RISET EVALUASI NUSANTARA SEHAT

  RISET EVALUASI NUSANTARA SEHAT Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

  NKRI Permasalahan Tenaga Kesehatan Jumlah Tenaga Kesehatan masih kurang Distribusi Tenaga Kesehatan yang tidak merata

  Kualifikasi Tenaga Kesehatan masih banyak yang belum D III Mutu atau kualitas yang belum memadai

PEMENUHAN TENAGA KESEHATAN

  TETAP/ PERMANEN

SEMENTARA/ TEMPORARY

  PNS PPPK Nusantara Sehat Berbasis Tim (Team

  Tugus Individu Wajib Kerja Dokter

PTT Pusat

  Kontrak/Hon or BLUD PTT Daerah

  Kontrak/ Honor Swasta/ PMA PUSKESMAS YANG TIDAK MEMILIKI (KOSONG) TENAGA KESEHATAN PADA TAHUN 2016

NO JENIS TENAGA KESEHATAN PUSKESMAS

  1 DOKTER UMUM 1.898

  2 DOKTER GIGI 4.831

  3 PERAWAT 919

  4 BIDAN 1.374

  5 TENAGA KEFARMASIAN 787

  6 TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT 4.016

  7 TENAGA KESEHATAN LINGKUNGAN 542

  8 TENAGA GIZI 4.064

  9 AHLI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK 6.169 Mekanisme Pemenuhan Tenaga Kesehatan UU No 5 Tahun 2014

  • Pegawai ASN terdiri PNS dan PPPK

Pasal 6 UU No 36 Tahun 2014

  • Pengangkatan tenaga kesehatan melalui PNS,

  Penugasan Khusus:

  PPPK dan Penugasan Khusus Permenkes No 16 Tahun

Pasal 23 ayat (2)

  2017

  UU No 36 Tahun 2014

  • Wajib Kerja kepada tenaga kesehatan yang memenuhi kualifikasi akademik dan kompetensi

Pasal 28 ayat (1)

PEMENUHAN TENAGA KESEHATAN OLEH PUSAT

  Puskesmas Rumah Sakit

  Penugasan Khusus Berbasis Tim (Nusantara Penugasan Khusus

  Sehat Team Based) Residen

  Penugasan Khusus: Permenkes No 16 Tahun 2017

  Penugasan Khusus Wajib Kerja Dokter

  Individu (Nusantara Sehat Spesialis

  Individu) Rencana Pemenuhan Target/Tahun 2017 2018 2019

  

Penugasan khusus berbasis tim 188 tim 150 tim 160 tim

(1.120 org) (930 org) (990 org) Penugasan Khusus Individu 3.000 3.853 3.015

  800 730 730 Penugasan Khusus Residen 1.250 1.250 1.250 Wajib Kerja Dokter Spesialis

  Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan dalam

Mendukung Program Nusantara Sehat

  • Pendayagunaan secara khusus Tenaga Kesehatan dalam kurun waktu tertentu yang dilakukan melalui :

  a. Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Berbasis Tim dengan jumlah dan jenis tertentu (Nusantara Sehat), dan

  b. Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual

TUJUAN PENUGASAN KHUSUS TENAGA KESEHATAN

  1. Memberikan pelayanan kesehatan untuk menjangkau remote area

2. Menjaga keberlangsungan

  pelayanan kesehatan

  3. Menangani masalah kesehatan sesuai kebutuhan daerah

  4. Meningkatkan retensi nakes yg bertugas

  5. Memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan

  6. Menggerakkan pemberdayaan masyarakat

  1. Terpenuhinya jumlah dan jenis tenaga kesehatan sesuai dengan standar di puskesmas DTPK.

  2. Terwujudnya penguatan dan pemenuhan kebutuhan pelayanan di puskesmas

SISTEM INSENTIF

  ● Ijin Prinsip Menteri Keuangan No : SR-460/MK.02/2017 tanggal 30 Agustus 2017

  ● Besaran penghasilan penugasan khusus tenaga kesehatan:

  

No Jenis Penugasan Total Insentif Total Insentif

Khusus Nakes Terpencil Sangat Terpencil

  1 Dokter Umum / 8.595.000 11.181.000 Dokter Gigi

  2 S1 + Profesi (selain 7.563.000 9.681.000 dokter/dokter gigi)

PENEMPATAN NUSANTARA SEHAT TEAM BASED

  2015 - 2017

  2017 JUMLAH BATCH 1 BATCH 2 BATCH 3 BATCH 4 BATCH 5 BATCH 6 BATCH 7 BATCH 8

NO URAIAN 2015 2016

  272 orang 262 orang

  19

  1. Jumlah peserta 142 orang

  33 33 269

  40

  25

  23

  25

  46

  3. Jumlah Kabupaten

  347 orang 347 orang

  60 68 439

  552 orang 194 orang

  47

  46

  38

  2. Jumlah puskesmas 20 100

  370 orang 2.486 orang

  60

  2015 (batch 1-2) 2016 (batch 3-5)

  2017 (batch 6- 8) TOTAL (batch 1-8)

