hubungan antara pengangguran dengan infl (1)

hubungan antara pengangguran dengan inflasi

PEREKONOMIAN

INDONESIA

4. Inflasi dan Pengangguran
Tanpa disadari pengangguran dan inflasi mempunyai hubungan satu
sama lain, sekarang akan dibahas pengertian dari pengangguran dan inflasi.

A. PENGANGGURAN
A.1

Pengertian pengangguran
Pengangguran adalah orang yang masuk dalam angkatan kerja (15
sampai 64 tahun) yang sedang mencari pekerjaan dan belum
mendapatkannya. Orang yang tidak sedang mencari kerja contohnya seperti
ibu rumah tangga, siswa sekolan smp, sma, mahasiswa perguruan tinggi,
dan lain sebagainya yang karena sesuatu hal tidak/belum membutuhkan
pekerjaan.
Menurut Menurut Ida Bagoes Mantra, pengangguran adalah bagian dari

angkatan kerja yang sekarang ini tidak bekerja dan sedang aktif mencari
pekerjaan. Konsep ini sering diartikan sebagai keadaan pengangguran
terbuka.
Menurut Dumairy Pengangguran adalah orang yang tidak mempunyai
pekerjaan, lengkapnya orang yang tidak bekerja dan (masih atau sedang)
mencari pekerjaan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa pengangguran adalah orang yang masuk
dalam angkatan kerja (15 sampai 64 tahun) yang sedang mencari pekerjaan
dan belum mendapatkannya. Seseorang yang tidak bekerja, tetapi tidak
secara aktif mencari pekerjaan tidak tergolong sebagai penganggur. Sebagai
contoh:
1. Ibu rumah tangga yang tidak ingin bekerja karena ingin mengurus
keluarganya tidak tergolong sebagai penganggur.
2. Seorang anak orang kaya yang tidak mau bekerja karena gajinya lebih
rendah dari yang diiginkanya juga tidak tergolong sebagai penganggur.
3. Seseorang yang sedang mengenyam pendidikan seperti siswa/i SD,
SMP, SMA/sederajat, dan Perguruan Tinggi.

A.2


Pengangguran dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Pengangguran dalam masa produktif.
Pengangguaran dalam masa produktif adalah pengganguran yang masih
dalam masa usia kerja.
2. Pengangguran non produktif.
Pengangguran non produktif adalah pengangguran yang sudah memasuki
masa pension (tua).
A.3

Faktor-faktor yang Menimbulkan Pengangguran.

1. Menganggur karena ingin mencari kerja lain yang lebih baik.
2. Pengusaha
menggunakan
peralatan
mengurangi penggunaan tenaga kerja.

produksi

modern


yang

3. Ketidaksesuaian diantara ketrampilan pekerja yang sebenarnya
dengan ketrampilan yang diperlukan dalam industri-industri.
A.4

Sebab Berlakunya Pengangguran.

Faktor utama yang menimbulkan pengangguran adalah kekurangan
pengeluaran agregat. Para pengusaha memproduksi barang dan jasa dengan
maksud untuk mencari keuntungan. Keuntungan tersebut hanya akan dapat
diperoleh apabila para pengusaha dapat menjual barang yang mereka
produksikan. Semakin besar permintaan, semakin banyak barang dan jasa
yang akan mereka wujudkan. Kenaikan produksi yang dilakukan akan
menambah penggunaan tenaga kerja. Dengan demikian terdapat
perhubungan yang erat diantara tingkat pendapatan nasional yang dicapai
dengan penggunaan tenaga kerja yang dilakukan.
Yang artinya semakin tinggi pendapatan nasional, semakin banyak
penggunaan tenaga kerja dalam perekonomian.Pengeluaran agregat yang

terwujud dalam perekonomian adalah lebih rendah dari pengeluaran agregat
yang diperlukan untuk mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja penuh.
Kekurangan permintaan
agregat ini adalah faktor penting yang
menimbulkan pengangguran.
A.5

Jenis & Macam Pengangguran

1. Pengangguran Friksional / Frictional Unemployment
Pengangguran friksional adalah pengangguran yang sifatnya sementara
yang disebabkan adanya kendala waktu, informasi dan kondisi geografis
antara pelamar kerja dengan pembuka lamaran pekerjaan.
2. Pengangguran Struktural / Structural Unemployment
Pengangguran struktural adalah keadaan di mana penganggur yang mencari

lapangan pekerjaan tidak mampu memenuhi persyaratan yang ditentukan
pembuka lapangan kerja. Semakin maju suatu perekonomian suatu daerah
akan meningkatkan kebutuhan akan sumber daya manusia yang memiliki
kualitas yang lebih baik dari sebelumnya.

