D E tM G A (SJ

LAPORAN PEIMEUITIAN
STUni PERBAIMIDINQAIM

y1

PEMETAAN BERDASAR
P.P. Ns.ip TAJHJLIN .1961
; '-f

vrr/ti'i/.r! mui; ;u,.'
. 9''A
/1

u

i


L
}


B-UK U K E -5 ;
I . j

i

0'"''.! !

PE RHITUWGAW LUAS TANAH
ga
V7

&
o

oc.
UJ

:? •
»>


m

a I. E H

UNIV E R S ITAS GADJ AHMADA
OALAM R AWGKA K E R jAS AIV I A

D E tM G A (SJ

OE PA^TE ME IM DALAIV I !\J E GE R I
~

1

1375/197©

DAFTAR

ISI


BAB.

Halaman

JUDUL s PEP^ITUi-JGAN LUAS TANAH

DAFTAR ISI

X

PENDAHULUAN

1

KEGIATAN PEI-JELITlAi^S

5

HASIL PENELITIAH


16

KESIMPULAN

23

REKOMENDASI

25

LAI4PIRAN

29

DAFTAR PUSTAKA

,

,


-

X

-

50

I. PEWDAHULUAN.

I.l, Pendekatan Masalah,

Sengketa mengenai batas tanah mulai bertaitibah diclae

rah yang memiliki nilai daya guna tinggi; maka masalah luas tanah yang sebenarnya menjadi persoalannyao
Satuan ukuran luas dikota besar dan daerah penting adalah

meter persegi, sedangkan didaerah yang kurang penting (Japat mempergunakan hektar, bau, atau ru. Urgensi pengukuran
luas tanah dalam pekerjaan pendaftaran tanah adalah :


1.1.1. Kepastian luas tanah untuk tiap-tiap pemilikan harus dapat menjamin keadilan dan kebenarannya.

1.1.2. Untuk meningkatkan rugas-tugas pendaftaran tan^ah da

lam penyelesaian luas tanah, perlu diadakan

biiti-

bingan dan kerja sama dengan para pemiliknya

t.eru-

tama partisipasi dalam pengukuran tradisionilnya.
1.1.3. Skala peta menentukan ketelitian dan kepastian luas
tanah.

1.2. Pengertian Pokok.

1.2.1. Luas bidang tanah din^atakan dalam satuan meter per
segi untuk daerah yang memiliki nilai daya guna tanahnya tinggi, serta dalam satuan hektar, bau, atau

ru, pada daerah-daerah lainnya.

1.2.2, Cara pengukuran luas tanah dapat melalui bermacam -

- 1 -

- 2 -

macam metoda pada lembar peta yang memiliki

skala

besar; pada umuninya dipakai skala 1 ; 1,000

dan

1 : bOO.

1.2.36 Ketelitian perhitungan luas dapat dipengaruhi


oleh

penyusutan dan pemuaian kertas atau bahan petanya.
1.2.4, Perlu ditetapkannya batas toleransi luas tanah

un-

tuk berbagai skala peta.
1.3, Tujuan Penelitian.

Penelitian masalah luas tanah, sebenarnya tidak bisa lepas dari Eiasalah pengukurannya, baik cara terestris
ataupun cara fotogrametris? sehingga dalam

pelaksanaannya

harus ditinjau bersama-saiua berbagai metoda cara ukur

di-

lapangan yang raenyangkut masalah rincikan serta delimitasi

nya. Urgensi penelitian disimpulkan dalam z
1.3.1. Studi perbandingan berbagai macam metoda pengukuran
luas terhadap satu metoda pengukuran luas yang

me

miliki kesalahan paling kecil.
1.3.2. Peninjauan berbagai macam skala peta dalam penentu-

an ketelitian nitung luas pada semua metoda.
1.3.3. Peninjauan pengaruh bahan kertas peta terhadap faktor penyusutan dan

pemuaiannya.

1.4, Anggapan Dasar.

Salah satu rasa keadilan dalam hak dan kewajiban pe
megang hak atas tanah, terletak pada kepastian luas tanah.

- 3 -


1.5, Hyphotesa.

Ketelitian perhitungan luas tanah, tergantung

dari

ketelitian pengukurannya.
1.6. Pokok - Pokok Data.

Hasil-hasil hitungan luas dengan macam-macam

cara

dari berbagai hasil ukuran rincikan pada berbagai

skala

peta.
1.7, Sample.


Dalam penelitian hitungan luas tanah didasarkan

4

macam cara ukur dasar terestris, yaitu cara trilaterasi,ca
ra koordinat tegak, cara polar dan cara plane table.

Disamping itu diperbandingkan metoda terestris dengan meto

da fotogrametri dari data rektifikasi foto udara.

Lokasi

aiambil daerah pedesaan di Kabupaten Bantul, dan data rin
cikan dikotcimadya Yogyakarta.
1.8. Metoda dan Teknik Pengumpulan Data.

Hasil luas diperoleh dari tiga metoda dasar : meto

da planimeter, metoda transformasi dan metoda koordinat gra
fis. Uibuat tabulasi masing-masing hasil untuk mencari satu metoda standard sebagai pembanding ketelitian diantara-

nya? dipergunakan pedoman pendekatan hasil yang " memiliki
kesalahan terkecil ".

Penentuan ketelitian dalam delimitasi dicobakan pada

dua

macam skala peta dan pada semua metoda ukur tersebut

dia-

». 4 -

tas ( perbandingan metoda-metoda ukurs plane table, trilate
rasi, koordinat dan polar ).

Analisa diberikan berdasar data terkumpul, dengan memperha

tikan faktor kekurangan dan ketidak sempurnanya pelaksanaan penelitian, bila ternyata tirtibul keragu-raguan.

Hal ini untuk mendapatkan pandangan yang seobyektif mungkin

Penelitiandengan keterbatasan v/aktu dan kesempatan ini di-

arahkan pada materi dasar minimi kearah terwujudnya anali
sa teknis.

II, KEGIATAM PENELITIAN,

Dalam tatalaksana penaaftaran tanah masalah pemeta-

an batas tanah merupakan jaminan kepastian hukum dan

hak

atas tanah; disamping persoalan penerapan kembali letak ba

tasnya ( masalah delimitasi ), Berkaitan dengan masalah ba
tas tanah, akan menyangkut segi bentuk bidang tanah

serta

demensi luasnya.