  Menurut Profesi Tahun 2015 - 2017

NO PROFESI

  28

  26

  70

  2 Dokter Gigi

  1

  45

  16

  74

  3 Perawat 97 116 179 392

  4 Bidan 118 134 181 433

  5 Tenaga Kesehatan Masyarakat 115 77 128 320

  6 Tenaga Kesehatan Lingkungan 113 78 136 327

  7 Ahli Teknologi Laboratorium Medik

  83 56 131 269 Penempatan Tenaga Kesehatan Nusantara Sehat

  1 Dokter

  28

  Penempatan Tenaga Kesehatan Nusantara Sehat Menurut

  4

  69 Maluku

  26

  37

  6

  6

  35

  28

  24

  27 32 221 Maluku Utara

  11

  5

  1

  1

  11

  3

  9

  10

  9

  59 Nusa Tenggara Barat

  1

  10

  12

  1

  2

  17 19 130 Kepulauan Bangka Belitung

  1

  1

  1

  1

  1

  5 Kepulauan Riau

  7

  14

  10

  8

  8

  12

  13

  11

  77 Lampung

  6

  12

  6

  10

  1

  1

  12

  12

  19 17 139 Riau

  9

  16

  4

  1

  12

  7

  10

  16

  87 Sulawesi Barat

  17

  5

  11

  5

  3

  12

  11

  8

  5

  8

  16

  23

  1

  35

  5 Nusa Tenggara Timur

  34

  60

  9

  8

  51

  31

  51

  47 54 345 Papua

  45

  5

  1

  10

  42

  29

  37

  35 28 262 Papua Barat

  14

  23

  5

  19

  21

  Profesi per Provinsi

  1

  1

  5

  6

  4

  3

  2

  33 Jambi

  1

  3

  1

  6

  3

  1

  2

  3

  1

  16 Jawa Barat

  1

  1

  1

  1

  5

  1

  4

  Tahun 2015 s.d. Agustus 2017 PROVINSI ATLM BIDAN DR DRG PERAWAT FARMASI GIZI KESLING KESMAS TOTAL

  Aceh

  5

  7

  2

  7

  6

  7

  6

  44 Bengkulu

  37 Gorontalo

  5

  6

  1

  2

  6

  3

  6

  4

  4

  1

  5 Jawa Timur

  2

  2

  2

  5

  4

  2

  4

  5

  31 Kalimantan Timur

  4

  8

  1

  5

  7

  6

  5

  7

  5

  45 Kalimantan Utara

  17

  22

  1

  1

  3

  1

  34

  1

  1

  1

  1

  5 Kalimantan Barat

  20

  34

  5

  4

  16

  15 Kalimantan Tengah

  27

  26 23 189 Kalimantan Selatan

  4

  2

  2

  1

  2

  1

  3

  68 Pusk Simeuleu Cut, Simeuleu Aceh Pusk Sajingan Besar, Sambas, Kalbar

  Pusk Enggano, Bengkulu Utara Pusk Puring Kencana, Kapuas Hulu, Kalbar Pusk Badau,

  Kapuas Hulu, Kalbar Pusk Balai Karangan, Sanggau Kalbar

  Pusk Seimenggaris, Nunukan, Kaltara Pusk Long Ampung, Malinau Kaltara

  Pusk Long Pahangai, Mahakam Hulu,Kaltim Pusk Marore, Kep

  Sangihe, Sulut Pusk Makalehi, Sitaro, Sulut Pusk Longgar

  Apara, Kep Aru, Maluku Pusk Ubrub, Keerom, Papua

  Pusk Iwur, Peg Bintang, Papua Pusk Ninati, Boven Digoel, Papua

  Pusk Maritaeng, LOKASI PUSKESMAS PENEMPATAN NUSANTARA SEHAT BATCH 1 TAHUN 2015 (20 PUSKESMAS)

LOKASI PUSKESMAS PENEMPATAN NUSANTARA SEHAT

  BATCH 2 TAHUN 2015 (100 PUSKESMAS) PROVINSI SULAWESI UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

  Kab. Kep. Talaud : Gemeh, Dapalan, PROVINSI KALIMANTAN UTARA Kab. Berau : Maratua Karatung , Miangas

  Kab Malinau : Long Nawang , Data Kab Mahakam Hulu : Tiong

PROVINSI ACEH

  Kab. Kep. Sangihe : Kendahe Dian, Long Alango , Long Ohang Kota Sabang : IBOIH

  Pujungan Kab. Minahasa Utara : Tinongko Kab Nunukan : Long Layu, Long Kab. Sintaor : Ondong Bawan, Sanur, Aji Kuning , Sungai

  Nyamuk , Binter, Setabu PROVINSI SUMUT Kab Nisel : Pulau Tello Kab Sergei : Tanjung Beringin

  PROVINSI MALUKU UTARA PROVINSI KALIMANTAN BARAT PROVINSI PAPUA BARAT Kab Pulau Marotai : Bere Bere,

  Kab Sambas : Paloh, Temanjuk PROVINSI SULTENG

PROVINSI KEPRI

  Wayabula, Sopi Kab Bengkayang : Jagoi Babang , Kab Raja Empat : DOREKAR Kab Toli-Toli :

  Siding Tebing Kab J Karimun Ogodeide Kab Sanggau : Entikong

  Jemaja Timur Kab Kep Anabas PROVINSI MALUKU Kab Sintang : Merakai , Senaning

  Belakang Padang Kota Batam Kab. MBD : Ustutun, Wonreli , Serwaru Kab Kapuas Hulu : Benua Martinus ,

  Serasan Timur Kab Natuna , Marsela , Ilwaki, Lelang Lanjak , Nanga Kantuk Kab MTB : Namtabung, Larat, Waturu, P. Laut Kab Natuna

Adaut

Subi Kab Natuna

  Kab. Kep. Aru : Koija PROVINSI RIAU PROVINSI PAPUA Tambelan Kab Bintan

  Kab Boven Digoel : Kombut PROVINSI NTT Sungai Guntung Kab Indragiri Hilir

  Kab. Peg. Bintan : Batom Kab Kupang ; Naikliu , Oepoli

LATAR BELAKANG

  ▪ Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki geografi berupa daratan, lautan, pegunungan dengan pulau-pulau yang tersebar sehingga menyebabkan akses pelayanan kesehatan untuk daerah tertinggal, perbatasan, dan kepulauan (DTPK) sangat sulit dijangkau. Selain DTPK, kondisi yang sama terdapat di daerah bermasalah kesehatan (DBK).

