Diplomasi Indonesia dalam perlindungan t

1

DIPLOMASI INDONESIA DALAM PERLINDUNGAN TENAGA
KERJA WANITA DI MALAYSIA PADA MASA
PEMERINTAHAN SBY TAHUN 2004-2009

DIAN SAFITRI

2

ABSTRAKSI
Dian safitri, No. Pokok E 131 07 619, Diplomasi Indonesia dalam
perlindungan tenaga kerja di Malaysia pada masa pemerintahan SBY 2004 –
2009, di bawah bimbingan pak Adi Suryadi selaku pembimbing I dan
Pusparida Syahdan selaku pembimbing II, jurusan Ilmu Hubungan
Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin,
Makassar.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi perjuangan diplomasi
Indonesia dalam perlindungan tenaga kerja wanita di Malaysia, bagaimana
solusi dan tantangan pemerintah Indonesia dalam penanganan kasus – kasus
kekerasan yang ada dialami oleh para tenaga kerja wanita di Malaysia.

Selanjutnya untuk mengetahui apa reaksi dan tindakan yang dilakukan oleh
para diplomat dan KBRI di Malaysia dalam menjalankan strategi diplomasi
Indonesia di luar negri.
Untuk menjabarkan penelitian ini, maka digunakan metode penelitian
deskriptif. Sedangkan teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah telaah
pustaka, yakni dengan mengumpulkan data dan informasi yang berkaitan
dengan pokok – pokok masalah yang dibahas. Teknik analisis data yang
digunakan dalam poenulisan ini, yakni analisa kualitatif, merupakan analisis
yang menggambarkan dan menjelaskan permasalahan berdasarkan fakta yang
ada tanpa menggunakan rumus statistik/ matematik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penanganan kasus kekerasan yang
dialami oleh tenaga kerja wanita yang dilakukan oleh diplomat maupun
pemerintah dan KBRI setempat masih kurang dan belum optimal, banyak
masalah – masalah yang belum terselesaikan hingga saat ini khususnya tenaga
kerja illegal. Hubungan bilateral antara Indonesia dan Malaysia belum
semaksimal yang kita harapkan khususnya masalah perlindungan tenaga kerja
di Malaysia dan jumlah staf yang berada di KBRI tidak sebanding dengan
jumlah TKW maupun TKI yang bekerja di Malaysia yang merupakan faktor
penghambat kinerja diplomat Indonesia dalam upaya menangani kasus dan
masalah TKW dan perlindungan terhadap mereka. Tantangan terbesar yang

dialami oleh para diplomat adalah kurangnya respon pemerintah Malaysia
dalam menanggapi kasus – kasus yang ada khususnya masalah kekerasan
hingga sangat menyita waktu, apalagi dalam menangani kasus perlu waktu
bertahun untuk menunggu keputusan dari hakim di Malaysia, untuk itu
peningkatan hubungan bilateral harus ditingkatan antara Indonesia dan
Malaysia khususnya dalam bidang tenaga kerja agar masalah yang dihadapi
oleh para TKW dapat cepat terselesaikan dan hubungan Indonesia dan
Malaysia semakin membaik.

3

Kata pengantar
Alhamdulillahi Rabbil Alamin

Segala puji syukur kita panjatkan atas berkah dan ridho Allah SWT
Yang Maha Pemurah lagi Maha Pengasih. Terima kasih Ya Allah atas segala
keridhoanMu dan petunjukMu dalam menghadapi dan menyelesaikan studi
akhir penulis, berbagai rintangan dan hambatan dilalui penulis bersyukur bisa
melewati segala hambatan hingga akhirnya mampu menyelesaikan skripsi ini.
Penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih atas dukungan moril

dan supportnya dalam menyelesaikan skripsi. Penulis sangat berterima kasih
kepada bapak M. Natsir yang tak hentinya memberikan nasihat, support
bahkan membantu selama pembuatan skripsi, dan ibu Murniati, SE yang
menjadi sahabat , teman curhat dalam suka dan duka “I always love you mom”
yang sangat berperan dalam penting dalam penyelesaian skripsiku, “I can’t life
without you”. Terima kasih banyak juga buat Apriawan yang sangat
kususahkan, kurepotkan “u’re the best for everything” terima kasih atas waktu
yang kau berikan padaku, ketulusan dan keikhlasan yang selama kau berikan
tiada tara. Semoga Allah selalu memberikan rahmat, hidayah, kebahagiaan,
dan perlindunganNya kepada kalian semua.
Pada kesempatan ini pula, penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Rektor Universitas Hasanuddin, Prof. Dr. Idrus Paturusi, beserta
jajarannya.
2. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Hasanuddin, beserta jajarannya.
3. Dr. Adi Suryadi Culla, MA, selaku pembimbing I dan Pusparida
syahdan S.sos, Msi selaku pembimbing II yang banyak membantu,
memberikan solusi, nasihat dan membimbing
dalam

menyelesaikan skripsi hingga akhir.
4. Seluruh staf akademik khususnya pak Jaya yang selalu membantu
dalam pengurusan akademik.
5. Seluruh staf pengajar Ilmu Hubungan Internasional.
6. Seluruh staf jurusan Ilmu Hubungan Internasional khsusunya
Bunda yang selalu memperhatikan, menolong dan menbantu dan
Kak rahma semoga cepat dikarunai anak yaa, amin.

4

7. Sahabat sejatiku yang juga saudaraQ semoga kita sama – sama
hingga nenek, Zahratul Wahida (Zha – Zha ), Ali Akbar, Tuty, kak
Rara, Hawa, Dypuztttt, Dhikustt atas dukungan dan bimbingannya
yang sangat mengerti akan diriku dan keadaan, terima kasih telah
menerima diriku apa adanya.
8. Teman baikku yang tak pernah bisa kulupa jasa – jasa dan
menyadarkanku akan pentingnya skripsi hehehe, Hasmira yang
selalu membantuku dalam proses penyelesaian skripsi.
9. Teman – teman seperjuanganku, Aca, Linda ur so sweet and be
calm bebz, kak kadri, ari, ko – ko dan semua teman – teman yang

bersama ujian meja hingga batas dan waktu ditentukan oleh bunda
heheheehe.
10. Teman Reso HI 2007 selama 4 tahun kita bersama – sama
memperjuangkan kuliah malam tetapi di kasih pindah kodong,
yang selalu berkelompok kalo jalan, pokoknya paling dikenal kalo
itu adalah Reso.kalo kerja kelompok semangat kalo ngumpul pas
disuruh mengetik eh…pergi foto semua yang mandi keringat
dirumahQ kerja mk timur tengah, kita hanya 19 org itu lagi bnyk
nda aktif. Angie, eka, fido, iin, momod, indi, uga, lia yang
seperjuangan di Jakarta hanya kita ber2 loh, awe, ulla, uya yang
paling cakep dan tiada tara di Reso pokoknya. Kalian adalah hal
yang terindah walaupun saya sempat mengecewakan dan melukai
hati kalian, MAAF YA .
11. Anak Empire yang begitu banyak yang pertamaka datang lngsng ka
berpikir deh…klo na borongika ini matika,hehehhe, awal, hepta,
ilham makasih contoh proposalnya sngt membntu kawan,
adeecha,faradiba, uni, tasya, ayu, lisa damantyo terima kasih banyk
sayang nda bakalan kulupako sampai nenek, dirga, imran,
mawardin, tya, joosiie, dewi, ririn, pokoknya semua anak Empire
makasih atas semuany.


