Makalah Perkembangan individu terhadap lingkugan
KONSEP PERKEMBANGAN
INDIVIDU
PEMBIMBING : NURUL HIDAYAH Aks.,S.Sos.,M.Si
KELOMPOK 6
YOUKHA SUTA WIRA A.J
ELFINA DWIYANTI
NANDA OCTA F
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
INSTITUT ILMU KESEHATAN
BHAKTI WIYATA KEDIRI
Kata Pengantar
1
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi
Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas
kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah tentang konsep perkembangan individu.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa
masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang konsep
perkembangan individu ini dapat memberikan manfaat maupun
inpirasi terhadap pembaca.
2
Daftar Isi
Kata pengantar………………………………………………….. 2
Daftar
isi.....................................................................................
.. 3
Bab I
Pendahuluan……………………………………………………. 4
Latar belakang…………………………………………… 4
Rumusan masalah………………………………………..
4
Tujuan …………………………………………………… 4
Manfaat………………………………………………….. 5
Bab II
Pembahasan……………………………………………………. 6
Alur perkembangan individu……………………………
6
Kecenderungan arah perkembangan
individu………….. 9
Faktor-faktor yang mempengarui perkembangan
individu…………………………………………………. 12
Peran kematangan dan belajar dalam
perkembangan…... 15
Bab III
3
Analisis…………………………………………………………21
Bab VI
Kesimpulan……………………………………………………. 22
Daftar Pustaka………………………………………………….24
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap individu
akan
mengalami
pertumbuhan
dan
perkembangan. Perkembangan dapat diartikan perubahan yang
progresif dan kontinyu dari mulai masa konsepsi sampai
meninggal.
Perkembangan
merupakan
proses
yang
pernah berhenti dalam kehidupan individu.
Berkenaan dengan proses perkembangan
ini,
tidak
ada
beberapa hal yang perlu dipahami, diantaranya sejak kapan
dimulai dan berakhirnya, bagaimana kecenderungan arah
perkembangannya,
dan
faktor-faktor
apa
yang
mempengaruhinya. Selain itu, kematangan dan belajar juga
memainkan peranan penting dalam perkembangan. Hal-hal
tersebut sangat urgen untuk diketahui, terutama bagi pendidik
di sekolah maupun di rumah.
Pemahaman seorang pendidik akan setiap tahapan proses
perkembangan suatu individu dapat menentukan keberhasilan
individu
tersebut
dalam
rangka
pencapaiannya
menjadi
4
manusia yang ideal. Atas dasar itulah, makalah ini akan
membahas mengenai proses perkembangan individu.
B. Rumusan Masalah
1) Bagaimana alur perkembangan individu?
2) Seperti apa kecenderungan arah perkembangan individu?
3) Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan
individu?
4) Apakah
peran
kematangan
dan
belajar
dalam
perkembangan?
C. Tujuan
1) Untuk mengetahui alur perkembangan individu.
2) Untuk mengetahui kecenderungan arah perkembangan
individu.
3) Untuk
mengetahui
faktor-faktor
apa
saja
yang
mempengaruhi
perkembangan individu.
4) Untuk mengetahui peran kematangan dan belajar dalam
perkembangan.
D. Manfaat
1) Menambah
wawasan
pengetahuan
mengenai
proses
perkembangan individu
2) Memenuhi salah satu tugas mata kuliah Perkembangan
peserta didik
3) Merencanakan setiap rentang kehidupan
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Alur Perkembangan Individu
Perkembangan individu berlangsung secara berurutan atau
berkesinambungan melalui periode atau masa. Secara faktual,
perkembangan dimulai sejak terjadinya konsepsi. Setelah lahir,
bayi menjalani masa kanak-kanak, remaja, dewasa, sampai hari
tuanya yang pada umumnya memerlukan waktu sekitar 60-70
tahun.
Manusia tidak pernah statis. Organisme yang matang
selalu
mengalami
perkembangan
perkembangan
berkembangnya
itu
itu
perubahan
yang
berkesinambungan
merupakan
progresif.
dalam
proses
kemampuan-kemampuan
arti
siklus
dan
Proses
bahwa
dengan
kemudian
6
menghilang,
dan
yang
akan
muncul
kembali
pada
usia
berikutnya.
1. Periode Sebelum Kelahiran
Periode ini merupakan masa kehidupan individu dimulai
dari masa konsepsi (pembuahan) hingga kelahiran, sekitar 9
bulan
dalam
kandungan.
Periode
ini
merupakan
saat
pertumbuhan yang sangat luar biasa, dari satu sel tunggal
(beratnya kira-kira 1/20 juta ons) menjadi organisme yang
sempurna dengan kemampuan otak dan tingkah lakunya.
Terdapat enam ciri penting masa pra kelahiran:
a) Pada saat ini sifat-sifat bauran yang berfungsi sebagai
dasar bagi perkembangan selanjutnya diturunkan sekali
untuk selamanya.
b) Kondisi-kondisi baik dalam tubuh ibu dapat menunjang
perkembangan sifat bawaan, sedangkan kondisi yang
tidak baik dapat menghambat perkembangannya, bahkan
sampai mengganggu pola perkembangan yang akan
datang.
c) Jenis kelamin
individu
yang
baru
diciptakan
sudah
dipastikan pada saat pembuahan dan kondisi-kondisi pada
tubuh ibu tidak akan memengaruhinya, sama halnya
dengan sifat bawaan.
d) Perkembangan dan pertumbuhan yang normal lebih
banyak terjadi selama periode pra natal dibandingkan
dengan periode-periode lain dalam seluruh kehidupan
individu.
e) Periode pra kelahiran merupakan masa yang banyak
mengandung bahaya, baik fisik maupun psikologis.
f) Periode pra kelahiran merupakan saat dimana orangorang yang berkepentingan membentuk sikap-sikap pada
diri individu yang baru diciptakan.
2. Periode bayi
Masa bayi (infacy)ialah periode
perkembangan
yang
merentang dari kelahiran hingga 18 atau 24 bulan. Masa bayi
7
adalah masa yang sangat bergantung pada orang dewasa.
Banyak
kegiatan
permulaan
seperti
psikologis
bahasa,
yang
terjadi
pemikiran
hanya
simbolis,
sebagai
koordinasi
sensorimotor, dan belajar sosial.
3. Periode awal anak
Masa awal anak anak (early chidhood) yaitu periode
pekembangan yang merentang dari masa bayi hingga usia lima
atau enam tahun. Periode ini biasanya disebut dengan periode
prasekolah. Selama masa ini, anak anak kecil belajar semakin
mandiri dan menjaga diri mereka sendiri, mengembangkan
keterampilan
kesiapan
bersekolah
(mengikuti
perintah,
mengidentifikasi huruf), dan meluangkan waktu berjam jam
untuk
bermain
dengan
teman
teman
sebaya. Jika
telah
memasuki kelas satu sekolah dasar, maka secara umum
mengakhiri masa awal anak anak.
4. Periode pertengahan dan akhir anak
Masa pertengahan dan akhir anak anak (middle and late
childhood) ialah periode perkembangan yang merentang dari
usia kira kira enam hingga sebelas tahun, yang kira kira setara
dengan tahun tahun sekolah dasar, periode ini biasanya disebut
dengan tahun tahun sekolah dasar. Keterampilan-keterampilan
fundamental seperti membaca, menulis, dan berhitung telah
dikuasai. Anak secara formal berhubungan dengan dunia yang
lebih luas dan kebudayaan. Prestasi menjadi tema yang lebih
sentral dari dunia anak dan pengendalian diri mulai meningkat.
5. Periode remaja
Masa remaja (adolescence) ialah suatu periode transisi dari
masa awal anak anak hingga masa awal dewasa, yang dimasuki
pada usia kira kira 10 hingga 12 tahun dan berakhir pada usia
18 tahun hingga 22 tahun. Masa remaja bermula pada
perubahan fisik yang cepat, pertambahan berat dan tinggi
badan
yang
dramatis,
perubahan
bentuk
tubuh,
dan
8
perkembangan karakteristik seksual seperti pembesaran buah
dada, perkembangan pinggang dan kumis, dan dalamnya suara.
Pada perkembangan ini, pencapaian kemandirian dan identitas
sangat
menonjol
(pemikiran
semakin
logis,
abstrak,
dan
idealistis) dan semakin banyak menghabiskan waktu di luar
keluarga.
6. Periode dewasa, terdiri dari:
a) Masa
awal
dewasa
(early
adulthood)
ialah
periode
perkembangan yang bermula pada akhir usia belasan
tahun atau awal usia duapuluhan tahun dan yang berakhir
pada
usia
tigapuluhan
tahun.
Ini
adalah
masa
pembentukan kemandirian pribadi dan ekonomi, masa
perkembangan
karir,
dan
bagi
banyak
orang,
masa
pemilihan pasangan, belajar hidup dengan seseorang
secara akrab, memulai keluarga, dan mengasuh anak anak.
b) Masa
pertengahan
dewasa
(middle
adulthood)
ialah
periode perkembangan yang bermula pada usia kira kira
35
hingga
45
tahun
dan
merentang
hingga
usia
enampuluhan tahun. Ini adalah masa untuk memperluas
keterlibatan dan tanggung jawab pribadi dan sosial seperti
membantu generasi berikutnya menjadi individu yang
berkompeten,
dewasa
dan
mencapai
serta
mempertahankan kepuasan dalam berkarir.
c) Masa
akhir
dewasa
(late
adulthood)
ialah
periode
perkembangan yang bermula pada usia enampuluhan atau
tujuh puluh tahun dan berakhir pada kematian. Ini adalah
masa penyesuaian diri atas berkurangnya kekuatan dan
kesehatan, menatap kembali kehidupannya, pensiun, dan
penyesuaian diri dengan peran peran sosial baru.