  ▪ Masih banyak fasilitas pelayanan kesehatan di DTPK dan DBK yang disediakan Pemerintah belum memiliki tenaga kesehatan

  ▪ Penempatan tenaga kesehatan (nakes) berbasis tim adalah salah satu upaya untuk memperkuat layanan kesehatan primer di Indonesia, berdasarkan Model Intervensi Integratif.

  

Tim akan memperkuat penyelenggaraan manajemen puskesmas, pelayanan kesehatan

dasar di puskesmas dalam upaya mencapai target cakupan program puskesmas

  

Penempatan tenaga kesehatan dalam Nusantara Sehat dilakukan berbasis tim, melalui

penugasan khusus selama 2 tahun.

  ▪ Tahun 2015 dilakukan penempatan tim di 120 puskesmas

Balitbangkes bertugas mengawal kegiatan monitoring dan evaluasi penempatan Tim

Nusantara Sehat.

  

Tahun 2015 telah dilakukan pengumpulan data dasar di 120 puskesmas, serta

pengumpulan data status kesehatan masyarakat dari 30 puskesmas lokasi penempatan Nusantara Sehat dan 30 puskesmas kontrol (puskesmas yang tidak menjadi lokasi

PERAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN

  • Survei puskesmas lokasi penempatan Menilai kelayakan
  • Melakukan monitoring dan evaluasi bersama dengan unit utama Kementerian Kesehatan lain.

LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI

SURVEI LOKASI

  

NARSIS ……. ?

  

PADAMU NEGERI : JANJI, BAKTI, ABDI ….., JIWA RAGA KAMI.

  

NENEK MOYANGKU SEORANG PELAUT …….

MEMBUNUH ATAU TERBUNUH

  

PRODUK : FACT SHEET

MONEV PROVINSI

RISET EVALUATIF NUSANTARA SEHAT

  Untuk menilai keberhasilan dari Program Team Based Nusantara Sehat dilakukan evaluasi

   Riset evaluasi penempatan Tim Nusantara Sehat Batch 1 dan 2 Tahun 2015

  Tujuan

PARAMETER PENILAIAN

  

INDIKATOR KEBERHASILAN PROGRAM TEAM

BASED NUSANTARA SEHAT

Beberapa indikator yang dapat diukur untuk menilai keberhasilan dari

Program Team Based Nusantara Sehat adalah :

  1. Peningkatan capaian program

  2. Peningkatan Kinerja Puskesmas

  3. Perbaikan Fasilitas (sarana & prasarana)

  4. Peningkatan kerjasama Mitra

  5. Peningkatan peranan dari Stakeholders

  EVALUASI KINERJA TIM NS (1) : No

  PARAMETER

  1 Tim NS membuat RUKUNS yang sesuai dengan permasalahan yang ada di puskesmas

  2 RUK Tim NS sudah disinkronkan dengan RUK Puskesmas

  3 Pembuatan Laporan awal Tim NS

  4 Pembuatan Laporan Triwulan Tim NS

  5 Pembuatan laporan tahunan Tim NS

  6 Evaluasi Tim NS

  EVALUASI KINERJA TIM NS (2) : No

  PARAMETER

  1 Tingkat kehadiran Tim NS

  2 Pelaksanaan RUK oleh Tim NS

  3 Kesesuaian laporan Tim NS

  4 Kerjasama antar anggota Tim NS

  5 Kerjasama antara Tim NS dengan Nakes setempat

  6 Kerjasama antara Tim NS dengan Stakeholders di daerah

  7 Kerjasama antara Tim NS dengan Mitra di daerah

  8 Kerjasama antara Tim NS dengan tenaga kesehatan setempat

EVALUASI KINERJA PUSKESMAS

  No PARAMETER

  1 Terjadi peningkatan tingkat kehadiran petugas kesehatan dan Tim NS

  2 Pelaksanaan Program Kerja Puskesmas sesuai dengan perencanaan

  3 Puskesmas melakukan bimbingan terhadap Tim NS

  4 Puskesmas melakukan telaahan terhadap laporan Tim NS

  5 Puskesmas melakukan penilaian terhadap kinerja Tim NS

  6 Saat ini terjadi peningkatan kunjungan ke Puskesmas

  7 Kerjasama Tim NS dengan Mitra berjalan dengan baik

  8 Terjadi peningkatan cakupan Program Puskesmas

  9 Penambahan jumlah sarana dan prasarana

  ▪ Penempatan Team Based Nusantara Sehat Tahun 2015 :

  1. Batch I : bulan Juni 2015 sebanyak 20 Tim untuk 20 Puskesmas

  2. Batch II: bulan Desember 2015 sebanyak 100 Tim untuk 100 Puskesmas Program Team Based Nusantara SehatUntuk menilai keberhasilan dari

   dilakukan evaluasi.

