Hubungan Sikap, Norma Subjektif, dan Perceived Behavioral Control dengan Intensi Melanjutkan Program Magister Psikologi Profesi di Fakultas Psikologi USU

(1)

HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, DAN PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DENGAN INTENSI MELANJUTKAN PROGRAM MAGISTER PSIKOLOGI PROFESI DI FAKULTAS

PSIKOLOGI USU

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Ujian Sarjana Psikologi

oleh :

RISMAYA SARAGIH 091301039

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Medan 2014


(2)

LEMBAR PENGESAHAN

Hubungan Sikap, Norma Subjektif, dan Perceived Behavioral Control dengan Intensi Melanjutkan Program Magister Psikologi Profesi di Fakultas

Psikologi USU Disusun oleh RISMAYA SARAGIH

091301039

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Pada tanggal 12 November 2014

Mengesahkan, Dekan Fakultas Psikologi

Prof. Dr. Irmawati, Psikolog NIP. 195301311980032001

Tim Penguji

1. Eka Danta Jaya Ginting, MA, Psikolog Pembimbing/ 197308192001121001 Penguji I 2. Dr. Emmy Mariatin, M.A., PhD., Psikolog Penguji II

3. Fahmi Ananda, M.Psi., Psikolog Penguji III


(3)

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul :

Hubungan Sikap, Norma Subjektif, dan Perceived Behavioral Control dengan Intensi Melanjutkan Program Magister Psikologi Profesi di Fakultas

Psikologi USU

adalah hasil karya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi mana pun.

Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi ini saya kutip dari hasil karya orang lain yang telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila di kemudian hari ditemukan adanya kecurangan di dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi dari Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, 04 November 2014

Rismaya Saragih 091301039


(4)

Hubungan Sikap, Norma Subjektif, dan Perceived Behavioral Control dengan Intensi Melanjutkan Program Magister Psikologi Profesi di Fakultas

Psikologi USU

Rismaya Saragih & Eka Danta Jaya Ginting ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah sikap, norma subjektif, dan perceived behavioral control secara bersama-sama berhubungan dengan intensi melanjutkan program magister psikologi profesi (MP2) di Fakultas Psikologi USU. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan 126 mahasiswa psikologi di Kota Medan sebagai sampel penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala sikap, norma subjektif, perceived behavioral control, dan skala intensi yang disusun berdasarkan Theory of Planned Behavior yang dikemukakan Ajzen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) sikap, norma subjektif, dan perceived behavioral control secara bersama-sama memiliki hubungan yang cukup kuat dan sangat signifikan dengan intensi melanjutkan program MP2 di Fakultas Psikologi USU; (2) sikap memiliki hubungan yang lemah namun sangat signifikan dengan intensi melanjutkan program MP2 di Fakultas Psikologi USU; (3) norma subjektif memiliki hubungan yang sangat lemah namun cukup signifikan dengan intensi melanjutkan program MP2 di Fakultas Psikologi USU; (4) perceived behavioral control memiliki hubungan yang sangat lemah namun cukup signifikan dengan intensi melanjutkan program MP2 di Fakultas Psikologi USU. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa skor intensi, skor sikap, skor norma subjektif, dan skor perceived behavioral control semuanya berada pada kategori sedang.

Kata kunci: intensi, sikap, norma subjektif, perceived behavioral control, program magister psikologi profesi di Fakultas Psikologi USU


(5)

Relationship between Attitudes, Subjective Norms, and Perceived Behavioral Control with Intention to Continue to Magister Program of Psychology

Profession in Faculty of Psychology at University of Sumatera Utara Rismaya Saragih & Eka Danta Jaya Ginting

ABSTRACTS

This study aims to determine whether the attitudes, subjective norms, and perceived behavioral control are together associated with intention to continue to magister program of psychology profession in Faculty of Psychology at University of Sumatera Utara. This study uses a quantitative approach using 126 psychology students in Medan as the sample. The data was collected using a scale of attitude, subjective norm, perceived behavioral control and intention scale which is based on the Theory of Planned Behavior by Ajzen. The results showed that (1) attitudes, subjective norms, and perceived behavioral control jointly have a pretty strong and highly siginificant relationship with intention to continue to magister program of psychology profession in Faculty of Psychology at USU; (2) attitudes have a weak but very significant correlation with intention to continue to magister program of psychology profession in Faculty of Psychology at USU; (3) the subjective norms have a very weak but significant correlation with intention to continue to magister program of psychology profession in Faculty of Psychology at USU; (4) perceived behavioral control have a very weak but significant correlation with intention to continue to magister program of psychology profession in Faculty of Psychology at USU. The results of this study also indicate that score of intention, attitudes, subjective norms, and perceived behavioral control are all located in the moderate category.

Keyword: intention, attitudes, subjective norms, perceived behavioral control, magister program of psychology profession in Faculty of Psychology at USU


(6)

KATA PENGANTAR

Segala hormat dan puji syukur saya naikkan kepada Tuhan Yesus untuk segala kasih dan penyertaan-Nya sehingga akhirnya skripsi yang berjudul “Hubungan Sikap, Norma Subjektif, dan Perceived Behavioral Control dengan Intensi Melanjutkan Program Magister Psikologi Profesi di Fakultas Psikologi USU” dapat saya selesaikan. Penyusunan skripsi ini diajukan guna memperoleh gelar sarjana jenjang strata satu (S1) di Fakultas Psikologi Sumatera Utara.

Untuk kedua orangtua yang saya cintai, yang selalu memberikan dukungan dan semangat kepada saya. Terimakasih untuk doa, dukungan, dan semangat yang Papa dan Mama berikan selama ini. Dan terimakasih juga karena sudah mau bersabar untuk menunggu kelulusanku, I love you Pa, Ma.

Penelitian ini dapat diselesaikan tidak lepas dari bantuan banyak pihak. Oleh karena itu saya ingin menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini. Ucapan terimakasih saya tujukan kepada:

1. Ibu Prof. Dr. Irmawati, Psikolog selaku Dekan Fakultas Psikologi USU.

2. Bapak Eka Danta Jaya Ginting, M.A., psikolog selaku dosen pembimbing skripsi dan pembimbing akademik saya. Terima Kasih atas kesediaan, waktu, pemikiran, kesabaran, dukungan dan saran yang Bapak berikan sejak awal hingga skripsi ini bisa diselesaikan.

3. Ibu Dr. Emmy Mariatin, M.A, Ph.D., Psikolog dan Bang Fahmi Ananda, M.Psi., Psikolog selaku dosen penguji skripsi yang telah memberikan kritik dan saran dalam penyempurnaan skripsi ini.


(7)

4. Dosen-dosen Fakultas Psikologi yang telah membagikan segala ilmu pengetahuan dan pengalaman kepada penulis.

5. Sahabat-sahabatku yang bulat-bulat tapi rupawan, Rani, Cici Reppo, Holy, dan Eng. Terimakasih buat persahabatan kita yang tak lekang oleh waktu (cailaaahh..). Terimakasih juga buat semua dukungan yang kalian berikan selama ini. Semoga rencana kita liburan sama-sama ga hanya sekedar wacana ya hahaha..

6. Kelompok Tumbuh Bersama (KTB) Sotheria Mathias, ada Kak Ita, Desy, dan Rani. Terimakasih buat semangat yang selalu kalian berikan. Walaupun nanti udah jauh-jauh, semoga kita tetap saling mendoakan yaa..

7. Partisipan penelitian ini. Mahasiswa Psikologi UNPRI, USU, NOMMENSEN, dan UMA. Terimakasih karena sudah meluangkan waktu untuk mengisi skala penelitian saya.

8. Teman-teman seperjuangan angkatan 2009. Terimakasih buat kebersamaan kita selama ini. Walaupun udah pada lulus tapi masih sering ngasih semangat hahaha.

9. Adek-adek partner in crime, Mega, Egi, Riri, dan kawan-kawan. Makasih yaa selalu nyemangatin supaya cepat lulus. Nanti kita sama-sama jadi sosialita ya, hahaha. Makasih juga buat Adol, untuk nyanyian dan permainan gitarnya yang menghibur, walaupun sering salah-salah liriknya tapi lumayanlaaah..

10.Bang Armen yang selalu aku tanyain dimana keberadaan Pak Eka hahaha. Bang Hitler dan Rahel yang sudah berbaik hati minjemin charger laptopnya. Makasih banyak ya semuanya.


(8)

11.Aji, Dian, Tata. Walaupun kita udah terpisah jarak dan waktu tapi kalian selalu nyemangatin aku. Makasih ya teman-teman..

12.Iyo yang selalu ganteng dan yang selalu mampu mengalihkan duniaku. Terimakasih karena udah setia jadi wallpaper hp selama ini, setiap ngeliat kamu aku jadi makin semangat untuk segera nyelesaiin skripsi ini supaya aku bisa cepet ketemu kamu hahaha.

13.Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak bisa penulis sebutkan namanya satu per satu.

Saya menyadari bahwa teradapat banyak kekurangan dalam penelitian ini. Oleh karena itu, saya mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun dari semua pihak demi kesempurnaan penelitian ini. Terimakasih.

Medan, 04 November 2014


(9)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ABSTRAK

Kata Pengantar ... i

Daftar Isi ... iv

Daftar Tabel ... vii

Daftar Gambar ... ix

Daftar Lampiran ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 9

E. Sistematika Penulisan ... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Planned Behavior ... 13

B. Intensi ... 14

C. Sikap ... 16

D. Norma Subjektif ... 18

E. Perceived Behavioral Control (PBC) ... 19

F. Program Magister Psikologi Profesi Fakultas Psikologi USU ... 21

G. Dinamika ... 22

G.1. Dinamika Sikap terhadap Intensi ... 22

G.2. Dinamika Norma Subjektif terhadap Intensi ... 23

G.3. Dinamika PBC terhadap Intensi ... 25

G.4. Dinamika Sikap, Norma Subjektif, dan PBC terhadap Intensi ... 26


(10)