Kenyataan semakin meningkatnya persoalan letak

ba

tas dan luas tanah, mendorong pelaksanaan penelitian luas
tanah menuju cara pendekatan penyelsaian masalah, Ketepatan atau ketelitian hitung merupakan pedoman dasarnya;

di

samping persoalan alat, metoda dan pelaksanaannya sangat
menentukan,

Problem ketidak sesuaian data luas dalam rangka BIBIAS

mi-

salnya, bisa diungkapkan sebagai contoh masalah luas tan^h,
Ketidak telitinya dimensi luas dalam kredit BH-iAS,

akan

membawa akibat ketidak cocoknya produksi pangan yang diderita kaum petani,

Kegiatan penelitian masalah luas tanah, dilandaskan

pada enam cara u]cur rincikan dan pengertian-pengertiannya,
Tahapan kegiatannya meliputi ;
1, Persiapan.
2. Pengumpulan Data.
3. Pengolahan Data,
4, Penyusunan Laporan.

- ^5

-

6 -

II,1« Persiapan.

Penggunaan Dasar Metoda Rincikan.

Ketelitian dalam perhitungan luas tanah hampir sepe
nuhnya tergantung pada masalah pengukuran rxncikannya.
Perlu difikirkan perailihan cara ukur serta disesuaikan kon

disi setempat, Perlu dievaluasi cara pengukuran yang
batkan kesalahan

paling kecil, Sehingga dari cara

meli

hitung

luas tanah, dapat diperbandingkan batas kesalahannya,
Dicoba cara hitung luas tanah dengan metoda planimster ,inetoda transformasi dan metoda koordinat.
Dasar metoda rincikan adalah s

11.1,1,1, Metoda extrapolasi dan interpolasi, atau dikenal
uengan metoda Koordinat Siku^siku.

Cara ini luenggunakan alat sederhana, yaitu pita ukur
pegas ukur dan prisma,

Penggambaran batas-batas tanah diikatkan pada garis

ukur

dengan pertolongan peralatan tersebut,,

Pada metoda extrapolasi titik detail yang diperlu kan untuk dapat menggambarkan batas persil diproyeksikan
tegak lurus pada suatu garis ukur. Garis ukur adalah suatu

garis pertolongan yang digunakan untuk memproyeksikan

ti-

tik-titik tetap yang , sudah diketahui koordinatnya ,( ti
tik poligon ). Dengan demikian garis ukur tersebut

akan

tertentu letaknya, sehingga batas-batas persilpun akan men

jadi tertentu pula letaknya, Maka selain dapat

ditentukan

- 7 -

batas-batas persil, akan tertentu pula letak (posisi) dari
persil tersebut,

Pada Kietoda interpolasi, titik-titik detail tersebut

tidak diproyeksikau pada garis ukur, tetapi diikat dengan
garis lurus terhadap garis ukur

garis ukur.

11,1,1.2. Iietoda V oorstaal,

Dalam penelitiau pengukuran rincikan diuraikan dua
metoda yang berpangkal pada metoda voorstaal atau metoda
ukur koordinat P olar.

Dikenal s

a. P olar sudut.
b. P olar Asimuth.

Kedua metoaa diatas berbeda dalam penggunaan alat ukurnya,

Pada metoda P olar sudut dipakai teodolit, sedang pada

me

toda ukur P olar Azimuth digunakan teodolit kompas.

Untuk pengukuran rincikan dengan metoda koordinat
P olar ini, digunakan alat ukur sudut ( teodolit ) .

Dengan

menempatkan teodolit pada sebuah titik yang telah diketahui
koordinatnya ( titik poligon ), kemudian diukur arah

dan

jarak ke tiap titik detail yang akan digunakan untuk

me-

nentukan bataa - batas persil. Dengan mengambil salah satu

sisi poligon sebagai arah nol, maka sudut-sudut antara sisi poligon dengan garis kearah titik-titik detail yang dimaksuu dapat ditentukan, dengan demikian maka letak detail
yang bersangkutan menjadi tertentu.

J ika digunakan kompas, maka bukan diukur arah ( su-

nya, tetapi azimuth dari arah kstitik detail •
o
vW

^V^

Qt^
LU

7

o

yang

- 8 -

bersangkutan. Untuk metoda koordinat P61at ini, jarak - ja
rak dapat diukur secara langsung dengan pegas ukur ( rantai ukur ) dan dapat juga dengan jarak optis ( itienggunakan
baak ).

Pada iTiedan yang terbuka^ maka metoda ini dapat men-

cakup daerah yang luas. Biasanya jarak optis lebih

banyak

digunakan, terutama untuk jarak-jarak yang jauh,

II,1.1.3» Metoda pengukuran dengan Rantai Ukur, atau meto
da Trilaterasi.

Pada metoda Trilaterasi ini,batas-batas persil yang

bersangkutan diukur dengan menggunakan rantai ukur.

Untuk

pengecekan dan juga untuk dapat menentukan bentuk persil
dengan sebaik-baiknya, diukur juga beberapa garis tambahan,

misalnya garis-garis diagonalnya,
ataupun

garis-garis tingginya,

garis-garis lain yang dianggap perlu.

Seddngkan

untuk menentukan letak dari persil tersebut, maka beberapa

titik

(sudut) dari persil diikatkan pada suatu

garis

ukur yang dipilih. Cara pengikataniiya dapat secara koordi
nat siku-siku, interpolasi ataupun dengan cara lainnya.
11,1,1,4. Metoda pengukuran Plane Table.

Pada pengukuran dengan plane table, maka pengukuran

dan penggambaran dikerjakan bersama-sama dilapangan. Dilapangan diukur arah dan jarak dari titik-titik detail

yang

bersangkutan, kemudian langsung digambarkan diatas kertas.
Karena pekerjaan mengukur dan menggambar dikerjakan bersa-

- 9

ma-saiTia dilapangan, sementara alat plane table tetap berdi
ri diatas suatu titik, itiaka alat ukur plane table terdiri
dari dua bagian, yaitu alat mengukur arah dan jarak optis,
dan itieja untuk itienggainbar.

Pengukuran dengan plane table disebut juga metoda gratis.
Pada daerah datar dan tidak banyak bergeloitibang
sangat
menguntungkan, karena penepatan arahnya lebih baxk.

