Sejarah Masa Kebangkitan Nasional pemberantasan

Sejarah Masa Kebangkitan Nasional
Posted on 23 Agustus 2012 | 1 Komentar
Awal abad XX adalah masa Kebangkitan Nasional bangsa Indonesiakarena pada waktu itu patriotpatriot Indonesia telah mulai bangun dari tidurnya yang nyenyak.

Boedi Oetomo – Masa Kabangkitan Nasional I
Kebangkitan nasional Indonesia didorong oleh berbagai faktor, baik faktor dari dalam negeri maupun
faktor dari luar negeri, seperti :
1.

Makin banyaknya orang Indonesia yang terpelajar.

2.

Penderitaan rakyat Indonesia yang makin memuncak sebagai akibat penjajahan Belanda.

3.

Makin meningkatnya semangat ingin merdeka.

4.


Makin meningkatnya kesadaran untuk bersatu dan berorganisasi.

5.

Kemenangan Jepang atas Rusia dalam perang tahun 1905. Dengan kemenangan Jepang itu,
maka bangsa-bangsa Asiayakin bahwa barat dapat dikalahkan oleh bangsa Asia.

6.

Timbulnya gerakan Turki Modern yang membawa pembaharuan.

Sebagai awal kebangkitan Nasional Indonesia, ditandai dengan lahirnya Boedi Oetomo pada tanggal
20 Mei 1908. Walaupun Boedi Oetomo pada mulanya adalah gerakan yang bersifat lokal yang
bertujuan meningkatkan pendidikan, tetapi pengaruhnya kemudian melebar dan meluas ke seluruh
penjuru tanah air Indonesia yang menimbulkan gerakan-gerakan kebangsaan.
Disamping itu ada gerakan-gerakan yang bersifat luas, seperti :
1.

Serikat Dagang Islam (1911).


2.

Indische Partij (1912).

3.

Partai Nasional Indonesia (1927).

4.

Dan partai-partai kebangsaan lainnya yang lahir kemudian.

Sebagai salah satu puncak kesadaran nasional, adalah lahirnyaSumpah Pemuda pada tanggal 28
Oktober 1928. Organisasi organisasi pemuda yang terdiri dari Jong Java, Jong Sumateranen Bond,

Pasundan, Jong Ambon, Jong Minahasa, Jong Celebes, Jong Batak, dan lain-lain mengadakan
pembahasan dan berkesimpulan, bahwa jika Indonesia ingin merdeka maka segenap bangsa Indonesia
harus bersatu.
Untuk itu mereka bersumpah yang terkenal dengan Sumpah Pemuda, yang berbunyi :
“Kami Putra Putri Indonesia” mengaku :



Bertanah Air Satu, Tanah Air Indonesia.



Berbangsa Satu, Bangsa Indonesia.



Berbahasa Satu, Bahasa Indonesia.

Semangat sumpah pemuda mendapat sambutan dari segenap lapisan masyarakat Indonesia. Pada
tanggal 22 Desember 1928 dilangsungkan Kongres Perempuan I di Yogyakarta yang melahirkan
terbentuknya satu federasi antar organisasi wanita, dengan nama Perserikatan Perkumpulan
Perempuan Indonesia (PPPI) sebagai cikal bakal Hari Ibu.
Sebagai penagruh dari sumpah Pemuda timbul gerakan-gerakan yang bersifat kebangsaan yang
semakin meningkatkan kesadaran berbangsa dan kesadaran merdeka lepas dari penjajahan Belanda.
Walau pemerintah kolonial Belanda menangkapi dan membuang para pemimpin bangsa Indonesia,
seperti Ir. Soekarno, Hatta, Sutan Syahrir, Tjipto Mangunkusumo, Ki Hajar Dewantoro, dan ribuan

pemimpin lainnya tetapi jiwa kebangsaan, jiwa persatuan, dan jiwa ingin merdeka yang ditanamkan
oleh sumpah pemuda semakin tumbuh dengan subur,-

BAB II
PANCASILA DALAM KONTEKS
SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA

A.

Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia

Pancasila yang disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 merupakan dasar filsafat begara
Republik Indonesia.
Menurut M. Yamin, berdirinya Negara kebangsaan Indonesia tidak dapat dipisahkan dengan kerajaankerajaan yang ada sebelumnya seperti kerajaan Kutai, Sriwijaya, Majapahit sampai datangnya bangsabangsa lain ke Indonesia untuk menjajah dan menguasai selama beratus-ratus tahun lamanya.
1.

Kerajaan Kutai

Kerajaan Kutai memberikan andil terhadap nilai-nilai Pancasila seperti nilai sosial politik dalam
bentuk kerajaan dan nilai Ketuhanan dalam bentuk kenduri dan juga sedekah pada Brahmana. Pada

zaman ini, masyarakat kutai yang membuka zaman sejarah Indonesia pertama yang menampilkan
nilai-nilai sosial politik serta Ketuhanan.
2.

Kerajaan Sriwijaya

Merupakan kerajaan maritime yang mengandalkan kekuatan laut. Disamping itu, Sriwijaya juga
mengembangkan bidang kependidikan yang dibuktikan dengan adanya semacam universitas agama
Budha yang sangat terkenal di Asia. Cita-cita tentang kesejahteraan bersama dalam suatu Negara telah
tercermin pada kerajaan Sriwijaya yaitu dengan adanya semboyan yang berbunyi; “Marvuat Vanua
Criwijaya Siddhayatra Subhiksa” (suatu cita-cita Negara yang adil dan makmur)
3.

Zaman Kerajaan-Kerajaan Sebelum Majapahit

Sebelum kerajaan majapahit berdiri sebagai suatu kerajaan yang memancangkan nilai-nilai
nasionalisme, telah muncul kerajaan di jawa tengah dan jawa timur secara silih berganti. Kerajaan
kalingga pada abad ke VII, Sanjaya abad ke VIII yang ikut membantu membangun candi Kalasn
untuk Dewa Tara dan sebuah wihara untuk pendeta Budha didirikan di jawa tengah bersama dengan
dinasti Syailendra abad ke VII dan IX. Refleksi puncak budaya dari jawa tengah dalam periode

kerajan-kerajaan tersebut adalah dibangunnya candi Borobuur dan candi Prambanan. Selain kerajaankerajaan di jawa tengah tersebut di jawa timur munculah kerajaan-kerajaan Isana pada abad ke IX,
Darmawangsa abad ke X, Airlangga abad ke XI. Agama yang diakui oleh kerajaan adalah Budha,
Wisnu, dan agama syiwa yang hidup berdampingan secara damai. Raja Airlangga telah mengadakan
hubungan dagang dan bekerjasama dengan Benggala, Chola,dan Champa hal ini menunjukan nilai-

nila kemanusiaan. Di wilayah Kediri jawa timur berdiri pula kerajaan Singasari yang kemudian sangat
erat hubungannya dengan berdirinnya keraan Majapahit.
4.

Kerajaan Majapahit

Masa kejayaan Majapahit yaitu pada masa raja Hayam Wuruk dan patihnya yang bernama Gajah
Mada. Pada masa ini berkembang dua agama yaitu Hindu dan Budha. Majapahit melahirkan beberapa
empu seperti empu Prapanca yang menulis buku Negara Kertagama (1365) yang didalamnya terdapat
istilah ‘PAncasila’, sedangkan empu Tantular mengarang buku Sutasoma yang didalamnya tercantum
semboyan persatuan nasional “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya walaupun berbeda namun tetap
satu jua. Pada tahun 1331, Mahapatih Gajah Mada mengucapkan sumpah palapa yang berisikan citacita mempersatukan seluruh nusantara dalam naungan kerajaan Majapahit. Hal ini yang melandasi
Negara Persatuan dan Kesatuan.
5.


