Pengertian Unsur Transisi Periode Keempa
Pengertian Unsur Transisi Periode Keempat dan Logam
Transisi Periode Keempat
Unsur transisi adalah unsur yang dapat menggunakan elektron pada kulit terluar dan kulit pertama
terluar untuk berikatan dengan unsur-unsur yang lain.
Unsur transisi periode keempat umumnya memiliki elektron valensi pada subkulit 3d yang belum terisi
penuh (kecuali unsur Seng (Zn) pada Golongan IIB). Hal ini menyebabkan unsur transisi periode
keempat memiliki beberapa sifat khas yang tidak dimiliki oleh unsur-unsur golongan utama, seperti
sifat magnetik, warna ion, aktivitas katalitik, serta kemampuan membentuk senyawa kompleks. Unsur
transisi periode keempat terdiri dari sepuluh unsur, yaitu Skandium (Sc), Titanium (Ti), Vanadium (V),
Kromium (Cr), Mangan (Mn), Besi (Fe), Kobalt (Co), Nikel (Ni), Tembaga (Cu), dan Seng (Zn).
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Skandium (Sc) skandium ditemukan dalam berbagai bijih logam, tetapi keberadaannya di alam
jarang ditemukan. Keberadaannya di alam diperkirakan antara 5 ppm hingga 30 ppm. Contoh
senyawa yang mengandung skandium adalah Sc(OH)3 dan Na3ScF6.
Titanium (Ti) merupakan logam ke sembilan terbanyak 0,6 persen kerak bumi. Titanium di alam
dapat ditemukan dalam mineral rutil (TiO2) dan ilmenit (FeTiO3). Contohnya senyawa yang
mengandung unsur Titanium TiCl4.
Vanadium (V) adalah logam abu-abu yang keras dan tersebar luas dikulit bumi sekitar 0,02 %
massa. Vanadium ditemukan dalam mineral vanadit (Pb 3(VO4)2), patronit (V2S5), dan karnotit
(K2(UO2)2(VO4)3H2O). Contoh senyawa yang mengandung unsur vanadium adalah V 2O5 yang
digunakan untuk katalis pada pembuatan asam sulfat.
Kromium (Cr), terletak pada golongan VI B periode keempat dan merupakan salah satu logam yang
penting ditemukan sekitar 122 ppm dalam kerak bumi. Kromonium ditemukan dalam mineral kromit
(FeCr2O4).
Mangan (Mn), ditemukan dalam mineral pirolusit (MnO 2). Contoh senyawa yang mengandung unsur
mangan adalah KMnO4, yang banyak digunakan sebagai zat pengoksidasi dalam analisi di
labolatorium.
Besi (Fe) adalah unsur yang cukup melimpah di kerak bumi (sekitar 6,2% massa kerak bumi). Besi
jarang ditemukan dalam keadaan bebas di alam. Besi umumnya ditemukan dalam bentuk mineral
(bijih besi), seperti hematite (Fe2O3), siderite (FeCO3), dan magnetite (Fe3O4). Logam Besi bereaksi
dengan larutan asam klorida menghasilkan gas hidrogen. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
Fe(s) + 2 H+(aq) ——> Fe2+(aq) + H2(g)
Larutan asam sulfat pekat dapat mengoksidasi logam Besi menjadi ion Fe3+. Sementara larutan
asam nitrat pekat akan membentuk lapisan oksida Fe3O4 yang dapat menghambat reaksi lebih
lanjut. Umumnya, Besi dijumpai dalam bentuk senyawa dengan tingkat oksidasi +2 dan +3. Beberapa
contoh senyawa Besi (II) antara lain FeO (hitam), FeSO 4. 7H2O (hijau), FeCl2 (kuning), dan FeS
(hitam). Ion Fe2+ dapat dengan mudah teroksidasi menjadi ion Fe 3+ bila terdapat gas oksigen yang
cukup dalam larutan Fe2+. Sementara itu, senyawa yang mengandung ion Besi (III) adalah Fe 2O3
(coklat-merah) dan FeCl3 (coklat).
