Makalah Perkembangan individu terhadap lingkugan

KONSEP PERKEMBANGAN
INDIVIDU

PEMBIMBING : NURUL HIDAYAH Aks.,S.Sos.,M.Si

KELOMPOK 6
YOUKHA SUTA WIRA A.J
ELFINA DWIYANTI
NANDA OCTA F

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
INSTITUT ILMU KESEHATAN
BHAKTI WIYATA KEDIRI
Kata Pengantar

1

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi
Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas
kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan

makalah tentang konsep perkembangan individu.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa
masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang konsep
perkembangan individu ini dapat memberikan manfaat maupun
inpirasi terhadap pembaca.

2

Daftar Isi
Kata pengantar………………………………………………….. 2

Daftar
isi.....................................................................................
.. 3
Bab I
Pendahuluan……………………………………………………. 4
Latar belakang…………………………………………… 4
Rumusan masalah………………………………………..
4
Tujuan …………………………………………………… 4
Manfaat………………………………………………….. 5
Bab II
Pembahasan……………………………………………………. 6
Alur perkembangan individu……………………………
6
Kecenderungan arah perkembangan
individu………….. 9
Faktor-faktor yang mempengarui perkembangan
individu…………………………………………………. 12
Peran kematangan dan belajar dalam
perkembangan…... 15

Bab III

3

Analisis…………………………………………………………21
Bab VI
Kesimpulan……………………………………………………. 22
Daftar Pustaka………………………………………………….24

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap individu

akan

mengalami

pertumbuhan


dan

perkembangan. Perkembangan dapat diartikan perubahan yang
progresif dan kontinyu dari mulai masa konsepsi sampai
meninggal.

Perkembangan

merupakan

proses

yang

pernah berhenti dalam kehidupan individu.
Berkenaan dengan proses perkembangan

ini,

tidak

ada

beberapa hal yang perlu dipahami, diantaranya sejak kapan
dimulai dan berakhirnya, bagaimana kecenderungan arah
perkembangannya,

dan

faktor-faktor

apa

yang

mempengaruhinya. Selain itu, kematangan dan belajar juga
memainkan peranan penting dalam perkembangan. Hal-hal
tersebut sangat urgen untuk diketahui, terutama bagi pendidik
di sekolah maupun di rumah.
Pemahaman seorang pendidik akan setiap tahapan proses
perkembangan suatu individu dapat menentukan keberhasilan

individu

tersebut

dalam

rangka

pencapaiannya

menjadi

4

manusia yang ideal. Atas dasar itulah, makalah ini akan
membahas mengenai proses perkembangan individu.
B. Rumusan Masalah
1) Bagaimana alur perkembangan individu?
2) Seperti apa kecenderungan arah perkembangan individu?
3) Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan

individu?
4) Apakah

peran

kematangan

dan

belajar

dalam

perkembangan?
C. Tujuan
1) Untuk mengetahui alur perkembangan individu.
2) Untuk mengetahui kecenderungan arah perkembangan
individu.
3) Untuk


mengetahui

faktor-faktor

apa

saja

yang

mempengaruhi
perkembangan individu.
4) Untuk mengetahui peran kematangan dan belajar dalam
perkembangan.

D. Manfaat
1) Menambah

wawasan


pengetahuan

mengenai

proses

perkembangan individu
2) Memenuhi salah satu tugas mata kuliah Perkembangan
peserta didik
3) Merencanakan setiap rentang kehidupan

5

BAB II
PEMBAHASAN
A. Alur Perkembangan Individu
Perkembangan individu berlangsung secara berurutan atau
berkesinambungan melalui periode atau masa. Secara faktual,
perkembangan dimulai sejak terjadinya konsepsi. Setelah lahir,
bayi menjalani masa kanak-kanak, remaja, dewasa, sampai hari

tuanya yang pada umumnya memerlukan waktu sekitar 60-70
tahun.
Manusia tidak pernah statis. Organisme yang matang
selalu

mengalami

perkembangan
perkembangan
berkembangnya

itu
itu

perubahan

yang

berkesinambungan
merupakan


progresif.
dalam

proses

kemampuan-kemampuan

arti

siklus
dan

Proses
bahwa
dengan

kemudian

6

menghilang,

dan

yang

akan

muncul

kembali

pada

usia

berikutnya.
1. Periode Sebelum Kelahiran
Periode ini merupakan masa kehidupan individu dimulai
dari masa konsepsi (pembuahan) hingga kelahiran, sekitar 9
bulan

dalam

kandungan.