  ▪ Evaluasi Nusantara Sehat :

  1. Data Awal (Pre) : tim Tiba di Lokasi

  NO PROVINSI NO KABUPATEN NO PUSKESMAS DENGAN NS PUSKESMAS TANPA NS

4 Bintan

  5 Bengkulu

  12 Ndao Nuse Soenimanu LOKASI EVALUASI (30 PUSKESMAS NS DAN 30 NON NS)

  11 Rote Ndao

  11 Maritaing Kanarilang

  10 Alor

  10 Wedomu Heilulik

  9 Silawan Ainiba

  8 Namfalus Weowe

  8 Malaka

  6 Nusa Tenggara Barat

  7 Enggano Tanjung Harapan

  7 Bengkulu Utara

  6 Rupat Utara Rupat

  1 Aceh

  6 Bengkalis

  5 Sungai Guntung Tanah Merah

  5 Indragiri Hilir

  4 Riau

  4 Tembelan Kelong

  3 Serasan Timur Serasan

  3 Natuna

  3 Kepulauan Riau

  2 Tanjung Beringin Bandar Khalipah

  2 Serdang Bedagai

  2 Sumatera Utara

  1 Siemeulue Cut Simeuleue Barat

  1 Simeulue

9 Belu

NO PROVINSI NO KABUPATEN NO PUSKESMAS

  DENGAN NS PUSKESMAS TANPA NS

17 Nunukan

19 Sangihe

  22 Ogodeide Laulalang

  26 Berebere Daruba

  23 Morotai

  13 Maluku Utara

  25 Adaut Lonlurun

  24 Lelang Tounwawan

  23 Ilwaki Mahaleta

  21 Maluku BD

  12 Maluku

  20 Toli-toli

  8 Kalimantan Timur

  11 Sulawesi Tengah

  21 Kendahe Kuma

  20 Gemeh Essang

  18 Talaud

  10 Sulawesi Utara

  19 Seimenggaris Pembeliangan

  18 Long Nawang Long Loreh

  17 Long Apung Sungai Boh

  16 Malinau

  9 Kalimantan Utara

  16 Tiong Ohang Ujoh Bilang

  15 Mahakam Hulu

22 Maluku TB

  Tujuan Umum Melakukan evaluasi kontribusi Tim Nusantara Sehat dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan di Puskesmas yang meliputi upaya kesehatan perorangan dan

upaya kesehatan masyarakat di daerah tertinggal, perbatasan, kepulauan dan daerah

bermasalah kesehatan.

  Tujuan Khusus :

  1. Mendapatkan gambaran pelaksanaan kegiatan Tim Nusantara Sehat di dalam gedung terkait dengan manajemen puskesmas dan upaya kesehatan perorangan (UKP) serta Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)

  2. Mendapatkan perspektif stakeholders terhadap Tim Nusantara Sehat di tingkat provinsi, kabupaten, maupun puskesmas.

  Penelitian ini merupakan evaluasi program yang menggunakan desain penelitian potong lintang dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif pre and post test intervention with control design

  O

  X OX O1 O2

  OUTPUT

INPUT PROSES

  OUTCOME

  • Integrasi Tim NS dengan

  Internal Puskesmas Puskesmas

  • SPO>PeningkatanP1 - Perencanaan (PoA, RUK)
  • SDM

  Kualitas &

  • Sarana &

  Status

  • P2 - Penggerakan

  Kuantitas Prasarana

  Pelaksanaan (Inovasi, Kesehatan

  Manajerial Pemecahan Masalah, Peran Masyarakat

  • Peningkatan

  Tim NS) Kinerja SDM

  Eksternal

  • P3 - Pemantauan,
  • Peningkatan

  Pengawasan, dan

  • Potensi Wilayah

  Cakupan Program Pengendalian (Supervisi, Feedback) Monev,

  O U T P U T P R O S E S

  I N P U T PUSKESMAS INTERVENSI PENEMPATAN TIM NUSANTARA SEHAT

  Kondisi awal Puskesmas Kondisi Pkm pasca 2 thn penempatan

  Fasilitas Puskesmas SDM Kesehatan Manajemen Puskesmas Sarpras Capaian program

  Potensi wilayah Fasilitas Puskesmas SDM Kesehatan Manajemen Puskesmas Sarpras Capaian program Program inovasi Peran stakeholder

  POA Kinerja Tim Kinerja puskesmas Pelaksanaan kegiatan Penilaian stakeholder Survey Status Kesmas

  Survey status Kesmas Indikator proses hasil keg Tim NS Fasilitas Puskesmas

  Potensi wilayah Pre 2015 Mid 2016

  Post 2017 Kondisi awal Puskesmas

  Kondisi Pkm stlh 2 thn Pre 2015

  Mid 2016 Post 2017

  

Untuk menilai status kesehatan masyarakat dilakukan survei

cepat

Dalam survei cepat ini akan dilakukan pembandingan status

kesehatan masyarakat sebelum dan sesudah penempatan tim

  

Nusantara Sehat

Pembandingan dilakukan pula terhadap status kesehatan

di Puskesmas intervensi dan Puskesmas kontrol, sehingga dapat

dinilai pengaruh penempatan tim Nusantara Sehat terhadap

status kesehatan masyarakat

SURVEI CEPAT

  Untuk mengetahui secara cepat dampak dari adanya Program Team Based Nusantara Sehat terhadap Peningkatan Status Kesehatan Masyarakat Akses ke Pelayanan Kesehatan

