pancasila sebagai ideologi nasional (3)

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI
NASIONAL

Disusun oleh :
Kelompok 10
Qurrotu Aini (1522211082)
Rahma Triamadya (1522211083)
Sustiana (1522211098)

PROGRAM STUDY PENDIDIKAN EKONOMI

STKIP PGRI BANGKALAN
TAPEL 2015/2016

1

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat karunia
dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah pendidikan pancasila ini
yang diberikan oleh dosen pembimbing kami.
Makalah ini disusun berdasarkan materi-materi yang telah kami pelajari. Hal ini kami

lakukan demi selesainya tugas kami yang telah diberikan oleh dosen pembimbing kami.
Makalah ini didalamnya membahas tentang PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI
NASIONAL. Semoga dengan adanya makalah ini bisa bermanfaat buat semua orang. Kami
sadar akan adanya kekurangan dari makalah ini oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun, kami butuhkan.
Kami sampaikan terimakasih yang sebesar besarnya kepada dosen pembimbing
pendidikan pancasila yang telah memberikan dorongan serta semangat pada kami sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas ini.

Penulis

1

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................ii
BAB I......................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................................1
A.


LATAR BELAKANG.......................................................................................................................1

B.

RUMUSAN MASALAH.................................................................................................................2

C.

TUJUAN PENULISAN...................................................................................................................2

BAB II.....................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN........................................................................................................................................3
A.

PENGERTIAN IDEOLOGI..............................................................................................................3

B.

MAKNA IDEOLOGI BAGI SUATU NEGARA...................................................................................4


C.

PENGERTIAN MACAM MACAM IDEOLOGI.................................................................................5

D.

PERANAN IDEOLOGI BAGI BANGSA DAN NEGARA.....................................................................6

E. PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA DAN NEGARA INDONESIA YANG TERBUKA ,
REFORMATIF DAN DINAMIS...............................................................................................................7
F. PERBANDINGAN IDEOLOGI PANCASILA DENGAN IDEOLOGI LIBERALISME DAN IDEOLOGI
KOMUNISME......................................................................................................................................8
BAB III..................................................................................................................................................10
PENUTUP.............................................................................................................................................10
A.

SIMPULAN................................................................................................................................10

B.


SARAN......................................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................................11

2

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam pengertian sehari-hari, ide disamakan artinya dengan cita-cita. Cita-cita yang
dimaksud adalah cita-cita yang bersifat tetap yang harus dicapai, sehingga cita-cita yang
bersifat tetap itu sekaligus merupakan dasar, pandangan atau faham. Memang pada
hakikatnya, antara dasar dan cita-cita itu sebenarnya dapat merupakan satu kesatuan. Dasar
ditetapkan karena atas dasar landasan, asas atau dasar yang telah ditetapkan pula. Dengan
demikian ideologi mencakup pengertian tentang idea-idea, pengertian dasar, gagasan-gagasan
dan cita-cita.
Apabila ditelusuri secara historis istilah ideologi pertama kali dipakai dan
dikemukakan oleh seorang perancis, Destutt de Tracy, pada tahun 1976. Seperti halnya
Leibniz, de Tracy mempunyai cita-cita untuk membanggun suatu sistem pengetahuan.