5

DAFTAR ISI

Halaman
Halaman Judul……………………………………………………..

i

Halaman Pengesahan………………………………………………

ii

Halaman Penerimaan Tim Evaluasi………………………………..

iii

Abstraksi……………………………………………………………


iv

Kata Pengantar……………………………………………………..

v

Daftar Isi……………………………………………………………

vii

Daftar Tabel…………………………………………………………ix
BAB I PENDAHULUAN
A.
B.
C.
D.
E.

Latar Belakang …………………………………………….
Batasan dan Rumusan Masalah…………………………….

Tujuan dan Kegunaan Penelitian…………………………...
Kerangka Konseptual……………………………………….
Metode Penelitian…………………………………………..

1
4
5
6
10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Diplomasi Dan Politik Luar Negri………………………….
B. Hubungan Bilateral Dan Hukum Internasional …………….
C. Ham dan Tenaga Wanita……………………………………
a. Hak Asasi Dan Tenaga Kerja Wanita…………………..
b. Konvensi Buruh Migran………………………………...

12
27
37

37
43

BAB III Gambaran Umum TKW Indonesia Di Malaysia 2004-2009
A. Perkembangan TKW Indonesia Di Malaysia……………….
B. Permasalahan TKW Indonesia Di Indonesia………………..
C. TKW legal dan ilegal Yang Berada di Malaysia……………

49
60
65

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Strategi Dan Penempatan TKW Di Malaysia………………
a. Langkah Stategis Diplomasi Indonesia dalam penanganan
Masalah TKW di Malaysia………………………………
b. Upaya Kemenlu Dalam Perlindungan TKW di Malaysia

71
71

78

6

B. Solusi Dalam Penyelesaian Kasus TKW Yang Ada Di Malaysia
a. Langkah – langkah dalam penyelesaian masalah TKW
di Malaysia ………………………………………………
b. Kasus – kasus Yang Telah Diselesaikan Oleh KBRI Dan
Pemerintah Indonesia Mengenai Masalah TKW Yang
Berada Di Malaysia……………………………………….
C. Kelebihan Dan Kelemahan TKW Berada Di Malaysia...........
a. Kelemahan TKW Berada Di Malaysia ……………..........
b. Kelebihan TKW Berada Di Malaysia……………............

84
84
91
100
100
103


BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………..
B. SARAN………………………………………………………

105
106

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………

107

7

DAFTAR TABEL
Tabel 1. Permintaan dan Penawaran TKW Indonesia di Malaysia
Tahun 2004 – 2009……………………………………………

59

Tabel 2. Kasus – Kasus yang dialami oleh TKW Indonesia di Malaysia
Tahun 2004 – 2009 ……………………………………………
Tabel 3. TKW Legal dan Ilegal di Malaysia Tahun 2004 – 2009 ………

64
68

BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di Dunia yang
letaknya berada di antara dua benua yaitu Benua Asia dan Benua Australia
dan dua samudra yaitu Samudera Pasifik dan Samudera Hindia. Pada akhir
tahun 1997-an ekonomi Indonesia mengalami kemunduran, hal ini di
karenakan krisis ekonomi yang melanda sebagian besar negara-negara Asia
pada tahun 1977-an termasuk Indonesia. Dampak dari krisis ekonomi tersebut
sampai saat ini masih dirasakan didalam negeri. Terutama

pada masa

pemerintahan Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) 2004 - 2009 yang
terus

mengalami

banyak persoalan

perlindungan Tenaga Kerja wanita.

yang timbul khususnya

dalam

8

Tingginya tingkat kepadatan pendududuk dan minimnya jumlah
lapangan pekerjaan di dalam negeri menyebabkan tingkat pengangguran dan
kemiskinan di Indonesia semakin meningkat. Hal ini membuat penduduk
untuk bergerak mencari pekerjaan yang layak, mudah dan tak membutuhkan
latar belakang pendidikan yang tinggi. Dengan adanya Tenaga Kerja Wanita
(TKW) di Malaysia yang bekerja tak meminta tapi berharap mendapatkan
upah yang tinggi dengan latar belakang pendidikan yang rendah, hal itulah
yang menyebabkan berbagai masalah yang timbul, seiring dengan berjalannya
waktu menimbulkan berbagai macam persoalan. Tetapi TKW adalah
penyumbang terbesar dalam proses perkembangan ekonomi di Indonesia.
Di dalam diskusi Internasional di PBB mengenai Hak Asasi Manusia
yang

telah menghasilkan beberapa piagam penting antara lain Deklarasi

Universal Hak Asasi Manusia(1948), Dua perjanjian yaitu Kovenan
Internasional Hak Sipil hak ekonomi sosial dan Budaya(1966), dan Deklarasi
Wina (1993). Didalam Deklarasi Wina yang tercermin dalam tercapainya
konsensus antara Negara- Negara

Barat dan nonbarat bahwa Hak Asasi

Manusia memiliki sifat yang universal. Dan terus mengalami kemajuan dalam
konsep

Hak Asasi Manusia

yang pada pencapaiannya telah mengalami

sejarah baru, yaitu dengan di dirikannya Mahkamah Pidana Internasional yang
khusus mengadili kasus pelanggaran terhadap kemanusiaan, genosida dan
kejahatan perang.1
1,Wawan Juanda, Kamus Hubungan Internasional,Bandung: Putra A Bardin 1990, hal.303.

9

Hubungan diplomatik Indonesia-Malaysia sudah terjalin sejak
Malaysia merdeka pada tahun 1957. Namun pada tanggal 17 September
1963 Hubungan Diplomatik ini sempat terputus sebagai akibat terjadinya
konfrontasi Indonesia – Malaysia. Dalam proses pemulihan Hubungan
Diplomatik antara Indonesia-Malaysia yang diawali di tandatanganinya
Bangkok Accord di Bangkok pada tanggal 1 Juni 1966 oleh Menteri Luar
Negeri oleh kedua negara mengenai penghentian konfrontasi. Sebagai tindak
lanjut pada tanggal 11 Agustus 1966 telah diselenggarakan pertemuan di
Jakarta yang menghasilkan Perjanjian Pemulihan Hubungan Republik
Indonesia-Malaysia (Jakarta Accord).2
Walaupun telah banyak mengalami perbedaan tetapi pada dasarnya
mempunyai tujuan dan identitas yang sama yaitu Indonesia dan Malaysia
adalah satu keluarga yang dimana Malaysia memberikan pengakuan kepada
setiap orang Indonesia yang datang ke Malaysia untuk mendapatkan
pengakuan kewarganeraan. Dari kebijakan inilah banyak orang Indonesia yang
pergi merantau dan mencari pekerjaan di Malaysia khusunya pada masa
pemerintahan SBY 2004 – 2009 .3 Yang menurut penulis disebut dengan Love
in relationship.