Periode

ini

merupakan

saat

pertumbuhan yang sangat luar biasa, dari satu sel tunggal
(beratnya kira-kira 1/20 juta ons) menjadi organisme yang
sempurna dengan kemampuan otak dan tingkah lakunya.
Terdapat enam ciri penting masa pra kelahiran:
a) Pada saat ini sifat-sifat bauran yang berfungsi sebagai
dasar bagi perkembangan selanjutnya diturunkan sekali
untuk selamanya.
b) Kondisi-kondisi baik dalam tubuh ibu dapat menunjang
perkembangan sifat bawaan, sedangkan kondisi yang
tidak baik dapat menghambat perkembangannya, bahkan
sampai mengganggu pola perkembangan yang akan
datang.
c) Jenis kelamin

individu

yang

baru

diciptakan

sudah

dipastikan pada saat pembuahan dan kondisi-kondisi pada
tubuh ibu tidak akan memengaruhinya, sama halnya
dengan sifat bawaan.
d) Perkembangan dan pertumbuhan yang normal lebih
banyak terjadi selama periode pra natal dibandingkan
dengan periode-periode lain dalam seluruh kehidupan
individu.
e) Periode pra kelahiran merupakan masa yang banyak
mengandung bahaya, baik fisik maupun psikologis.
f) Periode pra kelahiran merupakan saat dimana orangorang yang berkepentingan membentuk sikap-sikap pada
diri individu yang baru diciptakan.
2. Periode bayi
Masa bayi (infacy)ialah periode

perkembangan

yang

merentang dari kelahiran hingga 18 atau 24 bulan. Masa bayi

7

adalah masa yang sangat bergantung pada orang dewasa.
Banyak

kegiatan

permulaan

seperti

psikologis
bahasa,

yang

terjadi

pemikiran

hanya

simbolis,

sebagai

koordinasi

sensorimotor, dan belajar sosial.
3. Periode awal anak
Masa awal anak anak (early chidhood) yaitu periode
pekembangan yang merentang dari masa bayi hingga usia lima
atau enam tahun. Periode ini biasanya disebut dengan periode
prasekolah. Selama masa ini, anak anak kecil belajar semakin
mandiri dan menjaga diri mereka sendiri, mengembangkan
keterampilan

kesiapan

bersekolah

(mengikuti

perintah,

mengidentifikasi huruf), dan meluangkan waktu berjam jam
untuk

bermain

dengan

teman

teman

sebaya. Jika

telah

memasuki kelas satu sekolah dasar, maka secara umum
mengakhiri masa awal anak anak.
4. Periode pertengahan dan akhir anak
Masa pertengahan dan akhir anak anak (middle and late
childhood) ialah periode perkembangan yang merentang dari
usia kira kira enam hingga sebelas tahun, yang kira kira setara
dengan tahun tahun sekolah dasar, periode ini biasanya disebut
dengan tahun tahun sekolah dasar. Keterampilan-keterampilan
fundamental seperti membaca, menulis, dan berhitung telah
dikuasai. Anak secara formal berhubungan dengan dunia yang
lebih luas dan kebudayaan. Prestasi menjadi tema yang lebih
sentral dari dunia anak dan pengendalian diri mulai meningkat.
5. Periode remaja
Masa remaja (adolescence) ialah suatu periode transisi dari
masa awal anak anak hingga masa awal dewasa, yang dimasuki
pada usia kira kira 10 hingga 12 tahun dan berakhir pada usia
18 tahun hingga 22 tahun. Masa remaja bermula pada
perubahan fisik yang cepat, pertambahan berat dan tinggi
badan

yang

dramatis,

perubahan

bentuk

tubuh,

dan

8

perkembangan karakteristik seksual seperti pembesaran buah
dada, perkembangan pinggang dan kumis, dan dalamnya suara.
Pada perkembangan ini, pencapaian kemandirian dan identitas
sangat

menonjol

(pemikiran

semakin

logis,

abstrak,

dan

idealistis) dan semakin banyak menghabiskan waktu di luar
keluarga.
6. Periode dewasa, terdiri dari:
a) Masa

awal

dewasa

(early

adulthood)

ialah

periode

perkembangan yang bermula pada akhir usia belasan
tahun atau awal usia duapuluhan tahun dan yang berakhir
pada

usia

tigapuluhan

tahun.

Ini

adalah

masa

pembentukan kemandirian pribadi dan ekonomi, masa
perkembangan

karir,

dan

bagi

banyak

orang,

masa

pemilihan pasangan, belajar hidup dengan seseorang
secara akrab, memulai keluarga, dan mengasuh anak anak.
b) Masa

pertengahan

dewasa

(middle

adulthood)

ialah

periode perkembangan yang bermula pada usia kira kira
35

hingga

45

tahun

dan

merentang

hingga

usia

enampuluhan tahun. Ini adalah masa untuk memperluas
keterlibatan dan tanggung jawab pribadi dan sosial seperti
membantu generasi berikutnya menjadi individu yang
berkompeten,

dewasa

dan

mencapai

serta

mempertahankan kepuasan dalam berkarir.
c) Masa

akhir

dewasa

(late

adulthood)

ialah

periode

perkembangan yang bermula pada usia enampuluhan atau
tujuh puluh tahun dan berakhir pada kematian. Ini adalah
masa penyesuaian diri atas berkurangnya kekuatan dan
kesehatan, menatap kembali kehidupannya, pensiun, dan
penyesuaian diri dengan peran peran sosial baru.

