BAB II BANK SEBAGAI PENYALUR KREDIT A. Pengertian Bank - Tinjauan Yuridis Kredit Macet pada Perjanjian Kredit Modal Kerja (Studi Kasus pada Bank BNI Cabang Pemuda Medan)

BAB II BANK SEBAGAI PENYALUR KREDIT A. Pengertian Bank Apabila menelusuri sejarah dari terminologi bank, maka kata “bank” yang

  berarti “bance” artinya ialah bangku tempat duduk, sebab pada masa zaman pertengahan pihak bankir Italia yang memberikan pinjaman-pinjaman melakukan

  4

  tersebut dengan duduk dibangku dihalaman pasar. Pengertian bank, maka yang terbayang dalam benak adalah suatu tempat dimana dapat menyimpan uang ataupun meminjam uang dengan memakai bunga. Secara sederhana hal ini memang demikian adanya, namun untuk lebih jelasnya penulis mengutip pendapat beberapa para sarjana terkemuka mengenai pengertian bank.

  G.M. Verryn Stuart dalam bukunya “Bank Politik” memberikan pengertian sebagai berikut : “Bank adalah suatu badan yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan Kredit, baik dengan alat-alat pembayarannya sendiri atau dengan uang yang diperoleh dari orang lain maupun dengan jalan memperedarkan alat-alat

  5 penukar baru berupa uang giral”.

  A. Abdurrachman dalam bukunya “Ensiklopedia Ekonomi Keuangan dan Perdangangan”, menyatakan :

  “Bank adalah suatu badan yang melaksanakan berbagai macam jasa seperti memberikan pinjaman, mengedarkan mata uang, pengawasan terhadap mata

  6 membiayai usaha perusahaan-perusahaan dan lain-lain”.

                                                               4 5 Kasmir, Dasar-dasar perbankan, PT. Rajagrafindo Persada. Jakarta, 2012 6 G.M. Verry Stuart, Bank Politik,Ghalia Indonesia,Jakarta,2010,hal.12

  A. Abdurrahman, Ensiklopedia Ekonomi Keuangan dan Perdagangan.,PT. Gramedia Pustaka Utama,Jakarta,1995.hal. 67 Rudy Tri Santoso, berpendapat bahwa “Bank adalah suatu industri yang bergerak di bidang kepercayaan, yang dalam hal ini adalah sebagai media

  7 perantara keuangan (financial intermediary) antara debitur dan kreditur dana”.

  Begitu pentingnya dunia perbankan, sehingga ada tanggapan bahwa bank merupakan “nyawa” untuk menggerakkan roda perekonomian suatu negara,anggapan ini tentunya tidak salah, karena fungsi bank sebagai lembaga keuangan sangat lah vital, misalnya dalan hal penciptaan uang, mengedarkan uang, menyediakan uang, untuk menunjang kegiatan usaha, tempat mengamankan uang, tempat melakukan investasi dan jasa keuangan lainnya.

  Secara sederhana bank di artikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan usahanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa-jasa bank lainnya. Sedangkan pengertian lembaga keuangan adalah setiap perusahaan yang bergerak di bidang keuangan dimana kegiatanya apakah hanya menghimpun dana atau hanya menyalurkan dana atau kedua-duanya.

  Kemudian menurut Undang-undang 10 Tahun 1998 yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk dalam simpanan dan menyalurkan ke masyarakat dalam bentuk kredit dan bentuk-

  8

  bentuk lainnya dalam rngka meningkatkan taraf hidup . Dari kedua defenisi diatas

  1. Menghimpun dana (uang) dari masyarakat dalam bentuk simpanan, maksudnya dalam hal ini bank sebagai tempat menyimpan uang atau

                                                               7 Rudy Tri Santoso, Media Perantara Keuangan.Elex Media Kompuntindo,Jakarta,1996,hal.23 8 Kasmir, Dasar-dasar perbankan, PT.Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2012, hal.3.

  berinvestasi bagi masyarakat. Tujuan utama masyarakat menyimpan uang biasanya adalah keamanan uangnya. Sedangkan tujuan keduanya adalah melakukan investasi dengan harapan memperoleh bunga dari hasil simpanannya. Tujuan lainnya untuk mempermudah melakukan transaksi pembayaran. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut bank menyediakan sarana tersebut dengan simpanan. Jenis simpanan tersebut sangatlah bervariasi tergantung bank bersangkutan, secara umum jenis simpanan adalah simpanan giro (demand deposit), simpana tabungan (saving deposit) dan simpanan deposito (time deposit).

  2. Menyalurkan dana ke masyarakat, maksudnya adalah bank memberikan jaminan (kredit) kepada masyarakat yang mengajukan permohonan. Dengan kata lain, bank menyediakan dana bagi masyarakat yang membutuhknnya. Pinjaman atau kredit yang diberikan dibagi dalam beberapa jenis sesuai dengan keinginan nasabah. Tentu saja sebelum diberikannya kredit bank terlebih dahulu menilai apakah kredit tersebut layak atau tidak diberikan.Penilaian tersebut gunanya agar bank tidak dirugikan dimana pihak yang meminjam tidak dapat mengembalikannya pinjaman yang diberikan.

  3. Memberikan jasa-jasa bank lainnya, seperti pengiriman uang (transfer), penagihan surat-surat berharga dari dalam kota (clearing), penagihan surat-

  

creadit (L/C), safe deposi box, bank garansi, bank notes dan jasa lainya.