11,1.2, Penggunaan metoda Fotogrametrii
Dalam merincik dapat dipergunakan cara Fotograme -

trij terutajna mengingat daerah yang mencakup beberapa desa
yang luas•

Efisiensi waktu dan biaya akan bisa dipenuhi bila

pemo-

tretan uaara diarahkan untuk pembuatan peta foto skala be-

sar. Hal - hal yang menjadi pertirribangan penggunaan

peta

foto sebagai peta kadaster adalah ;

a. Planimetris. bisa dipertanggung jawabkan dengan raengingat
syarat teknis aalam proses rektifikasinya-

b. Peta foto skala 1 - 1.000 bisa dipindahkan pada

bahan

transparan ( kodak trace ) sebagai master sheet dalam

proses identifikasi dan delimitasi. Ditekankan perlunya
identifikasi lapangan untuk memperoleh kepastian batas
( penunjukan batas ).

c. Peta foto mudah dibudayakan dikemudian hari, karena je• las gaitibarnya,

Syarat-syarat lain sebagai dasar pembuatan peta foto yang

- 10

balk, antara lain :

a. Daerah yang dipotret cakup memiliki titik ikat

untuk

rektifikasi planimetris.
b. Perlu diperhitungkan hubungan " relief displacement

"

dengan kondisi topografi dan skala pemotretannya.

c. Hubungan optimum antara perbesaran peta dari foto udara
(hubungan

dan

) pada masing-masing Kectifiernya.

Dari data rincikan yang telah tergambar pada master sheet,
segera dicetak pada bahan peta yang lasim dipergunakan? ba
han yang memiliki angka

muai kecil. Selanjutnya

metoda

hitung luas tanah bisa dilakukan,
11,2. Pengumpulan Data,

Untuk keperluan hitungan luas dengan macam -

macam

metoaa pada dua macam skala, dihimpun data ukur yang berupa ;

a. Beberapa blok persil dalam satu desa, didaerah Palbapang
Kabupaten Bantul

Diambil peta skala 1 s 1.000 dan 1 s 500 yang

langsung

dipetakan dari cara merincik terestris.
Dipakai semua cara rincikan,
b. Data komplek perumahan , dalam wilayah kotamadya Yogyakarta pada skala 1 : 1.000 sebagai studi pembanding pe
ta foto skala 1 s 1.000,

c. Data peta berupa kalquir ( bahan transparan ) dan peta
hitam putih pada kertas gambar.

- 11 -

Pengukuran luas aengan 3 cara dimaksud agar mendapatkan
gambaran matrix kfcjsalahan relatif antara netoda dan cara

hitiuig luas.Dipilih

satu-Standard ukuran luas,dan salah

satu cara menghitung luas

yang memilihi kesalahan ter -

kecil,

Ualara analisa ketelitian dan batas toleransi luas dapat
dipakai rumus

s

T

!/

0

2500
2

T

= toleransi dalam m

0

= luasan dalam m

( oppervlakte ).

S

= angka skala

( 500,1000,dsb ),

2

( tolerans ).

Perlu ditinjau pada berbagai skala peta, berapa
prosen atau per mil batas kemampuan hitung luas masih

teliti.Hal ini tergantung satuan terkecil yang dipakai
dalam hitung luas ? serta nilai tanah itu sendiri.

ebagai gambaran misalnya,didal©rah luar kota Yogya harga

tanah masih lebih murah dari pada didalam kota.
Demensi luas dikota sampai m2 , sedang di desa
yang jauh dari keramaian bisa dalam satuan ru, dan bau
{ daerah sav7ah,tegal )..
Bahkan tanah dengan nilai rendah,cukup sampai satuan Ha
( hektar ).Batasan skala dan ketelitian hitung luasan tanah ,suclah jelas disebutkan dalam s

- 12

Pasal 28 ayat 2 dan 3, P.M.A, 6 / 1961.
Kecuali metoda hxtung standard diatas^ didesa - desa

masih kuat metoda hitung tradisionil yang langsung.

Dalam

lalu lintas pemindahan hak atas tanah ( jual-beli, pembagi
an v^arisan ) tiap individu menganggap dapat dipercayanya
metoda ukur tradisionil tersebut, Perlu dianalisa.lebih ja
uh, serta kemungkinan pembimbingan dan cara

pembudayaan

metoda ukur berdasar standard yang ada..

Dikenal^ metoda ukur serta langsung dihitungnya data
tanah secara " primitif

Hasil hitungannya dalam

luas

satuan

meter persegi.
11,3. Pengolahan Data,
11,3.1, Penentuan metcda standard.

Untuk membandingkan berbagai metoda ukur

rincikan

sampai batas ketelitian yang mendekati kebenaran, perlu di
lihat berbagai faktor pengaruhnya ;

- penggunaan alat ukur dan kondisi tenaga pelaksana (skil
led, unskilled },

- keadaan medan, didesa dan dikota menentukan sekali pelak
sanaan pengukurannya,

- penggambaran hasil ukuran pada standard kartografi.
Peta yang baik penggambarannya serta ketepatan legenda -

nya; skala dipilih yang sesuai dengan pengaruh toleransi
nya.

Dalam pengolahan data perlu diperhatikan masing-ma'-

" 13 -

sing kelebihan metoda pengukuran rincikan dan raetoda menghitung luas tanahnyao
11.3.1.1, Metoda Trilateraai atau Rantai Ukur.

Metoda ini aangat mudah dilaksanakan untuk daerah
desa-desa, dan cepat dibudayakan

karena peralatan

yang

dipakai bisa mengikuti " selera masyarakat " sebagai pihak
awam ditengah-tengah penggunaan alat ukur modern.
Metoda Trilaterasi mudah dilaksanakan didaerah terbuka.Se-

cara menyeluruh dan serentak metoda ukur rantai ukur

atau

pegas ukur bisa mencapai sasaran pemetaan kadaster

bila

tenaga ukur diperbanyak,

Dilain segi, biaya akan lebih ringan, dan peralatan modern
tidak perlu, Kelemahannya? untuk daerah kota yang

penuh

bangunan-bangunan, serta nilai tanah yang tinggi memerlu kan ketelitian

dan pengalaman ukur ( tenaga skilled ),

11.3.1.2. Metoda ukur Polar Sudut dan Polar Azimuth,

Penggunaan metoda polar memerlukan peralatan

leng-

kaps teodolit atau kompas baak serta pita ukur. Tenaga pelaksana harus " well - trained " atau skilled, sebab kete

litian hasil pengukuran terpengaruhi si-pengamat,

Metoda pengukuran • Polar sangat baik untuk daerah

yang

memiliki nilai daya guna tanah tinggi, seperti daerah kota
besar dan daerah-daerah yang sedang berkembang,

Kelemahan

penggunaan alat ukur terletak pada pengaruh" atraksi
selama pengukurannya.

lokal

14 -

II.3»1,3. Cara yang dxsarankan.