Apabila Leibniz menyebutkan impiannya sebagai one great system of trunth dimana
tergabung segala cabang ilmu dan segala kebenaran ilmiah, mak De Tracy menyebutkan
ideologie yaitu scieence of ideas, suatu program yang diharapkan dapat membawa perobahan
Internasional dalam masyarakat perancis. Namun Napoleon mencemoohkannya sebagai
khayalan belaka, yang tidak mempunyai arti praktis. Hal semacam itu hanya impian belaka
yang tidak akan menemukan kenyataan.
Sedangkan secara terminologi, menurut Soerjanto Poespowardjojo, ideologi adalah
suatu pilihan yang jelas dan membawa komitmen untuk mewujudkannya. Sejalan dengan itu,
Sastrapratedja mengemukakan bahwa ideologi memuat orientasi pada tindakan. Ia merupakan
pedoman kegiatan untuk mewujudkan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
Persepsi yang menyertai orientasi, pedoman dan komitmen berperan penting sekali
dalam mewarnai sikap dan tingkah laku ketika melakukan tindakan, kegiatan atau perbuaan
dalam rangka mewujudkan atau merealisasikan nilai-nilai yang terkandung di dalam ideologi
tersebut. Logikanya, suatu ideologi menuntut kepada mereka yang meyakini kebenarannya
untuk memiliki persepsi, sikap dan tingkah laku yang sesuai, wajar dan sehat tentang dirinya,
tidak lebih dan tidak kurang. Karena, melalui itulah dapat diharapkan akan lahir dan
berkembang sikap dan tingkah laku yang pas dan tepat dalam proses perwujudannya dalam
berbagai bidang kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Sebagaimana pendapat yang dikemukakan oleh Sastrapratedja di atas, maka ideologi
memiliki kecenderungan untuk doktriner, terutama karena ia berorientasi pada tindakan atau

perbuatan untuk merealiasikan nilai-nilainya.
Meskipun kecenderungan doktriner itu tidak selalu bermakna negatif, kemungkinan
doktriner itu tidak selalu bermakna negatif, kemungkinan ke arah itu selalu terbuka. Obsesi
atau komitmen yang berlebihan terhadap ideologi, biasanya merangsang orang untuk
berpersepsi, bersikap dan bertingkah laku sangat doktriner, dan ini jelas sangat keliru.

1

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi
masalah pokok dan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian ideologi itu?
2. Apa makna ideologi itu?
3. Apa saja macam-macam ideologi itu? Jelaskan!
C. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apa itu ideologi
2. Untuk mengetahui makna ideologi itu sendiri
3. Untuk mengetahui macam-macam ideologi beserta pengertiannya


2

BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN IDEOLOGI
Secara etimologi istilah ideologi berasal dari kata idea yang berarti gagasan, konsep,
pengertian dasar, cita-cita, dan logos yang berarti Ilmu dan kata idea berasal dari bahasa
yunani eidos yang artinya bentuk. Di samping itu ada kata idein yang artinya melihat. Maka
secara harfiah, ideologi adalah ilmu atau pengertian-pengertian dasar.
Dalam pengertian sehari-hari, ide disamakan artinya dengan cita-cita. Cita-cita yang
dimaksud adalah cita-cita yang bersifat tetap yang harus dicapai, sehingga cita-cita yang
bersifat tetap itu sekaligus merupakan dasar, pandangan atau faham. Memang pada
hakikatnya, antara dasar dan cita-cita itu sebenarnya dapat merupakan satu kesatuan. Dasar
ditetapkan karena atas dasar landasan, asas atau dasar yang telah ditetapkan pula. Dengan
demikian ideologi mencakup pengertian tentang idea-idea, pengertian dasar, gagasan-gagasan
dan cita-cita.
Apabila ditelusuri secara historis istilah ideologi pertama kali dipakai dan
dikemukakan oleh seorang perancis, Destutt de Tracy, pada tahun 1976. Seperti halnya
Leibniz, de Tracy mempunyai cita-cita untuk membanggun suatu sistem pengetahuan.
Apabila Leibniz menyebutkan impiannya sebagai one great system of trunth dimana

