BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Hubungan Sikap, Norma Subjektif, dan Perceived Behavioral Control dengan Intensi Melanjutkan Program Magister Psikologi Profesi di Fakultas Psikologi USU

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Orang yang menyandang gelar sarjana saat ini tidak sulit untuk ditemukan. Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pengembangan (OECD) menyatakan Indonesia akan menjadi negara dengan jumlah sarjana muda terbanyak kelima di masa depan. Hal ini diprediksi akan terwujud pada tahun 2020 mendatang. Banyaknya jumlah sarjana ini menyebabkan kompetisi untuk mendapat pekerjaan

  semakin tinggi. Karenanya gelar sarjana saat ini belum bisa menjamin orang untuk mendapat kesempatan di dunia kerja. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah pengangguran sarjana atau lulusan universitas pada Februari 2013 mencapai 360 ribu orang, atau 5,04% dari total pengangguran yang mencapai 7,17 juta orang.

  Saat ini perkembangan ilmu pengetahuan sudah lebih luas, terbukti dari banyaknya bidang studi yang dipelajari di perkuliahan. Salah satu ilmu yang banyak dipelajari adalah ilmu sosial. Menurut Ancok (1995), ilmu-ilmu sosial dalam era pembangunan senantiasa mendapat sorotan. Salah satu ilmu sosial yang sering mendapat sorotan adalah psikologi. Ilmu psikologi menjadi sorotan karena hampir semua bidang kehidupan dan bidang kerja di masyarakat berkaitan dengan persoalan perilaku dan persoalan interaksi antar manusia dan persoalan interaksi manusia dengan lingkungan. Hal inilah yang menyebabkan pengetahuan psikologi menjadi semakin diminati banyak orang. Dan hal ini berdampak pada semakin tinggi minat orang untuk melanjutkan studinya di bidang psikologi.

  Semakin berkembangnya ilmu psikologi membuat sarjana psikologi merasa perlu untuk lebih mendalami ilmu psikologi dengan cara melanjutkan pendidikan ke program magister psikologi profesi. Berikut wawancara dengan M, mahasiswi S1 Fakultas Psikologi USU yang sedang skripsi.

  “Aku berpikir dengan semakin banyaknya S1 sekarang ini, mungkin akan susah ke depannya, jadi ada baiknya tetap melanjutkan studi sampe ke jenjang yang lebih tinggi..udah gitu dari beberapa wacana yang aku dengar, banyaknya lulusan S1 membuat lapangan pekerjaan untuk S1 semakin sempit. Selain itu juga aku ingin mengetahui dunia psikologi lebih dalam lagi, karena di S1 kan kita cuma belajar dasarnya aja..”

  (Komunikasi personal; Jumat, 24 Januari 2014) Dari wawancara di atas dapat dilihat bahwa M ingin melanjutkan pendidikannya karena dengan melihat banyaknya jumlah lulusan S1 saat ini M merasa tidak cukup hanya dengan bermodalkan pendidikan S1 untuk bisa mendapat pekerjaan. Selain itu M juga ingin mempelajari ilmu psikologi dengan lebih mendalam.

  Salah satu fakultas yang menyediakan program magister psikologi profesi adalah Fakultas Psikologi USU. Pada Agustus 2006, Fakultas Psikologi USU bekerja sama dengan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, menyelenggarakan Program Pendidikan Profesi Psikologi Jenjang Magister (P4JM). Kemudian pada tanggal 25 Juni 2011 P4JM berganti nama menjadi Program Pendidikan Magister Psikologi Profesi (MP2) sesuai dengan SK Rektor No. 1936/UN5.1.R/SK/PRS/2011. Kurikulum dari program MP2 ini dikelompokkan dalam tiga kategori: (a) kelompok mata kuliah kemagisteran sebanyak 16 sks; (b) kelompok mata kuliah dasar praktik psikologi sebanyak 11 sks; dan (c) kelompok mata kuliah praktik kerja profesi psikologi sebanyak 18 sampai 23 sks. Beban belajar dari program MP2 secara keseluruhan adalah 45 sampai 50 sks dengan waktu studi minimal 5 semester dan maksimal 10 semester.

  Program MP2 Fakultas Psikologi USU merupakan satu-satunya program pendidikan profesi psikolog yang ada di Pulau Sumatera. Oleh karena itu program MP2 Fakultas Psikologi USU menjadi satu-satunya tempat orang untuk melanjutkan dan mendapat pendidikan untuk menjadi seorang psikolog di Pulau Sumatera. Walaupun program MP2 Fakultas Psikologi USU merupakan satu- satunya program pendidikan profesi psikolog yang ada di Pulau Sumatera, namun mereka tetap harus memikirkan strategi-strategi untuk menarik calon mahasiswa yang akan melanjutkan pendidikan magister psikologi profesi. Menurut Stanton (dalam Dewi, 2010) suatu sistem dari usaha-usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial disebut pemasaran.

