RESTRUKTURISASI PEMBIAYAAN MURABAHAH DALAM MENDUKUNG MANAJEMEN RISIKO SEBAGAI IMPLEMENTASI PRUDENTIAL PRINCIPLE PADA BANK SYARIAH DI INDONESIA

  480

RESTRUKTURISASI PEMBIAYAAN MURABAHAH DALAM MENDUKUNG

MANAJEMEN RISIKO SEBAGAI IMPLEMENTASI PRUDENT IAL PRINCIPLE

PADA BANK SYARIAH DI INDONESIA

  

Faisal

  Fakult as Hukum Universit as Malikussaleh E-mail:

  

Abst ract

Mur abahah f i nance t o syar i ah bank was r est r uct ur ed by r eschedul i ng, r econdi t ioni ng, and pr udent i al

pr i nci pl e. It means t hat syar i ah bank had consi der ed var i ous aspect s, such as, mi nimi zi ng syar iah

bank r i sk and not maki ng cust omer s di sadvant ageous, even maki ng bot h par t ies advant ageous, i n t he

r est r uct ur ing. Then, t he syar i ah bank must al so consi der basi c Isl ami c economi c pr i nci pl es, such as,

r i ba, ghar ar and mai sir as car ef ul ness i n Isl ami c l aw. Fur t her mor e, appl i cat ions of cust omer ser vi ce

pr i nci pl es, such as, know your cust omer pr i nci ples, syar i ah pr i nci pl e and syar i ah account i ng

pr i nci pl e ar e an i nher ent par t whi ch cannot be separ at ed f r om pr udent i al pr inci pl e. Appl i cat ion of

t he pr i nci pl es i s syar i ah bank loyal t y t o val i d r egul at ion i n r est r uct ur i ng f i nance.

  Key wor ds: r est r uct ur ing, mur abahah, pr udent i al pr i nci pl e

Abst rak

  Rest rukt urisasi pembiayaan mur abahah pada bank syariah dilakukan dengan cara penj adwalan kembali ( r eschedul i ng), persyarat an kembali (r econdit i oni ng), dan penat aan kembali (r est r uct ur i ng). Rest rukt urisasi ini dilakukan dengan mempert imbangkan pr udent i al pr i nci ple, art inya, bank syariah dalam melakukan rest rukt urisasi sudah mempert imbangkan t erlebih dahulu dalam berbagai aspek, t ermasuk didalamnya meminimalkan risiko bank syariah it u sendiri dan t idak merugikan nasabah pembiayaan mur abahah, bahkan diupayakan keduanya yait u ant ara bank syariah dengan nasabah pembiayaan mur abahah sama-sama diunt ungkan. Kemudian, bank syariah j uga harus memperhat ikan prinsip dasar ekonomi Islam yait u: r i ba, ghar ar dan mai si r sebagai bent uk kehat i-hat ian dalam hukum Islam. Selain it u, penerapan prinsip mengenal nasabah (know your cust omer pr i nci pl es), prinsip syariah dan prinsip akunt ansi syariah, merupakan bagian yang t ak t erpisahkan dari pr udent i al

  

pr i nci pl e. Penerapan prinsip-prinsip t ersebut dalam rest rukt urisasi pembiayaan sebagai bent uk

kepat uhan bank syariah t erhadap perat uran perundang-undangan yang berlaku.

  Kat a kunci: rest rukt urisasi, mur abahah, pr udent i al pr inci pl e

  Pendahuluan [ Isl am] i s a compr ehensive way of l i f e, r el i gious and secul ar ; i t i s a set of bel ief s

  Syariah Islam merupakan pandangan hi-

  and a way of wor shi p; it is a vast and

  dup yang seimbang dan t erpadu, dicipt akan un-

  i nt egr at ed syst em of l aws; it is a cul t ur e

  t uk mengant arkan manusia menuj u kebahagia-

  and a civi l i zat ion; it is an economi c sys-

  an di dunia dan akhirat (f al ah) melalui pene-

  t em and commer cial nor m; i t i s a pol i t y

  gakan berbagai seruan yang t elah kodif ikasikan and a met hod of gover nance; i t i s a so-

  ci et y and a f ami l y conduct ; i t pr escr i bes

  dalam al-Qur’ an dan as-Sunnah. At uran yang

  f or i nher it ance and divor ce, dr ess and

  t erdapat dalam al-Qur’ an dan as-Sunnah t er-

  et i quet t e, f ood and per sonal hygiene. It sebut mengat ur manusia dalam berbagai aspek. i s spi r it ual and human t ot al it y; t hus

  1 Pengat uran dalam berbagai aspek seba- wor l dl y and ot her -wor l dl y.

  gaimana dij elaskan di at as, dikuat kan oleh Im- t iaz Pervez yang menyat akan bahwa: 1 J. Mi chael Tayl or, “ Isl amic Banking-The Feasi bil i t y of

  Rest rukt ur isasi Pembi ayaan Mur abahah Dal am Mendukung Manaj emen Ri siko … 481

2 Muamalah dalam art i sempit adalah eko-

3 Prinsip-prinsip t erse-

  t ang mur abahah, salam dan ist isna, pinj am me- minj am dalam bent uk piut ang qar dh, dan sewa menyewa j asa dalam bent uk i j ar ah unt uk t ran- saksi mult ij asa.

  Musl im Cant ?: Langdel l eani sm and The Fail ures of Isl amic Finance” , Cor nel l Int er nat i onal Law Jour nal , 40 Cornel l

  Dominasi pembiayaan mur abahah menun- j ukkan bahwa pembiayaan t ersebut mempunyai banyak keunt ungan bagi bank syariah. Per t ama, 5 Haider Al a Hamoudi, “ Muhammad's Social Just ice or

  r abahah masih mendominasi pembiayaan pada perbankan syariah di Indonesia.

  pembiayaan lainnya. Art inya, pembiayaan mu-

  musyar akah t ercat at 5, 939, sedangkan sisanya

  Berdasarkan dat a st at ist ik perbankan syariah Bank Indonesia Mei 2009, menunj ukkan bahwa t ot al komposisi pembiayaan yang diberi- kan oleh Bank Umum Syariah dan Usaha Unit Syariah adalah 40, 715, yang t erdiri dari pem- biayaan berdasarkan pembiayaan mur aba-hah t ercat at 23, 490, mudhar abah t ercat at 8, 672,

