Kebijakan dalam Pembangunan Pemerintah (1)
Kebijakan Pembangunan Pemerintah
di Wilayah Ekosistem Rawa dan Gambut
di Kalimantan Selatan
Bappeda Provinsi Kalimantan Selatan
Banjarbaru, 10 November 2016
RPJMD PROV KALSEL 2016 -2021
VISI : “Kalsel Mapan (Mandiri dan Terdepan) Lebih Sejahtera, Berkeadilan, Mandiri
dan Berdaya Saing
Visi tersebut secara umum mengandung pengertian “Pembangunan Biru (blue
development) Menuju Kedaulatan dan Kemapanan Berkelanjutan”, yang dapat
dijabarkan sebagai berikut :
1. Pembangunan Biru (blue development) adalah pembangunan yang
memperhatikan keberadaan sumberdaya, mempertahankan keragaman
(biodiversity), inovasi dan penciptaan lapangan kerja sekaligus melakukan upayaupaya penyelamatan lingkungan (konservasi) dan meningkatkan jasa-jasa
lingkungan.
2. Ekonomi biru (blue economy) yaitu sistem ekonomi berbasis inovasi yang
memanfaatkan SDA secara produktif dan efisien, tidak menghasilkan limbah dan
emisi; dan pada saat yang sama mampu menciptakan lapangan kerja,
menghasilkan pertumbuhan ekonomi berkualitas, dan tidak memerlukan biaya
tinggi.
3. Kedaulatan dan Kemampuan Berkelanjutan; yaitu Pembangunan berkelanjutan
(sustainable development) yang memperhatikan keseimbangan antara pencapaian
aspek pertumbuhan ekonomi (economy growth), sekaligus memperhatikan
pemerataan kesejahteraan (social equity) dan kelestarian dan keberlanjutan
lingkungan (ecological sustainablity) yang dikenal dengan the living triangle.
Prinsip Ekonomi Biru (blue economy) :
(1)
Pemerataan distribusi kesejahteraan yaitu mengupayakan distribusi
kesejahteraan yang adil didalam suatu daerah untuk mengurangi
perbedaan antara si kaya dan si miskin dan mencapai keadilan sosial serta
ekonomi yang berkelanjutan;
(2) Ekuitas dan keadilan ekonomi;
(3) Ekuitas antar generasi;
(4) Pendekatan pencegahan yaitu melalui identifikasi resiko terhadap
lingkungan, dampak lingkungan dan mencegah degradasi lingkungan;
(5) Hak untuk berkembang untuk semua komponen;
(6) Adanya kerjasama internasional;
(7) Informasi, partisipasi dan akuntabilitas;
(8) Adanya Konsumsi dan produksi berkelanjutan;
(9) Strategis, terkoordinasi dan terintegrasi untuk memberikan perencanaan
pembangunan berkelanjutan, ekonomi hijau dan pengentasan kemiskinan;
(10) Mendefinisikan kembali kesejahteraan;
(11) Kesetaraan gender;
(12) Menjaga keanekaragaman hayati dan mencegah polusi dari setiap bagian
dari lingkungan.
4. Ketahanan, kemandirian, dan kedaulatan pangan adalah kondisi terpenuhinya
Pangan bagi daerah sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari
tersedianya Pangan dan energi yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman,
beragama, bergizi, merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan
agama, keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif, dan
produktif secara berkelanjutan.
a.
Kemandirian Pangan adalah kemampuan negara dan bangsa dalam
memproduksi Pangan yang beraneka ragam dari dalam negeri yang dapat
menjamin pemenuhan kebutuhan Pangan yang cukup sampai di tingkat
perseorangan dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam, manusia,
sosial, ekonomi, dan kearifan lokal secara bermartabat.
b. Kedaulatan Pangan adalah hak negara dan bangsa yang secara mandiri
menentukan kebijakan Pangan yang menjamin hak atas Pangan bagi rakyat
dan yang memberikan hak bagi masyarakat untuk menentukan sistem
Pangan yang sesuai dengan potensi sumber daya lokal.
c. Ketahanan pangan adalah suatu upaya meningkatkan ketersediaan pangan,
mengembangkan diversifikasi pangan, mengembangkan kelembagaan
pangan, dan mengembangkan usaha pegelolaan pangan.