  Strategi pemasaran yang dilakukan oleh Program MP2 Fakultas Psikologi USU awalnya dengan memasang iklan dan juga spanduk. Seiring dengan berjalannya waktu strategi tersebut dievaluasi karena kebanyakan mahasiswa di program magister profesi mengaku bahwa mereka mendapat informasi mengenai program magister profesi ini bukan dari iklan. Sehingga saat ini pemasaran yang dilakukan Program Pendidikan Magister Profesi ini hanya melalui website resmi Universitas Sumatera Utara (Komunikasi personal, 13 November 2013). di program MP2 di Fakultas Psikologi USU. Hal ini terlihat dari sedikitnya jumlah mahasiswa yang mendaftar di program MP2 ini, yaitu sekitar 50 orang per tahunnya (Komunikasi personal; 10 Oktober 2013). Selain jumlah pendaftar yang tidak banyak, jumlah mahasiswa yang belajar di program MP2 ini juga sedikit. Dalam tiga tahun terakhir rata-rata jumlah mahasiswanya hanya 25 orang per angkatan (Komunikasi personal; 10 Oktober 2013). Sedikitnya jumlah mahasiswa di program MP2 ini dipengaruhi oleh minat calon mahasiswa untuk melanjutkan pendidikannya di program MP2 di Fakuktas Psikologi USU. Berikut wawancara dengan M, mahasiswi S1 Fakultas Psikologi USU yang sedang skripsi.

  ”Aku rencananya mau lanjutin kuliah disini, soalnya orangtua ga ngasih buat kuliah di luar kota, karena aku kan anak perempuan satu-satunya, jadi ga dikasih jauh-jauh..”

  (Komunikasi personal; Rabu, 16 Oktober 2013) “Aku mau lanjut disini karena disuruh orangtua. Tapi selain itu juga dulu pernah ada dosen yang bilang kalo emang kita mau kerja di Sumatera lebih bagus S2 nya di Sumatera juga, kalo S2 nya di Jawa prospek kerjanya lebih besar di Jawa. Lagian kan emang tujuan aku mau kerja di Medan, jadi ngapan harus keluar..”

  ( Komunikasi personal; Senin, 21 Oktober 2013) Berikut wawancara dengan R, alumni Fakultas Psikologi USU.

  “Rencananya sih S2 nya mau ambil profesi, antara di UI atau UGM lah. Aku ga mau di USU, kan dulu S1 udah di USU, jadi maunya adalah peningkatan gitu, kalo diliat dari akreditasinya juga kan UI UGM itu lebih terkenal, pendidiknya juga lebih banyak….selain itu juga aku malas di Medan, kayaknya kurang berkembang ilmunya kalo di Medan aja..”

  (Komunikasi personal; Jumat, 22 November 2013) Dari kedua wawancara di atas dapat dilihat bahwa M berencana untuk melanjutkan pendidikannya di program MP2 di Fakultas Psikologi USU. M berencana seperti itu karena mendapat dorongan dari orangtua dan dosennya dan juga karena M ingin bekerja di Kota Medan. Berbeda dengan R yang tidak ingin melanjutkan kuliah di program MP2 di Fakultas Psikologi USU. Hal ini disebabkan R merasa bahwa ada universitas lain yang lebih terkenal dan menurut R ilmu yang ia dapat tidak dapat berkembang jika ia tetap di Kota Medan.

  Salah satu faktor penentu dari perilaku pembelian atau dalam hal ini penggunaan jasa pendidikan adalah intensi. Intensi adalah niat sadar untuk menjalankan suatu tindakan (Ajzen dan Fishbein, 1975). Menurut Ajzen (2005), intensi dapat memprediksi seberapa kuat keinginan individu untuk menampilkan sebuah perilaku dan bagaimana usaha yang dilakukan untuk menampilkan perilaku tersebut. Dalam konteks melanjutkan pendidikan ke program MP2 USU maka intensi dapat disimpulkan menjadi niat yang dimiliki seseorang untuk melanjutkan pendidikannya ke program MP2 di Fakultas Psikologi USU.