Masa Penjajahan

Dengan berjalannya waktu, Majapahit Runtuh pada permulaan abad XVI. Setelah Majapahit runtuh,
berkembanglah agama Islam dengan pesatnya di Indonesia. Bersama itu pula berkambanglah
kerajaan-karajaan islam seperti kerajaan Demak. Selain itu, mulai berdatangan juga bangsa-bangsa
eropa di nusantara seperti Portugis, Spanyol untuk mencari rempah-rempah. Bangsa asing yang
masuk ke indonesia pada awalnya berdagang, seperti Belanda yang datang ke Indonesia pada akhir
abad XVI dengan membawa bendera VOC (Verenigde Oast Indische Compagnie) atau perkumpulan
dagang. Namun hal tersebut tidak berlangsung lama karena kemudian berubah menjadi praktek
penjajahan. Adanya penjajahan membuat perlawanan dari rakyat indonesia di berbagai wilayah
nusantara, namun karena tidak adanya kesatuan dan persatuan di antara mereka maka perlawanan
tersebut senantiasa sia-sia.
6.

Kebangkitan Nasional

Pada masa ini banyak berdiri gerakan-gerakan nasional untuk mewujudkan suatu bangsa yang
memiliki kehormatan akan kemerdekaan dan kekuataannya sendiri. Diantaranya adalah Budi Utomo
yang dipelopori oleh Dr. Wahidin Sudiro Husodo pada 20 Mei 1908, kemudian Sarekat Dagang Islam
(SDI) tahun 1909 serta Partai Nasional Indonesia (PNI) tahun 1927 yang didirikan oleh Soekarno,

Cipto Mangunkusumo, Sartono serta tokoh lainnya.
Sejak saat itu perjuangan nasional Indonesia mempunyai tujuan yang jelas yaitu Indonesia merdeka.
Perjuangan nasional diteruskan dengan adanya gerakan Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober
1928 yang menyatakan satu bahasa, satu bangsa serta satu tanah air yaitu Indonesia Raya.
7.

Zaman Penjajahan Jepang

Janji penjajah Belanda tentang Indonesia merdeka hanyalah suatu kebohongan belaka dan tidak
pernah menjadi kenyataan samapi akhir penjajahan Belanda tanggal 10 Maret 1940. Kemudian Jepang
masuk ke Indonesia dengan propaganda “Jepang memimpin Asia. Jepang saudara tua bangsa
Indonesia.” Pada tanggal 29 April 1945 bersamaan dengan ulang tahun Kaisar Jepang, penjajah

Jepang aka memberikan kemerdekaan kepada bangsa Indonesia. Janji ini diberikan karena Jepang
terdesak oleh tentara Sekutu. Bangsa Indonesia diperbolehkan memperjuangkan kemerdekaannya, dan
untuk mendapatkan simpati dan dukungan bangsa Indonesia maka Jepang menganjurkan untuk
membentuk suatu badan yang bertugas menyelidiki usaha-usaha persiapan kemerdekaan yaitu
BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau Dokuritsu Zyumbi
Tiosakai. Pada hari itu juga diumumkan sebagai Ketua (Kaicoo) Dr. KRT. Radjiman Widyodiningrat
yang kemudian mengusulkan bahwa agenda pada sidang BPUPKI adalah membahas tentang dasar

negara.

B.

Perumusan Pancasila dan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

1.

Sidang BPUPKI Pertama

Dalam upaya merumuskan Pancasila sebagai dasar negara yang resmi, terdapat usulan-usulan pribadi
yang dikemukakan dalam Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia yaitu :
a) Mr. Muh. Yamin (29 Mei 1945)
Dalam pidatonya tanggal 29 Mei 1945 Muh. Yamin mengusulkan calon rumusan dasar negara sebagai
berikut :
I. Peri kebangsaan
II.Peri kemanusian
III. Peri Ketuhanan
IV. Peri kerakyatan (permusyawaratan, peerwakilan, kebijaksanaan)
V. Kesejahteraan rakyat (keadilan sosial).

Selain usulan tersebut pada akhir pidatonya Muh. Yamin menyerahkan naskah sebagai lampiran yaitu
suatu rancangan usulan sementara berisi rumusan Undang Undang Dasar RI
b) Prof. Dr. Supomo (31 Mei 1945)
Dalam pidatonya Prof. Dr. Supomo mengemukakan teori-teori negara sebagai berikut:
1. Teori negara prseorangan(individualis)
2. Paham negara kelas(class theory)
3. Paham negara integralistik.
Selanjutnya dalam kaitannya dengan dasar filsafat negara Indonesia Soepomo mengusulkan hal-hal
mengenai: kesatuan, kekeluargaan, keseimbangan lahir dan batin, musyawarah, keadilan rakyat.
c) Ir. Soekarno (1 Juni 1945)

Dalam hal ini Ir. Soekarno menyampaikan dasar negara yang terdiri atas lima prinsip yang rumusanya
yaitu: 1. Nasionalisme (kebangsaan Indonesia) 2. Internasionalisme (peri kemanusiaan) 3.
kesejahteraan sosial 4. Ketuhanan yang Maha Esa. Beliau juga mengusulkan bahwa pancasila adalah
sebagai dasar filsafat negara dan pandangan hidup bangsa Indonesia.
Sukarno mengemukakan dasar-dasar sebagai berikut:
Sekarang banyaknya prinsip: kebangsaan, internasionalisme, mufakat, kesejahteraan, dan
ketuhanan, lima bilangannya. Namanya bukan Panca Dharma, tetapi saya namakan ini dengan
petunjuk seorang teman kita ahli bahasa - namanya ialah Pancasila. Sila artinya azas atau dasar,
dan diatas kelima dasar itulah kita mendirikan negara Indonesia, kekal dan abadi.

2.

Sidang BPUPKI Kedua (10-16 Juli 1945)

Dalam sidang ini dibentuk panitia kecil yang terdiri dari 9 orang dan popular disebut dengan “panitia
sembilan” yang anggotanya adalah sebagai berikut:
1. Ir. Soekarno
2. Wachid Hasyim
3. Mr. Muh. Yamin
4. Mr. Maramis
5. Drs. Moh. Hatta
6. Mr. Soebarjo
7. Kyai Abdul Kahar Muzakir
8. Abikoesmo Tjokrosoejoso
9. Haji Agus Salim
Panitia sembilan ini mengadakan pertemuan secara sempurna dan mencapai suatu hasil baik
yaitu suatu persetujuan antara golongan islam dengan golongan kebangsaan. Adapun naskah
preambule yang disusun oleh panitia sembilan tersebut pada bagian terakhir adalah sebagai berikut :
“…………maka disusunlah kemerdekaan bangsa Indonesia itu dalam suatu hukum dasar
negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat
dengan berdasar kepada : Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syari’at islam bagi pemelukpemeluknya, menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia dan kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan sreta dengan
mewujudkan suatu keadilan sosisal bagi seluruh rakyat Indonesia”
Dalam sidang BPUPKI kedua ini pemakaian istilah hukum dasar diganti dengan istilah
undang-undang dasar. Keputusan penting dalam rapat ini adalah tentang bentuk negara republik dan

luas wilayah negara baru. tujuan anggota badan penyelidik adalah menghendaki Indonesia raya yang
sesungguhnya yang mempersatukan semua kepulauan Indonesia. Susunan Undang Undang Dasar
yang diusulkan terdiri atas tiga bagian yaitu :
a) Pernyataan Indonesia merdeka, yang berupa dakwaan dimuka dunia atas Penjajahan Belanda
b) Pembukaan yang didalamnya terkandung dasar negara Pancasila
c) Pasal-pasal Undang Undang Dasar.
3.

Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945
Setelah Jepang menyerah pada sekutu, maka kesempatan itu dipergunakan sebaik-baiknya

oleh para pejuang kemerdekaan bangsa indonesia. Untuk mempersiapkan Proklamasi tersebut maka
pada tengah malam, Soekarno-Hatta pergi ke rumah Laksamana Maeda di Oranye Nassau Boulevard
(sekarang Jl.imam bonjol No.1).
Setelah diperoleh kepastian maka Soekarno-Hatta mengadakan pertemuan pada larut malam
dengan Mr. Achmad Soebardjo, Soekarni, Chaerul Saleh, B.M. Diah, Sayuti Melik, Dr. buntaran, Mr.
Iwakusuma Sumantri dan beberapa anggota PPKI untuk merumuskan redaksi naskah Proklamasi.
Pada pertemuan tersebut akhirnya konsep Soekarno lah yang diterima dan diketik oleh Sayuti Melik.
Kemudian pagi harinya pada tanggal 17 Agustus 1945 di Pegangsaan timur 56 jakarta, tepat
pada hari jumat legi, jam 10 pagi waktu Indonesia barat (Jam 11.30 waktu jepang), Bung Karno
dengan didampingi Bung Hatta membacakan naskah Proklamasi dengan khidmad dan diawali dengan
pidato, sebagai berikut :

PR O K LAMAS I
Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan Kemerdekaan Indonesia. Hal-hal yeng mengenai
pemindahan kekuasaan dan lain-lain diselenggarakan dengan cara seksama dan dalam tempo yang
sesingkat-singkatnya.
Jakarta, 17 Agustus 1945
Atas Nama Bangsa Indonesia
Soekarno Hatta

Sehari setelah Proklamasi keesokan harinya pada tanggal 18 Agustus 1945, PPKI mengadakan
sidangnya yang pertama.
1.

Sidang Pertama (18 Agustus 1945)

Sidang pertama PPKI dihadiri 27 orang dan menghasilkan keputusan-keputusan sebagai berikut :
a.
-

Mengesahkan Undang-Undang dasar 1945 yang meliputi :

Setelah melakukan beberapa perubahan pada piagam Jakarta yang kemudian berfungsi sebagai

pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
-

Menetapkan rancangan Hukum Dasar yang telah diterima dari badan penyilidik pada

tanggal 17 juli 1945, setelah mengalami berbagai perubahan karena berkaitan
dengan perubahan piagam Jakarta, kemudian berfungsi sebagai undang-undang dasar
1945.
b.

Memilih Presiden dan Wakil Presiden yang pertama

c.

Menetapkan berdirinya Komite Nasional Indonesia Pusat sebagai badan Musyawarah

darurat.
C.

Masa Setelah Proklamasi Kemerdekaan
Secara ilmiah masa Proklamasi kemerdekaan dapat mengandung pengertian sebagai berikut :

a) dari sudut hukum ( secara yuridis) proklamasi merupakan saat tidak berlakunya tertib hukum
kolonial.
b) Secara politis ideologis proklamasi mengandung arti bahwa bangsa indonesia terbebas dari
penjajahan bangsa asing melalui kedaulatan untuk menentukan nasib sendiri dalam suatu negara
Proklamasi Republik Indonesia.
Setelah prokamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 ternyata bangsa indonesia masih
menghadapi kekuatan sekutu yang berupaya menanamkan kembali kekuasaan Belanda di Indonesia,
yaitu pemaksaan untuk mengakui pemerintahan Nica ( Netherland Indies Civil Administration).
Selain itu belanda secara licik mempropagandakan kepada dunia luar bahwa negara Proklamasi RI.
Hadiah pasis Jepang.
Untuk melawan propaganda Belanda pada dunia internasional, maka pemerintah RI
mengelurkan tiga buah maklumat :
1) Maklumat Wakil Presiden No. X tanggal 16 Oktober 1945 yang menghentikan kekuasaan luar
biasa dari Presiden sebelum masa waktunya (seharusnya berlaku selama enam bulan). Kemudian
maklumat tersebut memberikan kekuasaan tersebut kepada MPR dan DPR yang semula dipegan oleh
Presiden kepada KNIP.
2) Maklumat pemerintah tanggal 03 Nopember 1945, tantang pembentukan partai politik yang
sebanyak –banyaknya oleh rakyat. Hal ini sebagai akibat dari anggapan pada saat itu bahwa salah satu
ciri demokrasi adalah multi partai. Maklumat tersebut juga sebagai upaya agar dunia barat menilai
bahwa negara Proklamasi sebagai negara Demokratis

3) Maklumat pemerintah tanggal 14 Nopember 1945, yang intinya maklumat ini mengubah sistem
kabinet Presidental menjadi kabinet parlementer berdasarkan asas demokrasi liberal.
v Pembentukan Negara Republik Indonesia Serikat (RIS)
Sebagai hasil dari konprensi meja bundar (KBM) maka ditanda tangani suatu persetujuan(mantel
resolusi) Oleh ratu belanda Yuliana dan wakil pemerintah RI di Kota Den Hag pada tanggal 27
Desember 1949, maka berlaku pulalah secara otomatis anak-anak persetujuan hasil KMB lainnya
dengan konstitusi RIS, antara lain :
a) Konstitusi RIS menentukan bentuk negara serikat (fderalis) yaitu 16 Negara pasal (1 dan 2)
b) Konstitusi RIS menentukan sifat pemerintah berdasarkan asas demokrasi liberal dimana mentrimentri bertanggung jawab atas seluruh kebijaksanaan pemerintah terhadap parlemen (pasal 118 ayat
2)
c) Mukadiamh RIS telah menghapuskan sama sekali jiwa dan semangat maupun isi pembukaan UUD
1945, proklamasi kemerdekaan sebagai naskah Proklamasi yang terinci
Sebelum persetujuan KMB, bangsa Indonesia telah memiliki kedaulatan, oleh karena itu persetujuan
27 Desember 1949 tersebut bukannya penyerahan kedaulatan melainkan “pemulihan kedaulatan” atau
“pengakuan kedaulatan”
v Terbentuknya Negara Republik Indonesia tahun 1950
Berdirinya negara RIS dalam Sejarah ketatanegaraan Indonesia adalah sebagai suatu taktik secara
politis untuk tetap konsisten terhadap deklarasi Proklamasi yang terkandung dalam pembukaan UUD
1945 taitu negara persatuan dan kesatuan sebagaimana termuat dalam alinea IV, bahwa pemerintah
negara.......” yang melindungi segenap bangsa Indoneia dan seluruh tumpah darah negara
Indonesia .....” yang berdasarkan kepada UUD 1945 dan Pancasila. Maka terjadilah gerakan unitaristis
secara spontan dan rakyat untuk membentuk negara kesatuan yaitu menggabungkan diri dengan
Negara Proklamasi RI yang berpusat di Yogyakarta, walaupun pada saat itu Negara RI yang berpusat
di Yogyakarta itu hanya berstatus sebagai negara bagian RIS saja. Pada suatu ketika negara bagian
dalam RIS tinggalah 3 buah negara bagian saja yaitu :
1. Negara Bagian RI Proklamasi
2. Negara Indonesia Timur (NIT)
3. Negara Sumatera Timur (NST)
Akhirnya berdasarkan persetujuan RIS dengan negaraRI tanggal 19 Mei 1950, maka seluruh
negara bersatu dalam negara kesatuan, dengan Konstitusi Sementara yang berlaku sejak 17 Agustus
1950.
Walaupun UUDS 1950 telah merupakan tonggak untuk menuju cita-cita Proklamasi,
Pancasila dan UUD 1945, namun kenyataannya masih berorientasi kepada Pemerintah yang berasas
Demokrasi Liberal sehingga isi maupun jiwanya merupakan penyimpangan terhadap Pancasila. Hal
ini disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut :

a. Sistem multi partai dan kabinet Parlementer berakibat silih bergantinya kabinet yang rata-rata
hanya berumur 6 atau 8 tahun. Hal ini berakibat tidak mempunyai Pemerintah yang menyusun
program serta tidak mampu menyalurkan dinamika Masyarakat ke arah pembangunan, bahkan
menimbulkan pertentangan-pertentangan, gangguan-gangguan keamanan serta penyelewenganpenyelewengan dalam masyarakat.
b. Secara Ideologis Mukadimah Konstitusi Sementara 1950, tidak berhasil mendekati perumusan
otentik Pembukaan UUD 1945, yang dikenal sebagai Declaration of Independence bangsa Indonesia.
Demikian pula perumusan Pancasila dasar negara juga terjadi penyimpangan. Namun bagaimanapun
juga RIS yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dari negara Republik Indonesia Serikat
v Dekrit Presiden 05 Juli 1959
Pada pemilu tahun 1955 dalam kenyataannya tidak dapat memenuhi harapan dan keinginan
masyarakat, bahkan mengakibatkan ketidakstabilan pada politik, social ,ekonomi, dan hankam. Hal
ini disebabkan oleh konstituante yang seharusnya membuat UUD negara RI ternyata membahas
kembali dasar negara, maka presiden sebagai badan yang harus bertanggung jawab mengeluarkan
dekrit atau pernyataan pada tanggal 5 Juli 1959, yang isinya :
1. Membubarkan Konstituante
2. Menetapkan kembali UUDS ’45 dan tidak berlakunya kembali UUDS‘50
3. Dibentuknya MPRS dan DPAS dalam waktu yang sesingkat-singkatnya
Berdasarkan Dekrit Presiden tersebut maka UUD 1945 berlaku kembali di negara Republik Indonesia
hingga sat ini. Dekrit adalah suatu putusan dari orang tertinggi(kepala negara atau orang lain) yang
merupakan penjelmaan kehendak yang sifatnya sepihak. Dekrit dilakukan bila negara dalam keadaan
darurat, keselamatan bangsa dan negara terancam oleh bahaya. Landasan mukum dekrit adalah
‘Hukum Darurat’yang dibedakan atas dua macam yaitu :
a.
b.

Hukum Tatanegara
Darurat Subyektif
Hukum Tatanegara Darurat Subjektif yaitu suatu keadaan hukum yang memberi wewenang

kepada orang tertinggi untuk mengambil tindakan-tindakan hukum.
b. Hukum Tatanegara Da
c. rurat Objektif
Hukum Tatanegara Darurat Objektif yaitu suatu keadaan hukum yang memberikan wewenang
kepada organ tertinggi negara untuk mengambil tindakan-tindakan hukum, tetapi berlandaskan
konstitusi yang berlaku.
Setelah dekrit presiden 5 Juli 1959 keadaan tatanegara Indonesia mulai stabil, keadaan ini
dimanfaatkan oleh kalangan komunis dengan menanamkan ideology belum selesai. Ideology pada
saat itu dirancang oleh PKI dengan ideology Manipol Usdek serta konsep Nasakom. Puncak peristiwa
pemberontakan PKI pada tanggal 30 September 1965 untuk merebut kekuasaan yang sah negara RI,
pemberontakan ini disertai dengan pembunuhan para Jendral yang tidak berdosa. Pemberontakan PKI

tersebut berupaya untukmenggabti secara paksa ideology dan dasar filsafat negara Pancasila dengan
ideology komunis Marxis. Atas dasar tersebut maka pada tanggal 1Oktober 1965 diperingati bangsa
Indonesia sebagai ‘Hari Kesaktian Pancasila’
v Masa Orde baru
‘Orde Baru’, yaitu suatu tatanan masyrakat dan pemerintahan yang menutut dilaksanakannya
Pancasila dan UUD ’45 secara murni dan konsekuen. Munculnya orde baru diawali dengan aksi-aksi
dari seluruh masyarakat antara lain : Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia(KAPPI), Kesatuan
Aksi Mahasiswa Indonesia(KAMI), Kesatuan Aksi guru Indonesia (KAGI), dan lainnya. Aksi tersebut
menuntut dengar tiga tuntutan atau yang dikenal dengan ‘Tritura’, adapun isi tritura tersebut sebagai
berikut :
1). Pembubaran PKI dan ormas-ormasnya
2). Pembersihan kabinet dari unsur G 30 S PKI
3). Penurunan harga
Karena orde lama tidak mampu menguasai pimpinan negara, maka Panglima tertinggi
memberikan kekuasaan penuh kepada Panglima Angkatan Darat Letnan Jendral Soeharto dalam
bentuk suatu surat yang dikenal dengan ‘surat perintah 11 Maret 1966’(Super Semar). Tugas
pemegang super semar yaitu untuk memulihkan keamanan dengan jalan menindak pengacau
keamanan yang dilakukan oleh PKI. Orde Baru berangsur-angsur melaksanakan programnya dalam
upaya merealisasikan pembangunan nasional sebagai perwujudan pelaksanaan Pancasila dan UUD’45
secara murni dan konsekuen.

Risalah sidang BPUPKI dan PPKI
A.

Saat-saat Menjelang Terbentuknya BPUPKI
Setelah Belanda diserbu tentara Nazi Jerman tanggal 5 Mei 1940 dan jatuh pada tanggal 10 Mei

1940, maka Ratu Wihelmina beserta Aparat Pemerintahannya mengungsi ke Inggris, sehingga
pemerintahan Belanda masih dapat berkomunikasi dengan Pemerintah Jajahan di Indonesia. Janji
kemerdekaan yang dijanjikan Belanda hanya kebohongan belaka.
19 maret 1942 jepang masuk ke Indonesia dengan propaganda “Jepang pemimpin Asia, Jepang
saudara tua bangsa Indonesia”. Tetapi dalam perang melawan Sekutu Barat (Amerika, Inggris,
Rusia, perancis, Belanda dan negara sekutu lainnya) Jepang semakin terdesak. Untuk menarik

simpatik dan dukungan dari bangsa Indonesia, Jepang menjanjikan kemerdekaan Indonesia kelak
dikemudian hari.
Pada tanggal 29 April 1945 bersamaan dengan hari lahirnya Kaisar Hironito (Jepang), beliau
memberikan hadiah ‘ulang tahun’ kepada Bangsa Indonesia yaitu janji kedua pemerintah Jepang
berupa “ Kemerdekaan Tanpa Syarat”. Janji itu disampaikan kepada Bangsa Indonesia seminggu
sebelum bangsa Jepang menyerah, dengan maklumat Gunseikan (Pembesar Tertinggi Sipil dari
Pemerintah Militer Jepang di seluruh Jawa dan Madura), No. 23, dalam janji kemerdekaan yang
kedua tersebut bangsa Indonesia diperkenankan untuk memperjuangkan kemerdekaannya. Bahkan
dianjurkan kepada bangsa Indonesia untuk berani mendirikan Negara Indonesia Merdeka dihadapan
musuh-musuh Jepang yaitu sekutu termasuk kaki tangannya NICA (Netherlands Indie Civil
Administration), yang ingin mengembalikan kekuasaan kolonialnya di Indonesia. Bahkan NICA telah
melancarkan serangannya di pulau Tarakan dan Morotai.
Untuk mendapatkan simpati dan dukungan dari bangsa Indonesia maka sebagai realisasi atas janji
tersebut maka dibentuklah suatu Badan yang bertugas menyelidiki usaha-usaha persiapan
kemerdekaan Indonesia yaitu Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan kemerdekaan Indonesia
(BPUPKI) atau Dekoritsu Zyunbi Tioosakai yang tugasnya menyelidiki segala sesuatu hal untuk
persiapan kemerdekaan Indonesia. Pada hari itu juga di umumkan nama-nama ketua, wakil ketua serta
sebagian para anggota sebagai berikut :
Pada waktu itu susunan BPUPKI adalah sebagai berikut :
Ketua (kaicoo)

: Dr. K.R.T Radjiman Wediodiningrat

Ketua Muda (Fuku Kaicoo Tokubetsu Iin) : Hibangse Yosio (Orang
Ketua Muda ( Fuku kaico): R.P. Soeroso ( Merangkap Kepala atau
Anggota 60 orang :
1.

Ir. Soekarno

2.

Mr. Muhammad Yamin

3.

Dr. R. Kusumah Atmaja

4.

R.Abdulrahim Pratalykrama

5.

R. Aris

6.

K. H. Dewantara

7.

K.Bagus H.Hadikusuma

8.

