ASPEK HUKUM PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN

  PERTEMUAN 11

ASPEK HUKUM ASPEK HUKUM PENYELENGGARAAN PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN PELAYANAN KESEHATAN ASPEK HUKUM ASPEK HUKUM PENYELENGGARAAN PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN PELAYANAN KESEHATAN FRESLEY HUTAPEA, SH, MH, MARS.

  

Tujuan

  • • Mahasiswa dapat menyebutkan tujuan mata ajar

    Aspek Hukum Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan

    • Mahasiswa dapat menguraikan topik- topik dan

    jadwal mata ajar Aspek Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan

    • Mahasiswa dapat menggambarkan sistem

    evaluasi pembelajaran dan buku wajib
  • • Mahasiswa mampu memahami kompetensi yang

    diharapkan dari mata ajar

MATERI PEMBAHASAN

  • Penyelenggaraan Praktek

  Kedokteran

  • Penyelenggaraan Praktek

  Keperawatan

  • Penyelenggaraan Praktek Kebidanan.

DASAR HUKUM

  1.Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran;

  2.Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;

  3.Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit

  4.Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan;

5. Peraturan Menteri Kesehatan No.

  HK.02.02/Menkes /148/I/2010 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktek Perawat

  6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1464/MENKES/PER/X/2010 tentang Izin dan Penyelenggaraan dan Praktik Bidan;

  7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1796/MENKES/PER/VIII/2011 tentang Registrasi Tenaga Kesehatan;

  8. Peraturan Menteri Kesehatan No: 2052/ Menkes tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktek Kedokteran

PENYELENGGARAAN PRAKTEK KEDOKTERAN

  7 Tujuan Pengaturan Praktik Kedokteran

  1. Memberikan perlindungan pada pasien

  2. Mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan medis yang diberikan oleh dokter dan dokter gigi

  3. Memberikan kepastian hukum pada masyarakat, dokter dan dokter gigi

  KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA ( KKI )

  • Untuk melindungi masyarakat penerima jasa pelayanan kesehatan, meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dari dokter dan dokter gigi dibentuk Konsil Kedokteran Indonesia yang terdiri dari :
    • – Konsil Kedokteran – Konsil Kedokteran Gigi

  

KKI berkedudukan di Ibukota negara

  9 PENYELENG GARAAN SIP PELAKSANAAN STANDAR PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIS REKAM MEDIS RAHASIA KEDOKTERAN KENDALI MUTU DAN BIAYA HAK DAN KEWAJIBA N DOKTER HAK DAN KEWAJIBA N PASIEN PEMBINAAN SIKLUS PENYELENGGARAAN PRAKTEK KEDOKTERAN

  SUBSTANSI DALAM UU PRAKTIK KEDOKTERAN

  REGISTRASI SURAT IZIN PRAKTIK STANDAR PENDIDIKAN STANDAR KOMPETENSI STANDAR PROFESI STANDAR PELAYANAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR 10

REGISTRASI DOKTER

  • Setiap dokter/dokter gigi yang melakukan praktik wajib memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) dokter/dokter gigi.
  • Jenis:
    • STR berlaku 5 th (diregistrasi ulang setiap 5 th)
    • STR sementara (WNA yang malakukan kegiatan Diklat, pelayanan kesehatan bersifat sementara)
    • STR bersyarat (WNA yang mengikuti program Diklat di Indonesia)

SURAT IZIN PRAKTIK (SIP)

   Praktek wajib memiliki SIP SIP diterbitkan dinas kesehatan kabupaten/kota Maksimum 3 tempat, satu SIP satu tempat Syarat: Memiliki STR Memiliki tempat praktik

  Rekomendasi orang profesi

SIP INTERSHIP

  — Dokter dapat memperoleh SIP Intership — STR Intership dari KKI — Harus ada Rekomendasi dari Komite

  Intership Dokter Indonesia dan Organisasi Profesi — SIP Intership berlaku 1 Thn — ( Permenkes 2052-PS 11 )

  

SIP PPDS / PPDGS

  • Diajukan Dekan Fakultas secara kolektif
  • Ditetapkan jejaring RS
  • Kewenangan sesuai kompetensi yang ditetapkan KPS
  • Hanya berlaku di RS dan Jejaringnya • SIP berlaku selama 5 Tahun

  WEWENANG DOKTER PEMEGANG

S.T.R.