9
B. Kecenderungan Arah Perkembangan Individu
Ada tiga kemungkinan arah garis garis perkembangan
hidup seseorang yang dapat digambarkan secara visual:
50,0
(c)
15,0
(b)
0,0
Pada
(a)
individu-individu
yang
tergolong
normal
pada
umumnya perkembangan laju pesat sampai usia lima belas
tahun,
di
mana
perkembangan
tercapainya
fungsi-fungsi
titik
fisik
optimal
kedewasaan
psikis
(intelektual).
dan
Kemungkinan perkembangan selanjutnya.
a) Kemungkinan
memperoleh
pertama,
kesempatan
fungsi-funsinya
bagi
mereka
untuk
belajar
(terutama
segi
yang
atau
intelektual),
tidak
melatih
maka
kemampuannya cenderung tidak berkembang lagi sampai
usia
sekitar
empat
puluh
tahunan
bahkan
setelah
mencapai usia tersebut kemampuannya mulai menurun,
malahan tidak kurang jumlahnya yang menuju pikun pada
hari-hari tuanya.
b) Kemungkinan kedua, bagi mereka yang bernasib baik
untuk
memperoleh
fungsi-fungsi
kesempatan
psikofisiknya
belajar
lebih
atau
melatih
lanjut,
maka
10
perkembangan kemamuan fungsi-fungsi masih ada, baik
yang bersifat peningkatan atau perluasannya sampai taraf
usia sekitar empat puluh pula. Namun selanjutnya, setelah
dijalani usia tersebut tidak berkesempatan lagi belajar,
melainkan hanya bekerja, secara routine dan monoton,
maka cenderung untuk berada pada titik jenuh tersebut
tidak berkembang lagi. Namun bagi mereka yang terus
berusaha
belajar
dan
menggumuli
perkembangan
informasi-informasi mutakhir, perkembangan itu dapat
terjadi
meskipun
hanya
bersifat
perluasan
atau
pendalaman.
Karakteristik Laju Perkembangan Motorik
a) Perkembangan motorik bergantung pada kematangan otot
dan syaraf
Perkembangan motorik setiap individu berbeda-beda, hal
ini dipengaruhi oleh pertumbuhan pusat syaraf dan urat
syaraf.
Sistem
terwujudnya
syaraf
diperlukan
keterampilan
untuk
motorik,
menunjang
selain
itu
perkembangan motorik juga bergantung pada koordinasi
yang
baik
antar
otot.
Sistem
syaraf
tersebut
akan
berkembang selama tahun awal perkembangan individu,
ketika usia 4-5 tahun pasca lahir, mereka dapat melakukan
gerakan kasar yang melibatkan hampir semua bagian
badan,
akan
tetapi
setelah
umur
5
tahun
terjadi
perkembangan yang besar dalam pengendalian koordinasi
yang lebih baik yang melibatkan otot yang lebih kecil. Hal
itu dikarenakan pada masa kanak-kanak otot berbelang
(stripped muscle) yakni otot yang mengendalikan gerakan
sukarela berkembang dalam laju yang agak lambat.
11
b) Belajar
keterampilan
motorik
bergantung
pada
kematangan anak. Upaya untuk mengajarkan dan melatih
ketrampilan motorik tidak akan berhasil jika individu belum
mencapai kematangan pada sistem syaraf dan otot.
Keterampilan motorik yang dilakukan ketika anak telah siap
belajar hasilnya akan jauh lebih unggul daripada tanpa
adanya kesiapan dari individu.
c)
Perkembangan
motorik
mengikuti
pola
yang
dapat
diramalkan. Perkembangan motorik mengikuti hukum arah
perkembangan,yakni
hukum
Cephalocaudal
dan
Proximodistal. Adanya pola perkembangan yang dapat
diramalkan tersebut dapat dibuktikan dengan adanya
perubahan kegiatan massa ke kegiatan khusus, dengan
matangnya
mekanisme
urat
syaraf,
kegiatan
massa
digantikan dengan kegiatan spesifik dan secara acak
gerakan kasar membuka jalan untuk memperhalus gerakan
yang hanya melibatkan otot dan anggota badan yang
tepat,sehingga
menjadikan
mereka
mampu
menyempurnakan gerakan dari motorik kasar ke motorik
halus.
d) Perkembangan
Prinsip
motorik
perkembangan
memerlukan
motorik
norma
tertentu.
sebelumnya
telah
menjelaskanbahwa awal perkembangan motorik mengikuti
pola yang dapatdiramalkan, agar perkembangan tersebut
sesuai
dengan
hukum
arah
perkembangan,
maka
diperlukan adanya norma perkembangan motorik,norma
perkembangan tersebut dapat diketahui dari umur ratarata anak yang dikorelasikan dengan kegiatan motorik
yang telah dicapai, hal itu dibutuhkan sebagai petunjuk
untuk mengetahui ketrampilan motorik yang telah dicapai
12
dan
juga
digunakan
untuk
menilai
kenormalan
perkembangan anak.
e) Setiap individu mempunyai laju perkembangan motorik
yang berbeda. Masing-masing individu mengalami laju
perkembangan
motorikyang
berbeda-beda.
Kondisi
tersebut dipengaruhi oleh usia kematangan tiap individu,
sebagian
kondisi
perkembangan
tersebut
dapat
motorik,
merperlambat
mempercepat
namun
laju
sebagian
perkembanganmotorik.
lagi
Diantara
kondisi
yang mempengaruhi laju perkembangan motorik meliputi:
1)
Sifat
dasar
genetik
termasuk
bentuk
tubuh
dan
kecerdasan. 2) Kondisi pasca lahir yang menyenangkan
khususnya gizi makanan sang Ibu. 3) Adanya kerusakan
otot disebabkan kelahiran yang sukar. 4) Kemampuan
intelekual
(IQ)
yang
tinggi
akan
mempercepat
laju
perkembangan motorik daripada anak yang memiliki IQ
dibawah normal. 5) Adanya rangsangan dorongan dan
kesempatan
untuk
Perlindungan
yang
menggerakkan
berlebihan
dari
bagian
tubuh.
orang
tua
6)
akan
memperlambat perkembangan motorik anak. 7) Adanya
cacat
fisik
yang
diderita
anak
akan
memperlambat
perkembangan motorik. 8) Adanya motivasi dari dalam diri
anak untuk mempraktekkan keterampilan motorik akan
mempercepat laju perkembangan motoriknya.
Kondisi lingkungan pentingkarena kondisi memungkinkan
kita meramalkan apa yang akan dilakukan orang pada usia
tertentu dan merencanakan pendidikan dan pelatihan mereka
sesuai pola ini. Kalau perkembangan tidak dapat diramalkan,
tidak
mungkin
kehidupan.
merencanakan
Misalnya
orang
usia
setiap
periode
pertengahan
tentang
tidak
akan
13
mempunyai
orientasi
ke
depan
sehubungan dengan menurunnya
untuk
membuat
rencana
kesehatan berkurangnya
penghasilan dan bertambahnya usia mereka. Contoh lain, orang
tua tidak mampu membuat rencana yang diperlukan untuk anak
mereka sehingga anak itu mampu menyesuaikan diri.
C.
Faktor-faktor
yang
Memengaruhi
Perkembangan
Individu
Ada
3
faktor
dominan
yang
memengaruhi
proses
perkembangan individu, ialah : faktor pembawaan (heredity).
Heredity ialah faktor pembawaan atau turunan yang bersifat
alamiah (nature), faktor lingkungan (environment). Environment
ialah faktor diluar individu yang merupakan kondisi yang
memungkinkan
berlangsungnya
proses
perkembangan
(nurture), dan faktor waktu (time) .yaitu saat-saat tibanya masa
peka atau kematangan (maturation) ialah siap berfungsinya
aspek-aspek psikofisik individu.
1. Faktor Pembawaan (heredity).
Hereditas merupakan faktor pertama yang mempengaruhi
perkembangan individu, dalam hal ini hereditas dapat diartikan
sebagai totalitas karakteristik individu yang diwariskan orang
tua kepada anak, atau segala potensi baik fisik maupun psikis
yang dimiliki individu sejak masa konsepsi (pembuahan ovum
oleh sperma) sebagai pewarisan dari pihak orang tua melalui
gen-gen.yang
orientasinya
sebagai
kecenderungan
untuk
bertumbuh dan berkembang bagi manusia. Menurut ciri-ciri
atau pola serta sifat-sifat tertentu konsepsi dan berlaku
sepanjang hidup seseorang.
14
2. Faktor Lingkungan (environment)
Sartain
(seorang
ahli
psikologi
Amerika)
mengatakan
“Lingkungan” adalah meliputi semua kondisi-kondisi dalam
dunia ini yang dalam cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah
laku kita, pertumbuhan, perkembangan atau life processes kita
kecuali gen-gen dan bahkan gen-gen dapat pula dipandang
sebagai menyiapkan lingkungan (to provide environment) bagi
gen-gen
yang
lain.
Sedangkan
menurut
Ann
Crouter
“Lingkungan” perkembangan merupakan berbagai peristiwa,
situasi
atau
kondisi
mempengaruhi
atau
di
luar
organisme
dipengaruhi
oleh
yang
diduga
perkembangan
individu.Dengan demikian John Locke berkesimpulan bahwa
tiap-tiap individu lahir sebagai “Kertas Putih” dan lingkungan
itulah yang menulis kertas itu. Dan teori ini terkenalsebagai
teori-teori tabularasa atau empirisme. Ketiga pandangan di atas
ini mengenaifaktor perkembangan bahwa yang mempengaruhi
adalah lingkungan/pengalaman yang dapat menentukannya
yang dikarenakan lingkungan itu meliputi fisik, psikis, sosial dan
religius.
3. Faktor Waktu (time)
Faktor waktu (time) yaitu saat-saat tibanya masa peka atau
kematangan (maturation) ialah siap berfungsinya aspek-aspek
psikofisik individu.
Ketiga faktor dominan itu dalam proses berlangsungnya
perkembangan individu berperan secara aktif, yang dapat
dijelaskan secara fungsional atau regresional dengan formulaformula P = f (H, E, T) atau P = a + b 1H + b2E + b3T. Formula ini
dipergunakan
untuk
menjelaskan
seberapa
besar
bobot
(weight) dan bagaimana arahnya (positif atau negatif) dari
15
setiap
faktor
dominan
E=environment/lingkungan,
(H
dan
=
T
=
heredity/nurture,
time/
maturation/
kematangan) tersebut terhadap perkembangan perilaku dan
pribadi (P) seseorang.
