PERAN MEDIA MASSA TERHADAP PENCEGAHAN TI

PERAN MEDIA MASSA TERHADAP PENCEGAHAN
TINDAK PIDANA KORUPSI
Mata Kuliah Komunikasi Massa

Dosen Pengampu:
Drs. Nuryanto
Disusun oleh :
Ganang Darmawan

(D0213042)

Gilang Amy Sambada

(D0213044)

Humaida Poetry Al-Arsy

(D0213048)

Muhammad Haidar Fathurrahman


(D0213060)

Ratna Analisa

(D0213074)

Septian Makfi Abida

(D0213084)

Sudiya Trilidarsa

(D0213090)

Tendi Pambudi

(D0213096)
Ilmu Komunikasi – B

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2014

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas berkat dan limpahan rahmat-Nya lah maka kami dapat menyelesaikan
sebuah karya tulis dengan tepat waktu.
Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah yang berisikan
studi kasus komunikasi massa mengenai media massa dan kaitannya terhadap
peran pencegahan tindak pidana korupsi dengan judul

“PERAN MEDIA

MASSA TERHADAP PENCEGAHAN TINDAK PIDANA KORUPSI”
Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan
memohon permakluman apabila

di dalam makalah ini masih


terdapat

kekurangan dan ada tulisan yang kami buat kurang tepat ataupun menyinggung
perasaan beberapa pihak.
Dengan ini kami mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa
terima kasih dan semoga Tuhan Yang Maha Esa memberkahi makalah ini
sehingga dapat memberikan manfaat.

Surakarta, April 2014

Penulis

1

BAB I
A. Latar Belakang
Korupsi di Indonesia kini benar-benar telah menjadi sebuah masalah yang
sistemik, korupsi telah menjalar ke infra dan supra struktur politik dalam
ketatanegaraan Indonesia. Korupsi tentu saja sebuah perilaku kriminal yang
sangat


menarik

disoroti

media

karena

merugikan

banyak

pihak

dan

penyelesaiannnya yang pelik. Banyak lembaga yang bertanggung jawab
menangani kasus korupsi seperti contohnya KPK, Polisi maupun kejaksaan,
namun pada kenyataannya korupsi bukanlah hal yang mudah untuk diungkap,

dibongkar, diusut dan pelakunya diadili sesuai ketentuan hukum yang ada.
Korupsi, menjadi salah satu masalah terbesar yang dihadapi oleh pemerintahan
Indonesia saat ini. Kerugian yang dialami oleh negara dan masyarakat bukan
sedikit, namun melebihi batas normal.
Media Massa menjadi sebuah sarana penting untuk hampir seluruh
masyarakat di dunia dalam mencari informasi. Seringkali media massa
menayagkan berita-berita yang sangat penting yang berguna bagi seluruh
masyarakat. Kita akui bahwa, banyak ilmu yang kita dapatkan dari berita yang
dimuat di media massa. Kita mengetahui Si A melakukan korupsi dari media
massa, kita tahu Si B melakukan pembunuhan juga dari media massa. Jadi, media
massa bisa dikatakan sebagai bagian penting dari hidup kita.
Banyak kasus-kasus korupsi, kolusi, dan nepotisme dimuat di media massa
seperti televisi, radio, koran, dll. Berita yang dimuat hampir secara terangterangan dijelaskan secara rinci, siapa pelakunya, berapa angkanya, dan terlibat di
lembaga apa. Apakah disini media massa mempunyai peranan dalam menangani
ataupun mengurangi masalah korupsi di Indonesia? Atau apakah berita korupsi
yang terlalu Vulgar tidak bermasalah?

2

B. Rumusan Masalah

1. Apakah hubungan antara media massa di Indonesia dengan kasus korupsi yang
dimuat di media tersebut?
2. Apakah hal tersebut mempengaruhi terhadap pengurangan masalah korupsi?
3. Bagaimana peran media dalam mencegah korupsi?

