. (premis)
Tidak satu pun S adalah tak-P. (simpulan)
- Semua rudal adalah senjata berbahaya.
- Tidak satu pun rudal adalah senjata tidak
berbahaya.
2. Simpulan secara tidak langsung ditarik dari dua premis
a) Silogisme Kategorial, ialah silogisme yang terjadi dari
tiga proposisi.
Contoh: Semua manusia bijaksana.
Semua polisi adalah manusia.
Jadi, semua polisi bijaksana.
b) Silogisme Hipotesis, adalah silogisme yang terdiri
atas premis mayor yang berproposisi kondisional
hipotesis.
Contoh:
Jika besi dipanaskan, besi akan memuai.
Besi dipanaskan. Jadi, besi memuai.
Jika besi tidak dipanaskan, besi tidak akan memuai.
Besi tidak dipanaskan.
Jadi, besi tidak akan memuai.
c) Silogisme Alternatif, adalah silogisme yang terdiri
atas premis mayor berupa proposisi alternatif.
Contoh:
Dia adalah seorang kiai atau profesor.
Dia seorang kiai.
Jadi, dia bukan seorang profesor.
Dia seorang kiai atau profesor.
Dia bukan seorang kiai.
Dia, dia seorang profesor.
d) Entimem. Ada bentuk silogisme yang tidak
mempunyai premis mayor karena premis mayor itu
sudah diketahui secara umum. Yang dikemukakan
hanya premis minor dan simpulan.
Contoh:
Semua sarjana adalah orang cerdas.
Sarno adalah seorang sarjana.
Jadi, Sarno adalah orang cerdas
Penalaran Induktif
Penalaran induktif adalah penalaran yang bertolak dari
pernyataan-pernyataan yang khusus dan menghasilkan
simpulan yang umum.
1. Generalisasi, ialah proses penalaran yang mengandalkan
beberapa pernyataan yang mempunyai sifat tertentu
untuk mendapatkan simpulan yang bersifat umum.
Contoh: Jika dipanaskan, besi memuai.
Jika dipanaskan, tembaga memuai.
Jika dipanaskan, emas memuai
Jadi, jika dipanaskan, logam memuai.
2. Analogi, adalah cara penarikan penalaran secara
membandingkan dua hal yang mempunyai sifat yang
sama.
Contoh:
Winda adalah lulusan akademi A.
Winda dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
Haris adalah lulusan akademi A.
Oleh sebab itu, Ali dapat menjalankan tugasnya dengan
baik.
3. Hubungan Kausa, adalah penalaran yang diperoleh dari
gejala-gejala yang saling berhubugan.
Contoh:
Hujan menyebabkan tanah becek.
Hujan menyebabkan kain jemuran basah.
Jadi, karena tanah becek, pasti kain jemuran basah.
Salah Nalar
Gagasan, pikiran, kepercayaan, atau simpulan yang salah,
keliru, atau cacat disebut salah nalar. Salah nalar ini
disebabkan oleh ketidaktepatan orang mengikuti tata cara
pikirannya. Apabila kita perhatikan beberapa kalimat dalam
bahasa Indonesia secara cermat, kadang-kadang kita temukan
beberapa pernyataan atau premis tidak masuk akal. Kalimatkalimat seperti itu disebut kalimat dari hasil salah nalar.
KALIMAT MAJEMUK
Kalimat majemuk adalah kalimat yang mempunyai dua
pola kalimat atau lebih. Kalimat majemuk ini terdiri dari induk
kalimat dan anak kalimat. Cara membedakan anak kalimat dan
induk kalimat yaitu dengan melihat letak konjungsi. Induk
kalimat tidak memuat konjungsi di dalamnya, konjungsi hanya
terdapat pada anak kalimat.
Setiap kalimat majemuk mempunyai kata penghubung yang
berbeda, sehingga jenis kalimat tersebut dapat diketahui
dengan cara melihat kata penghubung yang digunakannya.
Jenis-jenis kalimat majemuk adalah:
1. Kalimat Majemuk Setara
2. Kalimat Majemuk Rapatan
3. Kalimat Majemuk Bertingkat
4. Kalimat Majemuk Campuran
Kalimat majemuk setara
kalimat majemuk setara yaitu penggabungan dua kalimat atau
lebih kalimat tunggal yang kedudukannya sejajar atau
sederajat.