Kobalt (Co) di alam diperoleh sebagai bijih smaltit (CoAs 2) dan kobaltit (CoAsS) yang biasanya
berasosiasi dengan Ni dan Cu.
Bijih nikel (Ni) di alam banyak ditemukan dalam mineral petlantdit [(Fe,Ni) 9S8) dan
gernarit(H2(NiMg)SiO4-. 2H2O).
Tembaga (Cu) merupakan unsur yang jarang ditemukan di alam (precious metal). Tembaga
umumnya ditemukan dalam bentuk senyawanya, yaitu bijih mineral, seperti Pirit tembaga (kalkopirit)
CuFeS2, bornit (Cu3FeS3), kuprit (Cu2O), melakonit (CuO), malasit (CuCO3.Cu(OH)2). Semua senyawa
Tembaga (I) bersifat diamagnetik dan tidak berwarna (kecuali Cu 2O yang berwarna merah),
sedangkan semua senyawa Tembaga (II) bersifat paramagnetik dan berwarna. Senyawa hidrat yang
mengandung ion Cu2+ berwarna biru. Beberapa contoh senyawa yang mengandung Tembaga (II)
adalah CuO (hitam), CuSO4.5H2O (biru), dan CuS (hitam).
Seng (Zn) terdapat di alam sebagai senyawa sulfida seperti seng blende (ZnS), dan calamine
(ZnCO3), dan senyawa silikat seperti hemimorfit (ZnO.ZnSiO3.H2O).
Konfigurasi Elektron Unsur Transisi Periode Keempat
Orbital
Unsur
Nomor
Atom
Konfigurasi
Elektron
4s
3d
Skandium (Sc)
21
(Ar) 3d1 4s2
Titanium (Ti)
22
(Ar) 3d2 4s2
áá
Vanadium (V)
23
(Ar) 3d3 4s2
ááá
Krom (Cr)
24
(Ar) 3d5 4s1
ááááá
Mangan (Mn)
25
(Ar) 3d5 4s2
ááááá
Besi (Fe)
26
(Ar) 3d6 4s2
áâ á á á á
Kobalt (Co)
27
(Ar) 3d7 4s2
áâ áâ á á á
Nikel (Ni)
28
(Ar) 3d8 4s2
áâ áâ áâ á á
Tembaga (Cu)
29
(Ar) 3d10 4s1
áâ áâ áâ áâ áâ
Seng (Zn)
30
(Ar) 3d10 4s2
áâ áâ áâ áâ áâ
á
Konfigurasi elektron Cr bukan (Ar) 3d 4 4s2 tetapi (Ar) 3d5 4s1. Demikian halnya dengan konfigurasi
elektron Cu bukan (Ar) 3d9 4s2 tetapi (Ar) 3d10 4s1. Hal ini berkenaan dengan kestabilan orbitalnya,
yaitu orbital-orbital d dan s stabil jika terisi penuh, bahkan 1/2 penuh pun lebih stabil daripada orbital
lain.
Sifat Logam
Sifat
Sc
Ti
V
Cr
Mn
Fe
Co
Ni
Cu
Zn
Jari-jari atom
1.44
1.32
1.22
1.18
1.17
1.17
1.16
1.15
1.17
1.25
Jari-jari ion X2+
-
1.00
0.93
0.87
0.81
0.75
0.79
0.83
0.87
0.88
Titik lebur (oC)
1.541
1.660
1.890
1.857
1.224
1.535
1.495
1.455
1.083
420
Titik didih (oC)
2.831
3.287
3.380
2.672
1.962
2.750
2.870
2.732
2.567
907
Massa jenis (g cm-3)
3
4.5
6
7.2
7.2
7.9
8.9
8.9
8.9
7.1
Kekerasan (skala
Mohs)
-
-
-
9
5
4.5
-
-
3
2.5
Energi ionisasi (kJ mol1
)
631
658
650
652
717
759
758
737
745
906
Keelektronegatifan
1.3
1.5
1.6
1.6
1.5
1.5
1.8
1.8
1.9
1.6
E0 red X2+(aq) (volt)
-
-
-1.2
-0.91
-1.19
-0.44
-0.28
-0.25
+0.34
-0.76
E0 red X3+(aq) (volt)
-2.1
-1.2
-0.86
-0.74
-0.28
-0.4
-
-
-
-
Semua unsur transisi periode keempat bersifat logam. Sifat itu disebabkan semua unsur transisi
memiliki energi ionisasi yang rendah, yaitu kurang dari 1.000 kJ mol -1 dan keelektronegatifannya
rendah, yaitu kurang dari 2.
