Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

(1)

SKRIPSI

PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN PADA

PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

OLEH :

ELVINA SUCI KARTIKA 090503239

PROGRAM STUDI AKUNTANSI STRATA-1 AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia” adalah Benar Hasil Karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, Februari 2013

NIM: 090503239 Elvina Suci Kartika


(3)

ABSTRAK

PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN PADA

PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh debt to asset ratio

(DAR), ukuran perusahaan (SIZE), struktur kepemilikan saham manajerial, struktur kepemilikan saham institusional, dan struktur kepemilikan saham asing terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan baik secara simultan maupun parsial pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

debt to asset ratio (DAR), ukuran perusahaan (SIZE), struktur kepemilikan saham manajerial (SKM), struktur kepemilikan saham institusional (SKI), struktur kepemilikan saham asing (SKA) dan variabel dependen dalam penelitian ini adalah pengungkapan tanggung jawab sosial (CSR).

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI tahun 2009-2011 dimana jumlah populasi yang digunakan adalah sebanyak 14 perusahaan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik purposive sampling dimana jumlah sampel yang diperoleh dalam penelitian ini adalah 7 sampel dengan 21 data penelitian. Pengujian yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji asumsi klasik (normalitas, heteroskedastisitas, autokorelasi dan multikolineritas) dan uji hipotesis (uji simultan, uji parsial dan uji koefisien determinasi).

Berdasarkan hasil uji simultan diperoleh kesimpulan bahwa debt to asset ratio (DAR), ukuran perusahaan (SIZE), struktur kepemilikan saham manajerial (SKM), struktur kepemilikan saham institusional (SKI), dan struktur kepemilikan saham asing (SKA) berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI. Berdasarkan hasil uji parsial diperoleh kesimpulan bahwa struktur kepemilikan saham institusional (SKI) dan struktur kepemilikan saham asing (SKA) berpengaruh negatif terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI. Debt to asset ratio,

ukuran perusahaan dan struktur kepemilikan saham manajerial tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI.

Kata kunci: debt to asset ratio (DAR), ukuran perusahaan (SIZE), struktur kepemilikan saham, pengungkapan tanggung jawab sosial.


(4)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF FIRM CHARACTERISTICS ON THE DISCLOSURE OF CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY IN THE FOOD AND BEVERAGE COMPANIES LISTED ON THE STOCK EXCHANGES OF

INDONESIA

This study aimed to determine the influence of debt-to-asset ratio (DAR), firm size (SIZE), managerial ownership structure, institutional ownership structure, and the structure of foreign ownership on the disclosure of corporate social responsibility, either simultaneously or partially on food and beverage companies listed on the Indonesia Stock Exchange. Independent variables used in this study are the debt-to-asset ratio (DAR), firm size (SIZE), managerial ownership structure (SKM), institutional ownership structure (SKI), the structure of foreign ownership (SKA) and the dependent variable in the study this is the disclosure of social responsibility (CSR).

The population used in this study are the food and beverage companies listed on the Stock Exchange in 2009-2011 where the total population are used by 14 companies. The sampling technique used was purposive sampling technique where the number of samples obtained in this study were 7 samples with 21 research data. The tests used in this study are classic assumption test (normality, heteroscedasticity, autocorrelation and multikolineritas) and hypothesis testing (simultaneous test, test and test partial coefficient of determination).

Based on the test results of simultaneous tests can be concluded that the debt-to-asset ratio (DAR), firm size (SIZE), managerial ownership structure (SKM), institutional ownership structure (SKI), and the structure of foreign ownership (SKA) significantly affects on the disclosure of social responsibility on companies listed on the Stock Exchange. Based on the partial test results can be concluded that institutional ownership structure (SKI) and the structure of foreign ownership (SKA) negatively affect on the disclosure of social responsibility on companies listed on the Stock Exchange. Debt to asset ratio, firm size and managerial ownership structure have no significant effects on the disclosure of social responsibility on companies listed on the Stock Exchange.

Key words: Debt to asset ratio (DAR), the size company (SIZE), ownership structure, disclosure of corporate social responsibility.


(5)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karuniaNya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia” yang ditujukan sebagai salah satu syarat dalam rangka memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Program S1 Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya dukungan berupa doa, bimbingan, pengarahan, bantuan, kerja sama semua pihak yang telah turut membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada beberapa pihak antara lain:

1. Bapak Drs. Arifin Lubis selaku pelaksana tugas dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak selaku Ketua Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, dan Bapak Drs. Hotmal Jafar, M.M, Ak selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Ibu Dra. Mutia Ismail, M.M, Ak selaku Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(6)

4. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak selaku Dosen Pembimbing dan Bapak Drs. Hotmal Jafar, M.M, Ak selaku Dosen Pembaca yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan kepada peneliti hingga skripsi ini dapat diselesaikan.

5. Ucapan terima kasih yang tulus kepada kedua orang tua penulis, Ayahanda H.Zulfan Effendi, SE dan Ibunda Hj. Ismawaty Siregar yang yang senantiasa memberikan do’a, kasih sayang, didikan, perhatian, dukungan moral dan materiil dalam penyelesaian skripsi ini. Serta kepada abang dan adik penulis Indi Fandaya, SH dan Suhendra Adani yang selalu memberikan dukungan dan semangat kepada peneliti.

6. Tidak lupa juga mengucapkan terima kasih kepada teman saya Mauliza, Try, Nanda, dan Dina yang selalu mendukung saya dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan peneliti dalam pengetahuan dan pengulasan skripsi. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Akhir kata, penulis berharap skripsi ini bermanfaat.

Medan, Februari 2013


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1 Tinjauan Teoritis ... 9

2.1.1 Pengertian tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility) ... 9

2.1.2 Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan ... 10

2.1.3 Faktor-faktor pelaporan pengungkapan tanggung jawab sosial ... 13

2.1.4 Karakteristik perusahaan dalam pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan ... 15

2.1.4.1 Tingkat leverage... 16

2.1.4.2 Ukuran perusahaan ... 16

2.1.4.3 Struktur kepemilikan saham manajerial ... 17

2.1.4.4 Struktur kepemilikan saham institusional 18 2.1.4.5 Struktur kepemilikan saham asing ... 19

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 20

2.3 Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian ... 23

2.3.1 Kerangka konseptual ... 23

2.3.2 Hipotesis penelitian ... 25

BAB III METODE PENELITIAN ... 27

3.1 Jenis Penelitian ... 27

3.2 Jenis Data dan Sumber Data ... 27

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 28

3.4 Metode Pengumpulan Data ... 30


(8)

3.5.1.1 Tingkat leverage... 31

3.5.1.2 Ukuran perusahaan ... 31

3.5.1.3 Struktur kepemilikan saham manajerial ... 31

3.5.1.4 Struktur kepemilikan saham institusional 31 3.5.1.5 Struktur kepemilikan saham asing ... 32

3.5.2 Variabel dependen ... 32

3.6 Metode Analisis Data ... 33

3.6.1 Statistik deskriptif ... 33

3.6.2 Pengujian asumsi klasik ... 34

3.6.2.1 Uji normalitas ... 34

3.6.2.2 Uji multikolinearitas... 35

3.6.2.3 Uji heteroskedastisitas ... 35

3.6.2.4 Uji autokorelasi ... 36

3.6.3 Analisis regresi ... 37

3.6.4 Pengujian hipotesis ... 37

3.6.4.1 Uji koefisien determinasi ... 38

3.6.4.2 Uji simultan (uji F) ... 38

3.6.4.3 Uji parsial (uji t) ... 39

3.7 Jadwal Penelitian ... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 41

4.1 Data Penelitian ... 41

4.2 Analisis Hasil Penelitian ... 41

4.2.1 Analisis statistik deskriptif ... 41

4.2.2 Uji asumsi klasik ... 43

4.2.2.1 Uji normalitas ... 43

4.2.2.2 Uji multikolinearitas... 46

4.2.2.3 Uji heteroskedastisitas ... 48

4.2.2.4 Uji autokorelasi ... 50

4.2.3 Analisis regresi ... 51

4.2.4 Pengujian hipotesis ... 53

4.2.4.1 Uji koefisien determinasi ... 53

4.2.4.2 Uji simultan (uji F) ... 54

4.2.4.3 Uji parsial (uji t) ... 56

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... 58

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 62

5.1 Kesimpulan ... 62

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 63

5.3 Saran ... 64

DAFTAR PUSTAKA ... 65


(9)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 22

Tabel 3.1 Daftar Perusahaan Makanan dan Minuman yang Menjadi Sampel ... 29

Tabel 3.2 Daftar Perusahaan yang Menjadi Sampel Peneliti ... 29

Tabel 3.3 Tabel Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 33

Tabel 3.4 Jadwal Penelitian ... 40

Tabel 4.1 Sampel Penelitian ... 41

Tabel 4.2 Statistik Deskriptif ... 42

Tabel 4.3 Uji Normalitas ... 44

Tabel 4.4 Uji Multikolinearitas ... 47

Tabel 4.5 Uji Autokorelasi ... 50

Tabel 4.6 Uji Analisis Regresi ... 51

Tabel 4.7 Uji Koefisien Determinasi ... 54

Tabel 4.8 Uji F ... 55


(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 23

Gambar 4.1 Histogram ... 45

Gambar 4.2 Grafik Normal P-P Plot ... 46


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

Lampiran i Populasi dan Sampel Penelitian ... 67

Lampiran ii Data Variabel Penelitian ... 68

Lampiran iii Daftar Item Pengungkapan CSR ... 70

Lampiran iv Statistik Deskriptif ... 74

Lampiran v Uji Normalitas ... 75

Lampiran vi Uji Multikolinearitas ... 76

Lampiran vii Uji Heteroskedastisitas ... 77

Lampiran viii Uji Autokorelasi ... 77

Lampiran ix Uji Koefisien Determinasi ... 78

Lampiran x Uji Simultan (Uji F) ... 78


(12)

ABSTRAK

PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN PADA

PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh debt to asset ratio

(DAR), ukuran perusahaan (SIZE), struktur kepemilikan saham manajerial, struktur kepemilikan saham institusional, dan struktur kepemilikan saham asing terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan baik secara simultan maupun parsial pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

debt to asset ratio (DAR), ukuran perusahaan (SIZE), struktur kepemilikan saham manajerial (SKM), struktur kepemilikan saham institusional (SKI), struktur kepemilikan saham asing (SKA) dan variabel dependen dalam penelitian ini adalah pengungkapan tanggung jawab sosial (CSR).