Berdasarkan kata penghubungnya (konjungsi), kalimat
majemuk setara terdiri dari lima macam, yakni:
Jenis
Konjungsi
penggabungan
dan
penguatan/Peneg bahkan
Jenis
asan
pemilihan
berlawanan
urutan waktu
Konjungsi
atau
sedangkan
kemudian, lalu,
lantas
Contoh:
1. Juminten pergi ke pasar. (kalimat tunggal 1)
2. Ragil berangkat ke bengkel. (kalimat tunggal 2)
Juminten pergi ke pasar sedangkan Ragil berangkat ke
bengkel. (kalimat majemuk)
Ragil berangkat ke bengkel sedangkan Juminten pergi ke
pasar. (kalimat majemuk)
Kalimat majemuk rapatan
Kalimat majemuk rapatan yaitu gabungan beberapa kalimat
tunggal yang karena subjek, predikat atau objeknya
sama,maka bagian yang sama hanya disebutkan sekali.
Contoh:
1. Pekerjaannya hanya makan. (kalimat tunggal 1)
2. Pekerjaannya hanya tidur. (kalimat tunggal 2)
3. Pekerjaannya hanya merokok. (kalimat tunggal 3)
Pekerjaannya hanya makan, tidur, dan merokok. (kalimat
majemuk rapatan)
Kalimat majemuk bertingkat
Kalimat majemuk bertingkat yaitu penggabungan dua kalimat
atau lebih kalimat tunggal yang kedudukannya berbeda. Di
dalam kalimat majemuk bertingkat terdapat unsur induk
kalimat dan anak kalimat. Anak kalimat timbul akibat perluasan
pola yang terdapat pada induk kalimat.
Berdasarkan kata penghubungnya (konjungsi), kalimat
majemuk bertingkat terdiri dari sepuluh macam, yaitu:
Jenis
syarat
tujuan
perlawanan
(konsesif)
penyebaban
pengakibatan
cara
alat
perbandingan
penjelasan
kenyataan
Konjungsi
jika, kalau, manakala, andaikata,
asal(kan)
agar, supaya, biar
walaupun, kendati(pun), biarpun
sebab, karena, oleh karena
maka, sehingga
dengan, tanpa
dengan, tanpa
seperti, bagaikan, alih-alih
bahwa
padahal
Contoh:
1. Kemarin ayah mencuci motor. (induk kalimat)
2. Ketika matahari berada di ufuk timur. (anak kalimat
sebagai pengganti keterangan waktu)
Ketika matahari berada di ufuk timur, ayah mencuci
motor. (kalimat majemuk bertingkat cara 1)
Ayah mencuci motor ketika matahari berada di ufuk timur.
(kalimat majemuk bertingkat cara 2)
Kalimat majemuk campuran
Kalimat majemuk campuran yaitu gabungan antara kalimat
majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat. Sekurangkurangnya terdiri dari tiga kalimat.
Contoh:
1. Toni bermain dengan Kevin. (kalimat tunggal 1)
2. Rina membaca buku di kamar kemarin. (kalimat tunggal 2,
induk kalimat)
3. Ketika aku datang ke rumahnya. (anak kalimat sebagai
pengganti keterangan waktu). Toni bermain dengan Kevin,
dan Rina membaca buku di kamar, ketika aku datang ke
rumahnya. (kalimat majemuk campuran)
: Novarina Fahrisa
NIM
: C1A114076
Fakultas
: Ekonomi dan Bisnis
Jurusan
: Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan
PENALARAN
Penalaran adalah suatu proses berpikir manusia untuk
menghubung-hubungkan data atau fakta yang ada sehingga
sampai pada suatu simpulan. Data yang dapat dipergunakan
dalam pernalaran untuk mencapai satu simpulan ini harus
berbentuk kalimat pernyataan yang disebut proposisi. Proposisi
adalah pernyataan yang lengkap dalam bentuk subjek-predikat
atau term-term yang membentuk kalimat.
Jenis-jenis proposisi
1. Berdasarkan bentuknya
a) Proposisi tunggal. Contoh: Semua petani harus
bekerja keras
b) Proposisi majemuk. Contoh: Semua petani harus
bekerja keras dan hemat
2. Berdasarkan sifatnya
a) Proposisi kategorial. Dalam proposisi ini, hubungan
antara subjek dan predikat terjadi dengan tanpa
syarat. Contoh: Semua bemo beroda tiga.
b) Prosposisi kondisional. Hubungan antara subjek dan
predikat terjadi dengan suatu syarat tertentu. Syarat
itu harus dipenuhi atau diingat sebelum peristiwa
dapat berlangsung. Contoh: Jika air tidak ada,
manusia akan kehausan.
3. Berdasarkan kualitasnya
a) Proposisi positif (afirmatif) adalah proposisi yang
membenarkan adanya persesuaian hubungan antara
subjek dan predikat. Contoh: Semua dokter adalah
orang pintar
b) Proposisi negatif adalah proposisi yang menyatakan
bahwa antara subjek dan predikat tidak mempunyai
hubungan. Contoh: Semua harimau bukanlah singa.