2 Tentang KBRI Kuala Lumpur, www.kbrikualalumpur.org/web/index
www.kbrikualalumpur.org/web/index.php?
option=com_content&view=article&id=60&Itemid=70, diakses tgl 10 maret 2011 pukul
19 :30.
3 Mahathir Usulkan Buku Sejarah Bersama Indonesia-Malaysia, http:aspek/detikNews%20_
%20Mahathir%20Usulkan%20Buku%20Sejarah%20Bersama%20IndonesiaMalaysia.mht,diakses tgl 10 maret 2011 pukul 22: 00.

10

Dengan keberadaan TKW di Malaysia yang sering mengalami
persoalan seperti dilecehkan oleh beberapa tindakan kekerasan oleh
majikannya, nampaknya menjadi masalah yang belum terselesaikan sampai
saat ini. Seharusnya telah banyak program yang dilakukan pemerintah dan
Badan lainnya seperti KBRI yang berada di Malaysia, Departemen Luar Negri
yang seharusnya sudah menjadi kewajiban pemerintah Indonesia dalam
menangani masalah perlindungan TKW yang ada di Malaysia. Dimana setiap
tahunnya Malaysia menawarkan pekerjaan khususnya bagi Tenaga Kerja
Asing, yang memberikan peluang bagi masuk nya imigrasi di Malaysia.
Uraian di atas sangat jelas memberikan gambaran tentang masalah–
masalah yang dialami oleh para TKW yang berada di Malaysia. Dengan
memberikan fakta–fakta tentang kasus yang dialami oleh para TKW di
Malaysia yang terus meningkat dari tahun 2004-2009 terbukti pada masa
pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono khususnya. Penulis tertarik ingin
mengetahui dan memberikan gambaran dalam sistem perlindungan TKW di
Malaysia. Alasan

inilah yang membuat penulis memberikan judul

penelitian”Diplomasi Indonesia Dalam Perlindungan Tenaga Kerja Wanita di
Malaysia Pada Masa Pemerintahan SBY 2004 – 2009”.
B. Batasan Masalah dan Rumusan Masalah
1. Batasan Masalah
Permasalahan TKW yang telah banyak mengalami masalah khususnya
para pekerja wanita, sehingga perlu mendapatkan perlindungan hingga

11

saat ini masih belum terselesaikan, banyak nya TKW yang mengalami
banyak masalah seperti mendapatkan kejahatan dan kekerasan menjadi
persoalan besar dalam menangani masalah yang di hadapi oleh TKW,
telah banyak cara yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia dalam
menangani persoalan tersebut tetapi belum maksimal dalam upaya –
upaya penanganan, tetapi penulis ingin mengembangkan khususnya
pada masa pemerintahan SBY 2004 – 2009 yang telah banyak
mengalami berbagai permasalahan yang tak kunjung usai melalui jalur
diplomasi.
2. Rumusan Masalah
a. Bagaimana strategi diplomasi Indonesia dalam menyelesaikan
TKW di Malaysia?
b. Bagaimana solusi dalam penyelesaian kasus TKW yang ada di
Malaysia?
c. Apa kelemahan dan kelebihan TKW berada di Malaysia?
C. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian
Tujuan Penelitian:
a. Untuk mengetahui strategi diplomasi Indonesia dalam menyelesaikan
TKW di Malaysia
b. Untuk lebih mengetahui solusi dalam penyelesaian kasus TKW yang
ada di Malaysia
Kegunaan Penelitian :

12

a. Diharapkan mampu memberikan masukan bagi Pemerintah Indonesia
dalam memberikan perlindungan bagi Warga Negara Indonesia yang
bekerja di Luar Negri melalui jalur Diplomasi baik dalam Hubungan
Bilateral pada masa SBY 2004 – 2009 .
b. Diharapkan bisa menjadikan bahan dan acuan sebagai langkah dalam
mengatasi kasus – kasus dalam perlindungan TKW di Malaysia dan
menghargai Hak – Hak Asasi Manusia khususnya imigrasi yang
berada di Luar Negri dan penekanannya dalam Hubungan Bilateral
melalui jalur diplomasi.
D. Kerangka Konseptual
Politik adalah bahasan sistematis dan generalisasi- generalisasi dari
fenomena politik. Teori politik bersifat spekulatif sejauh dia menyangkut
norma – norma untuk kegiatan politik. Tetapi juga dapat deskriftif
(menggambarkan) atau komparatif (membandingkan) atau berdasarkan logika.
Ilmu politik adalah studi mengenai terbentuknya kebijaksanaan umum.
David Easton dalam buku the Political System:
Kehidupan politik mencakup bermacam – macam kegiatan yang
mempengaruhi kebijaksanaan dari pihak yang berwenang, yang diterima
untuk suatu masyarakat, dan yang mempengaruhi cara untuk
melaksanakan kebijaksanaan itu. Dengan berpartisipasi dalam kehidupan
politik jika aktivitas kita ada hubungannya dengan pembuatan dan
pelaksanaan kebijaksanaan untuk suatu masyarakat. 4

Politik Luar Negeri adalah politik untuk mencapai tujuan nasional
dengan menggunakan segala kekuasaan dan kemampuan yang ada. Politik luar
negeri RI pada hakekatnya merupakan kebijaksanaan yang perlu di ambil oleh
4 Ibid hal 14.

13

pemerintah RI dalam menjaga hubungannya dengan Negara-negara lain dan
organisasi–organisasi Internasional di berbagai aspek kehidupan Internasional
dalam upaya mencapai tujuan nasional.
Hans J. Morgenthau adalah seorang ahli paradigma realis yang
mengatakan kepentingan nasional adalah survive suatu Negara. Tujuan dasar
dari Hubungan Internasional adalah mempertahankan, memproteksi diri dari
serangan Negara lain5 yang landasannya dengan tidak peduli dengan idealis
dan moral.
Jadi menurut Hans J. Morgenthau bentuk dari landasannya adalah:
a. Kerjasama
b. peperangan
c. propaganda
d. perdagangan
Morgenthau yang karyanya mendominasi kegiatan teorisasi realis
sesudah perang Dunia II, menegaskan bahwa kekuasaan adalah fokus utama
studi dan praktek Hubungan Internasional. Pemikirannya tentang realisme
politik dan tentang kekuasaan tercermin dalam kutipan berikut ini:
Politik internasional, seperti halnya semua politik, adalah perjuangan
memperoleh kekuasaan. Apapun tujuan akhir dari politik internasional,
tujuan menengahnya adalah kekuasaan. Negarawan – negarawan dan
bangsa – bangsa mungkin mengejar tujuan akhir berupa kebebasan,
keamanan, kemakmuran, atau kekuasaan itu sendiri. Mereka mungkin
mendefinisikan tujuan – tujuan mereka itu dalam pengertian tujuan yang
religius, filosofis, ekonomis, atau sosial. Mereka mungkin berharap
bahwa tujuan ini akan terwujud melalui dinamika dalam tujuan itu
sendiri, melalui takdir Tuhan, atau melalui perkembangan alamiah
urusan kemanusiaan. Tetapi begitu mereka berusaha mencapai tujuan –
5 Mochtar Mas’oed, Disiplin Dan Metodologi , Jakarta: LP3ES , 1989 hal 19.

