PENGEMBANGAN BUKU KERJA BERBASIS PENEMUA (1)

PENGEMBANGAN BUKU KERJA BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA PERKULIAHAN GEOMETRI RUANG DI UNIVERSITAS MAHAPUTRA MUHAMMAD YAMIN SOLOK TESIS

PENGEMBANGAN BUKU KERJA BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA PERKULIAHAN GEOMETRI RUANG DI UNIVERSITAS MAHAPUTRA MUHAMMAD YAMIN SOLOK TESIS

ABSTRACT

Sugeng Riyadi. 2014. The Development of the Work Book Based on Guided Discovery on the Geometry Space in Mahaputra Muhammad Yamin University of Solok. Thesis. Post Graduate Program. State University of Padang.

One of the learning materials that could help the students to do continuous and direct learning is a work book. The work book which is facilitated by the lecturer aimed to train the students to discover the concept. The guided discovery method is one of the learning process that could help the students in getting the concept. The aim of this research is to create the valid, practice and effective work book.

The kind of this research is research development. This research used 4-D model which are consist of four stages: define, design, develop, and disseminate. The work book based on guided discovery was validated by geometry expert, indonesian language and mathematic lecturer of UMMY solok.

ABSTRAK

Sugeng Riyadi. 2014. “Pengembangan Buku Kerja Berbasis Penemuan Terbimbing pada Perkuliahan Geometri Ruang Di Universitas Mahaputra Muhammad Yamin Solok”. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Negeri Padang.

Salah satu bahan ajar yang dapat membantu mahasiswa belajar secara kontinu dan terarah adalah buku kerja. Buku kerja yang disediakan oleh dosen hendaknya mampu melatih mahasiswa dalam menemukan konsep. Salah satu pembelajaran yang dapat membimbing mahasiswa dalam menemukan konsep adalah metode penemuan terbimbing. Pada penelitian ini dikembangkan buku kerja berbasis penemuan terbimbing. Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan buku kerja yang valid, praktis dan efektif.

Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Penelitian ini menggunakan model 4-D yang terdiri dari 4 tahap yaitu: tahap pendefinisian (define), perancangan (design), pengembangan (develop) dan penyebaran (disseminate) . Buku kerja berbasis penemuan terbimbing divalidasi oleh dua orang pakar yaitu pakar geometri ruang, dan bahasa Indonesia, serta dosen matematika UMMY Solok. Kepraktisan dilihat dari hasil angket respon

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya m a menyatakan bahwa:

1. Karya tulis saya saya dengan judul “Pengembangan Buku uku Kerja Berbasis Penemuan Terbim bimbing pada Perkuliahan Geometri Ruang ng Di Universitas Mahaputra Muham Muhammad Yamin Solok”, adalah asli dan belum um pernah diajukan untuk mendapatka patkan gelar baik di Universitas Negeri Pada adang maupun di perguruan tinggi la i lainnya.

2. Karya tulis ini m ni murni gagasan, penilaian dan rumusan say saya sendiri tanpa bantuan tidak sah da k sah dari pihak lain, kecuali arahan Tim Pembimbi mbing.

3. Di dalam karya tul tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat ya yang telah ditulis atau dipublikasika sikan orang lain kecuali dikutip secara tertulis de s dengan jelas dan dicantumkan seba bagai acuan di dalam naskah saya dengan men enyebutkan nama pengarangnya dan di dan dicantumkan pada daftar rujukan.

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil‘alamin, puji syukur peneliti ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kesempatan dan kesehatan pada peneliti sehingga peneliti dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “Pengembangan Buku Kerja Berbasis Penemuan Terbimbing pada Perkuliahan Geometri Ruang Di Universitas Mahaputra Muhammad Yamin Solok”.

Keberhasilan peneliti dalam menyelesaikan tesis tidak terlepas dari bimbingan, arahan, dan bantuan dalam menyiapkan, melaksanakan dan menyelesaikan dari berbagai pihak. Atas bimbingan, arahan, dan bantuannya peneliti menyampaikan rasa terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. I Made Arnawa, M.Si, selaku Pembimbing I.

2. Bapak Dr. Yerizon, M.Si, selaku Pembimbing II.

3. Ibu Dr. Armiati, M.Pd, Bapak Dr. Edwin Musdi, M.Pd, dan Bapak Prof.

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari tingkat satuan pendidikan dasar yakni Sekolah Dasar (SD) sampai ke tingat satuan pendidikan menengah yakni di Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA). Tujuan dari mempelajari mata pelajaran matematika untuk membekali peserta didik memiliki kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat

Universitas Mahaputra Muhammad Yamin (UMMY) Solok pada dasarnya mendidik dan menyiapkan mahasiswanya untuk menjadi calon guru yang berkompeten sesuai dengan jurusannya. Hal ini sesuai dengan Kepmendiknas Nomor 232 tahun 2000 yang berbunyi:

Program sarjana diarahkan pada hasil lulusan yang memiliki kualifikasi sebagai berikut:

a. menguasai dasar-dasar ilmiah dan ketrampilan dalam bidang keahlian tertentu sehingga mampu menemukan, memahami, menjelaskan, dan merumuskan cara penyelesaian masalah yang ada di dalam kawasan keahliannya;

b. mampu menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya sesuai dengan bidang keahliannya dalam kegiatan produktif dan pelayanan kepada masyarakat dengan sikap dan perilaku yang sesuai dengan tata kehidupan bersama;

c. mampu bersikap dan berperilaku dalam membawakan diri

silabus dan satuan acara pembelajaran (SAP)”. Oleh karena itu, dosen seharusnya membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari silabus, SAP, bahan ajar sebagai sumber belajar mahasiswa baik sebelum belajar maupun saat belajar di ruang kuliah, media pembelajaran jika ada dan instrumen penilaian yang mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotor.

Pemilihan dan penggunaan perangkat pembelajaran yang tepat dalam suatu proses pembelajaran merupakan faktor yang sangat penting dalam mengarahkan mahasiswa untuk memperoleh pengalaman belajar. Cara dosen mengajar sangat terkait dengan bahan ajar yang digunakan, penyusunan SAP yang tepat dan bagaimana cara mahasiswa belajar terkait dengan penggunaan bahan ajar. Dengan adanya bahan ajar yang dirancang oleh dosen, mahasiswa

ruang adalah buku-buku matematika SMA yang terdapat materi geometri dan buku Nurlius.

Mahasiswa S1 Pendidikan Matematika UMMY Solok merupakan mahasiswa yang dipersiapkan untuk menjadi guru sekolah menengah yang profesional. Mereka dikhususkan memiliki kemampuan dan keahlian untuk mengajar di sekolah menengah. Oleh karena itu mereka perlu dibekali dengan penguasaan konsep yang benar agar tidak terjadi kecenderungan untuk melakukan kesalahan dalam mentransfer ilmu berupa konsep matematika, yang salah satu materi yang harus diajarkan di sekolah menengah adalah geometri ruang.