BAB III METODE PENELITIAN

A. Identifikasi Variabel Penelitian ... 30

B. Definisi Operasional ... 30

1. Teori Planned Behavior ... 30

2. Intensi ... 32

C. Populasi dan Sampel ... 33

D. Metode Pengumpulan Data ... 33

1. Skala Intensi ... 34

2. Skala Sikap ... 35

3. Skala Norma Subjektif ... 35

4. Skala Perceived Behavioral Control ... 36

E. Uji Coba Alat Ukur ... 36

1. Validitas ... 36

2. Daya Beda Aitem ... 37

3. Reliabilitas ... 37

F. Hasil Uji Coba Alat Ukur ... 38

1. Hasil Uji Coba Skala Sikap ... 38

2. Hasil Uji Coba Skala Norma Subjektif ... 39

3. Hasil Uji Coba Skala PBC ... 40

4. Hasil Uji Coba Skala Intensi ... 40

G. Prosedur Penelitian ... 41

H. Metode Pengolahan Data ... 42

1. Uji Normalitas ... 42

2. Uji Linearitas ... 43

3. Multikolinearitas ... 43

4. Autokorelasi ... 44

5. Heteroskedastisitas ... 45

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subjek Penelitian ... 46

B. Hasil Penelitian ... 46


(11)

a. Uji Normalitas ... 46

b. Uji Linearitas ... 47

c. Multikolinearitas ... 49

d. Autokorelasi ... 50

e. Heteroskedastisitas ... 50

2. Hasil Uji Hipotesa Penelitian ... 51

a. Hasil Uji Hipotesa Mayor ... 51

b. Hasil Uji Hipotesa Minor ... 55

3. Hasil Tambahan Penelitian ... 57

C. Pembahasan ... 69

1. Hubungan Sikap, Norma Subjektif, dan PBC dengan Intensi Melanjutkan Program MP2 di Fakultas Psikologi USU ... 69

2. Hubungan Sikap dengan Intensi Melanjutkan Program MP2 di Fakultas Psikologi USU ... 71

3. Hubungan Norma Subjektif dengan Intensi Melanjutkan Program MP2 di Fakultas Psikologi USU ... 72

4. Hubungan Perceived Behavioral Control dengan Intensi Melanjutkan Program MP2 di Fakultas Psikologi USU ... 74

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 76

B. Saran ... 76

1. Saran Metodologis ... 76

2. Saran Praktis ... 77

DAFTAR PUSTAKA ... 79 LAMPIRAN


(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Blue Print Skala Intensi ... 35

Tabel 2. Blue Print Skala Sikap ... 35

Tabel 3. Blue Print Skala Norma Subjektif ... 36

Tabel 4. Blue Print Skala PBC ... 36

Tabel 5. Distribusi Skala Sikap Setelah Uji Coba ... 39

Tabel 6. Distribusi Skala Norma Subjektif Setelah Uji Coba ... 39

Tabel 7. Distribusi Skala PBC Setelah Uji Coba ... 40

Tabel 8. Hasil Uji Linearitas Sikap ... 48

Tabel 9. Hasil Uji Linearitas Norma Subjektif ... 48

Tabel 10. Hasil Uji Linearitas PBC ... 48

Tabel 11. Hasil Uji Multikolinieritas ... 49

Tabel 12. Hasil Uji Autokorelasi ... 50

Tabel 13. Hasil Uji Hipotesa Mayor ... 52

Tabel 14. Hasil Analisis Varians ... 53

Tabel 15. Koefisien ... 54

Tabel 16. Koefisien Variabel ... 56

Tabel 17. Deskripsi Data Penelitian ... 57

Tabel 18. Kategorisasi Skor Intensi ... 58

Tabel 19. Kategorisasi Skor Intensi Mahasiswa UNPRI ... 59

Tabel 20. Kategorisasi Skor Intensi Mahasiswa USU ... 59

Tabel 21. Kategorisasi Skor Intensi Mahasiswa NOMMENSEN ... 59

Tabel 22. Kategorisasi Skor Intensi Mahasiswa UMA ... 60

Tabel 23. Kategorisasi Skor Sikap ... 61

Tabel 24. Kategorisasi Skor Sikap Mahasiswa UNPRI ... 61

Tabel 25. Kategorisasi Skor Sikap Mahasiswa USU ... 62

Tabel 26. Kategorisasi Skor Sikap Mahasiswa NOMMENSEN ... 62

Tabel 27. Kategorisasi Skor Sikap Mahasiswa UMA ... 62

Tabel 28. Kategorisasi Skor Norma Subjektif ... 63


(13)

Tabel 30. Kategorisasi Skor Norma Subjektif Mahasiswa USU ... 64

Tabel 31. Kategorisasi Skor Norma Subjektif Mahasiswa NOMMENSEN ... 65

Tabel 32. Kategorisasi Skor Norma Subjektif Mahasiswa UMA ... 65

Tabel 33. Kategorisasi Skor PBC ... 66

Tabel 34. Kategorisasi Skor PBC Mahasiswa UNPRI ... 67

Tabel 35. Kategorisasi Skor PBC Mahasiswa USU ... 67

Tabel 36. Kategorisasi Skor PBC Mahasiswa NOMMENSEN ... 67


(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Teori Planned Behavior ... 14 Gambar 2. Hasil Uji Normalitas ... 47 Gambar 3. Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 51


(15)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A

1. Reliabilitas & Uji Daya Beda Aitem Sikap

2. Reliabilitas & Uji Daya Beda Aitem Norma Subjektif

3. Reliabilitas & Uji Daya Beda Aitem Perceived Behavioral Control 4. Reliabilitas & Uji Daya Beda Aitem Intensi

LAMPIRAN B

Skor Total Aitem Skala Sikap, Skala Norma Subjektif, Skala Perceived Behavioral Control, dan Skala Intensi

LAMPIRAN C

1. Uji Normalitas 2. Uji Linearitas 3. Uji Multikolinearitas 4. Uji Autokorelasi 5. Uji Heteroskedastisitas 6. Uji Hipotesis Penelitian

LAMPIRAN D

Contoh Aitem Skala Sikap, Skala Norma Subjektif, dan Skala Perceived Behavior Control dan Skala Intensi


(16)

Hubungan Sikap, Norma Subjektif, dan Perceived Behavioral Control dengan Intensi Melanjutkan Program Magister Psikologi Profesi di Fakultas

Psikologi USU

Rismaya Saragih & Eka Danta Jaya Ginting ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah sikap, norma subjektif, dan perceived behavioral control secara bersama-sama berhubungan dengan intensi melanjutkan program magister psikologi profesi (MP2) di Fakultas Psikologi USU. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan 126 mahasiswa psikologi di Kota Medan sebagai sampel penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala sikap, norma subjektif, perceived behavioral control, dan skala intensi yang disusun berdasarkan Theory of Planned Behavior yang dikemukakan Ajzen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) sikap, norma subjektif, dan perceived behavioral control secara bersama-sama memiliki hubungan yang cukup kuat dan sangat signifikan dengan intensi melanjutkan program MP2 di Fakultas Psikologi USU; (2) sikap memiliki hubungan yang lemah namun sangat signifikan dengan intensi melanjutkan program MP2 di Fakultas Psikologi USU; (3) norma subjektif memiliki hubungan yang sangat lemah namun cukup signifikan dengan intensi melanjutkan program MP2 di Fakultas Psikologi USU; (4) perceived behavioral control memiliki hubungan yang sangat lemah namun cukup signifikan dengan intensi melanjutkan program MP2 di Fakultas Psikologi USU. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa skor intensi, skor sikap, skor norma subjektif, dan skor perceived behavioral control semuanya berada pada kategori sedang.

Kata kunci: intensi, sikap, norma subjektif, perceived behavioral control, program magister psikologi profesi di Fakultas Psikologi USU


(17)

Relationship between Attitudes, Subjective Norms, and Perceived Behavioral Control with Intention to Continue to Magister Program of Psychology

Profession in Faculty of Psychology at University of Sumatera Utara Rismaya Saragih & Eka Danta Jaya Ginting

ABSTRACTS

This study aims to determine whether the attitudes, subjective norms, and perceived behavioral control are together associated with intention to continue to magister program of psychology profession in Faculty of Psychology at University of Sumatera Utara. This study uses a quantitative approach using 126 psychology students in Medan as the sample. The data was collected using a scale of attitude, subjective norm, perceived behavioral control and intention scale which is based on the Theory of Planned Behavior by Ajzen. The results showed that (1) attitudes, subjective norms, and perceived behavioral control jointly have a pretty strong and highly siginificant relationship with intention to continue to magister program of psychology profession in Faculty of Psychology at USU; (2) attitudes have a weak but very significant correlation with intention to continue to magister program of psychology profession in Faculty of Psychology at USU; (3) the subjective norms have a very weak but significant correlation with intention to continue to magister program of psychology profession in Faculty of Psychology at USU; (4) perceived behavioral control have a very weak but significant correlation with intention to continue to magister program of psychology profession in Faculty of Psychology at USU. The results of this study also indicate that score of intention, attitudes, subjective norms, and perceived behavioral control are all located in the moderate category.

Keyword: intention, attitudes, subjective norms, perceived behavioral control, magister program of psychology profession in Faculty of Psychology at USU


(18)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Orang yang menyandang gelar sarjana saat ini tidak sulit untuk ditemukan. Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pengembangan (OECD) menyatakan Indonesia akan menjadi negara dengan jumlah sarjana muda terbanyak kelima di masa depan. Hal ini diprediksi akan terwujud pada tahun 2020 mendatang. Banyaknya jumlah sarjana ini menyebabkan kompetisi untuk mendapat pekerjaan semakin tinggi. Karenanya gelar sarjana saat ini belum bisa menjamin orang untuk mendapat kesempatan di dunia kerja. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah pengangguran sarjana atau lulusan universitas pada Februari 2013 mencapai 360 ribu orang, atau 5,04% dari total pengangguran yang mencapai 7,17 juta orang.

Saat ini perkembangan ilmu pengetahuan sudah lebih luas, terbukti dari banyaknya bidang studi yang dipelajari di perkuliahan. Salah satu ilmu yang banyak dipelajari adalah ilmu sosial. Menurut Ancok (1995), ilmu-ilmu sosial dalam era pembangunan senantiasa mendapat sorotan. Salah satu ilmu sosial yang sering mendapat sorotan adalah psikologi. Ilmu psikologi menjadi sorotan karena hampir semua bidang kehidupan dan bidang kerja di masyarakat berkaitan dengan persoalan perilaku dan persoalan interaksi antar manusia dan persoalan interaksi manusia dengan lingkungan. Hal inilah yang menyebabkan pengetahuan psikologi menjadi semakin diminati banyak orang. Dan hal ini berdampak pada semakin tinggi minat orang untuk melanjutkan studinya di bidang psikologi.


(19)

Semakin berkembangnya ilmu psikologi membuat sarjana psikologi merasa perlu untuk lebih mendalami ilmu psikologi dengan cara melanjutkan pendidikan ke program magister psikologi profesi. Berikut wawancara dengan M, mahasiswi S1 Fakultas Psikologi USU yang sedang skripsi.

“Aku berpikir dengan semakin banyaknya S1 sekarang ini, mungkin akan susah ke depannya, jadi ada baiknya tetap melanjutkan studi sampe ke jenjang yang lebih tinggi..udah gitu dari beberapa wacana yang aku dengar, banyaknya lulusan S1 membuat lapangan pekerjaan untuk S1 semakin sempit. Selain itu juga aku ingin mengetahui dunia psikologi lebih dalam lagi, karena di S1 kan kita cuma belajar dasarnya aja..”

(Komunikasi personal; Jumat, 24 Januari 2014) Dari wawancara di atas dapat dilihat bahwa M ingin melanjutkan pendidikannya karena dengan melihat banyaknya jumlah lulusan S1 saat ini M merasa tidak cukup hanya dengan bermodalkan pendidikan S1 untuk bisa mendapat pekerjaan. Selain itu M juga ingin mempelajari ilmu psikologi dengan lebih mendalam.