Misi
Prioritas Pembangunan
1. Mengembangkan Sumber Daya
Manusia yang Agamis, Sehat dan
Terampil
Kalsel Cerdas,
Kalsel Sehat,
Kalsel Terampil dan
Kalsel Agamis
2. Mewujudkan Tatakelola
Pemerintahan Yang Professional Dan
Berorientasi Pada Pelayanan Publik
Kalsel dengan Pemerintahan Daerah
Berkinerja Baik
3. Memantapkan Kondisi Sosial Budaya
Daerah Yang Berbasiskan Kearifan
Lokal
Kalsel Berbudaya,
Kalsel Menuju PON,
Kalsel Aman
4. Mengembangkan Infrastruktur
Wilayah Yang Mendukung
Percepatan Pengembangan Ekonomi
Dan Sosial Budaya
Kalsel dengan Infrastruktur yang Berkualitas
5. Mengembangkan Daya Saing
Ekonomi Daerah Yang Berbasis
Sumberdaya Lokal, Dengan
Memperhatikan Kelestarian
Lingkungan
Kalsel Sentra Pangan,
Kalsel Menuju Salah Satu Destinasi Wisata
Nasional,
Kalsel Menuju Daerah Industri, Perdagangan,
dan Jasa,
Kalsel Menuju Lingkungan Berkualitas
MISI 5
Tanjung
#
#
Paringin
Amuntai #
Barabai
#
Kandangan
#
#
#
Marabahan
Rantau
#
Banjarmasin
#
Martapura
#
Banjarbaru
Pelaihari
#
Batulicin
#
#
Kotabaru
MENGEMBANGKAN
DAYA SAING EKONOMI DAERAH YANG BERBASIS
SUMBERDAYA LOKAL,
DENGAN MEMPERHATIKAN KELESTARIAN
LINGKUNGAN
Misi 5
MENGEMBANGKAN DAYA SAING EKONOMI DAERAH YANG BERBASIS SUMBERDAYA
LOKAL, DENGAN MEMPERHATIKAN KELESTARIAN LINGKUNGAN
KONDISI LINGKUNGAN HIDUP
1. Kondisi lingkungan hidup di Kalsel, berada pada
kondisi yang cukup memperihatinkan, apabila dilihat
dari Indikator Kualitas Lingkungan Hidup yang hanya
mencapai posisi dari 22 dari 33 provinsi secara
nasional. Posisi dimaksud mengalami perbaikan dari
sebelumnya berada di posisi 24.
2. Kondisi dimaksud disebabkan oleh membaiknya 3
sub indikatornya, yaitu:
a. Kualitas Tutupan Lahan telah mencapai 41,62 dari
sebelumnya hanya 39,00, terutama disebabkan
lubang bekas tambang.
b. Kualitas Air telah mencapai 26,69, dari sebelumnya
8,70, terutama disebabkan oleh rendahnya PH
rawa; bakteri coli dari jamban terapung dan
kekeruhan air akibat bukaan tambang.
c. Kualitas Udara telah mencapai 98,46 dari
sebelumnya 97,11
3. Luas lahan kritis mencapai 876 Ha
ISU POKOK, TUJUAN DAN SASARAN MISI 2
1. ISU POKOK: Penurunan Kualitas Lingkungan
Hidup
2. Tujuan : Meningkatkan Kualitas Lingkungan
Hidup Daerah
3. Sasaran : Menurunnya Kerusakan dan
Pencemaran Lingkungan
Kebijakan Misi 5 MENGEMBANGKAN
DAYA SAING EKONOMI DAERAH YANG BERBASIS SUMBERDAYA LOKAL,
DENGAN MEMPERHATIKAN KELESTARIAN LINGKUNGAN
Strategi : Peningkatan Tata Kelola Lingkungan Hidup (KALSEL HIJAU)
Kebijakan:
1. Sosialisasi dan Edukasi tentang pentingnya sadar Lingkungan, kepada seluruh komponen masyarakat dan dunia usaha,
terhadap aktifitas mereka yang terkait dengan penurunan Kualitas tutupan lahan, kualitas air, dan kualitas udara.