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI tahun 2009-2011 dimana jumlah populasi yang digunakan adalah sebanyak 14 perusahaan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik purposive sampling dimana jumlah sampel yang diperoleh dalam penelitian ini adalah 7 sampel dengan 21 data penelitian. Pengujian yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji asumsi klasik (normalitas, heteroskedastisitas, autokorelasi dan multikolineritas) dan uji hipotesis (uji simultan, uji parsial dan uji koefisien determinasi).

Berdasarkan hasil uji simultan diperoleh kesimpulan bahwa debt to asset ratio (DAR), ukuran perusahaan (SIZE), struktur kepemilikan saham manajerial (SKM), struktur kepemilikan saham institusional (SKI), dan struktur kepemilikan saham asing (SKA) berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI. Berdasarkan hasil uji parsial diperoleh kesimpulan bahwa struktur kepemilikan saham institusional (SKI) dan struktur kepemilikan saham asing (SKA) berpengaruh negatif terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI. Debt to asset ratio,

ukuran perusahaan dan struktur kepemilikan saham manajerial tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI.

Kata kunci: debt to asset ratio (DAR), ukuran perusahaan (SIZE), struktur kepemilikan saham, pengungkapan tanggung jawab sosial.


(13)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF FIRM CHARACTERISTICS ON THE DISCLOSURE OF CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY IN THE FOOD AND BEVERAGE COMPANIES LISTED ON THE STOCK EXCHANGES OF

INDONESIA

This study aimed to determine the influence of debt-to-asset ratio (DAR), firm size (SIZE), managerial ownership structure, institutional ownership structure, and the structure of foreign ownership on the disclosure of corporate social responsibility, either simultaneously or partially on food and beverage companies listed on the Indonesia Stock Exchange. Independent variables used in this study are the debt-to-asset ratio (DAR), firm size (SIZE), managerial ownership structure (SKM), institutional ownership structure (SKI), the structure of foreign ownership (SKA) and the dependent variable in the study this is the disclosure of social responsibility (CSR).

The population used in this study are the food and beverage companies listed on the Stock Exchange in 2009-2011 where the total population are used by 14 companies. The sampling technique used was purposive sampling technique where the number of samples obtained in this study were 7 samples with 21 research data. The tests used in this study are classic assumption test (normality, heteroscedasticity, autocorrelation and multikolineritas) and hypothesis testing (simultaneous test, test and test partial coefficient of determination).

Based on the test results of simultaneous tests can be concluded that the debt-to-asset ratio (DAR), firm size (SIZE), managerial ownership structure (SKM), institutional ownership structure (SKI), and the structure of foreign ownership (SKA) significantly affects on the disclosure of social responsibility on companies listed on the Stock Exchange. Based on the partial test results can be concluded that institutional ownership structure (SKI) and the structure of foreign ownership (SKA) negatively affect on the disclosure of social responsibility on companies listed on the Stock Exchange. Debt to asset ratio, firm size and managerial ownership structure have no significant effects on the disclosure of social responsibility on companies listed on the Stock Exchange.

Key words: Debt to asset ratio (DAR), the size company (SIZE), ownership structure, disclosure of corporate social responsibility.


(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Pada umumnya perusahaan dioperasikan oleh orang-orang yang mempunyai keahlian dan keterampilan tertentu agar tujuan perusahaan dapat dicapai sesuai dengan yang telah direncanakan. Salah satu tujuan dari perusahaan adalah memperoleh laba yang tinggi atau besar dan tumbuh berkesinambungan dalam jangka panjang.

Salah satu isu menarik dalam dunia bisnis dan pasar modal adalah mengenai pengungkapan laporan keuangan (disclosure of financial statement). Isu pengungkapan laporan keuangan menjadi begitu menarik karena merupakan faktor signifikan dalam pencapaian efisiensi pasar modal dan sarana akuntabilitas publik (Sandra, 2010). Tujuan laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi tentang keuangan perusahaan posisi atau pergerakan keuangan perusahaan yang berguna untuk pengguna laporan keuangan tersebut.

Semakin berkembang suatu perusahaan maka semakin besar kemungkinan terjadi kesenjangan sosial atau kerusakan lingkungan yang mungkin dapat terjadi, maka dari itu muncul kesadaran dari perusahaan terssebut untuk mengurangi dampak negatif tersebut. Telah banyak perusahaan yang menyadari akan pentingnya menerapkan program Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai bahan dari strategi bisnis. Tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate


(15)

perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak pada aspek keuntungan secara semata, yaitu nilai perusahaan yang direflesikan dalam kondisi keuangan, namun juga harus memperhatikan aspek sosial dan aspek lingkungannya.

Pengungkapan sosial perusahaan didefiniskan sebagai salah satu bagian dari informasi perusahaan yang memiliki hubungan dengan lingkungan sosialnya sebagaimana informasi tersebut dinyatakan dalam laporan tahunan perusahaan.

Corporate social responsibility merupakan proses pengkomunikasian dampak sosial dan lingkungan dari kegiatan ekonomi organisasi terhadap kelompok khusus yang berkepentingan dan terhadap masyarakat secara keseluruhan (Hackston dan Milne dalam Rahmawati, 2011).

Perusahaan dituntut untuk memberikan informasi mengenai aktivitas sosialnya. Tanggung jawab sosial perusahaan menunjukkan kepedulian perusahaan terhadap kepentingan pihak-pihak lain secara luas daripada hanya sekedar kepentingan perusahaan saja. Tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibilty) merujuk pada semua hubungan yang terjadi di antara sebuah perusahaan dengan semua stakeholder, termasuk di dalamnya adalah pelanggan atau customer, pegawai, komunitas, pemilik atau investor, pemerintah, supplier bahkan juga kompetitor. Pengembangan program-program sosial perusahaan berupa dapat bantuan fisik, pelayanan kesehatan, pengembangan masyarakat (community development), beasiswa dan sebagainya.

Salah satu contoh perusahan makanan dan minuman adalah PT Indofood Sukses Makmur Tbk perusahaan ini tidak hanya menjalankan kegiatan usaha dan


(16)

operasinya untuk memberikan manfaat bagi karyawan dan para pemegang sahamnya tetapi juga memberikan manfaat kepada masyarakat lingkungan sekitar. PT Indofood Sukses Makmur Tbk percaya bahwa pendidikan adalah unsur utama dalam membangun sumber daya manusia guna pembangunan suatu bangsa secara kesinambungan. Indofood menyediakan sekolah yang didirikan di wilayah perkebunan indofood, sehingga dapat memastikan bahwa putra putri dari karyawan Indofood dan masyarakat sekitar dapat memperoleh pendidikan yang bermutu. Indofood juga memberikan bantuan yang sangat dibutuhkan masyarakat yang tertimpa bencana alam, seperti membangun posko bantuan untuk membantu masyarakat sekitar yang tertimpa bencana. Indofood menyediakan makanan dan melaksanakan operasi pengasapan serta berbagai aktivitas lainnya untuk menanggulangi risiko berbagai penyakit menular seperti demam berdarah.

Perusahaan makanan dan minuman yang lain seperti PT Ultra Jaya Milk melakukan kegiatan CSR diantara lain dalam bidang kepedulian masyarakat dengan memberikan bantuan alat-alat kesehatan kepada puskesmas yang berlokasi di Desa Cimareme dan Desa Gadongbangkong dan memberikan bantuan dan alat-alat kesehatan kepada posyandu yang ada di desa tersebut. Dari bidang seni dan budaya daerah, PT Ultra Jaya Milk memberikan dukungan dan bantuan dana sebagai sponsor di berbagai acaranya. Dari bidang kehidupan beragama, perusahaan ini memberikan dana untuk menjadi donatur panti asuhan dan pembangunan atau renovasi mesjid dan dalam bidang pendidikan memberikan beasiswa, bantuan pembangunan atau renovasi sekolah dan menjadi sponsor


(17)

Pada perusahaan Akasha Wira International Tbk (ADES), perusahaan ini berperan dalam membangun fasilitas yang diperlukan untuk melindungi hidup dan keamanan masyarakat dengan melakukan pengembangan dan perbaikan peralatan dan proses pengolahan limbah, ADES juga berpartisipasi dalam beberapa kegiatan masyarakat di sekitar pabrik.

