Pengaruh Profitabilitas Dan Size Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

(1)

SKRIPSI

PENGARUH PROFITABILITAS DAN SIZE PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

OLEH

SALLY SYLVIA SURBAKTI 100503182

PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Profitabilitas Dan Size Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, November 2013 Yang membuat pernyataan

Sally Sylvia Surbakti NIM. 100503182


(3)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh profitabilitas dan size perusahaan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan Tahunan masing-masing perusahaan yang dipublikasikan melalui website www.idx.com. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama tahun 2010-2012 dimana jumlah populasi yang digunakan adalah sebanyak 131 perusahaan dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 20 perusahaan yang diambil melalui

purposive sampling. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial, variabel profitabilitas dan size perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan sosial perusahaan. Dari hasil uji simultan diperoleh kesimpulan bahwa variable profitabilitas dan size perusahaan berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.

Kata Kunci: Profitabilitas, Size Perusahaan, Pengungkapan Tanggung jawab sosial perusahaan, CSR.


(4)

ABSTRACT

This study aims to determine and analyze the influence of profitability and company size of social responsibility disclosures of listed companies in Indonesia Stock Exchange (BEI).

The data used in this study were obtained from the Annual Financial Statements of companies which was published through the website www.idx.com. The population used in this research are manufacture that were listed on the Indonesian Stock Exchange in 2010-2012, where the total population was used as many as 131 companies and the samples used in this research is 20 companies were taken by purposive sampling. Techniques of data analysis in this study using multiple regression analysis.

The results of this research indicated that in partially showed that profitability and company size variables have unsignificant effect to corporate social responsibility disclosure. Based on the test results of simultaneous tests can be concluded that the profitability and company size variables significantly effect to corporate social responsibility disclosure

Keywords: Profitability, Size Company, Social Responsibility Disclosure, Corporate Social Responsibility.


(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di Surga yang telah memberikan limpahan anugerah dan berkat-Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini berjudul “Pengaruh Profitabilitas Dan Size Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”, yang disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana S-1 pada Fakultas Ekonomi Departemen Akuntansi di Universitas Sumatera Utara.

Penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya dukungan berupa bimbingan, saran, motivasi dan doa, dan kerjasama dari berbagai pihak yang turut membantu selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac., Ak, CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak., dan Bapak Drs. Hotmal Ja’far, M.M., Ak., selaku Ketua Departemen Akuntansi dan Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(6)

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Akuntansi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, saran, serta pengarahan kepada penulis dalam proses penyusunan dan penyelesaian skripsi ini. 5. Kedua orang tua penulis, Drs. B. Surbakti dan Ibu U. Ginting yang selalu

mendoakan, mendukung, memberi semangat, memberikan motivasi serta kasih sayang yang begitu besar kepada penulis. Semoga penulis bisa menjadi salah satu alasan yang membuat kedua orangtua tersenyum bangga dan bahagia. Keluarga penulis tersayang Oya, Anica, Nata, Inez, Benny, Novita, Lia, Steffi, Ogre, Avo, Beno,Ceci, Billy dan Echy yang memberikan dukungan doa dan moral selama penulisan skripsi saya ini. 6. Teman-teman khususnya Departemen Akuntansi-S1 angkatan 2010 :

Boboho, Bobi, Yoba, Hasan, Norman, Jupe, Iis, Acua, Ryan, Irwin, Ibal, Friska, Putri, serta teman-teman lain yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu. Terimakasih atas kebersamaan dan pertemanan yang terjalin selama ini. Sukses buat kita semua. Dan semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung, yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.


(7)

membangun dalam penulisan ke depan. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca. Terimakasih.

Medan, November 2013 Penulis,

Sally Sylvia Surbakti NIM. 100503182


(8)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR ... iv

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 10

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 11

1. Tujuan Penelitian ... 11

2. Manfaat Penelitian ... 11

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis ... 13

1. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan ... 13

2. Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan ... 20

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Sosial ... 26

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 29

C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis ... 32

BAB 3 METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 34

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 34

C. Jenis dan Sumber Data ... 39

D. Metode Pengumpulan Data ... 39

E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian ... 39

1. Variabel Dependen ... 39

2. Variabel Independen ... 41

F. Metode Analisis Data ... 42

1. Uji Asumsi Klasik ... 43


(9)

c. Uji Heteroskedastisitas ... 44

d. Uji Autokorelasi ... 45

2. Pengujian Hipotesis ... 46

a. Uji Koefisien Determinasi ... 47

b. Uji Regresi Parsial... 47

c. Uji Regresi Simultan ... 48

G. Jadwal Penelitian ... 48

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Data Penelitian... 50

B. Analisis Data Penelitian ... 52

1. Statistik Deskriptif ... 52

2. Pengujian Asumsi Klasik ... 53

a. Uji Normalitas Data ... 53

b. Uji Multikolinearitas ... 56

c. Uji Heterokedastisitas ... 57

d. Uji Autokorelasi ... 59

3. Pengujian Hipotesis ... 60

a. Uji Koefisien Determinasi ... 60

b. Uji Regresi Parsial... 62

c. Uji Regresi Simultan ... 65

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 66

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 68

B. Keterbatasan Penelitian ... 69

C. Saran ... 70

DAFTAR PUSTAKA ... 71


(10)

DAFTAR TABEL

No Judul Halaman

Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 29

Tabel 3.1 Daftar Populasi dan Sampel Perusahaan ... 36

Tabel 3.2 Operasional Variabel ... 42

Tabel 4.1 Sampel Penelitian ... 50

Tabel 4.2 Descriptive Statistics ... 52

Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas ... 54

Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinearitas ... 57

Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi... 60

Tabel 4.6 Hasil Koefisien Determinasi ... 61

Tabel 4.7 Pedoman untuk memberikan interpretasi ... 62

Tabel 4.8 Hasil Uji t (Uji Parsial) ... 63


(11)

DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 32

Gambar 4.1 Grafik Histogram ... 55

Gambar 4.2 Normal P-Plot ... 56

Gambar 4.3 Grafik Scatterplot ... 59


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

No Judul Halaman

Lampiran 1 Daftar Populasi dan Sampel Perusahaan ……… 75 Lampiran 2 Daftar Sampel Perusahaan ………... 78 Lampiran 3 Data Ukuran Perusahaan (Ln Total Aktiva) yang

terdaftar di BEI tahun 2010-2012 ………...…. 79 Lampiran 4 Data Ukuran Perusahaan (Dalam Jutaan Rupiah)

yang terdaftar di BEI tahun 2010-2012 ……… 80 Lampiran 5 Data Profitabilitas berdsarkan ROA (%) yang

terdaftar di BEI tahun 2010-2012 ………...….. 81 Lampiran 6 Perhitungan Indeks Pengungkapan Sosial

yang terdaftar di BEI tahun 2010-2012 ………... 82 Lampiran 7 Hasil Pengolahan Data Dengan SPSS 16.0 ………...………85


(13)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh profitabilitas dan size perusahaan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan Tahunan masing-masing perusahaan yang dipublikasikan melalui website www.idx.com. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama tahun 2010-2012 dimana jumlah populasi yang digunakan adalah sebanyak 131 perusahaan dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 20 perusahaan yang diambil melalui

purposive sampling. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial, variabel profitabilitas dan size perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan sosial perusahaan. Dari hasil uji simultan diperoleh kesimpulan bahwa variable profitabilitas dan size perusahaan berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.

Kata Kunci: Profitabilitas, Size Perusahaan, Pengungkapan Tanggung jawab sosial perusahaan, CSR.


(14)

ABSTRACT

This study aims to determine and analyze the influence of profitability and company size of social responsibility disclosures of listed companies in Indonesia Stock Exchange (BEI).

The data used in this study were obtained from the Annual Financial Statements of companies which was published through the website www.idx.com. The population used in this research are manufacture that were listed on the Indonesian Stock Exchange in 2010-2012, where the total population was used as many as 131 companies and the samples used in this research is 20 companies were taken by purposive sampling. Techniques of data analysis in this study using multiple regression analysis.

The results of this research indicated that in partially showed that profitability and company size variables have unsignificant effect to corporate social responsibility disclosure. Based on the test results of simultaneous tests can be concluded that the profitability and company size variables significantly effect to corporate social responsibility disclosure

Keywords: Profitability, Size Company, Social Responsibility Disclosure, Corporate Social Responsibility.


(15)

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perusahaan merupakan bagian dari masyarakat dan lingkungan dimana keberadaannya tidak terlepas dari masyarakat dan lingkungan. Oleh karena itu perusahaan tidak boleh mengembangkan diri sendiri tanpa memperhatikan masyarakat dan lingkungan. Setiap kegiatan yang dilakukan oleh sebuah perusahaan pasti disertai dampak yang ditimbulkan baik positif maupun negatif bagi lingkungan sekitar. Namun umumnya, dampak negatif yang akan lebih mendominasi dari kegiatan bisnis suatu perusahaan. Dampak negatif itu sendiri dapat berupa pencemaran lingkungan akibat limbah pabrik maupun ekploitasi sumber daya alam bagi kepentingan jangka pendek semata. Dampak dari aktivitas perusahaan tidak hanya dirasakan oleh pihak yang terkait langsung dengan perusahaan. Keberadaan dan dampak aktivitas perusahaan seringkali bertentangan bahkan merugikan kepentingan pihak lain. Perbedaan kepentingan tersebut jika tidak ditindaklanjuti maka akan mempengaruhi aktivitas dan eksistensi perusahaan, oleh karena itu seharusnya perusahaan tidak hanya fokus pada kepentingan perusahaan saja, tetapi juga mencermati kepentingan pihak-pihak di luar perusahaan.