Dalam studi perbandingan berbagai metoda ukur

rin-

cikan, dicari suatu metoda yang memenuhi syarat kesalahan
paling kecil serta memenuhi s

a. Kecepatan dan efisiensi waktu serta biaya,

b. Dapat dilakukan pada daerah yang lebih luas; desa demi
desa secara menyeluruh dan kontinyu.

c. Tidak tergantung keterbatasan alat ukur saat ini,
II.3.2, Cara analisa hasil.

Terlebih dahulu dipilih satu standard pengukuran se

bagai pembanding metoda yang lain. Hasil dinyatakan

dalam

selisih kesalahan dalam % terhadap metoda standard,

Pada

tabel I dalam Bab Hi^SIL PENELITIkN akan dibahas

penetapan

atau '* recommended " metoda ukur untuk perhitungan luas ta
nah.

Selanjutnya dari lampiran I dan II diolah ketelitian tiga metoda hitung luas tanah yaitu planimeter, trans forraasi dan koordinat, Dipergunakan dua skala yang berbeda

Dalam lampiran I dan II akan disusun tabel II sebagai
milihan metoda

pe-

hitung luas tanah yang disarankan,

Dalam analisa berikutnya, diambil secara " random *'

beberapa luas persil pada peta skala 1 s 500 dari data ter
sebut pada lampiran V, VI dan VII, Akan bisa dianalisa me
toda nitung luas tanah yang tidak banyak terpengaruhi oleh
- bahan peta / kertas.

- alat yang dipakai.

- 15 -

Dalam tabulasi akan didapat gambaran metoda

hitung

luas tanah yang disarankan.

Pengambilan sample secara random tentunya tidak bisa lepas
dari kesalahan pada waktu mengukur dan menghitungnyao
Hamun secara kwantitatif bisa dipertanggung jawabkan.

III. HASIL PENELITIAIsr.

Untuk mendapatkan metoda hitung luas tanah terbaik
tidak bisa lepas dari cara-cara pengukuran lapangannya.
Pada tabel I dibawah, terlihat metoda hitung luas tanah,
terpengaruh oleh ke-enam metoda ukur, Dalam tabel I disa -

rankan dua alternatif metoda merincik yang mendekati hasil
yang sebenarnya. Metoda ukur koordinat tegak lebih

mudah

dan balk dilaksanakan, disamping metoda fotogrametri untuk
daerah yang luas dengan efisiensi tinggi,
tabel II aidapat kesimpulan metoda hitung luas

tanah-

secara transformasi memiliki kesalcihan hitung paling kecil,
Dicoba pada skala 1 s 1,000 dan 1 ; 500,

- 16 -

- 17 -

TABEL 1,

DAERAK

: KABUPATEN BAI^TUL

JUtlLAH PERSIL : Lihat lainpiran III ii., IV A
SKi^iLA PETA s 1 i 1.000.
1

Cara

Trila-

Polar

Polar

Plane

Koord. j

Foto -

terasi

Sudut

Azi muth.

Table

Tegak.

Grametri

2,75%

2,75%

1,36%

0,88%

1,08 %

\ Ukur
Cara

Hitung
Luas.

1

\

Planimeter

Transfer - 1
masi.

j 0,94 %

2,18%

1,75%

1,86%

Koordinat

i

2,71%

2,70%

1,4 %

1,03 %

1 •

-

1

0,83 %
0,91%
j

= standard ukur pembanding,

- angka aalarrt daftar diolah dari perataaan pada tabel IIIB
dan tabel IV B,

Cara perataan s diambil pendekatan 10 angka terkecil dari
data hitungan, Hal ini disesuaikan dengan pengaruh pelaksa
na labotatorium.

U}

-4
TP

-z.

*

a

- 18 -

TABKL

II

JUMLAH PERSIL s 50 Persil.

SKALA PETA

s 1 s 1.000 dan 1 s 500.

STANDARD PE?^IBANDING

s Luasan 10.000

( bujur

sangkar ).

Metoda

Planimeter Transformasi Koordinat,
Skala

1 : 1.000

0,33

%

0,49

%

0,57

%

1 :

1,74

%

0,07

%

0,41

%

500

Dasar hitungan ; pada lampiran I dan II.

Untuk ir.eninjau pengaruh bahan peta serta kesalahan
alat dalam dan selama pengukuran luas tanah diadakan, dicoba melalui peta skala 1 : 500 dengan contoh persil

ter-

ukur. Data persil diainbil dari lampiran V, VI dan VII.
Batas toleransi yang dipakai berdasar :

T = —S

\j o

2.500

Untuk skala 1 s 500 raaka ; T = 0,2|/o (m ).

- 19 -

TABEL III

Perbedaan pada metoda ukur luas tanah dengan

alat

planimeter terhadap metoda hitung transformasi dan koordinat.

LUAS TANAH

Persil
No.

Taansformasi Koordinat Planimeter Selisih

(

)

(

(m^)

)

rata2

Batas

Tole

( m2 )

ransi

(T).

1.

413,793

413,135

414,250

0,786

4,07

90

1076,453

1876,695

1874,360

2,214

8,66

15.

255,312

256,850

266,419

37.

930,00

930,812

932,79

2,38

6,1

50.

526,562

527,295

528,410

1,48

4,6

10,34

3,26

Pada persir No. 15 cara planimeter melebihi toleransi
(

2

T

2

~ 3,26 m ) sedang kesalahan mencapai = 10,34 m ,
Analisa ketelitian hitung luasan tanah terhadap fak

tor skala, dijumpai dalara lampiran IX A dan IX B, Dihitung
dari rumus s
Toleransi luas

T =

0

2.500

Penggunaan skala diarahkan urgensi nilai tanah dan prosentase kesalahan hitung yang diharapkan.

- 20 -

Dengan luengingat ukuran peta Pendaftaran Tanah ;

loOO m X 1,00 m ( sesuai ketentuan pasal s 26 P.M.A.6/1961)
Prioritas penggunaan skala s

a, Skala 1 : 500 ; Untuk daerah utama, dengan luasan per -

sil optimum memiliki kesalahan terbesar 0.8 % dan terkecil 0,1 %.

Luasan minimum yang masih memiliki kesalahan

hitung

adalah s 625 m^; dan luasan maksimum berdasar

ukuran

peta adalah 4 Hektar. Dalam tabel IV akan jelas efektifitas luasan dan kesalahan optimumnya.

b. skala 1 s 1.000 s Dipergunakan pada tugas Pendaftaran

Tanah pada umumnya, serta ditujukan pada daerah penting
luasan tanah efektif yang masih diatara batas toleransi
0,81 %



0,1 % didapat pada tabel IV.