C. Tujuan Penulisan
1. Mendeskripsikan hubungan antara media massa dan berita kasus korupsi yang
dimuat media massa.
2. Mengetahui pengaruhnya terhadap pengurangan masalah korupsi
3. Menyimpulkan peran media dalam pencegahan korupsi

3

BAB II
A. TINJAUAN PUSTAKA
Harold Lasswell berpendapat, cara yang baik untuk menggambarkan
Komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut: “Who says
what in Which Channel to Whom with What Effect” atau Siapa mengatakan apa
dengan saluran apa kepada siapa degan pengaruh bagaimana? Berdasarkan
definisi Laswell ini dapat diturunkan lima unsur komunikasi yang saling

bergantngan satu sama lainnya, yaitu: Sumber, Pesan, Saluran/Media, Penerima
(receiver), dan Efek. Sedangkan Komunikasi Massa adalah komunikasi yang
menggunakan media massa, baik cetak (surat kabar, majalah) atau elektronik
(radio, televisi), berbiaya relatif mahal,yang dikelola suatu lembaga atau orang
yang dilembagakan, yang ditujukan kepada sejumlah besar orang (khalayak)yang
tersebar dibanyak tempat, anonym dan heterogen.
Menurut Cangara, media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk
menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak, sedangkan pengertian
media massa sendiri alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber
kepada khalayak dengan menggunakan alat-alat komunikasi seperti surat kabar,
film, radio dan televisi.
Media Massa adalah suatu istilah yang mulai digunakan pada tahun 1920an untuk mengistilahkan jenis media yang secara khusus didesain untuk mencapai
masyarakat yang sangat luas. Dalam pembicaraan sehari-hari, istilah ini sering
disingkat menjadi media. Masyarakat dengan tingkat ekonomi rendah memiliki
ketergantungan dan kebutuhan terhadap media massa yang lebih tinggi daripada
masyarakat dengan tingkat ekonomi tinggi karena pilihan mereka yang terbatas.
Masyarakat dengan tingkat ekonomi lebih tinggi memiliki lebih banyak pilihan
dan akses banyak media massa, termasuk bertanya langsung pada sumber atau
ahli dibandingkan mengandalkan informasi yang mereka dapat dari media massa
tertentu.

Dalam arti yang luas, korupsi adalah penyalahgunaan jabatan resmi untuk
keuntungan pribadi. Semua bentuk pemerintahan rentan korupsi dalam
4

prakteknya. Beratnya korupsi berbeda-beda, dari yang paling ringan dalam bentuk
penggunaan pengaruh dan dukungan untuk memberi dan menerima pertolongan,
sampai dengan korupsi berat yang diresmikan, dan sebagainya. Titik ujung
korupsi adalah kleptokrasi, yang arti harafiahnya pemerintahan oleh para pencuri,
dimana pura-pura bertindak jujur pun tidak ada sama sekali. Orang yang
melakukan korupsi itu dinamakan Koruptor.
Menurut Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dalam artikel
“Pengawasan dalam Pemberantasan Korupsi” yang ditulis oleh Haryono Umar,
korupsi di Indonesia biasanya berupa penyalahgunaan wewenang dalam instansi,
pembayaran fiktif, praktik kolusi atau persekongkolan, biaya perjalanan kedinasan
fiktif, tindakan suap-menyuap atau uang pelicin, pungutan liar, penyalahgunaan
fasilitas kantor atau instansi, imbalan tidak resmi, pemberian fasilitas secara tidak
adil dan berlebihan , bekerja tidak sesuai dengan ketentuan dan prosedur, tidak
disiplin waktu, komisi atau transaksi jual ataupun beli yang tidak disetor ke Kas
Negara, menunda atau memperlambat pembayaran proyek, pengumpulan dana
taktis, penyalahgunaan anggaran, menerima hadiah sebagai bentuk sogokan dan

menerima sumbangan. Menurut Haryono korupsi merupakan sebuah pidana.
Sebuah perbuatan dapat dikatakan pidana ketika ada pelaku baik individu maupun
kelompok, menguntungkan pihak sendiri, melanggar hukum dan merugikan
negara.
Korupsi yang kini semakin menyebar ke berbagai kalangan masyarakat
dan bahkan telah digolongkan menjadi sebuah tindak pidana luar biasa atau extra
ordinary crime