  Arus perputaran uang yang ada di bank dari masyarakat kembali kemasyarakat dimana bank sebagai perantara dapat dijelaskan sebagai berikut :

  1. Nasabah (masyarakat) yang kelebihan dana menyimpan uangnya di bank dalam bentuk simpanan giro, Tabungan atau Deposito. Bagi dana yang disimpan oleh masyarakat adalah sama artinya dengan membeli dana. Dalam hal ini nasabah sebagai penyimpanan dan bank sebagai penerima titipan simpanan.

  2. Nasabah yang menyimpan akan memperoleh balas jasa dari bank berupa bunga bagi bank konvensional dan bagi hasil bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah. Besarnya jasa bunga dan bagi hasil tergantung dari besar kecilnya dana yang disimpan dan faktor lainnya.

  3. Kemudian oleh bank dana yang di simpan oleh nasabah di bank yang bersangkutan disalurkan kembali (dijual) kepada masyarakat yang kekurangan atau membutuhkan dana dalam bentuk pinjaman/kredit.

  4. Bagi masyarakat yang memperoleh pinjaman atau kredit dari bank, diwajibkan kembali untuk mengembalikan pinjama tersebut beserta bunga yang telah ditetapkan sesuai perjanjian antara bank dengan nasabah. Khusus

  9 bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah.

B. Asas dan Fungsi Bank

  Dalam melaksanakan kemitraan antar bank dan nasabahnya, untuk terciptannya sistem perbankan yang sehat, kegiatan perbankan perlu dilandasi dengan beberapa asas. Sebelum membahas tentang asas-asas dalam perbankan, maka perlu di uraikan kembali tentang defenisi di dalam hukum.

                                                               9 Ibid, hal.7.

  Di dalam kamus W.J.S Poerwadarminta, PN Balai Pustaka 1976,

  

10

  menghidangkan arti asas sebagai berikut: Dasar, alas, fundamen, misalnya batu yang baik untuk alas rumah.

  1. Sesuatu kebenaran yang menjadi pokok dasar atau tumpuan berfikir (berpendapat dan sebagainya, misalnya bertentangan dengan asas-asas, hukum pidana, pada asasnya saya setuju dengan usul saudara).

  2. Cita-cita yang menjadi dasar (perkumpulan negara dan sebagainya misalnya membicarakan asas dan tujuan).

  Dari tiga pengertian tersebut yang esensial dari asas itu adalah merupakan dasar, pokok tempat menentukan kebenaran dan sebagai tumpuan berfikir, tentang apa yang dimaksud dengan asas hukum banyak pengertian yang dikemukakan oleh para ahli hukum, yang antara lain adalah sebagai berikut :

  Menurut C.W. Paton, yang dikutip Mahadi, dalam bukunya “A textbook of

  

Jurisprudence” 1969, menyatakan bahwa asas adalah suatu alam pikiran yang

  11 dirumuskan secara luas dan mendasari adanya sesuatu norma hukum.

  Jadi suatu asas adalah suatu alam pikiran atau cita-cita ideal yang melantar belakangi pembentukan norma hukum, yang konkret dan bersifat umum atau abstrak. Di dalam kegiatan perbankan sendiri dikenal beberapa asas yaitu:

  1. Asas Demokrasi Ekonomi tersebut menyatakan,bahwa perbankan Indonesia dalam melakukan usahanya berasaskan demokrasi ekonomi dengan menggunakan prinsip kehati-hatian. Ini

                                                               10 11 W.J.S Poerwadarminta, PN, Balai Pustaka, 1976

Chairur Arrasjid, Dasar-dasar ilmu hukum, Sinar Grafika, Jakarta, 2000, hal.36.

  berarti, usaha perbankan diarahkan untuk melaksanakan prinsip-prinsip yang terkandung dalam demokrasi ekonomi yang berdasarkan Pancasila dan Undang- undang Dasar 1945.

  2. Asas Kepercayaan (Fiduciary principle) Asas kepercayaan adalah suatu asas yang menyatakan bahwa usaha bank dilandasi oleh hubungan kepercayaan anatara bank dan nasabahnya. Bank terutama bekerja denga dana dari masyarakat yang disimpan padanya atas dasar kepercayaan, sehingga setiap bank perlu terus menjaga kesehatannya dengan tetap memelihara dan mempertahankan kepercayaan masyarakat kepadanya. Kemauan masyarakat untuk menyimpan uangnya di bank semata-mata dilandasi oleh kepercayaan bahwa uangnya akan dapat diperolehnya kembali waktu yang diinginkan atau sesuai dengan yang diperjanjikan dan disertai dengan imbalan.

  Apabila kepercayaan nasabah penyimpan terhadap suatu bank telah berkurang,tidak tertutup kemungkinan akan terjadi rush terhadap dana yang disimpannya berbagai persoalan dapat menyebabkan ketidakpercayaan nasabah terhadap suatu bank.

  Sutan Remy Sjahdeini ini menyatakan bahwa hubungan antar bank dan nasabah penyimpan dan adalah hubungan pinjam meminjam uang antara debitur (bank) dengan kreditur (nasabah penyimpan dana) yang dilandasi oleh asas dan nasabah, hubungan anatara bank dan nasabah menyimpan dana bukan hanya sekedar hubungan kontraktual biasa antara kreditur dan debitur yang diliputi oleh asas-asas umum dari hukum perjanjian, tapi juga hubungan kepercayaan yang diliputi asas kepercayaan.secara eksplisit Undang-undang mengakui bahwa hubungan anatara bank dan nasabah penyimpan dana adalah menurut Undang- undang Perbankan No. 7 tahun 1992 yang sekarang diubah oleh Undang-undang No.10 tahun 1998 dikenal dua jenis Bank Umum dan Bank Perkreditan rakyat.

