KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN
RANCANGAN METODE PENELITIAN
PERTEMUAN 4
KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN
1. Merancang waktu dan tempat penelitian.2. Menentukan metode penelitian yang tepat sesuai dengan fokus penelitian.
3. Menentukan populasi dan sampel penelitian dengan menggunakan teknik sampling.
4. Merumuskan variabel penelitian dan defnisi operasional.
5. Menggunakan instrumen sebagai dasar pengumpulan
MERANCANG BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
B. Metode Penelitian
C. Populasi dan Sampel Penelitian
D. Variabel Penelitian dan Defnisi Operasional
E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen
F. Teknik Analisis Data
CONTOH BAB III
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Swasta di wilayah Majelis Pendidikan Katolik Keuskupan Agung Jakarta (MPK-KAJ). Pelaksanaan
CONTOH BAB III
A. Waktu dan Tempat Penelitian (lanjutan)
Tabel 3-1
Jadwal Penelitian
OKT 2010 NOV 2010 DES 2010 JAN 2011 N KEGIATAN1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 o
1. Uji coba instrumen
2. Analisis perhitungan validitas & reliabilitas Instrumen uji coba
3. Penyebaran Instrumen Penelitian
CONTOH BAB III
B. Metode penelitian
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dan menggunakan
metode penelitian survey dengan pendekatan korelasional. Penelitian
survei ini dilakukan untuk mengetahui dan menentukan kedudukan
sesaat variabel (status quo variable) berdasarkan data yang ada saat
itu (status quo data) dan hubungan-hubungan antara variabel-variabel
yang diteliti kemudian dapat ditentukan dan ditarik kesimpulan.
Pendekatan korelasional digunakan dalam penelitian ini karena
dimaksudkan untuk mencari dan menganalisa hubungan-hubungan
antara variabel bebas dengan variabel terikat. . Dalam penelitian ini
CONTOH BAB III
B. Metode penelitian (lanjutan)
Hubungan antara variabel terikat dengan variabel bebas ditunjukkan dalam bentuk konstelasi keterkaitan antar variabel sebagai berikut :
Keterangan :
1 X
X 1 = Gaya Kepemimpinan
X
2
CONTOH BAB III
C. Populasi dan Sampel Penelitian A.
1. Unit Analisis Berdasarkan variabel yang diteliti dalam penelitian ini, maka yang menjadi unit analisis adalah kepala sekolah.
2. Populasi Populasi target dalam penelitian ini adalah 80 kepala sekolah
Menengah Atas (SMA) Swasta di wilayah Majelis Pendidikan Katolik
Keuskupan Agung Jakarta (MPK-KAJ).
3. Sampel
CONTOH BAB III
Maka dengan populasi terjangkau sebesar 80 dan menggunakan taraf kesalahan 5
% maka dengan menggunakan rumus Slovin akan diperoleh sampel sejumlah 67, dengan perhitungan sebagai berikut: n = 80 / (1 + 80 x 0,05 x 0,05) n = 80 / ( 1 + 0,2) n = 80 / 1,2 n = 66,67 = 67 Adapun teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik SimpleRandom Sampling, yaitu pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara
CONTOH BAB III
D. Variabel Penelitian dan Defnisi Operasional Sesuai dengan variabel-variabel yang ada di dalam
penelitian ini, maka penentuan responden yang menilai
adalah sebagai berikut:a.Gaya kepemimpinan dengan responden guru, di mana
setiap tiga orang guru menilai satu orang kepala sekolah. b.Kecerdasan emosional, dengan responden kepalaCONTOH BAB III
D. Variabel Penelitian dan Defnisi Operasional (lanjutan)
Adapun defnisi konseptual dan defnisi operasional dari keempat variabel yang digunakan dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut :
1.Variabel Akuntabilitas (Y) a. Defnisi Konseptual.