  • TERDIRI DARI:

  PRAKTIK KEDOKTERAN SESUAI KOMPETENSI,

  • – MEWAWANCARAI PASIEN
  • – MEMERIKSA FISIK DAN MENTAL
  • – MENENTUKAN PEMERIKSAAN PENUNJANG
  • – MENEGAKKAN DIAGNOSIS
  • – MENENTUKAN PENATALAKSANAAN
  • – MELAKUKAN TINDAKAN MEDIS
  • – MENULIS RESEP
  • – MENERBITKAN SURAT KETERANGAN
  • – MENYIMPAN OBAT
  • – MERACIK OBAT, KHUSUS DI TERPENCIL

  15

PENYELENGGARAAN PRAKTIK KEDOKTERAN

A. Surat Izin Praktik ( SIP)

  • Setiap dr/drg wajib memiliki SIP
  • • SIP dikeluarkan Dinkes Kab/Kota setempat

  • • SIP max 3 tempat dan 1 SIP berlaku satu

    tempat
  • SIP diperoleh bila Surat Tanda Registrasi dr/ drg yang masih berlaku
  • Mempunyai tempat praktik
  • Rekomendasi dari organisasi profesi
  • Dr/drg praktik wajib memasang nama praktik kedokteran
  • Pimpinan Sarkes dilarang mengizinkan dr/drg praktik tanpa SIP

B. PELAKSANAAN PRAKTIK KEDOKTERAN

  1. Praktik dokter dilaksanakan atas kesepakatan dr/drg dengan pasien (consent)

  2. Berhalangan Tunjuk Dokter Pengganti memiliki SIP Ada pemberitahuan

  

3. Wajib mengikuti standar pelayanan kedokteran

atau kedokteran gigi

  4. Setiap tindakan kedokteran / kedokteran gigi harus mendapat persetujuan

  

5. Persetujuan diberikan setelah pasien mendapat

penjelasan

  6. Wajib membuat rekam medis (dibubuhi nama,

waktu,anamnese, tindakan dan pengobatan)

7. Wajib menyimpan rahasia kedokteran

  8. Wajib menyelenggarakan kendali mutu, kendali biaya dan audit medis

  • Kendali mutu

  Sistem pemberian pelayanan yang efsien, efektif dan berkualitas sesuai dengan kebutuhan pasien

  • Kendali biaya

  Pembiayaan sesuai kebutuhan medis pasien

  • Audit Medis

  upaya evaluasi secara profesional mutu

pelayanan medis yang diberikan kepada

pasien

  TEKNIS PELAKSANAAN

PRAKTIK

  • Dasar Pelaksanaan: Kesepakatan dokter-pasien
  • • Bila berhalangan : Pemberitahuan atau

    tunjuk pengganti, yang juga punya SIP

  • Wajib memasang papan praktik atau bila di RS daftar dokter
  • Fasyankes dilarang mempekerjakan dokter tanpa SIP

SURAT TUGAS

  • Untuk kepentingan pelayanan kedokteran,

  Dinkes Prov a/n Mentri dapat memberi Surat tugas bekerja di Fasyankes atau RS tertentu tanpa SIP baru

  • Atas permintaan Dinkes Kab/Kota
  • Berlaku 1 Tahun • Diberikan bila belum ada spesialis tertentu di Fasyankes • Menjaga keseimbangan pelayanan ( Permenkes 2052-PS 15 )

  

DR / DRG ASING

  • Dapat diberi SIP
  • Telah di evaluasi / diadaptasi
  • Memiliki izin kerja dan izin tinggal
  • Mampu berbahasa Indonesia • Wewenang hanya alih teknologi
  • Tidak boleh praktek mandiri

  STANDAR PENDIDIKAN • DISAHKAN OLEH K.K.I.