Salah satu fakultas yang menyediakan program magister psikologi profesi adalah Fakultas Psikologi USU. Pada Agustus 2006, Fakultas Psikologi USU bekerja sama dengan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, menyelenggarakan Program Pendidikan Profesi Psikologi Jenjang Magister (P4JM). Kemudian pada tanggal 25 Juni 2011 P4JM berganti nama menjadi Program Pendidikan Magister

Psikologi Profesi (MP2) sesuai dengan SK Rektor No.

1936/UN5.1.R/SK/PRS/2011. Kurikulum dari program MP2 ini dikelompokkan dalam tiga kategori: (a) kelompok mata kuliah kemagisteran sebanyak 16 sks; (b) kelompok mata kuliah dasar praktik psikologi sebanyak 11 sks; dan (c) kelompok mata kuliah praktik kerja profesi psikologi sebanyak 18 sampai 23 sks. Beban


(20)

belajar dari program MP2 secara keseluruhan adalah 45 sampai 50 sks dengan waktu studi minimal 5 semester dan maksimal 10 semester.

Program MP2 Fakultas Psikologi USU merupakan satu-satunya program pendidikan profesi psikolog yang ada di Pulau Sumatera. Oleh karena itu program MP2 Fakultas Psikologi USU menjadi satu-satunya tempat orang untuk melanjutkan dan mendapat pendidikan untuk menjadi seorang psikolog di Pulau Sumatera. Walaupun program MP2 Fakultas Psikologi USU merupakan satu-satunya program pendidikan profesi psikolog yang ada di Pulau Sumatera, namun mereka tetap harus memikirkan strategi-strategi untuk menarik calon mahasiswa yang akan melanjutkan pendidikan magister psikologi profesi. Menurut Stanton (dalam Dewi, 2010) suatu sistem dari usaha-usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial disebut pemasaran.

Strategi pemasaran yang dilakukan oleh Program MP2 Fakultas Psikologi USU awalnya dengan memasang iklan dan juga spanduk. Seiring dengan berjalannya waktu strategi tersebut dievaluasi karena kebanyakan mahasiswa di program magister profesi mengaku bahwa mereka mendapat informasi mengenai program magister profesi ini bukan dari iklan. Sehingga saat ini pemasaran yang dilakukan Program Pendidikan Magister Profesi ini hanya melalui website resmi Universitas Sumatera Utara (Komunikasi personal, 13 November 2013).

Pada kenyataannya tidak banyak mahasiswa yang meneruskan pendidikan di program MP2 di Fakultas Psikologi USU. Hal ini terlihat dari sedikitnya jumlah


(21)

mahasiswa yang mendaftar di program MP2 ini, yaitu sekitar 50 orang per tahunnya (Komunikasi personal; 10 Oktober 2013). Selain jumlah pendaftar yang tidak banyak, jumlah mahasiswa yang belajar di program MP2 ini juga sedikit. Dalam tiga tahun terakhir rata-rata jumlah mahasiswanya hanya 25 orang per angkatan (Komunikasi personal; 10 Oktober 2013). Sedikitnya jumlah mahasiswa di program MP2 ini dipengaruhi oleh minat calon mahasiswa untuk melanjutkan pendidikannya di program MP2 di Fakuktas Psikologi USU. Berikut wawancara dengan M, mahasiswi S1 Fakultas Psikologi USU yang sedang skripsi.

”Aku rencananya mau lanjutin kuliah disini, soalnya orangtua ga ngasih buat kuliah di luar kota, karena aku kan anak perempuan satu-satunya, jadi ga dikasih jauh-jauh..”

(Komunikasi personal; Rabu, 16 Oktober 2013)

“Aku mau lanjut disini karena disuruh orangtua. Tapi selain itu juga dulu pernah ada dosen yang bilang kalo emang kita mau kerja di Sumatera lebih bagus S2 nya di Sumatera juga, kalo S2 nya di Jawa prospek kerjanya lebih besar di Jawa. Lagian kan emang tujuan aku mau kerja di Medan, jadi ngapan harus keluar..”

(Komunikasi personal; Senin, 21 Oktober 2013) Berikut wawancara dengan R, alumni Fakultas Psikologi USU.

“Rencananya sih S2 nya mau ambil profesi, antara di UI atau UGM lah. Aku ga mau di USU, kan dulu S1 udah di USU, jadi maunya adalah peningkatan gitu, kalo diliat dari akreditasinya juga kan UI UGM itu lebih terkenal, pendidiknya juga lebih banyak….selain itu juga aku malas di Medan, kayaknya kurang berkembang ilmunya kalo di Medan aja..”

(Komunikasi personal; Jumat, 22 November 2013) Dari kedua wawancara di atas dapat dilihat bahwa M berencana untuk melanjutkan pendidikannya di program MP2 di Fakultas Psikologi USU. M berencana seperti itu karena mendapat dorongan dari orangtua dan dosennya dan juga karena M ingin bekerja di Kota Medan. Berbeda dengan R yang tidak ingin


(22)

melanjutkan kuliah di program MP2 di Fakultas Psikologi USU. Hal ini disebabkan R merasa bahwa ada universitas lain yang lebih terkenal dan menurut R ilmu yang ia dapat tidak dapat berkembang jika ia tetap di Kota Medan.

Salah satu faktor penentu dari perilaku pembelian atau dalam hal ini penggunaan jasa pendidikan adalah intensi. Intensi adalah niat sadar untuk menjalankan suatu tindakan (Ajzen dan Fishbein, 1975). Menurut Ajzen (2005), intensi dapat memprediksi seberapa kuat keinginan individu untuk menampilkan sebuah perilaku dan bagaimana usaha yang dilakukan untuk menampilkan perilaku tersebut. Dalam konteks melanjutkan pendidikan ke program MP2 USU maka intensi dapat disimpulkan menjadi niat yang dimiliki seseorang untuk melanjutkan pendidikannya ke program MP2 di Fakultas Psikologi USU.

Berdasarkan theory of planned behavior, intensi adalah fungsi dari tiga penentu utama, yang pertama adalah faktor personal dari individu tersebut, yang kedua bagaimana pengaruh sosial, dan yang ketiga berkaitan dengan kontrol yang dimiliki individu (Ajzen, 2005). Yang dimaksud dengan faktor personal individu adalah sikap individu terhadap sebuah perilaku. Sikap merupakan evaluasi positif atau negatif individu terhadap objek sikap. Sikap individu terhadap perilaku tertentu diperoleh dari keyakinan individu tersebut akan konsekuensi yang akan ia terima ketika menunjukkan perilaku tertentu. Ketika seseorang yakin bahwa perilakunya menghasilkan outcome yang positif, maka individu tersebut akan mempunyai sikap positif, begitu juga sebaliknya.

Faktor penentu intensi kedua adalah persepsi seseorang terhadap tekanan sosial untuk untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku tertentu atau bisa


(23)

disebut dengan norma subjektif (Ajzen, 2005). Menurut Ajzen (2005) norma subjektif ditentukan oleh adanya keyakinan normatif (normative belief) dan keinginan untuk mengikuti (motivation to comply). Keyakinan normatif merupakan harapan-harapan yang berasal dari referent atau orang dan kelompok yang berpengaruh bagi individu (significant others). Sedangkan motivation to comply berkaitan dengan bagaimana individu ingin mengikuti harapan dari significant others.

Faktor penentu intensi yang ketiga adalah perceived behavioral control. Menurut Ajzen (2005) perceived behavioral control merupakan persepsi individu terhadap kontrol yang dimilikinya sehubungan dengan perilaku tertentu. Kontrol merupakan sesuatu yang dapat mempermudah atau mempersulit seseorang untuk memunculkan perilaku. Kontrol yang dimiliki individu dapat berupa ketersediaan sumber daya, keterampilan, atau bahkan kesempatan untuk menunjukkan perilaku tertentu. Ketika seseorang percaya bahwa ia mempunyai sumber daya yang cukup, keterampilan, ataupun kesempatan untuk melanjutkan pendidikan di program magister profesi Fakultas psikologi USU, maka ia akan memiliki intensi yang kuat untuk menunjukkan perilaku tersebut.

Tingkah laku seseorang ditentukan oleh intensi orang untuk melakukan tingkah laku itu (Ajzen, 2005). Jadi, tingkah laku untuk melanjutkan pendidikan ke program magister profesi di Fakultas Psikologi USU ditentukan oleh intensi seseorang untuk melanjutkan program profesi tersebut. Intensi untuk melanjutkan ke program MP2 di Fakultas Psikologi USU dipengaruhi oleh ketiga faktor yang dikemukakan Ajzen, yaitu sikap seseorang terhadap atribut yang ada pada


(24)

program MP2 di Fakultas Psikologi USU, bagaimana pengaruh orang-orang disekitar, dan juga persepsi orang tersebut terhadap kontrol-kontrol yang dimilikinya sehubungan dengan perilaku melanjutkan ke program MP2 di Fakultas Psikologi USU.

Berdasarkan penjelasan diatas penelitian ini akan melihat bagaimana hubungan sikap, norma subjektif, dan perceived behavioral control dengan intensi melanjutkan program MP2 di Fakultas Psikologi USU.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah yang dipaparkan di atas, maka rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah sikap, norma subjektif, dan perceived behavior control secara bersama-sama berhubungan dengan intensi melanjutkan program MP2 di Fakultas Psikologi USU?

2. Seberapa besar sikap berhubungan dengan intensi melanjutkan program MP2 di Fakultas Psikologi USU?

3. Seberapa besar norma subjektif berhubungan dengan intensi melanjutkan program MP2 di Fakultas Psikologi USU?

4. Seberapa besar perceived behavior control berhubungan dengan intensi melanjutkan program MP2 di Fakultas Psikologi USU?


(25)

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mengetahui apakah sikap, norma subjektif, dan perceived behavior control secara bersama-sama berhubungan dengan intensi melanjutkan program MP2 di Fakultas Psikologi USU.

2. Mengetahui seberapa besar sikap berhubungan dengan intensi melanjutkan program MP2 di Fakultas Psikologi USU.

3. Mengetahui seberapa besar norma subjektif berhubungan dengan intensi melanjutkan program MP2 di Fakultas Psikologi USU.

4. Mengetahui seberapa besar perceived behavior control berhubungan dengan intensi melanjutkan program MP2 di Fakultas Psikologi USU. 5. Melihat tingkat intensi, sikap, norma subjektif, dan perceived

behavioral control (PBC) pada sampel dibandingkan dengan populasi secara umum.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang bermanfaat bagi ilmu psikologi, khususnya di bidang Psikologi Industri dan Organisasi khususnya mengenai hubungan sikap, norma subjektif, dan perceived behavioral control terhadap intensi melanjutkan program MP2 di Fakultas Psikologi USU. Selain itu juga, penelitian ini diharapkan dapat menambah sumber kepustakaan dan penelitian Psikologi


(26)

Industri dan Organisasi sehingga hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai penunjang untuk bahan penelitian lebih lanjut.