CONTOH BAB III
D. Variabel Penelitian dan Defnisi Operasional b.Defnisi Operasional.
Akuntabilitas adalah:skor yang diperoleh dari responden atas angket
variabel akuntabilitas sebagai pertanggungjawaban kepala sekolah sebagai
manajer atas tugas dan pekerjaan yang diberikan oleh ketua yayasan sebagai
manajer superior, yang dinilai oleh ketua yayasan dan diukur dengan
menggunakan instrumen angket dengan indikator: (1) menetapkan tujuan
secara tepat, (2) mengalokasikan sumber daya secara efisien,
CONTOH BAB III
E. Teknik Pengumpulan Data & Instrumen
Untuk mendapatkan data dari responden,
diperlukan instrumen penelitian. Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner/
angket. Data yang diperoleh merupakan hasil
pengukuran dari masing-masing variabel yang
diperoleh dari tanggapan atau penilaian yang
CONTOH BAB III
Angket yang digunakan sebagai instrumen penelitian pada variabel gaya kepemimpinan (X1), disusun dengan menggunakan skala lima opsi, yaitu: Selalu (SL) = 5, Sering (SR) = 4, Jarang (JRG) = 3, SKL (Sekali-kali) = 2, dan Tidak Pernah (TP) =
1. Sedangkan untuk variabel kecerdasan emosional
(X2), pengambilan keputusan rasional (X3) dan
CONTOH BAB III
Tahapan-tahapan dalam pembuatan instrumen ini adalah menentukan variabel penelitian, menentukan indikator variabel berdasarkan kajian teori, membuat kisi-kisi instrumen berdasarkan indikator yang ada, dan membuat pernyataan untuk butir instrumen.
CONTOH BAB III
a. Kisi-Kisi Instrumen Kisi-kisi instrumen Akuntabilitas dapat diuraikan pada tabel berikut ini : Tabel 3-4.
Kisi-kisi Instrumen Akuntabilitas N
INDIKATOR NOMOR BUTIR Jml O
1. Menetapkan tujuan secara tepat, 1,2,3,4
4
2. Mengalokasikan sumber daya secara 5,6.7.8.9.10,
6 efisien
3. Mengarahkan bawahan melakukan 11, 12, 13,14, 15,
5 pekerjaan sesuai standar yang ditetapkan
4. Mengontrol pekerjaan bawahan, 16,17,18,19 ,20,
5
CONTOH BAB III
d. Uji Coba Instrumen.Instrumen Akuntabilitas dikembangkan dalam bentuk 35 butir pernyataan. Pengukuran terhadap akuntabilitas menggunakan skala Skala Likert, yaitu: Sangat Setuju (SS) = 5 Setuju (S) = 4, Netral (N) = 3, Tidak Setuju (TS) = 2, dan Sangat Tidak
CONTOH BAB III
Langkah selanjutnya adalah melakukan perhitungan validitas dan reliabilitas instrumen.
(1) Pengujian Validitas Instrumen Sebelum instrumen variabel Akuntabilitas digunakan untuk bahan penelitian, maka perlu dilakukan uji validitas. Yang diukur dengan validitas internal consistency menggunakan
1
rumus Pearson Product Moment : n. ∑ XY– (∑X) (∑Y) r
XY =
2
2
2
2 √ n. ∑ X – (∑X) . n. ∑ Y – (∑Y)
CONTOH BAB III
Hasil perhitungan dilakukan dengan membandingkan antara koefsien korelasi (skor rbutir atau r hitung) dan nilai kritis (skor rtabel) pada taraf signifkan α = 0,05, dengan kriteria kesahihan butir sebagai berikut :
Jika rhitung > skor rtabel, maka butir sudah • valid (sahih) dan dipakai untuk penelitian
CONTOH BAB III
Berdasarkan hasil perhitungan uji coba untuk pengujian validitas butir instrumen variabel akuntabilitas yang berjumlah 35 butir pernyataan ternyata terdapat 2 butir pernyataan yang tidak valid, yaitu butir nomor 6 dan 14. Butir tersebut dinyatakan gugur dan didrop serta tidak dipakai lagi dalam perhitungan reliabilitas instrumen. Nomor
CONTOH BAB III
Tabel 3-5 Kisi-kisi Instrumen Akuntabilitas Hasil Uji Coba .
N
INDIKATOR NOMOR JML TIDAK NOMOR O BUTIR
VALID BARU
1. Menetapkan tujuan 1,2,3,4 4 - 1,2, secara tepat, 3,4 2. Mengalokasikan sumber 5,6.7.8.9.
6
6 5.6.7. daya secara efisien 10,
8.9
3. Mengarahkan bawahan 11, 12,
5 14 10,11, melakukan pekerjaan 13, 14, 12,13 sesuai standar yang 15, ditetapkan
4. Mengontrol pekerjaan 16,17,18, 5 14,15,16, - bawahan 19 ,20, 17,18
5 19,20,21, korektif atas pekerjaan 24,25 22,23
- 5. Melakukan tindakan 21,22,23,
CONTOH BAB III
(1) Reliabilitas Instrumen .
Reliabilitas instrumen merupakan penilaian instrumen apakah reliabel/ajeg/andal/memiliki tingkat kepercayaan atau tidak.