3. Pengangguran Musiman / Seasonal Unemployment
Pengangguran musiman adalah keadaan menganggur karena adanya
fluktuasi kegiaan ekonomi jangka pendek yang menyebabkan seseorang
harus nganggur. Contohnya seperti petani yang menanti musim tanam,
tukan jualan duren yang menanti musim durian.
4. Pengangguran Siklikal
Pengangguran siklikal adalah pengangguran yang menganggur akibat imbas
naik turun siklus ekonomi sehingga permintaan tenaga kerja lebih rendah
daripada penawaran kerja.
5. Pengangguran Teknologi.
Pengangguran teknologi adalah pengangguran yang ditimbulkan oleh
adanya penggantian tenaga manusia dengan mesin-mesin dan kemajuan
teknologi lainnya.
A.6

Tenaga Kerja dan Pengangguran.

Pengangguran dalam suatu Negara adalah perbedaan diantara
angkatan kerja dengan penggunaan tenaga kerja yang sebenarnya. Yang
dimaksudkan dengan angkatan kerja adalah jumlah tenaga kerja yang

terdapat dalam suatu perekonomian pada suatu waktu tertentu. Untuk
menentukan angkatan kerja diperlukan dua informasi, yaitu:
1. Jumlah penduduk yang berusia diantara 15 tahun dan 64 tahun.
2. Jumlah penduduk yang berusia diantara 15 – 64 tahun yang tidak ingin
bekerja.
Perbandingan diantara angkatan kerja dengan penduduk usia kerja (dan
dinyatakan dalam persen) dinamakan tingkat partisipasi angkatan kerja.
Uraian berikut menerangkan cara untuk menghitung pengangguran dan
tingkat partisipasi angkatan kerja. Dalam perekonomia, yang tergolong
sebagai penduduk usia kerja berjumlah 14.891.761 orang, tetapi hanya
sebanyak 9.124.458 orang yang tergolong sebagai angkatan kerja. Diantara
angkatan kerja tersebut sebanyak 8.528.571 orang mempunyai pekerjaan.
Berdasarkan data di atas, tingkat partisipasi angkatan kerja dan
pengangguran adalah :
Tingkat partisipasi angkatan kerja :

= 9.124.458 x 100 = 61.3 persen
14.891.761

Jumlah pengangguran :

9.124.458 – 8.528.571 = 595.887 orang.
Apabila diketahui jumlah pengangguran dan angkatan kerja, tingkat
pengangguran dalam suatu waktu tertentu dapat ditentukan. Berdasarkan
data diatas tingkat (presentasi) pengangguran adalah :
595.887 x 100 = 6,5 persen
9.124.458
Dalam prakteknya suatu Negara dianggap sudah mencapai tingkat
penggunaan tenaga kerja penuh (atau kesempatan kerja penuh), apabila
dalam perekonomian tingkat penganggurannya adalah kurang dari 4 persen.
Apabila keadaan penganguran disuatu Negara adalah sangat buruk,
kekacauan politik dan sosial selalu berlaku dan menimbulkan efek yang
buruk kepada kesejahteraan masyarakat dan prospek pembangunan
ekonomi dalam jangka panjang.
Masalah pengangguran adalah masalah yang sangat buruk efeknya
kepada perekonomian dan masyarakat, dan oleh sebab itu secara terusmenerus usaha-usaha harus dilakukan untuk mengatasinya.
A.7

Akibat Buruk Pengangguran.

Salah satu faktor penting yang menentukan kemakmuran sesuatu

masyarakat adalah tingkat pendapatannya. Pendapatan masyarakat
mencapai maksimum apabila tingkat penggunaan tenaga kerja penuh dapat
diwujudkan. Pengangguran juga mengurangi pendapatan masyarakat, dan
ini mengurangi tingkat kemakmuran yang mereka capai.
Ditinjau dari sudut individu, pengangguran menimbulkan berbagai
masalah ekonomi dan sosial kepada yang mengalaminya. Disamping itu juga
pengangguran dapat mengganggu taraf kesehatan keluarga. Pengangguran
yang berkepanjangan menimbulkan efek psikologis yang buruk keatas diri
penganggur dan keluarganya.