Contoh di atas menunjukkan bahwa semakin tinggi karakteristik yang dimiliki suatu perusahaan yang menghasilkan dampak sosial bagi lingkungan atau masyarakat sekitar maka semakin tinggi pula tanggung jawab sosial yang harus dipenuhi oleh perusahaan tersebut. Karakteristik dalam pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dalam kegiatan perusahaan merupakan latar yang penting bagi perusahaan untuk semakin maju dan berkembang.

Menurut Marpaung (2010), menunjukkan variabel struktur kepemilikan, profitabilitas, ukuran perusahaan, umur perusahaan berpengaruh negatif terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial sedangkan tingkat leverage berpengaruh positif terhadap tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial dalam laporan tahunan. Peneliti lain, seperti Sandra (2011) menyatakan ukuran perusahaan, profitabilitas, ukuran dewan komisaris, kepemilikan manajemen, dan leverage

secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan sosial perusahaan. Secara parsial hanya variabel dewan komisaris yang memiliki pengaruh signifikan terhadap pengungkapan sosial perusahaan. Saputri (2011), menyatakan profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan dan kepemilikan saham publik secara simultan memiliki pengaruh terhadap pengungkapan sosial perusahaan. Profitabilitas, ukuran perusahaan dan kepemilikan saham publik


(18)

secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan sosial dan hanya leverage secara parsial yang tidak berpengaruh terhadap pengungkapan sosial. Berdasarkan perbedaan penelitian-penelitian di atas, penelitian ini bermaksud untuk meneliti kembali apakah leverage, ukuran perusahaan, struktur kepemilikan saham manajerial, struktur kepemilikan saham institusional, dan struktur kepemilikan saham asing mempunyai pengaruh atau tidak terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.

Maka judul penelitian ini adalah “Pengaruh Karakteristik Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial perusahaan Pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.

1.2Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut.

1. Apakah karakteristik perusahaan leverage berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia baik secara simultan maupun parsial ?

2. Apakah karakteristik perusahaan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia baik secara simultan maupun parsial ?


(19)

3. Apakah karakteristik perusahaan kepemilikan saham manajerial berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia baik secara simultan maupun parsial ?

4. Apakah karakteristik perusahaan struktur kepemilikan saham institusional berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia baik secara simultan maupun parsial ?

5. Apakah karakteristik perusahaan kepemilikan saham asing berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia baik secara simultan maupun parsial ?

1.3Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah.

1. Untuk mengetahui apakah karakteristik perusahaan leverage berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia baik secara simultan maupun parsial.

2. Untuk mengetahui apakah karakteristik perusahaan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia baik secara simultan maupun parsial.

3. Untuk mengetahui apakah karakteristik perusahaan struktur kepemilikan saham manajerial berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial


(20)

perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia baik secara simultan maupun parsial.

4. Untuk mengetahui apakah karakteristik perusahaan struktur kepemilikan saham institusional berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia baik secara simultan maupun parsial.

5. Untuk mengetahui apakah karakteristik perusahaan struktur kepemilikan saham asing berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia baik secara simultan maupun parsial.

1.4Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah. 1. Bagi peneliti

Penelitian ini bermanfaat untuk dapat mengambangkan ilmu pengetahuan tentang bidang akuntansi yang khususnya berhubungan dengan pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Bagi perusahaan

Penelitian ini bermanfaat untuk perusahaan sebagai masukan bagi perusahaan mengenai pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan


(21)

perduli terhadap lingkungan sekitar perusahaan dan bersedia menyediakan laporan tentang CSR dinyatakan dalam laporan tahunannya.

3. Bagi pihak lain

Dapat dijadikan sumber informasi bagi peenelit-peneliti selanjutnya, dengan judul pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan tanggung jawab perusahaan pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dan juga dapat menjadi sebagai bahan perbandingan yang berguna dalam menambah wawasan bagi peneliti selanjutnya.


(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Tinjauan Teoritis

2.1.1 Pengertian tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility)

Perusahaan berkembang atau perusahaan besar memiliki tanggung jawab yang tinggi untuk mengungkapkan kegiatan sosial perusahaan yang dinyatakan dalam laporan tahunan perusahaan. Tanggung jawab sosial atau

corporate social responsibility (CSR) adalah suatu konsep bahwa organisasi, khususnya perusahaan adalah memiliki suatu tanggung jawab terhadap konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan.

Tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) adalah mekanisme bagi suatu organisasi untuk secara sukarela mengintegrasikan perhatian terhadap lingkungan dan sosial ke dalam operasinya dan interaksinya dengan stockholders, yang melebihi tanggung jawab organisasi di bidang hukum (Darwin dalam Saputri, 2011).

CSR berhubungan erat dengan “pembangunan berkelanjutan”, dimana ada argumentasi bahwa suatu perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan keputusannya tidak semata berdasarkan faktor keuangan, misalnya keuntungan atau dividen melainkan juga harus berdasarkan


(23)

konsekuensi sosial dan lingkungan untuk saat ini maupun untuk jangka panjang.

Penerapan CSR dalam perusahaan-perusahaan diharapkan selain memiliki komitmen finansial kepada pemilik atau pemegang saham, tapi juga memiliki komitmen sosial terhadap para pihak lain yang berkepentingan, karena CSR merupakan salah satu bagian dari strategi bisnis perusahaan dalam jangka panjang. Adapun tujuan dari CSR adalah (Saputri, 2011):

1. Untuk meningkatkan citra perusahaan dan mempertahankan, biasanya secara implisit, asumsi bahwa perilaku perusahaan secara fundamental adalah baik.

2. Untuk membebaskan akuntabilitas organisasi atas dasar asumsi adanya kontrak sosial di antara organisasi dan masyarakat. Keberadaan kontrak sosial ini menuntut dibebaskannya akuntabilitas sosial.

3. Sebagai perpanjangan dari pelaporan keuangan tradisional dan tujuannya adalah untuk memberikan informasi kepada investor.

Untuk itulah maka pertanggungjawaban sosial perusahaan (CSR) perlu diungkapkan dalam perusahaan sebagai wujud pelaporan tanggung jawab sosial kepada masyarakat.

2.1.2 Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan

Pengungkapan didefenisikan sebagai suatu usaha perusahaan untuk menyeimbangkan komitmen-komitmennya terhadap kelompok dan individual dalam lingkungan perusahaan (Ebert dan Griffin dalam Saputri, 2011). Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan bukan menjadi hal yang


(24)

bersifat sukarela tetapi sudah menjadi kegiatan yang wajib dinyatakan dalam laporan tahunan. Semakin besar perusahaan maka semakin diwajibkan perusahaan tersebut untuk mengungkapkan kegiatan sosialmya. Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan yang dinyatakan dalam laporan tahunan untuk memberikan informasi kepada pengguna laporan keuangan tahunan dan kegiatan sosial yang dilakukan untuk mengurangi dampak negatif yang dialami perusahaan seperti kemungkinan terjadinya kesenjangan sosial atau kerusakan lingkungan.

Ada dua pendekatan yang secara signifikan berbeda dalam melakukan penelitian tentang pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Pertama, pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan mungkin diperlakukan sebagai suatu suplemen dari aktivitas akuntansi konvensional. Pendekatan ini secara umum akan menganggap masyarakat keuangan sebagai pemakai utama pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dan cenderung membatasi persepsi tentang tanggung jawab sosial yang dilaporkan. Pendekatan alternatif kedua dengan meletakkan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan pada suatu pengujian peran informasi dalam hubungan masyarakat dan organisasi. Pandangan yang lebih luas ini telah menjadi sumber utama kemajuan dalam pemahaman tentang pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dan sekaligus merupakan sumber kritik yang utama terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan (Saputri, 2011).


(25)

Pengungkapan sosial dan lingkungan adalah sebagai berikut:

voluntary disclosures of information, both qualitative and quantitative made by organizations to inform or influence a range of audiences. the quantitative disclosures may be in financial on no-financial terms. Berdasarkan definisi tersebut maka pengungkapan sosial dan lingkungan merupakan pengungkapan informasi sukarela, baik secara kuantitatif yang dibuat oleh organisasi untuk menginformasikan aktivitasnya, dimana pengungkapan kuantitatif berupa informasi keuangan maupun non keuangan (Mathews dalam Anavianti, 2011). Pengungkapan sosial perusahaan secara rinci meliputi lingkungan fisik, energi, sumberdaya manusia, dan keterlibatan masyarakat.

Menurut Murtanto (2006) dalam Media Akuntansi, pengungkapan kinerja seringkali dilakukan secara sukarela (voluntary disclosure) oleh perusahaan. Adapun alasan-alasan perusahaan mengungkapkan kinerja sosial secara sukarela antara lain.

1. Internal Decision Making : Manajemen membutuhkan informasi untuk menentukan efektivitas informasi sosial tertentu dalam mencapai tujuan sosial perusahaan. Walaupun hal ini sulit diidentifikasi dan diukur, namun analisis secara sederhana lebih baik daripada tidak sama sekali.

2. Product Differentiation : Manajer perusahaan memiliki insentif untuk membedakan diri dari pesaing yang tidak bertanggung jawab secara sosial kepada masyarakat. Hal ini mendorong perusahaan yng peduli sosial untuk mengungkapkan informasi tersebut sehingga masyarakat dapat membedakan mereka dari perusahaan lain.

3. Enlightened Self Interest : Perusahaan melakukan pengungkapan untuk menjaga keselarasan sosialnya dengan para stakeholder karena mereka dapat mempengaruhi pendapatan penjualan dan harga saham perusahaan.