  Sesuai dengan jenis bank tersebut maka kegiatan usaha yang dapat dilakukan oleh Bank Umum akan berbeda dengn usaha yang dilakukan oleh Bank Perkreditan Rakyat.

  3. Asas Kerahasiaan (Confidential Principle) Asas kerahasiaan adalah asas yang mengharuskan atau mewajibkan bank merahasiakan segala sesuatu yang berhubungan dengan keuangan dan lain-lain dari nasabah bank yang menurut kelaziman dunia perbankan wajib dirahasiakan. Kerahasiaan ini adalah kepentingan bank sendiri karna bank memerlukan kepercayaan masyarakat yang menyimpan uang di banknya. Masyarakat hanya akan mempercayakan uangnya pada bank atau memanfaatkan jasa bank apabila bank menjamin bahwa tidak ada penyalahgunaan pengetahuan bank tentang simpanannya. Dengan demikian, bank harus memegang teguh rahasia bank.

  4. Asas Kehati-hatian (Prudential Principle) Asas kehati-hatian adalah suatu asas yang menyatakan bank dalam menjalankan fungsi dan kegiatan usahanya wajib menerapkan prinsip kehati-hatian

  Hal ini disebutkan dalam Pasal 2 Undang-undang Perbankan yang diubah bahwa perbankan indonesia dalam melakukan usahanya berasaskan demokrasi ekonomi dengan menggunakan prinsip kehati-hatian. Kemudian disebutkan pula dalam

  Pasal 29 UU Perbankan yang diubah bahwa bank wajib melakukan kegiatan usaha sesuai dengan prinsip kehati-hatian (ayat (2)) dan bank dalam memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah dan melakukan kegiatan usaha lainnya wajib menempuh cara-cara yang tidak merugikan bank untuk kepentingan nasabah yang mempercayakan dananya kepada bank (ayat (3)).

  Tujuan diberlakukannya prinsip kehati-hatian tidak lain agar bank selalu dalam keadaan sehat, dengan kata lain agar selalu dalam likuid dan solvent.

  Dengan diberlakukannya prinsip kehati-hatian diharapkan agar masyarakat memiliki nilai kepercayaan terhadap bank, sehingga masyarakat bersedia dan tidak ragu-ragu menyimpan dananya di bank.

  Prinsip kehati-hatian harus dijalankan oleh bank bukan hanya karna dihubungkan dengan kewajiban bank agar tidak dirugikan kepentingan nasabah yang mempercayakan dananya kepada masyarakat yaitu sebagai sistem moneter yang menyangkut kepentingan semua anggota masyarakat yang bukan hanya nasabah penyimpan dana bank dan menjalankan usaha secara baik dan benar dengan mematuhi ketentuan-ketentuan dan norma-norma hukum yang berlaku

  12 dalam dunia perbankan.

  Fungsi utama perbankan Indonesia Pasal 3 Undang-Undang No 7 Tahun 1992 menyebutkan bahwa perbankan indonesia mempunyai fungsi sebagai

  13 Fungsi bank adalah sebagai agen of development (terutama bagi bank-bank milik

  negara) dan sebagai financial intermediary

                                                               12 Rahmadi Usman, Aspek hukum Perbankan di Indonesia, PT.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2001, hal.16. 13 Gatot Supramono, perbankan dan masalah kredit, Karya Unipress, Jakarta, 1995, hal.5.

  Bank memiliki fungsi yang diarahkan sebagai agen pembangunan (Agen of

  

development ) yaitu sebagai lembaga yang bertujuan untuk mendukung pelaksanan

  pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional, kearah peningkatan taraf hidup rakyat banyak. Fungsi Agen of development ini dilakukan oleh bank-bank pemerintahan terutama ditujukan untuk pemeliharaan kestabilan moneter di indonesia. Wujud dari fungsi bank tersebut terlihat dalam program kredit pemerataan, yaitu kredit investasi kecil (KIK) dan kredit modal kerja permanen (KMKP)

  Dengan demikian bank bisa digunakan untuk melaksanakan program pemerintahan guna mengembangkan sektor-sektor perekonomian tertentu, atau memberika perhatian yang lebih besar pada koperasi dan pengusaha golongan ekonomi lemah/pengusaha kecil dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

  Fungsi bank sebagai financial intermediary adalah sebagai perantara menghimpun dan penyalur dana. Dalam hal ini bank bertindak sebagai perantara atau penghubung antara nasabah yang satu dengan yang lainnya jika keduanya melakukan transaksi

  Wujud utama fungsi financial intermediary pada bank-bank swasta tercermin

  a) Menerima titipan pengiriman barang uang, baik dalam maupun luar negeri

  b) Melaksanakan jasa pengamanan barang berharga melalui safe deposit box

  c) Menghimpun dana melalui giro,tabungan dan deposito d) Menyalur dana melalui pemberian kredit e) Penjamin emisi bagi perusahaan-perusahan yang akan menjual sahamnya.

  f) Mengadakan transaksi pembayaran dengan luar negeri dalam bidang trade

  financing letter of credit

  g) Menjabatani kesenjangan waktu, terutama dalam transaksi vatula asing dan lalu lintas devisa

C. Jenis-jenis Bank

  Menurut Undang-undang No 7 Tahun 1992 jenis bank dikelompokkan

  14

  menjadi 2 jenis, yaitu : 1.