  Kondisi Kesehatan Lingkungan Situasi Gizi dan Kesehatan Ibu

  Prevalensi Penyakit Menular Pengetahuan Sikap dan Perilaku

  Pemukiman dan Ekonomi

  

Metode : Survey Cepat (30 kluster dengan 7 Rumah Tangga per kluster)

Desain : cross sectionalPopulasi adalah Semua rumah tangga yang berada di wilayah kerja Puskesmas terpilih  Sampel adalah Rumah Tangga terpilih yang berada di wilayah kerja Puskesmas

   Unit terkecil dari penelitian ini adalah individu  Estimasi Besar Sampel : 210 Rumah Tangga & 840 Individu per Puskesmas

CARA PEMILIHAN SAMPEL

  • Cara pengambilan sampel yang dilakukan menurut WHO adalah cara sampel klaster

  2 tahap

  • Pada tahap pertama dipilih sejumlah klaster, dan pada tahap kedua barulah dipilih

  subyek survey

  • Pada tahap pertama memilih klaster yang diambil secara random sebagai sampel

  adalah 30 klaster per Puskesmas

  • Unit Kluster dalam survei ini adalah Rukun Tetangga (RT)
  • Pada tahap ke dua, masing-masing klaster diambil sebanyak 7 Rumah Tangga (RUTA)

  • Setelah klaster terpilih secara acak (cara pengambilan sampel bisa dilakukan

  dengan bantuan komputer Csurvey)

  • Tahap selanjutnya adalah memilih 7 RUTA pada tiap klaster
  • Secara ideal pemilihan sampel di tingkat klaster adalah menggunakan metode

  acak sederhana, ini artinya harus mempunyai kerangka sampel pada tiap klaster, kemudian dipilih 7 rumah tangga secara acak sederhana tiap klaster

  • Tetapi cara ini tidak praktis karena untuk membuat kerangka tersebut bukan hal

    yang mudah.

  Cara yang telah diuji cobakan dan sering dilakukan adalah dengan cara sebagai berikut:

  • Di klaster yang terpilih, pengumpul data mendatangi pusat klaster (biasanya

  

pusat klaster atau pusat desa adalah balai desa, rumah RT, alun-alun,

ataupun pusat kegiatan lainnya)

  • Di tengah klaster tersebut, pengumpul data berjalan dengan memilih arah

  (yang dipilih secara acak bisa dipilih salah satu, ke kiri, ke kanan, ke depan atau ke belakang dengan cara ambil pensil kemudian diputar di atas map/buku untuk lokasi rumah yang menyebar/ padat. Ujung dari pensil

  • Setelah dilakukan pemilihan secara acak untuk menentukan rumah tangga

  pertama maka untuk berlanjut ke rumah tangga berikutnya adalah menggunakan konsep Rumah Tangga (RUTA) terdekat

  • Rumah tangga terdekat adalah rumah yang dapat didatangi dalam waktu yang

  paling singkat dari rumah tangga yang baru saja dikunjungi. Rumah tersebut belum

tentu sebaris dengan rumah sebelumnya, bisa dalam garis zigzag. Jika ada 2 atau

lebih rumah yang sama dekatnya dengan rumah sebelumnya, pilihlah rumah yang pintu utama paling dekat

  • Untuk mengetahui perpindahan dari rumah tangga terdekat ke rumah tangga

  terdekat lainnya, Lihat diagram 1. RUTA pertama dipilih secara acak, lalu lihat

  • Nomor urut rumah tangga yang dikunjungi adalah Nomor urut kunjungan

  rumah sesuai dengan urutan pewawancara mengunjungi RT tersebut

  • Pewawancara harus membuat Sketsa rumah tangga terpilih dimasing-masing

  RT (Rukun Tetangga) Terpilih dan dilampirkan setiap RT (Rukun Tetangga) dalam 1 bundel 7 kuesioner RUTA tiap RT Rukun Tetangga)

  • Pewawancara harus membuat laporan tentang : 1) Proses pengambilan sampel RT dan lampirkan sketsa, 2) Permasalahan dan solusinya.

Diagram 1. Cara Pengambilan Sampel

Puskesmas

  

30 RT

(Rukun Tetangga)

210 RUTA

(Rumah Tangga)

PROSES SAMPLING KLASTER

  • Cari Data tentang jumlah RUKUN TETANGGA (RT) di masing-masing

  Desa

  • Kemudian urutkan Jumlah seluruh RT di wilayah Puskesmas mulai dari

  nomor 1 sampai ke terakhir

  • Selanjutnya memilih 35 RT dari sejumlah RT yang ada di wilayah

  Puskesmas

  • Selanjutnya adalah memilih 5 RT Cadangan

    Setelah terpilih 5 RT Cadangan maka 30 sisa RT merupakan sampel RUTA

    UTAMA.

LOKASI PENELITIAN

  • 30 Puskesmas Intervensi 30 Puskesmas Kontrol

  Dimana, Batch 1 : 11 Puskesmas Intervensi NS Batch 1 dan 2

  11 Puskesmas Kontrol Batch 2 : 19 Puskesmas Intervensi

  19 Puskesmas Kontrol

Untuk pemilihan Puskesmas Kontrol dilakukan secara random dengan kriteria inklusi :

Memiliki jenis puskesmas yang sama dengan Puskesmas Intervensi Rawat inap atau non rawat inap

  ▪ Memiliki tingkat akses yang hampir sama dengan Puskesmas Intervensi

  PENGORGANISASIAN Petugas Pusat Dalam kegiatan ini petugas pusat berfungsi sebagai supervisor.