  5 .

  an yang paling dominan dit erapkan dalam prak- t ik perbankan syariah. Dominasi t ersebut ham- pir mencapai 80-95% dari set iap pembiayaan dalam lembaga pembiayaan Islam yang meng- gunakan t ransaksi pembiayaan mur abahah

  bahah merupakan salah sat u bent uk pembiaya-

  Berbagai macam produk pembiayaan per- bankan syariah sepert i diuraikan di at as, mur a-

  i j ar ah at au sewa beli dalam bent uk i j ar ah mun- t ahi ya bi t t aml i k, j ual beli dalam bent uk piu-

  Komprehensif dapat diart ikan sebagai syariat yang mengat ur umat manusia dalam bidang ibadah ‘ ubudi yah dan muamal ah, sebagaimana dikat akan oleh S. J. Shahidi, “ Isl am pur por t ed

  Kegiat an usaha berdasarkan prinsip sya- riah dalam operasionalnya diwuj udkan dalam berbagai macam produk pembiayaan perbankan syariah. Menurut Pasal 1 but ir (25) Undang-un- dang Perbankan Syariah, yang dimaksud dengan pembiayaan adalah penyediaan dana at au t agi- han yang dipersamakan dengan it u, berupa t ransaksi bagi hasil dalam bent uk mudhar abah dan musyar akah, sewa menyewa dalam bent uk

  lam kegiat an perbankan berdasarkan f at wa yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan dalam penet apan f at wa di bidang syariah. Dengan prinsip t ersebut , perbankan syariah dapat menj alankan kegiat an usaha de- ngan berpedoman pada f at wa yang t elah di- t et apkan oleh DSN-MUI.

  Hukum Bi sni s, Vol 20, Agust us-Sept ember, Jakar t a: Yayasan Pengembangan Hukum Bi sni s, hl m. 47. 4 Muhammad Fadel , “ Shar i’ a: Isl amic Law in Cont emporary Cont ext ” Edit ed by Abbas Amanat and Frank Gri f f el ,

  Amer i can Busi ness Law Jour nal , 40 Am. Bus. L. J. 385, Wint er, 2003, hl m. 387. 2 Nima Mer sadi Tabari, “ Isl amic Finance and The Modern Worl d: The Legal Princi pl es Gover ning Isl ami c Finance in Int ernat ional Trade” , Company Lawyer , Comp. Law. Vol . 31(8), 249-254, 2010, hl m. 249. 3 Jaf ril Khal il , “ Prinsi p Syar i’ ah Dal am Perbankan, ” Jur nal

  Bank syariah adalah badan usaha yang menj alankan kegiat an usaha berdasarkan pada prinsip syariah yang dalam kegiat annya membe- rikan j asa dalam lalu lint as pembayaran. Prin- sip syariah menurut Pasal 1 but ir (12), Undang- undang No. 21 Tahun 2008 t ent ang Perbankan Syariah (selanj ut nya disebut Undang-undang Perbankan Syariah), yang dimaksud dengan prinsip syariah adalah prinsip hukum Islam da-

  umum yang mendasari prinsip-prinsip ekonomi syariah.

  gung j awab (account abi l i t y / r esponsi bi -l i t y).

  (equal i t y), konsult asi/ part isipasi (consul t at ion/ par t i ci pat ion) dan pert anggungj awaban/ t ang-

  Selain prinsip-prinsip ekonomi syariah se- bagaimana disebut kan di at as, dalam Hukum Islam mempunyai j uga moral ekonomi, yang dikenal dengan “ Gol den Five” yait u keadilan ( j ust i ce), kebebasan (f r eedom), per samaan

  but it ulah yang kemudian dikenal dengan ist ilah prinsip ekonomi syariah.

  nomi Islam. Ekonomi Islam mengat ur manusia dalam menj alankan akt ivit asnya supaya sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Prinsip-prinsip syariah ant ara lain Prinsip Perbankan non riba; Prinsip Perniagaan halal dan t idak haram; Prin- sip keredhaan para pihak dalam berkont rak; Prinsip pengurusan dana yang amanah, j uj ur dan bert anggung j awab.

  t o addr ess not onl y t he Ubudi yyat (Godl y i s- sues) but al so it cl ai med t he ul t i mat e aut ho- r i t y i n Muamel at (wor l dl y issues)” .

4 Gol den Five ini dij adikan sebagai prinsip-prinisp

  482 Jurnal Dinamika Hukum Vol . 11 No. 3 Sept ember 2011

  Pembahasan Dasar Hukum dan Prinsip Rest rukturisasi Pembiayaan Pada Bank Syariah di Indonesia

  8 Pelarangan riba dalam al - 8 Sit i Fari dah Abd Jabbar, “ Isl amic Finance: Fundament al Princi pl es and Key Financi al Inst i t ut ions” , Company

  Penerapan manaj emen risiko merupakan salah sat u bent uk kepat uhan bank syariah t erhadap perat uran perundang-undangan yang berlaku. Hal ini dinyat akan dalam Pasal 38 ayat (1) Undang-undang Perbankan Syariah, adalah pengelolaan manaj emen risiko merupakan ke- waj iban bagi bank syariah (Pasal 38 ayat (1) Undang-undang Perbankan Syariah). Lebih lan- j ut , dalam syariah dinyat akan bahwa pelarang- an r i ba, ghar ar dan mai si r merupakan salah sa- t u bent uk kehat i-hat ian hukum dan manaj emen risiko dalam Islam.