Instrumen disebut reliabel apabila besarannya mendekati 1. Adapun langkah-langkah perhitungan reliabilitas sebagai berikut:
CONTOH BAB III .
a. Menghitung varians tiap butir, dengan rumus :
2
2
∑ X – (∑X) n S i 2 = n b. Menghitung varians total, dengan rumus :
2
2
∑ Y – (∑Y) n S t 2 =
CONTOH BAB III
1
a. Menghitung reliabilitas (Alpha Cronbach), dengan rumus : .
2
k ∑ S i r i = 1 -
2
( k – 1) S t di mana : k = mean kuadrat antar subyek. ∑ S i 2 = mean kuadrat kesalahan
2 t
S = varians total
CONTOH BAB III
Berdasarkan hasil perhitungan uji coba untuk perhitungan reliabilitas instrumen diperoleh koefsien reliabilitas instrumen variabel akuntabilitas ri = 0,8797, menunjukkan instrumen ini reliabel karena besaran koefsiennya mendekati 1.
CONTOH BAB III
F. Teknik Analisis Data
Data hasil penelitian dianalisa dengan menggunakan statistika
deskriptif yang dikelompokkan menjadi empat bagian, yaitu: akuntabilitas
(Y), gaya kepemimpinan (X1), kecerdasan emosional (X2), dan pengambilan
keputusan rasional (X3), Langkah-langkah yang ditempuh dalam melakukan
analisa data pada penelitian ini adalah :
1.Membuat deskripsi data sebagai hasil kuantifikasi terhadap jawaban
responden atas kuesioner. Proses kuantifikasi dilakukan dengan cara
1.
2. Melakukan uji persyaratan analisis dengan Uji Normalitas Data Galat Taksiran dan uji Homogenitas.
a. Menentukan garis persamaan regresi.
.
Sebelum melakukan uji normalitas dan homogenitas, maka terlebih dahulu dilakukan menghitung/menentukan garis persamaan regresi, dengan menggunakan rumus : 1 = a + b X 1 ; = a + b X 2 ; = a + b X 3 ;
Di mana : X = skor variabel bebas a = konstanta regresi b = koefisien arah regresi dan rumus untuk mencari nilai dari : 2
(∑Y) (∑X
1 ) - ( ∑X 1 ) (∑X 1 Y) a = 2 2n ∑X
1 - (∑X 1 )CONTOH BAB III .
1
= a + b
3 ;
1 X 1 + b
2
X 2 + b3 X
Dengan: ∑X
1 Y = b 1 ∑X 12 + b 2 ∑X 1 ∑X 2 + b 3 ∑X 1 ∑X
3
∑X
2 Y = b 1 ∑X 1 ∑X 2 + b 2 ∑X 22 + b 3 ∑X 2 ∑X
3
∑X
3 Y = b 1 ∑X 1 ∑X 2 + b 2 ∑X 2 ∑X 3 + b 3 ∑X
32
CONTOH BAB III
Melakukan uji normalitas data.b.
Penggunaan statistik parametris bekerja dengan asumsi bahwa data setiap
variabel penelitian yang akan dianalisis membentuk distribusi normal. Suatu
data yang membentuk distribusi normal bila jumlah data di atas dan di bawah
rata-rata adalah sama, demikian juga dengan simbangan bakunya. Oleh
karena itu maka uji normalitas merupakan persyaratan dalam analisa regresi
sebelum pengujian hipotesis dilakukan. Uji normalitas data galat taksiran
dilakukan untuk mengetahui apakah nilai galat taksiran e = (Y- )
berdistribusi normal atau tidak. Apabila dari hasil pengujian data tidak
CONTOH BAB III
Uji normalitas Galat Taksiran Regresi Y atas X dilakukan dengan
menggunakan uji Liliefors (statistik L) pada α = 0,05. Hipotesis statistik
pengujian normalitas data adalah: H0 : e berdistribusi normal Kriteria pengujian:Untuk menerima atau menolak hipotesis nol, maka Lo dibandingkan dengan
nilai kritis L untuk Uji Liliefors dengan taraf α = 0,05., maka: tolak hipotesis
nol bahwa populasi berdistribusi normal jika Lo yang diperoleh dari data
Adapun prosedur pengujian normalitas dengan Uji Liliefors dilakukan dengan langkah-
langkah sebagai berikut: Lakukan pengamatan terhadap x1, x2, ....xn dijadikan bilangan baku z1, z2, ...zn, • dengan menggunakan rumus zi = xi – x dan s (x dan s) masing-masing merupakan rata-rata dari simpangan baku sampel.Untuk tiap bilangan baku ini dan menggunakan daftar distribusi normal baku, • kemudian dihitung peluang F (zi) = P (z ≤ zi ). Selanjutnya hitung proporsi z1, z2, ....zn yang lebih kecil atau sama dengan zi. • Jika proporsi ini dinyatakan oleh S (zi), maka
S (zi) = banyaknya zi, z2, ..., zn yang ≤ zi n
CONTOH BAB III
c. Melakukan uji persyaratan analisis dengan Uji Homogenitas Salah satu persyaratan dalam melakukan analisa regresi . adalah adanya normalitas residu dari setiap variabel. Untuk pengujian homogenitas dapat dilakukan dengan menggunakan uji Barlet.