(26)

Pada saat perusahaan mulai berinteraksi dan dekat dengan lingkungan luarnya (masyarakat), maka berkembang hubungan saling ketergantungan dan kesamaan minat serta tujuan antara perusahaan dengan lembaga sosial yang ada. Interaksi ini menyebabkan perusahaan tidak bisa lagi membuat keputusan atau kebijakan yang hanya menguntungkan pihaknya saja. Tetapi perusahaan juga harus memikirkan kebutuhan pihak-pihak yang berkepentingan dengan terhadap perusahaan (stakeholder needs).

2.1.3 Faktor-faktor pelaporan pengungkapan tanggung jawab sosial Ada dua jenis ungkapan dalam pelaporan keuangan yang telah ditetapkan oleh badan yang memiliki otoritas di pasar modal. Pertama adalah ungkapan wajib (mandatory disclosure), yaitu informasi yang harus di ungkapkan oleh emiten yang diatur oleh peraturan pasar modal di suatu negara. Kedua adalah ungkapan sukarela (voluntary disclosure), yaitu ungkapan yang dilakukan secara sukarela oleh perusahaan tanpa diharuskan oleh standar yang ada.

Pengungkapan sosial yang diungkapkan perusahaan merupakan informasi yang sifatnya sukarela. Perusahaan memiliki kebebasan untuk mengungkapkan informasi yang tidak diharuskan oleh badan penyelenggara pasar modal. Keragaman dalam pengungkapan disebabkan oleh entitas yang dikelola oleh manajer yang memiliki filosofis manajerial yang berbeda dan keluasan dalam kaitannya dengan pengungkapan informasi kepada masyarakat.


(27)

Namun ada juga perusahaan yang tidak mengungkapkan secara lebih luas laporan keuangannya karena menganggap pengungkapan lengkap hanya akan menyesatkan dan berakibat pada kegagalan pasar. Pengungkapan akan membantu pesaing dengan merugikan pemegang saham. Selain itu, pengungkapan yang luas akan menimbulkan lebih banyak biaya dibandingkan dengan manfaat yang diterima oleh perusahaan. Oleh karena itu, hanya sebagian perusahaan yang melakukan pengungkapan sukarela.

Standar pelaporan pengungkapan sosial masih belum memiliki standar yang baku, sehingga jumlah dan cara pengungkapan informasi sosial bergantung kepada kebijakan dari pihak manajemen perusahaan. Hal ini mengakibatkan timbulnya variasi luas pengungkapan informasi sosial dalam laporan tahunan masing-masing perusahaan.

Dalam menyusun dan mengungkapkan informasi tentang aktivitas pertanggungjawaban sosial perusahaan diidentifikasikan hal-hal yang berkaitan dengan pelaporan perusahaan, yaitu sebagai berikut.

1. Lingkungan.

Bidang ini meliputi tentang pengendalian pencemaran dan pelestarian lingkungan hidup dan pengendalian, pencegahan, atau perbaikan terhadap kerusakan yang berkaitan dengan lingkungan.

2. Energi.

Bidang ini meliputi aktivitas dalam pengaturan penggunaan energi dalam hubungannya dengan operasi perusahaan dan peningkatan efisiensi terhadap produk perusahaan.


(28)

3. Kesehatan dan keselamatan tenaga kerja.

Perusahaan bertanggung jawab dalam memberikan perlindungan masyarakat luas dari bahaya yang mungkin ditimbulkan oleh produk industri. Tenaga kerja terjamin kesehatan dan keselamatan kerjanya, maka perlu keseimbangan yang menguntungkan dari faktor beban kerja, beban tambahan akibat lingkungan kerja dan kapasitas kerja. 4. Lain-lain tentang tenaga kerja

Tanggung jawab sosial pada bidang ini adalah mengungkapkan jumlah tenaga kerja meliputi antara lain mengungkapkan jumlah tenaga kerja dalam perusahaan, persentasi gaji untuk pensiun, jumlah staf, rencana pembagian keuntungan, program untuk kemajuan dan lain-lain.

2.1.4 Karakteristik perusahaan dalam pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan

Pengungkapan laporan keuangan tidak lepas dari pengaruh karakteristik perusahaan dimana pengungkapan itu dikeluarkan. Karakteristik perusahaan secara umum didefenisikan sebagai ciri-ciri khusus yang dimiliki perusahaan dan melekat pada citra perusahaan tersebut. Dalam penelitian ini, karakteristik yang mempengaruhi pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan diproksikan ke dalam tingkat leverage, ukuran perusahaan, struktur kepemilikan saham manajerial, struktur kepemilikan saham institusional, dan struktur kepemilikan saham asing.


(29)

2.1.4.1 Tingkat leverage

Menurut Stice dan Skousen (2005) “rasio-rasio leverage

adalah sebuah indikasi sejauh mana suatu perusahaan menggunakan dana pihak luar untuk membeli aktiva”. Tingkat leverage merupakan proporsi hutang total terhadap rata-rata ekuitas pemegang saham.

Leverage ini digunakan untuk memberikan gambaran mengenai struktur modal yang dimiliki perusahaan, sehingga dapat dilihat tingkat risiko tak tertagihnya suatu utang.

Oleh karena itu, perusahaan dengan leverage yang tinggi memiliki kewajiban untuk melakukan ungkapan yang lebih luas daripada perusahaan dengan leverage yang rendah.

Rumus untuk menghitung tingkat leverage adalah sebagai berikut.

���������������� (���) =Total Kewajiban

����������

2.1.4.2 Ukuran perusahaan

Ukuran perusahaan merupakan variabel yang banyak digunakan untuk menjelaskan pengungkapan sosial yang dilakukan perusahaan dalam laporan tahunan yang dibuat. Secara umum, perusahaan besar akan mengungkapan informasi lebih banyak dari pada perusahaan kecil, disebabkan karena perusahaan besar akan menghadapi risiko politis yang lebih besar daripada perusahaan kecil.

Pada umumnya perusahaan besar tidak terlepas dari tekanan yang mengharuskan perusahaan tersebut melakukan


(30)

pertanggungjawaban sosial. Tetapi, perusahaan yang kecil tidak terlalu mengalami tekanan yang mengharuskan untuk mengungkapkan tanggung jawab sosial.

Oleh karena itu, ukuran perusahaan yang diukur dengan total aktiva yang dimiliki perusahaan dapat menjelaskan pengungkapan tanggung jawab sosial. Dihitung dengan.

Size = Total Aktiva 2.1.4.3 Struktur kepemilikan saham manajerial

Kepemilikan manajerial adalah kondisi yang menunjukkan bahwa manajer memiliki saham dalam perusahaan atau manajer tersebut sekaligus sebagai pemegang saham perusahaan (Rustiarini dalam Tamba, 2011). Pihak tersebut adalah mereka yang duduk di dewan komisaris dan dewan direksi perusahaan. Keberadaan manajemen perusahaan mempunyai latar belakang yang berbeda, antara lain: pertama, mereka mewakili pemegang saham institusi; kedua, mereka adalah tenaga- tenaga professional yang diangkat oleh pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham; ketiga, mereka duduk di jajaran manajemen perusahaan karena turut memiliki saham.

Berdasarkan teori keagenan, hubungan antara manajemen dengan pemegang saham, rawan untuk terjadinya masalah keagenan. Teori keagenan menyatakan bahwa salah satu mekanisme untuk


(31)

memkasimalkan jumlah kepemilikan manajerial. Dengan menambah jumlah kepemilikan manajerial, maka manjemen akan merasakan dampak langsung atas setiap keputusan yang mereka ambil karena mereka menjadi pemilik perusahaan (Jensen dan Meckling dalam Tamba 2011).

Peningkatan atas kepemilikan manajerial akan membuat kekayaan manajemen secara pribadi, semakin terikat dengan kekayaan perusahaan sehingga manajemen akan berusaha mengurangi resiko kehilangan kekayaanya. Kepemilikan manajerial yang tinggi berakibat pada rendahnya dividen yang dibayarkan kepada

shareholder. Hal ini disebabkan karena pembiayaan yang dilakukan oleh manajemen terhadap nilai investasi di masa yang akan datang bersumber dari biaya internal.

Struktur kepemilikan manajerial dapat diukur sesuai dengan proporsi saham biasa yang dimiliki oleh manajerial, dapat dirumuskan sebagai berikut.

���������������������= Jumlah Kepemilikan Saham Manajerial

Total Saham yang Beredar

2.1.4.4 Struktur kepemilikan saham institusional

Kepemilikan institusional adalah kepemilikan saham oleh pihak-pihak yang berbentuk institusi seperti yayasan, bank, perusahaan asuransi, perusahaan investasi, dana pensiun, perusahaan berbentuk perseroan (PT), dan institusi lainnya. Institusi biasanya dapat menguasai mayoritas saham karena mereka sumber daya yang


(32)

lebih besar dibandingkan dengan pemegang saham lainnya. Oleh karena menguasai saham mayoritas, maka pihak institusional dapat melakukan pengawasan terhadap kebijakan manajemen lebih kuat dibandingkan dengan pemegang saham lain.

Perusahaan dengan kepemilikan institusi yang besar mengindikasikan kemampuannya untuk memonitori manajemen. Semakin besar kepemilikan institusional maka semakin efisien pemanfaatan aktiva perusahaan dan dapat diharapkan juga dapat bertindak sebagai pencegah terhadap pemborosan yang dilakukan oleh pihak manajemen.