membuat pihak pemerintahan Indonesia khususnya lembaga

yudikatif bekerja lebih ketat untuk menangani hal tersebut. Namun usaha
pemerintah belum juga membuahkan hasil, hal ini dapat dibuktikan melalui fakta
adanya berbagai kalangan dan tokoh pemerintahan baik dari eksekutif, legislatif,
maupun yudikatif yang justru harus mendekam di balik tembok penjara karena
melakukan tindakan korupsi.
Menyikapi hal tersebut maka diperlukan sarana lain (non-penal) selain
sarana pidana (penal) untuk memberantas tindak pidana korupsi. Salah satu
langkah non-penal adalah melalui pemanfaatan media pers atau juga media massa,
5


dalam hal ini adalah melalui laporan investigasi melalui media massa. Hal yang
demikian juga senada dengan yang diungkapkan oleh Barda Nawawi Arief yang
dikutip dalam buku karangan Budiyono, bahwa upaya non-penal dapat pula digali
dari berbagai sumber lainnya yang juga mempunyai potensi efek-preventif.
Sumber lain itu misalnya media pers atau media massa, pemanfaatan akan
kemajuan teknologi.

6

BAB III
A. PEMBAHASAN
Korupsi merupakan masalah terbesar di Indonesia saat ini. Tidak
tanggung-tanggung, Indonesia berada di urutan ke 5 di Dunia, dan menjadi
Negara Terkorup di Asia-Pasifik. Hal ini tentu menjadi sebuah masalah yang
memprihatinkan. Korupsi menjadi sebuah musibah yang sangat dahsyat dinegeri
ini, akibat dari itu kerugian negara sangat memprihatinkan. Kemiskinan semakin
merajalela karena ulah orang-orang tdak bertanggung jawab tersebut.
Kajian di Afrika Selatan menunjukkan bahwa efek dari korupsi berdampak
sangat serius pada pembangunan ekonomi dan secara signifikan mempengaruhi
upaya menegakkan good governance. ”The effect of corruption in South Africa

has seriously constrained development of the national economy and has
significantly inhibited good governance in the country” ( Pillay 2004). Hal ini
menunjukkan bahwa salah satu musuh utama dalam upaya menegakkan good
governance adalah tindak pidana korupsi.
Kasus-kasus korupsi akhir-akhir ini menjadi beberapa headline di Surat
kabar, Televisi, maupun Radio. Mengapa harus kasus korupsi yang dimuat dalam
headline? Mungkin karena orang-orang yang terlibat didalam kasus tersebut
merupakan pejabat-pejabat tinggi negara yang notabene dipilih oleh rakyat,
namun malah menjadi musuh rakyat akhirnya. Keingintahuan masyarakat dalam
mengikuti berita-berita terkini juga yang membuat media massa sanagat antusias
dalam mencari berita kasus korupsi.
Media pers / media massa dalam memberikan berita tentang tindak pidana
korupsi menarik untuk dicermati. Hal ini karena; (1) media pers amat mudah
membuat opini publik. Artinya, media pers amat mudah membuat pejabat yang
koru ptor menjadi personal yang merupakan korban dan patut dikasihani, atau
membuat wacana yang remang -remang terhadap suatu kasus sehingga sang
koruptor terkesan tidak bersalah dan (2) media pers bagaimanapun institusi yang
penuh kepentingan. Artinya, media pers selain sebagai suara publik juga
merupakan media bisnis. Ketika media pers lebih didominasi oleh kepentingan
7

bisnis semata, maka tak heran banyak media yang dapat dibeli oleh pejabat untuk
melakukan hal -hal yang menguntungkan bagi dirinya.