  • DISUSUN OLEH AIPKI / AIPKGI

  UNTUK PENDIDIKAN DOKTER

  • – BERKOORDINASI DG ORG PROFESI,

  KOLEGIUM, IRSPI, DEPDIKNAS, DEPKES

  • DISUSUN OLEH KOLEGIUM K/KG

  UNTUK PENDIDIKAN SPESIALIS

  • – BERKOORDINASI DG ORG PROF, AIPKI,

  IRSPI, DEPDIKNAS, DEPKES (PASAL 26)

  22

STANDAR KOMPETENSI

  • KKI MENGESAHKAN STANDAR

  KOMPETENSI DOKTER / DOKTER GIGI

  • STANDAR DISUSUN OLEH ASOSIASI

  INSTITUSI PENDIDIKAN KEDOKTERAN / KEDOKTERAN GIGI DAN KOLEGIUM KEDOKTERAN / KEDOKTERAN GIGI

  23

STANDAR PROFESI

  • PEDOMAN YANG HARUS DIIKUTI OLEH TENAGA KESEHATAN DALAM MENJALANKAN PRAKTIK / PEKERJAANNYA
  • BATASAN KEMAMPUAN ( KNOWLEDGE, SKILL DAN PROFESIONAL ATTITUDE ) MINIMAL YANG HARUS DIKUASAI OLEH SEORANG INDIVIDU UNTUK DAPAT MELAKUKAN KEGIATAN PROFESIONALNYA PADA

    MASYARAKAT SECARA MANDIDRI YANG DIBUAT OLEH

    ORGANISASI PROFESI

  24

STANDAR PELAYANAN

  • PEDOMAN YANG HARUS DIIKUTI

  OLEH DOKTER / DOKTER GIGI DALAM MENYELENGGARAKAN PRAKTIK KEDOKTERAN

  • DIBEDAKAN MENURUT JENIS &

  STRATA PELAYANAN

  • DIATUR DENGAN PERATURAN

  MENTERI KESEHATAN

  25

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

  • SUATU PERANGKAT INSTRUKSI / LANGKAH LANGKAH YANG DIBAKUKAN UNTUK MENYELESAIKAN SUATU PROSES KERJA RUTIN TERTENTU
  • MEMBERIKAN LANGKAH YANG BENAR & TERBAIK BERDASARKAN KONSENSUS BERSAMA UNTUK MELAKSANAKAN BERBAGAI KEGIATAN & FUNGSI PELAYANAN YANG DI BUAT OLEH SARANA YANKES BERDASARKAN STANDAR PROFESI

  26 PENDIDIKAN & PELATIHAN

  • PENDIDIKAN UNTUK BERI

  KOMPETENSI DILAKSANAKAN SESUAI STANDAR

  • WAJIB MENGIKUTI PENDIDIKAN

  BERKELANJUTAN YG DISELENGGARAKAN ORG PROF ATAU DIAKREDITASI ORG PROF

  • PENDIDIKAN BERKELANJUTAN JUGA SESUAI STANDAR DARI ORG.PROF.
  • (PASAL 27-28)

      27

    MAJELIS KEHORMATAN

    DISIPLIN KEDOKTERAN

    • Menegakkan disiplin
    • Otonom, Independen • Bertanggung jawab kpd KKI
    • MKDKI Pusat • MKDKI Propinsi usul Pusat KEANGGOTAAN MKDKI 11 KEANGGOTAAN MKDKI 11

      PIMPINAN MKDKI 3 PIMPINAN MKDKI 3 •Asosiasi RS : 2 orang (1dr & 1 drg) •PDGI : 3 orang •IDI : 3 orang •Asosiasi RS : 2 orang (1dr & 1 drg) •PDGI : 3 orang •IDI : 3 orang

    • SH : 3 orang •SH : 3 orang

    MEKANISME KERJA MKDKI

      

    1. Pengaduan (Identitas lengkap) ke Ketua

    MKDKI

    • Nama, tempat teradu
    • Alamat pengaduan

      2. MKDKI

    • Memeriksa, memilah kasus
    • Meneruskan ke organisasi profesi

      3. Keputusan MKDKI

    • Mengikat dr, drg, dan KKI
    • Sanksi: Pernyataan tertulis Rekomendasi cabut SRT Registrasu atau SIP

    1. Praktek tanpa STR penjara 3 th atau denda 100 juta

    KETENTUAN PIDANA

      2. Praktek tanpa SIP penjara 3 th atau denda 100 juta 4. Praktik Dr, drg asing tanpa STR bersyarat penjara 3 th atau denda 100 juta 5. Menggunakan identitas palsu atau dipalsukan penjara 5 th atau denda 100 juta