M.P.H. Bintoro

9.

A.K. Moezakir

10. B.P.H. Poerbojo
11. R.A.A. Wiranatakoesoema
12. Ir.R. Asharsoetedjo Moenandar
13. Oeij Tjiang Tjoei
14. Drs. Moh. Hatta

Jepang)
Zimokyoku Kucoo)

15. Oey Tjong Hauw
16. H. Agus Salim
17. M.Soetardjo kartohadikusumo
18. R.M.Margono Djojohadikusumo
19. K.H. Abdul Halim
20. K.H. Masjkoer
21. R. Soedirman
22. Prof. Dr. P.A.H. Djayadiningrat
23. Prof. Dr. Soepomo
24. Prof. Ir. Roeseno
25. Mr. R.P. Singgih
26. Mr.Ny. Maria Ulfah Santoso
27. R.M.T. A. Soejo
28. R. Ruslan Wongsokusumo
29. R. Soesanto tirtoprodjo
30. Ny. R.S.S. Soemario
31. Dr. R. Boentaran Martoatmodjo
32. Liem Koen Hian
33. Mr. J. Latuharhary
34. Mr. R. Hindromartono
35. R. Soekardjo Wirjopranoto
36. Hadji Ah. Sanoesi
37. A.M. dasaat
38. Mr. Tan Eng Hoa
39. Ir.R.M.P. soerachman
40. R.A.A. Soemitro Kolopaking Tjokroadisurjo
41. K.R.M.T.H. Woeryaningrat
42. Mr. A. Soebardjo
43. Prof. Dr. R. Djenal Asiki Widjayakoesoema
44. Abikoesno
45. Parada Harapan
46. Mr. R.M. Sartono
47. K.H.M. Mansoer
48. K.R.M.A. sosrodiningrat
49. Mr. Soewandi
50. K.H.A. Wachid Hasyim
51. P. F. Dahler

52. Dr. Soekiman
53. Mr. K.R.M.T. Wongsonegoro
54. R. Oto Iskandar Dinata
55. A. Baswedan
56. Abdul Kadir
57. Dr. Samsi
58. Mr. A.A. Maramis
59. Mr. Samsoedin
60. Mr. R. Sastromoeljono
Disamping itu, pada tanggal 29 april 1945 jepang memperbolehkan berkibarnya bendera merah
putih berdampingan dengan bendera Jepang.
B.

Sidang BPUPKI Pertama
Sidang BPUPKI pertama dilaksanakan selama empat hari di gedung Chuo Sangi In di Jalan

Pejambon 6 Jakarta yang kini dikenal dengan sebutan Gedung Pancasila. Pada zaman Belanda,
gedung tersebut merupakan gedung Volksraad, lembaga DPR bentukan Belanda. Sidang dibuka pada
tanggal 28 Mei 1945 dan pembahasan dimulai keesokan harinya 29 Mei 1945 dengan tema Dasar
Negara. Sidang ini membahas dan merancang calon dasar Negara R.I. yang akan merdeka. Pada rapat
pertama ini terdapat 3 orang yang mengajukan pendapatnya tentang dasar negara.
Pada tanggal 29 Mei 1945, Mr. Muhammad Yamin dalam pidato singkatnya mengemukakan lima
asas yaitu :
1.

Peri Kebangsaan

2.

Peri Kemanusiaan

3.

Peri Ketuhanan

4.

Peri Kerakyatan

5.

Kesejahteraan Rakyat (keadilan sosial)

Pada tanggal 31 Mei 1945, Prof. Dr. Mr. Soepomo dalam pidato singkatnya mengusulkan lima asas :
1.

Persatuan

2.

Kekeluargaan

3.

Keseimbangan lahir batin

4.

Musyawarah

5.

Keadilan rakyat

Pada tanggal 1 Juni 1945, Ir. Soekarno mengusulkan lima asas pula yang disebut Pancasila, yaitu :
1.

Kebangsaan Indonesia

2.

Internasionalisme atau Perikemanusiaan

3.

Mufakat atau Demokrasi

4.

Kesejahteraan Sosial

5.

Ketuhanan yang Maha Esa

Kelima asas dari Soekarno disebut Pancasila yang menurut beliau dapat diperas menjadi Trisila atau
Tiga Sila yaitu :
1.

Sosionasionalisme

2.

Sosiodemokrasi

3.

Ketuhanan dan Kebudayaan

Bahkan masih menurut Soekarno, Trisila tersebut di atas masih dapat diperas menjadi Ekasila yaitu
sila Gotong Royong. Selanjutnya lima asas tersebut kini dikenal dengan istilah“Pancasila” namun
dengan urutan dan nama yang sedikit berbeda. Sementara itu, perdebatan terus berlanjut di antara
peserta sidang BPUPKI mengenai penerapan aturan Islam dalam Indonesia yang baru.
C.

Masa Antara Sidang Pertama Dan Kedua

Setelah berakhir masa sidang BPUPKI yang pertama, belum nampak hasil kesepakatan Dasar Negara
Indonesia. Maka dibentuk panitia delapan (panitia kecil) yang tugasnya untuk memeriksa usul-usul
yang masuk untuk ditampung dan dilaporkan pada sidang BPUPKI yang kedua. Beranggotakan 8
orang :
1.

Ir. Soekarno (ketua merangkap anggota)

2.

Ki Bagoes Hadikoesoemo

3.

Kyai haji wachid hasyim

4.

Mr. Muhammad yamin

5.

M. soetardjo kartohadikoesoemo

6.

Mr. A.A. maramis

7.

R. Oto iskandar dinata

8.

Drs. Mohammad hatta

Hasil rapat panitia kecil (panitia delapan) :
1.

Supaya selekas-lekasnya Indonesia Merdeka.

2.

Supaya hukum dasar yang akan dirancangkan itu diberi semacam preambule (Mukaddimah).

3.

Menerima anjuran Ir. Soekarno supaya BPUPKI terus bekerja sampai terwujudnya suatu hukum

dasar.
4.

Membentuk satu panitia kecil penyelidik usu-usul/perumusan dasar negara yang dituangkan

dalam mukaddimah hukum dasar.
Segera selesai sidang Panitia Kecil, dibentuk Panitia Sembilan sebagai penyidik usul-usul/perumus
Dasar Negara yang dituangkan dalam Mukaddimah Hukum Dasar yang beranggotakan 9 orang yang
besidang di kediaman Ir. Soekarno,di Pegangsaan Timur no. 56 Jakarta.
1.

Ir. Soekarno (ketua merangkap anggota)

2.

Drs. Mohammad hatta

3.

Mr. A.A. maramis

4.

Kyai haji wachid hasyim

5.

Abdul kahar muzakir

6.

Abikusno tjokrosujoso

7.

H. Agus salim

8.

Mr. Achmad soebardjo

9.

Mr. Muhammad yamin

Setelah melakukan kompromi antara 4 orang dari kaum kebangsaan (Nasionalis) dan 4 orang dari
pihak Islam, tanggal 22 Juni 1945 Panitia Sembilan kembali bertemu dan menghasilkan rumusan
dasar negara yang dikenal dengan “Piagam Jakarta” (Jakarta Charter) yang berisikan :
1.

Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya.

2.

Kemanusiaan yang adil dan beradab.

3.

Persatuan Indonesia.

4.

Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.

5.

Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

D.

Sidang BPUPKI Kedua (10-16 Juli 1945)
Rapat kedua berlangsung 10-16 Juli 1945 dengan tema bahasan bentuk negara, wilayah negara,

kewarganegaraan, rancangan Undang-Undang Dasar, ekonomi dan keuangan, pembelaan negara,
pendidikan dan pengajaran. Dalam rapat ini dikenalkan 5 anggota baru : abdul fatah hasan, asikin
natanegara, P. Surio Hamidjojo, Mr. Muhammad Besar, dan Abdul Kaffar. Dalam rapat ini pula
dibentuk “Panitia Perancang Undang-Undang Dasar”beranggotakan 19 orang dengan ketua Ir.
Soekarno, “Panitia Pembelaan Tanah Air”dengan ketua Abikoesno Tjokrosoejoso beranggotakan 23
orang dan “Panitia Ekonomi dan Keuangan” diketuai Mohamad Hatta beranggotakan 23 orang.
Pada tanggal 11 Juli 1945 Panitia Perancang UUD membentuk lagi panitia kecil beranggotakan 7
orang yaitu :
1.