Sifat Magnet
Adanya elektron-elektron yang tidak berpasangan pada sub kulit d menyebabkan unsur-unsur
transisi bersifat paramagnetik (sedikit ditarik ke dalam medan magnet). Makin banyak elektron yang
tidak berpasangan, maka makin kuat pula sifat paramagnetknya. Pada seng dimana orbital pada sub
kulit d terisi penuh, maka bersifat diamagnetik (sedikit ditolak keluar medan magnet).
Membentuk senyawa-senyawa Berwarna
Senyawa unsur transisi (kecuali skandium dan seng), memberikan bermacam warna baik
padatan maupun larutannya. Warna senyawa dari unsur transisi juga berkaitan dengan adanya orbital
sub kulit d yang terisi tidak penuh. Peralihan electron yang terjadi pada pengisian subkulit d (sehingga
terjadi perubahan bilangan oksidasi) menyebabkan terjadinya warna pada senyawa logam transisi.
Senyawa dari Sc3+ dan Ti4+ tidak berwarna karena subkulit 3d-nya kosong, serta senyawa dari Zn 2+
tidak berwarna karena subkulit 3d-nya terisi penuh, sehingga tidak terjadi peralihan elektron.
Kegunaan
a.
b.
c.
Skandium = SC
Kegunaan :
Untuk menghasilkan cahaya berintesitas tinggi
Radioaktifnya sebagai perunut pada pemurnian minyak bumi
Senyawanya sebagai aditif lampu uap-Hg dan transmisi TV warna
a.
b.
a.
b.
c.
a.
b.
c.
a.
b.
c.
a.
b.
c.
a.
b.
c.
a.
b.
c.
d.
e.
a.
b.
a.
b.
c.
d.
Titanium = Ti
Kegunaan :
Komponen penting logam paduan untuk pesawat, peluru kendali
Karena ketahanannya terhadap air laut maka digunakan juga untuk pembuatan peralatan kapal
yang langsung bersentuhan dengan laut, seperti kipas body kapal dan sebagainya.
Vanadium = V
Kegunaan :
Reactor nuklir
Pembuatan baja tahan karat, untuk per, serta peralatan kecepatan tinggi
Oksidanya (V2O5) untuk keramik dan katalisator.
Kromium = Cr
Kegunaan :
Paduan logam untuk pembuatan baja.
Pewarna logam dan gelas
Sebagai katalisator
Mangan = Mn
Kegunaan :
Komponen penting paduan logam, karena sifatnya keras, kuat,dan ketahanannya tinggi
Memperbesar fungsi Vitamin B dalam tubuh
KMnO4 sebagai oksidator kuat dalam bidang kesehatan
Besi = Fe
Kegunaan :
Sebagai logam utama pada pembuatan baja
Besi dengan paduannya digunakan untuk pembuatan rel, tulangan beton.
Digunakan untuk berbagai peralatan dalam kehidupan sehari-hari.
Kobal = Co
Kegunaan :
Karena keras, tahan karat dan penampilannya menarik maka sering digunakan untuk menyepuh
logam lain
Pewarna biru pada porselen, kaca, genting
Pewarna sumber sinar gamma dalam bidang kesehatan
Nikel = Ni
Kegunaan :
Paduan logam baja dan logam lain
Pelapis permukaan logam
Sebagai katalisator
Pewarna hijau pada keramik/porselen
Komponen pada baterai
Tembaga = Cu
Kegunaan :
Peralatan kelistrikan, sebagai rangkian dan kawat kabel.
Logam paduan pada kuningan dan perunggu
Seng = Zn
Kegunaan :
Komponen paduan pada huruf mesin cetak
Sebagai logam patri
ZnO untuk industry cat, kosmetik, farmasi, tekstil.