  Supervisor berjumlah 109 orang.

  Tugas dari supervisor :Mengikuti pembekalan (aspek teknis penelitian dan administrasi keuangan) selama 2 hari.

  ▪ Melatih tim enumerator di tingkat puskesmas. Membuat listing dan memilih 30 RT.Melakukan pengumpulan data (wawancara mendalam).Menyerahkan hasil wawancara dalam bentuk matriks.Mengawasi enumerator.

  Petugas Lokal Dalam kegiatan ini petugas lokal berfungsi sebagai enumerator. Enumerator berjumlah 480 orang (setiap puskesmas terdiri dari 8 orang enumerator).

  Tugas dari enumerator :

Mengikuti pembekalan di Puskesmas (aspek teknis penelitian dan administrasi

keuangan) selama 2 hari.

  ▪ Melakukan pengumpulan data status kesehatan masyarakat.Menyerahkan hasil pengumpulan data status kesehatan masyarakat kepada supervisor.

  ▪ Melakukan editing data. Tahapan yang sudah dilakukan No. Kegiatan

  Bulan ke-

  11

  6. Pengolahan dan analisis data tahap pertama

  5. Pengumpulan data tahap pertama

  4. Pembekalan surpervisor tahap pertama

  3. Pengajuan dan Proses Etik Pembuatan template entri

  2. Penyusunan kuesioner

  Persiapan Tim

  12 1.

  10

  1

  9

  8

  7

  6

  5

  4

  3

  

2

  7. Pembekalan surpervisor tahap kedua ongoing Laporan Kemajuan Pengumpulan data Pengumpulan Data Tahap 1  5 Provinsi, 11 Kabupaten dan 22 Puskesmas (11 Puskesmas Intervensi dan

11 Puskesmas kontrol)

  4 Silawan Ainiba

  7 Sajingan Besar Galing

  7 Sambas

  4 Kalimantan Barat

  6 Ndao Soenimanu

  6 Rote Ndao

  5 Maritaing Kanarilang

  5 Alor

  No Provinsi No Kabupaten No Puskesmas Intervensi Puskesmas Kontrol

  1 Aceh

  3 Namfalus Weowe

  3 Malaka

  3 Nusa Tenggara Timur

  2 Enggano Tanjung Harapan

  2 Bengkulu Utara

  2 Bengkulu

  1 Siemeulue Cut Simeuleue Barat

  1 Simeulue

  4 Belu

HASIL SEMENTARA BERDASARKAN DATA KUALITATIF

  

PERSEPSI

DINAS KESEHATAN KABUPATEN

KEPEMILIKAN PERMENKES TENTANG NS

  • Beberapa kabupaten sudah memiliki Permenkes mengenai

  penempatan tenaga NS di wilayah kerja mereka, tetapi sebagian besar daerah penempatan Tim NS belum memiliki Permenkes tersebut PEMAHAMAN TENTANG KONSEP NS

SUPERVISI NS

  • Supervisi dilakukan oleh dinkes kab, tapi tidak secara khusus

  melainkan bersama beberapa kegiatan rutin lainnya (Bintek, Monev dll). Supervisi juga dilakukan dalam kapasitas diluar kegiatan resmi.

  • Beberapa Dinas Kesehatan melakukan supervisi secara insidentil,

    ketika ditemukan masalah yang dihadapi oleh Tim NS.

MANFAAT TIM NS TERHADAP PUSKESMAS

  • Menurut sebagian besar dinkes kab, selama 2 tahun terakhir Tim NS

    memberikan manfaat bagi Puskesmas dimana mereka ditempatkan.

  “...ada manfaat, untuk Puskesmas meningkatkan semangat kerja dan pengetahuan dengan inovasi-inovasinya. (R, Dinkes Kab S)

  ..” “...Pasti membawa perubahan di Puskesmas, karena tim beranggotakan berbagai profesi yang mungkin sebelumnya tidak ada di Puskesmas. (M,

  ...” Dinkes Kab N)

  • MANFAAT TIM NS TERHADAP PUSKESMAS

  

“...Alhamdulilah sasaran bisa dilaksanakan secara komperhensif dan diletakkan

sebanyak 8 orang ada dokter dan tenaga profesi lainnya, mereka menjalankan

tugas dan penerima manfaat. Dalam hal ini masyarakat mendapatkan haknya dari program NS yang telah dibuktikan dengan meningkatnya kinerja Puskesmas, bahkan Puskesmas telah dinyatakan sebagai satu-satunya puskesmas berkinerja terbaik di Kabupaten dan diusulkan penilaian

  (Ar, Dinkes Kabupaten S) akreditasi tahun 2017...”

  Posisi Kabupaten dalam Program NS

  • Kabupaten Berperan aktif mulai dari penempatan Tim NS, melakukan

  pengawasan dan supervisi hingga melibatkan Tim NS dalam perencanaan kegiatan.