  Bank Umum adalah bank yang dapat memeriksa jasa dalam lalu lintas pembayaran.

  2. Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito berjangka, tabungan dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu. Pada era masuknya pemerintahan Orde Baru, tatanan perbankan di Indonesia berhasil diperbaharui yaitu kembali memfungsikan Bank Indonesia secara utuh sebagai bank non komersial sebagai Bank Sentral untuk mewujudkan cita-cita tersebut maka dikeluarkan Undang-Undang No. 13 tahun 1968 tentang Bank Sentral.

  Bank Sentral merupakan bank yang mengatur berbagai kegiatan yang berkaitan dengan dunia perbankan dan dunia keuangan di suatu negara. Di setiap negara hanya ada satu bank sentral yang dibantu oleh cabang-cabangnya. Di

                                                               14 Zainal Asikin, Pokok-pokok hukum Perbankan di Indonesia, PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1997, hal.11.

  indonesia fungsi bank sentral di pegang oleh Bank Indonesia (BI). Fungsi Bank Indonesia disamping sebagai bank sentral adalah sebagai bank sirkulasi,bank to bank dan lender of the last resort.

  Fungsi sebagai bank sirkulasi adalah mengatur peredaran keuangan suatu negara. Sedangkan fungsi sebagai bank to bank adalah mengatur perbankan di suatu negara. Kemudian fungsi sebagai lender of the last resort adalah sebagai tempat peminjaman yang terakhir pelayanan yang diberikan Bank Indonesia lebih banyak diberikan kepada pemerintah dan dunia perbankan. Dengan kata lain nasabah Bank Indonesia dalam hal ini lebih banyak kepada lembaga perbankan.

  Tujuan utama Bank Indonesia sebagai bank Sentral adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Untuk mencapai tujuan tersebut bank sentral mempunyai tugas menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan

  15 menjaga kelancaran sistem devisa serta mengatur dan mengawasi bank.

  Dalam praktiknya perbankan di Indonesia saat ini terdapat beberapa jenis perbankan seperti diatur dalam undang-undang perbankan. Jika kita melihat jenis perbankan sebelum keluarnya Undang-undang perbankan No. 10 tahun 1998 dengan sebelumnya, yaitu Undang-undang No 14 tahun 1967, maka terdapat beberapa perbedaan. Namun kegiatan utama atau pokok bank sebagai lembaga keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan dana tidak

  Adapun jenis perbankan dibawah ini jika ditinjau dari berbagai segi antara lain:

                                                               15 Kasmir, dasar-dasar perbankan, PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2012, hal.8.

16 Bank Sentral ialah Bank Indonesia sebagaimana dimaksud dalam UU No. 13

  1. Dilihat dari segi Fungsinya

  tahun 1968 a.

  Bank Umum adalah bank yang dapat memberikan dapat memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

  b.

  Bank Prekreditan Rakyat adalah bank yang dapat menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito berjangka,tabungan dan bentuk lainnya yang disamakan dengan itu.

  c.

  Bank Umum yang mengkhususkan diri untuk melaksanakan kegiatan tertentu merupakan sesuatu yang memberikan perhatian yang lebih besar kepada kegiatan tertentu.hal tersebut dimungkinkan oleh ketentuan Pasal 5 ayat 2 UU Perbankan 1992, dimaksud dengan mengkhususkan diri untuk melaksanakan kegiatan tertentu adalah antara lain. Melaksanakan kegiatan pembiayaan jangka panjang, pembiayaan untuk mengembangkan koperasi, pengembangan pengusaha golongan ekonomi lemah/pengusaha kecil.

  2. Dilihat dari Segi Kepemilikannya Ditinjau dari kepemilikannya maksudnya adalah siapa saja yang memiliki bank tersebut. Kepemilikan ini dilihat dari akte pendirian dan penguasaan Jenis bank dilihat dari segi kepemilikannya:

                                                               16 Widjanarto, hukum dan ketentuan perbankan di Indonesia, PT. Temprint, Jakarta, 1993, hal 46-47.

  a.

  Bank milik Pemerintah Merupakan bank yang akte pendiriannya maupun modal bank ini sepenuhnya dimiliki oleh Pemerintah Indonesia, segingga seluruh keuntungan bank ini milik pemerintah pula. Contoh bank-bank milik pemerintah Indonesia dewasa ini: 1)

  Bank Negara Indonesia 46 (BNI) 2)

  Bank Rakyat Indonesia (BRI) 3)

  Bank Tabungan Negara (BTN) 4)

  Bank Mandiri b. Bank milik swasta nasional

  Merupakan bank yang seluruh atau sebagian besar sahamnya dimiliki oleh swasta nasional. Kemudian akte pendiriannya pun didirikan oleh swasta, dan hanya dapat didirikan setelah adanya izin dari Menteri Keuangan dengan mendengarkan pertimbangan-pertimbangan BI.

  Ketentuan tentang perizinan,bentuk hukum, dan kepemilikan Bank Umum Swasta ditetapkan dalam Pasal 16, 21, dan Pasal 22 UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan.

  Contoh bank milik swasta nasional; 1)

  Bank Bumi Putra Bank Central Asia

  3) Bank Danamon

  4) Bank Internasional Indonesia

  5) Bank lippo

  6) Bank mega c.