Penguasaan konsep yang benar seiring dengan pemahaman yang

tepat apabila dijadikan sumber rujukan untuk mahasiswa, seharusnya ada tambahan yang membedakan dengan siswa misalnya pembuktian rumus untuk luas permukaan dan volume dari berbagai bangun ruang.

Penguasaan konsep juga dipengaruhi dari cara mahasiswa menemukan konsep itu sendiri. Cara mahasiswa menemukan konsep yang terjadi di kelas matematika UMMY Solok hanya sebatas dari apa yang dilihat, didengar dan dicatat dari penjelasan dosen di papan tulis. Akibatnya mahasiswa tidak secara aktif dalam menemukan konsep geometri ruang dan pembelajaran yang terjadi lebih cenderung berpusat pada dosen (instructor centered). Mustafa (2001:36) menjelaskan ciri dari instructor centered adalah “memanfaatkan diri mereka untuk menjadi model dari profesi dan pendidikan bidang studi tersebut, baik

proses belajar dan mengajar mahasiswa dapat berpartisipasi dengan aktif. Upaya yang harus dilakukan untuk memfasilitasi mahasiswa dalam belajar secara kontinu pada perkuliahan geometri ruang adalah perubahan dalam proses perkuliahan. Perubahan dapat dilakukan dari berbagai aspek, salah satunya adalah bahan ajar. Bahan ajar yang mampu membimbing, melatih mahasiswa dalam memahami konsep geometri ruang.

Salah satu pembelajaran yang dapat membimbing, melatih mahasiswa dalam menemukan konsep geometri ruang adalah metode penemuan terbimbing. Metode penemuan terbimbing dipilih karena metode ini dapat mengaktifkan mahasiswa dalam proses perkuliahan baik secara mental maupun fisik. Suherman (2003:212) menjelaskan bahwa pengajaran dengan

Agar penggunaan buku kerja berbasis penemuan terbimbing ini dapat berfungsi dengan baik, hendaknya diiringi dengan perencanaan yang baik pula. Untuk itu perencanaan pembelajaran yang terangkum dalam SAP juga disesuaikan dengan buku kerja yang digunakan yaitu dikembangkan sesuai dengan silabus. Dengan demikian, mahasiswa diharapkan dapat memahami konsep sendiri dan mampu menyelesaikan soal-soal yang ada.

Berdasarkan uraian di atas maka diadakan sebuah penelitian yang bertujuan mengembangan suatu buku kerja yang disebut buku kerja berbasis penemuan terbimbing. Untuk itu dilakukan penelitian dengan judul

”Pengembangan Buku Kerja Berbasis Penemuan Terbimbing pada Perkuliahan Geometri Ruang Di Universitas Mahaputra Muhammad

3. Bagaimanakah buku kerja geometri ruang berbasis penemuan terbimbing yang memenuhi kriteria efektif?

C. Tujuan Pengembangan

Secara umum penelitian pengembangan ini bertujuan untuk mengetahui proses dan hasil pengembangan buku kerja berbasis penemuan terbimbing pada perkuliahan geometri ruang yang valid, praktis dan efektif.

Tujuan secara umum penelitian pengembangan adalah untuk menghasilkan buku kerja berbasis penemuan terbimbing pada perkuliahan geometri ruang. Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Buku kerja berisi sasaran belajar, ringkasan materi, latihan terbimbing, latihan mandiri dan kunci jawaban, serta bahan diskusi.

2. Sasaran belajar untuk setiap bab dalam buku kerja di paparkan kompetensi utama, kompetensi khusus, indikator, dan petunjuk penggunaan buku kerja.

3. Ringkasan materi berisi materi yang dianggap penting seperti definisi atau

pembuktian dari rumus yang sesuai dengan topik pada geometri ruang.

4. Latihan mandiri berisi langkah-langkah menyelesaikan permasalahan yang diberikan berdasarkan metode penemuan terbimbing. 5. Bagian latihan mandiri berisi soal-soal yang dalam penyelesaiannya dilakukan

oleh mahasiswa secara mandiri, dan disertai kunci jawaban.

1. Bagi dosen mata geometri ruang UMMY Solok Buku kerja ini diharapkan dapat memberikan alternatif model baru dalam penyusunan bahan ajar yang dapat digunakan dalam kegiatan perkuliahan geometri ruang di UMMY Solok.

2. Bagi mahasiswa UMMY Solok Membantu mahasiswa dalam memperoleh alternatif bahan ajar selain buku teks dan sebagai sumber belajar baru untuk memberikan motivasi dalam kegiatan belajar sehingga diharapkan mampu memberikan stimulus kepada mahasiswa untuk belajar secara kontinu dan terarah.

F. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan

2. Keterbatasan Pengembangan

Dalam pengembangan buku kerja geometri ruang berbasis penemuan terbimbing ini terdapat keterbatasan.

a. Analisis kebutuhan, subjek uji coba dan tempat uji coba hanya dilakukan di UMMY Solok.

b. Materi hanya pada geometri ruang pada mata kuliah geometri bidang dan ruang.

G. Definisi Istilah

Agar tidak menimbulkan perbedaan penafsiran istilah dalam penelitian maka perlu dikemukakan definisi istilah sebagai berikut.

matematika melalui rangkaian pengalaman sebelumnya yang berada dalam bimbingan dosen yang bersangkutan.

4. Validitas yang dikaji meliputi validitas isi dan validitas konstruk. Validitas isi melihat sejauh mana penilaian mampu mengukur materi/tujuan yang digariskan secara representatif. Validitas konstruk melihat sejauh mana kebermaknaan penilaian mengukur sifat atau karakteristik yang tidak dapat diobservasi.

5. Praktikalitas berkaitan dengan kemudahan menggunakan buku kerja dan penyajian yang mudah dipahami oleh mahasiswa.

6. Efektifitas berkaitan dengan dampak buku kerja terhadap aktivitas dan hasil belajar mahasiswa.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Perkuliahan Geometri Bidang dan Ruang

Geometri berasal dari bahasa yunani kuno (geo artinya bumi dan metron artinya pengukuran). Secara harfiah geometri dapat diartikan dengan pengukuran bumi. Geometri merupakan salah satu cabang dari matematika yang berkaitan dengan bentuk, ukuran, posisi, dan sifat ruang (http://id.wikipedia.org/wiki/Ruang_%28matematika%29).