14

tujuan mereka dengan menggunakan politik internasional, mereka
melakukannya dengan berupaya memperoleh kekuasaan.6

Hans J. Morgenthau bahkan mendefinisikan politik dalam negeri
maupun Internasional sebagai perjuangan memperoleh kekuasaan. Konsep
power menempati posisi yang istimewa dalam studi politik dan hubungan
Internasional. Ilmuwan di bidang ini sejak zaman Yunani Kuno menggangap
bahwa Power adalah unsur utama tindakan politik.
Praktek pelaksanaan hubungan antarnegara melalui perwakilan resmi
diplomasi dapat mencakup seluruh proses hubungan luar negeri, pembentukan
kebijaksanaan luar negeri, serta pelaksanaannya. Dalam pengertian ini
diplomasi sama dengan politik luar negeri. Dalam artian yang lebih sempit,
lebih tradisional, diplomasi mencakup sarana dan mekanisme sementara
Politik Luar Negeri, menetapkan tujuan dan sasaran. Dalam artian yang lebih
terbatas lagi, diplomasi mencakup teknik operasional untuk mencapai
kepentingan Nasional diluar batas wilayah yuridiksi.
Dengan meningkatnya saling ketergantungan antarnegara semakin
meluas pula jumlah pertemuan dan konferensi multilateral serta diplomasi
parlementer. Namun Negara yang berhubungan dengan negara lainnya dalam
kesempatan dan mengenai topik yang demikian luas, kegiatan diplomatik
masih tetap berlangsung secara bilateral dan dilaksanakan melalui jalur
diplomatik masih tetap berlangsung secara bilateral dari Kementrian Luar
Negeri serta melalui misi diplomatik tetap.

6 Ibid, hal 20.

15

Jenis

diplomasi

yang

digambarkan

(terbuka

/

rahasia,

bilateral/multirateral, tingkat menteri, atau kepala pemerintahan) berbeda
antarnegara, tergantung pada situasi, lingkungan politik, dan kepentingan.
Setiap jenis diplomasi memberikan sumbangan terhadap sistem hubungan
internasional yang lebih tertib dan merupakan teknik politik paling umum
untuk menyelesaikan sengketa Internasional secara damai. Diplomasi di
dukung oleh teknologi tetapi merupakan suatu seni dari pengetahuan dan
memberikan unsur yang sangat diperlukan dalam bentuk kontak pribadi pada
hubungan antarnegara.
Suatu pernyataan yang dimaksudkan untuk membentuk “standar umum
kelayakan bagi semua manusia dan bangsa“ dalam hak sipil, politik, ekonomi,
sosial, dan kebudayaan.7 .Pernyataan ini dipersiapkan oleh Komisi Hak Asasi
Manusia dan Dewan Ekonomi serta Sosial (ECOSOC), kemudian diterima
oleh majelis umum pada tanggal 10 Desember 1948, tanggal ini di kenal
sebagai Hari Hak Asasi Manusia. Sejak tahun 1945, Majelis Umum telah
bekerja untuk membuat dua buah piagam (Covenant). 8 Piagam pertama yang
berisi hak sipil dan politik,

kedua berisikan hak ekonomi, sosial, dan

kebudayaan. Keduanya dimaksudkan agar hak yang tercantum di dalam
Deklarasi Universal dapat menjadi efektif setelah diratifikasi.9
Perlindungan terhadap individu dari putusan yang mengurangi
kehidupan, kebebasan, serta kesetaraan perlindungan hukum yang dikenakan
7Wawan Juanda, op.cit hal11.
8 Ibid hal. 303.
9 Ibid hal. 304.

16

oleh pemerintah kepada individu atau kelompok.10 Jaminan hukum yang
tercantum di dalam konstitusi nasional yang dilengkapi dengan perlindungan
Internasional yang menghormati hak jaminan ekonomi dan sosial individu,
seperti hak untuk memperoleh pekerjaan, hak untuk memperoleh pekerjaan,
hak untuk memperoleh biaya pengobatan, hak untuk liburan, yang semuanya
memiliki nilai penting setara dengan konsep hak politik yang lebih tua
keberadaannya.11
E. METODE PENELITIAN
1. Tipe Penelitian
Adapun teknik penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini
adalah tipe deskriftif, yakni menggambarkan, mencatat, menganalisis serta
menginterprestasikan kondisi-kondisi atau peristiwa–peristiwa yang pada
umumnya yang terjadi. Penelitian ini dapat memberikan kejelasan mengenai
hubungan dengan konsep TKW, Khususnya yang berada di Malaysia.
2. Teknik Pengumpulan Data
Penulis menggunakan teknik pengumpulan data berupa telaah pustaka
(library Reseach), yaitu dengan mengumpulkan data dan informasi yang
berhubungan dengan masalah-masalah yang diteliti baik berupa buku, artikel,
dokumen, majalah, maupun surat kabar. Adapun bahan-bahan tersebut penulis
peroleh dari beberapa sumber antara lain :
a. Perpustakaan Pusat Universitas Hasanuddin di Makassar

10 Ibid hal. 268.
11 Ibid hal. 268.

17

b. Pepustakaan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Hasanuddin di Makassar.
c. Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan
d. Departemen Luar Negri Republik Indonesia

3. Jenis Data
Jenis data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan
sekunder, yakni data primer yang di peroleh dari beberapa macam sumber
literature yang meyangkut dengan perlindungan TKW di Malaysia yang
berhubungan dengan Diplomasi Indonesia Malaysia pada masa SBY 2004 –
2009. Sedangkan data sekunder adalah data yang di peroleh dari hasil
wawancara dengan pihak terkait yaitu Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan
Kependudukan, Departemen Luar Negri Republik Indonesia, dan Lembaga
ilmu politik di Indonesia.
4. Teknik Analisis Data
Penganalisaan data dalam penelitian ini menggunakan analisis
kualitatif berdasarkan pemikiran yang logis, penguatan pada teknik analisis
isi. Dan kaitannya dengan perlindungan TKW yang berada di Malaysia pada
era masa SBY 2004 – 2009 yang pada penekakan pada diplomasi.

18

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Diplomasi Dan Politik Luar Negeri
Diplomasi adalah sebuah praktek pelaksanaan hubungan antarnegara
melalui perwakilan resmi. Diplomasi dapat mencakup seluruh proses
hubungan luar negeri, pembentukan kebijaksanaan luar negeri yang hampir
sama dengan politik luar negeri. Dalam artian yang lebih sempit, lebih
tradisional, diplomasi mencakup sarana dan mekanisme sementara politik luar
negeri, menetapkan tujuan dan sasaran. Dalam artian yang terlebih lagi,
diplomasi mencakup teknik operasional untuk mencapai kepentingan nasional
di luar batas wilayah yuridiksi. Dengan kian meningkatnya saling
ketergantungan antarnegara semakin meluas pula jumlah pertemuan
internasional dan konferensi multirateral serta diplomasi parlementer. Namun
negara yang berhubungan dengan yang lainnya dalam kesempatan dan
mengenai topik yang demikian luas, kegiatan diplomatik normal dari

19

kementerian luar negeri serta melalui jalur diplomatik normal dari
kementeriaan luar negeri serta misi diplomatik tetap. 12
Jenis diplomasi yang digambarkan terbuka / rahasia, bilateral /
multirateral, tingkat menteri, atau kepala pemerintahan, berbeda antarnegara
tergantung pada situasi, lingkungan politik, dan kepentingan. Setiap jenis
diplomasi memberikan sumbangan terhadap sistem hubungan internasional
yang tertib dan merupakan teknik politik paling umum untuk menyelesaikan
tetap lebih merupakan suatu seni daripada pengetahuan dan memberikan unsur
yang sangat di perlukan dalam bentuk kontrak pribadi pada hubungan
antarnegara Malaysia pasti akan menawarkan solusi ke Mahkamah
Internasional. Malaysia pasti tahu di bahwa diplomasi Indonesia lemah. 13
Diplomasi merupakan instrument polugri RI
1. Total Diplomacy
Dalam era globalisasi tidak bisa dipungkiri bahwa dalam paradigm
kehidupan nasional telah banyak mengalami perubahan. Dalam proses
demokratisasi pemerintah tidak bisa melaksanakan diplomasi tanpa harus
melibatkan aktor – aktor non pemerintah lain dan dalam tataran
subnasional harus melibatkan pemerintah daerah.