Faktor lain yang memengaruhi perkembangan individu
adalah perubahan budaya. Karena perkembangan individu itu
dibentuk untuk menyesuaikan diri dengan standar-standar
budaya dan segala hal yang ideal, maka perubahan-perubahan
dalam
standar
tersebut
akan
memengaruhi
pola
perkembangan. Misalnya, di masa lalu standar pola perilaku
anak laki-laki dalam banyak hal berbeda dari standar perilaku
yang dianggap tepat untuk anak perempuan. Orang tua dn guru
mengetahui bahwa mereka diharapkan membentuk perilaku
anak-anak agar sesuai dengan standar yang berlaku. Sekarang
ini, adanya beberapa orang dewasa yang lebih menyukai peran
seks yang trdisional dan orang-orang lain lebih menyukai
persamaan peran seks. Orang tua dan guru sering kali tidak
tahu pola budaya mana yang dipakai sebagai standar.
Kalau orang-orang dewasa menentukan bahwa gaya hidup
santai
dan
ceria
lebih
bermanfaat
ketimbang
sekadar
menumpuk uang dan apabila nilai budaya seperti ini dapat
diterima oleh kelompok sosial golongan mereka, maka gaya
hidup demikian dengan jelas memengaruhi pola perkembangan
minat dan perilaku anak-anak mereka sepanjang kehidupannya.
Anak-anak yang dibesarkan dalam keluarga dengan satu orang
tua, akan belajar menyesuaikan dengan standar perilaku yandg
dapat diterima secara budaya bagi keluarga dengan satu orang
tua. Standar keluarga dengan satu orang tua dalam banyak hal
berbeda dengan standar dari keluarga dengan dua orang tua.
16
Walaupun sebagian besar perkembangan itu akan terjadi
karena kematangan dan pengalaman dari lingkungan , masih
banyak yang dapat dilakukan untuk membantu perkembangan
seoptimal mungkin. Ini dapat dilakukan dengan merangsang
perkembangan yang secara langsung mendorong individu untuk
mempergunakan kemampuan yang terdapat dalam proses
pengembangannya. Rangsangan ternyata paling efektif pada
saat suatu kemampuan sedang berkembang secara normal,
sekalipun di setiap saat juga penting.
Acara pendidikan di televisi berhasil merangsang minat
baca anak-anak prasekolah. Akibatnya, anak-anak yang secara
teratur mengikuti acara ini lebih cepat belajar membaca
ketimbang mereka yang tidak menontonnya dan di tingkat usia
mana pun kemampuan membaca mereka lebih unggul.
Semakin sering orang tua berbicara dengan anak-anak
yang menjelang usia sekolah, semakin cepat anak-anak belajar
berbicara dan semakin kuat motivasi mereka untuk belajar
berbicara. Sama halnya, rangsangan terhadap otot-otot selama
tahun-tahun pertama menyebabkan kemampuan koordinasi
motorik terjadi lebih cepat dan lebih baik.
Penelitian terhadap usia lanjut mengungkapkan bahwa
rangsangan dapat membantu mencegah kemunduran fisik dan
mental. Mereka yang secara fisik dan mental tetap aktif pada
usia tua tidak terlampau menunjukkan kemunduran fisik dan
mental dibanding dengan mereka yang menganut “filsafat kursi
goyang” terhadap masalah usia tua dan menjadi tidak aktif
karena kemampuan-kemapuan fisik dan mental mereka sedikit
sekali memperoleh rangsangan.
D. Peran Kematangan dan Belajar dalam Perkembangan
17
1.
Pengertian kematangan dan belajar
Menurut para ahli kematangan itu didefinisikan sebagai
berikut:
1) Kematangan adalah merupakan suatu keadaan atau tahap
pencapaian proses pertumbuhan atau perkembangan.
2) Kematangan dapat berarti matangnyan suatu sifat atau
potensi fisik yang menjadi secara kodrat akibat proses
pertumbuhan dan hanya tergantung pada waktu belaka.
3) Kematangan juga dapat berarti matangnya suatu fungsi
atau
potensi
mental
psikologis
akibat
proses
perkembangan karena pengalaman dan latihan.
4) Kematangan
potensi
fisik
dan
mental
psikologis
itu
merupakan suatu keadaan yang akan berfungsi sebagai
prerequisite
dalam
proses
perkembangan
kearah
yang
adalah
pematangan fungsi atau potensi.
Dengan
demikian,
kematang
dimaksud
kematangan potensi fisik danpotensi mental psikologis yang
telah
dicapai
dalam
suatu
tahap
pertumbuhan
atau
perkembangan.
Adapun pengertian belajar yang dimaksud dalam kaitan
dengan proses perkembangan itu secara luas akan dibahas
pada makalah ini. Tetapi secara ringkasnya pengertian belajar
dapat dikemukakan dari penjelasan Elizabeth B. Horluck yaitu:
“Learning is development that comes from exercise and effot;
through learning children acquire competence in using their
hereditary resources”. Jadi belajar ialah perubahan yang terjadi
melalui latihan atau usaha dengan belajar itulah anak memiliki
berbagai kemampuan, pengetahuan dan sebagainya. Atau
dengan kata lain, semua aspek perkembangan yang diperoleh
18
sianak itu terjadi karena belajar, tanpa belajar anak tidak
mungkin tahu apa-apa dan tidak akan bisa apa-apa.
2.
Fungsi kematangan dan belajar dalam perkembangan
Dalam
proses
pertumbuhan
kearah
tercapainya
kemtangan/kedewasaan fisik, kematangan merupakan faktor
penyebab, yang berarti kedewasaan fisik seorang anak sangat
tergantung pada waktunya matang saja ( Kalau umumnya
sudah 17 tahun maka kematangan dari pertumbuhan fisik
akan terjadi dengan sendirinya ).
Dalam kaitanya dengan proses perkembangan mental
psikologis kematangan untuk fisik berfungsi sebagai perquisite
untuk perkembangan, misalnya perkembangan bicara/ bahasa
tidak mungkin terjadi dengan baik tanpa adanya/didukung oleh
pematangan alat bicara (Alat ini matang pada waktu banyi
berumur 6 bulan ). Kematanagan otak pada umur 6/7 tahun
merupakan
perquisite
untuk
perkembangan
intelektual/
pengetahuan akademik disekolah. Perkembangan psikoseksual
dapat dimulai setelah anak matang seksualnya. Jadi dalam
kaitanya dengan belajar, pematangan itu berfungsi sebagai
pemberi “raw material” atau bahan dasar untuk belajar.
Adapun posisi belajar dalam proses perkembangan itu
sangat menentukan. Dalam hal ini belajar akan berfungsi
sebagai penentu atau sebab terjadinya perkembangan ( cause
of development ) . tanpa melalui belajar mental psikologis anak
tidak mungkin akan dapat dikembangakan. Atau dengan kata
lain tanpa belajar maka manusia tidak akan dapat bertingkah
laku seperti manusia. Dan perkembangan pribadi manusia itu
merupakan hasil perpaduan unsur kematangan dan belajar.
Sebagaimana telah diuraikan diatas bahwa kematangan itu
sangat penting artinya dalam proses perkembangan. Tanpa
19
adanya unsurkematangan tersebut perkembanan sulit untuk di
wujudkan. Dalam proses perkembangan fungsi kematangan itu
adalah sebagai berikut :
a) Pemberi bahan mentah atau bahan baku bagi suatu
perkembangan, misalnya kematangan otot dan urat kaki
sebagai bahan untuk perkembangan berjalan
b) Pemberi batas dan kualitas perkembangan, semakin baik
kualitas kematangan suatu fungsi akan makin baik
kualitas hasil perkembangan yang akan terjadi, tetapi
sebaliknya semakin kurang baik kematangannya akan
makin kurang baik pula perkembangannya.
c) Pemberi kemudahan bagi pendidik atau pengasuh apabila
melatih atau membimbing/ mengajarinya.
3.
Ciri-ciri adanya kematangan
Mengetahui adanya tahap kematangan suatu sifat sangat
penting artinya bagi seorang pendidik atau pengasuh, karena
pada tingkat itulah si anak akan memberikan reaksi yang
sebaik-baiknya
terahadap
semua
usaha
bimbingan
atau
pendidikan yang sesuai bagim mereka.
Oleh karena itu kalau ingin mengajar atau melatih dengan
berhasil,
tunggulah
saatnya
yang
tepat
yaitu
timbulnya
kematangan yang bagi siterdidik merupakan masa peka atau
masa yang tepat untuk dikembangkan/dilatih.
Adanya ciri-ciri adanya kematangan tersebut pada diri si
anak adalah di tandai dengan adanya :
1) Perhatian si anak
2) Lamanya perhatian berlangsung
3) Kemajuan jika diajar atau dilatih.
4.
Perubahan-perubahan dalam otak yang menimbulkan
kematangan
20
Setelah otak menjadi masak mengalami prubahan fisik
pada manusia. Perubahan ini dapat menimbulkan tingkah laku
baru yang tidak terduga sebelumnya. Urat-urat syaraf dalam
otak mempunyai “electrical condoktors”. Untuk pengiriman
messages ketempat-tempat yang tetrap perlu ada isolasi otak,
isolasi itu disebut “ myelin” selama dorong-dorongan saraf
menuju salurannya, alur gerakkannya tak di batasi oleh myelin.
Dorongan itu akan mengalir mengaktifkan banyak sel saraf
lebih dari yang diperlukan. Sel-sel saraf itu menggerakan
banyak otot. Banyaknya gerakan bayi yang tak bekoordinasi
adalah akibat dari kurangnya myelin.
Pada umur 6 tahun, myelin dimiliki 95% dari orang dewasa.
Readiness
anak
untuk
berlatih
toelit,
bergantung
pada
banyaknya myelin yangb telah tersimpan. Anak laki-laki baru
berhasil dilatih toelit bila sudah berumur mendekati umur 2
tahun. Ini berarti bahwa tingkah laku belajar memerlukan
kematangan fisik, termasuk kematangan fungsi otak.
Perkembangan struktur dan fungsi otak tampak sempurna
atau hampir sempurnab pada saat anak tiba saatnya amsuk
sekolah dasar. Pada umur-umur setelah 6 tahun, terjadilah
perubahan-perubahanpenting
dalan
struktur
oatak,
namun
perkembangan kapasitas mental lebih banyak diakibatkan
karena pengalaman atau belajar. Perkembanagan prestasi
akademik pada anak-anak sudah mencapai masa remaja lebih
banayak dipengaruhi oleh faktor motifasi dan belajar.