Struktur kepemilikan institusional dapat diukur yang dirumuskan sebagai berikut.

������������������������ =Jumlah Kepemilikan Saham Institusional Total Saham yang Beredar

2.1.4.5 Struktur kepemilikan saham asing

Kepemilikan asing dalam perusahaan merupakan pihak yang dianggap concern terhadap corporate social responsibility disclousure.

Perusahaan yang sebagian besar sahamnya dimiliki oleh asing biasanya lebih sering menghadapi masalah asimetri informasi dikarenakan hambatan geografis dan bahasa. Oleh sebab itu perusahaan dengan kepemilikan asing yang besar akan terdorong untuk melaporkan atau mengungkapkan informasinya secara sukarela


(33)

Struktur kepemilikan asing dapat diukur sesuai dengan proporsi saham biasa yang dimiliki oleh asing, dapat dirumuskan sebagai berikut.

����������������=Jumlah Kepemilikan Saham Asing

Total Saham yang Beredar

2.2Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan telah dilakukan oleh Marpaung (2010) yang melakukan pengujian untuk mengetahui pengaruh kepemilikan saham, tingakat leverage, profitabilitas dan ukuran perusahaan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan pada perusahaan manufaktur selama periode 2006 sampai 2008. Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur kepemilikan, profitabilitas, ukuran perusahaan, umur perusahaan berpengaruh negative sedangkan tingkat leverage berpengaruh positif terhadap tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial dalam laporan tahunan.

Penelitian lain dilakukan oleh Saputri (2011) yang menguji pengaruh profitabilitas, leverage, size, dan kepemilikan saham publik terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan pada perusahaan manufaktur selama periode 2008 sampai 2010. Hasil penelitian menunjukkan bahwa profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan dan kepemilikan saham publik secara simultan berpengaruh terhadap pengungkapan sosial perusahaan pada perusahaan manufaktur. Secara persial profitabilitas, ukuran perusahan, kepemilikan saham


(34)

publik yang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) dan hanya leverage yang tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.

Sandra (2011) merupakan peneliti yang melakukan pengujian untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, ukuran dewan komisaris, kepemilikan manajemen, tingkat leverage terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan pada perusahaan manufaktur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran perusahaan, profitabilitas, ukuran dewan komisaris, kepemilikan manajemen, leverage secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan sosial perusahaan. Secara parsial hanya dewan komisaris yang memiliki pengaruh signifikan terhadap pengungkapan sosial perusahaan.

Adapun penelitian-penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat di bawah ini.


(35)

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No. Nama

Penelitian

Variabel Peneliti Hasil Penelitian 1. Marpaung

(2010)

Variabel Independen: Kepemilikan saham, tingkat leverage,

profitabilitas, ukuran perusahaan Variabel dependen: Pengungkapan sosial Variabel struktur kepemilikan, profitabilitas,ukuran

perusahaan, umur perusahaan berpengaruh negative

sedangkan tingkat leverage

berpengaruh positif terhadap tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial dalam laporan tahunan

2. Ririn Saputri (2011)

Variabel independen: Profitabilitas,

leverage, size, kepemilikan saham publik Variabel dependen: Pengungkapan tanggung jawab sosial Menunjukkan profitabilitas,

leverage, ukuran perusahaan dan kepemilikan saham publik secara simultan berpengaruh terhadap pengungkapan sosial

perusahaan pada perusahaan manufaktur.

Secara parsial profitabilitas, ukuran perusahaan dan kepemilikan saham publik yang memiliki pengaruh signifikan terhadap pengungkapan sosial perusahaan

3. Tengku Siti Sandra (2011) Variabel independen: Ukuran perusahaan, profitabilitas, ukuran dewan komisaris, kepemilikan manajemen, tingkat leverage Variabel dependen: Pengungkapan sosial Menunjukkan ukuran perusahaan, profitabilitas, ukuran dewan komisaris, kepemilikan manajemen, leverage secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan sosial perusahaan. Secara parsial hanya dewan komisari yang memiliki pengaruh signifikan terhadap pengungkapan sosial perusahaan.


(36)

2.3Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian 2.3.1 Kerangka konseptual

Berdasarkan latar belakang masalah, tinjauan teoritis, tinjauan penelitian terdahulu dan penambahan variabel lain, maka dapat dirumuskan bahwa leverage, ukuran perusahaan, struktur kepemilikan saham manajerial, sruktur kepemilikan saham insstitusional dan struktur kepemilikan saham asing memiliki pengaruh dalam pengungkapan tanggunng jawab sosial. Maka dirumuskan kerangka konseptual sebagai berikut.

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Gambar 2.1 di atas merupakan kerangka konseptual yang merupakan keterangan tentang bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor

Ukuran Perusahaan (X2)

Leverage (X1)

Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

(Y) Struktur Kepemilikan

Saham Manajerial (X3)

Struktur Kepemilikan Saham Institusional (X4)

Struktur Kepemilikan Saham Asing (X5)


(37)

yang terdiri dari leverage, ukuran perusahaan struktur kepemilikan saham manajerial, struktur kepemilikan saham institusional, struktur kepemilikan saham asing yang merupakan variabel X, memiliki pengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial yang merupakan variabel Y. Kerangka konseptual akan menghubungkan secara teoritis antara variabel-variabel X (variabel independen) dengan variabel Y (variabel dependen).

Teori stakeholder menyatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingannya sendiri, tetapi juga harus memberi manfaat bagi para stakeholder. Dengan demikian, keberadaan suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan stakeholder

perusahaan tersebut (Ghozali dan Chairi, 2007).

Teori keagenan memprediksi bahwa perusahaan dengan rasio leverage

yang lebih tinggi akan mengungkapkan lebih banyak informasi, karena biaya keagenan perusahaan dengan struktur modal seperti itu lebih tinggi. Semakin tinggi tingkat leverage (rasio hutang/ekuitas) semakin besar kemungkinan akan melanggar janji kredit sehingga perusahaan akan berusaha untuk melaporkan laba sekarang lebih tinggi oleh karena itu perusahaan dengan

leverage yang tinggi memiliki kewajiban untuk melakukan pengungkapan yang lebih luas daripada perusahaan dengan rasio leverage yang rendah.

Ukuran perusahaan diukur melalui total aktivanya, apabila jumlah aktivanya besar maka perusahaan tersebut termasuk dalam perusahaan besar. Semakin besar perusahaan maka semakin luas pengungkapan sosialnya dan semakin besar perusahaan maka semakin besar tanggung jawab perusahaan


(38)

untuk melakukan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan yang dinyatakan dalam laporan tahunannya.

Struktur kepemilikan saham manajerial, struktur kepemilikan saham institusional, dan struktur kepemilikan saham asing dilihat dari seberapa besar persentase kepemilikan saham dari masing-masing kepemilikan saham. Struktur kepemilikan saham ini juga wajib mengetahui tanggung jawab sosial yang dilakukan suatu perusahaan. Semakin besar kepemilikan saham oleh manajerial, institusional, dan asing dalam suatu perusahaan, maka semakin besar pula tanggung jawab perusahaan untuk mengungkapkan tanggung jawab sosialnya.

2.3.2 Hipotesis penelitian

Menurut Erlina dan Mulyani (2007) “hipotesis merupakan proposisi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris, dan hipotesis merupakan penjelasan sementara tentang perilaku, fenomena atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi”.

Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual, hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

H1 : Karakteristik perusahaan tingkat leverage, ukuran perusahaan, struktur kepemilikan saham manajerial, struktur kepemilikan saham institusional, dan struktur kepemilikan saham asing secara simultan berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(39)

H2: Karakteristik perusahaan tingkat leverage secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

H3: Karakteristik perusahaan ukuran perusahaan secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

H4: Karakteristik perusahaan struktur kepemilikan saham manajerial secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

H5: Karakteristik perusahaan struktur kepemilikan saham institusional secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

H6: Karakteristik perusahaan struktur kepemilikan saham asing secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(40)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Jenis Penelitian

Desain penelitian adalah suatu rencana dan struktur penelitian yang dibuat sedemikian rupa agar diperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penelitian (Erlina 2008:62).

Jenis penilitian yang dilakukan adalah asosiatif kausal, yaitu yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain (Umar, 2003). Dengan kata lain, tujuan peneliti ini untuk mengukur hubungan antara lima variabel independen terhadap satu variabel independen.

3.2Jenis Data dan Sumber Data

Peneliti menggunakan data sekunder dalam penelitian ini. Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut, misalnya dalam bentuk tabel, grafik, gambar dan sebagainya sehingga lebih informatif jika digunakan oleh pihak lain (Umar, 2003:60). Peneliti mengumpulkan data penelitian melalui website Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id dengan mengunduh laporan keuangan tahunan tahun 2009-2011.


(41)

3.3Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2006). Populasi yang diambil pada penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang makanan dan minuman dan telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2011. Jumlah populasi tersebut yaitu 14 perusahaan.

Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Metode penentuan sampel yang digunakan adalah penentuan sampel secara Purposive sampling. Menurut Jogiyanto (2004) “Purposive sampling

adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan suatu kriteria tertentu”. Adapun kriteria yang digunakan untuk pengambilan sampel penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dan tidak didelisting pada tahun 2009-2011.