  Bank syariah sebagai i nt er medi ar y per- bankan, dalam menj alankan kegiat an usahanya t idak dapat melepaskan diri dari risiko pembia- yaan. Risiko pembiayaan dapat diminimalkan unt uk menghindari kerugian yang lebih besar dengan melakukan berbagai kepat uhan t erha- dap perat uran perundang-undangan yang ber- laku.

  r akah. Oleh karena it u, bank syariah dikat akan sebagai int er medi ar y perbankan.

  da masyarakat dilakukan dalam bent uk pembia- yaan dan lainnya, ant ara lain pembiayaan de- ngan prinsip mudhar abah, dan prinsip musya-

  sur pl us uni t , sedangkan penyaluran dana kepa-

  t o berj angka yang dit erima dari penabung at au

  (deposi t s), sepert i giro, t abungan, at au deposi-

  usaha menghimpun dan menyalurkan dana se- cara langsung kepada masyarakat . Kegiat an usaha penghimpunan dana secara langsung dari masyarakat dilakukan dalam bent uk simpanan

  t ut ion) yang berf ungsi menj alankan kegiat an

  Bank syariah merupakan salah sat u lem- baga keuangan bank (deposi t or y f i nansi al inst i -

  rest rukt urisasi pembiayaan pada bank syariah di Indonesia dan bagaimana pengat uran menge- nai rest rukt urisasi pembiayaan mur abahah da- lam mendukung manaj emen risiko sebagai im- plement asi pr udent i al pr i nci ple pada bank sya- riah di Indonesia.

  kepast ian pembeli, dimana bank syariah t idak akan membelikan suat u barang kecuali sudah ada pembelinya. Kedua, kepast ian keunt ungan, dimana bank syariah dapat memast ikan keun- t ungan at as suat u barang yang dij ualnya, dan

  3, Okt ober 2007, Fakul t as Ekonomi Univer sit as Al -Azhar

  and Fi nance; Rel i gi on, Ri sk, and Ret ur n, Net herl ands: Kl uwer Law Int ernat ional , hl m. 140-141. 7 Sayut i Hasibuan, Yant i Suf i ant i, dan Kuncoro Hadi, “ Fokus Kebi j akan Keuangan/ Per bankan Kedepan: Peni ngkat an Per an Bank Syari ah Dal am Perekonomian Secepat Mungkin” , Bul et i n Fakul t as Ekonomi , Vol . 1, No.

  Berdasarkan uraian di at as, penulis t er- t arik unt uk melakukan kaj ian lebih lanj ut yang menyorot i bagaimana dasar hukum dan prinsip 6 Frank E. Vogel and Samuel L. Hayes, 1998, Isl ami c Law

  Rest rukt urisasi pembiayaan mur abahah merupakan salah sat u bent uk unt uk menghin- dari risiko kerugian t erhadap nasabah yang t i- dak mampu membayar hut angnya, dengan kat a lain, rest rukt urisasi salah sat u upaya unt uk menj aga kelangsungan usaha nasabah pembia- yaan. Rest rukt urisasi pembiayaan mur abahah dilakukan at as nasabah yang memiliki prospek usaha dan/ at au kemampuan membayar.

  se- hingga bank syariah harus mengam-bil langkah- langkah unt uk mengant isipasi risiko t ersebut . Oleh karena it u, pr udent i al pr inci pl e merupa- kan salah sat u asas perbankan syariah dan da- lam menj alankan kegiat an usahanya, bank sya- riah waj ib mene-rapkan pr udent i al pr i nci pl e t ersebut . P r udent i al pr inci pl e merupakan salah sat u prinsip yang digunakan oleh bank unt uk menghindari dari risiko pembiayaan mur aba- hah.

  7

  mampu membayar t unggakannya pada saat j at uh t empo, penet apan margin keunt ungan yang digunakan pada pembiayaan t ersebut da- pat memicu laj u inf lasi bert ambah t inggi,

  hah rent an t erj adi. Misalnya, nasabah t idak

  Kehat i-hat ian diperlukan bagi bank syari- ah mengingat risiko dalam pembiayaan mur aba-

  r abahah t et ap harus dilakukan secara hat i-hat i.

  it u, pembiayaan mur abahah sesuai dengan ke- but uhan bagi nasabah. Namun demikian, bank syariah dalam menj alankan f ungsinya sebagai penyalur dana kepada nasabah pembiayaan mu-

  ket i ga, pembiayaan mur abahah lebih mudah diaplikasikan pada saat sekarang ini.

6 Selain

  Rest rukt ur isasi Pembi ayaan Mur abahah Dal am Mendukung Manaj emen Ri siko … 483

  ( cr edi t r i sk) yang disebabkan oleh nasabah wanprest asi at au def aul t ; dan kedua, risiko pasar yang disebabkan oleh pergerakan nilai t ukar. Risiko ini t erj adi j ika pembiayaan at as dasar akad mur abahah diberikan dalam valut a asing. Oleh karena it u, unt uk dapat mencegah t erj adinya risiko pada bank syariah t ersebut , maka diperlukan penerapan manaj emen risiko.

  rapan perat uran perundang-undangan dan ke- t ent uan yang berlaku secara konsist en, sert a memiliki sist em pengawasan int ernal yang se- cara opt imal mampu menj alankan t ugasnya.

  ci pl e adalah pengendalian risiko melalui pene-

  Berdasarkan pada perat uran t ersebut di at as, bank syariah dalam melakukan rest ruk- t urisasi pembiayaan dengan menerapkan prinsip kehat i-hat ian (pr udent i al pr i nci pl e), prinsip syariah dan prinsip akunt ansi. Pr udent i al pr i n-

  Berdasarkan pada perat uran t ersebut di at as, prinsip rest rukt urisasi pembiayaan pada bank syariah dapat dit emukan pada Pasal 2 ayat (1) PBI No. 10/ 18/ PBI/ 2008. Pada pasal t ersebut dinyat akan bahwa bank syariah dalam melaksanakan rest rukt urisasi pembiayaan ber- dasarkan pada prinsip kehat i-hat ian. Lebih lan- j ut pada But ir I angka (4) SEBI No. 10/ 34/ DPBS/ 2008, dinyat akan bahwa bank syariah dalam melakukan rest rukt urisasi pembiayaan harus menerapkan prinsip kehat i-hat ian, prinsip sya- riah, dan prinsip akunt ansi.

  dan/ at au UUS dan kepent ingan Nasabah yang mempercayakan dananya. ” Pasal 36 t ersebut di at as, secara t egas me- nyat akan bahwa set iap pembiayaan maupun kegiat an usaha harus dilakukan dengan cara t i- dak merugikan bank syariah dan nasabah, de- ngan kat a lain, bank syariah diperbolehkan unt uk melakukan cara-cara penyelamat an pem- biayaan unt uk menghindari risiko, t ermasuk melakukan dengan cara rest rukt urisasi pembia- yaan sehingga bank syariah dan nasabah t idak mengalami kerugian yang lebih besar. Dasar hukum rest rukt urisasi, diat ur melalui Perat uran Bank Indonesia No. 10/ 18/ PBI/ 2008 t ent ang Re- st rukt urisasi Pem-biayaan Bagi Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah (kemudian disingkat dengan PBI No. 10/ 18/ PBI/ 2008) dan Surat Eda- ran Bank Indonesia No. 10/ 34/ DPBS/ 2008, Peri- hal Rest rukt urisasi Pembiayaan bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah (kemu- dian disingkat dengan SEBI No. 10/ 34/ DPBS/ 2008).