12 Wawan Juanda, Kamus Hubungan Internasional, Bandung: Putra A Bardin ,1990, hal.
201
13 Indonesia lemah dimata Malaysia, www.detiknews.com, diakses tanggal 11 juni 2011.

20

Sasaran polugri menjadi tanggung jawab dan porsi pemerintah pusat,
namun dengan paradigma yang berkembang” pelaksanaan Polugri bukan
lagi menjadi “ monopoli “ negara saja melainkan memerlukan dukungan
penunjang aktor – aktor lain seperti pemerintah daerah, LSM, swasta
bahkan individu dalam penyelenggaraan diplomasi.
Dalam konteks “multitrack diplomacy” adalah merupakan suatu tuntunan
untuk secara total mendukung pelaksanaan Polugri dengan tetap
dikoordinasikan oleh Pemerintah Pusat di Deplu RI.
Kebijaksanaan dan strategi Polugri yang dirancang secara komprehenshif
integral oleh pemerintah pusat perlu diselenggarakan pelaksanannya secara
total melibatkan seluruh aktor terkait sinergi yang dikawal oleh Deplu
dalam konteks “ total diplomacy” .
2. Border Diplomacy
Sebagai negara berdaulat yang menjamin keutuhan NKRI menjadi
sangat penting. Seperti di ketahui, Indonesia berbatasan langsung
dengan 10 negara di sekitar dengan segala permasalahan perbatasan
yang masih ada. Oleh karenanya “ border diplomacy “ menjadi sangat
signifikan dan perlu dilansir secara cermat. Dengan diterimanya
konsenpsi wawasan nusantara sebagai bagian dari Konvensi Hukum
laut 1982, Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia perlu
menentukan ZEE dan landas kontinennya.

21

Diplomasi perbatasan secara intensif harus selalu dilansir dengan
negara tetangga dan memyelesaikan secara gradual masalah perbatasan
yang masih tertunda.
3. Summit Diplomacy
Untuk mendongkrak “ image” RI yang lagi terpuruk karena krisis
multidimensional maka “ summit diplomacy’ yang mampu dilansir
dengan canggih oleh pimpinan pemerintah RI di beberapa forum
strategis tingkat dunia praktis semua pimpinan bangsa – bangsa di
dunia telah di jangkau.
4. Humanitarian Diplomacy
Bencana gempa bumi dan tsunami di propinsi NAD dan Sumatera
Utara pada 26 desember 2004 merupakan bencana kemanusiaan
terbesar yang pernah dialami Indonesia. Dalam menghadapi musibah
yang sangat besar tersebut, Pemrintah RI dalam penanggulangannya
menempuh upaya tanggap darurat maupun rekonstruksi daerah
bencana. Aktualisasi

dari

penangananya

telah

di

tempuh



humanitarian diplomacy” guna menampung, menyalurkan kepada yang
berhak semua bantuan internasional dan domestik baik materil maupun
moril yang jumlahnya sangat besar.
Indonesia telah menempuh beberapa langkah cepat dan sukses seperti
pelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi Khusus ASEAN pasca gempa bumi
dan tsunami ( special ASEAN Leaders Meeting on the affermath of Earth

22

Quake and Tsunami ) dan berpartisipasi aktif dalam UN Minisrerial Meeting
on Humanitarian Assitance to Tsunami Affected Communities . 14
Interaksi suatu negara terhadap negara lain dalam paradigma hubungan
internasional banyak ditentukan oleh politik luar negeri. Politik luar negeri
merupakan kebijakan suatu negara untuk mengatur hubungan luar negrinya.
Dalam studi Hubungan Internasional, politik luar negeri merupakan salah satu
bidang spesialisasi yang cukup penting. Kajian politik luar negeri sangat luas
dan kompleks karena disamping mempelajari pengertian – pengertian, faktor faktor, ruang lingkup, tujuan juga jenis – jenis orientasi, strategi maupun
instrumen. Namun yang paling utama yang dipelajari dalam politik negeri
yaitu faktor – faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi formulasi
tindakan, sikap, atau kebijaksanaan suatu negara terhadap lingkungan
internasional tersebut.15
Politik luar negeri adalah seperangkat kebijaksanaan suatu negara
untuk mengatur hubungan luar negeri yang merupakan bagian dari
kebijaksanaan nasional dan di arahkan serta diabdikan kepada kepentingan
nasionalnya.16 Kepentingan nasional suatu negara bisa berubah dari kurun
waktu yang satu ke kurun waktu berikutnya dalam rangka mengamankan dan
merealisasikan tujuan nasional yang relatif tetap dari Negara tersebut.
14 ‘Pandji Susilo, 2010, ”Ketahanan Nasional RI Dalam Kaitan Dengan Perjuangan
Diplomasi RI”, Jakarta hal. 11 - 12
15 Paradigm polugri terhadap
internasional,http://m.kompas.com/news/read/data/2010.02.15.02344693,diakses tgl 11 july
2011
16 Wawan juanda, op.cit hal. 1

23

Balance of power merupakan konsep yang menggambarkan Negara
mengurus masalah – masalah yang berkaitan dengan keamanan nasional
dalam konteks perubahan aliansi dan blok. Sistem perimbangan kekuatan
timbul disebabkan oleh berbagai hal yang terpaut dengan pertentangan
kepentingan nasional setiap bangsa. Sistem perimbangan ini menggejala pada
saat negara revisionist mengancam kelangsungan hidup negara status quo.
Konsep Balance of power dalam hubungan internasional dapat
diungkapkan dalam bentuk terminologi kesetaraan power, artinya masing –
masing negara yang memiliki kekuatan setara berada dalam situasi
equilibrium , atau masing – masing negara yang memiliki kekuatan memiliki
power yang lebih besar di banding negara lainnya. Karena setiap negara
memiliki kedaulatan dan berusaha untuk memaksimalkan kepentingan
nasionalnya, maka balance of power pada umumnya berlangsung dalam suatu
kondisi yang senantiasa berubah – ubah.17
Fenomena balance of power merasuki politik internasional dan
menjadi bentuk utama dalam “ power struggle”. Hal ini merupakan pengaruh
langsung atau diakibatkan oleh sistem kenegaraan yang mengganggap setiap
negara memiliki kemerdekaan dan kedaulatan serta bebas untuk bergabung
atau menolak menyatu dalam aliansi yang dipacu untuk memaksimalkan
kepentingan nasionalnya. Balance of power bukan merupakan cerminan dari
konsep kepentingan umum yang abstrak seperti perdamaian, karena dapat juga
17 Ibid hal. 201