tergabung segala cabang ilmu dan segala kebenaran ilmiah, mak De Tracy menyebutkan
ideologie yaitu scieence of ideas, suatu program yang diharapkan dapat membawa perobahan
Internasional dalam masyarakat perancis. Namun Napoleon mencemoohkannya sebagai
khayalan belaka, yang tidak mempunyai arti praktis. Hal semacam itu hanya impian belaka
yang tidak akan menemukan kenyataan.
Sedangkan secara terminologi, menurut Soerjanto Poespowardjojo, ideologi adalah
suatu pilihan yang jelas dan membawa komitmen untuk mewujudkannya. Sejalan dengan itu,
Sastrapratedja mengemukakan bahwa ideologi memuat orientasi pada tindakan. Ia merupakan
pedoman kegiatan untuk mewujudkan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
Persepsi yang menyertai orientasi, pedoman dan komitmen berperan penting sekali
dalam mewarnai sikap dan tingkah laku ketika melakukan tindakan, kegiatan atau perbuaan
dalam rangka mewujudkan atau merealisasikan nilai-nilai yang terkandung di dalam ideologi
tersebut. Logikanya, suatu ideologi menuntut kepada mereka yang meyakini kebenarannya
untuk memiliki persepsi, sikap dan tingkah laku yang sesuai, wajar dan sehat tentang dirinya,
tidak lebih dan tidak kurang. Karena, melalui itulah dapat diharapkan akan lahir dan
berkembang sikap dan tingkah laku yang pas dan tepat dalam proses perwujudannya dalam
berbagai bidang kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Sebagaimana pendapat yang dikemukakan oleh Sastrapratedja di atas, maka ideologi
memiliki kecenderungan untuk doktriner, terutama karena ia berorientasi pada tindakan atau
perbuatan untuk merealiasikan nilai-nilainya.

Meskipun kecenderungan doktriner itu tidak selalu bermakna negatif, kemungkinan
doktriner itu tidak selalu bermakna negatif, kemungkinan ke arah itu selalu terbuka. Obsesi
atau komitmen yang berlebihan terhadap ideologi, biasanya merangsang orang untuk
berpersepsi, bersikap dan bertingkah laku sangat doktriner, dan ini jelas sangat keliru.
Ada beberapa istilah ideology menurut beberapa para ahli yaitu:
1. Destut De Traacy :
3

istilah ideology pertama kali dikemukakan oleh destut de Tracy tahun 1796 yang
berarti suatu program yang diharapkan dapat membawa suatu perubahan institusional dalam
masyarakat Perancis.
2. Surbakti membagi dalam dua pengertian yakni :
a. Ideologi secara fungsional : seperangkat gagasan tentang kebaikan bersama atau
tentang masyarakat dan Negara yag dianggap paling baik.
b. Ideologi secara structural : suatu system pembenaran seperti gagasan dan formula
politik atas setiap kebijakan dan tindakan yang diambil oleh penguasa.
3. AL-Marsudi;
ideologi adalah ajaran atau ilmu tentang gagasan dan buah pikiran atau science des ideas
4. Puspowardoyo:
bahwa ideologi dapat dirumuskan sebagai komplek pengetahuan dan nilai secara

keseluruhan menjadi landasan seseorang atau masyarakat untuk memahami jagat raya dan
bumi seisinya serta menentukan sikap dasar untuk mengolahnya. Berdasarkan pemahaman
yang dihayatinya seseorang dapat menangkap apa yang dilihat benar dan tidak benar, serta
apa yang dinilai baik dan tidak baik.
5. Harol H. Titus:
Definisi dari ideologi adalah: Aterm used for any group of ideas concerning various political
and aconomic issues and social philosophies often applied to a systematic scheme of ideas
held by groups or classes, artinya suatu istilah yang digunakan untuk sekelompok cita-cita
mengenai bebagai macam masalah politik ekonomi filsafat sosial yang sering dilaksanakan
bagi suatu rencana yang sistematis tentang suatu cita-cita yang dijalankan oleh kelompok atau
lapisan masyarakat.
7. Descartes:
Ideologi adalah inti dari semua pemikiran manusia
7. Machiavelli:
Ideologi adalah sistem perlindungan kekuasaan yang dimiliki oleh penguasa.
8. Thomas H:
Ideologi adalah suatu cara untuk melindungi kekuasaan pemerintah agar dapat bertahan dan
mengatur rakyatnya.
9. Francis Bacon
Ideologi adalah sintesa pemikiran mendasar dari suatu konsep hidup.