  “ Kodif ikasi Produk Perbankan Syari ah” t ersedia di websit e - B307-4E64-B819-5DA1B5FF5EAE/ 14712/ Kodi f ikasi Produk Perbankan Syari ah Lampir an SE. pdf , diakses t anggal 16

  Dalam menyalurkan pembiayaan dan me- lakukan kegiat an usaha lainnya, Bank Syariah dan UUS waj ib menempuh cara- cara yang t idak merugikan Bank Syariah 9 Direkt orat Per bankan Syari ah Bank Indonesia, 2008,

  Dasar hukum rest rukt urisasi pembiaya- an dapat dit emukan pada Pasal 36 UU Perbank- an Syariah, didalamnya menent ukan

  Manaj emen risiko dapat dilakukan de- ngan cara melakukan rest rukt urisasi pembia- yaan bagi bank syariah. Rest rukt urisasi pembia- yaan adalah upaya yang dilakukan bank dalam rangka membant u nasabah agar dapat menyele- saikan kewaj ibannya. Dengan adanya rest rukt u- risasi pembiayaan, maka kegiat an usaha at au pembiayaan nasabah dapat berj alan kembali sepert i biasanya, sehingga nasabah mampu membayar kewaj ibannya dan risiko kerugian bank syariah pun dapat t erhindari.

  9 per t ama, risiko pembiayaan

  Qur’ an dit urunkan secara berbeda-beda. Per t a-

  Risiko pada bank syariah dapat dikenal dua macam, yait u

  mengambil riba, menegaskan perbedaan ant ara riba dengan j ual beli, menghapuskan ut ang piu- t ang yang mengandung riba, menyerukan bagi mereka mengambil pokonya saj a dan meng- ikhlaskan kepada peminj am yang mengalami kesulit an.

  275-281), mengut uk keras bagi mereka yang

  j auhi riba j ika mareka menghendaki kesej ah- t eraan yang diinginkan. Keempat (al -Baqar ah:

  132), menyerukan kaum muslimin unt uk men-

  ngan keras prakt ik riba. Ket i ga (Al i -Imr an: 130-

  Kedua (an-Ni sa’ : 161), mengut uk de-

  akan menj auhkan keberkahan Allah dalam ke- kayaan.

  ma (ar -Ruum: 39), menegaskan bahwa bunga

  10 10 Abdul Ghof ur Anshor i, 2010, Penyel esai an Sengket a Per bankan Syar i ah: Anal i si s Konsep dan UU No. 21 Tahun 2008, Yogyakart a: Gadj ah Mada Univer si t y Press, hl m.

  484 Jurnal Dinamika Hukum Vol . 11 No. 3 Sept ember 2011

  11 Prinsip kehat i-hat ian (pr udent i al pr inci p- l e), prinsip syariah dan prinsip akunt ansi, me-

  Perbankan Syari ah sert a Perbedaanya dengan Bank Konvensional ” , Jur nal Hukum Equal i t y, Vol ume 11, Nomor 1 Februari 2006, Fakul t as Hukum Univer sit as Sumat era Ut ara, hl m. 34-35. 12 Danang Wahyu Muhammad, “ Penerapan Prudent i al Banking Pada Bank Syari ah” , Jur nal Medi a Hukum, Vol .

  modal saling membagi keunt ungan dan kerugi- 11 T. Rusydi , “ Segi-segi Posit i f dal am Prinsi p Bagi Hasil pada

  13 ant ara pengusaha dan pe-

  Bisnis kepercayaan yang mendasari bank, khususnya bank syariah karena bank syariah t idak hanya berf ungsi sebagai i nt er medi ar y t et api j uga posisi bank syariah adalah sebagai mit ra bagi nasabahnya. Hal ini sebagaimana dikuat kan oleh Vogel & Hayes yang menyat akan bahwa pembiayaan Islam merupakan suat u ben- t uk "par t ner shi p"

  pada bank, karena nasabah percaya bahwa dana t ersebut akan aman dan dikelola sebaik- baiknya oleh bank. Begit u pula sebaliknya, bank menyalurkan dananya kepada nasabah karena bank percaya bahwa dana t ersebut akan dikelola dengan baik sehingga akan kembali lagi kepada bank.

  12 Nasabah menyimpan dananya

  Pada dasarnya bisnis bank adalah bisnis kepercayaan.

  Mendukung Manaj emen Risiko sebagai Imple- ment asi Prudent ial Principle pada Bank Sya- riah di Indonesia

  rupakan prinsip-prinsip yang digunakan dalam manaj emen risiko unt uk menghindari kerugian pada bank syariah. Oleh karenanya, penerapan prinsip-prinsip t ersebut sebagai bent uk kepa- t uhan bank dalam pengendalian risiko melalui perat uran perundang-undangan dan ket ent uan yang berlaku, art inya ket ika bank syariah t idak menerapkan prinsip-prinsip it u dalam rest ruk- t urisasi pembiayaan maka bank syariah diang- gap t elah melanggar t erhadap perat uran per- undang-undang. R est rukt urisasi Pembiayaan Murabahah dalam

  Prinsip syariah yang dimaksudkan dalam rest rukt urisasi pembiayaan adalah rest rukt uri- sasi dilaksanakan dengan memperhat ikan Fat wa Maj elis Ulama Indonesia (Pasal 9 PBI No. 10/ 18/ PBI/ 2008). Penerapan prinsip syariah t erhadap pembiayaan perbankan syariah selalu diawasi oleh Dewan Pengawas Syariah yang diangkat pada bank syariah set empat . Dewan Pengawas Syariah (DPS) bert ugas mengawasi set iap ke- giat an t eknis operasional bank syariah agar se- suai dengan prosedur dan prinsip syariah yang t elah dikeluarkan berdasarkan f at wa Dewan Syariah Nasional (DSN). Dalam pengawasannya, DPS dit unt ut dapat bert indak secara indepen- den, dalam pengert ian bebas t anpa t urut cam- pur pihak lain, baik dari lingkungan bank syari- ah sendiri maupun pihal di luar bank. Supaya dapat t ercipt anya independen t ersebut diperlu- kan berbagai syarat , ant ara lain, bagi set iap anggot a DPS t idak boleh merangkap sebagai st af pada bank yang bersangkut an; dipilih oleh rapat pemegang saham; penet apan honorarium (gaj i) dit ent ukan melalui RUPS, dan mempunyai t ugas dan kinerj a sepert i badan pengawas lain- nya.