Dalam matematika, sebuah bidang adalah permukaan datar dan dua dimensi

dasar ilmu dan keterampilan yang dikuasai. Jurusan PMIPA (2013: 9) menguraikan sinopsis mata kuliah geometri bidang dan ruang adalah sebagai berikut:

berbagai bangun datar, garis dan sudut bangun segi empat, segitiga, dalil Pythagoras, garis-garis pada segitiga, lingkaran serta unsur-unsurnya, melukis lingkaran luar dan lingkaran dalam suatu segitiga. Garis singgung pada lingkaran dan sifat-sifatnya, kedudukan dua lingkaran dan kesebangunan. Berbagai bangun ruang, sifat dan unsur- unsurnya, luas permukaannya, volume tabung, bola dan kerucut, kesejajaran dan ketegaklurusan pada ruang, sudut pada bangun ruang. Kedudukan titik dan garis dalam ruang, irisan, benda putar, simetri dan bidang banyak.

Fakultas MIPA (2005: 38) menjelaskan bahwa “satuan kredit semester (sks) adalah satuan yang digunakan menyatakan besarnya usaha

Suherman (2003:212) mengemukakan bahwa penemuan sebagai metode mengajar merupakan penemuan yang dilakukan oleh siswa. Ini berarti, dalam proses pembelajarannya siswa/mahasiswa menemukan sendiri sesuatu hal yang baru namun sudah diketahui oleh orang lain (guru/dosen). Selain itu Suherman (2003:213) juga menambahkan bahwa metode penemuan dapat dilakukan secara terpimpin (terbimbing).

Pelaksanaan metode penemuan harus disesuaikan dengan pengetahuan mahasiswa yang telah diperoleh sebelumnya. Perlu diingat bahwa tidak setiap bahan pelajaran dapat disajikan dengan metode penemuan. Suherman (2003:213) menyatakan bahwa untuk merencanakan pengajaran dengan metode penemuan hendaknya diperhatikan bahwa :

a. Merumuskan masalah yang akan diberikan kepada siswa dengan data secukupnya, perumusannya harus jelas, hindari pernyataan yang menimbulkan salah tafsir sehingga arah yang ditempuh siswa tidak salah.

b. Dari data yang diberikan guru, siswa menyusun, memproses, mengorganisir, dan menganalisis data tersebut. Dalam hal ini, bimbingan guru dapat diberikan sejauh yang diperlukan saja. Bimbingan ini sebaiknya mengarahkan siswa untuk melangkah ke arah yang hendak dituju, melalui pertanyaan-pertanyaan, atau LKS.

c. Siswa menyusun konjektur (prakiraan) dari hasil analisis yang dilakukannya.

d. Bila dipandang perlu, konjektur yang telah dibuat siswa tersebut diatas diperiksa oleh guru. Hal ini penting dilakukan untuk meyakinkan kebenaran prakiraan siswa, sehingga akan menuju arah yang hendak dicapai.

e. Apabila telah diperoleh kepastian tentang kebenaran konjektur tersebut, maka verbalisasi konjektur sebaiknya diserahkan juga kepada siswa untuk menyusunya. Di samping itu perlu diingat pula bahwa

f. Guru tidak banyak ikut campur tangan dan intervensi terhadap kegiatan siswa.

Melalui pembelajaran dengan menggunakan metode penemuan terbimbing, mahasiswa diharapkan benar-benar aktif dalam perkuliahan sehingga mampu menemukan sendiri konsep dan prinsip yang dipelajarinya. Pembelajaran dengan metode penemuan terbimbing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Suherman (2003:214) mengemukakan ada beberapa kelebihan dari metode penemuan, diantaranya adalah :

a. Siswa aktif dalam kegiatan belajar, sebab ia berfikir dan menggunakan kemampuan untuk menemukan hasil akhir

b. Siswa memahami benar bahan pelajaran sebab mengalami sendiri proses menemukannya. Sesuatu yang diperoleh dengan cara ini lebih lama diingat.

Di antara keuntungan dan kekurangan pembelajaran dengan metode penemuan terbimbing, satu hal yang perlu diingat bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna, selalu ada kelebihan dan kekurangan. Oleh karena itu, dosen sebagai pengguna metode ini harus kritis dalam melihat kelebihannya dan kreatif dalam meminimalkan kekurangannya sehingga rencana pembelajaran yang dibuat dapat berjalan dengan baik.

3. Bahan Ajar

a. Pengertian Bahan Ajar Bahan perkuliahan merupakan bagian yang penting dalam perkuliahan karena dapat digunakan sebagai sumber belajar baik bagi dosen maupun mahasiswa. Menurut National Center for Competency

pembelajaran. Bahan ini dapat digunakan untuk menentukan keberhasilan proses pembelajaran, ketercapaian tujuan serta kegiatan- kegiatan belajar. Menurut Majid (2011:173), “bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru atau instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar”. Bahan ajar bisa berupa bahan tertulis ataupun bahan tidak tertulis. Dengan bahan ajar, ada kemungkinan bagi siswa/mahasiswa untuk mempelajari suatu kompetensi dasar tertentu secara runut dan sistematis, sehingga siswa dapat menguasainya dengan utuh dan terpadu.

Pannen (1997:14-7) juga mengungkapkan pengertian bahan ajar, yaitu “bahan-bahan atau materi pelajaran yang disusun secara

Bahan ajar dikemas sedemikian rupa dengan penjelasan tentang cara mempelajarinya, tujuan pembelajaran serta latihan-latihan dan terfokus pada topik tertentu yang akan dibahas. Adapun buku teks, lebih banyak menjelaskan materi dan meminta pembacanya untuk mengambil sendiri ide atau pokok-pokok yang dibahas. Dari perbedaan tersebut, tergambar bahwa cakupan bahan ajar lebih jelas dan terinci secara sistematis.

Tabel 1. Perbedaan Buku Teks dan Bahan Ajar

Buku Teks Bahan Ajar

Mengasumsikan

dari Menimbulkan minat dari pembaca

minat

pembaca

Ditulis dan dirancang untuk Ditulis dan dirancang untuk

konsep atau teori yang berlaku dalam bidang ilmu pengetahuan serta sesuai dengan kemutakhiran perkembangan ilmu tersebut. Penggunaan bahasa dalam menyusun bahan ajar merupakan salah satu yang perlu dipertimbangkan. Bahan ajar harus dipaparkan dengan logis dan menggunakan bahasa yang mudah dipahami mahasiswa.

Tentang isi dari bahan ajar yang baik, Majid (2011:174) menyatakan bahwa setidaknya sebuah bahan ajar mencakup beberapa hal, yaitu:

1) Petunjuk belajar untuk guru dan siswa, yaitu bagaimana mempelajari dan menggunakan bahan ajar.

2) Kompetensi yang akan dicapai, diambil dari indikator

yang telah dirumuskan.