10. Karl Marx:
Ideologi merupakan alat untuk mencapai kesetaraan dan kesejahteraan bersama dalam
masyarakat.
11. Napoleon:
Ideologi keseluruhan pemikiran politik dari rival–rivalnya.
D. MAKNA IDEOLOGI BAGI SUATU NEGARA
Pada hakikatnya ideologi adalah merupakan hasil reflesi manusia berkat kemampuannya
mengadakan distansi terhadap dunia kehidupannya. Maka terdapat suatu yang bersifat
dialektis antara ideologi dengan masyarat negara. Di suatu pihak membuat ideologi semakin
realistis dan pihak yang lain mendorong masyarakat mendekati bentuk yang ideal. Idologi
mencerminkan cara berpikir masyarakat, bangsa maupun negara, namun juga membentuk
masyarakat menuju cita-citanya.
Dengan demikian ideologi sangat menentukan eksestensi suatu bangsa dan negara untuk
mencapai tujuannya melalui berbagai realisasi pembanggunan. Hal ini disebabkan dalam
ideologi terkandung suatu oreantasi praktis.

4

E. PENGERTIAN MACAM MACAM IDEOLOGI
1.

Ideologi Terbuka
Ideologi terbuka adalah sitem pemikiran yang memiliki ciri-ciri, sebagai berikut:
Merupakan kekayaan rohani, moral, dan kebudayaan masyarakat (falsafah). Jadi, bukan
keyakinan ideologissekelompok orang, melainkan kesepakatan masyarakat.
Tidak diciptakan oleh negara, tetapi ditemukan dalam masyarakat sendiri. Ia adalah milik
seluruh rakyat dan bisa digali dan ditemuksn dalam kehidupan mereka.
Isinya tidak langsung operasional. Sehingga setiap generasi baru dapat dan perlu menggali
kembali falsafah tersebut dan mencari implikasinya dalam situasi ke-kini-an mereka.
Tidak pernah memaksa kebebasan dan tanggung jawab masyarakat, melainkan menginspirasi
masyarakat untuk berusaha hidup bertanggung jawab sesuai dengan falsadah itu.
Menghargai pluralitas, sehingga dapat diterima warga masyarakat yang berasal dari berbagai
latar belakang budaya dan agama.
2. Ideologi Tertutup
Ideologi tertutup adalah suatu sistem emikiran tertutup dan sifatnya mutlak yang memiliki
ciri-ciri sebagai berikut :
Bukan merupakan cita-cita yang sudah hidup dalam masyarakat, melainkan cita-cita sebuah
kelompok yang digunakan sebagai dasar untuk mengubah masyarakat.
Apabila kelompok tersebut berhasil menguasai negara, ideologinya itu akan dipaksakan
kepada masyarakat. Nilai-nilai, norma-norma, dan berbagai segi kehidupan masyarakat akan
diubah sesuai dengan ideologi tersebut.
Bersifat totaliter, artinya mencakup/ mengurusi semua bidang kehidupan. Ideologi tertutup ini
cenderung cepat-cepat berusaha menguasai bidang informasi dan pendidikan. Oleh karena
kedua bidang tersebut merupakan sarana efektif untuk mempengaruhi perilaku masyarakat.
Pluralisme pandangan dan kebudayaan ditiadakan, hak asasi tidak dihormati.
Menuntut nasyarakat untuk memiliki kesetiaan total dan kesediaan untuk berkorban bagi
ideologi tersebut.
Isi ideologi tidak hanya nilai-nilai dan cita-cita, tetapi tuntutan-tuntutan konkret dan
operasional yang keras, mutlak, dan total.
3. Ideologi Komperenhensif
Ideologi Komprehensif didefinisikan sebagai suatu system pemikiran menyeluruh mengenai
semua aspek kehidupan sosial. Dalam ideologi ini terdapat suatu cita-cita yang bertujuan
untuk melakukan transformasi sosial secara besar-besaran menuju bentuk tertentu.
4. Ideologi Partikular
Ideologi Partikular didefinisikan sebagai suatu keyakinan-keyakinan yang tersususn secara
sistematis dan terkait erat dengan kepentingan satu kelas sosial tertentu dalam masyarakat
1.) LIBERALISME : Sebuah ideologi, pandangan filsafat, dan tradisi politik yang didasarkan
pada pemahaman bahwa kebebasan dan persamaan hak adalah nilai politik yang utama.
Paham liberalisme menolak adanya pembatasan, khususnya dari pemerintah dan agama.
Sekarang ini, kurang lebih liberalisme juga dianut oleh negara Aruba, Bahamas, Republik
Dominika, Greenland, Grenada, Kosta Rika, Puerto Rico dan Suriname.
2.) KAPITALISME : Suatu paham yang meyakini bahwa pemilik modal bisa melakukan
usahanya untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya. Negara yang menganut paham
kapitalisme Amerika serikat, Jepang, Italia, Inggris, Jerman, Prancis, Norwegia, Swedia,
Swiss, Jepang, Korea Selatan.
5