2. Untuk Kualitas Tutupan Lahan:
a. Meningkatkan pembinaan dan pengawasan terhadap investor tambang untuk segera merehabilitasi lahan pasca
tambang.
b. Mendorong Kementerian LHK untuk mengembangkan HTI atau Hutan Rakyat pada Wilayah Kawasan Hutan.
c. Meningkatkan pengawasan terhadap kegiatan illegal logging.
d. Melaksanakan pengembangan pertanian atau perkebunan pada lahan-lahan terbuka untuk wilayah Areal
Penggunaan Lain.
e. Mengajak seluruh komponen masyarakat untuk melaksanakan program Kalsel hijau, dilingkungan perumahan dan
perkantoran.
3. Untuk Kualitas Air:
a. Mendorong pengusaha tambang agar melaksanakan perlakukan pengelolaan tambang yang tidak menimbulkan
pencemaran air.
b. Mendorong penghapusan jamban terapung.
4. Mendorong Penanaman 1 juta pohon
5. Mencegah kebakaran hutan dan lahan
6. Memperkuat kelembagaan Masyarakat Peduli Api.
7. Menyelesaikan Pembangunan Kebun Raya Daerah.
Urusan Pembangunan, Perangkat Daerah dan Indikator Kinerja Dalam
URUSAN
Lingkungan
Hidup
PERANGKA
T DAERAH
INDIKATOR KINERJA
BLHD,
Rehabilitasi Hutan dan Lahan
Dishut,
Kritis
Diskanlut, Kerusakan Kawasan Hutan
Distamben Jumlah Pertambangan Tanpa
Izin
LINGKUNGAN HIDUP
a. Program Rehabilitasi dan Pemulihan cadangan Sumber Daya Alam
b. Program Pengelolaan dan Rehabilitasi Ekosistem Pesisir
c. Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup
d. Program pengendalian kebakaran hutan
e. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan
Misi 5: Mengembangkan Daya Saing Ekonomi Daerah Yang Berbasis Sumberdaya Lokal, Dengan
Memperhatikan Kelestarian Lingkungan
Prioritas : Kalsel Sentra Pangan, Kalsel Menuju Salah Satu Destinasi Wisata Nasional, Kalsel Menuju Daerah
Industri, Perdagangan, dan Jasa, Kalsel Menuju Lingkungan Berkualitas
Tujuan
Meningkatkan
daya saing
perekonomian
Sasaran
Meningkatkan
kualitas lingkungan
hidup daerah
Strategi
Menurunnya
kerusakan dan
pencemaran
lingkungan
Arah Kebijakan
Mengurangi luasan lahan kritis di luar KPH
Meningkatkan pengawasan illegal loging, illegal mining
dan illegal fishing
Mengendalian pencemaran akibat usaha pertambangan
Pembinaan dan pengawasan investor tambang dalam
proses rehabilitasi pasca tambang
Penyelesaian pembangunan Kebun Raya Banua
Pengurangan pencemaran kualitas air
Mendorong penghapusan jamban terapung.