3) Informasi pendukung, termasuk uraian materi, gambar

mungkin terjadi sekali jadi, tetapi memerlukan pembacaan yang berulang-ulang dan penyuntingan. Penyuntingan naskah bahan ajar meliputi aspek isi dan bahasa, aspek isi misalnya mengganti kata atau istilah, memperbaiki kalimat maupun memperbaiki paragraf.

4) Uji coba naskah yaitu naskah yang sudah ditulis diujicobakan kepada pembaca (guru dan siswa) untuk memperoleh masukan tentang kekurangan, misalnya bagian yang kurang jelas atau membingungkan.

5) Produk naskah yaitu langkah terakhir dari penulisan bahan ajar. Naskah yang sudah selesai untuk dicetak dan diperbanyak.

d. Jenis Bahan Ajar Bahan ajar yang dipakai dalam pembelajaran terdiri dari beberapa jenis dan bentuk, baik yang berupa tulisan maupun bukan

didik”. Lembar kerja siswa diperuntukkan untuk peserta didik sampai pada jenjang sekolah menengah. Untuk perguruan tinggi istilah lembar kerja siswa lebih diidentikkan dengan buku kerja.

Buku kerja merupakan salah satu bentuk bahan perkuliahan yang berupa cetakan. Buku kerja berisikan sasaran belajar, teori singkat, latihan terstrukutur dan tugas-tugas, soal-soal latihan serta bahan diskusi. Berikut ini uraian tentang isi buku kerja yang dikemukakan oleh Martono (1991:v):

(a) Sasaran belajar; yang dimaksudkan agar dosen dan mahasiswa sama-sama menyadari isi dari perkuliahan ini. (b) Teori singkat dan kata-kata kunci; dimaksudkan agar para mahasiswa dapat mengetahui materi-materi esensial dari setiap topik. (c) Latihan terstruktur serta tugas-tugas;

Buku kerja dibuat dengan tujuan untuk mengajarkan matematika dalam cara aktif dan lebih terarah. Melalui buku kerja tersebut diharapkan mahasiswa dapat belajar secara lebih sistematis.

5. Aktivitas Mahasiswa dalam Perkuliahan

Setiap manusia mempunyai kemampuan belajar yang berbeda-beda dan mengalami banyak perkembangan di berbagai bidang kehidupan. Suatu proses belajar dapat menghasilkan suatu perubahan dalam sikap atau tingkah laku. Proses belajar ini perlu direncanakan, dituntun dan dievaluasi hasilnya. Proses belajar dapat tercermin dari aktivitas yang dilakukan dalam proses pembelajaran.

Aktivitas adalah segala sesuatu yang dilakukan mahasiswa selama

membagi kegiatan belajar (aktivitas) ke dalam 8 kelompok yang dikutip oleh Hamalik (2008 :172), yaitu :

1. Kegiatan Visual : membaca, melihat gambar, mengamati eksperimen, mengamati demontrasi dan pameran, mengamati orang lain bekerja atau bermain.

2. Kegiatan lisan (oral) : mengemukakan suatu fakta atau prinsip menghubungkan suatu kejadian mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi dan interupsi.

3. Kegiatan mendengarkan : mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan permainan, mendengarkan radio.

4. Kegiatan menulis : menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan kopi, membuat out line atau rangkuman mengerjakan tes, mengisi angket.

5. Kegiatan menggambar : menggambar, membuat grafik, char diagram, peta, dan pola.

6. Kegiatan motorik : melakukan percobaan, memilih alat-

kata lain, hasil belajar merupakan sesuatu yang diharapkan diperoleh dari mahasiswa setelah ia mengikuti kegiatan belajar.

Arikunto (2009:117) Bloom membagi dalam tiga ranah (domain), yaitu kognitif, psikomotor, dan afektif. Kategori dan proses kognitif dalam dijelaskan dalam taksnonomi Bloom yaitu sebagai berikut: (1) mengenal (recognition), (2) pemahaman (comprehension), (3) penerapan atau aplikasi (application), (4) analisis (analysis), (5) sintesis (synthesis), (6) evaluasi (evaluation).

Hasil belajar diperoleh setelah adanya kegiatan belajar, yang merupakan suatu proses seseorang untuk memperoleh sesuatu yang baru dan perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman belajar. Untuk

Pada penelitian tersebut telah dihasilkan buku kerja berbasis penemuan terbimbing yang valid, praktis dan efektif.

Selain itu penelitian yang relevan dilakukan oleh Anny Sovia (2012) dengan Judul Penelitian: “Pengembangan Buku Kerja Berbasis Kontruktivisme untuk Perkuliahan Kalkulus Peubah Banyak 2 Di STKIP PGRI Sumatera Barat”. Pada penelitian tersebut telah dihasilkan buku kerja berbasis kontruktivisme untuk perkuliahan kalkulus peubah banyak 2 yang valid, praktis, dan efektif.

Terdapat perbedaan antara penelitian pengembangan buku kerja yang telah dilakukan oleh Anny Sovia dengan penelitian yang akan penulis lakukan. Pertama, pengembangan buku kerja yang telah dilakukan sebelumnya berbasis

BAB III METODE PENGEMBANGAN

A. Model Pengembangan

Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian dan pengembangan (Research and development /R&D). Menurut Sugiyono (2011:297), R&D adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut. Produk yang akan dikembangkan dalam penelitian ini adalah buku kerja berbasis penemuan terbimbing.

di UMMY Solok, kemudian menganalisis permasalahan. Proses yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a. menganalisis silabus yang bertujuan untuk mengetahui apakah materi yang diajarkan sudah sesuai dengan kompetensi umum dan kompetensi khusus mata kuliah.

b. Menganalisis dan mereviu buku rujukan untuk mata kuliah geometri ruang, untuk melihat kesesuaian isi buku dengan kompetensi umum dan kompetensi khusus yang harus dicapai mahasiswa. Buku-buku yang telah sesuai akan digunakan sebagai acuan penyusunan buku kerja berbasis penemuan terbimbing yang akan dikembangkan.

c. Mempelajari karakteristik mahasiswa untuk memudahkan menyusun

kerja berbasis penemuan terbimbing disesuaikan dengan materi geometri ruang dan pendekatan berbasis penemuan terbimbing.