5.
Kesiapan belajar dan aspek-aspek individu
Kesiapan
belajar
secara
umum
adalah
kemampuan
seseorang untuk mendapatkan keuntungan dari pengalaman
yang ia temukan. Sementara itu kesiapan kognisi bertallian
dengan pengetahuan, pikiran, dan kualitas berfikir seseorang
21
dalam menghadapi situasi belajar yang baru. Kemapuankemampuan itu bergantung pada tingkat kematang intlektual.
Latar
belakang
pengalaman,
dan
cara-cara
pengetahuan
sebelumnya distruktur (Connell, 1974 ).
Contoh kematangan intelektual antara lain adalah tingkattingkat perkembangan kognisi piaget yang telah diuraikan pada
bagian
psikologi
perkembangan.
Berkaitan
dengan
latar
belakang pengalaman tersebut diatas, Ausebel mengatakan
faktor yang paling penting mempengaruhi belajar adalah apa
yang sudah diketahui oleh anak-anak. Sedangkan perihal
menstruktur
kembali
pengetahuannya
untuk
penyesuaian
dengan materi-materi baru yang diterima dari pendidik. Akan
tetapi pada kasus-kasus lain struktur kognisi itu dipegang eraterat sehingga membuat pedidik mencari pendekatan lain agar
anak-anak dapat menangkap materi pelajaran baru itu.
Bagaimana
dengan
kesiapan
afeksi?
Connell
(1974)
menulis bahwa sejumlah hasil penelitian mengatakan motivasi
atau
kesiapan
sfrksi
belajar
dikelas
bergantung
kepada
kekuatan motif atau kebutuhan berprestasi, orientasi motivasi
itusendiri, dan faktor-faktor situasional yang mungkin dapat
membangunkan motivasui. Ciri-ciri motivasi yang mendorong
umtuk
berprestasi
adalah
mengajar
kompetensi,
uaha
mengaktualiasi diri, dan usaha berprestasi. Hal ini dikenal
dengan
istilah
kebutuhan
untuk
berprestasi,
salah
satu
kebutuhan teori motivasi Mclelland.
Pendekatan
yang
lain
yang
dapat
dilakukan
dalam
mengembangkan motivasi adalah dengan program intervensi
selama anak duduk di TK dan kelas-kelas awal di SD. Intervensi
ini bisa dalam bentuk:
1.
Memperbanayak ragam fasilitas di TK
22
2.
Memberi kesempatan kepada orang tua untuk menyaksikan
interaksi yang efektif di TK dan SD. Pola interaksi ini adalah:
a) Memberi
kesempatan
untuk
mngembangakan
ketrampilan.
b) Membuat kegiatan-kegiatan berprestasi berhasil
c) Menciptakan tujuan-tujuan yang menantang, tidak terlalu
terlalu sukar.
d) Memberi
keyakinan
untuk
sukses
serta
menghargai
kemampuan-kemampuannya.
e) Membuat setiap anak tertarik dan gemar belajar.
Sesudah mendapatkan informasi tentang kesiapan belajar,
baik kesiapan kognisi Maupun kesiapan afeksi atau motivasi,
kini tiba gilirannya untuk membahas aspek-aspek individu.
Mengapa hal ini perlu dilakukan, mengingat yang belajar atau
yang dikenal pendidikan adalah individu itu sendiri.
Dalam
proses
pendidikan
peserta
didik
atau
warga
belajarlah yang harus memegang peranan utama. Sebab
mereka adalah individu yang hidup dan mampu berkembang
sendiri.
Pendidikan
harus
memperlakukan
dan
melayani
perkembangan mereka secara wajar.
Karena peserta didik atau warga belajar sebagai individu,
maka ada pula orang menyebutnya sebagai subjek didik. Disini
terkandung makna bahwa mereka, merupakan subjek yang
mempunyai pendirian sendiri, aspirasi sendiri, dan sebagainya.
Mereka
mampu
melakukan
kegiatan
sendiri
untuk
mengembangkan dirinya masing-masing dengan menggunakan
perlengkapan-perlengkapan
yang
mereka
miliki.
Dengan
demikian tidak dapat dibenarkan bila pendidik memandang
mereka sebagai objek yang dapat diperlakukan semaunya oleh
para pendidik.
23
Perlengkap peserta didik atau warga belajar sebagai
subjek, dalam garis besarnya dapat dibagi menjadi lima
kelompok, yaitu :
1. Watak, ialah sifat-sifat yang dibawa sejak lahir yang hampir
tidak dapat di ubah,misalnya watak pemarah, pendiam,
menyendiri, suka berbicara,cinta kasih dan sebagainya.
2. Kemampuan umum atau IQ, ialah kecerdasan yang bersifat
umum.
3. Kemampuan khusus atau bakat ialah kemampuan tertentu
yang dibawa sejak lahir.Kemampuan ini pada umumya
memberi arah kepada cita-cita seseorang terutama bila
bakatnya terlayani dalam pendidikan.
4. Kepribadian, ialah penampilan seseorang secara umum,
seperti
sikap,
tabahnya
besarnya
menghadapi
motivasi,
rintangan,
kuatnya
kemauan,
penghargaannya
terhadap orang lain, kesopanannya, toleransinya, dan
sebagainya.
5. Latar
belakang,
ialah
lingkungan
tempat
dibesarkan
terutama lingkungan keluarga. Lingkungan ini sangat besar
pengaruhnya terhadap perkmbangan jiwa bayi dan kanakkanak.
24
BAB III
ANALISIS
Proses perkembangan individu memusatkan perhatiannya
pada
pemahaman
esensial,
seperti
periode-periode
perkembangan, kecenderungan arah, dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Adanya alur perkembangan individu dapat
memberi petunjuk bagi individu dalam mengoptimalkan tugastugas perkembangannya, sehingga keseluruhan tugasnya dapat
dilaksanakan sesuai periode perkembangannya. Karena terdapat
beberapa
kemungkinan
perkembangan
hidup
kecenderungan
seseorang,
maka
arah
individu
garis
dapat
menentukan akan seperti apa dirinya di masa yang akan datang.
Setelah
sampai
kemampuan
usia
sekitar
lima
perkembangannya
perkembangannya
tetap
terjadi
puluh
menurun
meskipun
tahun,
atau
hanya
apakah
ingin
bersifat
perluasan?
Pada umumnya, perkembangan akan mengikuti pola yang
berlaku. Oleh karena itu, perkembangan dapat diramalkan.
Ramalan
tersebut
bermanfaat
untuk
merencanakan
setiap
periode rentang kehidupan. Kendatipun begitu, terdapat faktorfaktor yang mempengaruhi perkembangan. Faktor pembawaan,
lingkungan, dan waktu dalam formula P= f (H, E, T) berperan
secara
aktif
dalam
proses
berlangsungnya
perkembangan
individu. Oleh karena itu, faktor-faktor tersebut sangat penting
untuk
diperhatikan
supaya
proses
perkembangan
berjalan
seoptimal mungkin.
Dalam proses perkembangan, secara operasional, setelah
individu mendapatkan kematangan maka ia harus menjalani
proses belajar. Belajar tidak dapat dilakukan sebelum individu
25
siap dan matang. Kesiapan untuk belajar menentukan saat kapan
belajar itu dapat dilakukan. Sebaliknya, bila individu telah
matang
dan
siap
untuk
belajar,
namun
tidak
segera
menjalaninya, maka proses perkembangannya pun terhambat.
BAB IV
KESIMPULAN
Dalam alur perkembangan individu, perkembangan dimulai
sejak terjadinya masa konsepsi. Ini memberikan implikasi bahwa
masa pra kelahiran pun tidak boleh sampai disia-siakan. Orang
tua, ibu khususnya, harus memberikan stimulus-stimulus yang
dapat
merangsang
respon
jabang
bayi.
Karena
ternyata
perkembangan dan pertumbuhan yang normal lebih banyak
terjadi selama periode pra natal dibandingkan dengan periodeperiode lain dalam seluruh kehidupan individu. Yang perlu
diperhatikan pula, periode pra kelahiran merupakan masa yang
banyak mengandung bahaya, baik fisik maupun psikologis,
karena rahim bersifat sensitif. Ibu diusahakan untuk selalu sehat
dan tidak stress atau depresi, sehingga bayi dalam rahimnya
sehat pula.
Setelah lahir, periode bayi, anak, dan remaja pun masih
dalam tanggung jawab orang tuanya. Berarti, orang tua harus
paham betul karakteristik setiap tahapan perkembangannya.
Pada periode dewasa, perkembangan akan tetap terjadi bila
individu memperoleh kesempatan belajar. Bila tidak, maka
kemampuannya akan mulai menurun. Contoh konkritnya, orang
dewasa
yang
mempunyai
pekerjaan.
Kebalikannya,
orang
26
dewasa
yang
pengangguran
cenderung
menurun
kemampuannya dan cepat tua.
Faktor pembawaan merupakan faktor dominan dalam
perkembangan individu. Sehingga ada sebuah peribahasa yang
berbunyi: “Buah jatuh tak jauh dari pohonnya.” Ini memberi
implikasi, jika ingin mempunyai anak yang baik maka orang
tuanya harus baik pula. Orang tua yang baik akan mendidik
anaknya untuk baik pula. Selain itu, faktor lingkungan pula
sangat berpengaruh. Karena itu, usahakan untuk melibatkan
anak dalam lingkungan yang baik. Usahakan pula agar anak bisa
menyesuaikan diri dengan lingkungannya, tapi tidak terbawa
arus buruk lingkungan. Faktor waktu pun sangat berperan. Kapan
anak mulai diajari berjalan, kapan mulai diajari membaca,
berhitung, dan sebagainya. Waktu yang tidak tepat akan
berakibat fatal bagi perkembangan individu. Ini berkaitan pula
dengan peran kematangan dan belajar dalam perkembangan.