Prof. Dr. Mr. Soepomo (ketua merangkap anggota)

2.

Mr. Wongsonegoro

3.

Mr. Achmad Soebardjo

4.

Mr. A.A. Maramis

5.

Mr. R.P. Singgih

6.

H. Agus Salim

7.

Dr. Soekiman
Pada tanggal 14 Juli 1945 Panitia Perancang UUD mengadakan sidang untuk membahas hasil

kerja panitia kecil perancang UUD tersebut. Kemudian pada tanggal 14 Juli 1945, rapat pleno
BPUPKI menerima laporan Panitia Perancang UUD yang dibacakan oleh Ir. Soekarno. Dalam laporan
tersebut tercantum tiga masalah pokok yaitu :
1.

Pernyataan indonesia merdeka

2.

Pembukaan UUD 1945

3.

E.

Batang tubuh UUD

Proklamasi 17 Agustus 1945
Setelah Jepang menyerah kepada Sekutu pada tanggal 15 Agustus 1945, kesempatan ini

digunakan sebaik-baiknya oleh para pejuang Kemerdekaan Bangsa Indonesia. Namun terjadi
perbedaan pendapat dalam pelaksanaan dan waktunya. Golongan pemuda lebih agresif yaitu untuk
menghendaki kemerdekaan secepat mungkin. Perbedaan ini memuncak dengan diamankannya Ir.
Soekarno dan Moh. Hatta ke Rengasdengklok agar tidak mendapat pengaruh dari jepang .Setelah
pertemuan di Penjambon 16 agustus 1945 dan berita kepastian jepang telah menyerah kalah. Maka
Soekarno-Hatta setuju dilaksanakan proklamasi kemerdekaan dan diadakan di Jakarta.
Seokarno-Hatta pergi ke rumah Laksamana Maeda di Oranye Nassau Boulevard (sekarang Jl.
Imam Bonjol no. 1) di mana telah berkumpul di sana: B.M. Diah, Bakri, Sayuti melik, Dr. Buntaran,
Mr. Iwakusumati dan beberapa anggota PPKI untuk merumuskan redaksi naskah Proklamasi. Dan
pada akhirnya konsep Soekarnolah yang diterima dan diketik Sayuti Melik.
Pagi harinya 17 agustus 1945 bertempat di Pegangsaan Timur 56 Jakarta, bertepatan hari Jum’at
legi, jam 10 pagi waktu Indonesia Barat, Bung Karno di dampingi Bung Hatta membacakan naskah
Proklamasi dengan khidmat dan diawali dengan pidato, sebagai berikut:
PROKLAMASI
Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan Kemerdekaan Indonesia. Hal-hal yang mengenai
pemindahan kekuasaan dan lain-lain diselenggarakan dengan seksama dan dalam tempo yang
sesingkat-singkatnya.
Jakarta, 17 Agustus 1945
Atas Nama Bangsa Indonesia
Soekarno-Hatta
Berita Proklamasi yang sudah meluas di seluruh Jakarta disebarkan keseluruh Indonesia. Selain
lewat radio, berita Proklamasi juga disiarkan lewat pers dan surat sebaran.
F.

Pembentukan PPKI

Karena BPUPKI dianggap terlalu cepat ingin melaksanakan proklamasi kemerdekaan, maka Jepang
membubarkannya bertepatan 7 agustus 1945 dan membentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (PPKI) Dokuritsu Junbi Iin-kai pada tanggal 9 Agustus 1945 yang diketuai oleh Ir.
Soekarno. Pada awalnya PPKI beranggotakan 21 orang (12 orang dari Jawa, 3 orang dari Sumatra, 2
orang dari Sulawesi, 1 orang dari Kalimantan, 1 orang dari Nusa Tenggara, 1 orang dari Maluku, 1
orang dari golongan Tiongho). Susunan awal anggota PPKI adalah sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.

Ir. Seokarno (Ketua)
Drs. Moh. Hatta (Wakil Ketua)
Prof. Mr. Dr. Soepomo
KRT Radjiman Wedyodiningrat

5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.

R. P. Soeroso
Soetardjo Kartohadikoesoemo
Kiai Abdoel Wachid Hasjim
Ki Bagus Hadikusumo
Otto Iskandardinata
Abdoel Kadir
Pangeran Soerjohamidjojo
Pangeran Poerbojo
Dr. Mohammad Amir
Mr. Abdul maghfar
Mr. Mohammad Hasan
Dr. GSSJ Ratulangi
Andi Pangerang
A.H. hamidan
I Goesti ketoet Poedja
Mr. Johannes Latuharhary
Drs. Yap Tjwan Bing

Selanjutnya tanpa sepengetahuan Jepang, keanggotaan bertambah 6 yaitu :
1.
Achmad soebardjo (Penasehat)
2.
Sajoeti Melik
3.
Ki Hadjar Dewantata
4.
R.A.A. Wiranatakoesoema
5.
Kasman singodimedjo
6.
Iwa Koesoemasoemantri

Tanggal 9 Agustus 1945, sebagai pimpinan PPKI yang baru, soekarno, Hatta dan Radjiman
Wedyodiningrat diundang ke Dalat untuk bertemu Marsekal Terauchi. Setelah pertemuan tersebut,
PPKI tidak dapat bertugas karena para pemuda mendesak agar proklamasi kemerdekaan tidak
dilakukan atas nama PPKI, yang dianggap merupakan alat buatan Jepang. Bahkan rencana rapat 16
Agustus 1945 tidak dapat terlaksana karena terjadi peristiwa Rengasdengklok.
G. Sidang PPKI Pertama
Untuk merealisasikan tujuan Proklamasi Kemerdekaan, pada tanggal 18 Agustus 1945 ketua dan
anggota PPKI berkumpul di Pejambon (sekarang Departemen Kehakiman) untuk mengadakan sidang.
Setelah jalannya sidang, PPKI mengambil keputusan penting sebagai berikut :
1.

Mengesahkan Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.

2.

memilih dan mengangkat Ir. Soekarno sebagai presiden RI dan Drs. M. Hatta sebagai wakil

presiden RI (yang pertama).
3.

membentuk Komite Nasional untuk membantu tugas presiden sebelum DPR/MPR terbentuk.

4.

Mengesahkan rancangan hukum dasar yang telah diterima oleh BPUPKI (pada sidang kedua)

sebagai undang-undang dasar negara RI (1945) setelah mengalami berbagai perubahan.

Berkaitan dengan UUD, terdapat perubahan dari bahan yang dihasilkan oleh BPUPKI, antara lain:

1.

Kata Muqaddimah diganti dengan kata Pembukaan.

2.

Pada pembukaan alenia keempat anak kalimat Ketuhanan, dengan menjalankan syariat Islam

bagi pemeluk-pemeluknya diganti denganKetuhanan yang Maha Esa.
3.

Pada pembukaan alenia keempat anak kalimat "Menurut kemanusiaan yang adil dan beradab"

diganti menjadi "kemanusiaan yang adil dan beradab".
4.

Pada pasal 6:1 yang semula berbunyi Presiden ialah orang Indonesia Asli dan beragama

Islam diganti menjadi Presiden adalah orang Indonesia Asli.
H. Sidang PPKI Yang Kedua
Sidang PPKI yang kedua dilaksanakan tanggal 19 Agustus 1945. Pada sidang ini menghasilkan dua
keputusan :
1.

Membentuk 12 departemen dan menteri - menterinya.

2.

Menetapkan pembagian wilayah Republik Indonesia atas delapan provinsi

Departemen-departemen :
1.