  Pr udent i al pr i nci pl e yang dit erapkan dalam

  modal (capi t al ), agunan (col l at er al ), dan kondi- si ekonomi yang mempengaruhi kegiat an usaha nasabah (condi t ion of economi c).

  (char act er ), kemam-puan nasabah (capaci t y),

  rapan t erhadap asas pembiayaan yang sehat , yang dikenal dengan ist ilah 5c, yait u wat ak

  (Know Your Cust omer Pr i nci pl es). Ket i ga, pene-

  rubahan Kedua At as PBI No. 3/ 10/ PBI/ 2001 t en- t ang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah

  pr i nci pl es (PBI No. 5/ 21/ PBI/ 2003 t ent ang Pe-

  prinsip mengenal nasabah/ know your cust omer

  Kedua, melihat kembali t erhadap penerapan

  melakukan rest rukt urisasi pembiayaan dapat berupa beberapa hal. Per t ama, sebelum me- lakukan rest rukt urisasi pembiayaan, bank syari- ah mempunyai keyakinan at as kemauan dan kemampuan nasabah unt uk melunasi kewaj iban pada wakt unya (Pasal 23 ayat (1) UU Perbankan Syariah). Keyakinan t ersebut diperoleh melalui peni-laian seksama t erhadap wat ak, kemam- puan modal, agunan, dan prospek usaha nasa- bah (Pasal 23 ayat (2) UU Perbankan Syariah).

  14 No. 1 Juni 2007, Yogyakart a: Fakul t as Hukum Uni versit as Muhammadiyah, hl m. 48. 13 McKean James Evans, “ The Fut ure of Conf l i ct Bet ween Isl ami c and west ern Financial Syst em: Prof it , Pr incipl e and Pr agmat i sm” , Uni ver si t y of Pi t t sbur gh Law Revi ew, Rest rukt ur isasi Pembi ayaan Mur abahah Dal am Mendukung Manaj emen Ri siko … 485

  an. Disana t idak mengenal kredit ur dan debit ur sebagai-mana dalam bank konvensional, dan inilah yang menj adikan salah sat u pembeda ant ara bank Islam dengan bank konvensional.

  Pur chase and r esal e cont r act . Thi s i s when one par t y, such as a bank, pur - chases an asset i dent i f ied by a second par t y wi t h t he i nt ent ion of immedi at el y r esel l i ng i t t o t he second par t y f or pay- ment of a pr ear r anged sum at a set dat e i n t he f ut ur e. Thi s r esale pr i cewi l l be hi gher t han t he or i gi nal sal e pr i ce and may be pai d i n i nst al l ment s.

  Equit y in Home Financing: an Anal ysis of Isl amic Finance and It s Pot ent ial as a Successsf ul Al t ernat i ve t o Tradit ional Mort gages in The Unit ed St at es” , Ar i zona Jour nal of Int er nat i onal & Compar at i ve Law, 25 Ar iz. J. Int 'l & Comp. L. 825, Fal l , 2008, hl m. 839. 17 Mi a Sept i ana Zaeni , “ Pener apan Prinsi p Kehat i-hat ian dan Penyel esai an Sengket a Dal am Pember ian

  Inst rument s: Pr incipl es and Pr act ice” , Company Lawyer , Comp. Law. 30(6), 176-188, 2009, hl m. 179. 15 Al i Abdul r ahi m Al i, “ The Rol e of Isl amic Juri spr udence in Finance and Devel opment i n The Musl i m Worl d” , Company Lawyer , Comp. Law, 31(4), 121-127, 2010, hl m. 125. 16 Nicol as C. Jensen, “ Voiding Anot her Subpri me Mort gage Bust Through Great er Ri sk and Prof it Shar ing and Soci al

  Rest rukt urisasi pembiayaan mur abahah dengan penerapkan pr udent i al pr inci pl e dapat 14 Sit i Far idah Abd Jabbar , “ Shari a-Compl i ant Financi al

  syariah unt uk meminimalkan pot ensi kerugian yang disebabkan oleh pembiayaan mur abahah.

  hah adalah upaya yang dilakukan oleh bank

  penandat angan akad j ual beli dan mur abahah berlangsung pada hari dan t empat yang sama t ersebut , akan berpengaruh pada t ingkat risiko bank. Namun demikian, kerugian dapat saj a t erj adi, oleh karena it u rest rukt urisasi perlu dilakukan. Rest rukt urisasi pembiayaan mur aba-

  17 Pembiayaan j angka pendek dan

  beli dan mur abahah berlangsung pada hari dan t empat yang sama, hanya saj a akad j ual beli bank dengan pemasok t elah t erlaksana sebelum akad mur abahah ant ara bank dan nasabah di- t andat angani.

  16 dan penandat angan akad j ual

  t er m f i nanci ng),

  bankan syariah biasanya banyak digunakan da- lam pembiayaan j angka wakt u pendek (shor t -

  15 Mur abahah yang dit erapkan dalam per-

  14 Ali Abdulrahim Ali mendef inisikan mur a- bahah sebagai berikut

  Par t ner shi p dapat dimaknai sebagai bent uk

  f r om a suppl i er and t hen r esel l s i t t o t he bank's cl i ent at a mar k-up pr i ce cover i ng t he bank's cost pl us pr of it ” .