3. Pengembangan (develop) Purwanto (2004:137) menyatakan untuk mengukur kesesuaian, efisiensi, dan kemantapan suatu alat dipergunakan bermacam-macam kualitas seperti validitas, keandalan, objektivitas, dan kepraktisan. Pada tahap ini tindakan yang dilakukan adalah memvalidasi, menguji praktikalitas dan efektifitas buku kerja.

a. Tahap Validasi Buku kerja berbasis penemuan terbimbing yang sudah dirancang, dikonsultasikan dan didiskusikan dengan pakar materi geometri ruang,

b. Tahap Revisi Tahap revisi dilakukan apabila hasil penilaian validator ditemukan beberapa bagian yang perlu diperbaiki. Buku kerja yang telah direvisi diberikan kembali kepada validator untuk didiskusikan lebih lanjut apakah sudah layak untuk diujicobakan atau belum. Apabila hasil pengembangan sudah valid maka langkah selanjutnya adalah ujicoba produk ke kampus.

c. Tahap Ujicoba Produk yang sudah dinyatakan valid oleh beberapa validator diujicobakan pada mahasiswa semester II UMMY Solok. Setelah tahap ujicoba akan dilihat kepraktisan dan keefektivan penggunaan buku kerja

dinyatakan valid, dilakukan uji praktikalitas terhadap perbaikan. Ini dilakukan sampai ditemukan buku kerja yang praktis.

Buku kerja yang telah dinyatakan praktis, akan dilakukan kegiatan untuk mengevaluasi apakah buku kerja berbasis penemuan terbimbing dapat digunakan untuk mencapai tujuan yang efektif dalam meningkatkan kualitas dan prestasi belajar mahasiswa. Aspek efektivitas yang diamati dalam proses perkuliahan yang menggunakan buku kerja berbasis penemuan terbimbing ini adalah aktivitas, dan hasil belajar mahasiswa. Indikator keefektivan buku kerja dilihat pada beberapa kriteria yang terdapat pada Tabel 4.

Tabel 4. Efektivitas Buku Kerja

setelah buku kerja berbasis penemuan terbimbing telah dinyatakan valid, praktis dan efektif sesuai dengan hasil yang telah di uji cobakan di kelas A semester 2 tahun ajaran 2013/2014, maka buku kerja ini akan disebarkan ke kelas lainnya. Rencana awal pada penelitian akan disebarkan pada kelas B namun dosen pengampu mata kuliah geometri ruang untuk kelas B sedang melakukan penelitian maka peneliti memutuskan untuk tidak melakukan penyebaran ke kelas lainnya.

Langkah-langkah penelitian tersebut dapat disajikan dalam diagram Gambar 1.

Tahap Pendefinisian ( define)

a. Menganalisis silabus

b. Menganalisis dan mereviu buku rujukan

c. Mempelajari karakteristik mahasiswa

d. Melakukan diskusi dengan dosen

Tahap Perancangan ( design)

Merancang buku kerja berbasis penemuan terbimbing

Tahap Pengembangan ( develop)

Uji Validitas oleh Pakar

Tidak

Valid?

Revisi

E. Jenis Data

Jenis data pada penelitian ada 2, yaitu:

1. Data Kualitatif Data kualitatif pada penelitian ini adalah data yang diperoleh dari hasil observasi dan wawancara. Data kualitatif juga berupa deskripsi dari analisis hasil angket dan lembar observasi.

2. Data Kuantitatif Data kuantitatif pada penelitian ini diperoleh dari hasil angket, lembar observasi dan tes hasil belajar.

F. Instrumen Pengumpulan Data

Berikut ini uraian mengenai instrumen kevalidan yang digunakan pada pengembangan buku kerja berbasis penemuan terbimbing.

a. Lembar Validasi Buku Kerja Lembar validasi buku kerja berisi penilaian yang terdiri atas aspek penyajian, isi, bahasa dan keterbacaan. Lembar validasi divalidasi oleh 3 orang validator. Hasil validasi instumen kevalidan buku kerja dapat dilihat pada Tabel 5.

Berdasarkan tabel 5 hasil validasi terlihat bahwa lembar validasi yang digunakan untuk uji validitas buku kerja valid. Rata-rata kevalidan adalah 3,92 dengan kriteria valid. Dengan demikian lembar validasi buku kerja dapat digunakan untuk memvalidasi buku kerja berbasis penemuan

angket praktikalitas, lembar observasi aktivitas mahasiswa, dan tes hasil belajar.

2. Instrumen Kepraktisan

Praktikalitas merupakan tingkat keterpakaian buku kerja berbasis penemuan terbimbing oleh mahasiswa. Intstrumen kepraktisan digunakan untuk mengumpulkan data kepraktisan. Instrument kepraktisan terdiri dari:

a. Lembar Angket Respon Mahasiswa terhadap Buku Kerja Lembar angket respon mahasiswa terhadap buku kerja berbasis penemuan terbimbing disebarkan setelah uji coba buku kerja dilaksanakan dalam pembelajaran. Aspek kepraktisan yang akan diukur meliputi aspek penyajian dan kemudahan mahasiswa dalam

Setelah revisi dilakukan, para validator memberikan penilaian. Hasil validasi Angket respon mahasiswa terhadap buku kerja berbasis penemuan terbimbing dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Hasil Validasi Angket Respon Mahasiswa terhadap Buku Kerja Berbasis Penemuan Terbimbing

Validator

No Aspek yang Dinilai Rerata Kriteria

I II III

1 Keterkaitan aspek yang dinilai

4 4 4 4,00 Valid dengan kisi-kisi

2 Keterkaitan kisi-kisi dengan Sangat

5 4 4 4,33 pernyataan

Valid

3 Kesesuaian pernyataan dengan

4 4 4 4,00 Valid tujuan

4 Kejelasan bahasa dan struktur

3 4 5 4,00 Valid kalimat yang digunakan

Rata-rata

4,08 Valid

wawancara terlebih dahulu divalidasi. Pada proses validasi terdapat beberapa item yang harus direvisi berdasarkan saran dari validator. Hasil revisi pedoman wawancara mahasiswa terhadap buku kerja berbasis penemuan terbimbing dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8 merupakan rangkuman dari revisi yang telah dilakukan. Revisi yang dilakukan kepada masing-masing validator dilakukan sebanyak satu kali. Setelah revisi dilakukan, para validator memberikan penilaian. Hasil validasi instumen kevalidan buku kerja dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 8. Hasil Revisi Lembar Wawancara Mahasiswa terhadap Buku Kerja Berbasis Masalah

Tabel 9. Hasil Validasi dari Lembar Validasi Buku Kerja

Validator

No Aspek yang Dinilai Rerata Kriteria

I II III

1 Keterkaitan indikator dengan

3 4 4 3,66 Valid tujuan

2 Kesesuaian pertanyaan dengan

4 4 4 4,00 Valid indikator

3 Kesesuaian pernyataan dengan

4 4 4 4,00 Valid tujuan

4 Kejelasan bahasa yang

3 4 4 3,66 Valid digunakan

5 Kemudahan bahasa untuk

3 4 4 3,66 Valid dipahami

Rata-rata

3,79 Valid

Berdasarkan hasil validasi pada tabel 9 terlihat bahwa lembar validasi yang digunakan untuk uji validitas pedoman wawancara

berisi data aktivitas mahasiswa yang merupakan data kuantitatif. Lembar observasi digunakan untuk mengetahui aktivitas belajar mahasiswa pada pelaksanaan pembelajaran menggunakan buku kerja berbasis penemuan terbimbing. Lembar observasi mengalami proses validasi sebelum digunakan. Ada beberapa revisi pada lembar observasi, dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Hasil Revisi Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa Validator

Saran

Sebelum Revisi

Sesudah Revisi

I, II, dan III Setiap indikator

Ditambahkan pada sebaiknya dilengkapi

Tidak ada

lembar observasi rubrik

Tabel 11. Hasil Validasi Lembar Observasi Aktivitas Mahasiswa

Validator

Setelah revisi dilakukan, para validator memberikan penilaian. Hasil validasi observasi aktivitas mahasiswa terhadap pelaksanaan buku kerja berbasis penemuan terbimbing dapat dilihat pada Tabel 11.