Departemen dalam negeri

2.

Departemen luar negeri

3.

Departemen kehakiman

4.

Departemen keuangan

5.

Departemen kemakmuran

6.

Departemen kesehatan

7.

Departemen pengajaran pendidukan dan kebudayaan

8.

Departemen sosial

9.

Departemen pertahanan

10. Departemen penerangan
11. Departemen perhubungan
12. Departemen pekerjaan umum
Wilayah Indonesia atas delapan Propinsi :
1.

Propinsi Sumatra

2.

Propinsi jawa barat

3.

Propinsi jawa tengah

4.

Propinsi jawa timur

5.

Propinsi kalimantan

6.

Propinsi sulawesi

7.

Propinsi maluku

8.

Propinsi sunda kecil

I.

Sidang ppki ketiga

Sidang PPKI yang ketiga dilaksanakan tanggal 22 Agustus 1945 membicarakan soal pembentukan
Komite Nasional, Partai Nasional Indonesia dan Badan Keamanan Rakyat.
Setelah menyelesaikan sidang yang ketiga tersebut, maka ppki secara tidak langsung bubar dan para
anggotanya dilebur menjadi anggota inti dari komite nasional indonesia pusat (K.N.I.P.) yang
anggotanya kurang lebih 150 orang dilantik langsung oleh presiden Soekarno pada hari rabu 29
Agustus 1945 di gedung kebudayaan (gedung komidi di pasar baru).
Untuk menghindari kesalah-pahaman terhadap status dan fungsi K.N.I.P menjelaskan sehubungan
dengan maklumat no. X. Penjelasan tersebut tertanggal 20 oktober 1945. Menurut keputusan ini maka
badan pekerja bekewajiban dan berhak :
a.

Turut menetapkan garis-garis besar haluan negara.

b.

Menetapkan bersama-sama dengan presiden undang-undang mengenai segala macam urusan

pemerintahan.
.

Sejarah/Asal Usul berdiri Negara Indonesia
Posted by alfi
Republik Indonesia ialah sebuah negara kepulauan yang disebut sebagai Nusantara (Kepulauan
Antara) yang terletak di antara tanah besar Asia Tenggara dan Australia dan antara Lautan Hindi dan
Lautan Pasifik. Indonesia bersempadankan Malaysia diKalimantan,Papua New Guinea di pulau
Papua, dan Timor Timur/Timor Leste di pulau Timor.
Sejarah Indonesia meliputi suatu rentang waktu yang sangat panjang yang dimulai sejak zaman
prasejarah oleh “Manusia Jawa” pada masa sekitar 500.000 tahun yang lalu. Periode dalam sejarah
Indonesia dapat dibagi menjadi lima era: era pra kolonial, munculnya kerajaan-kerajaan HinduBuddha serta Islam di Jawa dan Sumatera yang terutama mengandalkan perdagangan; era kolonial,
masuknya orang-orang Eropa (terutama Belanda) yang menginginkan rempah-rempah mengakibatkan
penjajahan oleh Belanda selama sekitar 3,5 abad antara awal abad ke-17 hingga pertengahan abad ke20; era kemerdekaan, pasca Proklamasi Kemerdekaan Indonesia (1945) sampai jatuhnya Soekarno
(1966); era Orde Baru, 32 tahun masa pemerintahan Soeharto (1966–1998); serta era reformasi yang
berlangsung sampai sekarang.

Prasejarah
Secara geologi, wilayah Indonesia modern muncul kira-kira sekitar masa Pleistocene ketika masih
terhubung dengan Asia Daratan. Pemukim pertama wilayah tersebut yang diketahui adalah manusia
Jawa pada masa sekitar 500.000 tahun lalu. Kepulauan Indonesia seperti yang ada saat ini terbentuk
pada saat melelehnya es setelah berakhirnya Zaman Es.
Era pra kolonial
Para cendekiawan India telah menulis tentang Dwipantara atau kerajaan Hindu Jawa Dwipa di pulau
Jawa dan Sumatra sekitar 200 SM. Kerajaan Tarumanagara menguasai Jawa Barat sekitar tahun 400.
Pada tahun 425 agama Buddha telah mencapai wilayah tersebut. Pada masa Renaisans Eropa, Jawa
dan Sumatra telah mempunyai warisan peradaban berusia ribuan tahun dan sepanjang dua kerajaan
besar yaitu Majapahit di Jawa dan Sriwijaya di Sumatra sedangkan pulau Jawa bagian barat mewarisi
peradaban dari kerajaan Tarumanagara dan Kerajaan Sunda.
Kerajaan Hindu-Buddha

Pada abad ke-4 hingga abad ke-7 di wilayah Jawa Barat terdapat kerajaan bercorak Hindu-Budha
yaitu kerajaan Tarumanagara yang dilanjutkan dengan Kerajaan Sunda sampai abad ke-16. Pada masa
abad ke-7 hingga abad ke-14, kerajaan Buddha Sriwijaya berkembang pesat di Sumatra. Penjelajah
Tiongkok I Ching mengunjungi ibukotanya Palembang sekitar tahun 670. Pada puncak kejayaannya,
Sriwijaya menguasai daerah sejauh Jawa Barat dan Semenanjung Melayu. Abad ke-14 juga menjadi
saksi bangkitnya sebuah kerajaan Hindu di Jawa Timur, Majapahit. Patih Majapahit antara tahun 1331
hingga 1364, Gajah Mada berhasil memperoleh kekuasaan atas wilayah yang kini sebagian besarnya
adalah Indonesia beserta hampir seluruh Semenanjung Melayu. Warisan dari masa Gajah Mada
termasuk kodifikasi hukum dan dalam kebudayaan Jawa, seperti yang terlihat dalam wiracarita
Ramayana.
Kerajaan Islam
Islam sebagai sebuah pemerintahan hadir di Indonesia sekitar abad ke-12, namun sebenarnya Islam
sudah sudah masuk ke Indonesia pada abad 7 Masehi. Saat itu sudah ada jalur pelayaran yang ramai
dan bersifat internasional melalui Selat Malaka yang menghubungkan Dinasti Tang di Cina, Sriwijaya
di Asia Tenggara dan Bani umayyah di Asia Barat sejak abad 7. Menurut sumber-sumber Cina
menjelang akhir perempatan ketiga abad 7, seorang pedagang Arab menjadi pemimpin pemukiman
Arab muslim di pesisir pantai Sumatera. Islam pun memberikan pengaruh kepada institusi politik
yang ada. Hal ini nampak pada Tahun 100 H (718 M) Raja Sriwijaya Jambi yang bernama
Srindravarman mengirim surat kepada Khalifah ‘Umar bin ‘Abdul ‘Aziz dari Khilafah Bani Umayah
meminta dikirimkan da`i yang bisa menjelaskan Islam kepadanya. Surat itu berbunyi: “Dari Raja di
Raja yang adalah keturunan seribu raja, yang isterinya juga cucu seribu raja, yang di dalam kandang
binatangnya terdapat seribu gajah, yang di wilayahnya terdapat dua sungai yang mengairi pohon
gaharu, bumbu-bumbu wewangian, pala dan kapur barus yang semerbak wanginya hingga
menjangkau jarak 12 mil, kepada Raja Arab yang tidak menyekutukan tuhan-tuhan lain dengan
Tuhan.
Saya telah mengirimkan kepada anda hadiah, yang sebenarnya merupakan hadiah yang tak begitu
banyak, tetapi sekedar tanda persahabatan. Saya ingin Anda mengirimkan kepada saya seseorang yang
dapat mengajarkan Islam kepada saya dan menjelaskan kepada saya tentang hukum-hukumnya.” Dua
tahun kemudian, yakni tahun 720 M, Raja Srindravarman, yang semula Hindu, masuk Islam.
Sriwijaya Jambi pun dikenal dengan nama Sribuza Islam. Sayang, pada tahun 730 M Sriwijaya Jambi
ditawan oleh Sriwijaya Palembang yang masih menganut Budha.
Islam terus mengokoh menjadi institusi politik yang mengemban Islam. Misalnya, sebuah kesultanan
Islam bernama Kesultanan Peureulak didirikan pada 1 Muharram 225H atau 12 November tahun
839M. Contoh lain adalah Kerajaan Ternate. Islam masuk ke kerajaan di kepulauan Maluku ini tahun