  Pembiayaan mur abahah merupakan ben- t uk j ual beli barang ant ara bank dan nasabah dengan menambahkan harga j ual sebagai ke- unt ungan bank. Dengan kat a lain mur abahah

  liput i: penambahan dana f asilit as pembiayaan bank, konversi akad pembiayaan, konversi Pem- biayaan menj adi surat berharga syariah ber- j angka wakt u menengah dan konversi pembia- yaan menj adi penyert aan modal sement ara pa- da perusahaan nasabah.

  schedul i ng at au r econdit ioni ng, ant ara lain me-

  syarat an Pembiayaan t idak t erbat as pada r e-

  r est r uct ur i ng), yait u perubahan per-

  t u perubahan sebagian at au seluruh persyarat - an Pembiayaan, ant ara lain perubahan j adwal pembayaran, j umlah angsuran, j angka wakt u dan/ at au pemberian pot ongan sepanj ang t idak menambah sisa kewaj iban nasabah yang harus dibayarkan kepada Bank. Ket i ga, penat aan kembali (

  dua, persyarat an kembali (r econdit ioni ng), yai-

  kewaj i-ban nasabah at au j angka wakt unya; Ke-

  dul i ng), yait u perubahan j adwal pembayaran

  Rest rukt urisasi pembiayaan merupakan salah sat u bent uk upaya bank t erhadap nasabah yang belum mampu lagi mengembalikan kewa- j ibannya, dengan kat a lain, nasabah pembia- yaan belum mampu melunasi hut angnya pada saat j at uh t empo kepada bank, sedangkan na- sabah t ersebut diyakinkan dapat melunasi hu- t angnya apabila diberikan kesempat an. Berda- sarkan Pasal 1 ayat (7) PBI No. 10/ 18/ PBI/ 2008, lihat j uga pada But ir I, angka (3) SEBI No. 10/ 34/ DPBS/ 2008, Rest rukt urisasi pembiayaan t ersebut dapat dilakukan dengan beberapa cara. Per t ama, penj adwalan kembali (r esche-

  keset araan, art inya sebagai mit ra, bank syariah dan nasabah mempunyai f ungsi dan kedudukan yang sama dalam mencapai t uj uannya sesuai dengan kompet ensi masing-masing. Apabila t er- j adi kegagalan dalam pembiayaan, sebagai mit - ra akan melakukan cek and bal ance, sehingga pembiayaan t ersebut dapat berj alan kembali.

  Pembi ayaan Murabahah Pada Bank Muamal at Indonesia Cabang Yogyakart a, Jur nal Penel i t i an Hukum Gadj ah Mada, Vol . I, Februari 2010, Yogyakar t a: Fakul t as Hukum

  486 Jurnal Dinamika Hukum Vol . 11 No. 3 Sept ember 2011

  mempert imbangkan kondisi nasabah, ant ara lain golongan nasabah, j enis kegiat an usaha, dan kemampuan (cash f low) nasabah. Keempat , mencant umkan kronologis akad pembiayaan

  dal Sement ara t erhadap kegiat an usaha yang disepakat i. Keempat , bank syariah akan mela- kukan Penyert aan Modal Sement ara paling t ing- gi sebesar sisa kewaj iban nasabah.

  Ket i ga, bank syariah akan membuat akad mu- syar akah dengan nasabah unt uk Penyert aan Mo-

  usaha nasabah yang berbent uk hukum Perse- roan Terbat as (PT). Kedua, bank syariah akan menghent ikan akan pembiayaan mur abahah.

  Per t ama, pada badan

  Selain penat aan kembali dengan cara yang t elah diuraikan di at as, bank syariah dapat j uga melakukan penat aan kembali dengan me- lakukan konversi menj adi Penyer-t aan Modal Sement ara. Berdasar But ir VI angka (1) huruf (e) SEBI No. 10/ 34/ DPBS/ 2008 hal ini dilakukan dengan beberapa cara.

  dalam bent uk pembiayaan mur abahah. Kedua, bank syariah membuat akad mudharabaha at au musyarakah dengan nasabah at as Surat Ber- harga Syariah Berj angka Wakt u Menengah yang dit erbit kan oleh nasabah at as proyek yang di- biayai. Ket i ga, memiliki Surat Berharga Syariah Berj angka Wakt u Menengah paling t inggi sebe- sar kewaj iban nasabah.

  t ama, bank syariah menghent ikan pembiayaan

  Bank syariah dapat j uga melakukan kon- versi menj adi Surat Berharga Syariah Berj angka Wakt u Menengah (SBSBWM), dan menj adi pe- nyert aan modal sement ara. Berdasar (But ir VI angka (1) huruf (d) SEBI No. 10/ 34/ DPBS/ 2008) hal ini dilakukan dengan beberapa cara. Per -

  mur abahah sebelumnya dalam akad pembia- yaan baru.

  t i ga, melakukan akad pembiayaan baru dengan

  dit erapkan dalam bent uk-bent uk rest rukt urisasi pembiayaan. Rest rukt urisasi pembiayaan t erse- but disesuaikan dengan karakt erist ik pembiaya- an masing-masing. Hal ini dikarenakan set iap pembiayaan mempunyai perbedaan akad dan t uj uannya. Rest rukt urisasi pembiayaan diat ur dalam bagian t ersendiri, t ermasuk didalamnya mengenai pembiayaan mur abahah.

  biayaan mur abahah sebelumnya menj adi dasar unt uk pembuat an akad pembiayaan baru. Ke-

  mur abahah. Kedua, obj ek pem-

  Berdasarkan But ir VI angka (1) huruf (c) SEBI No. 10/ 34/ DPBS/ 2008, Bank syariah dapat versi piut ang pembiayaan mur abahah dengan beberapa cara. Per t ama, menghent ikan pem- biayaan mur abahah dengan memperhat ikan ni- lai waj ar obj ek

  munt ahiyyah bit t aml i k at au mudhar abah at au musyar akah.