9

B. Kecenderungan Arah Perkembangan Individu
Ada tiga kemungkinan arah garis garis perkembangan
hidup seseorang yang dapat digambarkan secara visual:

50,0

(c)

15,0
(b)

0,0

Pada

(a)

individu-individu

yang

tergolong

normal

pada

umumnya perkembangan laju pesat sampai usia lima belas
tahun,

di

mana

perkembangan

tercapainya

fungsi-fungsi

titik

fisik

optimal

kedewasaan

psikis

(intelektual).

dan

Kemungkinan perkembangan selanjutnya.
a) Kemungkinan
memperoleh

pertama,
kesempatan

fungsi-funsinya

bagi

mereka

untuk

belajar

(terutama

segi

yang
atau

intelektual),

tidak
melatih
maka

kemampuannya cenderung tidak berkembang lagi sampai
usia

sekitar

empat

puluh

tahunan

bahkan

setelah

mencapai usia tersebut kemampuannya mulai menurun,
malahan tidak kurang jumlahnya yang menuju pikun pada
hari-hari tuanya.
b) Kemungkinan kedua, bagi mereka yang bernasib baik
untuk

memperoleh

fungsi-fungsi

kesempatan

psikofisiknya

belajar

lebih

atau

melatih

lanjut,

maka

10

perkembangan kemamuan fungsi-fungsi masih ada, baik
yang bersifat peningkatan atau perluasannya sampai taraf
usia sekitar empat puluh pula. Namun selanjutnya, setelah
dijalani usia tersebut tidak berkesempatan lagi belajar,
melainkan hanya bekerja, secara routine dan monoton,
maka cenderung untuk berada pada titik jenuh tersebut
tidak berkembang lagi. Namun bagi mereka yang terus
berusaha

belajar

dan

menggumuli

perkembangan

informasi-informasi mutakhir, perkembangan itu dapat
terjadi

meskipun

hanya

bersifat

perluasan

atau

pendalaman.
Karakteristik Laju Perkembangan Motorik
a) Perkembangan motorik bergantung pada kematangan otot
dan syaraf
Perkembangan motorik setiap individu berbeda-beda, hal
ini dipengaruhi oleh pertumbuhan pusat syaraf dan urat
syaraf.

Sistem

terwujudnya

syaraf

diperlukan

keterampilan

untuk

motorik,

menunjang
selain

itu

perkembangan motorik juga bergantung pada koordinasi
yang

baik

antar

otot.

Sistem

syaraf

tersebut

akan

berkembang selama tahun awal perkembangan individu,
ketika usia 4-5 tahun pasca lahir, mereka dapat melakukan
gerakan kasar yang melibatkan hampir semua bagian
badan,

akan

tetapi

setelah

umur

5

tahun

terjadi

perkembangan yang besar dalam pengendalian koordinasi
yang lebih baik yang melibatkan otot yang lebih kecil. Hal
itu dikarenakan pada masa kanak-kanak otot berbelang
(stripped muscle) yakni otot yang mengendalikan gerakan
sukarela berkembang dalam laju yang agak lambat.

11

b) Belajar

keterampilan

motorik

bergantung

pada

kematangan anak. Upaya untuk mengajarkan dan melatih
ketrampilan motorik tidak akan berhasil jika individu belum
mencapai kematangan pada sistem syaraf dan otot.
Keterampilan motorik yang dilakukan ketika anak telah siap
belajar hasilnya akan jauh lebih unggul daripada tanpa
adanya kesiapan dari individu.
c)

Perkembangan

motorik

mengikuti

pola

yang

dapat

diramalkan. Perkembangan motorik mengikuti hukum arah
perkembangan,yakni

hukum

Cephalocaudal

dan

Proximodistal. Adanya pola perkembangan yang dapat
diramalkan tersebut dapat dibuktikan dengan adanya
perubahan kegiatan massa ke kegiatan khusus, dengan
matangnya

mekanisme

urat

syaraf,

kegiatan

massa

digantikan dengan kegiatan spesifik dan secara acak
gerakan kasar membuka jalan untuk memperhalus gerakan
yang hanya melibatkan otot dan anggota badan yang
tepat,sehingga

menjadikan

mereka

mampu

menyempurnakan gerakan dari motorik kasar ke motorik
halus.
d) Perkembangan
Prinsip

motorik

perkembangan

memerlukan
motorik

norma

tertentu.

sebelumnya

telah

menjelaskanbahwa awal perkembangan motorik mengikuti
pola yang dapatdiramalkan, agar perkembangan tersebut
sesuai

dengan

hukum

arah

perkembangan,

maka

diperlukan adanya norma perkembangan motorik,norma
perkembangan tersebut dapat diketahui dari umur ratarata anak yang dikorelasikan dengan kegiatan motorik
yang telah dicapai, hal itu dibutuhkan sebagai petunjuk
untuk mengetahui ketrampilan motorik yang telah dicapai

12

dan

juga

digunakan

untuk

menilai

kenormalan

perkembangan anak.
e) Setiap individu mempunyai laju perkembangan motorik
yang berbeda. Masing-masing individu mengalami laju
perkembangan

motorikyang

berbeda-beda.