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: Ho: Pasangan variabel memiliki varians yang homogen.
1 Kriteria pengujian yang digunakan adalah:
2
2 Ho : ditolak jika ≥ (1 – α ) ( k – 1), di mana 2 (1 – α ) ( k – 1) didapat dari daftar distribusi chi-kuadrat dengan
CONTOH BAB III
Adapun prosedur perhitungan dengan menggunakan uji
Bartlett adalah sebagai berikut: Menentukan varians gabungan dari semua • sampel:S2 = { ∑ (ni – 1) si2 / ∑ (ni – 1) } Menentukan harga satuan B : • B = ( log s2 ) ∑ (ni – 1)
CONTOH BAB III
Hipotesis statistik : • H1 = regresi berarti (signifkan) H0 = regresi tidak berarti (tidak signifkan)
Kriteria pengujian keberartian regresi adalah: • H1 diterima, jika Fhitung > Ftabel a. Melakukan Pengujian Hipotesis dengan menggunakan uji Koefisien Korelasi Sederhana, Korelasi Ganda dan Uji . Keberartian (Signifikansi) Koefisien Korelasi.
Uji Koefisien Korelasi dan Uji Keberartian hipotesis pertama:
variabel gaya kepemimpinan (X
1 ) dengan variabel akuntabilitas (Y).
Uji Koefisien Korelasi Hipotesis pertama adalah menghitung seberapa besar hubungan dependen variabel/variabel terikat (akuntabilitas) dengan variabel independen/variabel
CONTOH BAB III .
dimana
:
r
X1Y = korelasi antara variabel X 1 dengan Y
x i = ( X 1i - X ) y i
= ( Y – Y ) Koefisen korelasi untuk sampel diberi simbol dengan r.
Pedoman interpretasi terhadap koefisien korelasi adalah sebagai berikut :
Tabel 3-12
Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi TerhadapKoefisien Korelasi
1
CONTOH BAB III
.Menghitung Koefisien Determinasi, yaitu suatu koefisien
yang menunjukkan besar kecilnya sumbangan variabel X terhadap Y, yang dinyatakan dalam angka persentase,
1
dengan rumus koefisien determinasi adalah:
2 KP = r x 100%
Di mana :
CONTOH BAB III
Melakukan uji keberartian (signifikansi) koefisien korelasi .
1 dengan uji t.
Rumus : r √ n - 2 t =
2
√ 1 - r Hipotesis statistik : H = tidak signifikan H 1 = signifikan.
CONTOH BAB III
Pengujian keberartian (signifkansi) dilakukan pada taraf signifkan 0,05 dan dengan derajat kebebasan (dk) = n = 2. Apabila H1 diterima maka koefsien korelasi signifkan dan dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel X dan Y terdapat hubungan yang positif, tetapi jika H0 diterima maka tidak terdapat hubungan yang positif antara variabel X dan Y.
CONTOH BAB III
G. Hipotesis Statistik
Untuk pengujian statistik maka dirumuskan hipotesis statistik sbagai berikut :
1. H0 : ρy1 ≤ 0
H1 : ρy1 > 0 Keterangan :
CONTOH BAB III
2. H0 : ρy2 ≤ 0
H1 : ρy2 > 0 Keterangan : H0 : Kecerdasan emosional tidak memiliki hubungan positif dengan akuntabilitas.
CONTOH BAB III
3. H0 : ρy3 ≤ 0
H1 : ρy3 > 0 Keterangan : H0 : Pengambilan keputusan rasional tidak memiliki hubungan positif dengan akuntabilitas.
CONTOH BAB III
4. H0 : ρy.123 ≤ 0 H1 : ρy.123 > 0 Keterangan :
H0 : Gaya kepemimpinan, kecerdasan emosional dan
pengambilan keputusan rasional secara bersama-sama tidak
memiliki hubungan positif dengan akuntabilitas.
H1 : Gaya kepemimpinan, kecerdasan emosional dan
pengambilan keputusan rasional secara bersama-sama
SELESAI .