24

bisa memenuhi kepentingan nasional sebuah negara secara tunggal, tetapi
tergantung pada faktor waktu, tempat, dan situasi. Balance of power tidak
memiliki pranata pengatur yang memandu pelaksanaannya, sehingga seluruh
negara terpaut dalam perimbangan biasanya ditandai dengan perubahan atau
pergantian anggota di dalam aliansi atau blok, ikatan aliansi atau blok yang
tidak relatif tidak lama, serta memiliki tujuan yang terbatas, gejala yang
menunjukkan adanya tujuan yang terbatas didalam persekutuan serta kehendak
untuk mempertahankan kelangsungan eksistensi masing – masing negara
anggota yang tergabung di dalam aliansi. Balance of power yang sederhana
atau lazim dikenal dengan sistem perimbangan kekuatan.18
Kepentingan nasional juga merupakan strategi atau rencana tindakan
yang dibentuk oleh pembuat keputusan suatu negara dalam menghadapi
negara lain atau unit politik internasional lainnya, dan di kendalikan untuk
mencapai tujuan nasional spesifik yang dituangkan dalam terminology
kepentingan nasional. Politik luar negeri yang spesifik dilaksanakan oleh
sebuah negara sebagai sebuah inisiatif atau sebagai reaksi terhadap inisiatif
yang dilakukan oleh negara lain. Politik luar negeri mencakup proses dinamis
dari penerapan pemaknaan kepentingan nasional yang relative tetap terhadap
faktor situasional yang sangat fluktuatif di lingkungan internasional dengan
maksud untuk mengembangkan suatu cara tindakan yang diikuti oleh upaya

18Arifin Rahman, Sistem Politik Indonesia ,Surabaya: SIC, 2002, hal. 157

25

untuk mencapai pelaksanaan diplomasi sesuai dengan panduan kebijaksanaan
yang telah di tetapkan.19

Langkah utama dalam proses pembuatan kebijaksanaan politik luar
negeri mencakup :
1. Menjabarkan pertimbangan kepentingan nasional ke dalam
bentuk tujuan dan sasaran yang spesifik.
2. Menetapkan faktor situsional di lingkungan domestic dan
internasional yang berkaitan dengan tujuan kebijaksanaan luar
negeri.
3. Menganalis kapabilititas nasional untuk mengjangkau hasil
yang dikehendaki.
4. Mengembangkan perencanaan atau strategi untuk memakai
kapabilitas nasional dalam menanggulangi variabel tertentu
sehingga mencapai tujuan yang ditetapkan.
5. Melaksanakan tindakan yang diperlukan.
6. Secara periodik meninjau dan melakukan

evaluasi

perkembangan yang telah berlangsung dalam menjangkau
tujuan atau hasil yang dikehendaki.20
Politik luar negeri tidak dapat di pisahkan dari kebijaksanaan dalam
negeri, memiliki peran utama dalam proses pembuatan keputusan nasional
pada kebanyakan negara di Dunia. Negara yang lebih besar mencurahkan
19 Umar Suryadi Bakry, Pengantar Hubungan Internasional , Jakarta : Jayabaya Universitas
Press, 1999, hal. 125
20 Ibid.

26

upaya dan sumber daya yang lebih besar untuk mengembangkan serta
menyelenggarakan politik luar negeri dibanding dengan negara menengah atau
negara kecil. Meski kerap politik luar negeri diartikan sebagai kegiatan yang
mencakup

seluruh

menggambarkan

program

suatu

luar

tunggal

negeri

serta

secara

tindakan

lebih
suatu

tepat

untuk

negara

dalam

mengjangkau tujuan nasional yang terbatas, oleh karena itu negara harus
menjalankan kebijaksanaan, mengindentifikasi sekian banyak sasaran,
merencanakan berbagai bentuk strategi, mengevaluasi berbagai kapabilitas
yang beragam, serta memprakarsai dan mengevaluasi berbagai keputusan dan
tindakan yang spesifik. Dengan demikian koordinasi harus dipelajari di antara
berbagai kebijaksanaan nasional sehingga seluruh rencana dan tindakan dapat
berlangsung di dalam kerangka panduan kepentingan nasional yang luas.21
Dalam kaitan dengan hubungan internasional, kebijaksanaan dan
strategi politik Indonesia adalah merupakan suatu sistem yang menjadi
landasan resmi berlakunya politik luar negeri di Indonesia. Polugri Indonesia
telah mengalami pasang surut dan yang mempunyai visi serta proaktif
terhadap gejala dan fenomena yang berkembang guna menghadapi dan
berperan dalam era globalisasi sebagai akibat dari perkembangan Iptek.
Diplomasi RI sebagai bagian dari sarana pelaksanaan Polugri Indonesia yang
dimantapkan mutu SDM dan kemampuan dalam menghadapi era yang
berubah dengan cepat guna memperjuangkan kepentingan nasional Indonesia
yang telah digariskan.
21 Ibid

27

Politik luar negeri tidak terlepas dari berbagai perkembangan keadaan
nasional maupun internasional, bahkan politik luar negeri merupakan
cerminan dari kebijakan dalam negeri yang diambil oleh pemerintah dalam
suatu Negara. Terdapat sedikitnya empat variabel yang menjadi bahan
pertimbangan dalam pemilihan strategi politik luar negeri, diantaranya :
1. Struktur sistem internasional yaitu suatu kondisi yang didalamnya
terdapat pola – pola dominasi, subordinasi dan kepemimpinan.
Struktur sistem internasional menyebabkan beberapa pembatasan
terhadap kebebasan bertindak unit politik.
2. Strategi umum politik luar negeri berkaitan erat dengan sifat
kebutuhan nasional ekonomi dan sikap domestik.
3. Perspepsi dan elit pemerintahan terhadap tingkat ancaman
eksternal.
4. Lokasi geografis, karakteristik topografi dan kandungan sumber
alam yang dimiliki oleh Negara.22
Politik luar negeri adalah politik untuk mencapai tujuan nasional
dengan menggunakan segala kekuasaan dan kemampuan yang ada. Politik
luar negri RI pada hakekatnya merupakan kebijaksanaan yang perlu di ambil
oleh pemerintah RI dalam menjaga hubungan dengan negara – negara lain dan
organisasi Internasional di berbagai aspek kehidupan Internasional dalam
upaya mencapai tujuan nasional.