Kepedulian sosial perusahaan sangat diperlukan untuk menghindari dampak negatif yang terjadi dari aktivitas perusahaan tersebut. Selain pihak yang terkait langsung dengan perusahaan, masyarakat sekitar juga bisa terkena dampak


(16)

negative yang terjadi. Kepedulian sosial terutama didasari alasan bahwa kegiatan perusahaan harus membawa dampak baik bagi kondisi lingkungan dan social ekonomi masyarakat, khususnya di sekitar perusahaan beroperasi. Selain itu, pemilik perusahaan sejatinya bukan hanya shareholders atau para pemegang saham, melainkan pula stakeholders, yakni pihak-pihak yang berkepentingan terhadap eksistensi perusahaan. Tekanan dari berbagai pihak memaksa perusahaan untuk menerima tanggung jawab atas dampak aktivitas bisnisnya terhadap masyarakat. Perusahaan dihimbau untuk bertanggung jawab terhadap pihak yang lebih luas dari pada kelompok pemegang saham dan kreditur saja. Gray et. al.,(1995) dalam Anggraini (2006), menyatakan bahwa tanggung jawab sosial perusahaan untuk memaksimalkan laba tidak secara universal lagi diterima. Oleh karena itu perusahaan dapat menunjukkan salah satu bentuk tanggung jawab sosial kepada masyarakat melalui Coorporate Social Responsibility (CSR). Tanggung jawab sosial perusahaan atau sering disebut Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan salah satu topik yang aktual dan berkaitan erat dengan masalah hukum dan etika bisnis perusahaan sebagai suatu aktivitas yang bertujuan untuk mendapatkan suatu keuntungan yang besar, tetapi selayaknya juga memikirkan kepentingan masyarakat disekitarnya, karena perusahaan sebenarnya juga merupakan bagian dari masyarakat. Contoh bentuk tanggung jawab itu bermacam macam, mulai dari melakukan kegiatan yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan perbaikan lingkungan, pemberian beasiswa untuk anak tidak mampu, pemberian dana untuk pemeliharaan fasilitas umum, sumbangan untuk desa/fasilitas masyarakat yang bersifat sosial dan


(17)

berguna untuk masyarakat banyak, khususnya masyarakat yang berada di sekitar perusahaan tersebut berada. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan fenomena strategi perusahaan yang mengakomodasi kebutuhan dan kepentingan stakeholder-nya. CSR timbul sejak era dimana kesadaran akan sustainability perusahaan jangka panjang adalah lebih penting daripada sekedar profitability. Program dalam CSR ini sebaiknya dibuat berdasarkan kebutuhan masyarakat sekitar, sehingga mereka dapat merasakan manfaat dari apa yang mereka butuhkan. Seperti mendukung pengembangan industri lokal, membuka fasilitas perusahaan bagi masyarakat, dan berpartisipasi dalam proyek kesehatan masyarakat serta berbagai bentuk kegiatan yang lain. Karena program CSR itu sendiri seharusnya bukan sekedar bentuk Charity perusahaan terhadap masyarakat seperti pemberian bantuan jangka pendek yang tidak menyelesaikan permasalahan di masyarakat maupun lingkungan. Tapi kegiatan CRS ini selayaknya merupakan

Coorporate Citizenship dimana program yang dibuat berdasarkan pertimbangan jangka panjang dan berkelanjutan bagi kesejahteraan masyarakat sekitar.

Berbicara mengenai konsep dan pelaksanaannya, CSR masih mengandung berbagai kontroversi yang mengundang perdebatan baik di kalangan akademisi maupun di kalangan pebisnis sebagai pihak yang menjalankan program tersebut. Konsep tanggung jawab sosial perusahaan muncul sebagai akibat adanya kenyataan bahwa pada dasarnya tujuan dari setiap perusahaan adalah hanya terpusat untuk mencari keuntungan yang sebesar-besarnya saja tanpa memperdulikan kesejahteraan karyawan, masyarakat dan lingkungan alam. Pernyataan ini diperkuat dengan tumbuh pesatnya persaingan sektor dunia usaha


(18)

yang menjadikan perusahaan terlalu mendominasi dalam mengeksploitasi sumber–sumber alam serta masyarakat (sosial) yang tanpa batas untuk kemajuan perusahaan, yang berdampak pada kerusakan lingkungan, misalnya polusi air, udara, tanah, serta limbah industri yang menjadikan masyarakat sebagai imbas atas segala kerusakan yang disebabkan oleh perusahaan.

CSR sebagai komitmen sektor bisnis untuk mendukung terciptanya pembangunan yang berkelanjutan, sehingga sebagai salah satu perwujudannya, perusahaan harus mendistribusikan keuntungan-keuntungan ekonomi yang diperolehnya tidak hanya kepada para pemilik modal, tetapi kepada segenap

stakeholder termasuk masyarakat. Pertanggungjawaban sosial perusahaan merupakan konsep yang penting untuk dilaksanakan perusahaan guna menciptakan hubungan timbal balik yang saling sinergis antara perusahaan dengan masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Pertanggungjawaban sosial perusahaan merupakan pertimbangan utama dalam pengambilan keputusan oleh investor.

Dalam konteks pembangunan saat ini, tanggungjawab perusahaan tidak lagi hanya berpusat pada aspek secara ekonomis semata, yaitu nilai perusahaan yang direfleksikan dalam kondisi keuangan, namun juga harus memperhatikan tanggungjawab pada aspek sosial dan lingkungannya. Perusahaan bukan lagi sekedar kegiatan ekonomi untuk menciptakan profit demi kelangsungan usahanya, melainkan juga bertanggungjawab terhadap aspek sosial dan lingkungannya. Perusahaan yang hanya menggantungkan semata-mata pada kondisi kesehatan finansialnya saja tidak menjamin perusahaan bisa tumbuh secara berkelanjutan. Keberlanjutan akan terjamin


(19)

apabila perusahaan memperhatikan aspek terkait lainnya, yaitu aspek sosial dan lingkungan (Rudito, Budimanta, Prasetijo: 2004).

Terdapat beberapa contoh kasus, terkait permasalahan yang muncul dikarenakan perusahaan dalam melaksanakan operasinya kurang memperhatikan kondisi lingkungan dan sosial di sekitarnya. Salah satunya yang terjadi di Indonesia adalah konflik antara masyarakat papua dengan PT Freeport Indonesia yang merupakan perusahaan tambang terbesar di Indonesia yang berlokasi di Papua.

Penggunaan lahan tanah adat, perusakan dan penghancuran lingkungan hidup, penghancuran perekonomian, dan pengikaran eksistensi penduduk Amungme merupakan kenyataan pahit yang harus diterima rakyat Papua akibat keberadaan operasi penambangan PT. Freeport Indonesia. Bencana kerusakan lingkungan hidup dan komunitas lain yang ditimbulkan adalah jebolnya Danau Wanagon hingga tiga kali (20 Juni 1998; 20-21 Maret 2000; 4 Mei 2000) akibat pembuangan limbah yang sangat besar kapasitasnya dan tidak sesuai dengan daya dukung lingkungan (Rudito dan Famiola, 2007)

Jika dilihat dari beberapa kasus diatas, masalah sosial dan lingkungan yang tidak diatur dengan baik oleh perusahaan ternyata memberikan dampak yang sangat besar yang bersifat merugikan. Bahkan tujuan meraih keuntungan dalam aspek bisnis malah berbalik menjadi kerugian. Pada kasus-kasus di atas dibutuhkan kesadaran terhadap CSR (Corporate Social Responsibility) demi tercapainya sebuah keseimbangan dunia usaha antara pelaku dan masyarakat sekitar. Tanggungjawab sosial perusahaan atau dikenal dengan istilah Corporate Social Responsibility (CSR), merupakan aspek penting yang harus dilakukan perusahaan dalam operasionalnya. Setidaknya ada tiga alasan penting mengapa


(20)

kalangan dunia usaha mesti merespon dan mengembangkan isu tanggung jawab sosial sejalan dengan operasi usahanya. Pertama, perusahaan adalah bagian dari masyarakat dan oleh karenanya wajar bila perusahaan memperhatikan kepentingan masyarakat. Kedua, kalangan bisnis dan masyarakat sebaiknya memiliki hubungan yang bersifat simbiosis mutualisme. Ketiga, kegiatan tanggung jawab sosial merupakan salah satu cara untuk meredam atau bahkan menghindari konflik sosial.

Perkembangan CSR tidak bisa terlepas dari konsep pembangunan berkelanjutan (sustainability development). Definisi pembangunan berkelanjutan menurut The World Commission On Environment and Development yang lebih dikenal dengan The Brundtland Comission, bahwa pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang dapat memenuhi kebutuhan manusia saat ini tanpa mengorbankan kemampuan generasi yang akan datang dalam memenuhi kebutuhan mereka (Solihin, 2009). The Brundtland Comission dibentuk untuk menanggapi keprihatinan yang semakin meningkat dari para pemimpin dunia terutama menyangkut peningkatan kerusakan lingkungan hidup dan sumber daya alam yang semakin cepat. Selain itu komisi ini juga dibentuk untuk mencermati dampak kerusakan lingkungan hidup dan sumber daya alam terhadap ekonomi dan pembangunan sosial. Oleh karenanya, konsep sustainability development

dibangun diatas tiga pilar yang berhubungan dan saling mendukung satu dengan lainnya, Ketiga pilar tersebut adalah sosial, ekonomi, dan lingkungan, sebagaimana ditegaskan kembali dalam The United Nation 2005 World Summit Outcome Document (Solihin, 2009). Pengenalan konsep Sustainability


(21)

development memberikan dampak kepada perkembangan devinisi dan konsep CSR selanjutnya. Sebagai contoh The Organization for economic cooperation and Development (OECD) merumuskan CSR sebagai “Kontribusi bisnis bagi pembangunan berkelanjutan serta adanya perilaku korporasi yang tidak semata-mata menjamin adanya pengembalian bagi pemegang saham, upah bagi para karyawan, dan pembuatan produk serta jasa bagi para pelanggan, melainkan perusahaan bisnis juga harus memberi perhatian terhadap berbagai hal yang dianggap penting serta nilai-nilai masyarakat”.