Dalam tabel IV, dicoba membandingkan pada skala yang lebih
kecil.

- 21

TABEL

IV

EFEKTIF LUASAN BERDASAR TOLERANSI
LUAS PADA DERBAGAI SKALA.
S k a 1 a

Oytimura,
Luasan.

1

500

625

Kesalahan

ra^. . %
5

Terbesar

Kesalahan

Luasan Peta

0,8

m

2

, %

40 '0,1

40.000

i

1

1.000

2.500

20 ' 0,8

250.000

250 [0,1
!

1

2.000 10.000

80

0.8

800.000

715 ,0,1

500

, 0,8

400 Ka.

4.000 0,1

ni2
I

1

5.000

6,25 Ha

Ukuran Peta s 100 cm x 100 cm.

Pengaruh kesalahan luas membawa akibat persoalan ma

teri. Misalnya dalam tabel IV, ditetapkan skala 1 s

500

untuk daerah utama ( misal s D.K.I. ) dimana selisih

hi-

tung luas tanah dengan planimeter pada persil yang mempu 2

2

nyai luas rata-rata sekitas 625 m , kesalahannya = 5 m ,
2

Seaara materi harga tanah 5 m

bisa merugikan

=

5 X Rp. 50.000,— = Hp. 250.000,— bagi pemiliknya.
Alternatif lain.

uisamping metoda hitung standard diatas, dapat dicoba penggunaan tet terapan teknologi dibidang alat

luas tanah y^^ digital planimeter ,

ukur

- 22 -

Alat ini praktis dan cepat penggunaannya, namun kelemahannya

ada dalam electronic - sircuitnya,

Perlu dikembangkan lebih lanjut metoda-metoda

ukur

yang memiliki efisiensi tinggi®

Sebagai data analisa terakhir, diperoleh

kecepatan

kerja dengan tiga cara hitung s planimeter, transformasi ,
dan koordinat. Hasilnya dicantumkan dalam lampiran X,

IV. K E S I M P U L A N.

Dengan bertambah lajunya lalu lintas

perekonoirtian

rakyat dan perekonomian nasxonal, maka makin bertaiiibah pu-

la banyaknya tanah rakyat yang tersangkut dalam kegiatan kegiatan ekonomi, misalnya s jual beli, pemberian kredit ,
sewa menyewa. Sehingga perlu jaminan kepastian hukum

dan

hak dalam bidang Agraria; dimana Undang-undang pokoknya su
dah ada, yalah bunyi ketentuan pasal 19 U.U.P.A.

Dari Peta Pendaftaran Tanah,dan surat ukur yang menjamin
letak dan luas tanah akan diuapat " Azas Specialitiet ".
Tidak hanya letak batas persil yang selalu menjadi masalah
sehari-hari, tetapi bahkan ketelitian luas tanah,dapat menimbulkan problema kehidupan roasyarakat.

Dari data pengamatan perhitungan dan evaluasi, pene

litian luas tanah dapat menarik beberapa segi positifnya
kearah terjaminnya kepastian hak dan rasa keadilan.
Bila berbioara masalah pajak^ sekaligus

harus berhubung-

an dengan masalah kebenaran hitungan luas? besar kecilnya
luas tanah akan sangat mempengaruhi.

Suatu contoh lain, disegi perkreditan BI^lAS? masalah

ti- .

dak sesuainya luas tanah garapan yang dimintakan kredit HI
l^lAS, akan menurunkan produksi pangan.

Kesimpulan-kesimpulan yang memerlukan perhatian selanjutnya adalah

s

- Perlunya pemakaian metoda ukur rincikan yang praktis, de
- 23 -

- 24 -

ngan mudah

dapat dibudayakan di masyarakat serta ti-

dak memerlukan peralatan besaro Cara ukur rantai dan Pla
ne Table bisa dipakai didesa-desaj sedang untuk

daerah

luas cara fotogrametri lebih baik dibudayakan,

Perlu diprioritaskan ca

metoda-metoda pengukuran berda-

sarkan urgensi daerah; serta pemilikan skala yang masih
memenuhi toleransi berdasar rumus„

'i' = —§— \r^
2.500

Metoda hitung luas dengan transformasi mendekati keteli-'
tian sebenarnya. Disaiaping keuntungan lain s txdak

merlukan lagi planimeter dan bisa diterapkan

me

metoda

hitung yang lebih baik.

Masih dimungkinkan terapan teknologi dikantor-kantor Pen

daftaran Tanah, untuk merapercepat hitungan dan mengurangi
kesalahan hitung dengan alat s " digital planimeter
Alat ini sebagai pengganti planimeter yang banyak memiliki kelemahan.

V. R E K 0 M E N D A S I.

V-1, Membudayakan Suatu Sistim.
Dalaiu mengatasi masalah kurangnya anggaran,

tenaga

dan peralatan? khususnya dalam pelaksanaan hitungan

luas

tanah perlu dicari pemecahannyao

rietocia hitung luas tanah yang sederhana dan tidak memerlukan alat khusus, serta p memiliki ketelitian yang mendekati
sebenarnya, adalah cara transformasi, Dengan

keterbatasan

tenaga di Kantor Pendaftaran Tanah, pembimbingan yang

in-

tensif serta penyuluhan cara hitung yang sederhana dan dapat dilakukan oleh tenaga unskilled, kiranya sudah merupakan salah satu usaha membudayakan metoda praktis.

Usaha lain yang dapat membantu mempercepat pekerjaan hitungan luas tanah; dapat digali dari metoda -

metoda

pengukuran tradisionil didaerah-daerah, Dengan cara

mem-

beri formulir ukur dan legalisasi wewenang dalam pengukur-

annya, pihak Pendaftaran Tanah akan mendapat data

dengan

cepat. Masalahnya, adalah kerja sama dan biitibingan

perlu

ditingkatkan. Proses pengukuran tradisionil antara

lain

secara tali ukur yang harus distandarisasi dimensinya,
Kisal hitungan luas yang lazim dilakukan didesa-desa
lah

ada

s

luas = perkalian diagonal segi empat dibagi dua» Atau cara
lain = perkalian rata-rata dua sisi yang berhadapanB

25 -

- 26

Luas = ( a + b )
Cara I,

luas = 1/2 (a+b)xl/2 (c+d),
Cara II.

Standarisasi pengukuran luas tradisionil perlu diarahkan agar tidak memberikan masalah lain

dikemudian hari

Untgk daerah yang kurang penting justru metoda ukur tradi
sionil dapat membantu proses inventarisasi penguasaan

ta-

nah, dimana faktor ketelitian masih diimbangi dengan nilai
tanahnya yang kurang,
Prioritas.