Peningkatan Kualitas Penataan Ruang
Pembinaan, pengawasan, pelestarian dan rehabilitasi
kawasan mangrove dan terumbu karang
Penanggulangan banjir di daerah
Pengawasan terhadap gas buang
Pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan dan
lahan
Penanganan Persampahan
IKPD
Satuan
Indeks
Tutupan
Hutan
indeks
43,66
45
45,5
46
46,5
47
47,5
Indeks
Kualitas air
indeks
46,16
58
58,5
59
59,5
60
60,5
Indeks
Kualitas
Udara
indeks
81,83
85
86
87
88
89
90
%
46,95
47,13
49,23
51,27
54,91
57,12
60
Persentase
Pengelolaan
Sampah
Kondisi 2016
Awal
2017
2018
2019
2020
2021
Kawasan bergambut
• Kawasan bergambut seluas kurang lebih 882 hektar termasuk
didalam kawasan hutan lindung terdapat di Kabupaten Banjar
• Indikasi arahan peraturan zonasi kawasan bergambut ditetapkan
sebagai berikut:
dilarang melakukan kegiatan budidaya di kawasan bergambut
yang memiliki ketebalan lebih besar atau sama dengan 3
(tiga) meter; dan
diizinkan membangun prasarana wilayah yang melintasi
kawasan bergambut dengan ketebalan lebih besar atau sama
dengan 3 (tiga) meter sebatas jalur lintasan setelah mendapat
rekomendasi dari Gubernur berdasarkan pertimbangan teknis
dan administrasi dari BKPRD.
Luas Kawasan Bergambut di Kabupaten Banjar seluas ± 882 Ha
PETA INDIKATIF PENUNDAAN PEMBERIAN IZIN
BARU PEMANFAATAN HUTAN, PENGGUNAAN
KAWASAN HUTAN DAN PERUBAHAN PERUNTUKAN
KAWASAN HUTAN DAN AREAL PENGGUNAAN LAIN
REVISI X
PIPPIB REVISI X
Moratorium
Luas (Ha)
MOR_GAMBUT
(Lahan Gambut)
20.563,04
MOR_KWS
(Hutan Konservasi dan Hutan Lindung)
684.167,29
MOR_PRIMER
(Hutan Alam Primer pada Hutan Produksi
dan Areal Penggunaan Lain)
3.298,89
Grand Total
708.029,22
di Wilayah Ekosistem Rawa dan Gambut
di Kalimantan Selatan
Bappeda Provinsi Kalimantan Selatan
Banjarbaru, 10 November 2016
RPJMD PROV KALSEL 2016 -2021
VISI : “Kalsel Mapan (Mandiri dan Terdepan) Lebih Sejahtera, Berkeadilan, Mandiri
dan Berdaya Saing
Visi tersebut secara umum mengandung pengertian “Pembangunan Biru (blue
development) Menuju Kedaulatan dan Kemapanan Berkelanjutan”, yang dapat
dijabarkan sebagai berikut :
1. Pembangunan Biru (blue development) adalah pembangunan yang
memperhatikan keberadaan sumberdaya, mempertahankan keragaman
(biodiversity), inovasi dan penciptaan lapangan kerja sekaligus melakukan upayaupaya penyelamatan lingkungan (konservasi) dan meningkatkan jasa-jasa
lingkungan.
2. Ekonomi biru (blue economy) yaitu sistem ekonomi berbasis inovasi yang
memanfaatkan SDA secara produktif dan efisien, tidak menghasilkan limbah dan
emisi; dan pada saat yang sama mampu menciptakan lapangan kerja,
menghasilkan pertumbuhan ekonomi berkualitas, dan tidak memerlukan biaya
tinggi.
3. Kedaulatan dan Kemampuan Berkelanjutan; yaitu Pembangunan berkelanjutan
(sustainable development) yang memperhatikan keseimbangan antara pencapaian
aspek pertumbuhan ekonomi (economy growth), sekaligus memperhatikan
pemerataan kesejahteraan (social equity) dan kelestarian dan keberlanjutan
lingkungan (ecological sustainablity) yang dikenal dengan the living triangle.