2. Manfaat Praktis

a. Untuk Program Pendidikan Magister Profesi Fakultas Psikologi USU

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada Program Pendidikan Magister Profesi Fakultas Psikologi USU mengenai intensi mahasiswa untuk melanjutkan pendidikan ke program MP2 USU ditinjau dari sikap, norma subjektif, dan perceived behavioral control. b. Untuk Mahasiswa

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi mahasiswa yang akan melanjutkan pendidikan mereka ke program magister profesi. Lewat penelitian ini diharapkan mahasiswa tersebut dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi intensi untuk melanjutkan pendidikan.

E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisikan latar belakang yang mendasari penelitian ini, rumusan masalahnya, tujuan diadakannya penelitian, manfaat penelitian dari segi teoritis dan praktis, serta sistematika penulisan.


(27)

Bab ini berisi tinjauan teoritis mengenai (1)sikap, (2)norma subjektif, (3)perceived behavioral control, dan (4)intensi melanjutkan program MP2 di Fakultas Psikologi USU. Dalam bab ini diuraikan juga dinamika sikap terhadap intensi, norma subjektif terhadap intensi, perceived behavioral control dengan intensi, dan ketiga hal tersebut dengan intensi melanjutkan program MP2 di Fakultas Psikologi USU. Bab ini juga mengemukakan hipotesis penelitian sebagai jawaban sementara terhadap masalah penelitian.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini berisi identifikasi variabel dan definisi operasional variabel yang diuji dalam penelitian ini yaitu intensi melanjutkan program MP2 di Fakultas Psikologi USU, sikap, norma subjektif, dan perceived behavioral control. Dalam bab ini juga diuraikan tentang populasi dan sampel yang akan diteliti. Penelitian ini menggunakan teknik nonprobability incidental sampling. Pengukuran dalam penelitian ini menggunakan skala sikap, norma subjektif, perceived behavioral control (PBC), dan intensi melanjutkan program MP2 di Fakultas Psikologi USU. Selain itu, pada bab ini juga berisi validitas, uji daya beda aitem dan reliabilitas alat ukur yang digunakan, serta prosedur pelaksanaan penelitian. Penelitian ini menggunakan analisa regresi linear berganda sebagai metode analisa data.


(28)

BAB IV: ANALISIS DAN INTERPRETASI

Bab ini berisi deskripsi data responden, analisa dan pembahasan data yang diperoleh dari hasil analisis, dan pembahasan data data penelitian sesuai dengan teori yang relevan.

BAB V: KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

Pada bab ini berisi kesimpulan, diskusi dan saran mengenai hasil yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan tersebut.


(29)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Planned Behavior

Theory of planned behavior merupakan teori yang dikembangkan oleh Ajzen yang merupakan penyempurnaan dari reason action theory yang dikemukakan oleh Fishbein dan Ajzen. Fokus utama dari teori planned behavior ini sama seperti teori reason action yaitu intensi individu untuk melakukan perilaku tertentu. Intensi dianggap dapat melihat faktor-faktor motivasi yang mempengaruhi perilaku. Intensi merupakan indikasi seberapa keras orang mau berusaha untuk mencoba dan berapa besar usaha yang akan dikeluarkan individu untuk melakukan suatu perilaku.

Reason action theory mengatakan ada dua faktor penentu intensi yaitu sikap pribadi dan norma subjektif (Fishbein & Ajzen, 1975). Sikap merupakan evaluasi positif atau negatif individu terhadap perilaku tertentu. Sedangkan norma subjektif adalah persepsi seseorang terhadap tekanan sosial untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku tertentu (Fishbein & Ajzen, 1975). Namun Ajzen berpendapat bahwa teori reason action belum dapat menjelaskan tingkah laku yang tidak sepenuhnya berada di bawah kontrol seseorang. Karena itu dalam theory of planned behavior Ajzen menambahkan satu faktor yang menentukan intensi yaitu perceived behavioral control. Perceived behavioral control merupakan persepsi individu terhadap kontrol yang dimilikinya sehubungan dengan perilaku tertentu (Ajzen, 2005). Faktor ini menurut Ajzen mengacu pada persepsi individu mengenai mudah atau sulitnya memunculkan tingkah laku


(30)

tertentu dan diasumsikan merupakan refleksi dari pengalaman masa lalu dan juga hambatan yang diantisipasi. Menurut Ajzen (2005) ketiga faktor ini yaitu sikap, norma subjektif, dan perceived behavioral control dapat memprediksi intensi individu dalam melakukan perilaku tertentu.

Gambar 1. Teori Planned Behavior (Ajzen,2005) B. Intensi

B.1. Pengertian Intensi

Intensi menurut Corsini (2002) adalah keputusan untuk bertindak dengan cara tertentu, atau dorongan untuk melakukan suatu tindakan, baik secara sadar atau tidak. Sudarsono (1993) berpendapat bahwa intensi adalah niat, tujuan; keinginan untuk melakukan sesuatu, mempunyai tujuan. Fishbein dan Ajzen (1975) mendefinisikan intensi sebagai probabilitas subjektif yang dimiliki seseorang untuk melakukan perilaku tertentu. Intensi akan tetap menjadi kecenderungan berperilaku sampai pada saat yang tepat ada usaha

Sikap Terhadap

Perilaku

Norma Subjektif

Perceived behavioral

control


(31)

yang dilakukan untuk mengubah intensi tersebut menjadi sebuah perilaku (Ajzen, 2005).

Menurut Ajzen (2005) intensi merupakan anteseden dari sebuah perilaku yang nampak. Intensi dapat meramalkan secara akurat berbagai kecenderungan perilaku. Berdasarkan theory of planned behavior, intensi adalah fungsi dari tiga penentu utama, pertama adalah faktor personal dari individu tersebut, kedua bagaimana pengaruh sosial, dan ketiga berkaitan dengan kontrol yang dimiliki individu (Ajzen, 2005).

Berdasarkan uraian diatas pengertian intensi pada penelitian ini adalah kecenderungan seseorang untuk melakukan perilaku tertentu baik secara sadar atau tidak.

B.2. Aspek Pengukuran Intensi

Menurut Fishbein dan Ajzen (1975) intensi memiliki empat aspek, yaitu:

a. Perilaku (behavior), yaitu perilaku spesifik yang nantinya akan diwujudkan.

b. Sasaran (target), yaitu objek yang menjadi sasaran perilaku. Objek yang menjadi sasaran dari perilaku spesifik dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu orang tertentu/objek tertentu (particular object), sekelompok orang/sekelompok objek (a class of object), dan orang atau objek pada umumnya (any object).

c. Situasi (situation), yaitu situasi yang mendukung untuk dilakukannya suatu perilaku (bagaimana dan dimana perilaku itu akan diwujudkan).


(32)

d. Waktu (time), yaitu waktu terjadinya perilaku yang meliputi waktu tertentu, dalam satu periode atau jangka waktu yang tidak terbatas.

Menurut Fishbein dan Ajzen (1975) untuk mengidentifikasi tingkat kekhususan pada target, situasi, dan dimensi waktu relatif mudah, tapi dimensi perilaku relatif lebih sulit untuk diidentifikasi. Pengukuran intensi yang terbaik agar dapat memprediksi perilaku adalah dengan memasukkan keempat aspek intensi yaitu perilaku, target, situasi, dan waktu (Fishbein & Ajzen, 1975).

C. Sikap

C.1. Pengertian Sikap

Ajzen (2005) mengatakan sikap merupakan suatu disposisi untuk merespon secara positif atau negatif suatu perilaku. Sikap terhadap perilaku ditentukan oleh belief tentang konsekuensi dari sebuah perilaku, yang disebut sebagai behavioral beliefs (Ajzen, 2005). Menurut Ajzen (2005) setiap behavioral beliefs menghubungkan perilaku dengan hasil yang bisa didapat dari perilaku tersebut. Sikap terhadap perilaku ditentukan oleh evaluasi individu mengenai hasil yang berhubungan dengan perilaku dan dengan kekuatan hubungan dari kedua hal tersebut (Ajzen, 2005).

Secara umum, semakin individu memiliki evaluasi bahwa suatu perilaku akan menghasilkan konsekuensi positif maka individu akan cenderung bersikap favorable terhadap perilaku tersebut; sebaliknya, semakin individu memiliki evaluasi negative maka individu akan cenderung bersikap unfavorable terhadap perilaku tersebut (Ajzen, 2005).


(33)

C.2. Aspek Pengukuran Sikap

Menurut Ajzen (2005) sikap terhadap perilaku didefinisikan sebagai derajat penilaian positif atau negatif individu terhadap perilaku tertentu. Sikap terhadap perilaku ditentukan oleh kombinasi antara behavioral belief dan outcome evaluation. Behavioral belief adalah belief individu mengenai konsekuensi positif atau negatif dari perilaku tertentu dan outcome evaluation merupakan evaluasi individu terhadap konsekuensi yang akan ia dapatkan dari sebuah perilaku. Rumusnya adalah sebagai berikut:

Berdasarkan rumus di atas sikap terhadap perilaku (AB) didapat dari penjumlahan hasil kali antara belief terhadap outcome yang dihasilkan (bi) dengan evaluasi terhadap outcome (ei). Dapat disimpulkan bahwa individu yang percaya bahwa sebuah perilaku dapat menghasilkan outcome yang positif maka individu tersebut akan memiliki sikap yang positif terhadap sebuah perilaku, begitu juga sebaliknya.

D. Norma Subjektif

D.1. Pengertian Norma Subjektif

Ajzen (2005) mengatakan norma subjektif merupakan fungsi yang didasarkan oleh belief yang disebut normative belief, yaitu belief mengenai kesetujuan dan atau ketidaksetujuan yang berasal dari referent atau orang dan


(34)

kelompok yang berpengaruh bagi individu (significant others) seperti orang tua, pasangan, teman dekat, rekan kerja atau lainnya terhadap suatu perilaku.

Norma subjektif didefinisikan sebagai persepsi individu tentang tekanan sosial untuk melakukan atau tidak melakukan suatu perilaku (Ajzen, 2005). Norma subjektif ditentukan oleh kombinasi antara normative belief individu dan motivation to comply.

Biasanya semakin individu mempersepsikan bahwa social referent yang mereka miliki mendukung mereka untuk melakukan suatu perilaku maka individu tersebut akan cenderung merasakan tekanan sosial untuk memunculkan perilaku tersebut. Dan sebaliknya semakin individu mempersepsikan bahwa social referent yang mereka miliki tidak menyetujui suatu perilaku maka individu cenderung merasakan tekanan sosial untuk tidak melakukan perilaku tersebut.

D.2. Aspek Pengukuran Norma Subjektif

Ajzen (2005) mendefinisikan norma subjektif sebagai persepsi individu tentang tekanan sosial untuk melakukan atau tidak melakukan suatu perilaku. Norma subjektif ditentukan oleh normative belief dan motivation to comply. Normative belief adalah belief mengenai kesetujuan atau ketidaksetujuan yang berasal dari referent. Motivation to comply adalah motivasi individu untuk mematuhi harapan dari referent. Berikut adalah rumus hubungan normative belief dan motivation to comply:


(35)

Berdasarkan rumus di atas norma subjektif (SN) didapat dari penjumlahan hasil kali dari normative belief (ni) dengan motivation to comply (mi). Individu yang percaya bahwa referent akan mendukung ia untuk melakukan sebuah perilaku akan merasakan tekanan sosial untuk melakukan perilaku tersebut, dan begitu juga sebaliknya.