    6. Menggunakan alat metode seolah-olah seperti Dr / Drg penjara 5

    denda 150 juta

    7. Praktek tidak memasang papan nama penjara 1 th atau denda 50

    th atau denda 150 juta 8. Praktek tidak membuat rekam medis penjara 1 th atau denda 50 juta 9. Mempekerjakan Dr / Drg tidak memiliki SIP penjara 10 th atau juta 30

      3. Praktik Dr, drg asing tanpa STR sementara penjara 3 th atau

    PENYELENGGARAAN PRAKTEK KEPERAWATAN

    UU NO.38 TAHUN 2014 TTG KEPERAWATAN

      

    KEPERAWATAN : KEGIATAN PEMBERIAN

    ASUHAN KEPADA

      INDIVIDU, KELUARGA,

    KELOMPOK, ATAU MASYARAKAT BAIK DALAM

    KEADAAN SAKIT MAUPUN SEHAT

      

    PERAWAT : SESORANG YANG TELAH LULUS

    PENDIDIKAN TINGGI KEPERAWATAN, BAIK DI

    DALAM MAUPUN DI LUAR NEGERI YANG DIAKUI

    OLEH PEMERINTAH SESUAI DENGAN

    PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

    TUJUAN UU KEPERAWATAN TUJUAN UU KEPERAWATAN MENINGKATKAN MUTU PERAWAT 1.

      2. MENINGKATKAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN

      

    3. MEMBERIKAN PERLINDUNGAN DAN KEPASTIAN HUKUM

    KEPADA PERAWAT DAN KLIEN; DAN

      4. MENINGKATKAN DERAJAT KES MASYARAKAT

      UU NO.38 TAHUN 2014 TTG

    KEPERAWATAN

    PRAKTIK KEPERAWATAN : PELAYANAN YANG

      DISELENGGARAKAN OLEH PERAWAT DALAM BENTUK ASUHAN KEPERAWATAN ASUHAN KEPERAWATAN : RANGKAIAN INTERAKSI

      PERAWAT.DENGAN KLIEN DAN LINGKUNGANNYA UNTUK MENCAPAI TUJUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN DAN KEMANDIRIAN KLIEN KLIEN : perseorangan, keluarga, kelompok, ataumasyarakat yang menggunakan jasa Pelayanan Keperawatan

      Hakikat “Hospital Care” Hospital

      Masyarakat/ Pasien Hak

      Kontrak Sosial Kewajiban

      Total Comprehensive Care / Profesional Care

    JENIS PERAWAT

      1

      

    2

      1

      

    2

    Perawat Perawat Perawat Perawat Profesi Profesi vokasi vokasi

    • Ners diperloleh setelah diperloleh setelah (gelar yg (gelar yg
    • pendidikan profesi pendidikan profesi perawat) perawat) Lulusan Diploma III =>

        Lulusan SPK….? (6 th)

      • Ners Spesi
      • Ners Spesialis

        36 PMK 1

        

      WEWENANG

        1 2

        3 4 5

      TUGAS PERAWA

        

      T

      Bersama-sama atau sendiri Bertanggung jawab dan akuntabel

      PELAKSANA TUGAS DALAM

        tanggung jawab berpindah hanya dapat diberikan kepada perawat Profesi /Vokasi terlatih sesui kompetensi yg dibutuhkan

        DELEGATIF tanggung jawab berpindah hanya dapat diberikan kepada perawat Profesi /Vokasi terlatih sesui kompetensi yg dibutuhkan

        MANDAT  tindakan medis dibawah pengawasan Tanggung jawab berada pada pemberi wewenang

        MANDAT

         tindakan medis dibawah pengawasan Tanggung jawab berada pada pemberi wewenang

        1

        1

        2

        2

      • - 39 Tertulis dari tenaga medis ke perawat dan di evaluasi pelaksanaannya Memasang Infus -Menyuntik -Imunisasi Dasar
      • - TERAPI PARENTERAL - MENJAHIT LUKA
      •   ASPEK HUKUM PRAKTIK KEPERAWATAN 1. Fungsi Pengaturan .

          a. menentukan kerangka tindakan keperawatan

          b. membedakan tanggung jawab perawat dengan profesi lain c. menentukan batas kewenangan

          d. membantu mempertahankan standar praktik keperawatan

          2. Standar Praktik Keperawatan

          3. Kredensial praktik keperawatan (Registrasi + Sertifikasi)

          4. Tanggung Jawab dalam praktik keperawatan

          5. Perlindungan hukum untuk perawat

        PELAYANAN KEPERAWATAN

        • Keperawatan adalah kegiatan pemberian asuhan kepada individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat baik dlm keadaan sakit maupun sehat. (UU Keperawatan)
        • Pelayanan keperawatan adalah bentuk pelayanan profesional yg merupakan

          bagian integral dr pelayanan kes yg didasarkan pd ilmu dan kiat keperawatan ditujukan kpd invidu…….