3.) KOMUNISME : Sebuah aliran berpikir berlandaskan kepada ateisme, tidak memercayai
adanya Tuhan, digunakan oleh partai komunis di seluruh dunia. Komunisme sebagai ideologi
mulai diterapkan saat meletusnya Revolusi Bolshevik di Rusia tanggal 7 November 1917.
Pada tahun 2005 negara yang masih menganut paham komunis adalah Republik Rakyat Cina
(sejak 1949), Vietnam, Korea Utara, Kuba dan Laos.
4.) SOSIALISME : Paham yang bertujuan membentuk negara kemakmuran dengan usaha
kolektif yang produktif dan membatasi milik perseorangan. Negara yang menganut Ideologi
Sosialisme adalah Negara-negara di Eropa Barat.
5.) FASISME : Sebuah paham politik yang mengangungkan kekuasaan absolut tanpa
demokrasi dan ultrasinalisme, menjalankan sesuatu dengan fanatik yang tinggi dan otoriter
dalam pemerintahan. Negara-negara yang pernah menganut Ideologi Fasisme adalah Amerika
Serikat, Inggris, Perancis, Italia dan Jerman.
6.) NAZISME : Bukanlah sebuah ideologi baru, melainkan sebuah kombinasi dari berbagai
ideologi dan kelompok yang memiliki kesamaan pendapat tentang penentangan Perjanjian
Versailes dan kebencian terhadap Yahudi dan Komunis yang dipercaya berada di balik
perjanjian tersebut.
7.) MARXISME : Ideologi politik dan ekonomi yang menekankan pentingnya perjuangan
kelas
dalam
masyarakat.
Negara
Yang
Menganut
Ideologi
Marxisme
Inggris, Belanda, Portugal, Perancis, dan Spanyol.
8.) ARNAKHISME : Adalah suatu paham yang mempercayai bahwa segala bentuk negara,
pemerintahan, dengan kekuasaannya adalah lembaga-lembaga yang menumbuhsuburkan
penindasan terhadap kehidupan, oleh karena itu negara, pemerintahan, beserta perangkatnya
harus dihilangkan/dihancurkan.
9.) FEMINISME : Adalah suatu teori yang menyatakan bahwa menuntut emansipasi atau
kesamaan dan keadilan hak dengan pria.
10.) DEMOKRASI : Artinya hukum untuk rakyat oleh rakyat. kata ini merupakan himpunan
dari dua kata : demos yang berarti rakyat, dan kratos berarti kekuasaan. Jadi artinya
kekuasaan ditangan rakyat.
11.) NEOLIBERALISMEE : Artinya setiap manusia pada hakikatnya baik dan berbudi
pekerti.
F. PERANAN IDEOLOGI BAGI BANGSA DAN NEGARA
Jika menengok sejarah kemerdekaan negaranegara dunia ketiga, baik yang ada di Asia, Afrika
maupun Amerika Latin yang pada umumnya cukup lama berada di bawah cengkeraman
penjajahan negara lain, ideologi dimaknai sebagai keseluruhan pandangan, cita-cita, nilai, dan
keyakinan yang ingin mereka wujudkan dalam kenyataan hidup yang nyata.
Ideologi dalam artian ini sangat diperlukan, karena dianggap mampu membangkitkan
kesadaran akan kemerdekaan, memberikan arahan mengenai dunia beserta isinya, serta
menanamkan semangat dalam perjuangan masyarakat untuk bergerak melawan penjajahan,
yang selanjutnya mewujudkannya dalam kehidupan penyelenggaraan negara.
Pentingnya ideologi bagi suatu negara juga terlihat dari fungsi ideologi itu sendiri. Adapun
fungsi ideologi adalah membentuk identitas atau ciri kelompok atau bangsa. Ideologi
memiliki kecenderungan untuk memisahkan kita dari mereka. Ideologi berfungsi
6