  Bank Campuran Merupakan bank umum yang didirikan bersama oleh satu atau lebih bank umum yang berkedudukan di Indonesia dan didirikan oleh warga negara Indonesia dan atau badan hukum Indonesia yang dimiliki sepenuhnya oleh warga negara Indonesia,dengan satu atau lebih bank yang berkedudukan di luar negeri. Ketentuan tentang pendirian Bank Campuran diatur dan ditetapkan dalam pasal 17 UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan d.

  Bank Pembangunan Daerah Bank milik pemerintah daerah. Berdasarkan Pasal 54 UU Perbankan 1992 dimana dinyatakan UU No. 13 Tahun 1962 tentang ketentuan- ketentuan pokok Bank Pembangunan Daerah dinyatakan hanya berlaku untuk jangka waktu 1 tahun sejak mulai berlakunya UU tersebut, maka bentuk bank tesebut akan disesuaikan menjadi Bank Umum yang telah ada dalam UU Perbankan 1992.

  e.

  Bank milik asing Bank ini merupakan cabang bank dari luar negeri baik milik swasta asing atau pemerintah asing.

17 Dilihat dari segi kemampuannya melayani masyarakat, bank umum dapat di

  bagi ke dalam dua jenis ini disebut juga pembagian berdasarkan kedudukan atau status bank tersebut.

                                                               17 Kasmir, Dasar-dasar perbankan, PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2002, hal.25-26.

  Untuk memperoleh status tertentu diperlukan penilaian-penilaian dengan kriteria tertentu pula.

  4. Dilihat dari Segi Cara Menentukan Harga Jenis bank dilihat dari segi atau caranya alam menentukan harga, baik harga jual maupun harga beli terbagi dua kelompok : a.

  Bank yang berdasarkan prinsip konvensional (barat) Mayoritas bank yang berkembang di Indonesia dewasa ini adalah bank yang berorientasi pada prinsip konvensional. Hal ini tidak terlepas dari sejara bangsa Indonesia dimana asal mula bank di indonesia dibawa kolonial Belanda.

  Dalam mencari keuntungan dan menentukan harga kepada para nasabahnya,bank yang berdasarkan prinsip konvensional menggunakan dua metode, yaitu :

  1) Menentukan bunga sebagai harga, untuk produk simpanan seperti giro, tabungan maupun diposito.

  2) Untuk jasa-jasa lainnnya pihak perbankan konvensional (barat) menggunakan atau menerapkan berbagai biaya-biaya dalam nominal atau persentase tertentu.

  b.

  Bank yang berdasarkan Prinsip Syariah Indonesia. Namun diluar negeri terutama negara-negara Timur Tengah seperti Mesir atau Pakistan sudah lama berkembang pesat sejak lama. Bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah adalah penentuan harga produknya sangat berbeda dengan bank berdasarkan prinsip konvensional. Bank berdasarkn prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum islam antara bank dengan pihak lain untuk menyimpan dana.

  Dalam menentukan harga prinsip atau mencari keuntungan bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah adalah sebagai berikut :

  1. Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil

  2. Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal

  3. Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan

  4. Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan

  5. Atau dengan adanya pilihan pemerintah kepentingan atau barang yang disewa dari pihak bank.

D. Kegiatan Bank

a. Kegiatan Bank Umum

  Bank umum atau yang lebih dikenal dengan nama bank kormersil merupakan bank yang paling banyak beredar di Indonesia. Bank umum yang juga memiliki berbagai keunggulan jika dibandingkan dengan BPR, baik dalam bidang ragam pelayanan maupun jangkauan wilayah operasinya,artinya bank umum memiliki kegiatan pemberian jasa yang paling lengkap dan dapat beroperasi di seluruh wilayah indonesia.

  Dalam praktiknya ragam produknya tergantung dari status bank yang bersangkutan. Menurut status bank umum dibagi kedalam dua jenis, yaitu bank umum devisa dan bank non devisa.

  Kegiatan bank umum secara lengkap meliputi kegiatan sebagai berikut.

  1. Menghimpun Dana (Funding) Kegiatan menghimpundana merupakan kegiatan membeli dari dana masyarakat. Kegiatan ini dikenal juga dengan kegiatan funding. Kegiatan membeli dana dapat dilakukan dengan cara menawarkan berbagai jenis simpanan-simpanan sering disebut dengan nama rekening atau account.

  Jenis-jenis simpanan yang ada dewasa ini adalah : a.

  Simpanan Giro Simpanan giro merupakan simpanan bank yang dalam penarikannya dapat digunakan melalui cek atau bilyer giro. Kepada setia pemegang rekening giro kan diberikan bunga yang disebut dengan jasa giro. Besarnya jasa giro tergantung dari bank yang bersangkutan. Rekening giro biasanya dipakai oleh para usahawan, baik untuk perorangan maupun untuk perusahaannya.

  b.

  Simpanan Tabungan Merupakan simpanan pada bank yang penarikan sesuai dengan persyaratan yang tetap oleh bank. Penarikan tabungan dilakukan dengan menggunakan buku tabungan,slip penarikan, kuitansi atau kartu Anjungan Tunai Mandiri (ATM). Kepada pemegang rekening tabungan c.

  Simpanan Deposito Deposito merupakan simpanan yang memiliki jangka waktu tertentu (jatuh tempo). Penarikannya pun harus sesuai dengan jangka waktu tersebut. Namun, saat ini sudah ada bank yang memberikan fasilitas deposito yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat. Jenis deposito pun beragam sesuai dengan keinginan nasabah.