          Tugas Perawat dalam Praktik Keperawatan Tugas Perawat dalam Praktik Keperawatan ( UU keperawatan pasal 29(1) : ( UU keperawatan pasal 29(1) :

          a pemberian asuhan keperawatan .

           b. penyuluh dan konselor bagi klien

           c. pengelola pelayanan keperawatan

           d. peneliti keperawatan

           e. pelaksaan tugas berdasarkan pelimpahan wewenang

        f. Pelaksana tugas dalam keadaan keterbatasan tertentu

          

        Kewenangan Perawat dlm Upaya Kes Perorangan

        Kewenangan Perawat dlm Upaya Kes Perorangan

          ( Psl 30 (1) UU Keperawatan ): ( Psl 30 (1) UU Keperawatan ):

          1. Melakukan pengkajian keperawatan secara holistik

          2. Menetapkan diagnosis keperawatan

          3. Merencanakan tindakan keperawatan

          4. Melaksanakan tindakan keperawatan

          5. Mengevaluasi tindakan keperawatan

          6. Melakukan rujukan

          7. Memberikan tindakan pd keadaan gawat darurat sesuai kompotensi

          8. Memberikan konsultasi keperawatan dan berkolaborasi dgn dokter

          9. Melakukan penyuluhan kes dan konseling

          Kewenangan Perawat dlm asuhan

        perawatan upaya kes masyarakat (Psl 30(2)

          UU Keperawatan ):

          1. Melakukan pengkajian keperawatan kes masyarakat ditingkat keluaarga dan kelompok masyarakat 2. menetapkan permasalahan keperawatan kesehatan masyarakat 3. membantu penemuan kasus penyakit 4. merencanakan tindakan keperawatan kes masyarakat 5. melaksanakan tindakan keperawatan kesehatan masyarakat 6. melakukan rujukan kasus 7. mengevaluasi hasil tindakan keperawatan kes masyarakat 8. melakukan pemberdayaan masyarakat 9. melaksanakan advokasi dlm perawatan kes masyarakat

          10. Menjalin kemitraan dlm perawatan kes masyarakat

          11. Melakukan penyuluhan , konseling, mengelola kasus dsb

          Legalitas Kewenangan Perawat ada 2 :

          1. Kewenangan berdasarkan kompetensi (STR Perawat)

          2. Kewenangan untuk melakukan Praktik di tempat tertentu (SIPP Perawat, SIPB  Bidan)

          TANGGUNG JAWAB KEPERAWATAN

        • ASPEK HUKUM KEPERAWATAN . HUKUM PIDANA . HUKUM PERDATA DAN . HUKUM ADMINISTRASI.

          NORMA YG MENGATUR . ETIK ,DISPLIN ,HUKUM.

        HUBUNGAN HUKUM PERAWAT DENGAN PASIEN

          

        HUBUNGAN HUKUM PERAWAT DENGAN PASIEN

        TRANSAKSI / hub TERAPEUTIK PERAWAT klien/pasien/mas PRODUSEN JASA OBYEK UPAYA YANKES KONSUMEN JASA KEWAJIBAN DOKTER HAK & HATI-HATI PASIEN CERMAT KEWAJIBAN HAK & BERKOMUNIKASI SALING -CATATAN CONSENT

          INFORMED

        KEPERAWATAN

          

        Pasal 73 Undang-undang Praktik Kedokteran

        Pasal 73 Undang-undang Praktik Kedokteran

          2. Setiap orang dilarang menggunakan alat, metode atau cara lain dalam memberikan Pelayanan Kepada masyarakat yang menimbulkan kesan yang seolah-olah yang bersangkutan adalah dokter atau dokter gigi yang telah memiliki STR dan atau SIP