B. STUDI KASUS
1. Berita dan Pencemaran Nama Baik
Kegemaran media massa dalam memilih berita korupsi sebagai headlinenya membuat orang-orang tahu dan semakin membuat nilai bisnis media semakin
tinggi. Orang-orang tahu siapa yang menjadi tersangka korupsi dan bagaimana
prosesnya. Apakah berita ini terlalu vulgar? Media Seringkali menayangkan tanpa
disensor. Apakah hal ini melanggar UU Pers tentang pencemaran nama baik?
Dalam UU Pers no 40 tahun 1999 pasal 1 ayat 10 menyatakan,;” Hak
Tolak adalah hak wartawan karena profesinya, untuk menolak mengungkapkan
nama

dan

atau

identitas

lainnya

dari

sumber

berita

yang

harus

dirahasiakannya”. Namun justru wartawan / pers sendiri lah yang melanggar
hukum tersebut. Seringkali wartawan tidak menyembunyikan identitas pelaku
yang belum pasti menjadi tersangka.
Jika terduga tersebut tidak terbukti bersalah, bukan tidak mungkin pers
akan terkena tindak pidana. Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
(KUHP), pasal yang dapat dijadikan landasan guna melaporkan tindak pidana ini
ke polisi adalah Pasal 320 ayat (1) ayat (2) KUHP, yaitu:
“Barang siapa terhadap orang yang sudah mati melakukan perbuatan yang kalau
orang tersebut masih hidup, akan merupakan pencemaran atau pencemaran
tertulis, diancam dengan pidana penjara paling lama empat bulan dua minggu
atau denda paling banyak tiga ratus rupiah”.
Kemudian, pada Pasal 320 ayat (2) KUHP terdapat persyaratan agar
tindakan pencemaran nama baik ini dapat ditindaklanjuti oleh pihak kepolisian,
yaitu: “Kejahatan ini tidak dituntut kalau tidak ada pengaduan salah seorang
keluarga sedarah maupun semenda dalam garis lurus atau menyimpang sampai
derajat kedua dari yang mati itu, atau atas pengaduan suami (istrinya)”.

8

2. Berita: “Kasus korupsi paling sering muncul di media”
Jakarta (ANTARA News) - Kasus suap dan korupsi paling sering muncul di
media massa nasional dibanding isu-isu lain dalam satu tahun terakhir, demikian
hasil analisis isi media yang dipaparkan The Founding Fathers House (FFH) di
Jakarta, Kamis.
"Tujuh dari 10 berita yang berfrekuensi tinggi adalah tentang kasus suap dan
korupsi," kata Peneliti Utama FFH, Dian Permata.
Riset analisis isi media tersebut dilakukan 28 Oktober 2011 hingga 22 Oktober
2012 terhadap 28.971 berita yang ditayangkan di 12 media cetak, enam televisi,
dan tujuh media online.
"Riset menggunakan metode pengambilan contoh secara tertentu, tempat riset
terhadap berita tematik dan berdasarkan kategori politik, hukum, dan ekonomi,"
kata Permata.
Pemberitaan kasus Wisma Atlet merupakan berita yang paling sering
dipublikasikan yakni 1.310 kali, disusul berita calon presiden 1089 kali, kasus
suap pemilihan deputi gubernur senior Bank Indonesia, 1.067 kali, kasus korupsi
pengadaan SIM Korlantas Polri 764 kali.
Berikutnya kasus suap proyek Hambalang 738 kali, kejatuhan pesawat Sukhoi
Super Jet 100, 534 kali, kasus penggelapan pajak oleh Dhana Widyatmika, 503
kali, kasus Nazarudin, 455 kali, kenaikan harga BBM, 433 kali, dan kasus suap
dana Percepatan Pembangunan Infrastruktur Daerah (PPID) 424 kali.
Menurut Permata, data tersebut menunjukkan bahwa kasus korupsi merupakan
kasus yang paling disorot publik dan harus menjadi perhatian serius Presiden
Susilo Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono.
"Keduanya harus cepat dan asli untuk menanggulangi berlarut-larutnya kasus
suap dan korupsi yang masih lamban penanganannya," katanya.
Apabila penanganan tetap lamban, kata Dian, maka akan menimbulkan efek
pengganda yang bisa membuat akhir pemerintahan SBY-Boediono tidak
berlangsung mulus. "Juga berdampak pada semakin terpuruknya citra Partai
Demokrat," kata mantan wartawan itu. |(S024//E001)
9