2. Perusahaan tersebut menerbitkan laporan keuangan dan laporan tahunan pada tahun 2009-2011.

3. Perusahaan tersebut menyediakan informasi mengenai pelaksanaan CSR dalam laporan tahunannya pada tahun 2009-2011.

Berdasarkan kriteria tersebut, maka didapat sampel perusahaan manufaktur sektor industri makanan dan minuman sebanyak 7 perusahaan dari 14 perusahaan


(42)

makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan tiga tahun penelitian sehingga total sampel dalam penelitian ini berjumlah 21 sampel

.

Tabel 3.1

Daftar Perusahaan Makanan dan Minuman yang Menjadi Sampel

No. Nama Kriteria Penetuan Sampel Sampel

Perusahaan 1 2 3

1. Akasha Wira International Tbk √ √ √ Sampel 1

2. Cahaya Kalbar Tbk √ √ √

3. Davomas Abadi Tbk √ √ -

4. Delta Jakarta Tbk √ √ √ Sampel 2

5. Indofood Sukses Makmur Tbk √ √ √ Sampel 3

6. Mayora Indah Tbk √ √ -

7. Multi Bintang Indonesia Tbk √ √ √ Sampel 4

8. Prasidha Aneka Niaga Tbk √ √ -

9. Nippon Indosari Corporindo Tbk √ √ √ Sampel 5

10. Sekar Laut Tbk √ √ -

11. Siantar Top Tbk √ √ -

12. Tiga Pilar Sejahtera food Tbk √ √ -

13. Ultra Jaya Milk Tbk √ √ √ Sampel 6

14. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk

√ √ √ Sampel 7

Sumber: www.idx.co.id

Tabel 3.2

Daftar Perusahaan yang Menjadi Sampel Peneliti

No. Nama Perusahaan Kode

1. Akasha Wira International Tbk ADES

2. Delta Jakarta Tbk DLTA

3. Indofood Sukses Makmur Tbk INDF 4. Multi Bintang Indonesia Tbk MLBI 5. Nippon Indosari Corporindo Tbk ROTI

6. Ultra Jaya Milk Tbk ULTJ

7. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk ICBP Data penelitian (2012)


(43)

3.4Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi dan tidak memerlukan pengolahan lebih lanjut seperti keuangan tahunan. Data penelitian diperoleh dari media

internet melalui situs

dipublikasikan yang kemudian diolah dengan menggunakan software pengelolah data statistik untuk dianalisis serta dapat diambil kesimpulan berdasarkan analisis teresbut.

3.5Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Definisi opersional memberikan pengertian terhadap konstruk atau memberikan variabel dengan menspesifikasikan kegiatan atau tindakan yang diperlukan peneliti untuk mengukur. Variabel yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah variabel independen dan variabel dependen.

3.5.1 Variabel independen

Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (terikat) atau variabel lainnya (Sugiyono, 2006). Variabel independen dalam penelitian ini terdiri dari leverage, ukuran perusahaan, struktur kepemilikan saham manajerial, struktur kepemilikan saham institusional, dan struktur kepemilikan saham asing.


(44)

3.5.1.1 Tingkat leverage

Leverage merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sampai seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang. Variabel leverage dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan rasio utang terhadap total aset.

3.5.1.2 Ukuran perusahaan

Pada penelitian ini ukuran perusahaan diukur berdasarkan total aktiva yang dimiliki perusahaan, karena nilai aktiva relatif lebih stabil dan dapat menggambarkan ukuran perusahaan. Total aktiva tersebut adalah dalam jutaan rupiah, hingga perlu disederhanakan untuk mendapatkan data yang lebih mudah untuk dihitung.

3.5.1.3 Struktur kepemilikan saham manajerial

Struktur kepemilikan saham manjerial menunjukkan seberapa besar kepemilikan saham manajer dalam perusahaan dimana manajer tersebut bekerja. Kepemilikan saham manajerial diukur berdasarkan persentase kepemilikan saham yang dimiliki manajerial.

3.5.1.4 Struktur kepemilikan saham institusional

Struktur kepemilikan saham intitusional menunjukkan seberapa besar kepemilikan saham yang dimiliki oleh institusi seperti perusahaan asuransi, bank, yayasan dan lain-lain dalam perusahaan dimana manajer tersebut bekerja. Kepemilikan saham institusional diukur berdasarkan persentase kepemilikan saham yang dimiliki


(45)

3.5.1.5 Struktur kepemilikan saham asing

Struktur kepemilikan saham asing menunjukkan seberapa besar kepemilikan saham yang dimiliki oleh negara lain dalam suatu perusahaan. Kepemilikan saham asing diukur berdasarkan persentase kepemilikan saham yang dimiliki oleh pihak asing atau pihak luar negeri.

3.5.2 Variabel dependen

Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat adanya variabel bebas (Sugiyono, 2006). Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengungkapan tanggung jawab sosial.

Pengungkapan sosial merupakan data yang diungkap oleh perusahaan berkaitan dengan aktifitas sosialnya yang meliputi tema lingkungan, energi, kesehatan dan keselamatan kerja, lain-lain tentang tenaga kerja, produk, keterlibatan masyarakat dan umum.

Pengukuran variabel ini dengan mengukur pengungkapan sosial laporan tahunan yang dilakukan dengan pengamatan mengenai ada tidaknya suatu item informasi yang ditentukan dalam laporan tahunan, apabila item informasi tidak ada dalam laporan keuangan maka diberi skor 0 dan apabila item informasi ada dalam laporan keuangan maka diberi skor 1. Metode ini sering dinamakan checklist data.


(46)

Tabel 3.3

Tabel Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Variabel Item Definisi Pengukuran Skala

Leverage Kemampuan perusahaan untuk membiayai kewajiban jangka panjangnya

Rumus:

Kewajiban / total asset

Rasio

Independen Size Ukuran Peusahaan Ukuran perusahaan dapat dilihat dari LN aktiva yang dimiliki perusahaan. Rasio Struktur kepemili kan Srtuktur kepemilikan (manajerial, institusi, asing) saham secara umum terhadap perusahaan Persentase kepemilikan saham Rasio Dependen indeks pengung kapan tanggung jawab sosial

Data yang diungkap oleh perusahaan berkaitan dengan aktivitas sosialnya

Rumus:

Jumlah item yang diungkapkan

perusahaan / Jumlah item yang diharapkan

Rasio

3.6Metode Analisis Data

Data penelitian yang telah dikumpulkan diolah, kemudian akan dianalisis untuk memperoleh jawaban atas permasalahan yang timbul dalam penelitian ini. Metode analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan analisis statistik yang mengunakan regresi linier berganda dan menggunakan software

SPSS 20. Metode dan teknik analisis dilakukan dengan tahapan sebagai berikut: 3.6.1 Statistik deskriptif

Statistik deskriptif didefenisikan merupakan suatu metode dalam menganalisis data, sehingga diperoleh gambaran yang teratur mengenai suatu


(47)

tendensi sentral (mean, median dan modus), dispersi (standar deviasi dan varian) dan koefisien korelasi antara variabel penelitian. Ukuran yang digunakan dalam statistik deskriptif tergantung pada tipe skala pengukuran

construct yang digunakan dalam penelitian (Ghozali, 2005). 3.6.2 Pengujian asumsi klasik

Karena data yang digunakan adalah data sekunder, maka untuk menetapkan ketepatan model perlu dilakukan pengujian atas beberapa asumsi klasik yang mendasari model regresi. Penyimpangan asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini meliputi uji normalitas, multikolinearitas, heteroskedastisitas dan autokorelasi.

3.6.2.1 Uji normalitas

Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu memiliki distribusi normal (Ghozali, 2005: 110). Uji normalitas data dapat dilakukan melalui dua cara yaitu analisis grafik dan analisis statistik.

Analisis grafik digunakan untuk melihat normalitas data dilakukan dengan melihat grafik histogram dan kurva normal probability plot. Pada grafik histogram, suatu data dikatakan normal jika bentuk kurva memiliki kemiringan yang cenderung seimbang baik pada sisi kiri maupun pada sisi kanan atau berbentuk lonceng. Pada kurva normal probability plot, data dikatakan normal apabila titik-titik data menyebar di sekitar garis diagonal atau mengikuti arah garis diagonal.


(48)

Analisis statistik dilakukan dengan uji kolmogorov-Smirnov Test. Uji ini dilakukan untuk memastikan secara statistik apakah data disepanjang garis diagonal berdistribusi normal. Data dikatakan normal apabila hasil pengujian menunjukkan nilai siginifikan diatas 0.05, dan jika nilai signifikansinya lebih kecil dari 0.05 maka distribusi data adalah tidak normal.

3.6.2.2 Uji multikolinearitas

Pengujian ini berguna untuk mengidentifikasi apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebasnya (Ghozali, 2005: 91). Untuk melihat ada atau tidaknya multikolinearitas dalam model regresi dilihat dari nilai tolerance dan lawannya Variance Inflation factor (VIF). Batasan umum yang dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai

tolerance > 0,1 atau VIF < 10 (Ghozali, 2010). Model regresi linier berganda harus terbebas dari gejala multikolinieritas agar dapat digunakan dalam penelitian.

3.6.2.3 Uji heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi telah terjadi ketidaksamaan varian dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali, 2005: 105). Konsekuensinya adanya heteroskedastisitas dalam model


(49)

sampel kecil maupun besar. Untuk mengukur ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan salah satu cara yaitu dengan melihat grafik Scatterplot. Cara memprediksi pola gambar Scatterplot adalah sebagai berikut.

1) Titik- titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka 0.

2) Titik- titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja.

3) Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar.

4) Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola. 3.6.2.4 Uji autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode saat ini dengan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya. Ghozali (2005: 95) menyatakan bahwa “uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya)”. Pengujian autokorelasi pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teori Durbin-Watson.


(50)

2) Angka D-W di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi.

3) Angka D-W di atas +2 berarti autokorelasi negatif. 3.6.3 Analisis regresi

Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Analisis ini digunakan untuk menganalisis pengaruh dua variabel atau lebih dan juga menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen. Adapun rumus dari regresi linier berganda (multiple linier regression) adalah sebagai berikut.

Y = a + b1 X1+ b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + b5 X5 + e

Keterangan:

Y = Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan X1 = Debt to asset ratio (DAR)

X2 = Ukuran perusahaan (SIZE)

X3 = Struktur Kepemilikan Saham Manajerial (SKM)

X4 = Struktur Kepemilikan Saham Institusional (SKI) X5 = Struktur Kepemilikan Saham Asing (SKA)

a = Konstanta

b1, b2… b5 = Koefisien regresi dari setiap variabel independen

e = Faktor error 3.6.4 Pengujian hipotesis


(51)

3.6.4.1 Uji koefisien determinasi

Koefisisen determinasi ( ) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen. Nilai yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen sangat terbatas. Nilai R Square dikatakan baik jika diatas 0,5 karena nilai R Square

berkisar antara 0 dan 1. 3.6.4.2 Uji simultan (Uji F)

Siginifikansi model regresi secara simultan diuji dengan melihat perbandingan antara F-Tabel dan F-hitung. Selain itu akan dilihat nilai signifikansi (sig), dimana jika nilai probabilitas (P-value) dibawah 0.05 maka variabel independen dinyatakan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Uji F dilakukan untuk menujukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model regresi berganda mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Ghozali, 2005: 84). Kriteria yang digunakan dalam menerima atau tidak dapat menerima hipotesis adalah sebagai berikut.

1) Apabila Fhitung < Ftabel, pada α > 0.05 maka hipotesis ditolak (koefisisen regresi tidak signifikan). Ini berarti bahwa secara simultan kelima variabel independen tersebut tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.


(52)

2) Apabila Fhitung > Ftabel, pada α < 0,05 maka hipotesis diterima (koefisien regresi signifikan). Hal ini berarti secara simultan kelima variabel independen tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

3.6.4.3 Uji parsial (Uji t)

Uji parsial digunakan untuk menguji seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2005: 84). Pengujian dilakukan dengan menggunakan significance level 0.05. Kriteria yang digunakan dalam menerima atau tidak dapat menerima hipotesis penelitian adalah.

1) Apabila t-hitung < t-tabel, pada α > 0,05 maka hipotesis ditolak (koefisien regresi tidak signifikan). Ini berarti bahwa secara parsial variabel independen tersebut tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

2) Apabila t-hitung > t-tabel, pada α < 0,05 maka hipotesis diterima (koefisien regresi signifikan). Ini berarti secara parsial variabel independen tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.


(53)

3.7Jadwal Penelitian

Jadwal penelitian direncanakan dapat dilihat pada tabel 3.4 sebagai berikut.

Tabel 3.4 Jadwal Penelitian

Tahapan Penelitian

Oktober November Desember Januari Februari Maret

Pengajuan judul skripsi

Pengajuan Proposal

Bimbingan dan perbaikan

proposal Pengumpulan dan Pengolahan data

Bimbingan dan penyelesaian Skripsi Ujian


(54)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1Data Penelitian

Analisis data dimulai dengan mengolah data berupa laporan tahunan perusahaan makanan dan minuman yang menjadi sampel penelitian yang laporan tahunan tersebut diperolah dari situs Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id). Berdasarkan kriteria yang ditetapkan, terdapat 7 perusahaan yang memenuhi kriteria dari 14 perusahaan dan 7 perusahaan tersebut dijadikan sampel penelitian dan diamati selama periode 2009-2011.

Tabel 4.1 Sampel Penelitian

No. Kode Emiten

1. ADES Akasha Wira International Tbk 2. DLTA Delta Jakarta Tbk

3. INDF Indofood Sukses Makmur Tbk 4. MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk 5. ROTI Nippon Indosari CorporindoTbk 6. ULTJ Ultra Jaya Milk Tbk

7. ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Data penelitian (2012)

4.2Analisis Hasil Penelitian

4.2.1 Analisis statistik deskriptif

Penelitian ini menggunakan tema pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan atau CSR yang keseluruhan terdiri dari 80 item dari 7 tema yang dibahas dalam penelitian ini. Sebanyak 6 variabel yang digunakan


(55)

sebagai predictor dalam penelitian ini. Deskriptif dari masing-masing variabel penelitian diperoleh sebagai berikut.

Tabel 4.2 Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

DAR 21 17.7000 84.1000 44.319048 19.5865928

SIZE 21 173,270.0000 75,913,691.0000 16,877,053.238095 23,950,233.9848423

SKM 21 .0000 18.0000 2.422381 6.0863502

SKI 21 .0000 100.0000 21.357143 34.1341848

SKA 21 .0000 100.0000 51.133333 36.7626622

CSR 21 .0200 .3500 .139048 .1031458

Valid N (listwise) 21 Data penelitian diolah (2012)

Berdasarkan hasil penelitian tabel 4.2 di atas dapat dijelaskan bahwa. 1. Variabel debt to asset ratio (DAR) memiliki nilai minimum 17.7,

memiliki nilai maksimal 84.1, memiliki nilai rata-rata (mean) 44.319048 dan standar deviasi (simpangan baku) 19.5865928.

2. Variabel ukuran perusahaan (total aktiva) memiliki nilai minimum 173,270, memiliki nilai maksimum 75,913,691, memiliki nilai rata-rata

(mean) 16,877,053.238095 dan standar deviasi (simpangan baku) 23,950,233.9848423.

3. Struktur kepemilikan saham manajerial (SKM) memiliki nilai minimum 0, memiliki nilai maksimal 18, memiliki nilai rata-rata (mean) 2.422381 dan standar deviasi (simpangan baku) 6.0863502.

4. Struktur kepemilikan saham institusi (SKI) memiliki nilai minimum 0, memiliki nilai maksimal 100, memiliki nilai rata-rata (mean) 21.357143


(56)

5. Struktur kepemilikan saham asing (SKA) memiliki nilai minimum 0, memiliki nilai maksimal 100, memiliki nilai rata-rata (mean) 51.133333 dan standar deviasi (simpangan baku) 36.7626622.

6. Variabel indeks corporate social responsibility (CSR) memiliki nilai minimum 0.02, memiliki nilai maksimal 0.35, memiliki nilai rata-rata

(mean) 0.139048 dan standar deviasi (simpangan baku) 0.1031458. 4.2.2 Uji asumsi klasik

4.2.2.1 Uji normalitas

Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Menurut Ghozali (2010) “ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan analisis statistik”.

Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan uji

Kologorov-Smirnov. Jika nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka data tersebut terdistribusi normal. Jika nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka distribusi data adalah tidak normal. Hasil uji Kolmogorov-Smirnov dapat di lihat pada Tabel 4.3.


(57)

Tabel 4.3 Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 21

Normal Parametersa,b Mean 0E-7

Std. Deviation .06099490

Most Extreme Differences

Absolute .186

Positive .157

Negative -.186

Kolmogorov-Smirnov Z .854

Asymp. Sig. (2-tailed) .460

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Data penelitian diolah (2012)

Berdasarkan tabel 4.3 di atas yang merupakan hasil uji One-Sample Kolmogrov-Smirnov pada penelitian ini menunjukkan probabilitas = 0.46. Dengan demikian, data pada penelitian ini berdistribusi normal dan dapat digunakan untuk melakukan uji hipotesis karena 0.46 > 0,05. Untuk lebih jelas berikut ini akan ditunjukkan grafik histogram dan grafik p-plot data yang telah berdistribusi normal sebagai berikut.


(58)

Gambar 4.1

Histogram

Pada gambar 4.1 grafik histogram di atas, terlihat bahwa grafik menunjukkan pola distribusi normal karena grafik tersebut memiliki kemiringan yang cenderung seimbang, baik sisi kanan maupun sisi kiri atau berbentuk lonceng.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi telah memenuhi asumsi normalitas. Demikian pula hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik normal p-plot.


(59)

Gambar 4.2

Grafik Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Pada gambar 4.2 grafik normal p-plot di atas, terlihat bahwa data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi telah memenuhi asumsi normalitas.

4.2.2.2 Uji multikolinearitas

Pengujian multikolinearitas ini berguna untuk mengetahui apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas dalam model regresi adalah dengan melihat nilai tolerance dan VIF.


(60)

Pada suatu model regresi dinyatakan terjadi multikolinearitas apabila nilai tolerance < 0.10 dan VIF > 10 (Ghozali, 2005 : 92).

Tabel 4.4 Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model Collinearity Statistics Tolerance VIF

1

DAR .710 1.408

SIZE .822 1.216

SKM .559 1.787

SKI .165 6.053

SKA .144 6.955

a. Dependent Variable: CSR Data penelitian diolah (2012)

Pada tabel 4.4 di atas, dapat dilihat bahwa tidak ada satupun variabel bebas yang memiliki nilai VIF lebih dari 10 dan tidak ada yang memiliki tolerance value lebih kecil dari 0,10. Dapat kita bandingkan masing-masing variabel bebas berdasarkan tabel di atas sebagai berikut.

a. Variabel debt to asset ratio (DAR) tidak terjadi multikolinearitas karena nilai tolerance sebesar 0.710 > 0.10 dan nilai VIF sebesar 1.408 < 10.

b. Variabel ukuran perusahaan (SIZE) tidak terjadi multikolinearitas karena nilai tolerance sebesar 0.822 > 0.10 dan nilai VIF sebesar 1.216 < 10.