E. Perceived behavioral control

E.1. Pengertian Perceived behavioral control

Ajzen (2005) menjelaskan perceived behavioral control sebagai fungsi yang didasarkan oleh belief yang disebut sebagai control beliefs, yaitu belief individu mengenai ada atau tidak adanya faktor yang mendukung atau menghalangi individu untuk memunculkan sebuah perilaku. Belief ini didasarkan pada pengalaman terdahulu individu tentang suatu perilaku, informasi yang dimiliki individu tentang suatu perilaku yang diperoleh dengan melakukan observasi pada pengetahuan yang dimiliki diri maupun orang lain yang dikenal individu, dan juga oleh berbagai faktor lain yang dapat meningkatkan ataupun menurunkan perasaan individu mengenai tingkat kesulitan dalam melakukan suatu perilaku.

Semakin individu merasakan banyak faktor pendukung dan sedikit faktor penghambat untuk dapat melakukan suatu perilaku, maka lebih besar kontrol yang mereka rasakan atas perilaku tersebut dan begitu juga sebaliknya, semakin sedikit individu merasakan faktor pendukung dan banyak faktor penghambat untuk dapat melakukan suatu perilaku, maka individu


(36)

akan cenderung mempersepsikan diri sulit untuk melakukan perilaku tersebut (Ajzen, 2005).

E.2. Aspek Pengukuran Perceived behavioral control

Perceived behavioral control adalah persepsi individu mengenai kemudahan atau kesulitan untuk melakukan perilaku tertentu (Ajzen, 2005). Perceived behavioral control ditentukan oleh kombinasi antara control belief dan perceived power control. Control belief merupakan belief individu mengenai faktor pendukung atau penghambat untuk memunculkan sebuah perilaku. Perceived power control adalah kekuatan perasaan individu akan setiap faktor pendukung atau penghambat tersebut. Hubungan antara control belief dan perceived power control dapat dilihat pada rumus berikut:

Berdasarkan rumus di atas perceived behavioral control (PBC) didapat dari penjumlahan hasil kali control belief (ci) dengan perceived power control (pi). Semakin besar persepsi mengenai kesempatan dan sumber daya yang dimiliki individu maka semakin besar PBC yang dimiliki orang tersebut.

F. Program Magister Psikologi Profesi Fakultas Psikologi USU

Pada Agustus 2006, Fakultas Psikologi USU bekerja sama dengan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, menyelenggarakan Program Pendidikan Profesi Psikologi Jenjang Magister (P4JM). Kemudian pada tanggal 25 Juni 2011


(37)

P4JM berganti nama menjadi Program Pendidikan Magister Psikologi Profesi (MP2) sesuai dengan SK Rektor No. 1936/UN5.1.R/SK/PRS/2011. Kurikulum dari program MP2 ini dikelompokkan dalam tiga kategori: (a) kelompok mata kuliah kemagisteran sebanyak 16 sks; (b) kelompok mata kuliah dasar praktik psikologi sebanyak 11 sks; dan (c) kelompok mata kuliah praktik kerja magister psikologi profesi sebanyak 18 sampai 23 sks. Beban belajar dari program MP2 secara keseluruhan adalah 45 sampai 50 sks dengan waktu studi minimal 5 semester dan maksimal 10 semester (Program Pendidikan Magister Psikologi Fakultas Psikologi USU, 2013).

Adapun tujuan dari program MP2 Fakultas Psikologi USU ini adalah menghasilkan psikolog profesional yang diharapkan menguasai prinsip-prinsip psikodiagnostika dan intervensi psikologi, mampu melakukan asesmen psikologi dan intervensi psikologi serta mampu melakukan penelitian terapan di bidang psikologi dalam rangka memberikan pelayanan secara profesional kepada individu dan kelompok masyarakat. Selain itu lulusan program ini diharapkan mampu menghayati dan mengamalkan Kode Etik Psikologi yang meliputi kode etik keilmuan, penelitian dan profesi (Program Pendidikan Magister Psikologi Fakultas Psikologi USU, 2013).

G. Dinamika

G.1. Dinamika Sikap terhadap Intensi

Menurut Ajzen (2005) sikap terhadap perilaku merupakan salah satu faktor penentu terbentuknya intensi. Sikap terhadap perilaku didefinisikan


(38)

Ajzen (2005) sebagai derajat penilaian positif atau negative individu terhadap perilaku tertentu. Sikap terhadap perilaku ditentukan oleh evaluasi individu mengenai hasil yang berhubungan dengan perilaku dan dengan kekuatan hubungan dari kedua hal tersebut. Semakin individu memiliki evaluasi bahwa suatu perilaku akan menghasilkan konsekuensi positif maka individu akan cenderung bersikap favorable terhadap perilaku tersebut. Sikap terhadap perilaku tersebut yang akan mempengaruhi intensi seseorang dalam memunculkan sebuah perilaku.

Pernyataan di atas juga didukung oleh hasil-hasil penelitian terdahulu. Penelitian Wibowo dan Kumolohadi (2008) menunjukkan bahwa sikap terhadap kurikulum berhubungan positif dengan intensi mendaftar pada Program Pendidikan Profesi Psikologi jenjang Magister UII, artinya jika sikap terhadap kurikulum tinggi maka intensi untuk mendaftar juga tinggi, begitu juga sebaliknya. Selain itu penelitian Maradona (2009) menunjukkan terdapat hubungan positif antara sikap dengan intensi kepatuhan pelanggan.

Berdasarkan teori yang dikemukakan Ajzen dan juga hasil dari penelitian terdahulu terlihat bahwa sikap dapat mempengaruhi intensi individu dalam melakukan perilaku tertentu. Jika dikaitkan dengan penelitian ini maka ketika individu yakin bahwa perilaku melanjutkan program MP2 di Fakultas Psikologi USU akan menghasilkan outcome positif untuk dirinya, individu tersebut akan memiliki sikap positif terhadap program MP2 di Fakultas Psikologi USU. Dan sikap positif tersebut akan memperbesar intensi individu untuk melanjutkan program MP2 di Fakultas Psikologi USU.


(39)

G.2. Dinamika Norma Subjektif terhadap Intensi

Norma subjektif adalah persepsi individu tentang tekanan sosial untuk melakukan atau tidak melakukan suatu perilaku (Ajzen, 2005). Norma subjektif ditentukan oleh kombinasi antara belief individu dan motivation to comply. Semakin individu mempersepsikan bahwa social referent yang mereka miliki mendukung mereka untuk melakukan suatu perilaku maka individu tersebut akan cenderung merasakan tekanan sosial untuk memunculkan perilaku tersebut.

Hasil penelitian Julprima (1991) menjelaskan rendahnya intensi penggunaan kondom dalam hubungan seksual pranikah remaja lebih disebabkan oleh persepsi mereka bahwa hal itulah yang diharapkan oleh significant others dan mereka termotivasi untuk mematuhi harapan tersebut. Dengan kata lain hasil penelitian ini menunjukkan norma subjektif mempengaruhi intensi penggunaan kondom pada remaja. Penelitian Maradona (2009) juga menunjukkan hal yang serupa bahwa terdapat hubungan positif antara norma subketif dengan intensi kepatuhan pelanggan.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa norma subjektif dapat mempengaruhi intensi individu untuk melakukan atau tidak melakukan sebuah perilaku. Dalam penelitian ini perilaku yang akan dimunculkan adalah perilaku melanjutkan program MP2 di Fakultas Psikologi USU. Maka ketika individu mempersepsikan bahwa referent yang mereka miliki mengharapkan mereka untuk melanjutkan program MP2 di Fakultas Psikologi USU dan mereka termotivasi untuk memenuhi harapan dari referent tersebut, mereka


(40)

akan memilik intensi yang kuat untuk melanjutkan program MP2 di Fakultas Psikologi USU.

G.3. Dinamika Perceived Behavioral Control terhadap Intensi

Ajzen (2005) mendefinisikan perceived behavioral control (PBC) sebagai persepsi individu mengenai kemudahan atau kesulitan untuk melakukan perilaku tertentu. Perceived behavioral control ditentukan oleh kombinasi antara belief individu mengenai faktor pendukung atau penghambat untuk memunculkan sebuah perilaku (control belief) dan kekuatan perasaan individu akan setiap faktor pendukung atau penghambat (perceived power control). Semakin banyak faktor pendukung dan sedikit faktor penghambat yang individu rasakan untuk dapat melakukan suatu perilaku, maka lebih besar kontrol yang mereka rasakan atas perilaku tersebut dan begitu juga sebaliknya.

Dalam penelitian Asrori (1998) dikatakan PBC secara signifikan mempunyai hubungan positif terhadap intensi menghindari pajak. Selain itu penelitian Sukrisno (1996) menunjukkan bahwa PBC merupakan peramal yang baik untuk intensi melanjutkan ke program profesi.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa PBC memiliki pengaruh terhadap intensi individu dalam melakukan sebuah perilaku. Dalam penelitian ini, ketika individu memiliki banyak faktor pendukung untuk dapat melanjutkan program MP2 di Fakultas Psikologi USU maka individu tersebut akan memiliki intensi yang kuat untuk


(41)

memunculkan perilaku melanjutkan program MP2 di Fakultas Psikologi USU.

G.4. Dinamika Sikap, Norma Subjektif, dan Perceived behavioral control terhadap Intensi

Ajzen (2005) menjelaskan intensi merupakan anteseden dari sebuah perilaku yang nampak. Intensi dapat meramalkan secara akurat berbagai kecenderungan perilaku. Semakin besar intensi individu terhadap suatu perilaku maka semakin besar juga kemungkinan individu akan memunculkan perilaku tersebut. Jika dikaitkan dengan penelitian ini, semakin besar intensi individu untuk melanjutkan program MP2 di Fakultas Psikologi USU maka semakin besar kemungkinan individu tersebut benar-benar melanjutkan ke program MP2 di Fakultas Psikologi USU.

Berdasarkan theory of planned behavior yang dikemukakan Ajzen (2005), intensi ditentukan oleh tiga faktor yaitu sikap terhadap perilaku, norma subjektif, dan perceived behavioral control. Pernyataan ini didukung juga oleh hasil penelitian Ismail dan Zain (2008) yang menyatakan bahwa sikap, norma subjektif, dan perceived behavioral control berpengaruh terhadap intensi pelajar SLTA dalam memilih FE Universitas YARSI.