Dapat dilihat dari contoh kasus dari media online diatas bahwa kasus
korupsi terutama pada kalangan pemerintahan sangat dinikmasti oleh para
khalayak pemirsanya. Hal ini senada dengan yang diungkapkan William C.
Gaines dalam bukunya yang telah diterjemahkan kedalam Bahasa Indonesia
bahwa tindak kesalahan pemerintah menjadi hal yang menarik untuk di
investigasi, terutama dalam bidang pemilu, pajak, lapangan kerja, pembelian,
pelayanan masyarakat dan etika.

3. Peran Media Massa dalam Pencegahan Korupsi
Investigasi media dalam mengungkap kasus-kasus korupsi sangat
dibutuhkan. Sesuai dengan fungsi media sebagai alat penyebaran imformasi,
disamping itu media juga bisa berfungsi sebagai alat kontrol sosial. Dengan fungsi
kontrolnya inilah media dapat diharapkan dapat membantu pemerintah dan
masyarakat dalam mengungkapkan kasus-kasus korupsi yang semakin marak
sekarang ini.
Dalam kondisi sekarang ini banyak sekali media massa yang tidak bisa
menjalankan fungsi dengan semestinya, meskipun sekarang ini dikatakan sebagai
jamannya keterbukaan media, hal ini disebabkan media massa masih dibawah
bayang-bayang kekuasaan. Memang secara langsung tidaklah terlalu kelihatan,
tapi semua itu bisa terbaca dari konten berita yang disajikan. Lain halnya media
yang menyajikan liputan hasil investigasi, sangat mungkin media seperti ini akan
susah dikontrol oleh pemerintah menyangkut hasil investigasinya.
Menurut Jani Yosef dalam buka karangannya, proses investigasi biasanya
dilakukan seolah-olah secara ilegal dan bahkan tidak etis meskipun telah ada kode
etik yang mengikat, hal ini karena reporter investigatif harus berurusan bahkan
menentang pihak-pihak yang tidak ingin rahasianya dibongkar. Selanjutnya hasil
dari invetigasi ini akan dipublikasikan dan mendapat banyak respon dari khalayak.
Seperti misalnya ketiga majalah Tempo mengungkap kasus rekening
gendut petinggi Polri, hampir tidak mungkin media lain bisa melakukan hal
seperti ini. Memang dari awal berdiri sampai sekarang ini Tempo masih konsisiten
10

dengan penyajian berita yang up to date dan pastinya menggemparkan, resikonya
sudah bisa ditebak para jurnalisnyapun jadi bulan-bulanan oknum yang tidak
senang dengan pemberitaannya.
Apa yang dilakukan Tempo ini adalah bentuk dari berfungsinya kontrol
media terhadap prilaku sosial masyarakat dengan demikian sedikit banyak akan
mempengaruhi prilaku masyarakat. Menurut Goenawan Mohamad, Tempo selalu
menyertakan data serta sumber yang akurat sebagai bukti mengenai subjek
investigasinya. Pada edisi terbarunya Tempo kembali membuat gebrakan
mengungkap kasus praktik calo di gedung DPR RI, apakah hasil investigasi
Tempo ini akan ditindak lanjuti oleh aparat penegak hukum? Saya rasa nasibnya
akan sama dengan hasil investigasi Rekening Gendut Petinggi Polri, karena kita
semua sudah tahu konspirasi menutupi setiap kasus dinegeri ini sangatlah rapih,
sehingga kasus-kasus besar seperti itu pada akhirnya hanya akan tersimpan dalam
peti mati.
Terlepas dari hal-hal yang berbau kepentingan, dalam hal ini peran penting
media massa sangat membantu dalam mencegah tindakan korupsi yang
diwujudkan dalam bentuk memberikan informasi kepada masyarakat tentang
makna korupsi. Tujuannya, agar masyarakat mengetahui mana perbuatan yang
termasuk korupsi atau bukan termasuk korupsi.
Dengan pemberitaan yang cukup gencar terhadap kasus-kasus korupsi,
diharapkan akan memberikan efek jera bagi para koruptor. Dengan begitu pula
kontrol masyarakat bisa berjalan secara efektif. Sebab tanpa adanya kontrol penuh
dari masyarakat, penanganan korupsi di negeri ini tak mungkin akan bisa berjalan
secara tuntas. Sebaliknya, masyarakat tak akan bisa melakukan kontrol apabila
tidak mendapatkan informasi yang akurat dan lengkap dari media massa.