  Berdasarkan theory of planned behavior, intensi adalah fungsi dari tiga penentu utama, yang pertama adalah faktor personal dari individu tersebut, yang kedua bagaimana pengaruh sosial, dan yang ketiga berkaitan dengan kontrol yang dimiliki individu (Ajzen, 2005). Yang dimaksud dengan faktor personal individu adalah sikap individu terhadap sebuah perilaku. Sikap merupakan evaluasi positif atau negatif individu terhadap objek sikap. Sikap individu terhadap perilaku tertentu diperoleh dari keyakinan individu tersebut akan konsekuensi yang akan ia terima ketika menunjukkan perilaku tertentu. Ketika seseorang yakin bahwa perilakunya menghasilkan outcome yang positif, maka individu tersebut akan mempunyai sikap positif, begitu juga sebaliknya. sosial untuk untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku tertentu atau bisa disebut dengan norma subjektif (Ajzen, 2005). Menurut Ajzen (2005) norma subjektif ditentukan oleh adanya keyakinan normatif (normative belief) dan keinginan untuk mengikuti (motivation to comply). Keyakinan normatif merupakan harapan-harapan yang berasal dari referent atau orang dan kelompok yang berpengaruh bagi individu (significant others). Sedangkan motivation to

  

comply berkaitan dengan bagaimana individu ingin mengikuti harapan dari

significant others.

  Faktor penentu intensi yang ketiga adalah perceived behavioral control. Menurut Ajzen (2005) perceived behavioral control merupakan persepsi individu terhadap kontrol yang dimilikinya sehubungan dengan perilaku tertentu. Kontrol merupakan sesuatu yang dapat mempermudah atau mempersulit seseorang untuk memunculkan perilaku. Kontrol yang dimiliki individu dapat berupa ketersediaan sumber daya, keterampilan, atau bahkan kesempatan untuk menunjukkan perilaku tertentu. Ketika seseorang percaya bahwa ia mempunyai sumber daya yang cukup, keterampilan, ataupun kesempatan untuk melanjutkan pendidikan di program magister profesi Fakultas psikologi USU, maka ia akan memiliki intensi yang kuat untuk menunjukkan perilaku tersebut.

  Tingkah laku seseorang ditentukan oleh intensi orang untuk melakukan tingkah laku itu (Ajzen, 2005). Jadi, tingkah laku untuk melanjutkan pendidikan ke program magister profesi di Fakultas Psikologi USU ditentukan oleh intensi seseorang untuk melanjutkan program profesi tersebut. Intensi untuk melanjutkan dikemukakan Ajzen, yaitu sikap seseorang terhadap atribut yang ada pada program MP2 di Fakultas Psikologi USU, bagaimana pengaruh orang-orang disekitar, dan juga persepsi orang tersebut terhadap kontrol-kontrol yang dimilikinya sehubungan dengan perilaku melanjutkan ke program MP2 di Fakultas Psikologi USU.

  Berdasarkan penjelasan diatas penelitian ini akan melihat bagaimana hubungan sikap, norma subjektif, dan perceived behavioral control dengan intensi melanjutkan program MP2 di Fakultas Psikologi USU.

B. Rumusan Masalah

  Dari latar belakang masalah yang dipaparkan di atas, maka rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

  1. Apakah sikap, norma subjektif, dan perceived behavior control secara bersama-sama berhubungan dengan intensi melanjutkan program MP2 di Fakultas Psikologi USU? 2. Seberapa besar sikap berhubungan dengan intensi melanjutkan program MP2 di Fakultas Psikologi USU?

  3. Seberapa besar norma subjektif berhubungan dengan intensi melanjutkan program MP2 di Fakultas Psikologi USU?

  4. Seberapa besar perceived behavior control berhubungan dengan intensi melanjutkan program MP2 di Fakultas Psikologi USU?

C. Tujuan Penelitian

  Tujuan dari penelitian ini adalah : 1.

  Mengetahui apakah sikap, norma subjektif, dan perceived behavior

  control secara bersama-sama berhubungan dengan intensi melanjutkan program MP2 di Fakultas Psikologi USU.

  2. Mengetahui seberapa besar sikap berhubungan dengan intensi melanjutkan program MP2 di Fakultas Psikologi USU.

  3. Mengetahui seberapa besar norma subjektif berhubungan dengan intensi melanjutkan program MP2 di Fakultas Psikologi USU.

  4. Mengetahui seberapa besar perceived behavior control berhubungan dengan intensi melanjutkan program MP2 di Fakultas Psikologi USU.

  5. Melihat tingkat intensi, sikap, norma subjektif, dan perceived

  behavioral control (PBC) pada sampel dibandingkan dengan populasi secara umum.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

  Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang bermanfaat bagi ilmu psikologi, khususnya di bidang Psikologi Industri dan Organisasi khususnya mengenai hubungan sikap, norma subjektif, dan

  perceived behavioral control terhadap intensi melanjutkan program MP2

  di Fakultas Psikologi USU. Selain itu juga, penelitian ini diharapkan dapat menambah sumber kepustakaan dan penelitian Psikologi

  Industri dan Organisasi sehingga hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai penunjang untuk bahan penelitian lebih lanjut.