B. INFLASI
B.1

Pengertian Inflasi

Inflasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses kenaikan harga-harga
barang yang berlaku dalam sesuatu perekonomian. Tingkat inflasi
(presentasi pertambahan kenaikan harga) berbeda dari satu period eke
periode lainnya, dan berbeda pula dari satu Negara ke Negara lain. Tingkat
inflasi adalah rendah yaitu mencapai dibawah dua atau tiga persen. Tingkat


inflasi yang moderat mencapai diantara empat sampai sepuluh persen.
Sedangkan inflasi yang sangat serius dapat mencapai beberapa puluh atau
beberapa ratus persen dalam setahun.
Dalam ilmu ekonomi, inflasi adalah suatu proses meningkatnya hargaharga secara umum dan terus-menerus berkaitan dengan mekanisme pasar
yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi
masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu
konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya
ketidaklancaran distribusi barang. Dengan kata lain, inflasi juga merupakan
proses menurunnya nilai mata uang secara terus-menerus.
B.2

Faktor-faktor Penyebab Inflasi.

Pada umumnya inflasi bersumber dari salah satu atau gabungan dari dua
masalah berikut :
1. Tingkat pengeluaran agregat yang melebihi kemampuan perusahanperusahan untuk menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa.
2. Pekerja-pekerja diberbagai kegiatan ekonomi menuntut kenaikan upah.
Kedua masalah diatas biasanya berlaku apabila perekonomian sudah
mendekati tingkat penggunaan tenaga kerja penuh. Dengan kata lain

didalam perekonomian yang sudah sangat maju, masalah inflasi sangat erat
kaitannya dengan tingkat penggunaan tenaga kerja.
Sedangkan menurut Samuelson dan Nordhaus (1998:587), ada beberapa
faktor yang menyebabkan timbulnya inflasi:
a. DemandPull Inflation
Timbul apabila permintaan agregat meningkat lebih cepat dibandingkan
dengan potensi produktif perekonomian, menarik harga ke atas untuk
menyeimbangkan penawaran dan pennintaan agregat.
b. Cost Push Inflation or Supply Shock Inflation
Inflasi yang diakibatkan oleh peningkatan biaya selama periode
pengangguran tinggi dan penggunaan sumber daya yang kurang efektif.
Sedangkan faktor- faktor yang menyebabkan timbulnya inflasi tidak hanya
dipengaruhi oleh Demand Pull Inflation dan Cost Push Inflation tetapi juga
dipengaruhi oleh :
a. Domestic Inflation
Tingkat inflasi yang terjadi karena disebabkan oleh kenaikan harga barang
secara umum di dalam negeri.
b. ImportedInflation
Tingkat inflasi yang terjadi karena disebabkan oleh kenaikan harga-harga


barang import secara umum

B.3

Inflasi juga dapat pula berlaku sebagai akibat dari :

1. Kenaikan harga-harga barang yang diimport.
2. Penambahan penawaran uang yang berlebihan tanpa diikuti oleh
pertambahan produksi dan penawaran barang
3. Kekacauan politik dan ekonomi sebagai akibat pemerintahan yang kurang
bertanggung jawab.

B.4

Komponen Inflasi

Ada tiga komponen yang harus dipenuhi agar dapat dikatakan telah terjadi
inflasi, Prathama dan Mandala (2001:203)
1. Kenaikan harga
Harga suatu komoditas dikatakan naik jika menjadi lebih tinggi darpada
harga periode sebelumnya.
2. Bersifat umum
Kenaikan harga suatu komoditas belum dapat dikatakan inflasi jika kenaikan
tersebut tidak menyebabkan harga secara umum naik.
3. Berlangsung terus menerus
Kenaikan harga yang bersifat umum juga belum akan memunculkan inflasi,
jika terjadi sesaat, karena itu perhitungan inflasi dilakukan dalam rentang
waktu minimal bulanan.
B.5