  Selain dengan cara penj adwalan dan per- syarat an kembali, rest rukt urisasi t erhadap pembiayaan mur abahah dapat dilakukan de- ngan cara penat aan kembali (r est r uct ur ing). Penat aan kembali dapat dilakukan dengan cara melakukan konversi pembiayaan mur abahah se- besar sisa kewaj iban nasabah menj adi i j ar ah

  mur abahah yang harus dibayarkan kepada bank syariah.

  j adwal pembayaran, j umlah angsuran, pembe- rian pot ongan, maupun dengan perubahan j ang- ka wakt u pembayaran. Persyarat an kembali ini dapat dilakukan dengan t idak menambah sisa kewaj iban nasabah pembiayaan

  r abahah, baik it u dilakukan dengan perubahan

  Persyarat an kembali (r econdi t ioni ng) da- pat dilakukan dengan cara, bank syariah mene- t apkan kembali syarat -syarat pembiayaan mu-

  Berdasarkan Pasal 15 ayat (1) PBI No. 10/ 18/ PBI/ 2008, lihat j uga But ir VI angka (1) SEBI No. 10/ 34/ DPBS/ 2008, Rest rukt urisasi pembia- yaan mur abahah dapat dilakukan dengan cara penj adwalan kembali ( r eschedul i ng), persyarat - an kembali (r econdit ioni ng), dan penat aan kembali (r est r uct ur i ng). Penj adwalan kembali ( r eschedul i ng) dapat dilakukan dengan mem- perpanj ang j angka wakt u j at uh t empo pembia- yaan mur abahah t anpa mengubah sisa kewaj ib- an nasabah yang harus dibayarkan kepada bank syariah. Dengan memperpanj ang j angka wakt u j at uh t empo t ersebut , nasabah secara langsung sudah menerima keringanan dalam menunaikan kewaj ibannya, sehingga secara berangsur-ang- sur nasabah akan mampu membayarkan kepada bank syariah. Dengan demikian, kewaj iban na- sabah akan t erlunasi.

  Penat aan kembali (r est r uct ur i ng) t erha- dap pembiayaan mur abahah dengan memper- hat ikan pr udent i al pr i nci pl e. Hal ini dikarena- Rest rukt ur isasi Pembi ayaan Mur abahah Dal am Mendukung Manaj emen Ri siko … 487 hah menj adi akad yang lain, dengan perubahan

  t ersebut akan mengakibat -kan perubahan pula pada hak dan kewaj iban masing-masing pihak, sehingga diperlukan kehat i-hat ian penyesuaian- nya dengan akad yang baru.

  l aw appl i cabl e t o a l oan agr eement : (1) t he pr ohi bit i on on char gi ng or payi ng i nt er est (r i ba) and (2) t he pr ohi bi t ion on under t aki ng an unr easonabl e l evel of r i sk or uncer t ai nt y (ghar ar ).

  Penut up Simpulan

  keduanya sama-sama diunt ungkan sebagai f ilo- sof i t uj uan rest rukt urisasi pembiayaan pem- bent uknya.

  mur abahah t idak dirugikan, bahkan diupayakan

  st rukt urisasi pembiayaan sudah mempert im- bangkan t erlebih dahulu dalam berbagai aspek, t ermasuk didalamnya memperhat ikan prinsip dasar ekonomi Islam yait u: r i ba, ghar ar sebagai bent uk kehat i-hat ian dalam hukum Islam. Se- lain it u, sist em pengawasan int ernal yang opt i- mal perlu dilaksanakan dengan ef ekt if , sehing- ga risiko bank syariah dan nasabah pembiayaan

  l e. Art inya, bank syariah dalam melakukan re-

  dan penat aan kembali (r est r uct ur i ng) sepert i yang t elah diuraikan di at as, dapat dilakukan dengan mempert imbangkan pr udent i al pr inci p-

  l i ng), persyarat an kembali (r econdi t ioning),

  Rest rukt urisasi pembiayaan mur abahah dengan cara penj adwalan kembali ( r eschedu-

  Prinsip akunt ansi yang dimaksudkan da- lam melakukan rest rukt urisasi pembiayaan ada- lah rest rukt urisasi dilaksanakan dengan mene- rapkan perlakuan akunt ansi sesuai de-ngan Pernyat aan St andar Akunt ansi Keuangan (PSAK) dan Pedoman Akunt ansi Perbankan Syariah (PAPS). PSAK yang digunakan oleh bank syariah sekarang adalah PSAK No. 59 t ent ang Akunt ansi Perbankan Syariah. Secara lebih khusus, unt uk pembiayaan mur abahah dit erapkan PSAK No. 102 t ent ang Akunt ansi Mur abahah.

  18 18 Babback Sabahi , “ Isl ami c Financi al St ruct ures as Al t ernat i ves t o Int ernat ional Loan Agreement s: Chal l enges f or U. S. Financial Inst it ut ions” , Annual Revi ew of Banki ng and Fi nanci al Law, 24 Ann. Rev.

  kum Islam. Lebih lanj ut , Babback Sabahi me- nyat akan bahwa “ basi c pr inci pl es of Isl ami c

  Lebih lanj ut , menurut But ir VI angka (4) SEBI No. 10/ 34/ DPBS/ 2008, selain mempert im- bangkan pr udent i al pr i nci pl e, rest rukt urisasi pembiayaan mur abahah mempert imbangkan j u- ga prinsip syariah dan prinsip akunt ansi yang berlaku. Rest rukt urisasi pembiayaan mur aba-

  r i ba, ghar ar sebagai bent uk kehat i-hat ian dalam hu-

  Berdasarkan pada f at wa DSN t ersebut di at as, f ilosof i rest rukt urisasi pembiayaan dengan cara menkonversi maupun penj adwalan kembali t agihan pembiayaan mur abahah dilakukan set e- lah mendapat kan perset uj uan dari kedua belah pihak, dengan memperhat ikan risiko dan t idak merugikan bank syariah dan nasabah pembiaya- an. Selain it u, bank syariah j uga harus memper- hat ikan prinsip dasar ekonomi Islam yait u:

  Nasional Maj elis Ulama Indonesia No: 49/ DSN- MUI/ II/ 2005 t ent ang Konversi Akad Mur abahah .