mempersatukan sesama kita. Apabila dibandingkan dengan agama, agama berfungsi juga
mempersatukan orang dari berbagai pandangan hidup bahkan dari berbagai ideologi.
Sebaliknya ideologi mempersatukan orang dari berbagai agama. Oleh karena itu ideologi juga
berfungsi untuk mengatasi berbagai pertentangan (konflik) atau ketegangan sosial. Dalam hal
ini ideologi berfungsi sebagai pembentuk solidaritas (rasa kebersamaan) dengan mengangkat
berbagai perbedaan ke dalam tata nilai yang lebih tinggi. Fungsi pemersatu itu dilakukan
dengan memenyatukan keseragaman ataupun keanekaragaman, misalnya dengan memakai
semboyan kesatuan dalam perbedaan dan perbedaan dalam kesatuan.
G. PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA DAN NEGARA INDONESIA
YANG TERBUKA , REFORMATIF DAN DINAMIS
Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia berakar pada pandangan hidup dan
budaya bangsa dan bukannya mengangkat atau mengambil ideologi dari bangsa lain.
Berbicara mengenai pengembangan pemikiran-pemikiran baru yang relevan tentang ideologi
yang diperlukan Pancasila tidak dapat dihindarkan. Oleh sebab itu untuk menjadikan
Pancasila sebagai ideologi yang terbuka, hidup dan dinamis sangat diperlukan. Hal ini dapat
dijadikan sarana dan wacana untuk memelihara dan memperkuat relevansi Pancasila dari
masa ke masa. Singkatnya, perlu ada semacam interaksi antara ideologi dengan realita
masyarakat.
Pancasila sebagai dasar filsafat serta ideologi bangsa dan negara Indonesia, bukan terbentuk
secara mendadak serta bukan hanya diciptakan oleh seseorang sebagai mana yang terjadi
pada ideologi-ideologilain di dunia, namun terbentuknya pancasila melalui proses yang
cukup panjang dalam sejarah bangsa Indonesia.
Secara kualitas pancasila sebelum di syahkan menjadi dasar filsafat negara lain-lainnya telah
ada dan berasal dari bangsa Indonesia sendiri yang berupa nilai-nilai adat-istiadat,
kebudayaan dan nilai-nilai religius. Kemudian para pendiri negara Indonesia menggangkat
nilai-nilai tersebut dirumuskan secara musyawarah mufakat berdasarkan moral yang luhur,
antara lain sidang-sidang BPUPKI pertama, sidang panitai sembilan yang kemudian
menghasilkan Piagam Jakarta yang memuat panccasila yang pertama sekali, kemudian
dibahas lagi dalam sidang BPUPKI kedua. Setelah kemerdekaan Indonesia sebelum sidang
resmi PPKI Pancasila sebagai calon dasar filsafat negara dibahas serta disempurnakan
kembali ahirnya pada tanggal 18 agustus 1945 disyahkan oleh PPKI sebagai dasar filsafat
negara republik Indonesia.
Pancasila sebagi suatu ideologi tidak bersifat kaku dan tertutup, namun bersifat reformatif,
dinamis dan terbuka. Hal ini dimaksudkan bahwa ideologi pansila bersifat aktual, dinamis,
antisifasif dan senentiasa mampu menyelesaikan dengan perkembangan zaman, ilmu
pengetahuan dan teknologi serta dinamika perkembangan aspirasi masyarakat. Keterbukaan
ideologi Pancasila bukan berarti mengubah nilai-nilai dasar yang terkandung didalamnya,
namun mengeksplisitkan wawasannya lebih kongkrit, sehingga memiliki kemampuan yang
reformatif untuk memecahkan masalah-masalah aktual yang senentiasa berkambang seiring
dengan aspirasi rakyat, perkembangan iptek dan zaman.
Berdasarkan pengertian tentang ideologi terbuka tersebut nilai-nilai yang terkandung dalam
ideologi Pancasila sebagai ideologi terbuka adalah sebagai berikut:
Nilai dasar. Yaitu hakikat kelima Pancasila yaitu, ketuhannan, kemanusian, persatuan,
kerakyatan, keadilan. Nilai dasar tersebut adalah merupakan esensi dari nilai-nilai Pancasila
tang bersifat universal, sehingga dalam nilai tersebut terkandung cita-cita, tujuan serta nilainilai yang baik dan benar.
Nilai ideologi tersebut tertuang di dalam pembukaan UUD 1945, sehimgga oleh karena
pembukaan memuat nilai-nilai dasr ideologi Pancasila maka UUD 1945 merupakan suatu
norma dasar yang merupakan tertiphukum tertinggi, sehingga sumber hukum positif sehingga
7