Penggolongan Inflasi

Berdasarkan asalnya:
1. Inflasi yang berasal dari dalam negeri
Inflasi berasal dari dalam negeri misalnya terjadi akibat terjadinya defisit
anggaran belanja yang dibiayai dengan cara mencetak uang baru dan
gagalnya pasar yang berakibat harga bahan makanan menjadi mahal.
2. Inflasi yang berasal dari luar negeri
Inflasi dari luar negeri adalah inflasi yang terjadi sebagai akibat naiknya
harga barang impor. Hal ini bisa terjadi akibat biaya produksi barang di luar
negeri tinggi atau adanya kenaikan tarif impor barang.
Inflasi juga dapat dibagi berdasarkan besarnya cakupan pengaruh terhadap
harga. Jika kenaikan harga yang terjadi hanya berkaitan dengan satu atau
dua barang tertentu, inflasi itu disebut inflasi tertutup (Closed Inflation).
Namun, apabila kenaikan harga terjadi pada semua barang secara umum,
maka inflasi itu disebut sebagai inflasi terbuka (Open Inflation). Sedangkan
apabila serangan inflasi demikian hebatnya sehingga setiap saat hargaharga terus berubah dan meningkat sehingga orang tidak dapat menahan
uang lebih lama disebabkan nilai uang terus merosot disebut inflasi yang
tidak terkendali (Hiperinflasi).

Berdasarkan keparahannya inflasi juga dapat dibedakan :
1. Inflasi ringan (kurang dari 10% / tahun)

2. Inflasi sedang (antara 10% sampai 30% / tahun)
3. Inflasi berat (antara 30% sampai 100% / tahun)
4. Hiperinflasi (lebih dari 100% / tahun)
B.6

Akibat Buruk Inflasi

Seperti pengangguran, inflasi juga menimbulkan beberapa akibat
buruk kepada individu masyarakat dan kegiatan ekonomi secara
keseluruhan. Salah satu akibat penting dari inflasi ialah ia cenderung
menurunkan taraf kemakmuran segolongan besar masyarakat.
Sebagian besar pelaku-pelaku kegiatan ekonomi terdiri dari pekerjapekerja yang bergaji tetap. Inflasi biasanya berlaku lebih cepat dari kenaikan
upah para pekerja. Oleh sebab itu upah rill para pekerja akan merosot yang
disebabkan oleh inflasi dan keadaan ini berarti tingkat kemakmuran
segolongan besar masyarakat mengalami kemerosotan.
Prospek pembangunan ekonomi jangka panjang akan menjadi semakin
memburuk sekiranya inflasi tidak dapat dikendalikan. Inflasi cenderung akan
menjadi bertambah cepat apabila tidak diatasi. Inflasi yang betambah serius
tersebut cenderung unutk menggurangi investasi yang produktif,
mengurangi ekspor dan menaikan impor. Kecenderungan ini akan
memperlambat pertumbuhan ekonomi.
B.7

Menentukan Tingkat Inflasi

Tingkat inflasi terutama untuk menggambarkan perubahan hargaharga yang berlaku dari satu tahun ke satu tahun lainnya. Untuk
menentukannya perlu diperhatikan data indeks harga konsumen dari suatu
tahun tertentu dan seterusnya dibandingkan dengan indeks harga pada
tahun sebelumnya. Misalkan pada akhir tahun 2002 indeks harga konsumen
adalah 231 dan pada akhir tahun 2003 indeks tersebut adalah 240.
Berapahkan tingkat inflasi dalam tahun 2003. Perhitungan dibawah ini akan
menjawab pertanyaan tersebut. Tingkat inflasi dalam tahun 2003 adalah :
240 – 231 x100 = 3,9 persen
231
Kondisi inflasi menurut Samuelson (1998:581), berdasarkan sifatnya inflasi
dibagi menjadi tiga bagian yaitu
1. Merayap {Creeping Inflation)
Laju inflasi yang rendah (kurang dari 10% pertahun), kenaikan harga berjalan
lambat dengan persentase yang kecil serta dalam jangka waktu yang relatif
lama.
2. Inflasi menengah {Galloping Inflation)
Ditandai dengan kenaikan harga yang cukup besar dan kadang-kadang
berjalan dalam waktu yang relatif pendek serta mempunyai sifat akselerasi

yang arrinya harga-harga minggu/bulan ini lebih tinggi dari minggu/bulan
lalu dan seterusnya.
3. Inflasi Tinggi {Hyper Inflation)
Inflasi yang paling parah dengan dtandai dengan kenaikan harga sampai 5
atau 6 kali dan nilai uang merosot dengan tajam. Biasanya keadaan ini
timbul apabila pemerintah mengalami defisit anggaran belanja.