Faktor penentu intensi yang pertama adalah sikap terhadap perilaku. Sikap terhadap perilaku ditentukan oleh belief tentang konsekuensi dari sebuah perilaku, yang disebut sebagai behavioral beliefs (Ajzen, 2005). Sikap individu terhadap perilaku tertentu diperoleh dari keyakinan individu tersebut


(42)

akan konsekuensi yang akan ia terima ketika menunjukkan perilaku tertentu. Ketika individu yakin bahwa perilakunya menghasilkan outcome yang positif, maka individu tersebut akan mempunyai sikap positif, begitu juga sebaliknya. Jadi saat individu yakin bahwa perilaku melanjutkan ke program MP2 di Fakultas Psikologi USU akan menghasilkan outcome positif untuk individu tersebut, maka ia akan mempunyai sikap positif terhadap atribut-atribut dari program MP2 di Fakultas Psikologi USU. Sebaliknya ketika individu yakin bahwa perilaku melanjutkan ke program MP2 di Fakultas Psikologi USU akan menghasilkan outcome negative untuk individu tersebut maka ia akan mempunyai sikap negative terhadap atribut-atribut dari program MP2 di Fakultas Psikologi USU.

Faktor penentu intensi yang kedua adalah norma subjektif. Hasil penelitian Kusminanti (2005) menunjukkan bahwa norma subjektif memberikan sumbangan yang signifikan terhadap intensi untuk menggunakan helm pada pekerja pelaksana pekerjaan konstruksi. Selain itu menurut penelitian Sari (1998) norma subjektif mempunyai bobot yang signifikan terhadap intensi para perokok untuk berhenti merokok. Kedua hasil peneltian tersebut menunjukkan bahwa norma subjektif punya peranan yang signifkan terhadap intensi individu dalam melakukan perilaku tertentu. Norma subjektif menurut Ajzen (2005) adalah persepsi individu tentang tekanan sosial untuk melakukan atau tidak melakukan suatu perilaku. Menurut Ajzen (2005) norma subjektif ditentukan oleh adanya normative belief dan motivation to comply. Normative belief merupakan harapan-harapan yang berasal dari


(43)

referent atau orang dan kelompok yang berpengaruh bagi individu (significant others). Sedangkan motivation to comply berkaitan dengan bagaimana individu ingin mengikuti harapan dari significant others. Ketika individu yang ingin melanjutkan pendidikan ke program MP2 di Fakultas Psikologi USU mendapat tekanan sosial dari significant others seperti misalnya orangtua mereka untuk melanjutkan pendidikan ke program MP2 di Fakultas Psikologi USU dan mereka mempunyai keinginan untuk mengikuti harapan-harapan dari significant others tersebut maka individu itu akan memiliki intensi yang kuat untuk melakukan perilaku tersebut.

Faktor penentu intensi yang ketiga adalah perceived behavioral control. Penelitian Kusminanti (2005) menunjukkan bahwa perceived behavioral control memberikan sumbangan yang signifikan terhadap intensi untuk menggunakan helm pada pekerja pelaksana pekerjaan konstruksi. Penelitian Sari (1998) juga menunjukkan hal yang serupa bahwa perceived behavioral control mempunyai bobot yang signifikan terhadap intensi para perokok untuk berhenti merokok. Selain itu penelitian Ismail dan Zain (2008) menunjukkan bahwa perceived behavioral control merupakan faktor penentu yang paling berperan terhadap intensi dibanding kedua faktor yang lainnya. Perceived behavioral control merupakan persepsi individu terhadap kontrol yang dimilikinya sehubungan dengan perilaku tertentu. Kontrol yang dimiliki individu dapat berupa ketersediaan sumber daya, keterampilan, atau bahkan kesempatan untuk menunjukkan perilaku tertentu. Ketika seseorang percaya bahwa ia mempunyai sumber daya yang cukup, keterampilan, ataupun


(44)

kesempatan untuk melanjutkan pendidikan ke program MP2 di Fakultas psikologi USU, maka ia akan memiliki intensi yang kuat untuk menunjukkan perilaku tersebut.

H. Hipotesis

H.1. Hipotesis Utama

Hipotesis utama yang diajukan dalam penelitian ini adalah sikap, norma subjektif, dan perceived behavior control secara bersama-sama berhubungan dengan intensi melanjutkan program MP2 di Fakultas Psikologi USU.

H.2. Hipotesis Tambahan

Hipotesis tambahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

a. Sikap berhubungan dengan intensi melanjutkan program MP2 di Fakultas Psikologi USU.

b. Norma subjektif berhubungan dengan intensi melanjutkan program MP2 di Fakultas Psikologi USU.

c. Perceived behavior control berhubungan dengan intensi melanjutkan program MP2 di Fakultas Psikologi USU.


(45)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Identifikasi Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini ada dua variabel yang akan diteliti, yaitu:

1. Variabel bebas: teori planned behavior (sikap terhadap perilaku, norma subjektif, dan perceived behavioral control)

2. Variabel tergantung: intensi

B. Definisi Operasional

1. Teori planned behavior

a. Sikap terhadap perilaku melanjutkan program MP2 di Fakultas Psikologi USU

Sikap terhadap perilaku melanjutkan program MP2 di Fakultas Psikologi USU didefinisikan sebagai penilaian positif atau negatif individu terhadap perilaku melanjutkan program MP2 di Fakultas Psikologi USU yang akan diukur dengan menggunakan skala sikap yang disusun berdasarkan aspek-aspek sikap dalam teori planned behavior yaitu behavioral belief dan outcome evaluation.

Sikap dapat dilihat dari skor sikap masing-masing individu yang diperoleh dari skala. Skor sikap didapat dari penjumlahan hasil kali dari masing-masing aspek sikap yaitu behavioral belief dan outcome evaluation. Jika skor sikap semakin tinggi maka semakin positif sikap


(46)

subjek terhadap perilaku melanjutkan program MP2 di Fakultas Psikologi USU. Sebaliknya jika skor sikap semakin rendah maka semakin negative sikap subjek terhadap perilaku melanjutkan program MP2 di Fakultas Psikologi USU.

b. Norma subjektif

Norma subjektif adalah persepsi individu tentang tekanan sosial yang berasal dari significant others mengenai perilaku melanjutkan program MP2 di Fakultas Psikologi USU yang akan diukur dengan menggunakan skala norma subjektif yang disusun berdasarkan aspek-aspek norma subjektif yaitu normative belief dan motivation to comply.

Norma subjektif dapat dilihat dari skor norma subjektif masing-masing individu yang diperoleh dari skala. Skor norma subjektif didapat dari penjumlahan hasil kali dari normative belief dan motivation to comply. Semakin tinggi skor norma subjektif berarti semakin tinggi tekanan sosial yang dirasakan subjek mengenai perilaku melanjutkan program MP2 di Fakultas Psikologi USU. Sebaliknya semakin rendah skor norma subjektif berarti semakin rendah tekanan sosial yang dirasakan subjek mengenai perilaku melanjutkan program MP2 di Fakultas Psikologi USU.

c. Perceived behavioral control

Perceived behavioral control (PBC) merupakan persepsi individu terhadap faktor pendukung ataupun faktor penghambat yang mungkin akan ditemui bila individu menampilkan perilaku melanjutkan program


(47)

MP2 di Fakultas Psikologi USU. PBC akan diukur dengan menggunakan skala PBC yang disusun berdasarkan aspek-aspek dari PBC yaitu control belief dan perceived power control.

PBC dapat dilihat dari skor PBC masing-masing individu yang diperoleh dari skala. Skor PBC didapat dari penjumlahan hasil kali dari control belief dan perceived power control. Semakin tinggi skor PBC berarti semakin besar kontrol yang dirasakan subjek atas perilaku melanjutkan program MP2 di Fakultas Psikologi USU. Sebaliknya semakin rendah skor PBC berarti individu merasa sulit untuk memunculkan perilaku melanjutkan program MP2 di Fakultas Psikologi USU.

2. Intensi

Intensi adalah kecenderungan individu untuk melanjutkan program MP2 di Fakultas Psikologi USU yang akan diukur menggunakan skala intensi yang disusun berdasarkan teori intensi menurut Ajzen (2005). Intensi dapat dilihat dari skor intensi masing-masing individu yang diperoleh dari skala. Semakin tinggi skor intensi berarti semakin tinggi intensi untuk melanjutkan program MP2 di Fakultas Psikologi USU. Sebaliknya semakin rendah skor intensi berarti semakin rendah intensi untuk melanjutkan program MP2 di Fakultas Psikologi USU.


(48)

C. Populasi dan Sampel

Populasi penelitian merupakan individu yang menjadi sumber data penelitian. Menurut Azwar (2007) populasi merupakan sekelompok subjek yang hendak dikenai generalisasi hasil penelitian. Sekelompok subjek yang akan dikenai generalisasi tersebut terdiri dari sejumlah individu yang setidaknya mempunyai satu ciri atau karakteristik yang sama. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Psikologi di kota Medan. Kemudian yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah yang memenuhi kriteria sebagai berikut:

1. Mahasiswa S1 semester akhir yang sedang mengerjakan tugas akhir. Berdasarkan kriteria tersebut teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah nonprobability incidental sampling yakni besarnya peluang individu dalam populasi untuk terpilih menjadi sampel tidak sama. Metode pengambilan sampel ini didasarkan pada ketersediaan dan kemudahan untuk mendapatkan sampel sesuai dengan karakteristik tertentu (Hadi, 2000).

D. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini memiliki tujuan untuk mengungkap data mengenai variabel yang akan diteliti. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala psikologi karena data yang ingin diungkap dalam penelitian ini adalah berupa konstrak atau konsep psikologis yang menggambarkan aspek kepribadian individu bukan faktual. Data yang berupa konstrak atau konsep psikologis hanya bisa didapatkan secara tidak langsung melalui indikator-indikator perilaku yang dihimpun dalam skala psikologi (Azwar,


(49)

2007, h.5). Adapun skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala Intensi, Skala Sikap, Skala Norma Subjektif, dan Skala Perceived behavioral control yang akan disusun berdasarkan apsek-aspek dari intensi, sikap, norma subjektif, dan perceived behavioral control.

Skala yang akan digunakan disajikan dalam bentuk pernyataan yang favorable dan unfavorable. Setiap aitem pada skala terdiri dari lima alternatif jawaban yang terdiri dari SS (Sangat Sesuai), S (Sesuai), N (Netral), TS (Tidak Sesuai) dan STS (Sangat Tidak Sesuai). Nilai setiap pilihan bergerak dari 1 sampai 5. Bobot penilaian untuk pernyataan favorable yaitu : Sangat Sesuai = 5, Sesuai = 4, Netral = 3, Tidak Sesuai = 2 dan Sangat Tidak Sesuai = 1, sedangkan bobot penilaian untuk yang unfavorable yaitu : Sangat Sesuai = 1,Sesuai = 2, Netral = 3, Tidak Sesuai = 4, dan Sangat Tidak Sesuai = 5.

1. Skala Intensi Melanjutkan Program MP2 di Fakultas Psikologi USU

Skala Intensi Melanjutkan Program MP2 di Fakultas Psikologi USU yang digunakan adalah skala yang disusun oleh peneliti berdasarkan teori yang dikemukakan Fishbein & Ajzen (1975). Blue print dari skala Skala Intensi Melanjutkan Program MP2 di Fakultas Psikologi USU dapat dilihat pada Tabel 1.