didalam negara memiliki kedudukan sebagai staatsfundamentalnorm atau pokok kaefdah
negara yang fundamental.
Nilai instrumental, yang merupakan arahan, kebijakan, srategi, saran, serta lembaga
pelaksanaannya. Nilai intsrumental ini merupakan eksplistasi, penjabaran lebih lanjut dari
nilai-nilai dasar ideologi Pancasila. Misalnya GBHN yang lima tahun senentiasa disesuaikan
dengan perkembangan zaman serta aspirasi masyarakat, undang-undang, depertemendepertemen, sebagai lembaga pelaksanaan dan lain sebagainya. Pada aspek ini senantiasa
dapat dilakukan perubahan (reformatif).
Nilai praktis, yaitu merupakan nilai-nilai realisasi intrumental dalam suatu realisasi
pengalaman yang bersifa nyata, dalam kehidupan sehari-hari dalam masyarakat, bangsa dan
negara. Dalam realisasi praktis inilah maka penjabaran nilai-nilai Pancasila senentiasa
berkembang dan selalu dapat dilakukan perubahan dan perbaikan (reformasi) sesuai dengan
perkembangan zaman ilmu pengetahuan dan teknologi serat aspirasi masyarakat.
Oleh karena itu Pancasila sebagai ideologi terbuka secara stuktual memiliki tiga dimensi
yaitu:
1. Dimensi idealistis, yaitu nilai-nilai dasar yang terkandung didalam Pancasila yang
bersifat sistematis, rasional dan menyeluruh, yaitu hakikat nilai-nilai yang terkandung dalam
sila-sila Pancasila yaitu: ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan.
Hikikat nilai-nilai pancasial tersebut bersumber pada filsafat pancasial (nilai-nilai filosofis
yamng terkandung dalam Pancasila).
2. Dimensi normatif, yaitu niali-nilai yang terkandung dalam Pancasila perlu dijabarkan
dalam suatu sistem norma-norma kenegaraan. Dalam pengertian ini Pancasila terkandung
dalam pembukaan UUD 1945 yang merupakan norma tertip hukum tertinggi dalam negara
Indonesia serta merupakan staatsfundamentalnorm (pokok kaidah negara yang fundamental).
3. Dimensi realistis, yaitu suatu ideologi harus mampu mencerminkan raelitas yang hidup
dan berkembang dalam masyarakat. Oleh karena itu Pancasila selain memiliki nilai-nilai ideal
serta normatif maka Pancasila harus mampu dijabarkan dalam kehidupan masyarakat secara
nyata (kontrik) baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam penyalenggaraan negara.
Dengan demikian Pancasila sebagai ideologi terbuka tidak bersifat utopisyang hanya berisi
ide-ide yang bersifat mengawang melainkan suatu ideologi yang bersifat realistis artinya
mampu dijabarkan dalam segala aspek kehidupan nya
H. PERBANDINGAN IDEOLOGI PANCASILA DENGAN IDEOLOGI
LIBERALISME DAN IDEOLOGI KOMUNISME
Secara garis besar Perbandingan Ideologi Pancasila, Liberalisme, dan Komunisme
Termuat dalam tabel di bawah ini:
Ideologi
Pancasila
Liberal
Komunis
Hal
Hubungannya
dengan
Agama
Hubungannya
dengan
Tatanan
Ekonomi

Wajib
dengan
kebebasan
memilih
agama sesuai dengan
keyakinannya.