B.8

Metode Pengukuran Inflasi

Ada banyak cara untuk mengukur tingkat inflasi, dua yang paling sering
digunakan adalah CPI dan GDP Deflator.
Suatu kenaikan harga dalam inflasi dapat diukur dengan menggunakan
indeks harga. Ada beberapa indeks harga yang dapat digunakan untuk
mengukur laju inflasi (Nopirin,1987:25) antara lain:
1. ConsumerPriceIndex (CPI)
Indeks yang digunakan untuk mengukur biaya atau pengeluaran rumah
tangga dalam membeli sejumlah barang bagi keperluan kebuthan hidup:
CPI= (Cost of marketbasket ingiven year : Cost of marketbasket in base year)
x 100%
2. Produsen PriceIndex dikenal dengan Whosale Price Index
Index yang lebih menitikberatkan pada perdagangan besar seperti harga
bahan mentah (raw material), bahan baku atau barang setengah jadi. Indeks
PPI ini sejalan dengan indeks CPI.
3. GNP Deflator
GNP deflator ini merupakan jenis indeks yang berbeda dengan indeks CPI
dan PPI, dimana indeks ini mencangkup jumlah barang dan jasa yang
termasuk dalam hitungan GNP, sehingga jumlahnya lebih banyak dibanding
dengan kedua indeks diatas:
GNP Deflator = (GNP Nominal : GNP Riil) x 100%

B.9

Menghindari Masalah Inflasi.

Inflasi menimbulkan akibat buruk ke atas kesejahteraan masyarakat
dan kegiatan perekonomian. Adakalanya inflasi berlaku sebagai akibat
ketidakstabilan politik dan ekonomi suatu Negara. Dlam keadaan seperti ini
biasanya tingkat inflasi tinggi dan sukar dikendalikan. Tetapi sering sekali
inflasi berelaku sebagai akibat permintaan masyarakat yang berlebihan,

pertambahan penawaran uang yang berlebihan dan kenaikan dalam biaya
produksi. Kebijakan pemerintah diperlukan untuk mengatasi masalah inflasi
seperti itu.

C. HUBUNGAN ANTARA PENGANGGURAN DENGAN INFLASI
Ada suatu hubungan terbalik antara tingkat inflasi dan tingkat
pengangguran dalam suatu perekonomian. Semakin banyak pengusaha
memperluas kesempatan kerja semakin dia harus membayar dengan faktor
tertentu produksi dan pembayaran lebih banyak faktor produksi peningkatan
biaya produksi unit akan diamati dan dalam rangka mempertahankan
profitabilitas produk pengusaha akan mengembang harga produk tersebut..
Sebuah proses serupa akan diamati di seluruh perekonomian ketika
pemerintah bermaksud untuk menciptakan pekerjaan. Harga produk atau
jasa, di mana tenaga kerja terinstal, akan meningkat sehingga kenaikan
tingkat inflasi akan terlihat melalui ekonomi luar.
Dapat disimpulkan dari penjelasan tersebut di atas bahwa ketika
pemerintah berniat untuk menurunkan menurunkan tingkat pengangguran
yang harus menanggung kenaikan tingkat inflasi dalam perekonomian
nasional.
yang berbeda antar ainflasi dan pengangguran jumlah orang yang
menganggur adalah jumlah orang di negara yang tidak memiliki pekerjaan
dan yang tersedia untuk bekerja pada tingkat upah pasar saat ini. Ini dengan
mudah dapat diubah menjadi persentase dengan mengaitkan jumlah
pengangguran, dengan jumlah orang dalam angkatan kerja. Inflasi adalah
kenaikan harga secara umum selama 12 bulan. Ini diukur dengan mengambil
rata-rata tertimbang semua produk konsumen (tertimbang pada frquency
pembelian) dan menganalisis tren harga keseluruhan. Hal ini sering disebut
Indeks Harga Konsumen (CPI) atau Harmonised Indeks Harga Konsumen
(HICP). Hal ini menunjukkan berapa banyak, sebagai persentase, tingkat
harga umum dari semua barang-barang konsumsi telah berubah
sepanjangtahun. Kedua telah dianalisis bersama-sama dengan kurva Phillips
yang menunjukkan tingkat inflasi diplot terhadap tingkat pengangguran.