(50)

Tabel 1. Blue Print Skala Intensi Melanjutkan Program MP2 di Fakultas Psikologi USU

Aspek Favorable Total Bobot

Perilaku, Sasaran, Situasi, Waktu

1, 2, 3, 4 4 100%

2. Skala Sikap

Sikap terhadap perilaku melanjutkan program MP2 di Fakultas Psikologi USU akan diukur dengan menggunakan skala sikap yang disusun berdasarkan aspek dari sikap menurut Ajzen (2005) yaitu behavioral belief dan outcome evaluation. Blue print dari skala sikap akan disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Blue Print Skala Sikap

Aspek Favorable Unfavorable Total Bobot

Behavioral Beliefs, Outcome Evaluation

1, 2, 5, 6, 8

3,4,7 8 100%

3. Skala Norma Subjektif

Norma subjektif individu akan diukur menggunakan skala norma subjektif yang disusun peneliti berdasarkan aspek-aspek dari norma subjektif yaitu normative belief dan motivation to comply.


(51)

Tabel 3. Blue Print Skala Norma Subjektif

Aspek Favorable Unfavorable Total Bobot Normative Beliefs,

Motivation to Comply

9, 10, 12, 13

11 5 100%

4. Skala Perceived behavioral control

Dalam penelitian ini perceived behavioral control akan diukur menggunakan skala perceived behavioral control yang disusun berdasarkan aspek dari perceived behavioral control yaitu control belief dan perceived power control.

Tabel 4. Blue Print Skala Perceived Behavioral Control

Aspek Favorable Unfavorable Total Bobot Control Beliefs,

Perceived Power Control

14, 15, 18, 20

16, 17, 19 7 100%

E. Uji Coba Alat Ukur 1. Validitas

Uji validitas menurut Azwar (2010) diperlukan untuk mengetahui apakah sebuah alat ukur mampu menghasilkan data yang akurat sesuai dengan tujuan ukurnya. Atau dengan kata lain alat ukur tersebut memang mengukur apa yang ingin diukur.


(52)

Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi (content validity). Validitas isi menunjukkan sejauh mana item-item dalam tes mencakup keseluruhan hal yang akan diukur atau sejauh mana isi tes mencerminkan ciri atribut yang hendak diukur. Validitas isi diperoleh melalui pendapat profesional dari dosen pembimbing dan dosen yang memiliki kompetensi dalam bidang yang hendak diteliti (Azwar, 2010).

2. Daya Beda Aitem

Daya beda aitem adalah sejauh mana aitem mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki dan tidak memiliki aitribut yang diukur (Azwar, 2010). Menurut Azwar (2010) prinsip kerja yang digunakan dalam seleksi aitem ini adalah memilih aitem-aitem yang mengukur hal yang sama dengan apa yang diukur oleh skala secara keseluruhan. Penghitungan daya beda aitem dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 20.0 for windows. Koefisien korelasi aitem total yang digunakan pada penelitian ini adalah rix ≥ 0,30.

3. Reliabilitas

Reliabilitas mengacu pada konsistensi atau kepercayaan hasil ukur yang mengandung makna kecermatan pengukuran (Azwar, 2010). Uji reliabilitas alat ukur ini menggunakan pendekatan konsistensi internal dimana prosedurnya hanya memerlukan satu kali pengenaan tes kepada sekelompok individu sebagai subjek. Teknik yang digunakan untuk pengukuran reliabilitas alat ukur penelitian ini adalah teknik koefisien Alpha


(53)

Cronbach. Reliabilitas dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan bantuan program SPSS versi 20.0 for windows.

F. Hasil Uji Coba Alat Ukur

Uji coba alat ukur bertujuan untuk mengetahui sejauh mana alat ukur dapat mengungkap dengan tepat apa yang diukur dan seberapa jauh alat ukur menunjukkan keadaan sebenarnya (Azwar, 2007). Uji coba alat ukur penelitian ini dilakukan terhadap 44 orang subjek penelitian yang dianggap memiliki kesamaan karakteristik dengan subjek yang diinginkan.

1. Hasil Uji Coba Skala Sikap

Aitem yang diujicobakan dalam skala sikap sebanyak 8 aitem. Berdasarkan hasil analisis aitem maka diperoleh 5 aitem yang memiliki nilai diskriminasi aitem di atas 0.3 dan 3 aitem yang gugur. Aitem-aitem inilah yang nantinya akan digunakan di dalam penelitian. Hasil uji coba terhadap skala sikap menunjukkan koefisien α = 0.851 dengan rxy aitem yang bergerak dari 0.548 sampai dengan 0.755 yang memiliki daya diskriminasi aitem yang tinggi (rxy ≥ 0.30).

Tabel 5. Distribusi Skala Sikap Setelah Uji Coba

Aspek Favorable Total Bobot

Behavioral Beliefs, Outcome Evaluation

1, 2, 5, 6, 8


(54)

2. Hasil Uji Coba Skala Norma Subjektif

Aitem yang diujicobakan dalam skala sikap sebanyak 5 aitem. Berdasarkan hasil analisis aitem maka diperoleh 4 aitem yang memiliki nilai diskriminasi aitem di atas 0.3 dan 1 aitem yang gugur. Aitem-aitem inilah yang nantinya akan digunakan di dalam penelitian. Hasil uji coba terhadap skala sikap menunjukkan koefisien α = 0.719 dengan rxy aitem yang bergerak dari 0.385 sampai dengan 0.694 yang memiliki daya diskriminasi aitem yang tinggi (rxy ≥ 0.30).

Tabel 6. Distribusi Skala Norma Subjektif Setelah Uji Coba

Aspek Favorable Total Bobot

Normative Beliefs, Motivation to Comply

9, 10, 12, 13

4 100%

3. Hasil Uji Coba Skala Perceived behavioral control

Aitem yang diujicobakan dalam skala sikap sebanyak 7 aitem. Berdasarkan hasil analisis aitem maka diperoleh 4 aitem yang memiliki nilai diskriminasi aitem di atas 0.3 dan 3 aitem yang gugur. Aitem-aitem inilah yang nantinya akan digunakan di dalam penelitian. Hasil uji coba terhadap skala sikap menunjukkan koefisien α = 0.705 dengan rxy aitem yang bergerak dari 0.435 sampai dengan 0.590 yang memiliki daya diskriminasi aitem yang tinggi (rxy ≥ 0.30).


(55)

Tabel 7. Distribusi Skala Perceived behavioral control Setelah Uji Coba

Aspek Favorable Unfavorable Total Bobot Control Beliefs,

Perceived Power Control

14, 18, 20 19 4 100%

4. Hasil Uji Coba Skala Intensi

Aitem yang diujicobakan dalam skala intensi ini sebanyak4 aitem, dimana semua aitem valid dan tidak ada yang gugur, sehingga peneliti akan menggunakan semua aitem dalam penelitian. Hasil uji coba terhadap skala intensi ini menunjukkan koefisien α = 0.810 dengan rxy aitem yang bergerak dari 0.513 sampai dengan 0.734 yang memiliki daya diskriminasi aitem yang tinggi (rxy ≥ 0.30).

G. Prosedur Penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian ini, terdapat beberapa tahap yang perlu diperhatikan, yaitu tahap persiapan dan pelaksanaan penelitian, serta tahap pengolahan data.

1. Tahap Persiapan Penelitian

Tahap pertama yang dilakukan peneliti adalah mempersiapkan penelitian yang terdiri dari langkah-langkah berikut:


(56)

a. Pertama kali peneliti akan membuat alat ukur. Penelitian ini menggunakan empat skala yang disusun sendiri oleh peneliti. Sebelum membuat skala, peneliti melakukan elisitasi untuk mendapatkan belief yang menjadi dasar dalam penyusunan skala. Adapun belief-belief tersebut meliputi behavioral belief, normative belief, dan control belief. Skala terdiri dari 24 aitem yang terdiri dari 8 aitem untuk skala sikap, 5 aitem untuk skala norma subjektif, 7 aitem untuk skala perceived behavioral control, dan 4 aitem untuk skala intensi.

b. Setelah skala disusun, maka aitem-aitem tersebut akan ditelaah dengan analisis rasional dari professional judgement.

c. Setelah diuji validitasnya skala tersebut akan diuji coba kepada mahasiswa fakultas psikologi yang ada di kota Medan yang memenuhi kriteria sampel.

d. Setelah melakukan try out peneliti akan melakukan uji coba alat ukur dengan menguji validitas, daya beda aitem, dan reliabilitas semua skala. Aitem-aitem yang lolos hasil uji coba alat ukurlah yang akan dimasukkan ke dalam skala.

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Setelah diujicobakan, selanjutnya peneliti akan menyebarkan skala pada sampel penelitian sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.


(57)

3. Tahap Pengolahan Data

Setelah diperoleh hasil skor nilai pada masing-masing subjek, maka untuk pengolahan data selanjutnya diolah dengan menggunakan aplikasi SPSS for windows 20.0 version.

H. Metode Pengolahan Data

Metode analisa data yang digunakan untuk pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah dengan metode Multiple Regression (regresi berganda). Pengolahan data pada penelitian ini dilakukan dengan program Statistical Package for Social Science (SPSS) versi 20.00.

Uji asumsi yang dilakukan sebelum melakukan analisa data adalah : 1. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah pengujian tentang kenormalan distribusi data (Santoso & Ashari, 2005). Penggunaan uji normalitas karena pada analisis statistik parametrik, asumsi yang harus dimiliki oleh data adalah bahwa data tersebut terdistribusi secara normal. Uji normalitas pada penelitian ini dengan melihat pola penyebaran data pada grafik Normal P-Plot of Regression Standardized Residual. Data dikatakan terdistribusi normal jika titik-titik pada grafik menyebar di sekitar garis diagonal dan penyebarannya mengikuti arah garis diagonal tersebut (Singgih, 2002). 2. Uji Linearitas

Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel linear atau tidak. Asumsi ini menyatakan bahwa hubungan antara


(58)

variabel sikap, norma subjektif, perceived behavioral control, dan variabel intensi yang hendak dianalisis mengikuti garis lurus. Uji linearitas dalam penelitian ini dilakukan melalui Test for Linearity pada program SPSS version 16.0 for Windows dengan melihat nilai p, dimana jika p ≤ 0.05 artinya terdapat hubungan linear antara variabel bebas dan variabel tergantung. Sebaliknya jika p > 0.05 artinya hubungan antara variabel bebas dan variabel tergantung tidak linear (Hadi, 2000).

3. Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antarvariabel independen (Ghozali, 2005). Menurut Gujarati (2003), multikolinearitas adalah terjadinya hubungan linear antara variabel bebas dalam metode regresi linear berganda. Hubungan linear antara variabel bebas dapat terjadi dalam bentuk hubungan linear yang sempurna (perfect) dan hubungan linear yang kurang sempurna (imperfect). Untuk mengetahui adanya multikorelasi dalam model regresi linear berganda, dapat digunakan nilai variance inflation factor (VIF) dan tolerance (TOL) dengan ketentuan jika nilai VIF > 10, maka terjadi multikorelasi dalam model regresi. Namun, jika nilai TOL = 1, maka tidak terjadi multikorelasi dalam model regresi.