Prinsip Ekonomi Biru (blue economy) :
(1)
Pemerataan distribusi kesejahteraan yaitu mengupayakan distribusi
kesejahteraan yang adil didalam suatu daerah untuk mengurangi
perbedaan antara si kaya dan si miskin dan mencapai keadilan sosial serta
ekonomi yang berkelanjutan;
(2) Ekuitas dan keadilan ekonomi;
(3) Ekuitas antar generasi;
(4) Pendekatan pencegahan yaitu melalui identifikasi resiko terhadap
lingkungan, dampak lingkungan dan mencegah degradasi lingkungan;
(5) Hak untuk berkembang untuk semua komponen;
(6) Adanya kerjasama internasional;
(7) Informasi, partisipasi dan akuntabilitas;
(8) Adanya Konsumsi dan produksi berkelanjutan;
(9) Strategis, terkoordinasi dan terintegrasi untuk memberikan perencanaan
pembangunan berkelanjutan, ekonomi hijau dan pengentasan kemiskinan;
(10) Mendefinisikan kembali kesejahteraan;
(11) Kesetaraan gender;
(12) Menjaga keanekaragaman hayati dan mencegah polusi dari setiap bagian
dari lingkungan.
4. Ketahanan, kemandirian, dan kedaulatan pangan adalah kondisi terpenuhinya
Pangan bagi daerah sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari
tersedianya Pangan dan energi yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman,
beragama, bergizi, merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan
agama, keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif, dan
produktif secara berkelanjutan.
a.
Kemandirian Pangan adalah kemampuan negara dan bangsa dalam
memproduksi Pangan yang beraneka ragam dari dalam negeri yang dapat
menjamin pemenuhan kebutuhan Pangan yang cukup sampai di tingkat
perseorangan dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam, manusia,
sosial, ekonomi, dan kearifan lokal secara bermartabat.
b. Kedaulatan Pangan adalah hak negara dan bangsa yang secara mandiri
menentukan kebijakan Pangan yang menjamin hak atas Pangan bagi rakyat
dan yang memberikan hak bagi masyarakat untuk menentukan sistem
Pangan yang sesuai dengan potensi sumber daya lokal.
c. Ketahanan pangan adalah suatu upaya meningkatkan ketersediaan pangan,
mengembangkan diversifikasi pangan, mengembangkan kelembagaan
pangan, dan mengembangkan usaha pegelolaan pangan.
Misi
Prioritas Pembangunan
1. Mengembangkan Sumber Daya
Manusia yang Agamis, Sehat dan
Terampil
Kalsel Cerdas,
Kalsel Sehat,
Kalsel Terampil dan
Kalsel Agamis
2. Mewujudkan Tatakelola
Pemerintahan Yang Professional Dan
Berorientasi Pada Pelayanan Publik
Kalsel dengan Pemerintahan Daerah
Berkinerja Baik
3. Memantapkan Kondisi Sosial Budaya
Daerah Yang Berbasiskan Kearifan
Lokal
Kalsel Berbudaya,
Kalsel Menuju PON,
Kalsel Aman
4. Mengembangkan Infrastruktur
Wilayah Yang Mendukung
Percepatan Pengembangan Ekonomi
Dan Sosial Budaya
Kalsel dengan Infrastruktur yang Berkualitas
5. Mengembangkan Daya Saing
Ekonomi Daerah Yang Berbasis
Sumberdaya Lokal, Dengan
Memperhatikan Kelestarian
Lingkungan
Kalsel Sentra Pangan,
Kalsel Menuju Salah Satu Destinasi Wisata
Nasional,
Kalsel Menuju Daerah Industri, Perdagangan,
dan Jasa,
Kalsel Menuju Lingkungan Berkualitas
MISI 5
Tanjung
#
#
Paringin
Amuntai #
Barabai
#
Kandangan
#
#
#
Marabahan
Rantau
#
Banjarmasin
#
Martapura
#
Banjarbaru
Pelaihari
#
Batulicin
#
#
Kotabaru
MENGEMBANGKAN
DAYA SAING EKONOMI DAERAH YANG BERBASIS
SUMBERDAYA LOKAL,
DENGAN MEMPERHATIKAN KELESTARIAN
LINGKUNGAN
Misi 5
MENGEMBANGKAN DAYA SAING EKONOMI DAERAH YANG BERBASIS SUMBERDAYA
LOKAL, DENGAN MEMPERHATIKAN KELESTARIAN LINGKUNGAN
KONDISI LINGKUNGAN HIDUP
1. Kondisi lingkungan hidup di Kalsel, berada pada
kondisi yang cukup memperihatinkan, apabila dilihat
dari Indikator Kualitas Lingkungan Hidup yang hanya
mencapai posisi dari 22 dari 33 provinsi secara
nasional. Posisi dimaksud mengalami perbaikan dari
sebelumnya berada di posisi 24.