22 K.J Holsti, Politik Internasional ; Suatu Kerangka Analisis, Bandung : Bina Cipta, 2005
hal. 133

28

Kepentingan nasional merupakan keseluruhan nilai yang hendak
diperjuangkan atau dipertahankan dalam forum Internasional. Oleh sebab itu
dikatakan bahwa kepentingan nasional merupaka kunci dalam politik luar
negeri. Oleh sebab itu dikatakan bahwa kepentingan nasional merupakan
kunci dalam suatu pemerintahan khususnya pada pemerintahan SBY – JK,
dalam catatan harian SBY tertulis bahwa ‘Politics Among Nations ‘ SBY
mengatakan bahwa factor terpenting dalam politik internasional adalah
kekuatan. Teori ini (power ) akan terus berkembang dan akan selalu menjadi
praktisi di dunia diplomasi khususnya dalam hubungan internasional dan
konsep yang lebih penting dari power adalah pengaruh dan kewibawaan. 23
Harapan rakyat Indonesia terhadap Pemerintah SBY sangat besar, bahkan
cenderung terlalu besar.
Namun sebenarnya harapan dunia Internasional terhadap Indonesia di
bawah Presiden SBY juga sangat tinggi, dan hal ini menjadi political kapital
ketika berada di luar negeri.Negara – Negara di dunia berkembang yang
merosot atau bahkan ambruk karena tidak sanggup menanggung beban dan
keamanan politik, ekonomi, sosial. Pelaksanaan politik luar negeri dilakukan
oleh aparat pemerintah. Oleh karena itu, aparat pemerintah mempunyai
pengaruh terhadap politik yang lebih dikenal sebagai pressure groups juga
turut mempengaruhi politik luar negeri suatu Negara. Perumusan politik luar
negeri dilakukan berdasarkan visi dan strategi yang terorganisir dengan baik.
23 Dino Patti Djalal, Harus Bisa:Seni Memimpin Ala SBY, Jakarta: Red & White Publishing,
2008, hal. 338

29

Kebijakan luar negeri bukan sesuatu yang terpikirkan dalam waktu singkat.
Persoalan – persoalan tersebut harus diidentifikasi dan di atur dalam skala
prioritas tertentu. Kebijakan – kebijakan yang akan diambil, harus
mempertimbangkan dampak yang akan muncul baik secara langsung maupun
tidak langsung.
Keberhasilan juga harus diselidiki dengan mendekati pihak – pihak
lain yang memiliki pengaruh dalam pelaksanaan politik luar negeri. Serta
mempertimbangkan keuntungan dan kerugian yang akan di peroleh jika
kebijakan yang diterapkan. Tujuan Politik Luar Negri adalah untuk
mewujudkan kepentingan nasional. Tujuan tersebut memuat gambaran atas
keadaan Negara di masa mendatang dari kondisi masa depan yang di
harapkan. Pemerintah Negara menetapkan berbagai sarana yang di usahakan
untuk dicapai dengan melakukan berbagai tindakan yang menujukkan adanya
kebutuhan , keinginan, dan tujuan. Politik luar Negeri Indonesia juga tidak
terlepas dari pengaruh berbagai faktor antara lain posisi geografis Indonesia
yang terletak pada posisi silang antara dua benua dan dua samudera, potensi
sumber daya alam yang di miliki oleh Indonesia, faktor demografi atau
penduduk di Indonesia, serta berbagai perkembangan kondisi nasional maupun
internasional.24 Politik Luar Negeri Indonesia adalah politik luar negeri bebas
aktif yang ditujukan untuk kepentingan nasional terutama untuk tercapainya

24 Da’I Bahtiar 2011, pertahanan Indonesia di Malaysia, Jurnal Diplomasi, volume 2, No.
1: Jakarta.

30

perkembangan nasional serta ikut menciptakan perdamaian dunia yang abadi
dan adil.25
Politik luar negeri bebas aktif telah dijalankan sejak Negara Kesatuan
Republik Indonesia didirikan pada tanggal 17 Agustus 1945. Dimana arti kata
tersebut bukan menjadikan Indonesia bersikap netral terhadap suatu
permasalahan melainkan suatu politik luar negeri yang dapat dengan bebas
menentukan sikap dan kebijaksanaan terhadap permasalahan yang terjadi
dalam dunia internasional, serta tidak mengikatkan diri hanya pada suatu
kekuatan dunia. Sedangkan aktif berarti bahwa Indonesia akan turut serta
memberikan kontribusi baik dalam bentuk pemikiran maupun keikutsertaan
Indonesia secara langsung dalam menyelesaikan berbagai konflik, serngketa
dan permasalahan internasional lainnya.
Politik luar negeri berperan dalam membangun dan mempertahankan
eksistensi Republik Indonesia sejak tahun 1945 hingga sekarang. Sebagai
komponen didalam Negara, politik luar negeri merupakan bagian yang tidak
terpisahkan sekaligus melemgakapi kehidupan kehidupan perpolitikan dalam
negeri. Dimana kekuatan politik luar negeri sangat menentukan oleh kekuatan
politik dalam negeri itu sendiri. Sehingga jika keadaan dalam negeri tidak
kondusif maka daya tawar yang di miliki oleh negara dalam berdiplomasi
dengan negara lain juga akan berkurang. Hal tersebut juga harus dialami oleh
Politik Luar Negri Indonesia yang mana sejak tahun 1945 sampai tahun 1990
25 Ibid hal 339

31

– an tampak begitu cemerlang tetapi kemudian terpuruk menyusul krisis
ekonomi yang diikuti dengan tumbangnya rezim Orde Baru.Para diplomat
Indonesia poada saat ini harus berusaha lebih keras dalam membangun
kembali daya tawar Indonesia dalam berhubungan dengan negara lain.
Dalam konteks yang lebih luas, Rencana Pembangunan Jangka
menengah tahun 2004 – 2009 terdiri tiga program utama kebijaksanaan luar
negeri yang harus di lakukan yaitu:
1 . Pemantapan politik luar negeri dan optimalisasi diplomasi
Indonesia

dalam

penyelenggaraan

hubungan

luar

negeri

dan

pelaksanaan politik luar negeri. Tujuannya adalah meningkatkan
kapasitas dan kinerja politik luar negeri dan diplomasi dalam
memberikan kontribusi bagi proses demokrasi, stabilitas politik dan
persatuan nasional. Langkah ini sejalan dengan pidato Bung Hatta pada
tanggal 15 desember 1945 yang mengatakan bahwa politik luar negeri
yang di lakukan oleh pemerintah mestilah sejalan dengan politik luar
negeri harus mendapatkan dukungan penuh dari seluruh rakyat
Indonesia dan bahwa bangsa Indonesia harus secara aktif ikut mencari
jalan keluar dalam menghadapi pertentangan apapun yang terjadi
dalam dunia Internasional.
2. Peningkatan kerjasama Internasional terutama kerjasama ASEAN
dan negara – negara yang memiliki kepentingan yang sejalan dengan
Indonesia.

32

3. Penegasan komitmen perdamaian dunia yang dilakukan dalam
rangka membangun dan membangun dan mengembangkan semangat
multilaterisme dalam memecahkan masalah keamanan internasional.26
Hubungan bilateral dalam hubungan internasional selalu berada dalam
dua konteks, yaitu kerjasama dan konflik. Kedua konteks hubungan
internasional ini berubah dari waktu ke waktu sesuai dengan dinamika
hubungan internasional itu sendiri. Hubungan bilateral yang dilakukan oleh
Malaysia – Indonesia sejak 1973 merupakan konteks kerjasama yang semakin
membaik dan membuat hubungan keduanya menjadi lebih erat. Konsep
Hubungan

Bilateral

menurut

Didi

Krisna

dalam

kamus

politik

internasionalnya mengatakan Hubungan bilateral adalah keadaan yang
menggambarkan Adanya hubungan yang saling mempengaruhi atau terjadi
hubungan timbal balik antara dua pihak atau dua negara.27
Hubungan bilateral yang terjalin dengan baik tak lepas dari adanya
kepentingan nasional dari kedua negara tersebut yang berusaha dicapai dalam
hubungan kerjasama diantara keduanya. Hans J. Morgenthau menyampaikan
pandangan tentang konsep kepentingan nasional sebagai berikut: “The
concept of the national interest, then, contains two elements, one that is
logically required and in that sense necessary, and one that is variable and
determined by circumstances.28”