  2. Menyalurkan Dana (Lending) Menyalurkan dana merupakan kegiatan menjual dana yang berhasil dihimpun dari masyarakat. Kegiatan ini dikenal dengan nama kegiatan

  Landing . Penyaluran dana dilakukan oleh bank dilakukan melalui pemberian

  pinjaman yang dalam masyarakat lebih di kenal dengan nama kredit. Kredit diberikan oleh bank terdiri dari berbagai jenis, tergantung dari kemampuan bank yang menyalurkannya, demikan pula dengan jumlah serta tingkat suku bunga yang ditawarkan.

  Sebelum kredit dikucurkan bank terlebih dulu menilai kelayakan kredit yang diajukan oleh nasabah. Kelayakan ini meliputi berbagai aspek penilaian. Penerima kredit akan dikenakan bunga kredit yang besarnya tergantung bank yang menyalurkannya. Besar kecilnya bunga kredit sangat mempengaruhi keuntungan bank, mengingat keuntungan utama bank adalah dari selisih bunga kredit dengan bunga simpanan.

  Secara umum jenis-jenis kredit yang ditawarkan meliputi : a. Kredit Investasi melakukan investasi atau penanaman modal. Biasanya kredit jenis ini memiliki jangka waktu yang relatif panjang,yaitu di atas (satu) tahun. b.

  Kredit Modal Kerja Merupakan kredit yang digunakan sebagai modal usaha. Biasanya kredit jenis ini berjangka waktu pendek, yaitu tidak lebih dari 1 tahun c.

  Kredit Perdagangan Merupakan kredit yang diberikan kepada para pedagang dalam rangka melancarkan atau memperluas atau memperbesar kegiatan perdagangannya.

  d.

  Kredit Konsumtif Merupakan kredit yang di gunakan untuk keperluan pribadi

  3. Memberikan jasa-jasa bank lainnya (Services) Jasa-jasa bank lainnya merupakan kegiatan penunjang untuk mendukung kelancaran menghimpun dan menyalurkan dana. Sekalipun kegiatan penunjang, kegiatan ini sangat banyak memberikan keuntungan bagi bank dan nasabah,bahkan dewasa ini kegiatanini memberikan kontribusi keuntungan yang tidak sedikit bagi bank,apa lagi keuntungan dari spread based semakin mengecil.

  Dalam praktiknya jasa-jasa bank yang ditawarkan meliputi: 1)

  Kiriman Uang (transfer) 2)

  Kliring (Clearing) Inkaso (Collection)

  4) Safe Deposit Box

  5) Bank Card (Kertu Kredit)

  6) Bank Notes

  7) Bank Garansi

  8) Bank Draft

  9) Letter of Credit (L/C)

  10) Cek wisata

  11) Menerima setoran-setoran

  12) Melayani pembayaran-pembayaran

  13) Bermain di pasar modal

  14) jasa-jasa lainnya

b. Kegiatan Bank Perkreditan Rakyat

  Kegiatan BPR pada dasarnya sama dengan kegiatannya bank umumnya, hanya yang menjadi perbedaan adalah jumlah jasa bank yang dilakukan BPR jauh lebih sempit. BRP dibatasi oleh berbagai persyaratan sehingga tidak dapat berbuat seleluasa bank umum. Keterbatasan kegiatan BPR juga dikaitkan dengan misi pendirian BRP itu sendiri.

  Dalam praktiknya kegiatan BPR adalah sebagai berikut:

  1. Menghimpundana hanya dalam bentuk 1)

  Simpanan tabungan 2)

  Simpanan Deposito 1)

  Menyalurkan dana dalam bentuk Kredit Investasi

  2) Kredit Modal Kerja

  3) Kredit Perdagangan

  Kerena keterbatasan yang di miliki BPR,maka hanya ada beberapa larangan yang tidak boleh dilakukan oleh BPR, larangan tersebut meliputi hal-hal berikut : 1)

  Menerima Simpanan 2)

  Mengikuti Kliring 3)

  Melakukan kegiatan Vatula Asing 4)

  Melakukan kegiatan Parasuransian

c. Kegiatan Bank Campuran dan Bank Asing

  Bank-bank asing dan bank campuran yang bergerak di Indonesia adalah jelas bank umum. Kegiatan bank asing dan bank campuran, memiliki tugasnya sama dengan bank umum lainnya yang membedakan kegiatannya dengan bank umum milik Indonesia adalah mereka lebih dikhususkan dalam bidang-bidang tertentu dan ada larangan tertentu pula dalam melakukan kegiatannya.

  Adapun kegiatan bank asing dan bank campuran di Indonesia dewasa ini adalah:

  1. Dalam mencari dana bank asing dan bank campuran juga membuka simpanan giro dan simpanan deposito, namun dilarang menerima simpanan dalam bentuk tabungan.

  2. Dalam pemberian kredit yang diberikan lebih diarahkan ke bidang-bidang tertentu saja seperti dalam bidang : Perdagangan Internasional

  2) Bidang Industri dan Produksi

  3) Penanaman Modal Asing/campuran

  4) Kredit yang tida dapat dipenuhi oleh bank swasta nasional

  3. Khusus untuk jasa-jasa bank lainnya dengan melakukan oleh bank umum campuran dan bank asing sebagaimana layaknya bank umum yang ada di

18 Indonesia.

E. Pengertian dan Unsur Kredit

  19

  a. Pengertian Kredit Kata kredit berasal dari bahasa Romawi yaitu credere yang artinya percaya. Artinya pemberi pinjaman percaya bahwa penerima pinjaman mampu memenuhi perikatannya. Didalam kepustakaan Hukum Perdata terdapat beberapa pendirian mengenai arti kredit antara lain :

  1. Savelberg mengatakan bahwa kredit mempunyai arti antara lain :

  a) Sebagai dasar perikatan dimana seseorang berhak menuntut sesuatu dari orang lain; b)

  Sebagai jaminan, dimana seseorang menyerahkan sesuatu kepada orang lain dengan tujuan untuk memperoleh kembali apa yang telah diserahkannya.