Perusahaan meyakini bahwa program CSR merupakan investasi demi pertumbuhan dan keberlanjutan (sustainability) usaha. Artinya, CSR bukan lagi dilihat sebagai sentra biaya (cost centre) melainkan sentra laba (profit center) di masa yang akan datang. Logikanya adalah bila CSR diabaikan, kemudian terjadi insiden, maka biaya untuk mengcover resikonya jauh lebih besar ketimbang nilai yang hendak dihemat dari alokasi anggaran CSR itu sendiri. Belum lagi resiko non-finansial yang berpengaruh buruk pada citra korporasi dan kepercayaan masyarakat pada perusahaan. Dengan demikian, CSR bukan lagi sekedar aktifitas tempelan yang kalau terpaksa bisa dikorbankan demi mencapai efisiensi, namun CSR merupakan nyawa korporasi. CSR telah masuk kedalam jantung strategi korporasi. CSR disikapi secara strategis dengan melakukan inisiatif CSR dengan strategi korporsi. Caranya, inisatif CSR dikonsep untuk memperbaiki konteks kompetitif korporasi yang berupa kualitas bisnis tempat korporasi beroperasi.

Terdapat tiga peraturan yang mewajibkan perusahaan pengelola sumber daya alam untuk menjalankan program tanggungjawab sosial perusahaan atau


(22)

CSR, diantarnya diatur dalam Undang-Undang Perseroan Terbatas (PT) No.40 Tahun 2007 dalam pasal 74 yang bunyinya adalah:

1. Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan,

2. Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan sebagaimana dimaksud ayat (1) merupakan kewajiban Perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya Perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran,

3. Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Selain Undang-undang PT, peraturan lain yang sifatnya umum namun terkait dengan kewajiban pelaksanaan Tanggungjawab Sosial Perusahaan adalah UU No.25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal. Pasal 15 (b) menyatakan bahwa: "Setiap penanam modal berkewajiban melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan."

Khusus bagi perusahaan yang operasionalnya mengelola Sumber Daya Alam (SDA), terikat dalam Undang-undang No 22 Tahun 2001, tentang Minyak dan Gas Bumi, Pasal 13 ayat 3 (p), yang isinya:


(23)

” Kontrak Kerja Sama sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) wajib memuat paling sedikit ketentuan-ketentuan pokok yaitu : (p). pengembangan masyarakat sekitarnya dan jaminan hak-hak masyarakat adat.”

Berbagai penelitian terdahulu telah dilakukan untuk menganalisis pengaruh profitabilitas dan size perusahaan terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure, namun belum menunjukkan hasil yang konsisten. Misalnya Penelitian yang telah dilakukan oleh Rosmasita (2007) yang menguji pengaruh kepemilikan manajemen, leverage, ukuran perusahaan dan profitabilitas pada perusahaan manufaktur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan semua variabel independen berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan sosial. Tetapi secara parsial hanya variabel kepemilikan manajemen yang berpengaruh signifikan tarhadap pengungkapan sosial. Penelitian lain dilakukan oleh Sulastini (2007) yang menguji pengaruh size, profitabilitas, ukuran dewan komisaris dan

profile pada perusahaan manufaktur yang telah go public. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan semua variabel independen berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan sosial, tetapi secara parsial hanya variabel profitabilitas yang tidak berpengaruh terhadap pengungkapan sosial. Sitepu (2008) menguji Ukuran dewan komisaris, financial leverage, ukuran perusahaan, dan tingkat profitabilitas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Hasil penelitian menunjukkan secara parsial hanya variabel dewan komisaris dan profitabilitas yang berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan sosial perusahaan. Sedangkan ukuran dewan komisaris, tingkat leverage, ukuran perusahaan dan profitabilitas secara simultan memiliki kemampuan


(24)

mempengaruhi jumlah informasi sosial yang diungkapkan dalam laporan tahunan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Saputri (2011) menguji profitabilitas,leverage,size, kepemilikan saham publik pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan dan kepemilikan saham publik secara simultan memiliki pengaruh terhadap pengungkapan sosial perusahaan. Profitabilitas, ukuran perusahaan dan kepemilikan saham publik secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan sosial. Berdasarkan perbedaan penelitian-penelitian di atas, penelitian ini bermaksud untuk meneliti kembali apakah profitabilitas dan ukuran perusahaan mempunyai pengaruh atau tidak terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.

Maka judul penelitian ini adalah “Pengaruh Profitabilitas Dan Size Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia “.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia baik secara simultan maupun secara parsial ?

2. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia


(25)

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan dalam penelitian ini, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh antara profitabilitas terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan manufaktur yang terdaftar (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI).

2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh antara ukuran perusahaan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan manufaktur yang terdaftar (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI).

D. Manfaat Penelitian

Adapun hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Bagi Pihak Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan wawasan pengetahuan dalam pengembangan ilmu ekonomi, khususnya di bidang akuntansi. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi bahan referensi dan perbandingan untuk penelitian-penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.

2. Bagi Pihak Perusahaan / Manajemen

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi untuk pengambilan kebijakan oleh manajemen perusahaan yang berkaitan


(26)

dengan pengungkapan informasi sosial dalam laporan keuangan yang disajikan.

3. Bagi Pihak Investor

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi atau masukan bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi.

4. Bagi Masyarakat

Memberikan stimulus sebagai pengontrol atas perilaku-perilaku perusahaan. Selain itu, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan hak-hak yang harus diperoleh.


(27)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis

1. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Corporate Social Responsibility dalam bahasa Indonesia dikenal dengan tanggungjawab sosial perusahaan sedangkan di Amerika, konsep ini seringkali disamakan dengan corporate citizenship. Pada intinya, keduanya dimaksudkan sebagai upaya perusahaan untuk meningkatkan kepedulian terhadap masalah sosial dan lingkungan dalam kegiatan usaha dan juga pada cara perusahaan berinteraksi dengan stakeholder yang dilakukan secara sukarela. Selain itu, tanggungjawab sosial perusahaan diartikan pula sebagai komitmen bisnis untuk berkontribusi dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan, bekerja dengan para karyawan perusahaan, keluarga karyawan dan masyarakat setempat (lokal) dalam rangka meningkatkan kualitas kehidupan.

Dalam hal ini belum ada definisi tunggal mengenai pengertian dari CSR. The World Business Council for Sustainable Development (WBCSD), lembaga internasional yang berdiri tahun 1995 dan beranggotakan lebih dari 120 perusahaan multinasional yang berasal dari 30 negara memberikan definisi CSR sebagai Continuing commitment by business to behave ethically and contribute to economic development while improving the quality of life of the workforce and


(28)

adalah “komitmen dunia usaha untuk terus menerus bertindak secara etis, beroperasi secara legal dan berkontribusi untuk peningkatan ekonomi, bersamaan dengan peningkatan kualitas hidup dari karyawan dan keluarganya sekaligus juga peningkatan kualitas komunitas lokal dan masyarakat secara lebih luas” (Wibisono, 2007).

Definisi lain mengenai CSR juga dilontarkan oleh World Bank yang memandang CSR sebagai “the commitment of business to contribute to sustainable economic development working with amployees and their

representatives the local community and society at large to improve quality of life,

in ways that are both good for business and good for development”. Yaitu sebagai komitmen bisnis untuk memberikan kontribusi bagi pembangunan ekonomi berkelanjutan, melalui kerjasama dengan para karyawn serta perwakilan mereka, keluarga mereka, komunitas setempat maupun masyarakat umum untuk meningkatkan kualitas hidup, dengan cara-cara yang bermanfaat bagi bisnis sendiri maupun untuk pembangunan (Kiroyan, 2006).

Sejalan dengan definisi di atas, Maignan dan Farrel (2004) mendefenisikan CSR sebagai “ A business acts in socially responsible manner when its decision and actions for balance diverse when its decision and actinons for and balance diverse stakeholder interest”. Definisi ini menekankan perlunya memberikan perhatian secara seimbang terhadap kepentingan berbagai stakeholder yang beragam dalam setiap keputusan dan tindakan yang diambil oleh pelaku bisnis melalui perilaku yang secara sosial bertanggung jawab (Susanto, 2007).


(29)

Tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility) adalah suatu konsep bahwa suatu organisasi khususnya (namun bukan hanya) perusahaan adalah memiliki suatu tanggung jawab terhadap konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas, dan lingkungan dalam aspek operasional perusahaan. Tanggung jawab sosial berhubungan erat dengan dengan “pembangunan berkelanjutan”, dimana ada argumentasi bahwa suatu perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan keputusannya tidak semata berdasarkan faktor keuangan, misalnya keuntungan atau dividen melainkan juga harus berdasarkan konsekuensi sosial dan lingkungan untuk saat ini maupun untuk jangka panjang. Definisi ini memberikan pemahaman bahwa tanggung jawab sosial pada dasarnya adalah komitmen perusahaan terhadap tiga (3) elemen yaitu ekonomi, sosial, dan lingkungan.

Dauman dan Hargreaves (1992) dalam Hasibuan (2001) menyatakan bahwa tanggung jawab perusahaan dapat dibagi menjadi tiga level yaitu: basic responsibility, organization responsibility, dan sociental responses.

a. Basic Responsibility (BR)

Pada level pertama, menghubungkan tanggung jawab yang pertama suatu perusahan, yang muncul karena keberadaan perusahaan tersebut seperti; perusahaan harus membayar pajak, memenuhi hukum, memenuhi standar pekerjaan, dan memuaskan pemegang saham. Bila tanggung jawab pada level ini tidak dipenuhi akan menimbulkan dampak yang sangat serius.


(30)

b. Organization responsibility (OR)

Pada level kedua ini menunjukan tanggung jawab perusahaan untuk memenuhi perubahan kebutuhan “Stakeholder” seperti pekerja, pemegang saham, dan masyarakat di sekitarnya.

c. Sociental Responses (SR)

Pada level ketiga, menunjukan tahapan ketika interaksi antara bisnis dan kekuatan lain dalam masyarakat yang demikian kuat sehingga perusahaan dapat tumbuh dan berkembang secara berkesinambungan, terlibat dengan apa yang terjadi dalam lingkungannya secara keseluruhan.