Dalam menpercepat proses inventarisasi data pengua
saan tanah, diarahkan penggunaan semaksimal mungkin tenaga
peralatan yang ada# Berpedoman klasifikasi daerah ( menurut saran Team U.GJi, ) dapat diusahakan efisiensi

kerja

berdasar prioritass

a. Perhitungan luas tanah pada daerah kelas utama : dengan
tenaga skilled yang mampu menguasai macam-macam metodas

transformasi, koordinat dan penggunaan alat baru ( di
gital planimeter sebagai pengganti planimeter ).

- 27 -

Waktu kerja dikantor perlu ditingkatkan,
b. Pada daerah penting s perlu perhitungan luas dengan metoda transformasi dan alat yang ada.

c, Untuk keperluan inventarisasi data luas didaerah kurang

penting; dapat dipakai sementara metoda-metoda pengu-'
kuran tradisionil sampai batas-batas tertentu.

Kiranya standarisasi cara metoda hitung diatas akan bisa ditingkatkan sampai mendekati ketelitian standards
V.3. Pelaksana«
VoS.l. Pihak Swasta.

Kiranya metoda hitung luas tidak akan pada tempat nya bila dikerjakan oleh pihak swasta.
V.3.2. Instansi Pemerintah.

Pihak pemungut pajak, instansi pemerintah

seperti

IPEDA atau IREDA , sangat berkompeten dalam masalah dimensi luas tanah.

Agar diperoleh hasil optimal, perlu kerja saitia antara ins
tansi pemerintah yang lain dengan pihajt Pendaftaran Tanah.
V.3.3. Anggauta Hasyarakat,

Sebagai subyek dalam masalah la^u lintas perpindahan

atas tanah, anggauta masyarakat sangat berkepentingan.

Oleh karenanya partisipasi dalam masalah

penunjukan batas

dan metoda pengukuran tradisionil ( didesa-desa)
raenentukan ketelitian perhitungan luasnya.

sangat

- 28 - .

Pihak Pendaftaran Tanah akan bisa meriiberikan

pengabdian

yang baik kepada warga masyarakat bila ada pengertian yang
mendalcim sesamanyae

Vo4, Anggaran.

Masalah kurangnya anggaran, bisa dicarikan penyelesaiannya melalui cara wajib daftar { sesuai ketentuan

pa-

sal 23, 32, dan 38 U.U,P„A. ).

Penjelasannya : lihat Bab V,5b pada buku I s Peninjauan
Umiam.

V.5o Penelitian Larijutan,

Pada dasarnya, masih harus ditingkatkan kearah pene
litian Ianjut yang bersifat lebih spesifik, Bariyak masalah
non teknis dan teknis praktis yang harus digali kearah sem

purna tugas-tugas Pendaftaran Tanah dalam rangka i inventa
risasi data pertanahan. Saat ini baru ; 2 % data penguasaan tanah lengkap di Indonesia.

Adalah hal yang ganjil, sebagai negara agraris, data pengu
asaan tanahnya hanya 2 % ( dua prosen ).

Penelitian lanjutan kearah t Pengkajian pengukuran tradisi
onil dan masalah toleransi luas tanah, terhadap
standard.

metoda

„ 29 "

Lampiran

No

;

I

TABULASI HITUNGAN PERBANDINGAN LITAS.
Daerah

Bantul,

Skala

1

Methoda

Trilaterasi.

:

1000

Luas Standart Bujur Sangkar
No.

Metode Hitungan Luas
Koord.ml
Plan »iEn2' 1 Trans,m2

Persxl

413,304

33

413,473

406,000
171,380

43

493,744

44

171,370

43

30

164,123 163,623
323,200 322,300
343,400 346,240
328,230 323,600
313,620 314,038
267,630 266,076
262,600 262,837
487,323 487,072

34

249,973

35
37

464,600
282,800
217,130

64

46
47

48
49

31

413,200
Zf04,000

171,800
163,623
322,383
346,330
323,100
314,873

262,270

224,873
463,820
278,020

262,473
487,062
224,770
446,270
278,210

214,213

212,933

40,400

40,730

41,493

38

263,123

239,937

39

w32,300

60

734,773

261,120
244,300
729,730

34

380,730
606,000

371,000

371,313

393,000

391,793
1223,000

42

36

33

1232,400 1223,000

36
37

606,000

38

303,000

308,030

61
1

610,000
300,200
307,760

244,336
731,740

610,803
499,283
307,360

: 10.000

m

Ketelitian Hitungan Luas
Plan.

Trans. 1
1

i
1

i^oora.

- 30 -

Lan.jutan

; Matoda Hitiingan

Persil

Plan.m2 j Trans,m2

Luas

Koord.m2

Ketelitlan Hitungan nuas
Plan. 1

nOUX'U.,

Trans.

'



39'

"^3fS100

3^960

[L]

10053,113

9950,if08



3,960
99if3,193 0,53%

0,50%

Catatan

fL]' = Jumlah luas yang terdapat di dalam
"bujur sangkar.

1

0,37%

1

- 31 -

Lampiran

No

:

II

TABULASI HITUNGAN PERBANDINGAN LUAS.
Daerah

Bantul•

-Skala

1

:

500,

Trilaterasi,

Metoda

Luas Standart Bujur Sangkar : 10.000 m2
No

Metode

Hitungan Luas

Persil

Plan,m2

Trans«m2

Koord.m2

31

337,3k9

^2
k9

267,013
299,997

537,790
263,460
293,880

50

523,372

3k

196,if31

33

ii-99,^000

538,050
265,820
296,120
468,270
202,050
485,950

56

285,657
265,279
256,060
^k3tk^0

57

58
59
60

3k
35

36
37

38
39
61

33
k3

kk

667,199
55^^,990
576,78Zf

273,920

250,380

247,610
236,200
751,190

563,490
^8,570
1208,383 1183,150
624,700
637,898
440,820
463,60/f
3,680
3,900
340,272
325,150
402,773 . 391,610
408,610
419,244
143,960
155,719

k3

150,728

kG
k7

325,413
553,002

kS

142,750
319,480

Ketelitian Hit Luas
Plan

Trans

Koord.

465,870
198,890
485,710
271,560
248,060
245,110
234,280
755,950
561,250
566,350
1186,490
622.460

440,490
3,680
322,910

389,890
405,670
142,250
140,920

541,940

318,410
539,420

332,899

319,460

318,160

10173,786

9992,930

9958,890

1,74%

0,07% 0,41%

Catatan : [l] = Jumlah luas yang terdapat di dalam
Bujur sangkar.