Zns untuk sinar X dan layar TV.
Transisi Periode Keempat
Unsur transisi adalah unsur yang dapat menggunakan elektron pada kulit terluar dan kulit pertama
terluar untuk berikatan dengan unsur-unsur yang lain.
Unsur transisi periode keempat umumnya memiliki elektron valensi pada subkulit 3d yang belum terisi
penuh (kecuali unsur Seng (Zn) pada Golongan IIB). Hal ini menyebabkan unsur transisi periode
keempat memiliki beberapa sifat khas yang tidak dimiliki oleh unsur-unsur golongan utama, seperti
sifat magnetik, warna ion, aktivitas katalitik, serta kemampuan membentuk senyawa kompleks. Unsur
transisi periode keempat terdiri dari sepuluh unsur, yaitu Skandium (Sc), Titanium (Ti), Vanadium (V),
Kromium (Cr), Mangan (Mn), Besi (Fe), Kobalt (Co), Nikel (Ni), Tembaga (Cu), dan Seng (Zn).
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Skandium (Sc) skandium ditemukan dalam berbagai bijih logam, tetapi keberadaannya di alam
jarang ditemukan. Keberadaannya di alam diperkirakan antara 5 ppm hingga 30 ppm. Contoh
senyawa yang mengandung skandium adalah Sc(OH)3 dan Na3ScF6.
Titanium (Ti) merupakan logam ke sembilan terbanyak 0,6 persen kerak bumi. Titanium di alam
dapat ditemukan dalam mineral rutil (TiO2) dan ilmenit (FeTiO3). Contohnya senyawa yang
mengandung unsur Titanium TiCl4.
Vanadium (V) adalah logam abu-abu yang keras dan tersebar luas dikulit bumi sekitar 0,02 %
massa. Vanadium ditemukan dalam mineral vanadit (Pb 3(VO4)2), patronit (V2S5), dan karnotit
(K2(UO2)2(VO4)3H2O). Contoh senyawa yang mengandung unsur vanadium adalah V 2O5 yang
digunakan untuk katalis pada pembuatan asam sulfat.
Kromium (Cr), terletak pada golongan VI B periode keempat dan merupakan salah satu logam yang
penting ditemukan sekitar 122 ppm dalam kerak bumi. Kromonium ditemukan dalam mineral kromit
(FeCr2O4).
Mangan (Mn), ditemukan dalam mineral pirolusit (MnO 2). Contoh senyawa yang mengandung unsur
mangan adalah KMnO4, yang banyak digunakan sebagai zat pengoksidasi dalam analisi di
labolatorium.
Besi (Fe) adalah unsur yang cukup melimpah di kerak bumi (sekitar 6,2% massa kerak bumi). Besi
jarang ditemukan dalam keadaan bebas di alam. Besi umumnya ditemukan dalam bentuk mineral
(bijih besi), seperti hematite (Fe2O3), siderite (FeCO3), dan magnetite (Fe3O4). Logam Besi bereaksi
dengan larutan asam klorida menghasilkan gas hidrogen. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
Fe(s) + 2 H+(aq) ——> Fe2+(aq) + H2(g)
Larutan asam sulfat pekat dapat mengoksidasi logam Besi menjadi ion Fe3+. Sementara larutan
asam nitrat pekat akan membentuk lapisan oksida Fe3O4 yang dapat menghambat reaksi lebih
lanjut. Umumnya, Besi dijumpai dalam bentuk senyawa dengan tingkat oksidasi +2 dan +3. Beberapa
contoh senyawa Besi (II) antara lain FeO (hitam), FeSO 4. 7H2O (hijau), FeCl2 (kuning), dan FeS
(hitam). Ion Fe2+ dapat dengan mudah teroksidasi menjadi ion Fe 3+ bila terdapat gas oksigen yang
cukup dalam larutan Fe2+. Sementara itu, senyawa yang mengandung ion Besi (III) adalah Fe 2O3
(coklat-merah) dan FeCl3 (coklat).
Kobalt (Co) di alam diperoleh sebagai bijih smaltit (CoAs 2) dan kobaltit (CoAsS) yang biasanya
berasosiasi dengan Ni dan Cu.