Prinsip yang berkaitan erat dengan CSR adalah Responsibilitas yang merupakan aspek pertanggungjawaban dari setiap kegiatan perusahaan untuk melaksanakan prinsip corporate social responsibility karena dalam berusaha, sebuah perusahaan tidak akan lepas dari masyarakat sekitar, ditekankan juga pada signifikasi filantrofik yang diberikan dunia usaha kepada kepentingan pihak-pihak eksternal dimana perusahaan diharuskan memperhatikan kepentingan stakeholder perusahaan, menciptakan nilai tambah (value added) dari produk dan jasa, dan memelihara kesinambungan nilai tambah yang diciptakannya.

Diluar itu, lewat prinsip responsibility diharapkan membantu pemerintah dalam mengurangi kesenjangan pendapatan dan kesempatan kerja pada segmen masyarakat yang belum mendapatkan manfaat dari mekanisme pasar. Corporate Social Responsibility sebagai sebuah gagasan, perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggungjawab yang berpijak pada single bottom line yaitu nilai perusahaan (corporate value) yang direfleksikan dalam kondisi keuangannya (financial saja)


(31)

tetapi harus berpijak pada triple bottom lines, dimana bottom lines selain financial

juga adalah sosial dan lingkungan. Karena kondisi keuangan saja tak cukup menjamin nilai perusahaan tumbuh secara berkelanjutan (sustainable).

Berdasarkan standar dari Bank Dunia maka CSR meliputi beberapa komponen utama yakni : (1) perlindungan lingkungan; (2) jaminan kerja; (3) Hak Asasi Manusia; (4) interaksi dan keterlibatan perusahaan dengan masyarakat; (5) standar usaha; (6) pasar; (7) pengembangan ekonomi dan badan usaha; (8) perlindungan kesehatan; (9) kepemimpinan dan pendidikan; (10) bantuan bencana kemanusiaan. Bagi perusahaan yang berupaya untuk membangun citra positif perusahaannya, maka kesepuluh komponen tersebut harus diupayakan pemenuhannya.

Dampak dari pendirian perusahaan oleh pemilik modal yang tergabung dalam sebuah corporation salah satunya adalah muncul kesenjangan antara pihak perusahaan (corporate) dengan masyarakat setempat yang dapat mempengaruhi kestabilan negara, disisi lain pemerintah terkadang tidak bisa berbuat banyak dalam memenui semua tuntutan masyarakat yang merasa hak-hak atas daerahnya dilanggar termasuk hak asasi seperti terusiknya tempat tinggal dan berkurangnya mata pencarian anggota masyarakat disekitar perusahaan. Dalam meminimalisir akibat tersebut, peran dari program corporate social responsibility sangat besar.

Dalam melakukan CSR, tentunya perusahaan memiliki tujuan diantaranya adalah :


(32)

1. Alasan Sosial

Perusahaan melakukan program CSR untuk memenuhi tanggung jawab sosial kepada masyarakat. Sebagai pihak luar yang beroperasi pada wilayah orang lain perusahaan harus memperhatikan masyarakat sekitarnya. Perusahaan harus ikut serta menjaga kesejahteraan ekonomi masyarakat dan juga menjaga lingkungan dari kerusakan yang ditimbulkan.

2. Alasan Ekonomi

Motif perusahaan dalam melakukan CSR tetap berujung pada keuntungan. Perusahaan melakukan program CSR untuk menarik simpati masyarakat dengan membangun image positif bagi perusahaan yang tujuan akhirnya tetap pada peningkatan profit.

3. Alasan Hukum

Perusahaan melakukan program CSR hanya karena adanya peraturan pemerintah. CSR dilakukan perusahaan karena ada tuntutan yang jika tidak dilakukan akan dikenai sanksi atau denda dan bukan karena kesadaraan perusahan untuk ikut serta menjaga lingkungan. Akibatnya banyak perusahaan yang melakukan CSR sekedar ikut-ikutan atau untuk menghindari sanksi dari pemerintah. Adapun peraturan ini diperkuat dengan dikeluarkannya Undang-undang PT No. 40 pasal 74 yang isinya mewajibkan pelaksanaan CSR bagi perusahaan-perusahaan yang terkait terhadap SDA dan yang menghasilkan limbah.

Tanggung jawab sosial sebagai konsekuensi logis keberadaan perusahaan di sebuah lingkungan masyarakat mendorong perusahaan untuk lebih proaktif dalam mengambil inisiatif dalam hal tanggung jawab sosial. Pandangan ini tentunya


(33)

memberikan manfaat dalam jangka panjang bagi semua pihak yang ada dalam hal ini yaitu perusahaan,masyarakat,dan pemerintah. Dengan melaksanakan program CSR banyak sekali manfaat yang akan diperoleh, terlepas dari biaya yang dikeluarkan, diantaranya adalah sebagai berikut.

1. Manfaat Bagi Perusahaan

Manfaat yang jelas bagi perusahaan jika perusahaan memberikan tanggung jawab sosial adalah munculnya citra positif dari masyarakat akan kehadiran perusahaan di lingkungannya. Kegiatan perusahaan dalam jangka panjang akan dianggap sebagai kontribusi yang positif bagi masyarakat.

2. Manfaat Bagi Masyarakat

Selain bahwa kepentingan masyarakat diperhatikan oleh perusahaan, masyarakat juga akan mendapat pandangan baru mengenai hubungan perusahaan dan masyarakat yang barangkali selama ini hanya sekedar dipahami sebagai hubungan produsen-konsumen, atau hubungan antara penjual dan pembeli saja.

3. Manfaat Bagi Pemerintah

Pemerintah pada akhirnya tidak hanya berfungsi sebagai wasit yang menetapkan aturan main dalam hubungan masyarakat dengan dunia bisnis, dan memberikan sanksi bagi pihak yang melanggarnya. Pemerintah sebagai pihak yang mendapat legitimasi untuk mengubah tatanan masyarakat ke arah yang lebih baik akan mendapatkan partner dalam mewujudkan tatanan masyarakat tersebut.

Oleh karena itu, CSR tidak hanya sebatas konsep untuk mendapatkan kesan baik atau citra positif semata melainkan benar-benar merupakan realisasi dari niat baik perusahaan sebagai wujud pelaporan tanggung jawab sosial kepada masyarakat.


(34)

2. Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Pengungkapan didefenisikan sebagai suatu usaha perusahaan untuk menyeimbangkan komitmen-komitmennya terhadap kelompok dan individual dalam lingkungan perusahaan (Griffin dan Ebert,2003). Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan bukan menjadi hal yang bersifat sukarela tetapi sudah menjadi kegiatan yang wajib dinyatakan dalam laporan tahunan. Semakin besar perusahaan maka semakin diwajibkan perusahaan tersebut untuk mengungkapkan kegiatan sosialmya. Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan yang dinyatakan dalam laporan tahunan untuk memberikan informasi kepada pengguna laporan keuangan tahunan dan kegiatan sosial yang dilakukan untuk mengurangi dampak negatif yang dialami perusahaan seperti kemungkinan terjadinya kesenjangan sosial atau kerusakan lingkungan. Akan tetapi sampai saat ini pengungkapan tanggung jawab sosial dalam laporan keuangan masih bersifat sukalera. Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 (Revisi 1998) paragraf kesembilan, Ikatan Akuntan Indonesia (2002) secara implisit memberikan penjelasan mengenai pengungkapan sosial pada laporan tahunan: ”Perusahaan dapat pula menyajikan laporan tambahan seperti laporan mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah (value added statement), khususnya bagi industri dimana faktor-faktor lingkungan hidup memegang peranan penting dan bagi industri yang menganggap pegawai sebagai kelompok pengguna laporan yang memegang peranan penting”. PSAK tersebut tidak secara tegas mengharuskan perusahaan untuk melaporkan tanggung jawab sosial mereka.


(35)

Pengelompokan, pengukuran dan pelaporan juga belum diatur, jadi untuk pelaporan tanggung jawab sosial diserahkan pada masing-masing perusahaan.

Gray et al (1995) menyatakan kecendrungan pengungkapan sosial dibagi dalam tiga kelompok yaitu:

a. Decision usefullness studies

Pengungkapan sosial dilakukan karena informasi tersebut dibutuhkan oleh para pemakai laporan keuangan dan ditempatkan pada posisi yang moderatly important.

b. Economy theory studies

Sebagai agen dari suatu prinsipal yang mewakili seluruh intrest group perusahaan, pihak manajemen melakukan pengungkapan sosial sebagai upaya untuk memenuhi tuntutan publik.

c. Social and political theory studies

Pengungkapan sosial dilakukan sebagai reaksi terhadap tekanan-tekanan dari lingkungannya agar perusahaan merasa eksistensi dan aktifitasnya terlegitimasi.

Menurut Harahap (2003: 351-352) ada beberapa paradigma yang menimbulkan kecendrungan perusahaan untuk mengungkapkan tanggung jawab sosialnya,yaitu :

a. Kecenderungan Terhadap Kesejahteraan Sosial

Kecendrungan ini berdasarkan kenyataan bahwa kelangsungan hidup manusia, kesejaterahan masyarakat hanya dapat lahir dari sikap kerjasama antar unit-unit masyarakat itu sendiri. Sehingga timbullah kesadaran dan kebutuhan pertanggungjawaban sosial perusahaan terhadap lingkungan sosialnya.


(36)

b. Kecendrungan Terhadap Kesadaran Lingkungan

Kecendrungan ini berdasarkan kenyataan bahwa manusia adalah makhluk di antara bermacam-macam makhluk yang mendiami bumi yang saling mempunyai keterkaitan dan sebab akibat serta dibatasi oleh sifat keterbatasan dunia itu sendiri, baik sosial, ekonomi, dan politik. Akibat semakin meningkatnya kesadaran perusahaan terhadap kenyataan tersebut, sehingga timbul kebutuhan tentang perlunya melakukan pertanggungjawaban sosial kepada stakeholder.

c. Perspektif Ekosistem

Dalam perspektif ini perusahaan sadar bahwa kegiatan ekonomi yang dilakukan akan menimbulkan dampak bagi ekosistem yang berada di sekitarnya.

d. Ekonomisasi vs Sosialisasi

Ekonomi mengarahkan perhatian hanya kepada kepuasan individual sebagai unit yang selalu mempertimbangkan cost dan benefit tanpa memperhatikan kepentingan masyarakat. Sebaliknya, sosialis menfokuskan perhatiannya terhadap kepentingan sosial dan selalu memperhatikan efek sosial yang ditimbulkan oleh kegiatannya.