4. Autokorelasi

Autokorelasi adalah terjadinya korelasi antara satu variabel error dengan variabel error yang lain. Autokorelasi seringkali terjadi pada data


(59)

time series dan dapat juga terjadi pada data cross section (Widarjono, 2007). Autokorelasi menunjukkan adanya kondisi yang berurutan antara gangguan atau distribusi yang masuk dalam regresi (Gonick & Smith, 2002). Untuk mendeteksi adanya autokorelasi dalam model regresi linear berganda, dapat digunakan metode Durbin-Watson (DW) dengan melihat koefisien korelasi test.

Tingkat Autokorelasi (Durbin-Watson)

Durbin Watson Kesimpulan

Kurang dari 1,10 Ada autokorelasi 1,10 – 1,54

1,55 – 2,46

Tidak ada kesimpulan Tidak ada autokorelasi 2,47 – 2,90 Tidak ada kesimpulan Lebih dari 2,91 Ada autokorelasi

5. Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas adalah variansi dari error model regresi tidak konstan atau variansi antar error yang satu dengan error yang lain berbeda (Widarjono, 2007). Menurut Ghozali (2005), tujuan heteroskedastisitas adalah untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Untuk mendeteksi heteroskedastisitas adalah dengan menggunakan grafik Scatterplot antara standardized residual (*SRESID) terhadap standardized predicted value (*ZPRED), dimana sumbu Y adalah Y yang


(60)

telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual yang telah di standarisasi. Adapun dasar pengambilan keputusan untuk uji heteroskedastisitas adalah (Singgih, 2010) :

a. Jika ada pola tertentu, seperti titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang beraturan (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka terjadi heteroskedastisitas

b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar ke atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.


(61)

BAB IV

ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini merupakan mahasiswa Fakultas Psikologi di Kota Medan berjumlah 126 orang. Subjek yang berasal dari Universitas Sumatera Utara sebanyak 56 orang, Universitas Prima Indonesia sebanyak 40 orang, Universitas Medan Area sebanyak 16 orang, dan yang berasal dari Universitas HKBP Nommensen sebanyak 14 orang. Sebagian besar partisipan merupakan mahasiswa angkatan 2009, 2010, dan 2011.

B. Hasil Penelitian 1. Hasil Uji Asumsi

Sebelum melakukan analisa data menggunakan regresi linear berganda peneliti harus melakukan uji asumsi terlebih dahulu. Uji asumsi yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh terdistribusi secara normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan dengan melihat pola penyebaran data pada grafik Normal P-Plot of Regression Standardized Residual. Pola penyebaran data dapat dilihat padda gambar 1 berikut ini.


(62)

Gambar 2. Hasil Uji Normalitas

Dari gambar 1 terlihat titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa data yang ada telah terdistribusi secara normal.

b. Uji Linearitas

Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah variabel sikap, norma subjektif, dan perceived behavioral control berkorelasi secara linear dengan variabel intensi. Kedua variabel dikatakan memiliki hubungan yanglinear jika p≤ 0.05 untuk linearity dan jika p > 0.05 untuk deviation for linearity.

Tabel 8. Hasil Uji Linearitas Sikap Signifikansi Intensi*sikap 0,000 Deviation from Linearity 0,717


(63)

Tabel 9. Hasil Uji Linearitas Norma Subjektif Signifikansi Intensi*norma 0,000 Deviation from Linearity 0,790

Tabel 10. Hasil Uji Linearitas Perceived Behavioral Control Signifikansi

Intensi*PBC 0,000 Deviation from Linearity 0,465

Berdasarkan Tabel di atas diperoleh bahwa sikap, norma subjektif, dan perceived behavior control memiliki nilai linearitas p=0.000. Kemudian, nilai deviation for linearity pada sikap p=0.717, norma subjektif p=0.790, dan perceived behavior control p=0.465. Hasil ini menunjukkan nilai p(0.000) < 0.05 untuk linearity dan p(0.717, 0.790, 0.465) > 0.05 untuk deviation for linearity, artinya terdapat hubungan yang linear antara sikap, norma subjektif, dan perceived behavior control terhadap intensi melanjutkan program MP2 di Fakultas Psikologi USU.

c. Uji Multikolinearitas

Uji multikolineritas digunakan untuk menguji apakah ada korelasi antar variabel independen pada model regresi. Multikolinieritasdapat diuji dengan melihat nilai tolerence dan nilai VIF (Varience Inflation Factor).


(64)

Multikolinearitas terjadi jika mempunyai nilai tolerence < 0.1 dan VIF > 10, dan multikolinearitas tidak terjadi jika mempunyai nilai tolerence > 0.1 dan VIF < 10. Hasil uji multikoliearitas dapat dilihat pada Tabel 11 berikut:

Tabel 11. Hasil Uji Multikolinieritas

Aspek Tolerance VIF

Sikap 0,659 1,517

Norma 0,723 1,383

PBC 0,705 1,418

Dari tabel hasil uji multikolinieritas diatas dapat dilihat nilai tolerance dan VIF dari variabel sikap, norma subjektif, dan perceived behavior control menunjukkan nilai tolerence > 0.1 dan VIF < 10, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas.

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui apakah ada penyimpangan asumsi autokorelasi. Pengujian yang digunakan adalah Uji Durbin-Watson (Uji DW), dimana jika nilai DW 1,10 sampai 2,90 menunjukkan tidak terjadinya autokorelasi. Hasil uji autokorelasi dapat dilihat pada Tabel 12 berikut ini:

Tabel 12. Hasil Uji Autokorelasi Model Durbin-Watson


(65)

Dari hasil uji autokorelasi dapat dilihat nilai DW sebesar 2.158. Angka tersebut berada di antara 1,10 sampai 2,90 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi

e. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Field, 2009). Penelitian ini menggunakan uji heteroskedastisitas dengan cara melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residualnya (SPRED). Hasil uji heteroskedastisitas dapat dilihat dari Gambar 2.


(1)

No : ……. RAHASIA

SKALA PSIKOLOGI


(2)

KATA PENGANTAR

Partisipan yang terhormat,

Saya adalah seorang mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara yang sedang melengkapi tugas akhir sebagai persyaratan untuk menjadi sarjana Psikologi. Dalam tugas akhir ini saya melakukan penelitian mengenai “Melanjutkan kuliah di program magister profesi psikolog di Fakultas Psikologi USU” dan partisipasi Anda sangat dibutuhkan demi terselesaikannya penelitian ini.

Pada peneilitian ini Anda diminta untuk merespon seluruh pernyataan yang ada dalam skala ini sesuai dengan keadaan diri Anda. Tidak ada jawaban yang benar atau salah dalam pengisian skala ini. Pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan diri anda dengan sejujur-jujurnya. Semua respon dan informasi yang Anda berikan melalui skala ini akan dijaga kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk keperluan penelitian ini saja.

Atas kesediaan Anda meluangkan waktu dan kerjasama yang Anda berikan, saya mengucapkan terimakasih.

Peneliti


(3)

IDENTITAS DIRI

Nama/Inisial : (boleh disingkat) Jenis Kelamin : L/P *

Usia : tahun

Angkatan :

Universitas :

*Coret yang tidak perlu

PETUNJUK PENGISIAN

Berikut disajikan sejumlah pernyataan, mohon Anda baca dan pahami baik-baik setiap pernyataan. Anda diminta untuk memilih salah satu pilihan yang tersedia di sebelah kanan pernyataan berdasarkan keadaan diri Anda yang sesungguhnya.

Tidak ada jawaban yang salah dan data yang diperoleh akan dijaga kerahasiannya.

Berilah tanda silang (X) pada salah satu pilihan Anda. Alternatif jawaban yang tersedia terdiri dari 5 pilihan, yaitu Sangat Tidak Sesuai (STS), Tidak Sesuai (TS), Netral (N), Sesuai (S), dan Sangat Sesuai (SS).

Contoh Pengisian Skala:

No. PERNYATAAN STS TS N S SS

1. Saya senang belajar X

Jika Anda ingin mengganti jawaban Anda, berikan tanda = pada jawaban yang salah dan berikan tanda silang pada jawaban yang Anda anggap sesuai.

Contoh Koreksi Jawaban:

No. PERNYATAAN STS TS N S SS


(4)

No. PERNYATAAN STS TS N S SS

1. Saya ingin melanjutkan kuliah di program magister profesi psikolog di Fakultas Psikologi USU karena ingin lebih khusus mendalami ilmu psikologi

2. Fasilitas pendukung perkuliahan yang disediakan membuat saya ingin melanjutkan kuliah di program magister profesi psikolog di Fakultas Psikologi USU

3. Tugas perkuliahan yang banyak tidak menjadi masalah bagi saya untuk melanjutkan kuliah di program magister profesi psikolog di Fakultas Psikologi USU

4. Meskipun akan menambah

pengeluaran untuk biaya kuliah saya tetap ingin melanjutkan kuliah di program magister profesi psikolog di Fakultas Psikologi USU

5. Program magister profesi psikolog di Fakultas Psikologi USU memiliki tim pengajar yang handal sehingga saya ingin melanjutkan kuliah di tempat tersebut

6. Saya akan melanjutkan kuliah di program magister profesi psikolog di


(5)

No. PERNYATAAN STS TS N S SS

7. Pandangan orang bahwa sarjana psikologi harus melanjutkan studinya membuat saya ingin kuliah di program magister profesi psikolog di Fakultas Psikologi USU

8. Saya melanjutkan kuliah di program magister profesi psikolog di Fakultas Psikologi USU atas saran dari teman-teman saya

9. Saya akan melanjutkan kuliah di program magister profesi psikolog di Fakultas Psikologi USU atas saran dari dosen saya

10. Saya ingin melanjutkan kuliah di program magister profesi psikolog di Fakultas Psikologi USU karena lokasinya dekat dengan rumah saya 11. Tim pengajar yang handal mendorong

saya untuk melanjutkan kuliah di program magister profesi psikolog di Fakultas Psikologi USU

12. Rasa malas menghambat saya untuk melanjutkan kuliah di program magister profesi psikolog di Fakultas Psikologi USU


(6)

No. PERNYATAAN STS TS N S SS

13. Saya ingin melanjutkan kuliah di program magister profesi psikolog di Fakultas Psikologi USU karena USU merupakan satu-satunya universitas yang menyediakan program magister profesi psikolog di Pulau Sumatra

Berdasarkan pernyataan yang telah Anda isi di atas, Anda diminta untuk menentukan pilihan atas 4 pernyataan di bawah ini:

No. PERNYATAAN STS TS N S SS

1. Saya akan melanjutkan kuliah di program magister profesi psikolog di Fakultas Psikologi USU karena hal tersebut penting bagi saya

2. Saya dan beberapa teman saya akan mendaftar ke program magister profesi psikolog di Fakultas Psikologi USU

3. Saya akan melanjutkan kuliah di program magister profesi psikolog di kota Medan karena program tersebut sudah tersedia di Fakultas Psikologi USU

4. Saya akan melanjutkan kuliah di program magister profesi psikolog di Fakultas Psikologi USU dalam jangka