2. Kondisi dimaksud disebabkan oleh membaiknya 3
sub indikatornya, yaitu:
a. Kualitas Tutupan Lahan telah mencapai 41,62 dari
sebelumnya hanya 39,00, terutama disebabkan
lubang bekas tambang.
b. Kualitas Air telah mencapai 26,69, dari sebelumnya
8,70, terutama disebabkan oleh rendahnya PH
rawa; bakteri coli dari jamban terapung dan
kekeruhan air akibat bukaan tambang.
c. Kualitas Udara telah mencapai 98,46 dari
sebelumnya 97,11
3. Luas lahan kritis mencapai 876 Ha
ISU POKOK, TUJUAN DAN SASARAN MISI 2
1. ISU POKOK: Penurunan Kualitas Lingkungan
Hidup
2. Tujuan : Meningkatkan Kualitas Lingkungan
Hidup Daerah
3. Sasaran : Menurunnya Kerusakan dan
Pencemaran Lingkungan
Kebijakan Misi 5 MENGEMBANGKAN
DAYA SAING EKONOMI DAERAH YANG BERBASIS SUMBERDAYA LOKAL,
DENGAN MEMPERHATIKAN KELESTARIAN LINGKUNGAN
Strategi : Peningkatan Tata Kelola Lingkungan Hidup (KALSEL HIJAU)
Kebijakan:
1. Sosialisasi dan Edukasi tentang pentingnya sadar Lingkungan, kepada seluruh komponen masyarakat dan dunia usaha,
terhadap aktifitas mereka yang terkait dengan penurunan Kualitas tutupan lahan, kualitas air, dan kualitas udara.
2. Untuk Kualitas Tutupan Lahan:
a. Meningkatkan pembinaan dan pengawasan terhadap investor tambang untuk segera merehabilitasi lahan pasca
tambang.
b. Mendorong Kementerian LHK untuk mengembangkan HTI atau Hutan Rakyat pada Wilayah Kawasan Hutan.
c. Meningkatkan pengawasan terhadap kegiatan illegal logging.
d. Melaksanakan pengembangan pertanian atau perkebunan pada lahan-lahan terbuka untuk wilayah Areal
Penggunaan Lain.
e. Mengajak seluruh komponen masyarakat untuk melaksanakan program Kalsel hijau, dilingkungan perumahan dan
perkantoran.
3. Untuk Kualitas Air:
a. Mendorong pengusaha tambang agar melaksanakan perlakukan pengelolaan tambang yang tidak menimbulkan
pencemaran air.
b. Mendorong penghapusan jamban terapung.