Melalui pengungkapan sosial, perusahaan mengkomunikasikan kepada stakeholders mengenai aktivitas-aktivitas sosial yang dilakukannya. Di dalamnya, perusahaan mengungkapkan informasi yang lebih luas di luar batas-batas akuntansi konvensional. Informasi tersebut antara lain mengenai karyawan, produk, konsumen, lingkungan hidup dan kemasyarakatan. Pentingnya pengungkapan sosial perusahaan (corporate social disclosure) berkaitan dengan adanya kontrak (perjanjian) sosial (social contract). Kontrak


(37)

antara perusahaan dengan masyarakat—baik yang sifatnya eksplisit maupun implisit—yang timbul karena interaksi perusahaan dengan lingkungan sosialnya, membawa konsekuensi perusahaan harus bertanggungjawab tidak hanya terhadap kesejahteraan pemegang saham, tetapi juga memiliki tanggung jawab sosial, yaitu tanggung jawab untuk memaksimalkan kesejahteraan sosial (Belkaoui, 2000). Kasus pencemaran Teluk Buyat oleh PT Newmont, kasus produk mengandung enzim babi yang pernah menimpa PT Ajinomoto, serta demonstrasi para karyawan akibat ketidakadilan perusahaan di berbagai kota membuktikan bahwa mengabaikan tanggung jawab sosial akan berakibat pada munculnya berbagai masalah yang dapat membahayakan kelangsungan hidup perusahaan. Itulah sebabnya mengapa perusahaan perlu melakukan pengungkapan sosial. Pengungkapan sosial merupakan wujud pertanggungjawaban sosial perusahaan (corporate social responsibility). Melalui pengungkapan sosial pada laporan tahunan, masyarakat dapat memantau aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan dalam rangka memenuhi tanggung jawab sosialnya. Dengan cara demikian, perusahaan akan memperoleh perhatian, kepercayaan dan dukungan dari masyarakat sehingga perusahaan dapat tetap eksis.

Ada dua pendekatan yang secara signifikan berbeda dalam melakukan penelitian tentang pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Pertama, pengungkapan tanggungjawab sosial perusahaan mungkin diperlakukan sebagai suatu suplemen dari aktivitas akuntansi konvensional. Pendekatan ini secara umum akan menganggap masyarakat keuangan sebagai pemakai utama pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dan cenderung membatasi


(38)

persepsi tentang tanggung jawab sosial yang dilaporkan. Pendekatan alternatif kedua dengan meletakkan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan pada suatu pengujian peran informasi dalam hubungan masyarakat dan organisasi. Pandangan yang lebih luas ini telah menjadi sumber utama kemajuan dalam pemahaman tentang pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dan sekaligus merupakan sumber kritik yang utama terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan (Gray et.al dalam Sembiring, 2005).

Menurut Murtanto (2006) dalam Media Akuntansi, pengungkapan kinerja perusahaan seringkali dilakukan secara sukarela (voluntary disclosure) oleh perusahaan. Adapun alasan-alasan perusahaan mengungkapkan kinerja sosial secara sukarela antara lain:

1. Internal Decision Making

Manajemen membutuhkan informasi untuk menentukan efektivitas informasi sosial tertentu dalam mencapai tujuan sosial perusahaan. Walaupun hal ini sulit diidentifikasi dan diukur, namun analissis secara sederhana lebih baik daripada tidak sam sekali.

2. Product Differentiation

Manajer perusahaan memiliki insentif untuk membedakan diri dari pesaing yang tidak bertanggung jawab secara sosial kepada masyarakat. Akuntansi kontemporer tidak memisahkan pencatatan biaya dan manfaat aktivitas sosial perusahaan dalam laporan keuangan, sehingga perusahaan yang tidak peduli sosial akan terlihat lebih sukses daripada perusahaan yang peduli. Ini akan mendorong perusahaan


(39)

yang peduli sosial untuk mengungkapkan informasi tersebut sehingga masyarakat dapat membedakan mereka dari perusahaan lain.

3. Enlightened Self Interest

Perusahaan melakukan pengungkapan untuk menjaga keselarasan sosialnya dengan para stakeholder karena mereka dapat mempengaruhi pendapatan penjualan dan harga saham perusahaan.

Dalam menyusun dan mengungkapkan informasi tentang aktivitas pertanggungjawaban sosial perusahaan, ada beberapa hal yang berkaitan dengan pelaporan sosial perusahaan, yaitu sebagai berikut:

a. Lingkungan, meliputi pengendalian terhadap polusi, pencegahan atau perbaikan terhadap kerusakan lingkungan, konservasi alam, dan pengungkapan lain yang berkaitan dengan lingkungan.

b. Energi, meliputi konservasi energi, efisiensi energi, dll.

c. Praktik bisnis yang wajar, meliputi, pemberdayaan terhadap minoritas dan perempuan, dukungan terhadap usaha minoritas, tanggung jawab sosial. d. Sumber daya manusia, meliputi aktivitas di dalam suatu komunitas, dalam

kaitan dengan pelayanan kesehatan, pendidikan dan seni. e. Produk, meliputi keamanan, pengurangan polusi, dll

Meskipun tanggung jawab sosial perusahaan kini telah menjadi perhatian para akademisi dan praktisi di bidang akuntansi, namun hingga saat ini belum ada standard yang dapat dipakai sebagai pedoman untuk mengukur pertanggungjawaban sosial perusahaan dalam laporan tahunan). Pengungkapan tanggung jawab sosial dalam laporan keuangan penting karena melalui social


(40)

reporting disclosure, pemakai laporan keuangan akan dapat menganalisis sejauh mana perhatian dan tanggung jawab sosial perusahaan dalam menjalankan bisnis.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Sosial

Dalam penelitian ini, faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan diproksikan dalam UkuranPerusahaan dan Profitabilitas.

a. Ukuran perusahaan (size)

Ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan yang ditunjukkan oleh total aktiva, jumlah penjualan, rata–rata total penjualan dan rata– rata total aktiva. Jadi, ukuran perusahaan merupakan ukuran atau besarnya asset yang dimiliki oleh perusahaan. Terdapat tiga alternatif yang digunakan untuk menghitung size perusahaan, yaitu total asset, penjualan bersih dan kapitalisasi pasar.

Pengaruh ukuran perusahaan terhadap pengungkapan CSR tercermin dalam teori agensi yang menjelaskan bahwa perusahaan besar mempunyai biaya agensi yang besar, oleh karena itu perusahaan besar akan lebih banyak mengungkapkan informasi daripada perusahaan yang berskala kecil (Jensen & Meckling, 1976). Akan tetapi, tidak semua penelitian mendukung hubungan antara ukuran perusahaan dengan tanggung jawab sosial perusahaan. Selain teori keagenan ada beberapa alasan yang menunjukkan bahwa perusahaan besar lebih banyak mengungkapkan informasi daripada perusahaan kecil. Perusahaan besar umumnya menjadi sorotan banyak pihak, baik dari masyarakat secara umum maupun pemerintah, sehingga mereka berupaya menyajikan pengungkapan yang lebih baik untuk dapat meminimalisasi tekanan-tekanan pemerintah (Tjakradinata, 2000). Oleh karena itu, perusahaan besar tersebut dituntut untuk mengungkapkan


(41)

informasi yang lebih banyak dari perusahaan kecil. Selain daripada teori agensi dan sorotan banyak pihak, sumber daya besar juga mempengaruhi ukuran perusahaan. Perusahaan besar memiliki sumber daya yang besar. Dengan sumber daya yang besar tersebut, perusahaan perlu dan mampu membiayai penyediaan informasi untuk keperluan internal. Informasi itu sekaligus menjadi bahan untuk keperluan pengungkpan informasi kepada pihak eksterna, sehingga tidak perlu ada tambahan biaya yang besar untuk dapat melakukan pengungkapan dengan lebih lengkap. Sebaliknya, perusahaan dengan sumber daya yang relatif kecil mungkin tidak memiliki informasi siap saji sebagaimana perusahaan besar (Marwata, 2001). Dengan demikian, biaya pengumpulan, pemrosesan, dan penyajian informasi pada perusahaan besar merupakan suatu kebutuhan yaitu untuk kepentingan pelaporan internal dan eksternal perusahaan, sehingga pengungkapan informasi bagi perusahaan besar bukanlah suatu masalah. Perusahaan besar juga berkemungkinan memperoleh keuntungan-keuntungan dengan mengungkapkan informasi yang memadai dalam laporan tahunan, misalnya kemudahan untuk memasarkan saham dan kemudahan memperoleh dana dari pasar modal. Sedangkan perusahaan kecil umumnya sulit untuk mendapatkan dana dari pasar modal, mengingat pembatasan ukuran aset bila terjun ke bursa, sehingga perusahaan kecil tidak dapat menikmati keuntungan dari pengungkapan informasi yang memadai (Tjakradinata,2000).

Semua alasan tersebut menunjukkan bahwa perusahaan besar mempunyai insentif untuk memberikan pengungkapan ukarela lebih luas dibanding perusahaan kecil. Variabel ukuran perusahaan merupakan variabel yang paling


(42)

konsisten berpengruh signifikan terhadap luas pengungkapan dalam penelitian sebelumnya, yaitu penelitian yang dilakukan Cerf (1961), Shingvi and Desai (1971), dan Marwata (2001).

b. Profitabilitas

Rasio profitabilitas merupakan rasio yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu dan juga memberikan gambaran tentang tingkat efektifitas manajemen dalam melaksanakan kegiatan operasinya. Efektifitas manajemen disini dilihat dari laba yang dihasilkan terhadap penjualan dan investasi perusahaan. Rasio ini disebut juga rasio rentabilitas.Rasio profitabilitas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mendapatka laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya (Syafri, 2008:304).