27
DAFTAR PUSTAKA
http://jawigo.blogspot.co.id/2010/05/perkembangan-individu-dalam-belajar.html
http://www.kompasiana.com/www.kompasiana.comamqurrota_/faktor-faktormempengaruhi-perkembangan-individu-manusia_54fd1d48a333110f1d50f84c
http://gadisgigikelinci.blogspot.co.id/2015/03/faktor-faktor-yangmempengaruhi.html
28
INDIVIDU
PEMBIMBING : NURUL HIDAYAH Aks.,S.Sos.,M.Si
KELOMPOK 6
YOUKHA SUTA WIRA A.J
ELFINA DWIYANTI
NANDA OCTA F
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
INSTITUT ILMU KESEHATAN
BHAKTI WIYATA KEDIRI
Kata Pengantar
1
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi
Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas
kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah tentang konsep perkembangan individu.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa
masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang konsep
perkembangan individu ini dapat memberikan manfaat maupun
inpirasi terhadap pembaca.
2
Daftar Isi
Kata pengantar………………………………………………….. 2
Daftar
isi.....................................................................................
.. 3
Bab I
Pendahuluan……………………………………………………. 4
Latar belakang…………………………………………… 4
Rumusan masalah………………………………………..
4
Tujuan …………………………………………………… 4
Manfaat………………………………………………….. 5
Bab II
Pembahasan……………………………………………………. 6
Alur perkembangan individu……………………………
6
Kecenderungan arah perkembangan
individu………….. 9
Faktor-faktor yang mempengarui perkembangan
individu…………………………………………………. 12
Peran kematangan dan belajar dalam
perkembangan…... 15
Bab III
3
Analisis…………………………………………………………21
Bab VI
Kesimpulan……………………………………………………. 22
Daftar Pustaka………………………………………………….24
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap individu
akan
mengalami
pertumbuhan
dan
perkembangan. Perkembangan dapat diartikan perubahan yang
progresif dan kontinyu dari mulai masa konsepsi sampai
meninggal.
Perkembangan
merupakan
proses
yang
pernah berhenti dalam kehidupan individu.
Berkenaan dengan proses perkembangan
ini,
tidak
ada
beberapa hal yang perlu dipahami, diantaranya sejak kapan
dimulai dan berakhirnya, bagaimana kecenderungan arah
perkembangannya,
dan
faktor-faktor
apa
yang
mempengaruhinya. Selain itu, kematangan dan belajar juga
memainkan peranan penting dalam perkembangan. Hal-hal
tersebut sangat urgen untuk diketahui, terutama bagi pendidik
di sekolah maupun di rumah.
Pemahaman seorang pendidik akan setiap tahapan proses
perkembangan suatu individu dapat menentukan keberhasilan
individu
tersebut
dalam
rangka
pencapaiannya
menjadi
4
manusia yang ideal. Atas dasar itulah, makalah ini akan
membahas mengenai proses perkembangan individu.
B. Rumusan Masalah
1) Bagaimana alur perkembangan individu?
2) Seperti apa kecenderungan arah perkembangan individu?
3) Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan
individu?
4) Apakah
peran
kematangan
dan
belajar
dalam
perkembangan?
C. Tujuan
1) Untuk mengetahui alur perkembangan individu.
2) Untuk mengetahui kecenderungan arah perkembangan
individu.
3) Untuk
mengetahui
faktor-faktor
apa
saja
yang
mempengaruhi
perkembangan individu.
4) Untuk mengetahui peran kematangan dan belajar dalam
perkembangan.
D. Manfaat
1) Menambah
wawasan
pengetahuan
mengenai
proses
perkembangan individu
2) Memenuhi salah satu tugas mata kuliah Perkembangan
peserta didik
3) Merencanakan setiap rentang kehidupan
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Alur Perkembangan Individu
Perkembangan individu berlangsung secara berurutan atau
berkesinambungan melalui periode atau masa. Secara faktual,
perkembangan dimulai sejak terjadinya konsepsi. Setelah lahir,
bayi menjalani masa kanak-kanak, remaja, dewasa, sampai hari
tuanya yang pada umumnya memerlukan waktu sekitar 60-70
tahun.
Manusia tidak pernah statis. Organisme yang matang
selalu
mengalami
perkembangan
perkembangan
berkembangnya
itu
itu
perubahan
yang
berkesinambungan
merupakan
progresif.
dalam
proses
kemampuan-kemampuan
arti
siklus
dan
Proses
bahwa
dengan
kemudian
6
menghilang,
dan
yang
akan
muncul
kembali
pada
usia
berikutnya.
1. Periode Sebelum Kelahiran
Periode ini merupakan masa kehidupan individu dimulai
dari masa konsepsi (pembuahan) hingga kelahiran, sekitar 9
bulan
dalam
kandungan.
Periode
ini
merupakan
saat
pertumbuhan yang sangat luar biasa, dari satu sel tunggal
(beratnya kira-kira 1/20 juta ons) menjadi organisme yang
sempurna dengan kemampuan otak dan tingkah lakunya.
Terdapat enam ciri penting masa pra kelahiran:
a) Pada saat ini sifat-sifat bauran yang berfungsi sebagai
dasar bagi perkembangan selanjutnya diturunkan sekali
untuk selamanya.
b) Kondisi-kondisi baik dalam tubuh ibu dapat menunjang
perkembangan sifat bawaan, sedangkan kondisi yang
tidak baik dapat menghambat perkembangannya, bahkan
sampai mengganggu pola perkembangan yang akan
datang.
c) Jenis kelamin
individu
yang
baru
diciptakan
sudah
dipastikan pada saat pembuahan dan kondisi-kondisi pada
tubuh ibu tidak akan memengaruhinya, sama halnya
dengan sifat bawaan.
d) Perkembangan dan pertumbuhan yang normal lebih
banyak terjadi selama periode pra natal dibandingkan
dengan periode-periode lain dalam seluruh kehidupan
individu.
e) Periode pra kelahiran merupakan masa yang banyak
mengandung bahaya, baik fisik maupun psikologis.
f) Periode pra kelahiran merupakan saat dimana orangorang yang berkepentingan membentuk sikap-sikap pada
diri individu yang baru diciptakan.
2. Periode bayi
Masa bayi (infacy)ialah periode
perkembangan
yang
merentang dari kelahiran hingga 18 atau 24 bulan. Masa bayi
7
adalah masa yang sangat bergantung pada orang dewasa.
Banyak
kegiatan
permulaan
seperti
psikologis
bahasa,
yang
terjadi
pemikiran
hanya
simbolis,
sebagai
koordinasi
sensorimotor, dan belajar sosial.
3. Periode awal anak
Masa awal anak anak (early chidhood) yaitu periode
pekembangan yang merentang dari masa bayi hingga usia lima
atau enam tahun. Periode ini biasanya disebut dengan periode
prasekolah. Selama masa ini, anak anak kecil belajar semakin
mandiri dan menjaga diri mereka sendiri, mengembangkan
keterampilan
kesiapan
bersekolah
(mengikuti
perintah,
mengidentifikasi huruf), dan meluangkan waktu berjam jam
untuk
bermain
dengan
teman
teman
sebaya. Jika
telah
memasuki kelas satu sekolah dasar, maka secara umum
mengakhiri masa awal anak anak.
4. Periode pertengahan dan akhir anak
Masa pertengahan dan akhir anak anak (middle and late
childhood) ialah periode perkembangan yang merentang dari
usia kira kira enam hingga sebelas tahun, yang kira kira setara
dengan tahun tahun sekolah dasar, periode ini biasanya disebut
dengan tahun tahun sekolah dasar. Keterampilan-keterampilan
fundamental seperti membaca, menulis, dan berhitung telah
dikuasai. Anak secara formal berhubungan dengan dunia yang
lebih luas dan kebudayaan. Prestasi menjadi tema yang lebih
sentral dari dunia anak dan pengendalian diri mulai meningkat.
5. Periode remaja
Masa remaja (adolescence) ialah suatu periode transisi dari
masa awal anak anak hingga masa awal dewasa, yang dimasuki
pada usia kira kira 10 hingga 12 tahun dan berakhir pada usia
18 tahun hingga 22 tahun. Masa remaja bermula pada
perubahan fisik yang cepat, pertambahan berat dan tinggi
badan
yang
dramatis,
perubahan
bentuk
tubuh,
dan
8
perkembangan karakteristik seksual seperti pembesaran buah
dada, perkembangan pinggang dan kumis, dan dalamnya suara.
Pada perkembangan ini, pencapaian kemandirian dan identitas
sangat
menonjol
(pemikiran
semakin
logis,
abstrak,
dan
idealistis) dan semakin banyak menghabiskan waktu di luar
keluarga.
6. Periode dewasa, terdiri dari:
a) Masa
awal
dewasa
(early
adulthood)
ialah
periode
perkembangan yang bermula pada akhir usia belasan
tahun atau awal usia duapuluhan tahun dan yang berakhir
pada
usia
tigapuluhan
tahun.
Ini
adalah
masa
pembentukan kemandirian pribadi dan ekonomi, masa
perkembangan
karir,
dan
bagi
banyak
orang,
masa
pemilihan pasangan, belajar hidup dengan seseorang
secara akrab, memulai keluarga, dan mengasuh anak anak.
b) Masa
pertengahan
dewasa
(middle
adulthood)
ialah
periode perkembangan yang bermula pada usia kira kira
35
hingga
45
tahun
dan
merentang
hingga
usia
enampuluhan tahun. Ini adalah masa untuk memperluas
keterlibatan dan tanggung jawab pribadi dan sosial seperti
membantu generasi berikutnya menjadi individu yang
berkompeten,
dewasa
dan
mencapai
serta
mempertahankan kepuasan dalam berkarir.
c) Masa
akhir
dewasa
(late
adulthood)
ialah
periode
perkembangan yang bermula pada usia enampuluhan atau
tujuh puluh tahun dan berakhir pada kematian. Ini adalah
masa penyesuaian diri atas berkurangnya kekuatan dan
kesehatan, menatap kembali kehidupannya, pensiun, dan
penyesuaian diri dengan peran peran sosial baru.