11

BAB IV
Kesimpulan
Media mempunyai peranan penting dalam memberikan informasi yang
aktual, tajam dan terpercaya kepada masyarakat. Isi berita yang jelas dan terukur
adalah salah-satu kekuatan sebuah media yang dapat menjadikan keuntungan bagi
lembaga pers tersebut. Namun dalam memuat isi berita korupsi haruslah
mempunyai asal-usul yang jelas agar tidak terjadi pelanggaran nama baik terhadap
terduga yang dapat mengakibatkan kerugian hukum bagi media tersebut. Kode
Etik Jurnalistik haruslah sangat dijunjung tinggi, mengingat saat ini media massa
hanya mementingan keuntungan komersial saja tanpa mempertimbangkan
keaktualan isi berita yang dimuat.
Media memang mempunyai peranan dalam menjegah adanya tindakan
korupsi yang dilakukan oleh masyarakat. Isi berita yang vulgar, seperti pelaku
yang ditayangkan, hukuman, hingga latar belakang keluarga yang dimuat secara
terang-terangan diharapkan dapat menimbulkan efek jera terhadap “Koruptor”
maupun “Calon Koruptor”.

12

DAFTAR PUSTAKA
Gaines, William C. Laporan Investigasi untuk Media Cetak dan Siaran. Trans. Budi
Prayitno. Jakarta: Institut Studi Arus Informasi dan Kedutaan Besar Amerika
Serikat, 2007.
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
Mohamad, Goenawan. Seandainya Saya Wartawan Tempo. Jakarta: Institut Tempo,
2007.
Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya,
2007.
Yosef, Jani. To be a Journalist: Menjadi Jurnalis TV, Radio dan Surat Kabar yang
Profesional. Yogyakarta: Graha Media, 2009.

ARTIKEL JURNAL
Budiyono. “Pemanfaatan Media Massa oleh Penegak Hukum dan Penanggulangan
Tindak Pidana Korupsi.” Jurnal Perspektif 18. 1 (Januari 2013): 1-13.
Indiahono, Dwiyanto. “Media Pers Lokal Melawan Korupsi.”
Umar, Haryono. “Pengawasan untuk Pemberantasan Korupsi.” Jurnal Akuntansi dan
Auditing 8. 2 (Mei 2012): 109-122.

INTERNET
Antara

News

(

http://www.antaranews.com/berita/340393/kasus-korupsi-paling-

sering-muncul-di-media )
Forum

Detik ( http://forum.detik.com/daftar-10-negara-terkorup-di-dunia-2012-

t364858.html )
Wikipedia Indonesia ( http://id.wikipedia.org/wiki/Korupsi )
Wikipedia Indonesia ( http://id.wikipedia.org/wiki/Media_massa )
13

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

KEPEKAAN ESCHERICHIA COLI UROPATOGENIK TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG (PERIODE JANUARI-DESEMBER 2008)

2 106 1

EFEKTIFITAS BERBAGAI KONSENTRASI DEKOK DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum L) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Colletotrichum capsici SECARA IN-VITRO

4 157 1

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

PENGARUH GLOBAL WAR ON TERRORISM TERHADAP KEBIJAKAN INDONESIA DALAM MEMBERANTAS TERORISME

57 269 37

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

PENGARUH DIMENSI KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN DI CAFE MADAM WANG SECRET GARDEN MALANG

18 115 26