Rasio yang termasuk rasio profitabilitas antara lain: 1. Gross profit margin (margin laba kotor)

Gross profit margin merupakan rasio yang mengukur efisiensi pengendalian harga pokok atau biaya produksinya, mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk berproduksi secara efisien (Sawir, 2009:18).

2. Net profit margin (margin laba bersih)

Rasio ini mengukur laba bersih setelah pajak terhadap penjualan. 3. Rentabilitas ekonomi/daya laba besar/basic earning power

Rentabilitas ekonomi merupakan perbandingan laba sebelum pajak terhadap total asset.


(43)

4. Return on investment

Return on investment merupakan perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan total aktiva.

5. Return on equity

Return on equity merupakan perbandingan antara laba bersih sesudah pajak dengan total ekuitas.

Pengaruh profitabilitas terhadap pengungkapan CSR tercermin dalam teori agensi yang menjelaskan bahwa semakin besar perolehan laba yang didapat, semakin luas pula informasi sosial yang diungkapkan perusahaan untuk mengurangi biaya keagenan yang muncul. Dengan demikian, semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan maka semakin besar pengungkapan informasi sosialnya.

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang mendukung penelitian ini disajikan pada Tabel 2.1.

TABEL 2.1

Tinjauan Penelitian Terdahulu

NO Nama

Peneliti

Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian

1 Hardhina Rosmasita (2007) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Sosial (Social Disclosure) dalam Laporan Keuangan Tahunan Perusahaan Manufaktur di BEJ

Variabel independen : kepemilikan

manajemen,leverage,size dan profitabilitas variabel dependen : pengungkapan sosial Menunjukkan secara simultan semua variabel berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan sosial tetapi secara parsial hanya variabel kepemilikan manajemen yang berpengaruh terhadap pengungkapan sosial


(44)

2 Sri Sulastini (2007) Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Social Disclosure Perusahaan Manufaktur yang

telah go public

Variabel independen : size, profitabilitas, ukuran dewan komisaris dan profile variabel dependen : adalah pengungkapan sosial Menunjukkan bahwa secara simultan semua variabel independen berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan sosial tetapi secara parsial hanya variabel profitabilitas yang tidak berpengaruh terhadap pengungkapan sosial 3 Andre Christian Sitepu (2008)

Faktor – faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial dalam Laporan Tahunan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta

Variabel independen: Ukuran dewan komisaris,

tingkat leverage, ukuran

perusahaan, tingkat profitabilitas Variabel dependen: Pengungkapan sosial

Menunjukkan secara parsial hanya variabel dewan komisaris dan profitabilitas yang memiliki pengaruh signifikan terhadap pengungkapan sosial perusahaan. ukuran dewan komisaris, ukuran perusahaan dan profitabilitas secara simultan memiliki kemampuan mempengaruhi jumlah informasi sosial yang diungkapkan dalam laporan tahunan perusahaan manufaktur yang terdaftar 4 Ririn Saputri (2011) Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI

Variabel independen: profitabilitas,leverage,siz e, kepemilikan saham publik Variabel dependen: pengungkapan sosial Menunjukkan secara simultan semua variable memiliki pengaruh terhadap pengungkapan sosial perusahaan. Profitabilitas, ukuran perusahaan dan kepemilikan saham publik secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

pengungkapan sosial.


(45)

Rosmasita (2007) melakukan penelitian yang mempelajari Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Sosial (Social Disclosure) dalam Laporan Keuangan Tahunan Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Hasil penelitian menemukan bahwa secara simultan semua variabel yaitu kepemilikan manajemen,leverage,size dan profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan sosial tetapi secara parsial hanya variabel kepemilikan manajemen yang berpengaruh terhadap pengungkapan sosial. Sulastini (2007) meneliti Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Social Disclosure Perusahaan Manufaktur yang telah go public. Penelitian ini menyimpulkan bahwa secara simultan semua variabel independen yaitu size, profitabilitas, ukuran dewan komisaris dan profile berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan sosial tetapi secara parsial hanya variabel profitabilitas yang tidak berpengaruh terhadap pengungkapan sosial. Penelitian lain dilakukan oleh Sitepu (2008) yang meneliti Faktor – faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial dalam Laporan Tahunan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial hanya variabel dewan komisaris dan profitabilitas yang memiliki pengaruh signifikan terhadap pengungkapan sosial perusahaan. ukuran dewan komisaris, ukuran perusahaan dan profitabilitas secara simultan memiliki kemampuan mempengaruhi jumlah informasi sosial yang diungkapkan dalam laporan tahunan perusahaan manufaktur yang terdaftar. Saputri (2011) meneliti Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI. Hasil penelitannya menunjukkan secara simultan semua


(46)

variable yaitu profitabilitas, leverage, size, kepemilikan saham publik memiliki pengaruh terhadap pengungkapan sosial perusahaan. Profitabilitas, ukuran perusahaan dan kepemilikan saham publik secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan sosial.

C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis

1. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual penelitian adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainya dari masalah yang ingin diteliti. Kerangka konsep ini gunanya untuk menghubungkan atau menjelaskan secara panjang lebar mengenai variabel-variabel yang akan diteliti. Kerangka konseptual dari penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.2.

Sumber : Diolah Peneliti, 2013

Gambar 2.2

Kerangka Konseptual Penelitian

Profitabilitas diukur dengan menggunakan Return On Asset (ROA) yang merupakan rasio antar laba bersih yang berbanding terbalik dengan keseluruhan aktiva untuk menghasilkan laba. Rasio ini menunjukan berapa besar laba bersih

Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial (Y1) Profitabilitas

(X1)

Size Perusahaan


(47)

yang diperoleh perusahaan diukur dari nilai aktivanya. Semakin tinggi profitabilitas perusahaan maka semakin besar pengungkapan informasi sosialnya. Ukuran perusahaan ditunjukkan oleh total asset, penjualan bersih dan kapitalisasi pasar. Penelitian ini diukur dengan menggunakan total asset. Semakin besar total asset, penjualan bersih dan kapitalisasi pasar maka semakin besar pula ukuran perusahaan tersebut.

2. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya melalui suatu penelitian.

Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual peneliti menentukan dan akan menguji hipotesis sebagai berikut :

H1 : Profitabilitas berpengaruh terhadap pengungkapan tanggungjawab sosial pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI

H2 : Size Perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan tanggungjawab sosial pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI.

H3 : Profitabilitas dan Size Perusahaan berpengaruh secara simultan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial.


(48)

BAB 3

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian asosiatif kasual (causal assosiative research) Menurut Sugiyono (2005:11), asosiatif – kausal adalah penelitian yang mencari hubungan antara dua variabel atau lebih. Tujuan dari penelitian asosiatif adalah untuk mencari hubungan antara satu variabel dengan variabel lain. Dengan menggunakan penelitian asosiatif dapat diketahui hubungan antara variabel X1 (profitabilitas), X2 (size perusahaan) terhadap Y (pengungkapan tanggung jawab sosial) secara simultan maupun parsial.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (2007), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya sedangkan menurut Warsito (1992: 49), populasi yaitu sekumpulan unsur atau elemen yang menjadi objek penelitian dan elemen populasi itu merupakan satuan analisis. Dengan demikian populasi adalah keseluruhan objek yang akan diteliti baik berupa benda, manusia, peristiwa ataupun gejala yang akan terjadi. Populasi yang akan dijadikan sumber dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar (listing) di Bursa Indonesia untuk periode 2010-2012. Dipilihnya perusahaan manufaktur karena Perusahaan terebut mempunyai kewajiban untuk menyampaikan laporan tahunan kepada pihak luar perusahaan,


(49)

sehingga memungkinkan data laporan perusahaan tersebut diperoleh dalam penelitian ini.

Pengertian sampel menurut Erlina (2008:75) adalah bagian dari populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah “purposive sampling“ yaitu sebuat metode pemilihan sample berdasarkan suatu kriteria tertentu (Jogiyanto, 2004). Adapun kriteria yang digunakan untuk pengambilan sampel ini adalah sebagai berikut :

1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama tahun 2010-2012 dan tidak didelisting pada tahun 2010-2012.

2. Perusahaan tersebut mempublikasikan laporan keuangan yang lengkap dan telah diaudit pada periode 2010-2012.

3. Perusahaan tersebut menyediakan informasi mengenai pelaksanaan CSR dalam laporan tahunannya pada tahun 2010-2012.

Jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 131 perusahaan dengan periode penelitian selama tiga tahun yaitu tahun 2010-2012. Dari 131 perusahaan manufaktur yang tersedia sebagai populasi, ada beberapa perusahaan yang tidak memenuhi kriteria dalam penentuan sampel. Perusahaan yang memenuhi kriteria sehingga bisa menjadi sampel dalam penelitian ini ada 20 perusahaan ( Tabel 3.1)


(50)

Tabel 3.1

Daftar Populasi dan Sampel Perusahaan Manufaktur

No. Nama Perusahaan Kode Kriteria Sampel

1 2 3

1 Akasha Wira International Tbk ADES Sampel 1

2 Alam Karya Unggul Tbk AKKU -

3 Alaska Industrindo Tbk ALKA -

4 Alumindo Light Metal Industry Tbk ALMI - -

5 Apac Citra Centertex Tbk MYTX -

6 Argha Karya Prima Industry Tbk AKPI - -

7 Argo Pantes Tbk ARGO - -

8 Arwana Citra Mulia Tbk ARNA - -

9 Asahimas Flat Glass Tbk AMFG -

10 Asia Pasific Fibers Tbk POLY -

11 Asiaplast Industries Tbk APLI - -

12 Astra Auto Part Tbk AUTO -

13 Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk AISA Sampel 2

14 Tri Banyan Tirta Tbk ALTO Sampel 3

15 Astra Graphia Tbk ASGR Sampel 4

16 Astra International Tbk ASII Sampel 5

17 Barito Pasific Tbk BRPT - -

18 Delta Djakarta Tbk DLTA Sampel 6

19 Eterindo Wahanatama Tbk ETWA Sampel 7

20 Berlina Tbk BRNA -

21 Beton Jaya Manunggal Tbk BTON - -

22 Budi Acid Jaya Tbk BUDI - -

23 Cahaya Kalbar Tbk CEKA - -

24 Centex Tbk CNTX - -

25 Champion Pasific Indonesia Tbk IGAR -

26 Chandra Asri Petrochemical TPIA - -

27 Citra Turbindo Tbk CTBN - -

28 Darya Varia Laboratoria Tbk DVLA - -

29 Davomas Abadi Tbk DAVO - -

30 Gudang Garam Tbk GGRM Sampel 8

31 Duta Pertiwi Nusantara DPNS - -

32 Ekadharma International Tbk EKAD - -

33 Eratex Djaya Tbk ERTX -

34 Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk HMSP Sampel 9

35 Ever Shine Textile Industry Tbk ESTI -

36 Fajar Surya Wisesa Tbk FASW -

37 Gajah Tunggal Tbk GJTL - -

38 Goodyear Indonesia Tbk GDYR -

39 Gunawan Dianjaya Steel Tbk GDST - -

40 Hanson International Tbk MYRX - -

41 Holcim Indonesia Tbk SMCB - -


(51)