(61)

d. Variabel struktur kepemilikan saham institusional (SKI) tidak terjadi multikolinearitas karena nilai tolerance sebesar 0.165 > 0.10 dan nilai VIF sebesar 6.053 < 10.

e. Variabel struktur kepemilikan saham asing (SKA) tidak terjadi multikolinearitas karena nilai tolerance sebesar 0.144 > 0.10 dan nilai VIF sebesar 6.955 < 10.

4.2.2.3 Uji heteroskedastisitas

Menurut Ghozali (2005) “uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terdapat ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain”. Konsekuensinya adanya heteroskedastisitas dalam model regresi adalah penaksir yang diperoleh tidak efisien, baik dalam sampel kecil maupun besar. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengetahui ada tidaknya gejala heteroskedastisitas adalah dengan melihat pada grafik scatterplot. Cara memprediksi pola gambar Scatterplot adalah dengan.

1. Titik – titik data menyebar di atas dan di bawah atau disekitar angka 0.

2. Titik – titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja.

3. Penyebaran titik – titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar.


(62)

Uji heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan memperhatikan pola gambar Scatterplot dimana bila membentuk titik-titik yang menyebar secara acak dan tidak membentuk pola yang jelas maka menunjukkan bahwa tidak terdapat masalah heteroskedastisitas.

Gambar 4.3 Uji Heteroskedastisitas

Pada gambar 4.3 di atas yang merupakan grafik scatterplots,

terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi sehingga model regresi layak dipakai.


(63)

4.2.2.4 Uji autokorelasi

Pengujian autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada suatu periode dengan kesalahan pengganggu periode sebelumnya dalam model regresi. Persamaan regresi yang baik adalah yang tidak memiliki masalah autokorelasi, jika terjadi autokorelasi maka persamaan tersebut menjadi tidak baik dipakai prediksi.

Cara yang dapat dilakukan untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi adalah dengan melakukan pengujian Durbin Watson (DW). Kriteria untuk penilaian terjadinya autokorelasi yaitu.

1. Angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif. 2. Angka D-W di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada

autokorelasi.

3. Angka D-W di atas +2 berarti autokorelasi negatif. Tabel 4.5

Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .806a .650 .534 .0704308 1.522

a. Predictors: (Constant), SKA, DAR, SIZE, SKM, SKI b. Dependent Variable: CSR

Data penelitian diolah (2012)

Tabel 4.5 memperlihatkan nilai statistik D-W sebesar 1.522 Angka ini terletak di antara -2 sampai +2, dari pengamatan ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi dalam penelitian ini.


(64)

4.2.3 Analisis regresi

Analisis regresi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Dalam penelitian ini digunakan model regresi linier berganda. Berdasarkan hasil pengolahan data, maka diperoleh hasil sebagai berikut.

Tabel 4.6 Uji Analisis Regresi

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) .391 .084 4.675 .000

DAR .002 .001 .329 1.818 .089

SIZE 1.125E-009 .000 .261 1.551 .142

SKM -.003 .003 -.155 -.759 .460

SKI -.004 .001 -1.326 -3.531 .003

SKA -.005 .001 -1.780 -4.421 .000

a. Dependent Variable: CSR

Data penelitian diolah (2012)

Pada tabel 4.6 dari nilai-nilai koefisien di atas, persamaan regresi yang dapat dibentuk adalah.

Y = 0.391 + 0.002X1 + 1.125X2 - 0.003X3 - 0.004X4 - 0.005X5+ e

Keterangan:

Y = Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR)

a = Konstanta

X1 = Debt to asset ratio (DAR)


(65)

X4 = Struktur kepemilikan saham institusional (SKI)

X5 = Struktur kepemilikan saham asing (SKA)

b1 ... b5, = Koefisien regresi dari setiap variabel independen

e = Faktor error

Interpretasi dari persamaan regresi tesebut adalah sebagai berikut.

• a = 0.391

Nilai konstanta ini menunjukkan bahwa apabila tidak ada variabel DAR, SIZE, SKM, SKI, SKA (X1=X2=X3=X4=X5=0), maka

pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) adalah sebesar 0.391.

• b1 = 0.002

Koefisien regresi b1 ini menunjukkan bahwa setiap variabel DAR

meningkat sebesar satu satuan, maka akan menaikkan nilai variabel CSR sebesar 0.002 dengan asumsi variabel independen lainnya dianggap tetap atau sama dengan nol.

• b2 = 1.125

Koefisien regresi b2 ini menunjukkan bahwa setiap variabel SIZE meningkat sebesar satu satuan, maka akan menaikkan nilai variabel CSR sebesar 1.125 dengan asumsi variabel independen lainnya dianggap tetap atau sama dengan nol.

• b3 = -0.003

Koefisien regresi b3 menunjukkan bahwa setiap variabel SKM


(1)

Lampiran iii (Lanjutan)

28.Mengungkapkan informasi bagaimana aksi tenaga kerja dinegosiasikan. 29.Peningkatan kondisi kerja secara umum.

30.Informasi re-organisasi perusahaan yang mempengaruhi tenaga kerja. 31.Informasi dan statistik perputaran tenaga kerja.

Produk

1. Pengungkapan informasi pengembangan produk perusahaan. termasuk pengemasannya.

2. Gambaran pengeluaran riset dan pengembangan produk.

3. Pengungkapan informasi proyek riset perusahaan untuk memperbaiki produk.

4. Pengungkapan bahwa produk memenuhi standard keselamatan. 5. Membuat produk lebih aman untuk konsumen.

6. Melaksanakan riset atas tingkat keselamatan produk perusahaan.

7. Pengungkapan peningkatan kebersihan/kesehatan dalam pengolahan dan penyiapan produk.

8. Pengungkapan informasi atas keselamatan produk perusahaan.

9. Pengungkapan informasi mutu produk yang dicerminkan dalam penerimaan penghargaan.

10.Informasi yang dapat diverifikasi bahwa mutu produk telah meningkat (Misalnya ISO 9000).

Keterlibatan Masyarakat

1. Sumbangan tunai. produk. pelayanan untuk mendukung aktivitas masyarakat. pendidikan dan seni.

2. Tenaga kerja paruh waktu (part-time employment) dari mahasiswa/pelajar. 3. Sebagai sponsor untuk proyek kesehatan masyarakat.

4. Membantu riset medis.


(2)

Lampiran iii (Lanjutan)

6. Membiayai program beasiswa.

7. Membuka fasilitas perusahaan untuk masyarakat. 8. Mensponsori kampanye nasional.

9. Mendukung pengembangan industri lokal.

Umum

1. Pengungkapan tujuan/kebijakan perusahaan secara umum berkaitan dengan tanggung jawab sosial perusahaan kepada masyarakat.

2. Informasi berhubungan dengan tanggung jawab sosial perusahaan selain yang disebutkan di atas.

Lampiran iv

STATISTIK DESKRIPTIF

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

DAR 21 17.7000 84.1000 44.319048 19.5865928

SIZE 21 173,270.0000 75,913,691.000

0

16,877,053.238 095

23,950,233.984 8423

SKM 21 .0000 18.0000 2.422381 6.0863502

SKI 21 .0000 100.0000 21.357143 34.1341848

SKA 21 .0000 100.0000 51.133333 36.7626622

CSR 21 .0200 .3500 .139048 .1031458


(3)

Lampiran v

UJI NORMALITAS

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 21

Normal Parametersa,b Mean 0E-7

Std. Deviation .06099490

Most Extreme Differences

Absolute .186

Positive .157

Negative -.186

Kolmogorov-Smirnov Z .854

Asymp. Sig. (2-tailed) .460

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


(4)

Lampiran v (Lanjutan)

Lampiran vi

UJI MULTIKOLINEARITAS

Coefficientsa

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1

DAR .710 1.408

SIZE .822 1.216

SKM .559 1.787


(5)

Lampiran vii

UJI HETEROSKEDASTISITAS

Lampiran viii

UJI AUTOKORELASI

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .806a .650 .534 .0704308 1.522

a. Predictors: (Constant), SKA, DAR, SIZE, SKM, SKI b. Dependent Variable: CSR


(6)

Lampiran ix

UJI KOEFISIEN DETERMINASI

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

1 ,806a ,650 ,534 .0704308

a. Predictors: (Constant), SKA, DAR, SIZE, SKM, SKI b. Dependent Variable: CSR

Lampiran x

UJI SIMULTAN (UJI F)

ANOVA

Model

a

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression .138 5 .028 5.579 .004b

Residual .074 15 .005

Total .213 20

a. Dependent Variable: CSR

b. Predictors: (Constant), SKA, DAR, SIZE, SKM, SKI

Lampiran xi UJI PARSIAL (UJI T)

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) .391 .084 4.675 .000

DAR .002 .001 .329 1.818 .089

SIZE 1.125E-009 .000 .261 1.551 .142

SKM -.003 .003 -.155 -.759 .460


Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 110 125

Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 42 90

Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 77 128

PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 16

PENDAHULUAN PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 9

PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAH TERHADAP PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 10

PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

0 1 16

PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

0 2 16

Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 12

Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 11