4. Berdasarkan kuantitasnya
a) Proposisi universal (umum) adalah proposisi yang
mana
predikat
proposisi
membenarkan
atau
mengingkari seluruh subjeknya. Contoh: Universal
afirmatif: Semua gajah bukanlah kera. Universal
negatif: Tidak seekor gajah pun adalah kera.
b) Proposisi khusus adalah proposisi yang mana
predikat proposisi hanya membenarkan atau
mengingkari sebagian subjeknya. Contoh: Sebagian
Pulau Jawa adalah Jawa Barat. Tidak semua Pulau
Jawa adalah Jawa Barat.
Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif bertolak dari sebuah konklusi atau
simpulan yang didapat dari satu atau lebih pernyataan yang
lebih umum. Penarikan simpulan(konklusi) secara deduktif
dapat dilakukan secara langsung dan dapat pula dilakukan
secara tak langsung.
1. Simpulan secara langsung ditarik dari satu premis.
Contoh:
a) Semua S adalah P. (premis)
Sebagian P adalah S. (simpulan)
- Semua ikan berdarah dingin.
- Sebagian yang berdarah dingin adalah ikan.
b) Tidak satu pun S adalah P. (premis)
Tidak satu pun P adalah S. (simpulan)
- Tidak seekor nyamuk pun adalah lalat.
- Tidak seekor lalat pun adalah nyamuk.
c) Semua S adalah P. (premis)
Tidak satu pun S adalah tak-P. (simpulan)
- Semua rudal adalah senjata berbahaya.
- Tidak satu pun rudal adalah senjata tidak
berbahaya.
2. Simpulan secara tidak langsung ditarik dari dua premis
a) Silogisme Kategorial, ialah silogisme yang terjadi dari
tiga proposisi.
Contoh: Semua manusia bijaksana.
Semua polisi adalah manusia.
Jadi, semua polisi bijaksana.
b) Silogisme Hipotesis, adalah silogisme yang terdiri
atas premis mayor yang berproposisi kondisional
hipotesis.
Contoh:
Jika besi dipanaskan, besi akan memuai.
Besi dipanaskan. Jadi, besi memuai.
Jika besi tidak dipanaskan, besi tidak akan memuai.
Besi tidak dipanaskan.
Jadi, besi tidak akan memuai.
c) Silogisme Alternatif, adalah silogisme yang terdiri
atas premis mayor berupa proposisi alternatif.
Contoh:
Dia adalah seorang kiai atau profesor.
Dia seorang kiai.
Jadi, dia bukan seorang profesor.
Dia seorang kiai atau profesor.
Dia bukan seorang kiai.
Dia, dia seorang profesor.
d) Entimem. Ada bentuk silogisme yang tidak
mempunyai premis mayor karena premis mayor itu
sudah diketahui secara umum. Yang dikemukakan
hanya premis minor dan simpulan.
Contoh:
Semua sarjana adalah orang cerdas.
Sarno adalah seorang sarjana.
Jadi, Sarno adalah orang cerdas
Penalaran Induktif
Penalaran induktif adalah penalaran yang bertolak dari
pernyataan-pernyataan yang khusus dan menghasilkan
simpulan yang umum.
1. Generalisasi, ialah proses penalaran yang mengandalkan
beberapa pernyataan yang mempunyai sifat tertentu
untuk mendapatkan simpulan yang bersifat umum.
Contoh: Jika dipanaskan, besi memuai.
Jika dipanaskan, tembaga memuai.
Jika dipanaskan, emas memuai
Jadi, jika dipanaskan, logam memuai.
2. Analogi, adalah cara penarikan penalaran secara
membandingkan dua hal yang mempunyai sifat yang
sama.
Contoh:
Winda adalah lulusan akademi A.
Winda dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
Haris adalah lulusan akademi A.
Oleh sebab itu, Ali dapat menjalankan tugasnya dengan
baik.
3. Hubungan Kausa, adalah penalaran yang diperoleh dari
gejala-gejala yang saling berhubugan.
Contoh:
Hujan menyebabkan tanah becek.
Hujan menyebabkan kain jemuran basah.
Jadi, karena tanah becek, pasti kain jemuran basah.
Salah Nalar
Gagasan, pikiran, kepercayaan, atau simpulan yang salah,
keliru, atau cacat disebut salah nalar. Salah nalar ini
disebabkan oleh ketidaktepatan orang mengikuti tata cara
pikirannya. Apabila kita perhatikan beberapa kalimat dalam
bahasa Indonesia secara cermat, kadang-kadang kita temukan
beberapa pernyataan atau premis tidak masuk akal. Kalimatkalimat seperti itu disebut kalimat dari hasil salah nalar.