  2. Levy merumuskan arti kredit yaitu menyerahkan secara sukarela sejumlah

  20

  uang untuk dipergunakan secara bebas oleh penerima kredit. Pengertian kredit dalam Pasal 1 angka 11 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 yang merupakan perubahan Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan; Kredit adalah : Penyedian uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-

                                                               18 19 Kasmir,Dasar-dasar perbankan, PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2012, hal.33.

  Mariam Darus Badrulzaman, beberapa masalah hukum dalam perjanjian kredit bank dengan jaminan hypotheek serta hambatan-hambatannya dalam praktek, Medan, 1978, hal.21-22. 20 Mariam Darus Badrulzaman, perjanjian kredit bank, Alumni, Bandung, 1991, hal.24. meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah janhka waktu tertentu dengan pemberian bunga

  Pasal 1 angka 12 UU Perbankan 1998 mengartikan Pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan.

  Dari pengertian kredit dan pembiayaan diatas ternyata pengertian kredit pada UU Perbankan 1998 lebih luas bila dibandingkan pengertian pembiayaan dalam UU Perbankan 1998. Karena dalam UU Perbankan 1998 hanya diisyaratkan adanya bunga, sedangkan dalam UU Perbankan 1998 tentang pembiayaan selain mengisyaratkan adanya bunga, juga ada mengisyaratkan adanya imbalan atau pembagian hasil keuntungan.

  b. Unsur-unsur Kredit Dalam kata kredit mengandung berbagai maksud atau dengan kata lain dalam kata kredit terkandung unsur-unsur yang direkatkan menjadi satu. Sehingga jika bicara kredit, maka termasuk membicarakan unsur-unsur yang terkandung di dalamnya. adalah sebagai berikut:

  1. Kepercayaan Kepercayaan merupakan suatu keyakinan bagi si pemberi kredit bahwa kredit yang diberikan (baik bank uang, barang, atau jasa) benar-benar diterima kembali di masa yang akan datangsesuai dengan masa kredit. Kepercayaan diberikan oleh bank sebagai dasar utama yang dilandasi mengapa kredit dikucurkan. Oleh karena itu, sebelum kredit dikucurkan harus harus dilakukan penelitian dan penyelidikan lebih dulu secara mendalam tentang kondisi nasabah, baik secara konteren maupun interen.

  2. Kesepakatan Di samping adanya unsur kepercayaan harus ada unsur kesepakatan antara si pemberi kredit dengan si penerima kredit. Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajiban masing-masing. Kesepakatan ini kemudian dituangkan dalam akad kredit dan ditanda tangani kedua belah pihak sebelum kredit dikucurkan.

  3. Jangka Waktu Setiap kredit diberikan dalam jangka waktu tertentu. Jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati. Jangka waktu tersebut bisa berbentuk jangka pendek (dibawah 1 tahun), jangka menengah merupakan masa pengembalian kredit yang telah disepakati oleh kedua belah pihak untuk kondisi tertentu jangka waktu dapat diperpanjang.

  4. Risiko Akibat adanya tenggang waktu,maka pengembalian kredit akan memungkinkan suatu resiko tidak tertagihnya atau macet pemberian suatu kredit. Semakin panjang suatu jangka waktu kredit,maka semakin besar resiko,demikian pula sebaliknya. Resiko ini merupakan tanggungan bank baik resiko yang disengaja oleh nasabah, maupun resiko yang tidak disengaja, misalnya seperti adanya bencana alam atau bangkrutnya usaha nasabah.

  5. Balas Jasa Bagi bank balas jasa merupakan keuntungan atau pendapatan atas suatu pemberian kredit. Dalam jangka jenis konvensional balas jasa kita kenal dengan nama bunga. Di samping balas jasa dalam bentuk bunga bank yang juga merupakan keuntungan bank, bagi bank dalam bentuk syariah disebut

  21 sebagai bagi hasil.

F. Fungsi dan Tujuan Kredit

  Ditinjau dari segi ekonomi kredit bertujuan untuk mendapatkan keuntungan dengan cara pengorbanan sekecil-kecilnya untuk dapat memperoleh keuntungan

  22

  sebesar-besarnya. Menurut Thomas Suyatno, tujuan kredit yang hanya mendapatkan keuntungan semata-mata hanya terdapat di negara-negara liberal. Di Indonesia yang sedang membangun, tujuan utama kredit yaitu untuk mensukseskan pembangunan. Mensukseskan pembangunan di sini berarti pembangunan fisik dan mental bangsa Indonesia.

                                                               21 22 Kasmir, dasar-dasar perbankan, PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2012

Thomas Suyatno Dkk, kelembagaan perbankan, Jakarta, Gramedia, 1990, hal.13.

  Indonesia yang dasar hukumnya adalah Undang-undang Dasar 1945 dengan berdasarkan Pancasila yang juga sebagai falsafah hidup bangsa maka tujuan kredit di Indonesia tidaklah semata-mata hanya untuk mencari keuntungan, melainkan harus disesuaikan dengan tujuan negara kita, yaitu untuk mencapai masyarakat adil dan makmur yang berdasarkan Pancasila.