Bijih nikel (Ni) di alam banyak ditemukan dalam mineral petlantdit [(Fe,Ni) 9S8) dan
gernarit(H2(NiMg)SiO4-. 2H2O).
Tembaga (Cu) merupakan unsur yang jarang ditemukan di alam (precious metal). Tembaga
umumnya ditemukan dalam bentuk senyawanya, yaitu bijih mineral, seperti Pirit tembaga (kalkopirit)
CuFeS2, bornit (Cu3FeS3), kuprit (Cu2O), melakonit (CuO), malasit (CuCO3.Cu(OH)2). Semua senyawa
Tembaga (I) bersifat diamagnetik dan tidak berwarna (kecuali Cu 2O yang berwarna merah),
sedangkan semua senyawa Tembaga (II) bersifat paramagnetik dan berwarna. Senyawa hidrat yang
mengandung ion Cu2+ berwarna biru. Beberapa contoh senyawa yang mengandung Tembaga (II)
adalah CuO (hitam), CuSO4.5H2O (biru), dan CuS (hitam).
Seng (Zn) terdapat di alam sebagai senyawa sulfida seperti seng blende (ZnS), dan calamine
(ZnCO3), dan senyawa silikat seperti hemimorfit (ZnO.ZnSiO3.H2O).
Konfigurasi Elektron Unsur Transisi Periode Keempat
Orbital
Unsur
Nomor
Atom
Konfigurasi
Elektron
4s
3d
Skandium (Sc)
21
(Ar) 3d1 4s2
Titanium (Ti)
22
(Ar) 3d2 4s2
áá
Vanadium (V)
23
(Ar) 3d3 4s2
ááá
Krom (Cr)
24
(Ar) 3d5 4s1
ááááá
Mangan (Mn)
25
(Ar) 3d5 4s2
ááááá
Besi (Fe)
26
(Ar) 3d6 4s2
áâ á á á á
Kobalt (Co)
27
(Ar) 3d7 4s2
áâ áâ á á á
Nikel (Ni)
28
(Ar) 3d8 4s2
áâ áâ áâ á á
Tembaga (Cu)
29
(Ar) 3d10 4s1
áâ áâ áâ áâ áâ
Seng (Zn)
30
(Ar) 3d10 4s2
áâ áâ áâ áâ áâ
á
Konfigurasi elektron Cr bukan (Ar) 3d 4 4s2 tetapi (Ar) 3d5 4s1. Demikian halnya dengan konfigurasi
elektron Cu bukan (Ar) 3d9 4s2 tetapi (Ar) 3d10 4s1. Hal ini berkenaan dengan kestabilan orbitalnya,
yaitu orbital-orbital d dan s stabil jika terisi penuh, bahkan 1/2 penuh pun lebih stabil daripada orbital
lain.
Sifat Logam
Sifat
Sc
Ti
V
Cr
Mn
Fe
Co
Ni
Cu
Zn
Jari-jari atom
1.44
1.32
1.22
1.18
1.17
1.17
1.16
1.15
1.17
1.25
Jari-jari ion X2+
-
1.00
0.93
0.87
0.81
0.75
0.79
0.83
0.87
0.88
Titik lebur (oC)
1.541
1.660
1.890
1.857
1.224
1.535
1.495
1.455
1.083
420
Titik didih (oC)
2.831
3.287
3.380
2.672
1.962
2.750
2.870
2.732
2.567
907
Massa jenis (g cm-3)
3
4.5
6
7.2
7.2
7.9
8.9
8.9
8.9
7.1
Kekerasan (skala
Mohs)
-
-
-
9
5
4.5
-
-
3
2.5
Energi ionisasi (kJ mol1
)
631
658
650
652
717
759
758
737
745
906
Keelektronegatifan
1.3
1.5
1.6
1.6
1.5
1.5
1.8
1.8
1.9
1.6
E0 red X2+(aq) (volt)
-
-
-1.2
-0.91
-1.19
-0.44
-0.28
-0.25
+0.34
-0.76
E0 red X3+(aq) (volt)
-2.1
-1.2
-0.86
-0.74
-0.28
-0.4
-
-
-
-
Semua unsur transisi periode keempat bersifat logam. Sifat itu disebabkan semua unsur transisi
memiliki energi ionisasi yang rendah, yaitu kurang dari 1.000 kJ mol -1 dan keelektronegatifannya
rendah, yaitu kurang dari 2.