Kondisi

tersebut dipengaruhi oleh usia kematangan tiap individu,
sebagian

kondisi

perkembangan

tersebut

dapat

motorik,

merperlambat

mempercepat

namun

laju

sebagian

perkembanganmotorik.

lagi

Diantara

kondisi

yang mempengaruhi laju perkembangan motorik meliputi:
1)

Sifat

dasar

genetik

termasuk

bentuk

tubuh

dan

kecerdasan. 2) Kondisi pasca lahir yang menyenangkan
khususnya gizi makanan sang Ibu. 3) Adanya kerusakan
otot disebabkan kelahiran yang sukar. 4) Kemampuan
intelekual

(IQ)

yang

tinggi

akan

mempercepat

laju

perkembangan motorik daripada anak yang memiliki IQ
dibawah normal. 5) Adanya rangsangan dorongan dan
kesempatan

untuk

Perlindungan

yang

menggerakkan
berlebihan

dari

bagian

tubuh.

orang

tua

6)

akan

memperlambat perkembangan motorik anak. 7) Adanya
cacat

fisik

yang

diderita

anak

akan

memperlambat

perkembangan motorik. 8) Adanya motivasi dari dalam diri
anak untuk mempraktekkan keterampilan motorik akan
mempercepat laju perkembangan motoriknya.
Kondisi lingkungan pentingkarena kondisi memungkinkan
kita meramalkan apa yang akan dilakukan orang pada usia
tertentu dan merencanakan pendidikan dan pelatihan mereka
sesuai pola ini. Kalau perkembangan tidak dapat diramalkan,
tidak

mungkin

kehidupan.

merencanakan

Misalnya

orang

usia

setiap

periode

pertengahan

tentang

tidak

akan

13

mempunyai

orientasi

ke

depan

sehubungan dengan menurunnya

untuk

membuat

rencana

kesehatan berkurangnya

penghasilan dan bertambahnya usia mereka. Contoh lain, orang
tua tidak mampu membuat rencana yang diperlukan untuk anak
mereka sehingga anak itu mampu menyesuaikan diri.
C.

Faktor-faktor

yang

Memengaruhi

Perkembangan

Individu
Ada

3

faktor

dominan

yang

memengaruhi

proses

perkembangan individu, ialah : faktor pembawaan (heredity).
Heredity ialah faktor pembawaan atau turunan yang bersifat
alamiah (nature), faktor lingkungan (environment). Environment
ialah faktor diluar individu yang merupakan kondisi yang
memungkinkan

berlangsungnya

proses

perkembangan

(nurture), dan faktor waktu (time) .yaitu saat-saat tibanya masa
peka atau kematangan (maturation) ialah siap berfungsinya
aspek-aspek psikofisik individu.
1. Faktor Pembawaan (heredity).
Hereditas merupakan faktor pertama yang mempengaruhi
perkembangan individu, dalam hal ini hereditas dapat diartikan
sebagai totalitas karakteristik individu yang diwariskan orang
tua kepada anak, atau segala potensi baik fisik maupun psikis
yang dimiliki individu sejak masa konsepsi (pembuahan ovum
oleh sperma) sebagai pewarisan dari pihak orang tua melalui
gen-gen.yang

orientasinya

sebagai

kecenderungan

untuk

bertumbuh dan berkembang bagi manusia. Menurut ciri-ciri
atau pola serta sifat-sifat tertentu konsepsi dan berlaku
sepanjang hidup seseorang.

14

2. Faktor Lingkungan (environment)
Sartain

(seorang

ahli

psikologi

Amerika)

mengatakan

“Lingkungan” adalah meliputi semua kondisi-kondisi dalam
dunia ini yang dalam cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah
laku kita, pertumbuhan, perkembangan atau life processes kita
kecuali gen-gen dan bahkan gen-gen dapat pula dipandang
sebagai menyiapkan lingkungan (to provide environment) bagi
gen-gen

yang

lain.

Sedangkan

menurut

Ann

Crouter

“Lingkungan” perkembangan merupakan berbagai peristiwa,
situasi

atau

kondisi

mempengaruhi

atau

di

luar

organisme

dipengaruhi

oleh

yang

diduga

perkembangan

individu.Dengan demikian John Locke berkesimpulan bahwa
tiap-tiap individu lahir sebagai “Kertas Putih” dan lingkungan
itulah yang menulis kertas itu. Dan teori ini terkenalsebagai
teori-teori tabularasa atau empirisme. Ketiga pandangan di atas
ini mengenaifaktor perkembangan bahwa yang mempengaruhi
adalah lingkungan/pengalaman yang dapat menentukannya
yang dikarenakan lingkungan itu meliputi fisik, psikis, sosial dan
religius.
3. Faktor Waktu (time)
Faktor waktu (time) yaitu saat-saat tibanya masa peka atau
kematangan (maturation) ialah siap berfungsinya aspek-aspek
psikofisik individu.
Ketiga faktor dominan itu dalam proses berlangsungnya
perkembangan individu berperan secara aktif, yang dapat
dijelaskan secara fungsional atau regresional dengan formulaformula P = f (H, E, T) atau P = a + b 1H + b2E + b3T. Formula ini
dipergunakan

untuk

menjelaskan

seberapa

besar

bobot

(weight) dan bagaimana arahnya (positif atau negatif) dari

15

setiap

faktor

dominan

E=environment/lingkungan,

(H
dan

=
T

=

heredity/nurture,
time/

maturation/

kematangan) tersebut terhadap perkembangan perilaku dan
pribadi (P) seseorang.
Faktor lain yang memengaruhi perkembangan individu
adalah perubahan budaya. Karena perkembangan individu itu
dibentuk untuk menyesuaikan diri dengan standar-standar
budaya dan segala hal yang ideal, maka perubahan-perubahan
dalam