          3. Ayat (1) & (2) tidak berlaku bagi tenaga kesehatan yang diberikan kewenangan oleh peraturan perundang-undangan Penjelasan : “ Tenaga kesehatan yang dimaksud adalah bidan dan perawat di beri kewengan melakukan Tindakan Medis”

          Dalam Permenkes 2052 Thn 2012 tentang Penyelenggaraan Praktik kedokteran, diatur:

          (1)Dokter dan dokter Gigi memberikan pelimpahan suatu tindakan kedokteran atau kedokteran gigi kepada perawat, bidan atau tenaga

        kesehatan tertentu lainnya secara tertulis dalam melaksanakan

        tindakan kedokteran atau kedokteran gigi

          

        (2)TIndakan kedokteran atau kedokteran gigi sebagaimana dimaksud

        pada ayat (1) harus sesuai dengan kemampuan dan kompetensi

        yang dimiliki dan dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan (3)Pelimpahan kewenangan kepada perawat, bidan atau tenaga lainnya dalam keadaan tertentu dimana pelayanan kesehatan sangat dibutuhkan dan tidak terdapat dokter dan dokter gigi di tempat tersebut diatur lebih lanjut dengan Peraturan Menteri.

        PELIMPAHAN KEWENANGAN DOKTER KE PERAWAT

          Dapat Syarat : • Ada STR • Ada SIP • Tertulis • Tidak ada dokter di tempat tersebut Syarat : • Kewenangan Kompetensi (STRP)

          Dr/Drg Perawat

        • Kewenagan untuk melakukan Praktik (SIPP)

          Bidan

          PELIMPAHAN KEWENANGAN DARI DOKTER KE BIDAN Dr/Drg

          Dapat Syarat : •Ada STR •Ada SIP Tertulis Syarat : • Kewenangan Kompetensi (STRB)

        • Kewenagan untuk melakukan Praktik (SIPB) • Tertulis • Tidak ada dokter di tempat tersebut

          HUKUM PERDATA HUKUM PERDATA TANGGUNG GUGAT DIBAGI 2 : TANGGUNG GUGAT DIBAGI 2 :

        1. TANGGUNG GUGAT BEDASARKAN ADANYA KESALAHAN :

          

        a) Schuld aansprakelijkheid adalah tanggung gugat berdasarkan adanya

        kesalahan yang dilakukan Contoh : Psl 1365 BW (Perbuatan Melawan Hukum)

          b) Schuld aanprakelijkheid met omkering van de bewijslast adalah tanggung gugat berdasarkan adanya kesalahan dengan pembalikan beban pembuktian Contoh : Psl 1367 ayat (2) BW (tidak hati-hati)

          c) Risico aansprakelijkheid adalah tanggung gugat berdasarkan risiko

        atau majikan bertanggung gugat terhadap bawahan (pelimpahan

          TANGGUNG GUGAT TANGGUNG GUGAT

        2. TANGGUNG GUGAT TIDAK DI DASARI ADANYA KESALAHAN :

          a) Tanggung gugat mutlak (Strict liability) yaitu kerugian yang dialami pengguna atas suatu produk baik kerugian tersebut sudah maupun

        belum dapat diperkirakan sebelumnya, menjadi beban produsen

        sepenuhnya.

          b) Tanggung gugat absolut yaitu semua kerugian akan di ganti berdasarkan sebab akibat dari kerugian yang timbul tidak dipersoalkan ada atau tidaknya kesalahan yang dilakukan produsen

          Tanggung jawab Hukum

        • Dlm UU No 44 tentang Rumah Sakit psl 46 diatur : Rumah Sakit bertanggung jawab

          secara hukum terhadap semua kerugian yg ditimbulkan atas kelalaian yg dilakukan oleh tenaga kesehatan di Rumah Sakit

          

        UU No 38 tentang

        Keperawatan

        • Dlm UU Keperawatan tdk mengatur Ketentuan Pidana, tapi hanya mengatur ketentuan administrasi ( sanksi administrasi).
        • Berdasarkan UU Keperawatan bila di

          kaitkan dgn KUHP maka tdk berlaku asas

          lex spesialis derogat legi generalis. artinya bahwa bila terjadi pelanggaran tindak pidana oleh perawat dlm melakukan Praktik Keperawatan berlaku KUHP