2. Manfaat Praktis a.

  Untuk Program Pendidikan Magister Profesi Fakultas Psikologi USU Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada Program Pendidikan Magister Profesi Fakultas Psikologi USU mengenai intensi mahasiswa untuk melanjutkan pendidikan ke program MP2 USU ditinjau dari sikap, norma subjektif, dan perceived behavioral control.

  b.

  Untuk Mahasiswa Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi mahasiswa yang akan melanjutkan pendidikan mereka ke program magister profesi.

  Lewat penelitian ini diharapkan mahasiswa tersebut dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi intensi untuk melanjutkan pendidikan.

E. Sistematika Penulisan

  Sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

  BAB I : PENDAHULUAN Bab ini berisikan latar belakang yang mendasari penelitian ini, rumusan masalahnya, tujuan diadakannya penelitian, manfaat penelitian dari segi teoritis dan praktis, serta sistematika penulisan.

  BAB II :TINJAUAN PUSTAKA

  Bab ini berisi tinjauan teoritis mengenai (1)sikap, (2)norma subjektif, (3)perceived behavioral control, dan (4)intensi melanjutkan program MP2 di Fakultas Psikologi USU. Dalam bab ini diuraikan juga dinamika sikap terhadap intensi, norma subjektif terhadap intensi, perceived behavioral

  

control dengan intensi, dan ketiga hal tersebut dengan intensi melanjutkan

  program MP2 di Fakultas Psikologi USU. Bab ini juga mengemukakan hipotesis penelitian sebagai jawaban sementara terhadap masalah penelitian.

  BAB III : METODE PENELITIAN Bab ini berisi identifikasi variabel dan definisi operasional variabel yang diuji dalam penelitian ini yaitu intensi melanjutkan program MP2 di Fakultas Psikologi USU, sikap, norma subjektif, dan perceived behavioral

  

control . Dalam bab ini juga diuraikan tentang populasi dan sampel yang

  akan diteliti. Penelitian ini menggunakan teknik nonprobability incidental

  

sampling . Pengukuran dalam penelitian ini menggunakan skala sikap,

  norma subjektif, perceived behavioral control (PBC), dan intensi melanjutkan program MP2 di Fakultas Psikologi USU. Selain itu, pada bab ini juga berisi validitas, uji daya beda aitem dan reliabilitas alat ukur yang digunakan, serta prosedur pelaksanaan penelitian. Penelitian ini menggunakan analisa regresi linear berganda sebagai metode analisa data.

  BAB IV: ANALISIS DAN INTERPRETASI Bab ini berisi deskripsi data responden, analisa dan pembahasan data yang diperoleh dari hasil analisis, dan pembahasan data data penelitian sesuai dengan teori yang relevan.

  BAB V: KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN Pada bab ini berisi kesimpulan, diskusi dan saran mengenai hasil yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan tersebut.

Dokumen yang terkait

Peran Sikap, Norma Subjektif, dan Perceived Behavioral Control (PBC) terhadap Intensi Menggunakan Homeschooling sebagai Jalur Pendidikan

1 49 146

Peran Sikap, Norma Subjektif, dan Perceived Behavioral Control terhadap Intensi Menggunakan Jasa Fitness

1 63 133

Hubungan Sikap, Norma Subjektif, dan Perceived Behavioral Control dengan Intensi Melanjutkan Program Magister Psikologi Profesi di Fakultas Psikologi USU

10 133 117

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Hubungan antara Television Viewing,Perceived Realism, Materialism, dan Perceived Well-Being

0 0 63

Peran Sikap, Norma Subjektif, dan Perceived Behavioral Control (PBC) terhadap Intensi Menggunakan Homeschooling sebagai Jalur Pendidikan

0 0 36

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 INTENSI MENGGUNAKAN HOMESCHOOLING - Peran Sikap, Norma Subjektif, dan Perceived Behavioral Control (PBC) terhadap Intensi Menggunakan Homeschooling sebagai Jalur Pendidikan

0 0 23

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATARBELAKANG MASALAH - Peran Sikap, Norma Subjektif, dan Perceived Behavioral Control (PBC) terhadap Intensi Menggunakan Homeschooling sebagai Jalur Pendidikan

0 0 15

Peran Sikap, Norma Subjektif, dan Perceived Behavioral Control (PBC) terhadap Intensi Menggunakan Homeschooling sebagai Jalur Pendidikan

0 0 14

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Hubungan antara Penyesalan Pasca Pembelian dengan Intensi Membeli Kembali Melalui Media Internet Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara

0 0 10

Hubungan Sikap, Norma Subjektif, dan Perceived Behavioral Control dengan Intensi Melanjutkan Program Magister Psikologi Profesi di Fakultas Psikologi USU

0 0 23