standar

tersebut

akan

memengaruhi

pola

perkembangan. Misalnya, di masa lalu standar pola perilaku
anak laki-laki dalam banyak hal berbeda dari standar perilaku
yang dianggap tepat untuk anak perempuan. Orang tua dn guru
mengetahui bahwa mereka diharapkan membentuk perilaku
anak-anak agar sesuai dengan standar yang berlaku. Sekarang
ini, adanya beberapa orang dewasa yang lebih menyukai peran
seks yang trdisional dan orang-orang lain lebih menyukai
persamaan peran seks. Orang tua dan guru sering kali tidak
tahu pola budaya mana yang dipakai sebagai standar.
Kalau orang-orang dewasa menentukan bahwa gaya hidup
santai

dan

ceria

lebih

bermanfaat

ketimbang

sekadar

menumpuk uang dan apabila nilai budaya seperti ini dapat
diterima oleh kelompok sosial golongan mereka, maka gaya
hidup demikian dengan jelas memengaruhi pola perkembangan
minat dan perilaku anak-anak mereka sepanjang kehidupannya.
Anak-anak yang dibesarkan dalam keluarga dengan satu orang
tua, akan belajar menyesuaikan dengan standar perilaku yandg
dapat diterima secara budaya bagi keluarga dengan satu orang
tua. Standar keluarga dengan satu orang tua dalam banyak hal
berbeda dengan standar dari keluarga dengan dua orang tua.

16

Walaupun sebagian besar perkembangan itu akan terjadi
karena kematangan dan pengalaman dari lingkungan , masih
banyak yang dapat dilakukan untuk membantu perkembangan
seoptimal mungkin. Ini dapat dilakukan dengan merangsang
perkembangan yang secara langsung mendorong individu untuk
mempergunakan kemampuan yang terdapat dalam proses
pengembangannya. Rangsangan ternyata paling efektif pada
saat suatu kemampuan sedang berkembang secara normal,
sekalipun di setiap saat juga penting.
Acara pendidikan di televisi berhasil merangsang minat
baca anak-anak prasekolah. Akibatnya, anak-anak yang secara
teratur mengikuti acara ini lebih cepat belajar membaca
ketimbang mereka yang tidak menontonnya dan di tingkat usia
mana pun kemampuan membaca mereka lebih unggul.
Semakin sering orang tua berbicara dengan anak-anak
yang menjelang usia sekolah, semakin cepat anak-anak belajar
berbicara dan semakin kuat motivasi mereka untuk belajar
berbicara. Sama halnya, rangsangan terhadap otot-otot selama
tahun-tahun pertama menyebabkan kemampuan koordinasi
motorik terjadi lebih cepat dan lebih baik.
Penelitian terhadap usia lanjut mengungkapkan bahwa
rangsangan dapat membantu mencegah kemunduran fisik dan
mental. Mereka yang secara fisik dan mental tetap aktif pada
usia tua tidak terlampau menunjukkan kemunduran fisik dan
mental dibanding dengan mereka yang menganut “filsafat kursi
goyang” terhadap masalah usia tua dan menjadi tidak aktif
karena kemampuan-kemapuan fisik dan mental mereka sedikit
sekali memperoleh rangsangan.
D. Peran Kematangan dan Belajar dalam Perkembangan

17

1.

Pengertian kematangan dan belajar
Menurut para ahli kematangan itu didefinisikan sebagai

berikut:
1) Kematangan adalah merupakan suatu keadaan atau tahap
pencapaian proses pertumbuhan atau perkembangan.
2) Kematangan dapat berarti matangnyan suatu sifat atau
potensi fisik yang menjadi secara kodrat akibat proses
pertumbuhan dan hanya tergantung pada waktu belaka.
3) Kematangan juga dapat berarti matangnya suatu fungsi
atau

potensi

mental

psikologis

akibat

proses

perkembangan karena pengalaman dan latihan.
4) Kematangan

potensi

fisik

dan

mental

psikologis

itu

merupakan suatu keadaan yang akan berfungsi sebagai
prerequisite

dalam

proses

perkembangan

kearah

yang

adalah

pematangan fungsi atau potensi.
Dengan

demikian,

kematang

dimaksud

kematangan potensi fisik danpotensi mental psikologis yang
telah

dicapai

dalam

suatu

tahap

pertumbuhan

atau

perkembangan.
Adapun pengertian belajar yang dimaksud dalam kaitan
dengan proses perkembangan itu secara luas akan dibahas
pada makalah ini. Tetapi secara ringkasnya pengertian belajar
dapat dikemukakan dari penjelasan Elizabeth B. Horluck yaitu:
“Learning is development that comes from exercise and effot;
through learning children acquire competence in using their
hereditary resources”. Jadi belajar ialah perubahan yang terjadi
melalui latihan atau usaha dengan belajar itulah anak memiliki
berbagai kemampuan, pengetahuan dan sebagainya. Atau
dengan kata lain, semua aspek perkembangan yang diperoleh

18

sianak itu terjadi karena belajar, tanpa belajar anak tidak
mungkin tahu apa-apa dan tidak akan bisa apa-apa.
2.