          Sanksi dalam UU Keperawatan

        • Sanksi administrasi psl 58 UU

          Keperawatan, berupa:

          a. teguran lisan

          b. teguran tertulis

          c. denda administratif. Dan atau

          d. pencabutan izin

        WEWENANG PERAWAT

          Perawat dalam mekakukan praktik harus sesuai

        Dalam keadaan darurat untuk penyelamatan

        dengan kewenangan yang dimiliki. pelayanan kesehatan diluar kewenangan tempat kejadian, perawat dapat melakukan nyawa seseorang/pasien dan tidak ada dokter di melaksanakan tugas pemerintah, dapat daerah yang tidak memiliki dokter dalam rangka Bagi perawat yang menjalankan praktik di

        • kewenangan Dalam melaksanakan pelayanan kesehatan melakukan pelayanan kesehatan diluar Daerah yang tidak memiliki dokter adalah

          kedaruratan dan kemungkinan untuk dirujuk.

          harus mempertimbangkan kompetensi, tingkat Dalam hal daerah telah terdapat dokter,

          oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

          kecamatan atau kelurahan/desa yang ditetapkan kewenangan perawat tidak berlaku.

        HAK PERAWAT

          

        a.memperoleh perlindungan hukum dalam

        melaksanakan praktik keperawatan sesuai standar; b.memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari kiien dan/atau keluarganya;

          c. melaksanakan tugas sesuai dengan kompetensi; d.menerima imbalan jasa profesi; dan e.memperoleh jaminan perlindungan terhadap risiko kerja yang berkaitan dengan tugasnya.

          KEWAJIBAN PERAWAT

          1. menghormati hak pasien; 2. melakukan rujukan; 3. menyimpan rahasia sesuai dengan peraturan perundangan-undangan;

        4. memberikan informasi tentang masalah kesehatan pasien/

        klien dan pelayanan yang dibutuhkan; 5. meminta persetujuan tindakan keperawatan yang akan dilakukan; 6. melakukan pencatatan asuhan keperawatan secara sistematis; dan 7. mematuhi standar.

          8. Perawat dalam menjalankan praktik senantiasa meningkatkan mutu pelayanan profesinya, dengan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

          9. Perawat dalam menjalankan praktik wajib membantu program Pemerintah dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

           Perawat berwenang dalam keadaan darurat :

        • melakukan pelayanan kesehatan diluar kewenangannya dengan memberikan pertolongan
        • Pelayanan dalam keadaan darurat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditujukan untuk penyelamatan jiwa
        • Perawat bertugas didaerah terpencil dan tidak ada kesehatan lain berwenang melakukan pelayanan kesehatan diluar kewenangannya`

          LARANGAN Perawat yang telah mendapatkan SIK atau SIPP dilarang : a. Menjalankan praktik selain ketentuan yang tercantum dalam izin tersebut b. Melakukan perbuatan yang bertentangan dengan standar profesi Dilarang Perawat yang sengaja : a. Melakukan praktik keperawatan tanpa mendapat pengakuan / adaptasi

          b. Melakukan praktik keperawatan tanpa ijin

        c. Melakukan praktik keperawatan yang

        tidak sesuai dengan ketentuan

        d. Tidak melaksanakan kewajiban

        PENYELENGARAAN PRAKTEK KEBIDANAN

        PASAL 24 STANDAR PROFESI FOKUS pd. STANDAR PELAYANAN SOP

        PELAYANAN KEBIDANAN KODE ETIK UNDANG-UNDANG NOMOR 36 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN

          IZIN PRAKTIK BIDAN PRAKTIK BIDAN <

          SIKB DI FASYANKES D3

          1. Pelayanan Kesehatan Ibu; STR

          2. Pelayanan REKOM. KADINKES KAB/KOTA Kesehatan Anak; REKOM. ORGANISASI PROFESI

          3. Pelayanan Kesehatan Reproduksi dan KB PRAKTIK BIDAN ≥ SIPB MANDIRI D3

        IZIN PRAKTEK BIDAN

          Permenke1464/Menkes/2010 persalinan, masa nifas, masa menyusui dan masa antara dua kehamilan. Pelayanan kesehatan ibu diberikan pada masa pra hamil, kehamilan, masa ( Pelayanan kesehatan ibu meliputi: b. Pelayanan antenatal pada kehamilan normal a. Pelayanan konseling pada masa pra hamil e. Pelayanan ibu menyusui, dan d. Pelayanan ibu nifas normal