Konsep kepentingan nasional, maka,

26 Adakah politik Luar Negri Indonesia, www.kompas.com , diakses tgl 12 july 2011
27 Didi Krisna, Kamus Politik Internasional, Jakarta: Grasindo1 933 hal. 18
28 Hans J. Morgenthau, “Another “Great Debate”: The National Interest of the United
States,”
in Classics of International Relation, 3rd ed, ed. John A. Vasquest (New Jersey: Prentice Hall,

33

mengandung dua elemen, salah satu yang logis yang diperlukan dan dalam arti
yang diperlukan, dan satu yang variabel dan ditentukan oleh keadaan.
Dengan demikian konsep kepentingan nasional menurut Morgenthau
pada dasarnya terdiri dari dua elemen, yang pertama didasarkan pada
pemenuhan kebutuhan sendiri dan yang kedua mempertimbangkan berbagai
kondisi lingkungan strategis disekitarnya. Dalam rangka pemenuhan
kebutuhan itu sendiri dimana setiap kerjasama atau hubungan yang dilakukan
oleh dua negara atau lebih dalam kerjasama tersebut pasti mengutamakan
kepentingan nasional yang ingin dicapai oleh Malaysia dan Indonesia.Dimana
Kepentingan nasional sebuah negara dapat berubah mengikuti pada tingkat
prioritas atau agenda ideologis pemimpin ataupun pemerintahan negara
tersebut
B. Hubungan Bilateral dan Hukum Internasional
Hubungan bilateral adalah sebuah perjanjian antara kedua negara
dengan mementingkn kerjasama kedua belah pihak dengan mengupayakan
Hubungan bilateral sebagai suatu konsep dalam hubungan internasional
memiliki makna yang lebih kompleks dan lebih beragam serta mengandung
sejumlah pengertian yang berkaitan dengan dinamika hubungan internasional
itu sendiri. Konsep hubungan bilateral ini digunakan untuk memperkokoh
kerjasama antara dua negara dengan menggunakan pengaruhnya sehingga
dapat mencapai tujuan nasional. Hubungan bilateral adalah keadaan yang

34

menggambarkan adanya hubungan yang saling mempengaruhi atau terjadinya
hubungan timbal balik antara dua pihak atau dua negara.29
Dalam beberapa tahun terakhir Pemerintah Indonesia terlihat aktif
dalam percaturan internasional. Dalam masa paruh pertama itu, pemerintah
Indonesia yang silih berganti dalam waktu relative singkat sejak dari presiden
Habibie,

presiden

Abdurrahman

Wahid,

dan

presiden

Megawati

Soekarnoputri terlihat tidak terlalu memberikan prioritas pada peningkatan
kembali dan revitalisasi postur Indonesia dalam kancah internasional.
Keberhasilan duet kepemimpinan nasional berikutnya, Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Jusuf Kalla mewujudkan
perdamaian di Aceh pada tahun 2005 dengan memberikan leverage cukup
besar bagi Indonesia untuk kembali memainkan peranan penting dalam
percaturan internasional, khususnya dalam upaya menciptakan dunia yang
lebih aman dan damai Tidak heran kalau kemudian berbagai pihak
internasional, baik secara resmi maupun tidak meminta bantuan Indonesia
untuk menyelesaikan konflik yang mereka hadapi, mulai dari konflik di
Thailand Selatan, Filipina Selatan, dan Srilanka. Bahkan, Presiden
Yudhoyono pernah mengundang fraksi - fraksi yang bertikai di Irak dan
Palestina untuk duduk bersama membicarakan perdamaian di antara mereka.
Tetapi setidaknya, dengan upaya-upaya itu Indonesia kembali
berusaha memainkan peran penting dalam percaturan internasional. Sebagai
29 Ibid.

35

negara terbesar di kawasan Asia Tenggara, yang pernah memainkan peran
penting dalam kancah internasional, sudah sepatutnya meninggalkan postur
yang pernah saya sebut sebagai the sleeping giant Asia Tenggara pada paruh
pertama dasawarsa pasca-Soeharto. Bersama sejumlah program lain pada
tingkat internasional yang melibatkan inisiatif Indonesia seperti ASEM
Interfaith Dialogue, ASEM Media Dialogue, dan seterusnya, Indonesia
meningkatkan peran dan posturnya dengan pendekatan soft-power diplomacy,
diplomasi melalui dialog, persuasi, pertukaran gagasan, dan bestpractices.Soft-power diplomacy tentu saja merupakan alternatif terbaik
daripada pendekatan hard-power yang melibatkan penggunaan ancaman,
boikot, dan bahkan kekuatan militer seperti tidak jarang kita saksikan dalam
masa pasca-peristiwa 11 September 2001 di Amerika Serikat . 30
Hubungan antar suatu negara terhadap negara lain merupakan bukti
bahwa setiap negara tidak dapat hidup sendiri untuk dapat memenuhi
kebutuhan dan mencapai tujuan negara tersebut terlebih lagi perkembangan
dunia yang semakin modern dan kompleks. Sehingga masing – masing negara
semakin terpacu untuk lebih meningkatkan hubungannya dengan negara lain.
Hubungan bilateral antar negara merupakan bagian dari fenomena hubungan
internasional yang di sertai oleh kompleksitas interaksi dan heterogenitas
subyek interaksi tersebut, negara masih tetap merupakan actor penting dalam

30 Soft Diplomacy Indonesia , Azyumardi Azra Kamis, 15 Januari 2009 16:35 - Terakhir
Diperbaharui Kamis, 15 Januari 2009 16:54 , hal 1 -2

36

hubungan antar negara dan merupakan sumber motivasi utama dari berbagai
hubungan internasional yang bersifat non governmental.31
Hubungan bilateral yang dilakukan dimaksudkan sebagai wujud
pergaulan masyarakat Internasional yang tidak lain di tujukan untuk
memenuhi kepentingan nasional kedua negara yang disesuaikan dengan
perkembangan situasi Internasional yang berlaku. Sama halnya dengan
pernyataan Kusumohamidjojo bahwa :
Dalam forum Internasional terbukti bahwa dalam usaha untuk memenuhi
kebutuhan nasionalnya masing – masing negara tidak dapat menghindarkan
diri dari interdepensi,

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

OPTIMASI FORMULASI dan UJI EFEKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN KRIM EKSTRAK DAUN KEMANGI (Ocimum sanctum L) dalam BASIS VANISHING CREAM (Emulgator Asam Stearat, TEA, Tween 80, dan Span 20)

97 464 23

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Diskriminasi Perempuan Muslim dalam Implementasi Civil Right Act 1964 di Amerika Serikat

3 55 15

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5

Kekerasan rumah tangga terhadap anak dalam prespektif islam

7 74 74

Analisis pengaruh modal inti, dana pihak ketiga (DPK), suku bunga SBI, nilai tukar rupiah (KURS) dan infalnsi terhadap pembiayaan yang disalurkan : studi kasus Bank Muamalat Indonesia

5 112 147