- 32 -

Lampiron

No, :

III A.

TABUIASI

HASIL

.HITQNG-Aii

LUAS

D a e r ci li

ICalj. Bantol

Skola

1 s 10 0 0

petcL

ploniineter

M e t 0 d Ov

I. U


No.

AS

(ka-I;ab)

( meter perse

P olar

P er-

T rila"fce-

P olar

s il

ras i

S udut

Az«

)

K oord.

P i; T a^

S iku

lie

1

412,500

386,589

390,31

410,000

408,240

2

402,500

389,922

391,322

380,000

378,000

3

1227, 500

4

1210,000

5

525,000

6

1492, 500

; ^

365,000

I

^

1067,500

9

1897,500

10

1545,000

11

1143,333

12

920,000

13

2013,333

14

506,666

15

273,333

16

1000,000

17

r>

1096,447 1149,042 1263,333 1272,500
1129,774 1246,25 1186,666 1239,840
529,804

S Ii9#9S 2

5^>000

544,320

1489,702 1443,157 1466,666 1471,680

346,597

383,845

350>000

366,230

974,567 1080,000 1073,5^
1913,950 1926,702 1900,000 1937,880
1535,026 1565,290 1600,000 1564,920
1136,439

1129,774 1146,550 1160,000 1143,420
88,315 909,762 896,666 392,670

1919,616 1941,657 1950,000 2032,740
533,226 476,067 .S HOjOOO 498,140
262,947 259,220 260,000 277,490
977,060

956,666 1026,400

950,000

973,138
949,810

947,150

973,333

976,250

836,666

846,158

867,390

859,220

19

283,333

279,944

269,190

823,333
290,000

20

986,666

21

966,666

22

453,333

1 18
1

295,880

1013,131 1009,460 1006,666 1009,670
945^44 909,760 933,333 976,250
449,910

448,650

440,000

464,720

F otOgT i



- 33 -

Lanjutan

L U A S ( meler

No.
?ersxl

Trilate-

Jolar

Polar

rasi

Sudut

As*

129,974 119,640

persegi )

Koord.

PI. Ta^

SilxL

lie

150,000

POtOgTo

125,699

25

140,000

24

27

126,607 125,508 124,767 159,720 128,527
249,495 245,284 227,500 242,847 256,394
128,527 220,220 128,0 50 155,067 155,567
126,007 150,150 157,900 155,067 155,567

28

520,0 59

150,150

271,254

299,400

527,619

29

515,018

500,500

282,567

509,978

50

299,898

500.,500

518,484

516,035
289,420

51

841,750

870,870

856,950

854,995

821,563

824,05®

52

967,957

980,980

991,567 1021,237 1015,620

1100,050

55

415,504

410,410

590,717

405,355

415,504

415,515

54

871,972

800,800

825,217

881,567

856^051

890,256

55

927,415

980,930

981,717

924,815

924,395

950,792

25
26

56
57

1842,229 1751,750 1785,850 1815,055 1415,304 1900,050
900,856
CO
907,254 970,970 986,500 924,815 990,418

58

914,814

960,960

59

806,448

^10

221,775

41
42

292,557

924,815

945,050

760,760

931,717
748,600

783,420

819,050

250,250

249,517

259,520

241,954

975,615
790,566
248,516
409,597

420,267 422,487 40 5,744
2986,577 5095,070 3025,950 5075,840 2931,557

5105,961

410,784

400,992

405,224

590,590

45

405,744

400,400

407,154

44

171,570

150,150

146,168

171,516

45

164,125 160,160

165,667
156,660 164,990

147,100

164,511

46

525,200

550*550

540,000

546,500

550,990

465,715

47

545,400

500,500

540,000

581,740

607,565

48

528,250

500^500

510,000

49

515,620

500,500

505,550

554,600
526,700
546,500

50

517,625

500,500

515,550

508,200

405,355
172,466

547,700
284,180

- 34 -

Lampiran

:

III B

TiiBULASI KESALAHAtI I1ITU1)J"G LUAS BJIRBASAR STAl^ «

BiiRT HIOTG PLAI^iBiETEa, RIBCIKAE : OIIILATEEASX
BH a e r a li

:

Ska
CO la

: 1 :1000

ro

No.

GARA

Kab, Bantul

PENG-UKURAN

per-

Polar

CO
polar

sil

Sudu-fc

A2.

DENGAE-T

Koord,

PI. Table

Eoto^pr

51

5,46

1,81

0,80

2,39

2,1

52

1,57

2,46

5,55
o

4,95

15,67

55

0,70

5,46

ro
1,80

0.

54

8^14

5,57

1,12

1,71

2,12

55

5^77

5,35

0,27

0,56

56

4,91

2,21

0,61

25,25

5,14

57

7,02

■ 1,94

9,17

0,71

53

5,04

7,51

1,10

5,50

6,65

59

5,66

7.17

2,24

1,56

1,99

12,51

8,00

9,09

8,50

0,63

o

1,58

40

CO

41

5,18

4,23

42

2,90

1,25

2,95

0,17

CO
4,90

45

1,52

0,34

0,03

1,24

1,17

44

12,53

4,49

0,64

14,70

0,09

45

2,42

4,55

0,55

10,57

0,24

46

2,21

5|19

7,21

2,53

44,1

47

8,23

0,99

1,93

6,66

11,56

2,1%

^.1%

o,mfo

l,57f.

1,03^^

35 -

laiapiren No, :

IV A.

TABUIiASI

HITQNGM

IIASIL

D a e r a h

Kalj. Bantul.

Skala

1 :10 0 0

peta

M e t 0 d a

Transforcmasi

CO

I U A S ( meter

No,
Persil

lUAS.

persegi )

Trilate-

Polax

polar

Koord.

x-asi

Sudut

Az.