Fungsi kematangan dan belajar dalam perkembangan
Dalam

proses

pertumbuhan

kearah

tercapainya

kemtangan/kedewasaan fisik, kematangan merupakan faktor
penyebab, yang berarti kedewasaan fisik seorang anak sangat
tergantung pada waktunya matang saja ( Kalau umumnya
sudah 17 tahun maka kematangan dari pertumbuhan fisik
akan terjadi dengan sendirinya ).
Dalam kaitanya dengan proses perkembangan mental
psikologis kematangan untuk fisik berfungsi sebagai perquisite
untuk perkembangan, misalnya perkembangan bicara/ bahasa
tidak mungkin terjadi dengan baik tanpa adanya/didukung oleh
pematangan alat bicara (Alat ini matang pada waktu banyi
berumur 6 bulan ). Kematanagan otak pada umur 6/7 tahun
merupakan

perquisite

untuk

perkembangan

intelektual/

pengetahuan akademik disekolah. Perkembangan psikoseksual
dapat dimulai setelah anak matang seksualnya. Jadi dalam
kaitanya dengan belajar, pematangan itu berfungsi sebagai
pemberi “raw material” atau bahan dasar untuk belajar.
Adapun posisi belajar dalam proses perkembangan itu
sangat menentukan. Dalam hal ini belajar akan berfungsi
sebagai penentu atau sebab terjadinya perkembangan ( cause
of development ) . tanpa melalui belajar mental psikologis anak
tidak mungkin akan dapat dikembangakan. Atau dengan kata
lain tanpa belajar maka manusia tidak akan dapat bertingkah
laku seperti manusia. Dan perkembangan pribadi manusia itu
merupakan hasil perpaduan unsur kematangan dan belajar.
Sebagaimana telah diuraikan diatas bahwa kematangan itu
sangat penting artinya dalam proses perkembangan. Tanpa

19

adanya unsurkematangan tersebut perkembanan sulit untuk di
wujudkan. Dalam proses perkembangan fungsi kematangan itu
adalah sebagai berikut :
a) Pemberi bahan mentah atau bahan baku bagi suatu
perkembangan, misalnya kematangan otot dan urat kaki
sebagai bahan untuk perkembangan berjalan
b) Pemberi batas dan kualitas perkembangan, semakin baik
kualitas kematangan suatu fungsi akan makin baik
kualitas hasil perkembangan yang akan terjadi, tetapi
sebaliknya semakin kurang baik kematangannya akan
makin kurang baik pula perkembangannya.
c) Pemberi kemudahan bagi pendidik atau pengasuh apabila
melatih atau membimbing/ mengajarinya.
3.

Ciri-ciri adanya kematangan
Mengetahui adanya tahap kematangan suatu sifat sangat

penting artinya bagi seorang pendidik atau pengasuh, karena
pada tingkat itulah si anak akan memberikan reaksi yang
sebaik-baiknya

terahadap

semua

usaha

bimbingan

atau

pendidikan yang sesuai bagim mereka.
Oleh karena itu kalau ingin mengajar atau melatih dengan
berhasil,

tunggulah

saatnya

yang

tepat

yaitu

timbulnya

kematangan yang bagi siterdidik merupakan masa peka atau
masa yang tepat untuk dikembangkan/dilatih.
Adanya ciri-ciri adanya kematangan tersebut pada diri si
anak adalah di tandai dengan adanya :
1) Perhatian si anak
2) Lamanya perhatian berlangsung
3) Kemajuan jika diajar atau dilatih.
4.

Perubahan-perubahan dalam otak yang menimbulkan

kematangan

20

Setelah otak menjadi masak mengalami prubahan fisik
pada manusia. Perubahan ini dapat menimbulkan tingkah laku
baru yang tidak terduga sebelumnya. Urat-urat syaraf dalam
otak mempunyai “electrical condoktors”. Untuk pengiriman
messages ketempat-tempat yang tetrap perlu ada isolasi otak,
isolasi itu disebut “ myelin” selama dorong-dorongan saraf
menuju salurannya, alur gerakkannya tak di batasi oleh myelin.
Dorongan itu akan mengalir mengaktifkan banyak sel saraf
lebih dari yang diperlukan. Sel-sel saraf itu menggerakan
banyak otot. Banyaknya gerakan bayi yang tak bekoordinasi
adalah akibat dari kurangnya myelin.
Pada umur 6 tahun, myelin dimiliki 95% dari orang dewasa.
Readiness

anak

untuk

berlatih

toelit,

bergantung

pada

banyaknya myelin yangb telah tersimpan. Anak laki-laki baru
berhasil dilatih toelit bila sudah berumur mendekati umur 2
tahun. Ini berarti bahwa tingkah laku belajar memerlukan
kematangan fisik, termasuk kematangan fungsi otak.
Perkembangan struktur dan fungsi otak tampak sempurna
atau hampir sempurnab pada saat anak tiba saatnya amsuk
sekolah dasar. Pada umur-umur setelah 6 tahun, terjadilah
perubahan-perubahanpenting

dalan

struktur

oatak,

namun

perkembangan kapasitas mental lebih banyak diakibatkan
karena pengalaman atau belajar. Perkembanagan prestasi
akademik pada anak-anak sudah mencapai masa remaja lebih
banayak dipengaruhi oleh faktor motifasi dan belajar.
5.