Berdasarkan hasil validasi tabel 11 terlihat bahwa lembar observasi aktivitas aktivitas mahasiswa telah valid. Rata-rata kevalidan adalah 3,75 dengan kriteria valid. Dengan demikian lembar observasi terhadap pembelajaran dengan menggunakan buku kerja berbasis penemuan terbimbing dapat digunakan. Lembar observasi aktivitas mahasiswa dapat dilihat pada Lampiran 17.

b. Tes Hasil Belajar Data hasil belajar dalam penelitian diperoleh melalui tes yang

dilakukan, para validator memberikan penilaian. Hasil validasi soal tes hasil belajar dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13. Hasil Validasi Soal Tes Hasil Belajar Nomor

Validator

Kriteria Soal

Berdasarkan hasil validasi tabel 13 terlihat bahwa soal tes hasil belajar mahasiswa telah valid. Rata-rata kevalidan adalah 4,00 dengan kriteria valid. Dengan demikian soal tes dapat digunakan. Tes hasil

Secara ringkas instrumen penelitian yang digunakan untuk mengetahui setiap aspek yang diamati dari produk yang dihasilkan pada penelitian pengembangan ini, dapat dilihat pada Tabel 14.

Tabel 14. Instrumen yang Digunakan dalam Penelitian No Aspek yang diamati

Instrumen yang digunakan

1 Validitas

Lembar Validasi Angket Praktikalitas dan

2 Praktikalitas

wawancara Lembar observasi dan Tes

3 Efektivitas

Hasil Belajar

G. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh melalui berbagai instrumen dianalisis secara

dengan, R

= rerata hasil penilaian dari para validator

V i = skor hasil penilaian validator ke-i n

= banyak validator Kemudian rerata yang didapatkan dikonfirmasikan dengan kriteria

yang ditetapkan. Cara mendapatkan kriteria tersebut adalah sebagai berikut:

a. Rentangan skor mulai dari 1 sampai 5

b. Kriteria dibagi atas lima tingkatan. Istilah yang digunakan disesuaikan dengan aspek-aspek yang bersangkutan.

c. Rentangan rerata dibagi menjadi lima kelas interval. Lalu dihitung rerata semua aspek untuk buku kerja. Untuk

b. Bobot 3 untuk pernyataan Setuju (S)

c. Bobot 2 untuk pernyataan Tidak Setuju (TS)

d. Bobot 1 untuk pernyataan Sangat Tidak Setuju (STS) (Modifikasi dari Arikunto, 2006: 241)

Angket praktikalitas buku kerja dideskripsikan dengan teknik analisis frekuensi data dengan rumus :

= 100% Keterangan : P = Nilai Praktikalitas

R = Skor yang Diperoleh SM = Skor Maksimum (Purwanto, 2004 : 102)

yang berbeda. Untuk menggambarkan data hasil observasi digunakan teknik deskriptif.

b. Observasi Aktivitas Mahasiswa Data observasi diperoleh dengan cara menghitung jumlah mahasiswa yang melakukan aktivitas sebagaimana terdapat pada lembar observasi. Data tersebut dianalisis dengan teknik persentase yang dinyatakan oleh Sudijono (2005:43) sebagai berikut:

f P   100 %

Keterangan: P = persentase aktivitas

f = frekuensi aktivitas

4. Hasil Wawancara Teknik deskriptif digunakan untuk menggambarkan data hasil wawancara dengan mahasiswa mengenai praktikalitas buku kerja. Miles dan Huberman (1984) dalam Sugiyono (2011:246) mengemukakan bahwa “aktivitas dalam analisis data kualitatif yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan”. Mereduksi data merupakan proses menyeleksi, memfokuskan, dan mengabstraksi, dan mentransformasi data mentah yang diperoleh melalui observasi.

5. Tes Hasil Belajar Data yang diperoleh dari tes hasil belajar dianalisis dengan menggunakan perhitungan persentase mahasiswa yang lulus.

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN

Untuk menghasilkan buku kerja berbasis penemuan terbimbing yang valid dilakukan berbagai tahap yaitu tahap pendefenisian. Pada tahap pendefenisian dilakukan analisis terhadap silabus mata kuliah geometri bidang dan ruang, analisis terhadap buku rujukan, mempelajari karakteristik mahasiswa dan berdiskusi dengan dosen pengampu matakuliah geometri ruang. Berdasarkan hasil dari tahap pendefenisian dirancanglah sebuah buku kerja berbasis penemuan terbimbing. Setelah dirancang, buku kerja berbasis penemuan terbimbing divalidasi oleh validator. Tahap pendefenisian dan perancangan ini termasuk ke

1. Hasil Tahap Pendefenisian

Tahap pendefenisian dilakukan untuk mendapatkan gambaran tentang kondisi di lapangan. Hasil tahap pendefenisian ini adalah sebagai berikut:

a. Menganalisis Silabus Mata Kuliah Geometri Bidang dan Ruang

Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap silabus mata kuliah geometri bidang dan ruang Program Studi Pendidikan Matematika UMMY Solok (silabus dapat dilihat pada Lampiran 26). Analisis silabus dilakukan untuk melihat apakah materi yang diajarkan sudah sesuai dengan kompetensi yang diharapkan. Kompetensi yang diharapkan setelah mahasiswa mengambil mata kuliah geometri bidang

Mata kuliah geometri bidang dan ruang dalam mengajarkannya dibagi menjadi dua yakni geometri bidang dan geometri ruang. Materi yang diajarkan pada geometri bidang antara lain: titik, garis, bidang, sudut, segitiga, teorema Pythagoras, lingkaran, luas dan keliling bangun datar, sedangkan materi yang diajarkan pada geometri ruang terdiri dari: luas dan volume bangun ruang, sudut dan jarak pada bangun ruang, dan lukisan dalam ruang.