  Keluhan dari Dinas Kesehatan Kab Sebagian Dinas Kesehatan merasa sedikit kecewa kenapa alasannya NS yang ditempatkan selama 2 tahun di Puskesmas itu tidak dilanjutkan lagi, padahal sudah cocok dan sangat membantu kinerja Puskesmas

  

“...Kami sampaikan kepada Pak KaBadan bahwa staf dan kepala Puskesmas merasa

sedih dan kehilangan, dulu gak ada tenaga sekarang ada malah mau dihilangkan.

  

Saya harapkan nanti walaupun sudah tidak ada team based, kinerja Puskesmas tetap

bagus, dan NS individu yang untuk provinsi tetap ada (Ar, Dinkes Kabupaten S) ...”

KELUHAN DARI PUSKESMAS TENTANG TIM NS

  • Sebagian Dinas Kesehatan menyatakan tidak ada keluhan berarti

  

tentang keberadaan tim NS di Puskesmas, apabila ada hanyalah

mengenai keberlanjutan penempatan Tim NS

  • Ketika ada keluhan yang dilayangkan untuk tim NS sebagian

  besar berasal dari individu per individu saja

  • Kecemburuan terbesar yang ditemukan adalah mengenai

  penggajian dan pengangkatan menjadi pegawai tetap

  • Jalan keluar mengatasi kecemburuan dengan Tim NS

  Tidak menyinggung gaji dalam kapasitas pekerjaan serta tidak membedakan jenis kepegawaian mereka

  • Kesesuaian Kebutuhan Nakes NS

  

Belum Sesuai dengan kebutuhan, terutama mengenai tenaga dokter, dan nakes

diluar perawat yang menjadi kebutuhan utama Puskesmas “... Belum ... Silawan butuh dokter, apoteker, gizi, kesling, kecuali perawat.

  Barangkali perawat tidak perlu ditambahkan dalam tim NS karena di Belu

  KESESUAIAN KEBUTUHAN NAKES NS Dinas Kesehatan merasakan keberuntungan dengan kedatangan Tim NS terutama dengan hadirnya tenaga dokter yang mau di daerah terpencil

  “...Kalau Tim NS di Batutua sebenernya yang diperlukan hanya tenaga dokter saja karena sudah 5 tahun puskesmas tdk punya dokter, kalau tenaga kesehatan lainnya sudah kebanyakan, tapi karena NS merupakan Tim maka tidak bisa dipisah2. Sebenarnya ada Puskesmas lain yang lebih membutuhkan tambahan tenaga kesehatan yang selain dokter. (S, Dinkes Kab RN)

  ..”

“...Kita gak ragukan pas kita mau kedatangan NS malah dapet dokter di basenya, kita seperti

mendapat durian runtuh yaitu tiba-tiba dapat tim lengkap yang menyesuaikan program

HARAPAN TERHADAP TIM NS

  • Harapan terbesar dari Dinas Kesehatan kabupaten adalah agar

  keberlanjutan Tim NS dapat tetap disediakan dan diharapkan tenaga kesehatan yang di tempatkan sesuai dengan kebutuhan Puskesmas tersebut.

  • Pengadaan tenaga semacam NS ini sangat menguntungkan bagi

  daerah dan tidak mungkin daerah mengadakan rekrutmen dan mencetak tenaga seperti NS “...kalau daerah kami jangan dikaji lagi mempertanyakan NS itu bermanfaat atau tidak.

  Kehadiran NS ini, yang jelas ya sangat bermanfaat. Harapan kami NS ini tetap berlanjut

  • RENCANA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KE DEPAN SETELAH

  PENUGASAN TIM NS TERKAIT KETENAGAAN Kebutuhan tenaga dokter di daerah terpencil sangat krusial dibanding lainnya, pemerintah pusat harus lebih memikirkan penempatan dokter ini lebih merata sampai ke daerah-daerah.

  “...Kalau boleh saran minimal tenaga dokter ini dipertahankan, kalau tidak dapat ya kita tetap berusaha cari dokter kontrak karena keberadaan dokter itu kan tidak hanya memberikan penyuluhan perorangan tetapi secara berantai memberikan manfaat di daerah, kalau tidak ada dokter di daerah ya sampai kapanpun akan tetap tertinggal”

  (Ar, Dinkes Kabupaten S)

PERSEPSI PESERTA NUSANTARA SEHAT

PERSEPSI TERHADAP

1 KEMENTERIAN KESEHATAN

  

Persepsi tim NS terhadap Kemenkes digali berdasarkan

tahapan yang dilakukan oleh Kemenkes :

  • RekrutmenPembekalanPenempatanPasca penempatan
  • Pendampingan

1. PROSES REKRUTMEN (1)

  Secara umum proses rekrutmen dinilai sudah cukup baik dalam hal keterbukaan, informasi mudah didapat, tahapan yang sesuai, netral, adil, sesuai kompetensi, transparan, tidak bertele-tele dan tidak memungkinkan peluang KKN.

  Keluhan umum yang disampaikan:

  • Proses pengumuman dan registrasi online menggunakan

  internet cukup menyulitkan bagi calon peserta yang berada di desa atau di pedalaman yang sulit mendapat akses internet, selain itu kadang-kadang juga sulit log in.

  • Persyaratan STR tidak jelas antara wajib atau tidak, serta permasalahan terkait NPWP.
  • Keterbatasan lokasi tes menyulitkan calon yang jauh.

1. PROSES REKRUTMEN (2)

  • Meskipun secara umum dinilai transparan tetapi masih ada

  kekurangan misalnya pemalsuan data, perbedaan antara pengumuman penempatan dan penerimaan, dan calon yang sudah menikah bisa lolos seleksi.