9
B. Kecenderungan Arah Perkembangan Individu
Ada tiga kemungkinan arah garis garis perkembangan
hidup seseorang yang dapat digambarkan secara visual:
50,0
(c)
15,0
(b)
0,0
Pada
(a)
individu-individu
yang
tergolong
normal
pada
umumnya perkembangan laju pesat sampai usia lima belas
tahun,
di
mana
perkembangan
tercapainya
fungsi-fungsi
titik
fisik
optimal
kedewasaan
psikis
(intelektual).
dan
Kemungkinan perkembangan selanjutnya.
a) Kemungkinan
memperoleh
pertama,
kesempatan
fungsi-funsinya
bagi
mereka
untuk
belajar
(terutama
segi
yang
atau
intelektual),
tidak
melatih
maka
kemampuannya cenderung tidak berkembang lagi sampai
usia
sekitar
empat
puluh
tahunan
bahkan
setelah
mencapai usia tersebut kemampuannya mulai menurun,
malahan tidak kurang jumlahnya yang menuju pikun pada
hari-hari tuanya.
b) Kemungkinan kedua, bagi mereka yang bernasib baik
untuk
memperoleh
fungsi-fungsi
kesempatan
psikofisiknya
belajar
lebih
atau
melatih
lanjut,
maka
10
perkembangan kemamuan fungsi-fungsi masih ada, baik
yang bersifat peningkatan atau perluasannya sampai taraf
usia sekitar empat puluh pula. Namun selanjutnya, setelah
dijalani usia tersebut tidak berkesempatan lagi belajar,
melainkan hanya bekerja, secara routine dan monoton,
maka cenderung untuk berada pada titik jenuh tersebut
tidak berkembang lagi. Namun bagi mereka yang terus
berusaha
belajar
dan
menggumuli
perkembangan
informasi-informasi mutakhir, perkembangan itu dapat
terjadi
meskipun
hanya
bersifat
perluasan
atau
pendalaman.
Karakteristik Laju Perkembangan Motorik
a) Perkembangan motorik bergantung pada kematangan otot
dan syaraf
Perkembangan motorik setiap individu berbeda-beda, hal
ini dipengaruhi oleh pertumbuhan pusat syaraf dan urat
syaraf.
Sistem
terwujudnya
syaraf
diperlukan
keterampilan
untuk
motorik,
menunjang
selain
itu
perkembangan motorik juga bergantung pada koordinasi
yang
baik
antar
otot.
Sistem
syaraf
tersebut
akan
berkembang selama tahun awal perkembangan individu,
ketika usia 4-5 tahun pasca lahir, mereka dapat melakukan
gerakan kasar yang melibatkan hampir semua bagian
badan,
akan
tetapi
setelah
umur
5
tahun
terjadi
perkembangan yang besar dalam pengendalian koordinasi
yang lebih baik yang melibatkan otot yang lebih kecil. Hal
itu dikarenakan pada masa kanak-kanak otot berbelang
(stripped muscle) yakni otot yang mengendalikan gerakan
sukarela berkembang dalam laju yang agak lambat.
11
b) Belajar
keterampilan
motorik
bergantung
pada
kematangan anak. Upaya untuk mengajarkan dan melatih
ketrampilan motorik tidak akan berhasil jika individu belum
mencapai kematangan pada sistem syaraf dan otot.
Keterampilan motorik yang dilakukan ketika anak telah siap
belajar hasilnya akan jauh lebih unggul daripada tanpa
adanya kesiapan dari individu.
c)
Perkembangan
motorik
mengikuti
pola
yang
dapat
diramalkan. Perkembangan motorik mengikuti hukum arah
perkembangan,yakni
hukum
Cephalocaudal
dan
Proximodistal. Adanya pola perkembangan yang dapat
diramalkan tersebut dapat dibuktikan dengan adanya
perubahan kegiatan massa ke kegiatan khusus, dengan
matangnya
mekanisme
urat
syaraf,
kegiatan
massa
digantikan dengan kegiatan spesifik dan secara acak
gerakan kasar membuka jalan untuk memperhalus gerakan
yang hanya melibatkan otot dan anggota badan yang
tepat,sehingga
menjadikan
mereka
mampu
menyempurnakan gerakan dari motorik kasar ke motorik
halus.
d) Perkembangan
Prinsip
motorik
perkembangan
memerlukan
motorik
norma
tertentu.
sebelumnya
telah
menjelaskanbahwa awal perkembangan motorik mengikuti
pola yang dapatdiramalkan, agar perkembangan tersebut
sesuai
dengan
hukum
arah
perkembangan,
maka
diperlukan adanya norma perkembangan motorik,norma
perkembangan tersebut dapat diketahui dari umur ratarata anak yang dikorelasikan dengan kegiatan motorik
yang telah dicapai, hal itu dibutuhkan sebagai petunjuk
untuk mengetahui ketrampilan motorik yang telah dicapai
12
dan
juga
digunakan
untuk
menilai
kenormalan
perkembangan anak.
e) Setiap individu mempunyai laju perkembangan motorik
yang berbeda. Masing-masing individu mengalami laju
perkembangan
motorikyang
berbeda-beda.
Kondisi
tersebut dipengaruhi oleh usia kematangan tiap individu,
sebagian
kondisi
perkembangan
tersebut
dapat
motorik,
merperlambat
mempercepat
namun
laju
sebagian
perkembanganmotorik.
lagi
Diantara
kondisi
yang mempengaruhi laju perkembangan motorik meliputi:
1)
Sifat
dasar
genetik
termasuk
bentuk
tubuh
dan
kecerdasan. 2) Kondisi pasca lahir yang menyenangkan
khususnya gizi makanan sang Ibu. 3) Adanya kerusakan
otot disebabkan kelahiran yang sukar. 4) Kemampuan
intelekual
(IQ)
yang
tinggi
akan
mempercepat
laju
perkembangan motorik daripada anak yang memiliki IQ
dibawah normal. 5) Adanya rangsangan dorongan dan
kesempatan
untuk
Perlindungan
yang
menggerakkan
berlebihan
dari
bagian
tubuh.
orang
tua
6)
akan
memperlambat perkembangan motorik anak. 7) Adanya
cacat
fisik
yang
diderita
anak
akan
memperlambat
perkembangan motorik. 8) Adanya motivasi dari dalam diri
anak untuk mempraktekkan keterampilan motorik akan
mempercepat laju perkembangan motoriknya.
Kondisi lingkungan pentingkarena kondisi memungkinkan
kita meramalkan apa yang akan dilakukan orang pada usia
tertentu dan merencanakan pendidikan dan pelatihan mereka
sesuai pola ini. Kalau perkembangan tidak dapat diramalkan,
tidak
mungkin
kehidupan.
merencanakan
Misalnya
orang
usia
setiap
periode
pertengahan
tentang
tidak
akan
13
mempunyai
orientasi
ke
depan
sehubungan dengan menurunnya
untuk
membuat
rencana
kesehatan berkurangnya
penghasilan dan bertambahnya usia mereka. Contoh lain, orang
tua tidak mampu membuat rencana yang diperlukan untuk anak
mereka sehingga anak itu mampu menyesuaikan diri.
C.
Faktor-faktor
yang
Memengaruhi
Perkembangan
Individu
Ada
3
faktor
dominan
yang
memengaruhi
proses
perkembangan individu, ialah : faktor pembawaan (heredity).
Heredity ialah faktor pembawaan atau turunan yang bersifat
alamiah (nature), faktor lingkungan (environment). Environment
ialah faktor diluar individu yang merupakan kondisi yang
memungkinkan
berlangsungnya
proses
perkembangan
(nurture), dan faktor waktu (time) .yaitu saat-saat tibanya masa
peka atau kematangan (maturation) ialah siap berfungsinya
aspek-aspek psikofisik individu.
1. Faktor Pembawaan (heredity).
Hereditas merupakan faktor pertama yang mempengaruhi
perkembangan individu, dalam hal ini hereditas dapat diartikan
sebagai totalitas karakteristik individu yang diwariskan orang
tua kepada anak, atau segala potensi baik fisik maupun psikis
yang dimiliki individu sejak masa konsepsi (pembuahan ovum
oleh sperma) sebagai pewarisan dari pihak orang tua melalui
gen-gen.yang
orientasinya
sebagai
kecenderungan
untuk
bertumbuh dan berkembang bagi manusia. Menurut ciri-ciri
atau pola serta sifat-sifat tertentu konsepsi dan berlaku
sepanjang hidup seseorang.
14
2. Faktor Lingkungan (environment)
Sartain
(seorang
ahli
psikologi
Amerika)
mengatakan
“Lingkungan” adalah meliputi semua kondisi-kondisi dalam
dunia ini yang dalam cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah
laku kita, pertumbuhan, perkembangan atau life processes kita
kecuali gen-gen dan bahkan gen-gen dapat pula dipandang
sebagai menyiapkan lingkungan (to provide environment) bagi
gen-gen
yang
lain.
Sedangkan
menurut
Ann
Crouter
“Lingkungan” perkembangan merupakan berbagai peristiwa,
situasi
atau
kondisi
mempengaruhi
atau
di
luar
organisme
dipengaruhi
oleh
yang
diduga
perkembangan
individu.Dengan demikian John Locke berkesimpulan bahwa
tiap-tiap individu lahir sebagai “Kertas Putih” dan lingkungan
itulah yang menulis kertas itu. Dan teori ini terkenalsebagai
teori-teori tabularasa atau empirisme. Ketiga pandangan di atas
ini mengenaifaktor perkembangan bahwa yang mempengaruhi
adalah lingkungan/pengalaman yang dapat menentukannya
yang dikarenakan lingkungan itu meliputi fisik, psikis, sosial dan
religius.
3. Faktor Waktu (time)
Faktor waktu (time) yaitu saat-saat tibanya masa peka atau
kematangan (maturation) ialah siap berfungsinya aspek-aspek
psikofisik individu.
Ketiga faktor dominan itu dalam proses berlangsungnya
perkembangan individu berperan secara aktif, yang dapat
dijelaskan secara fungsional atau regresional dengan formulaformula P = f (H, E, T) atau P = a + b 1H + b2E + b3T. Formula ini
dipergunakan
untuk
menjelaskan
seberapa
besar
bobot
(weight) dan bagaimana arahnya (positif atau negatif) dari
15
setiap
faktor
dominan
E=environment/lingkungan,
(H
dan
=
T
=
heredity/nurture,
time/
maturation/
kematangan) tersebut terhadap perkembangan perilaku dan
pribadi (P) seseorang.