Silm

PI. Ta.-

Eotogr•

11e

29

314,281

321,780

297,000

316,000

310,000

30

299,062 197,070

315,625

285,000

293,000

31

838,062

862,235

894,850

837,500

819,500

32

971,750

983,475 1003,500 1021,500 1021,875 1100,050

33

411,475

411,940

389,875

409,100

416,000

34-

867,275

368,240

842,805

881,310

841,500 ■ 890,256

33

924,042

979,790 1031,465

925,340

916,500

36
37

824,030
415,315
930,792

1847,110 1756,575 1842,110 1809,280 141-7,750 1900,030
904,400 976,300 892,040 922,075 930,000 900,836

38

912,000

967,060

967,340

923,540

942,400

975,615

39

802,375

766,760

758,900

787,500

806,000

790,366

40

225,750

247,310

245,100

241,000

237,000

240,516

409,597
2983,0 56 3048,000 3004,125 3076,400 2964,125 310 5,961
4-06,090 306,460 401,625 407,250 40 5,500 400,992
171,580 148,070 158,600 170,510 145,000 171,516
399,675

388,700

425,200

422,750

408,000

45

163,625

155,990

153,620

165,292

150,000

164,511

46

322,335

335,725

342,720

343,286

325,500

465,715

47

546,350

523,460

536,930

532,081

580,000

607,365

48

325,100

315,670

325,500

325,783

351,200

49

314,600

310,770

339,868

283,500

50

525,000

515,680

522,176

510,375

41
42

43
44

494,200

- 36 -

Lampirsn

:

IV• B

TABUIiASI KESAIiiiHAE HITUH& IiUAS BERDASAR STMDiiRT HITaHG OUAirSEOPJyULSI, PABA EIl^CIICAI^

:

KOORBINAT.

I) a e 1" a h

:

KeJom Bantul

Skala

;

1 :1000

OARA PERGUKURAN DENGM

No.

Persil

iPrilaterasi

Pl.-lalXe

Ebtogr.

polar

Polar

Sudui;

Az.

2,15

1,61

0,04

7,69

31

0,07

2,95

32

4,87

3,72

6,85
1,76

33

0,58

0,69

4,70

1,81

1,52

34

1,59

1,48

4,37

4,52

1,02

35

0,14

5,88

11,47

0,96

0,59

36

2>09

2,91

1,81

21,64

5,02

37

1,92

5,83

3,26 .

7,15

2,30

38

1,25

4,71

4,74

2,04

5,64

39

1,89

2,63

3,63

2,35

0,36

40

2,70

1,70

1,66

0,20

41

6,33
5,46

8,05

0,58

3,49

3,11

42

3,03

0,90

2,35

3,65

0,96

43

0,31

5,10

1,38

0,43

1,54

44

0,63

13,16

6,98

14,96

0,59

45

1,00

5,63

4,04

9,25

0,47

46

6,09
2,68

2,20

0,16

5,18

35,715

1,62

j 0,82

9,00

14,15

0,94^

2,18/o

47

i

l,75/o

1,S6fo

0,89^

- 37 -

Lampiran No- : "V

TiOTLASI

HASH

p a e r a li
Skala

peta

HITQNGAN

CM

HJAS
OC

Kab, Baatul
s

1:10 0 0

»•

OC

M e t 0 d a : Koordinat

L U A S ( me-ber

NO.
Per

Trilate-

Polar

Polar

sia

rasi

Sudut

Az.

perseJgi )

KoordSiloi

lie

1

414,510

382,000

391,740

413,650

410,157

2

396,250

392,000

384,680

369,200

381,500

3
A
5

1233,334 1093,500 1148,645 1266,225 1246,725
1208,/]07 1135,000 1244,285 1192,000 1246,382
535,450

528,750

50 3,350

533,530

540,775

7

1489,500 1483,410 1445,130 1462,115 1443,937
561,031 554,370 383,345 350,300 366,150

8

1071,825 1125,750

6

9
10

11
12

13
14

Potogr-

Pi;

969,900 1076,625 1064,025

1876,730 1902,060 1916,550 1908,300
1569,800 1533,000 1551,500 1573,875
1148,562 1136,000 1142,155 1139,300
910,156 879,370 901,335 890,030
20.18,918. 1923,050 1937,295 1960,345
505,837 521,810 470,745 508,570

1922,377
1561,400
1120,187
2020,200

496,162

15

273,187

270,000

257,285

16

995,937

982,620

977,90 5

17

949,375

956,120

944,^100

269,175 279,375
965,150 1012,885
972,000 971,660

18

836,244

846,070

866,070

812,175

19

261,765 293,120 292,145
987,875 1005,680 1006,060 1010,300 1006,300
959,962 949,490 904,575 925,100 972,837
459,062 448,500 440,370 450,125 458,687

20
21

22

290,031

050,895

278,500

Dokumen yang terkait

B E N T U K PE N GA W A S A N B E B A S V I S A K U N J U N G A N S I N G K A T ( B V K S ) O L E H K A N T O R K E I M I G R A S I A N K E P A D A W A R G A N E G A R A A S I N G Y A N G T I N G G A L D I I N D O N E S I A

0 4 15

D E S A I N M OT I F M O Z A I K P A D A R E G U L E R D E C A G O N B E R B A S I S G O L D E N T R I A N G L E

0 6 19

E N G A R U H M O D E L P E M B E L A JA R A N P R O B L E M B A S E D L E A R N IN G D A N M E D IA A N IM A S I G A M B A R T E R H A D A P A K T IV IT A S D A N H A S IL B E L A JA R S IS WA

0 8 19

F A K T O R F A K T O R Y A N G ME MP E N G A R U H I E K SP O R U D A N G D I I N D O N E SIA

0 11 21

H U B U N G A N T I N G K A T P E N G E T A H U A N I B U T E N T A N G D A M P A K K E C E L A K A A N P A D A B A L I T A D I R U M A H D E N G A N T I N D A K A N P E N C E G A H A N K E C E L A K A A N D I W I L A Y A H P O S Y A N D U A L A M A N D A

0 4 19

I M PL E M E N T A S I S PE K T R U M R E S PO N S G E M PA PA D A N G PA D A G E D U N G L A B O R M I C R O T E A C H I N G U N I V E R S I T A S N E G E R I PA D A N G D E N G A N M E T O D E A N A L I S I S S PE K T R U M R E S PO N S

0 4 10

K A J I A N Y U R I D I S T I N D A K A N A D M I N I S T R A T I F K E I M I G R A S I A N T E R H A D A P W A R G A N E G A R A A S I N G Y A N G T I D A K R E S M I ( I L L E G A L ) D I W I L A Y A H I N D O N E S I A B E R D A S A R K A N U N D A N G

0 4 14

K E DU DU K AN L E M B AG A J AM I NAN RE SI G UD ANG SE B AG AI K RE D I T O R T E R H A D AP P E NG E L O L A G UDAN G P E NG E L O L A G UDAN G P E NG E L O L A G UDA

0 4 18

M E D I A K O M U N I K A S I I N T E R N B A D A N G E O L O G I

0 0 48

K A B U P A TE N S E R D A N G B E D A G A I

0 0 13