1440. Rajanya seorang Muslim bernama Bayang Ullah.
Kesultanan Islam kemudian semikin menyebarkan ajaran-ajarannya ke penduduk dan melalui
pembauran, menggantikan Hindu sebagai kepercayaan utama pada akhir abad ke-16 di Jawa dan
Sumatra. Hanya Bali yang tetap mempertahankan mayoritas Hindu. Di kepulauan-kepulauan di timur,
rohaniawan-rohaniawan Kristen dan Islam diketahui sudah aktif pada abad ke-16 dan 17, dan saat ini
ada mayoritas yang besar dari kedua agama di kepulauan-kepulauan tersebut.
Penyebaran Islam dilakukan/didorong melalui hubungan perdagangan di luar Nusantara; hal ini,
karena para penyebar dakwah atau mubaligh merupakan utusan dari pemerintahan islam yg datang
dari luar Indonesia, maka untuk menghidupi diri dan keluarga mereka, para mubaligh ini bekerja
melalui cara berdagang, para mubaligh inipun menyebarkan Islam kepada para pedagang dari
penduduk asli, hingga para pedagang ini memeluk Islam dan meyebarkan pula ke penduduk lainnya,
karena umumnya pedagang dan ahli kerajaan/kesultanan lah yang pertama mengadopsi agama baru
tersebut. Kesultanan/Kerajaan penting termasuk Samudra Pasai, Kesultanan Banten yang menjalin
hubungan diplomatik dengan negara-negara Eropa, Kerajaan Mataram di Yogja / Jawa Tengah, dan
Kesultanan Ternate dan Kesultanan Tidore di Maluku di timur.
Kolonisasi Belanda
Mulai tahun 1602 Belanda secara perlahan-lahan menjadi penguasa wilayah yang kini adalah
Indonesia, dengan memanfaatkan perpecahan di antara kerajaan-kerajaan kecil yang telah
menggantikan Majapahit. Satu-satunya yang tidak terpengaruh adalah Timor Portugis, yang tetap
dikuasai Portugal hingga 1975 ketika berintegrasi menjadi provinsi Indonesia bernama Timor Timur.
Belanda menguasai Indonesia selama hampir 350 tahun, kecuali untuk suatu masa pendek di mana
sebagian kecil dari Indonesia dikuasai Britania setelah Perang Jawa Britania-Belanda dan masa
penjajahan Jepang pada masa Perang Dunia II. Sewaktu menjajah Indonesia, Belanda
mengembangkan Hindia-Belanda menjadi salah satu kekuasaan kolonial terkaya di dunia. 350 tahun
penjajahan Belanda bagi sebagian orang adalah mitos belaka karena wilayah Aceh baru ditaklukkan
kemudian setelah Belanda mendekati kebangkrutannya.
VOC
Pada abad ke-17 dan 18 Hindia-Belanda tidak dikuasai secara langsung oleh pemerintah Belanda
namun oleh perusahaan dagang bernama Perusahaan Hindia Timur Belanda (bahasa Belanda:
Verenigde Oostindische Compagnie atau VOC). VOC telah diberikan hak monopoli terhadap
perdagangan dan aktivitas kolonial di wilayah tersebut oleh Parlemen Belanda pada tahun 1602.

Markasnya berada di Batavia, yang kini bernama Jakarta.
Tujuan utama VOC adalah mempertahankan monopolinya terhadap perdagangan rempah-rempah di
Nusantara. Hal ini dilakukan melalui penggunaan dan ancaman kekerasan terhadap penduduk di
kepulauan-kepulauan penghasil rempah-rempah, dan terhadap orang-orang non-Belanda yang
mencoba berdagang dengan para penduduk tersebut. Contohnya, ketika penduduk Kepulauan Banda
terus menjual biji pala kepada pedagang Inggris, pasukan Belanda membunuh atau mendeportasi
hampir seluruh populasi dan kemudian mempopulasikan pulau-pulau tersebut dengan pembantupembantu atau budak-budak yang bekerja di perkebunan pala. VOC menjadi terlibat dalam politik
internal Jawa pada masa ini, dan bertempur dalam beberapa peperangan yang melibatkan pemimpin
Mataram dan Banten.
Setelah VOC jatuh bangkrut pada akhir abad ke-18 dan setelah kekuasaan Britania yang pendek di
bawah Thomas Stamford Raffles, pemerintah Belanda mengambil alih kepemilikan VOC pada tahun
1816. Sebuah pemberontakan di Jawa berhasil ditumpas dalam Perang Diponegoro pada tahun 18251830. Setelah tahun 1830 sistem tanam paksa yang dikenal sebagai cultuurstelsel dalam bahasa
Belanda mulai diterapkan. Dalam sistem ini, para penduduk dipaksa menanam hasil-hasil perkebunan
yang menjadi permintaan pasar dunia pada saat itu, seperti teh, kopi dll. Hasil tanaman itu kemudian
diekspor ke mancanegara. Sistem ini membawa kekayaan yang besar kepada para pelaksananya –
baik yang Belanda maupun yang Indonesia. Sistem tanam paksa ini adalah monopoli pemerintah dan
dihapuskan pada masa yang lebih bebas setelah 1870.
Pada 1901 pihak Belanda mengadopsi apa yang mereka sebut Kebijakan Beretika (bahasa Belanda:
Ethische Politiek), yang termasuk investasi yang lebih besar dalam pendidikan bagi orang-orang
pribumi, dan sedikit perubahan politik. Di bawah gubernur-jendral J.B. van Heutsz pemerintah
Hindia-Belanda memperpanjang kekuasaan kolonial secara langsung di sepanjang Hindia-Belanda,
dan dengan itu mendirikan fondasi bagi negara Indonesia saat ini.
Gerakan nasionalisme
Pada 1905 gerakan nasionalis yang pertama, [Serikat Dagang Islam] dibentuk dan kemudian diikuti
pada tahun 1908 oleh gerakan nasionalis berikutnya, [Budi Utomo]. Belanda merespon hal tersebut
setelah Perang Dunia I dengan langkah-langkah penindasan. Para pemimpin nasionalis berasal dari
kelompok kecil yang terdiri dari profesional muda dan pelajar, yang beberapa di antaranya telah
dididik di Belanda. Banyak dari mereka yang dipenjara karena kegiatan politis, termasuk Presiden
Indonesia yang pertama, Soekarno.

Perang Dunia II
Pada Mei 1940, awal Perang Dunia II, Belanda diduduki oleh Nazi Jerman. Hindia-Belanda
mengumumkan keadaan siaga dan di Juli mengalihkan ekspor untuk Jepang ke AS dan Britania.
Negosiasi dengan Jepang yang bertujuan untuk mengamankan persediaan bahan bakar pesawat gagal
di Juni 1941, dan Jepang memulai penaklukan Asia Tenggara di bulan Desember tahun itu. Di bulan
yang sama, faksi dari Sumatra menerima bantuan Jepang untuk mengadakan revolusi terhadap
pemerintahan Belanda. Pasukan Belanda yang terakhir dikalahkan Jepang pada Maret 1942.
Era Jepang
Pada Juli 1942, Soekarno menerima tawaran Jepang untuk mengadakan kampanye publik dan
membentuk pemerintahan yang juga dapat memberikan jawaban terhadap kebutuhan militer Jepang.
Soekarno, Mohammad Hatta, dan para Kyai didekorasi oleh Kaisar Jepang pada tahun 1943. Tetapi,
pengalaman dari penguasaan Jepang di Indonesia sangat bervariasi, tergantung di mana seseorang
hidup dan status sosial orang tersebut. Bagi yang tinggal di daerah yang dianggap pen