  Fungsi kredit dalam kehidupan perekonomian perdagangan dan keuangan di

  23 Indonesia secara garis besarnya adalah sebagai berikut: Kredit dapat

  meningkatkan utility (daya guna) dari modal atau uang dana yang tersimpan pada suatu bank akan bermanfaat bagi para pengusaha untuk memperluas usahanya.

  Karena dana yang ada tersebut tidaklah diam, tetapi dana tersebut disalurkan untuk usaha-usaha yang bermanfaat baik kemanfaatan bagi pengusaha juga bagi masyarakat luas.

  a. Kredit dapat meningkatkan utility (daya guna) sesuatu barang Dengan mendapatkan kredit para pengusaha dapat memproses bahan baku menjadi barang jadi kemudian dijual dengan kredit yang diterima, pengusaha tersebut dapat memproduksi barang mentah menjadi barang jadi yang kemudian hasilnya dijual ke pasar.

  b. Kredit meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang Melalui kredit maka peredaran uang kartal maupun uang giral akan lebih

  c. Kredit menimbulkan gairah usaha masyarakat

                                                               23 Djuhaendah Hasan, Lembaga Jaminan Kebendaan Bagi Tanah Dan Benda Lain Yang

Melekat Pada Tanah Dalam Konsepsi Penerapan Asas Pemisahan Horisontal , Bandung, Citra

Aditya Bakti, 1996, hal.152.

  Kegiatan ekonomi akan selalu berkembang sesuai dengan perkembangan zaman dengan cara tidak langsung akan memacu kegairahan masyarakat untuk berusaha. Dengan pemberian kredit maka bank memberikan bantuan permodalan guna meningkatkan usaha pihak pengusaha (masyarakat).

  d. Kredit sebagai alat stabilitas ekonomi Bahwa pemberian kredit dapat menekan arus inflasi, dapat meningkatkan eksport, rehabilitasi, prasarana, dan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan pokok rakyat sehingga stabilitas ekonomi tetap terjaga.

  e. Kredit sebagai jembatan untuk peningkatan pendapatan nasional Dengan meningkatnya usaha degan pemberian kredit maka memperluas usaha dan mendirikan proyek baru yang membutuhkan tenaga kerja maka akan membuka lapangan pekerjaan sehingga meningkatkan pendapat nasional.

  f. Kredit sebagai alat untuk meningkatkan hubungan Internasional Bank sebagai pemberi kredit tidak hanya menjalankan usaha di dalam negeri tetapi juga di luar negeri. Bank asing yang berada di Indonesia misalnya: tidak hanya beroperasi di negara asalnya tetapi juga di Indonesia.

Dokumen yang terkait

Tinjauan Yuridis Kredit Macet pada Perjanjian Kredit Modal Kerja (Studi Kasus pada Bank BNI Cabang Pemuda Medan)

1 129 94

Tinjauan Yuridis Terhadap Pengikatan Jaminan Kredit Modal Kerja Dan Pelaksanaannya (Studi Pada PT. Bank Mandiri, Tbk Cabang Medan)

2 56 170

Tinjauan Yuridis Peralihan Kredit Kepemilikan Rumah Yang diagunkan Tanpa Persetujuan Bank (Studi di Bank Tabungan Negara Cabang Pemuda Medan)

8 70 133

Tinjauan Yuridis Terhadap Perlindungan Kreditur dalam Penyelesaian Sengketa atas Kredit Macet yang Terjadi pada Perjanjian Kredit Pemilikan Rumah (Studi pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk cabang Medan)

0 44 121

Upaya Penyelesaian Kredit Macet Dalam Kredit Usaha Rakyat (Kur) Pada Bank (Studi Pada Bank Btn Cabang Pemuda Medan)

9 166 128

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN KREDIT BANK DAN KREDIT MACET A. Tinjauan Umum Tentang Perjanjian Kredit Bank 1. Pengertian Perjanjian Kredit - Tanggung Jawab Hukum Bank Dalam Menyelesaikan Kredit Macet (Studi pada Bank Rakyat Indonesia Cabang Kaba

0 1 34

BAB II KREDIT PEMBIAYAAN DALAM PERBANKAN A. Tinjauan Umum Tentang Kredit - Aspek Yuridis Pemberian Pembiayaan Modal Kerja pada Perbankan Syariah dengan Menggunakan Akad Mudharabah (Studi pada Bank Syariah Mandiri Cabang Medan Utama)

0 0 21

BAB II BANK SEBAGAI PENYALUR KREDIT 1. Pengertian Bank - Tinjauan Yuridis Penyelesaian Kredit Macet Pada Kredit Usaha Rakyat (KUR) Bank Rakyat Indonesia Kantor Cabang Pembantu Krakatau Medan

0 0 19

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BANK DAN PERJANJIAN KREDIT BANK A. Pengertian dan Sejarah Bank 1. Pengertian Bank - Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Atas Pemberian Perjanjian Kredit (Studi Pada Bank BNI 46 Medan)

0 0 40

BAB II TINJAUAN TENTANG KREDIT BANK DI INDONESIA DALAM SISTEM HUKUM PERDATA A. Pengertian Kredit Bank - Tinjauan Yuridis Terhadap Penyelesaian Kredit Macet Atas Kejadian Meninggalnya Debitur (Studi pada PT. Bank Panin,Tbk Cabang Pembantu Tebing Tinggi

0 0 26