          c. Pelayanan persalinan normal Bidan dalam memberikan pelayanan ibu, berwenang untuk: f. Pelayanan konseling pada masa antara dua kehamilan. a. Episiotomi d. Pemberian rablet Fe pada ibu hamil c. Penanganan kegawatdaruratan, dilakukan dengan perujukan

          b. Penjahitan luka jalan lahir tingkat I dan II f. Fasilitas/bimbingan inisiasi menyusui dini dan promosi air susu ibu

          e. Pemberian vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas eksklusif h. Penyuluhan dan konseling

          g. Pemberian uterotonikla pada manajemen aktif kala tiga dan postpartum k. Pemberian surat keterangan cuti bersalin j. Pemberian surat keterangan kematian dan i. Bimbingan pada kelompok ibu hamil

          Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan anak: lahir, bayi, anak balita, dan anak pra sekolah Pelayanan kesehatan anak diberikan pada bayi baru

        • a. Melakukan asuhan bayi baru lahir normal termasuk injeksi Vitamin K1, perawatan bayi baru lahir pada masa resusitasi, pencegahan hipotermi, inisiasi menyusu dini,
        • b. Penanganan hipotermi pada bayi baru lahir dan segera merujuk ; neonatal (0-28 hari), dan perawatan tali pusat; d. Pemberian imunisasi rutin sesuai program pemerintah

            c. Penanganan kegawatdaruratan, dilanjutkan dengan perujukan f. Pemberian konseling dan penyuluhan;

            e. Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita dan anak pra sekolah; h. Pemberian surat keterangan kematian.

            g. Pemberian surat keterangan kelahiran; dan

            a. Memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan reproduksi dan keluarga berencana untuk: Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan reproduksi perempuan Bidan yang menjalankan program Pemerintah berwenang melakukan b. Memberikan alat kontrasepsi oral dan kondom perempuan dan keluarga berencana; dan a. Pemberian alat kontrasepsi suntukan, alat kontrasepsi dalam pelayanan kesehatan meliputi: rahim, dan memberikan pelayanan alat kontrasepsi bawah kulit c. Penanganan bayi dan anak balita sakit sesuan dengan pedoman

            b. Asuhan antenatal terintegrasi dan intervensi khusu penyakit kronis tertentu dilakukan di bawah supervisi dokter; yang ditetapkan. e. Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita, anak pra sekolah,

            d. Melakukan pembinanan peran serta masyarakat di bidang penyehatan lingkungan; kesehatan ibu dan anak, anak usia sekolah dan remaja, dan g. Melaksanakan deteksi dini, merujuk dan memberikan penyuluhan f. Melaksanakan pelayanan kebidanan komunitas; dan anak sekolah; h. Pencegahan penyalahgunaan Narkotika Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA) melalui informasi dan edukasi; dan kondom, dan penyakit lainnya; terhadap Infeksi Menular Seksual (IMS) termasuk pemberian i. Pelayanan kesehatan lain yang merupakan program Pemerintah.

          • Pelayanan alat kontrasepsi bawah kulit, asuhan anak balita sakit dan pelaksanaan deteksi dini, antenatal terintegrasi, penanganan bayi dan lainnya, serta pencegahan penyalahgunaan Infeksi Menular Seksual (IMS) dan penyakit merujuk, dan memberikan penyuluhan terhadap dilatih untuk itu (NAPZA) hanya dapat dilakukan oleh bidan yang Narkotika, Psikotropoka dan Zat Adiktif lainnya
          • Bagi bidan yang menjalankan praktik di daerah pelayanan kesehatan di luar kewenangan yang tidak memiliki dokter, dapat melakukan
          • Daerah yang tidak memiliki dokter sebagaimana kelurahan/desa yang ditetapkan oleh kepala dimaksud diatas adalah kecamatan atau

            dinas kesehatan kabupaten/kota

          • Dalam daerah sebagaimana dimaksud diatas dimaksud tidak berlaku telah terdapat dokter maka kewenangan bidan

            

          Terima

          kasih

          Terima

          kasih