Politik luar negeri sebagai konstruksi s

Politik Luar Negeri sebagai Konstruksi Sosial: Sikap Indonesia terhadap Kebijakan
Penempatan Pasukan Marinir Amerika di Darwin1
Mohamad Rosyidin
Abstract
Politik luar negeri terkadang bukan kepanjangan tangan dari politik dalam negeri, melainkan
produk interrelasi kompleks antara agen dan struktur. Kebijakan luar negeri Indonesia dalam
menyikapi penempatan pasukan marinir Amerika di Darwin, Australia dapat digunakan sebagai
contoh kasus untuk mengkonfirmasi argumen tersebut. Di saat opini publik dan parlemen
kencang mengkritik keberadaan pangkalan marinir itu karena dianggap berpotensi mengancam
integritas nasional Indonesia, pemerintah jusru memandang sebaliknya. Alih-alih dianggap
sebagai (potensi) ancaman, penempatan marinir oleh Amerika Serikat itu dapat menguntungkan
bagi Indonesia. Perspektif realis gagal menjelaskan fenomena tersebut. Jika mengacu pada
asumsi realis, keberadaan pangkalan marinir tersebut seharusnya dipersepsi sebagai ancaman
karena realis menekankan pada realitas obyektif yang bersifat material yang dalam konteks ini
adalah realitas pangkalan militer. Selain itu, menurut realis keberadaan pangkalan militer itu
dapat memicu dilema keamanan. Tulisan ini akan memecahkan problem realis tersebut
menggunakan perspektif konstruktivis. Tesis dasar tulisan ini adalah pemerintah Indonesia tidak
mempersepsi keberadaan pangkalan marinir di Darwin sebagai ancaman karena kultur
‘persahabatan’ hubungan bilateral antara Indonesia dan Amerika Serikat. Kultur persahabatan
menghasilkan identitas kolektif kedua negara dimana keduanya memiliki kesamaan kepentingan
dalam konteks keamanan internasional. Alih-alih menentang, pemerintah Indonesia malah

mendukung keberadaan pangkalan itu.
Kata kunci: politik luar negeri, Indonesia-AS, intersubyektivitas, identitas kolektif

1 Published by Jurnal Hubungan Internasional, Vol. 6, No. 2 (2013), pp. 131-142.