Kesiapan belajar dan aspek-aspek individu
Kesiapan

belajar

secara

umum

adalah

kemampuan

seseorang untuk mendapatkan keuntungan dari pengalaman
yang ia temukan. Sementara itu kesiapan kognisi bertallian
dengan pengetahuan, pikiran, dan kualitas berfikir seseorang

21

dalam menghadapi situasi belajar yang baru. Kemapuankemampuan itu bergantung pada tingkat kematang intlektual.
Latar

belakang

pengalaman,

dan

cara-cara

pengetahuan

sebelumnya distruktur (Connell, 1974 ).
Contoh kematangan intelektual antara lain adalah tingkattingkat perkembangan kognisi piaget yang telah diuraikan pada
bagian

psikologi

perkembangan.

Berkaitan

dengan

latar

belakang pengalaman tersebut diatas, Ausebel mengatakan
faktor yang paling penting mempengaruhi belajar adalah apa
yang sudah diketahui oleh anak-anak. Sedangkan perihal
menstruktur

kembali

pengetahuannya

untuk

penyesuaian

dengan materi-materi baru yang diterima dari pendidik. Akan
tetapi pada kasus-kasus lain struktur kognisi itu dipegang eraterat sehingga membuat pedidik mencari pendekatan lain agar
anak-anak dapat menangkap materi pelajaran baru itu.
Bagaimana

dengan

kesiapan

afeksi?

Connell

(1974)

menulis bahwa sejumlah hasil penelitian mengatakan motivasi
atau

kesiapan

sfrksi

belajar

dikelas

bergantung

kepada

kekuatan motif atau kebutuhan berprestasi, orientasi motivasi
itusendiri, dan faktor-faktor situasional yang mungkin dapat
membangunkan motivasui. Ciri-ciri motivasi yang mendorong
umtuk

berprestasi

adalah

mengajar

kompetensi,

uaha

mengaktualiasi diri, dan usaha berprestasi. Hal ini dikenal
dengan

istilah

kebutuhan

untuk

berprestasi,

salah

satu

kebutuhan teori motivasi Mclelland.
Pendekatan

yang

lain

yang

dapat

dilakukan

dalam

mengembangkan motivasi adalah dengan program intervensi
selama anak duduk di TK dan kelas-kelas awal di SD. Intervensi
ini bisa dalam bentuk:
1.

Memperbanayak ragam fasilitas di TK

22

2.

Memberi kesempatan kepada orang tua untuk menyaksikan
interaksi yang efektif di TK dan SD. Pola interaksi ini adalah:
a) Memberi

kesempatan

untuk

mngembangakan

ketrampilan.
b) Membuat kegiatan-kegiatan berprestasi berhasil
c) Menciptakan tujuan-tujuan yang menantang, tidak terlalu
terlalu sukar.
d) Memberi

keyakinan

untuk

sukses

serta

menghargai

kemampuan-kemampuannya.
e) Membuat setiap anak tertarik dan gemar belajar.
Sesudah mendapatkan informasi tentang kesiapan belajar,
baik kesiapan kognisi Maupun kesiapan afeksi atau motivasi,
kini tiba gilirannya untuk membahas aspek-aspek individu.
Mengapa hal ini perlu dilakukan, mengingat yang belajar atau
yang dikenal pendidikan adalah individu itu sendiri.
Dalam

proses

pendidikan

peserta

didik

atau

warga

belajarlah yang harus memegang peranan utama. Sebab
mereka adalah individu yang hidup dan mampu berkembang
sendiri.

Pendidikan

harus

memperlakukan

dan

melayani

perkembangan mereka secara wajar.
Karena peserta didik atau warga belajar sebagai individu,
maka ada pula orang menyebutnya sebagai subjek didik. Disini
terkandung makna bahwa mereka, merupakan subjek yang
mempunyai pendirian sendiri, aspirasi sendiri, dan sebagainya.
Mereka

mampu

melakukan

kegiatan

sendiri

untuk

mengembangkan dirinya masing-masing dengan menggunakan
perlengkapan-perlengkapan

yang

mereka

miliki.

Dengan

demikian tidak dapat dibenarkan bila pendidik memandang
mereka sebagai objek yang dapat diperlakukan semaunya oleh
para pendidik.

23

Perlengkap peserta didik atau warga belajar sebagai
subjek, dalam garis besarnya dapat dibagi menjadi lima
kelompok, yaitu :
1. Watak, ialah sifat-sifat yang dibawa sejak lahir yang hampir
tidak dapat di ubah,misalnya watak pemarah, pendiam,
menyendiri, suka berbicara,cinta kasih dan sebagainya.
2. Kemampuan umum atau IQ, ialah kecerdasan yang bersifat
umum.
3. Kemampuan khusus atau bakat ialah kemampuan tertentu
yang dibawa sejak lahir.Kemampuan ini pada umumya
memberi arah kepada cita-cita seseorang terutama bila
bakatnya terlayani dalam pendidikan.
4. Kepribadian, ialah penampilan seseorang secara umum,
seperti

sikap,

tabahnya

besarnya

menghadapi

motivasi,
rintangan,

kuatnya

kemauan,

penghargaannya

terhadap orang lain, kesopanannya, toleransinya, dan
sebagainya.
5. Latar

belakang,

ialah

lingkungan

tempat

dibesarkan

terutama lingkungan keluarga. Lingkungan ini sangat besar
pengaruhnya terhadap perkmbangan jiwa bayi dan kanakkanak.