  • Penempatan jenis tenaga masih ada yang kurang sesuai

  kebutuhan Puskesmas, harus diperhatikan yang benar-benar mau bekerja, bukan hanya asal kembali ke daerah, setelah pengumuman kelulusan sempat ada calon yang menolak

2. PROSES PEMBEKALAN (1) :

  • Pembekalan masih dianggap kurang memuaskan terutama dalam hal porsi materi dengan praktek.
  • Porsi praktek bisa ditambah dan disesuaikan dengan

  profesi masing-masing, tidak dicampurkan semua

peserta mendapat semua materi karena ada materi

yang spesifik, seperti dokter keluarga.

  • Selama pembekalan, materi praktek masih kurang

    terutama untuk yang berlatar belakang non medis.

  • Padatnya jadwal sehingga peserta kurang bisa konsentrasi akibat kelelahan dan banyak tugas.
  • Waktu ibadah dan waktu istirahat yang kurang

2. PROSES PEMBEKALAN (2) :

  • Banyak anggota tim NS yang menyoroti kegiatan

  

bela negara sebagai salah satu penyebab kelelahan

disarankan agar waktu bela negara dikhususkan misalnya dalam satu minggu berbeda.

  • Pelatihan bela negara, kepemimpinan, tanggung

  jawab, survival, team work dan problem solving perlu dipertahankan.

  • Higienitas makanan,

2. PROSES PEMBEKALAN (3) :

  • Pembelajaran yang perlu ditambahkan : teknologi tepat

  

guna, khususnya untuk kesling seperti cara pengolahan air,

sampah dan pembuatan arang briket.

  • Peserta SKM perlu pembekalan mengenai : manajemen

  Puskesmas, BOK, akreditasi, promkes dan pelaporan di Puskesmas termasuk pelaporan NS dan alur kerjanya.

  • Pembekalan teknis lain yaitu sosial budaya setempat seperti

  potensi makanan lokal untuk gizi, penjaringan keswa, strategi mengatasi keterbatasan alat di lapangan.

  • Materi advokasi masih kurang diberikan termasuk advokasi

  lintas sektor dan dukungan lain seperti nota kesepahaman dengan bupati.

3. PROSES PENEMPATAN (1) :

  • Sebagian tim NS menyatakan bahwa penempatan

  

sudah sesuai karena kesepakatan dari awal harus

siap ditempatkan di wilayah manapun.

  • Ada tim NS menyatakan mendapatkan Puskesmas

  yang jauh lebih baik dari yang dibayangkan, tapi

ada juga yang mendapatkan Puskesmas lebih sulit

misalnya dengan wilayah kerja yang terlalu luas dan akses sulit.

  • Permasalahan utama dalam hal penempatan

  adalah perlu disesuaikan dengan kebutuhan

3. PROSES PENEMPATAN (2) :

  • Masih ada Tim NS yang ditempatkan di Puskesmas

  yang sudah banyak SDM nya atau penempatan di puskesmas kota bukan DTPK

  • Ada yang minta ditukar penempatan, seharusnya peserta tidak diberi kesempatan komplain.
  • Penempatan Tim NS perlu diawali dengan survey lokasi

  dan kesepahaman/koordinasi antara Kemenkes dengan Pemda dan Puskesmas sehingga tidak terjadi penolakan.

  • Perlunya pembimbing di provinsi
  • Memperhatikan porsi laki-laki dan perempuan sesuai

  kondisi daerah

4. PASCA PENEMPATAN

  • Banyak dikhawatirkan tim NS pasca penempatan dan

  pasca 2 tahun adalah kejelasan peluang kerja pasca NS atau pemberian beasiswa untuk alumni NS.

  • Sebagian tim NS merasa dilepas begitu saja sehingga

  

seperti anak ayam kehilangan induk karena tidak ada

yang melakukan supervisi, semua laporan tidak ada

feedback , tidak ada komunikasi dengan pendamping,

ada yang menyatakan hanya komunikasi dengan pendamping Balitbangkes yang berjalan.

  • Sebagian lain menyatakan bahwa komunikasi dengan

5. PENDAMPINGAN/SUPERVISI

  • Pendamping diharapkan menjadi jembatan antara

  Kemenkes dengan dinkes prov dan dinkes kab serta mengarahkan tim NS.

  • Pada kenyataannya ada pendamping yang aktif,

  selalu berkomunikasi bahkan mendampingi sampai survey awal dan pertemuan lintas sektor.

  • Di sisi lain ada pendamping yang dianggap baik

  tapi akses komunikasinya terbatas, ada juga

PERSEPSI TERHADAP

2 DINAS KESEHATAN KESEHATAN

  Persepsi tim NS terhadap Dinas Kesehatan digali berdasarkan upaya yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan dalam penerimaan Tim NS :

  • Penyediaan sarana dan prasarana seperti tempat

  

tinggal, alat transportasi, tunjangan daerah

  • Upaya peningkatan kapasitas SDM NS
  • Supervisi terhadap Tim NS

1. PENYEDIAAN SARANA DAN PRASARANA

  • Secara umum Dinas Kesehatan sudah menyediakan

  sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh Tim NS

  • Sarana dan prasarana yang disediakan bervariasi

  

seperti menyediakan tempat tinggal, alat transportasi

berupa motor dan ambulan, uang makan, tunjangan