Boleh
memeluk
agama dan juga
tidak dilarang untuk
tidak
memeluk
agama.
Mengutamakan
Melaksanakan
ekonomi koperasi yang sistem
ekonomi
sesuai dengan nilai- liberal yang bebas.
nilai Pancasila
Hak-hak
pribadi

Tidak
dengan
Tuhan.

percaya
keberadaan

Melaksanakan
ekonomi
etatisme
yang berpijak pada
kepentingan kolektif
8

Hubungannya
dengan sistem
politik
dan
pemerintahan

Sistem politik yang
berasaskan Pancasila.
Memperkenankan
terdapat
banyak
organisasi partai untuk
kepentingan
demokrasi. Dipimpin
oleh seorang Presiden
sebagai kepala negara
dan
kepala
pemerintahan

diakui dan diberi rakyat
secara
ruang
sebebas- menyeluruh.
Hakbebasnya
hak pribadi dibatasi
sampai pada batas
tidak diakui
Sistem politik yang Sistem politik yang
liberal
dan sosialis.
Terdapat
demokratis.
beberapa partai yang
Terdapat
sedikit berhaluan berbeda,
partai, tapi sangat tetapi hanya satu
aspiratif
dengan yang muncul. Hal itu
keinginan
rakyat. karena
adanya
Kepala negara dan keberpihakan politik
kepala
pada salah satu partai
pemerintahan
saja. Hal ini biasa
dipimpin
oleh disebut
demokrasi
presiden.
tertutup. Dipimpin
oleh
presiden
seorang presiden.

9

BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Ditinjau diri kualitasnya, asal mula Pancasila dibedakan menjadi dua macam, yaitu
asal mula langsung dan asal mula tidak langsung. Asal mula langsung adalah tentang
pancasila adalah asal mula pancasila yang langsung terjadinya pancasila sebagai dasar filsafat
negara yaitu asal mula yang sesudah dan menjelang proklamasi kemerdekaan, sedangkan asal
mula Pancasila tidak langsung adalah asal mula sebelum proklamasi kemerdekaan yang
terdapat pada kepribadian serta dalam pandangan hidup sehari-hari bangsa Indonesia.
Kedudukan dan fungsi Pancasila yaitu sebagai Dasar Negara Republik Indonesia dan
sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia, serta sebagai ideologi bangsa dan negara
Indonesia.
Perbedaan ideologi Pancasila dengan paham ideologi besar lainnya didunia adalah ideologi
pancasila Berketuhanan Yang Maha Esa, berkemanusiaan yang adil dan beradab, menjunjung
persatuan dan kesatuan serta berkebangsaan yang kerakyatan dan berkeadilan sosial.
I. SARAN
Kita sebagai bangsa Indonesia sudah seharusnya mengetahuinya apa dasar negara kita itu.
Pancasila sebagai ideologi nasional merupakan hal yang sudah seharusnya diketahui dan
dimengerti oleh bangsa Indonesia itu sendiri. Sebaiknya pengenalan pendidikan pancasila
dimulai dari anak-anak sehingga semua bangsa Indonesia mengerti akan ideologi pancasila.

10

DAFTAR PUSTAKA
http://makalahteori-pembelajaran.blogspot.com/2013/06/pancasila-sebagai-ideologi.html
http://mirandadanfaizah.blogspot.com/2012/11/macam-macam-ideologi.html
http://tdiandz.blogspot.co.id/2014/04/pengertian-dan-makna-ideologi-bagi.html
http://rahmandtb.blogspot.co.id/2011/12/makalah-pancasila-sebagai-ideologi.html

11