  (r eschedul i ng). Keempat , Fat wa Dewan Syari'ah

  Ulama Indonesia No: 48/ DSN-MUI/ II/ 2005 t en- t ang Penj adwalan Kembali Tagihan Mur abahah

  r abahah Bagi Nasabah Tidak Mampu Bayar. Ke- t i ga, Fat wa Dewan Syari'ah Nasional Maj elis

  MUI/ II/ 2005 t ent ang Penyelesaian Piut ang Mu-

  Mur abahah). Kedua, Fat wa DSN No. 47/ DSN/

  riah, art inya bank syariah dalam melakukan re- st rukt urisasi dengan memperhat ikan beberapa Fat wa Maj elis Ulama Indonesia. Per t ama, Fat wa DSN No. 46/ DSN/ MUI/ II/ 2005 t ent ang Po- t ongan Tagihan Mur abahah (Al -Khasm Fi al -

  hah dengan mempert imbangkan prinsip sya-

  Dasar hukum rest rukt urisasi pembiayaan, secara umum adalah Pasal 36 UU Perbankan Syariah, dan secara khusus adalah Pasal 2 ayat (1) PBI No. 10/ 18/ PBI/ 2008 dan But ir I angka 4 SEBI No. 10/ 34/ DPBS/ 2008, Perihal Rest rukt u- risasi Pembiayaan bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah. Berdasarkan Pasal 36 UU Perbankan Syariah dan Pasal 2 ayat (1) PBI No. 10/ 18/ PBI/ 2008, sert a But ir I angka (4) SEBI No. 10/ 34/ DPBS/ 2008, prinsip-prinsip rest ruk- t urisasi pembiayaan mur abahah harus memper- hat ikan beberapa hal. Per t ama, prinsip t idak merugikan bank dan nasabah, dimana bank melakukan rest rukt urisasi pembiayaan maupun

  488 Jurnal Dinamika Hukum Vol . 11 No. 3 Sept ember 2011

  ra yang t idak merugikan bank syariah dan nasa- bah. Kedua, pr udent i al pr i nci pl e, dimana bank syariah mempunyai keyakinan at as kemauan dan kemampuan nasabah unt uk melunasi kewa- j iban pada wakt unya. Keyakinan t ersebut di- peroleh melalui penilaian seksama t erhadap wat ak, kemampuan modal, agunan, dan pros- pek usaha nasabah. Kemudian melihat kembali t erhadap penerapan prinsip mengenal nasabah

DAFTAR PUSTAKA

  an t erhadap asas pembiayaan yang sehat , yang dikenal dengan ist ilah 5c, yait u wat ak (char ac-

  Review, 71 U. Pit t . L. Rev. 819, Summer,

  Mort gage Bust Through Great er Risk and Prof it Sharing and Social Equit y in Home Financing: an Analysis of Islamic Finance and It s Pot ent ial as a Successsf ul Alt er- nat ive t o Tradit ional Mort gages in The Unit ed St at es” . Ar i zona Jour nal of Int er -

  30 No. 6, 2009; Jensen, Nicolas C. “ Voiding Anot her Subprime

  Law. Vol. 30 No. 1, 23-32, 2009; Jabbar, Sit i Faridah Abd. “ Sharia-Compliant Fi- nancial Inst rument s: Principles and Prac- t ice” . Company Lawyer , Comp. Law. Vol.

  Jabbar, Sit i Faridah Abd. “ Islamic Finance: Fundament al Principles and Key Financial Inst it ut ions” . Company Lawyer , Comp.

  Hadi, “ Fokus Kebij akan Keuangan/ Per- bankan Kedepan: Peningkat an Peran Bank Syariah Dalam Perekonomian Secepat Mungkin” . Bul et i n Fakul t as Ekonomi , Vol. 1, No. 3, Okt ober 2007. FE Universit as Al- Azhar Indonesia;

  Cornell Int 'l L. J. 89, Wint er 2007; Hasibuan, Sayut i. ; Yant i Suf iant i, dan Kuncoro

  Cor nel l Int er nat ional Law Jour nal , 40

  Hamoudi, Haider Ala. “ Muhammad's Social Just ice or Muslim Cant ?: Langdelleanism and The Failures of Islamic Finance” .

  & Rel i gi on, Vol. XXIV, 2009;

  Cont emporary Cont ext ” . Edit ed by Abbas Amanat and Frank Grif f el, Jour nal of Law

  2010; Fadel, Muhammad. “ Shari’ a: Islamic Law in

  Evans, McKean James. “ The Fut ure of Conf lict Bet ween Islamic and West ern Financial Syst em: Prof it , Principle and Pragma- t ism” . Uni ver si t y of Pit t sbur gh Law

  t er ), kemampuan nasabah (capaci t y), modal (capi t al ), agunan (col l at er al ), dan kondisi eko-

  (know your cust omer pr i nci pl es), dan penerap-

  2008, “ Kodif ikasi Produk Perbankan Syariah” t ersedia di websit e bi. go. id/ NR/ rdonlyres/ 6FBBF37C-B307-

  yakart a: Gadj ah Mada Universit y Press; Direkt orat Perbankan Syariah Bank Indonesia,

  Sengket a Per bankan Syar i ah: Anal i sis Konsep dan UU No. 21 Tahun 2008. Yog-

  Anshori, Abdul Ghof ur. 2010. Penyel esai an

  Ali, Ali Abdulrahim. “ The Role of Islamic Juris- prudence in Finance and Development in The Muslim World” . Company Lawyer , Comp. Law, 31(4), 2010;

  Penerapan prinsip-prinsip t ersebut di at as merupakan bent uk kepat uhan bank syariah dalam mendukung manaj emen risiko sebagai implement asi Pr udent i al Pr inci pl e dan perat ur- an perundang-undangan yang berlaku, art inya ket ika bank syariah t idak menerapkan prinsip- prinsip it u dalam melakukan rest rukt u-risasi pembiayaan maka bank syariah dapat dianggap t idak menerapkan Pr udent i al Pr i nci pl e dan me- langgar t erhadap perat uran perundang-undang

  hulu memperhat ikan berbagai aspek, t ermasuk didalamnya memperhat ikan prinsip dasar eko- nomi Islam yait u: r i ba, ghar ar sebagai bent uk kehat i-hat ian dalam hukum Islam. Selain it u, sist em pengawasan int ernal yang opt imal perlu dilaksanakan dengan ef ekt if , bank dan nasabah pembiayaan mur a-bahah t idak dirugikan, bah- kan diupayakan keduanya sama-sama diunt ung- kan sebagai f ilosof i t uj uan rest rukt urisasi pem- biayaan pembent uknya.