KALIMAT MAJEMUK
Kalimat majemuk adalah kalimat yang mempunyai dua
pola kalimat atau lebih. Kalimat majemuk ini terdiri dari induk
kalimat dan anak kalimat. Cara membedakan anak kalimat dan
induk kalimat yaitu dengan melihat letak konjungsi. Induk
kalimat tidak memuat konjungsi di dalamnya, konjungsi hanya
terdapat pada anak kalimat.
Setiap kalimat majemuk mempunyai kata penghubung yang
berbeda, sehingga jenis kalimat tersebut dapat diketahui
dengan cara melihat kata penghubung yang digunakannya.
Jenis-jenis kalimat majemuk adalah:
1. Kalimat Majemuk Setara
2. Kalimat Majemuk Rapatan
3. Kalimat Majemuk Bertingkat
4. Kalimat Majemuk Campuran
Kalimat majemuk setara
kalimat majemuk setara yaitu penggabungan dua kalimat atau
lebih kalimat tunggal yang kedudukannya sejajar atau
sederajat.
Berdasarkan kata penghubungnya (konjungsi), kalimat
majemuk setara terdiri dari lima macam, yakni:
Jenis
Konjungsi
penggabungan
dan
penguatan/Peneg bahkan
Jenis
asan
pemilihan
berlawanan
urutan waktu
Konjungsi
atau
sedangkan
kemudian, lalu,
lantas
Contoh:
1. Juminten pergi ke pasar. (kalimat tunggal 1)
2. Ragil berangkat ke bengkel. (kalimat tunggal 2)
Juminten pergi ke pasar sedangkan Ragil berangkat ke
bengkel. (kalimat majemuk)
Ragil berangkat ke bengkel sedangkan Juminten pergi ke
pasar. (kalimat majemuk)
Kalimat majemuk rapatan
Kalimat majemuk rapatan yaitu gabungan beberapa kalimat
tunggal yang karena subjek, predikat atau objeknya
sama,maka bagian yang sama hanya disebutkan sekali.
Contoh:
1. Pekerjaannya hanya makan. (kalimat tunggal 1)
2. Pekerjaannya hanya tidur. (kalimat tunggal 2)
3. Pekerjaannya hanya merokok. (kalimat tunggal 3)
Pekerjaannya hanya makan, tidur, dan merokok. (kalimat
majemuk rapatan)
Kalimat majemuk bertingkat
Kalimat majemuk bertingkat yaitu penggabungan dua kalimat
atau lebih kalimat tunggal yang kedudukannya berbeda. Di
dalam kalimat majemuk bertingkat terdapat unsur induk
kalimat dan anak kalimat. Anak kalimat timbul akibat perluasan
pola yang terdapat pada induk kalimat.
Berdasarkan kata penghubungnya (konjungsi), kalimat
majemuk bertingkat terdiri dari sepuluh macam, yaitu:
Jenis
syarat
tujuan
perlawanan
(konsesif)
penyebaban
pengakibatan
cara
alat
perbandingan
penjelasan
kenyataan
Konjungsi
jika, kalau, manakala, andaikata,
asal(kan)
agar, supaya, biar
walaupun, kendati(pun), biarpun
sebab, karena, oleh karena
maka, sehingga
dengan, tanpa
dengan, tanpa
seperti, bagaikan, alih-alih
bahwa
padahal
Contoh:
1. Kemarin ayah mencuci motor. (induk kalimat)
2. Ketika matahari berada di ufuk timur. (anak kalimat
sebagai pengganti keterangan waktu)
Ketika matahari berada di ufuk timur, ayah mencuci
motor. (kalimat majemuk bertingkat cara 1)
Ayah mencuci motor ketika matahari berada di ufuk timur.
(kalimat majemuk bertingkat cara 2)
Kalimat majemuk campuran
Kalimat majemuk campuran yaitu gabungan antara kalimat
majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat. Sekurangkurangnya terdiri dari tiga kalimat.
Contoh:
1. Toni bermain dengan Kevin. (kalimat tunggal 1)
2. Rina membaca buku di kamar kemarin. (kalimat tunggal 2,
induk kalimat)
3. Ketika aku datang ke rumahnya. (anak kalimat sebagai
pengganti keterangan waktu). Toni bermain dengan Kevin,
dan Rina membaca buku di kamar, ketika aku datang ke
rumahnya. (kalimat majemuk campuran)