No. Nama Perusahaan Kode Kriteria Sampel

1 2 3

44 Indo Acitama Tbk SRSN -

45 Indo Rama Synthetic Tbk INDR - -

46 Indocement Tunggal Prakasa Tbk INTP - -

47 Indofarma Tbk INAF - -

48 Indofood CBP Sukses Makmur Tbk ICBP - -

49 Indofood Sukses Makmur Tbk INDF - -

50 Indomobil Sukses International Tbk IMAS Sampel 10

51 Indopoly Swakarsa Industry Tbk IPOL -

52 Indospring Tbk INDS -

53 Intan Wijaya International Tbk INCI -

54 Inti Keramik Alam Asri Industri Tbk IKAI - -

55 Itamaraya Tbk ITMA - -

56 Jakarta Kyoei Steel Work LTD Tbk JKSW - -

57 Japfa Comfeed Indonesia Tbk JPFA - -

58 Jaya Pari Steel Tbk JPRS -

59 Jembo Cable Company Tbk JECC -

60 Kabelindo Murni Tbk KBLM -

61 Kalbe Farma Tbk KLBF Sampel 11

62 Karwell Indonesia Tbk KARW - -

63 Kedawung Setia Industrial Tbk KDSI - -

64 Keramika Indonesia Assosiasi Tbk KIAS - -

65 Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk KBRI -

66 Kimia Farma Tbk KAEF - -

67 KMI Wire and Cable Tbk KBLI - -

68 Krakatau Steel Tbk KRAS -

69 Langgeng Makmur Industry Tbk LMPI -

70 Lautan Luas Tbk LTLS -

71 Lion Metal Works Tbk LION Sampel 12

72 Lionmesh Prima Tbk LMSH -

73 Malindo Feedmill Tbk MAIN - -

74 Multipolar Tbk MLPL Sampel 13

75 Martina Berto Tbk MBTO - -

76 Mayora Indah Tbk MYOR - -

77 Merck Tbk MERK - -

78 Mulia Industrindo Tbk MLIA -

79 Multi Bintang Indonesia Tbk MLBI -

80 Multi Prima Sejahtera Tbk LPIN -

81 Multistrada Arah Sarana Tbk MASA -

82 Mustika Ratu Tbk MRAT - -

83 Nippon Indosari Corporindo Tbk ROTI - -

84 Samindo Resources Tbk MYOH Sampel 14

85 Nippress TBk Tbk NIPS Sampel 15


(52)

No. Nama Perusahaan Kode Kriteria Sampel

1 2 3

87 Pan Asia Filament Inti Tbk PAFI - -

88 Pan Asia Indosyntec Tbk HDTX - -

89 Pan Brothers Tbk PBRX -

90 Pelangi Indah Canindo Tbk PICO -

91 Pelat Timah Nusantara Tbk NIKL - -

92 Perdana Bangun Pusaka Tbk KONI -

93 Pioneerindo Gourmet International Tbk PTSP Sampel 16

94 Polychem Indonesia Tbk VOKS - -

95 Prashida Aneka Niaga Tbk PSDN - -

96 Prima alloy steel Universal Tbk PRAS -

97 Primarindo Asia Infrastructure Tbk BIMA -

98 Pyridam Farma Tbk PYFA - -

99 Ricky Putra Globalindo Tbk RICY - -

100 Sat Nusa Persada Tbk PTSN -

101 Schering Plough Indonesia Tbk SCPI - -

102 Sekar Laut Tbk SKLT -

103 Sekawan Intipratama Tbk SIAP - -

104 Bentoel International Investama Tbk RMBA Sampel 17

105 Selamat Sempurna Tbk SMSM Sampel 18

106 Semen Gresik Tbk SMGR -

107 Siantar Top Tbk STTP - -

108 Siearad Produce Tbk SIPD -

109 Siwani Makmur Tbk SIMA - -

110 Sorini Agro Asia Corporindo Tbk SOBI - -

111 Sumalindo Lestari Jaya Tbk SULI - -

112 Sumi Indo Kabel Tbk IKBI - -

113 Sunson Textile Manufacturer Tbk SSTM - -

114 Suparma Tbk SPMA - -

115 Supreme Cable Manufacturing and Commerce Tbk SCCO -

116 Surabaya Agung Industri Pulp & Kertas Tbk SAIP -

117 Surya Intrindo Makmur Tbk SIMM - -

118 Surya Toto Indonesia Tbk TOTO - -

119 Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk SQBI - -

120 Tembaga Mulia Semanan Tbk TBMS - -

121 Tempo Scan Pasific Tbk TSPC - -

122 Mandom Indonesia Tbk TCID Sampel 19

123 Titan Kimia Nusantara Tbk FPNI -

124 Toba Pulp Lestari Tbk INRU -

125 Trias Sentosa Tbk TRST -

126 Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk ULTJ Sampel 20

127 Unggul Indah Cahaya Tbk UNIC -

128 Unilever Indonesia Tbk UNVR - -

129 Unitex Tbk UNTX -

130 Voksel Electric Tbk VOKS - -


(53)

C. Jenis dan Sumber Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data kuantitatif, yaitu data yang diukur dalam suatu skala secara numerik. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa laporan keuangan perusahaan selama periode 2010-2012 yang di dapat dari situs Bursa Efek Indonesia,

www.idx.co.id. Data yang dibutuhkan adalah informasi keuangan yang berhubungan dengan variabel-variabel penelitian yaitu:

1. informasi mengenai indeks pengungkapan informasi sosial 2. informasi mengenai profitabilitas

3. informasi mengenai ukuran perusahaan

D. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, data dikumpulkan melalui dua tahap. Pada tahap pertama, peneliti melakukan studi pustaka, yaitu dengan mencari literatur, buku-buku yang berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan, maupun penelitian terdahulu. Pada tahap kedua, peneliti mengumpulkan data sekunder melalui media internet dengan mengambil data website Bursa Efek Indonesia www.idx.co.id yang berupa laporan keuangan perusahaan yang akan diteliti.

E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Variabel Dependen

Variabel dependen adalah variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh besarnya variabel independen. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian


(54)

ini adalah pengungkapan informasi sosial. Tanggung jawab sosial perusahaan atau

Corporate Social Responsibility (CSR) adalah mekanisme bagi suatu organisasi untuk secara sukarela mengintegrasikan perhatian terhadap lingkungan dan sosial ke dalam operasinya dan interaksinya dengan stockholders, yang melebihi tanggung jawab organisasi di bidang hukum. Pengungkapan CSR adalah pengungkapan informasi yang berkaitan dengan tanggung jawab perusahaan di dalam laporan tahunan. Pengukuran CSR mengacu ada 78 item pengungkapan yang digunakan oleh Siregar (2008). Pengukuran variabel ini dengan indeks pengungkapan sosial, selanjutnya ditulis CSR dengan membandingkan jumlah pengungkapan yang diharapkan. Pengungkapan sosial merupakan data yang diungkap oleh perusahaan berkaitan dengan aktifitas sosialnya yang meliputi 13 item lingkungan, 7 item energi, 8 item kesehatan dan keselamatan kerja, 29 item lain-lain tenaga kerja, 10 item produk, 9 item keterlibatan masyarakat, dan 2 item umum (Siregar,2008).

Perhitungan variabel ini dilakukan oleh peneliti dengan mengukur pengungkapan sosial laporan tahunan yang dilakukan dengan pengamatan mengenai ada tidaknya suatu item informasi yang ditentukan dalam laporan tahunan dengan asumsi setiap yang diungkapkan pasti telah dilakukan, apabila item informasi tidak ada dalam laporan keuangan maka diberi skor 0, dan jika item informasi yang ditentukan ada dalam laporan tahunan maka diberi skor 1. Metode pengukuran ini dinamakan dengan Checklist data. Pada variabel ini, perhitungan dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan rumus indeks informasi sosial untuk menghitung pengungkapan sosial perusahaan, yaitu


(55)

Indeks Informasi Sosial = jumlah skor pengungkapan sosial Jumlah skor maksimal

2. Variabel Independen

Variabel Independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen atau variabel lainnya (Sugiyono,2008). Variabel Independen yang diteliti dalam penelitian ini terdiri dari ukuran perusahaan dan profitabilitas.

a. Profitabilitas

Profitabilitas merupakan salah satu pengukuran bagi kinerja suatu perusahaan, profitabilitas suatu perusahaan menunjukan kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba selama pereode tertentu pada tingkat penjualan, asset dan modal saham tertentu. Profitabilitas dalam penelitian ini diukur dengan Return On Asset (ROA) untuk mengukur tingkat pengembalian investasi total.