Analisis yang dilakukan terhadap silabus geometri ruang untuk mahasiswa matematika semester II adalah mengenai kesesuaian materi dengan pendekatan pembelajaran berbasis penemuan terbimbing. Kompetensi utama dan kompetensi khusus geometri ruang untuk

pembelajaran materi lukisan dalam ruang. Dengan demikian materi yang tercakup dalam kompetensi umum 9 tidak dikembangkan dengan pendekatan pembelajaran berbasis penemuan terbimbing.

Tabel 17. Kompetensi Umum dan Kompetensi Khusus Geometri

Ruang untuk Mahasiswa Semester II Setelah Dianalisis Kompetensi Umum

Kompetensi Khusus

8. Mahasiswa dapat

8.1 Mahasiswa dapat menemukan luas dan volum dari menentukan dan

prisma atau limas.

menemukan luas

8.2 Mahasiswa dapat menemukan luas dan volum dari dan volum bangun

sebuah tabung atau kerucut.

ruang

8.3 Mahasiswa dapat menemukan luas dan volum dari sebuah bola.

8.4 Mahasiswa dapat memecahkan permasalahan relevan

9. Mahasiswa dapat

9.1 Mahasiswa dapat melukis irisan bidang dengan memahami

dan bangun ruang dan melukis titik tembus garis pada

Berdasarkan hasil analisis silabus maka buku kerja geometri ruang ini dikembangkan menjadi 3 bagian yaitu buku kerja 1 mengenai luas dan volume bangun ruang, buku kerja 2 mengenai sudut pada bangun ruang, dan buku kerja 3 mengenai jarak pada bangun ruang. Ketiga materi tersebut dikembangkan dengan basis penemuan terbimbing.

b. Menganalisis dan Mereviu Buku Rujukan untuk Mata Kuliah Geometri Ruang

Analisis buku rujukan yang dilakukan bertujuan untuk melihat apakah isi buku sudah sesuai dengan kompetensi dalam silabus. Buku rujukan yang dianalisis adalah buku teks yang selama ini digunakan

f. jarak dua garis sejajar, jarak garis dan bidang yang sejajar, jarak dua bidang sejajar,

g. sudut antara garis dan bidang,

h. sudut antara dua bidang,

i. irisan suatu bidang dengan benda ruang. Ketidakteraturan penyajian materi pada buku teks menyebabkan kesinambungan materi menjadi terganggu. Hal ini tentunya dapat menghambat terciptanya proses pembelajaran yang kondusif. Penyajian materi dalam buku HT tidak mampu melibatkan mahasiswa dalam melakukan penemuan-penemuan guna membangun pemahaman konsep. Cuplikan dari materi yang terdapat pada buku HT sesuai Gambar 2.

DI lebih mendalam. Cuplikan dari materi yang terdapat pada buku DI sesuai Gambar 3.

Gambar 3. Cuplikan Materi Limas pada Buku DI

Materi yang disajikan di buku DI sudah mengarahkan kepada mahasiswa untuk membuktikan salah satunya contoh membuktikan rumus volume limas dengan memandang sebuah kubus terdiri dari tiga buah limas yang kongruen. Namun dalam buku DI belum diberikan langkah-langkah yang lebih jelas dalam membuktikan suatu rumus.

sebanyak 15 orang dengan presentase sebesar 62,5%, SMA jurusan IPS sebanyak 5 orang dengan presentase 20,8% dan SMK sebanyak 4 orang dengan presentase 16,6%.

Latar belakang dari sekolah menengah mahasiswa tentu saja akan berpengaruh kepada kemampuan awal, cara belajar dan motivasi mahasiswa dalam perkuliahan geometri ruang. Buku teks yang digunakan selama ini belum mampu menjadi sumber belajar yang memfasilitasi mahasiswa dengan latar belakang sekolah menengah yang berbeda-beda.

Usia mahasiswa matematika semester II di UMMY Solok berkisar antara 17 - 19 tahun. Penelitian Piaget menyatakan bahwa pada

2) Mahasiswa kesulitan belajar secara kontinu dan terarah dengan sumber belajar yang belum memfasilitasi mahasiswa dalam menemukan konsep geometri ruang.

3) Mahasiswa yang menyimak dan menanggapi serta dapat menyelesaikan soal-soal terkait dengan materi yang diberikan dosen adalah mahasiswa dengan kemampuan akademik tinggi.

Mahasiswa UMMY Solok program studi pendidikan matematika berasal dari tingkat perekonomian menengah ke bawah. Dengan keterbatasan ini tentu saja mahasiswa kesulitan dalam pengadaan sumber belajar. Sumber belajar yang disediakan oleh ruang baca prodi pendidikan matematika dan perpustakaan memiliki jumlah

d. Melakukan Diskusi dengan Dosen

Melakukan diskusi dengan dosen bertujuan untuk mengetahui masalah apa saja yang dihadapi di lapangan sehubungan dengan perkuliahan geometri ruang. Wawancara dilakukan dengan dosen pengampu mata kuliah geometri bidang dan ruang di UMMY Solok secara tidak formal.

Berdasarkan hasil diskusi dengan dosen pengampu mata kuliah geometri ruang terlihat bahwa belum adanya buku kerja untuk mahasiswa baik yang dirancang oleh dosen sendiri maupun dari luar. Diskusi dengan dosen pengampu juga membahas mengenai keterbatasan dosen dalam hal buku rujukan untuk mata kuliah geometri

menganalisis karakteristik mahasiswa dan melakukan diskusi dengan dosen pengampu mata kuliah geometri ruang tampak bahwasanya perlu adanya pengembangan buku kerja yang sesuai dengan silabus dan saran dari dosen pengampu yang berlandaskan teori dari buku rujukan yang mampu memfasilitasi karakter mahasiswa dalam menemukan konsep geometri ruang sehingga mahasiswa dapat belajar secara kontinu dan terarah.

2. Hasil Perancangan Prototipe

Prototipe buku kerja yang dirancang dan dikembangkan merupakan materi perkuliahan geometri ruang untuk semester dua. Berdasarkan tahap pendefinisian, dirancanglah buku kerja berbasis penemuan terbimbing yang sesuai dengan kondisi dan karakteristik mahasiswa UMMY Solok. Buku

Kompetensi utama, kompetensi khusus, indikator merupakan bagian dari sasaran belajar yang dimaksud. Berikut penulisan dari sasaran belajar:

a. Kompetensi Utama Merupakan klasifikasi kemampuan minimal mahasiswa yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada suatu materi perkuliahan. Kata kompetensi utama ditulis dengan menggunakan huruf Rockwell dengan ukuran 12 font berwarna biru langit, di bold dan isi ditulis dengan menggunakan huruf Cambria dengan ukuran

12 font.

berwarna biru langit, di bold dan isi ditulis dengan menggunakan huruf Cambria dengan ukuran 12 font. Penulisan kompetensi utama, kompetensi khusus, indikator dan petunjuk penggunaan, dapat dilihat pada Gambar 4.