Faktor lain yang memengaruhi perkembangan individu
adalah perubahan budaya. Karena perkembangan individu itu
dibentuk untuk menyesuaikan diri dengan standar-standar
budaya dan segala hal yang ideal, maka perubahan-perubahan
dalam
standar
tersebut
akan
memengaruhi
pola
perkembangan. Misalnya, di masa lalu standar pola perilaku
anak laki-laki dalam banyak hal berbeda dari standar perilaku
yang dianggap tepat untuk anak perempuan. Orang tua dn guru
mengetahui bahwa mereka diharapkan membentuk perilaku
anak-anak agar sesuai dengan standar yang berlaku. Sekarang
ini, adanya beberapa orang dewasa yang lebih menyukai peran
seks yang trdisional dan orang-orang lain lebih menyukai
persamaan peran seks. Orang tua dan guru sering kali tidak
tahu pola budaya mana yang dipakai sebagai standar.
Kalau orang-orang dewasa menentukan bahwa gaya hidup
santai
dan
ceria
lebih
bermanfaat
ketimbang
sekadar
menumpuk uang dan apabila nilai budaya seperti ini dapat
diterima oleh kelompok sosial golongan mereka, maka gaya
hidup demikian dengan jelas memengaruhi pola perkembangan
minat dan perilaku anak-anak mereka sepanjang kehidupannya.
Anak-anak yang dibesarkan dalam keluarga dengan satu orang
tua, akan belajar menyesuaikan dengan standar perilaku yandg
dapat diterima secara budaya bagi keluarga dengan satu orang
tua. Standar keluarga dengan satu orang tua dalam banyak hal
berbeda dengan standar dari keluarga dengan dua orang tua.
16
Walaupun sebagian besar perkembangan itu akan terjadi
karena kematangan dan pengalaman dari lingkungan , masih
banyak yang dapat dilakukan untuk membantu perkembangan
seoptimal mungkin. Ini dapat dilakukan dengan merangsang
perkembangan yang secara langsung mendorong individu untuk
mempergunakan kemampuan yang terdapat dalam proses
pengembangannya. Rangsangan ternyata paling efektif pada
saat suatu kemampuan sedang berkembang secara normal,
sekalipun di setiap saat juga penting.
Acara pendidikan di televisi berhasil merangsang minat
baca anak-anak prasekolah. Akibatnya, anak-anak yang secara
teratur mengikuti acara ini lebih cepat belajar membaca
ketimbang mereka yang tidak menontonnya dan di tingkat usia
mana pun kemampuan membaca mereka lebih unggul.
Semakin sering orang tua berbicara dengan anak-anak
yang menjelang usia sekolah, semakin cepat anak-anak belajar
berbicara dan semakin kuat motivasi mereka untuk belajar
berbicara. Sama halnya, rangsangan terhadap otot-otot selama
tahun-tahun pertama menyebabkan kemampuan koordinasi
motorik terjadi lebih cepat dan lebih baik.
Penelitian terhadap usia lanjut mengungkapkan bahwa
rangsangan dapat membantu mencegah kemunduran fisik dan
mental. Mereka yang secara fisik dan mental tetap aktif pada
usia tua tidak terlampau menunjukkan kemunduran fisik dan
mental dibanding dengan mereka yang menganut “filsafat kursi
goyang” terhadap masalah usia tua dan menjadi tidak aktif
karena kemampuan-kemapuan fisik dan mental mereka sedikit
sekali memperoleh rangsangan.
D. Peran Kematangan dan Belajar dalam Perkembangan
17
1.
Pengertian kematangan dan belajar
Menurut para ahli kematangan itu didefinisikan sebagai
berikut:
1) Kematangan adalah merupakan suatu keadaan atau tahap
pencapaian proses pertumbuhan atau perkembangan.
2) Kematangan dapat berarti matangnyan suatu sifat atau
potensi fisik yang menjadi secara kodrat akibat proses
pertumbuhan dan hanya tergantung pada waktu belaka.
3) Kematangan juga dapat berarti matangnya suatu fungsi
atau
potensi
mental
psikologis
akibat
proses
perkembangan karena pengalaman dan latihan.
4) Kematangan
potensi
fisik
dan
mental
psikologis
itu
merupakan suatu keadaan yang akan berfungsi sebagai
prerequisite
dalam
proses
perkembangan
kearah
yang
adalah
pematangan fungsi atau potensi.
Dengan
demikian,
kematang
dimaksud
kematangan potensi fisik danpotensi mental psikologis yang
telah
dicapai
dalam
suatu
tahap
pertumbuhan
atau
perkembangan.
Adapun pengertian belajar yang dimaksud dalam kaitan
dengan proses perkembangan itu secara luas akan dibahas
pada makalah ini. Tetapi secara ringkasnya pengertian belajar
dapat dikemukakan dari penjelasan Elizabeth B. Horluck yaitu:
“Learning is development that comes from exercise and effot;
through learning children acquire competence in using their
hereditary resources”. Jadi belajar ialah perubahan yang terjadi
melalui latihan atau usaha dengan belajar itulah anak memiliki
berbagai kemampuan, pengetahuan dan sebagainya. Atau
dengan kata lain, semua aspek perkembangan yang diperoleh
18
sianak itu terjadi karena belajar, tanpa belajar anak tidak
mungkin tahu apa-apa dan tidak akan bisa apa-apa.
2.
Fungsi kematangan dan belajar dalam perkembangan
Dalam
proses
pertumbuhan
kearah
tercapainya
kemtangan/kedewasaan fisik, kematangan merupakan faktor
penyebab, yang berarti kedewasaan fisik seorang anak sangat
tergantung pada waktunya matang saja ( Kalau umumnya
sudah 17 tahun maka kematangan dari pertumbuhan fisik
akan terjadi dengan sendirinya ).
Dalam kaitanya dengan proses perkembangan mental
psikologis kematangan untuk fisik berfungsi sebagai perquisite
untuk perkembangan, misalnya perkembangan bicara/ bahasa
tidak mungkin terjadi dengan baik tanpa adanya/didukung oleh
pematangan alat bicara (Alat ini matang pada waktu banyi
berumur 6 bulan ). Kematanagan otak pada umur 6/7 tahun
merupakan
perquisite
untuk
perkembangan
intelektual/
pengetahuan akademik disekolah. Perkembangan psikoseksual
dapat dimulai setelah anak matang seksualnya. Jadi dalam
kaitanya dengan belajar, pematangan itu berfungsi sebagai
pemberi “raw material” atau bahan dasar untuk belajar.
Adapun posisi belajar dalam proses perkembangan itu
sangat menentukan. Dalam hal ini belajar akan berfungsi
sebagai penentu atau sebab terjadinya perkembangan ( cause
of development ) . tanpa melalui belajar mental psikologis anak
tidak mungkin akan dapat dikembangakan. Atau dengan kata
lain tanpa belajar maka manusia tidak akan dapat bertingkah
laku seperti manusia. Dan perkembangan pribadi manusia itu
merupakan hasil perpaduan unsur kematangan dan belajar.
Sebagaimana telah diuraikan diatas bahwa kematangan itu
sangat penting artinya dalam proses perkembangan. Tanpa
19
adanya unsurkematangan tersebut perkembanan sulit untuk di
wujudkan. Dalam proses perkembangan fungsi kematangan itu
adalah sebagai berikut :
a) Pemberi bahan mentah atau bahan baku bagi suatu
perkembangan, misalnya kematangan otot dan urat kaki
sebagai bahan untuk perkembangan berjalan
b) Pemberi batas dan kualitas perkembangan, semakin baik
kualitas kematangan suatu fungsi akan makin baik
kualitas hasil perkembangan yang akan terjadi, tetapi
sebaliknya semakin kurang baik kematangannya akan
makin kurang baik pula perkembangannya.
c) Pemberi kemudahan bagi pendidik atau pengasuh apabila
melatih atau membimbing/ mengajarinya.
3.
Ciri-ciri adanya kematangan
Mengetahui adanya tahap kematangan suatu sifat sangat
penting artinya bagi seorang pendidik atau pengasuh, karena
pada tingkat itulah si anak akan memberikan reaksi yang
sebaik-baiknya
terahadap
semua
usaha
bimbingan
atau
pendidikan yang sesuai bagim mereka.
Oleh karena itu kalau ingin mengajar atau melatih dengan
berhasil,
tunggulah
saatnya
yang
tepat
yaitu
timbulnya
kematangan yang bagi siterdidik merupakan masa peka atau
masa yang tepat untuk dikembangkan/dilatih.
Adanya ciri-ciri adanya kematangan tersebut pada diri si
anak adalah di tandai dengan adanya :
1) Perhatian si anak
2) Lamanya perhatian berlangsung
3) Kemajuan jika diajar atau dilatih.
4.
Perubahan-perubahan dalam otak yang menimbulkan
kematangan
20
Setelah otak menjadi masak mengalami prubahan fisik
pada manusia. Perubahan ini dapat menimbulkan tingkah laku
baru yang tidak terduga sebelumnya. Urat-urat syaraf dalam
otak mempunyai “electrical condoktors”. Untuk pengiriman
messages ketempat-tempat yang tetrap perlu ada isolasi otak,
isolasi itu disebut “ myelin” selama dorong-dorongan saraf
menuju salurannya, alur gerakkannya tak di batasi oleh myelin.
Dorongan itu akan mengalir mengaktifkan banyak sel saraf
lebih dari yang diperlukan. Sel-sel saraf itu menggerakan
banyak otot. Banyaknya gerakan bayi yang tak bekoordinasi
adalah akibat dari kurangnya myelin.
Pada umur 6 tahun, myelin dimiliki 95% dari orang dewasa.
Readiness
anak
untuk
berlatih
toelit,
bergantung
pada
banyaknya myelin yangb telah tersimpan. Anak laki-laki baru
berhasil dilatih toelit bila sudah berumur mendekati umur 2
tahun. Ini berarti bahwa tingkah laku belajar memerlukan
kematangan fisik, termasuk kematangan fungsi otak.
Perkembangan struktur dan fungsi otak tampak sempurna
atau hampir sempurnab pada saat anak tiba saatnya amsuk
sekolah dasar. Pada umur-umur setelah 6 tahun, terjadilah
perubahan-perubahanpenting
dalan
struktur
oatak,
namun
perkembangan kapasitas mental lebih banyak diakibatkan
karena pengalaman atau belajar. Perkembanagan prestasi
akademik pada anak-anak sudah mencapai masa remaja lebih
banayak dipengaruhi oleh faktor motifasi dan belajar.