4. Mendorong Penanaman 1 juta pohon
5. Mencegah kebakaran hutan dan lahan
6. Memperkuat kelembagaan Masyarakat Peduli Api.
7. Menyelesaikan Pembangunan Kebun Raya Daerah.
Urusan Pembangunan, Perangkat Daerah dan Indikator Kinerja Dalam
URUSAN
Lingkungan
Hidup
PERANGKA
T DAERAH
INDIKATOR KINERJA
BLHD,
Rehabilitasi Hutan dan Lahan
Dishut,
Kritis
Diskanlut, Kerusakan Kawasan Hutan
Distamben Jumlah Pertambangan Tanpa
Izin
LINGKUNGAN HIDUP
a. Program Rehabilitasi dan Pemulihan cadangan Sumber Daya Alam
b. Program Pengelolaan dan Rehabilitasi Ekosistem Pesisir
c. Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup
d. Program pengendalian kebakaran hutan
e. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan
Misi 5: Mengembangkan Daya Saing Ekonomi Daerah Yang Berbasis Sumberdaya Lokal, Dengan
Memperhatikan Kelestarian Lingkungan
Prioritas : Kalsel Sentra Pangan, Kalsel Menuju Salah Satu Destinasi Wisata Nasional, Kalsel Menuju Daerah
Industri, Perdagangan, dan Jasa, Kalsel Menuju Lingkungan Berkualitas
Tujuan
Meningkatkan
daya saing
perekonomian
Sasaran
Meningkatkan
kualitas lingkungan
hidup daerah
Strategi
Menurunnya
kerusakan dan
pencemaran
lingkungan
Arah Kebijakan
Mengurangi luasan lahan kritis di luar KPH
Meningkatkan pengawasan illegal loging, illegal mining
dan illegal fishing
Mengendalian pencemaran akibat usaha pertambangan
Pembinaan dan pengawasan investor tambang dalam
proses rehabilitasi pasca tambang
Penyelesaian pembangunan Kebun Raya Banua
Pengurangan pencemaran kualitas air
Mendorong penghapusan jamban terapung.
Peningkatan Kualitas Penataan Ruang
Pembinaan, pengawasan, pelestarian dan rehabilitasi
kawasan mangrove dan terumbu karang
Penanggulangan banjir di daerah
Pengawasan terhadap gas buang
Pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan dan
lahan
Penanganan Persampahan
IKPD
Satuan
Indeks
Tutupan
Hutan
indeks
43,66
45
45,5
46
46,5
47
47,5
Indeks
Kualitas air
indeks
46,16
58
58,5
59
59,5
60
60,5
Indeks
Kualitas
Udara
indeks
81,83
85
86
87
88
89
90
%
46,95
47,13
49,23
51,27
54,91
57,12
60
Persentase
Pengelolaan
Sampah
Kondisi 2016
Awal
2017
2018
2019
2020
2021
Kawasan bergambut
• Kawasan bergambut seluas kurang lebih 882 hektar termasuk
didalam kawasan hutan lindung terdapat di Kabupaten Banjar
• Indikasi arahan peraturan zonasi kawasan bergambut ditetapkan
sebagai berikut:
dilarang melakukan kegiatan budidaya di kawasan bergambut
yang memiliki ketebalan lebih besar atau sama dengan 3
(tiga) meter; dan
diizinkan membangun prasarana wilayah yang melintasi
kawasan bergambut dengan ketebalan lebih besar atau sama
dengan 3 (tiga) meter sebatas jalur lintasan setelah mendapat
rekomendasi dari Gubernur berdasarkan pertimbangan teknis
dan administrasi dari BKPRD.
Luas Kawasan Bergambut di Kabupaten Banjar seluas ± 882 Ha
PETA INDIKATIF PENUNDAAN PEMBERIAN IZIN
BARU PEMANFAATAN HUTAN, PENGGUNAAN
KAWASAN HUTAN DAN PERUBAHAN PERUNTUKAN
KAWASAN HUTAN DAN AREAL PENGGUNAAN LAIN
REVISI X
PIPPIB REVISI X
Moratorium
Luas (Ha)
MOR_GAMBUT
(Lahan Gambut)
20.563,04
MOR_KWS
(Hutan Konservasi dan Hutan Lindung)
684.167,29
MOR_PRIMER
(Hutan Alam Primer pada Hutan Produksi
dan Areal Penggunaan Lain)
3.298,89
Grand Total
708.029,22