24

BAB III
ANALISIS
Proses perkembangan individu memusatkan perhatiannya
pada

pemahaman

esensial,

seperti

periode-periode

perkembangan, kecenderungan arah, dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Adanya alur perkembangan individu dapat
memberi petunjuk bagi individu dalam mengoptimalkan tugastugas perkembangannya, sehingga keseluruhan tugasnya dapat
dilaksanakan sesuai periode perkembangannya. Karena terdapat
beberapa

kemungkinan

perkembangan

hidup

kecenderungan

seseorang,

maka

arah
individu

garis
dapat

menentukan akan seperti apa dirinya di masa yang akan datang.
Setelah

sampai

kemampuan

usia

sekitar

lima

perkembangannya

perkembangannya

tetap

terjadi

puluh

menurun
meskipun

tahun,
atau
hanya

apakah
ingin
bersifat

perluasan?
Pada umumnya, perkembangan akan mengikuti pola yang
berlaku. Oleh karena itu, perkembangan dapat diramalkan.
Ramalan

tersebut

bermanfaat

untuk

merencanakan

setiap

periode rentang kehidupan. Kendatipun begitu, terdapat faktorfaktor yang mempengaruhi perkembangan. Faktor pembawaan,
lingkungan, dan waktu dalam formula P= f (H, E, T) berperan
secara

aktif

dalam

proses

berlangsungnya

perkembangan

individu. Oleh karena itu, faktor-faktor tersebut sangat penting
untuk

diperhatikan

supaya

proses

perkembangan

berjalan

seoptimal mungkin.
Dalam proses perkembangan, secara operasional, setelah
individu mendapatkan kematangan maka ia harus menjalani
proses belajar. Belajar tidak dapat dilakukan sebelum individu

25

siap dan matang. Kesiapan untuk belajar menentukan saat kapan
belajar itu dapat dilakukan. Sebaliknya, bila individu telah
matang

dan

siap

untuk

belajar,

namun

tidak

segera

menjalaninya, maka proses perkembangannya pun terhambat.

BAB IV
KESIMPULAN
Dalam alur perkembangan individu, perkembangan dimulai
sejak terjadinya masa konsepsi. Ini memberikan implikasi bahwa
masa pra kelahiran pun tidak boleh sampai disia-siakan. Orang
tua, ibu khususnya, harus memberikan stimulus-stimulus yang
dapat

merangsang

respon

jabang

bayi.

Karena

ternyata

perkembangan dan pertumbuhan yang normal lebih banyak
terjadi selama periode pra natal dibandingkan dengan periodeperiode lain dalam seluruh kehidupan individu. Yang perlu
diperhatikan pula, periode pra kelahiran merupakan masa yang
banyak mengandung bahaya, baik fisik maupun psikologis,
karena rahim bersifat sensitif. Ibu diusahakan untuk selalu sehat
dan tidak stress atau depresi, sehingga bayi dalam rahimnya
sehat pula.
Setelah lahir, periode bayi, anak, dan remaja pun masih
dalam tanggung jawab orang tuanya. Berarti, orang tua harus
paham betul karakteristik setiap tahapan perkembangannya.
Pada periode dewasa, perkembangan akan tetap terjadi bila
individu memperoleh kesempatan belajar. Bila tidak, maka
kemampuannya akan mulai menurun. Contoh konkritnya, orang
dewasa

yang

mempunyai

pekerjaan.

Kebalikannya,

orang

26

dewasa

yang

pengangguran

cenderung

menurun

kemampuannya dan cepat tua.
Faktor pembawaan merupakan faktor dominan dalam
perkembangan individu. Sehingga ada sebuah peribahasa yang
berbunyi: “Buah jatuh tak jauh dari pohonnya.” Ini memberi
implikasi, jika ingin mempunyai anak yang baik maka orang
tuanya harus baik pula. Orang tua yang baik akan mendidik
anaknya untuk baik pula. Selain itu, faktor lingkungan pula
sangat berpengaruh. Karena itu, usahakan untuk melibatkan
anak dalam lingkungan yang baik. Usahakan pula agar anak bisa
menyesuaikan diri dengan lingkungannya, tapi tidak terbawa
arus buruk lingkungan. Faktor waktu pun sangat berperan. Kapan
anak mulai diajari berjalan, kapan mulai diajari membaca,
berhitung, dan sebagainya. Waktu yang tidak tepat akan
berakibat fatal bagi perkembangan individu. Ini berkaitan pula
dengan peran kematangan dan belajar dalam perkembangan.

27

DAFTAR PUSTAKA
http://jawigo.blogspot.co.id/2010/05/perkembangan-individu-dalam-belajar.html
http://www.kompasiana.com/www.kompasiana.comamqurrota_/faktor-faktormempengaruhi-perkembangan-individu-manusia_54fd1d48a333110f1d50f84c
http://gadisgigikelinci.blogspot.co.id/2015/03/faktor-faktor-yangmempengaruhi.html

28