5.
Kesiapan belajar dan aspek-aspek individu
Kesiapan
belajar
secara
umum
adalah
kemampuan
seseorang untuk mendapatkan keuntungan dari pengalaman
yang ia temukan. Sementara itu kesiapan kognisi bertallian
dengan pengetahuan, pikiran, dan kualitas berfikir seseorang
21
dalam menghadapi situasi belajar yang baru. Kemapuankemampuan itu bergantung pada tingkat kematang intlektual.
Latar
belakang
pengalaman,
dan
cara-cara
pengetahuan
sebelumnya distruktur (Connell, 1974 ).
Contoh kematangan intelektual antara lain adalah tingkattingkat perkembangan kognisi piaget yang telah diuraikan pada
bagian
psikologi
perkembangan.
Berkaitan
dengan
latar
belakang pengalaman tersebut diatas, Ausebel mengatakan
faktor yang paling penting mempengaruhi belajar adalah apa
yang sudah diketahui oleh anak-anak. Sedangkan perihal
menstruktur
kembali
pengetahuannya
untuk
penyesuaian
dengan materi-materi baru yang diterima dari pendidik. Akan
tetapi pada kasus-kasus lain struktur kognisi itu dipegang eraterat sehingga membuat pedidik mencari pendekatan lain agar
anak-anak dapat menangkap materi pelajaran baru itu.
Bagaimana
dengan
kesiapan
afeksi?
Connell
(1974)
menulis bahwa sejumlah hasil penelitian mengatakan motivasi
atau
kesiapan
sfrksi
belajar
dikelas
bergantung
kepada
kekuatan motif atau kebutuhan berprestasi, orientasi motivasi
itusendiri, dan faktor-faktor situasional yang mungkin dapat
membangunkan motivasui. Ciri-ciri motivasi yang mendorong
umtuk
berprestasi
adalah
mengajar
kompetensi,
uaha
mengaktualiasi diri, dan usaha berprestasi. Hal ini dikenal
dengan
istilah
kebutuhan
untuk
berprestasi,
salah
satu
kebutuhan teori motivasi Mclelland.
Pendekatan
yang
lain
yang
dapat
dilakukan
dalam
mengembangkan motivasi adalah dengan program intervensi
selama anak duduk di TK dan kelas-kelas awal di SD. Intervensi
ini bisa dalam bentuk:
1.
Memperbanayak ragam fasilitas di TK
22
2.
Memberi kesempatan kepada orang tua untuk menyaksikan
interaksi yang efektif di TK dan SD. Pola interaksi ini adalah:
a) Memberi
kesempatan
untuk
mngembangakan
ketrampilan.
b) Membuat kegiatan-kegiatan berprestasi berhasil
c) Menciptakan tujuan-tujuan yang menantang, tidak terlalu
terlalu sukar.
d) Memberi
keyakinan
untuk
sukses
serta
menghargai
kemampuan-kemampuannya.
e) Membuat setiap anak tertarik dan gemar belajar.
Sesudah mendapatkan informasi tentang kesiapan belajar,
baik kesiapan kognisi Maupun kesiapan afeksi atau motivasi,
kini tiba gilirannya untuk membahas aspek-aspek individu.
Mengapa hal ini perlu dilakukan, mengingat yang belajar atau
yang dikenal pendidikan adalah individu itu sendiri.
Dalam
proses
pendidikan
peserta
didik
atau
warga
belajarlah yang harus memegang peranan utama. Sebab
mereka adalah individu yang hidup dan mampu berkembang
sendiri.
Pendidikan
harus
memperlakukan
dan
melayani
perkembangan mereka secara wajar.
Karena peserta didik atau warga belajar sebagai individu,
maka ada pula orang menyebutnya sebagai subjek didik. Disini
terkandung makna bahwa mereka, merupakan subjek yang
mempunyai pendirian sendiri, aspirasi sendiri, dan sebagainya.
Mereka
mampu
melakukan
kegiatan
sendiri
untuk
mengembangkan dirinya masing-masing dengan menggunakan
perlengkapan-perlengkapan
yang
mereka
miliki.
Dengan
demikian tidak dapat dibenarkan bila pendidik memandang
mereka sebagai objek yang dapat diperlakukan semaunya oleh
para pendidik.
23
Perlengkap peserta didik atau warga belajar sebagai
subjek, dalam garis besarnya dapat dibagi menjadi lima
kelompok, yaitu :
1. Watak, ialah sifat-sifat yang dibawa sejak lahir yang hampir
tidak dapat di ubah,misalnya watak pemarah, pendiam,
menyendiri, suka berbicara,cinta kasih dan sebagainya.
2. Kemampuan umum atau IQ, ialah kecerdasan yang bersifat
umum.
3. Kemampuan khusus atau bakat ialah kemampuan tertentu
yang dibawa sejak lahir.Kemampuan ini pada umumya
memberi arah kepada cita-cita seseorang terutama bila
bakatnya terlayani dalam pendidikan.
4. Kepribadian, ialah penampilan seseorang secara umum,
seperti
sikap,
tabahnya
besarnya
menghadapi
motivasi,
rintangan,
kuatnya
kemauan,
penghargaannya
terhadap orang lain, kesopanannya, toleransinya, dan
sebagainya.
5. Latar
belakang,
ialah
lingkungan
tempat
dibesarkan
terutama lingkungan keluarga. Lingkungan ini sangat besar
pengaruhnya terhadap perkmbangan jiwa bayi dan kanakkanak.
24
BAB III
ANALISIS
Proses perkembangan individu memusatkan perhatiannya
pada
pemahaman
esensial,
seperti
periode-periode
perkembangan, kecenderungan arah, dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Adanya alur perkembangan individu dapat
memberi petunjuk bagi individu dalam mengoptimalkan tugastugas perkembangannya, sehingga keseluruhan tugasnya dapat
dilaksanakan sesuai periode perkembangannya. Karena terdapat
beberapa
kemungkinan
perkembangan
hidup
kecenderungan
seseorang,
maka
arah
individu
garis
dapat
menentukan akan seperti apa dirinya di masa yang akan datang.
Setelah
sampai
kemampuan
usia
sekitar
lima
perkembangannya
perkembangannya
tetap
terjadi
puluh
menurun
meskipun
tahun,
atau
hanya
apakah
ingin
bersifat
perluasan?
Pada umumnya, perkembangan akan mengikuti pola yang
berlaku. Oleh karena itu, perkembangan dapat diramalkan.
Ramalan
tersebut
bermanfaat
untuk
merencanakan
setiap
periode rentang kehidupan. Kendatipun begitu, terdapat faktorfaktor yang mempengaruhi perkembangan. Faktor pembawaan,
lingkungan, dan waktu dalam formula P= f (H, E, T) berperan
secara
aktif
dalam
proses
berlangsungnya
perkembangan
individu. Oleh karena itu, faktor-faktor tersebut sangat penting
untuk
diperhatikan
supaya
proses
perkembangan
berjalan
seoptimal mungkin.
Dalam proses perkembangan, secara operasional, setelah
individu mendapatkan kematangan maka ia harus menjalani
proses belajar. Belajar tidak dapat dilakukan sebelum individu
25
siap dan matang. Kesiapan untuk belajar menentukan saat kapan
belajar itu dapat dilakukan. Sebaliknya, bila individu telah
matang
dan
siap
untuk
belajar,
namun
tidak
segera
menjalaninya, maka proses perkembangannya pun terhambat.
BAB IV
KESIMPULAN
Dalam alur perkembangan individu, perkembangan dimulai
sejak terjadinya masa konsepsi. Ini memberikan implikasi bahwa
masa pra kelahiran pun tidak boleh sampai disia-siakan. Orang
tua, ibu khususnya, harus memberikan stimulus-stimulus yang
dapat
merangsang
respon
jabang
bayi.
Karena
ternyata
perkembangan dan pertumbuhan yang normal lebih banyak
terjadi selama periode pra natal dibandingkan dengan periodeperiode lain dalam seluruh kehidupan individu. Yang perlu
diperhatikan pula, periode pra kelahiran merupakan masa yang
banyak mengandung bahaya, baik fisik maupun psikologis,
karena rahim bersifat sensitif. Ibu diusahakan untuk selalu sehat
dan tidak stress atau depresi, sehingga bayi dalam rahimnya
sehat pula.
Setelah lahir, periode bayi, anak, dan remaja pun masih
dalam tanggung jawab orang tuanya. Berarti, orang tua harus
paham betul karakteristik setiap tahapan perkembangannya.
Pada periode dewasa, perkembangan akan tetap terjadi bila
individu memperoleh kesempatan belajar. Bila tidak, maka
kemampuannya akan mulai menurun. Contoh konkritnya, orang
dewasa
yang
mempunyai
pekerjaan.
Kebalikannya,
orang
26
dewasa
yang
pengangguran
cenderung
menurun
kemampuannya dan cepat tua.
Faktor pembawaan merupakan faktor dominan dalam
perkembangan individu. Sehingga ada sebuah peribahasa yang
berbunyi: “Buah jatuh tak jauh dari pohonnya.” Ini memberi
implikasi, jika ingin mempunyai anak yang baik maka orang
tuanya harus baik pula. Orang tua yang baik akan mendidik
anaknya untuk baik pula. Selain itu, faktor lingkungan pula
sangat berpengaruh. Karena itu, usahakan untuk melibatkan
anak dalam lingkungan yang baik. Usahakan pula agar anak bisa
menyesuaikan diri dengan lingkungannya, tapi tidak terbawa
arus buruk lingkungan. Faktor waktu pun sangat berperan. Kapan
anak mulai diajari berjalan, kapan mulai diajari membaca,
berhitung, dan sebagainya. Waktu yang tidak tepat akan
berakibat fatal bagi perkembangan individu. Ini berkaitan pula
dengan peran kematangan dan belajar dalam perkembangan.
27
DAFTAR PUSTAKA
http://jawigo.blogspot.co.id/2010/05/perkembangan-individu-dalam-belajar.html
http://www.kompasiana.com/www.kompasiana.comamqurrota_/faktor-faktormempengaruhi-perkembangan-individu-manusia_54fd1d48a333110f1d50f84c
http://gadisgigikelinci.blogspot.co.id/2015/03/faktor-faktor-yangmempengaruhi.html
28