ROA = Laba Bersih Setelah Pajak Total Aktiva

b. Ukuran perusahaan

Ukuran perusahaan adalah rata–rata total penjualan bersih untuk tahun yang bersangkutan sampai beberapa tahun. Pada penilitian ini size perusahaan diukur berdasarkan total aktiva yang dimiliki perusahaan, karena nilai akitiva relative lebih stabil dan dapat menggambarkan ukuran perusahaan. Total aktiva tersebut adalah dalam jutaan rupiah, hingga perlu disederhanakan untuk mendapatkan data yang lebih mudah untuk dihitung. Total aktiva perlu ditransformasik dalam bentuk logaritma natural karena antara angka dalam Indeks


(56)

Informasi Sosial dan ROA dengan Size Perusahaan tidak sebanding sehingga perlu disederhanakan agar menjadi sebanding dan memudahkan penghitungan.

Size = LN(Total Aktiva)

Tabel 3.2

Operasional Variabel

Sumber : Penulis (2013)

F. Metode Analisis Data

Data penelitian yang telah dikumpulkan diolah, kemudian akan dianalisis untuk memperoleh jawaban atas permasalahan yang timbul dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini, metode analisis data yang dilakukan adalah dengan analisis

Variabel Dependen

Variabel Definisi Pengukuran Skala

Data Sumber Data Pengungkapan informasi sosial Data yang diungkap oleh perusahaan berkaitan dengan aktivitas sossialnya

Jumlah skor pengungkapan sosial

Jumlah skor maksimal

Indeks Annual Report Variabel Independen Profitabilitas Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba

Laba Bersih Setelah Pajak Total Aktiva Rasio Financial Report Audited Ukuran Perusahaan Menunjukkan besar kecilnya suatu perusahaan

LN (Total Aktiva) Rasio Financial

Report Audited


(57)

statistik yang mengunakan regresi linier berganda dan menggunakan software

SPSS 16. Metode dan teknik analisis dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:

1. Uji Asumsi Klasik

Peneliti melakukan uji asumsi klasik sebelum melakukan uji hipotesis. Dikarenakan data yang digunakan adalah data sekunder, maka untuk menetapkan ketepatan model perlu dilakukan pengujian atas beberapa asumsi klasik yang mendasari model regresi.

a. Uji Normalitas

Sebelum dilakukan analisis terhadap hasil regresi perlu dilakukan pengujian terhadap kenormalan data dari penelitian yang dilakukan. Hal ini dilakukan untuk memenuhi syarat dari pengujian parametrik dimana data harus berdistribusi normal. Model regresi yang baik adalah memiliki nilai residual yang terdistribusi normal. Jadi uji normalitas bukan dilakukan pada masing-masing variabel tetapi pada nilai residualnya. Menurut Ghozali (2005;115) untuk menguji apakah data berdistribusi normal atau tidak, digunakan uji stastik Kolmogorov-Smirnov Test (K-S). Uji ini dilakukan untuk memastikan secara statistik apakah data disepanjang garis diagonal berdistribusi normal. Data dikatakan normal apabila hasil pengujian menunjukkan nilai siginifikan diatas 0.05, sebaliknya jika nilai signifikan lebih kecil dari 0.05 maka distribusi data adalah tidak normal.

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas adalah untuk melihat ada atau tidaknya korelasi yang tinggi antara variabel-variabel bebas (independen) dalam suatu model regresi linear berganda. Jika ada korelasi yang tinggi di antara variabel-variabel


(58)

bebasnya, maka hubungan antara variabel bebas terhadap variabel terikatnya (dependen) menjadi terganggu. Pengujian multikolineritas dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan lawannya Variance Inflation factor (VIF) antar variabel independen. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variavel independen lainnya. Batasan umum yang dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance

< 0,1 atau VIF > 10.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas adalah untuk melihat apakah terdapat ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang memenuhi persyaratan adalah di mana terdapat kesamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap atau disebut homoskedastisitas. sementara itu, untuk varians yang berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas. Untuk melihat ada tidaknya heterokedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik scatterpol antara standardized predicted value (ZPRED) dengan studentized residual (SRESID). Ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residual (Y prediksi - Y sesungguhnya). Dasar pengambilan keputusan yaitu :


(59)

a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka terjadi heteroskedastisitas.

b. Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi adalah untuk melihat apakah terjadi korelasi antara suatu periode saat ini (t) dengan periode sebelumnya (t -1). Secara sederhana adalah bahwa analisis regresi dilakukan untuk melihat pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat, jadi tidak boleh ada korelasi antara observasi dengan data observasi sebelumnya. Jika terjadi korelasi, maka terdapat problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena ada observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Pengujian autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji Durbin-Watson (D-W). Menurut Singgih Santoso (2000), jika angka D-W diantara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi. Berikut ini adalah kriteria untuk penilaian terjadinya autokorelasi.

a. Angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif.

b. Angka D-W di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi. c. Angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.


(60)

2. Pengujian Hipotesis

Analisis statistik untuk pengujian hipoteis dilakukan dengan model regresi linier berganda yang digunakan untuk menganalisis pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Model regresi linier berganda adalah hubungan secara linear antara dua atau lebih variabel independen (X1, X2) dengan variabel dependen (Y). Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen apakah masing-masing variabel independen berhubungan positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan. Model regresi linier berganda dikatakan model yang baik jika model tersebut memenuhi asumsi normalitas data dan terbebas dari asumsi – asumsi klasik statistik baik multikolinearitas, heterokedastisitas dan autokorelasi. Model regresi linier berganda yang digunakan sebagai berikut.

Y = a + b1X1 + b2X2 + e

Keterangan:

Y = Indeks Pengungkapan Informasi Sosial a = Konstanta

b1,b2 = Koefisien Regresi X1 = Ukuran Perusahaan X2 = Profitabilitas e = Error (pengganggu)


(1)

PERHITUNGAN INDEKS PENGUNGKAPAN SOSIAL TAHUN 2011

Keterangan :

L = Lingkungan; E = Energi; S = Sumber Daya Manusia; P = Produk; M = Masyarakat; U = Umum

NO KODE Item Pengungkapan Sosial Indeks

IS

L E S P M U

1 ADES 1 0 0 0 1 1 0.5

2 AISA 1 0 1 0 1 1 0.67

3 ALTO 1 0 1 0 1 1 0.67

4 ASGR 1 0 1 1 1 1 0.83

5 ASII 1 0 1 0 1 1 0.67

6 DLTA 1 0 0 0 1 1 0.5

7 ETWA 1 0 1 0 1 0 0.5

8 GGRM 1 0 1 0 1 1 0.67

9 HMSP 1 0 1 0 1 1 0.67

10 IMAS 1 0 0 0 1 1 0.5

11 KLBF 1 1 1 0 1 1 0.83

12 LION 1 0 0 0 1 0 0.33

13 MLPL 1 0 0 0 1 1 0.5

14 MYOH 1 0 0 0 1 1 0.5

15 NIPS 1 0 0 0 1 1 0.5

16 PTSP 1 0 1 0 1 0 0.5

17 RMBA 1 0 0 0 1 1 0.5

18 SMSM 1 0 0 0 1 1 0.5

19 TCID 1 0 0 1 1 1 0.67


(2)

PERHITUNGAN INDEKS PENGUNGKAPAN SOSIAL TAHUN 2012

Keterangan :

L = Lingkungan; E = Energi; S = Sumber Daya Manusia; P = Produk; M = Masyarakat; U = Umum

NO KODE Item Pengungkapan Sosial Indeks

IS

L E S P M U

1 ADES 1 1 1 0 1 1 0.83

2 AISA 1 0 1 0 1 1 0.67

3 ALTO 1 0 1 1 1 1 0.83

4 ASGR 1 1 1 1 1 1 1

5 ASII 1 0 1 0 1 1 0.67

6 DLTA 0 0 1 0 1 1 0.5

7 ETWA 1 0 1 1 1 1 0.83

8 GGRM 1 0 1 0 1 1 0.67

9 HMSP 1 1 1 1 1 1 1

10 IMAS 1 0 1 0 1 1 0.67

11 KLBF 1 1 1 1 1 1 1

12 LION 1 0 1 0 1 1 0.67

13 MLPL 1 0 1 0 1 1 0.67

14 MYOH 1 1 0 0 1 1 0.67

15 NIPS 1 0 0 0 1 1 0.5

16 PTSP 1 0 1 0 1 0 0.5


(3)

Lampiran 6

HASIL PENGOLAHAN DATA DENGAN SPSS 16.0

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

PROFITABILITAS 60 -4.70 41.70 11.6393 9.22652

UKURAN PERUSAHAAN 60 11.59 19.02 14.6078 1.84912

PENGUNGKAPAN SOSIAL 60 .33 1.00 .6312 .16268

Valid N (listwise) 60 Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (2013)

HASIL UJI NORMALITAS

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 60

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation .15383703 Most Extreme Differences Absolute .148

Positive .148

Negative -.102

Kolmogorov-Smirnov Z 1.149

Asymp. Sig. (2-tailed) .143

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


(4)

Grafik Histogram


(5)

Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 (Constant)

PROFITABILITAS .977 1.024

UKURAN PERUSAHAAN .977 1.024

a. Dependent Variable: PENGUNGKAPAN SOSIAL Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (2013)


(6)

Hasil Uji Autokorelasi dengan Durbin-Watson

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .325a .106 .074 .15651 1.470

a. Predictors: (Constant), UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS b. Dependent Variable: PENGUNGKAPAN SOSIAL

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (2013).

Hasil Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .325a .106 .074 .15651

a. Predictors: (Constant), UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS b. Dependent Variable : PENGUNGKAPAN SOSIAL

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (2013)

Hasil Uji t Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .276 .162 1.703 .094


Dokumen yang terkait

Pengaruh Profitabilitas Dan Size Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 28 102

PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 16

Pengaruh Profitabilitas, Size Perusahaan dan Media Exposure Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 1 14

Pengaruh Profitabilitas, Size Perusahaan dan Media Exposure Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Profitabilitas, Size Perusahaan dan Media Exposure Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

Pengaruh Profitabilitas, Size Perusahaan dan Media Exposure Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 13

Pengaruh Profitabilitas, Size Perusahaan dan Media Exposure Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 3

Pengaruh Profitabilitas, Size Perusahaan dan Media Exposure Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 18

Pengaruh Profitabilitas Dan Size Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 14

SKRIPSI PENGARUH PROFITABILITAS DAN SIZE PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 12