2. Ringkasan Materi Ringkasan materi berisi materi penting berupa definisi atau pembuktian rumus yang berkaitan dengan topik bahasan pada buku kerja. Penulisan ringkasan materi dapat dilihat pada Gambar 5.

mahasiswa yang diharapkan mampu menentukan prioritas masalah dari masalah yang disajikan.

Ada beberapa permasalahan yang telah dirancang sesuai dengan masing-masing materi. Permasalahan tersebut diantaranya tentang pengusaha kue yang akan menghitung banyak karton yang dibutuhkan, perusahaan teh botol sosro yang ingin menghitung debit teh yang harus diproduksi dan masalah lainnya. Setiap masalah yang disajikan dilengkapi dengan gambar. Gambar dipilih sesuai dengan masalah sehingga dapat memotivasi mahasiswa dalam belajar dan memudahkan mahasiswa dalam memahami masalah.

b. Analisis masalah Langkah kedua dari pembelajaran berbasis penemuan

terbimbing adalah menganalisis masalah. Analisis masalah diberikan dengan tujuan untuk mempertajam kasanah berpikir mahasiswa dalam menentukan prioritas masalah dari masalah yang diberikan. Pada langkah kedua ini diharapkan mahasiswa mampu memahami masalah dan menganalisisnya sehingga masalah yang diberikan dapat terpecahkan. Contoh penulisan untuk fase analisis masalah dapat dilihat pada Gambar 7.

d. Menemukan jawaban Langkah keempat dari pembelajaran berbasis penemuan

terbimbing adalah menemukan jawaban. Apabila telah diperoleh kepastian tentang kebenaran konjektur, maka verbalisasi konjektur diserahkan kepada mahasiswa untuk menyusunnya, hal ini merupakan tujuan dari menemukan jawaban pada buku kerja. Contoh penulisan untuk fase menemukan jawaban dapat dilihat pada Gambar 9.

4. Latihan Mandiri dan Kunci Jawaban

a. Latihan mandiri Latihan mandiri adalah sekumpulan soal yang dapat dikerjakan oleh mahasiswa untuk melatih kemampuannya berdasarkan konsep yang telah dipelajarinya. Latihan mandiri diberikan kepada mahasiswa dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman konsep yang dipahami oleh mahasiswa dan untuk menguji ketercapaian kompetensi yang harus dimiliki oleh mahasiswa. Contoh latihan mandiri yang terdapat pada buku kerja berbasis penemuan terbimbing seperti pada Gambar 11.

Gambar 12. Kunci Jawaban pada Buku Kerja Berbasis Penemuan Terbimbing

5. Bahan Diskusi Bahan diskusi ini dimaksudkan untuk merangsang kepada mahasiswa agar dapat membentuk kelompok-kelompok belajar dengan harapan terjadi kompetisi yang sehat untuk mendapatkan pemahaman dan nilai yang baik. Selain itu bahan diskusi diharapkan

6. Penunjang Buku Kerja Penunjang buku kerja yang dimaksud disini adalah bagian-bagian lain dari isi buku kerja yang melengkapi sehingga buku kerja lebih menarik dan sistematis. Adapun yang menjadi penunjang buku kerja antara lain cover, kata pengantar, daftar isi, judul dan subjudul. Uraian dari penunjang buku kerja sebagai berikut.

a. Cover Cover dibuat dengan menggunakan software coreldraw X4 dan didesain dengan background berwarna kombinasi biru dan orange, kombinasi biru dan orange dipilih karena warna orange melambangkan perpaduan kehangatan, keceriaan dan keserasian.

“UMMY Solok (Universitas Mahaputra Muhammad Yamin Solok)” menyatakan tempat dimana buku kerja tersebut digunakan. Contoh penyajian cover dapat dilihat pada Gambar 14.

b. Kata Pengantar Halaman pertama setelah cover buku kerja terdapat kata pengantar. Pada bagian awal dari kata pengantar berupa ucapan syukur dan terimakasih dari penulis kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan buku kerja. Bagian kedua berisi tujuan penulisan buku kerja berbasis masalah. Bagian ketiga berisikan materi yang terdapat pada buku kerja. Bagian keempat berisikan permohonan saran atas keterbatasan buku kerja dan

c. Judul Sub Bab, Tujuan dan Materi Perkuliahan Setiap bab pada perkuliahan terdiri dari beberapa materi. Judul materi yang disajikan menggambarkan perkuliahan yang akan dipelajari oleh mahasiswa. Judul materi disesuaikan dengan tujuan perkuliahan. Tujuan perkuliahan ditulis di dalam kolom berwarna biru langit. Jenis tulisan yang digunakan untuk sub bab adalah Rockwell dengan ukuran 24 dan untuk tujuan perkuliahan jenis tulisan yang digunakan adalah Cambria dengan ukuran font

12. Contoh penulisan judul materi pada Buku Kerja berbasis penemuan terbimbing seperti pada Gambar 16 .

2. Setelah prototipe divalidasi, dilakukan diskusi dengan validator, tentang kevalitan prototipe dan meminta saran untuk perbaikan prototipe. Ada 3 aspek yang divalidasi pada buku kerja berbasis penemuan terbimbing yaitu Aspek penyajian, isi, bahasa dan keterbacaan. Selama proses validasi terdapat beberapa revisi yang disarankan oleh pada validator. Revisi tersebut terlihat pada Tabel 18.

Tabel 18. Saran dan Buku Kerja Berbasis Masalah Buku Kerja Validator dan Saran Sebelum Revisi

Sesudah Revisi

I Tidak ada

II Saran :

Tidak ada

Belum ada petunjuk Belum ada

Setelah revisi dilakukan, para validator memberikan penilaian terhadap buku kerja berbasis penemuan terbimbing yang telah dirancang dan diperbaiki oleh peneliti berdasarkan saran yang diberikan para validator. Data hasil validasi buku kerja dapat dilihat secara lengkap pada Lampiran 22. Data hasil validasi buku kerja dapat dilihat secara lengkap pada Lampiran 22. Hasil validasi aspek penyajian buku kerja berbasis penemuan terbimbing dapat dilihat pada Tabel 19.

Tabel 19. Hasil Validasi Aspek Penyajian Buku Kerja

Validator

No Aspek yang Dinilai Rerata Ketegori

1 Memuat tujuan perkuliahan

4 4 4 4,00 Valid

2 Kejelasan petunjuk

4 4 4 4,00 Valid