Sifat Magnet
Adanya elektron-elektron yang tidak berpasangan pada sub kulit d menyebabkan unsur-unsur
transisi bersifat paramagnetik (sedikit ditarik ke dalam medan magnet). Makin banyak elektron yang
tidak berpasangan, maka makin kuat pula sifat paramagnetknya. Pada seng dimana orbital pada sub
kulit d terisi penuh, maka bersifat diamagnetik (sedikit ditolak keluar medan magnet).
Membentuk senyawa-senyawa Berwarna
Senyawa unsur transisi (kecuali skandium dan seng), memberikan bermacam warna baik
padatan maupun larutannya. Warna senyawa dari unsur transisi juga berkaitan dengan adanya orbital
sub kulit d yang terisi tidak penuh. Peralihan electron yang terjadi pada pengisian subkulit d (sehingga
terjadi perubahan bilangan oksidasi) menyebabkan terjadinya warna pada senyawa logam transisi.
Senyawa dari Sc3+ dan Ti4+ tidak berwarna karena subkulit 3d-nya kosong, serta senyawa dari Zn 2+
tidak berwarna karena subkulit 3d-nya terisi penuh, sehingga tidak terjadi peralihan elektron.
Kegunaan
a.
b.
c.
Skandium = SC
Kegunaan :
Untuk menghasilkan cahaya berintesitas tinggi
Radioaktifnya sebagai perunut pada pemurnian minyak bumi
Senyawanya sebagai aditif lampu uap-Hg dan transmisi TV warna
a.
b.
a.
b.
c.
a.
b.
c.
a.
b.
c.
a.
b.
c.
a.
b.
c.
a.
b.
c.
d.
e.
a.
b.
a.
b.
c.
d.
Titanium = Ti
Kegunaan :
Komponen penting logam paduan untuk pesawat, peluru kendali
Karena ketahanannya terhadap air laut maka digunakan juga untuk pembuatan peralatan kapal
yang langsung bersentuhan dengan laut, seperti kipas body kapal dan sebagainya.
Vanadium = V
Kegunaan :
Reactor nuklir
Pembuatan baja tahan karat, untuk per, serta peralatan kecepatan tinggi
Oksidanya (V2O5) untuk keramik dan katalisator.
Kromium = Cr
Kegunaan :
Paduan logam untuk pembuatan baja.
Pewarna logam dan gelas
Sebagai katalisator
Mangan = Mn
Kegunaan :
Komponen penting paduan logam, karena sifatnya keras, kuat,dan ketahanannya tinggi
Memperbesar fungsi Vitamin B dalam tubuh
KMnO4 sebagai oksidator kuat dalam bidang kesehatan
Besi = Fe
Kegunaan :
Sebagai logam utama pada pembuatan baja
Besi dengan paduannya digunakan untuk pembuatan rel, tulangan beton.
Digunakan untuk berbagai peralatan dalam kehidupan sehari-hari.
Kobal = Co
Kegunaan :
Karena keras, tahan karat dan penampilannya menarik maka sering digunakan untuk menyepuh
logam lain
Pewarna biru pada porselen, kaca, genting
Pewarna sumber sinar gamma dalam bidang kesehatan
Nikel = Ni
Kegunaan :
Paduan logam baja dan logam lain
Pelapis permukaan logam
Sebagai katalisator
Pewarna hijau pada keramik/porselen
Komponen pada baterai
Tembaga = Cu
Kegunaan :
Peralatan kelistrikan, sebagai rangkian dan kawat kabel.
Logam paduan pada kuningan dan perunggu
Seng = Zn
Kegunaan :
Komponen paduan pada huruf mesin cetak
Sebagai logam patri
ZnO untuk industry cat, kosmetik, farmasi, tekstil.
Zns untuk sinar X dan layar TV.